Evaluasi penyusunan Anggaran Dan Realisasi Anggaran Belanja pada Pemerintah Daerah (studi kasus pada Kecamatan Gondokusuman Kota Yogyakarta periode 2012-2014).

(1)

xvii ABSTRAK

EVALUASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN REALISASI ANGGARAN PADA PEMERINTAH DAERAH

Studi Kasus pada Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta

Yulius Slamet Prayudi NIM : 092114100 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui penyesuaian antara prosedur penyusunan anggaran belanja Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta dengan kajian Sektor Publik, (2) mengetahui apakah terjadi efisiensi yang terjadi antara anggaran belanja dengan realisasi di Kecamatan Gondokusuman,

Data yang diperoleh penulis dalam penelitian dengan melakukan metode wawancaran dan metode dokumentasi. Langkah-langkah penulis untuk mencapai tujuan penelitian : (1) melakukan penyesuaian antara Prosedur penyusunan anggaran di Kecamatan Gondokusuman dengan kajian Sektor Publik, (2) melakukan perbandingan antara anggaran belanja dengan realisasi anggaran belanja Kecamatan Gondokusuman.

Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) Prosedur penyusunan anggaran belanja Kecamatan Gondolusuman telah sesuai dengan sektor publik. (2) Perbandingan antara anggaran belanja Kecamatan Gondokusuman dan realisasi yang dilakukan dengan menggunakan analisis selisih di Kecamatan Gondokusuman pada tahun 2012-2014 secara keseluruhan sudah efisien. Rasio efisiensi belanja pada tahun 2012 sebesar 92%. Pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 94%. Dan pada tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 89%.


(2)

xviii ABSTRACT

THE EVALUATION ON BUDGETING AND ITS REALIZATION OF THE LOCAL GOVERNMENT

A Case Study in Gondokusuman District, Yogyakarta

Yulius Slamet Prayudi NIM : 092114100 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

This research aims at: (1) knowing the adjustment of the budgeting procedure of the Gondokusuman District of Yogyakarta by applying public sector study, (2) analyzing the gap between the budget of Gondokusuma District and its realization.

The data were obtained by the method of interview and documentation. The writer had done several steps to reach the aim of the research: (1) comparing the budgeting procedure in Gondokusuman District by applying public sector study, (2) comparing the budget and its realization in Gondokusuman District.

The result of this research shows that: (1) the budgeting procedure of Gondokusuman District had already been matched with public sector study. (2) The overall comparison between the budget of Gondokusuman District and its realization which was conducted by the gap analysis in Gondokusuman District in 2012-2014 had been efficient. The ratio of budgeting efficiency in 2012 was 92%. In 2013 it decreased by 94%, and in 2014 it increased by 89%.


(3)

PADA PEMERINTAH DAERAH

(Studi Kasus Pada Kecamatan Gondokusuman Kota Yogyakarta Periode 2012-2014)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Yulius Slamet Prayudi

NIM : 092114100

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

(5)

(6)

(7)

v

Moto dan persembahan

Bersabarlah dengan segala hal, tetapi bersabarlah terhadap dirimu. Jangan hilangkan keberanian dalam

mempertimbangkan ketidaksempurnaanmu, tapi mulailah untuk memperbaikinya-mulailah setiap hari dengan tugas

yang baru.

St. Fransiskus dari Sales

Manusia tidak merancang untuk gagal, mereka gagal untuk merancang

(William J. Siegel)

Kupersembahakan untuk:

Yesus Kristus

Alm. Bapak Dionisios Dwi Istiarjo

dan Ibu MM Sarmini


(8)

(9)

vii

Puji Syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga menyelesaikan skripsi ini. Penulis

skripsi ini bertujuan untuk menulis salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada

Program Studi Akuntansi, Fakultas EkonomiUniversitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga

kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu membimbing dan memberikan karunia-Nya

pada setiap langkah dalam mengerjakan Skripsi ini.

2. Drs.Johanes Eka Priyatna, M.Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata Dharma

yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan

kepribadian kepada penulis.

3. Dr. H. Herry Maridjo., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata

Dharma.

4. Drs.YP.Supardiyono,MSi, Akt, QIA. CA selaku Ketua Program Studi Akuntansi

Universitas Sanata Dharma.

5. Dr.FA.Joko Siswanto,MM, AKT.,QIA. CA sebagai Dosen Pembimbing yang

telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan selama

MPT dan penyusunan skripsi.

6. Seluruh staf dan dosen Universitas Sanata Dharma atas segala hal yang penulis

dapatkan didalam bangku kuliah.

7. Kedua orang tua yang telah membesarkan penulis. Terima kasih banyak untuk


(10)

viii

8. Ibu Lina yang telah membantu penulis memberikan data-data, beserta seluruh

karyawan di Kecamatan Gondokusuman Kota Yogyakarta.

9. Embah kakung dan mbah putri yang meberikan aku doa dan semangat dalam

kuliah.

10. Adik ku Aris dan Devi atas perhatiannya selama ini.

11. Om Tri dan bulek Yani, terima kasih memberikan ak semangat dan doa selamai

ini.

12. Teman-teman MPT yang banyak memberikan aku bantuan dan masukan: Ipus,

Marsianus, Yonas, Hoho, Yuyud, Topan, Brian, Utud.

13. Sahabat dan teman terbaik ku : Topan, Arton, Hoho, Marsianus, Ipus, Hoho,

Yonas, Yanuar, Petrik, Tara, Bos Raden, gepeng, Inge, Tomijo, Jojo, Utud,

Klowor, Bowo, Yuyud, Brian, Yoga, Harjo Gudel, pepet, Iswan, Geby, Erda.

14. Bang sofyan yang di makasar, sudah mendukung aku, dan memberikan motivasi

aku selama ini.

15. Kepala Cabang PT Kisel, Pak Sugeng yang merikan aku motivasi dan semangat.

16. Teman-teman KKP: Jojo, Arum, Hetty, Ino.


(11)

(12)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……….………... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………... ii

HALAMAN KATA PENGESAHAN………... iii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... iv

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN………... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS……… vi

HALAMAN KATA PENGANTAR……….. vii

HALAMAN DAFTAR ISI………. x

DAFTAR TABEL………... xvi

DAFTAR GAMBAR……….. xvii

ABSTRAK………...……... xviii

BAB I PENDAHULUAN………... 1

A. Latar Belakang Masalah………... 1

B. Rumusan Masalah……...………... 2

C. Tujuan penelitian……….………... 3

D. Manfaat Penelitian………... 4


(13)

xi

A. Pengertian Anggaran Sektor Publik………... 6

B. Pentingnya Anggaran Sektor Publik………... 6

C. Fungsi Anggaran Sektor Publik………... 8

D. Tujuan Anggaran Sektor Publik………...…………... 10

E. Peranan Anggaran Sektor Publik………... 11

F. Prinsip-prinsip Anggaran Sektor Publik………... 13

G. Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik………... 14

H. Pengertian Anggaran…....………... 16

I. Fungsi Anggaran……….……..……... 16

J. Tujuan dan Manfaat Anggaran………... 18

K. Karakteristik Anggaran………... 19

L. Jenis-jenis Anggaran………...…………... 21

M. Metode Pembuatan Anggaran………..………... 23

N. Tahapan-Tahapan Penyusunan Anggaran…….…………... 24

O. Pengertian Efiesiensi………...………... 25

P. Analisis Selisih Anggaran………...…….... . 25

Q. Pengertian Kecamatan………...…... 27

R. Penelitian Terdahulu…………...………... 27

BAB III METODE PENELITIAN……...………...………. 30

A. Jenis Penelitian………...……... 30

B. Lokasi dan Jadwal Penelitian……..…………...……….... 30

C. Subjek dan Objek Penelitian………...…….….. 30


(14)

xii

2. Objek Penelitian………... 30

D. Teknik Pengumpulan Data………... 31

1. Wawancara.………... 31

2. Dokumentasi………..…... 31

E. Teknik Analis………... 31

BAB IV GAMBARAN UMUM………...………... 35

A. Sejarah Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta…………... 35

B. Visi, Misi, Fungsi, dan Tugas Kecamatan Gondokusuman... 35

C. Struktur Organisasi Kecamatan Gondokusuman………... 37

D. Potensi Wilayah Kecamatan Gondokusman Yogyakarta……... 38

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN………... 39

A. Proses Penyusunan APBD………... 39

B. Prosedur Penyusunan Anggaran Belanja Kecamatan Gondokusuman... 40

C. Anggaran Belanja Kecamatan Gondokusuman…………... 46

D. Analisis Varians………...………... 47

1. Anggaran Belanja Kecamatan Gondokusuman Tahun 2012... 48

a. Belanja Tidak Langsung………... 48

b. Belanja Langsung………... 49

1) Program Pelayanan Adminitrasi Perkantoran... 49


(15)

xiii

Kinerja dan Keuangan………... 50

4) Program Pelayanan Masyarakat Berbasis Kewilayahan... 50

5) Program Pemberdayaan Masyarakat...…………... 51

2. Anggaran Belanja Kecamatan Gondokusuman Tahun 2013………... ... 53

a. Belanja Tidak Langsung………... 53

b. Belanja Langsung………. ... 53

1) Program Pelayanan Adminitrasi Perkantoran……... 54

2) Program Peningkatan Sarana dan Aparatur…...…... 54

3) Program Peningkatan Sumber Daya Aparatur…... 55

4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan... 55

5) Program Pelayanan Masyarakat Berbasis Kewilayahan………... 56

6) Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Kewilayahan……... 56

3. Data Anggaran Kecamatan Gondokusuman Tahun 2014…………... 59

a. Belanja Tidak Langsung ... 59

b. Belanja Langsung………….………... 59

1) Program Pelayanan Adminitrasi Perkantoran…... 60

2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur... 61


(16)

xiv

3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya

Aparatur…... 61

4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan…………...……... 62

5) Program Peningkatan Pelayanan Masyarakat Berbasis Kewilayahan... 62

E. Hasil Evaluasi Anggaran Belanja………... 65

BAB VI PENUTUP………... 67

A.Kesimpulan………...………... 67

B. Keterbatasan Penelitian………... 67

C.Saran………... 67

DAFTAR PUSTAKA……….... ... 69 LAMPIRAN


(17)

xv

Tabel 3-1. Perbandingan Prosedur Penyusunan Anggaran antara Kecamatan Gondokusuman

dan Sektor Publik………... 32 Tabel 3-2. Perbandingan antara Anggaran dan Realisasi………... 33

Tabel 5-1. Perbandingan Prosedur Penyusunan Anggaran antara Kecamatan Gondokusuman

dan Sektor Publik………... 44 Tabel 5-2. Program dan Anggaran Belanja Kecamatan Gondokusuman……... 46 Tabel 5-3. Data Anggaran dan Realisasi Kecamatan Gondokusuman

Tahun 2012………... 58

Tabel 5-4. Data Anggaran dan Realisasi Kecamatan Gondokusuman

Tahun 2013………... 58

Tabel 5-5. Data Anggaran dan Realisasi Kecamatan Gondokusuman


(18)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 5-1. Alur Penyusunan Anggaran Pemerintah………... 40 Gambar 5-2. Alur Penyusunan Anggaran Kecamatan Gondokusuman……. ... 43


(19)

xvii

EVALUASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN REALISASI ANGGARAN PADA PEMERINTAH DAERAH

Studi Kasus pada Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta

Yulius Slamet Prayudi NIM : 092114100 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui penyesuaian antara prosedur penyusunan anggaran belanja Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta dengan kajian Sektor Publik, (2) mengetahui apakah terjadi efisiensi yang terjadi antara anggaran belanja dengan realisasi di Kecamatan Gondokusuman,

Data yang diperoleh penulis dalam penelitian dengan melakukan metode wawancaran dan metode dokumentasi. Langkah-langkah penulis untuk mencapai tujuan penelitian : (1) melakukan penyesuaian antara Prosedur penyusunan anggaran di Kecamatan Gondokusuman dengan kajian Sektor Publik, (2) melakukan perbandingan antara anggaran belanja dengan realisasi anggaran belanja Kecamatan Gondokusuman.

Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) Prosedur penyusunan anggaran belanja Kecamatan Gondolusuman telah sesuai dengan sektor publik. (2) Perbandingan antara anggaran belanja Kecamatan Gondokusuman dan realisasi yang dilakukan dengan menggunakan analisis selisih di Kecamatan Gondokusuman pada tahun 2012-2014 secara keseluruhan sudah efisien. Rasio efisiensi belanja pada tahun 2012 sebesar 92%. Pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 94%. Dan pada tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 89%.


(20)

xviii ABSTRACT

THE EVALUATION ON BUDGETING AND ITS REALIZATION OF THE LOCAL GOVERNMENT

A Case Study in Gondokusuman District, Yogyakarta

Yulius Slamet Prayudi NIM : 092114100 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

This research aims at: (1) knowing the adjustment of the budgeting procedure of the Gondokusuman District of Yogyakarta by applying public sector study, (2) analyzing the gap between the budget of Gondokusuma District and its realization.

The data were obtained by the method of interview and documentation. The writer had done several steps to reach the aim of the research: (1) comparing the budgeting procedure in Gondokusuman District by applying public sector study, (2) comparing the budget and its realization in Gondokusuman District.

The result of this research shows that: (1) the budgeting procedure of Gondokusuman District had already been matched with public sector study. (2) The overall comparison between the budget of Gondokusuman District and its realization which was conducted by the gap analysis in Gondokusuman District in 2012-2014 had been efficient. The ratio of budgeting efficiency in 2012 was 92%. In 2013 it decreased by 94%, and in 2014 it increased by 89%.


(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Beberapa tahun terakhir ini bangsa Indonesia menghadapi berbagai masalah

yang terjadi secara bersamaan, baik sosial, dan politik di berbagai daerah.

Permasalahan yang terjadi dikarenakan meningkatnya jumlah penduduk miskin dan

pengangguran, melemahnya kegiatan produksi dan produktifitas masyarakat dan

dunia usaha, menurunnya pelayanan prasarana dan sarana umum akibat mengecilnya

penerimaan pemerintah daerah termasuk Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan

menurunnya ketertiban dan ketentraman masyarakat, serta juga menurunya terhadap

birokasi dalam rangka pelayanan kepada masyarakat, (mansyur).

Menurut Nordiawan (2006:48), anggaran adalah sebuah proses yang

dilakukan organisasi sektor publik untuk mengalokasikan sumber daya yang dimiliki

ke dalam kebutuhan yang tidak terbatas. Pengertian tersebut mengungkapkan peran

strategi anggaran dalam pengelolaan kekayaan sebuah organisasi publik. Organisasi

sektor publik tentunya berkeinginan memberikan pelayanan maksimal kepada

masyarakat, tetapi sering kali keinginan tersebut terkendala oleh terbatasnya sumber

daya yang dimiliki.

Berdasarkan organisasi yang menyelenggarakannya, pelayanan publik

dibedakan menjadi dua, yaitu pelayanan publik yang diselenggarakan oleh organisasi


(22)

Salah satu salah satu pelayanan publik yang diselenggarakan oleh publik yaitu

kecamatan. Tujuan yang diinginkan oleh kecamatan yaitu kesejahteraan, kemandirian

dan Sumber Daya Manusia yang meningkat secara signifikan dengan pola dan konsep

yang matang dan terukur secara seignifikan dengan pola dan konsep yang matang

teratur dan juga jelas, sehingga terwujud masyarakat yang adil dan makmur.

Berbicara mengenai kebijakan pengelolaan keuangan daerah tidak terlepas

dari kebijakan desentralisasi dan ekonomi daerah dilakukan dengan menekankan pada

konsekuensi hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah .

terbitnya undang-undang No.32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah sebagai

pengganti Undang-undang No.22 Tahun 1999 memberikan warna baru landasan

penyelenggaraan pemerintah daerah. Pengelolaan keuangan daerah berdasarkan pada

Undang-undang No.32 Tahun 2004 tersebut bertumpu pada upaya peningkatan

efisiensi, efektifitas, akuntabilitas dan transparasi pengelolaan keuangan publik baik

dari sisi pendapatan maupun belanja.

Hal yang sama juga terjadi perubhan paradigma dalam pengelolaan keuangan

daerah. Kondisi ini ditandai dengan keluarnya Undang-undang No. 25 Tahun 1999

yang diubah dengan Undang-undang No.33 Tahun 2004 tentang perimbangan

Keuangan pusat dan Pemerintah Daerah.

B.Perumusan Masalah

Sebagai Organisasi sektor publik kecamatan gondokusuman berkeinginan

untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat, tetapi sering kali


(23)

karena itu diperlukan adanya penganggaran yang baik. Kecamatan Gondokusuman

membutuhkan suatu strategi dalam mengelola aspek keuangan yang baik. Apabila

dalam keuangan itu ada perbedaan antara anggaran belanja dengan realisasinya dapat

dijadikan bahan untuk mengevaluasi penyusunan anggaran belanja pada tahun

berikutnya dan atau untuk perubahan anggaran belanja yang sedang berjalan.

Berdasarkan uraian tersebut untuk memperjelas permasalahan dalam penelitian ini,

maka penulis merumuskan sebagai berikut :

1. Apakah prosedur penyusunan anggaran belanja di Kecamatan Gondokusuman

sudah sesuai dengan prosedur penyusunan anggaran sektor publik?

2. Apakah terjadi efisiensi dalam realisasi penggunaan anggaran belanja di

Kecamatan Gondokusuman?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan dari Penelitian ini berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas untuk

mengetahui :

1. Untuk mengetahui apakah prosedur penyusunan anggaran Kecamatan

Gondokusuman dan sektor publik sudah sesuai atau tidak.

2. Untuk mengetahui apakah terjadi efisiensi antara anggaran dan realisasi pada

Kecamatan Gondokusuman.

D. Manfaat Penelitian


(24)

Menambah pengetahuan mengenai proses penyusunan anggaran dan realisasi

anggaran belanja pada kecamatan.

2. Bagi Kecamatan Gondokusuman

Sebagai masukan yang bermanfaat untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan

yang mungkin terjadi dalam proses penyusunan anggaran selama ini serta juga

mengadakan suatu perbaikan-perbaikan yang mungkin diperlukan dalam

meningkatkan efektivitas dan evisiensi anggaran pada Kecamatan

Gondokusuman.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini dapat menambah bahan bacaan, wawasan, dan pengetahuan baik

bagi wawasan Universitas Sanata Dharma maupun pihak-pihak yang ingin

memperdalam pengetahuan tentang keuangan daerah.

D.Sistimatika Penulisan

Bab I : Pendahuluan

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

penulisan.

Bab II : Landasan teori

Bab ini berisi uraian teori-teori dari studi pustaka. Uraian ini nantinya

akan dapat dijadikan sebagai landasan berfikir bagi penulis dalam

mengolah data yang akan diperoleh, dan menganalisis permasalahan


(25)

Bab III : Metode Penelitian

Pada bab ini diuraikan mengenai jenis penelitian, subyek dan obyek

penelitian, tempat dan waktu penelitian jenis data, data-data yang

dibutuhkan, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Bab IV : Gambaran Umum Kecamatan Gondokusuman

Pada bab ini diuraikan mengenai sejarah berdirinya, keadaan

geografis, wilayah adminitrasi, visi dan misi kecamatan

Gondokusuman, dan struktur organisasi Kecamatan Gondokusuman.

Bab V : Analisis Data dan Pembahasan

Pada bab ini dijelaskan tentang deskripsi data, dan analisis data dan

pembahasan hasil pengujian dengan metode yang telah ditentukan.

Bab VI : Penutup

Pada bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian, keterbatasan

penelitian dan beberapa saran yang diharapkan dapat berguna bagi


(26)

6 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Anggaran Sektor Publik

Anggaran merupakan pernyataan mengenai estitensi kinerja hendak dicapai selama periode tertentu dinyatakan dalam ukuran finansial.

Menurut Mardiasmo (2009:12) anggaran sektor publik adalah sebagai berikut :

“Anggaran sektor publik merupakan instrument akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program dibiayai dengan uang publik. Sedangkan menurut Freeman (2003) dikutip oleh Deddi Nordiawan (2006:48) mendefinisikan anggaran sebagai berikut :

“Anggaran sektor publik adalah sebuah proses dilakukan oleh organisasi sektor publik mengalokasikan sumber daya dimilikinya ke dalam kebutuhan-kebutuhan tidak terbatas (the proses of allocation resources to unlimited demands).

Anggaran menjadi perhubungan antara sumber daya keuangan dengan perlaku manusia dalam rangka pencapaian tujuan keuangan. Pada sektor swasta, anggaran merupakan bagian dari rahasia perusahaan tertutup untuk publik, namun sebaliknya pada sektor publik anggaran justru harus diinformasikan kepada publik untuk dikritik, didiskusi dan diberi masukan.


(27)

B.Pentingnya Anggaran Sektor Publik

Dalam sebuah negara demokrasi, pemerintah mewakili kepentingan rakyat,

uang dimiliki pemerintah adalah uang rakyat dan anggaran menunjukan rencana

pemeritah untuk membelanjakan uang rakyat tersebut. Anggaran merupakan alat

ekonomi terpenting dimiliki pemerintah untuk mengarahkan perkembangan sosial

dan ekonomi, menjalin kesinambungan dan meninggalkan kualitas hidup masyarakat.

Untuk itulah anggaran sektor publik harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Mereflesikan perubahan prioritas kebutuhan dan keinginan masyarakat.

2. Menentukan penerimaan dan pengeluaran departemen-pemerintah, pemerintah

propinsi atau pemerintah daerah.

Keputusan anggaran dibuat pemerintah daerah dan propinsi seharusnya mereflesikan

prioritas pemerintah daerah atau pemerintah provinsi dengan baik. Anggaran Sektor

publik penting karena beberapa alasan yaitu :

1. Anggaran merupakan alat bagi pemerintah untuk mengarahkan pembangunan

sosial-ekonomi, menjamin kesinambungan dan meningkatkan kualitas hidup

masyarakat.

2. Anggaran diperlukan karena kebutuhan dan keinginan masyarakat tidak

terbatas dan terus berkembang sedangkan sumber daya terbatas. Anggaran

diperlukan karena adanya keterbatasan sumber daya (scarcity of resources),

pilihan (choices) dan trade offs.

3. Anggaran diperlukan untuk menyakini bahwa pemerintah telah bertanggung


(28)

pelaksanaan akuntabilitas publik oleh lembaga-lembaga publik ada.

(Mardiasmo,2004.a).

C.Fungsi Anggaran Sektor Publik

Bagi organisasi seperti pemerintah, anggaran tidak hanya sebuah rencana

tahunan tetapi juga merupakan bentuk akuntabilitas pengelolaan dana dibebankan

kepadanya. Mardiasmo (2009:63-66), menguraikan fungsi utama anggaran sektor

publik sebagai berikut :

1. Anggaran sebagai alat perencanaan (Planning Tool)

Anggaran sektor publik dibuat untuk merencanakan tindakan apa akan dilakukan

oleh pemerintah, berupa biaya dibutuhkan, dan berapa hasil diperoleh dari

belanja pemerintah tersebut.

Anggaran sebagai alat perencanaan digunakan untuk :

a. Merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan

misi ditetapkan.

b. Merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tujuan

organisasi serta merencankan alternative sumber pembiayaannya.

c. Mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan telah disusun,

dan

d. Menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapaian strategi.

2. Anggaran Sebagai Alat Pengendalian (Control Tool)

Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan rencana detail atas pendapatan


(29)

kepada publik. Anggaran sebagai instrumen pengendalian digunakan untuk

mengindari adanya overspending, underspending dan salah sasaran

(misappropriation) dalam pengalokasian anggaran dalam bidang lain akan

merupakan prioritas.

Pengendalian anggaran publik dilakukan dengan 4 cara :

a. Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja dianggarkan.

b. Menghitung selisih anggaran (favourable dan unfavourable Variances)

c. Menemukan penyebab dapat dikendalikan controllable dan tak dapat

dikendalikan (uncontrollable) atas suatu selisih.

d. Merevisi standar biaya atau target anggaran untuk tahun berikutnya.

3. Anggaran Sebagai Alat Kebijakan Fiskal (Fiscal Tool)

Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal pemerintah digunakan untuk

menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Anggaran dapat

digunakan untuk mendorong, menfasilitasi dan mengkoordinasi kegiatan

ekonomi masyarakat sehingga dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi.

4. Anggaran Sebagai Alat Politik (Political Tool)

Pada anggaran sektor publik, anggaran merupakan sokumen politik sebagai

komitmen eksekutif dan kesepakatan legislatif atas pengunaan dan publik untuk

kepentingan tertentu. Oleh karena itu perbuatan anggaran publik untuk

membutuhkan political skiil, coalition bulding, keahlian berorganisasi, dan

pemahaman tentang prinsip manajemen keuangan publik oleh para manajer


(30)

5. Anggaran Sebagai Alat Koordinasi dan Komunikasi (Coordination and

Communication Tool)

Anggaran publik merupakan alat koordinasi antar bagian dalam pemerintahan.

Anggaran publik disusun dengan baik mampu mendeteksi inkontsistensi suatu

kerja dan juga berfungsi sebagai alat komunikasi antar unit kerja dalam

lingkungan eksekutif.

6. Anggaran Sebagai Alat Penilaian Kinerja (Performance Measurement Tool)

Anggaran merupakan sebagai wujud komitmen dari budget holder (eksekutif)

kepada pembeli wewenang (legislatif). Kinerja eksekutif akan dinilai

pencapaian target anggaran dan efisiensi pelaksanaan anggaran.

7. Anggaran Sebagai Alat Motivasi pegawai, anggaran hendaknya bersifat

shallenging but attainable atau demanding but achieveable. Maksudnya adalah

target anggaran hendaknya jangan terlalu tinggi hingga tidak dapat dipenuhi,

namun juga jangan terlalu rendah sehngga terlalu mudah dicapai.

8. Anggaran Sebagai Alat untk Menciptakan Ruang Publik (Public Share)

Masyarakat, Lembaga Suadaya Masyarakat (LSM) perguruan tinggi dan

berbagai organisasi kemasyarakatan harus terlibat dalam proses penganggaran

publik. kelompok masyarakat terorganisir akan tujuan anggaran

D.Tujuan Anggaran Sektor Publik

Menurut Mardiasmo (2002), tujuan dari proses penyusunan anggaran yaitu :

1. Membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal dan meningatkan koordinasi


(31)

2. Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang dan

jasa publik melalui proses pemrioritasan.

3. Memungkinkan bagi pemerintah untuk memenuhi prioritas belanja.

4. Meningkatkan transparasi dan pertanggung jawaban pemerintah.

E.Peranan Anggaran Sektor Publik

Menurut Rosjidi (2001), budget sektor publik memiliki peranan sebagai :

1. Perencanaan adalah proses sistimatik untuk menetapkan aktivitas diperlukan

dalam rangka mencapai tujuan-tujuan program pada masa akan datang. Jadi

merupakan kehendak pemerintah akan ditetapkan terlebih dahulu untuk

melaksanakan program guna ditetapkan terlebih dahulu untuk melaksanakan

guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat (public welfare) dengan jalan

untuk memanfaatkan sumber daya dan dana untuk mendukung kegiatan

pembangunan jangka panjang.

2. Pengendalian

Pengendalian efektif harus dilakukan secara melekat dalam tubuh organisasi,

yaitu pengendalian atau pengawasan oleh atasan terhadap bawahannya dalam

setiap jenjang pelaksanaan tugas.

3. Evaluasi

Setiap perencanaan kegiatan dan anggarannya agar biasa dipakai sebagai dasar


(32)

tersebut kinerja setiap pelaksanaan kegiatan dapat diukur dan dievaluasi yaitu :

apakah sudah sesuai dengan rencana kegiatan dan anggarannya apakah tidak

menyimpang dari peraturan undang-undang berlaku dan apakah sudah

dilaksanakan secara efisien dan efektif perbandingan sejenis sehingga bisa

segera dilakukan tindakan korektif apabila terjadi penyimpangan dan mencegah

hal tersebut tidak terulang kembali.

a. Jenis-jenis anggaran sektor publik

Menurut Mardiasmo (2004.a) anggaran sektor publik dibagi menjadi dua,

yaitu :

1) Anggaran operasional

Anggaran operasional digunakan untuk merencanakan kebutuhan

sehari-hari dalam menjalankan pemerintahan. Pengeluaran pemerintah dapat

dikategorikan dalam anggaran operasional adalah belanja rutin. Belanja

rutin (recurrent expenditure) adalah pengeluaran manfaatnya hanya

untuk satu tahun anggaran dan tidak dapat menambah aset atau kekayaan

bagi pemerintah. Secara umum, masuk kategorikan anggaran operasional

antara lain; belanja adminitrasi umum dan belanja operasi dan

pemeliharaan.


(33)

Anggaran modal menunjukan rencana jangka panjang dan pembelanjaan

atas aktiva tetap seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabot dan

sebagainya. Pengeluaran modal besar biasanya dilakukan dengan

menggunakan pinjaman. Belanja Modal/Investasi adalah pengeluaran

manfaatnya cenderung melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah

aset atau kekayaan pemerintah dan selanjutnya akan menambah anggaran

rutin untuk biaya operasional dan pemeliharaannya.

F. Prinsip-prinsip Anggaran Sektor Publik

Prinsip-prinsip anggaran sektor publik menurut Mardiasmo (2004;67-68), meliputi :

1. Otorisasi oleh Lembaga Legislatif

Anggaran publik harus mendapatkan otorisasi dari lembaga legislatif terlebih

dahulu sebelum lembaga eksekutif dapat membelanjakan anggaran.

2. Komprehensif

Anggaran harus menunjukan semua penerimaan dan pengeluaran pemerintah.

Oleh karena itu, adanya dan non budgetair pada dasarnya menyalahi prinsip

anggaran bersifat komperhensif.

3. Keutuhan anggaran

Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun dalam dana umum

(general fund)


(34)

Jumlah disetujui oleh dewan legislatif harus termanfaatkan secara ekonomis,

efisien, dan efektif.

5. Periodik

Anggaran merupakan suatu proses periodik, dapat bersifat tahunan maupun

multitahunan.

6. Akurat

Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukan cadangan tersembunyi (hidden

reserve) dapat dijadikan sebagai kantong-kantong pemborosan dan inefisiensi

anggaran serta dapat mengakibatkan munculnya underestimate pendapatan dan

overestimate pengeluaran.

7. Jelas

Anggaran hendaknya sederhana, dapat dipahami masyarakat dan tidak

membingungkan.

8. Diketahui publik

Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.

G.Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik

Menurut Mashun dkk (2001), proses penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja


(35)

1. Pemerintah daerah menyampaikan kebijakan umum APBD tahun anggaran

berikutnya sejalan dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah., sebagai landasan

penyusunan RAPBD kepada DPRD.

2. kebijakan umum APBD telah disepakati dengan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD), pemerintah daerah bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

membahas prioritas dan plafon anggaran sementara untuk dijadikan bagi Satuan

Kerja Perangkat Daerah.

3. Dalam rangka penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(RAPBD), Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku pengguna anggaran

menyusun Rencana Kerja Anggaran (RKA) Satuan Kerja Perangkat Daerah

tahun berikutnya.

4. Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Satuan Kerja Perangkat Daerah disusun

dengan pendekatan prestasi kerja akan dicapai dan prakiraan belanja.

5. Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) disampaikan kepada DPRD untuk dibahas

dalam pembicaraan pendahuluan RAPBD.

6. Hasil pembahasan Rencana Kerja Anggaran disampaikan kepada pejabat

pengelola keuangan daerah sebagai bahan penyusunan Rancangan Peraturan

Daerah tentang APBD tahun berikutnya.

7. Pemerintah daerah mengajukan rancangan peraturan daerah tentang APBD,


(36)

8. Pembahsan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dilakukan sesuai

dengan undang-undang mengatur susunan dan kedudukan DPRD.

9. DPRD dapat mengajukan usul mengakibatkan perubahan jumlah penerimaan

dan pengeluaran dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD, sepanjang

tidak mengakibatkan peningkatan defisit anggaran.

10. APBD disetujui oleh DPRD terinci sampai dengan unit organisasi, fungsi

program kegiatan dan jenis belanja. Apabila untuk membiayai keperluan

setiap bulan. Pemerintah Daerah dapat melaksanakan pengeluarkan

setinggi-tingginya sebesar angka APBD tahun anggaran berikutya.

H.Pengertian Anggaran

Menurut Nafarin (2000), anggaran adalah suatu rencana keuangan periode

disusun program-program telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana

tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi dinyatakan secara kuantitatif dan

umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu. Jadi anggaran

bukan sebagai tujuan dan tidak dapat juga menggantikan manajemen.

I. Fungsi Anggaran

Seperti fungsi manajemen meliputi dari fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan

pengawasan, fungsi anggaran juga demikian. Fungsi anggaran menurut Nafarin


(37)

1. Fungsi Perencanaan

Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis menuntut pemikiran teliti dan

akan memberikan gambaran lebih nyata/jelas dalam unit dan uang.

2. Fungsi Pelaksanaan

Anggaran merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga

pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras dalam mencapai tujuan (laba).

Jadi anggaran penting untuk menyelaraskan (koordinasi) setiap bagian

kegiatan sehingga tiap bagian harus melaksanakan tugasnya secara selaras

terarah, terkoordinasi sesuai dengan direncanakan atau telah ditetapkan

dalam anggaran.

3. Fungsi Pengawasan

Anggaran merupakan alat pengwasan (contolling). Pengawasan berarti

mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan, dengan cara :

a. Membandingan realisasi dengan rencana (anggaran)

b. Melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (apabila terdapat

penyimpanan merugikan).


(38)

a. Anggaran sebagai alat komunikasi intern menghubungkan berbagai unit

organisasi dalam perusahaan dan menghubungkan manajer bawah dan

manajer atas.

b. Anggaran berfungsi sebagai tolak ukur dipakai sebagai perbandingan hasil

operasi sesungguhnya.

c. Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja.

d. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas akan dilaksanakan perusahaan

dimasa mendatang.

e. Anggaran berfungsi sebagai alat untuk memperbarui dan memotivasi

manajer dan karyawan agar senantiasa bertindak secara efektif dan efisien

sesuai dengan tajuan organisasi.

f. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian memungkinkan manajemen

menunjuk bidang kuat dan lemah bagi perusahaan.

J. Tujuan dan Manfaat Anggaran

Tujuan penyusunan anggaran menurut Nafain (2000), antara lain :

1. Untuk digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan

pengunaan dana.


(39)

3. Untuk merinci jenis sumber dana dicari maupun jenis penggunaan dana,

sehingga dapat mempermudah pengawasan.

4. Untuk merasionalkan sumber dana penggunaan dana agar dapat mencapai hasil

maksimal.

5. Untuk menyempurnakan rencana telah disusun, karena dengan anggaran lebih

jelas dan nyata terlihat.

6. Untuk menampung dan menganalisa serta memutuskan setiap usulan berkaitan

dengan keuangan.

Manfaat anggaran menurut nafarin (2000):

1. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama.

2. Dapat memberikan motifasi pada pegawai.

3. Menghindari pemborosan dan pembayaran tidak perlu.

4. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai.

5. Sebagai pendidikan bagi para manajer.

6. Menimbulkan tanggung jawab terhadap pegawai.

7. Sumber daya tenaga kerja, peralatan, dan dana dapat dimanfaatkan seefisien


(40)

K.Karakteristik Anggaran

Untuk memperoleh konsep lebih jelas mengenai anggaran berikut ini

diuraikan karakteristik anggaran. Menurut mulyadi (2001), anggaran mempunyai

karakteristik sebagai berikut :

1. Anggaran dinyatakan dalam satuan dan satuan keuangan.

2. Anggaran umum mencakup jangka waktu satu tahun.

3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, berarti bahwa para

manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran

ditetapkan dalam anggaran.

4. Usulan anggaran di-review dan disetujui oleh pihak berwenang lebih tinggi

dari penyusun anggaran.

5. Sekali setuju, anggaran hanya dapat berubah pada kondisi tertentu.

6. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibanding dengan anggaran

dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan.

Menurut mulyadi (2000), anggaran baik memiliki karakteristik berikut:

1. Anggaran disusun program

Rencana jangka panjang dituangkan dalam program memberikan arah kemana


(41)

pelaksanaan program, Sehingga anggaran disusun setiap tahun memiliki arah

seperti ditetapkan dalam rencana jangka panjang.

2. Anggaran disusun pada pertanggungjawaban

3. dibentuk dalam organisasi perusahaan.

4. Anggaran berfungsi sebagaimana alat perencanaan dan pengendalian untuk

menghasilkan anggaran dapat berfungsi sebagai alat perencanaan dan sekaligus

sebagai alat pengendalian, penyusunan anggaran harus memenuhi syarat

sebagai berikut :

a. Partisipasi para manajer pusat pertanggungjawaban dalam proses

penyusunan anggaran.

b. Organisasi anggaran.

5. Pengunaan infrmasi akuntansi pertangungjawaban sebagai alat pengirim pesan

dalm proses penyusunan anggaran dan sebagai mengukur manajer dalam

melaksanakan anggaran.

L.Jenis-jenis Anggaran

Menurut Nafarin (2000), anggaran dapat dikelompokan dari beberapa sudut pandang


(42)

1. Menurut dasar penyusunan anggaran terdiri dari :

a. Anggaran variable, yaitu anggaran disusun inerval, kapasitas, tertentu dan

pada intinya merupakan suatu anggaran dapat disesuaikan pada

tingkat-tingkat aktivitas berbeda. Misalnya anggaran penjualan disusun berkisar

antara 500 unit sampai 1.000 unit. Anggaran variabel disebut juga dengan

anggaran fleksibel.

b. Anggaran tetap, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat

kapasitas tertentu. Misalnya penjualan direncanakan 1.000 unit, dengan

demikian anggaran lainnya dibuat anggaran penjualan 1.000 unit. Anggaran

tetap disebut juga dengan anggaran statis.

2. Menurut cara penyusunan anggaran terdiri dari :

a. Anggaran periodik, adalah anggaran disusun untuk satu periode tertentu,

pada umumnya periodenya satu tahun disusun setiap periode anggaran.

b. Anggaran kontinu, adalah anggaran dibuat untuk mengadakan perbaikan

anggaran pernah dibuat, misalnya tiap bulan diadakan perbaikan, sehingga

anggaran dibuat dalam setahun mengalami perubahan.

3. Menurut jangka waktu anggaran terdiri dari ;

a. Anggaran jangka pendek (anggaran taksis), adalah anggaran dibuat dengan

jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran untuk keperluan


(43)

b. Anggaran jangka panjang (anggaran strategis), adalah anggaran dibuat

dengan jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran untuk keperluan

investasi barang modal merupakan anggaran modal (capital budget).

Anggaran jangka panjang tidak mesti berupa anggaran jangka panjang

diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek.

4. Menurut bidangnya anggaran terdiri dari anggaran operasional dan anggaran

keuangan, kedua anggaran ini bila dipadukan disebut “anggaran induk (master

budget)”. Anggaran induk menkonsolidasikan rencana keseluruhan

perusahaan untuk jangka pendek, biasanya disusun atas dasar tahunan.

Anggaran tahunan dipecah lagi menjadi anggaran triwulan dan anggaran

triwulan dipecah lagi menjadi anggaran bulanan.

a. Anggaran operasional adalah anggaran untuk menyusun anggaran laporan

rugi laba, antara lain terdiri dari :

1) Anggaran penjualan

2) Anggaran biaya pabrik, seperti :

a) Anggaran biaya bahan baku

b) Anggaran biaya tenaga kerja langsung

c) Anggaran biaya overhead pabrik.

3) Anggran beban usaha


(44)

b. Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca,

antara lain terdiri dari :

1) Anggaran kas

2) Anggaran piutang

3) Anggaran persediaan

4) Anggaran utang

5) Anggaran neraca

M. Metode Pembuatan Anggaran

Penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan cara :

1. Otoriter atau top down

Metode otoriter, anggaran disusun dan ditetapkan sendiri oleh pemimpin dan

anggaran inilah harus dilaksanakan bahwa tanpa ketertiban bawahan dalam

penyusunannya.

2. Demokrasi atau bottom up

Dalam metode demokrasi anggaran disusun hasil keputusan karyawan.

Anggaran disusun mulai dari bawahan sampai ke atasan. Bawahan diserahkan

sepenuhnya menyusun anggaran akan dicapainya di masa akan datang.


(45)

Metode ini adalah metode campuran dari metode top down dan bottom up.

Perusahaan menyusun anggaran dengan memulainya dari atas kemudian untuk

selanjutnya dilengkapi dan dilanjutkan oleh karyawan bawahan. Jadi adanya

pedoman dari atasan atau pimpinan dan dijabarkan oleh bawahan sesuai

dengan pengarahan atasan.

N.Tahapan-Tahapan Penyusunan Anggaran

Menurut Riyanto, tahap-tahapan dalam penyusunan anggaran adalah sebagai

berikut :

1. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasional

perusahaan, transaksi-transaki disini merupakan operasi perusahaan.

2. Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dan atau kredit dari bank atau

sumber-sumber dana lainnya operasi perusahaan juga disusun estimasi

pembayaran bunga kredit tersebut beserta waktu pembayaran kembali,

transaksi-transaki disini merupakan transaksi finansial (financial transactions).

3. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah

adanya transaksi finansial dan anggaran kas final merupakan gabungan dari

transaksi operasional dan transaksi fiansial menggambarkan estimasi


(46)

O.Pengertian Efisiensi

Efisiensi adalah ukuran dari hubungan antara masukan dan keluaran. Menurut

Nanang (2013) mengutip pernyataan Daft (2003:9), efisiensi adalah pengunaan

sumber daya bahan baku, uang dan manusia secara minimal untuk menghasilkan

output sebanyak diharapkan.

P. Analisis Selisih Anggaran

Menurut shim dan siege (2001), analisis selisih membandingkan antara

kinerja standar dengan kinerja aktual dan dapat dilakukan oleh divisi, departemen,

program, produk, wilayah, atau unit tanggung jawab lainnya. Evaluasi selisih dapat

dilakukan secara kuartalan, bulanan, setiap hari atau setiap jam, tergantung pada

pentingnya atau tidaknya mengidentifikasi masalah dengan cepat. Karena kita tidak

mengetahui angka aktual hingga akhir periode, maka selisih hanya dapat dilakukan

pada akhir periode.

Menurut Prawitiningsih (2007), mengutip pernyataan harapan (1997),

dalam mekanisme penerapan budget dengan realisasi. Perbedaan antara angka budget

dengan realisasi ini disebut dengan penyimpangan atau selisih. Apabila kita

menganggap bahwa budget sudah benar atau akurat, maka secara prinsip kita harus

mengusahakan agar realisasi harus sama dengan budget.

Menurut Ariana (2011), analisis selisih belanja merupakan analisis

terhadap perbedaan atau selisih antara realisasi belanja dengan anggaran. Analisis


(47)

analisis selisih kita harus memperhatikan beberapa hal penting harus diperhatikan,

yaitu :

1. Mempertanyakan alasan terhadirnya selisih, apakah selisih tersebut cukup

beralasan, dapat dipertanggungjawabkan ?

2. Berapa tingkat selisih biasa di toleransi ?

3. Berapa besarnya selisih, apakah jumlahnya signifikan atau tidak ?

Rasio efisiensi belanja merupakan perbandingan antara realisasi belanja dengan

anggaran belanja. Rasio eisiensi belanja digunakan untuk mengukur tingkat

penghematan anggaran dilakukan pemerintah. Rasio efisiensi belanja dirumuskan

sebagai berikut :

Rasio Efisiensi belanja = x100% lanja

anggaranbe elanja realisasib

Q.Pengertian Kecamatan

Menurut wikipedia Indonesia, kecamatan adalah pembagian wilayah

adminitratif di indonesia di bawah kabupaten atau kota.kecamatan terdiri dari

desa-desa atau kelurahan-kelurahan. Dalam konteks otonomi daerah di kabupaten atau kota


(48)

Menurut Undang-undang, kecamatan adalah wilayah kerja camat selaku

Perangakat Daerah kota/kabupaten (UU 32 /2004). Perbedaan mendasar penertian

kecamatan dari UU No.5/74 dengan UU 32/2004. Dalam UU 5/74 kecamatan

merupakan perangkat wilayah dalam 32/2004 adalah perangkat daerah, karena itu

kecamatan menerima sebagian wewenang dilimpahkan oleh Kepala Daerah Daerah

Disamping itu kecamatan adalah sebagai koordinator dalam pelaksanaan tugas-tugas

pemerintah umum.

R.Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian Muh Andriyanto (2006) tentang Evaluasi Penyusunan

Anggaran dan Alokasi Anggaran Belanja Daerah. Penelitian ini dilakukan pada

Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar. Hasil penelitian ini bahwa pemerintah

daerah menghadapi berbagai macam permasalahan politik, sosial, ekonomi datang

secara bersamaan. Banyak masyarakat merasa tidak puas dengan kinerja pemerintah

daerah karena mereka tidak mendapatkan kesejahteraan mereka inginkan. Disamping

itu juga banyak dikeluhkan bagaimana pengalokasian anggaran antar proyek satu

dengan proyek lain. oleh karena itu, diperlukan adanya analisis terhadap sistem

keuangan daerah termasuk sistem penganggaran ada di daerah.

Hasil evaluasi terhadap alokasi belanja menunjukan bahwa jumlah anggaran

belanja kedalam unit kerja selama tiga tahun berturut-turut teru menerus mengalami

kenaikan. Apabila dari proporsinya selama dua tahun, yaitu pada tahun 2007 dan


(49)

waktu dimiliki unit kerja dalam penyesuaian RKA-SKPD rendahnya kemampuan

SDM dalam penyusunan anggaran kinerja menyebabkan banyak unit kerja hanya

mengusulkan kegiatan hampir sama dari tahun sebelumnya. Hal ini menunjukan

bahwa dasar alokasi anggaran digunakan oleh Pemerintah Daerah Karanganyar

masih menggunakan dasar incremental. penyusunan anggaran masih mengunakan

metode incremental dan penerapan prioritas tidak jelas membuat out come

dihasilkan menjadi optimal. Sebagaimana akibatnya masih banyak masyarakat

kecewa dengan kinerja pemerintah daerah. Dengan demikian dapat kita simpulkan

bahwa tidak ada perubahan paradigma dalam penyusunan anggaran pada Pemerintah

Daerah Kabupaten Karanganyar.

Prawatiningsih (2007), meneliti mengenai evaluasi anggaran belanja sebagai

alat pengendalian keuangan. Penelitian ini dilakukan di Badan Rumah Sakit Daerah

(BRSD) Ciawi. Hasil dari penelitian ini adalah ada beberapa factor pertimbangan,

yaitu : jumlah kunjungan pasien, jenis penyakit, rencana rumah sakit dalam

penambahan sarana fisik dan pelayanan baru, rencana penambahan karyawan,

peraturan pemerintah, dan anggaran belanja tahun sebelumnya. Prosedur penyusunan

anggaran belanja BRSD ciawi mengunakan metode campuran (top down dan bottom

up). Pembuatan surat edaran untuk ruangan, sosialisasi format anggaran,

pengumpulan data, usulan kebutuhan, pengumpulan data rekapitulasi kebutuhan,

penyusunan dan pengetikannya konsep Rencana Anggaran Satuan Kinerja (RASK),

penelitian RASK dan perubahan anggaran serta pengesahan Dokumen Anggaran


(50)

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan berupa studi kasus, yaitu penelitian terhadap objek tertentu sehingga kesimpulan yang diambil berdasarkan penelitian terbatas pada objek yang diteliti dan berlaku pada periode tertentu. Penelitian dilakukan pada kecamatan Gondokusuman Kota Yogyakarta.

B. Lokasi dan Jadwal Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di kecamatan Gondokusuman Kota Yogyakarta, berlokasi di Jalan Munggur. No.32 Yogyakarta.

2. Waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai bulan Maret 2015. C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

a. Kepala Pemerintahan Kecamatan Gondokusuman Kota Yogyakarta.

b. Badan Pengelolaan Keuangan Daerah ( BPKD) kecamatan Gondokusuman Kota Yogyakarta.

2. Objek Penlelitian

a. Data anggaran tahun 2012-2014

b. Data laporan realisasi anggaran tahun 2012-2014


(51)

D. Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.

1. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data primer dengan cara tanya jawab

secara langsung dengan beberapa pihak yang terkait dan berwenang dalam

memberikan data yang dibutuhkan.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data sekunder yang dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen yang mendukung dalam penelitian ini seperti data APBD dan data laporan realisasi anggaran yang dimiliki oleh kecamatan.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tahap-tahap

sebagai berikut:

1. Teknik analisis data untuk menjawab rumusan masalah yang pertama

menggunakan tabel perbadingan penyusunan anggaran antara Kecamatan


(52)

Tabel 3.1. Perbandingan Prosedur Penyusunan Anggaran antara Kecamatan Gondokusuman dan Sektor Publik.

No Sektor Publik Kecamatan Gondokusuman Sesuai / Tidak Sesuai 1. 2 3. 4. 5. 6. Pemda menyampaikan kebijakan umum APBD tahun anggaran

berikutnya

Pemda bersama DPRD membahas prioritas dan plafon anggaran

sementara untuk acuan setiap SKPD

Kepala SKPD selaku penguna anggaran menyusun RKA RKA SKPD tahun berikutnya

DPRD membahas RKA yang sudah disampaikan dalam pembicaraan pendahuluan RAPBD.

Pemda mengajukan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD desertai dokumen yang terkait.

Persetujuan dan Peng-esahan APBD yang di-lakukan DPRD terinci sampai dengan unit organisasi, fungsi, program, kegiatan, dan jenis belanja.


(53)

2. Teknik analisis data untuk menjawab rumusan masalah yang kedua menggunakan

cara sebagai berikut :

a. Memaparkan anggaran Kecamatan Gondokusuman Kota Yogyakarta selama

periode 2012-2014.

b. Memaparkan laporan realisasi anggaran Kecamatan Gondokusuman Kota

Yogyakarta selama periode 2012-2014.

c. Melakukan analisis selisih anggaran dan laporan realisasi cukup dan memadai.

d. Menghitung rasio efisiensi belanja.

Teknik Analisis Data untuk menjawab rumusan masalah II

Tabel 3.2 Perbandingan antara Anggaran dan Realisasi

Keterangan Anggaran Realisasi Selisih

Rasio

Efisiensi

Belanja

%

XXX XXX XXX XXX

XXX XXX XXX XXX


(54)

Rasio Efisiensi Belanja = Re 100% Belanja

Anggaran

Belanja alisasi

Sumber:

http://icka-imckaz.blogspot.co.id/2012/10/rasio-rasio-yang-digunakan-untuk.html

Dari tabel 3.1 penyesuaian prosedur penyusunan antara kecamatan Gondokusuman

dan Sektor publik bisa diketahui penyusunan Keacamatan Gondokusuman sesuai atau

tidak dengan penyusunan sektor publik. Dari tabel 3.2 Perbandingan antara anggaran

dan realisasi biasa diketahui kinerja pemerintah daerah mampu melakukan efisiensi

belanja. Jika realisasi anggaran belanja lebih kecil dari pada yang di anggarkan, maka

mengidentifikasikan adanya anggaran kinerja yang baik. Sebaliknya jika realisasi

belanjanya lebih besar dari jumlah yang dianggarkan, maka mengidentifikasikan


(55)

35

BAB IV

GAMBARAN UMUM A. Sejarah Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta

Kecamatan Gondokusuman merupakan salah satu Perangkat Daerah Kota Yogyakarta yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomer 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan dan Tugas Pokok Kecamatan dan Kelurahan sehingga pemerintah Kecamatan Gondokusuman sebagaimana Kecamatan lainnya di kota Yogyakarta mempunyai konsekuensi harus mampu melaksanakan pelimpahan sebagai kewenangan yang diberikan oleh Walikota Yogyakarta.

Kecamatan Gondokusuman terdiri dari kelurahan yakni Kelurahan Demangan, Kelurahan Klitren, Kelurahan Kota Baru, Kelurahan Baciro dan Kelurahan Terban.

B. Visi, Misi, Fungsi dan Tugas Kecamatan Gondokusuman

Visi Kecamatan Gondokusuman adalah “Menjadi Fasilitator dan motivator

dalam penyelenggaran pemerintah, pembangunan dan kemasyarakatan dengan

didukung pelayanan prima sesuai bidang kewenangan” dengan dasar prinsip,

aparatnya mampu menjadi fasilitator dan pelayanan yang handal serta mampu menyelenggarakan tugas, pokok dan fungsi dengan baik dalam rangka mewujudkan Kantor Kecamatan Jetis sebagai penyelenggaran tugas-tugas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan dengan dasar dan prinsip penyelenggaraan pemerintah yang baik dan bersih, partisipasif , mengutamakan penegakan hukum,


(56)

transparan, responsibel, kosensus/komitmen, adil, kredibel, efektif dan efisien,

akuntabel dan berwawasan ke depan.

Misi Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta adalah :

1. Membangun kultur birokasi Kecamatan yang inovatif dan responsive

berdasarkan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik (Good Governance)

2. Menjalin kerjasama dengan stake holder dalam rangka meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

3. Mewujudkan pengembangan pelayanan kepada masyarakat berdasarkan

sendi-sendi pelayanan prima.

Fungsi dari kecamatan, yaitu menyelenggarakan Sebagian Kewenangan Pemerintah

Daerah Berdasarkan Pelimpahan dari Walikota yang ditetapkan dengan Peraturan

Walikota. Untuk melaksanakan fungsi tersebut, maka kecamatan Gondokusuman

mempunyai Tugas :

1. Mengikoordinasikan kegitan penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat

2. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaran ketentraman dan ketertiban umum.

3. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakaan peraturan perundang-undangan

4. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas umum

5. Mengkoordinasi penyelenggaraan kegiatan pemerintah di tingkat kecamatan

6. Membina penyelenggaraan pemerintah kelurahan

7. Melaksankan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya.

8. Melaksanakan ketatausahaan kecamatan.


(57)

C. Struktur Organisasi Kecamatan Gondokusuman

Dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomer 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah Disusul dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah

Daerah Kota Yogyakarta Nomer 11 tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan.

Kedudukan, Tugas Pokok Kecamatan dan Kelurahan dan Peraturan Walikota

Yogyakarta Nomer 14 Tahun 2013 tentang Fungsi, Rincian Tugas dan Tata Kerja

Kecamatan di Lingkungan Kota Yogyakarta dalam Rangka meningkatkan pelayanan

Publik.

Serta dengan memperhatikan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomer 52

Tahun 2012 Tentang Pelimpahan sebagian kewenangan Walikota Kepada Camat

untuk Melaksanakan Urusan Pemerintahan Daerah dan Peratursn Walikota

Yogyakarta Nomer : 53 Tahun 2012 Tentang Pelimpahan sebagian kewenangan

Walikota Kepada Lurah untuk Melaksanakan Urusan Pemerintahan Daerah.

1. Camat

2. Sekretariat, terdiri dari:

a. Sub Bag Umum dan Kepegawaian

b. Sub Bag Keuangan, Adminitrasi data dan Pelaporan

3. Seksi-seksi terdiri dari :

a. Seksi Pemerintahan

b. Seksi Pembangunan

c. Seksi Kemasyarakatan


(58)

4. Jabatan Fungsional.

D.Potensi Wilayah Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta

Luas Wilayah Kecamatan Gondokusuman : 103 Ha dengan jumlah penduduk

sebanyak 31.377 jiwa, termasuk dalam kategori tingkat kepadatan penduduk yang

cukup tinggi. Terdiri dari 5 kelurahan, 43 RW dan 160 RT. Dengan karakteristik

masyarakat yang sangat heterogen dan memiliki mobilitas yang tinggi, baik dari segi

tingkat ekonomi, pendidikan, sosial, suku, dan agama. Berada di tengah kota dan

memiliki berbagai potensi sarana/Fasilitas umum seperti pendidikan, pembelanjaan

stasiun, pemondok/asrama, pemungkiman kawasan sungai code, dan sumber daya

manusia serta berbagai macam kelembagaan sosial yang ada. Sehingga bobot

permasalahan dan persoalan yang ada di kecamatan Gondokusuman dapat dikatakan

cukup berat oleh sebab itu kinerja pemerintah kecamatan Gondokusuman dituntut

untuk mampu melaksanakan peran dan fungsi serta kinerjanya secara optimal, seiring

dengan tuntutan berbagai kebutuhan pelayanan masyarakat baik dibidang


(59)

39

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Proses Penyusunan APBD

Penyusunan anggaran pemerintah mengacu pada rencana strategis (Resentra) dan Rencana Kerja (Renja). Rencana Strategis adalah dokumen perencanaan yang menggambarkan visi, misi, tujuan, strategis, program dan kegiatan pemerintah dalam jangka waktu lima tahun. resentra ini ditetapkan dengan berpedoman pada RPJMD. Sedangkan Renja adalah dokumen perencanaan pemerintah yang memuat rencana kerja untuk periode 1 (satu) tahun. Renja ditetapkan dengan mengacu pada RKP. Berdasarkan Resentra dan Renja tersebut disusun anggaran pemerintah, tinggkat anggaran nasiona disebut APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional) dan tingkat daerah disebut APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah). Dengan pola penyusunan anggaran yang harus berpedoman pada Resentra diharapkan program kerja dan anggaran tidak sekedar berorientasi satu tahun tetapi juga mengacu padaa rencana pembangunan jangka menengah.


(60)

Gambar 5-1. Alur Penyusunan Anggaran Pemerintah

B.Prosedur penyusunan Anggaran Belanja Kecamatan Gondokusuman

Mendasarkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomer 54

Tahun 2010 tentang pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomer 8 Tahun 2008 Tentang

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah dan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta nomer 6 tahun 2006

Tentang Tata Cara penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah dan

Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah, Pemerintah Kota

Yogyakarta berkewajiban menyusun rencana tahunan untuk Tahun Anggaran 2014.

RPJMD 5 Tahun

RKPD 1 Tahun

RESENTRADA

RKA DAERAH (SKPD)

RAPBD

APBD


(61)

Prosedur penyusunan anggaran Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta sebagai

berikut:

1. Disposisasi Camat untuk Penyusunan Rencana Anggaran Satuan Kerja

Pemerintah Daerah (RKA SKPD).

Pada Kecamatan Gondokusuman prosedur penyusunan Anggaran bahwa

Sekertaris, bagian kasubag melakukan disposisi camat, yang sebelumnya

harus melengkapi Surat Edaran Sekertaris Daerah, setelah itu Sekertaris

Camat membuat agenda untuk rapat Koordinasi.

2. Melakukan Koordinasi

Menyelenggarakan Rapat bersama dengan Seksiseksi, Sub bagian Umum

dan Lurah yang dilakukan oleh Sekertaris Camat dituangkan dalam RKA,

setelah itu meminta data secara rinci melalui Rapat Koordinasi setelah itu

membentuk tim penyusunan RKA dan pembagian tugas.

3. Menerima Data Usulan

Setelah itu, menerima data usulan dari seksi-seksi, sub bagian dan lurah

dalam rapat koordinasi. Setelah itu menganalisis pelaporan dan kasir

penerimaan yang dilakukan oleh Sub Bagian pelaporan.

4. Mengolah dan Memverifikasi

Memverifikasi dan mengolah data yang dikoordinir oleh sekertaris, dan

diolah oleh kasir/kasubag untuk melaksanakan tugas penyusunan RKA.

Setelah diolah jika ada kesalahan atau data yang kurang, maka akan


(62)

5. Mengoreksi dan Memaraf

Draf Rencana Kerja Anggaran yang sudah lengkap dan sudah diketik,

setelah itu dilakukan koreksi oleh Sekretaris Camat. Jika sudah benar

maka dikembalikan lagi ke Sub Bagian Pelaporan. Jika sudah benar,

Sekertaris Camat akan memaraf Draf Rencana Kerja Anggaran tersebut.

6. Menandatangani Rencana Kerja Anggaran (RKA).

Draf Rencana Anggaran yang sudah diparaf oleh sekertaris Camat,

kemudian diberikan kepada Camat, setelah itu Camat membaca dan

menandatanganinya.

7. Menerima Rencana Kerja Anggaran (RKA).

Sekretaris Camat menerima RKA yang sudah ditandatangani oleh Camat,

dan menyerahkan ke Sub Bagian Keuangan untuk diarsip, dan

digandakan setelah itu dilkirimkan ke kelurahan.

8. Melakukan Pengesahan

Rencana Kerja Anggaran yang sudah ditandatangani oleh camat

duduhkan cap dinas, memberi surat pengantar dan mengirim ke Dinas


(63)

Gambar 5-2. Prosedur Penyusunan Anggaran Pemerintahan Penerimaan

Disposisi Camat

Melakukan koordinasi dan

meminta data usulan dengan pejabat struktual

Menerima Usulan dan membentuk

tim penyusunan

Menerima Rancangan Kerja Anggaran

Menandatanga ni Rencana Kerja Anggaran

Mengoreksi dan memaraf Memverifikasi/

mencocokan dan mengolah

data

Pengesahan RKA


(64)

Tabel 5-1. Perbandingan Prosedur Penyusunan Anggaran antara Kecamatan Gondokusuman dengan ketentuan Sektor Publik.

No Sektor Publik Anggaran Kecamatan

Gondokusuman

Sesuai/ Tidak 1 Pemerintah Daerah

menyam-paikan kebijakan umum APBD tahun anggaran berikutnya se-jalan dengan Rencana Kerja Pe-merintah Daerah, sebagai lan-dasan Penyusunan RAPBD ke-pada DPRD.

Pemerintah Kota menyampai-kan kebijamenyampai-kan umum APBD pada Tahun berikutnya seja-lan dengan SKPD sebagai la-ndasan penyusunan RAPBD.

Sesuai

2 Berdasarkan kebijakan umum APBD yang telah disepakati dengan DPRD, pemerintahan Daerah bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah membahas prioritas dan plafon anggaran sementara untuk dijadikan acuan bagi setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah

Pemerintah kota melakukan pembahasan perioritas dan palfon sebagai acuan dalam menyusun Satuan Kerja Perangkat Daerah.

Sesuai

3 Dalam Rangka penyusunan RAPBD, Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku pengguna anggaran menyusun Rencana Kerja Anggaran (RKA) Satuan Kerja Perangkat Daerah tahun berikutnya. Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Satuan Kerja Perangkat Daerah disusun dengan pendekatan berdasarkan prestasi kerja yang akan dicapai dan prakiraan belanja.

Sekertaris Kasubag me-lakukan disposisi camat, yang sebelumnya di lengkapi Surat edaran Sekertaris Daerah untuk Penyusunan Rencana Kerja Anggaran Satuan Kerja Pemerintah Daerah (RKA SKPD)

Sesuai

4 Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) disampaikan kepada DP-RD untuk dibahas dalam pem-bicaraan pendahuluan RAPBD. Hasil pembahasan Rencana Ker-ja Anggaran disampaikan kepa-da pejabat pengelola keuangan daerah sebagai bahan penyusun-

Menyelenggarakan rapat bersama dengan seksi-seksi, sub bagian umum dan lurah yang dilakukan oleh sekertaris camat dituangkan dalam RKA, setelah mencari data secara rinci melalui rapat koordinasi dan membentuk

Sesuai


(65)

Gondokusuman Tidak

an Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD tahun berikutnya.

penyusunan RKA dan pem-bagian tugas

5 Pemerintah mengajukan Ran-cangan Peraturan Daerah tentang APBD, disertai penjelasan dan dokumen-dokumen pendukung-nya kepada DPRD. DPRD dapat mengajuan yang mengakibatkan perubahan jumlah penerimaan dan pengeluaran APBD. Sepan-jang tidak mengakibatkan per-tumbuhan deficit pada anggaran.

Sub Bagian pelaporan men-erima data usulan dari seksi-seksi sub bagian dan lurah dapat di koordinasi. Setelah itu menganalisis pelopran dan kasir penerimaan. Setelah itu memverifiasi dan mengolah data yang dikoordinir oleh sekertaris, dan diolah oleh kasir/kasubag untuk melak-sanakan tugas penyusunan RKA. Setelah itu diolah jika ada kesalahan atau data yang kurang maka akan di analisis oleh Sub Bagian Pelaporan. Setalah Sekertaris Camat me-ngoreksi draf yang sudah lengakap dan sudah diketik.

Sesuai

6 APBD yang disetujui oleh DPRD terinci sampai dengan unit organisasi, fungsi program kegiatan, dan jenis belanja. Ap-abila untuk membiayai keper-luan setiap bulan, Pemerintah Daerah dapat melaksanakan pengeluaran setinggi-tingginya sebesar angka APBD tahun ang-garan berikutnya.

Draf RKA yang sudah diparaf oleh sekertaris camat setelah itu diberikan dicamat , setelah itu camat menandatangani-nya, setelah ditandatangani oleh camat setelah itu di-serahkan ke sub bagian ke-uangan untuk diarsipkan dan digandakan setelah itu di-kirimkan kekelurahan . ang-garan yang sudah di tanda-tangani oleh camat dan sudah dicap, memberi surat peng-antar dan mengirim ke Dinas Pajak dan Pengelolaan Keu-angan dan disahkan oleh Se-kertaris Daerah.


(66)

C. Anggaran Belanja Kecamatan Gondokusuman

Anggaran Belanja Kecamatan Gondokuuman dari tahun 2011 sampai 2012

terdiri dari Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung. Masing-masing dirinci

menuru kelompok belanja yang meliputi Belanja Pegawai dan Belanja Barang dan

Jasa. Format susunan nggaran belanja disusun berdasarkan Peraturan Daerah Kota

Yogyakarta Nomer 2 Tahun 2009.

Tabel 5-2. Program dan Anggaran Belanja Kecamatan Gondokusuman Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung

1. Belanja Pegawai Program Pelayanan Adminitrasi Perkantoran :

1. Belanja Pegawai

2. Belanja Barang dan Jasa

Program Peningkatan Sarana dan Aparatur :

1. Belanja Pegawai

2. 2. Belanja Barang dan Jasa

Program Peningkatan Kapasitas Sumber daya Aparatur :

1. Belanja Pegawai

2. 2. Belanja Barang dan Jasa

Program Peningkatan Pengembangan Sistem pelaporan system pelaporan capaian kinerja dan keuangan :

1. Belanja Pegawai

2. Belanja Barang dan Jasa

Program pelayanan masyarakat berbasis kewilayahan :

1. Belanja Pegawai

2. Belanja Barang dan Jasa Program Pemberdayaan Masyarakat :

1. Belanja Pegawai


(67)

Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung

Program Pemberdayaan Masyarakat : 1. Belanja Pegawai

2. Belanja Barang dan Jasa

Program Kegiatan Pembangunan Wilayah :

1. Belanja Pegawai

2. Belanja Barang dan Jasa

D. Analisis Varians

Untuk mengetahui apakah terjadi efisiensi dalam penyusunan pada Anggaran

Belanja Kecamatan dilakukan analisis varians yaitu Rasio Efisiensi Belanja dengan

menghitung realisasi anggaran dibagi dengan rencana anggaran dikali seratus persen.

apabila kinerja pemerintah daerah dinilai baik apabila pemerintah mampu melakukan

efisensi belanja. Sebaliknya apabila realisasi belanjamya lebih besar dari jumlah yang

dianggarakan, maka hal itu mengidentifikasikan adanya anggaran kinerja yang

kurang baik.

1. Anggaran Belanja Kecamatan Gondokusuman Tahun 2012

Anggaran Belanja Kecamatan Gondokusuman pada Tahun 2012 melakukan

analisis program-program yang dilakukan pada tahun tersebut. Secara

keseluruhan, total belanja yang dianggarkan oleh Kecamatan Gondokusuman

sebesar Rp3,437,361,752 dan besarnya realisasi Rp3,156,943,055. Setelah

dilakukan Analisi Varians, selisih yang terjadi sebesar Rp280,418,697 dengan


(68)

mengidentifikasikan adanya kinerja anggaran belanja yang baik. Pelaksanaan

anggaran belanja dapat dikatakan efisiensi karena sudah memenuhi target.

Anggaran belanja lebih besar dari pada realisasinya pada tahun 2012

disebabkan SDM yang kurang memenuhi target dalam pelaksanaannya.

a. Belanja Tidak Langsung

Belanja tidak langsung terdiri dari belanja pegawai. Belanja pegawai

merupakan belanja kompensasi dalam bentuk gaji dan tunjangan serta

penghasilan lainnya yang diberikan kepada pegawai negeri sipil. Belanja

tidak langsung secara keseluruhan memiliki persentase pelaksanaan

anggaran 92% dengan nilai anggaran belanja sebesar Rp2,857,379,942 dan

realisasi sebesar Rp2,625,162,082. Perbandingan selisih yang terjadi sebesar

Rp232,217,860.

b. Belanja Langsung

Belanja Langsung terdiri dari beberapa program yaitu program pelayanan

adminitrasi perkantoran, program peningkatan aperatur, program

peningkatan pengembangan system pelaporan capaian kinerja dan keuangan,

program pelayanan masyarakat berbasis kewilayahan. Belanja tidak

langsung secara keseluruhan memiliki persentase pelaksanaan anggaran 92%

dengan anggaran belanja sebesar Rp579,981,810 dan realisasi sebesar

Rp531,780,973 Perbandingan selisih yang terjadi sebesar Rp48,200,837.

Perbandingan ini dikarenakan ada beberapa program dari belanja yang


(69)

1). Program Pelayanan Adminitrasi Perkantoran

Perbandingan untuk program pelayanan adminitrasi kantor dengan

persentase pelaksanaan kantor sebesar 93% yaitu dengan anggaran

sebesar Rp449. 690.010 dan realisasi sebesar Rp417.689.681 sehingga

selisih sebesar Rp32.000.329. program adminitrasi kantor terdiri dari

belanja pegawai dan belanja barang dan jasa. Perbandingan selisih

terjadi pada belanja pegawai sebesar Rp610.000 yaitu persentase

pelaksanaan anggaran 100% dengan jumlah anggaran sebesar

Rp221.319.160 dan realisasi sebesar Rp220.709.160. sedangkan barang

dan jasa dengan persentase 86% yaitu anggaran sebesar Rp228.370.850

dan realisasi sebesar Rp196.980.521 dengan selisih Rp31.390.329.

2). Program Peningkatan Sarana dan Aperatur

Perbandingan selisih untuk program peningkatan sarana dan aperatur

dengan persentase pelaksanaan anggaran 84% yaitu anggaran sebesar

Rp68.359.800 dan realisasi sebesar Rp57.630.792. Program peningkatan

sarana dan aperatur terdiri dari belanja pegawai dan belanja barang dan

jasa. Perbandingan selisih dari belanja pegawai sebesar Rp430.000 yaitu

persentase pelaksanaan anggaran 96% dengan jumlah anggaran

Rp11.515.000 dan realisasi sebesar 11.085.000 sedangkan barang dan

jasa dengan persentase 82% dengan jumlah anggaran Rp56.844.800 dan


(70)

3). Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

Tidak ada perbandingan selisih pada program peningkatan

pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan yaitu

persentase pelaksanaan anggaran sebesar 100% dengan jumlah anggaran

dan realisasi sebesar Rp1.860.000. program peningkatan pengembangan

sisitem pelaporan capaian kinerja dan keuangan terdiri dari belanja

pegawai dengan jumlah anggaran dan realisasi sebesar Rp1.860.000.

4). Program Pelayanan Masyarakat Berbasis Kewilayahan

Perbandingan selisih untuk program pelayanan masyarakat berbasis

kewilayahan dengan persentase sebesar 86% yaitu anggaran sebesar

Rp37.072.000 dan realisasi sebesar Rp31.900.500 sehingga selisih

sebesar Rp5.171.500. Program pelayanan Masyarakat berbasis

kewilayahan terdiri dari belanja pegawai dan barang dan jasa. Belanja

pegawai mengalami dengan persentase pelaksanaan anggaran 92% yaitu

anggaran sebesar Rp18.525.000 dan realisasi sebesar Rp17.015.000

sehingga selisih sebesar Rp1.510.000. Sedangkan barang dan jasa

dengan persentase 80% dengan anggaran sebesar Rp18.547.000 realisasi

sebesar Rp14.885.500 dengan selisih 3.661.500.

5). Program Pemberdayaan Masyarakat

Perbandingan selisih untuk program pemberdayaan masyarakat dengan


(71)

sebesar Rp22.700.000 dengan selisih sebesar Rp300.000. Program

pemberdayaan masyarakat terdiri dari belanja pegawai dan belanja

barang dan jasa. Perbandingan selisih terjadi pada belanja pegawai

sebesar Rp300.000 persentase sebesar 99% dengan anggaran sebesar

Rp8.540.000 dan realisasi sebesar Rp8.240.000. tidak ada perbandingan

selisih pada belanja barang dan jasa yaitu persentase pelaksanaan

anggaran sebesar 100% dengan jumlah anggaran dan realisasi sebesar

Rp14.460.000.

Tabel 5-3. Data Anggaran dan Realisasi Kecamatan Gondokusuman Tahun 2012

SELISIH Rasio/

ANGGARAN REALISASI (Rp) Efisiensi belanja

1 Belanja Tidak Langsung 2,857,379,942 2,625,162,082 232,217,860 91.87%

1.1 Belanja Pegawai 1,857,379,942 1,195,018,997 26,655,932 64.33%

2 Belanja Langsung 579,981,810 531,780,973 48,200,837 91.69%

2.1 Program Pelayanan Adm. Kantor 449,690,010 417,689,681 32,000,329 92.88% 2.1.1 Belanja Pegawai 221,319,160 220,709,160 610,000 99.72% 2.1.2 Belanja Barang dan Jasa 228,370,850 196,980,521 31,390,329 86.25%

2.2 Program Peningkatan Sarana dan

Aparatur 68,359,800 57,630,792 10,729,008 84.31%

2.2.1 Belanja Pegawai 11,515,000 11,085,000 430,000 96.26% 2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 56,844,800 46,545,792 10,299,008 81.88%

2.3 Program Peningkatan Pengembangan

Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keu 1,860,000 1,860,000 - 100% 2.3.1 Belanja Pegawai 1,860,000 1,860,000 - 100% 2.3.2 Belanja Barang dan Jasa - -

-2.4 Program Pelayanan Masy. Berbasis

Kewilayahan 37,072,000 31,900,500 5,171,500 86.05% 2.4.1 Belanja Pegawai 18,525,000 17,015,000 1,510,000 91.85% 2.4.2 Belanja Barang dan Jasa 18,547,000 14,885,500 3,661,500 80.26% 2.5 Program Pemberdayaan Masyarakat 23,000,000 22,700,000 300,000 98.70% 2.5.1 Belanja Pegawai 8,540,000 8,240,000 300,000 96.49% 2.5.2 Belanja Barang dan Jasa 14,460,000 14,460,000 - 100%

Total Belanja Kecamatan 3,437,361,752 3,156,943,055 280,418,697 91.84%

NO KETERANGAN


(1)

Lanjutan Tabel 2.2 Format Neraca Kecamatan, Halaman 101

ASET LAINNYA

Aset Lain-lain

JUMLAH ASET LAINNYA

JUMLAH AKTIVA

P A S I V A

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) Utang Pajak

1 JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

EKUITAS DANA LANCAR

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) Cadangan untuk Piutang

Cadangan untuk Persediaan Pendapatan yang Ditangguhkan

JUMLAH EKUITAS DANA LANCAR

EKUITAS DANA INVESTASI

Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang Diinvestasikan dalam Aset Tetap

Diinvestasikan dalam Aset Lainnya (Tidak termasuk Dana Cadangan)

JUMLAH EKUITAS DANA INVESTASI JUMLAH PASIVA


(2)

Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 20x9 dan Tahun 20x8

U R A I A N TAHUN

20x9

TAHUN 20x8 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Arus Kas Masuk

Pajak Daerah Retribusi Daerah

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

Lain-lain PAD yang Sah Dana Bagi Hasil Pajak

Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Dana Alokasi Umum

Dana Alokasi Khusus Dana Otonomi Khusus Dana Penyesuaian

Pendapatan Bagi Hasil Pajak Pendapatan Bagi Hasil Lainnya Pendapatan Hibah

Pendapatan Dana Darurat Pendapatan Lainnya

Jumlah Arus Kas Masuk Arus Kas Keluar


(3)

Lanjutan Tabel 2.3 Format Laporan Arus Kas Kecamatan, Halaman 102

Belanja Barang Hibah

Bantuan Sosial Belanja Tak Terduga Bagi Hasil Pajak

Bagi Hasil Pendapatan Lainnya

Jumlah Arus Kas Keluar

Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

ASET NON KEUANGAN

Arus Kas Masuk

Pendapatan dari Penjualan Aset Tetap

Jumlah Arus Kas Masuk

Arus Kas Keluar

Belanja Tanah

Belanja Peralatan dan Mesin Belanja Gedung dan Bangunan Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan Belanja Aset Tetap Lainnya

Jumlah Arus Kas Keluar

Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN

Arus Kas Masuk


(4)

Arus Kas Keluar Penyertaan Modal Pemerintah Daerah

Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah

Jumlah Arus Kas Keluar

Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan

ARUS KAS DARI AKTIVITAS NON

ANGGARAN

Aliran Kas Masuk

Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) Penerimaan Pajak

Utang Jangka Pendek Lainnya Koreksi SiLPA Tahun Lalu

Jumlah Aliran Kas Masuk

Aliran Kas Keluar

Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) Penyetoran Pajak

Utang Jangka Pendek Lainnya Koreksi SiLPA Tahun Lalu

Jumlah Aliran Kas Keluar

Arus Kas Bersih dari Aktivitas Non Anggaran

Kenaikan/ Penurunan Kas Selama Periode Ini Saldo Awal Kas


(5)

Lanjutan Tabel 2.3 Format Laporan Arus Kas Kecamatan, Halaman 104 Terdiri dari :

Saldo Kas di Kas Daerah


(6)

-SURAT KETERANGANI 'J'N

070/REGNI283/2/2015·

. . .

Membaca Surat : KAPRODI AKUNTANSI FAKULTAS·· ..Nomor EKONOMI

Tanggal :26 JANUARI 2015 Periha.l

: 31/KAPRODIAKT.l342411/2015

:IJIN PENELITIAN/RISET

Mengingat: 1. Peraturan Pemenntah Nomor41 Tahun2006,tentang p.erizinan bagi·PerguiuanTinggi· Asing,Lembaga Penelilian dan Pengembangan Asing, Badan Usaha Asing dan Orang.~sing dalam.:me.lalwkan. Ke.gitan Penelitian dan Pengembangan di

Indonesia; - . . .

2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomer20Tahun 2011, tentang Pedoman Penelilian dan Pengembangan di Linglwngan Kementrian Dalam Negeri dan PemerintahD~erah; .

3. Peraturan Gubemur Daerab IstimewaYogya~rta Nemor 37 Tahun2008,tentang .Rincian Tugas dan Fungsi Satuan Organisasi di Linglwngan Selq-etariat Daerah danSe~etariat Dewan·perWa~lan Rakyat Daerah:

4. Peraturan Gubemur Daerah Istimewa Yogyakarta Nemer 18 Tahun2009tentang pedoman Pelayanan Perizinan, RekomendC3si Peiaksanaan ·Survsi, Penelitian,Pen~ataan, Pen\:lemba"gan,.Pengkajian. dan Studi Lapangan di Daerah . Istimewa Yogyakarta.

DIIJINKAN untuk melakukan keglatansurvei/penelitian/pendataan/pengemb.an.gan/peng~jian/studi lapangan kepada:

Nama :YULIUS SLAMET PRAYUDI

!

NIP/NIM:092114100

Alamat :FAKULTAS EKONOMI, AKUNTANSI, UNIVERSITAS SANATA DHARMA

Judul :EVALUASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN RALISASI ANGGARAN.BELANJA PADA PEMERINTAH DAERAH (STUDI KASUS PADAKECAMATAN GONDOKUSUMAN, KOTA·

YOGYAKARTA PADA PERIODE2009/2013) .

Lokasi

Waktu :9 FEBRUARI 2015sid9 MEl 2015 Dengan Ketentuan

1. Menyerahkan surat keteranganlijin survei/penelilian/pendataan/pe·ngembangan/pen.gkajian/studi lapangan .) dan Pemerintah Daerah DIY kepada BupalilWalikota melalui institusi yang berwenangmengelu'arkan ijin dimaksud; .

2. Menyerahkan soft cepy hasil penelitiannya paik·k.Bpada Gl)berrlUr Daerah Istimewa Vogyakarta melalui Biro Administrasi Pembangunan Setda DIY dalam compact disk (CD) maupun mengu[lggah.(upload) melalui website· adbang.jogjaprov.go.id dan menunjukkan celakan asli yang sudah disahkan dan dibubuhi cap insiitusi; . . _.

3. Ijin ini hanya dipergunakan untuk keperluan ilmiah, da·n pemegang ijin wajib m·entaali keterituan yang berlaku di lokasi kegiatan; 4. Ijin penelilian dapat diperpanjang maksimal ·2 (dua) kali denganmenunjukkan surat ini kernblili ilebelum berakhir waktunya setelah

mengajukan perpanjangan melalui website adbang.jogjaprov.go.id;

5. Ijin yang diberikan dapat dibatalkan sewaktu-waktu~papila pemegang ijin.ini tidcik memenuhi ketentuan yang berlaku.

Tembusan:

1. GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (SEBAGAI LAPORAN) 2. WAll KOTA YOGYAKARTA C.Q DINAS PERIJINAN KOTA YOGYAKARTA

3. KAPRODI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI,.UNIVERSITAS SANATA DHARMA