Peningkatan prestasi belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe berpikir berpasangan pada mata pelajaran IPS siswa kelas II B SD Kanisius Sorowajan semester genap tahun pelajaran 2010/2011 - USD Repository
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BERPIKIR BERPASANGAN
PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS II B SD KANISIUS
SOROWAJAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Lia Pratiwi
NIM: 091134163
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
SKRIPSI PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BERPIKIR BERPASANGAN PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS II B SD KANISIUS SOROWAJAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh: Lia Pratiwi
NIM: 091134163 Telah disetujui oleh:
Pembimbing Drs. Paulus Wahana, M. Hum Tanggal,13 Januari 2012
SKRIPSI
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BERPIKIR BERPASANGAN
PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS II B SD KANISIUS
SOROWAJAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Dipersiapkan dan ditulis oleh Lia Pratiwi
NIM: 091134163 Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
Pada tanggal 24 Januari 2012 Dan dinyatakan memenuhi syarat
SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama
Tanda Tangan Ketua : Drs. Puji Purnomo, M.Si ......................... Sekretaris : Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd ......................... Angota : 1. Drs. Paulus Wahana, M.Hum. .........................
2. Drs. J. Sumedi .........................
3. Drs. Y.B. Adimassana, M.A. .........................
Yogyakarta, 24 Januari 2012 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Dekan,
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karyaku ini untuk:
1. Yesus, yang telah melukiskan hidupku dengan lukisan dan warna yang indah.
2. Ibuku tersayang yang memberikan motivasi serta dukungan baik moril maupun materil.
3. Kakak-kakak serta keponakanku yang selalu membuatku tersenyum saat aku mulai kehilangan semangat.
4. Buat kekasih serta motivatorku Galih, terimakasih atas kesabaran serta dukungan selama ini, Thanks for everything.
5. Tidak lupa juga teman-temanku Jelly, Sofie, Putri, Devi, Qrun, Menuk, Sekar serta teman-teman yang tak bias aku tuliskan satu per satu yang selalu setia menghiburku saat aku merasa sendirian.
6. Teman-teman guru SDK Sorowajan Bu Nuki, Bu Maria, Pak Kris, Bu Agnes, Bu Ririn, Pak Vitus, Pak Aji, serta semua pihak yang tak bias aku tuliskan satu persatu, terimakasih telah membantu dan mendukungku selama ini.
MOTTO
Do The Best In Your Live Saat satu pintu tertutup, maka sadarilah bahwa ada banyak pintu lain yang terbuka
Berikan doa dan senyum kepada orang yang membenci diri kita Saat kita memandang seseorang hanya dari sisi buruknya, sadarilah bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan sisi baik pula
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebut dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 24 Januari 2012 Penulis, Lia Pratiwi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Lia Pratiwi Nomor Mahasiswa : 091134163 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BERPIKIR BERPASANGAN
PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS II B SD KANISIUS
SOROWAJAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2010/2011
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun pemberian royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal, 24 Januari 2012 Yang menyatakan Lia Pratiwi
ABSTRAK
LiaPratiwi, 2012, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dengan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Berpikir Berpasangan Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas II B SD
Kanisius Sorowajan Tahun pelajaran 2010/2011Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe berpikir berpasangan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS pokok bahasan kedudukan dan peran masing-masing anggota keluarga.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah 32 siswa kelas IIB SD Kanisius Sorowajan TahunPelajaran 2010/2011 yang terdiri dari 19 laki-laki dan 13 perempuan. Analisis data dilakukan dengan mencari nilai rata-rata sebelum siklus pertama, sesudah siklus pertama, dan setelah siklus kedua.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe berpikir berpasangan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.Hal ini terbukti dari rata-rata kelas yang diperoleh siswa yaitu sebesar 67,09 pada siklus pertama dan 75,5 pada siklus kedua. Pada siklus pertama terdapat 56,25% siswa mencapai KKM, sedangkan pada siklus kedua, siswa yang mencapai KKM sebesar 71,88%.
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif berpikir berpasangan ternyata dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS siswa kelas IIB SD Kanisius Sorowajan tahun pelajaran 2010/2011. , Kata kunci: Model pembelajaran kooperatif berpikir berpasangan Prestasi Belajar, Mata Pelajaran IPS.
ABSTRACT
LiaPratiwi, 2012, Improvementthe Students Achievement With r IPS subject in second grade class B Kanisius Sorowajan elementary school Academic Year 2010/2011.
This study aims to determine whether the use of model can improve student achievement in IPS subject about positions and roles of each family member.
This reseacrh is a class action research. It was conducted in two cycles. There are 32 second-graders of Kanisius Sorowajan elementary school of the academic year 2010/2011. The data that were analyzed by identifying the average scores before the first cycle, after the first cycle and after the second cycle. The research showed can increase the students performance. This was shown by the class’s average scores which were above the Minimum Mastery Criterion, namely 67,09 after the first cycle and 75,5 after the second cycle. On the first cycle, There are 56,25% students who achive the Minimum Mastery Criterion and 71,88% students who achive the Minimum Mastery Criterion on the second cycle.
Based on the data, it can be concluded that the use of can improve student s’ achievement in the subjects of social studies for second class B elementary school in KanisiusSorowajanacademic year 2010/2011.
Key words:Learning Achievement, IPS Subject
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah Bapa atas berkat dan kasih-Nya yang
Peningkatan Prestasi
melimpah, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “
Belajar Siswa Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Berpikir BerpasanganPada
Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas II B SD Kanisius Sorowajan Tahun pelajaran 2010/2011,
sebagai salah satu syarat kelulusan program S1 PGSD UniversitasSanata Dharma
Yogyakarta.Skripsi ini disusun tidak lepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini penulis dengan tulus hati mengucapkan terimakasih kepada:
1. Drs. Puji Purnomo, M.Si selaku Kaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma
2. Drs. Wahana, M.Hum. selaku dosen pembimbing utama yang telah meluangkan waktu, membimbing, memberikan perhatian dan sumbangan pemikiran serta motivasi bagi penulis dalam menuangkan gagasan-gagasan dari awal hingga akhir skripsi ini.
3. Segenap Staf Dosen Prodi PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, yang telah mendidik dan membimbing penulis selama belajar hingga selesainya skripsi ini.
4. Segenap Staf Sekretariat Prodi PGSD danPetugas Perpustakaaan
5. Ibu serta keluarga yang selalu mendukung serta member motivasi agar skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya
6. Seseorang yang tak pernah berhenti memberikan semangat dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan skripsi ini pada waktunya.
7. Teman-teman (Jelly, Bu Nuki, Pak Kris, Sekar, Qrun, Bu Maria, MbaSofie, MbaPutri)yang selalu memberiku semangat agar skripsi ini dapat selesai
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis sehingga selesainya skripsi ini.
Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman sehingga penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Yogyakarta, 24 Januari 2012 Penulis Lia Pratiwi
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv MOTTO ........................................................................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................ vii ABSTRAK .................................................................................................... viii
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................. xii DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................
1 A. Latar Belakang .........................................................................................
1 B. Pembatasan Masalah ...............................................................................
3 C. Perumusan Masalah ..................................................................................
4 D. Batasan Pengertian ..................................................................................
4 E. Pemecahan Masalah ................................................................................
5
E. Tujuan Penulisan ......................................................................................
19
24 3. Tujuan IPS .........................................................................................
23 2. Pengertian Pembelajaran IPS ............................................................
23 1. Pengertian IPS ...................................................................................
22 C. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) .........................................
6. Kekuatan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Berpikir Berpasangan ........................................................................
20
5. Langkah-Langkah Dalam Pembelajaran Kooperatif Berpikir Berpasangan ........................................................................
20
4. Tujuan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Berpikir Berpasangan ......................................................................................
17 3. Definisi Model Pembelajaran Kooperatif Berpikir Berpasangan .....
5 F. Manfaat penulisan ......................................................................................
16 2. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif .....................................
16 1. Pengertian Model Pembelajaran .......................................................
15 B. Model Pembelajaran Kooperatif Berpikir Berpasangan .........................
14 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ........................
9 3. Pengertian Prestasi Belajar ................................................................
8 2. Pengertian Belajar .............................................................................
8 1. Pengertian Prestasi ............................................................................
8 A. Prestasi Belajar Siswa .............................................................................
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA .........................................................................
25
4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk Materi Kedudukan dan Peran Masing
26 – Masing Anggota Keluarga .............
D. Kerangka Pikir ........................................................................................
34 E. Hipotesis ..................................................................................................
35 BAB III METODE PENELITIAN.................................................................
36 A. Jenis Penelitian ........................................................................................
36 B. Setting Penelitian .....................................................................................
37 C. Rencana Tindakan ...................................................................................
38 D. Pengumpulan Data ..................................................................................
43 E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen .......................................................
43 F. Analisis Data ...........................................................................................
45 BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................
48 A. Deskripsi Penelitian ................................................................................
48 1. Siklus pertama ...................................................................................
48 2. Siklus kedua ......................................................................................
51 B. Pembahasan .............................................................................................
53
1. Kemampuan Mendeskripsikan Kedudukan dan Peran Masing-Masing Anggota Keluarga pada Siklus 1 ............................
53 2. Refleksi Hasil Siklus 1 ......................................................................
56
3. Kemampuan Mendeskripsikan Kedudukan dan Peran Masing-Masing Anggota Keluarga pada Siklus 2 ............................
57 4. Refleksi Hasil Siklus 2 ......................................................................
60
BAB V PENUTUP .........................................................................................
62 A. Kesimpulan ..............................................................................................
62 B. Saran .........................................................................................................
63 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
64 LAMPIRAN ...................................................................................................
66
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian .............................................................38 Tabel 2. Pengumpulan Data ..........................................................................
43 Tabel 3. Kriteria Keberhasilan ......................................................................
45 Tabel 4. Hasil Tes Evaluasi Siklus 1 ..............................................................
50 Tabel 5. Hasil Tes Evaluasi Siklus Kedua .....................................................
52 Tabel 6. Tabel Ringkasan Hasil Penelitian ....................................................
59
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Silsilah Keluarga .........................................................................31 Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas .................................................
37 Gambar 3. Nilai Rata-Rata Siswa Siklus 1 ...................................................
54 Gambar 4. Kondisi Siswa yang Mencapai KKM Siklus 1 .............................
56 Gambar 5. Nilai Rata-Rata Siswa Siklus 2 ...................................................
58 Gambar 6. Kondisi Siswa yang Mencapai KKM Siklus 2 .............................
60
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ..................................................................67 Lampiran 2. Silabus ......................................................................................
70 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) ..............
75 Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa (LKS) ......................................................
89 Lampiran 5. Kisi-Kisi dan Soal Siklus I dan II .............................................
95 Lampiran 6. Validitas dan Reliabilitas .......................................................... 112 Lampiran 7. Foto Kegiatan ........................................................................... 123
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pondasi utama suatu bangsa untuk maju, karena
hal itu maka seorang guru harus mampu membantu siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dalam perkembangan bangsa. Saat ini pendidikan di negara kita masih beranggapan bahwa pembelajaran adalah proses pemberian informasi dari guru kepada siswa. Di Indonesia, jalannya pendidikan diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. UU tersebut mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan situasi belajar dan proses pembelajaran agar siswa aktif mengembangkan potensi yang ada pada dirinya untuk memperoleh kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan baik untuk dirinya sendiri, masyarakat, bangsa dan negara.
Pada kenyataannnya undang-undang tersebut belum dilaksanakan dengan baik karena masih banyak guru yang masih menggunakan metode ceramah, hal ini diketahui dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan beberapa guru. Metode ceramah hanya berpusat pada guru, dimana siswa hanya duduk, diam, mendengarkan mencatat dan menghafal materi yang diberikan oleh guru, sehingga sedikit peluang bagi siswa untuk bertanya.
Metode ceramah tidak sesuai dengan perkembangan anak yang masih pada tahap operasional konkret, dimana belum dapat melihat segala sesuatunya secara abstrak sehingga tidak mampu jika hanya duduk, diam, dengarkan (3D). Metode ini sering sekali digunakan saat menyampaikan materi yang berupa uraian seperti materi pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial atau
IPS.
Pelajaran IPS sangat penting bagi siswa, karena IPS merupakan kajian tentang hubungan manusia dan dunia di sekelilingnya. Melalui pembelajaran
IPS siswa dapat memperoleh pengetahuan, ketrampilan, sikap dan kepekaan untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan. Akan tetapi karena metode yang digunakan oleh guru adalah ceramah, hal tersebut membuat siswa menjadi pasif dan kurang kondusif karena siswa akan lebih banyak diam meskipun belum memahami materi yang diberikan. Hal tersebut menyebabkan rendahnya prestasi belajar dari siswa.
Kenyataan ini terjadi pada siswa kelas II SD Kanisius Sorowajan, hasil ini diperoleh dari observasi yang dilakukan peneliti dengan melihat daftar nilai ulangan siswa selama 2 tahun berturut-turut (tahun ajaran 2008/2009 dan 2009/2010) serta interview dengan 2 guru menunjukkan bahwa pada kompetensi dasar
“mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota keluarga” masih sulit dipahami oleh siswa, karena guru hanya menggunakan metode ceramah. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata hasil ulangan harian materi “kedudukan dan peran anggota keluarga” masih di bawah KKM yang ditentukan yaitu 70; pada tahun ajaran 2008/2009 dan 2009/2010 rata- rata nilai ulangan harian yang diperoleh siswa adalah 60.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka diperlukan upaya untuk dapat dalam upaya meningkatkan prestasi peserta didk seperti kreatifitas guru dalam menciptakan suasana yang kondusif bagi siswa, hal tersebut juga dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Dari berbagai model pembelajaran yang ada peneliti memilih pembelajaran kooperatif, dengan model pembelajaran kooperatif siswa dapat belajar berinteraksi dengan sesama, sehingga dapat mengoptimalkan proses belajar mengajar, yang akan mempengaruhi prestasi siswa.
Dari beberapa teknik pembelajaran kooperatif, peneliti tertarik memilih model pembelajaran kooperatif berpikir berpasangan, karena teknik ini memungkinkan siswa untuk membentuk konsep sendiri, lalu belajar untuk bekerjasama serta membantu siswa untuk lebih berani menyampaikan pendapat dari hasil diskusi di depan kelas. Sehingga diharapkan ada peningkatan prestasi belajar siswa mengenai suatu konsep setelah proses pembelajaran.
Pembatasan Masalah B.
Karena keterbatasan waktu dan luasnya materi pelajaran Ilmu Pengetahuan sosial (IPS) di sekolah dasar (SD) maka diperlukan pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada kompetensi dasar mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota keluarga pada siswa kelas II SD Kanisius Sorowajan semester 2 tahun pelajaran 2010 / 2011
2. Tindakan dibatasi pada model pembelajaran kooperatif berpikir berpasangan.
3. Standar Kompetensinya adalah memahami kedudukan dan peran anggota dalam keluarga dan lingkungan tetangga.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal di atas, masalah dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe berpikir berpasangan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tentang mendeskripsikan kedudukan dan peran dalam anggota keluarga bagi siswa kelas II SD Kanisius Sorowajan semester genap tahun pelajaran 2010/2011 ?
2. Jika dapat, seberapa besar peningkatannya ?
Batasan Pengertian D.
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:
1. Peningkatan prestasi belajar adalah : Peningkatan hasil belajar dari suatu aktivitas belajar yang dilakukan berdasarkan pengukuran dan penilaian terhadap hasil kegiatan belajar dalam bidang akademik yang dapat diukur dengan alat ukur tes yang diwujudkan dalam bentuk angka
- – angka.
2. Model pembelajaran kooperatif tipe berpikir berpasangan adalah : Model pembelajaran dengan cara siswa dibagi menjadi kelompok- kolompok kecil yang masing-masing kelompok terdiri dari 2 siswa (berpasangan).
3. Kedudukan dan peran anggota keluarga adalah : Hak serta kewajiban yang harus diperoleh maupun yang harus dilaksankan oleh masing-masing anggota keluarga.
E. Pemecahan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti ingin menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe berpikir berpasangan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa tentang mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota keluarga bagi siswa kelas II SD Kanisius Sorowajan semester genap tahun
pelajaran 2010/2011. F. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalahnya, penelitian ini bertuajuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif berpikir berpasangan dapat meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tentang kedudukan dan peran anggota keluarga bagi siswa kelas II SD Kanisius Sorowajan semester genap pada tahun pelajaran 2010/2011.
G. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar dalam pelajaran
IPS
2. Secara Praktis
a. Bagi Peneliti Merupakan pengalaman berharga dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif berpikir berpasangan dalam mata pelajaran
IPS, sehingga dapat menerapkan teknik tersebut untuk materi lain yang sesuai b. Bagi rekan guru
Bagi rekan-rekan guru merupakan salah satu contoh model pembelajaran yang dapat digunakan maupun dikembangkan untuk materi lain serta mata pelajaran lain yang sesuai
c. Bagi Perpustakaan Sekolah Laporan penelitian ini dapat menambah satu bacaan yang dapat dimanfaatkan untuk teman
- – teman guru sebagai contoh pelaksanaan PTK menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe berpikir berpasangan pada mata pelajaran IPS
d. Bagi Prodi PGSD Hasil ini dapat digunakan sebagai salah satu tambahan bacaan PTK menggunakan model pembelajaran kooperatif berpikir berpasangan dalam pembelajaran IPS e. Bagi Siswa Memiliki pengalaman baru dalam proses pembelajaran, sehingga diharapkan dapat mengurangi kebosanan dan kejenuhan saat belajar IPS
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar Siswa Pengertian Prestasi 1. Proses pembelajaran pada hakekatnya merupakan suatu proses
interaksi antar siswa, sumber belajar maupun dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi efektif jika dapat mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Ketercapaian tujuan ini dapat dilihat dari hasil tes maupun teknik evaluasi yang lain, yang merupakan prestasi dari siswa.
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan prestasi sebagai hasil yang dapat dicapai. Untuk mengetahui hasil dari usaha dalam pembelajaran perlu diukur secara langsung dengan menggunakan tes atau evaluasi, untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Winkel (1984:64) menyatakan bahwa prestasi adalah bukti usaha yang dapat dicapai. Untuk mengetahui hasil dari usaha dalam pembelajaran perlu diukur secara langsung dengan menggunakan tes atau evaluasi, untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran.
Salah satu faktor penentu tercapainya tujuan pembelajaran secara optimal adalah proses belajar siswa. Adapun prinsip-prinsip dalam belajar meliputi : (1) Belajar berarti mencari makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami. (2) Konstruksi makna adalah proses yang terus menerus. (3) Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta tetapi merupakan perkembangan pikiran dengan membuat pengertian baru. (4) Hasil belajar seseorang bergantung pada apa yang telah diketahui, tujuan dan motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang dipelajari.
2. Pengertian Belajar 1) Pengertian belajar
Setiap orang mengalami proses belajar sejak lahir dengan lingkungan sekitarnya. Dalam pengertian yang umum atau popular, belajar adalah mengumpulkan sejumlah pengetahuan (Ali Imron, 1996:2). Berikut definisi belajar menurut beberapa ahli : (1) Belajar menurut Piaget, pengetahuan dibentuk oleh individu.
Proses membentuk pengetahuan inilah yang disebut belajar. (2) Belajar menurut Skinner
Belajar adalah perilaku dimana saat seseorang belajar, ia memiliki respon yang lebih baik. Bila ia tidak belajar, maka responnya akan menurun. (3) Belajar menurut Gagne
Belajar merupakan kegiatan kompleks. Setelah belajar seseorang memiliki ketrampilan, pengetahuan, sikap dan nilai.
(4) Belajar menurut Ernes ER. Hilgard
Belajar adalah melakukan sesuatu dengan cara latihan-latihan sehingga yang bersangkutan menjadi berubah Definisi belajar dapat juga dilihat dari aspek psikologi. Menurut para penulis buku psikologi belajar, umumnya mendefinisikan belajar sebagai suatu perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang relatif menetap sebagai hasil dari sebuah pengalaman(Ali Imron, 1996:3). Berikut ini merupakan definisi para ahli psikologi mengenai apa belajar itu.
1) Belajar menurut aliran psikologi behavioristik Belajar adalah suatu kontrol instrumental yang berasal dari lingkungan.
2) Belajar menurut aliran psikologi humanistik Belajar adalah usaha untuk mengerti tentang sesuatu yang dilakukan aktif oleh orang yang belajar.
3) Belajar menurut aliran psikologi kognitif Pandangan ini merupakan konvergensi dari pandangan behavioristik dan humanistik. Menurut pandangan ini, belajar merupakan perpaduan dari usaha pribadi dengan kontrol instrumental yang berasal dari lingkungan.
4) Belajar menurut aliran psikologi gestalt Menurut pandangan ini, belajar adalah usaha yang bersifat totalitas dari individu, oleh karena totalitas lebih bermakna dibandingkan dengan sebagian-sebagian.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku akibat adanya pengalaman.
Belajar sering diartikan sebagai perubahan pada diri individu yang dihasilkan oleh suatu pengalaman. Bahkan banyak pula yang mendefinisikan belajar adalah suatu tahap perkembangan. Padahal belajar dan perkembangan merupakan hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang belajar terutama belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian dari belajar. Berikut akan dijabarkan beberapa pengertian belajar : 1) Belajar adalah proses dalamnya terbentuk tingkah laku atau terjadi perubahan tingkah laku melalui praktek atau latihan.
(Kingsley and Garry, 1957:12) 2) Belajar adalah siswa meniru dan mengidentifikasi diri dengan tingkah laku orang dewasa(guru, orang tua) yang menjadi modelnya atau panutannya. (Heider, 1958)
3) Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pengetahuan, keterampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas (W.S.Winkel, 1987:36).
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku meliputi aspek kognitif (pengetahuan), aspek afektif (nilai-sikap), dan aspek psikomotorik (keterampilan) akibat pengalamannya.
2) Faktor Belajar
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi anak dalam belajar, baik dari dalam diri sendiri maupun dari luar. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi anak dalam belajar : (1) Dari dalam diri siswa
(a) Intelegensi siswa Maksudnya adalah faktor intelegensi siswa akan mempengaruhi dalam hasil belajar. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada mata pelajaran. Misalnya, siswa yang mengalami gangguan kecerdasan, seperti: daya tangkap dan daya ingat, tentunya akan kesulitan dalam mengikuti suatu pembelajaran.
(b) Sikap dan minat Sikap anak yang sudah acuh pada suatu materi pelajaran akan membawa pengaruh negatif dalam belajar. Tentunya tidak ada minat yang memungkinkan siswa untuk tertarik dalam mengikuti pembelajaran.
(c) Motivasi belajar Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar, sehingga motivasi menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar itu sehingga tujuan belajar dapat tercapai.
(2) Dari lingkungan luar siswa (a) Guru
Sikap guru sebagai fasilitator di kelas sangat berpengaruh dan memiliki peranan yang penting dalam menciptakan suasana pembelajaran di kelas. Ada berbagai cara yang dilakukan guru kepada siswa, seperti (1) cara yang bersifat menekan atau otoriter, dalam mengambil keputusan hanya ditentukan oleh guru (2) cara yang berdasarkan kesepakatan bersama antara guru dengan siswa (3) cara yang ditentukan oleh siswa sendiri. (b) Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan dimana siswa melakukan kegiatan belajar. Tentunya lingkungan sekolah yang mendukung kegiatan belajar akan meningkatkan hasil belajar siswa. Dan sebaliknya bila lingkungan sekolah tidak mendukung akan mengakibatkan hasil belajar siswa rendah, sehingga sekolah memiliki peranan yang penting pula dalam belajar.
(c) Keadaan sekitar Keadaan sekitar ini seperti, kondisi keluarga, kondisi secara ekonomi dan keadaan dilingkungan sekeliling anak. Tak bias dipungkiri, keluarga ataupun lingkungan sekitar dapat memberi pengaruh yang sangat kuat dalam pola pikir anak dan dampak dalam belajar. Ciri-ciri belajar dapat dibedakan dengan kegiatan-kegiatan selain belajar. Pertama, belajar dibedakan dengan kematangan. Kedua, belajar dibedakan dengan perubahan kondisi fisik dan dan mental. Ketiga, hasil belajar bersifat relatif menetap
3. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan dari pelajaran- pelajaran yang diterima atau kemampuan menguasai pelajaran yang diberikan oleh guru, yang selalu dikaitkan dengan tes hasil belajar / tes prestasi (Mulyono, 1995:150). Menurut Winkel (1996:162) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.” Sedangkan menurut S. Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, afektif dan psikomotor.
” Prestasi belajar selain dipengaruhi oleh kemampuan kognitif yang dimiliki siswa juga dipengaruhi oleh pengalaman belajarnya. Prestasi belajar dapat juga diartikan sebagai penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003: 700).
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat keberhasilan siswa, yang diperolehnya dalam proses belajar mengajar. Untuk menentukan nilai hasil belajar siswa melalui kegiatan penilaian atau pengukuran hasil belajar dilakukan melalui proses evaluasi. Jadi evaluasi hasil belajar bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Tingkat keberhasilan tersebut ditandai dengan skala nilai berupa huruf, kata atau simbol.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu faktor intern dan faktor eksteren. Faktor intern adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, sedangkan faktor ekstern adalah faktor- faktor dari luar diri siswa. Faktor intern yang mempengaruhi prestasi belajar siswa meliputi beberapa hal yaitu : 1) Aspek psikologis, yaitu yang menyangkut aspek kejiwaan seperti minat, motivasi, sikap, persepsi, konsep diri, intelegensi, pandangan hidup, ataupun gaya hidup. 2) Aspek fisiologis, seperti kesehatan jasmani, alat indera, serta kematangan fisik.
Sedangkan faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah
1) Kondisi perekonomian keluarga 2) Lingkungan belajar 3) Lingkungan tempat tinggal 4) Lingkungan pergaulan 5) Sarana dan prasarana 6) Pola asuh orang tua 7) Metode mengajar 8) Sistem evaluasi 9) Kurikulum pendidikan
B. Model pembelajaran kooperatif berpikir berpasangan Pengertian model pembelajaran 1.
Penggunaan istilah model pembelajaran sering sekali digunakan, namun terkadang istilah tersebut kurang dipahami maksudnya. Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasi pada tingkat operasional di sekolah (Agus, 2009:45-46).
Model pembelajaran adalah pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru di kelas (Agus, 2009:46). Model pembelajaran juga dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptial yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Fungsi dari model pembelajaran menurut Joyce adalah sebagai pegangan guru dalam membantu siswa mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide. Model pembelajarn juga berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
2. Pengertian model pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh antar siswa untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan (Kunandar, 2007: 359). Menurut Anita Lie pada bukunya yang berjudul “ cooperative learning “ mengatakan bahwa, pembelajaran kooperatif learning adalah cara belajar
- – mengajar berbasiskan peace – education.
Model pembelajaran kooperatif dapat juga diartikan sebagai model pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik (academic skill), sekaligus keterampilan sosial (social skill) termasuk interpersonal skill (Yatim Riyanto, 2008:271)
a) Falsafah, Unsur, dan Ciri – ciri Pembelajaran Kooperatif
Falsafah yang menjadi dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah : 1) Manusia makhluk sosial 2) Gotong royong 3) Kerja sama merupakan kebutuhan penting dalam kehidupan manusia
b) Unsur – unsur dalam model pembelajaran kooperatif .
Menurut Agus Suprijono (2009 : 58-61) unsur
- – unsur dalam model pembelajaran kooperatif adalah : 1) Saling ketergantungan positif
Yang dimaksud dengan saling ketergantungan positif adalah anggota kelompok menyadari pentingnya kerjasama dalam pencapaian tujuan. 2) Tatap muka
Tatap muka artinya antar anggota berinteraksi dengan saling berhadapan.
3) Tanggung jawab individual (perseorangan) Tanggung jawab individual artinya setiap anggota kelompok harus belajar dan aktif memberikan kontribusi untuk mencapai keberhasilan kelompok. 4) Interaksi promotif
Interaksi promotif artinya siswa perlu menilai bagaimana mereka bekerja secara efektif.
5) Keterampilan sosial ( interaksi antar siswa ) Keterampilan sosial artinya harus menggunakan keterampilan bekerjasama dan bersosialisasi. Agar siswa mampu berkolaborasi perlu adanya bimbingan guru.
Ciri
c) – ciri Pembelajaran Kooperatif
1. Kelompok dibentuk dengan siswa kemampuan tinggi, sedang, dan rendah
2. Siswa dalam kelompok sehidup semati
3. Siswa melihat semua anggota memiliki tujuan yang sama
4. Membagi tugas dan tanggung jawab sama
5. Akan dievaluasi untuk semua
6. Berbagi kepemimpinan dan keterampilan untuk bekerjasama
7. Diminta mempertanggungjawabkanindivual materi yang ditangani
3. Definisi Model Pembelajaran Kooperatif Berpikir Berpasangan
Model pembelajaran kooperatif berpikir berpasangan menurut Kunandar (2007 :367) adalah model pembelajaran dimana siswa dibagi menjadi kelompok-kolompok kecil yang masing-masing kelompok terdiri dari 2 siswa (berpasangan). Model pembelajaran kooperatif berpikir berpasangan dapat juga diartikan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas.
Model pembelajaran kooperatif learning berpikir berpasangan ini juga memandang siswa sebagai makhluk social(homo homini socius), bukan homo homini lupus (manusia adalah serigala bagi sesamanya). Hal ini disebabkan karena dalam pembelajaran ini siswa tidak diarahkan untuk melihat teman hanya sebagai kompetitor (saingan), melainkan mitra yang mendukung untuk mencapai kesuksesan, karena ukuran bersaing yang positif adalah bersaing dengan diri sendiri, sehingga ada atau tidak ada orang lain, yang bersangkutan tetap melakukan dan menghasilkan yang terbaik (Anita Lie, 2010:38).
Tujuan
4. Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Berpikir Berpasangan
Tujuan menggunakan model pembelajaran ini memberikan lebih banyak waktu kepada para siswa untuk berpikir dan merespons serta saling membantu satu sama lain, selain itu model ini dapat membantu guru untuk membandingkan tanya jawab kelompok keseluruhan.
Penggunaan model ini juga dapat memaksimalkan belajar siswa untuk meningkatkan prestasi akademik dam pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok (Johnson & Johnson, 1994). Model pembelajaran berpikir berpasangan juga memudahkan guru untuk membentuk dan lebih memudahkan siswa dalam berinteraksi.
5. Langkah-Langkah Dalam Pembelajaran Kooperatif Berpikir Berpasangan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif berpikir berpasangan (Kunandar, 2007: 367
- – 368 ) 1) Berpikir (Thinking), yaitu guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran dan siswa diberi waktu 1 menit untuk berpikir sendiri mengenai jawaban atau isu tersebut.