Pembelajaran dengan metode problem solving secara perorangan dan kelompok di SMA Negeri 1 Gondang Sragen pada topik usaha - USD Repository

  

PEMBELAJARAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING SECARA

PERORANGAN DAN KELOMPOK DI SMA NEGERI 1 GONDANG

SRAGEN PADA TOPIK USAHA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun oleh:

Lusia Tatik Kartikawati

  

NIM. 061424022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

  

SKRIPSI

PEMBELAJARAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING SECARA

PERORANGAN DAN KELOMPOK DI SMA NEGERI 1 GONDANG

SRAGEN PADA TOPIK USAHA

Disusun oleh :

Lusia Tatik Kartikawati

  

NIM. 061424022

  Telah disetujui oleh : Dosen Pembimbing

  Dr. Paul Suparno, S.J., MST Tanggal: 3 Mei 2011

  SKRIPSI PEMBELAJARAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING SECARA PERORANGAN DAN KELOMPOK DI SMA NEGERI 1 GONDANG SRAGEN PADA TOPIK USAHA Dipersiapkan dan disusun oleh: Lusia Tatik Kartikawati NIM. 061424022

  Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 24 Mei 2011 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

  Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap Tanda Tangan

  Ketua

  : Drs. A. Atmadi, M.Si. ………………………

  Sekertaris

  : Dwi Nugraheni R, S.Si, M.Si. ………………………

  

Anggota : 1. Dr. Paul Suparno, S.J., MST. ………………………

  : 2. Drs. Domi Severinus, M.Si. ……………………… : 3. Drs. R. Rohandi, M.Ed., Ph.D. ………………………

  Yogyakarta, 24 Mei 2011 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

  Dekan, Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D.

HALAMAN PERSEMBAHAN

  

“Rencana Tuhan Indah Pada WaktuNya”

  Kupersembahkan untuk Tuhan Yesus Kristus yang selalu bersamaku Keluargaku tercinta

  Sahabat, Almamaterku Tercinta Terimakasih untuk semua doa, kasih sayang, semangat dan dukungan yang kalian berikan padaku

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 24 Mei 2011 Lusia Tatik Kartikawati

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Lusia Tatik Kartikawati Nomor Mahasiswa : 061424022

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Karya ilmiah saya yang berjudul :

  

PEMBELAJARAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING SECARA

PERORANGAN DAN KELOMPOK DI SMA NEGERI 1 GONDANG

SRAGEN PADA TOPIK USAHA

  Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 24 Mei 2011 Yang menyatakan Lusia Tatik Kartikawati

  

ABSTRAK

  Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) peningkatan prestasi belajar siswa dengan metode problem solving secara perorangan pada topik usaha, (2) peningkatan prestasi belajar siswa dengan metode problem solving secara kelompok pada topik usaha, (3) perbedaan prestasi belajar siswa dengan metode problem solving secara perorangan dan kelompok pada topik usaha, (4) peningkatan pemahaman konsep siswa dengan metode problem solving secara perorangan pada topik usaha, (5) peningkatan pemahaman konsep siswa dengan metode problem solving secara kelompok pada topik usaha.

  Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA N 1 Gondang Sragen yang terdiri dari 117 siswa. Siswa tersebut terbagi dalam 3 kelas yaitu, 38 siswa diajar dengan metode ceramah, 39 siswa dengan metode problem solving secara kelompok dan 40 siswa dengan metode problem solving secara perorangan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode tes (pretest dan postest). Metode analisis data dilakukan dengan SPSS dan metode pengkodingan.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) terjadi peningkatan prestasi belajar siswa dengan metode problem solving secara perorangan, (2) terjadi peningkatan prestasi belajar siswa dengan metode problem solving secara kelompok, (3) prestasi belajar siswa dengan metode problem secara kelompok lebih baik dari metode problem solving secara perorangan, (4) terjadi peningkatan pemahaman konsep siswa dengan metode problem solving secara perorangan, (5) terjadi peningkatan pemahaman konsep siswa dengan metode problem solving secara kelompok.

  

ABSTRACT

  The research is qualitative and quantitative study. The study aims to determine : (1) the improvement of student learning achievement with individual problem solving methods on topics of work, (2) the improvement of student learning achievement with group problem solving methods on work topic, (3) differences of student learning achievement with problem solving method individually and group on those topics, (4) the improvement of student concept using individual problem solving methods on work topic, (5) the improvement of student concept with group problem solving method on work topic.

  The research samples were the student of XI IPA in SMA N 1 Gondang Sragen which consist 117 students. Students were divided into 3 classes, i.e. 38 students were taught with lecture method, 39 students with group problem solving method and 40 students with individual problem solving method. The data was collected using testing method (pretest and posttest). Data analysis method was performed by SPSS and coding method.

  The study shows that : (1) students learning achievement using individual problem solving method increases, (2) students learning achievement using group problem solving method increases, (3) students learning achievement with group problem solving method is better than individual problem solving method, (4) the understanding of the concept of students with individual problem solving method increases, (5) the understanding of the concept of student with group problem solving method increases.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini dari awal sampai akhir penyusunan skripsi saya yang berjudul “Pembelajaran Dengan Metode Problem Solving Secara Perorangan Dan Kelompok Di SMA Negeri 1 Gondang Sragen Pada Topik Usaha” Tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari keterlibatan pihak lain. Untuk itu penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada:

  1. Romo Dr. Paul Suparno, S.J., MST selaku dosen pembimbing skripsi dengan sabar membimbing penulis hingga selesainya skripsi ini.

  2. Segenap dosen program studi Pendidikan Fisika USD yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang sangat berguna bagi masa depan penulis. Serta staff non akademik atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis.

  3. Bapak Drs. Supono, MPd selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Gondang Sragen yang telah berkenan memberikan izin penelitian.

  4. Ibu Suparni S.Pd selaku guru SMA Negeri 1 Gondang Sragen yang telah berkenan memberikan bantuan dan saran dalam penelitian ini.

  5. Siswa-siswi SMA Negeri 1 Gondang Sragen yang telah memberikan dukungan dalam perolehan data penelitian ’’ the best buat kalian’’

  6. Bapak F. Sugiarto dan Ibu Christina, serta keluarga besar yang telah memberikan dukungan, semangat, kasih sayang, dan doa sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

  7. Mbakku elisabet dan adik-adik ku (yohanes ria & petrus bangun) “akhirnya lulus juga,,, ayoo berikutnya siapa??”.

  8. Buat sahabat P.Fis: Nurmala, melania, yulista‘‘akhirnya aku bisa menyusul

  kalian ’’

  , Fajar ‘‘jo kalah tipis lulusnya duluan kamu’’, Ambar ‘‘matur

  nuwun ’’, Kak dion, Gagan, Dede, Benny, Hendrikus ‘‘ayooo bro

  selanjutnya

  ’’, Nana, Ary, Suster Yulian, Rudy, Miranda, Desi, Lia, Ratna, Enita, Nani, Mas era, Alex Cs, Helen Cs ‘‘sebuah cerita indah, makasih

  kawan

  ’’

  9. Mb nit (TI), Mz ovi ((TI), Mz sony (TI), Mz bengs (TI) ‘‘akhirnya aku lulus matur nuwun mas mbak, sepiiii….

  ’’, Mb bekti (TE), Mb uteen (TE), Mb dona, Nobitoo (Psi), Vie (Psi), Nio (TI), Cuprey (Psi), Pitri (PMAT), Velly (FARM), Tika kecil (MAT), Yuli, Dito, Doan (PBI). Temen-temen UKM Kerawitan, JKMK, PPL dan KKN ‘‘terimakasih buat semangatnya, canda

  tawa dan persaudaraan yang luar biasa

  , maap udah ngerepotin kalian….aku

  sayang kalian semua ’’.

  10. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu di sini. Terima kasih untuk segala hal yang dapat membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan dan akan dipertimbangkan dengan senang hati demi kesempurnaan skripsi ini

  Yogyakarta, 24 Mei 2011 Penulis

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ....................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..........................................ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................iii HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................v HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................vi ABSTRAK ...................................................................................................vii ABSTRACT .................................................................................................viii KATA PENGANTAR .................................................................................ix DAFTAR ISI ................................................................................................xi DAFTAR TABEL ........................................................................................xvi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................xviii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................xix

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................1 B. Perumusan Masalah .........................................................................4 C. Tujuan Penelitian .............................................................................5 D. Manfaat Penelitian ...........................................................................6

  BAB II LANDASAN TEORI A. Pembelajaran yang Konstruktivistik ................................................7

  1. Pengertian Belajar ......................................................................7

  2. Pengertian Mengajar ..................................................................9

  3. Belajar Secara Perorangan dan Belajar Kelompok ....................11

  B. Metode Problem Solving .................................................................14

  C. Hasil Belajar......................................................................................17

  D. Pemahaman Konsep ..........................................................................19

  E. Usaha.................................................................................................20

  1. Pengertian Usaha ........................................................................20

  2. Usaha dari Gaya Tetap ...............................................................22

  3. Usaha oleh Beberapa Gaya ........................................................25

  F. Kaitan Teori dengan Penelitian.........................................................29

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian .................................................................................30 B. Desain Penelitian...............................................................................30 C. Waktu dan Tempat Penelitian ..........................................................32 D. Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................32 E. Treatment .........................................................................................33 F. Instrumen .........................................................................................35 G. Validitas Instrumen ..........................................................................40

  H. Metode Analisis ...............................................................................41

  1. Analisis Tes Prestasi Belajar ......................................................41

  2. Analisis Untuk Mengetahui Apakah Metode Problem Solving Secara Perorangan dan Metode Problem Solving

  Secara Kelompok dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa ..............................................................................43

  3. Analisis Untuk Mengetahui Apakah Ada Perbedaan Prestasi Belajar Siswa dengan Metode Problem Solving Secara Perorangan dan Kelompok .........................................................44

  4. Analisis Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Kelas dengan Metode Problem Solving Secara Perorangan dan Kelas Metode Problem Solving Secara Kelompok ..............................45

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian .....................................................................46 B. Data Penelitian .................................................................................48

  1. Skor Pretest dan Postest Kelas Problem Solving Secara Perorangan ......................................................................48

  2. Skor Pretest dan Postest Kelas Problem Solving Secara Kelompok .......................................................................50

  3. Skor Pretest dan Postest Kelas Ceramah ....................................52

  C. Analisis Data dan Pembahasan ........................................................54

  1. Apakah Metode Problem Solving Secara Perorangan Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa ........................................54

  2. Apakah Metode Problem Solving Secara Kelompok Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa ........................................55

  3. Apakah Metode Ceramah Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa ................................................................57

  4. Bagaimanakah Perbedaan Prestasi Belajar Siswa SMA N 1 Gondang dengan Metode Problem Solving Secara Perorangan dan Kelompok Pada Topik Usaha ...........................59

  a. Analisis Nilai Pretest.......................................................59

  b. Analisis Nilai Posttest .....................................................61

  5. Apakah Metode Problem Solving Secara Perorangan dapat Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMA N 1 Gondang Pada Topik Usaha ......................................................63

  a. Perubahan Konsep Usaha Untuk Soal No. 3...................64

  b. Perubahan Konsep Usaha Untuk Soal No. 7...................68

  c. Perubahan Konsep Usaha Untuk Soal No. 8...................70

  6. Apakah Metode Problem Solving Secara Kelompok dapat Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMA N 1 Gondang Pada Topik Usaha ......................................................73

  a. Perubahan Konsep Usaha Untuk Soal No. 3...................73

  b. Perubahan Konsep Usaha Untuk Soal No. 7...................77

  c. Perubahan Konsep Usaha Untuk Soal No. 8...................80

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ......................................................................................85 B. Saran .................................................................................................86 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................88 LAMPIRAN .................................................................................................90

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Penelitian ..........................................................................31Tabel 3.2 Soal Pretest dan Postest Berdasarkan Materi dan

  Kriteria Pemahaman yang Dicapai ............................................. 36

Tabel 3.3 Jumlah Soal Menurut Materi, Kriteria dan Alasan ...................... 38Tabel 3.4 Distribusi Soal untuk Pemahaman Konsep .................................. 39Tabel 3.5 Penskoran untuk Setiap Kriteria .................................................. 41Tabel 4.1 Skor Pretest dan Postest Kelas Problem Solving

  Secara Perorangan ........................................................................ 48

Tabel 4.2 Skor Pretest dan Postest Kelas Problem Solving

  Secara kelompok .......................................................................... 50

Tabel 4.3 Skor Pretest dan Postest Kelas Ceramah ...................................... 52Tabel 4.4 Analisis Data Kelas Problem Solving Secara Perorangan. ......... 54Tabel 4.5 Analisis Data Kelas Problem Solving Secara kelompok ............ 56Tabel 4.6 Analisis Data Kelas Ceramah ..................................................... 57Tabel 4.7 Analisis Skor Pretest Kelas Metode Ceramah,

  Metode Problem Solving Secara Perorangan dan Problem Solving Secara Kelompok ........................................... 59

Tabel 4.8 Analisis Skor Posttest Kelas Metode Ceramah,

  Metode Problem Solving Secara Perorangan dan Problem Solving Secara Kelompok ........................................... 61

Tabel 4.9 Perubahan Konsep Usaha Untuk Soal No.3 ................................. 64Tabel 4.10 Perubahan Konsep Usaha Untuk Soal No.7 ............................... 68Tabel 4.11 Perubahan Konsep Usaha Untuk Soal No.8 ............................... 70Tabel 4.12 Perubahan Konsep Usaha Untuk Soal No.3 ............................... 73Tabel 4.13 Perubahan Konsep Usaha Untuk Soal No.7 ............................... 77Tabel 4.14 Perubahan Konsep Usaha Untuk Soal No.8 ............................... 80

  DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Surat Izin Penelitian ke Sekolah ............................................... 91 Lampiran 2 Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan ............................. 92 Lampiran 3 Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian ....................... 93 Lampiran 4 Soal Pretest dan Posttest ............................................................ 94 Lampiran 5 Pedoman Jawaban Pretest dan Posttest ..................................... 96 Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa .................................................................. 99 Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .......................................... 102 Lampiran 8 Variasi Jawaban Untuk Soal Pretest dan Postest dengan

  Metode Problem Solving Secara Kelompok ............................ 129 Lampiran 9 Variasi Jawaban Untuk Soal Pretest dan Postest dengan

  Metode Problem Solving Secara Perorangan .......................... 144 Lampiran 10 Perubahan Konsep Usaha Kelas Problem

  Solving Secara Perorangan .................................................... 157 Lampiran 11 Perubahan Konsep Usaha Kelas Problem

  Solving Secara Kelompok ...................................................... 194 Lampiran 12 Hasil Pekerjaan Siswa ............................................................. 217 Lampiran 13 Foto Penelitian ........................................................................ 221

  DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1 Gaya sebesar F menyebabkan benda berpindah sejauh s sehingga menimbulkan usaha ....................................................21 Gambar 2 Gaya F membentuk sudut θ terhadap perpindahan s ................... 22 Gambar 3 Perpindahan searah gaya sehingga usaha nol .............................. 24 Gambar 4 Perpindahan tegak lurus arah gaya sehingga usaha nol .............. 24 Gambar 5 Perpindahan dan arah gaya saling berlawanan sehingga tidak nol ..................................................................................... 25 Gambar 6 Diagram gerak benda pada permukaan datar yang kasar ............26 Gambar 7 Grafik gaya F sebagai fungsi perpindahan X ............................. 27

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan

  manusia. Pendidikan dapat membantu manusia dalam mengembangkan diri sehingga mampu menghadapi permasalahan yang terjadi dalam kehidupannya.

  Bagi kaum konstruktivis (Suparno, 2007:13), belajar adalah proses yang aktif di mana siswa membangun sendiri pengetahuannya. Siswa mencari arti sendiri dari yang mereka pelajari. Pengetahuan adalah bentukan dari siswa yang sedang belajar. Siswa tidak akan mampu membangun pengetahuannya bila mereka sendiri tidak aktif belajar, menekuni, mencerna bahan, menggeluti serta merumuskan bahan itu (Suparno, 2000:13). Peran seorang guru fisika bukanlah untuk menstransfer pengetahuan yang telah ia punyai kepada siswa, tetapi lebih sebagai mediator dan fasilitator yang membangun siswa dapat mengkonstruksi pengetahuan mereka secara cepat dan efektif (Suparno, 2007:15).

  Metode mengajar sangat penting karena metode mengajar yang digunakan oleh guru mempengaruhi prestasi belajar siswa. Bila siswa senang dengan metode yang digunakan guru, maka siswa dapat menjadi senang dengan materi yang diajarkan. Pendidik juga harus mengetahui bahwa setiap siswa memiliki kemampuan dan pemahaman yang berbeda-beda, maka pendidik perlu menggunakan metode yang bervariasi.

  Salah satu metode belajar yang konstruktivis dan membuat siswa aktif berpikir adalah metode problem solving. Dalam metode problem solving siswa dihadapkan pada persoalan dan ditantang untuk memikirkan dan memecahkan permasalahan yang ada.

  Pendekatan problem solving menempatkan guru sebagai fasilitator dimana kegiatan belajar mengajar akan dititik beratkan pada keaktifan siswa.

  Kegiatan belajar ini dapat mengasah kemampuan siswa dalam memahami konsep fisika, memecahkan masalah, mengemukakan gagasan atau ide dan mampu berkerjasama. Proses pembelajaran yang mengikut sertakan siswa secara aktif, secara perorangan dan kelompok akan lebih bermakna karena dalam proses pembelajaran siswa mempunyai lebih banyak pengalaman.

  Penelitian-penelitian tentang penggunaan metode problem solving dalam pembelajaran sains ini banyak dilakukan di beberapa negara salah satunya Amerika. Good dan Smith (1987:31-36, dalam Blosser, Patricia E:

  1988), menemukan bahwa pada tahun 1960-an, problem solving terfokus pada bagaimana orang-orang memecahkan teka-teki dan permainan. Sedangkan problem solving dalam fisika terbagi menjadi dua arah: penelitian pemprosesan informasi berkaitan dengan langkah-langkah yang dapat diamati dan terukur dalam menyelesaikan masalah dan penelitian dalam membangun masalah (Omasta dan Lunetta, 1988:625, dalam Blosser, Patricia E: 1988).

  Sebagian besar penelitian tentang konsep dan perubahan konseptual fisika telah dilakukan dengan latar belakang problem solving di mana siswa berkerja pada masalah yang ditemukan (Watt, 1988:74-79, dalam Blosser, Patricia E: 1988).

  Di Indonesia sendiri sudah dilakukan beberapa penelitian-penelitian berkaitan problem solving. Albertus Deny (2008:3) meneliti tentang “Penerapan metode problem solving dalam pembelajaran fisika dalam upaya mengurangi miskonsepsi yang dialami siswa kelas VII SMPN 3 Batin pada konsep gaya”. Hasilnya menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode problem solving pada bahasan gaya lebih efektif dalam mengurangi miskonsepsi yang dialami siswa. Salvi Baco (2008:3) meneliti tentang “Penerapan Pembelajaran Fisika dengan Metode Problem Solving untuk Membantu Siswa Mengembangkan Sikap Ilmiah Mengkonstruksi Pengetahuan tentang Elastisitas Bahan dan Hukum Hook”. Hasilnya menunjukkan bahwa pembelajaran fisika dengan menggunakan metode problem solving membantu siswa mengembangkan pengetahuan dan sikap ilmiah.

  Sedangkan penelitian dengan metode problem solving di SMA N 1 Gondang belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti pembelajaran dengan metode problem solving secara perorangan dan kelompok di SMA N 1 Gondang pada topik usaha.

B. Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :

  1. Apakah metode problem solving secara perorangan meningkatkan prestasi belajar siswa SMA N 1 Gondang pada topik usaha?

  2. Apakah metode problem solving secara kelompok meningkatkan prestasi belajar siswa SMA N 1 Gondang pada topik usaha?

  3. Bagaimanakah perbedaan prestasi belajar siswa SMA N 1 Gondang dengan metode problem solving secara perorangan dan kelompok pada topik usaha?

  4. Apakah metode problem solving secara perorangan dapat meningkatkan pemahaman konsep fisika siswa SMA N 1 Gondang pada topik usaha?

  5. Apakah metode problem solving secara kelompok dapat meningkatkan pemahaman konsep fisika siswa SMA N 1 Gondang pada topik usaha?

C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

  1. Peningkatan prestasi belajar siswa SMA N 1 Gondang yang belajar dengan metode problem solving secara perorangan pada topik usaha.

  2. Peningkatan prestasi belajar siswa SMA N 1 Gondang yang belajar dengan metode problem solving secara kelompok pada topik usaha.

  3. Perbedaan prestasi belajar siswa SMA N 1 Gondang yang belajar dengan metode problem solving secara perorangan dan kelompok pada topik usaha.

  4. Peningkatan pemahaman konsep siswa SMA N 1 Gondang yang belajar dengan metode problem solving secara perorangan pada topik usaha.

  5. Peningkatan pemahaman konsep siswa SMA N 1 Gondang yang belajar dengan metode problem solving secara kelompok pada topik usaha.

D. Manfaat Penelitian

  1. Bagi Pembelajaran Memberikan salah satu model pembelajaran siswa untuk membangun pemahamannya sendiri mengenai materi yang diajarkan oleh guru, sehingga siswa menjadi lebih memahami materi yang diajarkan .

  2. Bagi Penelitian Menambah satu hasil penelitian tentang pembelajaran problem solving pada fisika.

BAB II LANDASAN TEORI A. Pembelajaran yang Konstruktivistik

1. Pengertian Belajar

  Menurut kaum konstruktivis (Suparno, 1997:61), belajar merupakan proses aktif pelajar mengkonstruksi arti, mengasimilasi dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang dipunyai seseorang sehingga pengertiannya dikembangkan. Proses tersebut antara lain bercirikan sebagai berikut :

   Belajar berarti membentuk makna. Makna diperoleh oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami.

   Konstruksi arti itu adalah proses yang terus menerus. Setiap kali berhadapan dengan fenomen atau persoalan baru, diadakan rekonstruksi, baik secara kuat maupun lemah.

   Belajar bukan merupakan kegiatan mengumpulkan fakta, melainkan lebih suatu perkembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil perkembangan, melainkan perkembangan itu sendiri (Fosnot, 1996, dalam Suparno, 1997:61).

   Proses belajar sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang dalam keraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut. Situasi ketidakseimbangan (disequilibrium) adalah situasi yang baik untuk memacu belajar.

   Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya (Battencourt, 1989, dalam Suparno, 1997:61).

   Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui si pelajar: konsep-konsep, tujuan, dan motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang dipelajari.

  Fosnot (dalam, Suparno 1997:62) mengemukakan bahwa bagi kaum konstruktivis, belajar adalah suatu proses organik untuk menemukan sesuatu bukan suatu proses mekanik untuk mengumpulkan fakta. Belajar itu merupakan suatu perkembangan pemikiran dengan membuat kerangka pengertian yang berbeda. Siswa harus memiliki pengalaman dengan membuat hipotesis, mengetes hipotesis, memanipulasi objek, memecahkan persoalan, mencari jawaban, menggambarkan, meneliti, berdialog, mengadakan refleksi, mengungkapan pertanyaan, mengekspresikan gagasan untuk mengkonstruksi informasi yang baru. Siswa membentuk pengetahuan mereka sendiri dan guru membantu sebagai fasilitator dan mediator dalam proses pembelajaran. Winkel mendefinisikan pengertian belajar sebagai “suatu kegiatan mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan orang lain dan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat secara relative, konstan dan berbekas” (2007:59).

  Chaplin dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar dalam dua rumusan. Rumusan pertama, belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat dari latihan dan pengalaman. Sedangkan rumusan kedua menyatakan bahwa belajar adalah proses memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya latihan khusus (Muhibbin Syah, 1995:89).

2. Pengertian Mengajar

  Menurut kaum konstruktivis, mengajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke murid, melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya. Mengajar berarti partisipasi dengan pelajar dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mencari kejelasan, bersikap kritis, dan mengadakan justifikasi. Jadi mengajar adalah suatu bentuk belajar sendiri (Bettencourt, 1989, dalam Suparno, 1997:65).

  Menurut prinsip konstruktivis (dalam Suparno, 1997:65), seorang pengajar atau guru berperan sebagai mediator dan fasilitator yang membantu agar proses belajar murid berjalan baik.

  Dalam pembelajaran yang konstruktivistik, diperlukan guru yang konstruktivis yang harus memiliki sikap-sikap, antara lain 1) guru yang selalu mendorong kemandirian siswa; 2) menjadikan siswa sebagai

  problem solver bahkan harus ditingkatkan menjadi problem finder; 3)

  menggunakan gejala alam untuk abstraksi menjadi konsep, hukum, dan teori; 4) lebih banyak menggunakan pertanyaan terbuka; 5) sabar untuk tidak segera menyalahkan dan memberitahukan yang benar; 6) menjadikan kondisi awal siswa sebagai entry point; 7) membiasakan siswa untuk berdialog dalam kelompok; 8) menciptakan kondisi yang dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa (Brooks, 1993, dalam Kartika Budi, 2000:45).

  Pengajar perlu membiarkan murid menemukan cara yang paling menyenangkan dalam pemecahan persoalan. Tidaklah menarik bila setiap kali guru menyuruh murid memakai jalan tertentu. Murid kadang suka mengambil jalan yang tidak disangka atau tidak konvensional untuk memecahkan suatu soal. Bila seorang guru tidak menghargai cara penemuan mereka, ini berarti menyalahi sejarah perkembangan sains yang juga dimulai dari kesalahan-kesalahan (Von Glaserssfeld, 1989, dalam Suparno, 1997:68). Mengajar adalah suatu seni yang menuntut bukan hanya penguasaan teknik, melainkan juga intuisi (Suparno, 1997:69).

3. Belajar Secara Perorangan dan Belajar Kelompok

  Pembelajaran secara perorangan merupakan salah satu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan prinsip Konstruktivisme dari Piaget. Dalam penelitiannya Piaget mengamati bagaimana seorang anak itu pelan-pelan membentuk pengetahuannya sendiri. Ia menyoroti bagaimana seorang anak itu pelan-pelan membentuk skema, mengembangkan skema, dan mengubah skema. Dengan kata lain Piaget menekankan bagaimana si individu secara sendiri mengkonstruksi pengetahuan dari interaksinya dengan pengalaman dan objek yang dihadapi (Suparno, 2007:10).

  Menurut Piaget, perkembangan kognitif seseorang memiliki tiga unsur yaitu isi, fungsi dan struktur. Isi adalah apa yang diketahui oleh seseorang.

  Isi inteligensi berbeda-beda dari umur ke umur dan dari anak ke anak. Fungsi menunjukkan sifat dari aktivitas asimilasi dan akomodasi yang tetap dan terus menerus dikembangkan. Struktur menunjukkan organisatoris yang dibentuk (skema) yang menjelaskan terjadinya perilaku khusus (Suparno, 1997:35).

  Pembelajaran secara kelompok atau kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan prinsip Konstruktivisme dari Vygotsky, yang menganggap bahwa siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit jika mereka saling mendiskusikan masalah-masalah tersebut bersama dengan temannya. Pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pengajaran di mana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil yang saling membantu dalam belajar.

  Von Glasersfeld, 1989 (dalam Suparno, 1997:63) menjelaskan bagaimana pengaruh konstruktivisme terhadap belajar dalam kelompok.

  Dalam kelompok belajar siswa harus mengungkapkan bagaimana ia melihat persoalan dan apa yang akan dibuatnya dengan persoalan itu.

  Inilah salah satu jalan menciptakan refleksi yang menuntut kesadaran akan apa yang sedang dipikirkan dan dilakukan. Selanjutnya, ini akan memberikan kesempatan kepada seseorang untuk aktif membuat abstraksi. Usaha menjelaskan sesuatu kepada kawan-kawan justru membantunya untuk melihat sesuatu dengan lebih jelas dan bahkan melihat inkonsistensi pandangan mereka sendiri.

  Menurut para Sosiokulturalis, aktivitas mengerti selalu dipengaruhi oleh partisipasi seseorang dalam praktek-praktek sosial dan cultural yang ada: situasi sekolah, masyarakat, teman, dan lain-lain (Cobb,1994, dalam Suparno, 1997:46). Model-model berdasarkan pengertian di atas, berhubungan dengan inteligensi interpersonal dan inteligensi intrapersonal.

  Inteligensi interpersonal adalah kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, temperamen orang lain (Suparno, 2004:39). Inteligensi interpersonal dapat diekspresikan dalam bentuk kegiatan sharing, diskusi kelompok, kerja sama membuat proyek atau praktikum bersama, permainan bersama maupun simulasi bersama.

  Inteligensi intrapersonal adalah kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptatif berdasarkan pengenalan diri itu. Termasuk dalam inteligensi ini adalah kemampuan berefleksi dan keseimbangan diri (Suparno, 2004:41).

  Sebagai pendidik kita dapat membantu siswa untuk meningkatkan Inteligensi intrapersonal dengan beberapa latihan, seperti melatih metode refleksi, teknik metakognitif, strategi berpikir dalam mengolah emosi, prosedur mengenal diri melatih kepenuhan diri, melatih konsenstrasi, latihan melihat diri ke dalam (Suparno, 2004:75).

B. Metode Problem Solving

  Problem Solving

  adalah model pembelajaran dengan pemecahan persoalan. Biasanya guru memberikan persoalan yang sesuai dengan topik yang mau diajarkan dan siswa diminta untuk memecahkan persoalan itu. Ini dapat dilakukan baik dalam kelompok maupun pribadi. Guru sebaiknya minta bagaimana siswa memecahkan persoalan bukan hanya melihat hasil akhirnya (Suparno, 2007:98).

  Metode problem solving adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah.

  Ketika dihadapkan dengan suatu pertanyaan, siswa dapat melakukan ketrampilan memecahkan masalah untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya. Tidak hanya dengan cara menghafal tanpa dipikir, keterampilan memecahkan masalah memperluas proses berpikir (Pepkin, 2004:1, dalam Nuriana, 2007).

  Metode pemecahan masalah (Problem Solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau bersama-sama. Dalam hal ini proses langkah-langkah dari metode problem solving secara perorangan dan metode problem solving secara kelompok sama, tetapi yang membedakan metodologi dalam pembelajaran yang dilakukan secara perorangan dan kelompok.

  Menurut Reif (dalam Mundilarto, 2004:169) dalam pemecahan soal-soal fisika diperlukan kemampuan dasar sebagai prasyarat utama, yakni kemampuan menginterprestasikan konsep-konsep dan prinsip-prinsip fisika secara tepat, kemampuan mendeskripsikan serta mengorganisasikan pengetahuan fisika secara efektif.

  Adapun proses dari metode problem solving, terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut (Pepkin, 2004:2, dalam Nuriana, 2007) :

  1. Klarifikasi masalah Klarifikasi masalah meliputi pemberian penjelasan kepada siswa tentang masalah yang diajukan agar siswa dapat memahami tentang penyelesaian seperti apa yang diharapkan

  2. Pengungkapan pendapat Pada tahap ini siswa dibebaskan untuk mengungkapkan pendapat tentang berbagai macam strategi penyelesaian masalah

  3. Evaluasi dan Pemilihan Pada tahap evaluasi dan pemilihan ini setiap kelompok/perorangan mendiskusikan pendapat-pendapat atau strategi-strategi mana yang cocok untuk menyelesaikan masalah

  4. Implementasi Pada tahap ini siswa menentukan strategi mana yang dapat diambil untuk menyelesaikan masalah kemudian menerapkan sampai menemukan penyelesaian dari masalah tersebut (Pepkin 2004:2). Kelebihan dari metode problem solving adalah

  1. melatih siswa berpikir secara sistematis, mencari sebab akibat; 2. melatih siswa agar terampil dalam mencari jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi; 3. melatih siswa agar terampil dalam menganalisa suatu masalah dari berbagai aspek; 4. mendidik siswa untuk bertanggung jawab terhadap yang telah ditetapkan dalam memecahkan masalah; 5. mendidik siswa untuk bersikap terbuka terhadap pendapat orang lain dan membuat pertimbangan untuk memilih suatu pertimbangan. Sedangkan kelemahan metode problem solving 1. memerlukan waktu yang cukup banyak; 2. tidak dapat digunakan pada kelas-kelas rendah, karena memerlukan kecakapan bersoal jawab dan memikirkan sebab akibat;

  3. menyebabkan pelajaran tertinggal, sebab satu dua masalah yang dipandang sulit dipecahkan akan memakan waktu yang tidak sedikit.

C. Hasil Belajar

  Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui si pelajar: konsep-konsep, tujuan, dan motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang dipelajari (Suparno, 1997:61).

  Hasil belajar yang baik menunjukkan tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar yang dikenal sebagai prestasi belajar. Pada umumya prestasi belajar diwujudkan dengan nilai atau simbol. Menurut Ngalim Purwanto (2009:70) penskoran merupakan langkah pertama dalam proses pengolahan hasil tes perkerjaan siswa atau mahasiswa. Penskoran adalah suatu proses pengubahan jawaban-jawaban tes menjadi angka-angka. Angka-angka hasil penskoran itu kemudian diubah menjadi nilai-nilai melalui suatu proses pengolahan tertentu.

  Prestasi belajar merupakan penilaian yang berfungsi sebagai alat untuk mengetahui proses belajar, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, dan hasil belajar berupa kemampuan- kemampuan kinerja (performance dan perilaku-perilaku) yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya, setelah ia berinteraksi dengan guru di sekolah (Sudjana, 1990).

  Siswa dikatakan mempunyai prestasi belajar yang tinggi bila banyak tujuan yang bisa dicapai. Indikator-indikator yang menunjukkan siswa mempunyai prestasi belajar tinggi dapat diketahui dari aspek ingatan, pemahaman, penerapan, dan analisis. Aspek ingatan ditunjukkan dengan seberapa jauh siswa mampu mengingat kembali materi pembelajaran, menyebutkan, mampu mendefinisikan dan mengungkapan kembali suatu pertanyaan, konsep, atau hukum yang telah dipelajari. Aspek pemahaman ditunjukkan dengan seberapa jauh siswa mampu memahami materi dengan membedakan pertanyaan, mampu mengklasifikasikan materi pembelajaran. Aspek penerapan ditunjukkan dengan seberapa jauh siswa mampu menerapkan hukum dalam soal. Aspek analisis ditunjukkan dengan seberapa jauh siswa mampu menggunakan hukum dengan tepat, mendatanya dan langkah-langkah penyelesaian suatu soal (Winkel, 1996:188). Dalam penelitian ini aspek yang dipakai hanya 4 aspek, yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi dan analisis. Aspek ini akan digunakan untuk tes dalam pengukuran hasil belajar.

D. Pemahaman Konsep

  Menurut Suparno (2005:94-95) proses pembelajaran fisika yang benar haruslah mengembangkan perubahan konsep. Perubahan yang pertama adalah perubahan dalam memperluas konsep, dari konsep yang belum sempurna menjadi lebih sempurna. Perubahan lain adalah mengubah dari konsep yang salah menjadi benar atau sesuai dengan konsep para ahli fisika. Pembelajaran yang hanya membuat konsep statis atau bahkan menjauh dari konsep yang diterima para ahli, dapat dikatakan pembelajaran yang tidak sukses. Sedangkan pembelajaran fisika yang baik adalah yang memungkinkan perubahan konsep itu.

  Toulmin menyebutkan bahwa bagian terpenting dalam pemahaman siswa adalah perkembangan konsepnya yang evolutif, terus berubah pelan-pelan dan bukan konsep-konsep yang telah baku, prosedur yang stereotip, atau konsep yang tidak dapat diubah. Dalam perkembangan konsep, siswa mengubah gagasannya lebih maju. Resionalitas siswa justru terletak pada bagaimana siswa mengubah konsep, prosedur, dan gagasannya untuk semakin maju (Suparno, 2005:85).

  Menurut Posner dkk (1982, dalam Suparno, 2005:87), dalam proses pembelajaran ada dua proses perubahan konsep. Dalam pembelajaran ada yang disebut asimilasi dan akomodasi. Dalam asimilasi, siswa menggunakan konsep-konsep yang telah ada untuk menghadapi gejala baru dengan suatu perubahan kecil yang berupa penyesuian. Dalam akomodasi, siswa harus mengganti atau mengubah konsep-konsep pokok mereka yang lama karena tidak cocok lagi dengan persoalan yang baru. Disini ada perubahan secara drastis dan siswa sungguh-sungguh mengubah konsep yang telah dipunyai.

E. Usaha

  Penjelasan mengenai materi usaha yang dibuat dalam skripsi ini diambil dari buku Purwoko Fendi tahun 2006 halaman 80-83.

1. Pengertian usaha Dalam fisika, usaha selalu melibatkan gaya dan perpindahan.

  Telah diketahui bahwa gaya menyebabkan perubahan gerak suatu benda. Perubahan gerak tersebut salah satunya adalah dari diam menjadi bergerak. Benda yang bergerak pasti mengalami perpindahan. Dari sini dapat diketahui dengan upaya berupa gaya diperoleh suatu tujuan, yaitu perpindahan. Dengan demikian, dalam ilmu fisika usaha mempunyai definisi yang eksklusif, yaitu usaha hanya akan terjadi jika gaya yang bekerja pada suatu benda menghasilkan perpindahan benda tersebut. Jadi, meskipun pada benda bekerja gaya yang sangat besar, tetapi jika benda tersebut tidak mengalami perpindahan, tidak ada usaha pada benda tersebut.

  Jika seseorang mengambil sebuah buku, mengangkatnya, dan kemudian membacanya dengan berdiri, orang tersebut hanya melakukan usaha saat mengangkat buku saja. Pada saat ia membacanya, ia tidak melakukan usaha meskipun ia mengerjakan gaya pada buku (untuk menahannya agar tidak jatuh).

  F S Gambar 1. Gaya sebesar F menyebabkan benda berpindah sejauh s sehingga menimbulkan usaha

  Usaha yang dilakukan oleh gaya tetap F sama dengan hasil kali antara besar gaya yang dikerjakan pada buku dengan besarnya perpindahan buku, dan secara matematis dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :

  W= F. s Dalam SI, satuan usaha adalah joule (J), satuan gaya adalah newton dan perpindahan adalah meter, sehingga satu joule sama dengan satu newton meter (Nm). 1 joule = 1 newton meter

  7

  1 joule = 10 erg

  7

  1 Nm = 10 erg Dari hubungan di atas, dapat didefinisikan bahwa satu joule adalah besar usaha yang dilakukan oleh gaya satu newton untuk memindahkan suatu benda searah gaya sejauh satu meter.

2. Usaha dari gaya tetap

  N

  Fsin

F

Fcos

  S W Gambar 2. Gaya F membentuk sudut θ terhadap perpindahan s Usaha yang dilakukan oleh gaya pada gambar 2 merupakan hasil kali antara komponen gaya yang searah gerak dengan perpindahannya. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut : Keterangan:

  W = usaha (joule) F = gaya (newton) θ = sudut antara arah gaya dengan perpindahan s = perpindahan (meter) Rumus tersebut merupakan rumus usaha ketika gaya yang bekerja pada benda membentuk sudut θ. Rumus usaha dengan arah gaya yang lain dapat dirumuskan sebagai berikut:

  W = F cos θ . s a. Jika θ = 0 Gambar 3. Perpindahan searah gaya sehingga usaha nol

  b. Jika θ = 90 Gambar 4. Perpindahan tegak lurus arah gaya sehingga usaha nol

  

F

S F

  W= F cos 0 . s = F.s W= F cos 90 . s = F.s c. Jika θ = 180

  F S

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar dengan metode problem solving secara kelompok dan individu (quasi eksperimen di SMAN 4 Tangerang Sealatan)

0 20 174

Penguasaan konsep oleh siswa melalui metode problem solving pada konsep sistem respirasi (eksperimen di MTS Negeri Cipondoh Tangerang)

1 53 182

Penerapan metode problem solving pada pembelajaran akidah akhlak siswa kelas II

12 88 122

Pengaruh penggunaan media simulasi phet dengan metode pembelajaran problem solving terhadap peningkatan pemahaman konsep fisika siswa pada pokok bahasan hukum-hukum tentang gas ideal di SMA Negeri 2 Klaten dan SMA Negeri 1 Prambanan kelas XI.

1 5 166

Pengaruh pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan metode problem solving terhadap sikap ilmiah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten.

2 9 158

probing promting problem posing dan problem solving

0 0 13

Pembelajaran IPA terpadu dengan menggunakan metode inkuiri dan media komputer pada topik wujud zat dan kelarutan pada siswa SMP Katolik Santo Mikail Balikpapan - USD Repository

0 0 221

Metode pembelajaran matematika pada topik fungsi kuadrat di kelas X SMA Negeri 6 Yogyakarta - USD Repository

0 0 288

Penerapan pembelajaran fisika dengan metode problem solving untuk membantu siswa mengembangkan sikap ilmiah dan mengkonstruksi pengetahuan tentang elastisitas bahan dan hukum Hooke 2008/2009 - USD Repository

0 0 126

Peningkatan penalaran siswa pada konsep tekanan melalui penerapan metode problem solving di SMP Pangudi Luhur Moyudan - USD Repository

0 3 131