Redesain Lembaga Pemasyarakatan Tipikor Kelas I Sukamiskin Bandung.

(1)

iii

ABSTRAK

Penjara adalah sebuah tempat yang menakutkan untuk orang – orang yang tidak mengenal kegiatan di dalamnya. Oleh sebab itu orang awam cenderung mengucilkan orang yang pernah masuk ke dalam penjara. Sedangkan peran masyarakat, seharusnya membantu para mantan narapidana ini untuk kembali ke jalan yang benar dan hidup secara benar kembali, bahwa orang yang melakukan kesalahan dapat memperbaikinya. Tujuan dari perancangan ini ingin menghilangkan kesan seram, dan membantu mengubah pola pikir masyarakat terhadap lembaga pemasyarakatan, agar masyarakat mau membantu warga binaan ketika kembali ke lingkungan masyarakat.

Permasalahan yang dihadapi di dalam penjara adalah sempitnya ruang hunian, oleh sebab itu banyak warga binaan yang hidup tidak layak di dalam penjara ketika menjalani masa tahanannya, selain itu tingkat keamanan yang masih kurang, dan kesan seram dari lembaga pemasyarakatan.

Dikarenakan luas bangunan yang besar maka solusi yang dapat dilakukan memberikan warna yang tidak membuat kesan seram dan kaku, selain itu meningkatkan keamanan dengan cara memasang cctv dan mendesain bagian dalam untuk meningkatkan keamanan, kebersihan, dan efisiensi melalui konsep reborn. Reborn berarti sebuah kelahiran kembali jadi diharapkan setelah keluar dari lembaga pemasyarakatan memiliki kepribadian yang baru dan hidup kembali dengan benar.

Lembaga pemasyarakatan dengan menggunakan interior yang baru diharapkan dapat membuat masyarakat mengubah pola pikir dan ikut berpartisipasi dalam membantu mengembalikan warga binaan kembali ke jalan yang benar, selain itu mengubah image lembaga pemasyarakatan di mata orang awam, serta meningkatkan keamanan, kebersihan dan efisiensi dalam penggunaan ruang.


(2)

iv

ABSTRACT

Prison is a place people are afraid of since they know nothing of the place. That is why people tend to dispose those who have been imprisoned. The ex cons needs the help of their surroundings to gain their lives back since they have paid their price in jail. Thus, the concept of this design is to alter the perception of people towards penitentiary so that those released from the institution can return to the society peacefully. The main problem is that there are limited numbers of rooms in the detention centre and that results in the prisoners' living in poor and frightful conditions.

Thus, the solution is to make the rooms more colorful so that those feared atmosphere can be prevented from happening. The presence of CCTV and redesigning the interiors for the sake of safety, cleanliness and efficiency with the concept of reborn are also necessary. This is done in the hope of the penitentiary's having new personality and the inmates' leading the right way after release.

The new interior can hopefully alter people's thought to participate and lead the inmates' life to find a right way to life and alter people's perception towards them. It is also hoped that rooms get more proper care, safety and efficiency.


(3)

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ORISINALITAS PERNYATAAN PUBLIKASI

PRAKATA ...

i

ABSTRAK

... iii

ABSTRACT ...

iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ...

iii

DAFTAR GAMBAR ...

ix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi masalah ... 3

1.3 Ide Perancangan ... 4

1.4 Rumusan Masalah ... 5

1.5 Tujuan dan Manfaat Perancangan ... 5

1.6 Ruang Lingkup ... 6

1.7 Sistematika Penulisan ... 8

BAB II LEMBAGA PEMASYARAKATAN

... 9

2.1 Pengertian ... 9

2.2 Perbedaan Rutan dengan Lapas ... 11

2.3 Sistem Pidana Penjara ... 12

2.3.1 Pada Masa Penjajahan Belanda ... 12

2.3.2 Perkembangan sistem pemasyarakatan di Indonesia ... 15

2.3.3 Sistem Pemasyarakatan ... 17

2.4 Prosedur Tetap ... 20

2.4.1 Proses Penerimaan Tahanan Baru ... 20


(4)

vi

2.4.3 Proses Penerimaan Barang Masuk ... 21

2.5 Kebutuhan Ruang Dalam Lapas ... 21

2.6 Standar Ergonomi ... 22

2.6.1 Standar Ergonomi Lembaga Pemasyarakatan ... 23

2.6.2 Fasilitas Penunjang Pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan ... 32

2.7 Psikologi ... 37

2.7.1 Teori Warna ... 37

2.7.2 Psikologi Warna ... 40

2.7.3 Psikologi Narapidana ... 43

BAB III ANALISA LEMBAGA PEMASYARAKATAN SUKAMISKIN

... 46

3.1 Deskripsi Proyek ... 46

3.2 Deskripsi Site dan Building ... 48

3.3 Analisis Fungsi ... 51

3.4 Tabel Analisa ... 53

3.4.1 Analisa Site ... 53

3.4.2 Analisa Building ... 56

3.5 User ... 59

3.6 Kebutuhan Ruang, Zoning-Blocking ... 60

3.6.1 Zoning Blocking ... 60

3.6.3 Kebutuhan Ruang ... 63

3.6.4 Bubble Diagram ... 65

3.7 Implementasi Konsep ... 66

3.7.1 Tema ... 66

3.7.2 Konsep ... 66

3.7.3 Implementasi bentuk, ruang, warna, pola ,tekstur ... 67

BAB IV REDESAIN LEMBAGA PEMASYARAKTAN TIPIKOR KELAS I SUKAMISKIN BANDUNG

... 69

4.1 Lembar Kerja Perancangan General ... 69

4.2 Lembar Kerja Perancangan Khusus ... 72

4.3 Detail Furniture dan Detail Interior ... 77


(5)

vii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 81 DAFTAR PUSTAKA

...

83 LAMPIRAN ...


(6)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.2.1 Perbedaan Antara Rutan dengan Lapas ... 12

Tabel 3.4.1 Analisa Site ... 53

Tabel 3.4.2 Analisa Building ... 56

Tabel 3.5.1 Pegawai ... 59

Tabel 3.5.2 Penghuni ... 59


(7)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.6.1 Ukuran ruang gerak minimal tubuh manusia ... 22

Gambar 2.6.2 Ukuran ketika manusia duduk ... 23

Gambar 2.6.1.1 Hubungan control room dengan sel penghuni ... 24

Gambar 2.6.1.2 Desirable ... 24

Gambar 2.6.1.3 Not Desirable ... 24

Gambar 2.6.1.4 Ruang Kontrol harus dapat mengontrol seluruh area dari

berbagai sisi ... 25

Gambar 2.6.1.5 Sistem keamanan ruang kunjungan ... 25

Gambar 2.6.1.6 Denah Ruang Kunjungan ... 25

Gambar 2.6.1.7 Sistem Keamanan saat kunjungan ... 26

Gambar 2.6.1.8 Gambaran ruang antar sel ... 26

Gambar 2.6.1.9 Gambaran denah layout dalam sel (one man one cell)

normal ... 27

Gambar 2.6.1.10 Gambaran denah layout dalam sel (one man one cell)

untuk disable ... 27

Gambar 2.6.1.11 Ergonomi manusia dalam keadaan tidur ... 28

Gambar 2.6.1.12 Sirkulasi minimal di dalam kamar tidur ... 28

Gambar 2.6.1.13 Toilet dan system pipa di dalam penjara ... 29

Gambar 2.6.1.13 Sistem pemantauan narapidana di dalam ruang klinik ... 30


(8)

x

Gambar 2.6.1.15 Gambaran dapur di dalam penjara ... 31

Gambar 2.6.1.16 Gambaran Area penyajian makanan dari dapur ke ruang makan bersama ... 31

Gambar 2.6.1.17 Ruang Gerak minimal seseorang ketika makan ... 31

Gambar 2.6.2.1 Standar Rak Buku pada Perpustakaan ... 32

Gambar 2.6.2.2 Standar sirkulasi meja di dalam perpustakaan ... 33

Gambar 2.6.2.3 Standar sirkulasi manusia di dalam perpustakaan ... 33

Gambar 2.6.2.4 Standar meja kerja pembuat kerajinan tangan ... 34

Gambar 2.6.2.5 Standar ketinggian untuk ruang salon ... 34

Gambar 2.6.2.6 (A) Sequential circulation ... 35

Gambar 2.6.2.6 (B) Random Circulation ... 35

Gambar 2.6.2.7 (C) Ring Circulation ... 36

Gambar 2.6.2.7 (D) Linear Bercabang ... 36

Gambar 2.6.2.8 Standar tempat duduk di dalam gereja ... 37

Gambar 2.7.1.1 (A) Basic Colors ... 38

Gambar 2.7.1.1 (B) Pigmen Primary Colors ... 38

Gambar 2.7.1.2 Percampuran warna primer dan sekunder dengan warna putih ... 39

Gambar 2.7.1.3 Percampuran warna primer dan sekunder dengan warna hitam ... 39

Gambar 2.7.1.4 Six color hues regarded as warm ... 40

Gambar 2.7.1.5 Seven color hues regarded as cold ... 40

Gambar 3.2.1 Gambar Tampak Atas Lapas Sukamiskin ... 48


(9)

xi

Gambar 3.6.1.1 Zoning Lantai 1 ... 60

Gambar 3.6.1.2 Zoning Lantai 2 ... 61

Gambar 3.6.1.3 Blocking Lantai 1 ... 62

Gambar 3.6.1.4 Zoning Lantai 2 ... 63

Gambar 4.1.1 Site Plan ... 70

Gambar 4.1.2 Denah General lantai 1 ... 71

Gambar 4.1.3 Denah General lantai 2 ... 71

Gambar 4.1.4 Potongan General A-A’ ... 72

Gambar 4.1.5 Potongan General B-B’ ... 72

Gambar 4.2.1 Denah khusus ruang huni lantai 1 ... 73

Gambar 4.2.2 Denah khusus ruang huni lantai 2 ... 73

Gambar 4.2.3 Ceiling Denah Khusus Ruang Huni Lantai 1 ... 74

Gambar 4.2.4 Ceiling Denah Khusus Ruang Huni Lantai 2 ... 74

Gambar 4.2.5 Potongan Khusus A-A’ ... 74

Gambar 4.2.6 Potongan Khusus B-B’ ... 75

Gambar 4.2.7 Denah Khusus Ruang Kunjungan ... 75

Gambar 4.2.8 Pola Lantai ... 75

Gambar 4.2.9 Ceiling Ruang Kunjungan ... 76

Gambar 4.2.10 Potongan A-A’ ... 76

Gambar 4.2.11 Potongan B-B’ ... 77

Gambar 4.3.1 Detail Interior Pintu Pemandian Umum ... 77


(10)

xii

Gambar 4.3.3 Detail furniture lemari buku ... 78

Gambar 4.3.4 Detail furniture lemari arsip ... 78

Gambar 4.4.1 Perspektif Ruang Kunjungan ... 79

Gambar 4.4.2 Perspektif Ruang Hunian Utara Lt. 1 ... 79

Gambar 4.4.3 Perspektif Ruang Mandi Umum ... 80


(11)

Universitas Kristen Maranatha|1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penjara adalah kata yang menakutkan bagi orang – orang. Di dalam penjara terbayang segala bentuk penyiksaan seperti tidak diberikan makan, penyiksaan bagi yang lemah dan yang kuat yang akan merasakan kenyamanan. Hidup sebagai seorang narapidana adalah sebuah cap seumur hidup. Banyak dari narapidana setelah bebas tidak diterima kembali oleh lingkungannya, hal ini dikarenakan anggapan ketika seorang menjadi kriminal akan terus berbuat seperti kriminal.


(12)

Universitas Kristen Maranatha|2

Pada 17 Juni 1964 realisasi hasil konferensi pada 27 April - 7 Mei 1964 yang berlangsung di Lembang, Bandung membahas perihal pembaruan hukuman penjara di Indonesia yaitu merubah nama penjara menjadi pemasyarakatan. Dengan diubahnya nama Penjara menjadi Lembaga Pemasyarakatan, maka fungsi dan peranannya pun menjadi sedikit berubah. Tujuan dari Lembaga Pemasyarakatan bukan hanya tempat untuk hukuman pidana, tetapi sebagai tempat untuk membina dan mengayomi juga. Lembaga Pemasyarakatan memiliki visi setelah para terpidana bebas mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan di luar Lembaga pemasyarakatan sebagai warga yang taat akan hukum.

Lembaga Pemasyarakatan memang sebuah tempat hunian bagi para kriminal tapi di sisi lain mereka tetaplah saudara kita sesama manusia. Mereka sebagai narapidana juga adalah manusia, walaupun haknya sebagai manusia bebas telah diambil karena kesalahan yang dilakukan bukan berarti perlakuan yang harus di terima jadi seperti binatang. Seharusnya kita membantu membina mereka, menyadarkan akan kesalahan mereka dan membantu memperbaiki perilaku mereka agar tidak mengulanginya kembali.

Tugas Lembaga Pemasyarakatan di sini adalah untuk membina dan mengayomi dengan cara memberi keterampilan serta mengajarkan pemahaman tentang hukum, dan agama bagi para penghuninya. Namun membutuhkan fasilitas agar mereka dapat berkarya walaupun dalam keadaan menjalani hukuman, ataupun membuat kelas – kelas yang dibutuhkan.

Seorang manusia harus menjalani hidup di dalam kurungan dengan keadaan yang sempit dan fasilitas seadanya merupakan hal yang sangat tidak


(13)

Universitas Kristen Maranatha|3

nyaman. Bagaimanapun hukuman pidana yang sedang dijalani oleh narapidana tetapi setidaknya mereka juga bisa mendapatkan privasinya. Hukum tidak merampas privasi seorang narapidana, tetapi merampas kebebasannya dikarenakan kesalahan yang telah dilakukan.

Dilihat dari survey lapangan masih banyak kekurangan di dalam sebuah lembaga pemasyarakatan baik fasilitas maupun kemanan. Dari keadaan lembaga pemasyrakatan sekarang ini, perancangan yang sebaiknya dilakukan adalah melakukan pengoptimasian untuk mendukung kegiatan yang berlangsung di dalam lembaga pemasyarakatan. Pengoptimasian dapat dilakukan seperti membuat sel yang sempit dan penuh barang penghuni menjadi sel yang efisien dan higienis. Selain itu dapat memberikan fasilitas khusus untuk ruangan yang digunakan sebagai workshop. Pengoptimasian di dalam system keamanan dapat menggunakan teknologi yang canggih, seperti menggunakan system central lock dimana system penguncian sel dilakukan dari pos pusat.

1.2 Identifikasi Masalah

Permasalahan yang dihadapi di dalam sebuah lembaga pemasyarakatan umumnya adalah keadaan narapidana yang berada di dalam ruang sempit dan gerak yang terbatas, dengan jumlah user yang tidak sepadan. Fasilitas yang ada masih kurang terawat, dan memadai baik dari segi gedung maupun peralatan.

Pandangan masyarakat terhadap penghuni lembaga pemasyrakatan masih menjadi momok yang menakutkan. Lembaga Pemasyaraktan merupakan tempat yang kotor, dan penuh dengan tindak kejahatan. Melalui redesain ini


(14)

Universitas Kristen Maranatha|4

diharapkan user dari hotel prodeo bukan lagi menjadi sesuatu yang menakutkan bagi orang – orang, tetapi menjadi perhatian orang – orang. Dimana mereka sedang membutuhkan bimbingan agar dapat kembali menjadi warga yang taat hukum. Melalui redesain ini masyarakat dapat belajar akibat dari melanggar hukum, dan proses hukum yang berlaku di Indonesia.

1.3 Ide Perancangan

Desain yang ingin dicapai dalam redesain terhadap lembaga pemasyarakatan adalah membuat sebuah lembaga pemasyarakatan yang efisien, higienis, modern, dan tidak membuat tertekan bagi penghuninya. Dengan adanya redesain ini dapat mengoptimalkan kegiatan, system, dan fasilitas yang digunakan di dalam lembaga pemasyarakatan.

Perancangan untuk system keamanan pada ruang hunian dapat menggunakan system kunci pusat, yang artinya semua pintu sel dapat dibuka dan dikunci hanya dari pusat saja. Selain itu ruangan yang digunakan untuk fasilitas workshop dilengkapi dengan mesin – mesin yang menunjang keperluan workshop. Selain itu untuk menunjang kegiatan workshop dirasa perlu untuk membuat sebuah toko tempat menampilkan hasil karya narapidana.

Selain itu ketika keluarga dari narapidana datang ke penjara perancang ingin memberikan kesan yang baik antar keluarga. Perancang ingin membuat ruangan yang private untuk mereka agar ada quality time bersama keluarga, namun tetap dengan system keamanan yang tinggi.


(15)

Universitas Kristen Maranatha|5 1.4 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara mengoptimasi factor keamanan sebuah lembaga pemasyarakatan?

2. Bagaimana cara menghilangkan kesan seram dan menakutkan terhadap sebuah penjara melalui desain melalui konsep reborn?

1.5 Tujuan dan Manfaat Perancangan

a. Tujuan

 Dengan membuat rincian sebuah lembaga pemasyarakatan agar mengetahui permasalahan apa yang dihadapi, sehingga dapat diketahui bagian apa saja yang memerlukan pengoptimasian

 Dengan membuat sebuah penjara yang tidak bersifat kaku dan keras, tetapi sebagai tempat untuk mengayomi dan melindungi masyarakat. Salah satu caranya adalah menggunakan warna - warna yang baik untuk psikologis manusia.

b. Manfaat

Dengan diadakannya redesain image penjara di mata orang awam akan berubah seperti namanya sekarang ini, yaitu lembaga pemasyarakatan. Lembaga pemasyarakatan bukan sebuah tempat yang menakutkan namun sebuah tempat untuk mendidik para warga binaan yang telah melakukan tindak kriminal.

Melalui redesain ini diharapkan kegiatan dan keamanan di dalam lembaga pemasyarakatan menjadi lebih baik. Para pengguna atau user


(16)

Universitas Kristen Maranatha|6

menjadi lebih nyaman di dalamnya, seperti tidak merasa tertekan, putus asa, depresi, dll, tetapi memiliki semangat untuk bangkit dari keterpurukan yang dialami serta kembali menjadi orang yang benar.

1.6 Ruang Lingkup

 Perpustakaan

Area perpustakaan merupakan area yang dibuat untuk warga binaan maupun petugas. Buku – buku di dalam perpustakaan dibagi menjadi beberapa area, yang didalamnya disertai dengan area membaca. Di dalam perpustakaan ini memberikan sarana untuk peminjaman buku.

 Ruang Koleksi

Area ini dibuat untuk menampilkan karya – karya para warga binaan kepada pengunjung. Selain sebagai bahan pemasukkan bagi para napi bisa juga memberikan pembelajaran bagi para pengunjung.

 Ruang Sel

Ruang sel dapat dikatakan sebagai kamar tempat warga binaan tidur. Hampir setengah hari yang ada dihabiskan oleh warga binaan di dalam sini. Oleh sebab itu walaupun ruangan sel napi kecil, tetapi sebaiknya tidak membuat orang menjadi putus asa ketika tinggal di dalamnya.


(17)

Universitas Kristen Maranatha|7

 Ruang Kunjungan

Ruang ini dibuat bertujuan agar memberikan suasana yang kondusif bagi sebuah keluarga, dimana ketika mereka berkumpul memiliki waktu quality time walaupun hanya sebentar. Melalui ruang kunjungan ini keluarga dapat melihat langsung keadaan anggota keluarganya.

 Ruang Pembelajaran

Ruangan ini diperuntukkan bagi warga binaan agar mereka juga bisa mendapatkan pembelajaran ketika berada di dalam penjara. Penjara tidak menutup kemungkinan agar seseorang bisa belajar.

 Ruang Unit Kegiatan

Ruang workshop diadakan agar para narapidana dapat menyalurkan bakatnya selama proses hukuman berlangsung. Melalui workshop keterampilan narapidana tetap diasah selama berada dalam masa penahanan. Diharapkan ketika keluar nanti usaha dari kegiatan workshop dapat berkembang.

 Dapur

Seluruh kegiatan masak – memasak untuk para warga binaan dilakukan di dalam dapur ini.

 Ruang Makan Bersama

Ruang makan bersama dipakai untuk area makan seluruh warga binaan pada pagi hari, siang hari, dan sore hari.

 Tempat Ibadah

Tempat ibadah di dalam sebuah lembaga pemasyarakatan agar para narapidana mendekatkan diri kepada Tuhan agar dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapi.


(18)

Universitas Kristen Maranatha|8

 Toilet

1.7 Sistematika Penulisan

BAB 1 Pendahuluan berisi tentang latar belakang permasalahan yang

dihadapi, dan membahas tentang permasalahan yang ada selain itu juga menjelaskan tujuan, maksud, dan manfaat dari perancangan ini. Pada paragraf terakhir membahas sedikit mengenai konsep yang akan dipakai.

BAB 2 Lembaga Pemasyarakatan berisi tentang studi literature pengertian dan perbedaan penjara, lembaga pemasyarakatan, dan rutan, membahas tentang syarat – syarat mendesain sebuah lembaga pemasyarakatan, dan ergonomic dari sebuah lembaga pemasyarakatan. Selain itu membahas dampak psikologis baik dari warna dan ruang maupun kasus terhadap mental user di dalam pemasyrakatan.

BAB 3 Deskripsi Lapas Sukamiskin Kelas I Bandung Pada bab 3 ini akan dibahas mengenai lingkungan sekitar dari lokasi yang akan menjadi proyek dari berbagai sisi. Menganalisa kebutuhan user, menganalisa bangunan dengan lebih spesifik, dan membahas secara detail mengenai proyek yang sedang dikerjakan.

BAB 4 Redesain Lembaga Pemasyarakatan Tipikor Kelas I Sukamiskin

Bandung Pada bab ini akan dibahas mengenai rancangan dari Lembaga

Pemasyarakatan sukamiskin dalam bentuk beberapa gambar kerja. Selain itu ada beberapa rancangan denah, potongan, dan perspektif.


(19)

Universitas Kristen Maranatha|81

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Redesain yang dilakukan oleh perancang untuk meningkatkan system kemanan seperti mengoptimalkan keamanan dengan memasang cctv di dalam blok hunian setiap 4m. Pemasangan system lock otomatis pada se

tiap pintu ruang hunian. Kemudian memasang cctv di bagian area kunjungan umum. Selain itu dengan memisahkan jalur masuk untuk masuk ke ruang kunjungan dan jalur masuk untuk warga binaan. Selain itu ada banyak ruang umum yang menggunakan kaca untuk memudahkan pengawasan.

Redesain yang dilakukan untuk menonjolkan kesan reborn adalah melalui bentuk – bentuk segidelapan, segienam, dan persegi sebagai bentuk penyederhanaan


(20)

Universitas Kristen Maranatha|82

dari lingkaran. Bentuk – bentuk tersebut terlihat pada bentuk railing yang terdapat di blok hunian lantai dua. Bentuk railingnya adalah segidelapan pada bagian atasnya yang dibuat setinggi 2m untuk meningkatkan pengamanan. Selain itu bentuk reborn juga terlihat pada setiap jendela yang berbentuk segidelapan dengan jeruji yang berbentuk segidelapan, dengan jeruji berjarak 10 cm diameter 22mm. Selain jendela yang ada di ruang hunian, jendela yang terdapat di ruang kunjungan juga berbentuk segidelapan. Plafon yang terdapat di ruangan kantor LP sukamiskin pun memiliki segidelapan yang hanya diambil sepermpat bagiannya. Sedangkan untuk furniture, furniture untuk peletakkan arsip – arsip kantor menggunakan lemari yang berbentuk segidelapan dan dipasang secara modular.

Untuk menghilangkan kesan seramnya selain dari bentuk menggunakan warna coklat, hijau, biru, dan kuning. Warna -warna ini digunakan untuk memberikan indicator bagi petugas. Warna kuning diberikan kepada warga binaan yang baru masuk ke dalam LP sukamiskin. Warna hijau diberikan kepada warga binaan yang tersandung kasus korupsi dan warna biru diberikan kepada warga binaan yang bukan kasus korupsi. Sedangkan warga coklat diberikan kepada para warga binaan yang sudah menyelesaikan 2/3 dari masa tahanannya.

Dengan dilakukannya perubahan ini diharapkan agar LP Sukamiskin Bandung membangun pandangan baru di lingkungan masyarakat, selain itu untuk memberikan indicator terhadap para pengunjung dan mempermudah para petugas jaga mengklasifikasikan narapidana dari blok mana berasal. Dengan adanya cctv pula dapat dimaksimalkan penjagaan dan mengurangi intensitas bertemunya para penjaga dengan narapidana.


(21)

Universitas Kristen Maranatha|83

DAFTAR PUSTAKA

Dirdjosisworo, Soedjono. 1984. Sejarah dan asas asas penology (pemasyarakatan). Bandung : CV.Armico.

Kimme A.I.A, Dennis A. 1998. JAIL DESIGN GUIDE A Resource for Small and Medium-Sized Jails. United State : Kimme &Associates,Inc.

Neufert, Ernest. 1996. Data Arsitek Jilid 1. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama. Panero, Julius. 2003. Dimensi Manusia dan Ruang Interior. Jakarta : Erlangga. Pile, John. 1997. Color In Interior Design. USA.

Priyatno, Dwidja. 2006. Sistem Pelaksanaan Pidana di Indonesia. Bandung : PT. Refika Aditama.

Tugas Akhir

Jairus, Ricky. Perancangan Interior Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin Dengan Konsep Cocoon. Laporan Tugas Akhir. Jurusan Desain Interior Universitas Kristen Maranatha Bandung. 2012.

Website

http://icjr.or.id/peraturan-pemerintah/diakses pada tanggal 30 September 2014 (http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4b22ef6f96658/perbedaan-dan-persamaan-rutan-dan-lapas) pada tanggal 03 Oktober 2014 pk 08.28 WIB

(http://news.detik.com/read/2010/01/16/110121/1279722/10/rutan-dan-lp-serupa-tapi-tak-sama) diakses tanggal 03 oktober 2014 jam 08.30 WIB


(1)

Universitas Kristen Maranatha| 6

menjadi lebih nyaman di dalamnya, seperti tidak merasa tertekan, putus asa, depresi, dll, tetapi memiliki semangat untuk bangkit dari keterpurukan yang dialami serta kembali menjadi orang yang benar.

1.6 Ruang Lingkup  Perpustakaan

Area perpustakaan merupakan area yang dibuat untuk warga binaan maupun petugas. Buku – buku di dalam perpustakaan dibagi menjadi beberapa area, yang didalamnya disertai dengan area membaca. Di dalam perpustakaan ini memberikan sarana untuk peminjaman buku.

 Ruang Koleksi

Area ini dibuat untuk menampilkan karya – karya para warga binaan kepada pengunjung. Selain sebagai bahan pemasukkan bagi para napi bisa juga memberikan pembelajaran bagi para pengunjung.

 Ruang Sel

Ruang sel dapat dikatakan sebagai kamar tempat warga binaan tidur. Hampir setengah hari yang ada dihabiskan oleh warga binaan di dalam sini. Oleh sebab itu walaupun ruangan sel napi kecil, tetapi sebaiknya tidak membuat orang menjadi putus asa ketika tinggal di dalamnya.


(2)

Universitas Kristen Maranatha| 7  Ruang Kunjungan

Ruang ini dibuat bertujuan agar memberikan suasana yang kondusif bagi sebuah keluarga, dimana ketika mereka berkumpul memiliki waktu quality time walaupun hanya sebentar. Melalui ruang kunjungan ini keluarga dapat melihat langsung keadaan anggota keluarganya.

 Ruang Pembelajaran

Ruangan ini diperuntukkan bagi warga binaan agar mereka juga bisa mendapatkan pembelajaran ketika berada di dalam penjara. Penjara tidak menutup kemungkinan agar seseorang bisa belajar.

 Ruang Unit Kegiatan

Ruang workshop diadakan agar para narapidana dapat menyalurkan bakatnya selama proses hukuman berlangsung. Melalui workshop keterampilan narapidana tetap diasah selama berada dalam masa penahanan. Diharapkan ketika keluar nanti usaha dari kegiatan workshop dapat berkembang.

 Dapur

Seluruh kegiatan masak – memasak untuk para warga binaan dilakukan di dalam dapur ini.

 Ruang Makan Bersama

Ruang makan bersama dipakai untuk area makan seluruh warga binaan pada pagi hari, siang hari, dan sore hari.

 Tempat Ibadah

Tempat ibadah di dalam sebuah lembaga pemasyarakatan agar para narapidana mendekatkan diri kepada Tuhan agar dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapi.


(3)

Universitas Kristen Maranatha| 8  Toilet

1.7 Sistematika Penulisan

BAB 1 Pendahuluan berisi tentang latar belakang permasalahan yang dihadapi, dan membahas tentang permasalahan yang ada selain itu juga menjelaskan tujuan, maksud, dan manfaat dari perancangan ini. Pada paragraf terakhir membahas sedikit mengenai konsep yang akan dipakai.

BAB 2 Lembaga Pemasyarakatan berisi tentang studi literature pengertian dan perbedaan penjara, lembaga pemasyarakatan, dan rutan, membahas tentang syarat – syarat mendesain sebuah lembaga pemasyarakatan, dan ergonomic dari sebuah lembaga pemasyarakatan. Selain itu membahas dampak psikologis baik dari warna dan ruang maupun kasus terhadap mental user di dalam pemasyrakatan.

BAB 3 Deskripsi Lapas Sukamiskin Kelas I Bandung Pada bab 3 ini akan dibahas mengenai lingkungan sekitar dari lokasi yang akan menjadi proyek dari berbagai sisi. Menganalisa kebutuhan user, menganalisa bangunan dengan lebih spesifik, dan membahas secara detail mengenai proyek yang sedang dikerjakan.

BAB 4 Redesain Lembaga Pemasyarakatan Tipikor Kelas I Sukamiskin Bandung Pada bab ini akan dibahas mengenai rancangan dari Lembaga Pemasyarakatan sukamiskin dalam bentuk beberapa gambar kerja. Selain itu ada beberapa rancangan denah, potongan, dan perspektif.


(4)

Universitas Kristen Maranatha| 81

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Redesain yang dilakukan oleh perancang untuk meningkatkan system kemanan seperti mengoptimalkan keamanan dengan memasang cctv di dalam blok hunian setiap 4m. Pemasangan system lock otomatis pada se

tiap pintu ruang hunian. Kemudian memasang cctv di bagian area kunjungan umum. Selain itu dengan memisahkan jalur masuk untuk masuk ke ruang kunjungan dan jalur masuk untuk warga binaan. Selain itu ada banyak ruang umum yang menggunakan kaca untuk memudahkan pengawasan.

Redesain yang dilakukan untuk menonjolkan kesan reborn adalah melalui bentuk – bentuk segidelapan, segienam, dan persegi sebagai bentuk penyederhanaan


(5)

Universitas Kristen Maranatha| 82

dari lingkaran. Bentuk – bentuk tersebut terlihat pada bentuk railing yang terdapat di blok hunian lantai dua. Bentuk railingnya adalah segidelapan pada bagian atasnya yang dibuat setinggi 2m untuk meningkatkan pengamanan. Selain itu bentuk reborn juga terlihat pada setiap jendela yang berbentuk segidelapan dengan jeruji yang berbentuk segidelapan, dengan jeruji berjarak 10 cm diameter 22mm. Selain jendela yang ada di ruang hunian, jendela yang terdapat di ruang kunjungan juga berbentuk segidelapan. Plafon yang terdapat di ruangan kantor LP sukamiskin pun memiliki segidelapan yang hanya diambil sepermpat bagiannya. Sedangkan untuk furniture, furniture untuk peletakkan arsip – arsip kantor menggunakan lemari yang berbentuk segidelapan dan dipasang secara modular.

Untuk menghilangkan kesan seramnya selain dari bentuk menggunakan warna coklat, hijau, biru, dan kuning. Warna -warna ini digunakan untuk memberikan indicator bagi petugas. Warna kuning diberikan kepada warga binaan yang baru masuk ke dalam LP sukamiskin. Warna hijau diberikan kepada warga binaan yang tersandung kasus korupsi dan warna biru diberikan kepada warga binaan yang bukan kasus korupsi. Sedangkan warga coklat diberikan kepada para warga binaan yang sudah menyelesaikan 2/3 dari masa tahanannya.

Dengan dilakukannya perubahan ini diharapkan agar LP Sukamiskin Bandung membangun pandangan baru di lingkungan masyarakat, selain itu untuk memberikan indicator terhadap para pengunjung dan mempermudah para petugas jaga mengklasifikasikan narapidana dari blok mana berasal. Dengan adanya cctv pula dapat dimaksimalkan penjagaan dan mengurangi intensitas bertemunya para penjaga dengan narapidana.


(6)

Universitas Kristen Maranatha|83

DAFTAR PUSTAKA

Dirdjosisworo, Soedjono. 1984. Sejarah dan asas asas penology (pemasyarakatan). Bandung : CV.Armico.

Kimme A.I.A, Dennis A. 1998. JAIL DESIGN GUIDE A Resource for Small and Medium-Sized Jails. United State : Kimme &Associates,Inc.

Neufert, Ernest. 1996. Data Arsitek Jilid 1. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama. Panero, Julius. 2003. Dimensi Manusia dan Ruang Interior. Jakarta : Erlangga. Pile, John. 1997. Color In Interior Design. USA.

Priyatno, Dwidja. 2006. Sistem Pelaksanaan Pidana di Indonesia. Bandung : PT. Refika Aditama.

Tugas Akhir

Jairus, Ricky. Perancangan Interior Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin Dengan Konsep Cocoon. Laporan Tugas Akhir. Jurusan Desain Interior Universitas Kristen Maranatha Bandung. 2012.

Website

http://icjr.or.id/peraturan-pemerintah/diakses pada tanggal 30 September 2014 (http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4b22ef6f96658/perbedaan-dan-persamaan-rutan-dan-lapas) pada tanggal 03 Oktober 2014 pk 08.28 WIB

(http://news.detik.com/read/2010/01/16/110121/1279722/10/rutan-dan-lp-serupa-tapi-tak-sama) diakses tanggal 03 oktober 2014 jam 08.30 WIB


Dokumen yang terkait

Perilaku komunikasi narapidana anak : (studi fenomenologi tentang perilaku komunikasi narapidana anak di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas III Sukamiskin Bandung)

1 15 131

Membangun Sistem Informasi Narapidana Berbasis Website Di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Sukamiskin Bandung

1 7 1

Perancangan website kepegawaian pada Lembaga Pemasyarakatan Klas 1 Sukamiskin : laporan kerja praktek

0 6 102

KONFLIK ANTAR ANGGOTA NARAPIDANA SELAMA DI DALAM LEMBAGA PEMASYARAKATAN (Studi pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas I, Rajabasa, Bandar Lampung)

2 21 78

Perbaikan Sistem Pembinaan Narapidana Miskin di Lembaga Pemasyarakatan (Kasus Pembinaan Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin, Kotamadya Bandung)

1 14 304

PEMBINAAN NARAPIDANA MELALUI PROGRAM PELATIHAN KONVEKSI UNTUK MENUMBUHKAN JIWA BERWIRAUSAHA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN SUKAMISKIN.

0 0 5

MODEL PENGEMBANGAN PEMBINAAN KETAWAKALAN SEBAGAI UPAYA MENGUBAH PERILAKU NARAPIDANA :Studi Deskriptif Analisis di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin Bandung.

1 4 72

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN LIFE SKILLS BERBASIS PENDEKATAN KEAGAMAAN BAGI PEMBINAAN NARAPIDANA : Studi Deskriptif di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Sukamiskin Bandung.

0 0 67

Hubungan Program Kegiatan Pembinaan Keagamaan di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin Dengan Sikap Narapidana Terhadap Program.

0 0 2

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEMASAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN MENJELANG MASA BEBAS PADA TAHUN 2014 DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN WANITA KELAS IIA SUKAMISKIN BANDUNG.

0 0 2