STUDI KOMPETENSI GURU DAN SISWA DALAM PENILAIAN BERBASIS KKM MATA PELAJARAN PKN : Studi Analisis Terhadap Proses Penilaian dan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran PKn di SMP Negeri 5 Bandung.

(1)

PKn No Daftar FPIPS : 1688/UN.40.2.2/PL/2013

Dewi Dinar Sari, 2013

Studi Kompetensi Guru Dan Siswa Dalam Penilaian Berbasis Kkm Mata Pelajaran PKn (Studi Analisis Terhadap Proses Penilaian dan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran PKn di SMP Negeri 5 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

STUDI KOMPETENSI GURU DAN SISWA DALAM

PENILAIAN BERBASIS KKM MATA PELAJARAN PKN

(Studi Analisis Terhadap Proses Penilaian dan Hasil Belajar

Siswa Dalam Mata Pelajaran PKn di SMP Negeri 5 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh Dewi Dinar Sari

0906525

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PKn No Daftar FPIPS : 1688/UN.40.2.2/PL/2013

Dewi Dinar Sari, 2013

2013

STUDI KOMPETENSI GURU DAN SISWA DALAM PENILAIAN

BERBASIS KKM MATA PELAJARAN PKN

(Studi Analisis Terhadap Proses Penilaian dan Hasil Belajar Siswa

Dalam Mata Pelajaran PKn di SMP Negeri 5 Bandung)

Oleh

Dewi Dinar Sari

Sebuah skripsi yang diaukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

©Dewi Dinar Sari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin penulis.


(3)

PKn No Daftar FPIPS : 1688/UN.40.2.2/PL/2013

Dewi Dinar Sari, 2013

Studi Kompetensi Guru Dan Siswa Dalam Penilaian Berbasis Kkm Mata Pelajaran PKn (Studi Analisis Terhadap Proses Penilaian dan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran PKn di SMP Negeri 5 Bandung)


(4)

PKn No Daftar FPIPS : 1688/UN.40.2.2/PL/2013


(5)

Dewi Dinar Sari, 2013

Studi Kompetensi Guru Dan Siswa Dalam Penilaian Berbasis Kkm Mata Pelajaran PKn (Studi Analisis Terhadap Proses Penilaian dan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran PKn di SMP Negeri 5 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

KOMPETENSI GURU DAN SISWA DALAM PENILAIAN BERBASIS KKM MATA PELAJARAN PKN

ABSTRAK Oleh: Dewi Dinar Sari

0906525

Penilaian yang dilakukan secara tidak benar dapat mematikan semangat siswa dalam belajar, sebaliknya penilaian yang baik dan benar dapat meningkatkan mutu dan hasil belajar karena kegiatan penilaian itu membantu guru untuk memperbaiki cara mengajar dan membantu siswa dalam meningkatkan cara belajarnya. Adanya faktor profesionalitas guru dan siswa yang kurang berkompeten dalam pelaksanaan penilaian proses dan hasil belajar yang seharusnya dilaksanakan sesuai mekanismenya menyebabkan hasil belajar siswa terkadang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model urutan penemuan, di mana pada metode ini pada tahap awal menggunakan metode kualitatif dan tahap berikutnya menggunakan metode kuantitatif. Bobot metode lebih pada metode tahap pertama yaitu metode kualitatif dan selanjutnya dilengkapi dengan metode kuantitatif. Kombinasi data kedua metode bersifat connecting (menyambung) hasil penelitian tahap pertama hasil kualitatif dan tahap berikutnya hasil penelitian kuantitatif.

Hasil penelitian ini menunjukan adanya kompetensi guru dalam proses belajar yang kurang bervariasi dalam penggunaan metode, model, dan media pembelajaran serta teknik penilaian yang cukup monoton, sehingga kurang memotivasi siswa untuk lebih semangat mengikuti proses belajar mengajar PKn yang berakibat pada hasil belajar siswa yang kurang sesuai dengan harapan


(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN……… i

ABSTRAK……… ii

KATA PENGANTAR………. iii

UCAPAN TERIMA KASIH……….. iv

DAFTAR ISI……….. vi

DAFTAR TABEL……… xi

DAFTAR GAMBAR……… xiii

BAB I PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang……… 1

B. Rumusan dan Fokus Kajian……… 8

C. Tujuan Penelitian………. 8

1. Tujuan Umum……….….. 8

2. Tujuan Khusus……….. 8

D. Manfaat Penelitian……….. 9

1. Manfaat secara Teoretis……….... 9

2. Manfaat Secara Praktis………. 9

E. Struktur Organisasi Skripsi………... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA……… 11

A. Pendidikan Kewarganegaraan………..… 11

1. Visi dan Misi PKn……….. 11

2. Ruang Lingkup PKn……… 13

3. Kompetensi PKn………. 14

B. Kompetensi Guru dan Siswa dalam Pembelajaran PKn………..… 16

1. Pengertian Kompetensi Guru……….. 19

2. Kompetensi dan Karakteristik Guru……… 21

3. Karakteristik dan Kompetensi Siswa………... 27

C. Dasar-Dasar Penilaian Pembelajaran PKn………...… 29


(7)

Dewi Dinar Sari, 2013

Studi Kompetensi Guru Dan Siswa Dalam Penilaian Berbasis Kkm Mata Pelajaran PKn (Studi Analisis Terhadap Proses Penilaian dan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran PKn di SMP Negeri 5 Bandung)

2. Prinsip-Prinsip Penilaian Mata Pelajaran PKn……….. 35

3. Sistem Penilaian Mata Pelajaran PKn……….. 38

4. Alat, Jenis dan Fungsi Penilaian Mata Pelajaran PKn……….. 39

5. Cara, Teknik dan Proses Penilaian Mata Pelajaran PKn…….. 45

D. Penilaian Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)……. 54

Mata Pelajaran PKn……… 54

1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal………. 54

2. Fungsi Kriteria Ketuntaan Minimal………. 55

3. Rambu-Rambu Sebelum Menentukan KKM di Sekolah……. 55

4. Cara Menentukan dan Menetapkan Nilai KKM……….. 57

E. Penelitian yang Relevan……… 57

F. Kerangka Berpikir……….. 59

G. Hipotesis………. 60

BAB III METODE PENELITIAN……….. 62

A. Desain Penelitian……….. 62

1. Model Urutan Penemuan………. 62

2. Model Campuran Tidak Berimbang……….... 63

B. Lokasi dan Subjek Penelitian………...… 64

1. lokasi Penelitian………... 64

2. Subjek Penelitian………. 65

3. Populasi danSmpel Penelitian……… 65

C. Metode Penelitian……… 65

D. Definisi Operasional………. 68

1. Kompetensi……… 68

2. Guru………... 68

3. Siswa……….. 68

4. Penilaian………. 69

5. Kriteria Ketuntasan Minimal……….. 69

6. Pendidikan Kewarganegaraan………... 69

E. Instrumen Penelitian……….… 70

F. Teknik Pengumpulan Data………...… 71

1. Observasi……… 72

2. Wawancara……… 75

3. Kuesioner (Angket)……… 76

4. Studi dokumentasi……… 77


(8)

6. Triangulasi………. 77

G. Analisis Data………. 78

1. Reduksi Data………. 81

2. Display Data……….. 81

3. Mengambil kesimpulan dan Verifikasi………. 81

H. Prosedur Penelitian……… 82

1. Tahap Pra-penelitian………. 82

2. Tahap Penelitian……… 82

I. Jadwal Penelitian……… 83

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 85

A. Gambaran Umum SMP Negeri 5 Bandung……… 85

B. Profil Guru PKN SMP Negeri 5 Bandung………... 98

C. Profil Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Bandung………... 99

D. Hasil Penelitian Kompetensi Guru dan Siswa dalam Penilaian Berbasis KKM di SMP N 5 Bandung……… 99

1. Deskripsi Hasil Observasi tentang Kompetensi Guru dan Siswa SMP N 5 Bandung ………... 100

2. Deskripsi Hasil Wawancara Guru PKn tentang Penilaian Berbasis KKM……… 110

3. Deskripsi Hasil Data Angket Siswa Kelas VII……….. 121

4. Deskripsi Hasil Studi Dokumentasi………... 141

E. Pembahasan atau Analisis Temuan Tentang Kompetensi Guru dan SIswa dalam Penilaian Berbasis KKM………. 147

1. Perencanaan dan Implementasi Guru dalam Penilaian Berbasis KKM Mata Pelajaran PKN………. 147

2. Proses Penilaian yang Dilakukan Guru PKn Berbasis KKM……… 158

3. Hasil Belajar Siswa Berbasis KKM dalam Mata Pelajaran PKN……….. 165


(9)

Dewi Dinar Sari, 2013

Studi Kompetensi Guru Dan Siswa Dalam Penilaian Berbasis Kkm Mata Pelajaran PKn (Studi Analisis Terhadap Proses Penilaian dan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran PKn di SMP Negeri 5 Bandung)

4. Kendala yang Dialami Guru dan Siswa Dalam

Ketercapaian Penilaian Berbasis KKM... 169

5. Upaya yang Dilakukan oleh Guru dan Siswa dalam Mengatasi Kendala-Kendala Selama Proses Penilaian dan Hasil Belajar……… 176

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 181

A. Kesimpulan……… 181

1. Perencanaan dan Implementasi Guru dalam Penilaian berbasis KKM Mata Pelajaran PKn di SMP Negeri 5 Bandung……….. 181

2. Proses Penilaian yang Dilakukan Guru PKn Berbasis KKM……….. 182

3. Hasil Belajar Siswa Berbasis KKM dalam Mata Pelajaran PKN……… 183

4. Kendala yang Dialami Guru dan Siswa dalam Ketercapaian Penilaian Berbasis KKM……….. 183

5. Upaya yang Dilakukan Oleh Guru dan Siswa dalam Mengatasi Kendala-Kendala Selama Proses Penilaian dan Hasil Belajar Siswa……… 183

B. Saran……….. 185

1. Bagi Guru dan Calon Guru………. 185

2. Bagi Siswa……… 186

3. Bagi Sekolah ……… 186

4. Bagi Jurusan PKn………. 187


(10)

DAFTAR TABEL Tabel

1.1 Nilai rata-rata kelas VII siswa SMP Negeri 5 Bandung……... 6

2.1 Proses Penilaian……….... 46

2.2 Penilaian Menggunakan Acuan Patokan……….. 47

2.3 Menyajikan Tabel………. 48

2.4 Menghitung Rata-Rata………. 49

2.5 Menghitung Standar Deviasi……… 49

2.6 Menentukan Rentang Nilai………... 50

2.7 Menghitung Nilai Dan Membuat Keputusan………... 50

3.1 Jadwal Penelitian……….. 83

4.1 Data Siswa (2 Tahun Terakhir)……… 86

4.2 Jumlah Guru Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Sesuai dengan Tugas Mengajar………... 87

4.3 Pengembangan Kompetensi/Profesionalisme Guru... 88

4.4 Prestasi Guru……… 89

4.5 Guru Bilingual……….. 90

4.6 Pengembangan Kompetensi/Profesionalisme Guru Billingual 91 4.7 Data Ruang Belajar (Kelas)... 92

4.8 Perabot Ruang Kelas (Belajar)………. 93

4.9 Koleksi Buku Perpustakaan………. 93

4.10 Fasilitas Penunjang Perpustakaan………. 94

4.11 Prestasi Akademik: NUAN... 95

4.12 Prestasi Akademik: Nilai Ujian Sekolah (US)... 96

4.13 Perolehan Kejuaraan/Prestasi Akademik: Lomba-lomba... 97

4.14 Kompetensi Guru dalam Proses Penilaian Berbasis KKM….. 102

4.15 Proses dan Hasil Belajar Siswa Berbasis KKM di Kelas VII B………... 107 4.16 Proses dan Hasil Belajar Siswa Berbasis KKM di Kelas VII

F………


(11)

Dewi Dinar Sari, 2013

Studi Kompetensi Guru Dan Siswa Dalam Penilaian Berbasis Kkm Mata Pelajaran PKn (Studi Analisis Terhadap Proses Penilaian dan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran PKn di SMP Negeri 5 Bandung)

4.17 Proses Pelaksanaan Pembelajaran PKn dengan Menggunakan Metode Pembelajaran………... 122 4.18 Kompetensi Guru Dalam Menggunakan Media Pembelajaran

Saat Proses Pembelajaran PKn Berlangsung Di Dalam Kelas 125 4.19 Kompetensi Guru dalam Menggunakan Model Pembelajaran

di Kelas………. 126

4.20 Kompetensi Guru Dalam Teknik Penilaian………... 129 4.21 Keaktifan dan Kecakapan Siswa dalam Proses Penilaian

Berbasis KKM……….. 132

4.22 Hasil Belajar Siswa Berbasis KKM………. 135 4.23 Kendala Yang Dihadapi dan Siswa Guru dalam Pencapaian

Nilai KKM……… 137

4.24 Upaya Guru dan Siswa dalam Pencapaian Nilai KKM……… 139 4.25 Triangulasi Teknik Hasil Penelitian Perencanaan dan

Implementasi Guru dalam Penilaian Berbasis KKM Mata

Pelajaran PKn………... 153

4.26 Triangulasi Sumber Hasil Wawancara Siswa dan Guru…….. 155 4.27 Triangulasi Teknik Proses Penilaian yang Dilakukan oleh

Guru PKn Berbasis KKM……… 161

4.28 Triangulasi Sumber Proses Penilaian yang Dilakukan oleh

Guru PKn Berbasis KKM ………... 163

4.29 Triangulasi Teknik Hasil Belajar Siswa Berbasis KKM Mata

Pelajaran PKn………... 166

4.30 Triangulasi Sumber Hasil Belajar Siswa Berbasis KKM

Mata Pelajaran PKn……….. 167

4.31 Triangulasi Teknik Kendala yang Dialami Guru dan Siswa dalam Ketercapaian Penilaian Berbasis KKM……… 172 4.32 Triangulasi Sumber Kendala yang Dialami Guru dan Siswa

dalam Ketercapaian Penilaian Berbasis KKM 174 4.33 Triangulasi Teknik Upaya yang Dilakukan oleh Guru dan


(12)

Siswa dalam Mengatasi Kendala-Kendala Selama Proses Penilaian dan Hasil Belajar Siswa………

177 4.34 Triangulasi Sumber Upaya yang Dilakukan oleh Guru dan

Siswa dalam Mengatasi Kendala-Kendala Selama Proses

Penilaian dan Hasil Belajar Siswa……… 179

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Alat-alat Penilaian dalam Mata Pelajaran PKn……… 40

2.2 Kerangka Pemikiran………. 60

3.1 Proses Penelitian dalam Model Urutan Penemuan…………... 62

3.2 Proses Penelitian dalam Model Campuran Tidak Berimbang………... 63

3.3 Macam-Macam Teknik Pengumpulan Data………. 72

3.4 Macam-Macam Observasi……… 74

3.5 Triangulasi Teknik……… 78

4.1 Proses belajar mengajar……… 135

4.2 Media yang Digunakan oleh Guru untuk Membantu Menyampaikan Materi Pembelajaran PKn………... 136

4.3 Guru Sedang Menerapkan Permainan dalam Proses Pembelajaran PKn……… 137

4.4 Model Pembelajaran yang Guru Terapkan pada Saat Proses Belajar Mengajar……….. 138

4.5 Keaktifan Siswa Saat Proses Pembelajaran PKn……….. 162


(13)

Dewi Dinar Sari, 2013

Studi Kompetensi Guru Dan Siswa Dalam Penilaian Berbasis Kkm Mata Pelajaran PKn (Studi Analisis Terhadap Proses Penilaian dan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran PKn di SMP Negeri 5 Bandung)


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan kewarganegaraan pada hakekatnya adalah upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara.

Menurut Azyumardi Azra dalam Aulia (2012 : http://eki-bloger.blogspot.com/2012/05/pengertian-pendidikian-kewarganegaraan.html. ) bahwa:

Pendidikan kewarganegaraan, civics education dikembangkan menjadi pendidikan kewargaan yang secara substantif tidak saja mendidik generasi muda menjadi warga negara yang cerdas dan sadar akan hak dan kewajibannya dalam konteks kehidupan bermasyarakat dan bernegara, tetapi juga membangun kesiapan warga negara menjadi warga dunia, global society.

Berdasarkan kutipan di atas, pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang bertujuan untuk menjadikan siswa sebagai warga negara yang baik atau sering disebut to be good citizenship, yakni warga yang memiliki kecerdasan baik intelektual, emosional, sosial maupun spiritual, memiliki rasa bangga dan tanggung jawab, dan mampu berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara agar tumbuh rasa cinta tanah air. Selain itu juga mendidik warga negara Indonesia menjadi warga dunia yang mampu ikut serta dalam kegiatan secara global.


(15)

2

Dewi Dinar Sari, 2013

Studi Kompetensi Guru Dan Siswa Dalam Penilaian Berbasis Kkm Mata Pelajaran PKn (Studi Analisis Terhadap Proses Penilaian dan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran PKn di SMP Negeri 5 Bandung)

Seperti yang dikutip Nu’man Somantri dalam Sri Wuryan (2009: 76) bahwa :

Pendidikan Kewarganegaraan adalah seleksi, adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial, ilmu kewarganegaraan, humaniora, teknologi, agama, kegiatan dasar manusia (basic human activities) yang diorganisir dan disajikan secara psikologis dan ilmiah untuk ikut mencapai salah satu tujuan pendidikan ilmu pengetahuan sosial dan tujuan pendidikan nasional.

Berdasarkan kutipan di atas, tujuan PKn hendaknya disesuaikan dengan tuntutan dan perkembangan zaman, artinya bukan hanya membangun warga negara yang baik (good citizen) semata melainkan warga negara yang cerdas (Smart citizen) dalam menghadapi lingkungan kehidupannya. Hal ini perlu mendapat perhatian mengingat tantangan kehidupan saat ini tidak cukup dan dapat diselesaikan hanya oleh warga negara yang baik melainkan perlu pula oleh warga negara yang memiliki kecerdasan. Kecerdasan yang perlu dimiliki oleh warga negara adalah kecerdasan dalam berbagai aspek, yakni kecerdasan dalam intelektual, emosional, sosial, dan bahkan spiritual. Kecerdasan yang dimiliki oleh seorang warga negara diharapkan dapat dimanfaatkan untuk berfikir dalam menganalisis berbagai masalah. Dalam hal ini, seorang warga negara harus memiliki sejumlah keterampilan atau kecakapan (skill), meliputi keterampilan meneliti untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

Definisi pendidikan kewarganegaraan diartikan dengan berbagai ungkapan dan kalimat, tetapi esensinya sama, apabila disimpulkan bermakna jelas, bahwa pendidikan kewarganegaraan memanfaatkan konsep-konsep pendidikan sebagai alat untuk menumbuhan kesadaran siswa di sekolah untuk menjadi warga negara yang baik, yang bermoral untuk melaksanakan hak dan kewajiban dalam bela negara. Dalam kaitan ini diartikan bahwa melalui pendidikan kewarganegaraan siswa mampu menumbuhkan kesadaran akan bernegara dan nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya. Karena hasil-hasil kependidikan dari pendidikan kewarganegaraan tidak terbatas pada manfaat penyempurnaan kognitif atau afektif saja. Kita harus melihat pendidikan kewarganegaraan pada bidang yang lebih luas,


(16)

3

sebagai salah satu proses pembentukan kualitas pikiran dan sikap yang berlandaskan asas-asas moralitas. Pendidikan kewarganegaraan yang tradisional banyak menekankan pembelajarannya pada peningkatan kognitif saja padahal, salah satu tugas dari pendidikan kewarganegaraan pun adalah meningkatkan pengertian anak tentang pengetahuan, pemahaman dan aplikasinya di dalam kehidupan, serta berbagai faktor yang mempengaruhinya. Domain psikomotor yang mencakup aspek pelaksanaan pendidikan kewarganegaraan dan perkembangan konseptual motorik menegaskan bahwa upaya pendidikan kewarganegaraan langsung melalui pemahaman belajar siswa sebagai perantara untuk tujuan yang bersifat mendidik, dan sekaligus untuk tujuan yang bersifat pembentukan serta pembinaan sikap siswa itu sendiri. Domain kognitif mencakup pengetahuan tentang fakta, konsep, dan lebih penting lagi adalah penalaran dan kemampuan siswa dalam memecahkan suatu masalah. Aspek kognitif dalam pendidikan kewarganegaraan tidak saja menyangkut penguasaan pengetahuan yang berkaitan dengan landasan ilmiah pendidikan kewarganegaraan namun pengetahuan yang berkaitan dengan pelaksanaan politik.

Pelajaran pendidikan kewarganegaraan tidak kalah penting dibandingkan dengan pelajaran lain seperti : Matematika, Bahasa, IPA, IPS, dan lain-lain. Akan tetapi, tidak semua guru pendidikan kewarganegaraan menyadari hal tersebut, sehingga banyak anggapan bahwa pendidikan kewarganegaraan boleh dilaksanakan secara serampangan. Hal ini tercermin dari berbagai hal negatif tentang pembelajaran pendidikan kewarganegaraan, mulai dari kelemahan proses yang menetap misalnya tidak melihat seluruh aspek – aspek pendidikan yang harus dinilai. Di kalangan guru pendidikan kewarganegaraan sering ada anggapan implementasi hasil belajar siswa dalam kehidupan tidak terlalu penting, yang terpenting adalah pemahaman siswa terhadap materi ajar yang diberikan. Ini jelas bertentangan dengan tujuan pendidikan itu sendiri yang mengharuskan memberikan penilaian dari 3 ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotor yang kelak diharapkan mampu memberikan kontribusi positif siswa dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.


(17)

4

Dewi Dinar Sari, 2013

Studi Kompetensi Guru Dan Siswa Dalam Penilaian Berbasis Kkm Mata Pelajaran PKn (Studi Analisis Terhadap Proses Penilaian dan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran PKn di SMP Negeri 5 Bandung)

Sesuai dengan tujuan pendidikan menurut UU No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bahwa :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Berdasarkan kutipan di atas, bahwa pendidikan sangat penting guna mempersiapkan diri untuk lebih mengembangkan potensi diri dan berguna bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Dalam proses pembelajaran pun dikenal dengan evaluasi belajar. Menurut Mehrens dan Lemans dalam M. Ngalim Purwanto (2008 : 3) evaluasi dalam arti luas adalah "suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif–alternatif keputusan".

Sesuai dengan pengertian tersebut maka setiap kegiatan evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses yang sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau data, berdasarkan data tersebut kemudian dicoba untuk membuat suatu keputusan. Dalam hubungan dengan kegiatan pembelajaran. Evaluasi pembelajaran memegang peranan yang sangat penting dalam pengajaran. Karena itu kemampuan melakukan penilaian merupakan bagian dari kemampuan guru melaksanakan pengajaran.

Norman E. Gronlund dalam M. Ngalim Purwanto (2008 : 3) merumuskan pengertian evaluasi adalah "suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa."

Berdasarkan kutipan di atas, ini berarti bahwa evaluasi dalam pengajaran merupakan kegiatan yang terencana yang dilakukan secara berkesinambungan. Evaluasi bukan hanya merupakan kegiatan akhir atau penutup dari suatu program tertentu, melainkan merupakan kegiatan yang dilakukan pada permulaan, selama


(18)

5

program berlangsung, dan pada akhir program setelah program itu dianggap selesai.

Paradigma masyarakat yang timbul tentang pendidikan kewarganegaraan di sekolah adalah bahwa siswa cukup memahami dalam lingkup perkembangan kognitif atau afektif. Padahal dalam hakikatnya pendidikan kewarganegaraan adalah proses pendidikan yang mampu menghasilkan perubahan secara menyeluruh, jadi bukan hanya perkembangan atau perubahan siswa dalam aspek kognitif atau afektif saja yang berkembang, namun aspek psikomotor pun senantiasa harus dikembangkan.

Pendidikan kewarganegaraan yang tradisional banyak menekankan pembelajarannya pada peningkatan pemahaman materi saja padahal, salah satu tugas dari pendidikan kewarganegaraan pun adalah meningkatkan pengertian anak tentang demokrasi politik, serta berbagai hal yang berkaitan mengenai pelaksanaan politik.

Berdasarkan hasil prapenelitian pada tanggal 4 sampai 9 April, masih banyak masalah yang ditemukan berkenaan dengan penetapan kriteria ketuntasan minimal oleh satuan pendidikan, di antaranya :

1. pada umumnya sekolah sudah menyusun KKM yaitu 85, namun tidak menyimpan hasil analisis KKM yang telah dilakukan karena mereka belum tahu bahwa berkas KKM menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen KTSP, sehingga berkas analisis tidak ada di bagian kurikulum; 2. Masih banyak guru yang belum mengetahui bahwa KKM yang disusun sudah

benar atau belum dan sejumlah guru belum memahami secara benar tentang penerapan kriteria kompleksitas, daya dukung, dan intak siswa dalam penyusunan KKM. Salah satu guru PKn mengatakan bahwa nilai KKM diperoleh dari nilai – nilai tugas, ulangan harian dan UTS;

3. Beberapa guru menetapkan KKM tanpa proses analisis, Penetapan KKM berdasarkan pengalaman guru mengajar dan atau kesepakatan dengan guru


(19)

6

Dewi Dinar Sari, 2013

Studi Kompetensi Guru Dan Siswa Dalam Penilaian Berbasis Kkm Mata Pelajaran PKn (Studi Analisis Terhadap Proses Penilaian dan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran PKn di SMP Negeri 5 Bandung)

mata pelajaran sejenis, dan koordinasi dengan pihak sekolah yang lain seperti pihak kurikulum dan kepala sekolah; dan

4. Panduan penetapan KKM kurang operasional dan belum dilengkapi dengan contoh-contoh proses penentuan KKM sehingga guru yang tidak mengikuti bimtek tidak dapat belajar secara mandiri dengan menggunakan panduan tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, sering kali di setiap sekolah-sekolah, acuan penilaian atau hasil belajar siswa hanya dilihat dari sisi domain afektif dan kognitif saja aspek psikomotor sering kali dilupakan. Padahal melalui ketiga domain pembelajaran tersebut siwa mampu menjadi seorang pribadi yang cerdas, kuat, dan mampu memiliki rasa sosial yang tinggi.

Tabel 1.1

Nilai rata-rata kelas VII siswa SMP Negeri 5 Bandung

Kelas Ulangan

harian

Tugas Rata-rata

VII A 91 92 91

VII B 92 93 92,5

VII C 94 93 93,5

VII D 80 90 89,5

VII E 87 90 88,5

VII F 90 90 90

VII G 86 90 88

VII H 87 90 88,5

VII I 88 90 89

Sumber: kurikulum SMP N 5 Bandung.

Berdasarkan dari data di atas, bahwa kritria ketuntasan minimal SMP Negeri 5 Bandung adalah 85, dan nilai rata-rata kelas VII di SMP Negeri 5 Bandung semuanya di atas nilai KKM, yang menandakan bahwa nilai setiap kelas


(20)

7

di atas nilai ketuntasan minimum. Dari data tersebut pula, peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam, apa saja yang dilakukan guru dalam memperoleh dan mengumpulkan nilai tersebut sehingga di dapat nilai rata-rata tersebut. Dari data di atas, nilai rata-rata kelas didapat dari penggabungan nilai harian dan nilai ulangan yang kemudian dirata-ratakan. Sedangkan idealnya, dalam penilaian itu sendiri perlu adanya aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, sehingga setiap perilaku siswa dalam proses dan hasil belajar dapat dilihat dari saat proses pembelajaran berlangsung. Apakah siswa tersebut layak memperoleh nilai tinggi dari hasil ulangannya, sedangkan siswa tersebut tidak hormat terhadap teman bahkan gurunya pun sendiri, apa lagi jika dikaitkan dengan pelajaran PKn yang berhubungan dengan moral.

Seperti yang dikutip dalam M. Ngalim Purwanto (2008: 7) peran sekolah dan guru – guru yang pokok diantaranya adalah "menyediakan dan memberikan fasilitas untuk memudahkan dan melancarkan cara belajar siswa". Dari kutipan tersebut guru harus dapat mengembangkan kegiatan – kegiatan yang membantu siswa meningkatkan cara dan hasil belajarnya. Akan tetapi, di samping itu kadang

– kadang guru merasa bahwa evaluasi itu merupakan sesuatu yang bertentangan dengan pembelajaran. Hal ini timbul karena sering kali terlihat bahwa adanya kegiatan evaluasi justru merisaukan dan menurunkan semangat belajar siswa, pendapat yang seperti itu pada hakikatnya tidak sesuai dengan pengertian evaluasi sendiri. Pada kenyataannya, penilaian yang dilakukan secara tidak benar dapat mematikan semangat siswa dalam belajar, sebaliknya penilaian yang baik dan benar dapat meningkatkan mutu dan hasil belajar karena kegiatan evaluasi itu membantu guru untuk memperbaiki cara mengajar dan membantu siswa dalam meningkatkan cara belajarnya.

Adanya faktor profesionalitas guru dan siswa yang kurang berkompeten dalam pelaksanaan penilaian proses dan hasil belajar yang seharusnya dilaksanakan sesuai mekanismenya menyebabkan hasil belajar siswa terkadang tidak sesuai dengan yang diharapkan.


(21)

8

Dewi Dinar Sari, 2013

Studi Kompetensi Guru Dan Siswa Dalam Penilaian Berbasis Kkm Mata Pelajaran PKn (Studi Analisis Terhadap Proses Penilaian dan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran PKn di SMP Negeri 5 Bandung)

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut melalui penelitian yang berjudul: STUDI KOMPETENSI GURU DAN SISWA DALAM PENILAIAN BERBASIS KKM MATA PELAJARAN PKN.(Studi Analisis terhadap Proses Penilaian dan Hasil Penilaian dalam Pelajaran PKn di SMP Negeri 5 Bandung)

B. Rumusan dan Fokus Kajian

Dari latar belakang masalah tersebut dapat kita simpulkan masalah pokok dari penelitian ini yaitu bagaimana kompetensi guru pendidikan kewarganegaraan di SMP Negeri 5 Bandung. Untuk mempermudah pembahasan hasil penelitian maka masalah pokok tersebut dijabarkan dengan beberapa sub masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana guru merencanakan dan mengimplementasikan penilaian berbasis KKM mata pelajaran PKn di SMP Negeri 5 Bandung?

2. Bagaimana proses penilaian yang dilakukan guru PKn berbasis KKM? 3. Bagaimana hasil belajar siswa berbasis KKM dalam mata pelajaran PKN? 4. Apa kendala yang dialami guru dan siswa dalam ketercapaian penilaian? 5. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam mengatasi

kendala-kendala selama proses penilaian dan hasil belajar siswa?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang proses penilaian dan hasil belajar siswa yang dilaksanakan oleh guru pendidikan kewarganegaraan di SMP Negeri 5 Bandung.

2. Tujuan Khusus


(22)

9

a. Untuk mengetahui bentuk dan jenis penilaian yang dilakukan guru pendidikan kewarganegaraan di SMP Negeri 5 Bandung.

b. Untuk mengetahui proses penilaian yang dilakukan di dalam kelas. c. Untuk mengetahui sejauh mana kompetensi siswa.

d. Untuk mengetahui berbagai kendala yang dialami guru dan siswa dalam ketercapaian penilaian.

e. Untuk mengetahui upaya guru dan siswa dalam mengatasi kendala-kendala selama proses penilaian dan hasil belajar.

D. Manfaat penelitian 1. Secara Teoretis

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk memberikan sejauh mana pentingnya dan berperannya proses penilaian dan hasil belajar siswa yang di lakukan guru pendidikan kewarganegaraan di sekolah – sekolah, juga sebagai literatur keilmuan yang kelak mampu memberikan kontribusi positif bagi pencapaian tujuan pendidikan yang menyeluruh, serta mampu memberikan perubahan dalam proses pembelajaran yang lebih baik.

2. Secara Praktis

Sebagai informasi bagi guru pendidikan kewarganegaraan dan sekolah tentang kompetensi guru pendidikan kewarganegaraan dalam proses penilaian dan hasil belajar siswa yang sangat penting di laksanakan sesuai dengan mekanismenya, antara lain :

a. Diketahuinya bentuk dan jenis penilaian yang dilakukan guru pendidikan kewarganegaraan di SMP Negeri 5 Bandung.

b. Diketahuinya proses penilaian yang dilakukan di dalam kelas. c. Diketahuinya sejauhmana kompetensi siswa.

d. Diketahuinya berbagai kendala yang dialami guru dan siswa dalam ketercapaian penilaian.

e. Diketahuinya berbagai kendala yang dialami siswa untuk ketercapaian penilaian.


(23)

10

Dewi Dinar Sari, 2013

Studi Kompetensi Guru Dan Siswa Dalam Penilaian Berbasis Kkm Mata Pelajaran PKn (Studi Analisis Terhadap Proses Penilaian dan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran PKn di SMP Negeri 5 Bandung)

E. Struktur Organisasi Skripsi

1. BAB I PENDAHULUAN: Latar belakang, rumusan dan fokus kajian,tujuan penelitian, manfaat penelitian, srtuktur organisasi skripsi.

2. BAB II KAJIAN PUSTAKA: Pendidikan Kewarganegaraan, kompetensi guru dan siswa, dasar-dasar penilaian pembelajaran PKn, penilaian berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran PKn, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, hipotesis

3. BAB III METODE PENELITIAN: desain penelitian, lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, prosedur penelitian, jadwal penelitian 4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEBAHASAN: gambaran umum SMP

Negeri 5 Bandung, profil guru PKN SMP Negeri 5 Bandung, profil siswa kelas VII SMP Negeri 5 Bandung, hasil penelitian kompetensi guru dan siswa dalam penilaian berbasis KKM di SMP N 5 Bandung, pembahasan hasil penelitian


(24)

Dewi Dinar Sari, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Proses penelitian kombinasi tergantung pada model kombinasinya. Menurut Sugiyono (2012: 38) menyatakan bahwa penelitian kombinasi ada dua yaitu: "model urutan dan model campuran". Berdasarkan kutipan tersebut model urutan dilakukan dengan tahapan yang berbeda dan waktu yang berbeda pula, sedangkan model campuran tahapan berbeda tetapi dalam waktu yang bersamaan.

1. Model Urutan Penemuan (sequential Exploratory)

Menurut Sugiyono (2012: 39), metode penelitian kombinasi model Sequential exploratory design ini ditunjukan pada gambar 3.2. model ini dinamakan model urutan penemuan, karena setelah menemukan urutan berikutnya adalah pembuktian ke populasi yang lebih luas. Peneliti menemukan beberapa fakta pada saat pra penelitian berupa dokumen penetapan KKM di SMP Negeri 5 Bandung. KKM yang telah ditentukan di SMP Negeri 5 Bandung adalah 85, KKM tersebut merupakan nilai KKM tertinggi di SMP Negeri Se-Kota Bandung. Adapun setelah pra penelitian dan ditemukan beberapa permasalahan, peneliti melanjutkan ke tahap penelitian guna mendapatkan data dan hasil penelitian yang valid. Peneliti menggunakan model penelitian seperti gambar 3.1 di bawah ini.

Gambar 3.1

Proses Penelitian dalam Model Urutan Penemuan (Sequential Exploratory Design)

Connecting

QUALITATIVE QUANTITATIVE KESIMPULAN

QUAL QUAL Quan Quan Interpretation Data Data Data Data of Entire Collection Analysis Collection Analysis Analysis


(25)

63

Dewi Dinar Sari, 2013

Studi Kompetensi Guru Dan Siswa Dalam Penilaian Berbasis Kkm Mata Pelajaran PKn (Studi Analisis Terhadap Proses Penilaian dan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran PKn di SMP Negeri 5 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Sumber: Sugiyono, 2012:40

Berdasarkan gambar 3.2, dengan menggunakan metode kombinasi model urutan penemuan (Sequential exploratory), tahap awal penelitian menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara dan observasi kepada guru mata pelajaran PKn dan siswa kelas VII SMP Negeri 5 Bandung berdasarkan indikator-indikator yang telah ditentukan oleh peneliti. Metode ini diharapkan dapat menentukan hipotesis, dan penelitian tahap berikutnya adalah menguji hipotesis dengan metode kuantitatif dengan teknik pengumpulan data berupa angket dan dokumentasi pada sampel kelas dengan populasi 84 orang siswa di SMP Negeri 5 Bandung.

2. Model Campuran Tidak Berimbang (Concurrent Embeded Strategy) Metode penelitian kombinasi dapat mengumpulkan dua macam data (kualitatif dan kuantitatif atau sebaliknya) secara simultan, dalam satu tahap pengumpulan data. Dengan demikian data yang diperoleh menjadi lengkap dan lebih akurat.

Menurut Sugiyono (2012: 43) metode concurrent embedded, ditunjukan pada gambar 3.2.

Gambar 3.2

Proses Penelitian Model Campuran Tidak Berimbang (Concurrent Embeded Design)

Sumber:Sugiyono, 2012: 43. QUAN

Analysis of Findings

Analysis of Findings QUAL


(26)

64

Dewi Dinar Sari, 2013

Berdasarkan gambar 3.2, terlihat ada dua model penggabungan metode, yaitu kualitatif dan KUANTITATIF (sebelah kiri) dan kuantitatif dan KUALITATIF (sebelah kanan). yang ditulis huruf besar artinya metode itu merupakan metode primer (yang bobotnya lebih tinggi) dan yang ditulis dengan huruf kecil merupakan metode sekunder (pelengkap). Untuk yang sebelah kiri metode primernya (yang bobotnya lebih tinggi) adalah KUANTITATIF dan untuk model yang sebelah kanan metode primernya adalah metode KUALITATIF.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model urutan penemuan, di mana pada metode ini pada tahap awal menggunakan metode kualitatif dan tahap berikutnya menggunakan metode kuantitatif. Bobot metode lebih pada metode tahap pertama yaitu metode kualitatif dan selanjutnya dilengkapi dengan metode kuantitatif. Kombinasi data kedua metode bersifat connecting (menyambung) hasil penelitian tahap pertama hasil kualitatif dan tahap berikutnya hasil penelitian kuantitatif.

B. Lokasi Dan Subjek Populasi 1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih oleh peneliti dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 5 Bandung. Pemilihan lokasi ini dilihat dari permasalahan penelitian yang disesuaikan dengan penelitian yakni Kompetensi Guru dan Siswa dalam Penilaian Berbasis KKM Mata Pelajaran KKM. Lokasi penelitian ditentukan sesuai dengan tujuan yang diharapkan peneliti. Tempat yang menjadi sasaran dalam penelitian ialah SMP Negeri 5 Bandung. Alasan peneliti memilih sekolah tersebut sebagai tempat penelitian karena sekolah tersebut merupakan sekolah favorit di kota Bandung. Dan juga pertimbangan nilai KKM yang paling tinggi dibanding sekolah lain, sehingga peneliti dapat melakukan penelitian apa saja proses dan hasil yang dilakukan di sekolah favorit tersebut.


(27)

65

Dewi Dinar Sari, 2013

Studi Kompetensi Guru Dan Siswa Dalam Penilaian Berbasis Kkm Mata Pelajaran PKn (Studi Analisis Terhadap Proses Penilaian dan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran PKn di SMP Negeri 5 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini terlebih dahulu dijelaskan mengenai subjek penelitian akan diteliti di SMP Negeri 5 Bandung adalah guru PKn kelas VII yang berjumlah 2 orang, yaitu:

a. Guru pendidikan kewarganegaraan SMP Negeri 5 Bandung, yaitu: Hj. Midah, S.Pd, dan Hj. Winarni S.Pd., dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi, subjek ini dipilih berdasarkan bahwa guru tersebut sebagai pihak yang dapat memberikan informasi berkenaan dengan proses penilaian yang dilakukan oleh guru di SMP Negeri 5 Bandung di kelas VII. b. Siswa kelas VII B dan VII F dengan menggunakan teknik observasi,

wawancara dan dokumentasi oleh peneliti di SMP Negeri 5 Bandung, hal ini didasarkan pertimbangan bahwa setiap proses dan hasil pembelajaran pendidikan melibatkan siswa. Untuk teknik wawancara peneliti mewawancarai 3 orang siswa, Ameilia Wulandari dari kelas B, Aticha dari kelas F, Arina dari kelas G.

3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah kelas VII yang terdiri dari 9 rombel yaitu dari kelas VII A sampai VII I yang berjmlah 263 siswa. Dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 84 orang siswa dari kelas VII A sampai VII I.

Pertama sampel sumber data dipilih dalam penelitian ini menggunakan sampel acak (random sampling) dari kelas VII A sampai VII I.

C. Metode Penelitian

Hasrat ingin tahu manusia akan terpuaskan bila ia sudah memperoleh pengetahuan mengenai apa yang dipertanyakan. Tetapi sudah sifat manusia, yang mana setelah memperoleh pengetahuan mengenenai suatu masalah, maka akan disusul oleh kekecenderungan ingin lebih tahu lagi. Untuk mendukung dan menyalurkan keingintahuann itu, maka manusia akan cenderung mengadakan


(28)

66

Dewi Dinar Sari, 2013

penelitian. Ilmu yang membicarakan atau mempersoalkan mengenai cara-cara melaksanakan penelitian dari mulai meliputi kegiatan-kegiatan mencari, mencatat, merumuskan, menganalisis sampai menyusun laporannya berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala secara ilmiah disebut dengan metodologi penelitian.

Menurut Sugiyono (2012: 3) menyatakan "metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu". Berdasarkan kutipan tersebut kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional, berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara yang masuk akal, sehingga mudah dimengerti oleh manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang masuk akal.

Menurut Cholid Narbuko (2004: 1) menyatakan bahwa:

metode penelitian berasal dari kata "metode" yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, dan "logos" yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya.

Berdasarkan kutipan di atas metodologi penelitian adalah ilmu yang mempelajari cara-cara melaksanakan pengamatan dengan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui tahapan-tahapan yang disusun secara ilmiah untuk mencari, menyusun serta menganalisis dan menyimpulkan data-data, sehingga dapat dipergunakan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran sesuatu pengetahuan berdasarkan bimbingan Tuhan.

Burgess dalam Julia Brannen (2005: 20), "Burgess memilih istilah strategi penelitian ganda untuk menyebut penggunaan metode yang beragam dalam memecahkan suatu masalah penelitian". Berdasarkan kutipan tersebut keberadaan dua paradigma yang berbeda mengesankan adanya suatu yang menjadi pedoman para peneliti, terutama bagi praktek-praktek kegiatan penelitian.


(29)

67

Dewi Dinar Sari, 2013

Studi Kompetensi Guru Dan Siswa Dalam Penilaian Berbasis Kkm Mata Pelajaran PKn (Studi Analisis Terhadap Proses Penilaian dan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran PKn di SMP Negeri 5 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode kombinasi data penelitian (mixed methods). Seperti yang dikemukakan oleh Cresswell (2007: 5) yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia bahwa:

Metode pencampuran data penelitian adalah desain penelitian dengan asumsi pemikiran yang sama seperti metode kuisioner. Metode ini melibatkan asumsi pemikiran yang mengarah pada tujuan pengumpulan data dan analisis data serta pencampuran pendekatan kualitatif dan kuantitatif dalam berbagai bagian proses penelitian.

Berdasarkan kutipan di atas, metode ini terfokus pada pengumpulan, analisa, dan mencampurkan data kualitatif dan kuantitatif dalam satu kali pertemuan pembelajaran atau serangkaian pembelajaran. Metode ini terpusat pada dasar-dasar pemikiran pendekatan kualitatif dan kuantitatif dalam menyediakan berbagai kombinasi yang lebih baik untuk dipahami dalam masalah penelitian dari pada pendekatan yang hanya terdiri dari salah satu saja.

Pemilihan penggunaan metode penelitian kombinasi (mixed methods) dikarenakan melalui penelitian ini peneliti akan mempermudah penulis mengungkap hal-hal yang akan menjadi sasaran dalam penelitian, serta dapat menggambarkan hasil penelitian, dengan cara digambarkan ke dalam bentuk uraian-uraian yang menunjukan bagaimana perbedaan pelaksanaan penilaian yang dilakukan guru pendidikan kewarganegaraan di SMP Negeri 5 Bandung. Setelah tahap pertama menggunakan kualitatif, sehingga di temukan hipotesis, selanjutnya hipotesis tersebut diuji dengan metode kuantitatif.

Dalam pendekatan ini peneliti menggunakan metode penelitian kombinasi. Peneliti memandang bahwa pendekatan ini sangat tepat untuk digunakan dalam penelitian yang peneliti lakukan, karena peneliti dapat memperoleh data dan informasi yang lengkap, valid, reliabel dan obyektif. Peneliti ingin hasil penelitian kualitatif dapat diberlakukan pada populasi yang lebih luas, yaitu menguji hipotesis hasil penelitian kualitatif. Dengan menggunakan metode kombinasi, maka kelemahan-kelemahan yang ada dalam metode kualitatif maupun keuantitatif dapat diminimalisir. Penelitian ini sangat memungkinkan untuk meneliti fokus permasalahan yang akan peneliti teliti secara mendalam dalam


(30)

68

Dewi Dinar Sari, 2013

rangka mewujudkan kepentingan peneliti dalam melakukan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui bagaimana kompetensi guru dan siswa dalam penilaian berbasis KKM mata pelajaran pendidikan kewarganegaraandi SMP Negeri 5 Bandung.

Dengan menggunakan metode penelitian analisis dan pendekatan kualitatif-kuantitatif, peneliti diharapkan dapat memperoleh hasil analisis mengenai kompetensi guru dan siswa dalam penilaian berbasis KKM.

D. Definisi Operasional 1. Kompetensi

Robbins (2001 : 37) menyebut kompetensi sebagai ability, yaitu "kapasitas seseorang individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan". Berdasarkan kutipan tersebut, kompetensi tidak hanya mengandung pengetahuan, keterampilan dan sikap, namun yang penting adalah penerapan dari pengetahuan. Selanjutnya dikatakan bahwa kemampuan individu dibentuk oleh dua faktor, yaitu faktor kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.

Menurut Prasetya, B. Agung (2008: 36), menyatakan bahwa:

kemampuan intelektual adalah kemampuan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan mental sedangkan kemampuan fisik adalah kemampuan yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan, dan keterampilan.

Berdasarkan kutipan tersebut bahwa kemampuan yang dimiliki seseorang, baik itu kemampuan intelektual maupun kemampuan fisik merupakan karakteristik dasar seseorang yang berkaitan dengan kinerja yang unggul dalam suatu pekerjaan dan situasi tertentu sesuai dengan kemampuannya.

2. Guru

Menurut UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa guru adalah "tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat". Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem


(31)

69

Dewi Dinar Sari, 2013

Studi Kompetensi Guru Dan Siswa Dalam Penilaian Berbasis Kkm Mata Pelajaran PKn (Studi Analisis Terhadap Proses Penilaian dan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran PKn di SMP Negeri 5 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pendidikan nasional bahwa guru sebagain tenaga professional yang bekerja di bidang pendidikan, lebih khususnya dalam proses belajar mengajar.

3. Siswa

Menurut UU RI No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat (4) menyatakan bahwa "Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu". Berdasarkan uraian tersebut siswa adalah peserta didik atau anggota masyarakat dalam batas dan ketentuan usia tertentu yang berhak mengembangkan potensi diri melalui pembelajaran pada tingkat, jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu seperti pendidikan formal, informal, dan nonformal.

4. Penilaian

Menurut Nasrul Harahap (1982: 19) menyatakan bahwa:

Penilaian pendidikan adalah penilaian tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat di dalam kurikulum.

Berdasarkan kutipan di atas, penilaian harus memperhatikan hal-hal yang mempengaruhi diri anak serta situasi pendidikan, supaya dapat diketahui dengan tetap kemampuan dan kesanggupan anak didik dalam mengikuti bahan pelajaran yang disajikan.

5. Kriteria Ketuntasan Minimal

KKM merupakan kependekan dari Kriteria Ketuntasan Minimal yang digunakan sebagai acuan untuk menyatakan peserta didik tuntas dalam mengkitu pembelajaran, KKM sendiri harus ditetapkan diawal tahun pembelajaran berdasarkan hasil musyarwarah pendidik dan lembaga pendidikan yang mempunyai karakteristik sama. Dalam artian KKM dari setiap sekolah itu


(32)

70

Dewi Dinar Sari, 2013

berbeda-beda tergantung terhadap kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik karena setiap sekolah tentunya mempunyai kompleksitas, daya dukung, dan intake siswa yang berbeda-beda. Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM.

6. Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan kewarganegaraan pada hakekatnya adalah upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara.

Menurut Azyumardi Azra dalam Aulia (2012: http://eki-bloger.blogspot.com/2012/05/pengertian-pendidikian-kewarganegaraan.html.) bahwa:

Pendidikan kewarganegaraan, civics education dikembangkan menjadi pendidikan kewargaan yang secara substantif tidak saja mendidik generasi muda menjadi warga negara yang cerdas dan sadar akan hak dan kewajibannya dalam konteks kehidupan bermasyarakat dan bernegara, tetapi juga membangun kesiapan warga negara menjadi warga dunia, global society.

Berdasarkan kutipan di atas, pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang bertujuan untuk menjadikan siswa sebagai warga negara yang baik atau sering disebut to be good citizenship, yakni warga yang memiliki kecerdasan baik intelektual, emosional, sosial maupun spiritual, memiliki rasa bangga dan tanggung jawab, dan mampu berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara agar tumbuh rasa cinta tanah air. Selain itu juga mendidik warga negara Indonesia menjadi warga dunia yang mampu ikut serta dalam kegiatan secara global.


(33)

71

Dewi Dinar Sari, 2013

Studi Kompetensi Guru Dan Siswa Dalam Penilaian Berbasis Kkm Mata Pelajaran PKn (Studi Analisis Terhadap Proses Penilaian dan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran PKn di SMP Negeri 5 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian kualitatif-kuantitatif yang berperan sebagai instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri. Penelitian yang bertujuan untuk mengukur suatu gejala akan menggunakan instrumen penelitian. Jumlah instrumen yang akan digunakan tergantung pada variable yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, jumlah variabel yang diteliti untuk yang menggunakan wawancara adalah guru PKn yang berjumlah 2 orang, dan 9 orang siswa kelas VII.

Lembar Observasi, dalam lembar observasi ini peneliti berpran sebagai instrumen penelitian dalam mencatat, menumpulkan data apa saja yang dapat dikumpulkan dalam pengamatan langsung yang dilakukan oleh peneliti.

Wawancara, wawancara dilakukan kepada semua guru Pendidikan Kewarganegaraan yang ada di SMP Negeri 5 Bandung, yang berjumlah 3 orang. Kemudian studi dokumentasi, sudi dokumentasi ini dilakukan untuk memperkuat bukti-bukti lewat gambar atau foto yang diambil peneliti dalam proses penelitian.

Setelah itu angket, penyebaran angket dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan sampel acak (random sampling), yaitu 9 kelas, yaitu kelas VII A sampai VII I (instrument terlampir).

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan dalam penelitian campuran , pada umumnya menggunakan teknik observasi, wawancara studi dokumentasi, angket dan triangulasi, karena metode yang digunakan merupakan penggabungan metode kualitatif dan kuantitatif. Maka sesuai dengan dasar konsep tersebut, dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data tersebut. Menurut Brannen, Julia (2005: 21) menyatakan bahwa "kumpulan data yang berbeda di samping bisa diperoleh melalui penerapan-penerapan metode yang berbeda, juga melalui penggunaan metode yang sama pada waktu yang berbeda atau sumber-sumber yang berbeda."

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam sebuah penelitian, hal ini karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Menurut Sugiyono (2009: 194), menyatakan bahwa "bila dilihat dari segi


(34)

72

Dewi Dinar Sari, 2013

cara atau teknik pengumpulan teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan wawancara (interview), angket (kuesioner), pengamatan (observasi), dan gabungan ketiganya (triangulasi)."

Berdasarkan kutipan di atas, peneliti menggunakan semua teknik pengumpulan data tersebut, yang pertama wawancara, wawancara ditujukan kepada guru, untuk menanyakan apa saja penilaian yang dilakukan dalam proses dan hasil belajar siswa. Kemudian angket, penyebaran angket dilakukan peneliti kepada siswa, untuk mengkorelasikan apa yang dikatakan oleh guru dan apa yang dirasakan oleh siswa saat proses belajar mengajar berlangsung dan saat proses dan hasil belajar siswa. Setelah iu observasi, peneliti melakukan pengamatan langsung, di sini peneliti bertindak sebagai observasi partisipan, melihat langsung apa saja yang penilaian yang dilakukan oleh guru dan bagaimana kompetensi siswa ada saat proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Yang terakhir triangulasi, menggabungkan ketiga metode tersebut, untuk mengetahui apakah hasil wawancara yang dilakukan peneliti, penyebaran angket, dan pengamatanlangsung itu sesuai dengan jawaban yang mereka berikan.

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai sumber dan cara. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumebr sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen. Selanjutnya, dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan pengamatan, wawancara, angket, dokumentasi dan gabungan keempatnya.

Bermacam-macam teknik pengumpulan data ditunjukan pada gambar 3.3 berikut. Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa secara umum terdapat empat macam teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan gabungan atau triangulasi.

Gambar 3.3


(35)

73

Dewi Dinar Sari, 2013

Studi Kompetensi Guru Dan Siswa Dalam Penilaian Berbasis Kkm Mata Pelajaran PKn (Studi Analisis Terhadap Proses Penilaian dan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran PKn di SMP Negeri 5 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Sumber: Sugiyono, 2012: 309.

1. Observasi

Penelitian ini teknik observasi digunakan untuk memperkuat data terutama aktifitas proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan guru pendidikan kewarganegaraan.

Hal ini sejalan dengan pendapat yang diutarakan Pupuh Faturrohman (2010: 86) bahwa "observasi adalah penghimpunan bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap berbagai fenomena yang dijadikan objek pengamatan."

Berdasarkan kutipan tersebut observasi ini digunakan untuk mengamati secara langsung dan tidak langsung tentang proses penilaian dan hasil belajar siswa oleh guru pendidikan kewarganegaraan, yang kemudian hasil dari observasi ini akan digunakan untuk mengklarifikasikan data yang telah terkumpul melalui wawancara dengan kenyataan yang sebenarnya.

Menurut Arikunto (2008: 146) "observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra."

Nasution (2003:56) berpendapat bahwa:

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dengan berbagai alat, diantaranya alat yang sangat canggih, sehingga dapat diobservasi benda yang sekecil-kecilnya atau yang sejauh-jauhnya di jagad raya.

Berdasarkan kutipan di atas, bahwa observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain. Teknik pengumpulan data dengan

Teknik Pengumpulan Data

Dokumentasi Wawancara

Observasi


(36)

74

Dewi Dinar Sari, 2013

observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

M. Q. Patton dalam Muslich (2009: 313) menjelaskan bahwa manfaat observasi adalah sebagai berikut.

a. Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh.

b. Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery.

c. Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap "biasa" dank arena itu tidak akan terungkap dalam wawancara.

d. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan ha-hal yang sedianya tidak akan terungkap oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga. e. Melalui pengamatan di lapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan

daya yang kaya, tetapi juga memperoleh gambaran yang komprehensif. f. Melalui pengamatan di lapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan daya yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan suasana situasi sosial yang diteliti.

Berkenaan dengan hal tersebut, dalam pelaksanaan observasi untuk mengumpulkan informasi di SMP Negeri 5 Bandung sebagai lokasi penelitian harus diperoleh informasi yang lengkap. Tentunya berdasarkan pedoman observasi dan mencakup gambaran umum mengenai kondisi dan rutinitas guru pendidikan kewarganegaraan di sekolah, maka penelitian pun harus dilakukan dengan penuh ketelitian.

Untuk memudahkan pemahaman tentang bermacam-macam observasi, maka dapat digambarkan seperti gambar 3.4 berikut.

Gambar 3.4


(37)

75

Dewi Dinar Sari, 2013

Studi Kompetensi Guru Dan Siswa Dalam Penilaian Berbasis Kkm Mata Pelajaran PKn (Studi Analisis Terhadap Proses Penilaian dan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran PKn di SMP Negeri 5 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Sumber: Sugiyono, 2099: 31.

Berdasarkan gambar 3.5 bahwa observasi ini dapat digolongkan menjadi empat, yaitu patisipasi pasif, partisipasi moderat, observasi yang terus terang dan tersamar, dan observasi yang lengkap. Partisi pasif, dalam hal ini peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Partisipasi moderat, peneliti dalam mengumpulkan data ikut terjun dalam beberapa kegiatan tetapi tidak semuanya. Partisipasi aktif, dalam observasi ini peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh nara sumber, tetapi belum sepenuhnya lengkap. Partisipasi lengkap, dalam melakukan pengumpulan data, peneliti sudah terliat sepenuhnya terhadap apa yang sudah dilakukan sumber data. Jadi suasananya sudah natural, peneliti tidak terlihat melakukan penelitian.

2. Wawancara

Teknik wawancara dalam pengumpulan data dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung antara penanya dan responden. Seperti yang dikemukakan oleh Esterberg dalam Muslich (2009: 318) mengemukakan bahwa " wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tersebut."

Berdasarkan kutipan di atas, dengan wawancara maka peneliti dapat memperoleh dan bertukar informasi melalui tanya jawab.

Menurut Sugiyono (2009: 194) "wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tahap muka

macam-macam observasi

observasi partisipatif

observasi yang pasif

observasi yang moderat

observasi yang aktif

observasi yang lengkap observasi terus

terang dan tersamar

observasi tak tersruktur


(38)

76

Dewi Dinar Sari, 2013

(face to face) maupun dengan menggunakan telepon." Dalam hal ini wawancara dipergunakan penulis untuk berkomunikasi dengan para pihak-pihak yang terkait atau subjek penelitian, antara lain guru pendidikan kewarganegaraan dan siswa, dalam rangka untuk mendapatkan penjelasan atau informasi tentang hal-hal yang belum tercantum dalam observasi dan dokumentasi.

Berkaitan dengan hal di atas Moeleong (2012: 186), menyatakan bahwa : Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewer) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Berdasarkan kutipan di atas, metode wawancara dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi dan data yang faktual tentang Perbedaan kriteria penilaian yang dilakukan guru pendidikan kewarganegaraan di SMP Negeri 5Bandung.

Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mempersiapkan langkah-langkah wawancara. Lincoln dan Guba dalam Sugiyono (2009: 322) menyatakan ada tujuh langkah daam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:

a. Menetapkan kepada siapa wawancara itu dilakukan.

b. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan.

c. Mengawali atau membuka alur wawancara. d. Melangsungkan alur wawancara

e. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya. f. Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.

g. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh. Berdasarkan kutipan di atas, peneliti menetapkan subjek yang akan diwawancara, dalam penelitian ini peneliti akan mewawancarai guru dan siswa. Kemudian menyiapkan pokok-pokok masalah yaitu tentang penilaian yang dilakukan oleh guru. Membuka alur wawancara yang berhubungan dengan penilaian, kemudian setelah hasil wawancara terkumpul semua, peneliti


(39)

77

Dewi Dinar Sari, 2013

Studi Kompetensi Guru Dan Siswa Dalam Penilaian Berbasis Kkm Mata Pelajaran PKn (Studi Analisis Terhadap Proses Penilaian dan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran PKn di SMP Negeri 5 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara kepada guru dan mengakhirinya. Kemudian hasil wawancara diidentifikasi.

3. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Hal ini sejalan dengan pemikiran Sugiyono (2009: 199) bahwa "kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya."

Berdasarkan uraian di atas , peneliti menggunakan teknik pengumpulan data kuesioner ini untuk memberikan data objektif dan tepat dalam rangka menguji hipotesis dengan metode kuantitatif.

4. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah suatu metode yang digunakan dengan mengumpulkan berbagai dokumen dengan tujuan untuk melengkapi data yang diperlukan dalam melakukan penelitian.

Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh S. Arikunto (2008: 206) bahwa "metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya." Berdasarkan kutipan tersebut peneliti diharapkan mempunyai data dan bukti seperti catatan, foto, agenda dan sebagainya.

5. Studi Literartur

Studi literartur yaitu alat pengumpul data untuk mengungkapkan berbagai teori yang relevan dengan permasalahan yang sedang dihadapi atau diteliti sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Teknik ini dilakukan dengan cara membaca, mempelajari, memahami buku-buku. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh


(40)

78

Dewi Dinar Sari, 2013

teoretis yang sekiranya dapat mendukung kebenaran data yang diperoleh melalui penelitian dan menunjang pada kenyataan yang berlaku pada penelitian.

Pada tahapan ini, peneliti melakukan kajian pustaka, yaitu mempelajari buku- buku yang berhubungan dengan masalah. Hal ini bertujuan untuk mencari kebenaran dan teori atau pendapat orang lain, selain menurut pendapat kita. Dan juga untuk memperkuat pendapat kita dalam penelitian ini.

6. Triangulasi

Dalam teknik pengumpulan data triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dalam hal triangulasi, Moeleong (2012: 330) menyatakan "triangulasi adalah teknik pemeriksa keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu."

Berdasarkan kutipan tersebut, peneliti menggunakan teknik triangulasi untuk mendapatkan data dari sumber data yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

Gambar 3.5 Triangulasi Teknik

Sumber: Sugiyono, 2009: 331.

Berdasarkan gambar 3.5 triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber

sumber

data

observasi partisipasif

wawancara mendalam


(41)

79

Dewi Dinar Sari, 2013

Studi Kompetensi Guru Dan Siswa Dalam Penilaian Berbasis Kkm Mata Pelajaran PKn (Studi Analisis Terhadap Proses Penilaian dan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran PKn di SMP Negeri 5 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Wawancara

mendalam

Siswakelas VII A - C Guru

(kelas VII A-C/D - I) Siswa kelas VII D-I

yang sama. Karena penelitian ini menggunakan penelitian kombinasi metode urutan penemuan, maka peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dokumentasi serta angket.

Gambar 3.6 Triangulasi Sumber

Sumber: diolah oleh peneliti tahun 2013

Berdasarkan gambar 3.6 triangulasi berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Peneliti menggunakan teknik yang sama kepada sumber dengan teknik wawancara mendalam.

G. Analisis Data

Pada analisis kualitatif, kita membangun kata-kata dari hasil wawancara atau pengamatan terhadap data yang dibutuhkan untuk dideskripsikan dan dirangkum. Pertanyaan bisa dibuat oleh peneliti untuk melihat hubungan antara berbagai tema yang diidentifikasi, hubungan perilaku, atau karakteristik individu seperti umur dan jenis kelamin.

Analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui proses dan hasil belajar siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Kemudian setelah itu dilakukan penyebaran angket kepada siswa, untuk mengetahui jawaban dan pendapat para siswa, setelah peneliti mewawancarai guru, kemudian jawaban – jawaban dari hasil wawancara dengan guru tentang proses dan hasil belajar, dibuktikan dengan penyebaran angket kepada siswa, karena proses dan hasil belajar yang dilakukan guru berhubungan dengan siswa.

Teknik analisis data ialah proses katagori urutan data, menggorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar


(42)

80

Dewi Dinar Sari, 2013

membedakan dengan menafsirkan sesuatu hal yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan diantara dimensi-dimensi uraian.

Analisis data yang dimaksudkan adalah mengorganisasikan data, data yang terkumpul dan terdiri dari catatan lapangan, komentar peneliti, gambar, foto, dokumen, laporan, dan lain-lain, kemudian pekerjaan analisis data adalah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan dan memberikan suatu kode tertentu dan mengkatagorikannya, pengelolaan data tersebut bertujuan untuk menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat menjadi teori substantif. Susan Stainback dalam Muslich (2009: 335) mengemukakan bahwa "analisis data merupakan hal yang kritis dalam proses penelitian kualitatif." Berdasarkan kutipan tersebut, analisis digunakan untuk memahami hubungan dan konsep dalam data sehingga hipotesis dapat dikembangkan dan dievaluasi.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis dapat melakukan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Sedangkan data kuantitatif yaitu yaitu menganalisis hasil observasi proses penilaian berdasarkan KKM dengan cara menghitung menghitungnya sebagai berikut:

Menurut Nana Sudjana (2001: 19) menyatakan "Analisis data dengan menggunakan instrument penelitian yaitu dengan cara frekuensi dibagi dengan jumlah responden dikali 100 % ".

P = f x100 % N

Presentase penilaian berbasis KKM = perolehan skor x 100% Seluruh aktivitas

setelah dihitung kemudian hasilnya disesuaikan dengan hasil kategori sebagai berikut:


(43)

81

Dewi Dinar Sari, 2013

Studi Kompetensi Guru Dan Siswa Dalam Penilaian Berbasis Kkm Mata Pelajaran PKn (Studi Analisis Terhadap Proses Penilaian dan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran PKn di SMP Negeri 5 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

≥75, 01 % : sangat baik 50, 01 – 75% : baik 25, 01 – 50 % : cukup 0 – 25% : kurang

Hal ini juga sejalan dengan pendapat Sugiyono (2009: 335) bahwa:

analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Berdasarkan kutipan di atas, analisis dat kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu menjadi hipotesis. Analisis data dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selam di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.

Analisis data ini dilakukan dalam suatu proses yang mana pelaksanaannya sudah dilakukan sejak pengumpulan data dan dilakukan secara intensif, yakni ketika sesudah meninggalkan lapangan, pekerjaan menganalisis data mempbutuhkan usaha pemusatan perhatian dan pengarahan tenaga fisik dan pikiran dari penulis. Selain melakukan penganalisisan data penulis pun membutuhkan pendalamaan keputusan guna mengkonfirmasikan atau menjustifikasikan kemungkinan teori baru yang ditemukan.

Miles dan Huberman dalam Muslich (2009: 337), menjelaskan langkah-langkah analisis data hasil penelitian, sebagai berikut.

1. Reduksi data

Langkah awal dalam menganalisis hasil penelitian ini adalah laporan

lapangan sebagai bahan “mentah” disingkatkan, direduksi, disusun lebih

sistematis, ditonjolkan pokok-pokok yang penting, diberi susunan yang lebih sistematis, sehingga lebih mudah dikendalikan. Mereduksi data berarti


(44)

82

Dewi Dinar Sari, 2013

merangkum, memilih hal-hal yang pokoknya, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Display data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Dalam hal ini, Miles dan Huberman dalam Muslich (2009: 341) menyatakan "yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif." Berdasarkan kutipan tersebut, penelitian kualitatif lebih bersifat menceritakan apa yang sebenarnya terjadi, dengan menggambarkan keadaan yang terjadi di lapangan.

3. Mengambil kesimpulan dan verifikasi

Langkah ketiga dalam analisis data yaitu kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data yang berikutnya.

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif-kuantitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, kemudian selanjutnya gambaran suatu masalah tersebut diuji dengan menyebar angket kepada siswa, untuk membuktikan hasil wawancara sebelumnya.


(1)

182

Dewi Dinar Sari, 2013

Studi Kompetensi Guru Dan Siswa Dalam Penilaian Berbasis Kkm Mata Pelajaran PKn (Studi Analisis Terhadap Proses Penilaian dan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran PKn di SMP Negeri 5 Bandung)

3. Hasil belajar siswa berbasis KKM dalam mata pelajaran PKN.

Dilihat dari hasil ulangan yang diperoleh siswa, hampir semua memperoleh nilai di atas KKM,sedangkan yang masih belum mencapai nilai di atas KKM guru melakukan tindak lanjut berupa remedial baik berupa tugas atau mengerjakan soal ulangan kembali. Hasil belajar siswa selama satu tahun pelajaran sudah cukup memuaskan, guru menggabungkan nilai rata-rata ulangan harian selama satu semester, kemudian nilai rata-rata ulangan harian digabungkan dengan nilai rata-rata tugas, nilai akhlak, nilai absensi dan nilai UKK, kemudian dibagi rata dan ditulis di dalam rapor siswa.

4. Kendala yang dialami guru dan siswa dalam ketercapaian penilaian.

Kendala yang dihadapai guru dan siswa terletak pada saat proses penilaian, yaitu pada saat proses belajar mengajar, strategi penilaian yang dilakukan oleh guru masih relatif monoton, sehingga penilaian yang dilakukan oleh guru terhadap siswa kurang efektif dan kurang mengasah kemampuan siswa dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor. selain itu, pada saat penilaian yang dilakukan oleh guru hasil yang diperoleh siswa belum mencapai KKM, karena siswa tidak memperhatikan guru saat proses belajar mengajar, sehingga nilai yang diperoleh siswa kurang memuaskan, hal tersebut terjadi karena kurangnya strategi penilaian yang bervariasi dan menyenangkan.

5. Upaya yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam mengatasi kendala-kendala selama proses penilaian dan hasil belajar siswa.

Upaya yang dilakukan oleh guru adalah guru lebih mengembangkan penguasaan dalam menerapkan strategi penilaian yang lebih menyenangkan dan dapat menarik perhatian siswa.Teknik penilaian yang dilakukan oleh guru harus lebih bervariasi, agar siswa dapat lebih terasah dan berkembang dalam menjawab pertanyaan, kualitas soal harus seimbang.

B. Saran


(2)

183

Dewi Dinar Sari, 2013

Studi Kompetensi Guru Dan Siswa Dalam Penilaian Berbasis Kkm Mata Pelajaran PKn (Studi Analisis Terhadap Proses Penilaian dan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran PKn di SMP Negeri 5 Bandung)

a. Guru harus lebih kreatif dalam menggunakan strategi penilaian, jangan monoton.

b. Dalam penilaian guru seharusnya eperhatikanprinsip-prinsip penilaian, seperti eberikan nilai yang adil, terbuka, tepat sasaran, akuntabel dan sebagainya.

c. Teknik penilaian juga haruslah bervariasi, untuk mengetahui siswa mana yang sudah mengerti dan siswa yang masih belum mengerti dilihat dari hasil pengerjaan soal yang diberikan oleh guru, selain itu teknik penilaian yang digunakan oleh guru harus beragam, jangan hanya tes tertulis apalagi tesnya dalam bentuk pilihan ganda saja, apabila dengan menggunakan non tes, guru dapat melihan kecakapan dan keaktifan siswa, cara siswa menjawab pertanyaan dengan tepat dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa lain. Guru harus bisa menjadikan siswa berani, aktif, cakap, kreatif.

d. Guru seharusnya lebih memperhatikan jawaban setiap peserta didik, memberikan giliran secara adil, memperhatikan kritik dan saran atau usul-usul peserta didik.

2. Bagi Siswa

a. Harus lebih memotivasi diri untuk belajar PKn. Selain itu lebih mengembangkan kemampuan dalam menjawab pertanyaan, berani berbicara dan berpendapat di depan kelas.

b. Harus lebih aktif agar proses belajar ,mengajar PKn lebih interaktif dan terjadi interaksi antara siswa- gurr, siswa dan siswa.

c. Harus membiasakan diri mengajukan dan menjawab pertanyaan. Selain itu harus lebih giat belajar dalam mata pelajaran PKn dan mengerjakan semua tugas yang diberikan oleh guru dengan tepat waktu.


(3)

184

Dewi Dinar Sari, 2013

Studi Kompetensi Guru Dan Siswa Dalam Penilaian Berbasis Kkm Mata Pelajaran PKn (Studi Analisis Terhadap Proses Penilaian dan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran PKn di SMP Negeri 5 Bandung)

Pihak sekolah hendaknya lebih meningkatkan dukungan terhadap pelaksanaan pembelajaran PKn dengan menyediakan media pembelajaran untuk mendukung proses pembelajaran. Selain itu sekolah memberikan peluang kepada guru untuk mengembangkan kompetensi atau professionalism guru melalui pelatihan, seminar, penataran, diklat dan sebagainya.

Selain itu pihak sekolah, khususnya kepala sekolah melakukan beberapa pengembangan untuk meningkatkan kualitas sekolah

a. Melakukan refleksi diri kearah pembentukan karakter kepemimpinan sekolah yang kuat.

b. Melaksanakan pengembangan staf yang berkompeten dan berdedikasi tinggi.

c. Mengutamakan keberhasilan siswa.

4. Bagi Jurusan PKn

Jurusan PKn sebaiknya mengadakan seminar tentang strategi pembelajaran yang diikuti oleh para guru PKn mengenai strategi pembelajaran mulai dari penggunaan metode, media pembelajaran, model pembelajaran sampai dengan teknik penilaian yang baik untuk pelajaran PKn.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Dalam penelitian penilaian berbasis KKM, sebaiknya peneliti harus benar-benar menguasai tentang penilaian dengan baik.

b. Dalam penelitian yang bertujuan untuk melihat kemampuan menilai yang dimiliki guru dan kompetensi yang herus dimiliki siswa sebagai objek yang akan dinilai, sebaiknya peneliti menyiapkan alat ukur yang relevan baik secara lisan maupun tulisan.


(4)

Dewi Dinar Sari, 2013

Studi Kompetensi Guru Dan Siswa Dalam Penilaian Berbasis Kkm Mata Pelajaran PKn (Studi Analisis Terhadap Proses Penilaian dan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran PKn di SMP Negeri 5 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, K dan Harmi, H.(2011). Perencanaan Sistem Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Benjamin S, Bloom. (1964). Taxonomi of Educational Objectives: Cognitive

Domain. New York : David McKay.

Brannen, Julia. (2005). Memadu Metode Penelitian. Jakarta: Pustaka Belajar. Budimansyah, Dasim. (2009). Pembelajaran Pendidikan Kesadaran

Kewarganegaraan Multidimensional. Bandung: PT. Ginensindo.

Callahan, Joseph F dan Clark, Leonard H. (1988). Planning for Competence.

New York : MacMillan Publishing Co.

Cresswell, John W dan Vicki L. Plano Clark. (2007). Mixed Methods Research.

New Delhi, India: Sage Publications. Inc.

Fathurrohman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno. (2010). Strategi Belajar Mengajar.

Bandung: Refika Aditama.

Hamalik, Oemar. (2009). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.

Jakarta: PT Bumi Aksara.

Harahap, Nasrun. (1982). Teknik Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: N. V. Bulan Bintang.

Kunandar. (2011). Guru Profesional (Implementasi KTSP). Jakarta: PT. Rajawali Pers.

Majid, Abdul. (2008). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Moleong, Lexy J. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya.

Mulyasa, E. (2009). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

.(2009). Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, dan

Implementasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Muslich, Masnur. (2008). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konseptual. Jakarta: PT Bumi Aksara.


(5)

Dewi Dinar Sari, 2013

Studi Kompetensi Guru Dan Siswa Dalam Penilaian Berbasis Kkm Mata Pelajaran PKn (Studi Analisis Terhadap Proses Penilaian dan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran PKn di SMP Negeri 5 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. (2004). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Nasution, S. (2003). Berbagai Pendekatan dalam Belajar Mengajar. Bandung: Bina Aksara.

Nurmalina, Komalasari dan Syaifullah. (2008). Memahami Pendidikan

Kewarganegaraan. Bandung: Lab. PKn UPI.

Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Purwanto, M. Ngalim. (2008). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Robbins, Stephens P. (2001). Perilaku Organisasi, (Edisi Kedelapan). Jakarta: PT Prenhalindo.

Rahmat. et al. (2009). Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: lab. PKn UPI.

Sudjana, Nana. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset – Bandung.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Wuryan, Sri dan Syaifullah. (2009). Ilmu Kewarganegaraan (Civics). Bandung: Laboraturium Pendidikan Kewarganegaraan UPI.

Undang-Undang

Depdiknas. (2005). Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: PP No. 19 Tahun 2005.

permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang standar isi.

Permendiknas RI Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. Permendiknas No. 41 Tahun 2007.

UU tentang Guru dan Dosen.


(6)

Dewi Dinar Sari, 2013

Studi Kompetensi Guru Dan Siswa Dalam Penilaian Berbasis Kkm Mata Pelajaran PKn (Studi Analisis Terhadap Proses Penilaian dan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran PKn di SMP Negeri 5 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Skripsi danTesis

Dharma, Surya. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Tesis Magister Pada FPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Febriana M. Yagi. (2012). Perbedaan Penggunaan Kriteria Penilaian Yang Dilakukan Oleh Guru Pendidikan Jasmani Di SMA Negeri Yang Berstatus RSBI Se-Kota Bandung. Skripsi Sarjana Pada FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Prasetya, B. Agung. (2008). Pengaruh Budaya Organisasi, Kompetensi Dan Komitmen Terhadap Kinerja. Tesis Magister pada FPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Rohaeti. (2009). Perbandingan Hasil Belajar Peserta Didik Yang Diajar Melalui

Pembelajaran Berbasis Komputer Dengan Pembelajaran Tradisional. UPI

Bandung: tidak diterbitkan.

Yusrizal. (2008). Penggunaan Multimedia Dalam Pembelajaran Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik. UPI Bandung: tidak

diterbitkan.

Internet

Aulia, Riezky. (2012). Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan. [online]. Tersedia: http://eki-blogger.blogspot.com/2012/05/pengertian-pendidikan-kewarganegaraan.html. [14 November2012].

Jambak, Wannef. (2007). Langkah-Langkah Menetapkan KKM. [online]. Tersedia: http://wannefjambak.wordpress.com/2007/02/21/langkah-langkah-menetapkan-kkm-2/. [22 April 2012].

KG. (2012). Pengertian Siswa. [online]. Tersedia: http://www.rppsilabus.com /2012/06/pengertian-siswa-dan-istilahnya.html

.

[14 November 2012]. Priyanto, Eko. (2012). Pengertian KKM, Fungsi dan cara menetapkannya.

[online]. Tersedia: http://www.rpp-silabus.com/2012/06/pengertian-kkm-fungsi-dan-cara.html. [27 November 2012].


Dokumen yang terkait

Hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen

1 17 97

Peningkatan hasil belajar siswa dengan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di kelas V MI Ta’lim Mubtadi I Kota Tangerang

0 12 121

Keterampilan Bertanya Guru dalam Meningkatkan Aktivitas belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah At-taqwa 06 Bekasi.

1 10 196

Hubungan komunikasi guru-siswa dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MAN 15 Jakarta

2 46 130

Implementasi penilaian hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi kelas X di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 5 147

PERAN MATA PELAJARAN PKN DALAM MEMBENTUK MORAL SISWA ( STUDI ANALISIS TERHADAP SISWA SMP NEGERI 1 TANJUNG BERINGIN TAHUN PELAJARAN 2016/2017).

0 5 24

PERSEPSI GURU MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP DAN MTS BOYOLALI TERHADAP PENILAIAN DALAM KURIKULUM 2013 PERSEPSI GURU MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP DAN MTS BOYOLALI TERHADAP PENILAIAN DALAM KURIKULUM 2013.

0 3 14

PERSEPSI GURU MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP DAN MTS BOYOLALI TERHADAP PENILAIAN PERSEPSI GURU MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP DAN MTS BOYOLALI TERHADAP PENILAIAN DALAM KURIKULUM 2013.

0 4 12

PENGARUH PENERAPAN RUBRIK DALAM PROSES PENILAIAN JAWABAN SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA Pengaruh Penerapan Rubrik Dalam Proses Penilaian Jawaban Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Di Sekolah Menengah Pertama Sekabupaten Kendal.

0 2 15

Pemahaman Guru Terhadap Penilaian dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi pada Mata Pelajaran Akuntansi di SMA Negeri Se-Kabupaten Pati.

0 0 2