PENGARUH UNIQUE SELLING PROPOSITION TERHADAP BRAND EQUITY MINUMAN ISOTONIK MEREK MIZONE : Survei pada Komunitas Mizone 100% Indonesia.

(1)

PENGARUH UNIQUE SELLING PROPOSITION TERHADAP BRAND EQUITY MINUMAN ISOTONIK MEREK MIZONE

(Survei pada Komunitas Facebook Mizone 100% Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Oleh RISKA ANDINA

0802769

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN BISNIS FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PENGARUH UNIQUE SELLING PROPOSITION TERHADAP BRAND EQUITY MINUMAN ISOTONIK MIZONE

(Survei pada Komunitas Facebook Mizone 100% Indonesia)

Oleh : Riska Andina

0802769

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Manajemen Bisnis

Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Riska Andina

Universitas Pendidikan Indonesia Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difoto kopi atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH UNIQUE SELLING PROPOSITION TERHADAP BRAND EQUITY MINUMAN ISOTONIK MEREK MIZONE

(Survei pada Komunitas Facebook Mizone 100% Indonesia)

Skripsi ini Disetujui dan Disahkan oleh : Pembimbing

Lisnawati, S.Pd., MM. NIP. 19850112 201012 2 005

Mengetahui,

Dosen Fakultas Ketua Program Studi

Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Pendidikan Menajemen Bisnis

Dr. H. Edi Suryadi, M.Si Dr. Lili Adi Wibowo, S.Sos., S.Pd., M.M. NIP 19600412 198603 1 002 NIP. 19690404 199903 1 001

Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis

Riska Andina NIM. 0802769


(4)

ABSTRAK

Riska Andina (0802769), “Pengaruh Unique Selling Proposition terhadap Brand Equity minuman Isotonik merek Mizone (Survei pada Komunitas Mizone 100% Indonesia)”. Dibawah bimbingan Lisnawati.S.Pd.,MM.

Persaingan kategori minuman isotonik terus meningkat seiring pesatnya industri minuman di Indonesia, hal ini berdampak bagi produsen minuman isotonik Mizone untuk melakukan upaya untuk meningkatkan ekuitas merek dan keunggulan bersaing melalui strategi program promosi iklan sehingga diharapkan dapat mempengaruhi meningkatkan ekuitas merek dengan melakukan strategi Unique Selling Proposition untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya pada Brand Equity merekMizone.

Penelitian ini bertujuan untuk 1) Gambaran Unique Selling Proposition terhadap produk minuman isotonik merek Mizone. 2) Gambaran Brand Equity pada produk minuman isotonik merek Mizone. 3) Pengaruh Unique Selling Proposition terhadap Brand Equity produk minuman isotonikMizone. Objek penelitian ini adalah pengguna minuman isotonik merek Mizone di Komunitas Mizone 100% Indonesia.Variabel bebas dalam penelitian ini adalah unique selling proposition terhadap brand equity sebagai variabel tidak bebas. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, verifikatif, dan metode yang digunakan adalah explanatory survey dengan teknik simple random sampling, dengan jumlah sampel 120 responden. Teknik analisa data yang digunakan adalah Regresi linier sederhana dengan alat bantu software komputer SPSS 20.0. Hasil yang diperoleh dalam penelitian menyatakan bahwa unique selling proposition berpengaruh terhadap brand equity minuman isotonik merek Mizone sebesar 54,1%. Dari hasil penelitian terhadap pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa unique selling proposition memiliki pengaruh yang positif terhadap brand equity.

Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan nilai perhitungan yang diperoleh melalui regresi linier sederhana lebih besar dibandingkan dengan yang terdapat pada tabel.Artinya secara keseluruhan dan individu terdapat pengaruh yang signifikan dari unique selling proposition terhadap brand equity

minuman isotonik merek Mizone. Dalam penelitian ini terdapat temuan bahwa 1) dimensi unique selling proposition yaitu pesan terhadap pesan tentang manfaat produk, pesan tentang keunikan merek,keunikan isi pesan dan pengulangan pesan dilaksanakan dengan baik 2)brand equity minuman isotonik merek Mizone 3)Unique selling proposition berpengaruh tinggi terhadap brand equity minuman isotonik merek Mizone.

Penulis merekomendasikan agar perusahaan lebih kreatif dalam memilih unique selling proposition

sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan brand equity minuman isotonik merek Mizone.


(5)

Riska Andina, 2014

Abstract

Riska Andina (0802769), influence Unique Selling Proposition of Brand Equity brand Isotonik drink Mizone (survey on Community 100% Indonesia Mizone). Under the guidance of

Lisnawati.S.Pd., MM

The competition categories of drinks is on the rise as growing isotonik beverage industry in Indonesia, This affects isotonik drink manufacturer Mizone to make an effort to increase brand equity and competitive advantage through strategy program ad campaign that is expected to affect the increases brand equity by doing the strategies Unique Selling Proposition to know how big its influence on Brand Equity brand Mizone. This research aims to 1) description of the Unique Selling Proposition of isotonik drink brand products Mizone. 2) Description Brand Equity isotonik drink brand products Mizone. 3) influence of the Unique Selling Proposition of Brand Equity isotonik drink Mizone products. The object of this research is the user drinks brand isotonik Mizone in Mizone 100% Indonesia. Free variables in this study is the unique selling proposition of brand equity as a not free variable. This type of research is descriptive, verifikatif, and the method used was explanatory survey with simple random sampling techniques, with a total sample of 120 respondents. Data analysis technique used is a simple linear Regression with SPSS computer software tools 20.0. The results obtained in the study stated that the unique selling proposition to brand equity brand isotonik drink Mizone of 54,1%. From the results of research on hypothesis testing can be aware that unique selling proposition has a positive influence on brand equity.

Based on the overall value of the research results obtained by calculation of linear regression, simple greater than it is on the table.It means the overall and the individual there is a significant influence of the unique selling proposition of brand equity brand Mizone isotonik drink. In this study there were findings that 1) dimension of the unique selling proposition of a message with a message about the benefits of the product, a message about the uniqueness of the brand, the uniqueness of the message body and message retries well-executed 2) brand equity brand isotonik drink Mizone 3) Unique selling proposition was influential to brand equity brand isotonik drink Mizone.

The author recommends that companies are more creative in choosing a unique selling proposition as one strategy to increase brand equity brand isotonik drink Mizone.


(6)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ...1

1.2 Identifikasi Masalah ...12

1.3 Rumusan Masalah ...13

1.4 Tujuan Penelitian ...14

1.5 Kegunaan Penelitian...14

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ……….. 15

2.1 Kajian Pustaka ...15

2.1.1 Konsep Unique Selling Proposition ...15

2.1.1.1 Definisi Unique Selling Proposition………. 24

2.1.1.2 Dimensi Unique Selling Proposition ...25

2.1.2 Pengaruh Brand Equity ...27

2.1.3.1 Definisi Brand Equity ……….. 27

2.1.3.2 Dimensi Brand Equity ……… 31

2.1.3.3 Keuntungan dari Brand Equity ……… 35

2.1.4 Pengaruh USP terhadap Brand Equity ...37

2.1.5 Orisinilitas Penelitian ………. 39

2.2 Kerangka Pemikiran ...47

2.3 Hipotesis ...48

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN……….. 49

3.1 Objek Penelitian ... 49

3.2 Metode Penelitian... 50

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 50

3.2.2 Operasionalisasi Variabel... 51

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv


(7)

Riska Andina, 2014

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 59

3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ... 61

3.2.4.1 Populasi ... 61

3.2.4.2 Sampel ... 62

3.2.4.3 Teknik Sampling ... 62

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 66

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 66

3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas ... 66

3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 69

3.2.7 Teknik Analisis Data ... 72

3.2.7.1 Analisis Deskriptif ... 72

3.2.7.2 Analisis Verifikatif menggunakan Regresi Linier Sederhana ... 74

3.2.8 Pengujian Hipotesis ... 76

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 80 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ………. 80

4.1.1 Profil Perusahaan PT. Aqua Golden Missisipi Tbk ……….. 80

4.1.1.1 Visi dan Misi………...……… 81

4.1.1.2 Identitas Perusahaan Mizone………... 82

4.1.1.3 Identitas Merek Produk………..…….. 82

4.1.2 Profil Pengguna Mizone………... 83

4.2.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……….….…….. 83

4.2.1.2 Karakteristik Responden berdasarkan Usia…...…..…….... 84

4.1.2.3 Karakteristik Responden berdasarkan Status………..….… 85

4.1.2.4Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan ….……. 86

4.1.2.5 Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan ………… 87

4.1.2.6 Karateristik Respoden Berdasarkan Penghasilan ……...…. 88

4.1.2.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku ……… 89 4.1.3 Pengalaman Responden ………


(8)

4.1.3.1 Pengalaman berdasarkan lamanya menjadi

pelanggan/konsumen Mizone……… 91 4.1.3.2 Pengalaman berdasarkan rata-rata pembelian Mizone

perbulan ……… 92

4.1.3.3Pengalaman berdasarkan merek minuman isotonk lain ….. 93 4.1.2.4Pengalaman berdasarkan alasan memilih Mizone ………... 94 4.1.2.5 Pengalaman berdasarkan Mesia konsep periklanan

minuman isotonik Mizone ………. 95

4.2 Tanggapan Responden Terhadap Unique Selling Proposition 97 4..2.1 Dimensi pesan tentang manfaat Produk dalam Unique

Selling Propositon Produk Minuman Mizone ....……… 97 4.2.2 Dimensi Pesan tentang Keunikan Merek dalam Unique

Selling Propositon Produk Minuman Mizone …………. 97 4.2.3 Dimensi Keunikan Isi Pesan dalam Unique Selling

Propositon Produk Minuman Mizone……….. 101 4.2.4 Dimensi Pengulangan pesan dalam Unique Selling

Propositon Produk Minuman Mizone………. 103 4.2.5 Gambaran terhadap Variabel Unique selling Proposition… 104 4.3Tanggapan Responden terhadap Brand Equity……… 107

4..3.1 Dimensi Perceived Quality dalam Brand Equity Produk

minuman Isotonik Mizone ………..

107 4.3.2 Dimensi Perceived value for Cost dalam Brand Equity

Produk minuman Isotonik Mizone ………

109 4.3.3 Dimensi Brand Uniqueness dalam Brand Equity Produk

minuman Isotonik Mizone ………..

110 4.3.4 Dimensi Willingness a Price Premium dalam Brand Equity

Produk minuman Isotonik Mizone ……….…….

111 4.4 Pengaruh Unique Selling Proposiiton terhadap Brand Equity…… 116 4.4.1 Uji Asumsi Klasik ……….………..…… 116


(9)

Riska Andina, 2014

4.4.1.2 Uji Heteroskedastisitas ………..….………… 117 4.2.3 Uji Auto Korelasi ……… 117 4.4.2 Analisis Linier Sederhana ……….. 118 4.4.2.1 Uji F Pengaruh Unique Selling Proposition terhadap

Brand Equity ………

119 4.4.2.2 Uji t Pengaruh Unique Selling Proposition terhadap

Brand Equity ……….

120

4.4.3 Koefisien Determinasi ……….………. 121

4.5 Implikasi Hasil Penelitian ……….. 124 4.5.1 Gambaran penelitian bersifat Empirik Deskriptif ……… 125 4.5.2 Temuan Penelitian Bersifat Empirik Verifikatif ……..………… 125 4.5.3 Temuan Penelitian Bersifat Empirik Teoritik ……..……… 125 4.5.4 Implikasi Hasil Penelitian Unique Selling Proposition di

lingkungan Universitas ……….

126

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 127

5.1Kesimpulan ……… 127

5.2 Rekomendasi ………. 138

DAFTAR PUSTAKA ……… 139


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Perkembangan pertumbuhan perekonomian Indonesia tahun 2012 mengalami perkembangan positif yang berhubungan erat dengan perbaikan pada prospek permintaan domestik dan mulai munculnya tanda-tanda pemulihan perekonomian global. Kegiatan ekonomi ini terus membaik diperkirakan mencapai 6,6% atau meningkat dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun 2010 mencapai 6,1%. (Badan Pusat Statistik, No.72/11/Th.XIV, 7 November 2011). Hal tersebut dapat terlihat dari proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Tabel 1.1 berikut:

Sumber : Bank Indonesia. Indonesian Economic Observasion 2011-2012

GAMBAR 1.1

PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA 2012

Berdasarkan Gambar 1.1 pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2010 sebesar 6,1%, pada tahun 2011 mengalami peningkatan menjadi 6,6%. Hal ini menunjukan bahwa perekonomian Indonesia membaik dan terus akan meningkat sampai dengan tahun 2012 yang diprediksikan dapat sampai dengan 6,7%. Pertumbuhan ekonomi yang membaik akan menjadikan persaingan di berbagai industri dalam permintaan barang maupun jasa. Salah satu sektor penunjang pertumbuhan ekonomi Indonesia yaitu industri

6,1 6,6

6,7 5

6 7

2010 2011 2012


(11)

makanan dan minuman. Meningkatnya pertumbuhan permintaan berbagai produk makanan dan minuman, para produsen dalam industri ini dituntut untuk melakukan terobosan strategi produk yang baru agar dapat bersaing dengan industri lainnya dengan menghasilkan produk terbaik. Dalam pertumbuhan produksi makanan minuman memiliki pertumbuhan yang terus meningkat mengingat makanan dan minuman menjadi hal pokok dalam kehidupan sehari-hari. Peningkatan pertumbuhan tersebut cukup besar sebagaimana disajikan pada Tabel 1.1 berikut :

TABEL 1.1

PERTUMBUHAN INDEKS PRODUKSI MAKANAN DAN MINUMAN

Tahun Indeks

2007 5,19

2008 2,65

2009 11,15

2010 6,41

2011 8,34

2012 11,66

Sumber: Modifikasi Badan Pusat Statistik 2012

Berdasarkan Tabel 1.2 pertumbuhan industri makanan dan minuman terus meningkat sampai tahun 2009 sebesar 11,15 lalu menurun ditahun 2010 sebesar 6,41, dan meningkat kembali di tahun 2011 sebesar 8,34. Peluang industri makanan dan minuman memberikan pengaruh positif terhadap perekonomian di Indonesia, produk minuman dikategorikan dalam beberapa varian minuman seperti minuman energi, minuman air mineral, minuman sari buah, minuman teh dalam keemasan, minuman kopi dalam kemasan dan minuman isotonik. Dalam persaingan yang kompetitif menuntut perusahaan melakukan strategi yang unggul untuk memenangkan persaingan, karena


(12)

kesadaran masyarakat untuk memilih minuman dalam memilih suatu produk yang baik dan berkualitas. Tubuh membutuhkan cairan dengan jumlah rata-rata 2.000 sampai 2.500 ml untuk menganti cairan yang keluar melalui pernapasan, keringat dan urin, oleh karena itu tubuh membutuhkan cairan pengganti.

Minuman isotonik merupakan minuman yang bisa mengganti cairan tubuh. energi sampai elektrolit tubuh yang hilang. Perusahaan dalam industri minuman isotonik berkompetisi untuk mencapai pangsa pasar dengan menawarkan produk yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga semakin banyaknya kesempatan bagi konsumen untuk mendapatkan suatu produk terbaik. Persaingan yang tinggi pada perusahaan isotonik menyebabkan konsumen dihadapkan pada beberapa jenis minuman isotonik dengan berbagai merek, kemasan, serta kualitasnya. Berikut Tabel 1.3 perusahaan-perusahaan dalam industri minuman isotonik di Indonesia

TABEL 1.2

PERUSAHAAN DALAM INDUSTRI MINUMAN ISOTONIK

No. Merek Perusahaan

1 Pocari sweat PT Amerta Indah Otsuka

2 Mizone PT Aqua Golden

3 Powerade Isotonik PT Coca Cola Indonesia

4 Vitazone PT Tirta Fresindo Jaya

5 Viton PT Tempo food

6 Optima Sweat PT Navika Baverage

7 Mari sweat PT Ulam Tiba Halim

8 Kino sweat Group Kino

9 Hydro Coco PT. Kalbe Farma

10 Superade PT Buana Tirta Utama

11 100 Plus Minuman Isotonik PT Polari Limunusa Inti

12 2 Tang Minuman Isotonik PT Tang Mas


(13)

No. Merek Perusahaan

14 X-Ion PT Dankos Laboratories

15 Zporto PT Triusaha Mitraharja

16 Aquarius PT Coca Cola Bottling Indonesia

Sumber: IMS Nielsen media research 2012 dan beberapa sumber yang diolah

Berdasarkan Tabel 1.2 menunjukan terdapat lima belas perusahaan besar yang memproduksi produk minuman isotonik, masing-masing perusahaan tersebut berkompetisi dalam mengembangkan keunggulan yang dimiliki melalui berbagai inovasi guna mendominasi persaingan pasar. Berikut ini merupakan penjualan Minuman Isotonik di Indonesia.

TABEL 1.3

PENJUALAN MINUMAN ISOTONIK DI INDONESIA

Tahun Nilai

(Rp. Triliun)

2010 2.900

2011 3.500

2012 4.200

Sumber:www.kemenperin.go.id 19:31:00, 25 Juli 2012

Berdasarkan pada Tabel 1.3 menunjukan bahwa pertumbuhan penjualan minuman isotonik meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2010 penjualan minuman isotonik mencapai sebesar Rp 2.900 triliun, kemudian naik pada tahun 2011 mencapai angka Rp 3.500 triliun, kenaikan penjualan minuman ini membuat para produsen minuman isotonik semakin bermunculan dan pada tahun 2012 mencapai angka 4.200 triliun sampai dengan Juli 2012. Peningkatan penjualan setiap tahun terlihat adanya pangsa pasar yang tinggi


(14)

terhadap pangsa minuman tersebut, hal ini membuat industri minuman isotonik semakin banyak perusahaan yang akan masuk pada kategori ini.

Persaingan para industri ini didominasi oleh PT. Amerta Indah Otsuka dengan produknya Pocari Sweat dan PT. Aqua Golden dengan produk Mizone. Kedua industri tersebut merupakan market leader dari pangsa pasar industri minuman isotonik di Indonesia. Banyaknya industri yang bermunculan karena adanya peluang yang cukup besar di pasar minuman isotonik mengakibatkan ketatnya persaingan minuman isotonik. Dirangkum dalam IMS Nelsen media research terdapat 15 industri minuman isotonik dan akan terus meningkat untuk tahun kedepannya Beberapa merek mencoba untuk membesarkan merek dagangnya di Indonesia. Berikut ini merupakan top brand index minuman isotonik.

TABEL 1.4

TOP BRAND INDEX MINUMAN ISOTONIK TAHUN 2009-2012

No Merek

TBI (%)

2009 2010 2011 2012

1 Pocari Sweat 49,6 59,4 48,8 50,1

2 Mizone 40,3 32,4 42,7 41,7

3 Hydro Coco - - 1,6 2.1

Sumber: Modifikasi dari Majalah Marketing 02/XII/Febuari2012

Berdasarkan Tabel 1.4 menunjukan bahwa kekuatan merek Pocari Sweat menjadi pertingkat pertama pada Top Brand di Indonesia setiap tahunnya walaupun terjadi penurunan top brand indeks dari 59,4% ditahun 2010 menjadi 48,8% ditahun 2011, dan meningkat kembali di tahun ini sebesar 50,1%. Penurunan top brand indeks pada tahun 2012 terjadi pada setiap produk minuman isotonik tersebut, karena peningkatan jumlah


(15)

produk minuman isotonik di pasaran maka akan semakin banyak pula pilihan yang akan dipilih konsumen.

Pengukuran terhadap kekuatan merek atau Top brand Index tersebut berdasarkan hasil survei dari Fortier Consulting Group. Pengukuran ini menggunakan tiga parameter, yaitu mind share, market share dan commitment share. Mind share mengindikasikan kekuatan merek di dalam benak konsumen kategori bersangkutan.. Market share menunjukan kekuatan merek di pasar tertentu dalam hal perilaku pembelian aktual dari konsumen. Commitment share menjelaskan kekuatan merek dalam mendorong konsumen untuk membeli merek terkait di masa mendatang. Dari tabel tersebut dapat terlihat produk minuman Pocari Sweat memiliki pangsa pasar terbesar dan diikuti dengan Mizone.

TABEL 1.5

BRAND SHARE MINUMAN ISOTONIK

No. Merek 2009 2010 2011 2012

1 Pocari Sweat 51,9% 45,5% 47,3% 56,4%

2 Mizone 34,9% 42% 42,7% 39,5%

3 Hydroo Coco - 1,9% 2,3% 1,2%

Sumber : Modifikasi majalah SWA No.19/XXV/3-13 Sept 2009, SWA 21/XXV/4-13 Okt 2010, SWA 3-12 Okt 2011/XXVII

Berdasarkan Tabel 1.5 menggambarkan bahwa Brand Share minuman isotonik dikuasai oleh PT. Amerta Indah Otsuka dengan produk Pocari sweat di setiap tahunnya. Pocari sweat memiliki market share tertinggi yaitu sebesar 56,4% dari pangsa minuman isotonik di Indonesia pada tahun 2012, meningkat dari 47,3% dari tahun 2011 lalu pada urutan ke dua Mizone memiliki market share sebanyak 39,5% menurun dari tahun 2011 sebesar 42,7%. Persaingan terlihat dari adanya perubahan brand share setiap tahunnya,


(16)

pada tahun 2012 yang termasuk dalam dua merek terbesar dalam pangsa pasar isotonik adalah pocari sweat dan Mizone. Hal tersebut menjelaskan adanya permasalahan pada keputusan pembelian minuman isotonik Mizone. Tingginya brand share yang diperoleh setiap merek minuman isotonik didukung oleh kinerja merek. Berikut ini adalah kinerja merek minuman isotonik Indonesia

TABEL 1.6

KINERJA MEREK MINUMAN ISOTONIK di INDONESIA 2011-2012

No. Merek

Brand Value

2011 2012

1 Pocari Sweat 67,8% 61,2%

2 Mizone 63,2% 53,3%

3 Hydro Coco 35,9% 26,2%

Sumber : modifikasi majalah SWA 21/XXVII/2011, SWA 20/XXVII/2012

Kekuatan merek dapat terlihat dari kinerja merek suatu merek. Berdasarkan Tabel 1.6 kinerja merek minuman isotonik Pocari Sweat mengalami penurunan kinerja di tahun 2012, penurunan terjadi pula pada Mizone dari 57,2% di tahun 2011 menjadi 53,3% dan Vitazone mengalami peningkatan kinerja merek di tahun 2012 sedangkan Fatigon Hydropada tahun 2012 masuk kedalam 4 besar kinerja merek terbesar. Hal ini menunjukan bahwa adanya merek isotonik yang mengalami perubahan kinerja.

Adanya kenaikan atau kemunduran dari kinerja merek tersebut akan berdampak pada brand equity merek minuman isotonik tersebut, karena brand equity terdiri dari dua konstruk multidimensional yang salah satunya yaitu brand


(17)

value. Brand value sangat berkaitan dengan ekuitas merek. Apabila brand value suatu produk mengalami penurunan secara tidak langsung maka ekuitas merek produk akan mengalami penurunan. Tabel 1.7 berikut adalah TOM (Top Of Mind) dari merek Pocari sweat dan Mizone

TABEL 1.7

TOM (Top Of Mind) MEREK MINUMAN ISOTONIK 2011-2012

No. Merek

TOM Ad Awareness TOM Brand

2011 2012 2011 2012

1 Pocari Sweat 50,2 46.8 41,7 35,1

2 Mizone 46,9 44.6 37,5 34,2

Sumber : Modifikasi majalah SWA 21/XXVII/2011

Kekuatan suatu merek dapat diukur dengan mempertimbangkan aspek popularitas merek (Brand Awareness) dalam TOM (Top Of Mind) menurut survei yang dilakukan majalah SWA dan MARS. Berdasarkan Tabel 1.8 TOM awareness Pocari sweat dan Mizone mengalami pemurunan dari 50.2 menjadi 46,8 pada tahun 2012 untuk merek Pocari sweat dan penurunan merek mizone dari 46,9 menjadi 44,6 ditahun 2012. Penurunan terjadi pula pada TOM Brand Pocari sweat dan Mizone ditahun 2012 namun Vitazone mengalami peningkatannya di tahun 2012.

Brand equity adalah keseluruhan dari asset atau harta dari suatu nama merek dan symbol yang menambahkan nilai dari suatu barang dan jasa pada perusahaan atau pelanggan (David Aaker,2008:157). Semakin kuat brand equity suatu produk, semakin kuat pula daya tarik dimata konsumen untuk melakukan pembelian serta mengantarkan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari waktu ke waktu.


(18)

Mengingat pentingnya meningkatkan brand equity, maka para perusahaan PT. Aqua Golden sebagai produsen merek Mizone dituntut untuk terus berupaya melakukan strategi-strategi pemasaran yang bertujuan untuk meningkatkan brand equity dalam menghadapi ancaman pesaing. Mizone melakukan berbagai strategi promosi baik melalui promosi above the line (ATL) yaitu pasang iklan di televisi, radio, media massa dan melakukan promosi below the line (BTL) yaitu brosur, pamphlet,baligo dan lainnya, serta dengan promosi internet termasuk pada jejaring sosial dengan bertema “Mizone 100%”. Berikut ini Tabel 1.8 strategi-strategi yang dilakukan Minuman Mizone.

TABEL 1. 8

STRATEGI-STRATEGI YANG DILAKUKAN MINUMAN ISOTONIK MIZONE 2013

Mizone

Product 1. Peluncuran produk Mizone yaitu :

- Mizone Blewah

Price 2. Harga mulai dari Rp. 2.500 untuk ukuran 500 ml

Place 1. Penjualan minuman mizone di tempat yang mudah

terjangkau oleh konsumen seperti supermarket, toko-toko kecil, kelontongan, supermarket mini hingga supermarket besar.

2.

Promotion 1. Advertising : Kampanye terbaru: “Bantu Semangat

OK lagi !”. Bertujuan menyebarkan semangat positif agar bisa menginspirasi dan menggerakkan

masyarakat Indonesia memiliki semangat positif serta berani melakukan perubahan yang dimulai dari diri sendiri. Kampanye dituangkan dalam bentuk street musical yang melibatkan akting, menari dan menyanyi.

2. Sales Promotion : Mizone mengadakan promo baru yaitu mendapatkan diskon 50% setiap pembelian botol Mizone rasa Blewah 500ml yang kedua. 3. Public Relation : Mizone mengadakan sampling

road show di beberapa kota besar pada pusat keramaian. Mizone memasuki sekolah dengan membuat iklan dam logo mizone pada lapangan olahraga serta di white board SMA ternama di beberapa kota besar.


(19)

MIZONE

Promotion 4. Direct Marketing : Mizone senangtiasa mengikuti promosi di pameran-pameran dengan membuka booth khusus Mizone guna untuk menawarkan produknya

5. Personal Selling : Mizone mengadakan acara Mizone Toko Niat baik disetiap pada bulan Ramadan di setiap kota besar untuk mempromosikan Mizone secara langsung kepada konsumen.

Sumber : diolah dari beberapa sumber di internet dan majalah

Dalam strategi-strategi yang dilakukan Mizone, salah satu strategi yang dilakukan oleh PT. Aqua Golden Missisipi dalam meningkatkan kekuatan merek tersebut yaitu melalui kegiatan promosi, dengan menggunakan bauran promosi iklan. Mizone melakukan promosi intensif setiap tahunnya, melalui iklan dengan gaya unik. Cara strategi kampanye Flashmob yang kreatif dan unik menjadikan trensetter di produk sejenis. Melalui promosi tersebut memiliki tujuan untuk menginspirasi dan menggerakkan masyarakat Indonesia memiliki semangat positif serta berani melakukan perubahan yang dimulai dari diri sendiri. Kampanye dituangkan dalam bentuk street musical yang melibatkan akting, menari dan menyanyi dengan penuh warna yang menarik dan pesan yang mudah diingat konsumen seperti “Bantu semangatmu OK lagi”,

Pesan yang ingin disampaikan mizone cukup jelas yaitu “everyday restoration drink”, sehingga mampu memancing minat konsumen untuk membeli produk ini, seolah-olah

produk Mizone “mampu membaca keinginan” setiap konsumennya.

Iklan sebagai elemen promosi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan para perusahaan dalam menyampaikan pesan penjualan. Iklan yang dilakukan perusahaan sangat menunjang dalam peningkatan nilai brand suatu merek. Mizone City Project merupakan promosi untuk menarik perhatian merek luar kategori minuman isotonik agar memilih minuman isotonik terutama untuk segmen pasar mahasiswa dan pasar


(20)

profesional muda.. Mengetahui bahwa remaja dan profesional muda menghabiskan lebih banyak waktu online, Danone bermitra dengan Admax Network untuk tetap terdepan dari pesaing yang telah jenuh media TV, cetak dan luar ruangan. Produsen Mizone berusaha untuk menyelidiki lebih luas dan lebih dalam ke pasar anak muda dengan meningkatkan keterlibatan secara online

Program promosi merupakan faktor penting untuk meningkatkan nilai merek. Promosi dapat mempengaruhi keputusan pembelian dan pembelian ulang melalui serangkaian program, acara maupun kampanye yang dilakukan guna meningkatkan kesadaran produk. Dengan adanya program promosi yang dilakukan konsumen dapat dengan mudah mengingat berbagai macam pilihan produk agar konsumen tidak merasa bosan. Perusahaan dapat berkembang jika mempunyai keunggulan unik dibandingkan pesaing lainnya, apabila perusahaan tudak mempunyai keunggulan unik, maka pesaingnya dapat menggeser posisi strategiknya (Henderson,2008:9). Salah satu strategi promosi yaitu Unique Selling Proposition. Rooser Reeves yang di kutip Kotler (2005:261) berpendapat Unique Selling Proposition, perancang iklan membuat pernyataan berdasarkan atribut produk yang unik yang mewakili keuntungan konsumen yang khas dan bermakna.

Unique Selling Preposition merupakan cara kreatif dan unik yang optimal karena member pelanggan sebuah alasan yang berbeda untuk memilih brand yang ditawarkan oleh pembuat iklan disamping penawaran bersaing lainnya. Bagi salah satunya Mizone

City Project” dengan slogan „Bantu Semangatmu Ok lagi!” merupakan Unique Selling Proposition yang Bertujuan menyebarkan semangat positif agar bisa menginspirasi dan menggerakkan masyarakat Indonesia memiliki semangat positif serta berani melakukan


(21)

perubahan yang dimulai dari diri sendiri. Positioning merupakan strategi untuk memenangi dan menguasai benak pelanggan melaui produk yang ditawarkan (Kartajaya, Hermawan : 2006:11).

Positioning diciptakan untuk mendukung pembentukan citra produk sehingga sangat berkaitan dengan brand dari produk tersebut. Rooser Reeves dalam Kotler (2012:341) menyatakan bahwa dengan satu pesan, penetapan posisi yang konsisten membuat komunkasi dengan pasar sasaran menjadi lebih mudah, satu pesan mengakibatkan karyawan lebih jelas berpikir tentang yang perlu di pertimbangkan, dan satu pesan itu juga mempermudah penyesuaian orang secara keseluruhan dengan penetapan posisi.

Berdasarkan data permasalahan yang telah diuraikan makan peneliti merasa perlu

untuk melakukan penelitian tentang, “Pengaruh Unique Selling Proposition Terhadap Brand Equity Produk Minuman Isotonik Mizone”.

1.2Identifikasi Masalah

Persaingan dalam industri minuman isotonik semakin berkembang, hal ini membuat setiap perusahaan melakukan berbagai strategi baru dalam menarik pelanggan dan menguasai pasar minuman isotonik. Mizone termasuk kedalam produsen minuman isotonik terbesar. Mizone memiliki pangsa pasar yang besar walaupun belum dapat mengalahkan kompetitornya. Banyaknya minuman isotonik yang bermunculan membuat Mizone membuat berbagai macam strategi dengan tujuan menarik konsumen dan bersaing dengan produsen lain serta untuk menguasai pasar minuman isotonik. Untuk mengatasi menurunnya ekuitas merek minuman isotonik Mizone dibandingkan kompetitornya, maka perusahaan melakukan strategi


(22)

program iklan dengan mengadakan kampanye. Hal tersebut diharapkan mampu mempengaruhi keputusan konsumen dalam mengkonsumsi minuman isotonik Mizone yang selanjutnya dapat menambah jumlah pelanggan Mizone. Dengan strategi pesan Unique selling Proposition yaitu dengan menggunakan pesan “Bantu semangat Ok

lagi!” yang berarti mengajak masyarakat lebih semangat, guna meningkatkan kekuatan merek Mizone.

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka yang menjadi tema sentra masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

Persaingan kategori minuman isotonik terus meningkat seiring pesatnya industri minuman di Indonesia. hal ini berdampak bagi produsen minuman isotonik Mizone untuk melakukan upaya untuk meningkatkan ekuitas merek dan keunggulan bersaing melalui strategi program promosi iklan sehingga diharapkan dapat memengaruhi meningkatkan ekuitas merek dengan melakukan strategi Unique Selling Proposition untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya pada Brand Equity merek Mizone.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran Unique Selling Proposition pada produk minuman isotonik merek Mizone.

2. Bagaimana gambaran Brand Equity pada produk minuman isotonik merek Mizone.

3. Bagaimana pengaruh Unique Selling Proposition terhadap Brand Equity produk minuman isotonik merek Mizone


(23)

1.4Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai, yaitu :

1. Gambaran Unique Selling Proposition pada produk minuman isotonik merek Mizone.

2. Gambaran Brand Equity pada produk minuman isotonik merek Mizone.

3. Pengaruh Unique Selling Proposition terhadap Brand Equity produk minuman isotonik Mizone

.

1.5Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan untuk berbagai pihak baik secara teoritis maupun secara praktis.

1. Penelitian ini diharapkan memberikan memberikan sumbangan dalam aspek teoritis (keilmuan) yaitu bagi perkembangan ilmu ekonomi manajemen khususnya pada bidang manajemen pemasaran, melalui pendekatan serta metode-metode yang digunakan terutama dalam upaya menggali pendekatan-pendekatan baru dalam aspek strategi pemasaran yang menyangkut pengaruh social media marketing terhadap brand awareness, sehingga diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi para akademisi dalam pengembangan teori pemasaran.

2. Penelitian ini diharapakan juga dapat memberikan sumbangan dalam aspek praktis yaitu untuk memberi masukan kepada PT. Aqua Golden untuk dijadikan


(24)

pertimbangan dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan kegiatan pembentukan unique selling proposition terhadap upaya peningkatan brand equity.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi atau acuan dan sekaligus untuk memberikan rangsangan dalam melakukan penelitian selanjutnya mengenai unique selling proposition terhadap upaya peningkatan brand equity mengingat masih banyak yang belum terungkap pada penelitian ini.


(25)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan manajemen pemasaran khususnya mengenai pengaruh Unique Selling Proposition terhadap Brand Equity. Adapun yang menjadi objek penelitian sebagai variabel bebas (independent variable) adalah Unique Selling Proposition (X) dengan sub variabel pesan tentang manfaat produk, pesan tentang keunikan merek, keunikan isi pesan, dan pengulangan pesan. Kemudian objek penelitian yang menjadi variabel terikat (dependent variable) adalah Brand Equity (Y) yang meliputi Perceived Quality, Perceived value for the cost, Brand Uniqueness dan Willingness to pay a price premium. Pada penelitian ini, objek yang dijadikan responden mengenai tanggapan konsumen mengenai Unique Selling Proposition dan Brand Equity Minuman Isotonik Mizone sedangkan yang dijadikan subjek penelitian pengguna minuman mizone di Komunitas Mizone 100% Indonesia.

Metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional method. Menurut Asep Hermawan (2009:19) pendekatan cross sectionals sering kali disebut penelitian sekali bidik. Penelitian yang mengumpulkan datanya dilakukan pada suatu tiitk waktu tertentu. Pengumpulan informasi dari subjek penelitian hanya dilakukan satu kali dalam satu periode waktu, sehingga penelitian ini merupakan one-shot atau cross sectional. (Maholtra 2009:101)

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Jenis dan Metode yang Digunakan

Berdasarkan tingkat penjelasan dan bidang penelitian, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiono (2010:29) menjelaskan bahwa,


(26)

“Penelitian deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan lebih

luas”. Sedangkan sifat penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan.”. Penelitian deskriptif ini mempunyai maksud untuk mengetahui gambaran secara keseluruhan mengenai pengaruh Unique Selling proposition terhadap Brand Equity produk minuman isotonik Mizone. Sedangkan penelitian verifikatif bermaksud untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan. Jadi, penelitian verifikatif ini untuk menguji pengaruh Unique Selling Proposition terhadap Brand Equity produk Minuman Isotonik Mizone.

Adapun menurut Travers Travens dalam Husein Umar (2008:21), “Penelitian dengan menggunakan metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan

atau menghubungkan dengan variabel lain”.

Adapun penelitian verifikatif diterangkan oleh Masyhuri (2010:45),“Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.”

Pada penelitian ini di uji mengenai pengaruh pengaruh Unique Selling Proposition terhadap Brand Equity pada Minuman Isotonik Mizone.

Berdasarkan jenis penelitian di atas yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory survey. Maholtra (2010:96) menyatakan bahwa:


(27)

Explanatory survey dilakukan untuk mengeksplorasi situasi masalah, yaitu untuk mendapatkan ide-ide dan wawasan ke dalam masalah yang dihadapi manajemen atau para peniliti tersebut. Penjelasan penelitian dalam bentuk wawancara mendalam atau kelompok fokus dapat memberikan wawasan yang berharga.

Berdasarkan pengertian tersebut penelitian yang digunakan dalam metode ini, informasi dari sebagian populasi dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti. Explanatory survey ini bertujuan dari penelitian adalah jelas untuk mengeksplorasi atau penelitian melalui masalah atau situasi untuk mendapatkan wawasan dan pemahaman. (Maholtra 2009:98).

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Penelitian ini meliputi dua variabel inti, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Maholtra (2009:248), yang dimaksud dengan variabel bebas dan variabel terikat yaitu:

Variabel bebas (independent variable/predictor variable) merupakan variabel atau alternatif yang dimanipulasi dan yang mempengaruhi diukur dan dibandingkan. Variabel terikat (dependent variable/criterion variable) merupakan variabel yang mengukur efek dari variabel independent pada unit tes.

Penelitian ini memiliki variabel-variabel yang akan diteliti yang bersifat saling mempengaruhi. Dalam hal ini, variabel-variabel tersebut juga dapat disebut sebagai objek penelitian.

Dalam suatu penelitian agar bisa dapat membedakan konsep teoritis dengan konsep analitis maka perlu adanya penjabaran konsep melalui operasionalisasi variabel. Variabel yang dikaji dalam penelitian ini meliputi kinerja Unique Selling Proposition (X) yang terdiri dari Pesan Tentang Manfaat Produk (X1), Pesan Tentang Keunikan merek (X2), Keunikan isi

pesan (X3) dan Pengulangan pesan (X4), terhadap Brand Equity (Y) meliputi Perceived


(28)

premium. Secara lebih rinci operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dapat terlihat pada Tabel 3.1 berikut ini:

TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN

VARIAB EL SUB VARIABE L KONSEP VARIABEL/ SUB VAzRIABEL

INDIKATOR UKURAN SKAL A

NO. ITE M

1 2 3 4 5 6 7

Unique Sellling Propositio

n

(X)

Proposisi penjualan yang unik merupakan “pernyataan” kunci yang menggambarkan nilai yang berbeda dan menarik dari produk, yang menetapkan produk selain dari produk pesaing lainnya VARIAB EL SUB VARIABE L KONSEP VARIABEL/ SUB VARIABEL

INDIKATOR UKURAN SKAL A NO. ITE M Pesan Tentang Manfaat Produk (X1)

Setiap iklan harus membuat suatu pertanyaan yang ditunjukan kepada konsumen. Masing-masing iklan harus berkata kepada konsumen akan manfaat spesifik yang diberikan produk

Kejelasan pesan mengenai manfaat produk  Timgkat kejelasan pesan mengenai manfaat produk

Ordinal A.1

Efektifitas pesan dalam

 Tingkat efektifitas


(29)

memberikan informasi manfaat produk pesan dalam memberikan informasi manfaat produk

Ordinal A.2

Persepsi masyarakat dalam manfaat produk di dalam pesan yang disampaikan  Tingkat persepsi masyarakat dalam manfaat produk dalam pesan yang disampaikan

Ordinal A.3

Pesan tentang Keunikan Merek (X2) Pernyataan tidak dimiliki atau tidak ditawarkan kompetitor

manapun. Pernyataan harus unik,

baik suatu keunikan merek maupun suatu klaim yang tidak

dibuat iklan lain

Keunikan merek Mizone dalam setiap pesan iklan.

 Tingkat keunikan merek Mizone dalam setiap pesan iklan.

Ordinal A.4

VARIAB EL SUB VARIABE L KONSEP VARIABEL/ SUB VARIABEL

INDIKATOR UKURAN SKAL A

NO. ITE M Efektifitas

keunikan merek mizone dalam menyampaikan pesan  Tingkat efektifitas keunikan merek Mizone dalam penyampaian pesan

Ordinal A.5

Keunikan Isi pesan

(X3)

Pernyataan harus sangat kuat, sehingga mampu menggerakan

konsumen

Keunikan pesan periklanan “Bantu semangatmu Ok lagi !  Tingkat keunikan pesan periklanan “Bantu semangatmu


(30)

Ok lagi !

Efektifitas keunikan isi pesan “Bantu Semangatmu Ok lagi ! dalam setiap iklannya  Tingkat efektifitas keunikan isi pesan “Bantu Semangatmu Ok lagi !” dalam setiap aiklan

Ordinal A.6

Pengulangan Pesan (X4) Kunci untuk memelihara fokus Unique Selling Proposition dan pengulangan pesan untuk kebarhasilan iklan yang mampu

menggerakan konsumen

Pengulangan pesan yang disampaikan dalam suatu iklan Mizone  Tingkat pengulangan pesan yang disampaikan dalam suatu iklan Mizone

Ordinal A.7

VARIAB EL SUB VARIABE L KONSEP VARIABEL/ SUB VARIABEL

INDIKATOR UKURAN SKAL A

NO. ITE M

Daya tarik pesan “bantu semangatmu ok lagi !” dalam pengulanan pesan.

 Tingkat daya tarik pesan “bantu semangatmu Ok lagi!” dalam pengulanaga n pesan

Ordinal A.8

Efektifitas pengulangan pesa periklanan “Bantu semnagatmu Ok lagi !  Tingkat efektifitas pengulanan pesan periklanan “Bantu


(31)

semnagat mu ok lagi !”

Brand Equity

(Y)

Merupakan asset yang dimiliki oleh perusahaan yang berpotensi untuk menambah atau mengurangi nilai suatu

merek di mata pelanggan atau perusahaan yang dicerminkan dari sikap

dan cara pandang pelanggan terhadap asset tersebut. VARIAB EL SUB VARIABE L KONSEP VARIABEL/ SUB VARIABEL

INDIKATOR UKURAN SKAL A NO. ITE M Perceived Quality (Y1) Persepsi kualitas merupakan persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan yang sama dengan maksud

yang diharapkannya.

Ketahanan  Tingkat ketahanan keseluruhan produk dari kinerja produk Mizone

Ordinal B1

Keandalan  Tingkat keandalan Mizone dari suatu pembelian


(32)

berikutnya Kesesuaian dengan spesifikasi  Tingkat kesesuaian spesifikasi dengan kualitas minuman isotonik Mizone

Ordinal B.3

VARIAB EL SUB VARIABE L KONSEP VARIABEL/ SUB VARIABEL

INDIKATOR UKURAN SKAL A NO. ITE M Perceived Value for the cost (Y2) Keseluruhan penilian pelanggan dari kegunaan merek berdasarkan persepsi yang diterima. Kegunaan merek Mizone berdasarkan persepsi  Tingkat kegunaan merek Mizone berdasarkan Persepsi pelanggan terhadap Minuman Mizone


(33)

Efektifitas manfaat produk berdasarkan persepsi  Tingkat manfaat produk berdasarkan persepsi pelanggan Minuman Mizone

Ordinal B.5

Brand Uniqueness (Y3)

Uniqueness sebagai derajat dimana pelanggan merasakan

suatu merek berbeda dari merek pesaingnya. efektifitas persepsi pelanggan terhadap keunikan merek  Tingkat persepsi pelanggan terhadap keunikan merek Mizone

Ordinal B6

VARIAB EL SUB VARIABE L KONSEP VARIABEL/ SUB VARIABEL

INDIKATOR UKURAN SKAL A NO. ITE M Efektifitas keunikan

 tingkat keunikan merek Minuman Mizone terhadap keunikan merek Mizone

Ordinal B7

Willingness to pay a

price premium

(Y4)

Kesediaan membayar harga premium sebagai seberapa besar

jumlah kesediaan pelanggan untuk membayar produk yang diinginkan Efektifitas kesediaan membeli terus menerus dengan harga yang tinggi  Tingkat pembelian ulang produk Minuman Mizone dengan


(34)

dibanding dengan merek lain pada ukuran kemasan yang

sama.

harga yang tinggi

Efektifitas harga pada minuman isotonik Mizone

 Tingkat kesediaan membayar dengan harga premium pada produk minuman Mizone

Ordinal B.9

Daya tarik menyukai produk Mizone dengan harga premium

 Tingkat daya tarik pemelian produk Mizone dengan harga tinggi

Ordinal B.10

Sumber: Berdasarkan Hasil Pengolahan Data 2013 3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data merupakan segala tentang informasi sesuatu yang berkaitan dengan variabel yang diteliti. Menurut Ridwan (2010:106) data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta. Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan keterangan tentang data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua yaitu: data primer dan data sekunder.

Data primer memiliki ciri:

1. Pengumpulan informasi langsung dari responden menggunakan metodologi yang sesuai.


(35)

a. Customized. Data disesuaikan dengan kebutuhan peneliti.

b. Syndicated. Data diperoleh peneliti dengan melibatkan data penelitian terdahulu.

c. Omnibus. Data diperoleh dari sebuah sebuah lembaga penelitian dalam kurun waktu tertentu.

3. Data diperoleh langsung dari objek penelitian, akan tetapi tidak dipublikasikan. Sedangkan data sekunder memiliki ciri-ciri:

1. Sumber data diterbitkan atau diakses oleh pihak lain (publik, swasta, pemerintah, perusahaan).

2. Tidak ada informasi langsung dari responden yang bersangkutan.

3. Sumber data diperoleh dari media seperti internet, kecuali web resmi perusahaan. Malhotra (2009:120-121), mengungkapkan definisi-definisi data primer dan sekunder, antara lain:

a. Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah responden, sesuai dengan target sasaran dan dianggap mewakili seluruh populasi data penelitian, yaitu survei pada pengguna minuman mizone di Komunitas Mizone 100% Indonesia

b. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan cepat serta tidak mahal. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.

Untuk penelitian ini, data primer diperoleh dari hasil penelitian secara empirik melalui penyebaran kuesioner kepada pengguna Minuman Isotonik Mizone sebagai Responden.


(36)

Sedangkan sumber data sekunder diantaranya diperoleh dari jurnal-jurnal ilmiah, artikel-artikel majalah, internet dan sumber informasi lainnya. Lebih jelasnya mengenai data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini..

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

Jenis Data Sumber Data Kategori

Data Tingkat perekonomian Indonesia

tahun 2012

Bank Indonesia. Indonesian Economic Observasion

2011-2012 Sekunder

Market size bebrapa industri tahun 2011

modifikasi dari Majalah SWA No.12/XXVI/19-22 Juni

2011 Sekunder

pertumbuhan indeks produksi

makanan dan minuman Badan Pusat Statistik 2012 Sekunder

Penjualan Minuman Isotonik di Indonesia

www.kemenperin.go.id

Sekunder

Jenis Data Sumber Data Kategori

Data

TOP BRAND INDEX Minuman

Isotonik

TAHUN 2009-2012

Modifikasi dari Majalah Marketing 02/XII/Febuari2012 Sekunder

Brand share Minuman isotonik 2009-2012

modifikasi majalah SWA No.19/XXV/3-13 Sept 2009, SWA 21/XXV/4-13 Okt 2010, SWA 3-12 Okt

2011/XXVII

Sekunder

kinerja merek minuman isotonik

2011-2012 modifikasi majalah SWA 21/XXVII/2011 Sekunder

TOM (Top Of Mind) Merek Minuman Isotonik Mizone 2011-2012

modifikasi majalah SWA 21/XXVII/2011 Sekunder

Strategi-strategi yang dilakukan

Minuman Isotonik Mizone diolah dari beberapa sumber di internet dan majalah Sekunder Tanggapan responden terhadap

Unique Selling Proposition

minuman isotonik merek Mizone

Konsumen Produk Isotonik Merek Mizone Primer


(37)

Brand equity minuman isotonik merek Mizone.

Sumber: Berdasarkan Hasil Pengolahan Data 2013

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 3.2.4.1 Populasi

Populasi adalah sekelompok objek yang dapat dijadikan sumber penelitian. Menurut Sugiono (2012:115), “Populasi adalah wilayah generalisasi yag terdiri atas objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk

mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.” Didalam melakukan penelitian, kegiatan pengumpulan data merupakan langkah penting guna mengetahui karakteristik dari populasi yang merupakan elemen-elemen dalam objek penelitian. Data tersebut digunakan untuk mengambil keputusan untuk menguji hipotesis. Menurut Maholtra (2009:369) berpendapat :

Suatu populasi adalah total dari semua elemen yang berbagi beberapa seperangkat karakteristik. setiap proyek riset pemasaran memiliki populasi yang didefinisikan unik untuk dijelaskan dalam istilah parameter. Tujuan dari proyek riset pemasaran yang paling adalah untuk mendapatkan informasi tentang karakteristik atau parameter dari suatu populasi.

Uma Sekaran (2009:121) mengemukakan bahwa “Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian atau hal minat yang ingin penelitiinvestigasi” Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas mengenai populasi yang menjadi sasaran penelitiannya yang disebut populasi sasaran yaitu populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Adapun menurut Sugiyono (2012:115) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditasrik


(38)

Populasi dalam penelitian ini adalah para pengguna minuman isotonik Mizone di Komunitas Mizone Indonesia. Komunitas Mizone Indonesia ada pada jejaring sosial Facebook, hal ini untuk mempermudah hubungan terhadap sesama pengguna minuman mizone diseluruh indonesia. Dengan adanya komunitas pada jejaring sosial, konsumen dapat mencari informasi terbaru mengenai produk maupun iklan terbaru dimana pun sehigga komunitas ini menjadikan wadah pengguna Mizone untuk berinteraksi sosial. Data populasi minuman isotonik Mizone di Facebook 100% berjumlah 1.051.821 orang

3.2.4.2 Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:131),”Sampel adalah sebagian atau wakil populasi

yang diteliti.” Agar memperoleh yang representative dari populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel.

Adapun Menurut Ruth McNeil (2005:22), sampel memiliki beberapa pengertian, diantaranya:

1) Uraian tentang populasi yang memungkinkan untuk dicangkup. 2) Ukuran, sifat dan distribusi geografis yang terencana dan relevan. 3) Rincian metode sampling dan metode pembobotan dalam penelitian. 4) Populasi yang dapat merespon dengan baik.

Sedangkan menurut Naresh K. Malhotra (2008:364) berpendapat bahwa sampel adalah sub-kelompok populasi yang terpilih untuk berpartisipasi dalam studi. Agar memperoleh sampel yang representatif dari populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur sampel, digunakan rumus Slovin (Husein Umar, 2008:141), yakni ukuran sampel yang merupakan perbandingan dari ukuran populasi dengan presentasi kelongaran ketidaktelitian, karena dalam pengambilan sampel dapat ditolerir atau diinginkan. Dalam pengambilan sampel ini digunakan taraf kesalahan sebesar 10%. Adapun rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:


(39)

Dimana :

n = Ukuran Sampel N = Ukuran populasi

e = Kelonggaran ketidaktelitian karen kesalahan sampel yang dapat ditolerir

Dalam mendapatkan populasi (N), maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan rata-rata. Berdasarkan rumus Slovin, maka ukuran sampel adalah sebagai berikut :

Jadi jumlah sampel minimal yang diteliti minimal adalah sebanyak 100 orang

Menurut Winarmo Surakhmad (1998:100) bahwa, “Untuk jaminan ada baiknya

sampel selalu ditambah sedikit lagi dari jumlah matematik”. Kemudian agar sampel yang digunakan representatif, maka pada penelitian ini ditentukan sampel yang berjumlah 120 orang

3.2.4.3.1 Teknik Sampling

Menurut Uma Sekaran (2009:116) “Teknik sampling adalah teknik pengambilan

sampel”. Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, sehingga dapat diperoleh nilai karakteristik tertentu.

Adapun Menurut Uber Silalahi (2009:236):

Pemilihan sampel atau penarikan sampel (sampling) dapat diartikan sebagai proses memilih sejumlah unit, elemen, atau subjek dari dan yang mewakili populasi untuk dipelajari yang dengannya dapat dibuat generalisasi atau inferensi tentang karakteristik dari satu populasi yang diwakili.

2

1 Ne N n

 


(40)

Menurut Maholtra (2009:375) “Sebuah teknik sampling dapat diklasifikasikan sebagai non probabilitas dan probabilitas”. Sampel probability merupakan sampel dimana setiap elemen atau anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel sedangkan sampel nonprobability kebalikan dari probability dimana setiap elemen atau populasi tidak memiliki peluang yang sama dan pemilihan sampel bersifat objektif. Adapun

menurut Sugiyono (2012:116) “Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan

sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan.

Sampel probability memiliki empat jenis teknik penarikan yaitu Simple Random Sampling, Sistematic Sampling, Stratification Sampling dan Cluster Sampling. Sedangkan sampel nonprobability memiliki enam jenis teknik penarikan yaitu sampling sistematis. Kuota, aksidental, purpose, jenuh, snowball.

Setelah memperoleh data dari responden yang merupakan populasi penelitian, penulis mengambil sampel berdasarkan teknik simple random sampling. Menurut Malhotra (2009:380):

Dalam sampling acak sederhana setiap unsur dalam populasi memiliki probabilitas yang sama dikenal dan seleksi. Selanjutnya, setiap sampel yang mungkin dari suatu ukuran tertentu (n) memiliki probabilitas yang sama dikenal dan menjadi sampel benar-benar dipilih. Implikasi dalam prosedur sampling acak adalah bahwa setiap elemen dipilih secara independen dari setiap elemen lain.

Adapun menurut Sugiyono (2012:118), Dikatakan Simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

Cara ini dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel. Oleh karena itu hak setiap subjek sama, maka peneliti terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk dijadikan sampel.


(41)

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang lengkap dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik penelitian seperti berikut :

1. Observasi

Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan yaitu kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Pada penelitian ini, teknik observasi yang dilakukan adalah teknik observasi partisipatif dimana pengamat terlibat langsung pada kegiatan. Dan melalui kegiatan observasi ini pula penulis melakukan studi pendahuluan dimana melalui teknik ini dapat melihat, mengenal, mengidentifikasikan masalah yang diteliti.

2. Kuesioner (angket)

Angket adalah alat pengumpul data yang berisi sejumlah pernyataan tertulis untuk dijawab oleh responden. Hal ini sejalan dengan pendapat yang diutarakan oleh Suharsimi Arikunto (2012:151) yang menyatakan bahwa ”Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.”. Kuesioner berisi pertanyaan dan pernyataan mengenai karakteristik respondendan pengalaman responden

3. Studi Literatur

Dengan teknik ini penulis berusaha untuk mencari informasi serta data baik berupa teori-teori, pengertian-pengertian dan uraian-uraian yang dikemukakan oleh para ahli sebagai landasan teoritis khususnya mengenai masalah dan variabel yang diteliti.

3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas 3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas


(42)

Menurut Sugiyono (2012:172), “Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.

Adapun menurut Suharsimi Arikunto (2012:168) mengemukakan bahwa,

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berati memiliki validitas yang rendah.

Adapun rumus yang dapat digunakan adalah rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:

(Sugiyono, 2012:248)

Keterangan:

r = Koefisien validitas item yang dicari X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item Y = Skor total

= Jumlah skor dalam distribusi X = Jumlah skor dalam distribusi Y

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y n = Banyaknya responden

Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisa validitas tes ini adalah teknik korelasional biasa, yakni korelasi antara skor-skor tes yang divalidasikan dengan skor-skor tes tolak ukurnya dari peserta yang sama. Selanjutnya perlu diuji apakah koefisien validitas tersebut signifikan pada taraf kesalahan tertentu, artinya adanya koefisien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan, diuji dengan rumus statistik t sebagai berikut :

 

)}

(

(

}{

)

(

)

(

{

)

)(

(

)

(

2 2 2 2

Y

Y

n

X

X

n

Y

X

XY

n

r

xy

X

Y

2 X

2 Y


(43)

2

1

2

r

n

r

t

(Sugiyono 2010:250)

Keputusan pengujian validitas menggunakan taraf signifikansi dengan kriteria sebagai berikut:

1. Nilai t dibandingkan dengan harga ttabel dengan dk = n-2 dan taraf signifikasi α = 0,05.

2. Jika thitung > ttabel maka soal tersebut valid.

3. Jika thitung < ttabel maka soal tersebut tidak valid.

Pengujian validitas diperlukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan untuk mencari data primer dalam sebuah penelitian dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya terukur. Dari penelitian ini yang akan diuji adalah validitas dari instrumen Unique Selling Proposition sebagai variabel X dan ekuitas mereksebagai variabel Y.

TABEL 3.3

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS

No. Pernyataan rhitung rtabel Ket.

Unique SellingProposition (X)

1. Manfaat Produk

1 Kejelasan Pesan Periklanan Mizone mengenai

Manfaat Produk 0.757 0.361 Valid

2 Keefektifan pesan periklanan Mizone mengenai

manfaat produk 0.573 0.361 Valid

3 Persepsi pesan periklanan Mizone mengenai manfaat

produk 0.400 0.361 Valid

2. Keunikan Merek

4 Keunikan Merek terhadap nilai merek Mizone 0.585 0.361 Valid 5 Keefektifan pesan merek yang disampaikan

periklanan Mizone 0.401 0.361 Valid

3. Keunikan Isi Pesan

6 Keefektifan Pesan yang disampaikan terhadap nilai

merek Mizone 0.423 0.361 Valid

7 Keunikan Isi Pesan Mizone 0.457 0.361 Valid

8 Keefektifan keunikan isi pesan periklanan Mizone 0.660 0.361 Valid


(44)

9 Pengulangan pesan yang disampaikan periklanan

Mizone 0.369 0.361 Valid

10 Keefektifan pengulangan Pesan periklanan Mizone 0.458 0.361 Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013

Berdasarkan pada tabel 3.3 pada instrumen variabel unique selling proposition dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terpadat pada dimensi kejelasan pesan manfaat produk dengan item pertanyaan dalam penggunan minuman isotonik merek Mizone bernilai 0,757, sedangkan nilai terendah ada pada dimensi pengulangan pesan yaitu pengulangan pesan yang disampaikan bernilai 0, 369. Hasil uji coba instrument penelitian untuk variabel unique selling proposition di uji sebanyak 30 responden dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat bebas (df) n-2 (30-2=28), maka diperoleh nilai sebesar 0,361, dari tabel hasil pengujian validitas dapat diketahui bahwa pernyataan yang diajukan kepada responden seluruhnya dikatakan valid kerena lebih besar dari maka dapat dikatakan bahwa validitas variabel unique selling proposition adalah valid dan tidak ada yang dibuang dari pernyataan tersebut

TABEL 3.4

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS No.

Pernyataan rhitung rtabel Ket.

Ekuitas Merek (Y) 1.PercivedQuality

1 Ketahanan produk Mizone mengenai presepsi

kualitas yang diterima 0.674 0.361 Valid

2 Keandalan kinerja periklanan Mizone mengenai

persepsi kualitas yang diterima 0.661 0.361 Valid

3 Kesesuaian spesifikasi minuman Isotonik Mizone

terhadap kualitas produk Mizone 0.694 0.361 Valid

2. Perceived Value for the cost

4 Kesesuaian kegunaan yang dirasakan dari Produk

Mizone dengan harga yang dikeluarkan 0.452 0.361 Valid 5 Kesesuaian manfaat yang dirasakan dari produk

Mizone dengan harga yang dikeluarkan 0.398 0.361 Valid 3. Brand Uniqueness


(45)

dirasakan

7 Keunikan yang dimiliki Minuman Mizone 0.437 0.361 Valid 4. Willingness to pay a price premium

8 Keinginan untuk bersedia membeli produk Mizone

secara terus menerus 0.476 0.361 Valid

9 Keinginan untuk membeli produk dengan harga yang

tinggi 0.385 0.361 Valid

10 daya tarik produk dengan harga yang lebih tinggi 0.607 0.361 Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013

Berdasarkan pada tabel 3.3 pada instrumen variabel brand equity dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terpadat pada dimensi kesesuaian spesifikasi minuman dengan manfaat produk dengan item pertanyaan dalam penggunan minuman isotonik merek Mizone bernilai 0,694, sedangkan nilai terendah ada pada dimensi willingness a rice premium bernilai 0, 385. Hasil uji coba instrument penelitian untuk variabel unique selling proposition di uji sebanyak 30 responden dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat bebas (df) n-2 (30-2=28), maka diperoleh nilai sebesar 0,361, dari tabel hasil pengujian validitas dapat diketahui bahwa pernyataan yang diajukan kepada responden seluruhnya dikatakan valid kerena lebih besar dari maka dapat dikatakan bahwa validitas variabel brand equity adalah valid dan tidak ada yang dibuang dari pernyataan tersebut

3.2.6.2Hasil Pengujian Reliabilitas

Uji realibilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan alat pengumpulan data yang digunakan. Realibitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrument yang sudah dipercaya, yang realibel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.


(46)

Menurut Suharsimi Arikunto (2012:178) “Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat

keterandalan sesuatu”. Sedangkan menurut Sugiyono (2010:172) “Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.

Jika suatu instrumen dapat dipercaya maka data yang dihasilkan oleh instrumen tersebut dapat dipercaya. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur reabilitas dalam penelitian ini menggunakan uji Cronbach’s Alpha karena alternative jawaban pada instrument penelitian lebih dari dua.. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian.

2 2

1

1

11 t b

s

s

r

k

k

(Husein Umar, 2008:170)

Keterangan:

= Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau butir soal 2

t

s

= Deviasi standar total

2

s

b = Jumlah deviasi standar butir

Sedangkan rumus variannya adalah:

 

1 2 2 2      n N x X

s

(Husein Umar, 2008:172)

11


(47)

Keterangan:

N = Jumlah sampel n = Jumlah responden X = Nilai skor yang dipilih

2

s

= Nilai varians

Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Jika koefisian internal seluruh item rhitung rtabel dengan tingkat kesalahan 5% maka item pertanyaan dikatakan reliabel.

2) Jika koefisian internal seluruh item rhitung rtabel dengan tingkat kesalahan 5% maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel

Berdasarkan jumlah angket yang diuji kepada sebanyak 30 responden dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (df) n-2 (30-2=28) maka didapat nilai rtabel sebesar

0,374. Berdasarkan Tabel 3.4 berikut ini dapat diketahui bahwa instrumen yang diajukan kepada responden dapat dikatakan reliabel, karena setiap pernyataan memiliki rhitung > rtabel,

sehingga instrumen tersebut akan memberikan hasil ukur yang sama.

TABEL 3.5

HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS

No Variabel rhitung rtabel Keterangan

1 Unique Selling Proposition 0,823 0,374 Reliabel 2 Ekuitas Merek 0,841 0,374 Reliabel

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013

Berdasarkan jumlah kuisioner yang diuji kepada 30 responden dengan tingkat signifikasnsi

5% maka didapat dinilai sebesar 0,374.hasil pengujian reliabilitas yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS 20.0 for windows diketehui bahwa variabel unique selling proposition


(48)

dinyatakan reliabel jika r hitung lebih besar dari r tabel. Setiap pernyataan diatas melebihi dari r tabel

sehingga dapat dikatakan semua pernyataan dari variabel unique selling proposition adalah reliabel.

3.2.7 Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Setelah pengolahan data dilakukan, selanjutnya hasil pengolahan itu dianalisis untuk memahami dan menjelaskan hasil pengolahan secara statistik. Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket ini disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian, yaitu memberikan keterangan dan data mengenai pengaruh unique selling proposition terhadap brand equity dengan responden pengguna produk Mizone

Pengolahan data yang terkumpul dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan setelah seluruh data responden terkumpul. Kegiatan analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu:

1. Menyusun data, kegiatan ini dilakukan untuk memeriksa kelengkapan identitas responden, kelengkapan data serta isian data yang sesuai dengan tujuan penelitian.

2. Tabulasi data, dengan langkah sebagai berikut: a. Pemberian skor pada setiap item

b. Menjumlahkan skor pada setiap item

c. Menyusun rangking skor pada setiap variabel penelitian

Pengujian, untuk menguji hipotesis dimana metode analisis yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah metode analisis verifikatif, maka dilakukan analisis regresi linier sederhana. Dalam hal ini regrsi linier sederhana digunakan untuk menentukan besarnya variabel X terhadap Y secara langsung maupun tidak langsung.


(49)

Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data yang bersifat kualitatif serta digunakan untuk melihat faktor penyebab. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk mendeskripsikan variabel-variabel penelitian, antara lain:

1. Analisis deskriptif Unique selling proposition (X).

Variabel X terfokus pada penelitian terhadap Unique selling proposition yang meliputi, Manfaat Produk, Keunikan Merek, Keunikan Isi pesan, Pengulangan Pesan.

2. Analisis deskriptif Brand Equity (Y)

Variabel Y terfokus pada penelitian terhadap brand equity yang meliputi Perceived Quality, Perceived value for the cost, Brand Uniqueness dan Willingness to pay a price premium.

Analisis data yang digunakan adalah analisi deskriptif suatu metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan informasi yang relevan dengan permasalahan penelelitian. Menurut Umi Narimawati (2007:84) Skor aktual diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh pendapat responden sesuai dengan klarifikasi bobot yang diberikan sedangkan skor ideal diperoleh melalui perolehan prediksi nilai tertinggi dikalikan dengan jumlah kuesioner dikalikan jumlah responden. Data yang terkumpul dari kuesioner diolah agar memperoleh makna yang berguna. Data yang diperoleh dengan kriteria sebagai berikut:

1. Setiap variabel yang dinilai diklasifikasikan ke dalam lima alternatif jawaban, dimana setiap option terdiri dari lima kriteria skor.

2. Pembobotan setiap jawaban menggunakan skala ordinal yang menggambarkan peringkat jawaban. Peringkat jawaban diberikan skor antara satu sampai dengan lima.


(50)

Setiap peringkat jawaban mencerminkan penilaian pengguna produk Mizoneterhadap terhadap Unique Selling Proposition yang meliputi, dan pada brand equity yang meliputi Perceived Quality, Perceived value for the cost, Brand Uniqueness dan Willingness to pay a price premium.

Total skor = total variabel x skor jawaban

 

Area BelowUpper Limit

 

Are Below Lower Limit

Limit Upper at

Dencity Limit

Lower at

Dencity Value

Scale

  

3.2.7.2Rancangan Analisis Verfikatif Menggunakan Regresi Sederhana

Analisis verifikatif dipergunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji statistik dan menitik beratkan pada pengungkapan perilaku variabel penelitian. Teknik analisis data yang dipergunakan untuk mengetahui hubungan korelatif dalam penelitian ini yaitu teknik analisis regresi linier sederhana menggunakan data sampel, analisis ini digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh variabel bebas dimensi Unique Selling Proposition yang meliputi Manfaat Produk, Keunikan Merek, Keunikan Isi pesan, Pengulangan Pesan. (X1,X2,...X4) terhadap variabel dependent (Y) yaitu brand equity pada

minuman isotonik merek produk Mizone. Adapun persamaan Regresi Linier Sederhana yang digunakan adalah:

(Sudjana, 1996:315) Dimana:

Ŷ = Subjek variabel dependent yang diprediksikan (variabel Brand Equity)

X = Subjek pada variabel independent yang mempunyai nilai tertentu (variabel Unique Selling Proposition)

a = angka konstan/harga Y bila X=0


(1)

130

3. Pengaruh Unique selling proposition terhadap brand equity minuman isotonik Mizone dinilai positif terlihat dari variabel unique selling porposition yang berada dalam kategori Tinggi. Sehingga menyebabkan variabel brand equity masih berada dalam ketegori tinggi. Dilihat dari koefisien determinasi antara kesuaian variabel tersebut menunjukan pengaruh yang Sedang

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis merekomendasikanbeberapa hal berkaitan unique selling proposition antara lain:

1. Berdasarkan tanggapan mengenai aspek unique selling proposition terlihat dari dimensi pengulangan pesan masih terlihat kurang oleh karena itu minuman isotonik merek Mizone perlu meningkatkan keefektivitas kinerja pengulanggan pesan yang dipakai pada periklanan Mizone, pengulanggan pesan dapat diperjelas ataupun di ulang kembali agar konsumen/pelanggan dapat mengingat produk minuman isotonik Mizone. Sementara dari dimensi Keunikan isi pesan perlu ditingkatkan kembali dengan pesan yang lebih menarik dan dapat dimengerti oleh masyarakat selain itu produk minuman isotonik mizone juga dapat mengeluiarkan keunikan merek lainnya seperti dalam hal rasa maupun kemasan yang unik agar konsumen dapat lebih mengenal minuman isotonik Mizone dan akan tercipta brand equity minuman isotonik Mizone yang kuat.

2. Seharusnya perusahaan dapat mempertahankan brand equity yang dimiliki dan tetap berusaha untuk memperkuat posisinya dipangsa pasar dan memberikan program-program promosi pemasaran baik beriklanan maupun promosi lainnya yang dapat menarik perhatian konsumen seperti mengadakan event-event yang diadakan pada


(2)

sekolah-131

sekolah, pameran maupun tempat yang dapat mengajak komunitas pengguna isotonik Mizone lebih mengenal produk Mizone maka akan tercipta brand equity minuman isotonik merek Mizone yang kuat.

3. Masih banyak faktor lain diluar pelaksanaan unique selling proposition yang dapat mempengaruhi terhadap brand equity. Hal ini menunjukan bahwa diperlukan kegiatan lainnya yang dapat menunjang pelaksanaan unique selling proposition serta dapat berpengaruh pada brand equity minuman isotonik Mizone, misalnya dengan meningkatkan kembali periklanan di media televisi guna mengenalkan produk minuman isotonik Mizone, bisa pula dengan mempertahankan rasa yang telah ada pada minuman isotonik Mizone dan menambah kembali varian-varian rasa unik lainnya agar lebih menarik dan membuat produk-produk yang berbeda dengan pesaing.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, A. David (2008), Manajemen Ekuitas Merek. Jakarta: Mitra Utama

Ali Hasan.(2009), Edisi Baru Marketing. Yogyakarta: Media Pressindo

Buchari Alma (2008), Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.

Burnet., Jhon. & Moriarty, Sandra, (2011) Introduction to Marketing Communication. New Jersey. Pentice Hall

Collier B, Reginald, (2007). Beer Titan Revisit Unique Selling Proposition. Journal of Marketing.1-2

Cutlip, Scoot M. et. al, (2009) Effective Public Relation. Edisi 9 Cetakan Ketiga. Jakarta: Kencana

Crevens, D & Piercy, N. (2009). Strategic Marketing Nineth Edition. Singapore:McGraw-Hill Companies, inc.

Daryanto, (2011). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.

Darmadi Durianto, (2004). Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Brand Equity dan Perilaku Merek. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama Fandy Tjiptono, (2008). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: PT ANDI Offset

George, Simon. (2009). Leveraging brand equity for developing appropriate brand extension strategies. Final paper T.A. pai management institute manipal Karnataka india

G. Netemeyer, (2004) Developing and Validating measures of facts of customer-based brand equity. Journal of business research

Grannel, Chris, (2009) Untangling Brand Equity, value, and Health. Journal of Brand Channel 1-10

Grewal & Levy, (2008) Marketing. New York: Mc. Graw Hill

Griffin, Ricky W & Ronald J. ebert (2008). Business 8th edition. New Jersey: Prentice Hall


(4)

Hermawan Kertajaya, (2004), Hermawan Kertajaya On Brand; Seri 9 Elemen Marketing Mark Plus & Co, Bandung: Mizan Pustaka

Husain Umar, (2008). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Indriyanti, I. Satya dan J. J. O. I. Ilhalauw. 2002. “ Pengulangan Pesan Suatu Iklan dalam Proses Pembelajaran Konsumen: Studi TerhadapIklan

Pasta Gigi Pepsodent”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 8 No. 1, hal 36-52.

Irfina Murbarantri (2012), Pengaruh Unique Selling Proposition terhadap Keputusan Pembelian. Studi Kasus pada Bebek Garang Bandung (skripsi, Universitas pendidikan Indonesia, 2012, Tidak Diterbitkan) Kotler, Philip & Armstrong.Gary, (2012). Principles of Marketing 14th

Edition. New Jersey:Pearson Peartice hall

Kotler, Philip & Keller, Kevin , .(2012). Marketing Management. 14th Edition. England: Pearson Education Limited

Marshall, Greg W & Johnston, Mark W, (2011). Essentials of Marketing Management. New York: MC Graw Hill Internasional Edition.

McNeil, Ruth, (2005). Business to Business Market Research. Great Britain and The United State:Kogan Page Limited.

Nickles K, Maholtra, (2009) Pengantar Bisnis Understanding Business. Jakarta: Salemba Empat

Nina Rosalina. (2009), Pengaruh Unique Selling Proposition terhadap Loyalitas Pelanggan Produk Minuman Teh Hijau Merek Nu Green Tea. Bandung: (skripsi, Universitas pendidikan Indonesia, 2012, Tidak Diterbitkan).

Rangkuti, Freddy, (2008) The Power of Brand. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Renald, Kasali, (2008). Marketing Crisis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.


(5)

Ruvio, Ayalla & Shoham, Aviv. (2007). Consumers Need for Uniqueness: Short-From Scale Development and Cross-Cultural Validation. Emerald Journal

Salim, Gendro (2010) Neuro Marketing. Jakarta: Sinergi Media.

Silalahi, Uber, (2009). Metode Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Refika Aditama. Shimp, A Terrence (2010) Advertising Promotion and Other Aspects of Integrated Marketing Communication 8th Edition Canada. Nelson Education Ltd.

Suharsimi, Arikunto, (2009). Prosedur Penelitian Suatu Pendeketan Praktik. Yogyakarta: Bina Aksara

Sugiyono (2012). Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta

Solomon. R Michael, et, al (2009) Launch ! ! Advertising and promotion in real time. Flat World Knowladge. Inc: New York

Uma Sekaran, Roger Bougie (2009) Reaserch Methods of Business : A Skill Building Approch. Jhon Wiley & Sons, limited. Academic Internet Publisher Incorporated

Winarno Surachmad . (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik edisi kedelapan, Penerbit Tarsito, Bandung.

William M. Pride, O.C. Ferrell (2012). Marketing 2012. USA: South-Western Cengage Learning.

Wong, H.Y. and Merrilees, B. (2005). “A brand orientation typology for

SMEs: a case research approach”. Journal of Product and Brand

Management, 14 (3), 155 - 162. Majalah

Majalah SWA No.19/XXV/3-13 Septenber 2009 Majalah SWA No.21/XXV/4-13 Okt 2010

Majalah SWA No.12/XXVI/19Agustus-22 Juni 2011 Majalah SWA No.15/XXVII/3-12 Okt 2011

Majalah Marketing 02/XII/Febuari 2012 Internet


(6)

Bank Indonesia. Indonesian Economic Observasion 2011-2012 [online]. Tersedia:http://www.ekon.go.id/media/filemanager/2011/11/19/c/o/compress ed-bkpm.pdfproduksi

Badan Pusat Statistik (2012). Indeks Produksi Makanan dan Minuman 2012. [Online]. Tersedia:

http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=09& notab=7

IMS Nielsen media research (2012). Industri minuman Isotonik. [Online]. Tersedia : http://ratnaovie.blogspot.com/

Kementrian Perindustrian Indonesia.Penjualan Minuman Isotonik( 2012) [Online]. Tersedia : http://www.kemenperin.go.id/artikel/2907/Bisnis-Minuman-Isotonik-Capai-Rp-4,2-Triliun

Profil komunitas Mizone. (2013) [Online]. Tersedia : www.facebook.com/mizone100%