PENGARUH PENGEMBANGAN PRODUK WISATA TERHADAP TINGKAT KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE MUSEUM MANDALA WANGSIT SILIWANGI.
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu WANGSIT SILIWANGI
(Survei Pada Pengunjung Rombongan Lembaga Sekolah)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pariwisata
Oleh:
ARYA NUGRAHA SOEPARDI 0800268
MANAJEMEN PEMASARAN PARIWISATA
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
PENGARUH PENGEMBANGAN PRODUK WISATA TERHADAP TINGKAT KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE MUSEUM MANDALA
WANGSIT SILIWANGI
Oleh
Arya Nugraha Soepardi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pariwisata
© Arya Nugraha Soepardi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
September 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu WANGSIT SILIWANGI
(Survei Pada Pengunjung Rombongan Sekolah)
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini Disetujui dan Disahkan Oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. H. Hari Mulyadi M.Si Bagja Waluya, S.Pd
NIP. 19590515 198601 1 001 NIP. 19721024 200112 1 003
Mengetahui,
Ketua Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia
HP. Diyah Setiyorini, MM NIP. 19761031 200812 2 001
Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis,
Arya Nugraha Soepardi NIM. 0800268
(4)
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Arya Nugraha Soepardi (0800268) “Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi ” (Survei Pada Pengunjung Rombongan Sekolah) dibawah bimbingan Dr. H Hari Mulyadi M.Si, dan Bagja Waluya S.Pd
Bandung mempunyai berbagai daya tarik wisata sejarah salah satunya.Museum Mandala Wangsit Siliwangi. Museum Mandala Wangsit Siliwangi memiliki daya tarik berupa koleksi benda yang digunakan oleh Pasukan Kodam Siliwangi pada masa kemerdekaan. Di tengah persaingan kunjungan ke museum di Kota Bandung, maka Museum Mandala Wangsit Siliwangi melakukan pengembangan terhadap produk wisatanya yang terdiri dari komponen atraksi dan lingkungan, layanan dan fasilitas, aksesibilitas, image dan persepsi, dan harga untuk mempengaruhi keputusan berkunjung dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah keunjungan museum tersebut sehingga dapat mengungguli jumlah kunjungan museum pada umumnya.
Berdasarkan penilaian pengunjung rombongan lembaga sekolah maka, pengembangan produk yang dilakukan Museum Mandala Wangsit Siliwangi belum maksimal dan ini terbukti dengan jumlah kunjungan museum tersebut masih di bawah rata-rata jumlah kunjungan museum di Kota Bandung pada umumnya, sehingga museum tersebut perlu meningkatkan pengembangan pada produk yang ditawarkan.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran pengaruh pengembangan produk wisata yang dilakukan Museum Mandala Wangsit Siliwangi terhadap keputusan berkunjung yang disertai tanggapan dari pengunjung rombongan lembaga sekolah.
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan metode
explanatory survey. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah simple random
sampling melalui pendekatan cross sectional method dan untuk teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi sederhana. Populasi pada penelitian ini adalah 40 pengunjung rombongan lembaga sekolah dengan jumlah sampel 30 pengunjung rombogan lembaga sekolah.
Berdasarkan hipotesis penelitian, maka pengembangan produk wisata mempunyai pengaruh terhadap keputusan berkunjung dan ini terbukti dari analisis koefisien korelasi antara pengembangan produk wisata dengan keputusan berkunjung yang mempunyai hubungan yang kuat.
(5)
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
Arya Nugraha Soepardi (0800268) "The Influence of Tourism Product
Development to Visit Decision Mandala Wangsit Siliwangi Museum” (Survey
Group Visitors of School) Under the guidance of Dr. H Hari Mulyadi, M.Si. and Bagja Waluya S.Pd.
Bandung has many tourist objects and attractions are one of history Mandala Wangsit Siliwangi Museum. Mandala Wangsit Siliwangi Museum has appeal in the form of a collection of objects used by the Regional Military Forces Siliwangi at the time of independence. In the competitive visit to the museum in the city of Bandung, then Mandala Wangsit Siliwangi Museum to develop the tourist product that consists of components and environmental attractions, services and facilities, accessibility, image and perception, and price to influence the decision to visit in order to increase the number of visit The museum so as to surpass the number of visits the museum in general.
Based on the assessment the school group visitors, product development Mandala Wangsit Siliwangi Museum do not maximized and is proven by the number of museum visits is still below the average number of visits museum in the city of Bandung in general, so that the museum needs to improve the development of the products offered.
This study was conducted to reveal the effect of tourism product development conducted Mandala Wangsit Siliwangi Museum the decision been accompanied by a response from the school group visitors.
This type of research is descriptive and explanatory verification using survey methods. The sampling technique used was simple random sampling approach to cross-sectional method and data analysis techniques used in this study is single regression. The population in this study were 40 school group visitors. with a sample size of 30 visitors group school.
Based on the research hypothesis, the development of tourism products have an influence on the decision to visit and this is evident from the analysis of correlation coefficients between the development of tourism products with the decision that has been a strong relationship.
(6)
i
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN KATA PENGANTAR
UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK
ABSTRACK
DAFTAR ISI………...i
DAFTAR TABEL………..v
DAFTAR GAMBAR………..viii
DAFTAR LAMPIRAN……….x
BAB I PENDAHULUAN………...1
1.1 Latar Belakang Penelitian………..1
1.2 Rumusan Masalah ...15
1.3 Tujuan Penelitian……….15
1.4 Kegunaan Penelitia...16
BAB IIKAJIAN PUSTAKAKERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS……….. 17
2.1 Kajian Pustaka………..17
2.1.1 Konsep Kepariwisataan……….….17
2.1.1.1 Konsep Pariwisata………...17
2.1.1.2 Prasarana dan Sarana pariwisata………...19
2.1.1.3 Konsep Pemasaran Pariwisata………...23
2.1.1.4 Konsep Destinasi………...24
2.1.1.5 Museum Sebagai Destinasi Pariwisata………..26
2.1.2 Pengembangan Produk Wisata………...28
(7)
ii
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2.1.2.2 Komponen Produk Wisata………...33
2.1.2.3. Karakteristik Produk Wisata………...26
2.1.2.4. Perbedaan Dimensi Produk Wisata dan Produk Umum…………..39
2.1.2.5. Kualitas Produk Wisata………41
2.1.3. Keputusan Berkunjung Bisnis..………....43
2.1.3.1. Pengertian Keputusan Berkunjung Bisnis………....43
2.1.3.2. Perilaku Wisatawan Bisnis………...46
2.1.3.3. Faktor yang Mempengaruhi Pengunjung Bisnis…………...49
2.1.3.4. Proses Keputusan Berkunjung Bisnis ………...………...49
2.1.3.5. Peran Dalam Proses Berkunjung Bisnis ………...53
2.1.3.6. Jenis Pengambilan Keputusan Berkunjung Bisnis ………...55
2.1.3.7.Dimensi Keputusan Berkunjung Bisnis………...57
2.1.4. Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Keputusan Berkunjung Bisnis ………...59
2.1.5. Orisinalitas Penelitian………61
2.2. Kerangka Pemikiran………..…..62
2.3. Hipotesis………...68
BAB IIIOBJEK DAN METODE PENELITIAN………...71
3.1. Objek Penelitian………..71
3.2. Metode Penelitian………....…71
3.2.1. Jenis dan Metode Penelitian………...…71
3.2.2. Operasional Variabel………..74
3.2.3. Jenis dan Sumber Data………...79
3.2.4. Populasi, dan Sampel. ………...80
3.2.4.1. Populasi………...80
3.2.4.2. Sampel……….81
3.2.4.3. Teknik Pengambilan Sampel………...82
(8)
iii
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3.2.5. Pengujian dan Hasil Validitas dan Realibilitas……….….88
3.2.5.1. Pengujian Hasil Validitas………...88
3.2.5.2. Pengujian Validitas atau Realibilitas dengan Menggunakan Program SPSS………....94
3.2.6. Rancangan Teknis Analisis Data dan Pengujian Hipotesis…………....95
3.2.6.1. Analisis Deskriptif………...95
3.2.6.2. Analisis Verifikatif………...96
3.2.6.3. Rancangan Analisis Regresi Sederhana………...97
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………..102
4.1 Profil Pengelola Objek dan Wisatawan Museum Mandala Wangsit Siliwangi………..102
4.1.1. Profil Bintaldam III/SiIliwangi………...102
4.1.1.1. Identitas Pengelola………..102
4.1.1.2.Sejarah Singkat dan Profil Bintaldam III/Siliwangi…….……...103
4.1.1.3. Profil Museum Mandala Wangsit Siliwangi………...104
4.1.1.4.Produk dan Jasa Yang Ditawarkan………...105
4.1.1.5. Pengembangan Produk Wisata Museum Mandala Wangsit Siliwangi………...109
4.1.2. Profil Pengunjung Museum Mandala Wangsit Siliwangi………111
4.1.2.1.Pengunjung dilihat dari Jenis Kelamin dan Usia………...111
4.1.2.2.Pengunjung Dilihat Dari Usia ………...111
4.1.2.3. Pengunjung Dilihat dari Status Marital………..112
4.1.2.4.Jumlah Siswa yang diajak berkunjung ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi………. ……….113
4.1.2.5. Pengunjung dilihat dari Pendidikan Terakhir dan Pekerjaan.…....114
4.1.2.6. Penilaian Pengunjung Terhadap Museum di Kota Bandung...115
(9)
iv
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4.1.2.7.Sumber Informasi Tentang Museum Mandala Wangsit
Siliwangi………...116
4.2. Pelaksanaan Pengembangan Produk Wisata Museum Mandala Wangsit Siliwangi………...117
4.2.1. Atraksi dan Lingkungan Destinasi………....117
4.2.2. Layanan dan Fasilitas Destinasi………....118
4.2.3. Aksesibilitas Destinasi……….. 121
4.2.4. Image dan Persepsi Destinasi………...123
4.2.5. Harga………...124
4.3. Pelaksanaan Keputusan Berkunjung ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi………...125
4.3.1. Pemilihan Produk dan Jasa………...126
4.3.2. Pemilihan Pemasok (Supplier) ……….128
4.3.3. Jumlah Kunjungan……….130
4.3.4. Persyaratan dan Waktu Kunjungan ………..131
4.3.5. Persyaratan Pelayanan………...132
4.4. Pengujian Pengaruh Pengembangan Produk Wisata terhadap Keputusan Berkunjung ke Museum Mandala wangsit Siliwangi………...133
4.4.1. Pengujian Asumsi Regresi………...133
4.4.1.1. Uji Normalitas………....133
4.4.1.2. Uji Heterokedasitas………135
4.4.1.3. Koefesien Korelasi dan Koefesien Determinasi………136
4.4.1.4. Pengujian Hipotesis Dan Uji Signifikansi Secara Simultan (Uji F)………...137
4.4.1.5. Pengujian Hipotesis dan Uji Signifikansi secara Parsial……...138
4.4.1.6. Model Regresi Sederhana Pengaruh Pengembangan Produk Terhadap Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi………...139
(10)
v
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian………...140
4.5.1. Rekapitulasi Tanggapan Rombongan Sekolah Terhadap Pengembangan Produk Wisata Museum Mandala Wangsit Siliwangi.….………..……..140 4.5.2. Rekapitulasi Tanggapan Pengunjung Rombongan Sekolah Terhadap Keputusan Berkunjung ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi……….…….143
4.5.3. Temuan Penelitian Bersifat Teoritis... ..145
4.5.4. Temuan Penelitian Bersifat Empiris………...146
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI……….....148
5.1. Kesimpulan………...148
5.2. Rekomendasi……….149
DAFTAR PUSTAKA……….151
LAMPIRAN DAFTAR TABEL No Judul Halaman Tabel 1.1 Perkembangan Wisatawan Nusantara (Wisnus)Di Indonesia Tahun 2007 – 2012 ………... 2
1.2 Jumlah Kunjungan Wisatawan Ke Museum Di Indonesia Pada Tahun 2009-2012………... .. 4
1.3 Jumlah Kunjungan Wisatawan Ke Objek Wisata Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2011………....…… 5
1.4 Daftar Nama-Nama Museum Di Provinsi Jawa BaratTahun 2011…. 6
(11)
vi
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1.6 Potensi Pariwisata Di Kota Bandung……… 8 1.7 Jumlah Kunjungan Wisatawan Ke Beberapa Museum Di Kota
Bandung Tahun 2012………... 9
1.8 Jumlah Pengunjung Yang Datang KeMuseum Mandala Wangsit
Siliwangi Tahun 2007-2012………. 10
1.9 Jumlah Rombongan Lembaga Sekolah Yang Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi Tahun 2008-2012………. 12 1.10 Pengembangan Produk Wisata Yang Dilakukan Museum Mandala
Wangsit Siliwangi………..……… 14
2.1 Siklus Hidup Destinasi……….. 29
2.2 Definisi Produk Wisata Menurut Para Ahli………... 32 2.3 Penelitian Yang Berkaitan Dengan Pengaruh Pengembangan Produk
WisataTerhadap Keputusan Berkunjung……… 61 3.1 Operasionalisasi Variabel……… 74
3.2 Jenis Dan Sumber Data……… 80
3.3 Kerangka Sampel Populasi Rombongan Sekolah Yang Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi Tahun 2012……….. 84 3.4 Daftar Sampel Rombongan Sekolah Yang Berkunjung Ke Museum
Mandala Wangsit Siliwangi Tahun 2012……… 85 3.5 Pedoman Untuk Memberikan InterpretasiKoefesien Korelasi……. 89 3.6 Hasil Uji Validitas Variabel (X) Pengembangan Produk Wisata dan
(12)
vii
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3.7 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel (X) Pengembangan Produk Wisata Dan Variabel (Y) Keputusan Berkunjung………. 93 4.1 Jenis Kelamin Pimpinan Rombongan Sekolah Yang Berkunjung Ke
Museum Mandala Wangsit Siliwangi……….. 111 4.2 Jenis Pimpinan Rombongan Sekolah Yang Berkunjung Ke Museum
Mandala Wangsit Dilihat Dari Pendidikan Terakhir Dan Pekerjaan … 114 4.3 Sumber Informasi Museum Mandala Wangsit Siliwangi………... 116 4.4 Atraksi Dan Lingkungan Wisata Dalam Pelaksanaan Pengembangan
Produk Wisata……….. 117
4.5 Layanan dan Fasilitas Dalam Pelaksanaan Pengembangan Produk
Wisata……… 119
4.6 Aksesibilitas Dalam Pelaksanaan Pengembangan Produk Wisata…... 121 4.7 Image Dan Persepsi Dalam Pelaksanaan Pengembangan Produk
Wisata………. 123
4.8 Biaya Dalam Pelaksanaan Pengembangan Produk Wisata………… 124 4.9 Pemilihan Produk dan Jasa Museum Mandala Wangsit Siliwangi….. 126 4.10 Pemilihan Pemasok Museum Mandala Wangsit Siliwangi………….. 128 4.11 Jumlah KunjunganMuseum Mandala Wangsit Siliwangi…………. 129 4.12 Persyaratan danWaktu Kunjungan Museum Mandala Wangsit
(13)
viii
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4.13 Jumlah Kunjungan Museum Mandala Wangsit Siliwangi………….. 132 4.14 Hasil Uji Normalitas Data Variabel Panelitian………... 133 4.15 Hasil Analisis Koefisien Korelasi DanKoefisien Determinasi…… 136
4.16 Hasil Output Anova……….. 137
4.17 Uji Koefisien Regresi……… 138 4.18 Rekapitulasi Tanggapan Dan Penilaian Pimpinan Rombongan
Lembaga Sekolah Terhadap Pengembangan Produk Wisata
Museum Mandala Wangsit Siliwangi………... 140 4.19 Rekapitulasi Tanggapan Dan Penilaian Pimpinan Rombongan
Lembaga Sekolah Terhadap Keputusan Berkunjung Ke Museum
Mandala Wangsit Siliwangi……….. 143
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman Gambar
(14)
ix
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2.1 Model Proses Prilaku Pembelian Bisnis……… 46 2.2 Pengaruh Dalam Perilaku Pembeli Bisnis………. 47
2.3 Proses Pembelian Bisnis………. …… . 50 2.4 Tipe Pengambilan Keputusan Berkunjung Bisnis……….. 56 2.5 Kerangka Pemikiran Penelitian Pengaruh Pengembangan Produk
WisataTerhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum
Mandala Wangsit Siliwangi………. 67 2.6 Paradigma Penelitian Pengaruh Pengembangan Produk
Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum
Mandala Wangsit Siliwang……….. 68 3.1 Regresi Sederhana Pengaruh Pengembangan Produk WisataTerhadap
Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit
Siliwangi………. 98
3.2 Diagram Jalur Hipotesis X………. 99 4.1 Jenis Pimpinan Rombongan Sekolah Museum Mandala Wangsit
Dilihat Dari Usia………. 112
4.2 Jenis Pimpinan Rombongan Sekolah Museum Mandala Wangsit Dilihat Dari Status Marital……… 112 4.3 Jumlah Siswa Diajak Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit
Siliwangi ………... 113
4.4 Jenis Pimpinan Pengunjung Rombongan Museum Mandala Wangsit Siliwangi Berdasarkan Pendidikan Terakhir Dan Pekerjaan ……… 115
(15)
x
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4.5 Penilaian Pimpinan Rombongan Sekolah Terhadap Museum Di Kota
Bandung ………. 115
4.6 Histogram Dependen Variable……….. 134
4.7 Normal Probability Plot………. 135
4.8 Uji Heterokedasitas……….. 135
4.9 Garis Kontinium Tanggapan Pengunjung Rombongan Sekolah Terhadap Pengembangan Produk Museum Mandala Wangsit Siliwangi………... 142 4.10 Garis Kontinium Tanggapan Pengunjung Rombongan Sekolah
Terhadap Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit
(16)
xi
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Kuesioner Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi Lampiran II : Hasil Koding Variabel Independen dan Dependen
Lampiran III : Hasil Hasil Pengolahan Data Dengan Program SPSS Lampiran IV : Lampiran Foto
(17)
1
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Pariwisata merupakan salah satu sektor penting untuk memajukan kegiatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat suatu negara, saat ini sektor pariwisata di setiap negara sedang mengalami perkembangan karena penduduk dunia yang melakukan perjalanan wisata bertambah banyak, dan hampir seluruh negara di dunia memiliki berbagai macam potensi pariwisata yang berkembang sehingga dapat dijadikan salah satu keunggulan suatu negara.
Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai potensi pariwisata yang unggul dan berkembang, sehingga sektor pariwisata di Indonesia saat ini dijadikan salah satu andalan sebagai penghasil devisa. Potensi pariwisata di Indonesia membentang dari Provinsi Nangroe Aceh Darussalam sampai Provinsi Papua dengan segala keanekaragaman objek pariwisata, yang disertai dengan berbagai atraksi seni dan budaya dan ketersediaan sarana dan prasarana sebagai pendukung pariwisata, sehingga berbagai potensi pariwisata tersebut dapat memberikan peluang kepada Indonesia untuk menempati urutan pertama sebagai negara dengan tingkat perkembangan pariwisata yang signifikan.
Pariwisata Indonesia tumbuh mengesankan selama tahun 2011, dan dari target wisatawan mancanegara (wisman) yang berjumlah 7,1 juta orang, dan
(18)
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Indonesia mampu mendatangkan wisman sebanyak 7,6 juta orang. Perolehan jumlah wisman tumbuh 8,5 % dibandingkan pada tahun 2010. Bahkan, kinerja pariwisata Indonesia mengalahkan dunia yang hanya tumbuh 4,5 %, (www.okezone.com, 6 Maret 2011). Sedangkan jumlah kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) di Indonesia mengalami perkembangan setiap tahunnya seperti yang tersaji pada Tabel 1.1.
TABEL 1.1
PERKEMBANGAN WISATAWAN NUSANTARA (WISNUS) DI INDONESIA TAHUN 2007 - 2012
Tahun Wisatawan Nusantara
(wisnus) (ribuan orang)
Rata-Rata Perjalanan
Pengeluaran Perjalanan (ribuan Rp) 2007 222,389 1,93 489,95
2008 225,041 1,92 547,43
2009 229,731 1,92 600,30
2010 234,377 1,92 641,76
2011 236,752 1,94 662,28
2012* 105,954 1.98 Belum Tersedia
Sumber: www.budpar.go.id, 2012 *: tahun 2012 sampai semester pertama
Tabel 1.1 menjelaskan dari tahun 2007-2011, jumlah kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) mengalami peningkatan dari tahun ke tahun secara bertahap yang disertai dengan jumlah pengeluaran mereka yang selalu meningkat, dan hal ini terjadi karena mereka membeli dan menggunakan banyak jasa pariwisata yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Pada tahun 2012 jumlah kunjungan wisatawan yang terdaftar pada www.budpar.go.id ini baru mencapai pada semester pertama.
(19)
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menetapkan tiga strategi promosi wisata di dalam negeri untuk memasarkan potensi pariwisata di Indonesia pada 2012. Kemenparekraf sudah menetapkan tiga strategi yakni sales mission atau direct selling, penyelenggaraan acara berskala nasional maupun internasional dan pergelaran festival serta pekan seni budaya langsung di daerah-daerah potensial. Tahun depan Kemenparekraf akan melakukan promosi yang lebih gencar mengingat target jumlah wisatawan mancanegara yang dipatok meningkat menjadi 8 juta orang sepanjang 2012 dan target itu naik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. (http://travel.okezone.com, 6 Maret 2012)
Sektor pariwisata sebagai salah satu motor pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Indonesia dan berbagai potensi pariwsata di Indonesia harus dipromosikan lebih gencar agar dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia. Museum merupakan salah satu potensi pariwisata di Indonesia yang menarik wisatawan karena museum mempunyai berbagai macam koleksi benda bersejarah dan hasil karya lainnya.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 Tahun 1995 tentang Pemeliharaan dan Pemanfaatan Bangunan Cagar Budaya (BCB), museum adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, dan pemanfaatan benda-benda bukti materil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian budaya bangsa. Keberadaan museum di Indonesia sudah ada sejak beberapa abad lalu namun banyak
(20)
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
masyarakat yang belum memanfaatkan museum sebagai sarana edukasi serta pengenalan budaya bangsa, dan keberadaan museum sejarah bangsa patut dikembangkan.
Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala melakukan revitalisasi museum dan mencanangkan program Tahunan Kunjungan Museum dan Kampanye yang
bertajuk ”Gerakan Nasional Cinta Museum” di penghujung tahun 2011 ini.
(www.sentrajakarta.com, 2 Desember 2011)
Pada tahun 2010 ditargetkan 6 revitalisasi museum, kemudian tahun 2011 revitalisasi 30 museum, dan revitalisasi 10 museum di tahun 2012, tahun 2013 sebanyak 15 museum dan pada tahun 2014 sebanyak 20 museum yang direvitalisasi. Gerakan revitalisasi ini adalah bagian dari kegiatan “Gerakan
Nasional Cinta Museum” periode 2010-2014 dengan diawali peluncuran Tahun Kunjung Museum (Visit Museum Year) 2010. Gerakan ini diluncurkan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar), tetapi Gerakan Nasional Cinta Museum ini hanya bersifat formalitas karena kurangnya kerjasama dan komunikasi dengan pihak pengelola museumnya sendiri. (http://mhs.blog.ui.ac.id, 20 Januari 2012). Jumah kunjungan wisatawan ke museum di Indonesia mengalami peningkatan secara perlahan seperti yang tersaji pada Tabel 1.2.
TABEL 1.2
JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN KE MUSEUM DI INDONESIA PADA TAHUN 2009-2012
No Tahun Jumlah (orang)
(21)
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2 2010 869.963
3 2011 1.146.122
4 2012 1.518.666
Sumber: Pengelola Museum Sri Baduga, 2012
Tabel 1.2 menjelaskan jumlah kunjungan wisatawan ke museum di Indonesia dari tahun 2009 sampai 2012 mengalami peningkatan secara perlahan, tetapi jumlah kunjungan museum di Indonesia masih rendah dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisatawan ke daya tarik wisata lainnya di Indonesia, dan hal ini terjadi karena mereka lebih tertarik dan berminat berkunjung ke daya tarik wisata lainnya di Indonesia dibandingkan berkunjung ke museum yang tampilannya
terlihat tidak “sumringah” serta sumber daya manusia yang dianggap kurang
professional.
Menurut Gunawan Ponco Putro selaku Kepala Museum Mpu Tantular bahwa tahun 2013 ini juga, tingkat kunjungan ke sejumlah museum di Indonesia masih dalam kategori sangat rendah, terutama dibandingkan dengan volume kunjungan wisata budaya dan sejarah di museum-museum luar negeri. "Dibanding dengan lokasi yang sama di luar negeri, tingkat kunjungan museum di Indonesia (http://www.antarajatim.com, 21 Maret 2013).
Jawa Barat salah satu provinsi di Indonesia memiliki berbagai macam daya tarik wisata dan jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung ke daya tarik wisata di Jawa Barat mengalami perkembangan setiap tahunnya seperti yang tersaji pada Tabel 1.3.
(22)
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN KE OBJEK WISATA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008-2011
Tahun Wisman Wisnus Jumlah Wisatawan
2008 227.068 23.859.547 24.086.615
2009 741.323 26.287.031 24.880.178
2010 729.987 25.549.941 26.279.928
2011 844.557 27.455.528 28.300.085
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat, 2012
Tabel 1.3 menunjukan jumlah kunjungan wisatawan ke objek wisata di Provinsi Jawa Barat baik, wisatawan nusantara (wisnus), maupun wisatawan mancanegara (wisman) selalu mengalami perkembangan setiap tahunnya, karena Provinsi Jawa Barat mempunyai daya tarik wisata yang menarik dan salah satunya museum yang menyimpan berbagai macam benda bersejarah yang disertai dengan keterangan berupa informasi tentang benda bersejarah tersebut. Museum di Jawa Barat banyak menyimpan bukti dan kisah sejarah kehidupan zaman dahulu seperti perjuangan para pahlawan dalam melawan penjajah.
TABEL 1.4
DAFTAR NAMA-NAMA MUSEUM DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2011
No Nama Museum Lokasi
1 Sri Baduga Jl.BKR No. 158 Bandung
2 Geologi Jl Dipenogoro No. 57 Kota Bandung
3 Virajati Jl. Gatot Subroto Sesko AD Kota Bandung
4 Konferensi Asia Afrika Jl. Asia Afrika No.5 Kota Bandung
5 Barli Jl. Prof Ir Sutami No 91. Kota Bandung
6 Wira Yuda Batara Jl. Setiabudhi No. 229 Kota Bandung 7 Mandala Wangsit Siliwangi Jl. Lembong No. 38 Kota Bandung 8 Pos Indonesia Jl. Cilaki No. 73 Kota Bandung 9 Margasatwa Tamansari Jl. Taman Sari Kota Bandung 10 Tanah Nasrek Jl. Ir. H Juanda No.98 Kota Bogor
11 Perjuangan Jl. Merdeka No. 56. Kota Bogor
12 Zoologi Jl. Ir. H Djuanda No. 9 Kota Bogor
(23)
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
14 Peta Jl. Jend. Sudirman Kota Bogor
15 Site Tambak Sari Ds. Tambaksari Kec. Tambaksari Kab. Ciamis 16 Sultan Sepuh Kasepuhan Jl. Komp Keraton Kasepuhan Kota Cirebon 17 Pusaka Kanoman Jl. Merdeka No. 28 Kota Cirebon
18 Kacirebonan Jl. Palasaren No.49 Kota Cirebon 19 Linggarjati Ds. Linggarjati Kab. Kuningan
20 Telaga Manggung Kab. Majalengka
21 Amerta Dirgantara Mandala Jl. Hanggar C Lanud Suryadarma Kab. Subang 22 Museum Rumah Sejarah Kabupaten Subang
23 Prabu Geusan Ulun Jl. Prabu Geusan Ulun no. 4 B Kab. Sumedang
24 Keramik Kab. Purwakarta
25 Percandian Batujaya Ds. Segaran Kec. Batujaya Kab. Karawang
26 Site Cipari Kab. Kuningan
27 Palangan B. Kokosan Jl. Siliwangi No. 75 Parung-Kuda Kab. Sukabumi
28 Secapa Polri Kota Sukabumi
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat, 2011
Tabel 1.4 menunjukan Provinsi Jawa Barat memiliki museum yang merupakan salah satu daya tarik wisata yang menyimpan berbagai macam benda bersejarah, hasil karya seni yang disertai berbagai informasi. Beberapa museum di Provinsi Jawa Barat dikunjungi banyak wisatawan, tetapi beberapa museum masih kurang diminati wisatawan, karena umumnya mereka menganggap museum merupakan bangunan yang menyimpan benda-benda kuno, dan sebagian museum kondisinya kurang terawat.
Kota Bandung merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Barat yang terkenal akan potensi pariwisatanya yang selalu dikunjungi wisatawan baik wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan nusantara (wisnus) seperti yang tersaji pada Tabel 1.5.
TABEL 1.5
JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA BANDUNG TAHUN 2008-2012
(24)
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 Wisman 175.111 185.076 228.449 225.585 176.855
Wisnus 4.320.634 4.822.532 4.951.439 6.487.239 5.080.584
Total 4.496.145 4.933.790 5.179.888 6.712.824 5.257.439
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, 2013
Tabel 1.5 menjelaskan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) yang berkunjung ke Kota Bandung dan selalu mengalami perkembangan dari tahun 2008-2011, tetapi pada tahun 2012, jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Bandung menurun drastis karena pada tahun tersebut keadaan infrastruktur menuju Kota Bandung kondisinya kurang baik dan terjadi banjir yang diakibatkan oleh hujan yang terus-menerus. Selain hal tersebut, jalan di Kota Bandung dalam kondisi macet sehingga mereka lebih berminat untuk mengunjungi daerah lain. Kota Bandung sebagai salah satu daerah tujuan wisata memiliki berbagai potensi pariwisata yang menarik dikunjungi wisatawan, dan potensi pariwisata di Kota Bandung diantara lain sebagai berikut:
TABEL 1.6
POTENSI PARIWISATA DI KOTA BANDUNG No Daya Tarik Wisata dan Tempat Hiburan Jumlah
1 Museum 20
2 Bangunan Cagar Budaya 201
3 Daya Tarik Wisata 11
4 Lapangan Golf 1
5 Galeri 6
6 Distro 7
7 Mall 11
8 Factory Outlet 9
9 Restaurant 167
10 Sentra Industri 7
11 Gedung Pertunjukan 10
(25)
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
13 Taman /Hutan Kota 8
14 Bioskop 11
15 Sauna dan Spa 9
16 Event 43
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, 2012
Tabel 1.6 menjelaskan potensi pariwisata di Kota Bandung yang menarik wisatawan berkunjung ke Kota Bandung, dan salah satu potensi pariwisata di Kota Bandung adalah museum yang menyimpan banyak kisah, bukti sejarah, hasil penelitian ilmiah yang dilakukan para ilmuwan, dan karya seni hasil para seniman.
Beberapa museum yang ada di Kota Bandung tersebut terdapat ilmu dan pengetahuan yang disertai koleksi benda, hasil karya seni, dan penelitian ilmiah, sehingga museum bisa dijadikan salah satu obyek wisata pendidikan dan sejarah. Setiap museum yang ada di Kota Bandung memiliki karakteristiknya masing-masing sesuai dengan jenis benda dan temanya masing-masing-masing-masing sehingga museum di Kota Bandung terdiri dari museum umum dan museum khusus.
Museum di Kota Bandung selalu dikunjungi oleh wisatawan dan beberapa museum di Kota Bandung yang dikunjungi wisatawan antara lain, Museum Pos Indonesia, Museum Geologi, Museum Konperensi Asia Afrika, Museum Mandala Wangsit Siliwangi, dan Museum Sri Baduga. Berikut Tabel 1.7 yang menjelaskan jumlah kunjungan wisatawan ke beberapa museum di Kota Bandung:
TABEL 1.7
JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN KE BEBERAPA MUSEUM DI KOTA BANDUNG TAHUN 2012
No Nama Museum Jumlah Kunjungan (orang)
(26)
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2 Museum Pos Indonesia 19.654
3 Museum Konferensi Asia Afrika 109.971
4 Museum Mandala Wangsit Siliwangi 9.731
5 Museum Sri Baduga 84.701
Total 483.110
Rata-Rata 96.622 Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, 2013
Tabel 1.7 menjelaskan jumlah wisatawan yang berkunjung ke beberapa museum di Kota Bandung pada tahun 2012, dengan jumlah 483.110 orang. Mereka berkunjung ke museum di Kota Bandung untuk melakukan perjalanan wisata pendidikan dan sejarah disertai dengan rasa ingin tahu yang artinya menambah pengetahuan, menghargai karya budaya bangsa dan rekreasi. Salah satu museum di Kota Bandung yang dikunjungi wisatawan adalah Museum Mandala Wangsit Siliwangi dengan jumlah kunjungan wisatawan terendah, dan Museum Mandala Wangsit Siliwangi perlu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan agar lebih bersaing dengan museum lainnya di Kota Bandung.
Museum Mandala Wangsit Siliwangi memiliki berbagai koleksi benda yang digunakan oleh pasukan Kodam Siliwangi, mulai dari senjata primitif seperti tombak, panah, keris kujang, dan bom molotov, sampai dengan senjata modern seperti panser rel (buatan Indonesia), meriam, dan kendaraan lapis baja. Museum ini juga memamerkan koleksinya secara out door, seperti berbagai peralatan perang yang diantaranya tank, panser, dan canon. Storyline atau jalan peristiwa tata pameran museum Mandala Wangsit Siliwangi terdiri dari peristiwa Palagan Bandung, Perang Kemerdekaan, dan Perang Pasca-Kemerdekaan yang disertai dengan keterangannya. Salah satu hal yang menarik dari Museum Mandala
(27)
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Wangsit Siliwangi yaitu berbagai koleksi benda beserta sejarahnya. Jumlah pengunjung yang datang ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya dan kenaikan jumlah pengunjung tersebut tidak selalu signifikan seperti yang tersaji pada Tabel 1.8.
TABEL 1.8
JUMLAH PENGUNJUNG YANG DATANG KE
MUSEUM MANDALA WANGSIT SILIWANGI TAHUN 2007-2012 Tahun
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Siswa (TK, SD, SMP, SMA)
2.570 4.567 4.938 3.174 4.106 8.335
Mahasiswa 139 768 538 321 388 516
Umum 723 828 789 1.913 1.170 500
TNI 537 329 276 1.291 1.059 213
Wisman 13 101 113 76 87 88
Jumlah 3.979 6.593 6.598 6.782 6.810 9.731 Persentase
Kenaikan (%)
65,7% 0,07 % 2,79% 0,41% 42,9% Sumber: Pengelola Museum Mandala Wangsit Siliwangi 2013
Tabel 1.8 menjelaskan jumlah pengunjung yang berkunjung ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi mengalami kenaikan yang sangat signifikan pada tahun 2008 dengan presentase kenaikan yang sangat besar sedangkan pada tahun 2008-2011, jumlah pengunjung tidak mengalami peningkatan yang signifikan seperti tahun sebelumnya, dan ini terbukti dengan penurunan jumlah persentase kenaikan jumlah pengunjung yang jauh lebih kecil. Penurunan jumlah persentase kenaikan kunjungan wisatawan ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi juga disebabkan oleh bertambahnya daya tarik wisata lainnya yang lebih menarik dan diminati wisatawan. Pada tahun 2012 jumlah pengunjung yang berkunjung ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi mengalami peningkatan dengan jumlah
(28)
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
persentase kenaikan yang cukup besar, dan ini terjadi karena banyak pengunjung yang mengisi liburan panjangnya dengan berkunjung ke museum, dan mereka didominasi oleh siswa. Selain itu, pihak Museum Mandala Wangsit Siliwangi melakukan kerjasama dengan pihak pemerintah dan swasta dalam menarik pengunjung yang lebih banyak dan waktu museum tersebut menerima dan melayani pengunjung ditambah menjadi setiap hari dari yang sebelumnya hanya menerima dan melayani pengunjung setiap hari Senin sampai Jumat.
Menurut Penata Museum Mandala Wangsit Siliwangi, Bapak Ucu beserta staf lainnya bahwa jumlah kunjungan wisatawan ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi, masih di bawah rata-rata jumlah kunjungan wisatawan ke museum di Kota Bandung, dan beliau beserta staf lainnya juga mengharapkan jumlah kunjungan wisatawan ke museum tersebut meningkat setiap tahunnya sesuai target yang diinginkan yaitu 10.000 pengunjung dan mengungguli rata-rata jumlah kunjungan wisatawan ke museum di Kota Bandung pada umumnya, tetapi pada faktanya jumlah kunjungan wisatawan ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi saat ini belum mencapai target yang diinginkan. (Wawancara dengan Staf Museum Mandala Wangsit Siliwangi, Januari 2013)
Pengunjung yang berkunjung ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi umumnya rombongan lembaga sekolah yang didampingi gurunya sebagai pihak yang mengambil keputusan berkunjung. Berikut jumlah rombongan lembaga sekolah yang berkunjung ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi.
(29)
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
JUMLAH ROMBONGAN LEMBAGA SEKOLAH YANG BERKUNJUNG KE MUSEUM MANDALA WANGSIT SILIWANGI TAHUN 2008-2012
Tahun Jumlah (orang)
Jumlah Rombongan (Sekolah)
2008 4.567 26
2009 4.938 30
2010 3.174 18
2011 4.106 23
2012 8.335 40
Sumber: Pengelola Museum Mandala Wangsit Siliwangi, 2013
Tabel 1.9 menjelaskan jumlah rombongan lembaga sekolah yang berkunjung ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi. Pada tahun 2008-2009 jumlah rombongan lembaga sekolah yang berkunjung ke museum tersebut mengalami peningkatan, tetapi pada tahun 2010 jumlah rombongan lembaga sekolah mengalami penurunan karena mereka lebih berminat berkunjung ke daya tarik wisata lain di Kota Bandung. Pada tahun 2011-2012, jumlah kunjungan rombongan lembaga sekolah mengalami peningkatan yang signifikan, karena mereka lebih sering mengisi waktu liburannya dengan berkunjung ke museum. Pada hal ini, guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) berperan sebagai pihak yang memutuskan rombongan lembaga sekolah untuk berkunjung ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi. Hal ini terjadi, karena keberadaan Museum Mandala Wangsit Siliwangi beserta isinya berkaitan dengan salah satu materi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Jumlah kunjungan ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi masih dibawah rata-rata dan tidak mencapai target karena Museum Mandala Wangsit Siliwangi kurang atraktif dengan pengelolaannya seadanya, dan ini terbukti dengan kondisi
(30)
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
fasilitas di museum tersebut tidak terawat seperti keadaan atap gedung museum yang mulai runtuh dan bocor, serta penerangan lampu yang kurang jelas atau redup sehingga dapat mengganggu kenyamanan pengunjung yang datang ke museum tersebut dan dengan keadaan museum yang seperti ini, dikhawatirkan akan mengurangi minat serta jumlah pengunjung yang berkunjung ke museum tersebut. Beberapa pengunjung juga berkomentar Museum Mandala Wangsit Siliwangi kurang sekali mendapatkan perawatan, dan ini dibuktikan dengan bagian dalam gedung museum tersebut dalam keadaan lembab, bahkan ada beberapa bagian atap yang bocor saat hujan, serta penerangan pada museum tersebut yang tidak memadai, dan pengunjung yang datang juga berharap museum tersebut diperbaiki secara teknis. (http://www.mahanagari.com).
Pengelola Museum Mandala Wangsit Siliwangi berusaha untuk menarik dan meningkatkan jumlah pengunjung melakukan pengembangan produk wisata agar produk yang ditawarkan dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan pengunjung. Middleton, Fyall, dan Morgan (2009:139) berpendapat produk wisata harus dirancang secara berkelanjutan dan menyesuaikan dengan berbagai kebutuhan dan harapan wisatawan atau pengunjung sehingga mereka memutuskan membeli produk tersebut.
Pengembangan produk Museum Mandala Wangsit Siliwangi dilakukan terhadap komponen produk wisata menurut Middleton, Fyall, dan Morgan (2009: 122) diantaranya: atraksi dan lingkungan destinasi, layanan dan fasilitas destinasi, aksesibilitas, image dan persepsi, dan harga. Berikut upaya pengembangan produk
(31)
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
wisata yang dilakukan Museum Mandala Wangsit Siliwangi seperti yang tersaji pada Tabel 1.10.
TABEL 1.10
PENGEMBANGAN PRODUK WISATA YANG DILAKUKAN MUSEUM MANDALA WANGSIT SILIWANGI
Komponen Produk Wisata Pengembangan Produk
Atraksi dan Lingkungan Destinasi
Menata tata letak koleksi benda
Memperbaiki salah satu koleksi benda yaitu mobil ambulan yang digunakan mengangkut mayat-mayat korban DI/TII
Meningkatkan perawatan dan pembersihan terhadap koleksi benda
Layanan dan Fasilitas Destinasi
Siliwangi menyediakan tempat yang menjual cinderamata.
Memberikan pelatihan terhadap pemandu dan staf agar lebih professional dalam melayani pengunjung
Menambah waktu menerima dan melayani kunjungan menjadi setiap hari dari yang sebelumnya hanya menerima dan melayani pada hari senin sampai jumat
Aksesibilitas Destinasi Lokasi museum strategis dan semakin ramai serta bertambahnya jumlah akomodasi sehingga pengunjung yang melakukan perjalanan dapat berkunjung ke museum tersebut dengan mudah Bekerja sama dengan pihak pemerintah, dan
swasta untuk melakukan pemasaran
Image dan persepsi Melakukan perbaikan dan peningkatan terhadap
layanan yang diberikan secara bertahap
Bekerja sama dengan intansi pemerintah dan swasta sebagai salah satu upaya pemasaran
Harga Memberikan tarif untuk masuk ke museum yang
cukup terjangkau sebesar Rp. 2500,- sebagai partisipasi pengunjung dan perawatan museum
Sumber: Museum Mandala Wangsit Siliwangi, 2013
Pengembangan produk wisata yang dilakukan Museum Mandala Wangsit Siliwangi diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan ke museum tersebut
(32)
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
sesuai dengan target yang ditentukan. Berdasarkan fenomena yang terjadi di Museum Mandala Wangsit Siliwangi, maka akan dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat
Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran pengembangan produk wisata yang terdapat di Museum Mandala Wangsit Siliwangi
2. Bagaimana tingkat keputusan berkunjung ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
3. Bagaimana pengaruh pengembangan produk wisata terhadap keputusan berkunjung ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah pada latar belakang di atas maka tujuan penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut
1. Mengetahui gambaran pengembangan produk wisata yang terdapat di Museum Mandala Wangsit Siliwangi
2. Mengetahui tingkat keputusan berkunjung ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
3. Mengetahui gambaran pengaruh pengembangan produk wisata terhadap tingkat keputusan berkunjung ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
(33)
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 1.4. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan berdasarkan latarbelakang masalah di atas dan disertai dengan kegunaan sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu manajemen pemasaran pariwisata, khususnya teori yang berkaitan dengan pengembangan produk wisata serta keputusan berkunjung bisnis atau organisasi dan penelitian ini juga dapat berguna untuk penelitian selanjutnya dalam mengembangkan teori pemasaran pariwisata.
2. Kegunaan Praktis
Penelitian ini dilakukan untuk memberikan masukan kepada pihak pengelola Museum Mandala Wangsit Siliwangi dalam mengembangkan produk wisata yang ditawarkan sebagai upaya mempengaruhi pengunjung untuk melakukan keputusan berkunjung ke museum tersebut, dan diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan salah satu sumber oleh pengelola museum tersebut dalam mengembangkan serta memasarkan produk wisata museum tersebut sehingga dapat meningkatkan jumlah pengunjung yang datang.
(34)
71 Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh pengembangan produk wisata terhadap keputusan berkunjung ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi, dan penelitian ini terdiri dari pengembangan produk wisata sebagai variabel bebas
(independent variable) dan keputusan berkunjung sebagai variabel terikat
(dependent variable).
Penelitian ini dilakukan di lokasi objek penelitian yaitu Museum Mandala Wangsit Siliwangi dan dalam penelitian ini rombongan lembaga sekolah sebagai wisatawan bisnis atau lembaga yang berkunjung ke museum tersebut akan dijadikan salah satu sasaran penelitian karena mereka merupakan pihak yang mengambil keputusan berkunjung ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi.
3.2. Metode Penelitian
3.2.1 Jenis dan Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan ilmu-ilmu manajemen pemasaran di bidang pariwisata, khususnya destinasi. Pemasaran di bidang pariwisata yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keberadaan upaya pengembangan produk wisata yang mempunyai pengaruh terhadap keputusan berkunjung ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi, dan variabel yang diteliti yaitu variabel pengembangan produk
(35)
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dengan dimensi atraksi dan lingkungan destinasi, layanan dan fasilitas destinasi, aksesibilitas destinasi, image dan persepsi destinasi, dan harga, sebagai variabel independen (bebas) dan keputusan berkunjung bisnis sebagai variabel dependen (terikat) dengan indikator yaitu pilihan produk dan jasa, pilihan pemasok, jumlah pesanan, persyaratan waktu dan pengiriman, persyaratan pelayanan, dan pembayaran, tetapi dalam penelitian ini pembayaran tidak diteliti.
Penelitian ini berjenis verifikatif, karena dalam penelitian ini menguji suatu kebenaran teori yang digunakan sesuai dengan fenomena yang terjadi di lapangan dan penelitian ini juga menguji kebenaran pengumpulan data dengan menggunakan data primer dan sekunder. Menurut Kuntjojo (2009:9) penelitian verifikatif merupakan penelitian yang dilakukan dengan tujuan membuktikan kebenaran suatu teori pada waktu dan tempat tertentu. Penelitian yang bersifat verifikatif ini pada dasarnya mempunyai maksud ingin mengetahui pengaruh pengembangan produk wisata terhadap keputusan berkunjung ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi.
Penelitian ini berjenis deskriptif yang menggambarkan hubungan variabel yang saling mempengaruhi. Menurut Sugiyono (2011:59) penelitian deskriptif adalah penelitian yang tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel lain, dan mencari hubungan variabel dengan variabel lain. Sedangkan Aziz Firdaus (2012:16) berpendapat riset atau penelitian deskriptif mempunyai ciri dominan yaitu menjelaskan karakteristik satu variabel tertentu secara terstruktur dan spesifik, dimana data yang dianalisis berupa data sekunder atau hasil observasi
(36)
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
yang relatif banyak. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran pangaruh pengembangan produk wisata dengan subvariabel yang diantaranya atraksi dan lingkungan destinasi, layanan dan fasilitas destinasi, aksesibilitas destinasi, image dan persepsi destinasi, dan harga terhadap keputusan berkunjung bisnis yang terdiri indikator pilihan produk dan jasa, pilihan pemasok, jumlah pesanan, persyaratan waktu dan pengiriman, persyaratan pelayanan, dan pembayaran, tetapi dalam penelitian ini pembayaran tidak diteliti.
Penelitian ini juga menggunakan metode berjenis explanatory surve
(penelitian survei). Menurut Sugiyono (2011:12) penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian yang relatif, distribusi, dan hubungan antarvariabel sosiologis maupun psikologis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei karena penelitian ini menggunakan berbagai informasi dari sebagian populasi yang berada di tempat objek penelitian secara langsung, dan informasi tersebut dapat mengetahui pengaruh variabel yang diteliti.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain cross-sectional yang dilakukan pada waktu tertentu. Menurut Aziz Firdaus (2012:17) desain
cross-sectional merupakan kegiatan penelitian yang dilakukan pada suatu waktu
tertentu, dimana dilakukan pengamatan terhadap suatu objek yang selanjutnya objek tersebut dianalisis dan diambil suatu kesimpulan. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional karena penelitian ini dilakukan pada jangka
(37)
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
waktu tertentu, yang kemudian objek pada penelitian ini akan diuji dan dianalisis sehingga hasil penelitian ini akan dibuat menjadi suatu kesimpulan.
3.2.2. Operasional Variabel
Penelitian ini terdapat variabel yang diteliti yang diantaranya pengembangan produk wisata sebagai variabel bebas (X) dengan subvariabel atraksi dan lingkungan destinasi (X1), layanan dan fasilitas destinasi (X2), aksesibilitas destinasi (X3), image dan persepsi destinasi (X4), dan harga (X5), serta keputusan berkunjung bisnis yang terdiri dari indikator pilihan produk dan jasa, pilihan pemasok, jumlah pesanan, persyaratan waktu dan pengiriman, dan persyaratan pelayanan. Pengoperasional variabel dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara variabel yang diteliti serta mengukur skor atau nilai dari masing-masing variabel baik variabel independen maupun dependen.
Pengopersional kedua variabel pada penelitian ini menggunakan skala
Hybrid Ordinaly Interval Scale. Menurut Asep Hermawan (2005:123) Hybrid
Ordinaly Interval merupakan suatu skala yang secara artificial ditransformasikan
ke dalam skala interval oleh peneliti. Penjabaran operasional variabel secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 3.1.
TABEL 3.1
OPERASIONAL VARIABEL Variabel/
Subvariabel
Konsep Indikator Ukuran Skala No. Item Produk Elemen komponen destinasi yang menentukan pilihan wisatawan dan
(38)
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Wisata (X) mempengaruhi motivasi wisatawan untuk berkunjung ke destinasi tersebut. (Middleton, Fyall, dan Morgan, 2009:120-122)
Atraksi dan lingkungan destinasi (X1) Komponen destinasi yang menentukan pilihan wisatawan dan mempengaruhi motivasi wisatawan untuk berkunjung ke destinasi tersebut.
(Middleton, Fyall, dan Morgan, 2009:120-122
Daya tarik museum
Tingkat daya tarik museum Hybrid Ordinaly Interval Scale 1 Karakteristik benda koleksi yang ada di museum
Tingkat karakteristik benda koleksi yang ada di museum Hybrid Ordinaly Interval Scale 2 Kualitas benda koleksi yang ada di museum
Tingkat kualitas benda koleksi yang ada di museum Hybrid Ordinaly Interval Scale 3 Kualitas benda koleksi yang ada di museum
Tingkat kualitas benda koleksi yang ada di museum Hybrid Ordinaly Interval Scale 3 Keragaman koleksi benda yang ada di museum
Tingkat keragaman koleksi benda yang ada di museum Hybrid Ordinaly Interval Scale 4 Kenyamanan lingkungan museum Tingkat kenyamanan lingkungan museum Hybrid Ordinaly Interval Scale 5 Layanan dan fasilitas destinasi (X2) Elemen komponen yang ada di suatu destinasi yang berkaitan dengan destinasi, yang mana memungkinkan wisatawan tinggal dan menikmati serta ikut serta dalam melakukan aktivitas pada atraksi yang Kelengkapan fasilitas museum Tingkat kelengkapan fasilitas museum Hybrid Ordinaly Interval Scale 6 Kesesuaian fasilitas dengan kebutuhan pengunjung Tingkat kesesuaian fasilitas dengan kebutuhan pengunjung Hybrid Ordinaly Interval Scale 7 Kondisi gedung museum
Tingkat kondisi gedung museum Hybrid Ordinaly Interval Scale 8
(39)
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ditawarkan parkir museum tempat parkir museum Ordinaly Interval Scale Kondisi mushola di lingkungan museum
Tingkat kondisi mushola di lingkungan museum Hybrid Ordinaly Interval Scale 10 Aksesibilitas destinasi (X3) Aspek alat transportasi yang menentukan biaya, kecepatan, dan kenyamanan pelancong
(traveller) yang
meninggalkan tempat tinggalnya, dan mencari serta menuju suatu destinasi yang dipilihnya dan aksesibilitas destinasi terdiri dari infrastruktur, alat transportasi, dan faktor Aksesibilitas pencapaian lokasi museum Tingkat aksesibilitas pencapaian lokasi museum Hybrid Ordinaly Interval Scale 11
Keadaan dan kondisi infrastukur atau jalan menuju lokasi museum
Tingkat keadaan dan kondisi infrastukur atau jalan menuju lokasi museum Hybrid Ordinaly Interval Scale 12 Kelengkapan sarana dan prasarana transportasi Tingkat kelangkapan sarana dan prasarana transportasi Hybrid Ordinaly Interval Scale 13 Kemudahan untuk mendapatkan informasi mengenai museum Tingkat kemudahan untuk mendapatkan informasi mengenai museum Hybrid Ordinaly Interval Scale 14
Image dan
persepsi destinasi (X4)
Sikap dan image
suatu destinasi tertuju pada produk wisata yang mempengaruhi keputusan berkunjung secara kuat. Image suatu destinasi tidak berdasarkan pengalaman Persepsi wisatawan terhadap museum
Tingkat persepsi wisatawan terhadap museum Hybrid Ordinaly Interval Scale 19 Kesesuaian penataan koleksi benda yang ditawarkan dengan informasi yang didapat Tingkatan kesesuaian penataan koleksi benda yang ditawarkan dengan informasi yang didapat Hybrid Ordinaly Interval Scale 20
(40)
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
secara langsung, dan menjadi motivasi kuat wisatawan untuk melakukan Motivasi wisatawan untuk berkunjung ke museum Tingkat motivasi wisatawan untuk berkunjung ke museum Hybrid Ordinaly Interval Scale 21 Keberadaan museum di dalam benak pikiran wisatawan Tingkat keberadaan museum di dalam benak pikiran wisatawan Hybrid Ordinaly Interval Scale 22
Harga (X5) Biaya untuk perjalanan, akomodasi, dan keikutsertaan memilih fasilitas dan layanan, karena destinasi menawarkan tingkatan produk wisata serta daya tarik berdasarkan segmen, biaya yang meliputi seluruh komponen produk wisata.
(Middleton, Fyall, dan Morgan, 2009:120-122)
Biaya yang diperuntukan masuk ke museum
Tingkat biaya yang diperuntukan masuk ke museum Hybrid Ordinaly Interval Scale 23 Kesesuaian efisiensi harga dengan kualitas dan manfaat dari koleksi benda sebagai produk wisata yang ditawarkan Tingkat kesesuaian efisiensi harga dengan kualitas dan manfaat dari koleksi benda sebagai produk wisata yang ditawarkan Hybrid Ordinaly Interval Scale 24 Keputusan Berkunjung Bisnis (Y)
Perilaku pembelian bisnis adalah perilaku pembelian organisasi atau perusahaan yang membeli barang atau jasa untuk memproduksi barang atau jasa lainnya yang akan dijual, disewa, dan dipasok kepada pembeli lain (Diadopsi dari Kotler dan Amstrong, 2012:166)
Pilihan Produk dan Jasa Pemilihan produk wisata berdasarkan kualitas koleksi benda museum yang dipajang Tingkat pemilihan produk wisata berdasarkan kualitas koleksi benda museum yang dipajang Hybrid Ordinaly Interval Scale 25 Pemilihan produk wisata Tingkat pemilihan Hybrid Ordinaly 26
(41)
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
berdasarkan daya tarik koleksi benda museum produk wisata berdasarkan daya tarik koleksi benda museum Interval Scale Pemilihan produk wisata berdasarkan biaya masuk museum Tingkat pemilihan produk wisata berdasarkan biaya masuk museum Hybrid Ordinaly Interval Scale 27 Pemilihan produk berdasarkan kenyamanan lingkungan museum Tingkat Pemilihan produk berdasarkan kenyamanan lingkungan museum Hybrid Ordinaly Interval Scale 28 Pemilihan produk berdasarkan informasi tentang museum yang didapat. Tingkat pemilihan produk berdasarkan informasi tentang museum yang didapat. Hybrid Ordinaly Interval Scale 29
Pemilihan Pemasok (Supplier) Kesesuaian informasi yang diperoleh dengan kualitas layanan dan produk yang ditawarkan Tingkat Kesesuaian informasi yang diperoleh dengan kualitas layanan dan produk yang ditawarkan Hybrid Ordinaly Interval Scale 30 Kesesuaian layanan dan produk dengan kebutuhan dan keinginan pengunjung Tingkat Kesesuaian layanan dan produk dengan kebutuhan dan keinginan pengunjung Hybrid Ordinaly Interval Scale
(42)
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Jumlah Pembelian Frekuensi wisatawan berkunjung ke museum Tingkat Frekuensi wisatawan berkunjung ke museum Hybrid Ordinaly Interval Scale 31
Persyaratan Waktu dan Pengiriman Kesesuaian antara waktu luang yang dimiliki pengunjung dengan waktu museum menerima kunjungan Tingkat kesesuaian antara waktu luang yang dimiliki pengunjung dengan waktu museum menerima kunjungan Hybrid Ordinaly Interval Scale 31 Durasi waktu kunjungan
Tingkat durasi waktu kunjungan Hybrid Ordinaly Interval Scale 32 Persyaratan Pelayanan Kesesuaian pelayanan dengan yang diharapkan pengunjung Tingkat kesesuaian pelayanan dengan yang diharapkan pengunjung Hybrid Ordinaly Interval Scale 34 Kemampuan dan kualitas layanan yang diberikan Tingkat kemampuan dan kualitas layanan yang diberikan Hybrid Ordinaly Interval Scale 35
Sumber: Hasil Pengolahan Data dan Referensi Buku 3.2.3. Jenis dan Sumber Data
Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok sumber data yaitu:
(43)
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Menurut Sugiyono (2011:187) sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, sedangkan Aziz Firdaus (2012:28) berpendapat bahwa data primer adalah data yang diperoleh sendiri oleh perseorangan atau organisasi langsung melalui objeknya seperti rekapitulasi hasil kuesioner, pangamatan langsung, dan hasil wawancara. Dalam penelitian ini sumber data primer diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada lembaga sekolah yang pernah berkunjung ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi.
2. Sumber Data Sekunder
Menurut Sugiyono (2011:187) sumber sekunder merupakan sumber tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Sedangkan Aziz Firdaus (2012:28) berpendapat bahwa data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi berupa publikasi seperti data-data laporan keuangan perusahaan, data-data dari majalah, jurnal, website lembaga atau perusahaan. Pada penelitian ini sumber data sekunder antara lain data jumlah kunjungan wisatawan dan profil perusahaan serta struktur organisasi.
Berbagai macam data yang digunakan pada penelitian ini dibagi berdasarkan dua kelompok sesuai dengan sumber data didapatkan dan data-data yang digunakan ditampilkan pada Tabel 3.2
TABEL 3.2
JENIS DAN SUMBER DATA
(44)
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1 Jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia
Sekunder www.budpar.go.id 2 Jumlah kunjungan wisatawan ke
Jawa Barat
Sekunder Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat 3 Jumlah Kunjungan Wisatawan ke
Kota Bandung
Sekunder Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung 4. Profil Perusahaan dan Struktur
organisasi
Sekunder Pengelola Museum Mandala Wangsit Siliwangi
5 Jumlah kunjungan ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Sekunder Pengelola Museum Mandala Wangsit Siliwangi
6 Tanggapan responden mengenai pengembangan produk wisata
Primer Pimpinan pengunjung rombongan lembaga sekolah 7 Tanggapan responden mengenai
keputusan berkunjung
Primer Pimpinan pengunjung
rombongan lembaga sekolah
Sumber: Pengolahan Berbagai Sumber 3.2.4. Populasi, dan Sampel 3.2.4.1. Populasi
Sugiyono (2012:61) berpendapat bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian nanti ditarik kesimpulannya. Jadi jumlah populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda alam lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh rombongan lembaga sekolah yang berkunjung ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi pada tahun 2012 dengan jumlah 40 rombongan lembaga sekolah.
3.2.4.2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari sebuah populasi yang diteliti, dan menurut Sugiyono (2012:62) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
(45)
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Menurut Aziz Firdaus (2012:30) sampel adalah sebagian anggota populasi yang memilki karakteristik populasi. Kesimpulan hasil penelitian sampel anggota populasi, dapat diberlakukan untuk semua anggota populasi, dengan sebuah asumsi bahwa karakteristik dimiliki populasi benar-benar homogen. Pengambilan sampel dilakukan apabila jumlah anggota populasi lebih dari 30, dan Sugiyono (2012:68) berpendapat bahwa semua anggota populasi dapat dijadikan sampel apabila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Pada penelitian ini dilakukan pengambilan sampel karena jumlah anggota populasi lebih dari 30 dan anggota populasi tesebut berjumlah 40.
Penentuan sampel pada penelitian ini, menggunakan rumus slovin
berdasarkan pada tingkat kepercayaan yang digunakan dan jumlah populasi sebagai berikut:
(Aziz Firdaus, 2012:33) Dimana:
N = Jumlah Populasi e = Tingkat kesalahan n = Jumlah sampel
(46)
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Sugiyono (2011:128) mengemukakan ”taraf atau tingkat kesalahan bisa
1%, 5%, dan 10%”. Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini menggunakan
rumus slovin karena penelitian ini ingin menguji sampel berdasarkan tingkat kepercayaan dalam memprediksi populasi secara baik dan tepat. Jumlah sampel yang diteliti dapat diperoleh dengan menggunakan rumus slovin sebagai berikut:
n = 28,57 = 30
Berdasarkan perhitungan sampel di atas, maka jumlah sampel rombongan sekolah yang akan diteliti sebanyak 30 rombongan lembaga sekolah.
3.2.4.3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel digunakan saat meneliti jumlah sampel yang sudah ditentukan sesuai dengan jumlah data yang tersedia. Menurut Sugiyono (2012:62) teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Aziz Firdaus (2012:29) juga berpendapat “suatu penelitian sampel dilakukan, terlebih dahulu perlu ditentukan suatu populasi dari sampel tersebut”.
Menurut Sugiyono (2012:62-66) teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokan dua yaitu probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel dan nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
(47)
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Teknik sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik
probability sampling dan salah satu teknik probability sampling yang digunakan
adalah teknik simple random sampling. Sugiyono (2012:64) mendefinisikan teknik simple random sampling adalah pengambilan anggota sample dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada pada populasi tersebut. Penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling karena anggota sampel yang diteliti dianggap homogen, dan sampel yang diteliti diambil secara acak tanpa melihat karakteristik masing-masing anggota sampel.
Penggunaan teknik simple random sampling pada penelitian ini menggunakan kerangka sampel yang merupakan daftar yang memuat seluruh elemen/anggota populasi, sebagai dasar penarikan sampel random (Nugraha Setiawan, 2005:1). Kerangka sampel yang digunakan pada teknik simple random
sampling adalah elemen populasi rombongan lembaga sekolah yang berkunjung
ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi pada tahun 2012 yang tersaji pada Tabel 3.3.
TABEL 3.3
KERANGKA SAMPEL POPULASI ROMBONGAN LEMBAGA SEKOLAH YANG BERKUNJUNG KE MUSEUM MANDALA WANGSIT
SILIWANGI TAHUN 2012
No Nama Sekolah No Nama Sekolah
1 SDN 11 Lembang 21 SDN Citeureup 3 Cimahi
(1)
149
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2. Gambaran tingkatan keputusan berkunjung ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi mempunyai penilaian pada kategori agak tinggi, yang berarti pengunjung rombongan lembaga sekolah masih berminat dan tertarik untuk memutuskan berkunjung ke museum tersebut walaupun kondisinya kurang terawat dan nyaman. Penilaian tertinggi pada indikator keputusan berkunjung yaitu persyaratan waktu dan pengiriman, karena pengunjung rombongan lembaga sekolah dapat berkunjung ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi sesuai waktu yang telah direncanakan dan museum tersebut juga menambah waktu menerima dan melayani kunjungan. Sedangkan penilaian terendah pada indikator keputusan berkunjung yaitu jumlah kunjungan, karena umumnya pengunjung rombongan lembaga sekolah kurang tertarik untuk berkunjung ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi yang kondisinya kurang terawat, image
dan tampilannya terkesan menakutkan, kurang nyaman, dan museum tersebut juga kurang melakukan promosi secara maksimal.
3. Berdasarkan pengujian analisis regresi sederhana dan hipotesis, maka pengembangan produk wisata mempunyai pengaruh terhadap keputusan berkunjung ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi baik secara simultan maupun parsial. Berdasarkan hasil penelitian juga, maka upaya pengembangan produk wisata yang dilakukan Museum Mandala Wangsit Siliwangi dapat mempengaruhi tingkat keputusan berkunjung ke museum tersebut.
(2)
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan penelitian yang dliakukan, maka terdapat beberapa rekomendasi untuk Museum Mandala Wangsit Siliwangi yang diantaranya: 1. Pengembangan produk wisata yang dilakukan Museum Mandala Wangsit
Siliwangi berpengaruh terhadap keputusan berkunjung, tetapi pengembangan produk wisata yang dilakukan museum tersebut belum maksimal. Pengelola Museum Mandala Wangsit Siliwangi perlu melakukan pengembangan produk wisata lebih maksimal dengan memperbaiki kualitas dan konsep atraksi wisata, gedung beserta fasilitas lainnya agar memberikan kenyamanan kepada pengunjung, memperbaiki tata letak koleksi benda agar terlihat lebih menarik, dan melakukan promosi yang lebih maksimal agar seluruh pengunjung mengetahui keberadaan museum tersebut sehingga mereka merasa tertarik untuk memutuskan berkunjung ke museum tersebut.
2. Keputusan berkunjung ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi dalam kategori agak tinggi, tetapi jumlah kunjungan ke museum tersebut rendah dibandingkan dengan museum lainnya di Kota Bandung. Museum Mandala Wangsit Siliwangi perlu meningkatkan serta mempertahankan keputusan berkunjung wisatawan dengan memberikan atraksi wisata yang lebih menarik, memperbaiki serta meningkatkan fasilitas serta layanan agar mereka merasa lebih nyaman selama berkunjung ke museum tersebut.
3. Penelitian ini memiliki keterbatasan serta kekurangan, dan penelitian ini hanya membahas pengembangan produk wisata yang dilakukan Museum Mandala Wangsit Siliwangi disertai tanggapan pimpinan rombongan lembaga sekolah
(3)
151
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
yang memutuskan berkunjung ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi. Sebagai rekomendasi, para peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian mengenai promosi, lokasi, image dan produk yang ditawarkan Museum Mandala Wangsit Siliwangi atau museum lainnya di Kota Bandung.
(4)
151
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Ambrose, Timothy and Crispin Painem, 2006. Museum Basics Second Edition.
London: Routlege Taylor and Francis Group.
Asep Hermawan, 2005. Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. Jakarta: PT Grasindo
Aziz Firdaus, 2012. Metode Penelitian. Tangerang Selatan. Penerbit: Jelajah Nusa Bagyono. 2007, Pengetahuan Dasar Pariwisata dan Perhotelan. Bandung,
Penerbit: Alfabeta.
Buchari Alma, 2008. Pengantar Bisnis. Bandung, Penertbit: Alfabeta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat
Griffin, Ricky W dan Ebbert, Ronald J, 2007 Bisnis Edisi ke delapan Jilid 1.
Jakarta, Penerbit: Erlangga
Hoffman, K Douglas, and John E.G Bateson. 2011. Service Marketing Concept, Strategies, and Cases. Boulevard Mason. South-Western Cangage Learning.
Husein Umar, 2010. Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan. Jakarta. Penerbit: PT Raja Grafindo Rosada
I Gde Pitana, dan I Ketut Surya Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta, Penerbit: Andi.
Kotler, Philip, and Gary Amstrong. 2012. Principle of Marketing, New Jersey: Pearson.
Kotler, Philip, and Kevin Lenne Keller. 2012. Marketing Management 14E. New Jersey: Pearson.
Leutario, Florida C, 2007. Introduction to Tourism. Manila: Red Book Store. Middleton, Victor T.C, Allan Fyall, and Michael Morgan. 2009. Marketing in
(5)
152
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Moh. Ali (1985). Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Angkasa: Bandung
Museum Mandala Wangsit Siliwangi, 2013 Museum Sri Baduga, 2012
Nyoman S Pendit, 2006. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: Pardnya Paramita
Oka A Yoeti, 2004. Strategi Pemasaran Hotel. Jakarta. Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 Tahun 1995 tentang Pemeliharaan dan Pemanfaatan Bangunan Cagar Budaya (BCB)
Pike, Steve. 2008, Destination Marketing. Hungary Burlington: Butterworth-Heinemann.
Ratih Hurriyati, 2010. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung, Penerbit: CV Alfabeta
Ridwan, 2008. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung. Penerbit: Alfabeta.
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung. Penerbit: CV Alfabeta Sugiyono. 2012. Statistik Untuk Penelitian. Bandung, Penerbit: CV Alfabeta Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tentang Kepariwisataan
Vellars, Franquis and Leonel Bacheler. 2008. Pemasaran Pariwisata Internasional. Jakarta, Penerbit: Yayasan Obor Indonesia.
Jurnal:
Cahaya Purnomo (2008). Efektifitas Strategi Pemasaran Produk Wisata Minat Gua Cerme, Imogiri, Bantul. Yogyakarta.Penerbit: Jurnal Siasat Bisnis Dhesta T Raharjada dan Singgih Widodo. Pengembangan Desa Wisata
Kawasan Dieng. Yogyakarta. Penerbit: Pusat Studi Pariwisata (PUSPAR) Universitas Gajah Mada
(6)
Arya Nugraha Soepardi, 2013
Pengaruh Pengembangan Produk Wisata Terhadap Tingkat Keputusan Berkunjung Ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Direktorat Museum dan Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala Kebudayaan (2007). Pengelolaan Koleksi Museum. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata
Diyah Nirmana Arum Janie (2012). Statistik Deskriptif dan Regresi Berganda dengan SPSS. Semarang University Press, Semarang.
Hardisem Saybrus dan R.M Riadi (2009). Fakior-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai Pada Kantor Dipenda Kabupaten Idragiri Hulu
Kartum Setiawan (2011). Belajar Perbankan di Museum Bank Mandiri.
Departemen Arkeologi Universitas Indonesia.
Kontjojo (2009). Metode Penelitian. Universitas Nusantara PGRI: Kediri
Ni Made Eka Mahadewi (2012). Atraksi Produk Wisata, dan Event Wisata dari Teori ke Praktik. Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali.
Nugraha Setiawan (2005). Diklat Metodologi Penelitian Sosial Parung Bogor, 25-28 Mei 2005 Teknik Sampling. Inspektorat Jenderal Departemen Pendidikan NasionalUniversitas Padjadjaran.
Soebagyo (2012). Strategi Pengembangan Pariwisata di Indonesia. Fakultas Pendidikan Ekonomi Universitas Pancasila, Jakarta Selatan.
Website:
www.antarajatim.com www.budpar.go.id www.maharani.com
www.disparbud.jabarprov.go.id www.okezone.com
www.sentrajakarta.com www.travel.okezone.com