PENERAPAN STRATEGI REACT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA SISWA SEKOLAH DASAR MATERI BANGUN RUANG SEDERHANA : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN 1 Cibogo Kab. Bandung Barat.

PENERAPAN STRATEGI REACT UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA SISWA
SEKOLAH DASAR MATERI BANGUN RUANG SEDERHANA
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN 1 Cibogo
Kab. Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh
Inne Marthyane Pratiwi
NIM 1003490

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014


i

PENERAPAN STRATEGI REACT UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA SISWA SEKOLAH
DASAR MATERI BANGUN RUANG SEDERHANA
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN 1 Cibogo
Kab. Bandung Barat)

Oleh
Inne Marthyane Pratiwi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Inne Marthyane Pratiwi 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.

i

DAFTAR ISI
PERNYATAAN ................................................................Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK .........................................................................Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR .......................................................Error! Bookmark not defined.
UCAPAN TERIMA KASIH..............................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 1
DAFTAR TABEL..............................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR DIAGRAM .......................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR .........................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ..................................................Error! Bookmark not defined.
A.

Latar Belakang .......................................................Error! Bookmark not defined.

B.


Rumusan Masalah ..................................................Error! Bookmark not defined.

C.

Tujuan Penelitian ...................................................Error! Bookmark not defined.

D.

Manfaat Penelitian .................................................Error! Bookmark not defined.

E.

Hipotesis Tindakan ................................................Error! Bookmark not defined.

F.

Definisi Operasional ..............................................Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................Error! Bookmark not defined.

A.

Teori Belajar yang Berkenaan dengan Strategi REACT ...... Error! Bookmark not
defined.

B.

Pembelajaran Matematika ......................................Error! Bookmark not defined.

C.

Bangun Ruang Sederhana ......................................Error! Bookmark not defined.

D.

Strategi REACT (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring)
...............................................................................Error! Bookmark not defined.

E.


Kemampuan Komunikasi Matematis .....................Error! Bookmark not defined.

F.

Penelitian yang Relevan .........................................Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN ....................................Error! Bookmark not defined.
A.

Metode Penelitian ..................................................Error! Bookmark not defined.

B.

Model PTK yang Dikembangkan ..........................Error! Bookmark not defined.

C.

Lokasi dan Waktu Penelitian .................................Error! Bookmark not defined.

D.


Subjek Penelitian ...................................................Error! Bookmark not defined.

E.

Prosedur Penelitian ................................................Error! Bookmark not defined.

Inne Marthyane Pratiwi, 2014
Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada
Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F.

Instrumen Penelitian ..............................................Error! Bookmark not defined.

G.

Analisis dan Interpretasi Data ................................Error! Bookmark not defined.


BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...Error! Bookmark not defined.
A.

Hasil Penelitian ......................................................Error! Bookmark not defined.

B.

Pembahasan............................................................Error! Bookmark not defined.

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ..................Error! Bookmark not defined.
A.

Simpulan ................................................................Error! Bookmark not defined.

B.

Rekomendasi ..........................................................Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ........................................................Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................................90

RIWAYAT HIDUP .........................................................................................................217

Inne Marthyane Pratiwi, 2014
Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada
Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENERAPAN STRATEGI REACT UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA SISWA SEKOLAH
DASAR MATERI BANGUN RUANG SEDERHANA
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN 1 Cibogo
Kab. Bandung Barat)
Oleh
Inne Marthyane Pratiwi
1003490
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN 1 Cibogo dengan banyaknya
siswa 14 orang terdiri dari delapan orang laki-laki dan enam orang perempuan.
Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya kemampuan komunikasi

matematis pada siswa sekolah dasar yang disebabkan oleh proses belajar yang
masih berpusat pada guru (teacher centered) atau konvensional. Komunikasi
matematis dalam penelitian ini yaitu komunikasi matematis dalam bentuk tulisan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perkembangan perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan peningkatan kemampuan
komunikasi matematis pada siswa sekolah dasar materi bangun ruang sederhana
setelah Pembelajaran Matematika dengan menggunakan Strategi REACT. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
Model Kemmis dan McTaggart dalam dua siklus. Untuk memperoleh data hasil
penelitian, dibuat instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpul data. Data
dianalisis dengan cara kuantitatif dan kualitatif. Pada perencanaan pembelajaran
disusun antisipasi didaktis pedagogis sebagai acuan dalam pembuatan RPP.
Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan
pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan inti dilaksanakan
langkah-langkah pada komponen Strategi REACT yaitu relating (mengaitkan/
menghubungkan),
experiencing
(mengalami),
applying
(menerapkan),

cooperating (bekerja sama), dan transferring (mentransfer). Dari pembelajaran
tersebut dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis pada siswa
sekolah dasar materi bangun ruang sederhana. Rata-rata nilai pada siklus I adalah
74,79 meningkat di siklus II menjadi 80,57. Adapun indeks gain sebesar 0,23
dengan interpretasi tergolong rendah. Pada indikator (1), rata-rata nilai siklus I
adalah 81,29 meningkat menjadi 85,71 pada siklus II, sedangkan pada indikator
(2), rata-rata nilai siklus I adalah 64,29 meningkat menjadi 74,68 pada siklus II.
Kata kunci: Strategi REACT, Kemampuan Komunikasi Matematis

Inne Marthyane Pratiwi, 2014
Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada
Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran di kelas dewasa ini mengalami berbagai tantangan seiring
dengan berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Disadari atau

tidak, IPTEK saat ini berkembang semakin pesat sehingga mendorong masyarakat
untuk maju pula dalam bidang pendidikan karena pendidikan adalah salah satu
tolak ukur maju atau tidaknya suatu negara.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional menjelaskan:
...pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara.
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan yang
keberadaannya menuntut untuk selalu kita penuhi. Hal ini dilakukan untuk
mencetak manusia-manusia yang berkualitas yang dapat bersaing di masa yang
akan datang. Namun kenyataannya tingkat pendidikan di Indonesia masih jauh
dari yang diharapkan, hal ini terjadi karena sarana dan prasarana pendidikan yang
kurang menunjang proses kegiatan belajar mengajar dan sumber daya manusia
atau pendidik yang masih kurang berkualitas.
Untuk menyeimbangkan perkembangan IPTEK saat ini diperlukan adanya
sumber daya manusia yang handal. Menurut Yuniawatika (2011: 107), sumber
daya manusia yang handal itu yang memiliki pemikiran kritis, sistematis, logis,
kreatif, dan kemauan kerjasama yang efektif. Sumber daya manusia yang seperti
itu mungkin dihasilkan di lembaga pendidikan. Salah satu mata pelajaran di
sekolah yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah Matematika

Inne Marthyane Pratiwi, 2014
Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada
Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

karena matematika memiliki keterkaitan dengan kehidupan sehari-hari baik masa
kini maupun masa mendatang. Betapa pentingnya matematika diberikan di
sekolah baik dari tingkat dasar, menengah, maupun tinggi.
National Council of Teachers Mathematics (dalam Yuniawatika, 2011:
108) mengemukakan terdapat lima keterampilan proses yang dimiliki siswa
melalui pembelajaran matematika yang tercakup dalam standar proses, yaitu: (1)
pemecahan masalah (problem solving); (2) penalaran dan pembuktian (reasoning
and proof); (3) komunikasi (communication); (4) koneksi (connection); (5)
representasi (representation). Keterampilan-keterampilan tersebut termasuk pada
berpikir matematika tingkat tinggi (high order mathematical thinking) yang harus
dikembangkan dalam proses pembelajaran matematika.
Salah satu dari lima standar proses tersebut adalah komunikasi.
Komunikasi matematis merupakan hal penting yang harus dimiliki siswa dan guru
dalam kegiatan belajar mengajar. Suriasumantri (dalam Hidayati, 2013: 2)
berpendapat bahwa matematika merupakan suatu bahasa yang melambangkan
serangkaian

makna.

Matematika

sebagai

bahasa

sangat

perlu

untuk

dikomunikasikan baik lisan maupun tulisan, sehingga informasi yang disampaikan
dapat dipahami orang lain.
Perlunya kemampuan komunikasi matematis untuk dikembangkan di
kalangan siswa diutarakan oleh Baroody (dalam Tandililing, 2011: 4), bahwa
pembelajaran harus dapat membantu siswa mengkomunikasikan ide matematis
melalui lima aspek komunikasi yaitu representing, listening, reading, discussing,
dan writing. Kemudian Baroody (dalam Tandililing, 2011: 4) juga menyebutkan
sedikitnya ada dua alasan penting mengapa komunikasi dalam pembelajaran
matematika perlu ditingkatkan di kalangan siswa, yaitu: (1) mathematics as
language, yang berarti matematika tidak hanya sekedar alat bantu berpikir (a tool
to aid thinking), alat menemukan pola, menyelesaikan masalah, atau mengambil
keputusan, tetapi matematika juga an invaluable tool for communicating a variety
of ideas clearly, precisely, and succinctly. (2) Mathematics learning as social
activity, yang berarti matematika sebagai aktivitas sosial dalam pembelajaran
Inne Marthyane Pratiwi, 2014
Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada
Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

matematika, sebagai wahana interaksi antar siswa dan juga komunikasi antara
guru dan siswa. Dengan adanya kemampuan komunikasi matematis, ide-ide
matematika siswa dapat dieksploitasi dalam berbagai perspektif; cara berpikir
siswa dapat dipertajam; pertumbuhan pemahaman dapat diukur; pemikiran siswa
dapat

dikonsolidasikan

dan

diorganisir;

pengetahuan

matematika

dan

pengembangan masalah siswa dikonstruksi; penalaran siswa dapat ditingkatkan;
dan komunitas siswa dapat dibentuk.
Namun kenyataan yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa
kemampuan komunikasi matematis siswa masih rendah. Hal ini didasarkan pada
hasil Ujian Tengah Semester (UTS), observasi, dan wawancara di lapangan yang
dilakukan penulis terhadap wali kelas dan siswa kelas IV SDN 1 Cibogo Kec.
Lembang Kab. Bandung Barat pada tahun 2014. Dari 40 nomor soal UTS terdapat
11 nomor soal pilihan ganda, 4 nomor soal isian singkat, dan 4 nomor soal uraian
yang memuat indikator-indikator kemampuan komunikasi matematis. Berdasarkan
hasil UTS tersebut, kemampuan komunikasi matematis siswa masih tergolong
rendah yaitu dengan rata-rata 47,9%.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kemampuan siswa untuk
memahami matematika masih sederhana dalam hal bagaimana cara siswa
mengkomunikasikan gagasan matematisnya. Hal ini sebenarnya menjadi salah
satu cara untuk mengukur seberapa jauh siswa dapat menginterpretasikan
pemahamannya terhadap konsep matematika.
Berdasarkan hasil UTS, observasi, dan wawancara tersebut, maka masalah
yang kerap terjadi dalam pembelajaran matematika siswa Sekolah Dasar (SD) saat
ini yaitu sulitnya siswa dalam mengkomunikasikan ide dan gagasannya secara
matematis. Hal ini dapat terjadi salah satunya adalah karena proses belajar yang
masih berpusat pada guru (teacher centered) atau konvensional. Guru lebih
cenderung memberikan informasi sementara siswa cenderung pasif dalam
menerima pelajaran.
Terkait dengan masalah rendahnya kemampuan komunikasi matematis
siswa di SD, maka sudah saatnya untuk membenahi proses pembelajaran
Inne Marthyane Pratiwi, 2014
Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada
Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

matematika terutama mengenai strategi yang digunakan. Karena rendahnya
komunikasi matematis siswa dapat berimbas pada rendahnya hasil belajar siswa.
Hal ini diperkuat oleh pendapat Zaini, Munthe dan Aryani (dalam Rohati, 2011:
64) bahwa untuk dapat membantu peserta didik maksimal dalam belajar, maka
kesenangan dalam belajar itu sebisa mungkin diperhatikan. Untuk dapat
mengakomodir kebutuhan tersebut digunakan variasi strategi pembelajaran yang
beragam yang melibatkan indera yang banyak.
Menurut Hasibuan (2010: 3) strategi belajar-mengajar adalah pola umum
perbuatan guru-murid di dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar. Pengertian
strategi dalam hal ini menunjuk pada karakteristik abstrak dari rentetan perbuatan
guru-murid di dalam peristiwa belajar mengajar. Selanjutnya dengan mengutip
pemikiran J. R. David (dalam Komalasari, 2010: 55) disebutkan bahwa dalam
strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi
pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan
diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Suherman (2010: 6.1)
menambahkan strategi pembelajaran bisa diartikan sebagai siasat yang sengaja
direncanakan oleh guru berkenaan dengan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi,
fasilitas, dan refleksi agar pelaksanaan pembelajaran di kelas berjalan dengan
lancar sesuai harapan-kompetensi-tujuan yang ingin dicapai.
Strategi pembelajaran dipandang memiliki peran strategis dalam upaya
meningkatkan

hasil

belajar

siswa,

sehingga

guru

diharapkan

mampu

menyampaikan materi dengan tepat. Strategi pembelajaran bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan akademik melalui aktivitas individu maupun
kelompok. Kegiatan melalui aktivitas individu, dapat menjadikan siswa berpikir
terkait masalah yang diberikan tanpa pengaruh dari pihak manapun. Sedangkan
dengan kegiatan belajar kelompok dapat terlihat adanya interaksi antara siswa
dengan siswa lainnya serta siswa dengan guru sehingga terjadi komunikasi
pembelajaran.
Menyadari pentingnya suatu strategi untuk meningkatkan kemampuan
komunikasi matematis, maka diperlukan adanya pembelajaran yang menekankan
Inne Marthyane Pratiwi, 2014
Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada
Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

pada belajar siswa aktif dengan bekal kemampuan komunikasi. Asmida (dalam
Mustikawati, 2013: 4) menyatakan diperlukan suatu strategi yang berorientasi
pada proses dan produk matematika, belajar tidak begitu saja menerima, belajar
harus bermakna, pengetahuan tidak diterima secara pasif, pengetahuan
dikonstruksi dengan refleksi aksi fisik dan mental siswa dan belajar merupakan
proses sosial yang dihasilkan dari dialog dan diskusi antar siswa dan guru dan
siswa dengan teman-temannya. Hal ini dapat terwujud melalui suatu bentuk
pembelajaran yang dirancang sedemikian sehingga mencerminkan keterlibatan
siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yaitu pembelajaran dengan
menggunakan

strategi

Relating,

Experiencing,

Applying,

Cooperating,

Transferring (REACT).
Strategi REACT merupakan strategi pembelajaran kontekstual terdiri dari
lima strategi yang harus tampak yaitu relating (mengaitkan) adalah belajar dalam
koteks pengalaman kehidupan nyata atau pengetahuan yang sudah ada
sebelumnya. Experiencing (mengalami) merupakan strategi belajar dengan belajar
melalui eksplorasi, penemuan dan penciptaan. Applying (menerapkan) adalah
belajar

dengan

menempatkan

konsep-konsep

untuk

digunakan,

dengan

memberikan latihan-latihan yang realistik dan relevan. Cooperating (bekerjasama)
adalah belajar dalam konteks sharing, merespon dan berkomunikasi dengan para
pembelajar lainnya. Kemudian transferring (mentransfer) adalah belajar dengan
pengetahuan dalam situasi baru.
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk menggunakan
strategi REACT untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis pada
siswa sekolah dasar dalam penelitian dengan judul “Penerapan Strategi REACT
untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis pada Siswa Sekolah
Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa
Kelas IV di SDN 1 Cibogo Kab. Bandung Barat)”.

Inne Marthyane Pratiwi, 2014
Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada
Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, secara
umum permasalahan yang akan diteliti adalah “bagaimanakah penerapan strategi
REACT untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis pada siswa kelas
IV SDN 1 Cibogo materi bangun ruang sederhana?”
Masalah tersebut dijabarkan ke dalam rumusan masalah yang lebih khusus
yaitu berupa pertanyaan penelitian sebagai berikut.
1.

Bagaimanakah

perkembangan

perencanaan

pembelajaran

dengan

menggunakan strategi REACT pada siswa kelas IV SDN 1 Cibogo materi
bangun ruang sederhana?
2.

Bagaimanakah

perkembangan

pelaksanaan

pembelajaran

dengan

menggunakan strategi REACT pada siswa kelas IV SDN 1 Cibogo materi
bangun ruang sederhana?
3.

Bagaimanakah peningkatan kemampuan komunikasi matematis pada siswa
kelas IV SDN 1 Cibogo materi bangun ruang sederhana dengan
menggunakan strategi REACT?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah pada bagian sebelumnya, adapun tujuan
penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan penerapan strategi REACT untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi matematis pada siswa sekolah dasar
materi bangun ruang sederhana. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1.

Mendeskripsikan

perkembangan

perencanaan

pembelajaran

dengan

menggunakan strategi REACT pada siswa sekolah dasar materi bangun ruang
sederhana.
2.

Mendeskripsikan

perkembangan

pelaksanaan

pembelajaran

dengan

menggunakan strategi REACT pada siswa sekolah dasar materi bangun ruang
sederhana.

Inne Marthyane Pratiwi, 2014
Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada
Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

3.

Mendeskripsikan peningkatan kemampuan komunikasi matematis pada siswa
sekolah dasar materi bangun ruang sederhana dengan menggunakan strategi
REACT.

D. Manfaat Penelitian
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk
menjawab permasalahan dan menguji asumsi-asumsi yang muncul berkaitan
dengan perencanaan, pelaksanaan, dan peningkatan kemampuan komunikasi
matematis pada siswa SD materi bangun ruang sederhana dengan menggunakan
strategi REACT. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar
dalam pengembangan penelitian tindakan kelas dan upaya bersama antara
sekolah, guru, dan peneliti yang lain untuk memperbaiki proses pembelajaran
yang diarahkan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa,
serta sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pembelajaran dan
manfaat secara praktis diantaranya sebagai berikut.
1.

Bagi siswa, diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan
komunikasi matematis siswa.

2.

Bagi guru, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan
mengenai penerapan strategi REACT dan merupakan upaya peningkatan
kemampuan dalam profesi guru.

3.

Bagi sekolah, diharapkan penelitian dapat memberikan sumbangan bagi
peningkatan kualitas sekolah dalam melakukan inovasi pembelajaran
matematika dengan menggunakan strategi REACT.

4.

Bagi peneliti, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan

dan

pengetahuan

mengenai

penerapan

pembelajaran

matematika dengan menggunakan strategi REACT dan merupakan upaya
peningkatan kemampuan sebagai calon guru.

Inne Marthyane Pratiwi, 2014
Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada
Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

E. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “seandainya strategi
REACT ini diterapkan dengan tepat dalam pembelajaran matematika materi
bangun ruang sederhana pada siswa kelas IV SDN 1 Cibogo Kab. Bandung Barat,
maka kemampuan komunikasi matematis siswa akan meningkat”.
F. Definisi Operasional
Variabel bebas penelitian ini adalah penerapan strategi REACT untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi matematis pada siswa sekolah dasar
materi bangun ruang sederhana. Untuk menghindari kesalahpahaman dalam
memahami masalah penelitian, maka variabel-variabel dalam penelitian ini
dijelaskan masing-masing batasannya secara operasional dalam uraian berikut.
1.

Strategi

REACT

(Relating,

Experiencing,

Applying,

Cooperating,

Transferring)
Strategi REACT dikembangkan di Amerika. Menurut Crawford (2001: 3),
strategi REACT merupakan pembelajaran kontekstual dengan menekankan lima
konsep bawahan yaitu Relating adalah bentuk belajar dalam konteks kehidupan
nyata, Experiencing adalah belajar dalam konteks eksplorasi, penemuan, dan
penciptaan, Applying adalah belajar dalam bentuk penerapan hasil belajar ke
dalam penggunaan dan kebutuhan praktis, Cooperating adalah belajar dalam
bentuk berbagai informasi dan pengalaman, saling merespon, dan saling
berkomunikasi, dan Transferring adalah kegiatan belajar dalam bentuk
memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman berdasarkan konteks baru untuk
mendapatkan pengetahuan dan pengalaman belajar yang baru.
2.

Kemampuan Komunikasi Matematis
Komunikasi secara umum dapat diartikan sebagai suatu cara untuk

menyampaikan suatu pesan dari pembawa pesan ke penerima pesan untuk
memberi tahu, pendapat, atau perilaku baik langsung secara lisan, maupun tak
langsung melalui media. Di dalam berkomunikasi tersebut harus dipikirkan
bagaimana caranya agar pesan yang disampaikan seseorang itu dapat dipahami
Inne Marthyane Pratiwi, 2014
Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada
Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9

oleh orang lain. Untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi, orang dapat
menyampaikan dengan berbagai bahasa termasuk bahasa matematis.
Kemampuan komunikasi matematis berkenaan dengan kemampuan siswa
untuk mengkomunikasikan ide matematis kepada orang lain, dalam bentuk lisan,
tulisan, atau diagram sehingga orang lain memahaminya. Komunikasi matematis
dalam penelitian ini yaitu komunikasi matematis dalam bentuk tulisan. Adapun
indikator yang digunakan dalam penelitian ini menurut Ansari (dalam
Mustikawati, 2013: 6) yaitu: (1) memberikan penjelasan secara logis dan benar
atau argumen verbal yang didasarkan pada analisis terhadap gambar dan konsepkonsep formal; (2) memunculkan model konseptual seperti gambar, diagram,
tabel, atau grafik. Kemampuan komunikasi yang dimaksud adalah kemampuan
komunikasi matematis pada materi bangun ruang sederhana.
Materi bangun ruang sederhana yang dimaksud dalam penelitian ini
mengenai kubus dan balok dengan standar kompetensi memahami sifat bangun
ruang sederhana dan hubungan antar bangun datar, sedangkan kompetensi
dasarnya ialah menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana dan menentukan
jaring-jaring balok dan kubus. Adapun materi dalam pembelajaran ini berupa
unsur-unsur, sifat-sifat, dan jaring-jaring kubus dan balok.

Inne Marthyane Pratiwi, 2014
Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada
Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Penelitian bertujuan untuk menyelesaikan suatu permasalahan dimana
masalah tersebut diselesaikan dengan menggunakan cara ilmiah sehingga
memunculkan serangkaian data untuk menyelesaikan masalah itu sendiri. Secara
umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Ada berbagai jenis metode penelitian, salah
satunya yaitu penelitian tindakan kelas (classroom action research). Sehingga
jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan
langsung oleh peneliti.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan bagian dari penelitian
tindakan (action research), dan penelitian tindakan ini bagian dari penelitian pada
umumnya. Burns (dalam Kunandar, 2012: 44) menjelaskan penelitian tindakan
merupakan penerapan penemuan fakta pada pemecahan masalah dalam situasi
sosial dengan pandangan untuk meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan di
dalamnya, yang melibatkan kolaborasi dan kerja sama para peneliti, praktisi, dan
orang awam.
McNiff (dalam Kusumah, 2010: 8) memandang hakikat PTK adalah
sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya
dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan keahlian mengajar.
Sehingga

pengertian

penelitian

tindakan

kelas

adalah

penelitian

yang

dilaksanakan oleh guru di kelas dalam situasi belajar mengajar dengan tujuan
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran itu.
Menurut Rochiati (dalam Kunandar, 2008: 46),
...penelitian tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif meskipun data
yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif, dimana uraiannya bersifat
deskriptif dalam bentuk kata-kata, peneliti merupakan instrumen utama
dalam pengumpulan data, proses sama pentingnya dengan produk.
Inne Marthyane Pratiwi, 2014
Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada
Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

31

Perhatian peneliti diarahkan kepada pemahaman bagaimana
berlangsungnya suatu kejadian atau efek dari suatu tindakan.
PTK berfokus pada kelas atau proses belajar mengajar yang terjadi di
dalam kelas dan bukan input kelas, seperti silabus dan materi. PTK harus tertuju
pada hal-hal yang terjadi di dalam kelas. Objek yang menjadi fokus penelitian
tindakan kelas antara lain sebagai berikut.
1.

Siswa, yang dapat dicermati ketika siswa sedang melaksanakan aktivitas di
kelas.

2.

Guru, yang dapat dicermati ketika sedang mengajar di kelas.

3.

Media atau alat peraga pendidikan yang dapat dicermati ketika guru sedang
menggunakan media atau alat peraga dalam proses belajar mengajar.

4.

Hasil pembelajaran, yang dapat dicermati peningkatan hasil belajar siswa,
baik bersifat akademis maupun non akademis sebagai salah satu indikator
mutu atau kualitas proses belajar mengajar. Dalam hal ini yang akan
dicermati adalah peningkatan kemampuan komunikasi matematis.

5.

Sistem evaluasi dan hasil pembelajaran.

6.

Lingkungan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Sementara itu,
komponen yang dapat dijadikan kajian PTK adalah siswa, guru, materi
pelajaran, media atau alat peraga, hasil pembelajaran, lingkungan
pembelajaran, dan pengelolaan proses belajar mengajar.
Tujuan utama pembuatan PTK menurut Natalia (2008: 10) adalah untuk

memecahkan permasalahan yang terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan guru
dalam pengembangan profesionalnya. Secara rinci tujuan PTK antara lain sebagai
berikut.
1.

Meningkatkan kualitas isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan
pembelajaran di sekolah.

2.

Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah
pembelajaran.

3.

Hasil penelitian dapat mendukung langsung pembelajaran yang sedang
berlangsung.

Inne Marthyane Pratiwi, 2014
Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada
Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32

4.

Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.

5.

Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga
tercipta sikap proaktif dalam melakukan perbaikan kualitas pendidikan dan
pembelajaran secara berkelanjutan.
Prinsip dalam pelaksanaan PTK menurut Kunandar (2008: 67) adalah

sebagai berikut.
1.

Tidak boleh mengganggu PBM dan tugas mengajar.

2.

Tidak boleh terlalu menyita waktu.

3.

Metodologi yang digunakan harus tepat dan terpercaya.

4.

Masalah yang dikaji benar-benar ada dan di hadapan guru.

5.

Memegang etika kerja (meminta izin, membuat laporan, dan lain-lain).

6.

PTK bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses belajar
mengajar.

7.

PTK menjadi media guru untuk berpikir kritis dan sistematis.

8.

PTK menjadikan guru terbiasa melakukan aktivitas yang bernilai kademik
dan ilmiah.

9.

PTK hendaknya dimulai dari permasalahan pembelajaran yang sederhana,
kongkrit, jelas, dan tajam.

10. Pengumpulan data atau informasi dalam PTK tidak boleh terlalu banyak
menyita waktu dan terlalu rumit karena dikhawatirkan dapat mengganggu
tugas utama guru sebagai pengajar dan pendidik.

B. Model PTK yang Dikembangkan
Model Kemmis dan Taggart merupakan pengembangan dari konsep dasar
yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Dikatakan demikian, karena di dalam suatu
siklus terdiri atas empat komponen, keempat komponen tersebut, meliputi: (1)
perencanaan, (2) aksi/ tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Sesudah suatu
siklus selesai diimplementasikan, khususnya sesudah adanya refleksi, kemudian

Inne Marthyane Pratiwi, 2014
Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada
Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

33

diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus
tersendiri.
Identifikasi Masalah

RumusanMasalah
Siklus 1
Perencanaan

Pelaksanaan

Observasi

Refleksi
Siklus 2
Perencanaan

Pelaksanaan

Observasi

Refleksi

Kesimpulan
Gambar 3.1. Siklus PTK Adaptasi dari Kemmis dan Taggart
Pengertian dari siklus itu sendiri adalah putaran kegiatan yang terdiri dari
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Pada gambar di atas, tampak
bahwa di dalamnya terdiri dari dua perangkat komponen yang dapat dikatakan
sebagai dua siklus.

Inne Marthyane Pratiwi, 2014
Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada
Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

34

C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam pembelajaran matematika kelas IV
semester 2 SDN 1 Cibogo yang beralamat di jalan Tangkubanparahu nomor 87
Desa Cibogo Kec. Lembang Kab. Bandung Barat tahun ajaran 2013-2014.

D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 1 Cibogo Kec. Lembang
Kab. Bandung Barat tahun ajaran 2013-2014 dengan banyaknya siswa sebanyak
16 orang yaitu delapan orang laki-laki dan delapan orang perempuan.

E. Prosedur Penelitian
Merujuk pada model spiral dari Kemmis dan Taggart, maka rencana
tindakan terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan atau observasi,
dan refleksi (reflect). Prosedur penelitian yang dilakukan dalam tindakan ini
adalah hasil dari pengkajian keempat tahap tersebut. Hal ini dilakukan untuk
melihat peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa. Setiap siklus
melakukan empat tahapan kegiatan sebagai berikut.
1.

Siklus I

a.

Tahap Perencanaan

1) Membuat analisis didaktis pedagogis sebagai acuan dalam pembuatan
instrumen pembelajaran.
2) Menyusun

instrumen

pembelajaran

berupa

Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan strategi REACT.
3) Menyusun instrumen penelitian pengumpul data berupa lembar penilaian
RPP, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, pedoman wawancara
tertulis, dan catatan lapangan.
4) Melakukan konsultasi instrumen dengan dosen pembimbing.
5) Merevisi instrumen jika diperlukan.
6) Mempersiapkan media untuk mendukung kegiatan pembelajaran.
Inne Marthyane Pratiwi, 2014
Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada
Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

35

b.

Tahap Pelaksanaan

1) Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui konsep awal
siswa tentang materi yang akan dipelajari: “pernahkah kalian melihat kardus
sepatu? Berbentuk apakah kardus sepatu tersebut?”
2) Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru berdasarkan
pemahaman yang diketahui.
3) Guru memperlihatkan dua buah benda misalkan dadu dan kardus kapur.
Kemudian memberikan pertanyaan arahan: “dari dua benda tersebut,
manakah yang termasuk kubus? Manakah yang termasuk balok?”
4) Siswa menjawab pertanyaan guru berdasarkan pemahaman yang diketahui.
5) Guru mengajukan pertanyaan kembali “coba siapa yang bisa menyebutkan
benda-benda di sekitar kita yang berbentuk kubus? Kemudian ada berapakah
banyaknya sisi pada kubus?”
6) Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru berdasarkan
pemahaman yang diketahui.
7) Guru mengulang pertanyaan yang serupa mengenai balok.
8) Guru

mengkondisikan

siswa

menjadi

beberapa

kelompok

yang

beranggotakan 4 orang.
9) Guru membagikan LKK kelompok kepada siswa, meminta siswa untuk
mengerjakannya secara kelompok. Dalam hal ini siswa melakukan eksplorasi
terhadap permasalahan yang disajikan pada LKK yaitu mengenai unsur-unsur
dan sifat-sifat kubus dan balok.
10) Mendiskusikan masalah-masalah mengenai unsur-unsur dan sifat-sifat
bangun ruang sederhana yang ada pada LKK dengan cara pengamatan
menggunakan kerangka model kubus dan balok.
11) Siswa mengerjakan soal terkait materi yang telah didapat pada tahap
sebelumnya dan LKK guna menerapkan konsep.
12) Siswa mengerjakan soal atau masalah dalam situasi baru yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari, namun masih berhubungan dengan konsep
yang telah dipelajari dan didapatkan pada LKK.
Inne Marthyane Pratiwi, 2014
Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada
Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

36

13) Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi.
14) Guru dan siswa melakukan tanya jawab.
c.

Tahap Pengamatan atau Observasi

1) Observer melakukan observasi. Observasi dilakukan untuk menggunakan
lembar observasi untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru dan siswa dengan menerapkan strategi REACT.
2) Melakukan evaluasi kemampuan komunikasi matematis pada siswa materi
bangun ruang sederhana.
3) Di akhir pembelajaran guru melakukan wawancara tertulis terhadap siswa.
d.

Tahap Refleksi
Data yang telah diperoleh dianalisis sesegera mungkin berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan kemudian direfleksikan sebagai bahan evaluasi dan
koreksi untuk perbaikan di siklus selanjutnya.

2.

Siklus II

a.

Tahap perencanaan

1) Membuat analisis didaktis pedagogis sebagai acuan dalam pembuatan
instrumen pembelajaran.
2) Menyusun

instrumen

pembelajaran

berupa

Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan strategi REACT.
3) Menyusun instrumen penelitian pengumpul data berupa lembar penilaian
RPP, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, pedoman wawancara
tertulis, dan catatan lapangan.
4) Melakukan konsultasi instrumen dengan dosen pembimbing.
5) Merevisi instrumen jika diperlukan.
6) Mempersiapkan media untuk mendukung kegiatan pembelajaran.
b.

Tahap Pelaksanaan

Inne Marthyane Pratiwi, 2014
Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada
Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

37

1) Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui konsep awal
siswa tentang materi yang akan dipelajari: “pernahkah kalian melihat kotak
makanan yang direbahkan sebelum dijadikan sebuah kotak?”
2) Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru berdasarkan
pemahaman yang diketahui.
3) Siswa mengamati kotak makanan yang sudah jadi dan yang masih berbentuk
jaring-jaring.
4) Guru mengajukan pertanyaan kembali “dari benda ini, manakah yang
merupakan jaring-jaring kubus?”
5) Siswa menjawab pertanyaan guru.
6) Siswa menemutunjukkan jaring-jaring bangun ruang.
7) Guru memperlihatkan dua buah benda misalnya dadu dan kardus minuman.
Kemudian guru memberikan pertanyaan arahan: “Dari dua buah benda
tersebut jika sisi-sisinya digunting dapatkah kalian membuat sketsa jaringjaringnya? Kemudian gambarlah kemungkinan-kemungkinan jaring kubus
dan balok!”
8) Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru berdasarkan
pemahaman yang diketahui.
9) Guru menggunting dadu yang terbuat dari karton sedemikian rupa sehingga
membentuk jaring-jaring kubus, kemudian menggambarkannya di papan
tulis.
10) Guru meminta salah satu siswa menggunting kardus minuman sedemikian
rupa sehingga membentuk jaring-jaring balok. Kemudian siswa tersebut
menggambarkannya di papan tulis.
11) Guru

mengkondisikan

siswa

menjadi

beberapa

kelompok

yang

beranggotakan 4 orang.
12) Guru membagikan LKK kepada siswa, meminta siswa untuk mengerjakannya
secara kelompok. Dalam hal ini siswa melakukan eksplorasi terhadap
permasalahan yang disajikan pada LKK yaitu mengenai jaring-jaring kubus
dan balok.
Inne Marthyane Pratiwi, 2014
Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada
Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

38

13) Mendiskusikan masalah-masalah yang ada pada LKK dengan cara
pengamatan menggunakan kerangka model kubus dan balok. Dalam hal ini
siswa mengidentifikasi jaring-jaring kubus dan balok sehingga siswa dapat
menyimpulkan pengertian jaring-jaring kubus dan balok.
14) Guru berkeliling untuk membantu dan membimbing jalannya diskusi,
memberikan bantuan secukupnya pada kelompok yang mengalami kesulitan
dalam memhami LKK.
15) Siswa mengerjakan soal terkait materi yang telah didapat pada tahap
sebelumnya dan LKK guna menerapkan konsep. Dalam hal ini siswa
menggunting

benda

yang

berbentuk

kubus

dan

balok

kemudian

menggambarkannya pada LKK.
16) Siswa mengerjakan soal atau masalah dalam situasi baru yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari, namun masih berhubungan dengan konsep
yang telah dipelajari dan didapatkan pada tahap sebelumnya. Siswa diberikan
berbagai jenis jaring-jaring kubus dan balok.
17) Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi.
18) Guru dan siswa melakukan tanya jawab.
c.

Tahap Pengatamatan atau Observasi

1) Observer melakukan observasi. Observasi dilakukan untuk menggunakan
lembar observasi untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru dan siswa dengan menerapkan strategi REACT.
2) Melakukan evaluasi kemampuan komunikasi matematis pada siswa materi
bangun ruang sederhana.
3) Di akhir pembelajaran guru melakukan wawancara tertulis terhadap siswa.
d.

Tahap Refleksi
Data yang diperoleh dianalisis sesegera mungkin berdasarkan kriteria-kriteria
yang telah ditetapkan. Setelah dianalisis, kemudian membuat simpulan.

Inne Marthyane Pratiwi, 2014
Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada
Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

39

F. Instrumen Penelitian
1.

Instrumen Pembelajaran

a.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai

pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk setiap siklus. Masing-masing
RPP berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian
kompetensi, tujuan pembelajaran, dan kegiatan belajar mengajar. Rencana
pelaksanaan pembelajaran ini mengacu pada strategi pembelajaran REACT.
b.

Bahan Ajar
Bahan ajar memuat materi dan media yang harus disampaikan pada proses

penelitian.
c.

Lembar Kerja Siswa
Lembar kerja siswa memuat masalah-masalah yang harus diselesaikan

oleh siswa dalam proses pembelajaran. Penyajian teori dalam LKS ini diawali
dengan petunjuk kegiatan yang harus dilakukan siswa dan dilanjutkan dengan
memberikan

pertanyaan-pertanyaan

yang

mengarahkan

siswa

untuk

meningkatkan kemampuan komunikasi matemati tertulis sesuai dengan standar
kompetensi yang ingin dicapai. Lembar kerja siswa digunakan pedoman atau
prosedur agar siswa aktif dalam kelompok untuk melakukan eksplorasi
terbimbing.
2.

Instrumen Pengumpulan Data

a.

Lembar Evaluasi Kemampuan Komunikasi Matematis
Lembar evaluasi kemampuan komunikasi matematis digunakan untuk

memperoleh data hasil tes evaluasi siswa yang dilakukan setelah tindakan dengan
strategi pembelajaran REACT di akhir siklus. Teknik pengumpulan data ini
diperoleh melalui tes tertulis.
b.

Pedoman Wawancara
Wawancara, merupakan bentuk komunikasi verbal antara peneliti dengan

guru bidang studi, semacam percakapan untuk memperoleh informasi. Pada

Inne Marthyane Pratiwi, 2014
Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada
Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

40

penelitian ini dilakukan secara bebas tanpa terikat oleh pertanyaan tertulis agar
dapat berlangsung luwes dengan arah yang terbuka.
c.

Lembar Observasi
Observasi, digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa (aspek

afektif) dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Pengambilan data dilakukan
dengan pengamatan langsung di kelas mengenai kondisi siswa. Hasil observasi
dicatat pada lembar pengamatan yang berupa sistem penilaian afektif siswa.

G. Analisis dan Interpretasi Data
Analisis data ialah upaya yang dilakukan guru yang berperan sebagai
peneliti untuk mengolah serta merangkum data secara akurat. Data yang
dikumpulkan dari setiap pelaksanaan siklus dan kegiatan observasi dianalisis
secara deskriptif.
1.

Analisis data kualitatif
Dalam pengolahan data kualitatif, digunakan analisis data deskriptif

berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil observasi pelaksanaan
pembelajaran dengan menerapkan strategi REACT, catatan lapangan, dan
pedoman wawancara tertulis yang dilakukan pada siswa.
Analisis data kualitatif menurut dalam Sugiyono (2008: 246) terdiri atas:
(1) data reduction (reduksi data), (2) data display (display data) dan (3)
conclusion drawing/verification. Data dianalisis dengan menggunakan data
reduksi yaitu dengan merangkum dan memilih data sesuai tujuan penelitian,
dengan seperti itu memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya.
Kemudian peneliti melakukan display data dengan cara menyajikan data dalam
bentuk grafik, tabel atau sejenisnya sehingga mudah dipahami. Dan terakhir
verification dengan cara menarik kesimpulan awal sehingga dapat disusun
tindakan selanjutnya dari kekurangan atau temuan-temuan dalam kegiatan
penelitian.
2.

Analisis data kuantitatif

Inne Marthyane Pratiwi, 2014
Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada
Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

41

Data kuantitatif diperoleh dari data awal dan evaluasi tiap siklus untuk
melihat peningkatan kemampuan komunikasi matematis pada siswa dalam
pembelajaran matematika di setiap siklus sehingga dapat disimpulkan apakah
terjadi peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pembelajaran
matematika materi bangun ruang sederhana.
a.

Perhitungan Kemampuan Komunikasi Matematis
Analisis data dilakukan dengan penskoran yang berpedoman pada Holistic

Scoring Rubrics yang dikemukakan oleh Cai, Lane, dan Jakabcsin (Ansari dalam
Mustikawati, 2013: 23)
Tabel 3.1. Kriteria Skor Kemampuan Komunikasi Matematis
Skor
0

Menulis (Written Text)

Menggambar (Drawing)

Tidak ada jawaban, kalaupun ada menunjukkan tidak memahami konsep
sehingga informasi yang diberikan tidak berarti apa-apa

1

Hanya sedikit dari penjelasan yang Gambar, diagram, atau tabel yang
benar.

2

dibuat hanya sedikit yang benar.

Penjelasan secara matematis masuk Membuat gambar, diagram, atau
akal, namun hanya sebagian lengkap tabel namun kurang lengkap dan
dan benar.

3

benar.

Penjelasan secara matematis masuk Membuat gambar, diagram, atau
akal dan benar, meskipun tidak tabel dengan lengkap dan benar.
tersusun secara logis dan ada sedikit
kesalahan.

4

Penjelasan secara matematis masuk
akal, benar, dan tersusun secara
lengkap.
Skor maksimal: 4

b.

Skor maksimal 3

Menghitung Nilai Rata-rata Kelas
X=
Keterangan:

Inne Marthyane Pratiwi, 2014
Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada
Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

42

∑N

= total nilai yang diperoleh siswa

N

= jumlah siswa

X

= nilai rata-rata kelas

c.

Menghitung Presentase Ketuntasan Belajar Siswa Secara Klasikal

1.

Siklus I
TB =

x 100 %

Keterangan:
∑S

66,25 = jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar dari atau sama

dengan 66,25
n = banyak siswa
100 % = bilangan tetap
TB = ketuntasan belajar

2.

Siklus II
TB =

x 100 %

Keterangan:
∑S

65 = jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar dari atau sama

dengan 65.
d.

Menghitung Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
Dari data hasil tes kemampuan komunikasi matematis di setiap siklus

pembelajaran, ditentukan besarnya gain dengan perhitungan menurut Prabawanto
(dalam Permatasari, 2013: 50) sebagai berikut:
g = (skor tes siklus ke-i + 1) – (skor tes siklus ke-i)
Menurut menurut Prabawanto (dalam Permatasari, 2013: 50) untuk
mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis dari setiap siklus
yang telah dilakukan dengan mengetahui gain rata-rata yang telah dinormalisasi
berdasarkan efektivitas pembelajaran dengan rumus sebagai berikut:
=

Inne Marthyane Pratiwi, 2014
Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada
Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

43

Tabel 3.1. Kriteria Gain Ternormalisasi
Nilai

Interpretasi

< 0,30

Rendah

0,31 – 0,70

Sedang

0,71 – 1,00

Tinggi

Inne Marthyane Pratiwi, 2014
Penerapan Strategi React Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada
Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab ini akan dipaparkan simpulan dan rekomendasi terhadap
penelitian yang telah dilaksanakan mengenai penerapan strategi REACT untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi matematis pada siswa sekolah dasar
materi bangun ruang sederhana yang dilaksanakan di kelas IV SDN 1 Cibogo
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data pada bahasan sebelumnya
terhadap hasil penelitian dalam penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan
mengenai

penerapan

strategi

REACT

untuk

meningkatkan

kemampuan

komunikasi matematis pada siswa kela

Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG : Penelitian Tindakan Kelas Dilaksanakan pada Kelas V Semester II SDN 2 Cibogo Kecamatan Cikole Lembang Kabupaten Bandun

0 0 35

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS PADA SISWA SEKOLAH DASAR MATERI BANGUN RUANG SEDERHANA :Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN 1 Cibogo Kabupaten Bandung Barat:.

0 5 40

PENERAPAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK PADA PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KERJA SAMA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 6 CIBOGO KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 2 32

IMPLEMENTASI MODEL SAVI (SOMATIS AUDITORI VISUAL INTELEKTUAL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA SISWA SEKOLAH DASAR : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN 6 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

0 2 54

PENERAPAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI POKOK BILANGAN PECAHAN :Penelitian Tindakan Kelas Dilaksanakan pada Siswa Kelas IV SDN 2 Cibogo Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

0 2 37

PENERAPAN MODEL VAN HIELE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MATERI BANGUN RUANG SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 6 CIBOGO KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 1 43

PENERAPAN STRATEGI REACT (RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING, TRANSFERRING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG : Penelitian tindakan kelas pada siswa kelas v b sdn 1 cibodas kecamatan lembang kabupaten bandung barat tahu

1 2 11

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KONSEP IPA DALAM TEMA BERBAGAI PEKERJAAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA SD (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 6 Cibogo Kabupaten Bandung Barat).

0 1 45

PENERAPAN STRATEGI REACT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP.

2 12 69

PENERAPAN STRATEGI REACT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP.

1 16 46