PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG : Penelitian Tindakan Kelas Dilaksanakan pada Kelas V Semester II SDN 2 Cibogo Kecamatan Cikole Lembang Kabupaten Bandun

(1)

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN

MATEMATIS SISWA PADA MATA PELAJARAN

MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG

(Penelitian Tindakan Kelas Dilaksanakan pada Kelas V Semester II

SDN 2 Cibogo Kecamatan Cikole Lembang

Kabupaten Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Tatu Widyati 1003466

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN

MATEMATIS SISWA PADA MATA PELAJARAN

MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG

Oleh Tatu Widyati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Tatu Widyati 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak cipta dilindungi undang – undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,


(3)

PERNYATAAN

Saya menyataka bahwa skripsi yang berjudul “Penerapan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Kemamapuan Pemahaman Matematis Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang (Penelitian Tindakan Kelas Dilaksanakan pada Kelas V Semester II SDN 2 Cibogo Kecamatan Cikole Lembang Kabupaten Bandung Barat)” ini beserta seluruh isinya sepenuhnya adalah karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan serta pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atuau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juli 2014

Yang membuat pernyataan

Tatu Widyati NIM : 1003466


(4)

(5)

Tatu Widyati, 2014

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA PADA MATA

PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG

(Penelitian Tindakan Kelas Dilaksanakan pada Kelas V Semester II SDN 2 Cibogo Kecamatan Cikole Lembang Kabupaten Bandung Barat)

Tatu Widyati (1003466)

Kemampuan pemahaman matematis merupakan syarat siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan matematis lainya yang tingkatanya lebih tinggi seperti kemampuan pemecahan masalah. Metode demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang memberi siswa kesempatan untuk melihat suatu proses yang dilakukan dengan menggunakan alat peraga. Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya kemampuan pemahaman matematis peserta didik terhadap materi bangun ruang yang diakibatkan oleh metode mengajar guru yaitu ceramah dan media yang kurang mendukung. Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN 2 Cibogo yang berjumlah 27 peserta didik dengan jumlah peserta didik laki-laki sebanyak 17 orang dan jumlah peserta didik perempuan sebanyak 10 orang. Tujuan dilaksanakanya penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan dan peningkaatan kemampuan pemahaman matematis pada materi bangun ruang dalam pembelajaran matematika dengan menerapkan metode demonstrasi. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan Model Kemmis & McTaggart melalui 2 siklus. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu kualitatif dan kuantitatif. Hasil temuan yang muncul menunjukan adanya peningkatan kemampuan pemahaman matematis pada materi bangun ruang. Pada siklus 1 nilai rata-rata siswa mencapai 72,41 dengan ketuntasan belajar siswa sebanyak 67% mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sedangkan pada siklus 2 nilai rata-rata siswa mencapai 80,30 dengan sebesar ketuntasan belajar siswa sebanyak 81% mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan pemahaman matematis siswa pada materi bangun ruang kelas V. Siswa pun berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran. Maka terdapat rekomendasi untuk guru yaitu agar menerapakan metode demonstrasi dengan perencanaan yang matang, menyediakan media yang mencukupi kebutuhan pembelajaran, memperhatikan siswa ketika kegiatan berlangsung serta tidak lupa mengingat sasaran kegiatan demonstrasi yang hendak dicapai agar kegiatan berlangsung dengan baik dan terarah.

Kata kunci : Metode Demonstrasi, Kemampuan Pemahaman Matematis dan Materi Bangun Ruang.


(6)

Tatu Widyati, 2014

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

The Application Of Demonstration Method To Improve Student’s Mathematical Comprehension Ability On The Mathematic Subjects Material

Of Solid Figure

Action Research of Vth Grade Semester II SDN 2 Cibogo Subdistrict Cikole Lembang Regency of Bandung Barat

Tatu Widyati (1003466)

The ability of mathematical understanding is a requirement for students to develop the ability of other mathematical higher grades such as problem-solving ability. Demonstration method is a method of learning that gives students the opportunity to see a process that is done with the use of props. The research was distributed by low comprehension of student's mathematical material of solid figure caused by the teaching method of teacher lectures and learning media are less supportive. This research was carried out in class V SDN 2 Cibogo totalling 27 students with 17 people of male students and 10 people of female students. The purpose of this research was unsettled to find out how the implementation and improvement of mathematical understanding ability on the material up the space in the learning of mathematics by applying the method of demonstration. This research uses action research methods (PTK) and Model Kemmis & McTaggart through 2 cycles. The Data collection techniques used are qualitative and quantitative. The result findings showed an increase in emerging capabilities of mathematical understanding in the solid figure material. On cycle 1 average value of students achieve a passing student learning with 72,41 as much as 67% achieving a minimum passing grad criteria (KKM). While on cycle 2 the average value of the students achieve a passing grade with 80,30 student learning by as much as 81% reached the Minimum passing grad Criteria (KKM). Based on the results of the study it can be concluded that the application of demonstration method can improve the ability of mathematical understanding of students on the solid figure material class V. Students also actively participate during the learning process. Then there are the recommendations for teachers, in order to implement the demonstration method with careful planning, providing sufficient media learning needs, pay attention to students when the activity takes place and not to forget given the demonstration activities will target achieved in order for the activity to take place with good and purposeful.

Keywords: Demonstration methods, The ability of mathematical understanding, Material of solid figure


(7)

Tatu Widyati, 2014

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan dan Pembatasan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Definisi Operasional ... 5

F. Hipotesis Tindakan ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Matematika ... 6

B. Pemahaman Matematis ... 7

C. Pengertian Pembelajaran dan Pembelajaran Matematika SD ... 10

1. Pengertian Pembelajaran ... 10

2. Pembelajaran Matematika SD ... 11

D. Metode Demonstrasi ... 12

1. Definisi Metode Demonstrasi ... 12

2. Langkah-langkah Metode Demonstrasi ... 13

3. Kelibihan Metode Demonstrasi ... 14


(8)

Tatu Widyati, 2014

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Cara Mengatasi Kelemahan Metode Demonstrasi ... 15

E. Materi Bangun Ruang di Kelas V SD ... 16

1. Mengidentifikasi Sifat-sifat Bangun Ruang ... 16

2. Menentukan Jaring-jaring Berbagai Bangun Ruang Sederhana ... 17

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 20

B. Model Penelitian ... 21

C. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian ... 23

D. Prosedur Penelitian ... 24

E. Instrumen Penelitian ... 27

F. Pengolahan Data ... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 32

1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus 1 ... 32

2. Hasil Penelitian Siklus 1 ... 36

3. Refleksi Siklus 1 ... 42

4. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus 2 ... 43

5. Hasil Penelitian Siklus 2 ... 46

6. Refleksi Siklus 2 ... 51

B. Pembahasan ... 52

1. Pelaksanaan ... 52

2. Peningkatan Pemahaman Matematis Materi Bangun Ruang ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 60

B. Saran... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63

LAMPIRAN ... 65 RIWAYAT HIDUP


(9)

Tatu Widyati, 2014

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skoring Rubik Soal Evaluasi ... 28 Tabel 3.2 Interpretasi Gain yang Ternormalisasi ... 31 Tabel 4.1 Hasil Penerapan Metode Demonstrasi Terhadap Materi Bangun

Ruang Sisi Datar Siklus 1 ... 37 Tabel 4.2 Data Nilai Evaluasi Siklus 1 ... 40 Tabel 4.3 Hasil Penerapan Metode Demonstrasi Terhadap Materi Bangun Ruang Sisi Datar Siklus 2 ... 47 Tabel 4.4 Data Nilai Evaluasi Siklus 2 ... 49 Tabel 4.5 Data Nilai Evaluasi Siklus 1 dan Siklus 2 ... 56


(10)

Tatu Widyati, 2014

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kubus ... 16

Gambar 2.2 Prisma Tegak ... 16

Gambar 2.3 Limas ... 17

Gambar 2.4 Jaring-jaring Kotak ... 18

Gambar 2.5 Jaring-jaring Kotak ... 18

Gambar 2.6 Jaring-jaring Balok ... 18

Gambar 2.7 Jaring-jaring Prisma Segi Tiga ... 18

Gambar 2.8 Jaring-jaring Limas Segi Empat ... 19

Gambar 2.9 Jaring-jaring Limas Segi Tiga ... 19


(11)

Tatu Widyati, 2014

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Ketuntasan Belajar Peserta Didik Siklus 1 ... 41

Grafik 4.2 Ketuntasan Belajar Peserta Didik Siklus 2 ... 51

Grafik 4.3 Kenaikan Nilai Rata-rata Peserta Didik ... 57


(12)

Tatu Widyati, 2014

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 ... 65

Lembar Kerja Kelompok Siklus 1 ... 75

Lembar Evaluasi Siklus 1 ... 77

Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus 1 ... 79

Skoring Rubrik Soal Evaluasi Siklus 1 ... 83

Lembar Observasi Siklus 1 ... 84

LAMPIRAN B HASIL PENELITIAN SIKLUS 1 Lembar Kerja Kelompok Siklus 1 ... 87

Lembar Evaluasi Siklus 1 ... 94

Lembar Observasi Siklus 1 ... 100

LAMPIRAN C INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 ... 112

Lembar Kerja Kelompok Siklus 2 ... 120

Lembar Evaluasi Siklus 2 ... 123

Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus 2 ... 126


(13)

Tatu Widyati, 2014

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lembar Observasi Siklus 2 ... 130

LAMPIRAN D

HASIL PENELITIAN SIKLUS 2

Lembar Kerja Kelompok Siklus 2 ... 135 Lembar Evaluasi Siklus 2 ... 141 Lembar Observasi Siklus 2 ... 150

LAMPIRAN E DOKUMENTASI

Foto Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 ... 155 Foto Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 ... 156

LAMPIRAN F SURAT-SURAT

Surat Keputusan Dosen Pembimbing Surat Izin dari Fakultas

Surat Izin Penelitian dari Kabupaten Surat Izin Penelitian dari Sekolah


(14)

Tatu Widyati, 2014

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

Bab I merupakan pendahuluan yang di dalamnya merupakan pembahasan mengenai alasan yang menjadi keresahan peneliti mengenai proses pembelajaran matematika dengan materi bangun ruang sisi datar. Oleh sebab itu dilakukanlah penelitian pada kelas V di SDN 2 Cibogo Lembang. Maka pada Bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, rumusan dan pembahasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan hipotesis.

A. Latar Belakang Masalah

Dalam profesi keguruan dan kependidikan sering kali dihadapkan pada tantangan yang berupa upaya meningkatkan keberhasilan belajar siswa. Sudah banyak upaya yang dilakukan akan tetapi masih banyak juga rasa kekurang puasan atas pencapaian usaha yang sudah dilakukan itu. Maka hal tersebut mendasari banyaknya kerja keras, pemikiran-pemikiran baru untuk mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi.

Salah satu faktor yang mendukung meningkatnya keberhasilan dalam belajar ialah pemahaman siswa terhadap materi pembalajaran. Pemahaman siswa berperan penting dalam proses belajar. Seseorang yang memiliki pemahaman akan cenderung lebih mudah mencapai keberhasilan yang diinginkan. Maka pemahaman belajar perlu ditingkatkan dalam upaya meningkatkan keberhasilan belajar siswa.

Upaya meningkatkan pemahaman belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara. Adapun yang menjadi tugas pendidik satu diantaranya, pendidik atau guru dituntut mencari cara untuk meningkatkan pemahaman belajar siswa. Peran pendidik sangatlah penting dalam proses peningkatan hasil belajar ini. Maka dari itu sudah sepantasnya pendidik mencari cara atau strategi untuk menciptakan suasana yang kondusif ketika proses belajar berlangsung dan merencanakan pembelajaran yang lebih mudah dipahami


(15)

2

siswa, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai maksimal dan hasil belajar meningkat sesuai harapan.

Banyaknya keluhan dalam kegiatan pembalajaran matematika merupakan hal umum yang sudah kita ketahui sebelumnya. Sering terdengarnya keluhan-keluhan tersebut bukan hanya bersumber dari siswa akan tetapi bersumber dari pendidik pun tidak sedikit. Sebagian dari beberapa kesulitan yang sering dihadapi siswa diantaranya, pelajaran matematika terasa terlalu sulit, sulit dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari dan proses pembelajaran yang membosankan.

Dijenjang pendidikan manapun bahwa yang diharapkan adalah dapat optimal, berjalan lancar, dan tercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Untuk mewujudkan itu semua, maka guru harus berupaya, berinisiatif dan merealisasikanya dalam proses pembelajaran, bagaimana caranya agar siswa dapat mencapai tujuan belajarnya. Hal tersebut membuat guru atau pendidik harus memiliki skenario untuk mencapai arah tujuan karena di dalam kegiatan proses belajar mengajar matematika banyak masalah atau materi yang sulit untuk dipecahkan. Oleh karena itu guru harus menentukan atau mencari metode yang tepat dan relevan sesuai dengan pokok bahasan yang akan disampaikan dalam pokok bahasan yang akan disampaikan dalam kegiatan proses belajar mengajar matematika, sebab pada umumnya orang banyak beranggapan bahwa berhasil atau tidaknya siswa dalam proses pembelajaran masih tergantung kepada peran guru.

Pada siswa kelas V di SD Negeri 2 Cibogo peneliti menemukan permasalahan ketika mengadakan kegiatan siswa berupa pengamatan bentuk bangun ruang menggunakan gambar. Siswa mengalami kesulitan untuk memahami konsep bangun ruang yaitu kesulitan menentukan sisi, rusuk dan titik sudut. Untuk mengatasi hal tersebut, seorang pendidik atau guru harus mempunyai metode yang dapat membantu dalam meningkatkan pemahaman belajar siswanya. Dengan kesulitan itu maka penulis ingin mencoba siswa untuk belajar menggunakan metode pembelajaran yang sekiranya dapat


(16)

3

sesuai dengan penggunaan media kongkrit yang lebih mudah untuk diamati secara langsung.

Menurut Zoltan P. Dienes (Ruseffendi, 1980:135) ada beberapa alasan mengapa untuk memahami sesuatu anak perlu diberi beraneka ragam materi konkrit sebagai model (representasi) konkrit dari konsep itu, diantaranya:

1. Dengan melihat bagaimana contoh siswa akan memperoleh penghayatan yang lebih benar.

2. Dengan banyak contoh itu ia akan lebih banyak dapat menerapkan konsep itu ke dalam situasi yang lain.

Kemudian adapun pengertian metode demonstrasi menurut Sanjaya (2013:152) “metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan”. Maka peneliti memilih metode demonstrasi sebagai upaya meningkatkan kemampuan pemahaman matematis siswa pada materi bangun ruang.

Karena penulis akan mencoba meneliti pada mata pelajaran matematika maka penulis lebih memfokuskan pada pemahaman matematis siswa. Maka disini penulis akan mencoba mengadakan peneitian yang dirumuskan ke dalam judul penelitian sebagai berikut: Penerapan Metode Demonstrasi

untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang, sebagai penelitian

tindakan kelas di SD Negeri 2 Cibogo khususnya di kelas V.

B. Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan metode demonstrasi dalam upaya meningkatkan kemampuan pemahaman matematis siswa?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa pada pembelajaran matematika materi bangun ruang dengan menggunakan metode demonstrasi


(17)

4

C. Tujuan

Hasil penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan metode demonstrasi dalam upaya meningkatkan kemampuan pemahaman matematis siswa pada materi pelajaran bangun ruang.

2. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa pada pembelajaran matematika materi bangun ruang dengan menggunakan metode demonstrasi.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pembaca

a. Menjadi satu diantara banyaknya pengetahuan dari hasil penelitian dibidang matematika khususnya pada materi pelajaran bangun ruang. b. Untuk memberi informasi pada pembaca tentang proses pembelajaran

matematika pada materi pelajaran bangun ruang dengan menggunakan metode demonstrasi.

c. Untuk memberi informasi pada pembaca tentang efektif tidaknya penggunaan metode demonstrasi pada materi pelajaran bangun ruang untuk meningkatkan pemahaman matematis siswa.

2. Bagi siswa

Meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi pelajaran bangun ruang.

3. Bagi guru

Mendapatkan pengalaman tentang penerapan metode demonstrasi dan merupakan upaya peningkatan kemampuan dalam profesi guru.

4. Bagi sekolah

Memberikan masukan kepada kepala sekolah dalam usaha perbaikan proses pembelajaran para guru sehingga mutu pendidikan dapat meningkat.


(18)

5

E. Definisi Operasional

1. Metode demonstrasi adalah metode penyajian pembelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya secara tiruan. Adapun tahapan metode demonstrasi yaitu:

a. Tahap 1. Melakukan demonstrasi dengan menarik perhatian siswa. b. Tahap 2. Mengingat pokok-pokok materi yang akan

didemonstrasikan agar mencapai sasaran.

c. Tahap 3. Memperhatikan keadaan siswa, apakah semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik.

d. Tahap 4. Menghindari ketegangan e. Tahap 5. Evaluasi

2. Pemahaman matematis adalah kemampuan untuk dapat menyebutkan kembali konsep dalam bentuk kata-kata atau angka atau bentuk lainya, mengklasifikasikan objek, memberikan contoh dari konsep dan menghubungkan konsep lama dengan konsep yang baru.

3. Bangun Ruang

Bangun ruang adalah bangun ruang sisi datar geometris tiga dimensi yang memiliki volume. Bangun ruang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bangun ruang sisi datar kubus, balok, prisma, dan limas.

F. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: "Kemampuan pemahaman matematis siswa dapat meningkat apabila materi bangun ruang pada mata pelajaran matematika dilaksanakan dengan menerapkan metode demonstrasi".


(19)

Tatu Widyati, 2014

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III merupakan pembahasan mengenai metode penelitian. Metode penelitian tersebut merupakan bagaimana teknis yang harus dilaksanakan pada penelitian, alat apa yang digunakan untuk mengukur hal yang hendak menjadi sasaran penelitian hingga teknik yang digunakan untuk mengolah data yang diperoleh. Maka pada Bab ini akan dibahas mengenai metode penelitian yang digunakan, model metode penelitian yang digunakan, lokasi penelitian, waktu penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian, instrument penelitian dan cara pengolahan data.

A. Metode Penelitian

Dalam penelitian banyak metode yang sudah sering digunakan, tetapi penelitian untuk perbaikan proses pembelajaran atau perbaikan prestasi belajar siswa. Pada penelitian ini guru perlu berperan serta aktif untuk mengembangakan pengetahuan dan keterampilanya sendiri. Juga tidak kalah penting bahwa pengetahuan guru sangat berpengaruh langsung dalam memacu perubahan perilaku termasuk tindakan guru dalam mengelola pembelajaran serta pengetahuan yang dibangun sendiri oleh guru, sehingga guru akan lebih profesional.

Maka pada penelitian ini akan lebih tepat dengan Metode Penelitian Tindakan Kelas/ Classroom Action Research, karena dengan Metode Penelitian Tindakan Kelas guru selalu dipacu oleh dorongan untuk berbuat lebih baik pada setiap tindakan, sehingga akan terlihat dampak hasilnya terhadap perkembangan prestasi siswa.


(20)

21

Kasihani (Sukayati, 2008:8) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan PTK adalah penelitian praktis, bertujuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran di kelas dengan cara melakukan tindakan-tindakan.

Menurut Suyanto (Sukayati, 2008:8) secara singkat PTK dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu, untuk memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional.

B. Model Penelitian

Langkah-langkah PTK menurut Model Kemmis dan Mc Taggart (Sukayati, 2008:17) penelitian tindakan dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral dari penyusunan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi yang selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya.

1. Refleksi awal

Refleksi awal ialah kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan informasi sebelum melaksanakan penelitian. Kegiatan ini berupa pengamatan untuk mengenali situasi awal hingga bisa disimpulkan dari kegiatan tersebut bahwa masalah yang terjadi perlu dicari solusinya. Maka setelah dilakukan pengamatan peneliti dapat menetapkan tujuan penelitian. 2. Penyusunan perencanaan

Penyusunan perencanaan dibuat berdasarkan hasil analisis refleksi awal. Perencanaan ini berupa tindakan yang akan dilakukan untuk memberi solusi dari permasalahan yang dimaksud. Akan tetapi perencanaan ini bersifat fleksibel sesuai dengan kondisi yang terjadi. 3. Pelaksanaan tindakan


(21)

22

Pelaksanaan tindakan berupa upaya yang dilakukan atau perubahan yang dilakukan dengan pedoman rencana tindakan. Tindakan yang dilakukan dalam PTK sebaiknya memperhatikan teori-teori yang berhubungan dengan perencanaan agar hasil yang didapatkan meningkat dan maksimal.

4. Observasi (pengamatan)

Kegiatan observasi dalam PTK berupa kegiatan untuk mengumpulkan data dalam penelitian formal. Pada kegiatan ini peneliti mengamati hasil atau perubahan dari pelaksanaan tindakan yang dilakukan terhadap siswa. Istilah observasi dipakaikan karena data yang dikumpulkan melalui teknik observasi.

5. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis, interpretasi terhadap data-data yang didapatkan dari kegiatan pelaksanaan tindakan. Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil-hasil atau perubahan yang terjadi pada siswa dari pelaksanaan tindakan yang dilakukan. Data-data yang terkumpul perlu dipelajari kaitan antara satu dengan lainnya dan kaitannya dengan teori atau hasil penelitian yang telah ada dan relevan. Melalui refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam. Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari PTK yaitu untuk memahami terhadap proses dan hasil yang terjadi, yaitu berupa perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan.

Pada hakekatnya model Kemmis dan Taggart berupa perangkat-perangkat atau untaian dengan setiap perangkat-perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang dipandang sebagai suatu siklus. Banyaknya siklus dalam PTK tergantung dari permasalahan-permasalahan yang perlu dipecahkan, yang pada umumnya lebih dari satu siklus. PTK yang dikembangkan dan


(22)

23

dilaksanakan oleh para guru di sekolah pada umumnya merupakan siklus-siklus yang berulang.

Secara mudah PTK yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart dapat digambarkan dengan diagram alur berikut ini.

Gambar 3.1 Diagram Alur PTK Model Kemmis dan McTaggart (Sukayati, 2008:17)

C. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan dikelas V SDN 2 Cibogo Kecamatan Cikole Lembang Kabupatem Bandung Barat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei pada minggu ke-4 dan Juni minggu pertama.

Subjek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah siswa kelas V SDN 2 Cibogo Kecamatan Cikole Lembang Kabupatem Bandung Barat tahun ajaran 2013-2014 sebanyak 27 orang siswa yang terdiri dari 17 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan.


(23)

24

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi yang dilakukan berupa kegiatan mengamati pembelajaran untuk merumuskan masalah yang terjadi pada pembelajaran matematika.

2. Perencanaan tindakan siklus 1 yang dilakukan berupa pembuatan RPP, penyusunan langkah-langkah metode demonstrasi untuk materi bangun ruang sisi datar, pembuatan media, penyusunan bahan ajar yang disesuaikan dengan KD mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang dan permasalahan yang ditemukan di kelas tersebut, pembuatan lembar kerja siswa, pembuatan alat evaluasi dan pembuatan lembar observasi proses pembelajaran.

3. Pelaksanaan tindakan siklus 1 yang dilakukan yaitu:

 Guru melakukan demonstrasi menggunakan model bangun ruang sisi datar.

 Guru dan siswa bertanya jawab mengenai sifat-sifat bangun ruang sisi datar dan benda-benda yang berbentuk bangun ruang sisi datar.

 Guru mengarahkan siswa untuk melaksanakan demonstrasi.

 Guru membagikan alat dan bahan peraga bangun ruang sisi datar kepada setiap kelompok.

 Guru membimbing siswa untuk memeriksa kembali alat dan bahan peraga dari masing masing bangun ruang sisi datar.

 Siswa melakukan demonstrasi membuat bangun ruang sisi datar bergiliran dengan bimbingan guru.


(24)

25

 Guru meminta siswa berdiskusi secara berkelompok mengerjakan soal-soal yang relevan.

 Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya bergiliran.

 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami.

 Guru meminta salah satu siswa untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Memberikan penghargaan kepada kelompok yang unggul.

 Guru memberikan evaluasi akhir untuk mengukur ketercapaian siswa terhadap tujuan pembelajaran.

4. Observasi saat tindakan siklus 1 dilakukan berupa kegiatan mengamati kegiatan pembelajaran, kegiatan peneliti dan kegiatan siswa.

5. Refleksi

Refleksi siklus 1 yang dilakukan merupakan perumusan kekurangan dan kendala yang dialami pada saat pelaksanaan tindakan siklus 1. Ketika hasil belum mencapai yang diharapkan maka dilakukan perbaikan pada siklus selanjutnya.

6. Perencanaan tindakan siklus 2 yang dilakukan merupakan perbaikan dari hasil refleksi siklus sebelumnya berupa pembuatan RPP, penyusunan langkah-langkah metode demonstrasi untuk materi jaring-jaring bangun ruang sisi datar, pembuatan media, penyusunan bahan ajar yang disesuaikan dengan KD menentukan jaring-jaring bangun ruang dan permasalahan yang ditemukan di kelas tersebut, pembuatan lembar kerja siswa, pembuatan alat evaluasi dan pembuatan lembar observasi proses pembelajaran.


(25)

26

 Guru melakukan demonstrasi membuat jaring-jaring bangun ruang sisi datar menggunakan model bangun ruang sisi datar dengan

membongkar bangun ruang sisi datar hingga menjadi jaring-jaring.

 Guru dan siswa bertanya jawab mengenai jaring-jaring bangun ruang sisi datar.

 Guru mengarahkan siswa untuk melaksanakan demonstrasi.

 Guru membagikan alat dan bahan peraga bangun ruang sisi datar kepada setiap kelompok.

 Guru membimbing siswa untuk memeriksa kembali alat dan bahan peraga dari masing masing bangun ruang sisi datar.

 Siswa melakukan demonstrasi membuat jaring-jaring bangun ruang sisi datar bergiliran dengan bimbingan guru.

 Siswa melakukan demonstrasi melipat jaring-jaring bangun ruang sisi datar.

 Guru meminta siswa berdiskusi secara berkelompok mengerjakan soal-soal yang relevan.

 Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya bergiliran.

 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami.

 Guru meminta salah satu siswa untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang unggul.

 Guru memberikan evaluasi akhir untuk mengukur ketercapaian siswa terhadap tujuan pembelajaran.

8. Observasi saat tindakan siklus 2 dilakukan berupa kegiatan mengamati kegiatan pembelajaran, kegiatan peneliti dan kegiatan siswa.

9. Refleksi siklus 2 yang dilakukan merupakan perumusan kekurangan dan kendala yang dialami pada saat pelaksanaan tindakan siklus 2. Ketika hasil belum mencapai yang diharapkan maka dilakukan perbaikan pada siklus selanjutnya.


(26)

27

E. Instrumen Penelitian

1. Test

a. LKS (Lembar Kerja Siswa)

Lembar Kerja Siswa berupa pertanyaan-pertanyaan atau masalah-masalah yang bersangkutan dengan materi sesuai dengan KD untuk mengarahkan siswa dalam pengerjaan tugas.

b. Lembar Evaluasi

Lembar Evaluasi berupa pertanyaan-pertanyaan atau masalah-masalah yang bersangkutan dengan materi sesuai dengan KD untuk sebagai instrumen pengumpulan data untuk mengetahui kemampuan siswa pada akhir pembelajaran.

2. Non Test

a. Lembar observasi guru

Lembar observasi guru berfungsi sebagai alat ukur untuk menentukan arah pembelajaran menuju pada RPP yang digunakan oleh guru pelaksana penelitian.

F. Pengolahan Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan kuantitatif .


(27)

28

Analisis kualitatif digunakan pada data hasil observasi dan penilaian RPP dengan tringulasi. Menurut Ruswandi (2010: 202), triangulasi dapat diartikan suatu cara untuk mendapatkan keakuratan data dengan menggunakan berbagai cara/prosedur/metode agar data yang diperoleh dapat dipercaya kebenarannya. Pada penelitian ini, kebenaran tersebut diperoleh dari dua sudut pandang, yaitu sudut pandang guru sebagai peneliti dan sudut pandang mitra peneliti yang sebagai observer. Sudut pandang guru sebagai peneliti melalui catatan anekdot, dan sudut pandang mitra peneliti melalui lembar observasi guru dan lembar observasi siswa. 2. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif digunakan pada data hasil tes kemampuan pemahaman konsep operasi hitung bilangan bulat dengan statistika deskriptif.

a. Penyekoran hasil tes

Skala poin untuk setiap butir soal memiliki bobot yang berbeda. Oleh karena itu, dibuat skoring rubrik sebagai pedoman penyekoran hasil tes sebagai berikut:

Tabel 3.1

Skoring Rubrik Soal Evaluasi

No Skor Keterangan

1. 1 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban 2. 1 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban 3. 1 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban 4. 1 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban 5. 1 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban 6. 1 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban 7. 1 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban 8. 1 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban


(28)

29

9. 1 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban 10. 1 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban 11. 1 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban 12. 1 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban 13. 1 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban 14. 1 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban 15. 1 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban 16. 1 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban 17. 1 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban 18. 1 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban

19. 2 Menjawab 2 point sesuai dengan kunci jawaban 20. 4 Menjawab 4 point sesuai dengan kunci jawaban 21. 1 Menjawab 1 point sesuai dengan kunci jawaban 22. 1 Menjawab 1 point sesuai dengan kunci jawaban

23. 5 Menggambar jaring-jaring kubus tetapi tidak rapih dan atau ukuran ada yang berbeda.

10 Menggambar jaring-jaring kubus dengan rapih dan ukuran sesuai 24. 5 Menggambar jaring-jaring balok tetapi tidak rapih dan atau ukuran

ada yang berbeda.

10 Menggambar jaring-jaring balok dengan rapih dan ukuran sesuai 25. 5 Menggambar jaring-jaring prisma segi tiga tetapi tidak rapih dan

atau ukuran ada yang berbeda.

10 Menggambar jaring-jaring prisma segi tiga dengan rapih dan ukuran sesuai

26. 5 Menggambar jaring-jaring limas segi empat tetapi tidak rapih dan atau ukuran ada yang berbeda.

10 Menggambar jaring-jaring limas segi empat dengan rapih dan ukuran sesuai

27. 10 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban 28. 10 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban


(29)

30

29. 10 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban 30. 10 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban 31. 10 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban 32. 10 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban 33. 10 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban 34. 10 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban 35. 10 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban

b. Menghitung nilai rata-rata kelas dengan rumus (Riana, 2013:50): X = ∑�

Keterangan:

∑N = total nilai yang diperoleh siswa N = jumlah siswa

X = nilai rata-rata kelas

c. Menghitung presentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal dengan rumus (Riana, 2013:50):

TB = ∑�≥63 x 100 % Keterangan:

∑S ≥ 63 = jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar dari atau sama dengan 63

n = banyak siswa

100 % = bilangan tetap

TB = ketuntasan belajar

d. Menghitung peningkatan kemampuan siswa

Dari data hasil tes kemampuan pemahaman matematis ditentukan besarnya gain dengan perhitungan sebagai berikut menurut Prabawanto (Riana, 2013:50):

g = (skor tes siklus ke-i + 1) – (skor tes siklus ke-i)

Untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman matematis dengan mengetahui gain rata-rata yang telah dinormalisasi


(30)

31

berdasarkan efektivitas pembelajaran menurut Prabawanto (Riana, 2013:50):

<g> = � �� � �−�+1 − ( � � �−�)

( � � �−�)

Berikut kriteria efektivitas pembelajaran menurut Hake (Riana, 2013:51) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Interpretasi Gain yang Ternormalisasi

Nilai <g> Interpretasi

0,00 – 0,30 Rendah

0,31 – 0,70 Sedang


(31)

Tatu Widyati, 2014

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V merupakan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran untuk tindak lanjut pembelajaran yang akan lebih memperbaiki kendala-kendala yang ditemui pada saat pelaksanaan penelitian. Maka pada Bab ini penulis membuat kesimpulan berdasarkan analisis dan memberikan beberapa masukan agar proses pembelajaran dapat terus menuju kualitas yang lebih baik agar mencapai tujuan pembelajaran dan tujuan pendidikan.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan tentang penerapan metode demonstrasi untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis materi bangun ruang pada siswa kelas V SDN 2 Cibogo, diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pembelajaran matematika dengan penerapan metode demonstrasi untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis materi bangun ruang pada siswa kelas V SDN 2 Cibogo telah terlaksana dengan kondusif sesuai dengan langkah-langkah metode demonstrasi yaitu tahap 1. Melakukan demonstrasi dengan menarik perhatian siswa, tahap 2. Mengingat pokok-pokok materi yang akan didemonstrasikan agar mencapai sasaran, Tahap 3. Memperhatikan keadaan siswa, apakah semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik, tahap 4. Menghindari ketegangan dan tahap 5. Evaluasi. Adapun kegiatan siswa diantaranya memperhatikan demonstrasi guru, mencoba melakukan demonstrasi, berdiskusi, mempresentasikan hasil diskusi, menarik kesimpulan dan melakukan evaluasi.

2. Peningkatan kemampuan pemahaman matematis materi bangun ruang pada siswa kelas V SDN 2 Cibogo setelah pembelajaran Matematika


(32)

61

dengan penerapan metode demonstrasi terjadi secara cukup signifikan dalam setiap siklusnya. Hal tersebut terbukti dari selisih skor rata-rata suatu siklus dengan siklus sebelumnya serta persentase siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Peningkatan pada kemampuan pemahaman matematis siswa terlihat dari perolehan nilai rata-rata pada siklus 1 mencapai 72,41 dengan persentase 61% peserta didik mencapai KKM yaitu sebanyak 18 siswa. Kemudian meningkat pada siklus 2, nilai rata-rata mencapai 80,30 dengan 81% siswa mencapai KKM yaitu sebanyak 22 siswa.

B. Saran

Melalui penelitian ini, peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi Guru

Guru sebaiknya menerapkan metode demonstrasi pada pembelajaran khususnya Matematika karena metode ini ini terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan pemahaman matematis materi bangun ruang pada siswa. Selain itu, perencanaan pembelajaran perlu dipersiapkan lebih matang agar pembelajaran berlangsung dengan efektif. Selain itu penerapan metode demonstrasi juga membutuhkan dukungan media yang menunjang dan langkah-langkah pengerjaan yang tidak menyulitkan siswa dalam pembelajaran agar siswa tidak merasa jenuh dan mendapat hasil yang diharapkan. Guru juga harus meningkatkan profesionalitasnya agar kualitas pembelajaran meningkat.

2. Bagi Sekolah

Sekolah perlu mendukung guru untuk menerapkan metode demonstrasi pada pembelajaran agar guru dapat lebih profesional lagi agar kualitas pembelajaran dapat meningkat. Sekolah juga perlu menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran di kelas.


(33)

62

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian tindakan kelas mengenai penerapan metode demonstrasi untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis khususnya dalam materi bangun ruang pada siswa kelas V SDN 2 Cibogo perlu dilanjutkan oleh peneliti selanjutnya untuk dapat memperoleh hasil yang benar-benar optimal.


(34)

Tatu Widyati, 2014

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Apiati, Vepi (2012). Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan

Masalah Matematis Siswa Melalui Metode Inkuiri Model Alberta.

Tesis UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Dimyati. Mudjiono (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Heruman (2008). Hakikat Matematika dan Pembelajaran di SD halaman

25-27. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/MODEL_PEMBELAJARAN_MATEMATIKA/HAKIKA T_MATEMATIKA.pdf [27 November 2013 pukul 12.22 WIB]. Karso. dkk (2008). Pendidikan Matematika 1. Jakarta: Universitas Terbuka. Kesuma, Dharma (Tim Work Shop SSP) (2010). Indikator Capaian

Kompetensi Pedoman dan Teori Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Bandung: Tidak diterbitkan.

Kurniawan, Rudy. (2010) Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan

Pemecaham Masalah Matematis Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual pada Siswa Sekolah Menengah Kejuruan.

Disertasi UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Lisdianti, Tina (2011). Pemahaman Matematis. [Online]. Tersedia: http://www.slideshare.net/ interest_matematika_2011//pp-pemahaman-matematis-tina-lisdianti. [12 Maret 2014].

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (2003). Kamus Matematika. Jakarta: Balai Pustaka.

Riana, Hana Permatasari (2013). Penerapan Pendekatan Problem Solving

untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV A SDN 2 Cibodas Kecamatan Lembang). Skripsi UPI. Bandung:

Tidak diterbitkan.

Ruseffendi, E.T (1980). Pengantar Kepada Mengembangkan Kompetensi

Guru Matematika untuk Meningkatkan CBSA Pengajaran Matematika Modern untuk Orang Tua Murid Guru dan SPG.


(35)

64

Ruswandi et al. (2010). Metode Penelitian Pendidikan SD. Bandung: UPI Press.

Sagala, Syaiful (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. ALFABETA.

Sanjaya, Wina (2013). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Setiawan, Iwan (2012). Penerapan Metode Demonatrasi untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Sukamenak pada Pembelajaran IPA Tentang Peristiwa Alam. Skripsi UPI. Bandung: Tidak

diterbitkan.

Simamora, Roymond H. (2008). Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.

Suherman, Erman (2010). Belajar dan Pembelajaran Matematika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Sukayati (2008). Penelitian Tindakan Kelas di SD. Yogyakarata: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Matematika.

Sunaryo, R. J. (2008) Matematika 5 SD dan MI Kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Zainal, Muhamad Abidin (2013). Pemahaman Matematis. [Online]. Tersedia:

http://www.masbied.com/2013/04/09/artikel-pemahaman-matematis. [16 Maret 2014, pukul 20.29 WIB].


(1)

31

berdasarkan efektivitas pembelajaran menurut Prabawanto (Riana, 2013:50):

<g> = � �� � �−�+1 − ( � � �−�) ( � � �−�)

Berikut kriteria efektivitas pembelajaran menurut Hake (Riana, 2013:51) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Interpretasi Gain yang Ternormalisasi

Nilai <g> Interpretasi

0,00 – 0,30 Rendah

0,31 – 0,70 Sedang


(2)

Tatu Widyati, 2014

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V merupakan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran untuk tindak lanjut pembelajaran yang akan lebih memperbaiki kendala-kendala yang ditemui pada saat pelaksanaan penelitian. Maka pada Bab ini penulis membuat kesimpulan berdasarkan analisis dan memberikan beberapa masukan agar proses pembelajaran dapat terus menuju kualitas yang lebih baik agar mencapai tujuan pembelajaran dan tujuan pendidikan.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan tentang penerapan metode demonstrasi untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis materi bangun ruang pada siswa kelas V SDN 2 Cibogo, diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pembelajaran matematika dengan penerapan metode demonstrasi untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis materi bangun ruang pada siswa kelas V SDN 2 Cibogo telah terlaksana dengan kondusif sesuai dengan langkah-langkah metode demonstrasi yaitu tahap 1. Melakukan demonstrasi dengan menarik perhatian siswa, tahap 2. Mengingat pokok-pokok materi yang akan didemonstrasikan agar mencapai sasaran, Tahap 3. Memperhatikan keadaan siswa, apakah semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik, tahap 4. Menghindari ketegangan dan tahap 5. Evaluasi. Adapun kegiatan siswa diantaranya memperhatikan demonstrasi guru, mencoba melakukan demonstrasi, berdiskusi, mempresentasikan hasil diskusi, menarik kesimpulan dan melakukan evaluasi.

2. Peningkatan kemampuan pemahaman matematis materi bangun ruang pada siswa kelas V SDN 2 Cibogo setelah pembelajaran Matematika


(3)

61

dengan penerapan metode demonstrasi terjadi secara cukup signifikan dalam setiap siklusnya. Hal tersebut terbukti dari selisih skor rata-rata suatu siklus dengan siklus sebelumnya serta persentase siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Peningkatan pada kemampuan pemahaman matematis siswa terlihat dari perolehan nilai rata-rata pada siklus 1 mencapai 72,41 dengan persentase 61% peserta didik mencapai KKM yaitu sebanyak 18 siswa. Kemudian meningkat pada siklus 2, nilai rata-rata mencapai 80,30 dengan 81% siswa mencapai KKM yaitu sebanyak 22 siswa.

B. Saran

Melalui penelitian ini, peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi Guru

Guru sebaiknya menerapkan metode demonstrasi pada pembelajaran khususnya Matematika karena metode ini ini terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan pemahaman matematis materi bangun ruang pada siswa. Selain itu, perencanaan pembelajaran perlu dipersiapkan lebih matang agar pembelajaran berlangsung dengan efektif. Selain itu penerapan metode demonstrasi juga membutuhkan dukungan media yang menunjang dan langkah-langkah pengerjaan yang tidak menyulitkan siswa dalam pembelajaran agar siswa tidak merasa jenuh dan mendapat hasil yang diharapkan. Guru juga harus meningkatkan profesionalitasnya agar kualitas pembelajaran meningkat.

2. Bagi Sekolah

Sekolah perlu mendukung guru untuk menerapkan metode demonstrasi pada pembelajaran agar guru dapat lebih profesional lagi agar kualitas pembelajaran dapat meningkat. Sekolah juga perlu menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran di kelas.


(4)

62

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian tindakan kelas mengenai penerapan metode demonstrasi untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis khususnya dalam materi bangun ruang pada siswa kelas V SDN 2 Cibogo perlu dilanjutkan oleh peneliti selanjutnya untuk dapat memperoleh hasil yang benar-benar optimal.


(5)

Tatu Widyati, 2014

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Apiati, Vepi (2012). Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan

Masalah Matematis Siswa Melalui Metode Inkuiri Model Alberta.

Tesis UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Dimyati. Mudjiono (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Heruman (2008). Hakikat Matematika dan Pembelajaran di SD halaman

25-27. [Online]. Tersedia:

http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/MODEL_PEMBELAJARAN_MATEMATIKA/HAKIKA T_MATEMATIKA.pdf [27 November 2013 pukul 12.22 WIB]. Karso. dkk (2008). Pendidikan Matematika 1. Jakarta: Universitas Terbuka. Kesuma, Dharma (Tim Work Shop SSP) (2010). Indikator Capaian

Kompetensi Pedoman dan Teori Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Bandung: Tidak diterbitkan.

Kurniawan, Rudy. (2010) Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan

Pemecaham Masalah Matematis Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual pada Siswa Sekolah Menengah Kejuruan.

Disertasi UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Lisdianti, Tina (2011). Pemahaman Matematis. [Online]. Tersedia: http://www.slideshare.net/ interest_matematika_2011//pp-pemahaman-matematis-tina-lisdianti. [12 Maret 2014].

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (2003). Kamus Matematika. Jakarta: Balai Pustaka.

Riana, Hana Permatasari (2013). Penerapan Pendekatan Problem Solving

untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV A SDN 2 Cibodas Kecamatan Lembang). Skripsi UPI. Bandung:

Tidak diterbitkan.

Ruseffendi, E.T (1980). Pengantar Kepada Mengembangkan Kompetensi

Guru Matematika untuk Meningkatkan CBSA Pengajaran Matematika Modern untuk Orang Tua Murid Guru dan SPG.


(6)

64

Ruswandi et al. (2010). Metode Penelitian Pendidikan SD. Bandung: UPI Press.

Sagala, Syaiful (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. ALFABETA.

Sanjaya, Wina (2013). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Setiawan, Iwan (2012). Penerapan Metode Demonatrasi untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Sukamenak pada Pembelajaran IPA Tentang Peristiwa Alam. Skripsi UPI. Bandung: Tidak

diterbitkan.

Simamora, Roymond H. (2008). Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.

Suherman, Erman (2010). Belajar dan Pembelajaran Matematika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Sukayati (2008). Penelitian Tindakan Kelas di SD. Yogyakarata: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Matematika.

Sunaryo, R. J. (2008) Matematika 5 SD dan MI Kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Zainal, Muhamad Abidin (2013). Pemahaman Matematis. [Online]. Tersedia: http://www.masbied.com/2013/04/09/artikel-pemahaman-matematis. [16 Maret 2014, pukul 20.29 WIB].


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS PADA SISWA SEKOLAH DASAR MATERI BANGUN RUANG SEDERHANA :Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN 1 Cibogo Kabupaten Bandung Barat:.

0 5 40

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MENGENAI MATERI PESAWAT SEDERHANA : Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas V SDN 3 Cibogo, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

0 1 33

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI BUNYI PADA MATA PELAJARAN IPA : Penelitian Tindakan Kelas Dilaksanakan pada Siswa Kelas IV B SD Negeri 4 Cibogo Kabupaten Bandung Barat.

0 5 34

PENERAPAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI POKOK BILANGAN PECAHAN :Penelitian Tindakan Kelas Dilaksanakan pada Siswa Kelas IV SDN 2 Cibogo Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

0 2 37

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTIK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG TANAH (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V di SDN 02 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat).

0 1 43

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SD PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK BANGUN DATAR :Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Barunagri Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

1 3 26

PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SD PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK BANGUN RUANG :Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Barunagri Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

1 5 32

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG DI KELAS IV SEMESTER 2 SDN 2 LANGENSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 0 31

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATAKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG DI KELAS IVB SEMESTER II SDN 2 LANGENSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 0 32

PENERAPAN METODE MIND MAPPING (PETA PIKIRAN) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG : Penelitian Tindakan Kelas di SDN 1 Langensari Kelas V Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 Kecamatan Lembang Kabupaten

0 9 29