Evaluasi penyusunan dan realisasi anggaran belanja periode 2010-2012 : studi kasus Pemerintah Kota Yogyakarta Kecamatan Jetis.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

EVALUASI PENYUSUNAN DAN REALISASI ANGGARAN BELANJA
PERIODE 2010-2012
(Studi Kasus : Pemerintah Kota Yogyakarta Kecamatan Jetis)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi

Ole h :
Yosephine Rena Ranindita
NIM: 092114043


PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

EVALUASI PENYUSUNAN DAN REALISASI ANGGARAN BELANJA
PERIODE 2010-2012
(Studi Kasus : Pemerintah Kota Yogyakarta Kecamatan Jetis)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi

Ole h :
Yosephine Rena Ranindita
NIM: 092114043

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandantangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama
NIM

: Yosephine Rena Ranindita
: 092114043

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Evaluasi Penyusunan Dan Realisasi Anggaran Belanja Periode 2010-2012 (Studi
Kasus: Pemerintah Kota Yogyakarta Kecamatan Jetis).
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 28 Juli 2013
Yang menyatakan,

Yosephine Rena Ranindita

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Awal kesuksesan hidup adalah hati yang takut akan Tuhan. Ia
seperti pohon yang ditanam ditepi aliran air, yang menghasilkan
buahnya pada musimnya dan yang tidak layu daunnya apa saja
yang dibuatnya berhasil.”

Mazmur 1 : 3

Kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertaiku
Bapakku Alm. Oktavianus Supriyo Gatot Iriyanto dan
Ibuku Maria Valentina Sumaryatun
Mas Raymondus Radita Renantaka dan keluarga
Serta teman-temanku semuanya

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
EVALUASI PENYUSUNAN DAN REALISASI ANGGARAN BELANJA
PERIODE 2010-2012 (Studi Kasus: Pemerintah Kota Yogyakarta Kecamatan
Jetis) dan dimajukan untuk diuji pada tanggal adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi
ini tidak terdap keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan menyalin, atau meniru dalam rangkaian kalimat atau simbol yangg
menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya
aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau
keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambik dari tulisan orang
lain tanpa memberi pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil
tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan
tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya
sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya
terima.
Yogyakarta, 03 Juli 2013

Yang membuat pernyataan,

(Yosephine Rena Ranindita)

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini berujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan

dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga kepada:
1. Rama Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberi kesempatan
untuk belajar dan mengembangkan kepribadian.
2. Lisia Apriani, S.E., M.Si., Akt., QIA selaku Pembimbing yang telah
membantu serta membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. H. Sisruwandi, SH. M.Kn selaku Camat Kelurahan Jetis Yogyakarta yang
memberi ijin untuk melakukan penelitian. Dan segenap pegawai Kelurahan
Jetis Yogyakarta yang telah banyak membantu dengan mencarikan data yang
dibutuhkan.
4. Papa, Mama, Mas Adit dan Mbak Shinta yang peduli, banyak mendorong dan
mendoakan penulis hingga skripsi dapat selesai.
5. Teman-teman satu bimbingan Indri, Michel, Fanny, Esti, Susan, Evi, Novi,
Yanuar, Samuel, Raymond, Tara, Endi yang selalu memberi motivasi.
6. Teman seperjuangan Hoho, Ipus, Leo, Yonas, Yoga, Bathara, Ari yang selalu
memberi support.
7. Sahabat-sahabatku Mita, Agatha, Dian, Tika, Dea, Eneng, Vira, Eci, Chika
yang selalu mendoakan dan memberi semangat.
8. Seluruh dosen dan staf Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi yang telah
membantu selama menjadi mahasiswa Fakultas Ekonomi.

9. Semua teman-teman seangkatan Akuntansi 2009 atas dukungannya.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 03 Juli 2013
Penulis

viii


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
HALAMAN PERSEMBAHAN
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
HALAMAN KATA PENGANTAR
HALAMAN DAFTAR ISI
HALAMAN DAFTAR TABEL
HALAMAN DAFTAR GAMBAR
ABSTRAK
ABSTRACT
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian
1.4. Manfaat Penelitian
1.5. Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Anggaran Sektor Publik
2.2. Fungsi Anggaran Sektor Publik
2.3. Tujuan Anggaran Sektor Publik
2.4. Peranan Anggaran Sektor Publik
2.5. Prinsip-Prinsip Anggaran Sektor Publik
2.6. Jenis-Jenis Anggaran Sektor Publik
2.7. Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik
2.8. Pengertian Anggaran
2.9. Fungsi Anggaran
2.10. Tujuan dan Manfaat Anggaran
2.11. Karakteristik Anggaran
2.12. Jenis-Jenis Anggaran
2.13. Metode Pembuatan Anggaran
2.14. Tahap-Tahap Penyusunan Anggaran
2.15. Pengertian Efisiensi
2.16. Analisis Varians Anggaran
2.17. Pengertian Kecamatan
2.18. Penelitian Terdahulu
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
3.2. Tempat Dan Waktu Penelitian
3.2.1. Tempat Penelitian
3.2.2. Waktu Penelitian
3.3. Metode Penelitian
ix

i
ii
iii
iv
v
vi
viii
ix
xi
xii
xiii
xiv
1
1
2
3
3
4
6
6
6
12
12
13
15
15
17
18
19
21
22
25
26
26
27
28
29
31
31
31
31
31
32

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3.3.1. Pengumpulan Data
3.3.2. Pengolahan Dan Analisis Data
3.3.3. Teknik Analisis Data
BAB IV GAMBARAN UMUM
4.1. Sejarah Singkat Kecamatan Jetis Yogyakarta
4.2. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Fungsi Kecamatan Jetis
4.3. Letak dan Lokasi Kecamatan Jetis
4.4. Struktur Organisasi Kecamatan Jetis
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
5.1. Proses Penyusunan APBD
5.2. Prosedur Penyusunan Anggaran Belanja Kecamatan Jetis
5.3. Anggaran Belanja Kecamatan Jetis
5.4. Analisis Varians
5.4.1. Anggaran Belanja Kecamatan Jetis 2010
5.4.1.1. Belanja Tidak Langsung
5.4.1.2. Belanja Langsung
5.4.1.2.1. Program Pelayanan Administrasi
5.4.1.2.2. Program Peningkatan Sarana dan Aparatur
5.4.1.2.3. Program Peningkatan Pelayanan Kecamatan
5.4.2. Anggaran Belanja Kecamatan Jetis 2011
5.4.2.1. Belanja Tidak Langsung
5.4.2.2. Belanja Langsung
5.4.2.2.1. Program Pelayanan Administrasi
5.4.2.2.2. Program Peningkatan Sarana dan Aparatur
5.4.2.2.3. Program Peningkatan Pelayanan Kecamatan
5.4.2.2.4. Program Pemberdayaan Berbasis Kewilayahan
5.4.3. Anggaran Belanja Kecamatan Jetis 2012
5.4.3.1. Belanja Tidak Langsung
5.4.3.2. Belanja Langsung
5.4.3.2.1. Program Pelayanan Administrasi
5.4.3.2.2. Program Peningkatan Sarana dan Aparatur
5.4.3.2.3. Program Peningkatan Pelayanan Kecamatan
5.4.3.2.4. Program Pemberdayaan Berbasis Kewilayahan
5.5. Hasil Evaluasi Anggaran Belanja
BAB VI PENUTUP
6.1. Kesimpulan
6.2. Keterbatasan Penelitian
6.3. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x

32
32
33
35
35
36
38
38
40
40
41
45
47
47
48
48
48
49
50
52
52
52
53
54
54
55
57
58
58
58
59
60
61
63
65
65
66
67
68
69

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1.
Tabel 3.2.
Tabel 5.1.
Tabel 5.2.
Tabel 5.3.
Tabel 5.4.
Tabel 5.5.

Perbandingan antara Anggaran dan Realisasi
Perbandingan Prosedur Penyusunan Anggaran antara
Kecamatan Jetis dan sektor Publik
Perbandingan Prosedur Penyusunan Anggaran antara
Kecamatan Jetis dan sektor Publik
Program dan Anggaran Belanja Kecamatan Jetis
Data Anggaran dan Realisasi Kecamatan Jetis
Tahun 2010
Data Anggaran dan Realisasi Kecamatan Jetis
Tahun 2011
Data Anggaran dan Realisasi Kecamatan Jetis
Tahun 2012

xi

33
34
43
46
51
56
62

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1.
Gambar 5.2.
Gambar 1.

Alur Penyusunan Anggaran Pemerintah
Alur Penyusunan Anggaran Belanja Kecamatan Jetis
Struktur Organisasi Kecamatan Jetis

xii

40
43
69

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
EVALUASI PENYUSUNAN DAN REALISASI ANGGARAN BELANJA
PERIODE 2010-2012
Studi Kasus : Pemerintah Kota Yogyakarta Kecamatan Jetis
Yosephine Rena Ranindita
NIM : 092114043
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2013
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui perbandingan prosedur
penyusunan anggaran belanja antara Kecamatan Jetis dan sektor publik, (2)
menganalisis varians antara anggaran belanja dengan realisasi di Kecamatan Jetis.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus yang dilakukan di Pemerintah Kota
Kecamatan Jetis. Data diperoleh dengan melakukan metode wawancara dan
dokumentasi. Langkah yang ditempuh untuk mencapai tujuan penelitian adalah:
(1) melakukan perbandingan prosedur penyusunan anggaran belanja antara
Kecamatan Jetis dan sektor publik, (2) melakukan perbandingan antara anggaran
belanja dan realisasi dengan menggunakan analisis varians.
Hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa: (1)
perbandingan prosedur penyusunan anggaran belanja antara Kecamatan Jetis dan
sektor publik secara keseluruhan sudah sesuai, (2) perbandingan antara anggaran
belanja dan realisasi yang dilakukan dengan menggunakan analisis varians di
Kecamatan Jetis pada tahun 2010-2012 secara keseluruhan sudah efisien. Rasio
efisiensi belanja pada tahun 2010 sebesar 97%. Pada tahun 2011 pemerintah
mengalami kenaikan dalam hal efisiensi anggaran belanja sebesar 95%.
Sedangkan tahun 2012 juga mengalami kenaikan efisiensi belanja sebesar 92%.

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
EVALUATION OF THE BUDGET PREPARATION AND REALIZATION
OF THE PERIOD 2010-2012
Case Study: City Government of Yogyakarta Jetis District
Yosephine Rena Ranindita
NIM: 092114043
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2013
This study aims to: (1) determine the ratio between budget preparation
procedure Jetis District and public sector, (2) analyzing the variance between
actual expenditure in Jetis District.
This research is a case study conducted in the City District Government
Jetis. Data obtained by conducting interviews and documentation. Steps taken to
achieve the research objectives are: (1) a comparison between budget preparation
procedure Jetis District and public sector, (2) a comparison between budget and
actual expenditure by using analysis of variance.
The results of the research stated that: (1) budget preparation procedure
Jetis District as a whole has comply with the public sector theory, (2) the variance
of the budgetted and actual expenditures in Jetis District in 2010-2012 has already
been efficient. Expenditure efficiency ratio in 2010 was 97%, in 2011 the
government increased the budget performance in terms of efficiency of 95%,
while in 2012 it also increased the efficiency of spending by 92%.

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Pelayanan publik atau pelayanan umum adalah segala bentuk pelayanan,
baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya
menjadi tanggungjawab dan dilakasanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di
daerah dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik
Daerah dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam
rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan
organisasi yang menyelenggarakannya, pelayanan publik dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu pelayanan publik yang diselenggarakan oleh organisasi
privat dan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh organisasi pubik.
Salah satu yang melaksanakan pelayanan publik yang diselenggarakan
oleh organisasi publik yaitu kecamatan. Tujuan yang akan dicapai kecamatan
yakni kesejahteraan, kemandirian dan Sumber Daya Manusia Masyarakat yang
meningkat secara signifikan dengan pola dan konsep yang matang dan terukur
secara jelas, sehingga terwujud tatanan kehidupan masyarakat yang makmur
dalam keadilan dan adil dalam kemakmuran. Hal tersebut mensinergikan
hubungan antara pembangunan fisik dan masyarakat dengan fasilitator
Birokrasi yang ada di lini pemerintahan terendah yaitu kecamatan.

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

Menurut Mulyadi (2001), anggaran merupakan suatu rencana kerja yang
dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar dan
satuan ukuran lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun. Anggaran
merupakan suatu rencana kerja jangka pendek yang disusun berdasarkan
rencana kegiatan jangka panjang yang ditetapkan dalam proses penyusunan
program (programming). Anggaran merupakan suatu bentuk perencanaan
jangka pendek yang menyediakan standar yang harus dicapai oleh manajer.
Sebagai

badan

pemerintah

yang

memberikan

pelayanan

bagi

masyarakat, Kecamatan Jetis membutuhkan suatu strategi dalam mengelola
aspek keuangan. Apabila terdapat perbedaan antara anggaran belanja dengan
realisasinya dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk penyusunan anggaran
belanja tahun berikutnya atau bahan untuk perubahan anggaran belanja yang
sedang berjalan.

1.2. Rumusan Masalah
Untuk memperjelas permasalahan dalam penelitian ini, maka penulis
merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah prosedur penyusunan anggaran belanja di Kecamatan Jetis sudah
sesuai dengan prosedur anggaran sektor publik?
2. Apakah terjadi efisiensi dalam realisasi penggunaan anggaran belanja di
Kecamatan Jetis?

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Mengetahui perbandingan prosedur penyusunan anggaran belanja antara
Kecamatan Jetis dan sektor publik.
2. Menganalisis varians antara anggaran belanja dengan realisasi pada
Kecamataan Jetis.

1.4. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Kecamatan
Sebagai masukan yang bermanfaat bagi pemegang kas kecamatan untuk
mengetahui kebaikan dan kelemahan yang mungkin terjadi dalam proses
penyusunan anggaran selama ini serta untuk mengadakan perbaikan–
perbaikan yang mungkin diperlukan dalam upaya meningkatkan efektivitas
dan efisiensi anggaran pada Kecamatan Jetis.
2. Penulis
Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai proses penyusunan
anggaran dalam aplikasinya pada sebuah kecamatan.
3. Masyarakat Umum
Sebagai

bahan

membutuhkan.

referensi

bagi

mahasiswa

atau

masyarakat

yang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

1.5. Sistematika Penulisan
Bab I

: Pendahuluan
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah,
rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

sistematika penelitian.
Bab II

: Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi tentang teori-teori yang digunakan sebagai dasar
untuk melakukan

penelitian serta sebagai dasar untuk mengolah

data.
Bab III

: Metode Penelitian
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai jenis penelitian, waktu
penelitian, subjek dan objek penelitian, cara pengumpulan data,
teknik analisis data.

Bab IV

: Gambaran Umum
Dalam bab ini diuraikan tentang instalasi pemerintahan yang
menjadi sampel penelitian.

Bab V

: Analisa Data Dan Pembahasan
Dalam bab ini dijelaskan perhitungan-perhitungan yang digunakan
untuk

menjawab

rumusan

pengujian, pembahasan hasil
telah ditentukan.

masalah,

langkah-langkah

pengujian dengan metode yang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Bab VI

5

: Penutup
Dalam bab ini dijelaskan kesimpulan penelitian, keterbatasan
penulis dan saran bagi peneliti selanjutnya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Anggaran Sektor Publik
Menurut Mahsun dkk (2011), anggaran adalah alat perencanaan untuk
masa depan yang pada umumnya mencakup jangka waktu satu tahun dan
dinyatakan dalam satuan moneter. Anggaran ini merupakan perencanaan
jangka pendek organisasi yang menerjemahkan berbagai program kedalam
rencana keuangan tahunan yang lebih kongkret.

2.2. Fungsi Anggaran Sektor Publik
Menurut Mardiasmo (2002:63), beberapa fungsi anggran sektor publik
Anggaran sektor publik mempunyai beberapa fungsi utama, yaitu:
1. Anggaran Sebagai Alat Perencanaan (Planning Tool)
Anggaran merupakan alat perencanaan manajemen untuk mencapai
tujuan organisasi. Anggaran sektor publik dibuat untuk merencanakan
tindakan apa yang akan dilakukan oleh pemerintah, berapa biaya yang
dibutuhkan, dan berapa hasil yang diperoleh dari belanja pemerintah
tersebut. Anggaran sebagai alat perencanaan digunakan untuk:
1) Merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi
dan misi yang ditetapakan.

6

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7

2) Merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tujuan
organisasi serta merencanakan alternatif sumber pembiayaan.
3) Mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan yang telah
disusun, dan
4) Menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapaian strategi.
2. Anggaran Sebagai Alat Pengendalian
Sebagai alat pengendalian anggaran memberikan rencana detail
atas pendapatan dan pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan yang
dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Tanpa anggaran,
pemerintah tidak dapat mengendalikan pemborosan pengeluaran.
Anggaran sektor publik dapat digunakan untuk mengendalikan eksekutif.
Pengendalian Anggaran Publik dapat dilakukan melalui empat cara,
yaitu:
1) Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan;
2) Menghitung selisih anggaran;
3) Menemukan penyebab yang dapat dikendaliakan dan tida dapat
dikendalikan atas satu varians;
4) Merevisi standar biaya atau target anggaran untuk tahun berikutnya.
3. Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal
Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal pemerintah digunakan
untuk menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Melalui anggran publik tersebut dapat diketahui arah kebijakan fiskal
pemerintah, sehingga dapat dilakukan prediksi-prediksi dan estimasi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8

eklonomi. Anggaran dapat digunakan mrndorong, memfasilitasi, dan
mengkoordinasi

kegiatan

ekonomi

masyarakat

sehinnga

dapat

mempercepat pertumbuhan ekonomi.
4. Anggaran sebagai alat politik
Anggaran digunakan untuk memutuskan perioritas-perioritas dan
kebutuhan keuangan terhadap prioritas tersebut. Pada sektor publik
anggaran merupakan dokumen politik sebagai bentuk komitmen
eksekutif dan kesepakatan legislatif atas penggunaan dana publik untuk
kepentingan tertentu. Anggran bukan sekedar masalah teknis akan tetapi
lebih merupakan alat politik. Oleh karena pembuatan anggaran
memerlukan poltical skill, coalition building, keahlian bernegoisasi, dan
pemahaman tentang prinsip manajemen keuangan publik oleh para
manjer publik.
5. Anggaran sebagai alat komonikasi dan koordinasi
Setiap unit kinerka pemerintahan terlibat dalam proses penyusunan
anggran. Anggran publik merupakan alat koordinasi antar bagian
pemerintahan. Anggran publik yang disusun dengan baik akan mampu
mendeteksi terjadinya inkonsistensi suatu unit kerja dalam pencapaian
tujuan organisasi. Disamping itu juga anggaran pulik berfungsi sebagai
alat komunikasi antar unit kerja dalam lingkungan eksekutif.
6. Anggaran sebagai alat penilaian kinerja
Anggaran merupakan wujud komitmen dari eksekutif kepada
legislatif. Kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan pencapaian target

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

9

anggaran dan efisiensi pelaksanaan anggaran. Kinerja manajer publik
dinilai berdasarkan berapa yang berhasil ia capai dikaitkan dengan
anggaran yang telah ditetapakan.
7. Anggaran sebagai alat motivasi
Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajer
dan stafnya agar dapat bekerja secara ekonomis, efektif, dan efesien
dalam mencapai target dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Target anggaran hendaknya jangan terlalu tinggi sehingga tidak dapat
dipenuhi, namun juga jangan terlalu rendah sehingga terlalu mudah untuk
dicapai.
8. Anggaran sebagai alat untuk menciptakan ruang publik
Anggaran publik tidak boleh diabaikan oleh kabinet, birokrat dan
DPR/DPRD. Masyarakat, LSM, Perguruan Tinggi, dan berbagai
organisasi kemasyarakatan harus terlibat dalam prises penganggaran
sektor publik. Kelompok masyarakat yang terorganisir akan mencoba
mempengaruhi

anggara

pemerintah

untuk

kepentingan

mereka.

Kelompok lain dari masyarakat yang kurang terorganisasi akan
mempercayakan aspirasinya melelui proses yang ada.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 10

Menurut Mahsun dkk (2011), anggaran sektor publik memiliki
beberapa fungsi utama, yaitu:
1. Anggaran sebagai Alat Perencanaan
Anggaran sektor publik dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang
akan dilakukan oleh pemerintah, berapa biaya yang dibutuhkan dan
berapa hasil yang diperoleh dari belanja pemerintah tersebut.
2. Anggaran sebagai Alat Pengendalian
Anggaran dapat berfungsi sebagai alat pengendalian yang digunakan
untuk menghindari dan membatasi adanya pengeluaran/belanja lebih
(overspending),

pengeluaran/belanja

kurang

(underspending)

dan

pengeluaran /belanja yang salah sasaran yaitu alokasi pada bidang lain
yang bukan prioritas.
3. Anggaran sebagai Alat Kebijakan Fiskal
Anggaran negara dibuat sebagai alat kebijakan fiskal pemerintah yaitu
digunakan untuk menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan
ekonomi.
4. Anggaran sebagai Alat Politik
Anggaran merupakan bentuk komitmen eksekutif dan kesepakatan
legislatif atas penggunaan dan publik untuk kepentingan tertentu
sehingga kegagalan dalam melaksanakan anggaran yang telah disetujui
dapat menurunkan kredibilitas pemerintah.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 11

5. Anggaran sebagai Alat Koordinasi dan Komunikasi Anggaran berfungsi
sebagai alat koordinasi dan komunikasi antar bagian (unit kerja) dalam
pemerintah, sehingga anggaran yang baik akan mampu mendeteksi
terjadinya inkonsistensisuatu unit kerja dalam pencapaian tujuan.
6. Anggaran sebagai Alat Penilai Kinerja
Oleh karena anggaran merupakan bentuk komitmen dari eksekutif
kepada pemberi wewenang (legislatif) maka kinerja eksekuif dapat
dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan efisiensi pelaksanaan
anggaran.
7. Anggaran sebagai Alat Motivasi
Anggaran dapat digunakan sebagai alat memotivasi manajer dan stafnya
agar bekerja secara ekonomis, efektif, dan efisien dalam mencapai target
dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
8. Anggaran sebagai Alat Untuk Menciptakan Ruang Publik
Anggaran bisa berfungsi sebagai media bagi masyarakat, LSM,
perguruan tinggi, dan berbagai organisasi kemasyarakatan untuk
memonitor dan menyoroti rencana keuangan pemerintah sehingga
mereka bisa menyampaikan suara mereka.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 12

2.3. Tujuan Anggaran Sektor Publik
Menurut Mardiasmo (2002), tujuan dari proses penyusunan anggaran
yaitu :
1.

Membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal dan meningkatkan
koordinasi antarbagian dalam lingkungan pemerintah.

2.

Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan
barang dan jasa publik melalui proses pemrioritasan.

3.

Memungkinkan bagi pemerintah untuk memenuhi prioritas belanja.

4.

Meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah
kepada DPR/DPRD dan masyarakat luas.

2.4. Peranan Anggaran Sektor Publik
Menurut Rosjidi (2001), Budget Sektor Publik memiliki peranan
sebagai :
1.

Perencanaan
Perencanaan adalah proses sistematik untuk menetapkan aktivitasaktivitas yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan
program pada masa yang akan datang. Jadi, merupakan kehendak
pemerintah yang ditetapkan terlebih dahulu untuk melaksanakan
program guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat (public
welfare) dengan jalan untuk memanfaatkan sumberdaya dan dana
untuk mendukung kegiatan pembangunan jangka panjang.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 13

2.

Pengendalian
Pengendalian yang efektif harus dilakukan secara melekat dalam
tubuh organisasi, yaitu pengendalian atau pengawasan oleh atasan
terhadap bawahannya dalam setiap jenjang pelaksanaan tugas.

3.

Evaluasi
Setiap perencanaan kegiatan dan anggarannya agar bisa dipakai
sebagai dasar penilaian harus diciptakan acuan dalam bentuk standarstandar. Dengan standar-standar tersebut kinerja setiap pelaksanaan
kegiatan dapat diukur dan dievaluasi yaitu : apakah sudah sesuai
dengan rencana kegiatan dan anggarannya, apakah tidak menyimpang
dari peraturan-peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
apakah sudah dilaksanakan secara efisien dan efektif berdasarkan
pembanding yang sejenis sehingga bisa segera diakukan tindakan
korektif yang diperlukan apabila terjadi penyimpangan dan mencegah
agar tidak terulang kembali.

2.5. Prinsip-Prinsip Anggaran Sektor Publik
Prinsip-prinsip anggaran sektor publik menurut Mardiasmo (2004; 6768), meliputi:
1.

Otorisasi oleh Lembaga Legislatif
Anggaran publik harus mendapatkan otorisasi dari lembaga legislatif
terlebih dahulu sebelum lembaga eksekutif dapat membelanjakan
anggaran.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 14

2.

Komprehensif
Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan pengeluaran.
Oleh karena itu, adanya non budgetair pada dasarnya menyalahi
prinsip anggaran yang bersifat komprehensif.

3.

Keutuhan Anggaran
Semua penerimaan dan belanja harus terhimpun dalam dana umum.

4.

Nondiscretionary Appropriation
Jumlah yang disetujui oleh dewan legislatif harus termanfaatkansecara
ekonomis, efisien dan efektif.

5.

Periodik
Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, bisa bersifat
tahunan maupun multi tahunan.

6.

Akurat
Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang
tersembunyi,

yang

dapat

dijadikan

sebagi

kantong-kantong

pemborosan dan inefisiensi anggaran serta dapat mengakibatkan
munculnya underestimate pendapatan dan Over estimate pengeluaran.
7.

Jelas
Anggaran hendaknya sederhana, dapat difahami masyarakat dan tidak
membingungkan.

8.

Diketahui Publik
Anggaran harus di informasikan kepada masyarakat luas.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 15

2.6.

Jenis-Jenis Anggaran Sektor Publik
Menurut Mahsun dkk (2011), jenis-jenis anggaran sektor publik terdiri
dari:
1.

Anggaran Operasional
Anggaran operasional digunakan untuk merencanakan kebutuhan
sehari-hari dalam menjalanakan pemerintahan misalnya anggaran
untuk pengeluaran/belanja rutin. Pengeluaran ini manfaatnya hanya
untuk satu tahun anggaran dan tidak dapat menambah asset atau
kekayaan bagi perusahaan.

2.

Anggaran Modal/Investasi
Anggaran

modal

menunjukkan

rencana

jangka

panjang

dan

pembelanjaan atas aktiva tetap seperti gedung, peralatan, kendaraan,
perabot dan sebagainya. Belanja Modal/Investasi merupakan contoh
anggaran modal. Belanja modal ini manfaatnya cenderung melebihi
satu tahun dan akan menambah aset atau kekayaan pemerintah.

2.7.

Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik
Menurut Mashun dkk (2011), proses penyusunan APBD menurut
Akuntansi Sektor Publik:
1.

Pemerintah Daerah menyampaikan kebijakan umum APBD tahun
anggaran berikutnya sejalan dengan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah, sebagai landasan penyusunan RAPBD kepada DPRD.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 16

2.

Berdasarkan

kebijakan

umum

APBD

yang

te la h

disepakati

denganDPRD, pemerintah Daerah bersama Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah membahas prioritas dan plafon anggaran sementara untuk
dijadikan acuan bagi setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah.
3.

Dalam Rangka penyusunan RAPBD, Kepala Satuan Kerja Perangkat
Daerah selaku pengguna anggaran menyusun Rencana Kerja
Anggaran (RKA) Satuan Kerja Perangkat Daerah tahun berikutnya.

4.

Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Satuan Kerja Perangkat Daerah
disusun dengan pendekatan berdasarkan prestasi kerja yang akan
dicapai dan prakiraan belanja.

5.

Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) disampaikan kepada DPRD
untuk dibahas dalam pembicaraan pendahuluan RAPBD.

6.

Hasil pembahasan Rencana Kerja Anggaran disampaikan kepada
pejabat pengelola keuangan daerah sebagai bahan penyusunan
Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD tahun berikutnya.

7.

Pemerintah Daerah mengajukan Rancangan Peraturan Daerah tentang
APBD, disertai penjelasan dan dokumen-dokumen pendukungnya
kepada DPRD.

8.

Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dilakukan
sesuai dengan undang-undang yang mengatur susunan dan kedudukan
DPRD.

9.

DPRD dapat mengajukan usul yang mengakibatkan perubahan jumlah
penerimaan dan pengeluaran dalam Rancangan Peraturan Daerah

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 17

tentang APBD, sepanjang tidak mengakibatkan peningkatan defisit
anggaran.
10.

APBD yang disetujui oleh DPRD terinci sampai dengan unit
organisasi, fungsi, program kegiatan, dan jenis belanja. Apabila untuk
membiayai keperluan setiap bulan, Pemerintah Daerah dapat
melaksanakan pengeluaran setinggi-tingginya sebesar angka APBD
tahun anggaran berikutnya.

2.8. Pengertian Anggaran
Menurut Nafarin (2000), anggaran adalah suatu rencana keuangan
periodik yang disusun berdasarkan program-program yang telah disahkan.
Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu
organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan
dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu. Anggaran merupakan alat
manajemen dalam mencapai tujuan. Jadi anggaran bukan tujuan dan tidak
dapat menggantikan manajemen.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 18

2.9.

Fungsi Anggaran
Sesuai dengan fungsi manajemen yang terdiri dari fungsi perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan, fungsi anggaran juga demikian. Menurut
Nafarin (2000), fungsi-fungsi anggaran :
1.

Fungsi Perencanaan
Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis menuntut pemikiran
yang teliti dan akan memberikan gambaran yang lebih nyata/jelas
dalam unit dan uang.

2.

Fungsi Pelaksanaan
Anggaran merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan,
sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras dalam mencapai
tujuan (laba). Jadi anggaran penting untuk menyelaraskan (koordinasi)
setiap bagian kegiatan. Sehingga tiap bagian harus melaksanakan
tugasnya secara selaras, terarah, terkoordinasi sesuai dengan yang
direncanakan atau yang telah ditetapkan dalam anggaran.

3.

Fungsi Pengawasan
Anggaran merupakan alat pengawasan (controlling). Pengawasan
berarti mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan,
dengan cara :
1.

Memperbandingkan realisasi dengan rencana (anggaran).

2.

Melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (apabila
terdapat penyimpangan yang merugikan).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 19

Menurut Mulyadi (2001), fungsi anggaran yaitu :
1.

Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana
kerja.

2.

Anggaran

merupakan

cetak

biru

aktivitas

yang

a ka n

dilaksanakan perusahaan dimasa mendatang.
3.

Anggaran berfungsi sebagai alat komunikasi intern yang
menghubungkan berbagai unit organisasi dalam perusahaan dan
yang menghubungkan manajer bawah dan manajer atas.

4.

Anggaran berfungsi sebagai tolak ukur yang dipakai sebagai
pembanding hasil operasi sesungguhnya.

5.

Anggaran

berfungsi

sebagai

alat

pengendalian

yang

memungkinkan manajemen menunjuk bidang yang kuat dan
lemah bagi perusahaan.
6.

Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan
memotivasi manajer dan karyawan agar senantiasa bertindak
secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan organisasi.

2.10. Tujuan dan Manfaat Anggaran
Tujuan penyusunan anggaran menurut Nafarin (2000), antara lain:
1.

Untuk digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih
sumber dan penggunaan dana.

2.

Untuk mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan
digunakan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 20

3.

Untuk merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis
penggunaan dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan.

4.

Untuk merasionalkan sumber dan penggunaan dana agar dapat
mencapai hasil yang maksimal.

5.

Untuk menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan
anggaran lebih jelas dan nyata terlihat.

6.

Untuk menampung dan menganalisa serta memutuskan setiap usulan
yang berkaitan dengan keuangan.
Sedangkan manfaat anggaran menurut Nafarin (2000):

1.

Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama.

2.

Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan
pegawai.

3.

Dapat memotivasi pegawai.

4.

Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada pegawai.

5.

Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.

6.

Sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana dapat
dimanfaatkan seefisien mungkin.

7.

Alat pendidikan bagi para manajer.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 21

2.11. Karakteristik Anggaran
Untuk memperoleh konsep yang lebih jelas mengenai anggaran,
berikut ini diuraikan karakteristik anggaran. Menurut Mulyadi (2001),
anggaran mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1.

Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain
keuangan.

2.

Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun.

3.

Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang berarti
bahwa para manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk
mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.

4.

Usulan anggaran di-review dan disetujui oleh pihak yang berwenang
lebih tinggi dari penyusun anggaran.

5.

Sekali disetujui, anggaran hanya dapat berubah pada kondisi tertentu.

6.

Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibanding dengan
anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan.
Menurut Mulyadi (2001), anggaran yang baik memiliki karakteristik

berikut :
1.

Anggaran disusun berdasarkan program
Rencana jangka panjang yang dituangkan dalam program memberikan
arah kemana kegiatan perusahaan ditujukan dalam jangka panjang.
Anggaran merinci pelaksanaan program, sehingga anggaran yang
disusun setiap tahun memiliki arah seperti yang ditetapkan dalam
rencana jangka panjang.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 22

2.

Anggaran disusun berdasarkan pusat pertangungjawaban yang
dibentuk dalam organisasi perusahaan.

3.

Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian
Untuk menghasilkan anggaran yang dapat berfungsi sebagai alat
perencanaan dan sekaligus sebagai alat pengendalian, penyusunan
anggaran harus memenuhi syarat berikut ini :
a.

Partisipasi para manajer pusat pertanggungjawaban dalam
proses penyusunan anggaran.

b.
4.

Organisasi anggaran.

Penggunaan informasi akuntansi pertanggung jawaban sebagai alat
pengirim pesan dalam proses penyusunan anggaran dan sebagai
pengukur manajer dalam pelaksanaan anggaran.

2.12. Jenis-Jenis Anggaran
Menurut Nafarin (2000), anggaran dapat dikelompokkan dari
beberapa sudut pandang berikut:
1.

Menurut dasar penyusunan anggaran terdiri dari :
Anggaran variabel, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan interval
(kisaran) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan
suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat
aktivitas (kegiatan) yang berbeda. Misalnya anggaran penjualan
disusun berkisar antara 500 unit sampai 1.000 unit. Anggaran variabel
disebut juga dengan anggaran fleksibel.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 23

a.

Anggaran tetap, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu
tingkat kapasitas tertentu. Misalnya penjualan direncanakan
1.000

unit,

dengan

demikian

anggaran

lainnya

dibuat

berdasarkan anggaran penjualan 1.000 unit. Anggaran tetap
disebut juga dengan anggaran statis.
2.

Menurut cara penyusunan anggaran terdiri dari :
a.

Anggaran periodik, adalah anggaran yang disusun untuk satu
periode tertentu, pada umumnya periodenya satu tahun yang
disusun setiap akhir periode anggaran.

b.

Anggaran kontinu, adalah anggaran yang dibuat untuk
mengadakan perbaikan anggaran yang pernah dibuat, misalnya
tiap bulan diadakan perbaikan, sehingga anggaran yang dibuat
dalam setahun mengalami perubahan.

3.

Menurut jangka waktu anggaran terdiri dari :
a.

Anggaran jangka pendek (anggaran taktis), adalah anggaran
yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu
tahun. Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan
anggaran jangka pendek.

b.

Anggaran jangka panjang (anggaran strategis), adalah anggaran
yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun.
Anggaran untuk keperluan investasi barang modal merupakan
anggaran modal (capital budget). Anggaran jangka panjang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 24

tidak mesti berupa anggaran modal. Anggaran jangka panjang
diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek.
4.

Menurut bidangnya anggaran terdiri dari anggaran operasional dan
anggaran keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukandisebut
“anggaran

induk

(master

budget)”.

Anggaran

induk

mengkonsolidasikan rencana keseluruhan perusahaan untuk jangka
pendek, biasanya disusun atas dasar tahunan. Anggaran tahunan
dipecah lagi menjadi anggaran triwulanan dan anggaran triwulanan
dipecah lagi menjadi anggaran bulanan.
a.

Anggaran operasional adalah anggaran untuk menyusun
anggaran laporan rugi laba, antara lain terdiri dari :

b.

i.

Anggaran penjualan

ii.

Anggaran biaya pabrik
1)

Anggaran biaya bahan baku

2)

Anggaran biaya tenaga kerja langsung

3)

Anggaran biaya overhead pabrik

iii.

Anggaran beban usaha

iv.

Anggaran laporan laba rugi

Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran
neraca, antara lain terdiri dari:
i.

Anggaran kas

ii.

Anggaran piutang

iii.

Anggaran persediaan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 25

iv.

Anggaran utang

v.

Anggaran neraca

2.13. Metode Pembuatan Anggaran
Menurut Prawatiningsih (2007) yang mengutip pernyataan Harahap
(1997), ditinjau dari siapa yang membuatnya maka penyusunan anggaran
dapat dilakukan dengan cara :
1.

Otoriter atau top down
Dalam metode otoriter, anggaran yang disusun dan ditetapkan sendiri
oleh pimpinan dan anggaran inilah yang harus dilaksanakan bahwa
tanpa keterlibatan bawahan dalam penyusunannya.

2.

Demokrasi atau bottom up
Dalam metode demokrasi anggaran disusun berdasarkan hasil
keputusan karyawan. Anggaran disusun mulai dari bawahan sampai
ke atasan. Bawahan diserahkan sepenuhnya menyusun anggaran yang
akan dicapainya di masa yang akan datang.

3.

Campuran atau top down dan buttom up
Metode ini adalah campuran dari kedua metode diatas. Disini
perusahaan menyusun anggaran dengan memulainya dari atas
kemudian untuk selanjutnya dilengkapi dan dilanjutkan oleh karyawan
bawahan. Jadi ada pedoman dari atasan atau pimpinan dan dijabarkan
oleh bawahan sesuai dengan pengarahan atasan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 26

2.14. Tahap-Tahap Penyusunan Anggaran

Menurut Riyanto (http://dahlanforum.wordpress.com), tahap-tahap
dalam penyusunan anggaran adalah sebagai berikut:
1.

Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana
operasional perusahaan, transaksi-transaksi disini merupakan operasi
(operation transaction) pada tahun ini dapat diketahui adanya
defisit/surplus karena rencana operasi perusahaan.

2.

Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari
bank atau sumber-sumber dana lainnya yang operasi perusahaan juga
disusun estimasi pembayaran bunga kredit tersebut beserta waktu
pembayaran kembali, transaksi-transaksi disini merupakan transaksi
finansial (financial transactions).

3.

Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran
setelah adanya transaksi finansial dan anggaran kas yang final
merupakan gabungan dari transaksi operasional dan transaksi finansial
yang menggambarkan estimasi penerimaan dan pengeluaran kas
secara keseluruhan.

2.15. Pengertian Efisiensi
Efisiensi adalah ukuran dari hubungan antara masukan dan keluaran.
Menurut Nanang (2013) yang mengutip pernyataan Daft (2003:9), efisiensi
adalah penggunaan sumberdaya bahan baku, uang dan manusia secara
minimal untuk menghasilkan output sebanyak yang diharapkan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 27

2.16. Analisis Varians Anggaran
Menurut Prawatiningsih (2007) yang mengutip pernyataan Harahap
(1997), dalam mekanisme penerapan budget maka satu teknis yang selalu
diterapkan adalah analisis varian atau analisis penyimpangan. Analisis ini
dilakukan dengan cara membandingkan antara budget dengan realisasi.
Perbedaan antara angka budget dengan realisasi ini disebut penyimpangan
atau varians. Apabila kita menganggap bahwa budget ataupun standar sudah
benar dan akurat maka secara prinsip kita harus mengusahakan agar realisasi
harus sama dengan budget.
Menurut Shim & Siegel (2001), analisis varians membandingkan
antara kinerja standar dengan kinerja aktual dan dapat dilakukan oleh divisi,
departemen, program, produk, wilayah atau unit tanggung jawab lainnya.
Evaluasi varians dapat dilakukan secara kuartalan, bulanan, setiap hari atau
setiap jam, tergantung pada penting atau tidaknya mengidentifikasi masalah
dengan cepat. Karena kita tidak mengetahui angka aktual hingga akhir
periode, maka varians hanya dapat dilakukan pada akhir periode.
Menurut Ariana (2011), analisis varians belanja merupakan analisis
terhadap perbedaan atau selisih antara realisasi belanja dengan anggaran.
Analisis varians cukup sederhana namun dapat memberikan informasi yang
sangat berarti. Hal penting yang harus diperhatikan dalam analisis varians
ini adalah:
1.

Mempertanyakan alasan terjadinya varians. Apakah selisih tersebut
cukup beralasan dan dapat dipertanggungjawabkan?

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 28

2.

Berapa besarnya varians, apakah jumlahnya signifikan atau tidak ?

3.

Berapa tingkat selisih (varians) yang bisa di toleransi?

Rasio efisiensi belanja merupakan perbandingan antara realisasi belanja
dengan anggaran belanja. Rasio efisiensi belanja ini di gunakan untuk
mengukur tingkat penghematan anggaran yang dilakukan pemerintah. Rasio
efisiensi belanja dirumuskan sebagai berikut:
��������� �������

Rasio Efisiensi Belanja = �������� ������� � 100%
2.17. Pengertian Kecamatan
Menurut Wikipedia Indonesia (2013), kecamatan adalah sebuah
pembagian administratif negara Indonesia di bawah Daerah Tingkat II.
Sebuah kecamatan dipimpin oleh seorang camat dan dipecah kepada
beberapa kelurahan dan desa-desa. Menurut UU No.32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah :
1.

Pasal 26 Ayat 1 menyatakan Kecamatan di bentuk wilayah
Kabupaten/Kota dengan Peraturan Daerah berpedoman pada Peraturan
Pemerintah.

2.

Pasal 26 Ayat 2 menyatakan bahwa Kecamatan merupakan perangkat
Kabupaten dan Daerah Kota yang dipimpin oleh Camat yang dalam
pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan sebagian wewenang
Bupati atau Walikota untuk menangani sebagian urusan Otonomi
Daerah.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 29

2.18. Penelitian Terdahulu
Hasil Penelitian Wulandari (2006) tentang Penerapan Anggaran pada
Badan Usaha Berbentuk Koperasi bahwa ada beberapa faktor yang
menyebabkan

Koperasi

Karyawan

Indocement

(KKI)

menerapkan

penganggaran. Faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor internal dan faktor
eksternal.

Faktor internal

antara

lain: memudahkan

pengendalian,

peningkatan SHU dan Badan Pengawasan KKI. Faktor eksternal antara lain:
tuntutan PT Indocement Tbk dan persaingan usaha. Proses penyusunan
anggaran KKI menggunakan metode campuran yaitu TopDown dan Bottom
Up. Fungsi anggaran bagi KKI antara lain sebagai alat perencanaan,
pengendalian dan pengukuran kinerja.
Prawatiningsih (2007) meneliti mengenai evaluasi anggaran belanja
sebagai alat pengendali keuangan. Penelitian dilakukan pada Badan Rumah
Sakit Daerah (BRSD) Ciawi. Hasil dari penelitian tersebut adalah ada
beberapa faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan
anggaran. Faktor-faktor pertimbangan tersebut yaitu: jumlah kunjungan
pasien, jenis penyakit, rencana rumah sakit dalam penambahan sarana medis
dan non medis, jumlah tempat tidur, penambahan sarana fisik dan pelayanan
baru, rencana penambahan karyawan, peraturan pemerintah, dan anggaran
belanja tahun sebelumnya. Prosedur penyusunan anggaran belanja BRSD
Ciawi menggunakan metode campuran (top down dan bottom up). Prosedur
penyusunan anggaran belanja melalui beberapa tahap yaitu: pembuatan surat
edaran untuk setiap ruangan, sosialisasi format anggaran, pengumpulan data

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 30

usulan kebutuhan, pengumpulan data rekapitulasi kebutuhan, penyusunan
dan pengetikan konsep Rencana Anggaran Satuan Kerja (RASK), penelitian
RASK dan perubahan anggaran, serta pengesahan Dokumen Anggaran
Satuan Kerja (DASK).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1.

Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan studi kasus pada Kecamatan
Jetis Yogyakarta dengan metode penelitian lapangan. Tujuan dilakukannya
penelitian ini yaitu untuk mengumpulkan data dan informasi yang
diperlukan dalam analisis. Penelitian ini dipusatkan pada anggaran dalam
kantor pemerintahan sehingga kesimpulan dan hasil dari analisis yang
ditarik hanya berlaku bagi kantor pemerintahan tersebut pada periode
tertentu.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Jetis Yogyakarta berlokasi di
Jalan P. Diponegoro No 91 Yogyakarta.

1.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yang dimulai dari bulan
Maret sampai dengan Mei 2013.

31

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 32

3.3. Metode Penelitian
3.3.1. Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh melalui hasil pengamatan dan wawancara
dengan

bagian

bendahara

atau

pihak-pihak

lainnya

yang

berhubungan dengan masalah kecamatan, serta hasil pencatatan
lapangan. Data sekunder diperoleh dari pengumpulan data keuangan
yang dimiliki oleh kecamatan.

3.3.2. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data menggunakan analisis varians anggaran belanja.
Dasar penilaiannya yaitu dengan penyelidikan varians menggunakan
rasio efisiensi belanja dengan menghitung realisasi anggaran dibagi
anggaran belanja dikali seratus persen. Kinerja pemerintah daerah
dinilai baik apabila pemerintah daerah mampu melakukan efisiensi
belanja. Sebaliknya jika realisasi belanjanya lebih besar dari jumlah
yang dianggarkan, maka hal itu mgengidentifikasikan adanya
anggaran kinerja yang kurang baik.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 33

3.3.3. Teknik Analisis Data
Teknik Analisis Data untuk menjawab rumusan masalah I:
Tabel 3.1. Perbandingan Prosedur Penyusunan Anggaran
antara Kecamatan Jetis dan Sektor Publik
No

Kecamatan Jetis

Sektor Publik

1.

Pemda
menyampaikan
kebijakan
umum
APBD.

2.

Pemda
bersama
DPRD
membahas
prioritas dan plafon
anggaran sementara.

3.

Kepala
SKPD
menyusun RKA.

4.

DPRD
membahas
RKA yang sudah
disampaikan dalam
pembicaraan
pendahuluan
RAPBD.

5.

Pemda mengajukan

Dokumen yang terkait

Pengaruh kebijakan Penyusunan Anggaran, Penerapan Anggaran dan Belanja Daerah Berbasis Kinerja Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Asahan)

10 82 122

Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran Dan Struktur Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang)

5 81 111

Proses Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran Belanja Pemerintah Provinsi Jawa Barat

0 6 73

EVALUASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN ALOKASI ANGGARAN BELANJA DAERAH STUDI KASUS PADA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR

0 6 80

PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (Studi Kasus di Desa Ngrambe Kecamatan Ngrambe Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa (Studi Kasus Di Desa Ngrambe Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi 2013).

1 5 14

Evaluasi penyusunan Anggaran Dan Realisasi Anggaran Belanja pada Pemerintah Daerah (studi kasus pada Kecamatan Gondokusuman Kota Yogyakarta periode 2012-2014).

5 23 125

Analisis kinerja keuangan pemerintah kota berdasarkan rasio keuangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) : studi kasus di Pemerintah Kota Yogyakarta.

0 0 186

EVALUASI PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PERIODE 2011 - 2013

0 1 115

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA TAHUN ANGGARAN 2018 PEMERINTAH DESA PAKEL LAPORAN REALISASI PELAKSANAAN

0 0 5

ANALISIS RASIO KEUANGAN DAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

0 0 149