HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN TINGKAT KENAKALAN REMAJA USIA 15-18 TAHUN DI KELURAHAN PARSAORAN KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR.
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN TINGKAT
KENAKALAN REMAJA USIA 15-18 TAHUN DI
KELURAHAN PARSAORAN KECAMATAN
AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
OLEH :
ASTRI ARTHA MITHA SIRAIT NIM: 109171003
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014
(2)
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena Berkat dan Kasih karunianya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Tingkat Kenakalan Remaja Di Kelurahan Parsaoran Kecamatan Ajibata Kabupaten Tobasamosir” .
Oleh karena itu skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana.Untuk menyelesaikan skripsi ini penulis berusaha baik dengan tenaga maupun pikiran namun karena keterbatasan kermampuan, pengetahuan dan pengalaman penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh karena itu dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan skripsi ini.
Selama dalam penulisan Skripsi ini penulis menyadari banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M. Si. selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Bapak Drs. Nasrun,MS selaku Dekan FIP.
3. Ibu Dra. Rosdiana, M.Pd. Selaku ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah.
4. Bapak Dr. Sudirman, SE,M.Pd. Selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Luar Sekolah. 5. Bapak Drs. Elizon Nainggolan M.Pd Selaku Pembimbing Skripsi yang telah banyak
memberikan pengarahan dan bimbingan kepada Penulis dalam penyusunan sikripsi ini.
6. Seluruh Bapak Ibu dosen jurusan Pendidikan Luar Sekolah yang telah banyak memberikan ilmu, bimbingan, dukungan, saran dan motivasi kepada Penulis selama berada di dalam dan di luar perkuliahan.
7. Buat Kak Surya Indrawati, S.Pd yang telah membantu dalam penyelesaian surat-surat. 8. Bapak Tigor Sirait selaku Lurah Parasaoran Kecamatan Ajibata Kabupaten Tobasa 9. Teristimewa Buat Kedua Orang Tua saya, Ayah Tercinta Drs. Margogo Hatigoran
Sirait dan Ibunda Tersayang Bermalum Sitanggang, yang selalu setia mendoakan, mendukung dan memberi semangat kepada penulis sejak perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.
(3)
iii
10.Buat adik saya: Lamhot Ryan Argado Sirait, Sahat Ondos Hot Tua Sirait, Trixie Zenobia Sirait & Rexan Modesto Sirait beserta keluarga besar kost devil (vampire, drakula, tuyul, pocong) ,Terima kasih atas doa dan dorongan, semangat, nasehat dan bantuan materi yang telah membantu Penulis selama mengikuti pendidikan di bangku perkuliahan di Universitas Negeri Medan.
11.Buat Keluarga Besar OP. Sobolakni yang selalu mendukung dan mendoakan saya. Buat Kekasih Hati saya dimana pun dia berada, yang selalu memberi dukungan, motivasi, terimakasih buat canda tawa dan airmata.
12.Buat Sahabat Saya Rosihol Tiomaida Situmorang S.E terimakasih buat kesetiaan dan kasih sayang selama ini, buat Kaka Dewi Kiki Aditya sitorus kaka yang dikirim Papa Je buat saya, buat kak Melda Pasaribu dan Kaka Lenni Terimakasih banyak buat semuanya
13.Buat abang & kaka tak lupa juga saya hanturkan terimakasihku; Bg jeremi, bg Erwin,bg maldives, bg edy, bg can ,bg farel, bg juliber,kaka vera, kaka mesra, kaka oshin kaka christin P, kaka santy, kaka bernike,kaka Yanti, kaka Eva, adik baru saya christian Turnip, Pernanda Rifandi Simatupang
14.Seluruh teman-teman Mahasiswa/i Jurusan Pendidikan Luar Sekolah stambuk 2009 terkhusus kepada Gank Zubbiey (Juniarti, Lamria, Maripauli, Lisnawasty, Friska, Videl, Daniel). Hilda Rizki sipayung S.Pd
Kepada Pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah membantu Penulis secara langsung maupun tidak langsung dalam menyusun skripsi ini. Akhir kata Penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaatkan bagi para pembaca terutama dalam dunia pendidikan pada umumnya dan khusus dalam bidang Pendidikan Luar Sekolah.
Medan, Agustus 2014 Penulis
Astri Artha Mitha Sirait
NIM. 109171003
(4)
ABSTRAK
ASTRI ARTHA MITHA SIRAIT. 109171003. “Hubungan Pola Asuh Orangtua Dengan Tingkat Kenakalan Remaja Usia 15-18 Tahun Di Kelurahan Parsaoran Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba Samosir”. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan. 2014.
Anak usia sekolah berkeliaran setiap saat baik pada siang hari jam sekolah maupun malam hari waktu belajar di rumah, akhirnya anak tidak lagi memiliki waktu belajar. Angka kenakalan anak semakin meningkat, yang kelak bila hal ini dibiarkan akan menjadi penyakit sosial dalam masyarakat. Persoalan kenakalan anak merupakan masalah yang harus segera ditemukan penyelesaiannya, mengingat ke depannya mereka lah yang akan menjadi pemimpin bangsa ini. Pembentukan karakter anak bermula dari keluarga, seperti apa pola pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua, sebagai individu yang paling bertanggung jawab terhadap anak. Namun, banyak orang tua yang alpa menjalankan perannya sebagai mana harusnya.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Seberapa besar hubungan pola asuh orang tua dengan kenakalan anak usia 15-18 tahun di Kelurahan Parsaoran Ajibata. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan tingkat kenakalan anak usia 15-18 tahun di Kelurahan Parsaoran Ajibata.
Penelitian ini merupakan penelitian korealasional yaitu melihat hubungan antara variabel bebas X (pola asuh orang tua) dengan variabel Y (tingkat kenakalan remaja). Populasi penelitian ini berjumlah 358 orang. Sedangkan sampel penelitian ini adalah 35 orang. Teknik analisis data menggunakan rumus korelasi product moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola asuh yang paling sering digunakan orang tua dalam mengantisipasi tingkat kenakalan remaja adalah pola asuh otoriter, kemudian disusul dengan pola asuh demokratis dan terakhir adalah pola asuh laissez faire.
Tingkat kenakalan yang terjadi di Kelurahan Parsaoran Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba Samosir yakni : Sering keluar malam, diikuti dengan suka berbohong, selanjutnya bolos sekolah ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung, kemudian usil mengganggu orang lain dan terakhir mencuri barang yang bukan miliknya. Ada hubungan pola asuh orang tua dengan tingkat kenakalan remaja di Kelurahan Parsaoran Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba Samosir, hal ini diketahui dari hasil pengujian diperoleh nilai rhitung > rtabel yaitu
0,437 > 0,334. Selanjutnya diketahui bahwa pola asuh orang tua memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat kenakalan remaja, hal ini diketahui dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung > ttabel yaitu 2,787 > 1,684.
(5)
(6)
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
DAFTAR HISTOGRAM ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Identifikasi masalah ... 8
1.3Batasan masalah ... 8
1.4 Rumusan Masalah ... 9
1.5 Tujuan Penelitian ... 9
1.6 Manfaat Penelitian ... 10
BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori ... 11
2.1.1 Kenakalan Remaja ... 12
2.1.1.1 Pengertian Kenakalan Remaja ... 15
2.1.1.2 Bentuk Kenakalan Remaja ... 16
2.1.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Kenakalan Remaja ... 18
2.1.2 Pengertian Pola Asuh Orang Tua ... 22
2.1.2.1 Pola Asuh Orang Tua ... 22
2.1.2.2 Macam-macam Pola Asuh Orang Tua ... 23
2.1.2.3 Hubungan Pola Asuh OrangTua Dengan kenakalan Remaja ... 34
2.2 Kerangka Konseptual ... 36
2.3 Hipotesis Penelitian ... 39
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 40
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 40
3.2.1 Populasi ... 40
3.2.2 Sampel ... 41
3.3 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional... 42
3.3.1 Variabel Penelitian ... 42
3.3.2 Defenisi Operasional ... 42
3.4 Alat Pengumpulan data ... 42
3.4.1 Angket ... 43
3.4.2 Dokumentasi ... 45
3.5 Teknik Analisis Data ... 48
3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 50
(7)
v
3.6.2 Waktu Penelitian ... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1.Deskripsi Data Hasil Penelitian... 52
4.1.1 Pola Asuh Orang Tua ... 53
4.1.2 Tingkat kenakalan Remaja ... 54
4.2.Pengujian Hipotesis ... 55
4.3.Pembahasan Penelitian ... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan... 57
5.2.Saran ... 58 DAFTAR PUSTAKA
(8)
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1. Tabel Jumlah kenakalan anak ... 5
3.1. Jumlah Populasi ... 40
3.2. Jumlah Responden ... 41
3.3. Kisi-Kisi Angket ... 44
4.1. Tabel pola asuh orang tua ... 51
4.2 . Kenakalan remaja ... 52
4.3. Hasil Perhitugan Uji Validitas Pola Asuh ... 74
4.4. Tabel Varians Butir Pola Asuh Orang Tua ... 75
4.5. Hasil Perhitungan Uji Validitas Kenakalan Anak ... 78
4.6. Tabel Varians Butir Kenakalan Anak ... 79
(9)
(10)
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 Angket penelitian ... 60
Lampiran 2 Skor Angket pola Asuh Orang Tua ... 67
Lampiran 3 Skor Angket tingkat kenakalan Anak ... 68
Lamiran 4 Tabel Kerja Product Moment ... 69
Lampiran 5 Uji Nilai-Nilai r Product moment ... 70
Lampiran 6 Nilai Dalam Distribusi t ... 71
Lampiran 7 distribution critical values ... 72
Lampiran 8 Uji Validitaas Pola Asuh ... 73
Lampiran 9 Uji Reliabelitas Pola Asuh ... 75
Lampiran 10 Ujii Validitas tingkat kenakalan anak ... 77
Lampiran 11 Uji Reliabelitas tingkat kenakalan anak ... 79
Lampiran 12 Uji coba angket pola asuh orang tua ... 81
(11)
viii
DAFTAR HISTOGRAM
Histogram Halaman
Histogram 1 Pola Auh Orang Tua ... 52 Histogram 2 Kenakalan Remaja ... 53
(12)
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Paradigma Penelitian ... 39
(13)
1 BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Anak adalah titipan Tuhan untuk dipelihara dan dilindungi orang tua hingga didewasakan dan dilepaskan dari tanggung jawab orang tua. Anak adalah tunas bangsa yang yang harus dipersiapkan ke masa depannya. Sejak lahir anak di asuh, asih, asah orang tua. Asuh adalah kebutuhan dasar pangan, sandang, papan, dan kesehatan. Asih adalah cinta dan kasih sayang sedangkan asah adalah berbagai stimulasi yang diberikan orang tua. Setiap anak membutuhkan cinta, perhatian dan kasih sayang yang akan berdampak terhadap perkembangan fisik, mental, dan emosionalnya. Kasih sayang dari kedua orangtuanya ini merupakan pondasi kehidupan bagi anak dan menjadi modal utama rasa aman terlebih ketika anak mengeksplor dunianya.
Dalam pola pengasuhan, asah, asih, dan asuh itu saling terkait. Ketika menstimulasi, kita juga memberikan kasih sayang. Jadi, ketiganya ada dalam satu paket. Karakter setiap anak sebetulnya terbentuk sesuai genetik orangtuanya dan bersifat menetap sehingga harus diterima apa adanya. Perubahan karakter anak pada dasarnya bukan berubah, melainkan melemah atau menguat.
Banyak tantangan dan godaan yang dihadapi dalam menumbuh kembangkan anak yakni dari dalam diri keluarga, dari luar keluarga, dan dari dalam diri anak. Lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama yang berpengaruh terhadap perkembangan anak, kesehatan fisik, kesehatan mental, dan spiritual yang akan diwujudkan dalam tingkah laku. Pola hidup keluarga,
(14)
2
termasuk pola asuh orang tua dapat dipakai sebagai faktor untuk memprediksi penyebab perilaku menyimpang bagi kesehatan remaja. Problema-problema sosial yang berwujud kenakalan anak tentu timbul dan dialami oleh sebagian besar kelompok sosial. Kenakalan anak dapat terjadi karena pengaruh lingkungan sosial yang mengarah pada penyimpangan tingkah laku.
Gunawan (2005:1) menegaskan bahwa “pola asuh orang tua memainkan peran yang sangat besar dalam menentukan kepribadian untuk keberhasilan hidup seseorang dan perilaku sehat. Pola asuh yang dilakukan oleh orang tua kepada anaknya tentu saja berbeda pada masing-masing keluarga”. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor di antaranya adalah latar belakang pendidikan orang tua, informasi yang didapat oleh orang tua tentang kesehatan, cara mengasuh anak, kultur budaya, kondisi lingkungan sosial, ekonomi dan lain-lain (Mutakim, 2008).
Perkembangan dan pertumbuhan anak sangat dipengaruhi banyak faktor seperti kita ketahui pendapat para ahli yang menyatakan teori nativisme. Teori nativisme ini dipelopori oleh Arthur Schopenhauer (1788-1860), seorang filosof Jerman ini mengemukakan bahwa “perkembangan manusia itu telah ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir (faktor pembawaan) baik karena berasal dari keturunan orang tuanya, nenek moyangnya maupun karena memang ditakdirkan demikian”. Pembawaan itulah yang menentukan hasil perkembangannya. Manakala pembawaannya itu baik, baik pula anak itu kelak. Begitu pula sebaliknya, andaikata anak itu berpembawaan buruk, buruk pula pada masa pendewasaannya.
(15)
3
Sedangkan menurut teori naturalisme merupakan teori yang menerima
“nature” (alam) sebagai keseluruhan realitas. Istilah “nature” telah dipakai dalam filsafat dengan bermacam-macam arti, mulai dari dunia fisik yang dapat dilihat oleh manusia, sampai kepada sistem total dari fenomena ruang dan waktu. Maksudnya, bahwa setiap manusia yang terlahir ke bumi ini pada dasarnya memiliki kecenderungan atau pembawaan yang baik, dan tak ada seorangpun terlahir dengan pembawaan yang buruk.
Schopenhauer (Jerman, 1788-1860) berpendapat bahwa:
“Semua anak yang lahir mempunyai pembawaan yang baik, tidak ada
seorang pun yang lahir dengan pembawaan buruk aliran ini disebut juga aliran negativisme, karena pendidik hanya wajib membiarkan pertumbuhan anak didik dengan sendirinya atau diserahkan kembali kelingkungannya (alam). Dengan kata lain, anak tidak memerlukan pendidikan tetapi yang perlu dilakukan oleh seorang pendidik terhadap anak didiknya adalah menyerahkannya ke alam, agar pembawaan yang baik itu tidak menjadi rusak melalui proses kegiatan pendidikan itu”. Sementara teori empirisme ini merupakan kebalikan dari teori nativisme karena menganggap bahwa potensi atau pembawaan yang dimiliki seseorang itu sama sekali tidak ada pengaruhnya dalam diri. Semuanya ditentukan oleh faktor lingkungan. Teori ini disebut juga dengan sosiologisme, karena sepenuhnya mementingkan atau menekankan pengaruh dari luar. Dalam ilmu pendidikan teori ini dikenal sebagai pandangan optimisme paedagogis.
Dan terakhir teori konvergensi merupakan perpaduan antara pandangan nativisme dan empirisme, yang keduanya dipandang sangat berat sebelah. Tokoh utama teori konvergensi adalah Louis William Stern (1871-1938), seorang filosof sekaligus sebagai psikolog Jerman. Teori ini menggabungkan arti penting
(16)
4
hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Faktor pembawaan tidak berarti apa-apa tanpa faktor pengalaman (lingkungan). Demikian pula sebaliknya, faktor pengalaman tanpa faktor pembawaan tidak akan mampu mengembangkan manusia yang sesuai dengan harapan. Perkembangan yang sehat akan berkembang jika kombinasi dari fasilitas yang diberikan oleh lingkungan dan potensialitas kodrati seseorang bisa mendorong berfungsinya segenap kemampuannya. Dan kondisi sosial menjadi sangat tidak sehat apabila segala pengaruh lingkungan merusak, bahkan melumpuhkan potensi psiko-fisiknya. Dengan demikian, keadaan ini dapat dinyatakan bahwa faktor pembawaan maupun pengaruh lingkungan yang berdiri sendiri tidak dapat menentukan secara mutlak dan bukan satu-satunya faktor yang menentukan pribadi atau struktur kejiwaan seseorang.
Hal ini juga terjadi di daerah Ajibata. Ajibata adalah sebagai adalah tempat transit sementara dan pintu penyeberangan menuju Pulau Samosir, yang kedatangan banyak kunjungan orang-orang asing. Waktu untuk menunggu digunakan dengan menjelajahi kawasan sekitar pelabuhan, karena menunggu merupakan hal yang membosankan. Anak-anak kecil memanfatkan momen ini mengisi waktu luang yang dilakukan anak-anak untuk mencari uang dengan caranya masing-masing, jika telah mendapatkan upah dari hasil yang dikerjakan, uang yang didapat tidak digunakan dengan baik, untuk berfoya-foya sehingga timbul bagi anak-anak timbul kecenderungan untuk mencari uang dari pada belajar, yang menyebabkan anak-anak tidak lagi menjalani hari-hari sebagai
(17)
5
mana harusnya. Anak juga sudah tidak lagi dicari orang tua, perilaku mereka sudah tidak dikontrol oleh orang tua mereka masing-masing.
Data yang dirilis oleh BPS ( Badan Pusat Statistik) Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2010 menunjukkan bahwa jenis kenakalan yang dialakukan anak sudah semakin bervariasi dan sama dengan kejahatan yang biasanya dilakukan orang dewasa. Data menunjukkan bahwa sebanyak 825 anak telah melakukan kejahatan dan pelanggaran dengan jenis penyalahgunaan narkotika, pencurian dan bahkan pembunuhan dimana 640 orang anak laki-laki dan 185 anak perempuan.
Data kenakalan anak usia 18 tahun kebawah yang dirilis dari kanwil departemen Hukum dan Ham provinsi Sumatera Utara mengatakan bahwa angka kenakalan anak dari tahun 2006-2009 mengalami peningkatan. Dengan tabel dibawah ini :
Tabel 1.1
Jumlah Angka Kenakalan Anak Tahun 2006-2009
Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah total
2006 223 7 230
2007 1369 315 1684
2008 1182 301 1684
2009 584 197 781
Gambaran ini terjadi juga di Kelurahan Ajibata walaupun masih dalam skala kenakalan ringan. Dengan demikian banyak hal yang muncul untuk dapat mempengaruhi anak-anak di Ajibata. Berdasarkan pengamatan penulis di
(18)
6
Kecamatan Ajibata, bahwasanya pada jam-jam sekolah pukul (08.00 WIB - 14.00 WIB) banyak anak-anak yang berkeliaran. Malam hari (19.00- 22.00) waktu seharusnya seorang anak belajar, namun yang terjadi ditemukan banyak diantaranya menghabiskan waktu di arena pelabuhan dan bertingkah laku seperti layaknya orang dewasa yaitu bermain judi dan melakukan permainan dengan cara taruhan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor Kelurahan dan BPS (Badan Pusat Statistik) Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba Samosir bahwa 527 orang jumlah anak yang berusia 15-18 tahun. Terdiidentifikasi anak remaja yang berperilaku melanggar norma ataupun remaja yang nakal sebanyak 68% dari jumlah remaja yang ada di kecamatan ajibata, sehingga jumlah anak remaja yang nakal sebanyak 358 0rang pada usia 15-18 tahun. Kenakalan yang diidentifikasi di kelurahan masih kategori kenakalan ringan. (Data jumlah kenakalan anak tahun 2012 Kelurahan Parsaoran Kecamatan Ajibata).
Jika hal ini dibiarkan terjadi angka kenakalan anak semakin meningkat, yang kelak bila hal ini dibiarkan akan menjadi penyakit social dalam masyarakat. Persoalan kenakalan anak merupakan masalah yang harus segera ditemukan penyelesaiannya, mengingat ke depannya mereka lah yang akan menjadi pemimpin bangsa ini. Pembentukan karakter anak bermula dari keluarga, seperti apa pola pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua, sebagai individu yang paling bertanggung jawab terhadap anak. Namun, banyak orang tua yang alpa menjalankan perannya sebagai mana harusnya.
(19)
7
Kondisi ini menggambarkan bahwa betapa banyaknya orang tua yan g lalai dalam melakukan pengawasan asah, asih, dan asuh pada anak -anak yang sebenarnya masih sangat membutuhkan pola asuh orang tua. Namun kenyataan yang terjadi sifat acuh tak acuh dan tidak mau tahu dengan masalah yang terjadi sehingga anak juga dengan leluasa dan untuk melakukan tindakan yang memang jelas salah, masyarakat dan orang tua di kelurahan Parsaoran tidak kondusif, membiarkan kondisi itu terjadi, sehingga semakin mendukung anak untuk berperilaku nakal. Hal ini menunjukkan betapa kondisi anak-anak usia sekolah pada saat ini berada dalam masalah besar. Mereka tidak lagi berada dalam posisi sebagaimana seharusnya posisi maupun kedudukan seorang anak.
Masalah kenakalan anak ini menjadi hal yang sangat vital, mengingat di pundak mereka lah masa depan bangsa dan keluarga. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul: Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Tingkat Kenakalan Remaja Usia 15- 18 Tahun (Juvenile Delinquency) Di Kelurahan Parsaoran Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba Samosir.
(20)
8
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah yang relevan dalam penelitian ini yaitu :
1. Anak usia sekolah berkeliaran setiap saat baik pada siang hari jam sekolah maupun malam hari waktu belajar di rumah, akhirnya anak tidak lagi memiliki waktu belajar
2. Anak sudah berperilaku seperti orang dewasa, seperti bermain judi dan melakukan permainan dengan taruhan, nongkrong di warung kopi.
3. Ketidaksesuaian antara usia seorang anak dengan ekspresi dan aksi yang dilakukan pada saat mereka mengamen.
4. Kurangnya perhatian orang tua terhadap anak remaja usia 15-18 tahun sehingga mengakibatkan anak bertindak sesuai dengan keinginannya
5. Kesibukan orang tua bekerja mencari duit sehingga kurang memperdulikan anak dan mengakibatkan anak berperilaku nakal, dan tidak melakukan aktifitas bagaimana seharusnya anak
6. Orang tua kurang menerapkan bagaimana layaknya seorang pendidik bagi anak.
1.3.Pembatasan Masalah
Masalah kenakalan anak dapat disebabkan banyak hal seperti diutarakan di latar belakang. Namun faktor orang tua dipandang sebagai faktor yang sangat mempengaruhi atau dampak, sebab anak tersebut masih dalam taraf pengawasan
(21)
9
orang tua. sementara faktor-faktor lain dianggap masih dapat dikendalikan apabila orang tua dapat memberi pola asuh yang cukup terhadap anak. Oleh sebab itu penulis mencoba membatasi masalahnya hanya pada hubungan pola asuh orang tua dengan tingkat kenakalan anak usia 15-18 tahun di Kelurahan Parsaoran Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba Samosir.
1.4Perumusan Masalah
Untuk lebih memfokuskan arah dalam penelitian ini maka penulis mencoba merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Seberapa besar persentase kenakalan anak usia 15-18 tahun yang terjadi di Kelurahan Parsaoran Ajibata?
2. Seberapa besar baik pola asuh orang tua di Kelurahan Parsaoran Ajibata?
3. Apakah ada hubungan pola asuh orang tuadengan kenakalan anak usia 15-18 tahun di Kelurahan Parsaoran Ajibata?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui besaran persentase kenakalan anak usia 15-18 tahun yang terjadi di Kelurahan Parsaoran Ajibata.
2. Untuk mengetahui pola asuh orang tua di Kelurahan Parsaoran Ajibata. 3. Untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan tingkat
(22)
10
1.6Manfaat Penelitian
Setelah selesainya penelitian, penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi :
1. Bagi Penulis
Sebagai bahan masukan untuk memperoleh data yang akurat mengenai hubungan pola asuh orang tua dengan tingkat kenakalan anak dan bagaimana usaha dalam meminimalkan permasalahan tersebut dan untuk menambah pengetahuan penulis tentang kenakalan anak yang selama ini banyak diperbincangkan di masyarakat.
2. Bagi Masyarakat
Agar masyarakat maupun orang tua dapat meningkatkan perannya atau upaya yang dilakukan untuk membimbing anak guna meminimalkan permasalahan yang berkaitan dengan kenakalan anak dan juga dapat sebagai informasi kepada masyarakat bahwa upaya dalam memberikan bimbingan kepada anak sangat bermanfaat dalam mengatasi kenakalan anak.
3. Bagi Institusi
Dapat menambah pengetahuan tentang pola asuh orang tua dengan kenakalan anak.
(23)
(24)
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1. Pola asuh yang paling sering digunakan orang tua dalam mengantisipasi tingkat kenakalan remaja adalah pola asuh otoriter, kemudian disusul dengan pola asuh demokratis dan terakhir adalah pola asuh laissez faire.
2. Tingkat kenakalan yang terjadi di Kelurahan Parsaoran Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba Samosir yakni : Sering keluar malam, diikuti dengan suka berbohong, selanjutnya bolos sekolah ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung, kemudian usil mengganggu orang lain dan terakhir mencuri barang yang bukan miliknya.
3. Ada hubungan pola asuh orang tua dengan tingkat kenakalan remaja di Kelurahan Parsaoran Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba Samosir. Selanjutnya diketahui bahwa pola asuh orang tua memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat kenakalan remaja.
(25)
B. Saran-Saran
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dapat diberikan saran sebagai berikut :
1. Orang tua untuk lebih membimbing dan memperhatikan perkembangan remaja, baik ketika berada di rumah, dilingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat serta memperhatikan kelangsungan pendidikannya, karena dengan pendidikan yang dimilikinya saat ini dapat dijadikannya sebagai bekal hidup dikemudian hari.
2. Masyarakat maupun orang tua dalam pemberian pola asuh selayaknya lebih mengedepankan pola asuh demokratis, karena pola asuh demokratis ini mampu menjadikan anak lebih mandiri, orang tua perlu memperhatikan dan menghargai kebebasan remaja, memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh pengertian terhadap remaja dan memiliki sikap terbuka dengan remaja. 3. Kalangan remaja dalam bergaul haruslah selektif, dalam arti kata pergaulan
banyak mewarnai kehidupan, dalam arti kata jika remaja bergaul dengan teman-teman yang baik, maka dipastikan akan ikut baik dan begitu sebaliknya.
(26)
Lampiran 2
Skor Angket Pola Asuh Orang Tua
No
I t e m S o a l
Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 2 3 1 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 1 2 40 2 2 3 3 3 2 1 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 42 3 3 2 3 1 3 2 3 1 1 3 2 3 3 3 3 3 1 40 4 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 45 5 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 46 6 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 48 7 2 2 2 3 3 3 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 33 8 3 2 2 3 1 2 2 1 3 2 2 2 2 3 1 2 1 34 9 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 1 1 3 38 10 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 1 2 2 2 40 11 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 44 12 2 3 2 3 3 2 1 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 39 13 3 3 3 2 3 3 1 3 2 3 1 2 3 3 3 3 2 43 14 3 1 2 3 2 1 2 2 3 2 3 2 3 2 1 2 2 36 15 1 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 40 16 2 3 3 3 1 3 3 2 3 1 2 3 1 3 2 2 2 39 17 3 3 3 3 3 2 2 3 2 1 3 2 1 3 3 3 3 43 18 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 1 3 3 3 44 19 3 2 2 3 3 2 3 2 1 2 3 1 3 3 2 2 1 38 20 1 2 3 2 2 1 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 38 21 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 3 3 1 3 1 1 2 34 22s 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 46 23 1 3 3 3 3 2 3 1 3 2 3 3 2 2 1 1 3 39 24 2 1 3 1 3 3 3 1 3 3 3 1 2 3 1 1 1 35 25 2 3 3 3 3 1 2 2 3 3 1 2 3 2 2 2 3 40 26 3 3 2 3 3 2 2 3 1 1 1 2 2 1 3 3 1 36 27 1 2 3 3 2 2 3 2 1 1 2 3 2 2 2 2 1 34 28 2 2 3 2 3 2 2 3 2 1 2 3 1 2 3 2 3 38 29 3 3 2 1 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 41 30 1 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 44 31 3 1 1 3 2 3 2 3 1 1 3 3 3 1 3 3 3 39 32 3 3 3 3 2 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 2 1 38 33 1 2 3 1 2 2 2 2 2 1 3 2 1 2 2 3 3 34 34 3 3 1 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 42 35 1 3 3 3 2 2 3 2 3 1 3 1 3 3 1 2 1 37
(27)
Skor Hasil Sebaran Angket
Skor 3 16 18 20 23 19 11 17 15 16 9 19 17 16 18 17 16 15 282
Skor 2 11 14 12 7 14 19 16 15 12 18 11 15 13 12 11 14 11 224
Skor 1 8 3 3 5 2 5 2 5 7 8 5 3 6 5 7 5 9 95
Untuk menentukan kategori pola asuh orang tua yang akan dijadikan pengukuran sebagai berikut :
a. Untuk jawaban pola asuh otoriter diberi nilai 3 dengan jumlah soal sebanyak 17 dan jumlah sampel sebanyak 35 orang, jadi jumlah skor maksimum adalah 3 x 17 x 35 = 1785
b. Untuk jawaban pola asuh demokratis diberi nilai 2 dengan jumlah soal sebanyak 17 dan jumlah sampel sebanyak 35 orang, jadi jumlah skor maksimum adalah 2 x 17 x 35 = 1190
c. Untuk jawaban pola asuh laissez faire diberi nilai 1 dengan jumlah soal sebanyak 17 dan jumlah sampel sebanyak 35 orang, jadi jumlah skor maksimum adalah 1 x 17 x 35 = 595
Untuk mencari persentase pola asuh orang tua di Kelurahan Parsaoran Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba Samosir.
a. Untuk pola asuh otoriter diperoleh persentase sebagai berikut:
100%
1785 3 282
x x
100% 1785
846 x
47,39% 1785
84600
(28)
100% 1190
2 224
x x
100%
1190 448
x
37,64% 1190
44800
c. Untuk pola asuh laissez faire diperoleh persentase sebagai berikut:
100% 595
1 95
x x
100% 595
95 x
14,97% 595
9500
Dari perhitungan di atas dapatlah diketahui bahwa pola asuh yang paling sering digunakan orang tua dalam mengantisipasi tingkat kenakalan remaja adalah pola asuh otoriter, kemudian disusul dengan pola asuh demokratis dan terakhir adalah pola asuh laissez faire.
(29)
Lampiran 3
Skor Angket Tingkat Kenakalan Remaja
No Item Soal
Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 2 3 2 1 2 1 1 1 1 1 3 2 3 2 3 28 2 1 1 3 3 2 1 1 1 1 2 1 3 1 3 2 26 3 3 2 1 2 2 1 1 1 1 3 2 1 1 1 1 23 4 2 3 1 1 3 1 1 2 2 3 2 2 3 2 2 30 5 2 2 2 3 2 2 1 1 1 1 3 2 1 2 2 27 6 1 1 3 1 2 3 2 1 1 2 2 3 2 3 1 28 7 2 2 1 3 2 3 1 2 1 3 1 1 3 1 2 28 8 1 3 2 2 3 2 1 1 1 2 2 3 2 2 1 28 9 2 1 1 2 3 2 1 1 1 2 3 1 1 3 1 25 10 1 2 1 1 2 2 1 2 3 1 3 2 1 1 2 25 11 3 2 2 3 2 1 1 1 1 3 2 1 1 2 1 26 12 2 1 1 2 3 2 1 1 1 2 3 1 3 1 3 27 13 2 1 3 1 3 3 1 1 1 1 2 3 2 1 2 27 14 1 2 2 3 2 1 2 1 1 3 2 2 1 2 3 28 15 1 1 1 2 1 3 1 1 1 3 1 2 2 3 1 24 16 1 3 1 2 3 1 1 1 2 3 2 1 1 2 2 26 17 2 1 2 1 3 2 1 1 2 1 3 2 3 1 3 28 18 1 2 3 2 3 1 1 2 1 3 1 3 2 1 2 28 19 1 1 2 3 2 2 1 3 1 2 3 1 1 3 1 27 20 1 3 1 2 3 1 1 1 1 2 2 3 2 2 1 26 21 2 2 2 2 1 3 1 1 1 3 1 1 2 1 2 25 22 3 2 1 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 1 1 34 23 1 1 2 2 3 1 2 1 1 1 1 2 2 2 3 25 24 2 1 1 1 3 2 1 1 1 3 3 2 1 1 2 25 25 1 2 2 1 2 3 2 1 1 3 1 2 1 3 2 27 26 2 3 2 2 1 2 1 1 1 1 3 2 2 1 1 25 27 1 1 1 2 1 3 1 2 1 3 2 1 3 1 2 25 28 2 2 1 3 2 1 2 1 1 1 1 3 1 2 2 25 29 1 1 2 2 1 3 1 1 2 2 3 2 2 1 1 25 30 1 2 1 3 2 2 1 2 1 3 2 3 2 1 2 28 31 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 3 1 1 1 1 20 32 2 1 3 1 2 2 1 1 1 3 2 3 2 2 2 28 33 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 3 2 1 1 2 23
(30)
34 2 2 1 2 2 3 1 2 1 3 2 1 2 2 2 28 35 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 3 3 1 2 24
J u m l a h 922
Untuk menentukan kategori kenakalan remaja usia 15-18 tahun di kelurahan Parsaoran Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba Samosir yang akan dijadikan pengukuran sebagai berikut : Untuk skor maksimun diberi nilai 3 dengan jumlah soal setiap indikator sebanyak 3 dan jumlah sampel sebanyak 35 orang, jadi jumlah skor maksimum adalah 3 x 3 x 35 = 315
Selanjutnya untuk menentukan persentase kenakalan remaja di Kelurahan Parsaoran Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba Samosir.
a. Tingkat kenakalan remaja dengan indikator mengganggu orang lain diperoleh persentase sebagai berikut:
100%
315 14
x
13,33% 315
1400
b. Tingkat kenakalan remaja dengan indikator berbohong diperoleh persentase sebagai berikut:
100%
315 29
x
27,62% 315
2900
c. Tingkat kenakalan remaja dengan indikator mencuri diperoleh persentase sebagai berikut:
(31)
100% 315
4
x
3,81%
315 400
d. Tingkat kenakalan remaja dengan indikator sering keluar malam diperoleh persentase sebagai berikut:
100% 315
40
x
38,09%
315 4000
e. Tingkat kenakalan remaja dengan indikator bolos sekolah diperoleh persentase sebagai berikut:
100%
315 18
x
17,15%
315 1800
Dari hasil perhitungan dapat diketahui tingkat kenakalan yang terjadi di Kelurahan Parsaoran Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba Samosir yakni : sering keluar malam sebesar 38,09%, diikuti dengan suka berbohong sebesar 27,62%, selanjutnya bolos sekolah ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung sebesar 17,15%, kemudian kenakalan usil mengganggu orang lain sebesar 13,33%, dan mencuri barang yang bukan miliknya sebesar 3%.
(32)
Lampiran 4
Tabel Kerja Product Moment
No X Y X2 Y2 XY
1 40 28 1600 784 1120
2 42 26 1764 676 1092
3 40 23 1600 529 920
4 45 30 2025 900 1350
5 46 27 2116 729 1242
6 48 28 2304 784 1344
7 33 28 1089 784 924
8 34 28 1156 784 952
9 38 25 1444 625 950
10 40 25 1600 625 1000
11 44 26 1936 676 1144
12 39 27 1521 729 1053
13 43 27 1849 729 1161
14 36 28 1296 784 1008
15 40 24 1600 576 960
16 39 26 1521 676 1014
17 43 28 1849 784 1204
18 44 28 1936 784 1232
19 38 27 1444 729 1026
20 38 26 1444 676 988
21 34 25 1156 625 850
22 46 34 2116 1156 1564
23 39 25 1521 625 975
24 35 25 1225 625 875
25 40 27 1600 729 1080
26 36 25 1296 625 900
27 34 25 1156 625 850
28 38 25 1444 625 950
29 41 25 1681 625 1025
30 44 28 1936 784 1232
31 39 20 1521 400 780
32 38 28 1444 784 1064
33 34 23 1156 529 782
(33)
35 37 24 1369 576 888 Jumlah 1387 922 55479 24480 36675
Setelah diketahuai skor dari masing-masing variabel maka selanjutnya akan dicari apakah ada hubungan antara variabel X terhadap variabel Y namun untuk mempermudah dalam mencari hubungan dari variabel X terhadap Variabel Y diperlukan tabel kerja product moment. Dari data yang ada dapatlah diketahui skor dari tiap-tiap variabel sebagai berikut:
Σ x = 1387 Σ y = 922 Σ x2 = 55479 Σ y2 = 24480 Σ xy = 36675
Dari hasil yang tertera di atas maka dapat dilanjutkan ke dalam rumus product moment berikut:
2 2
2 2
) ( ) ( ) ( ) ( ) ).( ( . y y N x x N y x xy N rxy
2
2
) 922 ( ) 24480 . 35 ( ) 1387 ( ) 55479 . 35 ( ) 922 ).( 1387 ( 36675 . 35 xy r
17996
6716
4811 xy r 120861136 4811 xy r 6 , 10993 4811 xy r
(34)
437 , 0 xy r
Dari hasil perhitungan diketahui nilai rhitung > rtabel yaitu 0,437 > 0,334.
Dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan tingkat kenakalan remaja di Kelurahan Parsaoran Kecamatan Ajibata Kabupaten Tobasamosir.
Untuk melihat tingkat signifikan dari hasil perhitungan r hitung maka dilanjutkan dengan mengujinya dengan uji “t” sebagai berikut:
2 1 2 r n r t 2 437 , 0 1 2 35 437 , 0 t 190 , 0 1 33 437 , 0 t 81 , 0 74 , 5 437 , 0 x t 9 , 0 50 , 2 t 787 , 2 t
Uji “t” di atas menunjukkan adanya tingkat signifikan antara pola asuh orang tua dengan tingkat kenakalan remaja di Kelurahan Parsaoran Kecamatan Ajibata Kabupaten Tobasamosir dengan hasil perhitungan thitung > ttabel yaitu
(35)
Lampiran 5
(36)
(37)
(38)
(39)
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu 1991 Sosiologi Pendidikan, Jakarta : Rieneka Cipta
Gavin, L.A dan Furman. W. 1989. “ Age Difference In Adolencenta Perception of Their, Peer Group ”. Journal of Developmental Psychology No 25 Edisi 5.
Gottman, J., & Claire, D.J. 2003. Kiat-kiat membesarkan anak yang memiliki kecerdasan emosional. Terjemahan: Hermaya, T. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hurlock, EB. 1990. Perkembangan Anak. Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga
Irwanto, Yatim Kepribadian Keluarga Narkotika, Jakarta : Arcan, 1991. Kartono, K. 1986. Psikologi Anak. Bandung: Alumni.
Kartini Kartono. 2003. Kenakalan Remaja. Jakarta : Rajawali Pers.
Sari, M. Y. 2005. Kecerdasan Emosional dan Kecenderungan Psikopat Pada Remaja Delinkuen Di Lembaga Pemasyarakatan. Anima Vol 20 No 2 halaman 139-148.
Sarwono,S.W. (2003). Psikologi Remaja (edisi revisi). Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Sulastriningsih, H. 1996. Hubungan antara Keutuhan Keluarga, Pergaulan Teman Sebaya dan Kegiatan Organisasi Karang Taruna dengan Tingkat Kenakalan Remaja pada Karang
Taruna “Jendral Sudirman” di Kelurahan Purwantoro Kecamatan Purwantoro
Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah. Skripsi pada Fakultas Pendidikan Luar Biasa Universitan Negeri Yogyakarta.
Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : Sagung Seta. Soenardji, Terj. Hayes, Steve, Hardy, Malcom, Pengantar Psikologi, Jakarta : Elangga, Cet. II,
1986.
Sri Harmini dan Wardoyo. 2004. “ Perbedaan Persepsi Penanaman Disiplin Orangtua pada
Remaja Bermasalah dan Tidak Bermasalah di Kota Yogyakarta ” Media Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial Edisi 177, Th Ke 28.
Sumadi Suryabrata. 1975. Psikologi Perkembangan Jilid 2. Yogyakarta : Rake Press.
Wahyuningtyastuti. 2004. “ Keterkaitan antara Kebiasaan Anak Menonton Film-film Keras di
Media Televisi dengan Kenakalan Anak ” Media Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial Edisi 177 Tahun ke 28.
(40)
Widayanti dan Iryani. 2005. “ Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kenakalan Anak ”. Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial. Yogyakarta : Dian Samodra.
Windiani, Tresna dan Soetjiningsih. 2004. Gangguan Tingkah Laku Kenakalan dan Tindak Kekerasan Remaja. Jakarta : Sagung Seta.
Yusuf, Elvi Andriandriani. 1989. Perbedaan Pembentukan Identitas Diri Antara Remaja Desa dan Remaja Kota. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.
(1)
Lampiran 5
(2)
(3)
(4)
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu 1991 Sosiologi Pendidikan, Jakarta : Rieneka Cipta
Gavin, L.A dan Furman. W. 1989. “ Age Difference In Adolencenta Perception of Their, Peer Group ”. Journal of Developmental Psychology No 25 Edisi 5.
Gottman, J., & Claire, D.J. 2003. Kiat-kiat membesarkan anak yang memiliki kecerdasan emosional. Terjemahan: Hermaya, T. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hurlock, EB. 1990. Perkembangan Anak. Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga
Irwanto, Yatim Kepribadian Keluarga Narkotika, Jakarta : Arcan, 1991. Kartono, K. 1986. Psikologi Anak. Bandung: Alumni.
Kartini Kartono. 2003. Kenakalan Remaja. Jakarta : Rajawali Pers.
Sari, M. Y. 2005. Kecerdasan Emosional dan Kecenderungan Psikopat Pada Remaja Delinkuen Di Lembaga Pemasyarakatan. Anima Vol 20 No 2 halaman 139-148.
Sarwono,S.W. (2003). Psikologi Remaja (edisi revisi). Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Sulastriningsih, H. 1996. Hubungan antara Keutuhan Keluarga, Pergaulan Teman Sebaya dan Kegiatan Organisasi Karang Taruna dengan Tingkat Kenakalan Remaja pada Karang
Taruna “Jendral Sudirman” di Kelurahan Purwantoro Kecamatan Purwantoro
Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah. Skripsi pada Fakultas Pendidikan Luar Biasa Universitan Negeri Yogyakarta.
Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : Sagung Seta. Soenardji, Terj. Hayes, Steve, Hardy, Malcom, Pengantar Psikologi, Jakarta : Elangga, Cet. II,
1986.
Sri Harmini dan Wardoyo. 2004. “ Perbedaan Persepsi Penanaman Disiplin Orangtua pada
Remaja Bermasalah dan Tidak Bermasalah di Kota Yogyakarta ” Media Informasi
Penelitian Kesejahteraan Sosial Edisi 177, Th Ke 28.
Sumadi Suryabrata. 1975. Psikologi Perkembangan Jilid 2. Yogyakarta : Rake Press.
Wahyuningtyastuti. 2004. “ Keterkaitan antara Kebiasaan Anak Menonton Film-film Keras di
Media Televisi dengan Kenakalan Anak ” Media Informasi Penelitian Kesejahteraan
(6)
Widayanti dan Iryani. 2005. “ Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kenakalan Anak ”. Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial. Yogyakarta : Dian Samodra.
Windiani, Tresna dan Soetjiningsih. 2004. Gangguan Tingkah Laku Kenakalan dan Tindak Kekerasan Remaja. Jakarta : Sagung Seta.
Yusuf, Elvi Andriandriani. 1989. Perbedaan Pembentukan Identitas Diri Antara Remaja Desa dan Remaja Kota. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.