POLA PENDIDIKAN ISLĀM DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN :STUDI DESKRIPTIF DI SMK DAARUT TAUHIID BOARDING SCHOOL TAHUN AJARAN 2012/2013.

(1)

No. Daftar FPIPS : 1870 / UN. 40. 2. 6. 1 / 2013

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISLĀM DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

POLA PENDIDIKAN ISLĀM DALAM MEMBENTUK KARAKTER

DISIPLIN

(STUDI DESKRIPTIF DI SMK DAARUT TAUHIID BOARDING SCHOOL TAHUN AJARAN 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh

Yusup Rahman Hakim 0906594

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISLĀM DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

YUSUP RAHMAN HAKIM

POLA PENDIDIKAN ISLĀM DALAM MEMBENTUK KARAKTER

DISIPLIN

(STUDI DESKRIPTIF DI SMK DAARUT TAUHIID BOARDING SCHOOL TAHUN 2012/2013)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. H. Ahmad Syamsu Rizal, M.Pd. NIP. 19551002 198601 1 001

Pembimbing II

Elan Sumarna, M.Ag. NIP. 196708282 00501 1 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial


(3)

No. Daftar FPIPS : 1870 / UN. 40. 2. 6. 1 / 2013

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISLĀM DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dr. H. Endis Firdaus, M. Ag. NIP : 19570303 198803 1 001

Skripsi ini telah diuji pada:

Hari/Tanggal : Kamis, 31 Oktober 2013

Tempat : Gedung FPIPS UPI

Panitia Ujian :

Ketua :

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 1970 0814 199402 1 001

Sekretaris :

Dr. H. Endis Firdaus, M.Ag. NIP. 19570303 198803 1 001

Penguji :

Dr. H. Endis Firdaus, M.Ag. NIP. 19570303 198803 1 001


(4)

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISLĀM DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dr. Kokom Siti Komariah. NIP. 19601124 198803 1 001

Saepul Anwar, S.Pd.I,. M.Ag. NIP. 19811109 200501 1 001


(5)

No. Daftar FPIPS : 1870 / UN. 40. 2. 6. 1 / 2013

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISLĀM DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Pola Pendidikan Islām dalam

Membentuk Karakter Disiplin (Studi Deskriptif di SMK Daarut Tauhiid Boarding School Tahun Ajaran 2012/2013) ini sepenuhnya karya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Oktober 2013 Yang membuat pernyataan,

Yusup Rahman Hakim NIM. 0906594


(6)

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISL M DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Pola Pendidikan Isl m dalam Membentuk Karakter Disiplin (Studi Deskriptif di SMK Daarut Tauhiid Boarding School Tahun Ajaran 2012/2013)”. Dalam penelitian ini, peneliti hanya mencari dan mengumpulkan

data mengenai pola pendidikan Islām dalam membentuk karakter disiplin di SMK Daarut Tauhiid Boarding School. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Daarut Tauhiid Boarding School. SMK Daarut Tauhiid Boarding school merupakan Sekolah Menengah Kejuruan yang mengajarkan Informatika dan Teknologi (IT) sekaligus menerapkan nilai-nilai Tauhīd dan Ahlakul Karimah dengan Sistem Pondok Pesantren. Sekolah Menengah Kejuruan Daarut Tauhiid Boarding School merupakan lembaga pendidikan yang baru yang berupaya untuk ikut andil dalam ikhtiar mencerdaskan kehidupan bangsa dengan upaya memadukan sistem pendidik (kurikulum) formal dengan sistem pendidik (nonformal). Penelitian ini mengambil sampel dari seluruh kegiatan peserta didik yang berhubungan dengan pendidikan karakter kedisiplinan, baik kegiatan di dalam kelas maupun kegiatan di luar kelas.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya pendidikan karakter kedisiplinan bagi seluruh peserta didik yang sedang mencari ilmu. Diera globalisasi saat ini banyak sekali siswa yang pintar secara IQ dan mengerti akan pentingya kedisiplinan, tetapi banyak dari mereka yang tidak mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari. Budaya “jam ngaret”, kasus bolos sekolah,

indisipliner, asusila, merupakan bukti nyata akan degradasi moral dan hilangnya kedisiplinan dari generasi muda saat ini. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya pemahaman akan urgensi karakter kedisiplinan. Dalam penelitian ini, peneliti mencari data mengenai pola pendidikan Islām dalam membentuk karakter disiplin peserta didik di SMK Daarut Tauhiid Boarding School. Dengan menggunakan sistem boarding school, diyakini bahwa pendidikan karakter kedisiplinan akan lebih efektif dibandingkan dengan pendidikan karakter kedisiplinan yang dilaksanakan di sekolah umum.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif, dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Dalam penelitian ini, peneliti sebagai instrumen utama (human instrument).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter kedisiplinan akan lebih efektif apabila dilaksanakan dengan menggunakan sistem boarding school. Dengan menggunakan sistem boarding school, seluruh siswa akan lebih mudah terkontrol dalam segala aktivitasnya. Pendidikan karakter kedisiplinan yang dilaksanakan di SMK Daarut Tauhiid Boarding School terbagi menjadi tiga program, yaitu program kurikuler,

kokurikuler, nonkurikuler. Pendidikan karakter kedisiplinan yang ada di SMK Daarut Tauhiid Boarding School, dilaksanakan secara berkesinambungan dan selalu diawasi oleh pihak sekolah.

Kata kunci: Pola Pendidikan, Karakter Kedisiplinan, SMK Daarut Tauhiid Boarding School.


(7)

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISL M DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(8)

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISLĀM DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK . . . i

KATA PENGANTAR . . . ii

UCAPAN TERIMA KASIH . . . iii

DAFTAR ISI . . . .. v

DAFTAR GAMBAR . . . vii

DAFTAR TABEL . . . .. vii

DAFTAR BAGAN . . . vii

DAFTAR LAMPIRAN . . . Ix PEDOMAN TRANSLITASI ARAB-LATIN . . . .. x

BAB I . . . .. 1

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah . . . 1

B. Identifikasi Masalah. . . .. 7

C. Tujuan Penelitian . . . 8

D. Manfaat Penelitian . . . 8

E. Struktur Organisasi Skripsi. . . 9

BAB II PERAN PENDIDIKAN ISLĀM DALAM MEMBINA KARAKTER DISIPLIN PESERTA DIDIK. . . 10

A. Konsep Pendidikan Isl m . . . 10

1. Pengertian Pendidikan Isl m . . . 10

2. Dasar Pendidikan Isl m . . . 16

3. Tujuan Pendidikan Isl m . . . 18

4. Urgensi Pendidikan Isl m . . . 22


(9)

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISLĀM DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Kurikulum Pendidikan Isl m . . . 32

7. Pendidik dan Peserta Didik. . . 37

8. Evaluasi Dalam Pendidikan Isl m . . . 40

B. Pendidikan Karakter dalam Prespektif Isl m dan Barat . . . 45

1. Pengertian Pendidikan Karakter . . . 45

2. Tujuan Pendidikan Karakter. . . 51

3. Prinsip dan Pendekatan Pendidikan Karakter. . . 52

4. Strategi Implementasi Pendidikan Karakter. . . 55

5. Tahap-Tahap Pembentukan Karakter. . . 56

C. Pendidikan Karakter Disiplin. . . 57

1. Karakter Disiplin dan Tingkatannya. . . 57

2. Urgensi Karakter Disiplin . . . 61

3. Implementasi Karakter Disiplin. . . 63

D. Dasar Pendidikan Isl m di Tingkat Satuan Pendidikan Nasional. . . 72

BAB III METODE PENELITIAN . . . 77

A. Lokasi Penelitian . . . 77

B. Pendekatan Penelitian . . . 80

C. Metode Penelitian . . . 81

D. Definisi Operasional . . . 83

E. Instrumen Penelitian. . . 84

F. Prosedur Penelitian. . . 86

G. Teknik Pengumpulan Data. . . 89

H. Analisis Data . . . 90

BAB IV . . . 95

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . . . 95


(10)

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISLĀM DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Profil SMK Daarut Tauhiid Boarding School . . . 95

2. Tujuan Pendidikan Karakter Kedisiplinan di SMK Daarut Tauhiid Boarding School. . . 104

3. Program Pendidikan Karakter Kedisiplinan di SMK Daarut Tauhiid Boarding School. . . 106 4. Proses Pendidikan Karakter Disiplin di SMK Daarut Tauhiid Boarding School. . . 114 5. Sistem Evaluasi Pendidikan Karakter Kedisiplinan di SMK Daarut Tauhiid Boarding School. . . 121

B.Pembahasan Data . . . 125

1. Profil SMK Daarut Tauhiid Boarding School . . . 125

2. Tujuan Pendidikan Karakter Kedisiplinan di SMK Daarut Tauhiid Boarding School. . . 133

3. Program Pendidikan Karakter Kedisiplinan di SMK Daarut Tauhiid Boarding School. . . 136 4. Proses Pendidikan Karakter Disiplin di SMK Daarut Tauhiid Boarding School. . . 141 5. Sistem Evaluasi Pendidikan Karakter Kedisiplinan di SMK Daarut Tauhiid Boarding School 157 BAB V . . . 162

KESIMPULAN DAN SARAN . . . 162

A. Kesimpulan . . . .. 162

B. Rekomendasi. . . 165

DAFTAR PUSTAKA . . . 168


(11)

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISLĀM DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Tahap Pembentukan Long Term Memory. . . 27

Gambar 2.2. Komponen-Komponen Utama pendidikan. . . 36

Gambar 2.3. Kuadran Karakter Manusia. . . 58

Gambar 3.1. Peta Lokasi Penelitian. . . 79

Gambar 4.1. Tahap Pembentukan Long Term Memory. . . 149

DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Karakter Individu. . . 48

Tabel 2.2. Karakter Individu. . . 49

Tabel 2.3. Karakter Individu. . . 49

Tabel 2.4. Karakter Individu. . . 50

Tabel 2.5 Karakter Individu. . . 50

Tabel 3.1. Tahap-Tahap Penelitian Kualitatif. . . 87

Tabel 4.1. Sarana Pra sarana. . . 104

Tabel 4.2. Aktivitas Keseharian Peserta Didik. . . 117

DAFTAR BAGAN Bagan 4.1. Pola Pendidikan Isl m dalam Membentuk Karakter Disiplin Peserta Didik di SMK Daarut Tauhiid Boarding School. . . 161


(12)

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISLĀM DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I

1. Pedoman Wawancara dan Pengambilan Data………...……... 172 2. Hasil Wawancara………...……... 175 3. Hasil Observasi ………....……….……... 205 Lampiran II

1. Tata Tertib SMK DT BS ………...…....…...……...…….... 209 2. Laporan Hasil Belajar Siswa SMK DT BS...………...….. 216 3. Lembar Mutabaah Yaumiyah……...……...……...……...……...……... 220 Lampiran III

1. Surat Permohonan Izin Mengadakan Pra Penelitian (PRODI IPAI) ….. 221 2. Surat Permohonan Izin Mengadakan Pra Penelitian (FPIPS) …………. 222 3. Surat Permohonan Izin Mengadakan Penelitian (FPIPS) …...……... 223 4. Surat Permohonan Izin Mengadakan Penelitian (AKADEMIK UPI) … 224 5. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian (SMK DT BS) ……. 225 6. Jurnal Pembimbingan Skripsi... 226 Lampiran IV


(13)

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISLĀM DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEDOMAN TRANSLITERASI DARI ARAB KE LATIN INDONESIA Transliterasi yang digunakan dalam buku ini berdasarkan SK Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158 dan 0543b/U/1987 dengan beberapa contoh berikut:

A. Konsonan

Arab = Latin Arab = Latin Arab = Latin Arab = Latin

ṡ ż ṣ ẓ

ḥ z ḍ ‘a

Kh sy ṭ q

B. Vokal

1. Vokal Tunggal

Arab Nama Latin Contoh Arab Dibaca

fatah A qara’a

Kasrah

I

raḥima

ammaћ U Kutiba

2. Vokal Panjang (maddah)

Arab Nama Latin Contoh Arab Dibaca

fatah Q m

Kasrah raḥ m


(14)

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISL M DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Pada umumnya di jenjang sekolah menengah atas atau sekolah menengah kejuruan terdapat mata pelajaran Pendidikan Agama, sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 3 menyatakan

bahwa “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab”, dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengemukakan “pembaharuan sistem pendidikan memerlukan strategi tertentu. Strategi pembangunan pendidikan nasional dalam undang-undang ini meliputi pelaksanaan pendidikan agama

serta akhlak mulia”.

Pasal-pasal tersebut merupakan landasan hukum keberadaan mata pelajaran agama di sekolah-sekolah, sehingga tingkat satuan pendidikan wajib mengadakan mata pelajaran agama untuk peserta didiknya. Menurut pelaporan data pokok Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Pembinaan SMK (2013: 1) terdapat 1626 SMA dan 1663 SMK di Jawa Barat yang mengadakan program mata pelajaran agama. Jika data SMA dan SMK tersebut dijumlahkan maka ada 3289 SMK/SMA di Jawa Barat yang melaksanakan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional sekaligus pengadaan program mata pelajaran agama didalamnya, sementara itu pelaksanaan program mata pelajaran pendidikan agama bertujuan untuk menjadikan peserta didik sebagai manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa serta berakhlaq mulia. Dari data tersebut bisa dilihat potensi program mata pelajaran agama untuk menjadikan manusia berakhlaq


(15)

2

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISL M DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mulia sangat besar, karena untuk wilayah Jawa Barat saja terdapat 3289 sekolah jenjang SMA/SMK yang melaksanakan program mata pelajaran agama untuk peserta didiknya. Adapun yang dimaksud dengan mata pelajaran agama dalam penelitian ini adalah mata pelajaran PAI (Pendidikan Agama

Islām).

Pendidikan Agama Islām di sekolah adalah “proses program pendidikan yang menanamkan nilai-nilai Islām melalui proses pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas yang dikemas dalam bentuk mata pelajaran dan

diberi nama Pendidikan Agama Islām disingkat PAI” (Syahidin, 2009: 1). Kedudukan dan peran pendidikan Islām sebagai mata pelajaran juga ditegaskan oleh Ramayulis (2008: 41) bahwa:

Istilah Pendidikan Agama Islām (PAI) di Indonesia dipergunakan untuk mata pelajaran di lingkungan sekolah-sekolah yang berada di bawah pembinaan Departemen Pendidikan Nasional, Pendidikan Agama dalam

hal ini agama Islām termasuk dalam struktur kurikulum.

Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa kedudukan dan peran PAI merupakan media untuk membina kepribadian peserta didik secara utuh dengan harapan kelak mereka menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah S.W.T. Tujuan PAI sebagai pengubah prilaku peserta didik menuju ke arah kesempurnaan ahlak diperjelas oleh Shihab dalam (Syahidin, 2009: 12) sebagai berikut:

Tujuan PAI disekolah umum adalah untuk melahirkan para agamawan yang berilmu, bukan para ilmuwan dalam bidang agama. Artinya yang menjadi titik tekan PAI di sekolah umum adalah pelaksanaan ajaran agama dikalangan para calon intelektual yang ditunjukan dengan adanya perubahan perilaku murid ke arah kesempurnaan ahlak.

Dari pendapat Quraish Shihab di atas, kita dapat mengetahui bahwa tujuan penyelenggaraan PAI di sekolah adalah untuk menghasilkan peserta didik yang berahlakul karimah, yang berjiwa agama bukan peserta didik yang hanya berpengetahuan agama saja.

Namun pada kenyataannya misi besar pendidikan Indonesia untuk memanusiakan manusia melalui pengadaan program mata pelajaran agama itu


(16)

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISL M DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belum tercapai secara masif. Dewasa ini banyak catatan hitam mewarnai dunia pendidikan Indonesia, misalnya kasus-kasus yang dimuat dalam berbagai situs penyedia informasi berikut :

1. Menurut Muslimah (Solopos, 2012: 1) mengemukakan bahwa Perilaku seks di kalangan pelajar di Wonogiri bagaikan gunung es. Banyak kasus mulai seks bebas hingga pencabulan dan pemerkosaan. Hasil pendataan Siti Muslimah pegiat LSM Masyarakat Wonogiri Peduli Perempuan dan Anak (MWPPA), 80% kasus-kasus pencabulan, pemerkosaan serta kekerasan seks lainnya di kalangan pelajar berakhir dengan mediasi. Sementara, yang berlanjut ke proses hukum tak sampai 5%. Sisanya,

sebagian melalui pernikahan paksa dan sebagian pelaku kabur.“tahun ini, yang berlanjut ke proses hukum hanya 24 kasus. Adapun yang berujung damai, kabur hingga tak diketahui saya kira mencapai ratusan (kasus),” katanya seraya menyebutkan kasus asusila merata pada anak SMP hingga SMA dan sederajat.

2. Menurut Priliawito dan Ruqoyah (Metro News, 2012: 1) mengemukakan bahwa sederet Tawuran Pelajar di Jabodetabek Sejak Awal 2012 Sebanyak 12 kasus menyebabkan kematian, ungkap data KPAI Jum'at, 28 September 2012, 06:42.

3. Menurut Media online Tv One News (editor, 2012: 1) melansir Data Tawuran Pelajar Selama 2010-2012. Tawuran pelajar sekolah menjadi potret buram dalam dunia pendidikan Indonesia. Pada 2010, setidaknya terjadi 128 kasus tawuran antar pelajar. Angka itu melonjak tajam lebih dari 100% pada 2011, yakni 330 kasus tawuran yang menewaskan 82 pelajar. Pada Januari-Juni 2012, telah terjadi 139 tawuran yang menewaskan 12 pelajar.

4. Menurut Rumeksa dan Sutono (Surya, 2012: 1) mengemukakan bahwa peredaran narkoba di Kabupaten Jombang, yang melibatkan kalangan pelajar, mulai ke tingkat yang mencemaskan. Ini karena jumlah kasus narkoba yang melibatkan pelajar meningkat tajam. Dalam kurun satu


(17)

4

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISL M DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tahun, pada 2012, tercatat ada 86 kasus narkoba yang menjerat para pelajar. Angka tersebut meningkat sekitar 90 persen lebih, jika dibanding tahun sebelumnya, 2011.

5. Menurut Ina (Kaltimtoday, 2012: 1) mengemukakan bahwa Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia pada seminar "Sinergi Pemerintah dan Industri Perfilman Nasional dalam Membentuk Masyarakat Madani" yang diselenggarakan oleh FISIP Universitas Padjadjaran Bandung pada 9 Mei 2010, juga menyatakan keprihatinannya ketika membaca hasil survei terakhir dari KPA yang mengungkapkan bahwa; 97% dari 4.500.000 remaja pada 12 kota besar di Indoensia, siswa SMP pernah menonton video porno, 90% mengaku pernah berciuman, 62,7% melakukan hubungan suami istri dan 21% siswa SMA pernah melakukan aborsi. Survei tersebut dilakukan terhadap 4.500 remaja di 12 kota besar di seluruh Indonesia. Karena itu menurut Menteri Kominfo, pornografi menjadi keprihatinan yang serius bagi bangsa dan negara ini, karena tidak hanya berdampak pada yang bersangkutan, tapi juga memberikan ancaman bagi lingkungan sekitar dengan meningkatnya jumlah korban pelecehan seks, pemerkosaan dan perilaku menyimpang lainnya.

Data di atas menunjukan adanya kesenjangan antara tujuan pendidikan Indonesia dengan kenyataan pendidikan Indonesia. Untuk mencapai sebuah tujuan, harus dilakukan sebuah upaya dalam proses pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Yang dimaksud dengan proses disini adalah aktivitas pembelajaran Pendidikan dalam membentuk karakter peserta didik. Ramayulis (2010: 241-242) mengemukakan bahwa:

Proses pembelajaran dalam pendidikan Islām sebenarnya sama dengan proses pembelajaran pada umumnya, namun yang membedakannya

adalah bahwa dalam pendidikan Islām proses maupun hasil belajar selalu inhern, dengan keIslāman; keIslāman melandasi aktivitas belajar,

menafasi perubahan yang terjadi serta menjiwai aktivitas berikutnya.

Oleh karena itu Syahidin (2009: 4) mengemukakan “Pelaksanaan


(18)

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISL M DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tantangan besar baik secara eksternal maupun internal”. Adapun yang

dimaksud dengan tantangan eksternal merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada kehidupan masyarakat karena kemajuan iptek yang begitu cepat. Dalam kondisi kehidupan seperti ini pertukaran informasi, budaya, pola hidup antar bangsa terjadi secara alamiah dan tanpa ada filterisasi nilai-nilai budaya yang jelas. Hal ini bisa menyebabkan pergeseran norma-norma budaya dan membahayakan bagi kehidupan beragama di Indonesia. Adapun tantangan secara internal adalah tantangan yang muncul dari dalam program pelaksanaan PAI itu sendiri, tantangan internal dalam pelaksanaan PAI di sekolah yang pertama adalah adanya perbedaan pandangan masyarakat terhadap keberadaan PAI di sekolah. Pertama, ada yang memandang PAI seperti mata pelajaran lainnya. Kedua, ada yang memandang PAI tidak sekedar mata pelajaran yang dimuat secara tertulis di dalam kurikulum tetapi PAI bertanggung jawab membangun peserta didik menjadi pribadi “Ins n K mil”. Selain itu, perencanaan program pelaksanaan PAI kurang jelas. Dalam tataran perencanaan program maupun dalam pelaksanaannya masih belum optimal, perencanaan program pelaksanaan PAI disekolah masih banyak kelemahannya antara lain:

a. Upaya merombak kerangka berpikir dikotomis dilakukan masih bersifat parsial tidak terpadu dengan menggunakan strategi yang jelas.

b. Pendekatannya masih cenderung normatif.

c. Kurikulum yang dirancang boleh dikatakan menawarkan minimum kompetensi ataupun minimum informasi bagi peserta didik.

d. Pengajar kurang berupaya menggali berbagai metode yang mungkin dapat dipakai untuk pendidikan agama sehingga pelaksanaan pembelajaran cenderung monoton.

Dari problematika di atas, masalah pelaksanaan pendidikan Islām akan menjadi masalah besar jika tidak dicarikan solusinya, khususnya bagi guru-guru agama dan para pakar pendidikan. Hal ini berpangaruh terhadap pencapaian tujuan diadakannya pendidikan Islām yaitu mewujudkan peserta


(19)

6

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISL M DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

didik yang beriman dan bertakwa kepada Allāh S.W.T serta berahlak mulia, banyak faktor yang menyebakan prblematika tersebut terjadi, adapun menurut penulis sebab-sebab terjadinya problematika di atas karena beberapa faktor berikut:

1. Kualitas kompetensi Pendidik yang belum mumpuni.

2. Peserta didik yang tidak disiplin dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. 3. Pola pendidikan Islām yang belum jelas dan masih cenderung normatif.

Hal senada dengan apa yang dikemukakan oleh Syahidin (2009: 5) “bahwa pendekatan pelaksanaan Pendidikan Agama Islāmmasih cenderung normatif”.

Dari ketiga gap masalah pendidikan di atas, penulis memilih poin ketiga sebagai permasalahan utama yang akan diteliti, yaitu tentang Pola pendidikan

Islām yang belum jelas dan masih cenderung normatif, karena dengan pola pendidikan Islām yang sudah jelas, proses pendidikan Islām akan berjalan terarah dan tepat sasaran, maksudnya pola pendidikan Islām itu akan menjadi panduan yang jelas dalam usaha untuk mencapai tujuan pendidikan Islām. Jika masalah utamanya adalah prilaku indisipliner peserta didik maka hal ini bisa diatasi dengan cara membuat pola pendidikan Islām yang didesain untuk membentuk karakter disiplin peserta didik, sehingga prilaku indisipliner peserta didik tersebut dapat berubah menjadi peserta didik yang memiliki pribadi muslim berdisiplin tinggi. Tujuan pendidikan itu akan bergantung pada berhasil atau tidaknya proses pendidikan itu sendiri. Dari problematika tersebut munculah sebuah pertanyaan bagaimana pola pendidikan Islām yang dapat membentuk karakter disiplin peserta didik?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka perlu diadakan sebuah penelitian bentuk sebagai upaya dalam menemukan sebuah pola pendidikan Islām yang dapat membentuk karakter peserta didik tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini diupayakan sebagai langkah nyata untuk memecahkan problematika di atas. Adapun sekolah yang akan menjadi sumber penelitian yaitu Sekolah Menengah Kejuruan Informatika dan Teknologi (IT) Boarding School Daarut Tauhiid yang terletak di lingkungan pondok pesantren Daarut Tauhiid. Pondok pesantren Daarut


(20)

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISL M DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tauhiid adalah sebuah pondok pesantren yang terletak di jalan Geger Kalong Girang komplek Setiabudhi Indah RW 03 RT 03 No. 57 F, Desa Isola Kecamatan Sukasari Kota Bandung. Sekolah ini dikenal masyarakat Geger Kalong dengan sebutan nama “SMK DT”.

SMK Daarut Tauhiid Boarding School merupakan sekolah umum yang berbasis pesantren dan memiliki visi dan misi mengedapankan Tauhīdullah. Sekolah tersebut merupakan perpaduan sekolah umum dan pesantren, pola keagamaan yang sangat dominan dalam kegiatan pembelajarannya akan sangat berpengaruh terhadap pembinaan dan pengembangan pribadi siswa, kegiatan yang bersifat co kurikuler atau ekstra kurikuler PAI yang diadakan di sekolah tersebut akan mendukung juga bagi pencapaian tujuan pelaksanaan PAI. Setiap sekolah pasti mempunyai program tersendiri dalam upaya meningkatkan kualitas peserta didiknya, begitupun dengan SMK Daarut Tauhiid Boarding school, sekolah ini sangat memperhatikan perkembangan kualitas peserta didiknya, terutama dibidang kedisiplinan, pola pendidikan yang Islāmi dalam membentuk karakter disiplin inilah yang menjadi ciri khas dari SMK Daarut Tauhiid Boarding school. Untuk itu penulis berminat untuk meneliti tentang

Pola Pendidikan Islāmi di SMK Daarut Tauhiid Boarding school. Adapun judul dalam penelitian ini adalah “Pola Pendidikan Islām dalam Membentuk Karakter Disiplin (Studi Deskriptif di SMK Daarut Tauhiid Boarding School

Tahun Ajaran 2012/2013)”.

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah umum tersebut dapat dirinci kepada beberapa pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana tujuan pendidikan Islām dalam membentuk karakter disiplin di SMK Daarut Tauhiid Boarding School?

2. Bagaimana program pendidikan Islām dalam membentuk karakter disiplin di SMK Daarut Tauhiid Boarding School?


(21)

8

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISL M DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagaimana proses pendidikan Islām dalam membentuk karakter disiplin di SMK Daarut Tauhiid Boarding School?

4. Bagaimana sistem evaluasi pendidikan Islām dalam membentuk karakter disiplin di SMK Daarut Tauhiid Boarding School?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan pokok dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tujuan pendidikan Islām dalam membentuk karakter disiplin di SMK Daarut Tauhiid Boarding School.

2. Untuk mengetahui program pendidikan Islām dalam membentuk karakter disiplin di SMK Daarut Tauhiid Boarding School.

3. Untuk mengetahui proses pendidikan Islām dalam membentuk karakter disiplin di SMK Daarut Tauhiid Boarding School.

4. Untuk mengetahui sistem evaluasi pendidikan Islām dalam membentuk karakter disiplin di SMK Daarut Tauhiid Boarding School.

D.Manfaat Penelitian 1. Teoritis

Penelitian ini diharapkan memperkaya pola pendidikan Islām di SMA (Sekolah Menegah Atas) ataupun SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) yang berbasis pesantren atau pun tidak berbasis pesantren.

2. Praktis

a. Untuk peserta didik

1) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik. 2) Membentuk peserta didik yang berdisiplin tinggi. 3) Membangun kualitas pribadi peserta didik secara utuh. b. Untuk guru

1) Memudahkan proses belajar mengajar.

2) Membantu Pembelajaran sesuai perencanaan dan tepat sasaran. 3) Pembelajaran benar-benar terarah dan sesuai dengan kurikulum.


(22)

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISL M DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Untuk peneliti selanjutnya

Diharapakan untuk peneliti selanjutnya dapat meneliti tentang aktivitas organisasi peserta didik di sekolah, atau kompetensi guru sebagai pendidik atau pengajar di sekolah tersebut, karena peserta didik dan pendidik merupakan dua komponen penting dalam proses pendidikan.

E.Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan di dalam penyusunan skripsi ini meliputi lima bab, yaitu:

1. Bab I Pendahuluan, terdiri dari: latar belakang penelitian, Identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

2. Bab II Kajian Pustaka, pada bab ini diuraikan dokumen-dokumen atau data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian serta teori-teori yang mendukung penelitian penulis. Sub bab ini terdiri dari: konsep pendidikan

Islām, pendidikan karakter dalam prespektif Islām dan barat, pendidikan karakter disiplin, dasar pelaksanaan pendidikan Islām ditingkat satuan pendidikan nasional.

3. Bab III Metodologi Penelitian, pada bab ini penulis menjelaskan tentang lokasi penelitian, pendekatan penelitian, metode penelitian, definisi oprasional, instrumen penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data.

4. Bab IV terdiri dari: Hasil penelitian dan pembahasan.

5. Bab V terdiri dari: Kesimpulan dan Rekomendasi, bab ini menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.


(23)

77

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISLĀM DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN A.Lokasi Penelitian

Penelitian lapangan dilaksanakan di SMK Daarut Tauhiid Boarding School. Sekolah ini terletak di jalan Geger Kalong Girang komplek Setiabudhi Indah RW 03 RT 03 No. 57 F, Desa Isola Kecamatan Sukasari Kota Bandung. Sekolah ini sekarang memiliki siswa yang berjumlah 145 siswa, dan 34 guru, enam ruang kelas belajar, laboratorium, perpustakaan, dan asrama. Lokasi ini berjarak sekitar 7,4 Kilometer dari Pusat Pemerintahan Kota Bandung (peta lokasi, lihat gambar 1.1).

SMK Daarut Tauhiid Boarding School berada di lingkungan pondok pesantren Daarut Tauhiid. Pondok pesantren Daarut Tauhiid adalah sebuah pondok pesantren Pondok pesantren ini memiliki tiga sekolah, yang pertama adalah Sekolah Taman Kanak-Kanak Daarut Tauhiid, kedua, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Boarding School Daarut Tauhiid, kemudian yang ketiga adalah Sekolah Menengah Kejuruan Informatika dan Teknologi (SMK IT) Boarding School Daarut Tauhiid. Pondok pesantren ini dipimpin oleh KH. Abdullah Gymnastiar, atau lebih dikenal dengan Aa Gym, beliau adalah pendiri pondok pesantren Daarut Tauhiid sekaligus pendiri SMK Daarut Tauhiid Boarding School.

Adapun sasaran penelitian ini adalah pola pendidikan Islām yang berupa aktivitas program pendidikan kedisiplinan untuk peserta didik di sekolah tersebut. SMK Daarut Tauhiid Boarding School merupakan sekolah umum yang berbasis pesantren yang memiliki visi dan misi mengedapankan

Tauhīdullah. SMK Daarut Tauhiid Boarding School merupakan perpaduan

sekolah umum dan pesantren, pola keagamaan yang sangat dominan dalam kegiatan pembelajarannya akan sangat berpengaruh terhadap pembinaan dan pengembangan pribadi peserta didik, kegiatan yang bersifat kokurikuler atau ekstra kurikuler PAI yang diadakan di sekolah tersebut akan mendukung juga bagi pencapaian tujuan pelaksanaan PAI. Setiap sekolah pasti mempunyai


(24)

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISLĀM DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

program tersendiri dalam upaya meningkatkan kualitas peserta didiknya, begitupun dengan SMK Daarut Tauhiid Boarding School, sekolah ini sangat memperhatikan sekali perkembangan kualitas peserta didiknya, terutama di bidang kedisiplinannya, Pola pendidikan yang Islāmi dalam membentuk karakter disiplin inilah yang menjadi khas dari SMK Daarut Tauhiid Boarding School.


(25)

79

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISLĀM DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian

(Gambar peta lokasi penelitian ini diambil dari www.maps.google.com)


(26)

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISLĀM DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B.Pendekatan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan suatu pola pendidikan Islām dalam upaya membentuk karakter disiplin peserta didik, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Karena permasalahannya belum jelas, holistic, kompleks, dinamis dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada situasi seperti itu dijaring dengan metode penelitian kuantitatif. Penelitian ini dilakukan melalui suatu kajian dan pengamatan terhadap fenomena pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan Informatika dan Teknologi Boarding School Daarut Tauhiid. Oleh karena itu pendekatan yang tepat dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, karena menurut Sukmadinata (2009: 60) bahwa :

Penelitian Kualitatif (Qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Beberapa deskripsi digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarah pada penyimpulan.

Adapun menurut Sugiyono (2010: 15), pengertian metode kualitatif adalah : Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek uang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Dalam penelitian ini, peneliti mengungkap fenomena tentang pola pendidikan Islām dalam upaya membentuk karakter disiplin peserta didik di SMK Daarut Tauhiid Boarding School. Hal ini dipertegas oleh McMillan dan Schumacher dalam (Sukmadinata, 2009: 96) bahwa “secara umum penelitian mempunyai dua tujuan, yaitu: menggambarkan dan mengungkap (to describe and explore), dan menggambarkan dan menjelaskan (to describe and explain)”. Menurut Sudjana & Ibrahim (2001: 197) ciri-ciri penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:


(27)

81

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISLĀM DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung.

2. Penelitian kualitatif sifatnya deskriptif analitik. 3. Tekanan kualitatif ada pada proses bukan pada hasil. 4. Penelitian kualitatif sifatnya induktif.

5. Penelitian kualitiatif mengutamakan makna.

Mengacu pada karakteristik penelitian diatas, maka penelitian ini bermaksud untuk mencari sebuah pola pendidikan Islām yang akan membentuk karakter disiplin peserta didik dari data-data yang diperoleh di SMK Daarut Tauhiid Boarding School, penelitian dilakukan dengan menganalisis tujuan, program, proses pelaksanaan, sistem evaluasi, dan pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan, sehingga ditemukan sebuah pola atau gambaran sistem dan teori pendidikan Islām yang akan membentuk karakter disiplin peserta didik.

C.Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif Kualitatif. Menurut Sukmadinata (2009: 76-81) dalam penelitian deskriptif sendiri ada beberapa variasi, yaitu “studi perkembangan, studi kasus, studi kemasyarakatan, studi perbandingan, studi hubungan, studi waktu dan gerak, studi lanjut, studi kecenderungan, analisis kegiatan, dan analisis isi atau dokumen,dan lain-lain”.

1. Studi Perkembangan: penelitian deskriptif, bisa mendeskripsikan sesuatu keadaan saja, tetapi bisa juga mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya. Dalam studi perkembangan (developmental studies). Dalam penelitian ini yang dikaji adalah perubahan-perubahan atau kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh seseorang, suatu lembaga, organisasi, ataupun kelompok masyarakat tertentu.

2. Studi Kasus: Studi kasus (case study) merupakan metode untuk menghimpun dan menganalisis data berkenaan dengan sesuatu kasus. Sesuatu dijadikan kasus biasanya karena ada masalah, kesulitan, hambatan,


(28)

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISLĀM DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penyimpangan, tetapi bisa juga sesuatu dijadikan kasus meskipun tidak ada masalah, malahan dijadikan kasus karena keunggulan atau keberhasilannya. 3. Studi Kemasyarakatan: Studi kemasyarakatan (communit study) merupakan

kajian intensif yang dilakukan terhadap suatu kelompok masyarakat yang tinggal bersama disuatu daerah yang dimiliki ikatan dan karakteristik tertentu.

4. Studi Perbandingan: Studi perbandingan (comparative studi atau causal comparative) merupakan bentuk penelitian deskriptif yang membandingkan dua atau lebih dari dua situasi, kejadian, kegiatan, dan program.

5. Studi Hubungan: Studi hubungan (associational study), disebut juga studi kolerasional (correlational study), meneliti hubungan antara dua hal, dua variabel atau lebih.

6. Studi Waktu atau Gerak: Studi waktu atau gerak (time and motion study) ditujukan untuk meneliti atau menguji jumlah waktu dan banyaknya gerakan yang diperlukan untuk melakukan suatu kegiatan atau proses.

7. Studi Kecenderungan: Studi kecenderungan (trend study) merupakan penelitian deskriptif yang cukup menarik. Studi ini diarahkan untuk melihat kecenderungan perkembangan atau prediksi dibuat berdasarkan pertimbangan data longitudinal yang ada.

8. Studi Tindak Lanjut: Studi tindak lanjut (follow up study) merupakan pengumpulan dan analisis terhadap para lulusan atau orang-orang yang telah meyelesaikan suatu program pendidikan, latihan atau pembinaan.

9. Analisis Kegiatan: Analisis kegiatan (activity analysis) diarahkan untuk menganalisis kegiatan yang dilakukan dalam melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan, dalam bidang industri, bisnis, pemerintahan, lembaga sosial, dan lain-lain.

10. Analisis Isi atau Dokumen: Analisis isi atau dokumen (content or document analysis) ditujukan untuk menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen resmi, dokumen yang validitas dan keabsahannya


(29)

83

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISLĀM DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terjamin baik dokumen perundangan dan kebijakan maupun hasil-hasil penelitian.

Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan pada latar belakang masalah, yaitu penelitian fokus terhadap pola pendidikan Islām dalam membentuk karakter disiplin peserta didik pada suatu lembaga penelitian, yaitu SMK Daarut Tauhiid Boarding School, maka metode yatng digunakan adalah variasi analisis kegiatan (activity analysis). Peneliti akan menganalisis secara cermat, suatu aktivitas, proses, peristiwa, yang ada di SMK Daarut Tauhiid Boarding School.

D.Definisi Oprasional

Agar tidak terjadi kerancuan dalam pemahaman dan menghindari pemaknaan ganda serta menjelaskan maksud dari kata yang dituju, maka perlu diberikan penjelasan secara khusus dari maksud judul yang dikemukakan peneliti. Adapun yang dimaksud peneliti dengan judul skripsi “Pola Pendidikan Islām dalam Membentuk Karakter Disiplin (Studi Deskriptif di SMK Daarut Tauhiid Boarding School)”. Oleh karena itu, peneliti membagi definisi operasional dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Pola

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata pola berarti sistem atau cara kerja. Dari definisi diatas, yang dimaksud peneliti dari kata “Pola” adalah sistem atau cara kerja Pendidikan yang Islāmi dalam membentuk karakter disiplin yang dilaksanakan di SMK Daarut Tauhiid Boarding School.

2. Pendidikan Islām

Menurut Marimba dalam (Tafsir, 2010:24) bahwa “pendidikan Islām adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama”. Yang dimaksud dengan pendidikan Islām atau pendidikan Islām disini adalah proses pembinaan yang mengandung nilai-nilai Islām yang dilakukan oleh pendidik terhadap peserta didiknya.


(30)

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISLĀM DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Karakter Disiplin

Karakter berasal dari bahasa Latin yaitu character, yang berarti watak, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian, dan akhlaq (Fitri, 2012:20), kemudian KBBI offline versi 1.4 istilah disiplin berarti ketaatan (kepatuhan). Menurut Soegeng Prijodarminto (1993: 15) mengemukakan bahwa “disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan dan ketertiban”. Karakter disiplin yang dimaksud peneliti adalah perilaku peserta didik yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan dan ketertiban di SMK Daarut Tauhiid Boarding School.

4. SMK Daarut Tauhiid Boarding School

SMK Boarding School Daarut Tauhiid (DT) adalah Sekolah Menengah Kejuruan yang mengajarkan Informatika dan Teknologi (IT) sekaligus menerapkan nilai-nilai Tauhīd dan Ahlakul Karimah dengan Sistem Pondok Pesantren. Kejuruan Daarut Tauhiid Boarding School sebagai lembaga pendidikan yang baru berupaya untuk ikut andil dalam ikhtiar mencerdaskan bangsa dan memadukan sistem pendidik (kurikulum) formal dengan sistem pendidik (kurikulum) pesantren Daarut Tauhiid.

E.Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, Peneliti bertindak sebagai instumen sendiri, hal ini ditegaskan oleh Nasution dalam (Sugiyono, 2010: 306) bahwa:

Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.

Dari pernyataan diatas bisa dipahami bahwa instrumen penelitian dalam pendekatan kualitatif adalah peneliti itu sendiri, atau istilahnya dikenal


(31)

85

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISLĀM DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan human instrument. Lebih lanjut, Nasution dalam (Sugiyono, 2010: 307) menjelaskan bahwa peneliti sebagai instrumen penelitian serasi untuk penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian.

2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.

3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen berupa test atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali manusia. 4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami

dengan pengetahuan semata. Untuk memahaminya kita perlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.

5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul seketika.

6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau pelakan.

7. Dalam penelitian dengan menggunakan test atau angket yang bersifat kuantitatif yang diutamakan adalah respon yang dapat dikuantifikasi agar dapat diolah secara statistik, sedangkan yang menyimpang dari itu tidak dihiraukan. Dengan manusia sebagai instrumen, respon yang aneh, yang menyimpang justru diberi perhatian. Respon yang lain daripada yang lain, bahkan yang bertentangan dipakai untuk mempertinggi tingkat kepercayaan dan tingkat pemahaman mengenai aspek yang diteliti.

Selanjutnya, Satori & Komariah (2009: 67) mengungkapkan bahwa kekuatan peneliti sebagai Human Instrument adalah sebagai berikut:


(32)

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISLĀM DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Kekuatan akan pemahaman metodologi kualitatif dan wawasan bidang profesinya.

2. Kekuatan dari sisi personality.

3. Kekuatan dari sisi kemampuan hubungan sosial (Human Relation). 4. Kekuatan dari sisi keterampilan berkomunikasi.

Dalam penelitian ini, peneliti sudah memiliki kekuatan sebagai human instrumen sebagaimana yang dikemukakan oleh Satori dan Komariah diatas, pertama peneliti sudah memahami metodologi kualitatif, yaitu pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yang mencakup seluruh proses penelitian dimulai dari perencanaan penelitian, proses penelitian sampai dengan tahap analisis data dan kesimpulan. Kedua, peneliti sudah memiliki memeliki wawasan dibidang profesinya, maksudnya peneliti memiliki wawasan tentang pola pendidikan Islām dalam membentuk karakter disiplin peserta didik di SMK Daarut Tauhiid Boarding School, dan yang ketiga peneliti memiliki keakraban dengan pihak sekolah, terutama dengan para staf pengajar di SMK Daarut Tauhiid Boarding School, sehingga peneliti bisa melaksanakan penelitian di sekolah tersebut dengan mudah.

F.Prosedur Penelitian

Menurut Satori & Komariah (2009: 82) tahap-tahap penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:

Memilih topik kajian

Menentukan topik dengan mengkaji paradigma dan fenomena empirik Menetapkan fokus inquiri

Menentukan unit analisis/kategori, sub unit analisis/ sub-kategori.

Instrumentasi

Menentukan teknik pengumpulan data

Memilih informan dari tiap unit analisis


(33)

87

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISLĀM DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

observasi/ partisipasi/ wawancara/ studi dokumentasi

Pelaksanaan penelitian

Pengurusan izin Menemui gate keeper

Observasi partisipasi, wawancara, studi dokumen, triangulasi

Mempersiapkan catatan lapangan, FGD

Pengolahan data

Reduksi Display Analisis

Hasil penentuan Kesimpulan, implikasi, rekomendasi Tabel 3.1. Tahap-Tahap Penelitian Kualitatif

Yang dimaksud prosedur penelitian disini adalah tahapan kegiatan penelitian. Dalam hal ini peneliti menyusun tahapan kegiatan tersebut secara sistematis dari mulai pra penelitian, ketika proses penelitian, sampai pasca penelitian. Hal ini ditegaskan oleh Moleong (2010: 127) bahwa “tahap penelitian ini terdiri pula atas tahap pralapangan, tahap pekerjaan lapangan dan tahap analisis data”.

1. Persiapan penelitian

Tahap ini adalah tahap awal dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis diantaranya:

a. Penentuan dan Pengajuan Tema Penelitian

Tahap ini penulis mengajukan sebuah rancangan masalah yaitu berupa das sollen dan das sein yang menghasilkan kesenjangan, kemudian didiskusikan dengan dosen pembibimbing akademik untuk diangkat menjadi tema dalam penelitian ini. Selanjutnya judul penelitian Skripsi diajukan Kepada Tim Petimbangan Penulisan Skripsi (TPPS) Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islām (IPAI) Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) Universitas Pendidikan


(34)

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISLĀM DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Indonesia (UPI). Tahapan ini merupakan prosedur baku yang harus dilalui oleh penulis sebelum melakukan penelitian. Adapaun judul skripsi yang diajukan adalah studi deskriptif Pola Pendidikan Islāmi di SMK Daarut Tauhiid Boarding School yang disusun dalam bentuk proposal penelitian.

b. Penyusunan Rancangan Penelitian

Menurut Satori & Komariah (2009: 83) bahwa “langkah pertama penelitian kualitatif secara formal adalah merancang penelitian”, hal tersebut ditegaskan oleh Moleong dalam (Satori & Komariah, 2009: 83) bahwa “rancangan penelitian diartikan sebagai usaha merencanakan dan menentukan segala kemungkinan dan perlengkapan yang diperlukan dalam suatu penelitian”.

Rancangan penelitian disusun berupa proposal, dan proposal merupakan pondasi awal peneliti untuk melangkah ke tahapan penelitian berikutnya. Proposal penelitian skripsi berisi tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, kajian pustaka, organisasi penulisan dan daftar pustaka. Setelah diajukan dan disetujui oleh TPPS, maka penulis mendapatkan Surat Keputusan (SK) penunjukan dosen pembimbing yang dikeluarkan 01 Oktober 2012, pembimbing yang dimaksud adalah Dr. H. Ahmad Syamsu Rizal, M.Pd sebagai dosen pembimbing I, dan Elan Sumarna, M.Ag sebagai dosen pembimbing II.

c. Konsultasi (Bimbingan) Skripsi

Sebagai mentor dalam pelaksanaan penelitian ini, dosen pembimbing memonitoring pelaksanaan penelitian ini, proses bimbingan dilaksanakan melalui kesepakatan bersama anatara dosen pembimbing dan penulis. Proses bimbingan dimulai ketika sejak dikeluarkannya SK oleh TPPS.


(35)

89

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISLĀM DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap ini peneliti akan melakukan wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Dalam wawancara peneliti akan mewawancarai Kepala Sekolah, guru, instruktur (Komisi Disiplin), Wakil Kepala Sekolah bidang kesiswaan, dan peserta didik. Untuk observasi peneliti akan melakukan pengamatan dengan melihat dan mengamati kegiatan peserta didik ketika di sekolah, mesjid, asrama, dan tempat lainnya yang ada di lingkungan SMK Daarut Tauhiid Boarding School. Selanjutnya peneliti akan melakukan studi dokumen, peneliti akan memperoleh data berupa dokumen-dokumen SMK Daarut Tauhiid Boarding School, seperti dokumen sejarah, peraturan-peraturan sekolah, kurikulum, jadwal kegiatan, dan lain-lain.

G.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi dan triangulasi/gabungan. Menurut Sukmadinata (2009: 216) ada beberapa teknik pengumpulan data, yaitu wawancara, angket, observasi, dan studi dokumenter. Namun pada umumnya, teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif hanya dilakukan dengan tiga teknik berikut, yaitu:

1. Wawancara

Menurut Sudjana dalam (Satori & Komariah, 2009: 130) wawancara adalah “proses pengumpulan data atau informasi melalui tatap muka antara pihak penanya (interviewer) dengan pihak yang ditanya atau penjawab (interviewee)”. Adapun Esterberg dalam (Sukmadinata, 2009: 317) mengemukakan bahwa wawancara merupakan “pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu”. Dalam wawancara peneliti menggunakan wawancara terstruktur dan semi terstruktur, untuk itu peneliti membuat seperangkat pertanyaan-pertanyaan wawancara, kemudian menggali informasi dan data yang lainnya dengan menggunakan pedoman


(36)

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISLĀM DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

wawancara. Peneliti mewawancarai Kepala Sekolah, guru, instruktur (Komisi Disiplin), Wakil Kepala Sekolah bidang kesiswaan, dan peserta didik.

2. Observasi

Menurut Bungin dalam (Satori & Komariah, 2009: 105) observasi adalah “metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan”. Kemudian “Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung”, (Sukmadinata, 2009: 220). Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan observasi dengan melihat dan mengamati kegiatan peserta didik ketika di sekolah, mesjid, asrama, kelas, dapur, aula, dan tempat lainnya yang ada dilingkungan SMK Daarut Tauhiid Boarding School.

3. Studi Dokumenter

Studi dokumenter (documentary study) merupakan “teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik”, (Sukmadinata, 2009: 221). Dalam studi dokumen ini, peneliti akan memperoleh data berupa dokumen-dokumen SMK Daarut Tauhiid Boarding School, misalnya dokumen sejarah, peraturan-peraturan sekolah, kurikulum, jadwal kegiatan, dan lain-lain.

H. Analisis Data

Setelah selesai pengumpulan data, maka tahap selanjutnya adalah tahap analisis data. Tahap analisis data adalah tahap pengolahan data, Untuk itu peneliti membagi analisis penelitian kedalam empat tahap berikut, yaitu:

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Menurut Sugiyono (2010:336) analisis data


(37)

91

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISLĀM DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai di lapangan.

a. Analisis sebelum di Lapangan

Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Analisis data pada awalnya akan dilakukan dengan cara menganalisis terhadap dokumen-dokumen yang ada di SMK Daarut Tauhiid Boarding School, seperti dokumen sejarah, peraturan-peraturan sekolah, kurikulum, jadwal kegiatan, dan lain-lain. b. Selama di Lapangan

Analisis data selama dilapangan dilakukan secara berkelanjutan, peneliti akan menggunakan data yang relevan dan membuang data-data yang tidak relevan dengan penelitian. Analisis pada saat pengumpulan data dilapangan dilakukan selama masa pengumpulan data secara terus menerus.

c. Setelah Pengumpulan Data

Setelah pengumpulan data, analisis dilakukan terhadap seluruh data yang diperoleh melalui berbagai teknik pengumpulan data. Display data atas keseluruhan data dilakukan dalam bentuk teks naratif yang mendeskripsikan tentang pola pendidikan Islām dalam rangka membentuk karakter disiplin peserta didik di SMK Daarut Tauhiid Boarding School.

2. Koding Data

Untuk mempermudah menganalisis data dalan laporan penelitian, maka peneliti menggunakan koding data terhadap hasil penelitian. Menurut Moleong (2010: 27) koding adalah “proses membuat kategorisasi data kualitatif dan juga menguraikan implikasi dan rincian dari kategori-kategorinya”. Adapun menurut Alwasilah (2012: 114) “koding berguna untuk membantu menyusun kategorisasi”. Koding yang digunakan dalam


(38)

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISLĀM DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Teknik Pengumplan data yaitu, wawancara (W), observasi (O), dokumentasi (D). (2) Sumber data: Ketua yayasan (KY), mudaris sekolah (MS), mudaris asrama (MA), peserta didik (M), komisi disiplin (KD). (3) Lokasi observasi: Kelas (K), asrama (A), masjid (J), tempat makan (N), aula (A). (4) Istilah Pendidikan: Tujuan pendidikan (TP), program pendidikan (PP), proses pendidikan (PR), sistem pendidikan (SP), sistem evaluasi pendidikan (SE).

3. Display Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

flowchart dan sejenisnya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uraian singkat dan hubungan kategori dalam penyajian data. Dalam tahap display data ini, peneliti akan mendeskripsikan data berupa uraian dan menganalisis hubungan setiap kategori data, misalnya peneliti sudah mendapatkan data tentang prilaku disiplin peserta didik dari guru di SMK Daarut Tauhiid Boarding School, maka peneliti akan mendisplay data prilaku disiplin peserta didik berupa uraian atau deskripsi tentang prilaku disiplin peserta didik tersebut.

4. Uji Validitas

Untuk mencapai tingkat kepercayaan dalam penelitian ini, peneliti harus melakukan uji validitas terhadap data yang sudah dikumpulkan. Menurut Sugiyono (2010: 363) “validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti”. Lebih lanjut Sugiyono menjelaskan bahwa “data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian”.


(39)

93

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISLĀM DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Kecukupan Pengamatan

Kecukupan pengamatan, dalam penelitian ini pengamatan dilakukan oleh peneliti hampir pada setiap moment kegiatan santri yang terjadi dalam kompleks SMK Daarut Tauhiid Boarding School. Di kelas, mesjid, lapangan terbuka, dapur dan kantin. Demikian juga, pada pagi hari, siang hari, sore hari dan malam hari. Hal ini dilakukan untuk mencapai keabsahan data dan menangkap makna dari peristiwa. Peneliti akan melakukan pengamatan dan pengumpulan data dari berbagai sumber, tempat dan waktu, sampai data tersebut jenuh, hal ini disebut dengan istilah “redundancy” (datanya telah jenuh).

b. Triangulasi

Menurut Sugiyono (2010: 372) “Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demkian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu”. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Untuk triangulasi sumber, peneliti menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang sama kepada sumber yang berbeda, misalkan data tentang prilaku disiplin murid yang diperoleh dari seorang guru di SMK Daarut Tauhiid Boarding School, maka data tersebut diuji kredibilitasnya dengan cara mengecek data tersebut kepada sumber data lainya, seperti teman murid yang bersangkutan, orangtua, dan lain-lain. Untuk triangulasi teknik, peneliti menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama tetapi menggunakan teknik yang berbeda, misalnya data yang diperoleh dari wawancara lalu dicek melalui observasi atau studi dokumentasi.

c. Member-Chek

Menurut Sugiyono (2010: 375) “Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data”. Lebih


(40)

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISLĀM DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lanjut Sugiyono memperjelas bahwa Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti datanya data tersebut valid, sehingga semakin kredibel/dipercaya, tetapi data yang ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data, maka peneliti perlu melakukan diskusi dengan pemberi data, dan apabila perbedaannya tajam, maka peneliti harus merubah temuannya, dan harus menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan member chek kepada sumber data, misalnya peneliti mendapatkan data tentang tujuan program kedisiplinan dari guru di SMK Daarut Tauhiid Boarding School, maka peneliti akan melakukan member chek kepada guru yang bersangkutan sebagai pemberi data untuk meminta mengecek ulang kebenaran datanya dan meminta persetujuan atas data yang sudah dikumpulkan oleh peneliti.


(41)

162

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISL M DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil analisis terhadap hasil penelitian berdasrakan rumusan masalah yang dipaparkan dalam Bab I. Oleh sebab itu, kesimpulan ini meliputi (a) Profil SMK IT Boarding School Daarut Tauhiid; (b) Tujuan Pendidikan Karakter Disiplin di SMK IT Boarding School Daarut Tauhiid; (c) Analisis Program Pendidikan Karakter Disiplin di SMK IT Boarding School Daarut Tauhiid (d) Analisis Proses Pendidikan Karakter Disiplin di SMK IT Boarding School Daarut Tauhiid (e) Sistem Evaluasi Pendidikan Karakter Disiplin di SMK IT Boarding School Daarut Tauhiid.

SMK IT Boarding School Daarut Tauhiid merupakan salah satu sekolah yang memadukan konsep sekolah umum dengan konsep pesantren, sehingga dinamakan SMK boarding school, karena selain sekolah ini dibuat untuk sekolah kejuruan tetapi didalamnya terdapat sistem boarding atau asrama, peserta didik harus tinggal di asrama selama pendidikan. Kurikukulum yang dipakai sama dengan sekolah kejuruan pada umumnya, yaitu kurikulum Departemen Pendidikan Nasional, namun yang membedakan adalah SMK IT Boarding School Daarut Tauhiid menggunakan kurikulum tamabahan yaitu kurikulum adaptif yang dibuat oleh internal SMK IT Boarding School Daarut Tauhiid yang disesuaikan dengan tujuan berdirinya SMK IT Boarding School Daarut Tauhiid. Hal ini yang membedakan dengan sekolah kejuruan lainnya. Masa pendidikan di IT Boarding School Daarut Tauhiid pada prinsipnya sama dengan masa pendidikan tingkat menengah lainnya yaitu 3 (tiga) tahun. Dengan mempertimbangkan keluasan dan jumlah kompetensi yang harus dipelajari, jika SKKNI menuntut masa pendidikan lebih dari tiga tahun, maka masa pendidikan dapat diperpanjang paling banyak dua semester atau sampai dengan empat tahun.

Secara umum tujuan program pendidikan karakter kedisiplinan di SMK Darut Tauhiid Boarding School adalah menanamkan nilai disiplin kepada peserta didik, yaitu komitmen untuk mematuhi peraturan dalam rangka


(42)

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISL M DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memperbaiki diri menuju pribadi muslim yang mulia. Adapun secara khusus, tujuan pendidikan karakter kedisiplinan di SMK Darut Tauhiid Boarding School adalah mengetahui dan memahami pentingnya kedisiplinan sesuai dengan ajaran Islām, mengetahui dan memahami prinsip bahwa disiplin adalah harga diri dan sebuah kehormatan, mampu disiplin dalam aktivitas ibadah dan belajar di sekolah, mampu mempraktekan disiplin kapanpun dan dimanapun, bukan karena mereka terikat aturan, mengamalkan disiplin dalam kehidupan sehari-hari peserta didik, sehingga hidup disiplin menjadi kebiasaan peserta didik.

Dalam upaya merealisasikan tujuan yang telah ada, SMK IT Boarding School Daarut Tauhiid membuat program pendidikan karakter kedisiplinan. Program tersebut dibagi menjadi tiga, yaitu program pendidikan karakter kedisiplinan dalam lingkup kurikuler, program pendidikan karakter kedisiplinan dalam lingkup kokurikuler, program pendidikan karakter kedisiplinan dalam lingkup Nonkurikuler. Program pendidikan karakter kedisiplinan dalam lingkup kurikuler adalah program pendidikan karakter kedisiplinan yang dilaksanakan di dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas, baik melalui mata pelajaran secara khusus, maupun melalui mata pelajaran pada umumnya. Program pendidikan karakter kedisiplinan dalam lingkup kokurikuler adalah program pendidikan karakter kedisiplinan yang dilaksanakan di luar kelas, yaitu ketika seluruh peserta didik berada di asrama, masjid, dan tempat lainnya. Dengan adanya sistem boarding program pendidikan karakter kedisiplinan akan berjalan dengan baik dan efektif, karena sistem boarding memungkinkan untuk memantau peserta didik selama 24 jam. program pendidikan karakter kedisiplinan dalam lingkup non kurikuler adalah program yang dilaksanakan seacara spontanitas, dan berlangsung tanpa dibatasi oleh waktu dan tempat, keteladanan, teguran, nasehat langsung berlaku dalam program ini.

Proses pelaksanaan program kedisiplinan di SMK DT BS dilaksanakan selama 24 jam. Dalam kesehariannya, peserta didik wajib mengikuti program


(43)

164

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISL M DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kedisiplinan yang sudah terencana dan tersusun dengan baik, para peserta didik tinggal mengikuti dan melaksanakan program tersebut. Peserta didik tidak sendiri dalam melaksanakan program kedisiplinan, seluruh civitas akademik SMK DT BS terlibat dalam penegakan program kedisiplinan di SMK DT BS, setiap program program atau kegiatan akan mendapatkan pengawasan dari bagian pengasuhan peserta didik yang dibantu oleh KOMDIS, mudaris, dan guru-guru lainnya. Pelaksanaan program kedisiplinan dalam lingkup kurikuler dilaksanakan mulai pukul 07.00 (masuk sekolah) sampai dengan pukul 15.00 (pulang sekolah), sementara pelaksanaan program kedisiplinan dilaksanakan pada pukul 15.00 samapai dengan pukul 07.00 di luar sekolah. Metode penerapan program kedisiplinan di SMK DT BS adalah sebagai berikut:

1. Metode ceramah dan akronim positif: yaitu metode yang berupa pemberian materi tentang nilai-nilai disiplin kepada peserta didik yang disampaikan oleh guru-guru, selain itu nilai-nilai disiplin sering kali disampaikan dan dikemas dengan akronim positif, sehingga nilai-nilai apa yang disampaikan menarik, mudah diingat, dan dipraktekan.

2. Metode Reward and Punishment: yaitu metode dimana pihak sekolah memberlakukan sistem Reward bagi yang berprestasi dan sistem

Punishment bagi peserta didik yang melanggar.

3. Metode Monitoring/Pengawasan (Sistem Controling): yaitu Dalam pelaksanaan program pembinaan kedisiplinan di sekolah, pihak sekolah melakukan pengawasan terahadap peserta didik, upaya ini disebut dengan metode pengawasan peserta didik (controling),

4. Metode Usw h (Keteladanan): yaitu metode penerapan kedisiplinan dengan cara memberikan contoh yang baik kepada peserta didik, baik dalam ucapan maupun dalam perbuatan.

Evaluasi program kedisiplinan karakter kedisiplinan di SMK DT BS terbagi menjadi dua, yaitu evaluasi insidental dan evaluasi rutinan. Pertama, Evaluasi insidental adalah evaluasi langsung, tanpa ada perencanaan terlebih dahulu, dan penindakannya langsung di tempat kejadian perkara. Kedua,


(44)

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISL M DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

evaluasi rutinan yaitu evaluasi yang dilaksanakan secara sistematis dan terencana, evaluasi ini dibagi menjadi empat waktu yaitu evaluasi pekanan, evaluasi bulanan, evaluasi mid semester, dan evaluasi akhir semester. Evaluasi pekanan adalah evaluasi yang dilaksanakan setiap pekan sekali, agenda evaluasi adalah pertemuan dengan guru-guru, membahasa tingkat indisipliner peserta didik selama satu minggu, kemudian pemanggilan peserta didik yang sudah banyak melakukan tindakan indisipliner, agenda ini disebut dengan istilah sidang, evaluasi pekanan berfungsi untuk mengontrol tindakan indisipliner dalam setiap pekannya. Evaluasi bulanan adalah evaluasi yang dilaksanakan selama satu bulan sekali, evaluasi ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana tingkat pelanggaran yang dilakukan peserta didik selama satu bulan, akumulasi poin peserta didik dan metode penerapan karakter disiplin menjadi bahasan utama dalam pembahasan evaluasi ini. Evaluasi mid semester atau setengah semester adalah evaluasi yang dilaksanakan dalam pertengahan semester, program evaluasi ini adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk liburan pulang ke rumah orang tuanya selama tiga hari, dan peserta didik diberikan bekal berupa lembaran evaluasi yang berisi tentang program amalan yaumiyah mereka selama di pesantren, apa saja yang sudah dilakukan selama di sekolah atau pelanggaran dan kebaikan apa yang pernah dilakukan mereka. Lembaran tersebut diserahkan kepada orang tua mereka masing-masing, dan harus ditandatangani sebagai bukti lembaran evaluasinya sudah disampaikan kepada orangtua. Evaluasi akhir semester adalah evaluasi yang dilakukan pada akhir semester, evaluasi ini bertujuan untuk memperbaiki program kedisiplinan untuk semester yang akan datang, selain itu, pihak sekolah akan memberikan penghargaan kepada peserta didik yang baik prilakunya atau berprestasi, biasanya diumumkan, hal ini bertujuan untuk menjadi motivasi bagi yang lainnya.

B.Rekomendasi

1. Untuk Pembuat Kebijakan (DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT)


(1)

168

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISL M DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasibuan, M S P. (1996). Tingkat Kedisiplinan. [Online]. Tersedia: (1996: 213) dalam repository.upi.edu/operator/upload/s_a0151_0605449_chapter2.pdf. [25

Januari 2013].

Ina. (2012). dampak buruk pornografi. [Online]. Tersedia:

http://www.kaltimtoday.com/2012/10/waspadai-dampak-buruk-pornografi.html. [25Januari 2013].

Kelman. (1996). Karakter Disiplin. [Online]. Tersedia: (1996: 35) dalam web repository.upi.edu/operator/upload/s_a0151_0605449_chapter2.pdf,. [25 Januari 2013].

Kholid, S. F. (2009). Jangan Kuliah! kalau gak sukses. Sumedang: Rumah Karya. Lemhannas, T. (1997). Disiplin Nasional. Jakarta: PT. Balai Pustaka.

Lickona, T. (2012). Education For Character (Mendidik untuk Memebentuk Karakter). Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Mahmud, M. A. (2001). Karakteristik & Perilaku Tarbiyah. Bandung: Asy Syaamil Press & Grafika.

Majid, A., & Andayani, D. (2012). Pendidikan Karakter Perspektif Isl m. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Marimba, A. D. ( 1946). Pengantar Filsafat Pendidikan Isl m. Bandung: Al-Ma’rif McMillan, J. H., & Schumacher, S. (2009). Penelitian dalam Pendidikan. New York

& London: Longman.

Moleong, L. J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mu'is, F., & Suhadi, M. (2009). Syarah Hadits Arbain. Bandung: MQ Publishing. Mulyasa. (2012). Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Nata, A. (2005). Filsafat Pendidikan Isl m. Jakarta Gaya Media Pratama. Muslimah, S. (2012). Prostusi Pelajar di Wonogiri. [Online]. Tersedia:

http://www.solopos.com/2012/12/26/prostitusi-pelajar-di-wonogiri-wow-setahun-sampai-ratusan-kasus-361718. [25 Januari 2013].

Prijodarminto, S. (1993). Disiplin. [Online]. Tersedia: Soegeng Prijodarminto (1993: 15) dalam repository.upi.edu/operator/upload/s_a0151_0605449_chapter2.pdf. [25 Januari 2013].

Priliawito, E., &Ruqoyah, S. (2012). Sederet Tawuran Pelajar di Jabodetabek. [Online]. Tersedia: http://metro.news.viva.co.id/news/read/354946-sederet-tawuran-pelajar-di-jabodetabek-sejak-awal-2012[25 Januari 2013].

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI. (2013). Pengertian Pola. Tersedia: http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php.

Ramayulis. (2002). Metode Pendidikan Agama Isl m. Jakarta: Kalam Mulia. Ramayulis. (2010). Filsafat Pendidikan Isl m. Jakarta: Kalam Mulia.

Ramayulis. (2008). Ilmu Pendidikan Isl m. Jakarta: Kalam Mulia.

Redaksi. (2009). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Th.2003. Jakarta: Sinar Grafika.


(2)

169

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISL M DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sadulloh, U. (2010). Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta.

Samani, M., & Hariyanto. (2012). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Satori, D., & Komariah, A. (2009). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sauri, S. (2011). Filsafat dan Teosofat Akhlak. Bandung: Rizqi Press.

Sudion, A. (2005). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Grafindo.

Sudjana, N., & Ibrahim. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sukmadinata, N. S. (2009). Pengembangan Kurikukulum (Teori dan Praktek). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Syahidin. (2009). Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al-Qur`an. Bandung: Alfabeta.

Syahidin, dkk. (2009). Moral dan Kognisi Isl m. Bandung: Alfabeta.

Tafsir, A. (2010). Filsafat Pendidikan Isl m. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Tafsir, A. (2010). Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Isl m. Bandung: Rosdakarya. Thalib, M. (1996). Pendidikan Isl m. Bandung: Irsyad Baitus Salam.

Tim Penyusun Departemen Agama RI. (2011). Pendidikan Agama Isl m. [Online]. Tersedia: http://suaranuraniguru.wordpress.com/2011/11/29/pendidikan-agama-Islām-sebagai-bidang-studi/. [25 Januari 2013].

Rumeksa, S., & Sutono,. (2012). Narkoba. [Online].

Tersedia:file:///D:/File%20Web/Surya%20Online%20-%20Peredaran%20Narkoba%20di%20Kalangan%20Pelajar%20Mulai%20Me ncemaskan.htm#sthash.z7oBQWUm.dpbs. [1Maret 2013].

Tu’u, T. (2004). Fungsi Disiplin. [Online]. Tersedia: (2004: 38) dalam

repository.upi.edu/operator/upload/s_a0151_0605449_chapter2.pdf,. [25 Januari 2013].

Tim Dosen PAI UPI. (2008). Isl m Tuntunan dan Pedoman Hidup. Bandung: Value Press.

Yudhoyono, A. H. (2012). 10 Pelajaran Berharga Kepemimpinan ala Militer. Jakarta. Zaijoni, dkk. (2012). Pendidikan Islam: Madrasah Versus Pesantren. [Online].


(3)

170

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISL M DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN


(4)

[Type text]

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISLĀM DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pola Pendidikan Islām dalam Membentuk Karakter Disiplin Peserta Didik di SMK Daarut Tauhiid Boarding School

TUJUAN PROGRAM PROSES EVALUASI

Tujuan Umum

Menanamkan nilai disiplin kepada peserta didik, yaitu komitmen untuk

mematuhi peraturan dalam rangka memperbaiki diri menuju pribadi

muslim yang mulia. Tujuan Khusus

Mengetahui dan memahami

pentingnya kedisiplinan sesuai dengan ajaran Islām.

Mengetahui dan memahami

prinsip bahwa disiplin adalah harga diri dan sebuah kehormatan. Mampu disiplin dalam aktivitas ibadah dan belajar di sekolah Mampu mempraktekan disiplin kapanpun dan dimanapun, bukan karena mereka terikat aturan. Mengamalkan disiplin dalam kehidupan sehari-hari peserta didik, sehingga hidup disiplin menjadi kebiasaan peserta didik.

1. PROGRAM KURIKULER Normatif

Pendidikan Agama Islam (Tauhīd, Fiqh, Akhlaq) Pendidikan

Kewarganegaraan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Adaptif

Kewirausahaan Produktif

Teknik Komputer Jaringan

2. PROGRAM KOKURIKULER

Halaqaħ (mentoring) Mutabba’aħ yaumiyaħ Monitoring/pengawasan Ekstrakurikuler

Ceramah dan kajian bersama Aa Gym (MQ PAGI)

Mempelajari kitab ta’lim muta’alim.

Reward and Punishment

3. PROGRAM NON KURIKULER

Aktivitas harian terjadwal peserta didik, nasehat langsung, dan keteladanan.

1. PROGRAM KURIKULER Dilaksanakan di dalam kelas dan sedang berlangsung kegiatan belajar mengajar (KBM).

Metode yang digunakan adalah metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab.

Pembelajaran berupa pengajaran, motivasi, keteladanan, penegakan hukum/aturan, dan pembiasaan prilaku disiplin di sekolah. Media yang digunakan yaitu papan tulis, dan infocus.

2. PROGRAM KOKURIKULER Dilaksanakan ketika peserta didik di luar program kegiatan belajar mengajar (KBM).

Bentuk pembinaan:

Halaqah/mentoring, pengasuhan santri, organisasi, dan monitoring aktivitas santri yaitu seluruh aktivitas santri mendapat pengawasan dari pihak sekolah.

Metode yang digunakan adalah metode ceramah, akronim positif, reward and punishment, monitoring, uswah.

3. PROGRAM NON KURIKULER Dilaksanakan secara nonformal dan spontanitas, menggunakan metode keteladanan, teguran langsung, pembiasaan, dan pengawasan langsung.

1. EVALUATOR

Kepala Sekolah, Wakil kepala

pengasuhan/kepala asrama, Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, Wali kelas, Guru-guru, BK, Komdis (komisi disiplin siswa), Mudaris/wali peserta didik.

2. EVALUASI INSIDENTAL

Evaluasi Insidental dilakukan secara spontan, langsung menindak peserta didik yang indisipliner ditempat kejadian perkara jika ketahuan secara langsung oleh mudaris, misalnya memberikan sanksi pushup, dinasehati, atau ditegur.

3. EVALUASI RUTINAN a. EVALUASI PEKANAN

Dilaksanakan setiap sepekan sekali, dan mengevaluasi program kedisiplinan selama satu pekan yang lalu.

b. EVALUASI BULANAN

Dilaksanakan setiap sebulan sekali, dan mengevaluasi program kedisiplinan selama satu bulan yang lalu, kepala sekolah memeriksa data tingkat kedisiplinan peserta didik selama sstu bulan yang berupa catatan akumulasi poin peserta didik.

c. EVALUASI MID SEMESTER Peserta didik diperkenankan untuk pulang ke rumah masing-masing, dan

menyerahkan lembaran mutabba’aħ

yaumiyaħ untuk diperiksa dan ditandatangani oleh orang tuanya. d. EVALUASI AKHIR SEMESTER

Dilaksanakan diakhir semester, tujuannya untuk memperbaiki program kedisiplinan untuk semester yang akan datang.

16


(5)

[Type text]

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISLĀM DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN


(6)

[Type text]

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISLĀM DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

RIWAYAT HIDUP

Yusup Rahman Hakim dilahirkan di Subang hari Rabu, 20 Juni 1990. Merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, putra dari pasangan Bapak Nana Sumarna dan Ibu Yoyoh Rokayah, kini tinggal di kampung halaman tercinta Desa Pagon Rt 15/06 Kecamatan Purwadadi Kabupaten Subang. Pendidikan formalnya dimulai dari SDN PAGON (1997 - 2003), SMPN 2 PURWADADI (2003 - 2006), SMAN 1 PURWADADI (2006 - 2009). Setelah menyelesaikan pendidikan di SMAN 1 PURWADADI. Selama duduk di sekolah menengah pertama dan menengah atas, penulis aktif diberbagai organisasi, PRAMUKA, PASKIBRA, PMR, ROHIS, pernah menjadi Ketua OSIS SMPN 2 PURWADADI (2005), dan pernah menjadi Ketua OSIS di SMAN 1 PURWADADI (2008). Setelah menyelesaikan studi di SMAN 1 PURWADADI peneliti melanjutkan pendidikan ke Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam tahun 2009. Selama menjadi seorang mahasiswa, peneliti aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan yang ada di UPI. Pertama di BEM HIMA IPAI sebagai staff di kementerian Pengembangan Sumber Daya Organisasi (2010) dan sebagai Menteri Pengembangan Sumber Daya Organisasi (PSDO) pada tahun (2011), kedua di DPM HIMA IPAI sebagai ketua komisi PSDO (2012), ketiga di BEM REMA UPI sebagai staff Kementrian Dalam Negeri (2011) dan staff Kementrian Pengembangan Sumber Daya Organisasi (2012), keempat sebagai Staff Badan Semi Otonom di Unit Kegiatan Mahasiswa Belajar

Al-Qur`ān Intensif UPI (UKM BAQI) (2010-2011), kelima menjadi ketua

pelaksana Panitia Masa Orientasi Kampus dan Kuliah Umum (MOKAKU) UPI 2012. Selain organisasi di dalam kampus, peneliti juga pernah menjadi perwakilan sebagai peserta Pendidikan Kesadaran dan Bela Negara (PKBN) Kementerian Pemuda dan Olah Raga RI di PUSDIKPASUS Batu Jajar Bandung (2012), pernah menjadi perwakilan sebagai peserta konferensi Budaya Nasional di Universitas Udayana Denpasar Bali (2012).