MODEL PEMBELAJARAN PIKAT ALAMI NAMAI TUNJUKKAN ULANGI NIKMATI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENULIS PANTUN : Kajian Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy.
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
MODEL PEMBELAJARAN
PIKAT ALAMI NAMAI TUNJUKKAN ULANGI NIKMATI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
DALAM MENULIS PANTUN
(Kajian Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
TESIS
diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
oleh ENI HAERINI
NIM 1101633
PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH PASCASARJANA
(2)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2013
MODEL PEMBELAJARAN PIKAT ALAMI NAMAI TUNJUKKAN
ULANGI NIKMATI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA DALAM MENULIS PANTUN
(Kajian Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Oleh Eni Haerini
S.Pd IKIP Bandung, 1996
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
© Eni Haerini 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
(3)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
PEMBIMBING I
Prof. Dr. H. Syihabuddin, M.Pd. NIP 196001201987031001
PEMBIMBING II
(4)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
NIP 196407071989012001
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. Sumiyadi, M.Pd. NIP 196603201991031004
(5)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbilalamin dengan anugerah dan kemulyaan-Nya penulis diberi ilham melalui bantuan orang-orang yang menyayangi penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis yang berjudul MODEL PEMBELAJARAN PIKAT
ALAMI NAMAI TUNJUKKAN ULANGI NIKMATI UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENULIS PANTUN (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy). Tesis ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi strata dua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia sekolah pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Model pembelajaran yang disingkat menjadi PANTUN itu terinspirasi dari model pembelajaran berbasis kemampuan otak, yaitu sebuah model pembelajaran yang dirancang agar otak siswa belajar dengan sendirinya. Model pembelajaran yang memiliki enam tahapan belajar ini merupakan adaptasi dari tujuh tahapan model pembelajaran berbasis kemampuan otak (Brain Besed Learning) menurut Jensen (2008). Pikat merupakan tahapan pra-pemaparan dan persiapan dalam Brain Besed Learning (BBL), Alami merupakan tahap inisiasi dan akuisisi dalam BBL, Namai merupakan tahap elaborasi dalam BBL, Tunjukkan merupakan tahap Inkubasi dalam BBL, Ulangi merupakan tahap verifikasi dalam BBL, dan tahap terakhir Nikmati merupakan Perayaan yang menjadi tahap terakhir dalam BBL.
Model pembelajaran PANTUN dengan dukungan metode kontekstual, sugestopedia, partisipatori serta media pembelajaran berupa audio visual dan
(6)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kartu kalimat pantun ternyata mampu meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis pantun sehingga kemampuan siswa dalam menciptakan pantun menjadi meningkat. Terlebih lagi karena hasil belajar siswa yang mendapat perlakuan lebih baik jika dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional berupa ceramah.
Serangkaian kegiatan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model PANTUN tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan dalam Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 pasal 19 ayat 1 tentang standar nasional pendidikan (SNP). PANTUN dapat menciptakan pembelajaran yang mengundang siswa dan guru dapat berinteraksi, siswa pendiam jadi termoivasi untuk berpartisipasi aktif, siswa pintar semakin tertantang, dan semua merasa senang diberi kebebasan untuk berkreasi sesuai dengan minat masing-masing.
Harapan penulis semoga tesis ini dapat membuat penulis menjadi sadar bahwa dalam mengemban tugas sebagai guru, betapa banyak kekurangan penulis sehingga mengubah diri menjadi guru yang bijak dalam menjalankan tugas dengan cara yang ikhlas dalam mendidik, mengajar, maupun melatih siswa sehingga tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia yang hakiki, yaitu terampil dalam berbahasa baik lisan maupun tulisan dapat terwujud. Amin.
Bandung, Juli 2013
(7)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis merasa benar-benar bersyukur dapat menyelesaikan tesis ini karena dalam proses pembuatannya penulis sering menemui kendala terutama karena kesehatan fisik penulis yang sering terganggu sehingga sering dirawat di rumah sakit. Namun berkat pertolongan Allah penulis selalu diberi jalan keluar untuk menyelesaikan semua masalah yang dihadapi. Oleh karena itu penulis mengucapkan syukur kepada beberapa pihak dengan ucapan syukur Alhamdulillah jazakumullahu khoiroh. Ucapan syukur itu penulis sampaikan kepada:
1. Ananda tercinta Muhammad Rizqi Prajab yang telah mengizinkan penulis untuk mengikuti pendidikan di Sekolah Pascasarjana UPI Bandung sehingga karena penulis sering meninggalkan kewajiban sebagai seorang ibu yang harus selalu berada di dekatnya untuk mendidik sehingga menjadi anak yang sholeh.
2. Suami yang sangat mencintai penulis dan selalu meridhoi apa pun yang penulis lakukan sehingga kesalahan sebesar apa pun beliau tidak pernah berhenti untuk memaafkan.
3. Ayah, Ibu, Kakak, dan adik-adik penulis yang selalu memberikan doa serta dorongan semangat agar penulis bisa sabar dalam menjalankan kehidupan ini sehingga walaupun sering sakit, namun penulis tetap semangat untuk dapat menyelesaikan studi di Sekolah Pascasarjana ini.
(8)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4. Kepala SMP Negeri 2 Cipeundeuy Bandung Barat, Bapak Agus, S.Pd., M.M. yang telah menyuruh saya untuk melanjutkan pendidikan lagi. Beliaulah yang memberikan motivasi agar penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Pascasarjana UPI Bandung, walaupun pada akhirnya saya sering meninggalkan kewajiban sebagai wakil kepala urusan hubungan Masyarakat. 5. Bapak Memen Durahman, M.Pd. yang memberikan inspirasi kepada penulis
sehingga memilih tema model pembelajaran berbasis kemampuan otak untuk dijadikan tesis penulis.
6. Prof. Dr. H. Syihabuddin, M.Pd sebagai pembimbing akademik sekaligus pembimbing I yang dengan keramahannya beliau selalu tersenyum dalam melakukan pembimbingan terhadap penulis sehingga penulis banyak belajar untuk menjadi guru yang lebih baik dari hari ke hari. Beliau membantu mendoakan penulis melalui tulisannya pada draf tesis yang diperiksa.
7. Dr. Hj. Isah Cahyanai, M.Pd sebagai pembimbing II yang dengan penuh kelembutannya beliau tidak pernah mengeluh dan selalu memberikan masukan yang baik sehingga tesis ini dapat terselesaikan.
8. Dr. Sumiyadi, M.Pd. sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana UPI Bandung yang sangat membantu kelancaran penyelesaian tesis ini.
9. Prof. Dr. H. Dadang Sunendar, M.Hum yang telah membantu menjudgment instrumen penulis. Sebagai pejabat PR III beliau rela meluangkan waktunya, sehingga membuat penulis semakin merasa jauh dari kesempurnaan sebagai guru yang sudah 15 tahun menjalankan kewajiban sebagai guru. Belaiu pun memberikan inspirasi kepada penulis untuk terus belajar menjadi guru yang berilmu, bijaksana, dan tidak sombong.
10. Prof. Dr. H.Iskandarwassid, M.Pd. yang telah mengarahkan penulis untuk membuat instrumen dan sekaligus menjudgment instrumen tersebut. Sebagai seorang guru besar mau meluangkan waktu istirahatnya untuk membimbing penulis.
(9)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
11. Dr. Hj. Yeti Mulyati,M.Pd yang selalu memberikan dorongan semangat kepada penulis agar selalu sabar dan menjaga kesehatan. Beliau pun memberikan judgment terhadap instrumen penelitian ini.
12. Para dosen Program pendidikan Bahasa Indonesia di Sekolah Pascasarjana UPI Bandung yang selalu mengajarkan ilmu yang mereka miliki dengan penuh keridhoan.
13. Bapak Dasep Abdurachman, S.Pd. yang telah membantu penulis melakukan perhitungan statistik dalam tesis ini.
14. Bapak Jaka Supriatna, S.Pd., M.M.Pd., Bapak Eyet Nurhidayat, S.Pd., M.M.Pd., Ibu karnasih, S.Pd. Ibu Rohayati, S.Pd., M.Pd., Ibu Neneng Nurjanah, S.Pd.,M.Pd., Ibu Susi Susilowati, S.Pd., Dian Nuraeni guru Daarul Ilmi, Bapak Rahman, S.Pd., Bapak Bagus Mundianianto, S.Pd. serta teman-teman yang selalu membantu saya dalam menghadapi kesulitan selama menempuh pendidikan disekolah pascasarjana ini.
15. Ibu Hj. Ai Rohimah dan teman-teman di MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) bahasa Indonesia gugus 03 Kabupaten Bandung Barat yang selalu memahami kesibukan penulis selama kuliah sehingga kewajiban penulis selaku ketua MGMP sering terabaikan.
16. Siswa-siswi kelas IX SMP Negeri 2 Cipeundeuy tahun pelajaran 2012/2013 yang selalu berusaha memahami ketidakhadiran penulis di kelas sehingga mereka harus belajar dengan guru lain sebagai pengganti sementara penulis selama menjalani kesibukan di UPI.
17. Bi Anis yang selalu membantu pekerjaan di rumah sehingga penulis merasa tenang bila meninggalkan rumah untuk pergi ke kampus.
Semoga ucapan terima kasih ini menjadi bukti betapa bersyukur saya telah dikelilingi orang-orang sebaik mereka. Semoga kelak saya pun akan menjadi orang yang baik dan bermanfaat bagi orang lain.
(10)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(11)
i
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRAK
Penelitian ini memiliki judul “Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan Ulangi Nikmati untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Menulis Pantun”. Penelitian yang merupakan sebuah kajian eksperimen pada siswa kelas VIID SMPN 2 Cipeundeuy menggunakan kelas kontrol VIIA. Penelitian didasari oleh permasalahan di lapangan bahwa masih banyak ditemukan orang-orang berpendidikan yang melakukan kesalahan dalam menciptakan pantun karena belum memahami konsep pantun yang benar. Padahal menciptakan pantun itu sudah dipelajari sewaktu di SD yang kemudian dilanjutkan di SMP dan SMA atau SMK. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa model pembelajaran PANTUN efektif untuk digunakan pada pembelajaran menulis pantun. Oleh karena itu pada penelitian ini secara khusus dilakukan untuk memperoleh data empirik tentang hasil belajar siswa kelas VIID SMPN 2 Cipeundeuy setelah dibandingkan dengan kelas VIIA sebagai kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional dengan teknik ceramah. Hal ini membuat peneliti berpikir bahwa pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen. Data diperoleh dengan random yaitu dari 288 kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy, 34 siswa yang dipilih sebagai kelas eksperimen(VIID) dan 34 siswa sebagai kelas kontrol (VIIA). Data yang dicari dikumpulkan dengan menggunakan instrumen tes dan observasi lapangan, yaitu dengan menggunakan format pengamatan terhadap siswa dan guru oleh observer, serta angket yang diisi oleh siswa sehingga diperoleh sikap siswa terhadap model PANTUN yang diterapkan. Dengan melakukan analisis statistik dengan menggunakan program SPSS akhirnya diperoleh data bahwa model pembelajaran PANTUN sangat efektif digunakan untuk pembelajaran menulis pantun di kelas VII SMP Negeri 2 Cipeundeuy tahun pelajaran 2012-2013. Hal ini tampak dari nilai rata-rata kelas eksperimen yang awalnya 52.03 berubah menjadi 96,32 dan perbedaannya signifikan jika dibandingkan dengan kelas kontrol yang nilai rata-rata tes awalnya 53,24 menjadi 87,32 pada tes akhir, sehingga dapatlah disimpulkan bahwa model pembelajaran PANTUN dapat digunakan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya menulis pantun.
(12)
ii
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRACT
This study has the title "Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan Ulangi Nikmati untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Menulis Pantun”. This Study is an experimental study in grade VIID SMP 2 Cipeundeuy using VIIA as a control class. The Study was based on the problems in the field that there are still many educated people who make mistakes in creating rhymes since not understand the true concept of rhyme. Whereas creating rhymes have been learned since primary school, followed in junior and senior high school or vocational school. This study aimed to prove that PANTUN learning models is effective in writing rhymes. Therefore in this study specifically conducted to obtain empirical data on student learning outcomes class VIID SMP 2 Cipeundeuy after compared to class VIIA as the control class using conventional learning models by lectures technique. This made the researcher thinks that the approach used is quantitative approaches by the experimental research methods. Data obtained with the random from 288 students class VII of SMPN 2 Cipeundeuy, 34 students were selected as the experimental class (VIID) and 34 students as a control class (VIIA). The data collected using test instruments and field observations, using the observation formats to students and teachers by the observer, and a questionnaire completed by students in order to obtain students' attitudes toward PANTUN models applied. By doing the statistical analysis using SPSS finally obtained the data that learning model of PANTUN is very effective used for learning writing rhymes in class VII SMP 2 Cipeundeuy school year 2012-2013. This is shown from the average value of the experimental class was originally 52.03 changed to 96.32 and the difference was significant when compared with the control class average scores of the first test 53.24 to 87.32 at the end of the test, so it can be concluded that PANTUN learning model can be used as an alternative model of learning Bahasa Indonesia, especially writing rhymes.
(13)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Definisi Operasional ... 7
G. Anggapan Dasar Penelitian ... 7
H. Hipotesis ... 7
I. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ... 8
J. Paradigma Penelitian ... 8
BAB II MODEL PEMBELAJARAN PIKAT ALAMI NAMAI TUNJUKKAN ULANGI NIKMATI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENULIS PANTUN A. Penelitian Ikhwal Pantun ... 10
B. Sastra 1. Pengertian Sastra ... 11
(14)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
C. Puisi
1. Pengertian puisi ... 13
2. Fungsi Puisi ... 14
3. Unsur Puisi ... 14
D. Pantun 1. Pengertian Pantun ... 15
2. Jenis-jenis Pantun ... 20
E. Keterampilan Menulis ... 21
F. Teori Pembelajaran ... 23
1. Teori Deskriftif dan Teori Preskriftif ... 24
2. Teori Belajar Behavioristi ... 24
3. Teori Belajar Kognitif ... 25
4. Teori Belajar Konstruktivistik ... 25
5. Teori Belajar Humanistik ... 26
6. Teori Belajar Sibernetik ... 26
7. Teori Belajar Revolusi-Sosiokultural ... 26
8. Teori Kecerdasan Ganda ... 27
G. Ikhwal Menulis Pantun 1. Pengertian Menulis Pantun ... 27
2. Manfaat Menulis Pantun ... 29
3. Problematika Menulis Pantun ... 30
H. Ikhwal Model Pembelajaran 1. Pengertian Model Pembelajaran ... 31
2. Ciri-ciri Model Pembelajaran... 31
3. Model Pembelajaran PANTUN ... 32
4. Teori Jerold E. Kemp ... 34
5. Model Pembelajaran Konvensional ... 36
(15)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian ... 39
B. Prosedur Penelitian ... 40
C. Sumber Data Penelitian ... 42
D. Instrumen Penelitian ... 42
1. Instrumen Tes ... 42
2. Instrumen Observasi ... 43
3. Angkat (Skala Likert) ... 47
E. Teknik Analisis Data ... 50
1. Analisis Data Dengan Cara Non statistik ... 50
2. Analisis Data Dengan Cara Statistik ... 51
3. Instrumen Perlakuan ... 51
a. Persiapan Pembelajaran ... 52
b. Pelaksanaan Pembelajaran ... 53
1) Tes Awal ... 53
2) Proses Pembelajaran ... 53
(a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ... 53
(b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ... 59
BAB IV HASIL PENELITIAN TENTANG PANTUN A. Data dan Analisis Data ... 67
1. Latar Sosial Subjek Penelitian ... 67
2. Deskripsi Data Guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Cipeundeuy ... 68
3. Pantun yang Dibuat Siswa Sebelum Melaksanakan Pembelajaran .. 70
(16)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b. Pantun Tes Awal Siswa Kelas Kontrol ... 73
4. Hasil Analisis ... 76
5. Pembahasan Hasil Analisis ... 77
BAB V PEMBELAJARAN MENULIS PANTUN A. Perancangan Model Pembelajaran PANTUN ... 82
B. Proses Pelaksanaan Model Pembelajaran Pantun ... 82
C. Proses Pelaksanaan Model Pembelajaran Konvensional dengan Teknik Ceramah ... 86
D. Hasil Kemampuan Menulis Pantun... 87
1. Hasil Menulis Pantun Siswa pada Kelas Eksperimen ... 89
2. Hasil Menulis Pantun Siswa pada Kelas Kontrol ... 122
E. Hasil Analisis ... 156
1. Simpulan Hasil Kemampuan Menulis Pantun ... 156
2. Simpulan Hasil Proses ... 168
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 169
B. Saran ... 171
DAFTAR PUSTAKA ... 171 LAMPIRAN
(17)
1
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hasil belajar merupakan hal yang penting dalam pembelajaraan, baik itu hasil yang dapat diukur secara langsung dengan angka maupun hasil belajar yang dapat dilihat pada penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu ciri ketidakberhasilan pembelajaran ditandai oleh siswa yang cenderung hanya menghafal tidak memahami esensi makna materi, bahkan tidak mengetahui aplikasi tentang materi pembelajaran di dunia nyata
Pernyataan itu mengandung makna implisit bahwa problematika yang paling mendasar sehingga hal itu terjadi karena pembelajaran yang dilaksanakan belum optiml. Hal ini seharusnya tidak boleh terjadi karena proses pembelajaran itu harus tepat sasaran, seperti yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 pasal 19 ayat 1 tentang standar nasional pendidikan (SNP).
“Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.”
Hal itu berarti guru harus benar-benar pandai memilih model pembelajaran yang akan dilaksanakan. Tentu saja model yang dipilih pun harus berkesesuaian dengan materi pembelajaran serta siswa yang menjadi sasaran dari pembelajaran tersebut agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai tanpa harus melakukan remedial. Walaupun pada akhirnya harus ada yang remedial, jumlahnya tentu harus diminimalisir.
Melalui pengamatan di lapangan, materi semudah apa pun akan tidak bermakna bagi siswa jika tidak disampaikan dengan menggunakan model
(18)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pembelajaran yang tepat, seperti materi menulis pantun yang diusung dalam penelitian ini. Begitu banyak orang yang memandang bahwa pantun tidak diperlukan dalam kehidupan nyata. Hal ini tampak dari jumlah pencipta pantun dalam kehidupan nyata. Banyak guru yang tidak sanggup menciptakan pantun padahal pantun itu diperlukan dalam kegiatan yang sedang dilakukan; masih terdapat guru yang malas menciptakan pantun lalu mereka menyuruh temannya saja, padahal pantun itu akan ditampilkan oleh guru tersebut; dan tidak sedikit orang yang merasa senang tatkala pantun itu ditampilkan dalam forum umum untuk membuat hadirin tidak tegang.
Pantun banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, baik itu dalam situasi formal atau pun nonformal. Pada situasi formal, pantun sering ditampilkan sebagai pemecah suasana tegang, beku, dan kaku sehingga menjadi menyenangkan karena biasanya pantun yang ditampilkan berupa pantun perkenalan atau pantun jenaka. Sementara, pada situasi nonformal pantun banyak sekali digunakan. Ketika melihat orang lain bersedih, kita dapat menghiburnya dengan pantun, ketika ingin berkenalan kita dapat menggunakan pantun, ketika ingin memuji, mengritik, menolak, menyetujui dan mengomentari hal apa pun kita dapat menggunakan pantun. Hal itu menunjukkan bahwa pantun sangat cocok digunakan untuk setiap keperluan dan dalam kondisi yang bagaimana pun. Tentu saja pantun yang dibutuhkan itu harus disesuaikan dengan kebutuhan saat itu.
Mengingat betapa bermanfaatnya pantun dalam kehidupan, berarti materi pantun harus benar-benar dipahami oleh siswa setelah melaksanakan pembelajaran. Namun kenyataannya tidak seperti harapan. Banyak orang yang salah dalam menciptakan pantun. Biasanya kesalahannya itu pada jumlah baris, jumlah suku kata, sajaknya, dan tidak terdapat sampiran.
Kesalahan-kesalahan yang terjadi di lapangan itu sangatlah dipahami oleh peneliti karena ternyata di kelas IX pun siswa masih banyak yang belum memahami syarat-syarat pantun. Hal ini diketahui ketika mereka belajar syair yang merupakan puisi lama seperti pantun. Biasanya peneliti mengajarkan syair
(19)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dengan menggunakan pintu masuk berupa contoh puisi lama yang mudah dikenali, yaitu pantun. Ternyata mereka belum memahaminya, padahal pembelajaran menulis pantun sudah diberikan di kelas VII semester ganjil.
Sebenarnya peneliti pernah melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) untuk pembelajaran menulis pantun dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Namun dalam penelitian itu memiliki beberapa kekurangan, yaitu penggunaan soal tes yang berupa pilihan ganda tidak menjamin pemahaman siswa yang sebenarnya. Selain itu tipe Jigsaw pun membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga dalam penelitian itu disarankan untuk dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan model pembelajaran yang berbeda dan soal tes yang berupa uraian.
Selain itu, penulis membaca tesis yang ditulis oleh seorang mahasiswa Sekolah Pascasarjana UPI Bandung yang bernama Dadun Kohar. Dadun Kohar pernah meneliti model pembelajaran berorientasi kemampuan otak dalam menulis paragraf argumentatif di SMAN 1 Sindang Indramayu tahun 2009. Pada penelitian itu disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis kemampuan otak lebih efektif digunakan dalam pembelajaran menulis argumentatif, dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dan mampu meningkatkan aktivitas siswa.
Penelitian itu pun menyarankan agar model pembelajaran berbasis kemampuan otak hendaknya dikembangkan tidak hanya untuk pembelajaran Bahasa Indonesia saja, mengingat bahwa model pembelajaran ini mampu mengaktifkan kecerdasan.
Mengamati beberapa keberhasilan penelitian dalam menerapkan model pembelajaran berbasis kemampuan otak, penulis mengamati kekurangan yang terdapat dalam penelitian itu. Penelitian itu tidak menunjuk pada satu nama model pembelajaran, sebab model pemembelajaran berbasis kemampuan otak itu masih sangat umum. Sebaiknya ada nama khusus terkait dengan teknik- teknik yang dilakukan di dalam pembelajarannya.
Beberapa hal yang ditemukan tadi, menjadikan penulis berpikir untuk menerapkan model pembelajaran yang kira-kira cocok bila digunakan untuk
(20)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menyelesaikan problematika pembelajaran menulis pantun. Akhirnya peneliti mengingat sebuah pelatihan Smart Teaching yang pernah diikuti di hotel Endah Parahyangan Cimahi pada tahun 2010 yang diselenggarakan oleh PT Saga Paripurna yang bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bandung Barat.
Pada pelatihan itu tim penyaji menjelaskan sebuah model pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan Ulangi Nikmati (PANTUN) yang digunakan pada pembelajaran IPA. Namun peneliti berpikir bahwa model pembelajaran PANTUN ini pun dapat diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Sekaitan dengan itu peneliti akhirnya mencoba menerapkan model pembelajaran PANTUN untuk memecahkan problematika pembelajaran menulis pantun selama ini.
Model pembelajaran PANTUN ini tampaknya merupakan pengalihan nama dari sebuah model pembelajaran kuantum (Quantum Teaching) yang dirancang oleh Bobbi DePorter (Rusman: 20120). Bobbi membuat kerangka perancangan pembelajaran kuantum dengan nama TANDUR (Tumbuhkan Alami Namai Demonstrasikan Ulangi Rayakan). Tumbuhkan yang dimaksud Bobbi adalah pikat dalam pembelajaran PANTUN, sementara itu Demonstrasikan yang dimaksud oleh Bobbi adalah Tunjukkan dalam PANTUN, dan Rayakan yang dimaksud Bobbi adalah Nikmati dalam PANTUN.
Setelah melakukan kajian seperti yang sudah dipaparkan, maka penulis telah mencoba menerapkan model pembelajaran PANTUN yang memiliki enam tahapan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam menulis pantun. oleh karena itu tesis yang akan dibuat berjudul "Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan Ulangi Nikmati untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Menulis Pantun"(Kajian Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy).
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Faktor penyebab kurang berhasilnya pembelajaran dapat dipilah menjadi tiga, yaitu faktor yang terdapat pada guru, siswa, serta faktor sarana. Namun
(21)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
faktor sarana ini sebenarnya dapat disiasati oleh guru pengajar secara langsung. Oleh karena itu faktor penyebab kurang berhasilnya pembelajaran menulis pantun dipilah menjadi faktor guru dan siswa saja.
Berdasarkan pengamatan di lapangan melalui kegiatan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) dengan cara melihat pembelajaran langsung di dalam kelas di beberapa sekolah di wilayah gugus 3 Kabupaten Bandung Barat, dapatlah disimpulkan beberapa faktor penyebab kesulitan dalam pembelajaran menulis pantun yang terdapat pada siswa di antaranya, yaitu:
1. Siswa kesulitan dalam menghitung suku kata. 2. Siswa kesulitan dalam menentukan rima. 3. Siswa kesulitan membuat sampiran. 4. Siswa kesulitan membuat pantun utuh.
5. Siswa kesulitan menciptakan pantun tanpa ditulis.
Selain kesulitan yang dirasakan oleh siswa, faktor yang dirasakan oleh guru pun menjadi sangat penting dalam proses pencapaian keberhasilan pembelajaran menulis pantun. berdasarkan pengamatan yang sama dpatlah diambil kesimpulan bahwa terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kurang berhasilnya pembelajaran menulis pantun, yaitu sebagai berikut.
1. Guru melaksanakan pembelajaran dengan kurang ekspresif.
2. Guru tidak memberikan contoh kepada siswa dengan cara menciptakan pantun serta merta.
3. Guru tidak mampu melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan dan menantang sehingga siswa menjadi tidak termotivasi.
4. Guru kurang inovatif dan kreatif dalam menyediakan media pembelajaran. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, penelitian ini difokuskan pada proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PANTUN yang didukung oleh media pembelajaran yang akan menunjang bagi keberhasilan siswa dalam menciptakan sebuah pantun.
(22)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: a. Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy tahun
2012/2013 dalam pembelajaran menulis pantun sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran PANTUN?
b. Adakah perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy tahun 2012/2013 dalam menulis pantun sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran PANTUN?
c. Apakah kelebihan dan kekurangan model pembelajaran PANTUN pada saat diterapkan dalam pembelajaran menulis pantun?
D. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menerapkan model pembelajaran PANTUN untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy tahun 2012/2013 dalam menulis pantun. Hal itu berarti bahwa tujuan yang dingin dicapai melalui penelitian ini adalah menganalisis dan menjelaskan beberapa hal berikut:
a. Memperoleh gambaran tentang hasil belajar siswa kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy tahun 2012/2013 dalam pembelajaran menulis pantun sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran PANTUN.
b. Memperoleh data empirik tentang perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy tahun 2012/2013 dalam menulis pantun sebelum menggunakan model pembelajaran PANTUN dengan hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran PANTUN.
c. Memperoleh gambaran tentang kelebihan dan kekurangan model pembelajaran PANTUN pada saat diterapkan dalam pembelajaran menulis pantun.
E. Manfaat Penelitian
(23)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Indonesia khususnya menulis pantun karena model pembelajaran PANTUN belum banyak digunakan oleh para guru, baik itu guru Bahasa Indonesia maupun guru mata pelajaran lain.
Penelitian ini juga diharapkan dapat memotivasi peneliti ataupun pembaca untuk dapat menerapkannya pada pembelajaran lain. Paling tidak ketika telah diterapkan akan tampak cocok atau tidaknya model pembelajaran PANTUN digunakan pada materi yang lain. Bahkan mungkin saja penelitin ini memberikan inspirasi bagi pembaca untuk mengemas sebuah model pembelajaran baru untuk materi menulis pantun.
F. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahpahaman, maka variabel yang terdapat dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut.
1. Model pembelajaran PANTUN yaitu model pembelajaran dengan menggunakan tahapan kegiatan yang hierarkis berupa Pikat, Alami, Namai, Tunjukkan, Ulangi, dan Nikmati.
2. Hasil belajar menulis pantun adalah kemampuan baru dalam menulis pantun yang diperoleh siswa setelah melaksanakan pembelajaran.
G. Anggapan Dasar Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan landasan beberapa anggapan dasar, yaitu:
1. Pantun merupakan puisi lama yang harus dilestarikan karena bermanfaat bagi kehidupan kita.
2. Menciptakan pantun harus dilatih melalui kegiatan menulis.
3. Semakin sering menulis pantun, maka seseorang akan mudah menciptakan pantun dengan serta merta.
4. Keterampilan menulis pantun di SMP harus ditingkatkan agar menjadi lebih bermakna sehingga kelak dia dapat menerapkannya dalam kehidupan di masyarakat.
(24)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5. Keberhasilan sebuah pembelajaran dapat ditentukan oleh model pembelajaran yang dilaksanakan.
H. Hipotesis
Berdasarkan beberapa rumusan masalah yang telah dikemukakan, peneliti menentukan sebuah hipotesis untuk penelitian yang akan dilaksanakan, yaitu: "Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy tahun 2012/2013 dalam pembelajaran menulis pantun yang menggunakan model pembelajaran PANTUN dengan hasil belajar siswa kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy tahun 2012/2013 dalam pembelajaran menulis pantun yang menggunakan model pembelajaran konvensional"
I. Lokasi, Populasi, dan Sampel penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat dengan menggunakan populasi kemampuan menulis pantun siswa kelas VII SMP Negeri 2 Cipeundeuy sebanyak 8 kelas yang berjumlah 228 orang. Adapun yang dijadikan sampel penelitian berjumlah 68 orang, yaitu siswa yang duduk di kelas VIIA dan VIID.
Pemilihan sampel penelitian dilakukan secara acak. Populasi yang berjumlah 8 kelas diambil secara random sebanyak 2 kelas yang masing-masing berjumlah 34 orang setiap kelasnya. Selanjutnya kelas VIIA dipilih sebagai kelas kontrol dan VIID yang menjadi kelas eksperimen.
J. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian yang dimaksud merupakan sebuah kerangka berpikir yang berdasarkan teori yang relevan dengan penelitian yang dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian, sehingga dalam proses penelitian tersebut peneliti melakukan langkah-langkah penelitian yang sistematis karena paradigma ini berisi sistematika berpikir, tujuan penelitian yang
(25)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
diharapkan, langkah-langkah penelitian, hal-hal yang akan diteliti, bagaimana cara melakukan penelitiannya, serta apa hasil penelitian tersebut.
Peneliti menggambarkan kerangka berpikir penelitian dimulai dengan memadukan pengetahuan peneliti tentang sastra dan pedagogik untuk memilih model pembelajaran PANTUN sebagai solusi permasalahan menulis pantun di kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy. Model tersebut diorientasikan dengan model Jerold E. Kemp dengan 8 syntaxnya yang kemudian diterapkan dalam pembelajaran menulis pantun untuk mencapai tujuan agar berdampak langsung pada tujuan instruksional dan berdampak penyerta artinya untuk masa yang akan datang harus berdampak bagi kehidupan siswa selanjutnya. Semuai hal tersebut diberikan kepada siswa untuk diketahui hasil pembelajarannya secara nyata yang ditunjukkan oleh angka perolehan siswa dalam kemampuan menulis pantun.
agan paradigma tersebut digambarkan sebagai berikut.
BAGAN 1.1 PARADIGMA PENELITIAN SASTRA P E D A G O G I K P A N T U N ORIENTASI MODEL JEROLD SYNTAX 8 LANGKAH PENERAPAN DAMPAK INSTRUKSIONAL DAN DAMPAK PENYERTA SISWA H A S I L
(26)
39
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bagian ini akan dibahas pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjawab rumusan masalah yang telah ditetapkan sehingga akan mampu membuktikan bahwa hipotesis itu benar atau tidak. Oleh karena itu terlebih dahulu akan dijelaskan beberapa hal yang berkenaan dengan objek penelitiannya.
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, yaitu menguji hubungan sebab akibat yang terjadi diantara variabel-variabel. Dalam penelitian ini variabel yang dimaksud adalah model pembelajaran PANTUN dan hasil belajar siswa dalam menulis pantun. penelitian ini mencari hubungan antara model pembelajaran PANTUN dengan kemampuan siswa dalam menulis pantun, artinya penelitian ini akan membuktikan meningkat atau tidaknya kemampuan siswa dalam menulis pantun apabila menggunakan model pembelajaran PANTUN.
Metode penelitian ini menurut Fraenkel & Wallen (2007:267) merupakan metode yang memiliki kekuatan, bahkan dianggap sebagai metode terbaik dalam mencari hubungan sebab akibat diantara variabel-variabelnya. Mereka menyatakannya sebagai berikut.
Experimental researh is one of the most powerful research methodologies that research can use. Of the many types of research that might be used, the experimen is the best way to establish cause-and-effect relationship among variables.
Penelitian ini merupakan penelitian yang termasuk kuantitatif dengan menggunakan rancangan kuasi eksperimen dengan menggunakan desain The Randomized Pretest-Postes Control Group Design (Fraenkel & Wallen, 1990:238) yang digambarkan sebagai berikut.
(27)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Treatment Group
E
RO
1X
AO
2Control Group
KR
O
3XB
O
4Keterangan:
E
R : Kelompok eksperimen subjek random yang menggunakan model belajar PANTUN.K
R : Kelompok kontrol subjek random yang menggunakan model belajar konvensional.O
1 :Pengukuran awal (pretest) pada kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran PANTUN.
O
3 :Pengukuran awal (pretest) pada kelompok control yang menggunakan model pembelajaran konvensional.
O
2 :Pengukuran akhir (postest) pada kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran PANTUN
O
4 :Pengukuran awal (postest) pada kelompok control yang menggunakan model pembelajaran konvensional
X
A : Model Pembelajaran PANTUN yang diterapkan pada kelas eksperimenX
B : Model Pembelajaran konvensional yang diterapkan pada kelas controlB. Prosedur Penelitian
Pada penelitian ini langkah yang pertama dilakukan yaitu pada pembelajaran di kelas melakukan studi pendahuluan dan studi literatur sampai menentukan konsep-konsep dan variabel-variabel yang akan diteliti. Pada
(28)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mulanya ketika menyampaikan pembelajaran mendengarkan syair, guru menghubungkannya dengan pantun. Pada saat itulah akhirnya diketahui bahwa siswa kelas IX belum dapat membuat sebuah pantun. Dari enam rombongan belajar yang dibimbing, hanya satu orang yang mampu menciptakan pantun dengan serta merta, bahkan ternyata hampir semua siswa tidak hafal ciri-ciri sebuah pantun.
Berdasarkan pengamatan tersebut, akhirnya penulis menggali kembali kurikulum bahasa Indonesia yang berkenaan dengan pantun. Sehingga dapatlah ditemukan ternyata hanya ada satu kompetensi dasar untuk pembelajaran pantun di SMP, yaitu menulis pantun sesuai dengan syarat-syaratnya. Kompetensi dasar ini terdapat di kelas VII semester pertama.
Mengingat semester pertama di kelas VII itu para siswa masih menunjukkan kebiasaannya di SD yang seolah-olah mereka selalu dibebaskan untuk belajar dengan situasi yang menyenangkan, maka penulis berpikir untuk menerapkan Brain Based Learning (pembelajaran berbasis kemampuan otak) yang dikemas menjadi PANTUN. Akhirnya dirumuskanlah sebuah model pembelajaran PANTUN dengan menggunakan metode pembelajaran yang beragam, yaitu: metode Kontekstual, Sugestopedia, dan metode Partisipatori.
Penelitian ini membutuhkan data kuantitatif dan kualitataif. Oleh karena itu untuk menemukan data kuantitatif dan kualitatif tersebut, maka dilaksanakan sebuah proses pembelajaran dengan langkah-langkah berikut:
1. Menginventarisir data dan studi pendahuluan sebagai persiapan penelitian. 2. Melakukan pretest terhadap dua kelas, baik kelas eksperimen maupun kelas
kontrol.
3. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model PANTUN di kelas eksperimen dan menggunakan model konvensional di kelas kontrol.
4. Mengamati, mendeskripsikan, menganalisis dan membahas data verbal dan nonverbal untuk menggali kemampuan siswa memahami pembelajaran. 5. Mengadakan postes, baik terhadap kelas eksperimen maupun kelas kontrol
(29)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
6. Menganalisis hasil belajar siswa setelah sebelumnya dinilai dengan menggunakan pedoman penilaian yang telah ditentukan, baik itu terhadap kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
7. Menguji secara statistik hasil penilaian kedua kelompok tersebut dengan membandingkan nitai rata-rata setiap kelompok yang menggunakan uji normalitas, namun karena hasil pengujian ternyata data tidak terdistribusi secara normal, maka pengujian statistik dilakukan dengan uji statistik non parametrik.
C. Sumber Data Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 2 Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat. Populasi penelitiannya adalah kemampuan menulis pantun siswa kelas VII yang berjumlah 324 orang yang dibagi ke dalam sembilan kelas. Kemudian diambil dua kelas sebagai sampel penelitian, yaitu kelas VII A dan kelas VII D yang diambil secara random.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan dalam pengumpulan data. Pada penelitian ini, penulis mengumpulkan data tentang keefektifan model pembelajaran PANTUN melalui instrumen tes hasil belajar; data mengenai sikap siwa pada saat mengikuti pembelajaran dikumpulkan melalui angket (Skala Likert); sedangkan data mengenai aktivitas belajar siswa diperoleh melalui pedoman observasi.
1. Instrumen Tes
Tes dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data awal dan akhir tentang penguasaan siswa dalam menulis pantun yang sesuai dengan syarat-syarat pantun. Tes ini berupa uraian singkat mengenai kemampuan siswa dalam membuat sebuah pantun. Tes dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan terhadap dua kelompok yang dibandingkan.
(30)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pantun yang sesuai dengan syarat-syaratnya! Gunakanlah pilihan kata yang tepat sehingga pantun tersebut mudah dipahami isinya, memiliki nilai keindahan yang dituangkan melalui kalimat yang mengandung gaya bahasa!”
Pantun yang dibuat pada waktu tes awal dan tes akhir itu diberi nomor sesuai dengan alfabetis nama siswa. Analisis penilaian dilakukan setelah pantun selesai dibaca. Analisis pantun dilakukan sesuai dengan format penilaian yang sudah ditentukan, yaitu berupa aspek bentuk, bahasa, dan isi. Adapun rubrik penilaian sudah dijelaskan pada tabel 2.1 dan 2.2 pada bab II.
2. Instrumen Observasi
Instrumen ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan aktivitas belajar siswa dan guru berupa pedoman pengamatan. Guru yang bertindak menjadi pengamat adalah Karnasih, S.Pd. yang berasal dari SMPN 2 Cipeundeuy, Rahman S.Pd, S.Pd. dari SMP PGRI Cipeundeuy, Dian Nuraini, S.Pd. dari SMP Daarul Ilmi, Bagus S.Pd. dari SMPN 1 Cipeundeuy dan penulis.
Walaupun bersifat subjektif, namun pengamatan dilakukan untuk melengkapi data. Format observasi itu dapat dihubungkan dengan angket yang diisi oleh siswa karena pernyataan dalam angket sesuai dengan tahapan pembelajaran yang tertuang dalam format observasi, baik berupa kegiatan siswa maupun kegiatan guru. Analisis data observasi digunakan untuk menjelaskan kebenaran data kuantitatif yang berupa nilai hasil belajar siswa.
Pedoman Observasi tersebut dituangkan dalam format berikut.
Tabel 3.1
INSTRUMEN OBSERVASI KEGIATAN GURU Nama observer : ... NIP : ... Unit Kerja : ...
No Tahap Objek Instrumen
Keterangan Ya Tidak
(31)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1 Pikat Siswa 1. Guru mengkondisikan siswa supaya tertuju ke arah guru yang menampilkan pantun bersama kels IX.
2. Guru memotivasi siswa yang ingin berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
2 Alami Siswa 1. Guru mengarahkan semua siswa berbalas pantun.
2. Guru mengarahkan siswa menyusun pantun yang lariknya telah disediakan.
3. Guru memotivasi siswa agar siswa lain membacakan pantun tersebut.
3 Namai Siswa 1. Guru mengarahkan siswa
menemukan syarat-syarat pantun 2. Guru mengarahkan semua siswa
agar menghafal syarat-syarat pantun dengan cara bernyanyi. 3. Guru memberi kesempatan untuk
mencatat.
4 Tunjukkan Siswa 1. Guru mendorong siswa untuk menunjukkan kepahamannya tentang syarat-syarat pantun dengan dicongak atau dinyanyikan.
2. Guru membuat siswa yang tidak aktif menjadi termotivasi untuk menciptakan pantun.
(32)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
cerdas semakin tertantang untuk menciptakan pantun.
4 Ulangi Siswa 1. Guru meminta siswa mengulangi materi dengan cara menyebutkan ciri-ciri pantun.
2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa melakukan tes akhir berupa perintah untuk menciptakan sebuah pantun.
5 Nikmati Siswa Pada akhir pembelajaran siswa diarahkan untuk merayakan keberhasilan belajarnya dengan cara: 1. Merefleksi pembelajaran.
2. Memberikan hadiah kepada siswa yang aktif.
3. Bersama siswa menyanyikan lagu
“Balonku” dan “Amelia” yang
liriknya diubah menjadi syarat-syarat pantun..
Tabel 3.6 INSTRUMEN
OBSERVASI RESPON SISWA
Tabel 3.2
INSTRUMEN OBSERVASI KEGIATAN GURU Nama observer : ... NIP : ... Unit Kerja : ... Kritik dan saran dalam proses pembelajaran
(33)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No Tahap Objek Instrumen
Keterangan Ya Tidak 1 Pikat Siswa 1. Hampir semua siswa tertuju ke
arah guru yang menampilkan pantun bersama kels IX.
2. Banyak siswa yang ingin berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
2 Alami Siswa 1. Semua siswa berbalas pantun. 2. Beberapa siswa menyusun pantun
yang lariknya telah disediakan secara acak.
3. Beberapa siswa membacakan pantun.
3 Namai Siswa 1. Melalui tanya jawab, siswa menemukan syarat-syarat pantun 2. Semua siswa menghafal
syarat-syarat pantun dengan cara bernyanyi.
3. Siswa mencatat beberapahal uang diterangkan.
4 Tunjukkan Siswa 1. Siswa menunjukkan kepahamannya tentang syarat-syarat pantun.
2. Siswa yang tidak aktif termotivasi untuk menciptakan pantun.
3. Siswa yang cerdas makin tertantang untuk menciptakan pantun.
(34)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4 Ulangi Siswa 1. Siswa mengulangi materi dengan cara menyebutkan syarat-syarat pantun.
2. Siswa melakukan tes akhir dengan menciptakan sebuah pantun. 5 Nikmati Siswa 1. Siswa melakukan refleksi dengan
guru.
2. Siswa yang aktif dihargai dengan diberi hadiah.
3. Siswa dibimbing menyanyikan
lagu “Balonku” dan “Amelia”
yang liriknya diubah menjadi syarat-syarat pantun.
3. Angket (Skala Likert)
Instrumen ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan sikap siswa terhadap model pembelajaanr PANTUN sebagai model pembelajaran berbasis kemampuan otak dalam menulis pantun. Instrumen berupa pernyataan-pernyataan dengan lima pilihan jawaban, yaitu SS (sangat setuju), S (setuju), R (ragu-ragu), TS (tidak setuju, dan STS (sangat tidak setuju).
Skala Likert ini diisi oleh siswa yang dibuat dalam format berupa pernyataan yang akan menunjukkan bahwa siswa merasa atau tidak difasilitasi dengan berbagai media dengan dan metode pembelajarannya bervariasi sehingga otak mereka terangsang untuk dapat mengikuti pembelajaran secara aktif, kreatif, dan menyenangkan melalui tahapan-tahapan pembelajaran PANTUN.
Kritik dan saran dalam proses pembelajaran
(35)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.3 ANGKET SISWA Petunjuk
Bacalah dengan teliti pernyataan-pernyataan di bawah ini, kemudian berilah tanda silang (x) pada kolom Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS) sesuai dengan pendapat Anda terhadap pernyataan-pernyataan tersebut.
Tahap Pernyataan
Jawaban
SS S TS STS
Pikat
Saya senang belajar di ruangan yang sudah ditata dengan menarik.
Saya senang duduk dengan formasi yang berbeda dari biasanya.
Ketika guru menampilkan berbalas pantun dengan siswa kelas IX, saya tertarik untuk mengikuti pembelajaran.
Saya semakin tertarik mengikuti pembelajaran setelah guru membuat sebuah pantun ucapan terima kasih kepada siswa kelas
(36)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
IX tersebut.
Alami Kami dibagi sehelai kertas yang berisi beberapa bait kalimat yang harus dibaca secara berbalas. Setelah kami membacakan kalimat-kalimat tersebut, akhirnya saya menjadi tahu bahwa kami sedang berbalas pantun.
Saya senang karena guru meminta siswa untuk menentukan tujuan pembelajaran.
Namai Saya senang karena guru memotivasi kami dengan memberikan pertanyaan agar kami dapat menemukan syarat-syarat sebuah pantun.
Saya senang karena guru memberikan kebebasan kepada kami untuk memilih teman berdiskusi.
Saya senang karena guru selalu menghargai apapun yang kami lakukan.
Tunjukkan Saya senang dengan cara guru memotivasi kami untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
Saya tertantang saat guru meminta kami untuk menunjukkan pemahaman kami tentang syarat-syarat pantun.
Saya mudah hafal syarat-syarat pantun dengan cara dinyanyikan. Saya senang karena guru mengajak siswa untuk menemukan bagaimana cara
(37)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
membuat pantun.
Saya senang karena guru menyediakan berbagai media yang dapat dipilih untuk dibuat menjadi sebuah pantun.
Ulangi Saya senang diminta mengulangi pemahaman kami tentang materi dengan cara yang bebas.
Saya senang karena guru melakukan tes akhir dengan meminta kami membuat sebuah pantun dengan tema yang bebas. Nikmati Saya senang karena pada akhir
pembelajaran guru mengajak siswa memaknai pembelajaran menulis pantun.
Saya senang karena guru memberikan penghargaan kepada siswa teraktif dengan sebuah pantun dan hadiah.
Saya senang karena siswa boleh menghargai siswa teraktif dengan cara kami sendiri.
Saya merasa bahwa pada akhir pembelajaran, kami sedang merayakan pembelajaran sehingga senang dan tidak jenuh.
Saya semakin percaya diri setelah mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia dengan model yang dilaksanakan.
Saya nyaman dan tidak tegang mengikuti pembelajaran karena guru bersikap ramah dan menyenangkan.
(38)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Saya dilatih untuk kreatif dalam berpikir dan menghasilkan sebuah karya.
E. Teknik Analisis Data
1. Analisi Data dengan Cara Nonstatistik
Cara menganalisi data dengan nonstatistik hanya digunakan pada data yang diperoleh melalui teknik observasi dan angket, baik yang dikumpulkan dengan instrumen skala penilaian efisiensi pembelajaran, Skala Bertingkat, maupun Skala Likert.
Data yang berasal dan Skala Likert diperoleh melalui angket yang diisi siswa digunakan untuk menilai sikap siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan. Berdasarkan hasil angket siswa di kelas eksperimen yang jumlahnya 34, ternyata semua siswa memilih sangat setuju terhadap semua kegiatan yang dilaksanakan. Hal ini mengandung makna bahwa menurut siswa semua yang dilaksanakan benar-benar efektif untuk digunakan pada pembelajaran menulis pantun. semua terbukti dengan nilai tes akhir siswa yang sangat memuaskan.
2. Analisi Data dengan Cara Statistik
Hasil tes berupa nilai awal dan nilai akhir siswa yang mendapat perlakuan model pembelajaran PANTUN dengan nilai awal dan akhir siswa yang melaksanakan pembelajaran menulis pantun dengan menggunakan model pembelajaran konvensional diolah dengan teknik sebagai berikut.
a. memberikan nomor pada setiap pantun yang dibuat oleh siswa berdasarkan alfabetis nama
b. membaca pantun satu persatu dan mengklasifikasinya berdasarkan kelengkapan syarat-syarat pantun
c. menganalisis pantun sesuai dengan kriteria penilaian yang telah ditetapkan d. menuliskan data empirik ke dalam format data penilaian
(39)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
f. membandingkan nilai kelas eksperimen dengan kelas kontrol
Ukuran-ukuran statistik yang digunakan dalam mendeskripsikan data yang diperoleh melalui tes itu adalah:
Ukuran tendensial sentral berupa Mean (rata-rata), Median, Modus, dan jumlah data;
Ukuran penyebaran data berupa varians, standar deviasi, data terkecil, data terbesar, dan rentang;
Daftar frekuensi, dan daftar distribusi frekuensi; dan
Uji kenormalan dan uji non parametrik Mann-Whitney. 3. Instrumen Perlakuan
Instrumen perlakuan merupakan persiapan pembelajaran dan proses pelaksanaan pembelajaran. persiapan pembelajaran itu meliputi RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran), media/sarana/sumber/bahan pembelajaran serta evaluasinya. Sedangkan pelaksanaan pembelajaran berupa perlakuan atau
treatment yang berupa model pembelajaran PANTUN. a. Persiapan Pembelajaran
Persiapan pembelajaran merupakan bagian penting agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik dan mencapai tujua. Persiapan dimulai dengan perumusan tujuan yang dilakukan oleh guru, walaupun dalam pelaksanaannya siswa ditanya tentang tujuan mereka dalam pembelajaran menulis pantun. setelah itu guru menyiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran. Sebagai pemikat pembelajaran dalam pra-pemaparan dan persiapan sebagai tahap pertama dalam pembelajaran berbasis kemampuan otak, guru menyiapkan pantun berbalas yang akan ditampilkan berkolaborasi dengan siswa kelas IX di depan siswa kelas VII. Sebagai usaha untuk memikat lebih dalam, tampilan tersebut diiringi musik oleh guru lain yang diminta bantuan. Media lain pun disiapkan, yaitu berupa gambar-gambar dan foto-foto yang akan menginspirasi siswa dalam membuat pantun. Selain itu guru pun menyiapkan beberapa pantun yang dirumpangkan untuk dilengkapi oleh siswa, dengan kalimat yang telah disediakan dan harus dipilih oleh siswa. Agar siswa lebih mudah
(40)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menghafal syarat-syarat pantun, guru menyiapkan tiga buah lagu yang diganti syairnya dengan syarat-syarat sebuah pantun. lagu tersebut adalah Balonku Ada Lima, Gelang Sipatu Gelang, dan Amelia.
Guru melengkapi media tersebut dengan bahan dan sumber pembelajaran berupa buku paket yang juga dimiliki oleh siswa; buku-buku lain yang memuat teori tentang pantun; serta artikel-artikel yang diunduh dari internet sebagai pelengkap bagi guru agar memiliki wawasan yang lebih luas tentang materi pembelajaran pantun.
Untuk menguji kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran, guru menyiapkan evaluasi berupa perintah agar siswa membuat pantun tertulis yang akan dianalisis berdasarkan bentuk, isi, dan bahasa yang digunakan. Guru menyiapkan kriteria penilaian berdasarkan tiga aspek tersebut. Pantun yang dianalisis adalah pantun yang dibuat oleh siswa pada saat tes awal dan tes akhir.
b. Pelaksanaan Pembelajaran 1) Tes Awal
Kedua kelas yang akan dibandingkan melakukan tes awal sebelum melaksanakan pembelajaran. Tes awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam membuat pantun sebelum melaksanakan pembelajaran. Tes ini akan dibandingkan dengan tes akhir yang akan dilakukan setelah siswa melaksanakan proses pembelajaran sehingga hipotesis yang disiapkan akan teruji.
Tes awal ini diberi nilai tertinggi 100 dengan nilai ideal bentuk 36, isi 32, dan nilai ideal bahasa 32. Untuk mencapai nilai-nilai tersebut, masing-masing aspek diberi kriteria penilaian tertentu.
2) Proses pembelajaran
Proses pembelajaran dilaksanakan berbeda. Kelas VIIA yang merupakan kelas kontrol melaksanakan pembelajaran dengan model konvensional, sedangkan kelas VIID sebagai kelas eksperimen melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran PANTUN. Melalui observasi yang dilakukan oleh guru lain, terlihat bahwa kedua pembelajaran tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan.
(41)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Namun tetap tampak model pembelajaran mana yang lebih tepat digunakan untuk mengajarkan menulis pantun. Selain itu juga tampak perbedaannya dari nilai perolehan siswa yang melaksanakan pembelajaran dengan model belajar PANTUN, sehingga akan kelihatan pengaruh model PANTUN terhadap hasil belajar siswa dalam menulis pantun yang sesuai dengan syarat-syarat pantun.
(a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SMP Negeri 2 Cipeundeuy Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : VII/ 1
Standar Kompetensi : 8. Mengekspresikan pikiran, perasaan, dan pengalaman melalui pantun dan dongeng Kompetensi Dasar : 8.1 Menulis pantun yang sesuai dengan
syarat-syarat pantun
Indikator : Siswa dapat membuat pantun secara tertulis yang sesuai dengan syarat-syaratnya.
Alokasi waktu : 2 x 40 menit A.Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran berlangsung, siswa dapat membuat pantun secara tertulis sesuai dengan syarat-syarat pantun; memiliki keindahan; mengandung nilai yang positif; menggunakan pilihan kata yang mudah dipahami serta menggunakan kalimat yang mengandung gaya bahasa.
B.Materi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991:728) pantun dimaknai sebagai bentuk puisi Indonesia (Melayu) tiap-tiap bait biasanya terdiri atas empat baris yang bersajak (a-b-a-b) tiap baris biasanya terdiri atas empat kata, baris pertama dan kedua biasanya untuk tumpuan (sampiran) saja dan baris ketiga dan keempat merupakan isi.
Namun pada kenyataannya pantun sering ditulis hanya tiga kata atau lebih dari empat kata dalam satu baris. Sebagai contoh pantun yang ditulis dalam Seri Sastra Nostalgia (2005:71).
(42)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
airsyah raja mahkota diserang raja keinderaan jika sungguh tuan berkata abang menunggu tirai peraduan
Pada baris pertama hanya tiga kata, sedangkan pada baris keempat terdapat lima kata. Seperti juga pantun yang ditulis Jhon (2009:137) sebagai berikut:
harimau dengan beruang binatang buas di hutan
membuang fakta di ujung pedang tak akan rasa aman.
Pantun tersebut menunjukkan bahwa pada baris pertama terdiri atas tiga kata, sementara baris ketiga terdiri atas lima kata. Ibrahim (2004:44) pun menuliskan hal yang menympang dari pengertian pantun seperti yang tertuang dalam kamus besar bahasa Indonesia. Contoh yang dituliskannya berikut ini. singgah mengait buah berembang
buah berembang dimakan kera sebab mengikut hati yang bimbang bimbang tuk tempat jadi cedera
Pada baris ketiga dan keempat terdiri atas lima kata. Seperti juga yang terdapat pada pantun yang dituangkan Balai Pustaka (1978:78) berikut.
rimba besar di atas bukit bukit tinggi tebingnya curam iba yang besar lepas penyakit mendapat obat hati yang geram
Berdasarkan contoh pantun yang dituangkan dalam bukunya Soetarno lebih pas menjelaskan ciri-ciri sebuah pantun (1967: 19), yaitu:
1) tiap bait pantun terdiri atas empat baris
2) tiap baris terdiri atas 8 -12 suku kata
(43)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4) baris ke-1 dan ke-2 merupakan sampiran sedangkan baris ke-3 dan ke-4 merupakan isi pantun.
Menulis pantun akan terasa mudah jika syarat-syaratnya sudah hapal. Sebagai contoh ketika kita ingin mengkritik seorang perempuan sombong, akan lebih halus jika kritikan tersebut disampaikan melalui sebuah pantun. Tahap pertama buatlah isi pantun tersebut. Kemudian carilah sajak kedua baris tersebut untuk menentukan sajak pada baris pertama dan kedua. Setelah itu buatlah kalimat untuk baris pertama yang bunyi akhirnya sama dengan baris ketiga. Terakhir buatlah kalimat baris kedua yang berhubungan dengan baris pertama yang sajaknya sama dengan baris keempat.
Contoh: Tahap Pertama
... ... memang kamu perempuan cantik
namun sayang prilakumu sombong
Tahap Kedua
...tik ...bong Tahap Ketiga
jangan sembarang bunga dipetik terebih itu milik pak Jabong Tahap Keempat
jangan sembarang bunga dipetik terebih itu milik pak Jabong memang kamu perempuan cantik namun sayang prilakumu sombong
(44)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Ceramah 2. Penugasan 3. Tanya jawab 4. Pemodelan
D.Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal
a. Siswamelakukan tes awal.
b. Siswa menyimak guru mengenalkan diri dengan menampilkan pantun. c. Siswa menyimak penyampaian guru tentang tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan inti
a. Siswa mencermati pantun yang ditampilkan guru. b. Guru menyampaikan syarat-syarat sebuah pantun.
c. Siswa bertanya jawab dengan guru tentang materi yang kurang dipahami. d. Siswa menyimak guru yang menyampaikan cara membuat pantun. e. Siswa mencatat materi yang telah diterangkan.
f. Siswa berlatih membuat pantun, sementara guru berkeliling membimbing siswa yang kesulitan.
g. Beberapa siswa menuliskan pantunnya di papan tulis. Siswa yang lain mengomentari.
h. Siswa menyimak guru dalam mengukuhkan konsep. 3. Kegiatan Akhir
a. Siswa melaksanakan tes akhir.
b. Siswa dibimbing guru melaksanakan refleksi.
c. Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa untuk membuat sebuah pantundengan tema yang ditentukan.
E. Sumber Belajar
1. Buku Balai Pustaka. 1978. Pantun Melayu. Jakarta: Depdikbud. 2. Gawa, Jhon. 2009. Kebijakan dalam 1001 Pantun. Jakarta: Kompas.
(45)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Iskandarwassid & Dadang Sunendar. 2010. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Rosda Karya.
4. Tugino. 2011. Menulis Pantun [Online]. Tersedia:http://www. Tugino230171.wordpress.com/ 2011/11/26. [4 November 2012].
F. Penilaian
1. Teknik penilaian : teknik tes dan nontes 2. Bentuk Tes : Uraian
3. Soal Tes : “Buatlah sebuah pantun yang sesuai dengan syarat-syaratnya! Perhatikanlah ejaannya dan gunakanlah pilihan kata yang tepat sehingga pantun tersebut mudah dipahami isinya, serta memiliki nilai keindahan yang dituangkan melalui kalimat yang mengandug nilai-nilai positif!”
4. Pedoman penilaian :
RUBRIK PENILAIAN PANTUN
KRITERIA PENILAIAN PANTUN
A. BENTUK
ASPEK YANG DINILAI SK0R DAN KRITERIA
1. Jumlah baris dalam bait 4 apabila satu bait pantunnya terdiri atas empat baris ASPEK YANG DINILAI BOBOT
SKOR
NILAI
4 3 2 1
A. Bentuk
1. Jumlah baris dalam bait 2 2. Jumlah suku kata dalam setiap baris 2
3. Berima a-b-a-b 3
B. Bahasa
1. Pilihan kata 2
2. Koherensi
3. Bernilai Positif/Estetika 2 4. Penulisan ejaan 2 C. Isi
1. Terdapat sampiran 2 2. Terdapat isi pantun 2 3. Orisinalitas gagasan 3 4. Kejelasan maksud 3
(46)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3 apabila satu bait pantunnya terdiri atas tiga baris 2 apabila satu bait pantunnya terdiri atas dua baris 1 apabila satu bait pantunnya terdiri atas satu baris 2. Jumlah suku kata dalam setiap baris 4 apabila empat baris jumlah suku katanya 8-12
3 apabila tiga baris jumlah suku katanya 8-12 2 apabila dua baris jumlah suku katanya 8-12 1 apabila satu baris jumlah suku katanya 8-12 3. Berima a-b-a-b 4 apabila benar semua
3 apabila salah satu baris 2 apabila salah dua baris 1 apabila salah tiga baris
KRITERIA PENILAIAN PANTUN
B. BAHASA
ASPEK YANG DINILAI SK0R DAN KRITERIA
1. Pilihan kata 4 apabila semua baris benar
3 apabila satu baris ada pilihan kata yang salah 2 apabila dua baris ada pilihan kata yang salah 1 apabila tiga baris ada pilihan kata yang salah 2. Bernilai positif/Estetika 4 apabila bernilai positif yang tinggi
3 apabila cukup bernilai nilai positif 2 apabila kurang bernilai positif 1 apabila tidak bernilai positif
3. Penulisan ejaan 4 apabila keempat baris pantun tidak memiliki kesalahan ejaan 3 apabila satu baris memiliki kesalahan ejaan
2 apabila dua baris memiliki kesalahan ejaan 1 apabila tiga baris memiliki kesalahan ejaan 4. Koherensi 4 apabila sangat koheren
3 apabila cukup koheren 2 apabila kurang koheren 1 apabila tidak koheren
KRITERIA PENILAIAN PANTUN
C. ISI
ASPEK YANG DINILAI SK0R DAN KRITERIA 1. Memiliki sampiran 4 apabila memiliki dua baris sampiran
3 apabila hanya memiliki satu baris sampirannya 2. Memiliki isi 4 apabila memiliki dua baris sampiran
(1)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pada kata “didalam” seharusnya “di dalam”. 9) Data 17
Pantun ini salah dalam rima karena a-a-a-a seharusnya a-b-a-b. Pilihan kata “orang” kurang tepat seharusnya “siswa‟ sehingga terdapat ketidak paduan dalam isi pantunnya. Kesalahan lain dalam bahasa adalah penulisan ejaan yang salah yaitu “ke cipanas”seharusnya”ke Cipanas” padahal gagasan pantun merupakan tiruan dari pantun yang telah ada. 10)Data 19
Pantun ini merupakan tiruan dari pantun yang telah ada sehingga tidak ditemukan kesalahan lain.
11)Data 20
Pantun ini pantun tiruan yang salah pada penulisan ejaannya saja,yaitu pada kata “solat” seharusnya “sholat”.
12)Data 21
Pantun tersebut memiliki kesalahan pada jumlah suku kata yaitu pada paris kedua dan keempat yang jumlahnya hanya 6 suku kata padahal seharusnya minimal 8 suku kata. Penulisan kata “tau” juga salah seharusnya “tahu”. Selain itu pantun yang gagasannya meniru ini kurangmemiliki nilai positif.
13)Data 22
Pantun ini juga pantun yang gagasannya meniru dari pantun yang telah ada hanya memiliki kesalahan pada pilihan kata “alapyu” dan salah penulisan ejaan “ke kota baru” seharusnya “ke Kota Baru”. “Biru” seharusnya “biru”, “Padaku” seharusnya”padaku”.
14)Data 23
Pantun ini tidak memiliki kesalahan karena pantun ini meniru sama persis dengan pantun yang telah ada sebelumnya.
Walaupun pantun yang dianalisis hanyalah pantun yang sekilas itu merupakan pantun yang benar, namun ternyata semua pantun itu memiliki
(2)
83
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kesalahan. Oleh karena itu maka akan diberikan model pembelajaran yang sekiranya cocok untuk meangatasi masalah tersebut sehingga pantun yang diciptakan siswa tidak lagi mengalami banyak kesalahan.
(3)
169
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.
Penelitian ini lebih mengetengahkan model pembelajaran PANTUN sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk berbagai macam keterampilan berbahasa. Sebagai sebuah model pembelajaran yang belum banyak digunakan oleh guru, hendaknya model pembelajaran PANTUN ini diterapkan untuk mata pelajaran apa pun, baik di sekolah tingkat dasar, menengah, ataupun di tingkat perguruan tinggi. Model pembelajaran PANTUN lebih menekankan pada proses pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik. Hal ini diharapkan setelah merasa senang, peserta didik memiliki motivasi untuk mengikuti pembelajaran dengan baik sampai akhirnya mampu memahami pembelajaran yang dilaksanakan.
Pantun sebagai sebuah budaya seni yang memiliki keindahan dalam kata-kata sebaiknya dipahami oleh kita sebagai warga negara Indonesia agar tetap lestari sehingga tidak punah bahkan bisa merambah ke negeri orang. Banyak orang Barat yang menyukai pantun, sehingga ada juga orang Barat yang menulis pantun dalam sebuah buku seperti Jhon Gawa, walaupun pantun yang dituangkannya itu banyak yang merupakan pantun turun temurun. Hal ini harus mampu memotivasi kita untuk dapat memahami konsep sebuah pantun sehingga mampu menciptakannya untuk berbagai keperluan. Hal itu juga yang menjadi tujuan jangka panjang dari penelitian ini. Setelah siswa di kelas VII mampu menciptakan sebuah pantun, diharapkan sampai kapan pun siswa tersebut akan mampu menerapkan pantun ciptaannya untuk berbagai keperluannya. Jangan seperti biasanya, siswa mampu menguasai hanya pada saat belajar saja. Setelah keluar dari ruang kelas langsung lupa, sehingga kelak pada saat hidup dalam lingkungan yang membutuhkan mereka untuk berpantun mereka tidak bisa dan menyuruh orang lain membuatkannya.
(4)
170
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pelaksanaan model pembelajaran PANTUN di kelas eksperimen ternyata lebih efektif karena selain mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam menciptakan pantun, juga dapat membuat siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran dengan perasaan yang gembira.
Melalui hasil temuan serta hasil analisis data yang diperoleh dari tes awal dan tes akhir yang membandingkan dua kelas yang melaksanakan pembelajaran dengan model PANTUN dan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional, penelitian ini membuktikan beberapa hal berikut: 1. Model pembelajaran PANTUN dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas
VII D SMP Negeri 2 Cipeundeuy dalam menulis pantun. Hal ini dapat terlihat dari rata-rata nilai tes yang awalnya 52,03 menjadi 96,72. Demikian juga setelah dibandingkan dengan perolehan rata-rata nilai tes awal kelas kontrol yaitu 53,24 yang berubah menjadi 87,32 pada tes akhir. Tampak jelas peningkatan nilai kelas eksperimen 44,69 sedangkan kelas kontrol meningkat 34,48%.
2. Perbedaan antara hasil belajar siswa kelas VIID dalam menulis pantun sebelum dan sesudah melakukan pembelajaran dengan model PANTUN jikadibandingkan dengan kelas VIIA yang menggunakan model pembelajaran konvensional menunjukkan sebuah perbedaan yang signifikan. Demikian juga peningkatan nilai pada setiap aspek pantun yang dinilai, kelas eksperimen menunjukkan peningkatan yang sangat baik daripada kelas kontrol. Bahkan kelas kontrol mengalami kemunduran pada aspek estetika.
3. Model pembelajaran PANTUN memiliki kelebihan: a) mampu memikat siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan lebih aktif; b) siswa dapat mengalami secara langsung apa yang dipelajarinya; c) siswa termotivasi untuk menemukan konsep pembelajaran sehingga akan mampu menyimpan pengetahuannya lebih lama dan akan mudah untuk mengingatnya kembali; d) siswa terlatih untuk berani menunjukkan pemahamannya sebagai hasil belajar di kelas; e) siswa menjadi terbiasa melakukan pengulangan sebagai bentuk verifikasi dari kemampuan yang dimiliki setelah melaksanakan pembelajaran;
(5)
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
f) siswa merasa tentram dan nyaman selama proses pembelajaran berlangsung sehingga benar-benar menikmati pembelajaran sebagai sesuatu yang menyenangkan karena ikhlas mengikutinya; g) siswa akan memiliki karakter berani, bekerja keras, peduli, kreatif, percaya diri, jujur, bertanggung jawab, menghargai orang lain, disiplin, patuh, demokratis, mandiri, ingin tahu, serta berpikir inovatif; h) guru menjadi semakin kreatif dalam berpikir karena model pembelajaran PANTUN tidak dapat dilaksanakan tanpa kreativitas guru dalam berpikir; i) guru terlatih untuk berpikir sistematis karena model pembelajaran PANTUN bertahap dan tidak boleh diacak; j) guru terlatih untuk ikhlas dalam mengajar karena pada tahap akhir pembelajaran siswa dan guru harus menikmati pembelajaran; dan k) guru akan lebih disenangi siswa karena model pembelajaran PANTUN akan mampu membuat siswa gembira. 4. Model pembelajaran PANTUN memiliki kekurangan: a) pada tahap pemula
guru membutuhkan waktu yang cukup lama untuk merancang pembelajarannya dan b) hanya dapat dilaksanakan oleh guru yang mempunyai keinginan yang ikhlas dalam belajar dan mengajar karena membutuhkan pemikiran yang kreatif dan inovatif karena pada proses pembelajarannya pun membutuhkan kesabaran.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini, ada beberapa saran yang perlu disampaikan, yaitu:
1. Model pembelajaran PANTUN dapat memperkaya pengetahuan guru mata pelajaran apa pun agar menjadi lebih kompeten dalam melaksanakan pembelajaran yang mampu meningkatkan keberhasilan pembelajaran.
2. Sebaiknya guru Bahasa Indonesia dapat menjadikan model pembelajaran PANTUN sebagai salah satu alternatif model pembelajaran baik untuk aspek kebahasaan maupun kesusastraan.
(6)
172
Eni Haerini , 2013
Model Pembelajaran Pikat Alami Namai Tunjukkan dan Ulangi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Pantun (Kajian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Cipeundeuy)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Model pembelajaran PANTUN dapat dikolaborasikan dengan menggunakan metode Sugestopedia, Inkuiri, dan metode Kontekstual sehingga pembelajaran semakin menyenangkan bagi siswa maupun guru.
4. Untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa, sebaiknya guru merancang pembelajaran PANTUN dengan cermat sehingga dalam pelaksanaannya akan benar-benar terarah dan terukur.
5. Sebaiknya guru menyempatkan diri untuk membuat alat peraga sebagai pelengkap dalam pembelajaran PANTUN karena alat peraga itu dapat menjadi motivator siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran.
6. Pada tahap pikat dapat dilakukan berbagai cara lain yang menarik seperti guru menyanyikan lagu yang liriknya mengandung larik-larik pantun atau dengan cara guru menciptakan beberapa pantun serta merta yang sesuai dengan kondisi siswa saat itu sebab pantun yang pada awalnya merupakan sastra lisan harus dapat dimunculkan agar tetap tampak mudah untuk dilisankan dengan spontan.