EVALUASI KELAYAKAN BISNIS RESTORAN KAMBING BAKAR CAIRO CABANG KOPO SAYATI BANDUNG DITINJAU DARI ASPEK PEMASARAN.

(1)

No. Daftar FPIPS : 1925/UN.40.2.5.3/PL/2013

EVALUASI KELAYAKAN BISNIS

RESTORAN KAMBING BAKAR CAIRO CABANG KOPO SAYATI BANDUNG DITINJAU DARI ASPEK PEMASARAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata

Oleh :

NIDIAN LEVIANA NIM. 0906161

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INDUSTRI KATERING FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Evaluasi Kelayakan Bisnis Restoran Kambing Bakar Cairo Cabang Kopo Sayati Bandung Ditinjau Dari Aspek Pemasaran” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar

karya saya, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan yang tidak sesuai etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/ sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Desember 2013

Nidian Leviana 0906161


(4)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Nidian Leviana. Evaluasi Kelayakan Bisnis Restoran Kambing Bakar Cairo

Cabang Kopo Sayati Bandung Ditinjau dari Aspek Pemasaran. Dibimbing oleh

Agus Sudono, SE., MM. dan Sylvia Meilani, S.Pd., MM.

Pertumbuhan pada sektor pariwisata di kota Bandung diikuti dengan perkembangan industri kuliner di dalamnya. Saat ini kota Bandung telah dikenal kaya akan keanekaragaman kuliner, sehingga pelayanan makanan dan minuman kini tidak hanya disediakan untuk memenuhi kebutuhan, tetapi juga sebagai pengalaman. Namun hal ini mengakibatkan persaingan yang semakin ketat di dalam industri kuliner sehingga dibutuhkan perencanaan yang matang dalam membangun bisnis di bidang kuliner.

Restoran Kambing Bakar Cairo cabang Kopo Sayati Bandung adalah salah satu restoran yang memiliki keunikan di dalam menu yang dijualnya, sama seperti cabang-cabang lainnya. Namun dari lima cabang yang berdiri di kota Bandung dan Cimahi, cabang Kopo Sayati merupakan cabang dengan penghasilan terkecil sehingga muncul gagasan untuk melakukan evaluasi kelayakan bisnis di restoran tersebut. Berdasarkan hasil angket kepada 50 responden dengan menggunakan teknik

non probability sampling dengan skala semantic differensial, menu yang dijual restoran ini ditanggapi positif oleh konsumen dari segi rasa. Namun dalam analisis aspek pasar ditemukan adanya gejala permasalahan serius dimana permintaan di restoran tersebut justru mengalami trend penurunan. Dalam analisis aspek pemasaran ditemukan bahwa penyebab permasalahan yang timbul adalah bukan pada produknya, melainkan pada kondisi restoran yang kurang memuaskan bagi para konsumen. Kondisi ini meliputi suasana dan atmosfer restoran yang kurang memberikan kesan eksklusif sehingga tidak seimbang dengan menu yang dijual, ditambah lagi dengan fasilitas dan pelayanan yang kurang lengkap membuat restoran Kambing Bakar Cairo cabang Kopo Sayati Bandung sulit untuk menghadapi persaingan.

Melalui analisis strategi pemasaran, maka dirumuskan strategi yang paling tepat untuk restoran ini adalah dengan menggunakan strategi pertumbuhan integrasi horizontal yang bersifat konsolidasi dan bertujuan defensif. Strategi jangka pendek adalah memperbaiki desain restoran dan segala yang berkaitan dengan fasilitas dan pelayanan. Sedangkan secara keseluruhan, langkah nyata dirumuskan di dalam bauran pemasaran.


(5)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Nidian Leviana. Business Feasibility Evaluation of Kambing Bakar Cairo

Restaurant Branch Kopo Sayati Bandung Viewed from Marketing Aspect. Guided

by Agus Sudono, SE., MM. and Sylvia Meilani, S.Pd., MM.

The growth of the tourism sector in Bandung city followed by the development of the culinary industry in it. Nowadays Bandung city was known for its rich culinary diversity, so the food and beverage services are now provided not only to meet the needs, but also as meal experience. However, this resulted in the increasingly fierce competition in the culinary industry so it is required careful planning to build a business in the culinary field.

Kambing Bakar Cairo restaurant branch Kopo Sayati Bandung is a restaurant that has uniqueness in the menu, as well as other branches. But from five branches that stand in Bandung and Cimahi, branch Kopo Sayati is the branch with the smallest income thus came the idea to evaluate the business feasibility in the restaurant. Based on the results of questionnaires to 50 respondents using non-probability sampling techniques with semantic differential scale, the menus that sold by this restaurant get positive response from customers in the terms of taste. But in the analysis of market aspect, it is found the symptoms of serious issue where the demand of the restaurant sustains a decreasing trend. In the analysis of the marketing aspect was found that the cause of the problems that arise is not from the products, but on the condition of the restaurant that is less satisfactory for the customers. These conditions include the ambiance and atmosphere of the restaurant gives the impression of less exclusive so it is not balance with the menu that it sells. Coupled with the facilities and services that are less complete make Kambing Bakar Cairo branch Kopo Sayati Bandung difficult to face the competition.

Through the analysis of marketing strategy, it is formulated that the most appropriate strategy for this restaurant is to use horizontal integration growth strategy that is aimed at consolidation with defensive goals. Short term strategy is to improve the design of the restaurant and all related with facilities and services. While of all, the real steps are formulated in the marketing mix.


(6)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Daftar Isi ...i

Daftar Tabel ...iv

Daftar Gambar ...vi

Bab I : Pendahuluan ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 10

1.3. Tujuan Penelitian ... 10

1.4. Kegunaan Penelitian ... 11

Bab II : Kajian Pustaka dan Kerangka Pemikiran ... 13

2.1. Kajian Pustaka ... 13

2.1.1. Pengertian Restoran ... 13

2.1.2. Jenis-Jenis Restoran... 14

2.1.3. Tipe-Tipe Dasar Pelayanan Restoran ... 18

2.1.4. Macam-Macam Table Service ... 21

2.1.5. Pengertian Bisnis dan Laba ... 31

2.1.6. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis ... 33

2.1.7. Pengembangan Bisnis/Usaha ... 35

2.1.8. Manfaat Studi Kelayakan Bisnis ... 38

2.1.9. Tahapan Studi Kelayakan Bisnis ... 41

2.1.10. Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis ... 44

2.1.11. Hasil Studi Kelayakan Bisnis ... 52

2.2. Kajian Empirik ... 53

2.3. Kerangka Pemikiran ... 55

Bab III : Metode Penelitian ... 58

3.1. Objek Penelitian ... 59

3.2. Subjek Penelitian ... 59


(7)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

3.4. Fokus Penelitian (Definisi Operasional Variabel) ... 63

3.5. Populasi dan Sampel ... 65

3.6. Teknik Pengumpulan Data ... 67

3.7. Teknik Analisis Data ... 69

3.7.1. Teknik Analisis Data Aspek Pasar ... 70

3.7.2. Teknik Analisis Data Aspek Pemasaran ... 76

Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 83

4.1. Profil Kambing Bakar Cairo ... 83

4.2. Hasil Analisis Aspek Pasar ... 84

4.2.1. Permintaan Pasar Saat Ini ... 85

4.2.2. Hasil Pengukuran Permintaan di Masa yang Akan Datang ... 88

4.2.3. Hasil Analisis Market Share ... 97

4.3. Hasil Analisis Aspek Pemasaran... 99

4.3.1. Menentukan Segmentasi, Target dan Posisi ... 100

4.3.1.1. Segmentasi Pasar ... 100

4.3.1.2. Penetapan Target dan Posisi ... 103

4.3.2. Hasil Analisis Kepuasan Konsumen ... 109

4.3.3. Hasil Analisis Persaingan dan Strategi Pemasaran ... 118

4.3.3.1. Matriks EFAS (Faktor Strategi Eksternal) ... 122

4.3.3.2. Matriks IFAS (Faktor Strategi Internal) ... 124

4.3.3.3. Matriks Profil Kompetitif ... 126

4.3.3.4. Matriks SWOT ... 130

4.3.3.5. Matriks IE ... 135

4.3.3.6. Matriks Grand Strategy ... 140

4.3.3.7. Kesimpulan Analisis Strategi Pemasaran ... 142

4.3.4. Menentukan Program Pemasaran ... 143

4.3.4.1. Kebijakan Produk ... 147

4.3.4.2. Kebijakan Harga ... 152

4.3.4.3. Kebijakan Promosi ... 154


(8)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

4.3.4.5. Kebijakan Orang ... 158

4.3.4.6. Kebijakan Proses ... 159

4.3.4.7. Kebijakan Bukti Fisik ... 159

4.3.4.8. Rangkuman Bauran Pemasaran ... 162

4.4. Hasil Analisis Penelitian ... 164

Bab V : Kesimpulan dan Saran ... 165

5.1. Kesimpulan ... 165

5.2. Saran-Saran ... 165

Daftar Pustaka ... 167


(9)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Daftar Menu Restoran Kambing Bakar Cairo ... 4

Tabel 1.2. Jumlah Pendapatan Masing-Masing Cabang Selama Satu Tahun Terakhir ... 6

Tabel 2.1. Komponen dan Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis ... 45

Tabel 2.2. Daftar Kajian Empirik ... 53

Tabel 3.1. Karakteristik Metode Penelitian Kualitatif ... 61

Tabel 3.2. Operasional Variabel (Fokus) Penelitian ... 64

Tabel 4.1. Jumlah Permintaan Daging Kambing Muda di Restoran Kambing Bakar Cairo Kopo Sayati Bandung Bulan Oktober 2012 – September 2013 ... 86

Tabel 4.2. Jumlah Permintaan Daging Kambing Muda di Restoran Kambing Bakar Cairo di Kota Bandung dan Cimahi Bulan Oktober 2012 – September 2013 (dalam Kilogram) ... 87

Tabel 4.3. Total Jumlah Permintaan Daging Kambing Muda Restoran Kambing Bakar Cairo se-Kota Bandung dan Cimahi Dalam Satu Tahun (Satuan dalam Kilogram) ... 88

Tabel 4.4. Jumlah Permintaan Daging Kambing Muda di Restoran KBC Cabang Kopo Sayati Bulan Oktober 2012 – Oktober 2013 (dalam Kilogram) ... 90

Tabel 4.5. Jumlah Permintaan Daging Kambing Muda di Restoran Kambing Bakar Cairo se-Kota Bandung dan Cimahi Bulan Oktober 2012 – September 2013 (dalam Kilogram) ... 92

Tabel 4.6. Perhitungan Penyimpangan Antara Data Proyeksi dengan Data Sebenarnya (dalam Kilogram) ... 94


(10)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.7. Proyeksi Normal Permintaan Daging Kambing Muda di Restoran Kambing Bakar Cairo se-Kota Bandung dan Cimahi Oktober 2013 –

September 2014 ... 95

Tabel 4.8. Perkiraan Permintaan Daging Kambing Muda di Restoran Kambing Bakar Cairo se-Kota Bandung dan Cimahi Oktober 2013 – September 2014 (dalam Kilogram) ... 96

Tabel 4.9. Segmentasi Pasar Kota Bandung Menurut Umur ... 101

Tabel 4.10. Segmentasi Pasar Kota Bandung Menurut Pengeluaran Per Bulan... 102

Tabel 4.11. Konsumen Berdasarkan Wilayah Tempat Tinggal ... 104

Tabel 4.12. Konsumen Berdasarkan Umur ... 106

Tabel 4.13. Konsumen Berdasarkan Pekerjaan ... 107

Tabel 4.14. Konsumen Berdasarkan Jumlah Pendapatan Per Bulan ... 108

Tabel 4.15. Jawaban Responden Tentang Rasa Makanan ... 110

Tabel 4.16. Jawaban Responden Tentang Lokasi Restoran ... 112

Tabel 4.17. Jawaban Responden Tentang Kualitas Pelayanan ... 113

Tabel 4.18. Jawaban Responden Tentang Harga yang Ditawarkan ... 114

Tabel 4.19. Jawaban Responden Tentang Kondisi Restoran ... 116

Tabel 4.20. Pendapat Konsumen Mengenai Cabang yang Paling Menarik Untuk Dikunjungi ... 118

Tabel 4.21. Matriks EFAS Restoran Kambing Bakar Cairo Cabang Kopo Sayati Bandung ... 124

Tabel 4.22. Matriks IFAS Restoran Kambing Bakar Cairo Cabang Kopo Sayati ... 125

Tabel 4.23. Matriks Profil Kompetitif Restoran Kambing Bakar Cairo ... 129

Tabel 4.24. Matriks SWOT Restoran KBC Cabang Kopo Sayati ... 132

Tabel 4.25. Diagram Matriks IE Restoran KBC Kopo Sayati ... 138

Tabel 4.26. Harga Menu Utama Restoran KBC Kopo Sayati ... 153

Tabel 4.27. Ringkasan Bauran Pemasaran Restoran Kambing Bakar Cairo Cabang Kopo Sayati Bandung ... 163


(11)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Diagram Integrasi Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis ... 45

Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran ... 57

Gambar 3.1. Model Penelitian Kualitatif ... 65

Gambar 3.2. Situasi Sosial Dalam Studi Kelayakan Bisnis ... 66

Gambar 4.1. Grafik Pangsa Pasar Daging Kambing Muda Restoran Kambing Bakar Cairo Kota Bandung dan Cimahi ... 98

Gambar 4.2. Grafik Segmentasi Pasar Kota Bandung Menurut Umur ... 102

Gambar 4.3. Grafik Konsumen Berdasarkan Wilayah Tempat Tinggal ... 105

Gambar 4.4. Diagram Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin ... 105

Gambar 4.5. Grafik Konsumen Berdasarkan Umur ... 106

Gambar 4.6. Diagram Konsumen Berdasarkan Pekerjaan ... 107

Gambar 4.7. Grafik Konsumen Berdasarkan Jumlah Pendapatan Per Bulan ... 108

Gambar 4.8. Diagram Analisis SWOT ... 119

Gambar 4.9. Grand Strategy Matrix Restoran KBC Kopo Sayati ... 141

Gambar 4.10. Pemasaran Tanpa Pembedaan ... 145

Gambar 4.11. Pemasaran dengan Pembedaan ... 145


(12)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

Pada era globalisasi ini, orang semakin mudah untuk bepergian kemanapun. Ini menjadi celah bagi sektor pariwisata untuk melebarkan sayap industrinya. Industri pariwisata merupakan industri pelayanan barang dan jasa, dimana keduanya merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan industri pariwisata itu sendiri.

1.1. Latar Belakang

Menurut A.J. Burkart dan S. Medlik yang dikutip oleh Soekadijo (2003:3), pariwisata berarti perpindahan orang untuk sementara (dan) dalam jangka waktu pendek ke tujuan-tujuan di luar tempat dimana mereka biasanya hidup dan bekerja, dan kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan tersebut.

Sedangkan dalam Undang-Undang No. 9 Tahun 1990 disebutkan bahwa kepariwisataan merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan dan objek dan daya tarik wisata, usaha sarana wisata, usaha jasa pariwisata, serta usaha-usaha lain yang terkait.

Industri kuliner merupakan salah satu usaha sarana wisata, yang berarti menjadi salah satu faktor pendukung berkembangnya sektor pariwisata di suatu daerah. Dewasa ini, industri kuliner semakin berkembang dan maju serta banyak diminati oleh masyarakat, tak terkecuali di kota Bandung.

Sebagai salah satu penyokong di dalam industri pariwisata, industri kuliner tentu memegang peranan yang sangat penting. Karena kemanapun manusia bepergian, tentu akan tetap membutuhkan makanan. Meningkatnya perkembangan di dalam industri pariwisata saat ini memang diikuti oleh perkembangan industri kuliner yang juga ikut berkembang pesat.


(13)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

Potensi yang besar inilah yang mendorong banyak orang untuk ikut menggeluti bisnis di bidang kuliner. Dapat kita lihat saat ini bisnis kuliner menjamur dimana-mana mulai dari kedai kopi di pinggir jalan, food court di mall-mall, hingga pelayanan katering di atas pesawat.

Namun menjamurnya bisnis kuliner ini bukan berarti siapa saja dapat berhasil dalam menggelutinya. Banyak yang berhasil, namun tidak sedikit pula yang gagal. Kebanyakan dari para pengusaha ini mengalami kegagalan karena kurangnya pengetahuan serta perencanaan yang matang dalam pelaksanaannya. Padahal industri kuliner itu sendiri merupakan bisnis yang berkegiatan besar dan juga kompleks. Seperti yang diungkapkan oleh Marsum W.A. dalam Restoran dan Segala Permasalahannya (2005:2) bahwa:

“Meskipun demikian usaha itu haruslah tetap dilakukan dengan realistis.

Adalah sangat berbahaya bagi seseorang untuk membuka usaha restoran tanpa mengetahui kesulitan-kesulitannya, tanpa melakukan perencanaan yang bijaksana dan tanpa ditunjang oleh keahlian yang memadai”.

Hal tersebut dikarenakan kompleksnya kegiatan dalam bisnis kuliner, mulai dari manajemen hingga operasionalnya. Contoh sederhana, bisnis di bidang kuliner sangat menggiurkan karena tampaknya menghasilkan keuntungan yang tinggi. Namun kurangnya pengetahuan, keterampilan, dan manajemen yang baik akan mengakibatkan angka cooking lost yang tinggi.

Hal ini berkenaan dengan bahan baku yang tidak terpakai kemudian membusuk, kesalahan dalam penanganan maupun dalam proses produksi sehingga terbuangnya bahan baku, kesalahan dalam penyimpanan sehingga mengurangi umur simpan bahan baku, dan lain sebagainya.

Kejadian-kejadian tersebut adalah hal yang sering terjadi, yang mengakibatkan biaya produksi menjadi membengkak serta mengurangi profit.


(14)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

Banyaknya kegagalan yang terjadi dalam bisnis ini menunjukkan bahwa keahlian dan persiapan yang matang memang benar-benar diperlukan, sehingga mampu ikut bersaing dengan pengusaha-pengusaha kuliner lainnya.

Terlebih lagi, industri kuliner kini tidak lagi diminati hanya untuk kebutuhan manusia akan makanan, tetapi juga sebagai pengalaman. Oleh karena itu, pesatnya perkembangan industri kuliner di kota Bandung membuat semakin kayanya industri ini dalam hal inovasi produk. Ini berarti semakin ketat pula persaingan yang ada.

Itulah mengapa studi kelayakan bisnis dirasa oleh penulis sangat perlu untuk dilakukan dalam menjalankan suatu usaha dalam hal ini di bidang kuliner, untuk menilai sejauh mana potensi yang ada, peluang yang masih mungkin diambil serta mengurangi berbagai resiko yang mungkin terjadi. Namun karena dalam penelitian ini restoran yang diteliti sudah berjalan secara rutin, maka selanjutnya penulis akan menyebutnya sebagai evaluasi kelayakan bisnis.

Studi kelayakan bisnis adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek dilaksanakan dengan berhasil. Hasil dari studi kelayakan bisnis merupakan laporan tertulis, yang isinya menyatakan layak atau tidaknya suatu rencana bisnis untuk direalisasikan.

Menurut Jumingan (2009:4) studi kelayakan bisnis menilai keberhasilan suatu proyek dalam satu keseluruhan sehingga semua faktor harus dipertimbangkan dalam suatu analisis terpadu yang meliputi faktor-faktor yang berkenaan dengan aspek teknis, pasar dan pemasaran, keuangan, manajemen, hukum, serta manfaat proyek bagi ekonomi nasional.

Kambing Bakar Cairo merupakan salah satu perusahaan yang ikut bergelut di bidang industri kuliner. Dengan mengangkat konsep menu Timur Tengah, restoran ini menjadi salah satu pesaing yang patut untuk dipertimbangkan khususnya di kota Bandung.


(15)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

Restoran Kambing Bakar Cairo telah mendirikan delapan buah cabang hingga saat ini. Berikut cabang-cabang yang sampai saat ini telah berdiri: 1. Jl. Gegerkalong – Bandung

2. Jl. Pelajar Pejuang – Bandung 3. Jl. Sungai Sambas – Jakarta 4. Jl. Wolter Monginsidi – Jakarta 5. Jl. Kopo Sayati – Bandung 6. Cimahi

7. Jl. Kelapa Nias – Jakarta 8. Jl. Cihampelas – Bandung

Harga yang ditawarkan untuk setiap cabang yang ada di kota Bandung berbeda dengan harga yang ditawarkan pada cabang di kota Jakarta. Di Jakarta, harga setiap menu lebih mahal 20% daripada di kota Bandung. Hal ini disebabkan oleh faktor overhead cost yang lebih tinggi di kota Jakarta, meliputi sewa tempat, labor cost, dan lain sebagainya.

Berikut dilampirkan pula daftar menu yang disajikan di restoran Kambing Bakar Cairo cabang Kopo Sayati :

Food Price

Kambing Bakar Cairo Small 42,000

Kambing Bakar Cairo Medium 63,000

Kambing Bakar Cairo Large 81,000

Gule Kambing 32,000

Nasi Goreng Kambing 32,000

Nasi Goreng Telur 15,000

Nasi Goreng Biasa 13,000

Nasi Goreng Kambing + Telur 35,000

Tabel 1.1


(16)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

Sumber: Restoran Kambing Bakar Cairo Cabang Kopo Sayati Bandung

Dari delapan cabang yang saat ini dimiliki, empat di antaranya berada di kota Bandung dan satu di kota Cimahi. Dari keempat cabang tersebut, satu cabang baru berdiri selama beberapa bulan saja. Setelah melakukan observasi pada beberapa cabang, maka dalam penelitian ini penulis menunjuk satu cabang restoran Kambing Bakar Cairo yang berlokasi di Jl. Kopo Sayati Bandung untuk diteliti.

Restoran Kambing Bakar Cairo cabang Kopo Sayati memang memiliki tempat yang strategis untuk dicapai karena posisi restoran berada di tepi jalan utama yang sangat ramai dilalui oleh kendaraan. Bangunan restoran cabang Kopo Sayati terdiri dari dua lantai, dimana lantai pertama restoran menyatu dengan toko kue Mayasari.

Tongseng Kambing 32,000

Soto Mesir 32,000

Indomie Kari Kambing 17,000

Telur Dadar 8,000

Roti Maryam Biasa 9,000

Roti Maryam Cokelat 13,000

Roti Maryam Keju 15,000

Roti Maryam Cokelat Keju 18,000

Roti Maryam Ice Cream 17,000

Roti Maryam Cokelat + Ice Cream 20,000 Roti Maryam Keju + Ice Cream 22,000 Roti Maryam Cokelat Keju + Ice Cream 24,000

Nasi Putih 6,000

Kuah Gule 5,000


(17)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

Lantai pertama restoran terlihat lebih kecil dibandingkan dengan lantai kedua. Suasana restoran sebetulnya cukup bersih sehingga terasa nyaman, namun tampak sederhana. Alasan mengapa cabang Kopo yang dipilih oleh penulis untuk diteliti adalah karena dari keempat cabang yang ada di kota Bandung dan satu cabang di kota Cimahi, cabang Kopo lah yang paling kecil pendapatannya. Sebagai informasi, cabang Gegerkalong sudah berdiri selama lima tahun, cabang Pelajar Pejuang berdiri sekitar dua tahun, cabang Cimahi baru berdiri tujuh bulan dan cabang Cihampelas baru menginjak empat bulan. Sedangkan cabang Kopo Sayati sendiri sudah berdiri selama satu tahun.

Berikut adalah tabel jumlah pendapatan cabang-cabang tersebut selama satu tahun terakhir, dimulai dari bulan Oktober 2012 sampai September 2013.

Tabel 1.2

Jumlah Pendapatan Masing-Masing Cabang Selama Satu Tahun Terakhir

Bulan

Cab. Geger Cab. Pelajar Cab. Kopo Cab. Cab.

Kalong Pejuang Sayati Cimahi Cihampelas

Okt 2012 194.880.000 191.520.000 196.560.000 Nov 2012 201.600.000 168.000.000 107.520.000 Des 2012 174.720.000 169.680.000 84.000.000

Jan 2013 188.160.000 174.720.000 100.800.000 Feb 2013 166.320.000 181.440.000 67.200.000

Mar 2013 147.840.000 141.120.000 80.640.000 185.472.000 Apr 2013 161.280.000 193.200.000 73.920.000 166.656.000 Mei 2013 174.720.000 157.920.000 40.320.000 173.376.000 Jun 2013 199.920.000 184.800.000 60.480.000 155.904.000

Jul 2013 154.560.000 134.400.000 85.680.000 143.808.000 186.816.000 Agt 2013 178.080.000 176.400.000 53.760.000 157.248.000 192.192.000


(18)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

Sep 2013 173.040.000 189.840.000 55.440.000 170.688.000 184.128.000

Total Per

Tahun 2.115.120.000 2.063.040.000 1.006.320.000 1.153.152.000 563.136.000 Rata-Rata Per

Bulan 176.260.000 171.920.000 83.860.000 164.736.000 187.712.000

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Kambing Bakar Cairo cabang Kopo memiliki pendapatan yang paling kecil. Dibandingkan dengan cabang Cimahi yang baru sekitar tujuh bulan berdiri, dan dengan cabang Cihampelas yang baru hampir empat bulan berdiri, pendapatannya jauh berbeda. Begitu pula dengan cabang Gegerkalong dan Pelajar Pejuang yang sudah lebih lama berdiri, memiliki pendapatan yang juga jauh lebih tinggi daripada cabang Kopo Sayati. Secara keseluruhan, pendapatan restoran di cabang Kopo hanya sekitar kurang lebih 50% dari cabang-cabang yang lainnya.

Hal inilah yang mendasari penulis untuk melakukan evaluasi kelayakan bisnis di restoran Kambing Bakar Cairo cabang Kopo Sayati Bandung. Penulis memilih jenis analisis berupa evaluasi kelayakan bisnis yang secara spesifik ditinjau dari aspek pemasaran agar penelitian dilakukan secara mendalam dan menyeluruh berkaitan dengan aspek pemasarannya. Ada banyak faktor yang mungkin mengakibatkan kondisi seperti di atas, namun penulis mengasumsikan bahwa aspek pemasaranlah yang paling dominan menjadi penyebab timbulnya permasalahan-permasalahan tersebut dan nanti akan dijelaskan melalui analisis SWOT.

Walaupun letaknya mudah untuk dicapai namun kenyataannya tidak menjamin restoran Kambing Bakar Cairo cabang Kopo Sayati mampu menyaingi pendapatan cabang-cabang lainnya. Kondisi masyarakat sekitar, konsumen potensial yang tersedia di wilayah tersebut, layout restoran, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan aspek pemasaran sangat mungkin mempengaruhi kondisi perusahaan.

Berdasarkan hasil wawancara dan diskusi dengan pemilik restoran dan beberapa karyawan restoran Kambing Bakar Cairo cabang Kopo Sayati, maka


(19)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

hasil analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, threat) dari restoran Kambing Bakar Cairo cabang Kopo Sayati adalah sebagai berikut:

Kekuatan (Strength) :

1. Produk-produk yang dijual merupakan produk yang masih jarang terdapat di restoran-restoran lain, yaitu menu berbahan daging kambing rendah kolesterol dan bisa dinikmati oleh berbagai kalangan usia.

2. Cita rasa menu yang ditawarkan sulit untuk ditiru karena resep yang digunakan adalah resep asli dari Timur Tengah dengan bumbu dan rempah yang digunakan juga diimpor dari Timur Tengah.

3. Sudah memiliki jaringan yang bagus untuk memenuhi kebutuhan bahan baku (berupa kambing muda) yang sesuai dengan kriteria yang diperlukan. 4. SOP perusahaan sudah jelas dan dijalankan dengan baik.

5. Lokasi restoran yang mudah untuk ditemukan.

6. Sistem operasional produksi yang semakin baik mulai dari hulu ke hilir (mulai dari pemilihan supply bahan baku hingga produk jadi) sehingga kualitas produk semakin terkendali.

Kelemahan (Weakness) :

1. Letak restoran berada di dekat perbatasan kota dan kabupaten (tepi kota). 2. Letak restoran berada di tempat yang lalu lintasnya sering mengalami

kemacetan.

3. Area restoran lantai pertama yang menyatu dengan toko kue Mayasari sehingga terkesan sempit.

4. Brand image restoran yang belum kuat. 5. Layout restoran yang sangat sederhana.

6. Fasilitas dan pelayanan jasa yang diberikan kepada pelanggan masih sangat minim.


(20)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu Peluang (Opportunity) :

1. Harga daging kambing yang relatif lebih stabil bila dibandingkan dengan harga daging-daging lainnya seperti daging sapi atau ayam yang fluktuatif. 2. Bahan baku berupa daging kambing mudah untuk diperoleh dan

melimpah.

3. Nama kota Bandung saat ini sudah semakin dikenal sebagai kota wisata dan kuliner.

4. Jumlah kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara ke kota Bandung yang semakin meningkat.

Ancaman (Threat) :

1. Fluktuasi harga pada bahan-bahan pangan secara global akibat situasi ekonomi nasional di tahun 2013.

2. Pola pikir konsumen yang menganggap daging kambing tidak lebih baik dari daging sapi atau ayam sehingga tingkat konsumsi daging kambing di kota Bandung masih tergolong rendah.

3. Tingkat persaingan yang semakin ketat dalam industri kuliner di kota Bandung.

4. Fasilitas dan pelayanan jasa dari pesaing yang lebih unggul.

Dari data di atas penulis menyimpulkan bahwa yang menjadi penyebab utama timbulnya masalah di restoran Kambing Bakar Cairo cabang Kopo Sayati adalah dalam aspek pemasarannya. Dapat dilihat bahwa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada restoran di cabang Kopo Sayati sebagian besar termasuk ke dalam analisis aspek pemasaran. Oleh karena itu maka selanjutnya penulis akan memfokuskan evaluasi kelayakan bisnis ini di dalam aspek pemasarannya saja.

Sebaiknya sebelum melakukan pengembangan usaha hendaknya dilakukan suatu kajian yang cukup mendalam untuk mengetahui apakah usaha yang akan


(21)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

dilakukan itu layak atau tidak layak. Kajian semacam inilah yang oleh Husein Umar (2003:12) dikatakan sebagai studi kelayakan bisnis.

Secara spesifik, Husein Umar (2003:8) menyatakan bahwa studi kelayakan bisnis adalah penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan.

Evaluasi kelayakan bisnis terhadap restoran Kambing Bakar Cairo cabang Kopo Sayati Bandung ini dilakukan untuk menganalisis apakah restoran ini layak untuk dilanjutkan atau tidak ditinjau dari aspek pemasarannya. Aspek pemasaran disini terdiri dari dua faktor utama yaitu faktor permintaan dan faktor penawaran.

Evaluasi kelayakan bisnis ini juga tidak sekedar untuk menyatakan layak atau tidak layak usaha ini dilanjutkan, tetapi juga untuk mengevaluasi dan mengendalikan taktik atau strategi yang diambil, yang pada intinya adalah bagaimana caranya penelitian ini mampu membuat perusahaan lebih baik ketika dioperasionalkan di masa yang akan datang.

Dermawan Wibisono dalam bukunya Riset Bisnis: Panduan Bagi Praktisi dan Akademisi (2008:7) menyatakan bahwa rencana yang baik dapat gagal jika tidak diimplementasikan dengan benar. Apalagi jika rencana tersebut ditetapkan tanpa dasar yang dapat dipertanggungjawabkan, kemungkinan kegagalan akan lebih besar terjadi dalam penerapannya.

Karena dalam hal ini perusahaan yang akan diteliti bukanlah perusahaan yang baru dibentuk, melainkan perusahaan yang sudah berjalan secara rutin, maka tahapan yang akan dilakukan dalam studi kelayakan ini adalah dimulai dari tahap penelitian yaitu berupa pengumpulan data, tahap evaluasi, tahap pengurutan usulan yang layak, rencana pelaksanaan, dan implementasi.


(22)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gerakan bisnis restoran Kambing Bakar Cairo cabang Kopo Sayati Bandung?

2. Bagaimana kondisi penawaran produk dari restoran Kambing Bakar Cairo cabang Kopo Sayati Bandung?

3. Bagaimana kelayakan usaha restoran Kambing Bakar Cairo cabang Kopo Sayati ditinjau dari aspek pemasarannya?

4. Langkah apa sajakah yang dapat diupayakan untuk membuat perusahaan tersebut layak untuk dilanjutkan ditinjau dari aspek pemasarannya?

1.3. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana gerakan bisnis restoran Kambing Bakar Cairo cabang Kopo Sayati Bandung.

2. Untuk mengetahui bagaimana kondisi penawaran produk dari restoran Kambing Bakar Cairo cabang Kopo Sayati Bandung.

3. Untuk mengetahui bagaimana kelayakan usaha restoran Kambing Bakar Cairo cabang Kopo Sayati ditinjau dari aspek pemasarannya. 4. Untuk mengetahui langkah apa saja yang dapat diupayakan untuk

membuat perusahaan tersebut layak untuk dilanjutkan ditinjau dari aspek pemasarannya.

1.4. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini dibuat dan disusun dengan maksud untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Strata Satu (S1) Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Industri Katering di Universitas Pendidikan Indonesia. Namun


(23)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

diharapkan pula penelitian ini juga mampu memberikan kontribusi, baik secara empiris maupun praktis.

Secara empiris, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk penelitian-penelitian berikutnya dalam bidang serupa. Seperti yang telah diketahui bahwa studi kelayakan bisnis sangatlah penting bagi banyak pihak yang ikut terlibat dalam pembangunan maupun pengoperasian suatu usaha. Namun menurut Husein Umar (2003:29) hingga saat ini belum ada bentuk atau jenis penulisan tertentu (untuk studi kelayakan bisnis) yang dianggap baku. Dengan begitu sangat diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi yang aplikatif bagi studi-studi kelayakan bisnis lainnya.

Selain itu, penelitian ini dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada dengan mengaplikasikannya langsung di lapangan. Sehingga dapat diketahui apakah teori yang telah ada bersifat aplikatif atau tidak dengan sistem penerapan langsung.

Sedangkan secara praktis, hasil dari penelitian ini dapat diterapkan langsung kepada perusahaan yang diteliti, yaitu restoran Kambing Bakar Cairo cabang Kopo Sayati Bandung. Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan segala permasalahan yang ada dapat dievaluasi kemudian dicarikan solusi yang terbaik. Karena tujuan dari dibuatnya evaluasi kelayakan bisnis ini adalah bagaimana caranya agar usaha yang dijalankan dapat menjadi layak untuk dilanjutkan dan dioperasionalkan secara rutin. Sehingga diharapkan perusahaan yang diteliti memiliki prospek yang baik untuk jangka panjang dan tujuan-tujuan dari perusahaan dapat tercapai dengan baik.


(24)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Menurut Sugiyono dalam Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (2012:2) yang disebut dengan metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah disini berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis.

Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Data yang diperoleh melalui penelitian ini adalah data empiris yang memiliki kriteria tertentu yaitu valid. Valid menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.

Setiap penelitian memiliki tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan penelitian ada tiga macam, yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian, dan pengembangan. Data yang telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.

Secara umum metode penelitian dibagi menjadi dua, yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012:7), metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini merupakan metode ilmiah karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, objektif, terukur, rasional, dan sistemastis. Disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.


(25)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

Sedangkan metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru, karena popularitasnya belum lama. Disebut juga sebagai metode artistik karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola) dan data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan di lapangan.

3.1. Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan bagian penting dari sebuah penelitian, yang menjadi titik fokus penelitian tersebut. Menurut Suharsimi Arikunto (2000:29), objek penelitian adalah variabel penelitian yaitu suatu yang merupakan inti dari problematika penelitian.

Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah aspek-aspek kelayakan bisnis pada restoran Kambing Bakar Cairo cabang Kopo Sayati Bandung. Secara lebih detail, dalam penelitian ini penulis membatasi objek penelitian di Kambing Bakar Cairo cabang Kopo Sayati Bandung terfokus pada aspek pasar dan pemasaran. Dimana aspek pasar merupakan aspek eksternal perusahaan yang berisi tentang permintaan, dan aspek pemasaran merupakan aspek internal perusahaan yang berisi tentang penawaran produk.

Selanjutnya yang menjadi fokus dalam penelitian ini hanya akan terbatas pada aspek-aspek tersebut.

Objek dalam penelitian kualitatif tidak dapat dilihat secara parsial dan dipecah ke dalam beberapa variabel. Sugiyono (2012) mengatakan bahwa penelitian kualitatif memandang objek sebagai sesuatu yang dinamis, hasil konstruksi pemikiran dan interpretasi terhadap gejala yang diamati, serta utuh (holistic) karena setiap aspek dari objek itu mempunyai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Antara aspek pasar dan pemasaran akan saling mempengaruhi satu sama lain. Dalam penelitian ini kedua aspek itu tidak dapat dipisahkan, tidak dapat ditentukan aspek manakah yang merupakan aspek yang independen dan dependen ataupun yang paling dominan.


(26)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

3.2. Subjek Penelitian

Berkenaan dengan subjek penelitian, dalam penelitian ini semua aspek yang akan diteliti merupakan aspek-aspek dari restoran Kambing Bakar Cairo. Dari kedelapan cabang yang saat ini berdiri, penulis memilih satu cabang restoran yang berlokasi di Jl. Kopo Sayati no. 157 Bandung sebagai subjek penelitian.

Mengenai waktu penelitian, periode waktu penelitian adalah mulai dari bulan Agustus 2012 sampai dengan bulan September tahun 2013 sesuai dengan periode waktu data yang dikumpulkan.

3.3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Menurut Sugiyono (2012:6) metode penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti pada tempat yang alamiah dan penelitian tidak membuat perlakuan, karena peneliti dalam mengumpulkan data bersifat emic, yaitu berdasarkan pandangan dari sumber data dan bukan pandangan peneliti sebagaimana halnya yang dilakukan dalam penelitian ini. Yang dimaksud dengan tempat atau objek yang alamiah disini adalah objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika pada objek tersebut. Seperti layaknya yang dilakukan penulis dalam penelitian ini dimana penulis hanya akan memberikan analisis dan pertimbangan serta penilaian-penilaian tanpa mempengaruhi bisnis yang saat ini sedang berjalan.

Menurut Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2009:44), yang disebut dengan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi. Ia juga bisa bersifat komparatif atau korelatif.

Penelitian kualitatif pada dasarnya lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan


(27)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

pada angka. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau outcome. Sesuai dengan data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini, dimana data yang dikumpulkan tidak tertumpu hanya pada angka, melainkan segala informasi yang bisa didapat di lapangan.

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa dalam penelitian ini juga terdapat teknik pengumpulan data secara kuantitatif (namun bukan metodenya, hanya teknik pengumpulan datanya saja). Ada beberapa data berupa angka yang nanti akan dibutuhkan, dan data berupa angka tersebut akan diolah dengan menggunakan teori yang sesuai. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan data yang akurat, dimana data deskriptif tidak mampu menjelaskannya sehingga diharapkan akan mendapatkan hasil yang akurat pula. Namun secara keseluruhan, penelitian ini menerapkan metode kualitatif sebagai dasar utamanya.

Data-data yang akan dikumpulkan dalam aspek pemasaran kemungkinan besar akan didominasi oleh data deskriptif. Sedangkan pada aspek pasar akan dikumpulkan data berupa angka yang nantinya akan diolah menggunakan teori yang sesuai.

Secara lebih jelas, karakteristik metode penelitian kualitatif akan dijelaskan pada tabel di bawah ini.

Karakteristik Metode Kualitatif

1. Desain a. Umum

b. Fleksibel

c. Berkembang dan muncul dalam proses

penelitian

2. Tujuan a. Menemukan pola hubungan yang bersifat

interaktif

b. Menemukan teori

c. Menggambarkan realitas yang kompleks

Tabel 3.1


(28)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

d. Memperoleh pemahaman makna

3. Teknik

Pengumpulan Data a. Participant observation

b. In depth interview

c. Dokumentasi

d. Tringulasi

4. Instrumen Penelitian

a. Peneliti sebagai instrumen (human instrument)

b. Menggunakan buku catatan, tape recorder,

dll.

5. Data a. Deskriptif kualitatif

b. Dokumen pribadi, catatan lapangan, ucapan

dan tindakan responden, dokumen dll.

6. Sampel/Sumber

Data a. Kecil

b. Tidak representatif

c. Purposif

d. Berkembang selama proses penelitian

7. Analisis a. Terus-menerus sejak awal sampai akhir

penelitian

b. Induktif

c. Mencari pola, model, tema, dan teori

8. Hubungan dengan Responden

a. Empati, akrab, supaya memperoleh pemahaman yang mendalam

b. Kedudukan sama bahkan sebagai guru atau

konsultan

c. Jangka lama sampai datanya jenuh, dapat

ditemukan hipotesis atau teori


(29)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

b. Literatur yang digunakan bersifat sementara,

tidak menjadi pegangan utama

c. Prosedur bersifat umum

d. Masalah bersifat sementara dan akan

ditemukan setelah studi pendahuluan

e. Tidak dirumuskan hipotesis, karena justru

akan menemukan hipotesis

f. Fokus penelitian ditetapkan setelah diperoleh

data awal dari lapangan

10. Kapan Penelitian Dianggap Selesai?

Setelah tidak ada data yang dianggap baru/jenuh

11. Kepercayaan terhadap Hasil Penelitian

Pengujian kredibilitas, depenabilitas, proses, dan hasil penelitian

3.4. Fokus Penelitian (Definisi Operasional Variabel)

Dalam setiap penelitian, baik penelitian kualitatif maupun kuantitatif akan selalu berangkat dari masalah. Sugiyono (2012:207) menjelaskan bahwa salah satu asumsi tentang gejala dalam penelitian kuantitatif adalah bahwa gejala dari suatu objek itu sifatnya tunggal dan parsial. Dengan demikian berdasarkan gejala tersebut peneliti kuantitatif dapat menentukan variabel-variabel yang akan diteliti.

Sedangkan dalam pandangan penelitian kualitatif, gejala itu bersifat holistik (menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan), sehingga peneliti kualitatif tidak menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel penelitian, tetapi keseluruhan situasi yang diteliti, yang dalam penelitian evaluasi kelayakan bisnis di Kambing Bakar Cairo cabang Kopo Sayati ini ditinjau dari aspek pasar dan pemasaran. Kedua aspek tersebut akan berinteraksi secara sinergis dan mempengaruhi satu dengan yang lainnya.


(30)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

Sugiyono juga lebih lanjut menjelaskan bahwa karena terlalu luasnya masalah, maka dalam penelitian kuantitatif peneliti akan membatasi penelitian dalam satu atau lebih variabel. Dengan demikian dalam penelitian kuantitatif ada yang disebut dengan batasan masalah (berupa variabel tersebut). Batasan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus, yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum. Oleh karena itu, untuk mempertajam penelitian, penulis juga menetapkan fokus.

Karenanya dalam penelitian ini, penulis selanjutnya menyebut batasan-batasan masalah sebagai fokus penelitian (bukan variabel sebagaimana yang disebutkan dalam penelitian kuantitatif), dimana fokus penelitian itu terdiri dari aspek perusahaan yang akan diteliti.

Spradley dalam Sanapiah Faisal (1988) yang dikutip oleh Sugiyono (2012:209) mengemukakan empat alternatif untuk menetapkan fokus yaitu: a. Menetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan oleh informan. b. Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu.

c. Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan iptek.

d. Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-teori yang telah ada.

Dengan demikian maka fokus penelitian dari studi kelayakan bisnis restoran Kambing Bakar Cairo cabang Kopo Sayati Bandung secara teoritis dan empirik dijabarkan sebagai berikut.

Tabel 3.2

Operasional Variabel (Fokus) Penelitian

No. Fokus Penelitian Konsep Empirik Konsep Analisis Skala

1 Aspek Pasar Mengukur

permintaan saat ini

Analisis data penjualan

Komparatif

Meramal permintaan

di masa yang akan datang

Analisis penjualan yang telah dilakukan

Trend linier


(31)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu 2 Aspek Pemasaran Segmentasi, Target,

Posisi

Komparatif Deskriptif

Menilai kepuasan

konsumen

Angket Deskriptif

Analisis persaingan

dan strategi pemasaran

Analisis SWOT Deskriptif

Menentukan

program pemasaran

Analisis marketing mix (7P)

Deskriptif

3.5. Populasi dan Sampel

Berkaitan dengan populasi dan sampel, Sugiyono (2012:215) menjelaskan dengan terperinci bahwa terdapat perbedaan mendasar dalam pengertian “populasi dan sampel” dalam penelitian kualitatif dan kuantitatif. Sugiyono memaparkan bahwa dalam penelitian kuantitatif, populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi itu.

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah “populasi”, tetapi oleh Spradley yang dikutip oleh Sugiyono (2012:215) dinamakan “social situation” atau situasi sosial. Situasi sosial terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Sehingga dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian ini berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu yaitu dalam hal ini kasus penelitian berangkat dari kelayakan bisnis yang terdapat di restoran Kambing Bakar Cairo cabang Kopo Sayati Bandung. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber, partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian.

Model penelitian kualitatif digambarkan oleh Sugiyono sebagai berikut.

Gambar 3.1


(32)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

Pada penelitian kualitatif, peneliti memasuki situasi sosial tertentu, melakukan observasi dan wawancara kepada orang-orang yang dipandang tahu tentang situasi sosial tersebut. Dalam penelitian ini, situasi sosial tersebut merupakan situasi sosial yang terbentuk melalui analisis kelayakan aspek pasar dan pemasaran di restoran Kambing Bakar Cairo cabang Kopo Sayati Bandung.

Penentuan sumber data pada orang yang diwawancarai dilakukan secara

purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu yang dalam penelitian ini merupakan pemilik langsung restoran yaitu Bapak Novel, serta ada pula beberapa data yang nanti akan diperlukan dari para konsumen restoran itu sendiri.

Hasil penelitian tidak akan digeneralisasikan ke populasi karena pengambilan sampel tidak diambil secara random. Hasil penelitian dengan metode kualitatif hanya berlaku untuk kasus situasi sosial tersebut. Hasil penelitian dapat diterapkan pada situasi sosial lain apabila situasi sosial lain tersebut memiliki kemiripan atau kesamaan dengan situasi sosial yang diteliti. Situasi sosial dalam penelitian ini digambarkan seperti berikut.

Gambar 3.2

Situasi Sosial Dalam Studi Kelayakan Bisnis

Place/tempat

Actor/orang Activity/aktifitas

Social situation

Kambing Bakar Cairo cabang Kopo Sayati Bandung

Aspek pasar &

Aspek pemasaran

Analisis kelayakan bisnis Social


(33)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Seorang peneliti, pelaku ekonomi, atau pimpinan sebuah perusahaan ataupun organisasi selalu membutuhkan data yang dijadikan sebuah landasan objektif dalam membuat suatu keputusan atau menarik kesimpulan dari penelitiannya. Semakin baik data yang diperoleh dan dipakai, maka semakin baik pula keputusan yang diperoleh.

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Dalam rangka pengumpulan data-data yang diperlukan maka penulis menggunakan beberapa teknik yang dijelaskan berikut ini.

1. Observasi

Marshall (1995) yang dikutip oleh Sugiyono (2012:226) menyatakan bahwa “through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior” yang maksudnya adalah melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut.

Dalam penelitian ini, penulis terjun langsung ke lapangan untuk mengamati, meninjau secara langsung dan mencatat segala data yang diperlukan untuk penelitian. Dengan demikian penulis dapat mengetahui segala sesuatu yang terjadi di lapangan.


(34)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu 2. Wawancara/interview

Esterberg (2002) yang dikutip oleh Sugiyono (2012:231) mendefinisikan interview sebagai “a meeting of two persons to exchange

information and idea through questions and responses, resulting in communication and joint construction of meaning about a particular

topic”, yang berarti adalah wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Susan Stainback (1988) mengemukakan bahwa “interviewing

provide the researcher a means to gain a deeper understanding of how the participant interpret a situation or phenomenon than can be gained

through observation alon” yang berarti bahwa dengan wawancara maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.

Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara langsung kepada pemilik restoran Kambing Bakar Cairo yakni Novel. Wawancara yang dilakukan meliputi hal-hal mendalam mengenai pergerakan bisnis restoran, dimana data-data tersebut tidak akan mungkin didapatkan hanya dengan melakukan observasi saja.

3. Studi Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2012:240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Hasil penelitian dari observasi atau wawancara akan lebih kredibel/dapat dipercaya jika didukung dengan data-data lain, salah satunya adalah dengan dokumentasi.


(35)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini penulis juga melakukan studi dokumentasi untuk melengkapi data-data yang diperlukan. Di antaranya ada pula data penjualan dan lain-lain yang sangat berguna untuk penelitian ini.

4. Studi Literatur/Kepustakaan

Studi literatur atau kepustakaan adalah studi atau pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh data sekunder, yang dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku teori, literatur, majalah, browsing

melalui internet dan penelitian-penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan masalah yang dibahas oleh penulis dalam penelitiannya.

Dalam hal ini penulis menggunakan studi literatur mengenai analisis-analisis kelayakan bisnis terdahulu yang pernah dilakukan sebelumnya sebagai bahan referensi, dan juga buku-buku mengenai studi kelayakan bisnis.

3.7. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang sudah dirumuskan dalam proposal. Karena datanya kuantitatif maka teknik analisis data menggunakan metode statistik yang sudah tersedia dan sudah terpola.

Sedangkan dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam. Dengan pengamatan yang terus-menerus mengakibatkan variasi data tinggi sekali. Data yang diperoleh pada umumnya adalah data kualitatif (walaupun tidak menolak data kuantitatif) sehingga teknik analisis data yang digunakan belum memiliki pola yang jelas.

Miles dan Huberman (1984) mengatakan bahwa “the most serious and


(36)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

not well formulate” atau yang paling sulit dalam analisis data kualitatif adalah karena metode analisis belum dirumuskan dengan baik.

Susan Stainback juga menyatakan “there are no guidelines in qualitative

research for determining how much data and data analysis are necessary to support an assertion, conclusion, or theory” yang berarti belum ada panduan dalam penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori.

Selain itu, Nasution yang dikutip oleh Sugiyono (2012) juga menyatakan melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahan yang sama bisa diklasifikasikan berbeda oleh peneliti yang berbeda.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Dengan kata lain analisis adalah untuk mencari pola. Dengan berbagai pengertian dan teori di atas, maka dalam penelitian ini penulis merumuskan teknik analisis data berdasarkan masing-masing aspek dan dijelaskan seperti berikut ini.

3.7.1. Teknik Analisis Data Aspek Pasar

Pada dasarnya dalam studi kelayakan bisnis, setiap aspek akan dianalisis untuk mendapatkan hasil analisis yang menyatakan layak atau tidak layak usaha tersebut dijalankan di dalam aspek yang ditelaah. Semua aspek harus mendukung atau dinyatakan layak untuk memperoleh hasil bahwa bisnis tersebut layak secara keseluruhan untuk dijalankan.


(37)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

Dengan kata lain setiap analisis yang dilakukan pada masing-masing aspek adalah untuk menyatakan layak atau tidak layak. Demikian pula dalam aspek pasar dan aspek-aspek lainnya.

Aspek pasar adalah salah satu aspek dari studi kelayakan bisnis yang perlu dikaji kelayakannya. Jika pasar yang akan dituju tidak jelas, maka prospek bisnis ke depan pun tidak jelas. Jika begitu, maka resiko kegagalan bisnis menjadi besar.

Husein Umar (2001:35) menjelaskan bahwa pasar menurut para ahli merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli, atau saling bertemunya antara kekuatan permintaan dan penawaran untuk membentuk suatu harga. Pendapat ahli yang lain mengatakan bahwa pasar merupakan suatu kelompok orang yang diorganisasikan untuk melakukan tawar-menawar sehingga dengan demikian terbentuk harga. Salah seorang ahli pemasaran, Stanton yang dikutip oleh Husein Umar (2001:35) mengemukakan pengertian yang lain tentang pasar, yakni merupakan kumpulan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk belanja, dan kemauan untuk membelanjakannya. Jadi ada tiga faktor utama yang menunjang terjadinya pasar menurut Husein Umar, yaitu orang dengan segala keinginannya, daya belinya, serta tingkah laku dalam pembeliannya.

Aspek pasar diperlukan untuk mengetahui seberapa besar daya serap pasar, sehingga selanjutnya dapat dilakukan tahap-tahap pemasaran yang tepat. Menurut Yacob Ibrahim (2009:100) daya serap pasar merupakan peluang pasar yang dapat dimanfaatkan dalam memasarkan hasil produksi dari usaha/proyek yang direncanakan. Daya serap pasar tersebut merupakan inti dari aspek pasar suatu studi kelayakan bisnis.

Di dalam aspek pasar, penulis menentukan tiga teknik analisis yang akan digunakan untuk bahan penilaian, yaitu mengukur permintaan


(38)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

pasar saat ini, meramal permintaan di masa yang akan datang, dan menganalisis market share.

Secara teknis, teknik-teknik tersebut akan dioperasionalkan melalui cara-cara berikut ini.

A. Mengukur Permintaan Pasar Saat Ini

Menurut Yacob Ibrahim (2009:101) permintaan dari produk yang dihasilkan dapat diketahui melalui daya serap pasar. Untuk menghitung daya serap pasar dari hasil produksi dapat dilakukan berdasarkan perhitungan atas dasar konsumsi per kapita dan perhitungan atas dasar jumlah konsumsi nyata.

Jumingan (2009:95) mengatakan bahwa mengukur permintaan sekarang berarti menganalisis kondisi sekarang dan sebelumnya sebagai sumber informasi untuk memprediksi keadaan yang akan datang dengan asumsi keadaan masa lalu akan berulang kembali di masa yang akan datang.

Jumingan juga mengatakan bahwa dalam mengukur permintaan sekarang, analis perlu mengukur pasar potensial, yaitu jumlah penjualan maksimal (dalam unit atau rupiah) yang bisa dicapai oleh seluruh bisnis dalam industri yang bersangkutan selama waktu tertentu dan dalam tingkat usaha-usaha pemasaran serta keadaan lingkungan tertentu. Pengukuran pasar merupakan usaha untuk memperkirakan permintaan secara kuantitatif.

Karena restoran Kambing Bakar Cairo cabang Kopo Sayati ini sudah beroperasi secara rutin sebelumnya, maka data historis mengenai keadaan sekarang dan masa lalu secara nyata sudah tersedia. Data itulah yang nanti akan dianalisis oleh penulis untuk mengukur permintaan saat ini.

Selain cabang Kopo Sayati, restoran ini juga memiliki cabang-cabang lain di kota Bandung yang data historisnya dapat dijadikan


(39)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

perbandingan dengan kondisi yang dialami oleh cabang Kopo Sayati hingga saat ini. Dengan demikian restoran Kambing Bakar Cairo cabang Kopo Sayati ini dapat diukur prestasinya di dalam industri yang sama, dimana semua produk yang dijual adalah sama, dengan harga yang sama pula.

Misalnya pertumbuhan penjualan cabang Kopo Sayati diukur sebesar 4% per tahun padahal pertumbuhan penjualan di cabang-cabang lain sebesar 12% per tahun, itu berarti bahwa sebenarnya prestasi bisnis cabang Kopo Sayati tidak memuaskan.

Karena yang menjadi objek penelitian adalah restoran Kambing Bakar Cairo dimana menu utama yang menjadi andalan sekaligus menjadi tema restoran adalah kambing bakar, maka yang menjadi bahan dasar dan bahan utama di restoran ini adalah daging kambing. Selain itu, pada sebagian besar menu lainnya juga menggunakan daging kambing sebagai bahan utamanya, seperti gulai, soto, tongseng, maupun nasi goreng.

Maka dengan pertimbangan tersebut penulis menetapkan daging kambing sebagai ukuran atau unit untuk mengetahui animo atau permintaan pasar terhadap produk yang ditawarkan oleh restoran ini.

B. Meramal Permintaan di Masa yang Akan Datang

Setelah membahas cara-cara menganalisis permintaan sekarang, selanjutnya penulis perlu untuk melakukan analisis terhadap permintaan di masa yang akan datang. Hal ini untuk dapat mengetahui bagaimana prospek pasar di tempat bisnis ini dijalankan, apakah akan berkembang atau tidak. Hal ini merupakan tahap lanjutan dari pengukuran permintaan saat ini.

Menurut Jumingan (2009:97) teknik peramalan bisa dikelompokkan ke dalam analisis kualitatif dan kuantitatif. Teknik


(40)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

kualitatif biasanya merupakan peramalan berdasarkan pendapat suatu pihak, dan datanya tidak bisa dibuat dalam angka. Jumingan mengatakan bahwa teknik peramalan tersebut misalnya peramalan pendapat dan peramalan dengan menggunakan survei. Dalam penelitian ini teknik kualitatif tersebut tidak akan digunakan. Sedangkan teknik peramalan kuantitatif adalah teknik peramalan dengan menggunakan angka.

Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan teknik peramalan kuantitatif saja. Penulis menetapkan teknik yang akan digunakan adalah sebagai berikut.

Analisis penjualan yang telah dilakukan

Karena pada dasarnya usaha yang diteliti dalam evaluasi kelayakan bisnis ini adalah usaha yang sudah berjalan secara rutin sebelumnya, maka penulis merasa perlu untuk menganalisis penjualan yang sudah dilakukan oleh manajemen restoran sampai dengan sejauh ini. Dalam analisis ini penulis akan menelaah penjualan restoran dari bulan ke bulan selama satu tahun terakhir untuk mengetahui tingkat kenaikan atau penurunan penjualannya.

Teknik ini merupakan teknik peramalan kuantitatif. Menurut Jumingan (2009:97) teknik peramalan kuantitatif merupakan teknik peramalan yang mendasarkan pada data masa lalu dan dapat dibuat dalam bentuk angka serta berasumsi bahwa keadaan masa lalu akan berulang kembali di masa yang akan datang.

Dengan menghitung kenaikan atau penurunan penjualan maka diharapkan akan didapatkan presentasi tingkat lonjakannya sehingga penulis dapat mengestimasi bagaimana tingkat permintaan konsumen di masa yang akan datang.

Perlu diketahui bahwa secara umum data proyeksi tidak sepenuhnya sesuai dengan kenyataan, tetapi hasil proyeksi atau


(41)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

perkiraan dapat digunakan sebagai dasar untuk menafsir jumlah permintaan atau penawaran di masa yang akan datang.

Menurut Yacob Ibrahim, ada kalanya perbedaan antara data proyeksi dengan data kenyataan mempunyai variasi yang cukup besar. Keadaan ini adalah sebagai akibat dari perubahan dalam pola konsumsi, kenaikan pendapatan per kapita, adanya barang-barang substitusi dan lain sebagainya yang mungkin dapat mempengaruhi.

Oleh karena itu untuk mengatasi penyimpangan yang terlalu besar dalam proyeksi, perlu dibuat perkiraan dalam tiga bentuk yaitu perkiraan normal, perkiraan tinggi dan perkiraan rendah.

Untuk menentukan perkiraan normal, perkiraan tinggi dan perkiraan rendah maka penulis akan menggunakan metode trend linier.

Metode Trend Linier

Menurut Jumingan (2009:100) komponen trend merupakan suatu kecenderungan prestasi masa lalu baik kecenderungan meningkat atau menurun yang menunjukkan aktivitas ekonomi di dalam dinamika perekonomian dan merupakan keadaan jangka panjang di dalam ukuran waktu menurut fenomena ekonomi.

Menurut Yacob Ibrahim (2009:60) persamaan trend dengan menggunakan metode least square method dijabarkan sebagai berikut.

Dimana:

Yc = nilai yang diperkirakan

a,b = nilai konstanta dan koefisien dalam persamaan trend x = serangkaian tahun yang dihitung dalam linier


(42)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

Hasilnya merupakan penyimpangan rata-rata tertinggi dan terendah yang kemudian akan dikurangkan atau ditambahkan dengan jumlah perkiraan normal.

Yacob Ibrahim (2009:64) juga mengatakan bahwa ada kemungkinan terjadinya jumlah permintaan lebih besar dari perkiraan tertinggi maupun lebih kecil dari perkiraan terendah, tetapi kemungkinan akan terjadinya penyimpangan ini relatif lebih kecil dan dapat dikontrol.

C. Analisis Market Share

Menurut Yacob Ibrahim (2009:106) yang disebut dengan

market space adalah peluang pasar (potential market) yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai perusahaan dan market space ini terjadi apabila permintaan lebih besar dari penawaran. Selisih yang terjadi ini merupakan ruang gerak bagi perusahaan untuk dapat masuk pasar.

Sedangkan market share menurut Yacob Ibrahim (2009:107) merupakan bagian yang dapat diambil oleh gagasan usaha/proyek yang direncanakan. Dengan demikian apabila market space tidak tersedia, tidak mungkin terdapat market share. Kesempatan untuk mendapatkan market share sangat tergantung pada masing-masing perusahaan dalam melakukan kompetisi/persaingan.

Menurut Yacob Ibrahim (2009:107) kapasitas produksi seharusnya lebih kecil dari market share. Dengan kecilnya kapasitas produksi dibandingkan dengan jumlah market share,

maka kemungkinan tingkat keberhasilan dalam menjalankan usaha ini lebih berhasil.


(43)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

Setelah melakukan analisis pada aspek pasar yang merupakan lingkungan eksternal perusahaan, selanjutnya analisis terhadap lingkungan internal perusahaan juga perlu untuk dilakukan. Hal yang akan dianalisis oleh penulis dari lingkungan internal perusahaan adalah aspek pemasaran.

Menurut Stanton (1995) yang dikutip oleh Husein Umar (2001:67), pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli (baik yang aktual maupun yang potensial).

Aspek pemasaran ini diperlukan untuk mengetahui dan menguji sejauh mana pemasaran dari produk yang dihasilkan telah mendukung pengembangan usaha/proyek yang dijalankan.

Jika ditinjau dari aspek pemasarannya ternyata usaha yang diteliti dinilai tidak layak, maka perlu dicari apakah misalnya ada usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk menjadikan usaha tersebut layak untuk dilanjutkan.

Analisis dalam aspek pemasaran hanya akan dilakukan jika aspek pasar telah selesai dianalisis dan dinyatakan layak.

Dalam analisis aspek pemasaran ini, sebagian besar data yang akan dikumpulkan adalah berupa data deskriptif. Untuk memberikan penilaian terhadap aspek pemasaran, maka penulis merancang empat teknik analisis yang akan dilakukan sebagaimana yang dijelaskan berikut ini.

A. Menentukan Segmentasi, Target, dan Posisi di Pasar

Setelah memaparkan analisis mengenai aspek pasar, maka selanjutnya perusahaan harus mengetahui pasar dimana produk dan jasa yang diproduksi itu ditawarkan selama ini dan bagaimana


(44)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

hasilnya. Setelah sasaran pasar menjadi lebih terarah, produk tersebut hendaknya memiliki posisi yang jelas di pasar. Menurut Husein Umar (2001:59), hal ini diperlukan karena asumsi bahwa pasar adalah persaingan sempurna maka pesaing akan tetap ada, sehingga tindakan melakukan posisi yang berbeda dengan pesaing adalah penting untuk dilakukan.

Pasar terdiri dari banyak sekali pembeli yang bervariasi/berbeda-beda. Perbedaan tersebut bisa berupa keinginan, kemampuan keuangan, lokasi, sikap pembelian, dll. Dari berbagai macam perbedaan itulah maka dapat dilakukan segmentasi pasar. Secara teknis, dalam penelitian ini segmentasi pasar akan dilakukan atas dasar beberapa aspek yaitu:

1. Aspek geografis, yakni komponen-komponennya adalah seperti bangsa, negara, provinsi, dan kabupaten/kota.

2. Aspek demografis, komponen-komponennya adalah seperti usia dan tahap daur hidup, jenis kelamin dan pendapatan. 3. Aspek psikografis, komponen-komponennya adalah seperti

kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian.

Dengan berbagai macam perbedaan tersebut maka penulis akan membuat segmentasi pasar bagi restoran Kambing Bakar Cairo cabang Kopo Sayati Bandung. Setelah membuat segmentasi pasar, maka nanti akan ditentukan target pasar manakah yang akan dipilih. Segmen pasar yang akan menjadi target harus sesuai dengan produk yang ditawarkan dan sesuai dengan yang diharapkan oleh pihak manajemen perusahaan.

Perlu juga diketahui bahwa sebelum dilakukan studi kelayakan ini, target pasar manakah yang sudah dibidik oleh manajemen restoran dan bagaimana hasilnya. Jika memang target pasar yang ditentukan sudah memenuhi keinginan maka target tersebut bisa dipertahankan dan dikembangkan.


(45)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

Ada beberapa hal yang bisa dijadikan pertimbangan dalam menentukan target pasar, di antaranya adalah dilihat dari segi profitabilitas, ukuran dan pertumbuhan.

Sedangkan untuk menentukan posisi perusahaan di pasar, yang akan dilakukan pertama kali oleh penulis adalah mengidentifikasi keunggulan kompetitif restoran. Keunggulan kompetitif disini bertujuan untuk memberikan nilai lebih dari para pesaing.

Menentukan posisi perusahaan di pasar harus diawali dengan pembeda atau diferensiasi yang membuat restoran dalam studi kelayakan ini mempunyai kelebihan komparatif. Kemudian pembeda yang menjadi keunggulan tersebutlah yang nantinya akan dipromosikan dan dikomunikasikan kepada pelanggan.

B. Menilai Kepuasan Konsumen

Menurut Husein Umar (2001:65) kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan antara apa yang dia terima dengan harapannya. Seorang pelanggan jika merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk atau jasa, sangat besar kemungkinannya menjadi pelanggan dalam waktu yang lama.

Dalam penelitian ini untuk menilai kepuasan konsumen secara teknis yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan kuesioner sederhana. Kuesioner tersebut ditujukan kepada para pelanggan restoran Kambing Bakar Cairo cabang Kopo Sayati.

Kuesioner akan berisi pertanyaan-pertanyaan sederhana yang berkaitan dengan puas tidaknya konsumen ketika memilih untuk makan di restoran tersebut beserta alasan-alasannya.

Dengan demikian akan dapat diketahui berapa presentasi konsumen yang merasa puas dan tidak puas. Selain itu, akan dapat diketahui juga apa penyebab utama yang mengakibatkan pelanggan


(1)

83

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

5. Orang 6. Bukti fisik

7. Proses jasa itu sendiri.

Dalam studi kelayakan bisnis, seberapa luas dan dalam analisis yang dilakukan pada aspek pemasaran tergantung pada besar kecilnya bisnis yang dijalankan. Tetapi pada umumnya aspek pemasaran akan memuat hal-hal yang telah dijelaskan di atas.

Jika ternyata hasil analisis dari aspek pemasaran dinyatakan tidak layak, maka perlu dilakukan usaha lain yang realistis dan mampu memberikan dampak positif sehingga usaha tersebut layak untuk dilanjutkan.


(2)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Gerakan bisnis yang dialami oleh restoran Kambing Bakar Cairo cabang Kopo Sayati Bandung mengalami trend penurunan permintaan.

2. Kondisi penawaran di restoran Kambing Bakar Cairo cabang Kopo Sayati Bandung mengalami masalah, dengan kemampuan persaingan yang lemah dan kondisi restoran yang tidak nyaman sehingga berdampak kepada turunnya permintaan di restoran tersebut.

3. Restoran Kambing Bakar Cairo cabang Kopo Sayati Bandung tidak layak untuk dilanjutkan ditinjau dari aspek pemasarannya, namun masih ada langkah-langkah yang dapat diupayakan untuk memperbaiki kondisi yang dialami restoran tersebut dan meningkatkan pendapatan.

4. Langkah yang dapat diupayakan untuk membuat restoran ini layak untuk dilanjutkan ditinjau dari aspek pemasarannya adalah dengan menerapkan strategi pemasaran melalui pertumbuhan konsentrasi horizontal, dimana sebaiknya perusahaan meningkatkan produk maupun jasa yang disediakan. Caranya adalah dengan menerapkan bauran pemasaran melalui 7P yang telah dirancang dalam penelitian ini, di antaranya adalah menyediakan hot spot, melayani banquet, memberikan diskon-diskon sebagai bentuk promosi, dan memperbaiki layout restoran untuk meningkatkan kenyamanan para tamu yang selama ini seringkali terganggu dengan aktifitas toko kue yang bersebelahan dengan area dining room.

5.2. Saran-Saran

Dalam penelitian ini sudah jelas bahwa ada beberapa hal yang perlu untuk segera dibenahi jika restoran cabang Kopo Sayati ini ingin tetap dilanjutkan.


(3)

166

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

Saran peneliti kepada pihak manajemen restoran Kambing Bakar Cairo cabang Kopo Sayati Bandung adalah:

 Bersikap tanggap dan tegas dalam menjalankan segala strategi yang telah dirumuskan sebelumnya. Terutama dalam perbaikan dan peningkatan pelayanan kepada para tamu untuk memberikan rasa nyaman. Di antaranya dengan segera memperbaiki layout restoran yang sebelumnya menyatu dengan toko kue, agar diupayakan diberi sekat dan dibenahi sehingga tamu merasa nyaman.

 Manajemen sebaiknya berkomitmen untuk konsisten memperbaiki segala kelemahan serta mengatasi ancaman, terutama dalam meningkatkan kemampuan persaingan. Hal ini dapat diatasi dengan memberikan jasa pelayanan tambahan yang menarik bagi konsumen, seperti wi-fi gratis, diskon, membuat menu paket yang lebih murah sebagai langkah-langkah promosi.

 Manajemen sebaiknya lebih menonjolkan citra restoran itu sendiri. Restoran Kambing Bakar Cairo berkonsep menu Timur Tengah, dengan ciri khas makanan berbahan daging kambing muda, maka sebaiknya tema tersebut ditonjolkan dalam desain menu, desain interior, layout restoran dan lain sebagainya.

Selanjutnya, masalah ini dapat diteliti lebih mendalam dan lebih luas lagi. Jika dalam usaha restoran produk utamanya adalah menu yang dijual, maka dapat diteliti seberapa besar sarana dan prasarana yang dalam hal ini adalah jasa yang ditawarkan, misalnya nuansa restoran yang terkesan eksklusif, akan mampu menunjang peningkatan penjualan suatu restoran.


(4)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Buckle, K.A. et al. (2009). Ilmu Pangan. Jakarta: UI-Press.

Emzir. (2010). Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.

Gordon-Davis, Lisa. (2002). The Hospitality Industry Handbook on Nutrition and Menu Planning for South African Students and Practitioners. Capetown: Formeset.

Griffin, Ricky W. dan Ebert, Ronald J. (2006). Business (eighth ed.). Jakarta: Erlangga.

Ibrahim, Yacob. (2009). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Rineka Cipta.

Johan, Suwinto. (2011). Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Jumingan. (2009). Studi Kelayakan Bisnis, Teori & Pembuatan Proposal Kelayakan. Jakarta: Bumi Aksara.

Kardigantara, Suseno. Rekayasa Menu. Bandung: Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

Kotschevar, Lendal Henry dan Withrow, Diane. (2007). Management by Menu. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.


(5)

168

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

Kotler, Philip. (1997). Marketing Management. New Jersey: A Simon & Schuster Company.

Kotler, Philip dan Keller, Kelvin Lane. (2006). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Indeks.

Lupiyoadi, Rambat dan A. Hamdani. (2009). Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat.

McVety, Paul J., J. Ware, Bradley, dan Lévesque Ware, Claudette. (2009). Fundamentals of Menu Planning (third ed.). New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

Narbuko, Cholid dan Achmadi, Abu. (2009). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

P.H., Bartono dan E.M., Ruffino. (2005). Food Product Management di Hotel dan Restoran. Yogyakarta: Andi.

Purhantara, Wahyu. (2010). Metode Penelitian Kualitatif untuk Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rangkuti, Freddy. (2002). Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Rangkuti, Freddy. (1997). Riset Pemasaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.


(6)

Nidian Leviana, 2014

Evaluasi kelayakan bisnis restoran kambing bakar cairo cabang kopo sayati Bandung ditinjau dari aspek pemasaran.

Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perpustakaan.upi.edu

Umar, Husein. (2000). Business: An Intoduction. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Umar, Husein. (2001). Strategic Management in Action. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Umar, Husein. (2001). Studi Kelayakan Bisnis (second ed.). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

W.A., Marsum. (2005). Restoran dan Segala Permasalahannya. Yogyakarta: Andi.

Wibisono, Dermawan. (2008). Riset Bisnis: Panduan bagi Praktisi dan Akademisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Wiyasha, I.B.M. (2006). F&B Cost Control untuk Hotel dan Restoran. Yogyakarta: Andi.