Pandangan tokoh-tokoh protagonis dan antagonis terhadap aborsi dalam novel aborsi karya Idayu Kristanti tinjauan sosiologi sastra - USD Repository
PANDANGAN TOKOH-TOKOH PROTAGONIS DAN ANTAGONIS
TERHADAP ABORSI DALAM NOVEL ABORSI
KARYA IDAYU KRISTANTI TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia
Disusun Oleh
EKA SUMARYATI
NIM : 044114008
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
JURUSAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
SKRIPSI INI DIPERSEMBAHKAN KEPADA:
- • Tuhanku Yesus Kristus • Keluargaku yang tercinta, Bapak Usram Santosa, Ibu Sutarmi, dan Adik Wawan • Elifas yang kusayangi dan semua orang yang kukasihi dan mengasihiku
- • Kampusku yang keren
• Semua penghuni bumi Indonesia yang menolak adanya praktek aborsi karena anak yang
diberikan Tuhan merupakan berkah dan titipanNya yang harus dijaga bukan dibunuh.
MOT T O
SABAR, BERUSAHA, DAN SELALU BERDOA
YAKIN BAHWA TUHAN SELALU IKUT BERKARYA DALAM HIDUP KITA SEGALA SESUATUNYA AKAN INDAH PADA WAKTUNYA
GOD BLESS U ALL
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 4 Maret 2009 Penulis,
(Eka Sumaryati)
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Eka Sumaryati Nomor Mahasiswa : 044114008
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : ”PANDANGAN TOKOH-TOKOH PROTAGONIS DAN ANTAGONIS TERHADAP ABORSI DALAM NOVEL ABORSI KARYA IDAYU KRISTANTI” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : Maret 2009 Yang menyatakan, (Eka Sumaryati)
ABSTRAK
Sumaryati, Eka. 2009. ”Pandangan Tokoh-Tokoh Protagonis dan Antagonis
Terhadap Aborsi dalam Novel Aborsi karya Idayu Kristanti: Tinjauan Sosiologi Sastra”. Skripsi Strata I. Yogyakarta: Prodi Sastra Indonesia, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana pandangan tokoh-tokoh protagonis dan antagonis terhadap aborsi dalam novel Aborsi karya Idayu Kristanti. Peneliti menganalisis latar, tokoh dan penokohan dalam cerita dan kemudian mengkaji bagaimana pandangan tokoh-tokoh protagonis dan antagonis dalam menyikapi permasalahan aborsi.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitan ini adalah pendekatan secara struktural dan pendekatan Sosiologi Sastra. Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis, yaitu menganalisis fakta-fakta dan menjelaskan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka, diakhiri dengan penyajian hasil analisis data.
Hasil dalam penelitian ini, yaitu (1) analisis sruktural meliputi tokoh, penokohan, dan latar, (2) analisis sosiologi sastra meliputi pandangan tokoh-tokoh protagonis dan antagonis terhadap aborsi.
Dalam cerita novel Aborsi karya Idayu Kristanti terdapat tokoh-tokoh protagonis dan antagonis. Tokoh protagonis meliputi tokoh Melodi, Ibu Melodi, Kania Ephipania, Firdaus Malik, Denis Deo, dan Lenvin. Mereka adalah tokoh yang menolak adanya praktik aborsi. Tokoh antagonis meliputi Firdaus, Ayah Melodi, dan Dokter Sanusi. Mereka adalah tokoh yang menyetujui adanya praktik aborsi. Tokoh-tokoh tersebut terikat pada cerita yang sama yaitu yang mempermasalahkan aborsi dengan penggambaran latar tempat, latar waktu, dan latar sosial yang detil, sedangkan secara sosiologi mereka adalah tokoh-tokoh yang memiliki pandangan sendiri-sendiri yang pada akhirnya menyebabkan mereka untuk menyetujui atau menolak adanya praktik aborsi.
Analisis sosiologi sastra menghasilkan rumusan pandangan tokoh-tokoh protagonis dan antagonis terhadap aborsi. Pandangan tokoh-tokoh protagonis terhadap aborsi yaitu sebagai berikut; (i) aborsi itu bukanlah jalan satu-satunya untuk memecahkan masalah; (ii) aborsi itu merupakan pembunuhan; (iii) aborsi itu hanya membuat sedih; (iv) aborsi itu membahayakan nyawa; (v) aborsi itu tindakan yang berdosa; (vi) aborsi itu merampas hak hidup ciptaan Tuhan.
Pandangan tokoh-tokoh antagonis terhadap aborsi yaitu sebagai berikut: (i) aborsi itu dilakukan untuk menjaga nama baik keluarga; (ii) aborsi itu merupakan satu-satunya jalan keluar yang terbaik; (iii) aborsi dilakukan untuk menjaga keutuhan keluarga; (iv) aborsi dilakukan untuk menjaga persahabatan.
Berdasarkan pandangan tokoh-tokoh dalam menyikapi aborsi, terungkap bahwa aborsi merupakan tindakan yang lebih sering merugikan kaum perempuan. Aborsi dilihat dari sisi manapun akan meninggalkan luka di hati para korbannya. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya cocok ditinjau secara psikologis.
ABSTRACT Sumaryati, Eka. 2009. ” Point of view of Protagonist and Antagonist Character about Abortion in Novel ”Aborsi” by Idayu Kristanti:
Literature Sociology Observed”. Bachelor degree Thesis.
Jogjakarta: Indonesian Literature Program Study, Literature Faculty, Sanata Dharma University.This research examines about what is the opinion of the protagonist and antagonist characters concerning abortion in novel ”Aborsi” by Idayu Kristanti. The researcher analyzes the setting, character, and characterization in that story then examines what is the opinion of the protagonist and antagonist characters in abortion problem.
The approach that is used in this research is structural approach and literature sociology approach. The method that is descriptive analysis. It is a method that is done by analyzing and explaining the facts. The data collecting method is done by literature study and the final step is present the result of the data analyze.
The result of this research are (1) structural, that are plot, character, and setting analyses, (2) literature sociology that discusses the opinion of the protagonist and antagonist characters about abortion.
In novel ”Aborsi” by Idayu Kristanti, there are protagonist and antagonist characters. The protagonis characters are Melodi, Melodi’s Mother, Kania Ephipania, Firdaus Malik, Denis Deo, and Lenvin. These characters disagree with the abortion practice.The antagonist character are Firdaus, Melody’s Father, and Doctor Sanusi. They agree with the abortion practice. All characters are bound in the sane story that make a problem out of abortion by a detail description f place, time, and social setting. However, sociologically they have their own opinions that make them agree or disagree with abortion practice.
The analyze literature sociology result point of view of the protagonist and antagonist characters’ concerning abortion. Point of view of protagonist characters about abortion are: (i) abortion is not the only way to solve a problem; (ii) abortion is a killing; (iii) abortion can make sadness; (iv) abortion is dangerous for someone’s soul; (v) abortion is asinful act; (vi) abortion seizes the living right of God’s creatures.
The analyze of the antagonist characters’ opinion are: (i) abortion is done to keep the family’s name good; (ii) abortion is the best way to solve the problems; (iii) abortion is done to keep the family’s wholeness; (iv) abortion is done to keep a friendship.
Base on those characters’ opinion about abortion, it is revealed that abortion is an harmful act especially for woman. Abortion will leave a wound in the heart of someone who have done it for the next research, it is better to observe this novel psychologically.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasihNya yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana sastra di Fakultas Sastra, Jurusan Sastra Indonesia, Program Studi Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma. Skripsi yang disusun penulis berjudul ”Pandangan Tokoh-Tokoh Protagonis dan Antagonis Terhadap aborsi dalam novel Aborsi karya Idayu Kristanti Tinjauan Sosiologi Sastra”.
Penulis menyadari bahwa dalam proses persiapan hingga penyelesaian penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak.
Berdasarkan hal tersebut, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. I. Praptomo Baryadi, M. Hum. selaku dekan Fakultas Satra
2. Drs. B. Rahmanto, M.Hum dan S.E. Peni Adji, S.S., M.Hum selaku dosen pembimbing. Terima kasih atas perhatian dan kesabarannya sehingga skripsi ini akhirnya terselesaikan.
3. Bapak Usram dan Ibu Tarmi, kedua orang tuaku yang selalu memberi dukungan doa, semangat, dan segala bentuk dukungan lainnya sehingga proses penyususan skripsi ini berjalan dengan lancar. Terima kasih atas pesan-pesannya semoga ini bisa membahagiakan bapak dan ibu.
4. Adik Wawan, adikku yang cakep yang selalu bantu dalam doa.
5. Mas Elifas, atas komputer yang aku pakai untuk menulis skripsi juga bantuan doa dan kasih sayangnya yang memberiku kekuatan.
6. Dosen-dosen Sastra Indonesia atas bimbingan dan pengajaran yang diberikan. Pak Ari, Pak San, Pak Heri, Pak Yapi, dan Bu Tjandra.
7. Seluruh keluarga besar Universitas Sanata Dharma yang tidak pernah membuat kampusku sepi.
8. Keluarga besar Mbah Apuk yang selalu menemaniku dan mendukungku.
9. Teman-teman seperjuanganku di angkatan ’04 dan semua angkatan di Sastra Indonesia. I love U all, my friends”.
10. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu kelancaran proses penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi yang disusun ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis bersedia dengan terbuka menererima masukan, kritik, dan saran terhadap skripsi ini.
Semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak yang membutuhkan dan dapat menjadi bahan kajian lebih lanjut. Terimakasih Penulis,
Eka Sumaryati
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………… i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................... ii HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………. iii PERSEMBAHAN ................................................................................... iv MOTTO ................................................................................................... v SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ................................................... vi HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .......................................... vii ABSTRAK .............................................................................................. viii
ABSTRACT .............................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................ x DAFTAR ISI ........................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN ................................................................
1
1.1 Latar Belakang ............................................................... 1
1.2
6 Rumusan Masalah ..........................................................
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................ 6
1.4
7 Manfaat Penelitian .........................................................
1.5
7 Tinjauan Pustaka ............................................................
1.6 Landasan Teori ............................................................... 8
1.6.1
8 Teori Struktural ...................................................
1.6.2 Sosiologi Sastra ................................................... 12
1.6.3
14 Pandangan ...........................................................
1.6.4 Aborsi .................................................................. 14
1.7 Metode Penelitian .................................................................. 16
1.8 Sumber Data .......................................................................... 17
1.9
17 Sistematika Penyajian ...........................................................
BAB II ANALISIS TOKOH, PENOKOHAN, DAN LATAR TERHADAP ABORSI DALAM NOVEL ABORSI KARYA IDAYU KRISTANTI................ ...............................................................
18 2.1 Tokoh dan Penokohan ..........................................................
18 2.1.1 Tokoh Protagonis ..................................................
20 2.1.2 Tokoh Antagonis ...................................................
36 2.2 Latar .....................................................................................
43 2.2.1 Latar Tempat ........................................................
43 2.2.2 Latar Waktu ..........................................................
47 2.2.3 Latar Sosial ...........................................................
50 BAB III ANALISIS PANDANGAN TOKOH-TOKOH PROTAGONIS DAN ANTAGONIS TERHADAP ABORSI DALAM NOVEL ABORSI KARYA IDAYU KRISTANTI .....................
55 3.1 Tokoh Protagonis ...................................................................
57
3.1.1 Pandangan Tokoh Melodi terhadap Aborsi dalam Novel Aborsi Karya Idayu Kristanti ......................
57
3.1.2 Pandangan Tokoh Ibu Melodi terhadap Aborsi dalam Novel Aborsi Karya Idayu Kristanti .............
66
3.1.3 Pandangan Tokoh Kania Ephipania terhadap Aborsi dalam Novel Aborsi Karya Idayu Kristanti ..... 69
3.1.4 Pandangan Tokoh Firdaus Malik terhadap Aborsi dalam Novel Aborsi Karya Idayu Kristanti ............. 71
3.1.5 Pandangan Tokoh Lenvin terhadap Aborsi dalam Novel Aborsi Karya Idayu Kristanti ................. 75
3.2 Tokoh Antagonis ........................................................................ 82
3.2.1 Pandangan Tokoh Farid terhadap Aborsi dalam Novel Aborsi Karya Idayu Kristanti ............................ 82
3.2.2 Pandangan Tokoh Ayah terhadap Aborsi dalam Novel Aborsi Karya Idayu Kristanti ............................ 87
3.3.3 Pandangan Tokoh Dokter Sanusi terhadap Aborsi dalam Novel Aborsi Karya Idayu Kristanti ................ 91 BAB IV PENUTUP ............................................................................ 97 4.1 Kesimpulan .....................................................................
97
4.2 Saran ............................................................................... 101 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 103 BIOGRAFI ................................................................................................. 105
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sastra pada dasarnya adalah hasil dari cipta karya manusia yang memaparkan tentang hidup dan kehidupan. Dengan bahasa sebagai mediumnya, sastra menampilkan gambaran kehidupan manusia yang mencakup hubungan antara masyarakat dengan orang seorang, antara manusia, dan juga antara peristiwa yang terjadi dalam batin seseorang. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam batin seseorang sering menjadi kajian sastra. Sastra adalah pantulan hubungan seseorang dengan orang lain atau dengan masyarakat (Damono, 1978 : 1).
Karya sastra sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Karya sastra tidak lepas dari dunia yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan semua itu mempengaruhi terciptanya hubungan antara pencipta karya sastra dengan pesan yang akan disampaikan oleh pengarang, agar dapat diterima oleh masyarakat.
Pada umumnya, orang sepakat menyatakan bahwa sastra dipahami sebagai satu bentuk kegiatan manusia yang tergolong pada karya seni yang menggunakan bahasa sebagai bahan. Sastra terwujud sebagai sarana komunikasi dengan penikmatnya atau pembacanya. Pada intinya, sastra itu adalah sebagai cerminan masyarakat karena menampilkan kehidupan manusia (Jabrohim, 2003 : 10-11). Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah kegiatan seni. Salah satu batasan “sastra” adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak, ada segi estetisnya.
1 Bahasa yang digunakan mempunyai fungsi ekspresif. Karyanya disebut karya yang imajinatif (Wellek dan Warren. Trj. Melani Budianta, 1990 : 3-11).
Karya sastra menurut ragamnya dibedakan atas prosa, puisi, dan drama. Cerita rekaan merupakan jenis karya sastra yang beragam prosa atau cerita fiksi. Karya sastra memang bersifat dulce et utile; menyenangkan dan bermanfaat. Demikian cerita rekaan sebagai suatu karya sastra seharusnya menarik dan menimbulkan rasa ingin tahu. Semua cerita rekaan ada kemiripan dengan sesuatu dalam hidup ini karena bahannya diambil dari pengalaman hidup. Pengalaman ini dapat berupa pengalaman langsung, yaitu pengalaman yang dialami secara langsung oleh pengarang, dapat juga berupa pengalaman tak langsung, yaitu pengalaman orang lain yang secara tak langsung sampai kepada pengarang (Sudjiman, 1988 : 11-13).
Mengacu dari situlah maka novel Aborsi karya Idayu Kristanti bisa dikatakan suatu bentuk prosa atau cerita fiksi. Cerita yang dipaparkan di dalamnya mencerminkan realitas kehidupan masyarakat. Dalam hal ini, karya Idayu Kristanti menyuguhkan kisah tentang fenomena aborsi sekarang yang sering terjadi di Indonesia.
Menurut hukum-hukum yang berlaku, aborsi atau pengguguran janin termasuk kejahatan, yang dikenal dengan istilah “Abortus Provocatus Criminalis”, yang menerima hukuman adalah ibu yang melakukan aborsi, dokter atau bidan atau dukun yang membantu melakukan aborsi orang-orang yang membantu terlaksananya aborsi.( http://www.aborsi.org/hukum-aborsi.htm ).
2 Perdebatan aborsi di Indonesia akhir-akhir ini semakin ramai, karena dipicu oleh berbagai peristiwa yang mengguncang sendi-sendi kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Banyak orang bertanya mengapa tidak boleh melakukan aborsi? Apa salahnya melakukan aborsi?. Sudah bukan rahasia lagi bahwa masyarakat mengetahui adanya dokter-dokter tertentu atau klinik-klinik tertentu yang sering melakukan aborsi. Oleh karena sering melakukan aborsi mereka dianggap sebagai para pelaksana aborsi yang sah. Padahal menurut Kode Etik Kedokteran Indonesia (kodeki), KUHP, dan Undang-undang Kesehatan, aborsi dilarang karena alasan apa pun kecuali ada terdapat indikasi medis, sehingga praktik aborsi seperti yang selama ini berlangsung, sebenarnya adalah praktik ilegal (CB. Kusmaryanto, 2002 : xiv-xv).
Masalah aborsi di Indonesia masih menjadi kontroversi. Walaupun sudah ada undang-undang yang melarang tindak aborsi, namun hal itu masih terjadi dan kerap dijumpai di kalangan masyarakat, bisa dilakukan oleh siapa saja apa pun status sosial dan ekonominya. Aborsi merupakan proses pengeluaran janin secara paksa sebelum janin tersebut dapat hidup di luar kandungan.
Novel Aborsi karya Idayu Kristanti ini menggambarkan tentang sebuah pembunuhan janin dan penyelamatan janin dari bahaya aborsi. Melodi adalah tokoh yang mengalami aborsi. Melodi menjalin hubungan secara diam-diam dengan Farid, karena Farid sudah beristri. Walaupun Farid sudah beristri, ia sangat mencintainya hingga ia hamil. Setelah mengetahui Melodi hamil, Farid tidak mau bertanggungjawab dengan alasan lebih mementingkan keluarganya.
Farid menyuruh Melodi untuk mengaborsi kandungannya tetapi Melodi tidak mau
3 mengugurkan kandungannya dengan alasan tidak mau mengulangi kesalahan yang kedua kalinya. Melodi kecewa, ia meninggalkan Farid dan keluar dari pekerjaannya. Melodi pulang ke rumah dengan harapan dapat melanjutkan kehamilannya dengan tenang. Namun, Ayah Melodi tidak mau menerima kehamilan Melodi yang statusnya tidak jelas. Ayah Melodi pun menyuruh Melodi untuk mengaborsi kandungannya. Melodi sedih dan tetap memohon agar Ayah tidak mengaborsi kandungannya. Tetapi Ayah Melodi merasa malu dan diam- diam membawa Melodi ke sebuah klinik untuk aborsi dengan alasan memeriksakan kesehatan kandungan Melodi. Ayah bersekongkol dengan Dokter Sanusi untuk mengaborsi kandungan Melodi. Akhirnya Ayah dan Dokter Sanusi berhasil mengaborsi kandungan Melodi. Setelah Melodi tahu bahwa bayinya hilang, ia sangat sedih dan merasa bersalah dan dari perasaan bersalah itulah ia memiliki motivasi untuk melindungi semua janin dan anak yang tak diinginkan oleh orangtuanya. Melodi sangat membenci aborsi dengan alasan apapun. Tokoh Melodi juga menjadi penasihat bagi teman-teman atau orang-orang yang sudah mengalami aborsi atau akan melakukan aborsi. Setelah menjalani hidup baru ia pergi mencari kerja disebuah kota, di sana ia bertemu dengan seorang teman yang akan melakukan aborsi, namanya Kania. Kania juga hamil di luar nikah, ia disuruh mengaborsi kandungannya oleh Firdaus kekasihnya. Firdaus menyuruh aborsi dengan alasan belum ingin terikat pernikahan. Melodi tahu dan ingin mencegah perbuatan Firdaus. Melodi pun menolong Kania agar ia tidak melakukan aborsi, dengan penuh kesabaran Melodi menghibur dan memberi saran agar Kania tidak melakukan aborsi. Selain memberikan nasehat pada Kania,
4 Melodi juga memberikan nasehat pada Firdaus agar sadar dan membatalkan aborsi. Melodi tetap optimis menyelamatkan bayi Kania, agar ia dapat menebus semua kesalahannya pada masa lalu, dan ternyata Melodi pun berhasil. Melodi berhasil menyelamatkan bayi Kania dengan bantuan Lenvin, teman dalam dunia mayanya. Menurut tokoh Farid, ia menganggap aborsi itu sah-sah saja, selama masih berupa janin ia boleh di aborsi. Berbeda lagi dengan tokoh Ayah Melodi, apapun akan dilakukan untuk menutupi aib keluarga. Ia melakukan aborsi terhadap Melodi karena malu terhadap masyarakat, mempunyai cucu yang tidak punya ayah bahkan ayahnya tidak mau bertanggung jawab. Dalam novel ini terdapat banyak pandangan tokoh terhadap aborsi.
Dalam penelitian ini, penulis menganalisis pandangan tokoh terhadap aborsi dalam novel Aborsi. Dalam novel ini terdapat tokoh-tokoh yang pro dan kontra terhadap aborsi. Penulis akan menganalisis tokoh-tokoh yang berkaitan dengan aborsi dan menganalisis bagaimana pandangan tokoh-tokoh protagonis dan antagonis terhadap aborsi dalam novel Aborsi karya Idayu Kristanti.
Idayu Kristanti melalui karyanya ini menjelaskan beragam pendapat tentang aborsi, pandangan mengenai aborsi, alasan-alasan menolak dan menyetujui aborsi. Aborsi dalam kenyataannya banyak dilakukan oleh lapisan masyarakat. Dalam karyanya yang berjudul Aborsi inilah, Idayu Kristanti benar- benar menolak adanya praktek aborsi sehingga terlihat dalam ceritanya. Idayu menyajikan tokoh-tokoh protagonis dan antagonis dalam ceritanya. Idayu mengangkat tokoh perempuan sebagai tokoh yang tersakiti. Tokoh perempuan
5 merupakan sasaran dari tindakan aborsi, bagaimana tokoh bersikap dalam menanggapi masalah aborsi.
Penulis memiliki pandangan yang sama dengan penulis novel Aborsi ini dalam menyikapi masalah aborsi, menolak dengan tegas praktek aborsi dengan alasan apa pun. Penulis ingin agar di Indonesia ini menindak dengan tegas praktek aborsi. Dalam bentuknya yang paling sederhana. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk menjadikan novel Aborsi karya Idayu sebagai bahan kajian penelitian. Apalagi di Indonesia saat ini praktek aborsi masih terus terjadi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian hanya dibatasi dan ditekankan pada permasalahan dibawah ini:
1.2.1 Bagaimanakah tokoh, penokohan dan latar dalam novel Aborsi karya
Idayu Kristanti?
1.2.2 Bagaimana pandangan tokoh-tokoh protagonis dan antagonis terhadap aborsi dalam novel Aborsi karya Idayu Kristanti?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian masalah ini adalah untuk
1.3.1 Mendeskripsikan analisis tokoh, penokohan dan latar dalam novel Aborsi karya Idayu Kristanti.
6
1.3.2 Mendeskripsikan dan menganalisis pandangan tokoh-tokoh protagonis dan antagonis terhadap aborsi dalam novel Aborsi karya Idayu Kristanti.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini tidak hanya untuk kepentingan penulis semata, tetapi penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan kajian karya sastra Indonesia terutama karya-karya yang mengangkat tema mengenai aborsi. Hasil pendekatan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pendekatan analisis karya sastra berdasar pada sosiologi sastra. Penelitian ini juga bermanfaat untuk menambah wawasan tentang permasalahan aborsi yang dalam hal ini fenomena tersebut bisa diangkat kedalam sebuah karya sastra.
1.5 Tinjaun Pustaka
Novel Aborsi adalah novel pertama dari Idayu Kristanti. Ia saat ini menjaga rutinitasnya di sebuah bank swasta. Pada akhirnya menulis menjadi salah satu ekspresi kejenakaannya. Menulis membantunya berkembang menjadi pribadi yang lebih ekstrovert (Kristanti, 2002 : 160).
Sejauh pengamatan penulis, novel ini belum pernah diulas secara khusus dalam seminar, penelitian, maupun dalam tulisan-tulisan. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk menjadikan novel Aborsi sebagai bahan kajian penelitian dengan pendekatan sosiologi sastra. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui lebih jauh dan mendalam mengenai permasalah aborsi yang masih menjadi kontroversi.
7 Ajaran mengenai aborsi dalam abad pertengahan tidak mengalami perubahan yang berarti karena memang sejak awal mula Gereja, aborsi selalu dipandang salah dan mendapatkan hukuman sebagai pembunuhan. Dari sejarah ini kita bisa belajar sesuatu yang sangat menarik. Meskipun dunia di sekitar Gereja Purba tumbuh dan berkembang, membiarkan dan melegalkan aborsi, tetapi Gereja sejak semula menentang keras aborsi itu. Penentangan ini terjadi secara konsisten dan terus-menerus. Tidak pernah terjadi dalam sejarah gereja di mana aborsi itu dipandang sebagai sesuatu yang legal dan diperbolehkan( CB. Kusmaryanto, 2005 : 41-43).
Aborsi dalam ajaran gereja ditolak dengan alasan apapun. Seperti Idayu Kristanti, menolak dengan tegas tindak aborsi, hal ini dapat dilihat dari novel
Aborsi yang ia tulis. Dalam novel tersebut ia juga menuliskan saat bergabung
dalam Komunitas Anti Aborsi.1.6 Landasan Teori
Teori ini menggunakan teori struktural dan sosiologi sastra. Teori sturktural untuk membahas tokoh, penokohan dan latar, sedangkan teori sosiologi sastra untuk mengkaji pandangan tokoh-tokoh terhadap aborsi.
1.6.1 Teori Stuktural
Teori struktural merupakan sebuah pendekatan yang mengkaji unsur-unsur pembangun karya sastra. Nurgiyantoro (1995:36) menyebutkan bahwa karya sastra merupakan unsur yang terdiri dari bagian-bagian yang bermakna. Struktur
8 karya sastra menyarankan pada pengertian hubungan antara unsur (instrinsik) yang bersifat timbal balik, saling menguntungkan, saling mempengaruhi yang secara bersamaan membentuk kesatuan yang utuh. Unsur instrinsik itu sendiri terdiri dari tokoh, penokohan, latar, tema, alur, dan gaya. Dalam penelitian ini, lebih ditekankan unsur instrinsik tokoh, penokohan, dan latar mengingat ketiga unsur tersebut sangat dominan dalam novel yang akan diteliti. Di samping itu dengan meneliti tokoh, penokohan, dan latar akan membantu penulis dalam mencari pandangan tokoh-tokoh protagonis dan antagonis yang terdapat dalam novel Aborsi karya Idayu Kristanti.
1.6.1.1 Tokoh
Tokoh ialah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita. Tokoh pada umumnya berwujud manusia, tetapi dapat pula berwujud binatang atau benda yang diinsankan (Sudjiman,1988 : 16). Semua unsur cerita rekaan termasuk tokohnya, bersifat rekaan semata-mata.
Tokoh itu di dalam dunia nyata tidak ada. Boleh jadi ada kemiripannya dengan individu tertentu di dalam hidup ini; artinya, ia memilih sifat yang sama dengan seseorang yang kita kenal di dalam hidup kita. Memang supaya tokoh dapat diterima pembaca, ia hendaklah memilih sifat-sifat yang dikenal pembaca, yang tidak asing baginya, bahkan yang mungkin ada pada diri pembaca itu (Sudjiman, 1998 : 17).
Tokoh-tokoh cerita dapat dibedakan ke dalam beberapa jenis penamaan berdasarkan dari sudut pandang dan tinjauannya, antara lain:
9
1. Tokoh utama dan tokoh tambahan.
Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaanya dalam novel yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Sedangkan tokoh tambahan pemunculan dalam keseluruhan cerita lebih sedikit, tidak terlalu penting, dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitannya dengan tokoh utama, secara langsung ataupun tidak langsung (Nurgiyantoro, 1995:176).
2. Tokoh protagonis dan tokoh antagonis Tokoh protagonis berhubungan dengan tokoh-tokoh lain, sedangkan tokoh-tokoh itu sendiri tidak semua berhubungan satu dengan yang lain (Sudjiman, 1988:16). Tokoh protagonis juga menampilkan sesuatu yang sesuai dengan pandangan dan hararapan-harapan kita (Nurgiyantoro, 1995:178). Tokoh antagonis merupakan penyebab terjadinya konflik (Nurgiyantoro, 1995:176). Tokoh yang merupakan penentang utama dari protagonis disebut antagonis (Sudjiman, 1988:19).
Dalam penelitian ini digunakan sudut pandang tokoh protagonis dan tokoh antagonis.
1.6.1.2 Penokohan
Menurut Sudjiman (1988:23), penokohan merupakan penyajian watak dan penciptaan tokoh. Penokohan merupakan gambaran ciri-ciri lahir dan sifat serta sikap batin. Sikap batin ini dapat diartikan juga sebagai watak. Yang dimaksud dengan watak adalah kualitas tokoh, kualitas nalar dan jiwanya yang membedakannya dengan tokoh lain. Penokohan dapat mengungkap makna niatan si pengarang sebagai pencipta tokoh (Sudjiman, 1988:28). Penokohan menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah cerita. Menurut Jones (dalam Nurgiyantoro, 1998 : 165), penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita.
10 Dalam penelitian ini akan dianalisis unsur penokohan karena dengan menganalisis unsur penokohan tersebut dapat ditemukan keterkaitan antara tokoh- tokoh dengan pandangannya terhadap aborsi.
1.6.1.3 Latar
Latar atau setting menurut Hudson via Sudjiman (1988 : 44) membedakan latar sosial dan latar fisik/latar material. Latar sosial mencakup penggambaran keadaan masyarakat, kelompok-kelompok sosial dan sikapnya, adat kebiasaan, cara hidup, kebiasaan dan lain-lain yang melatari peristiwa. Adapun yang dimaksud dengan latar fisik adalah tempat dalam wujud fisiknya, yaitu bangunan, daerah, dan sebagainya.
Menurut Kenney via Sudjiman (1988 : 44) latar secara terperinci meliputi penggambaran lokasi geografis, termasuk topografi, pemandangan sampai kepada perincian perlengkapan sebuah ruangan; pekerjaan atau kesibukan sehari-hari, para tokoh; waktu berlakunya kejadian, masa sejarahnya, musim terjadinya; lingkungan agama, moral, intelektual, sosial, dan emosional para tokoh.
Latar memberikan informasi situasi (ruang dan tempat) sebagaimana adanya. Latar juga berfungsi sebagai proyeksi keadaan batin para tokoh; latar menjadi metafor dari keadaan emosional dan spiritual tokoh (Sudjiman, 1988 : 44).
Berdasarkan pemaparan tentang latar diatas, dapat disimpulkan bahwa latar itu mencakup tentang tempat kejadian cerita, penggambaran masa sejarahnya yaitu kapan waktu kejadiannya atau latar waktu; dan bagaimana latar sosialnya
11 yang mencakup latar keluarga, budaya, ekonomi, pendidikan, agama, dan sebagainya.
1.6.2 Sosiologi Sastra
Sosiologi berasal dari bahasa Latin, yaitu socius dan social, yang berarti ’teman’, ’berteman, berserikat’. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat dan menyelidiki ikatan-ikatan antar manusia yang menguasai kehidupan itu. Oleh karena itu, sosiologi dengan sendirinya meliputi atau sedikitnya rapat bertalian dengan ilmu-ilmu masyarakat lainnya seperti ilmu hukum, ekonomi, ilmu jiwa, antropologi, dan ilmu lainnya. Hal ini menyebabkan sosiologi dikenal sebagai ilmu kemasyarakatan yang mempelajari manusia sebagai anggota golongan atau masyarakatnya dengan ikatan-ikatan adat, kebiasaan, kepercayaan atau agama, tingkah laku serta kebudayaan yang meliputi segala kehidupannya. Sosiologi mendasarkan pelajarannya kepada hubungan manusia dalam golongan dan antara golongan dengan golongan antar masyarakat yang terdiri dari masyarakat di kota besar dan di pedesaan beserta peralihannya, yaitu anggota masyarakat desa yang tinggal di kota (Shadily, 1984 : 1-13).
Sastra dipahami sebagai satu bentuk kegiatan manusia yang tergolong pada karya seni yang menggunakan bahasa sebagai bahan. Sastra terwujud sebagai sarana komunikasi dengan penikmatnya atau pembacanya. Pada intinya, sastra itu adalah sebagai cerminan masyarakat karena menampilkan kehidupan manusia (Jabrohim, 2003 : 10-11).
12 Meskipun sosiologi dan sastra adalah dua hal yang berbeda, namun dapat saling melengkapi. Hal ini dipahami karena objek sosiologi adalah manusia dan sastra pun demikian. Sastra adalah ekspresi kehidupan manusia yang tak lepas dari akar masyarakatnya. Pada intinya sastra merupakan cermin dari masyarakat (Endraswara, 2003: 78).
Hubungan antara sastra dan masyarakat dalam ilmu sastra disebut Sosiologi Sastra. Sosiologi Sastra adalah suatu telaah sosiologis terhadap suatu karya sastra. Sosiologi Sastra merupakan satu telaah sastra yang objektif dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat dan tentang sosial serta tentang proses sosialnya (Semi, 1989: 52). Menurut Damono, Sosiologi Sastra merupakan sebuah pendekatan yang menganggap sastra sebagai lembaga sosial yang diciptakan oleh sastrawan yang juga bagian dari anggota masyarakat (2002 : 2).
Berdasarkan pemahaman tersebut di atas, sosiologi dan sastra memiliki persamaan dan saling berkaitan satu sama lain. Manusia dan masyarakat adalah salah satu dunia dari sosiologi dan sastra. Sosiologi adalah ilmu yang mengkaji masyarakat beserta isinya, sedangkan sastra merupakan cerminan dari masyarakat.
Dengan demikian sebuah karya sastra bisa dikaji secara sosiologi yaitu dikenal dengan tinjauan sosiologi sastra. Dalam hal ini novel Aborsi karya Idayu Kristanti dapat dikatakan sebagai bentuk karya sastra sosiologis karena cerita yang dipaparkan merupakan cerminan kehidupan masyarakat.
13
1.6.3 Pandangan
Pandangan berarti pengetahuan atau pendapat. Pandangan hidup berarti konsep yang dimiliki seorang atau golongan dalam masyarakat yang bermaksud menanggapi dan menerangkan segala masalah di dunia ini.(KBBI, 1988: 643).
Pandangan hidup sepadan dengan sikap hidup. Sikap merupakan perbuatan dan sebagainya yang berdasarkan pada pendirian; pendapat atau keyakinan (KBBI, 1988: 838).
Dari hasil teori di atas dapat kita simpulkan bahwa pandangan hidup merupakan pendapat seseorang berdasarkan pada pendirian dalam menanggapi segala sesuatu.
1.6.4 Aborsi
Aborsi (abortion) = berasal dari kata bahasa Latin abortio ialah pengeluaran hasil konsepsi dari uterus secara prematur pada umur janin itu belum bisa hidup di luar kandungan. Secara medis janin dapat hidup di luar kandungan pada umur 24 minggu. Secara medis aborsi berarti pengeluaran kandungan sebelum berumur 24 minggu dan mengakibatkan kematian; sedangkan pengeluaran janin sesudah berumur 24 minggu dan mati tidak disebut aborsi tetapi pembunuhan bayi (infanticide). Sedangkan dalam terminologi moral dan hukum, aborsi berarti pengeluaran janin sejak adanya konsepsi sampai dengan kelahirannya yang mengakibatkan kematian (C.B Kusmaryanto, 2005 : 15-16).
Aborsi yaitu menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah ”abortus”. Berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan
14 sel telur dan sperma) sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Ini adalah suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh. Dalam dunia kedokteran dikenal 3 macam aborsi, yaitu: 1. aborsi spontan/alamiah.
Aborsi spontan berlangsung tanpa tindakan apapun. Kebanyakan disebabkan kurang baiknya kualitas sel telur dan sperma.
2. aborsi buatan/sengaja.
Aborsi buatan adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 28 minggu sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana abosi (dalam hal ini dokter, bidan atau dokter beranak).
3. aborsi terapeutik/medis.
Aborsi terapeutik/medis adalah pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas indikasi medik. Sebagai contoh calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit darah tinggi menahun atau mempunyai penyakit jantung yang parah yang dapat membahayakan baik calon ibu maupun janin yang di kandungnya. Tetapi ini semua atas pertimbangan medis yang matang dan tidak tergesa-gesa
http://www.aborsi.org/definisi.htm
Dari hasil pemaparan pengertian aborsi di atas, aborsi dapat disimpulkan sebagai tindakan kekerasan karena dengan paksa mengeluarkan janin yang belum dapat hidup di luar kandungan. Dengan kata lain aborsi dapat dikatakan sebagai tindak pembunuhan terhadap janin (anak) yang masih terdapat di dalam kandungan.
Dalam penelitian ini, penulis hanya menggunakan teori aborsi sengaja, yaitu aborsi yang memang dilakukan secara sengaja oleh si ibu atau pelaku untuk
15 menggugurkan kandungannya. Dalam penelitian penulis juga tidak menemukan adanya aborsi lain, hanya ada aborsi yang dilakukan dengan disengaja.
1.7 Metode Penelitian
1.7.1 Pendekatan Penelitian ini menggunakan pendekatan struktural dan Sosiologi Sastra.
Pendekatan struktural adalah pendekatan yang membatasi diri pada penelaahan karya itu sendiri. Telaah berdasarkan segi intrinsik meliputi tokoh, penokohan, latar, tema, alur, dan gaya (Nurgiyantoro, 1995 : 36). Dalam penelitian ini, lebih ditekankan unsur instrinsik tokoh, penokohan, dan latar. Pendekatan sosiologis adalah pendekatan yang bertolak bahwa sastra merupakan pencerminan kehidupan masyarakat ( Semi, 1989 : 46).
1.7.2 Metode
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Secara etimologis, deskripsi dan analisis mempunyai arti menguraikan. Namun demikian, metode analisis tidak hanya menguraikan tetapi memberi pemahaman dan penjelasan (Ratna, 2004 : 53). Penelitian ini dilakukan dengan cara memaparkan fakta-fakta yang disusul dengan penjelasan.
1.7.3 Tehnik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi pustaka. Data-data tersebut diperoleh dari buku-buku yang berkaitan dengan
16 permasalahan penelitian. Data-data tersebut kemudian diklasifikasikan dan dikaji berdasarkan kriteria rumusan masalah hingga menemukan jawaban permasalahan.
Tahap akhir adalah penyajian hasil analisis data.
1.8 Sumber Data
Judul Buku : Aborsi Penulis Novel : Idayu Kristanti Tebal : 160 halaman Penerbit : Pinus Yogyakarta Tahun Terbit : 2006
1.9 Sistematika Penyajian
Penelitian ini disajikan kedalam empat bab. Bab I merupakan bab yang berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penyajian.
Bab II merupakan bab yang berisi hasil analisis tokoh, penokohan dan latar dalam novel Aborsi karya Idayu Kristanti. Bab III merupakan bab yang berisi hasil analisis pandangan tokoh-tokoh protagonis dan antagonis terhadap aborsi dalam novel Aborsi karya Idayu kristanti. Bab IV merupakan bab yang berisi kesimpulan dari hasil analisis data dan saran yang diakhiri dengan daftar pustaka.
17
BAB II ANALISIS TOKOH, PENOKOHAN, DAN LATAR TERHADAP ABORSI DALAM NOVEL ABORSI KARYA IDAYU KRISTANTI Pada bab ini penulis akan mengemukakan analisis unsur-unsur tokoh,
penokohan, dan latar pada novel Aborsi karya Idayu Kristanti. Analisis dilakukan dengan memperhatikan dan mengkaji unsur-unsur pembangun struktur novel.
Tokoh, penokohan dan latar merupakan unsur pembangun karya sastra. Di sini ditekankan unsur tokoh, penokohan, dan latar dengan tujuan untuk mempermudah memahami karya sastra novel Aborsi.
2.1 Tokoh dan Penokohan
Menurut Sudjiman (1988 : 16), tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita. Tokoh pada umumnya berwujud manusia, tetapi dapat pula berwujud binatang atau benda yang diinsankan. Menurut Nurgiyantoro (1995: 176), tokoh-tokoh cerita dapat dibedakan kedalam beberapa jenis penamaan berdasarkan dari sudut pandang dan tinjauannya. Penokohan menurut Sudjiman (1988 : 23), penokohan adalah penyajian watak dan penciptaan tokoh. Dalam novel Aborsi karya Idayu Kristanti terdapat beberapa tokoh yang membentuk peristiwa dalam cerita. Tokoh-tokoh dapat dibedakan dalam beberapa jenis penamaan berdasarkan dari sudut pandang dan tinjauannya. Dalam penelitian ini penulis akan memaparkan tokoh-tokoh yang ada dalam novel Aborsi dan menganalisis tokoh-tokoh yang berkaitan dengan aborsi. Tokoh yang ada dalam novel Aborsi meliputi tokoh protagonis, antagonis, dan tokoh tambahan.
Tokoh protagonis dalam novel Aborsi karya Idayu Kristanti yaitu terdapat beberapa tokoh. Tokoh protagonis yaitu Melodi, digambarkan sebagai tokoh protagonis wanita karena ia merupakan tokoh yang menjadi korban aborsi. Ia merupakan tokoh korban paksa aborsi oleh ayahnya sendiri. Ibu Melodi, merupakan tokoh protagonis karena ia tidak menyetujui tindakan aborsi. Ibu mencoba melindungi Melodi dari aborsi yang diinginkan oleh Ayah. Denis Deo, sahabat masa kecil Melodi. Denis mencoba membantu Melodi untuk menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi pada kandungan Melodi sehingga diaborsi. Kania
Ephipania, ia menolak aborsi dan mencoba melindungi kandungannya dari
bahaya aborsi. Ia berhasil mempertahankan kandungannya sampai bayinya terlahir dengan selamat. Firdaus Malik, ia menolak aborsi dengan alasan keselamatan Kania. Ia takut Kania mengalami bahaya-bahaya pasca-aborsi jika melakukan aborsi. Lenvin, termasuk tokoh protagonis karena ia menolak tindakan aborsi.
Lenvin merupakan korban aborsi, ia dilahirkan secara paksa oleh ibunya. Tokoh antagonis yaitu Farid, termasuk tokoh antagonis karena menyetujui adanya aborsi. Farid adalah tokoh yang menyakiti Melodi. Ayah Melodi, ia adalah pelaku aborsi. Ia merupakan penyebab terjadinya aborsi pada kandungan Melodi. Dokter
Sanusi, sebagai tokoh antagonis karena ia pelaku aborsi. Dokter yang telah
mengaborsi kandungan Melodi. Selain tokoh protagonis dan antagonis juga terdapat tokoh tambahan.
2.1.1 Tokoh Protagonis
Tokoh protagonis adalah tokoh yang menampilkan sesuatu yang sesuai dengan pandangan dan harapan-harapan kita. Tokoh protagonis yang akan dianalisis yaitu, tokoh Melodi, Ibu Melodi, Kania Ephipania, Lenvin, Denis Deo, dan Firdaus Malik.
2.1.1.1. Melodi
Tokoh Melodi termasuk tokoh wanita protagonis. Hal ini dikarenakan tokoh inilah yang paling banyak diceritakan. Tokoh Melodi adalah korban tindak aborsi, karena kandungannya diaborsi secara paksa oleh ayahnya sendiri.
Tokoh Melodi digambarkan sebagai tokoh yang cantik, menarik dan berpola pikir modern. Dia penyayang dan lembut, peduli terhadap sahabatnya dibuktikan saat ia menjaga Kania yang sedang mengalami kebimbangan. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut ini:
(1) Wanita dengan nama GENTA , damn... sangat mempesona! Mengapa Tuhan begitu sempurna menciptakannya? Tidak adil...Ia begitu cantik, menarik, berpola pikir modern namun tak lepas dari sisi sensitif manusiawi. Dia begitu penyayang dan lembut (hlm.156).
(2) Sepeninggal Kania, aku tak mampu kembali melanjutkan mimpiku. Aku memikirkan Kania. Menyadari aku mulai menyayanginya. Aku sangat peduli perubahan Kania yang menjadi sangat pemurung akhir-akhir ini (hlm.92).
(3) Kania yang tangisannya sudah mereda kembali tersedu. Ia mengatupkan mukanya di atas meja. Aku memeluknya erat memberi kekuatan (hlm.94).
(4) HARI ini Kania tidak masuk kerja. Sebelum berangkat kerja, aku meninggalkan banyak pesan untuknya. Aku wanti-wanti Kania jangan melakukan tindakan apapun. Aku menyarankan agar ia beristirahat (hlm.96).
Tokoh Melodi adalah tokoh korban paksa aborsi. Ia tokoh yang disakiti oleh kekasihnya, Farid. Setelah mengetahui Melodi hamil, Farid tidak mau bertanggungjawab. Melodi kecewa dengan Farid yang tanpa pikir panjang menyuruhnya untuk aborsi. Walaupun Melodi kecewa, ia tetap mencintai Farid.
Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut ini: