ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN KAMBING BAKAR CAIRO BANDUNG.
KEPUASAN KONSUMEN DI RESTORAN KAMBING BAKAR CAIRO
BANDUNG
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Menyelesaikan Gelar Sarjana Pariwisata
Jurusan Manajemen Industri Katering
Disusun Oleh: Rani Pusfita
0906508
PROGRAM STUDI MANAJEMEN INDUSTRI KATERING FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015
(2)
Analisis Bauran Pemasaran Terhadap
Kepuasan Konsumen Di Restoran
Kambing Bakar Cairo Bandung
Oleh Rani Pusfita
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Menyelesaikan Gelar Sarjana Pariwisata
Jurusan Manajemen Industri Katering
© Rani Pusfita 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Maret 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
(4)
Rani Pusfita, 2015
ABSTRAK
Rani Pusfita. Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Kepuasan Konsumen Kambing Bakar Cairo Bandung. Dibimbing oleh Agus Sudono, SE., MM. dan Caria Ningsih, S.Pd., MM.
Restoran Kambing Bakar Cairo Bandung adalah salah satu restoran yang memiliki keunikan di dalam menu yang dijualnya, Kambing Bakar Cairo Bandung memiliki lima cabang yang berdiri di kota Bandung yaitu diantaranya adalah cabang kopo sayati, cabang pelajar pejuang, cabang geger kalong, cabang cimahi, cabang cihampelas. Berdasarkan hasil angket kepada 100 responden dengan menggunakan tehnik Probability Sampling jenis Proportionate Stratified Random Sampling.
Proportionate Stratified Random Sampling. Menu yang dijual restoran ini ditanggapi
positif oleh konsumen dari segi rasa. Namun dalam analisis bauran pemasaran ditemukan adanya gejala permasalahan serius dimana permintaan di restoran tersebut justru mengalami trend penurunan. Dalam analisis bauran pemasaran ditemukan bahwa penyebab permasalahan yang timbul adalah bukan pada produknya, melainkan pada kondisi restoran yang kurang memuaskan bagi para konsumen. Kondisi ini meliputi suasana dan atmosfer restoran yang kurang memberikan kesan eksklusif sehingga tidak seimbang dengan menu yang dijual, ditambah lagi dengan fasilitas dan pelayanan yang kurang lengkap membuat restoran Kambing Bakar Cairo Bandung tidak memiliki konsumen yang ramai atau sepi.
Melalui analisis bauran pemasaran, maka dirumuskan strategi yang paling tepat untuk restoran ini adalah dengan menonjolkan special theme dari restoran,
menggencarkan promosi, menyediakan hot spot, merancang desain daftar menu yang lebih menarik dan eksklusif.
Kata Kunci : Bauran Pemasaran, Kambing Bakar Cairo Bandung, aspek kepuasan konsumen
(5)
Rani Pusfita, 2015
ABSTRACT
Rani Pusfita. Influence Analysis of Marketing Mix Customer Satisfaction in The Restaurant Kambing Bakar Cairo Bandung. Guided by Agus Sudono, SE., MM. and Caria Ningsih, S.Pd., MM.
Restaurant Kambing Bakar Cairo Bandung is one restaurant that has a menu unique in that it sells, Restaurant Kambing Bakar Cairo Bandung has six branches that stands in the city of Bandung which include Sayati Kopo branch, pelajar pejuang branch, gegerkalong branch, cimahi branch, cihampelas branch, and cihapit branch. Based on the results of questionnaires to 100 respondents using sampling techniques Probability Proportionate Stratified Random Sampling types. Proportionate Stratified Random Sampling. The menu of this restaurant sold positive response by consumers in terms of taste. However, in the analysis of the marketing mix found any symptoms of a serious problem where demand in the restaurant experienced a declining trend. In the marketing mix analysis found that the cause of the problems that arise are not on products, but on condition that the restaurant is less satisfactory for consumers. These conditions include the ambience and atmosphere of the restaurant was less gives the impression of exclusivity that is not balanced with the menu being sold, coupled with the facilities and services that are less complete make Restaurant
Kambing Bakar Cairo Bandung doesn’t have a consumer who crowded or deserted. Through the analysis of the marketing mix, then formulated the most appropriate strategy for this restaurant is the special highlight the theme of the restaurant, intensify promotion, providing hot spot, designed the menu lists more exciting and exclusive.
Keyword : Marketing Mix, Burn Goat Cairo Bandung, aspects of customer satisfaction
(6)
Rani Pusfita, 2015
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...i
ABSTRACT ...ii
KATA PENGANTAR ...iii
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ...xiii
DAFTAR GRAFIK ...xvi
DAFTAR GAMBAR ...xvii
BAB I PENDAHULUAN ...1
1.1 Latar Belakang Masalah ...1
1.2 Rumusan Masalah ...13
1.3 Maksud dan Tujuan ...13
1.3.1 Maksud ...13
1.3.2 Tujuan ...13
1.4Manfaat Penelitian ...14
1.4.1 Manfaat Penelitian Secara Teoritis ...14
1.4.2 Manfaat Penelitian Secara Praktis ...14
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ..16
2.1. Kajian Pustaka ...16
2.1.1 Pengertian Pariwisata Dan Kepariwisataan ...16
2.1.2 Restoran ...20
(7)
Rani Pusfita, 2015
2.1.2.2 Produk Restoran ...21
2.1.2.3 Konsep Restoran ...23
2.1.2.4 Pelayanan Restoran ...24
2.1.3 Manajemen Pemasaran ...26
2.1.4 Konsep Pemasaran ...27
2.1.5 Pengertian Bauran Pemasaran Jasa ...28
2.1.6 Marketing Mix ...28
2.1.7 Konsep Product (Produk) ...32
2.1.7.1 Definisi Produk ...32
2.1.7.2 Sifat Produk ...34
2.1.7.3 Klasifikasi Produk ...36
2.1.8 Konsep Price (Harga) ... 36
2.1.8.1 Pengertian Kebijakan Harga ...37
2.1.8.2 Tujuan Penetapan Harga ... 37
2.1.8.3 Peranan Harga ...39
2.1.8.4 Harga Berdasarkan Pandangan Konsumen ... 41
2.1.9 Konsep Place (Lokasi) ...41
2.1.9.1 Pemilihan Lokasi ...43
2.1.10 Konsep Promotion (Promosi) ...44
2.1.10.1 Definisi Promosi ...44
2.1.10.2 Sasaran Promosi ...44
2.1.10.3 Fungsi Promosi ...46
(8)
Rani Pusfita, 2015
2.1.11 Konsep Physical Evidence (Bukti Fisik) ...51
2.1.12 Konsep People (Sumber Daya Manusia) ...52
2.1.13 Konsep Process (Proses) ...53
2.1.14 Kepuasan Konsumen ... 54
2.1.14.1 Memahami Perilaku Konsumen ...54
2.1.14.2 Konsep Kepuasan Pelanggan ...54
2.1.15 Pengertian Strategi Pemasaran...56
2.2 Kerangka Pemikiran ...61
2.3 Hipotesis ...68
2.3.1 Hipotesis Mayor ...69
2.3.2 Hipotesis Minor ...69
2.4 Kajian Penelitian Terdahulu ...70
BAB III METODE PENELITIAN ...71
3.1 Objek Penelitian ...71
3.2 Subjek Penelitian ...71
3.3 Metode Penelitian ...71
3.4 Populasi Dan Sampel ...72
3.4.1 Populasi ...72
3.4.2 Sampel ...73
3.4.2.1 Tehnik Penarikan Sampel ...75
3.5 Operasional Variabel ...76
3.6 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data ...82
(9)
Rani Pusfita, 2015
3.6.2 Metode Pengumpulan Data ...83
3.7 Teknik Pengolahan Data ...84
3.8 Teknik Analisis Data ...85
3.8.1 Analisis Deskriptif ...85
3.8.2 Analisis Kuantitatif ...86
3.9 Teknik Pengujian Instrumen ...87
3.9.1 Uji Validitas ...87
3.9.2 Uji Reliabilitas ...90
3.9.3 Uji Korelasi ...93
3.9.3.1 Korelasi Product Moment ...93
3.9.3.2 Korelasi Parsial ...94
3.9.4 Uji Determinasi ...95
3.9.5 Regresi Ganda ...96
3.9.6 Uji Linearitas Regresi ...97
3.9.7 Uji Signifikan ...98
3.9.7.1 Uji Signifikan Seluruhnya (uji F) ...98
3.9.7.2 Uji Signifikan Parsial (Uji T) ...98
3.9.8 Uji Hipotesis ...99
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...101
4.1 Hasil Penelitian ...101
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ...101
4.1.1.1 Sejarah Restoran Kambing Bakar Cairo ...101
(10)
Rani Pusfita, 2015
4.1.2 Karakteristik Konsumen Restoran Kambing Bakar Cairo Bandung ..105
4.1.2.1 Karakteristik Responden ...105
4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...105
4.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...106
4.1.2.3 Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan ...107
4.1.2.5 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan ...108
4.1.3 Gambaran Umum Variabel Penelitian ...109
4.1.3.1 Variabel Yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen Terhadap Restoran Kambing Bakar Cairo ...109
4.1.4 Strategi Pemasaran ...155
4.2 Pengujian Hipotesis ...156
4.2.1 Koefisien Korelasi ...156
4.2.2 Koefisien Determinasi ...160
4.2.3 Pengujian Hipotesis dan Signifikan Secara Simulan (Uji F)...160
4.2.4 Pengujian Hipotesis dan Signifikan Secara Parsial (Uji T) ...161
4.2.5 Analisis Persamaan Regresi Linier Berganda a Prediktor ...165
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ...166
4.3.1 Analisis Faktor Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Kepuasan Konsumen Restoran Kambing Bakar Cairo Bandung ...167
4.3.1.1 Analisis Faktor Product Terhadap Kepuasan Konsumen ...167
4.3.1.2 Analisis Faktor Price Terhadap Kepuasan Konsumen ...167
4.3.1.3 Analisis Faktor Promotion Terhadap Kepuasan Konsumen ...168
(11)
Rani Pusfita, 2015
4.3.1.5 Analisis Faktor People Terhadap Kepuasan Konsumen ...169
4.3.1.6 Analisis Faktor Process Terhadap Kepuasan Konsumen ...170
4.3.1.7 Analisis Faktor Physical Evidence Terhadap Kepuasan
Konsumen ...170
4.3.1.8 Analisis Faktor Product, Price, Promotion, Place, People, Process,
Physical Evidence Terhadap Kepuasan Konsumen ...171
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...172
5.1 Simpulan ...172
5.1.1 Simpulan Berdasarkan Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Kepuasan
Konsumen Kambing Bakar Cairo Bandung ...172
1.1.2 Simpulan Berdasarkan Analisis Bauran Pemasaran Terhadap Kepuasan
Konsumen Kambing Bakar Cairo Bandung ...172
5.2 Saran ...174
DAFTAR PUSTAKA ...xix DAFTAR LAMPIRAN
(12)
Rani Pusfita, 2015
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Kedatangan Wisatawan Mancanegara Ke Indonesia Menurut
Pintu Masuk ... 3
Tabel 1.2 Rekapitulasi dan Daftar Nama Potensi Restoran dan Rumah Makan Berijin Di Kota Bandung ...5
Tabel 1.3 Jumlah Pengunjung Kambing Bakar Cairo Bandung Periode 2013- 2014 ...10
Tabel 2.1 Faktor- Faktor Dan Variabel Produk Restoran ...22
Tabel 2.2 Deskripsi Bentuk dari Bauran Promosi ...48
Tabel 2.3 Kajian Terdahulu ... ...70
Tabel 3.1 Jumlah Pengunjung Kambing Bakar Cairo Bandung Periode 2013- 2014 ...73
Tabel 3.2 Proportionate Stratified Random Sampling ...76
Tabel 3.3 Operasional Variabel ...78
Tabel 3.4 Jenis dan Sumber Data ...83
Tabel 3.5 Hasil Pengujian Validitas ...89
Tabel 3.6 Hasil Pengujian Realiabilitas ...92
Tabel 3.7 Interpretasi Derajat Reliabilitas ...92
Tabel 3.8 Pedoman Untuk Memberikan Interpratasi Terhadap Koefisien Korelasi ...94
Tabel 4.1 Jumlah Pengunjung Kambing Bakar Cairo Periode 2013-2014 ...105
Tabel 4.2 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...106
Tabel 4.3 Gambaran Responden Berdasarkan Usia ...106
Tabel 4.4 Gambaran Responden Berdasarkan Pekerjaan ...107
(13)
Rani Pusfita, 2015
Tabel 4.6 Warna Dan Penampilan Dari Makanan Yang Menarik ...110
Tabel 4.7 Menu Yang Disediakan Banyak Macamnya / Bervariasi ...111
Tabel 4.8 Product Yang Diberikan Bersih Dan Sesuai Kematangannya...112
Tabel 4.9 Aroma Makanan Yang Sedap Menggugah Selera Makan ...113
Tabel 4.10 Temperatur Makanan Saat Disajikan Yang Tepat ...114
Tabel 4.11 Porsi Makanan Dan Minuman Sesuai ...115
Tabel 4.12 Rasa Makanan Dan Minuman Enak ...116
Tabel 4.13 Rekapitulasi Skor Product ...117
Tabel 4.14 Variabel Product ...118
Tabel 4.15 Harga Yang Dipatok Sesuai Dengan Kualitas Produk ...119
Tabel 4.16 Porsi Yang Diberikan Sesuai Dengan Harga ...120
Tabel 4.17 Saya Membayar Kewajiban Sesuai Dengan Layanan ...121
Tabel 4.18 Rekapitulasi skor Harga ...122
Tabel 4.19 Variabel Harga ...123
Tabel 4.20 Media Promosi Sangat Menarik ...124
Tabel 4.21 Promosi Yang Ada Sangat Mudah Dipahami ...125
Tabel 4.22 Rekapitulasi Skor Promosi ...126
Tabel 4.23 Variabel Promosi ...127
Tabel 4.24 Restoran Kambing Bakar Cairo Memiliki Lokasi Yang Mudah Dijangkau ...128
Tabel 4.25 Fasilitas Di Restoran Kambing Bakar Cairo Memadai ...129
Tabel 4.26 Rekapitulasi Skor Lokasi ...130
Tabel 4.27 Variabel Lokasi ...131
Tabel 4.28 Karyawan Berpenampilan Rapih, Bersih dan Menarik ...132
(14)
Rani Pusfita, 2015
Tabel 4.30 Karyawan Merespon Langsung Yang Diminta Oleh Pelanggan ...134
Tabel 4.31 Karyawan Memiliki Sikap Yang Ramah ...135
Tabel 4.32 Rekapitulasi Skor People ...136
Tabel 4.33 Variabel People ...137
Tabel 4.34 Dalam Pemesanan Makanan Prosedurnya Mudah ...138
Tabel 4.35 Waktu Menunggu Makanan Dalam Batas Toleransi ...139
Tabel 4.36 Rekapitulasi Skor Proses ...140
Tabel 4.37 Variabel Proses ...141
Tabel 4.38 Nyaman Saat Berada Di Restoran ...143
Tabel 4.39 Restoran Memiliki Sarana Dan Prasarana Yang Lengkap ...144
Tabel 4.40 Lingkungan Restoran Bersih ...145
Tabel 4.41 Rekapitulasi Skor Phisical Evidence ...145
Tabel 4.42 Variabel Phisical Evidence ...147
Tabel 4.43 Transformasi Gap ... 149
Tabel 4.44 Persepsi Konsumen Terhadap Bauran Pemasaran Yang Dihasilkan Restoran Kabing Bakar Cairo ...150
Tabel 4.45 Rekapitulasi Skor Variabel Kepuasan Konsumen ...153
Tabel 4.46 Variabel Kepuasan Konsumen ...154
Tabel 4.47 Koefisien Korelasi ... 156
Tabel 4.48 Hasil Pengolahan Data Koefisien Korelasi ...157
Tabel 4.49 Koefisien Determinasi ...160
Tabel 4.50 Anova Untuk Pengujian Koefisien Regresi Secara Simulan ...161
Tabel 4.51 Output Koefisien Regresi ...162
Tabel 4.52 Rekapitulasi Uji t (Parsial) ...164
(15)
Rani Pusfita, 2015
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 Jumlah Pengunjung Kambing Bakar Cairo Bandung Periode 2013- 2014 ...11 Grafik 4.1 Jumlah Pengunjung Kambing Bakar Cairo Bandung Periode 2013- 2014 ...104
(16)
Rani Pusfita, 2015
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Komponen Bauran Pemasaran ...29
Gambar 2.2 Konsep Penawaran Perencanaan Produk ...33
Gambar 2.3 Principles Of Marketing ...38
Gambar 2.4 Komponen Bauran Pemasaran ... 62
Gambar 2.5 Konsep Kepuasan Pelanggan ...66
(17)
Rani Pusfita, 2015
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pariwisata merupakan sektor yang bisa menunjang kemajuan suatu daerah, terutama dengan adanya peraturan mengenai otonomi daerah. Kebijakan ini diberlakukan salah satu atas dasar karena masyarakat daerah memiliki modal yang dapat diandalkan untuk kemajuan daerahnya, salah satunya dengan kegiatan pariwisata. Dewasa ini perkembangan pariwisata sangat diperhatikan oleh seluruh lapisan masyarakat di dunia. Dimana sektor pariwisata memberikan begitu banyak peluang bagi siapa saja yang terlibat di dalamnya. Perkembangan dunia pariwisata telah mengalami berbagai perubahan baik perubahan pola, bentuk dan sifat kegiatan, serta dorongan orang untuk melakukan perjalanan, cara berikir, maupun sifat perkembangan itu sendiri. Pariwisata merupakan industri yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal kesempatan kerja, pendapatan, taraf hidup dan dalam mengaktifkan sektor lain didalam negara penerima wisatawan. Disamping itu, semakin berkembangnya dunia pariwisata semakin pesat pula perkembangan usaha kuliner di mancanegara. Hal itu menyebabkan persaingan semakin ketat termasuk di Indonesia.
Menurut wikipedia, Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi penting di Indonesia. Pada tahun 2009, pariwisata menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa setelah komoditi minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit. Berdasarkan data tahun 2010, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia sebesar 7 juta lebih atau tumbuh sebesar 10,74% dibandingkan tahun sebelumnya, dan menyumbangkan devisa bagi negara sebesar 7.603,45 juta dolar Amerika Serikat. Dan menurut Badan Pusat Statistik dari berita resmi statistiknya mengatakan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada Desember 2012 mencapai 767,0 ribu orang atau naik 5,86 persen dibandingkan jumlah wisman Desember 2011, yang sebesar 724,5 ribu orang.
(18)
2
Rani Pusfita, 2015
Begitu pula, jika dibandingkan dengan November 2012, jumlah kunjungan wisman Desember 2012 naik sebesar 10,54 persen.
Kekayaan alam dan budaya merupakan komponen penting dalam pariwisata di Indonesia. Alam Indonesia memiliki kombinasi iklim tropis, 17.508 pulau yang 6.000 di antaranya tidak dihuni, serta garis pantai terpanjang ketiga di dunia setelah Kanada dan Uni Eropa. Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar dan berpenduduk terbanyak di dunia. Pantai-pantai di Bali, tempat menyelam di Bunaken, Gunung Rinjani di Lombok, dan berbagai taman nasional di Sumatera merupakan contoh tujuan wisata alam di Indonesia. Tempat-tempat wisata itu didukung dengan warisan budaya yang kaya yang mencerminkan sejarah dan keberagaman etnis Indonesia yang dinamis dengan 719 bahasa daerah yang dituturkan di seluruh kepulauan tersebut.
Wikipedia juga mengatakan bahwa Candi Prambanan dan Borobudur, Toraja, Yogyakarta, Minangkabau, dan Bali merupakan contoh tujuan wisata budaya di Indonesia. Hingga 2010, terdapat 7 lokasi di Indonesia yang telah ditetapkan oleh UNESCO yang masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia. Sementara itu, empat wakil lain juga ditetapkan UNESCO dalam Daftar representatif budaya benda warisan manusia yaitu wayang, keris, batik dan angklung.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, sebelas provinsi yang paling sering dikunjungi oleh para turis adalah Bali, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, Sumatera Utara,Lampung, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Banten dan Sumatera Barat. Sekitar 59% turis berkunjung ke Indonesia untuk tujuan liburan, sementara 38% untuk tujuan bisnis. Singapura dan Malaysia adalah dua negara dengan catatan jumlah wisatawan terbanyak yang datang ke Indonesia dari wilayah ASEAN. Sementara dari kawasan Asia (tidak termasuk ASEAN) wisatawan Jepang berada di urutan pertama disusul RRC, Korea Selatan, Taiwan dan India. Jumlah pendatang terbanyak dari kawasan Eropa berasal dari negara Britania Raya disusul oleh Perancis, Belanda dan Jerman.
(19)
Rani Pusfita, 2015
Tabel 1.1
Jumlah Kedatangan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia Menurut Pintu Masuk
Tahun 2008 – April 2015
Pelabuhan
Masuk 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Soekarno-Hatta 1.464.717 1.390.440 1.823.636 1.933.022 2.053.850 2.240.502 2.246.437 699.379 Ngurah Rai 2.081.786 2.384.819 2.546.023 2.788.706 2.902.125 3.241.889 3.731.735 1.226.473 Kualanamu 162.410 192.650 205.845 225.550 234.724 68.026 Batam 1.061.390 951.384 1.007.446 1.161.581 1.219.608 1.336.430 1.454.110 483.955 Sam Ratulangi 156.726 158.076 20.220 20.074 19.111 19.917 17.279 7.837 Juanda 21.795 29.715 168.888 185.815 197.776 225.041 217.193 61.770 Entikong 19.989 21.190 23.436 25.254 25.897 24.856 22.464 7.069 Adi Sumarmo 19.022 16.489 22.350 23.830 21.612 17.738 12.911 2.472 Minangkabau 40.911 51.002 27.482 30.585 32.768 44.135 50.196 12.416 Tanjung Priok 67.886 59.212 63.859 65.171 66.168 65.227 64.941 25.305 Tanjung Pinang 123.505 102.487 97.954 106.180 103.785 99.593 97.672 29.327 Lombok 17.288 17.938 17.032 40.380 69.881 18.870 Makassar 16.211 14.295 13.881 17.730 15.713 3.944 Sepinggan 10.824 15.607 16.828 16.904 13.156 2.859 Sultan Syarif Kasim
II 15.278 21.982 21.387 25.946 27.382 9.061 Adi Sucipto 46.987 48.160 58.926 86.020 80.301 21.663 Husein
Sastranegara 90.278 115.285 146.736 176.318 30.817 55.395 Tanjung Uban 313.945 337.353 336.547 318.154 320.861 95.663 Balai Karimun 100.908 104.397 107.499 104.889 100.782 32.592 Lainnya 1.046.559 1.010. 723 427.521 441.846 477.081 474.910 468.426 185.094
Total
6.234.497
6.323.730 7.002.944 7.649.731 8.044.462 8.802.129 9.435.411 3.049.170
Ket : sudah disesuaikan dengan perhitungan BPS
(20)
4
Rani Pusfita, 2015
Seiring dengan berkembangnya industri pariwisata dan meningkatnya kompetisi di antara tempat tujuan wisata, kebudayaan lokal menjadi hal yang berharga sebagai produk dan aktivitas wisatawan. Gastronomi yang merupakan salah satu budaya lokal mempunyai peran penting karena makanan juga bisa menjadi pusat pengalaman wisatawan. Wisata gastronomi muncul dari keinginan para wisatawan itu sendiri yang ingin mendapatkan pengalaman tidak saja dari keindahan alam, tetapi juga dari produk makanan tradisional yang disajikan. Beberapa daerah tujuan wisata menggunakan gastronomi sebagai alat penarik wisatawan dan banyak yang menggunakan pariwisata untuk mempromosikan gastronomi. Pariwisata dan gastronomi dapat mendukung jasa agrikultur seperti melihat pemandangan, tur pertanian, dan mencicipi makanan lokal/tradisional. Sementara itu agrikultur dapat mendukung industri pariwisata dalam hal menyediakan produk agrikultur untuk dijual ke wisatawan dan kultivasi pemandangan sebagai objek wisata.
Dengan semakin berkembangnya wisata minat khusus (wisata kuliner) dan kemajuan dewasa ini, semakin banyak juga suguhan kuliner dengan jenis olahan, jenis makanan, jenis penghidangan dan jenis bumbu dan rasa yang sangat unik, sehingga dapat memberikan kepuasan terhadap rasa dan kebutuhan gastronomi mereka dan menjadi kenangan sehingga tujuan wisatawan bukan saja karena keindahan alam, namun juga karena kulinari yang mempesona dan beragam.
Jumlah penduduk Indonesia yang besar menjadi pasar yang sangat potensial bagi perusahaan-perusahaan yang memasarkan produk-produk mereka. Perusahaan-perusahaan asing maupun dalam negeri berusaha mendirikan bisnis dan menciptakan jenis-jenis produk yang nantinya akan digemari oleh konsumen di Indonesia. Banyaknya perusahaan ini menciptakan adanya persaingan bisnis yang ketat. Perusahaan bisa menjadi pemenang dalam persaingan bisnisnya apabila perusahaan mampu menjaring konsumen sebanyak-banyaknya. Jika perusahaan bisa menjaring konsumen sebanyak-banyaknya tentu perusahaan tersebut bisa meraup laba yang besar pula. Untuk memenangkan persaingan pasar
(21)
Rani Pusfita, 2015
tersebut, perusahaan harus dapat melakukan bauran pemasaran yang sempurna antara lain dengan menciptakan barang yang dihasilkan dengan meningkatkan kualitas produk, maupun harga yang beragam sehingga dapat bersaing dengan harga dipasaran yang tentunya tidak mengurangi kualitas dari produk yang dipasarkan. Berikut adalah jumlah restoran yang berijin di Kota Bandung:
Tabel 1.2
Rekapitulasi Dan Daftar Nama Potensi Restoran dan Rumah Makan Berijin Di Kota Bandung
Tahun 2010 – 2013
No. Klasifikasi Jumlah Restoran
2010 2011 2012 2013
1. Restoran Talam Kencana
0 0 0 1
2. Restoran Talam Salaka
12 13 26 67
3. Restoran Talam Gangsa
86 121 141 166
4. Restoran Waralaba
40 40 42 46
5. Bar 5 12 12 12
6. Rumah Makan
A
16 20 30 35
7. Rumah Makan B 68 101 123 145
8. Rumah Makan C 62 144 150 157
Jumlah 289 451 524 629
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung
Dilihat dari tabel 1.2, bahwa setiap tahunnya jumlah restoran dan rumah makan terus bertambah. Keputusan Menteri Keuangan RI tentang Uraian Klasifikasi Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan dan Minum mengklasifikasikan restoran dan rumah makan menjadi 4 Kelompok, berdasarkan kelasnya yang tertinggi yaitu usaha restoran talam kencana (Sendok Garpu Emas), usaha restoran talam selaka (Sendok Garpu Perak), usaha restoran talam gangsa (Sendok Garpu Perunggu) dan usaha non-talam. Peringkat klasifikasi restoran diurut berdasarkan kriteria berikut :
1. Penggunaan sebagian atau seluruh bangunan, dengan sifat bangunan yang permanen atau non permanen
(22)
6
Rani Pusfita, 2015
2. Kepemilikan dapur pengolahan dan tempat penyajian pada bangunan yang sama
3. Kelengkapan peralatan dan fasilitas proses pembuatan dan penyimpanan dan ijin kelayakan operasional dari instansi yang membinanya dan mengeluarkan surat keputusan.
Restoran non-talam disebut juga rumah makan, yaitu restoran yang belum mendapatkan keputusan sebagai yang berklasifikasi talam. Restoran non-talam terbagi menjadi 3 (tiga) kelas yaitu: Rumah Makan Kelas A, Rumah Makan Kelas B dan Rumah Makan Kelas C. Kelas tersebut dibedakan menurut kapasitas meja/ kursi tamu, dan jumlah karyawannya. kelas A adalah rumah makan dengan jumlah kursi/tempat duduk 61 (enam puluh satu) buah atau lebih, kelas B adalah rumah makan dengan jumlah kursi/tempat duduk 31 (tiga puluh satu) sampai dengan 60 (enam puluh) buah dan kelas C adalah rumah makan dengan jumlah kursi/tempat duduk 15 (lima belas) sampai dengan 30 (tiga puluh) buah.
Persaingan bisnis yang semakin komplek akan menimbulkan keanekaragaman produk yang akan ditawarkan. Ada berbagai macam produk yang beredar dipasar yang menawarkan harga, kualitas yang beragam. Untuk itu setiap produsen berusaha untuk membuat produk yang dapat menarik perhatian konsumen untuk melakukan pembelian. Produk dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan akan selera konsumen.
Seorang konsumen membeli produk, tidak hanya sebatas membeli produk yang dapat memenuhi kebutuhan saja, tetapi juga membeli produk yang menawarkan atribut produk yang terbaik. Dalam konsep ini konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu, kinerja dan pelengkap inovasi yang terbaik.
Kondisi pasar yang kompetitif dan dinamis akan mengakibatkan setiap perusahaan harus selalu mengamati persaingan dalam lingkungan bisnisnya. Dalam menghadapi lingkungan persaingan yang semakin kuat dan ketat, setiap perusahaan dituntut harus mampu mengoptimalkan sumber daya ekonominya guna meningkatkan daya saing produknya di pasar, serta mampu meramu serangkaian strategi pemasaran yang efektif dan selalu mengembangkan strategi
(23)
Rani Pusfita, 2015
pemasaran tersebut secara terus-menerus serta berkelanjutan. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk meraih keunggulan kompetitif terhadap para perusahaan pesaing (Arifianto, 2005).
Di era informasi yang sedang berkembang, memungkinkan setiap individu atau kelompok menerima, menyerap dan mengkaji segala sesuatu yang terjadi dengan cepat. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap perilaku manusia yang cenderung ingin mendapatkan segalanya dengan cepat dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya dalam kapasitas memuaskan, baik dalam pemenuhan informasi, teknologi bahkan pemenuhan akan tersedianya kebutuhan hidup sehari - hari, salah satunya adalah pemenuhan akan kebutuhan makanan dan minuman. Kepuasan merupakan bagian dari komponen perilaku dalam sikap mengkonsumsi.
Kepuasan konsumen adalah sejauh mana manfaat sebuah produk dirasakan
(perceived) sesuai dengan apa yang diharapkan pelanggan (Amir, 2005). Kotler
(2000) mengatakan bahwa kepuasan konsumen merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan antara kinerja produk yang ia rasakan dengan harapannya. Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen adalah respon terhadap evaluasi ketidaksesuaian atau diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaian , ia mengatakan bahwa kepuasan konsumen sangat bergantung kepada persepsi dan harapan konsumen. Jadi, orang yang merasa puas akan kembali melakukan pembelian-pembelian kembali pada produk dan loyalitas pelanggan tetap terjaga.
Dalam konteks pemasaran dipahami bahwa setelah konsumen melakukan keputusan pembelian, ada proses yang dinamakan tingkah laku pasca pembelian yang didasarkan pada rasa puas dan tidak puas terhadap produk/jasa yang dibeli. Rasa puas dan tidak puas konsumen biasanya terletak pada hubungan antara harapan dan prestasi yang diterima dari produk/jasa. Bila produk/jasa tidak memenuhi harapan konsumen, maka konsumen merasa tidak puas, sehingga dimasa yang akan datang konsumen tidak lagi melakukan pembelian ulang, bahkan sebaliknya jika konsumen merasa puas dengan hasil produk yang dibeli
(24)
8
Rani Pusfita, 2015
kemungkinan besar mereka akan melakukan pembelian ulang dengan jumlah yang lebih banyak,Valarie A (1996).
Usaha pelayanan makanan (food service) merupakan kegiatan yang kompleks tetapi akhir-akhir ini banyak digemari orang untuk menjalankannya, terbukti dengan ’menjamurnya’ bisnis restoran baik secara independen ataupun bergabung dalam suatu pujasera (food court). Bisnis di bidang restoran merupakan salah satu sektor bisnis yang sangat kompetitif. Untuk dapat bertahan (survive) dan berkembang, pengelola restoran dituntut untuk mampu menciptakan keunggulan bersaing atas produk dan layanannya dalam upaya memuaskan pelanggan (Bernadine, 2005). Apabila tuntutan itu tidak terpenuhi, maka bisnis ini tidak akan dapat bertahan hidup. Dalam kondisi ini, hanyalah restoran yang memiliki daya saing tangguh yang akan mampu bertahan hidup dan berkembang.
Menurut Jeni Raharjani ( 2005 : 5 ), konsumen cenderung memilih tempat yang menawarkan produk yang bervariasi dan lengkap menyangkut kedalaman, luas, dan kualitas keragaman barang yang ditawarkan oleh penjual. Semua hal tersebut dilakukan perusahaan agar terjadi kenaikan dari tingkat pembelian konsumen. dan karena terdapat berbagai macam produk sejenis yang ditawarkan oleh berbagai macam perusahaan. Guna memenangkan persaingan tersebut hendaknya restoran berusaha untuk dapat mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen , sehingga konsumen memutuskan untuk melakukan pembelian produk mereka. Namun perlu kita ketahui bahwa ketika konsumen melakukan pembelian suatu produk selalu ada faktor-faktor yang mempengaruhinya dalam memutuskan pembelian serta sifat-sifat penting dari produk yang dijual agar memberikan kepuasan tersendiri bagi konsumen tersebut. Bagi konsumen tertentu, dalam membeli suatu produk tidak hanya melihat semata-mata karena harga produknya, banyak variabel atau faktor lain yang mempengaruhinya dalam memutuskan untuk melakukan pembelian. Untuk itu perusahaan perlu membuat perubahan pada berbagai variabel tersebut agar konsumen tertaik melakukan pembelian. Pengambilan keputusan yang dilakukan diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan.
(25)
Rani Pusfita, 2015
Restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisasi secara komersial, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamunya, baik berupa makanan maupun minuman yang berada dalam bangunan tersebut (Marsum, 1999). Dalam menikmati makanan atau hidangan, setiap orang mempunyai cara yang berbeda untuk memnuhinya. Cara tersebut bisa dengan memilih rumah makan yang indah dengan pelayanan mewah, dengan harapan bahwa konsumen akan merasa puas setelah dia mengorbankan sejumlah uang yang cukup besar di rumah makan yang bagus itu. Disamping itu, ada pula yang lebih cenderung memilih rumah makan yang biasa tetapi memberikan kepuasan dalam rasa makanan yang diasantapnya. Sebagian konsumen ada yang beranggapan daripada makan makanan yang mewah serta mahal tetapi tidak cukup lezat rasanya, lebih baik memilih rumah makan biasa namun menghidangkan menu yang lezat sesuaidengan selera mereka.
Restaurant Kambing bakar kairo merupakan sebuah usaha dagang yang bergerak pada industri restoran. Konsep Kambing Bakar Cairo yaitu restoran yang menawarkan macam jenis makanan yang siap saji dengan bermacam-macam menu makanan seperti dessert, main course, dan menu pelengkap lainnya dengan menu andalan “kambing bakar cairo”. Konsep layanan secara ala carte
dimana customer dapat memesan makanan terlebih dahulu sesuai dengan daftar menu yang ada.
Proses pemasaran yang di lakukan oleh Restaurant Kambing Bakar Cairo adalah dengan strategi pemasaran melalui strategi bauran pemasaran. Didalamnya, meliputi kebijakan produk, harga, promosi, tempat dan saluran distribusi , palayanan pegawai, proses palayanan, dan bentuk fisik Restaurant Kambing Bakar Cairo itu sendiri.
Sehingga dari bauran pemasaran tersebut konsumen dapat terpengaruh untuk menjadi konsumen Restaurant Kambing Bakar Cairo Bandung. Bauran pemasaran dinilai dapat mempengaruhi kepuasan konsumen Restaurant Kambing Bakar Cairo.
Menurut kotler (2002), bauran pemasaran atau (marketing mix) merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan yang digunakan
(26)
10
Rani Pusfita, 2015
perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasaran di pasar sasaran. Dalam hal ini, bagaimana strategi bauran pemasaran yang dilakukan oleh masing- masing Restaurant dalam dunia pariwisata yang mana saat ini sudah sangat bersaing, dalam menyampaikan maksud dan strategi pemasaran mereka untuk dapat diterima dan dimengerti oleh konsumen untuk mau menjadi konsumen
Restaurant Kambing Bakar Cairo dan merasa puas.
Berikut adalah data pengunjung yang datang ke restoran Kambing Bakar Cairo Bandung pada tahun Januari 2013- Mei 2015
Tabel 1.3
Jumlah Pengunjung Kambing Bakar Cairo Bandung Periode Januari 2013 – Desember 2014
Bulan Cb. Kopo Sayati Cb. Pelajar Pejuang Cb. Geger Kalong Cb.
Cimahi Cb. Cihampelas
Cb.
Cihapit Total
Rata- rata perhari
Jan-13 4.680 4.689 4.500 - - - 13.869 462
Feb-13 2.560 3.767 4.100 - - - 10.427 347
Mar-13 2.000 4.354 4.125 4.416 - - 14.895 496
Apr-13 2.400 4.567 3.985 3.968 - - 14.920 497
Mei-13 1.600 4.878 4.212 4.128 - - 14.818 493
Jun-13 1.920 4.127 4.773 3.712 - - 14.532 484
Jul-13 1.760 5.001 5.012 3.424 4.448 - 19.645 654
Agust-13 960 4.327 4.830 3.744 4.576 - 18.437 614
Sep-13 1.440 4.234 4.225 4.064 4.384 - 18.347 611
Okt-13 2.040 4.560 4.640 3.698 4.577 - 19.515 650
Nop-13 1.280 4.000 4.800 2.020 4.012 - 16.112 537
Des-13 1.320 4.040 4.160 3.092 4.325 - 16.937 564
Jan-14 1.400 4.160 4.480 3.000 4.567 - 17.607 586
Feb-14 1.380 4.320 3.960 2.012 4.056 - 15.728 524
Mar-14 1.450 3.360 3.520 2.101 4.156 - 14.587 486
Apr-14 1.201 4.600 3.840 3.021 3.089 - 15.751 525
Mei-14 1.340 3.760 4.160 2.014 3.992 - 15.266 508
Jun-14 1.220 4.400 4.760 3.012 4.235 - 17.627 587
July 14 2.012 3.200 3.680 3.076 4.672 - 16.640 554
Agust-14 1.987 3.245 4.240 2.012 4.034 - 15.518 517
Sep-14 9.70 3.721 4.120 2.077 4.091 - 14.979 499
Okt-14 996 2.021 3.578 2.056 4.097 - 12.748 424
Nop-14 999 1.201 4.017 2.031 3.978 - 12.226 407
Des-14 1.002 987 3.921 2.011 3.567 - 11.488 382
(27)
Rani Pusfita, 2015
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000
Chart Title
Kopo sayati Pelajar pejuang Geger Kalong Cimahi Cihampelas Cihapit
Grafik 1.1
Jumlah Pengunjung Kambing Bakar Cairo Bandung Periode Januari 2013 – Desember 2014
Sumber: Pemilik Kambing Bakar Cairo (data diolah)
Berdasarkan tabel dan Grafik di atas menunjukkan jumlah konsumen Kambing Bakar Cairo pun tidak stabil atau mengalami turun naiknya jumlah konsumen, sedangkan di Kambing Bakar Cairo cabang Kopo Sayati jumlah Konsumen mengalami penurunan. Selain itu Di Restaurant Kambing Bakar Cairo Bandung konsumen yang datang rata- rata 517 orang perharinya yang di dapatkan dari total rata- rata perhari dibagi 24 bulan (data yang ada di tabel). Rata- rata konsumen menghabiskan waktu di dalam restaurant sekitar 60 menit atau sekitar 1 jam. konsumen datang lalu memesan sampai makanan disajikan lalu selesai makan konsumen pergi yaitu sekitar 60 menit atau sekitar 1 jam. Dengan seating kapasitas seluruh cabang Kambing Bakar Cairo rata- rata 24 meja yang terdiri dari 4 kursi, Kambing Bakar Cairo dapat memiliki konsumen sekitar 96 konsumen perjamnya. Jam buka Kambing Bakar Cairo adalah 11.00 – 22.00 WIB atau 11 Jam perharinya. Jika dilihat jumlah maksimal konsumen yang diharapkan datang ke Restaurant Kambing Bakar Cairo adalah 96 x 11 jam = 1.056 konsumen perharinya, sedangkan konsumen yang datang di Kambing Bakar Cairo rata- rata
(28)
12
Rani Pusfita, 2015
517 konsumen perhari di lima cabang atau rata- rata 103 konsumen perhari disetiap cabang.
Dengan jumlah rata- rata pelanggan 517 konsumen perhari atau 517 x 30 hari = 15.510 perbulan, menunjukan bahwa Restaurant Kambing Bakar Cairo tidak ramai konsumen setiap harinya. Padahal jika restaurant Kambing Bakar Cairo ramai, Restaurant Kambing Bakar Cairo bisa mendapatkan 1.056 konsumen setiap harinya, atau 31.680 perbulannya per setiap cabang dan total keseluruhan konsumen yang diharapkan datang ke semua cabang adalah 31.680 x 5cabang = 158.400 perbulan.
Menurut hasil survei pra penelitian, dengan wawancara dan memberikan angket kepada beberapa konsumen, hal yang menyebabkan Restaurant Kambing Bakar Cairo tidak terlalu ramai adalah lokasi restoran lain yang lebih mudah dijangkau, keragaman menu yang mungkin kurang disukai pelanggan, dan harga yang dirasa mahal jika di ukur dengan suasana restaurant seperti furniture, kebersihan meja yang kadang meja tersebut masih berdebu, kamar mandi atau toilet dan westafel yang kurang nyaman. Selain itu masih ada restaurant lain (pesaing) yang relatif lebih murah dan suasananya nyaman. Suatu hal yang harus diperhatikan dalam persaingan adalah bagaimana setelah konsumen menerima dan merasakan manfaat atau nilai dari suatu produk, konsumen tersebut telah memiliki perilaku loyal, rasa puas dan komitmen terhadap produk tersebut (Mowen dan Minor, 2002).
Konsumen yang loyal tidak akan begitu saja berpindah kepada pesaing, bahkan cenderung akan melakukan pembelian ulang (repeat buying), dan memanfaatkan komunikasi dari mulut ke mulut (word to mount) melalui pemberian rekomendasi kepada orang- orang terdekat mereka untuk melakukan produk dan jasa tersebut.
Untuk mencapai tujuan diatas, perusahaan harus menerapkan berbagai strategi pemasaran. Salah satunya yaitu bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari Product, Price, Place dan promotion, dengan sejumlah penyesuaian yang perlu di perluas menjadi tujuh elemen pemasaran jasa (Zeithaml dan Bitner, 2009:19), yang terdiri dari People, Physical evidence dan Proses. Melalui bauran
(29)
Rani Pusfita, 2015
pemasaran jasa diharapkan akan dapat mempertahankan dan meningkatkan jumlah pembelian konsumen.
Dari uraian latar belakang masalah tersebut penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul: “ANALISIS PENGARUH BAURAN
PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN KAMBING
BAKAR CAIRO BANDUNG”. 1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang terjadi pada Restaurant Kambing Bakar Cairo Bandung penulis membatasi permasalahan yan gterjadi, adapun identifikasi masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran bauran pemasaran dan kepuasan konsumen di Restoran Kambing Bakar Cairo Bandung?
2. Bagaimana pengaruh bauran pemasaran yang terdiri dari Product Price, Place,
Promotion, People, Proses, Physical Evidence, terhadap kepuasan konsumen
Restoran Kambing Bakar Cairo Bandung?
3. Strategi pemasaran apakah yang paling tepat guna meningkatkan volume penjualan pada Restoran Kambing Bakar Cairo Bandung?
1.3 Maksud Dan Tujuan
Maksud dan Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1.3.1 Maksud
Maksud pembuatan skripsi ini antara lain:
1. Untuk mengetahui gambaran bauran pemasaran dan kepuasan konsumen di Restoran Kambing Bakar Cairo Bandung.
2. Untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran yang terdiri dari Product, Price,
Place, Promotion, People, Proses, Physical Evidence, terhadap kepuasan
(30)
14
Rani Pusfita, 2015
3. Untuk mengetahui apakah strategi pemasaran yang paling tepat guna meningkatkan volume penjualan pada Restoran Kambing Bakar Cairo Bandung.
1.3.2 Tujuan
Tujuan pembuatan skripsi ini antara lain :
1. Untuk syarat kelulusan di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung sebagai Sarjana Pariwisata.
2. Untuk Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak Kambing Bakar Kairo dalam meningkatkan kualitas pemasaran.
3. Hasil penelitian ini diharapkan akan melengkapi bahan penelitian selanjutnya dalam rangka menambah khasanah akademik sehingga berguna untuk pengembangan ilmu.
1.4 Manfaat Penelitian
Dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis, penelitian ini mempunyai 2 (dua) kegunaan yang masing- masing berbeda satu dengan yang lain. Adapun kegunaan yang dimaksud adalah kegunaan yang dilihat dari 2 aspek berbeda, yaitu Kegunaan Teoritik dan kegunaan Praktis.
1.4.1 Manfaat Penelitian Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan manfaat pada pengembangan ilmu manajemen khususnya bauran pemasaran dan pengetahuan mengenai kepuasan konsumen serta teori- teorinya.
1.4.2 Manfaat Penelitian Secara Praktis
Bagi Restoran Kambing Bakar Cairo sendiri hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan untuk meningkatkan kebijakan harga, kualitas produk dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen.
(31)
Rani Pusfita, 2015
METODE PENELITIAN
1.1Objek Penelitian
Penelitian ini mengungkapkan tentang kepuasan konsumen di Restoran Kambing Bakar Cairo Bandung. Dalam penelitian ini variabel yang di teliti adalah promosi (promotion), persepsi harga (price), lokasi (Place), produk (product), proses (process), orang atau SDM (people), bukti fisik (physical evidence). Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah kepuasan konsumen pada Restoran Kambing Bakar Cairo.
1.2Subjek Penelitian
Peneliti memilih Restoran Kambing Bakar Cairo Bandung adalah karena berdasarkan survey pra penelitian, diperoleh data bahwa Restoran Kambing Bakar Cairo bermasalah dalam kepuasan konsumen. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pengunjung yang tidak stabil dari bulan ke bulan. Pada penelitian ini, yang di jadikan sebagai subjek penelitian adalah para konsumen Restoran Kambing Bakar Cairo.
3.3 Metode Penelitian
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan kuantitatif. Metode deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran dari variable penelitian (Sugiyono, 2003:11). Winarno (1991:140) mengemukakan ciri-ciri metode deskriptif, yaitu :
1. Merumuskan diri pada pemecahan masalah-masalah yang sedang diteliti pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang actual.
2. Data yang terkumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis (karena itu metoda ini disebut metoda analitik).
Sedangkan metode kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk mendapatkan hasil berupa angka atau jumlah dari hasil angket.
(32)
2
Rani Pusfita, 2015
1.4Populasi Dan Sampel 1.4.1 Populasi
Sugiyono (1997 : 57) memberikan pengertian bahwa : “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Nazir (1983 : 372) mengatakan bahwa,
“populasi adalah berkenaan dengan data, bukan orang atau bendanya.” Nawawi
(1985 :141) menyebutkan bahwa, “populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif
daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap.”
Sedangkan ridwan dan tita lestari (1997:3) mengatakan bahwa “populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek
penelitian.”
Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa : “populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat- syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.
Dari pengertian di atas, yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah konsumen Kambing Bakar Cairo Bandung. Berikut cabang-cabang yang sampai saat ini telah berdiri:
1. Jl. Gegerkalong – Bandung 2. Jl. Pelajar Pejuang – Bandung 3. Jl. Kopo Sayati – Bandung 4. Cimahi – Bandung
5. Jl. Cihampelas – Bandung
Alasan pengambilan populasi sebagai subjek penelitian adalah karena berdasarkan survey pra penelitian, konsumen Kambing Bakar Cairo Bandung merupakan konsumen yang relatif rutin melakukan pembelian, sehingga subjek mengetahui informasi- informasi relevan dan umum tentang permasalahan. Berikut adalah tabel populasi Kambing Bakar Cairo.
(33)
Rani Pusfita, 2015
Tabel 3.1
Jumlah Pengunjung Kambing Bakar Cairo Bandung Periode Januari 2013 – Desember 2014
Bulan Cb. Kopo Sayati
Cb. Pelajar Pejuang
Cb. Geger Kalong
Cb.
Cimahi Cb. Cihampelas Total
Rata- rata perhari
Jan-13 4.680 4.689 4.500 - - 13.869 462
Feb-13 2.560 3.767 4.100 - - 10.427 347
Mar-13 2.000 4.354 4.125 4.416 - 14.895 496
Apr-13 2.400 4.567 3.985 3.968 - 14.920 497
Mei-13 1.600 4.878 4.212 4.128 - 14.818 493
Jun-13 1.920 4.127 4.773 3.712 - 14.532 484
Jul-13 1.760 5.001 5.012 3.424 4.448 19.645 654
Agust-13 960 4.327 4.830 3.744 4.576 18.437 614
Sep-13 1.440 4.234 4.225 4.064 4.384 18.347 611
Okt-13 2.040 4.560 4.640 3.698 4.577 19.515 650
Nop-13 1.280 4.000 4.800 2.020 4.012 16.112 537
Des-13 1.320 4.040 4.160 3.092 4.325 16.937 564
Jan-14 1.400 4.160 4.480 3.000 4.567 17.607 586
Feb-14 1.380 4.320 3.960 2.012 4.056 15.728 524
Mar-14 1.450 3.360 3.520 2.101 4.156 14.587 486
Apr-14 1.201 4.600 3.840 3.021 3.089 15.751 525
Mei-14 1.340 3.760 4.160 2.014 3.992 15.266 508
Jun-14 1.220 4.400 4.760 3.012 4.235 17.627 587
July 14 2.012 3.200 3.680 3.076 4.672 16.640 554
Agust-14 1.987 3.245 4.240 2.012 4.034 15.518 517
Sep-14 9.70 3.721 4.120 2.077 4.091 14.979 499
Okt-14 996 2.021 3.578 2.056 4.097 12.748 424
Nop-14 999 1.201 4.017 2.031 3.978 12.226 407
Des-14 1.002 987 3.921 2.011 3.567 11.488 382
Sumber: Pemilik Kambing Bakar Cairo (data diolah)
1.4.2 Sampel
Menurut sugiono (2008:62) menyatakan bahwa :”Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel”. Untuk menentukan sampel yang akan di
gunakan dalam penelitian ada berbagai macam teknik sampling.
Pada penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah probability
sampling yang mana dalam teknik ini teknik sampling yang memberikan peluang
yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi sampel, atau pengambilan sempel secara random atau acak. Sedangkan teknik
(34)
4
Rani Pusfita, 2015
pengambilan sampelnya menggunakan teknik Sampling Acak Stratifikasi (Proportoinate Stratified Random Sampling ) adalah teknik yang digunakan apabila populasi memiliki anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Untuk menentukan sampel dari populasi yang telah ditetapkan perlu dilakukan suatu pengukuran yang dapat menghasilkan jumlah n. Teknik yang dipergunakan dalam menentukan besarnya ukuran sampel yang diteliti salah satunya adalah dengan menggunakan rumus Umar dalam Sugiyono (2012:74) yaitu ukuran sampel merupakan perbandingan dan ukuran populasi dengan presentase kelonggaran ketidaktelitian, karena kesalahan dalam pengambilan sampel yang masih ditolelir atau diinginkan, maka taraf kesalahan yang ditetapkan adalah sebesar 10%.
Dengan :
N = Ukuran sampel minimun
N = Ukuran Populasi
e = Kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat di tolerir. (e=0,1)
Untuk jaminan ada baiknya sampel ditambah sedikit lagi dari jumlah
matematik. Adapun perhitungan jumlah sampel yang diperlukan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
N = 399669 e = 10% = 0,1
Maka n = 399669
1 + 399669 (0,1)²
= 399669
(35)
Rani Pusfita, 2015
Ni x n
Ni =
N
= 399669
3996,7
= 99,9 ~ 100
3.4.2.1 Tehnik Penarikan Sampel
Tehnik sampling (penarikan sampel) yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah tehnik Probability Sampling jenis Proportionate Stratified
Random Sampling. Proportionate Stratified Random Sampling yaitu merupakan
tehnik pengambilan sampel anggota populasi yang dilakukan dengan memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Tehnik sampling ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata secara proposional. Rumus Proportionate Stratifed Random Sampling adalah : (Sugiyono, 2007:75)
Keterangan : Ni = Ukuran tiap strata sample Ni = Ukuran tiap strata populasi n = Ukuran (total) sample N = Ukuran (total) populasi
Berikut ini adalah tehnik penarikan sampel dengan Proportionate Stratifed
(36)
6
Rani Pusfita, 2015
Tabel 3.2
Proportionate Stratifed Random Sampling
No Cabang Restoran Kambing Bakar Cairo
Sampel
1. Kopo Sayati 48850 x 100
= 12,22 12 399669
2. Pelajar Pejuang 100277 x 100
= 25,09 25 399669
3. Geger Kalong 110997 x 100
= 27,77 28 399669
4. Cimahi 64689 x 100
= 16,1 16 399669
5. Cihampelas 74856 x 100
= 18,72 19 399669
JUMLAH 100
Sumber : pengolahan data maret 2014
1.5 Operasionalisasi Variabel
Untuk menghindari kekeliruan dalam menafsirkan masalah, maka dalam penelitian ini penulis membatasi variabel yang akan diukur. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini meliputi promosi (promotion), persepsi harga (price), lokasi (Place), produk (product), proses (process), orang atau SDM (people), bukti fisik (physical evidence).
Variabel harus didefinisikan secara operasional agar lebih mudah dicari hubungannya antara satu variable dengan lainnya dan pengukurannya. Tanpa operasionalisasi variabel, peneliti akan mengalami kesulitan dalam menentukan pengukuran hubungan antar variable yang masih bersifat konseptual.
(37)
Rani Pusfita, 2015
Menurut Indriantoro dan Supomo (2002:69) Definisi Operasional Variabel adalah penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diamati dan diukur dengan menentukan hal yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Sugiyono (2004:31), definisi operasional adalah penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk meneliti dan mengoperasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik.
Variabel penelitian adalah sesuatu yang berbentuk apa saja ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti dibagi menjadi dua kelompok Sugiyono (2006), yaitu:
1. Variabel bebas (independent variable)
Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab terjadinya perubahan atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya (X) adalah promosi (promotion), persepsi harga (price), lokasi (Place), produk (product), proses (process), orang atau SDM (people), bukti fisik (physical
evidence)
2. Variabel Terikat (dependent variable)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai variabel terikat (Y) adalah kepuasan konsumen.
(38)
8
Rani Pusfita, 2015
Tabel 3.3
Operasionalisasi Variabel
Variabel Dimensi Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep Analitis Skala
Bauran Pemasaran (X)
Bauran pemasaran
adalah seperangkat
variabel pemasaran
yang dapat dikuasai oleh perusahaan dan
digunakan untuk
mencapai tujuan dalam
sasaran (Djaslim,
Saladin 2006:5)
Jumlah skor skala perbedaan
likert presepsi pelanggan
terhadap bauran pemasaran yang diberikan oleh restoran, meliputi : - Product - Harga - Promosi - Tempat - Orang - Proses
- Bukti Fisik
Data yang diperoleh dari
pelanggan yang telah
mengunjungi restoran,
meliputi: - Product - Harga - Promosi - Tempat - Orang - Proses
- Bukti Fisik
Interval
Product (Product) (x1)
A product is anything that can be offered to a market to satisfy a want or need. Product that are marketed include physical goods, services, experiences, events, persons, places, properties,
organizations,
information and ideas
(Kotler, 2000:394)
Jumlah skor skala perbedaan
likert presepsi pelanggan
terhadap product yang
diberikan oleh restoran,
meliputi :
1. Performance, yaitu merupakan tampilan dari produk yang menarik. 2. Feature, yaitu banyak
macam menu yang
bervariasi.
3. Reliability, yaitu tingkat
kebersihan dari suatu
produk.
4. Conformance, yaitu aroma
dari produk yang
menggugah selera makan.
5. Estetika, yaitu
karakteristik produk yang
Data yang diperoleh dari
pelanggan yang telah
mengunjungi restoran,
meliputi:
a. Warna dan penampilan
dari makanannya yang
menarik.
b. Menu yang disediakan
banyak macamnya /
bervariasi.
c. Produk yang diberikan
bersih dan sesuai
kematangannya.
d. Aroma makanan yang
sedap menggugah selera makan.
e. Temperatur makanan saat
disajikan yang tepat.
f. Porsi makanan dan
(39)
Rani Pusfita, 2015
subjektif.
6. Perceived quality, yaitu
perasaan pelanggan saat
mengkonsumsi produk
tersebut.
minuman sesuai.
g. Rasa makanan dan
minuman enak.
Harga (price) (x2)
Harga (price) adalah
nilai yang
dipergunakan dalam
jual beli (Buchari
Alma (2007:167))
tujuan penetapan harga
adalah :berorientasi
pada harga,
berorientasi pada
volume, berorientasi
pada citra, beorientasi
pada stabilitas
harga.(Tjiptono(1995: 118)).
Jumlah skor skala perbedaan
likert presepsi pelanggan
terhadap harga suatu produk
atau pelayanan yang
diberikan oleh restoran,
meliputi :
1. Kesesuaian harga dengan
rasa makanan.
2. Kesesuaian harga dengan
porsi makanan yang
diberikan.
3. Kesesuaian harga dengan
pelayanan yang
diberikan.
Data yang diperoleh dari pelanggan yang telah mengunjungi restoran, meliputi:
a. Harga yang dibayarkan
sesuai dengan kualitas
produk (rasa
makanan,penampilan dan volume).
b. Harga yang dibayarkan
sesuai dengan porsi
makanan.
c. Harga yang dibayarkan
sesuai dengan pelayanan yang diberikan.
Interval
Promosi (promotion) (x3)
Promosi adalah salah
satu unsur dalam
bauran pemasaran
perusahaan yang
didayagunakan untuk memberitahukan,
membujuk, dan
mengingatkan tentang
produk perusahaan.
(William J. Staton et,
yang dikutip oleh
Djaslim Saladin
(2006:171))
Jumlah skor skala perbedaan
likert presepsi pelanggan
terhadap promosi yang
diberikan oleh restoran,
meliputi :
1. Daya tarik media promosi
yang digunakan
2. Kemudahan pelanggan
dalam memahami
informasi pada media promosi
Data yang diperoleh dari pelanggan yang telah mengunjungi restoran, meliputi:
a. Tingkat daya tarik
konsumen terhadap media promosi
b. Tingkat kemudahan
konsumen memahami media promosi
(40)
10
Rani Pusfita, 2015 Tempat
(Place) (x4)
Place dalam service
merupakan gabungan
antara lokasi dan
keputusan atas saluran distribusi, dalam hal
ini berhubungan
dengan bagaimana
cara penyampaian jasa konsumen dan dimana lokasi yang strategis (Lupiyaoadi, 2001:61)
Jumlah skor skala perbedaan
likert presepsi pelanggan
terhadap tempat restoran, meliputi :
1. Kemudahan konsumen
dalam mencapai lokasi perusahaan
2. Kemudahan konsumen
untuk mendapatkan
tempat parkir
Data yang diperoleh dari
pelanggan yang telah
mengunjungi restoran,
meliputi:
a. Tingkat kemudahan
konsumen dalam
mencapai restoran
Kambing Bakar Cairo
b. Tingkat kemudahan
konsumen untuk
mendapatkan tempat
parkir
Interval
Orang (people)
(x5)
Partisipan atau orang (people) adalah semua
pelaku yang
memainkan sebagian
penyajian jasa dan
karenanya mempengaruhi
persepsi pembeli.
(Yazid, 2001:20)
Jumlah skor skala perbedaan
likert presepsi pelanggan
terhadap kualitas suatu
pelayanan yang diberikan oleh restoran, meliputi :
1. Tangible : yaitu
penampilan yang rapi,
bersih dan menarik. 2. Reliability : yaitu
pelayanan dengan baik dan sesuai dengan pesanan. 3. Responsiveness : yaitu
cepat tanggap, merespon langsung yang diminta
atau dibutuhkan
pelanggan.
4. Assurance : yaitu sikap
yang ramah kepada
pelanggan dan memiliki pengetahuan yang baik terhadap produk makanan
dan minuman yang
ditawarkan.
Data yang diperoleh dari
pelanggan yang telah
mengunjungi restoran,
meliputi:
a. Karyawan berpenampilan
rapi, bersih dan menarik.
b. Karyawan memberikan
pelayanan dan hidangan dengan baik sesuai dengan pesanan.
c. Karyawan merespon
langsung yang diminta oleh pelanggan.
d. karyawan memiliki sikap
yang ramah kepada pelanggan dan memiliki pengetahuan yang baik terhadap produk yang ditawarkan oleh restoran.
e. Karyawan memiliki sikap
yang peka terhadap
kebutuhan pelanggan.
(41)
Rani Pusfita, 2015
5. Emphaty : yaitu sifat yang
peka terhadap kebutuhan dan keinginan pelanggan. Proses
(process) (x6)
Proses merupakan
gabungan semua
aktivitas, umumnya
terdiri dari prosedur,
jadwal pekerjaan,
mekanisme, aktibitas dan hal- hal rutin, di mana jasa dihasilkan
dan disampaikan
kepada konsumen.
(Lupiyoadi, 2001:63)
Jumlah skor skala perbedaan
likert presepsi pelanggan
terhadap proses suatu
pelayanan yang diberikan oleh restoran, meliputi :
1. Kemudahan
prosedur pemesanan makanan
2. Tingkat kecepatan
dalam proses
pelayanan
Data yang diperoleh dari
pelanggan yang telah
mengunjungi restoran,
meliputi:
a. Kemudahan konsumen
saat memesan makanan
b. Tingkat kecepatan dalam
proses pelayanan
Bukti fisik (physical
evidence)
(x7)
Bukti fisik adalah
suatu lingkungan
dimana jasa tersebut
disampaikan dan
dimana perusahaan
dan konsumennya
berinteraksi atau
berhubungan serta
seluruh komponen
yang bersifat nyata
yang memfasilitasi
pelaksanaan atau
komunikasi jasa.
(Zeithmal and Beitner yang di kutip oleh Jacob Ganef, 2003:6)
Jumlah skor skala perbedaan
likert presepsi pelanggan
terhadap bukti fisik yang ada di restoran, meliputi :
1. Kenyamanan konsumen
saat berada di restoran Kambing Bakar Cairo Bandung
2. Kelengkapan saran dan
prasarana
3. Kebersihan lingkungan
Data yang diperoleh dari
pelanggan yang telah
mengunjungi restoran,
meliputi:
a. Tingkat kenyamanan
konsumen saat berada di Restoran Kambing Bakar Cairo
b. Tingkat kelengkapan
Sarana dan Prasarana di restoran Kambing Bakar Cairo
c. Tingkat kebersihan
makanan serta lingkungan
di restoran Kambing
Bakar Cairo interval Kepuasan Konsumen (Y) Kotler (2000) mengatakan bahwa kepuasan konsumen merupakan tingkat perasaan seseorang setelah
Jumlah skor skala perbedaan
likert presepsi pelanggan
terhadap kepuasan konsumen di restoran, meliputi :
1. Kepuasan dengan Product
(produk) di Kambing
Data yang diperoleh dari
pelanggan yang telah
mengunjungi restoran,
meliputi:
1. Kepuasan dengan Product
(42)
12
Rani Pusfita, 2015
1.6Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data 1.6.1 Sumber Data
Sumber data yang dimaksud di dalam penelitian ini adalah subjek dimana data tersebut diperoleh. Sumber data penelitian ini adalah data- data yang diperlukan dalam penelitian ini. Sumber data yang digunakandalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti untuk menjawab masalah dan tujuan penelitian yang dilakukan dalam penelitian dengan menggunakan metode berupa survey ataupun observasi.
Data sekunder merupakan struktur data historis mengenai variabel- variabel yang telah dikumpulkan dan di input sebelumnya oleh pihak lain. Data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:
membandingkan antara kinerja produk yang ia rasakan dengan harapannya. Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen adalah respon terhadap evaluasi ketidaksesuaian atau diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaian (Tse dan Wilson dalam Nasution, 2004)
Bakar Cairo
2. Kepuasan dengan Price
(Harga) di Kambing
Bakar Cairo
3. kepuasan dengan
Promotion (Promosi) di Kambing Bakar Cairo
4. Kepuasan dengan Place
(Tempat) di Kambing Bakar Cairo
5. Kepuasan dengan People
(orang/Karyawan) di
Kambing Bakar Cairo
6. Kepuasan dengan Process
(proses pemesanan) di Kambing Bakar Cairo
7. Kepuasan dengan
Physical Evidence (Bukti Fisik/sarana prasarana) di Kambing Bakar Cairo
Bakar Cairo
2. Kepuasan dengan Price
(Harga) di Kambing
Bakar Cairo
3. kepuasan dengan
Promotion (Promosi) di Kambing Bakar Cairo
4. Kepuasan dengan Place
(Tempat) di Kambing Bakar Cairo
5. Kepuasan dengan People
(orang/Karyawan) di
Kambing Bakar Cairo
6. Kepuasan dengan
Process (proses
pemesanan) di Kambing Bakar Cairo
7. Kepuasan dengan
Physical Evidence (Bukti Fisik/sarana prasarana) di Kambing Bakar Cairo
(43)
Rani Pusfita, 2015
Tabel 3.4
Jenis dan Sumber Data
No Data Penelitian Jenis Data Sumber data
1. Data Jumlah konsumen
Restoran Kambing Bakar Cairo Bandung
Data Sekunder Manajemen Restoran
Kambing Bakar Cairo
2. Data perkembangan restoran di Kota Bandung
Data Sekunder Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bandung 3. Gambaran mengenai promosi
(promotion), persepsi harga (price), lokasi (Place), produk (product), proses (process), orang atau SDM (people), bukti fisik (physical evidence)
Data Primer Responden atau
konsumen di
Restoran
Kambing Bakar Cairo
4. Kepuasan Konsumen Restoran Kambing Bakar Cairo Bandung
Data Primer Responden atau
konsumen di
Restoran
Kambing Bakar Cairo
3.6.2 Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang dapat diuji kebenarannya dan sesuai dengan masalah yang diteliti secara lengkap maka digunakan teknik sebagai berikut: 1. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2004). Dalam penelitian ini kuesioner dibuat dengan menggunakan pertanyaan tertutup dan terbuka. Pengukuran variabel menggunakan skala interval, yaitu alat pengukur yang dapat
(44)
14
Rani Pusfita, 2015
menghasilkan data yang memiliki rentang nilai yang mempunyai makna dan mampu menghasilkan measurement yang memungkinkan perhitungan rata-rata, deviasi standar, uji statistik parameter, korelasi dan sebagainya (Ferdinand, 2006). Skala pengukuran menggunakan skala likert. Jawaban diberi nilai 1 sampai dengan nilai 5.
Tanggapan yang paling positif (maksimal) diberi nilai paling besar dan tanggapan yang paling negative (minimal) diberi nilai paling kecil. Berikut adalah contoh dari kategori agree-disagree scale:
1 2 3 4 5
Sangat tidak setuju Sangat setuju 2. Wawancara ( Interview )
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara langsung dengan responden secara sistematis sesuai dengan tujuan penelitian.
3. Observasi
Observasi merupakan metode penelitian dimana peneliti mengamati secara langsung objek penelitian, guna menambah data dan informasi yang diperlukan.
4. Studi Kepustakaan
Yaitu dengan membaca dan mempelajari berbagai buku dan literatur lainnya yang berkaitan dengan topik dalam penelitian ini.
5.Angket
Suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan angket atau kuesioner yang akan terlihat jumlah dari hasil yang diteliti.
6. Eksplorasi Dokumen
Suatu cara pengumpulan data dengan melihat langsung dokumen-dokumen yang bersangkutan dengan penelitian.
1.7.Teknik Pengolahan Data
Setelah di peroleh keterangan dan data yang lengkap dari objek penelitian, maka langkah- langkah yang perlu dilakukan adalah pengolahan data, yaitu meliputi:
(45)
Rani Pusfita, 2015
a.Menyeleksi data, yaitu melihat atau memeriksa kesempurnaan kejelasan mengenai benar dan tidaknya penulisan data.
b.Mentabulasi data, yaitu Tabulasi data merupakan langkah memasukkan data berdasarkan hasil penggalian data di lapangan
c.Analisis data, bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan hubungan antar variabel penelitian dengan teknik analisis data
d.Pengujian hipotesis
e.Menarik kesimpulan dan data
3.8 Teknik Analisis Data
Supaya data yang telah dikumpulkan dapat bermanfaat, maka data harus diolah dan dianalisis sehingga dapat digunakan untuk mengintepretasikan, dan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa Deskriptif dan analisa Kuantitatif.
1.8.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah suatu cara analisis yang berusaha mengubah kumpulan data mentah menjadi bentuk atau gambaran yang mudah dimengerti/dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas dan analisis deskriptif berusaha memberikan gambaran hasil yang mudah dipahami. Analisis perbandingan bertujuan untuk menguji ada atau tidaknya perbedaan nilai antara dua kelompok yang diteliti, kelompok disini bisa berupa kelompok responden maupun kelompok jawaban (Istijanto : 107). Macam- macam analisis perbandingan diantaranya adalah : Uji-t dan analisis varians (ANOVA).
Analisis deskriptif tujuannya adalah menerangkan dan mengumpulkan fakta-fakta yang diteliti mengenai pengaruh koordinasi terhadap peningkatan kualitas pelayanan publik, dengan kata lain penelitian ini menjelaskan pengaruh variabel yang diteliti melalui pengolahan data dari data mentah berupa hasil kuisioner menjadi suatu bentuk informasi/gambaran yang mudah dimengerti. Selain itu penelitian ini juga menggunakan pendekatan metode
(46)
16
Rani Pusfita, 2015
penelitian perbandingan, diantaranya dengan melakukan analisis Uji-t yang bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh variabel koordinasi terhadap peningkatan kualitas pelayanan publik secara parsial dan menggunakan analisis varians untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh variabel koordinasi terhadap kepuasan konsumen secara menyeluruh.
1.8.2 Analisis Kuantitatif
Analisa kuantitatif adalah metode analisa data dengan menggunakan perhitungan-perhitungan. Dalam analisis kuantitatif ini digunakan penentuan
score / nilai dengan mengubah data yang bersifat kualitatif (dalam bentuk
pemberian kuesioner kepada responden) ke dalam bentuk kuantitatif (Hadi, 1994:202). Kegiatan menganalisis data dalam penelitian ini meliputi beberapa tahap dasar (Santoso dan Tjiptono, 2001:52), tahap tersebut diantaranya : 1. Proses Editing
Tahap awal analisis data adalah melakukan edit terhadap data yang telah dikumpulkan dari hasil survey lapangan. Pada prinsispnya proses
editing data bertujuan agar data yang nanti di analisis telah akurat dan
lengkap.
2. Proses Coding
Proses pengubahan data kualitatif menjadi angka dengan mengklasifikasi jawaban yang ada menurut kategori-kategori yang penting (pemberian kode). Dalam penelitian ini adalah pemberian kode dengan angka pada data responden yaitu nama, alamat, jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendapatan per bulan, frekuensi pembelian, dan melakukan pembelian dengan.
3. Proses Scoring
Proses penentuan skor atas jawaban responden yang dilakukan dengan membuat klasifikasi dan kategori yang cocok tergantung pada anggapan atau opini responden. Dalam penghitungan scoring digunakan skala Likert yang pengukurannya sebagai berikut ( Sugiyono, 2004 : 87 ) :
a. Skor 5 untuk jawaban sangat setuju b. Skor 4 untuk jawaban setuju
(47)
Rani Pusfita, 2015
c. Skor 3 untuk jawaban netral d. Skor 2 untuk jawaban tidak setuju e. Skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju
Dalam penelitian ini, skala Likert digunakan untuk menjawab dan mengukur kesetujuan konsumen pada pertanyaan penelitian tertutup.
4. Tabulasi
Menyajikan data-data yang diperoleh dalam tabel, sehingga diharapkan pembaca dapat melihat hasil penelitian dengan jelas. Setelah proses tabulasi selesai, kemudian data-data dalam tabel tersebut akan diolah dengan bantuan
software statistik yaitu SPSS 16.0
3.9 Teknik Pengujian Instrumen
Agar data yang telah dikumpulkan dapat bermanfaat bagi penelitian maka data haruslah dianilisis sedemikian rupa sehingga dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan. Adapun metode analisis data yang akan digunakan adalah analisis regresi berganda. Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan salah satu atau lebih variabel independent (variabel bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan meprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui ( Ghozali, 2006). Tahap-tahap dalam analisis ini yaitu ;
3.9.1 Uji Validitas
Menurut Sugiyono, validitas menunjukan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Untuk mencari nilai validitas disebuah item, kita mengkorelasikan skor item dengan total item – item tersebut. Jika koefisien korelasinya sama atau diatas 0,3 maka item tersebut dinyatakan valid. Tetapi apabila nilai korelasinya dibawah 0,3 maka item tersebut dinyatakan tidak valid.
Untuk kevalidan dari item kuisioner digunakan metode koefisien korelasi
(48)
18
Rani Pusfita, 2015
dihasilkan oleh masing – masing responden (Y) dengan skor masing-masing item, yaitu dengan rumus:
xy =
nΣxy − Σ � Σ � (�Σ �2−
� 2)(�Σ �2− � 2) Keterangan :
r xy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
n = jumlah responden
∑XY = jumlah hasil kali skor X dan Y setiap responden
∑X = jumlah skor X
∑Y = jumlah skor Y
(∑X)2
= Kuadrat jumlah skor X
(∑Y)2
= Kuadrat jumlah skor Y
Dilanjutkan dengan t-test dengan menggunakan rumus berikut ini:
keterangan: t = Nilai thitung
r = koefisien korelasi hasil rhitung n = jumlah responden
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan tabel distribusi t, untuk taraf
nyata α = 0.05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2) dan menggunakan kaidah
keputusan,
jika thitung> ttabel berarti valid, sebaliknya thitung< ttabel berarti tidak valid
Untuk mengadakan interprestasi mengenai besarnya koefisien korelasi, dapat dilihat pada table dibawah ini :
(49)
Rani Pusfita, 2015
1. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika rhitung > rtabel
2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika rhitung < rtabel
Tabel 3.5
Hasil Pengujian Validitas
No Item Pernyataan Nilai r
hitung
Nilai r
tabel Keterangan Product (x1)
1 Warna dan penampilan dari makanannya yang menarik 0,559868 0,196551 Valid
2 Menu yang disediakan banyak macamnya /bervariasi. 0,557805 0,196551 Valid
3 Produk yang diberikan bersih dan sesuai kematangannya 0,593926 0,196551 Valid
4 Aroma makanan yang sedap menggugah selera makan. 0,617859 0,196551 Valid
5 Temperatur makanan saat disajikan yang tepat. 0,591907 0,196551 Valid
6 Porsi makanan dan minuman sesuai. 0,569852 0,196551 Valid
7 Rasa makanan dan minuman enak. 0,55763 0,196551 Valid
Price (x2)
9 Harga yang dipatok sesuai dengan kualitas produk (rasa,
penampilan, volume) 0,797306292 0,196551 Valid
10 Porsi yang diberikan sesuai dengan harga 0,652799203 0,196551 Valid
11 Saya membayar kewajiban sesuai dengan layanan yang
saya terima 0,786416771 0,196551 Valid
Promotion (x3)
12 media promosi restoran kambing bakar cairo sangat
menarik 0,875184 0,196551 Valid
13 promosi yang ada di restoran kambing bakar cairo sangat
mudah dipahami 0,859768 0,196551 Valid
Place (x4)
14 Restoran Kambing Bakar Cairo memiliki lokasi yang
mudah dijangkau 0,819994 0,196551 Valid
15 Fasilitas parkir di Restoran Kambing Bakar Cairo
memadai 0,791681 0,196551 Valid
(50)
20
Rani Pusfita, 2015
16 Karyawan berpenampilan rapi, bersih dan menarik 0,675442 0,196551 Valid
17 Karyawan memberikan pelayanan dan hidangan dengan
baik sesuai dengan pesanan 0,660129 0,196551 Valid
18 Karyawan merespon langsung yang diminta oleh
pelanggan 0,69914 0,196551 Valid
19
karyawan memiliki sikap yang ramah kepada pelanggan dan memiliki pengetahuan yang baik terhadap produk yang
0,788895 0,196551 Valid
Process (x6)
20 Dalam pemesanan makanan prosedure nya mudah 0,849373 0,196551 Valid
21 Waktu yang saya habiskan untuk menunggu sampai
pesanan datang masih dalam batas toleransi 0,900466 0,196551 Valid
Physical Evidence (x7)
22 Saat saya berada di Restoran Kambing Bakar Cairo, saya
merasa nyaman 0,73263 0,196551 Valid
23 Restoran Kambing Bakar Cairo memiliki sarana dan
prasarana yang lengkap 0,710176 0,196551 Valid
24 Lingkungan di restoran kambing bakar Cairo bersih 0,649594 0,196551 Valid
Kepuasan Konsumen (y)
25 kepuasan pada Kualitas Produk (Product) 0,604973 0,196551 Valid
26 kepuasan pada Harga (Price) 0,534301 0,196551 Valid
27 kepuasan pada promosi (Promotion) 0,547223 0,196551 Valid
28 kepuasan pada Lokasi (Place) 0,508371 0,196551 Valid
29 kepuasan pada SDM (People) 0,474479 0,196551 Valid
30 kepuasan pada proses (Process) 0,487287 0,196551 Valid
31 kepuasan pada bukti fisik (Physical Evidence) 0,578094 0,196551 Valid
Sumber : data diolah mei 2014
Hasil pengujian validitas untuk 31 pertanyaan diketahui bahwa 31 pertanyaan berada pada tingkat kepercayaan 90%. Pertanyaan yang lolos uji validitas adalah seluruhnya, maka pertanyaan sebanyak 31 akan digunakan dalam penelitian.
(1)
30
Pada taraf tingkat kesalahan 0,1 dengan derajat kebebasan dk (n-2) serta uji pada satu pihak, yaitu pihak kanan. Secara sistematik dalam rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis sebagai berikut:
a. H0 : ρ ≤ 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara
promosi (promotion), persepsi harga (price), lokasi (Place), produk (product), proses (process), orang atau SDM (people), bukti fisik (physical evidence) terhadap kepuasan konsumen pada Restoran Kambing Bakar Cairo Bandung.
b. Ha : ρ > 0, artinya terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara
promosi (promotion), persepsi harga (price), lokasi (Place), produk (product), proses (process), orang atau SDM (people), bukti fisik (physical evidence) terhadap kepuasan konsumen pada Restoran Kambing Bakar Cairo Bandung.
(2)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Kesimpulan merupakan uraian tentang jawaban penulis atas rumusan masalah dan tujuan penelitian. Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian dan menganalisis data dari hasil penelitian adalah sebagai berikut : 1. Dalam kasus yang diteliti ini, penyebab permasalahan yang muncul adalah
kondisi restoran yang meliputi suasana yang kurang nyaman dan masih sangat minim dalam menonjolkan citra restoran itu sendiri. Dalam penelitian ini di temukan bahwa sarana dan prasarana yang ada di Restoran Kambing Bakar Cairo kurang lengkap. Padahal dalam landasan teori dijelaskan bahwa perusahaan jasa perlu mengembangkan pemahaman akan respon pelanggan terhadap berbagai aspek tata letak fasilitas jasa. Namun sarana dan prasarana yang ada di Restoran Kambing Bakar Cairo kurang lengkap dan kurang menarik, seperti Wc yang kurang bersih, westafel yang tidak dilengkapi dengan pengering tangan, meja yang tidak terlalu bersih , pelayanan yang kurang memuaskan dari karyawannya, dan ada juga responden yang mengatakan bahwa harga di Restoran Kambing Bakar Cairo tidak sesuai.
2. Pada pengujian hipotesis secara parsial diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variable product, price, place, promotion, people, process,
physical evidence terhadap kepuasan konsumen kambing bakar cairo di
bandung dengan arah positif. Besar pengaruh bauran pemasaran terhadap kepuasan konsumen di Kambing bakar cairo adalah sebesar 66,2% sedangkan sisanya 33,8% dipengaruhi faktor lain.
3. Selain itu juga, Dalam penelitian ini di temukan bahwa dalam bauran promosi Restoran Kambing Bakar Cairo tidak melakukan strategi pemasaran secara maksimal. Hal ini dapat dilihat dari hasil data yang di dapatkan dari observasi, angket dan wawancara bahwa dalam bauran promosi restoran kambing bakar cairo memiliki nilai yang kecil. Dalam
(3)
172
analisis bauran pemasaran juga di temukan bahwa restoran kambing bakar cairo tidak melakukan promosi secara maksimal dalam hal komunikasi pemasaran seperti periklanan, promosi penjualan, public relations, personal selling, dan online marketing. Sehingga konsumen tidak ramai- ramai mengunjungi Restoran Kambing Bakar Cairo Bandung. Maka dari itu, Restoran kambing bakar cairo harus melakukan strategi promosi pemasaran guna untuk meningkatkan volume penjualan. Dalam melakukan promosi agar dapat efektif perlu adanya bauran promosi, yaitu kombinasi yang optimal bagi berbagai jenis kegiatan atau pemilihan jenis kegiatan promosi yang paling efektif dalam meningkatkan penjualan.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dari penelitian ini, maka peneliti mengungkapkan beberapa saran sebagai masukan dan pertimbangan agar lebih bermanfaat serta dalam rangka meningkatkan minat pembelian di Restoran Kambing Bakar Cairo Bandung. Adapun saran-saran yang dikemukakan sebagai berikut ini.
1. Mengkomunikasikan lebih lanjut kepada pihak-pihak yang ahli di bidangnya untuk meningkatkan desain interior restoran agar memberikan kesan eksklusif, atmosfir yang nyaman serta menonjolkan
special theme dari restoran, hal itu akan mampu menunjang
peningkatan penjualan suatu restoran.
2. Perbaikan desain restoran untuk meningkatkan kenyamanan bagi para tamu yang datang.
3. Meningkatkan fasilitas dan pelayanan yang diberikan kepada konsumen sehingga para tamu yang datang merasa betah, dan juga menjadi nilai tambah bagi restoran.
4. Memantapkan konsep iklan dan pemasaran sehingga keunggulan-keunggulan restoran dapat dikomunikasikan dengan baik kepada calon konsumen.
(4)
173
6. Mempertahankan kualitas produk dengan melakukan pengontrolan secara periodik.
7. Menyediakan hot spot
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2003. Pemasaran Strategik Jasa Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Alma, Buchari. 2009. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:
Alfabeta.
Alma, Buchari, 2007. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.
Amir, M. Taufiq. 2005. Dinamika Pemasaran: Jelajahi & Rasakan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Engel JF, et al. 1994b. Perilaku Konsumen. Edisi Keenam Jilid 2. Jakarta: Binarupa Aksara.
Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi Analisis Multivariate. Semarang: Universitas Dipenogoro,
Guntur, Dr.Effendi M. SE. 2010, Strategi Kepuasan Pelanggan. Jakarta: CV sangung seto
Hasan, Ali. 2009. Marketing. Yogyakarta: MedPresss.
Hurriyati, Ratih. 2008. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung: Alfabeta
Kotler,Philip. 2000. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Prenhallindo.
Kotler, Philip dan Kevin L. Keller. 2009. Manajemen Pemasaran terj :Bob
Sabran, Edisi 13 jilid 1 dan 2. Erlangga
Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani, A. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa. Salemba Empat. Jakarta.
Prof.Dr.Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, Bandung : CV Saladin, Djaslim. 2002. Manajemen Pemasaran. Bandung : PT. Linda Karya. Setiadi, Nugroho J. 2009, Perilaku Konsumen. Jakarta: Kencana.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis, Bandung: CV. Alpha Betha.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta
(6)
Tjiptono, Fandy. 2002. Brand Management & Strategy. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: penerbit: Andi offset. Tjiptono, Fandy . 2005, Prinsip prinsip Total Quality Service, Yogyakarta:
penerbit andi offset.
Yoeti, A. OKA. 1982. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa. Yoeti, A. OKA. 1996. Pemasaran Pariwisata. Bandung : Angkasa.