Pandangan-pandangan peran tokoh protagonis perempuan tentang poligami dalam skenario film Berbagi suami karya Nia Dinata : tinjauan sosiologi sastra - USD Repository

  

PANDANGAN-PANDANGAN

PERAN TOKOH PROTAGONIS PEREMPUAN TENTANG POLIGAMI

DALAM SKENARIO FILM BERBAGI SUAMI KARYA NIA DINATA

TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA

  Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia

  Oleh

  

FITRIA SRI WULANDARI

NIM: 034114034

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA

  Menjadi itu , tapi menjadi Orang Penting baik Orang Baik

itu Lebih Penting

  Skripsi ini dipersembahkan kepada:

  • Tuhanku Yesus Kristus Keluargaku yang tercinta; Bapak, Ibu, Mas Andrie, dan Mas Beng Kampusku yang di Mrican Semua orang yang membaca hasil kerja kerasku ini
  • Semua penghuni bumi Indonesia yang menolak adanya praktik poligami karena perempuan tercipta bukan untuk dibagi oleh kesewenangan para lelaki.

  Menjalani hidup buatku itu bagaikan seorang supir yang mengendarai kendaraannya, menggunakan semua yang dimilikinya untuk bisa bertahan di sepanjang jalan yang tersedia. Berusaha mengompakkan organ tubuh dengan kemudi di depannya, agar dirinya dan muatan yang ikut serta, bisa terus kembali berkarya. Yuhuuu,,, senangnya jadi supir karena buatku, hidup itu harus dicintai.

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEMPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Fitria Sri Wulandari Nomor Mahasiswa : 034114034

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, karya ilmiah saya yang berjudul “Pandangan- Pandangan Peran Tokoh Protagonis Perempuan tentang Poligami dalam Skenario Film Berbagi Suami Karya Nia Dinata, Tinjauan Sosiologi Sastra”, beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada Tanggal: 13 Februari 2008 Yang menyatakan

  (Fitria Sri Wulandari)

  

ABSTRAK

Wulandari, Fitria Sri. 2007. “Pandangan-Pandangan Peran Tokoh

Protagonis Perempuan tentang Poligami dalam Skenario Film Berbagi Suami karya Nia Dinata: Tinjauan Sosiologi Sastra”. Skripsi Strata I (SI). Yogyakarta: Prodi Sastra Indonesia, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.

  Penelitian ini mengkaji tentang pandangan-pandangan peran tokoh protagonis perempuan mengenai poligami dalam skenario film Berbagi Suami karya Nia Dinata. Peneliti menganalisis struktur cerita dan kemudian mengkaji bagaimana pandangan tokoh utama perempuan dalam menyikapi permasalahan poligami.

  Metode yang digunakan untuk memecahkan permasalahan adalah penelitian pustaka dengan pendekatan mimetik yang ditinjau dari segi sosiologi sastra dan disajikan secara deskriptif. Dalam hal ini peneliti menggunakan teori sosiologi sastra yang dikembangkan oleh Plato dan Aristoteles yang menyatakan bahwa konsep dasar dari sosiologi sastra merupakan cerminan dari masyarakat.

  Hasil dalam penelitian ini, yaitu (1) secara struktural yang meliputi analisis alur, tokoh, dan latar, dan (2) secara sosiologi sastra yang membahas pandangan- pandangan peran tokoh protagonis perempuan tentang poligami. Struktur cerita Berbagi Suami disajikan Nia Dinata dengan alur bercabang yang menceritakan tiga segmen cerita sengan struktur sosial yang berbeda. Segmen pertama menceritakan tokoh Salma yang berprofesi sebagai dokter ahli kandungan, berlatar kultur Betawi dan penceritaan beralur lurus. Segmen kedua menceritakan tokoh Siti yang merupakan perempuan desa berkultur Jawa yang polos, penceritaannya mengandung unsur flashback. Segmen ketiga tentang tokoh Ming yang berperan sebagai perempuan keturunan Thionghoa yang cantik dengan penceritaan beralur lurus. Tiga segmen cerita ini terikat dalam alur utama tentang poligami dengan penggambaran latar tempat, latar waktu, dan latar sosial yang detil, sedangkan secara sosiologi sastra, mereka adalah tokoh utama perempuan yang memiliki pandangan sendiri-sendiri tentang poligami yang pada akhirnya menyebabkan mereka memilih bertahan ataupun mencoba membebaskan diri dari kehidupan poligami.

  Salma yang berstatus sosial tinggi bersedia untuk dipoligami lebih kepada alasan agama dan amanat orang tua. Pandangan Salma tentang poligami sebagai berikut: (i) poligami itu sebagai suatu yang mengejutkan; (ii) poligami itu dapat Salma merasakan pengalaman hidup dengan banyak istri dari suaminya; (ix) poligami itu membuat dirinya lebih menghargai sesama; (x) poligami itu membuat dirinya merasakan arti kemenangan; (xi) poligami itu bisa menjadi bumerang lelaki sehingga lelaki yang hidup berpoligami akan sadar bahwa istri itu cukup satu saja; dan (xii) poligami itu membuat Salma merasakan arti sebuah kebebasan.

  Siti yang berstatus sosial masyarakat kelas bawah bersedia dipoligami karena terpaksa. Pandangan Siti tentang poligami sebagai berikut; (i) poligami itu sebagai hal yang tidak baik dilakukan; (ii) poligami itu sebuah kegilaan; (iii) poligami itu sebagai alat para lelaki memuaskan hasratnya; (iv) poligami itu membuat perempuan berada tanpa pilihan; (v) poligami itu bisa menghambat cita- cita seseorang; (vi) poligami itu adalah sebuah kebiasaan; (vii) poligami itu tidak menuntut harta dan sikap adil; (viii) poligami itu membuat Siti merasakan menjadi seorang ibu; (ix) poligami itu menimbulkan efek yang tidak baik bagi kesehatan; (x) poligami itu sebagai momen di mana dirinya mendapatkan pengalaman baru yang membahagiakan sebagai seorang lesbian; dan (xi) poligami itu membuat diri Siti menjadi lebih dewasa dan berani menentukan sikap hidupnya.

  Berbeda halnya dengan Salma dan Siti, Ming bersedia dipoligami karena harta. Ming ingin menaikan status sosialnya dari kelas bawah ke status sosial yang lebih tinggi. Pandangan Ming tentang poligami sebagai berikut; (i) poligami itu sebagai suatu cara untuk menaikan taraf ekonomi hidupnya sehingga menjadi lebih baik; (ii) poligami itu sah-sah saja dilakukan; (iii) poligami memberikan pengalaman baru, yaitu hidup dengan cukup harta, merasakan kebanggaan, merasakan rasa memiliki, cemburu, dan kecewa; (iv) poligami itu membatasi pergaulan hidupnya; dan (v) poligami itu sebagai bumerang bahwa dipoligami itu tidak sepenuhnya membuat hidup bahagia.

  Peran tokoh protagonis perempuan dalam Berbagi Suami karya Nia Dinata yang diceritakan melalui tokoh Salma, Siti, dan Ming membuktikan bahwa terdapat beragam pandanagan mengenai poligami. Salma dan Siti tidak setuju dengan poligami, sedangkan Ming adalah gambaran perempuan yang setuju dengan praktik poligami laki-laki.

  Berdasarkan pandangan tiga tokoh utama perempuan dalam meyikapi poligami, terungkap bahwa poligami itu bisa terjadi kepada siapa saja dari struktur sosial yang berbeda sekalipun. Poligami merupakan tindakan yang lebih sering merugikan kehidupan perempuan. Poligami dilihat dari sisi manapun akan meninggalkan luka di hati para korbannya. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya cocok ditinjau secara psikologis.

  ABSTRACT

Wulandari, Fitria Sri. 2007. “The Protagonist Woman Character’s Ways of

Thinking about Polygamy in Nia Dinata’s Film Scenario Berbagi

  Suami: The Sociology of Literature Approach”. Undergraduate Thesis. Yogyakarta: Departement of Indonesian Letter, Faculty of Letter, Sanata Dharma University.

  This research examine about the protagonist woman character’s ways of thinking about polygamy in Nia Dinata’s film scenario Berbagi Suami. Researcher examine structure of the story and after that, researcher examine about the first woman character in way of thinking polygamy problem.

  Researched make us of book method with mimetic approach from sociology letter and descriptive written. In this matter, researcher use the sociology literature expands by Plato and Aristoteles. Explanatory the base concept from the sociology literature is arouse displeasure of literature as a mimetic from the society.

  The revenue from this research is (1) structural include plot, character, and setting analysis, (2) the sociology literature hold a debate about the protagonist woman character’s in ways of thinking polygamy.

  Structure the story of Berbagi Suami by Nia Dinata with multiplot because the narrate of different social structure in three segment story. The first segment is telling Salma character as an obstetrician gynecologist doctor which has Betawi culture with linier plot. The second segments telling Siti character as a plain woman countryside with has Javanese culture with contain flashback. The third segment is telling Ming character as a beautiful woman from Thionghoa ancestry with linier plot. The three story segment to bind in especial plot about polygamy with image detail of place, time, and setting, while from sociology facet they are the first woman character has have own way of thinking about polygamy which make they chose to survive or try to escape from polygamy life.

  Salma which one has high class social willing for polygamy because of religion reason and commendation from her parents. The way of thinking Salma about polygamy as; (i) polygamy is a thing can be surprise; (ii) polygamy can make conflict; (iii) polygamy has become a public discussion; (iv) polygamy can’t Salma changes a social character, brave attitude, and usually be careful perform; (v) polygamy is a destiny; (vi) polygamy is a man habit; (vii) polygamy make Salma life’s extra intransigent, courageous, and heart commodious; (viii) polygamy can make Salma life with much wife from her husband; (ix) polygamy can makes esteem all people; (x) polygamy can makes act of feeling the ambition; (iv) polygamy can make a woman have not a choice; (v) polygamy can be to a chase the ambition; (vi) polygamy is a habit; (vii) polygamy not demand estae and fair attitude; (viii) polygamy can make Siti feel become a mother; (ix) polygamy give rise to bad effect for healthy; (x) polygamy is happy moment which her have a new experience for a lesbian; and (xi) polygamy can make her personality become extra fully grown and can not be afraid for attitude.

  Different Salma and Siti, Ming willing for polygamy because of money. Ming wants to decrease his social class from low social class to high social class. The way of thinking Siti about polygamy as; (i) polygamy is manner for upped this life’s to better life; (ii) polygamy is known to be true; (iii) polygamy can give a new experience as a life with enough of estae, feeling very pleased, acknowledge ownership of felling, jealous, and discontented; (iv) polygamy to bound attitude of her life; and (v) polygamy is a boomerang as polygamy is not usually can make happiness life.

  The protagonist woman character’s in Nia Dinata’s film scenario Berbagi

  

Suami is manner from Salma, Siti, and Ming character to explain as many ways of

  thinking about polygamy. Salma and Siti disagree with polygamy, while Ming is woman imagine agree with man’s polygamy.

  From direct one eyes in order to see from three woman character in face polygamy, known that polygamy could be happened in another people from different social structure. Polygamy makes damage life of woman. Order polygamy will life scar in there victim. Because of that, the next research compatible needing with physiology.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan talenta yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana sastra di Fakultas Sastra, Jurusan Sastra Indonesia, Program Studi Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma. Skripsi yang disusun penulis berjudul “Pandangan-Pandangan Peran Tokoh Protagonis Perempuan Tentang Poligami dalam Skenario Film Berbagi Suami Karya Nia Dinata, Tinjauan Sosiologi Sastra”.

  Penulis menyadari bahwa dalam proses persiapan hingga penyelesaian penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak.

  Berdasarkan hal tersebut, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum selaku dekan Fakultas Sastra.

  2. Drs. B. Rahmanto, M.Hum dan S.E. Peni Adji, SS., M.Hum selaku dosen pembimbing. Pak B dan Bu Peni, terima kasih atas semangat, masukan, perhatian, dan kesabarannya sehingga skripsi ini akhirnya dapat terselesaikan dengan maksimal.

  3. Bapak Ratino dan Ibu Mus, kedua orang tuaku yang selalu memberi dukungan doa, semangat, dan segala bentuk dukungan lainnya sehingga proses penyusunan skripsi ini berjalan dengan lancar. Terima Kasih atas

  4. Mas Andrie dan Mas Beng, kedua kakakku yang ngganteng-ngganteng, yang selalu sabar menghadapi adiknya yang ngeyelan ini. Dukungan kalian selalu memberiku kekuatan.

  5. Dosen-dosen Sastra Indonesia atas bimbingan dan pengajaran yang diberikan. Pak Prap, Pak San, Pak Heri, Pak Yapi, Pak Ari, dan Bu Tjandra terima kasih untuk senyumnya setiap bertemu.

  6. Seluruh keluarga besar Universitas Sanata Dharma yang tidak pernah membuat kampusku terasa sepi: Mbak Rus, Mas Tri, Pak Waluyo, Satpam Sadhar, Pak Pri CS, dan yang lainnya, “Matur nuwun kagem sedayanipun”.

  7. Keluarga besar Mbah Pini yang selalu menemaniku dalam setiap suasana.

  8. Um Ndut beserta keluarga yang sudah menjelma menjadi my second family.

  Terima kasih untuk semua perhatian, cinta, dan keterbukaannya.

  9. Tompi dan Tobie yang setia menemaniku nglembur.

  10. Mas Narto untuk sumbangan buku-bukunya dan semangatnya.

  11. Sahabat-sahabat di kampung halamanku (Kak Ika, Bayu, Lilis, anak-anakku, Mudika Paroki) dan di kota perantauanku (Pinky, Suster, Ubi Bantet, dan Mas Sigit). Terima kasih atas kasih dan persahabatannya, semoga semua selalu bahagia.

  12. Teman-teman seperjuanganku di angkatan’03 dan semua angkatan di Sastra Indonesia. “I Love U all, my friends”.

  13. Teman-Teman Mudika dan adik-adik PIA St. Albertus. Terima kasih telah

  14. Bayu Yan, Mas Bangun, Kak Ivan, dan Mas Tulus. Terima kasih atas dunia baru yang kalian ciptakan buatku.

  15. Satpam di lingkungan rumah yang selalu menjaga keamanan wilayah sehingga proses belajar di rumah selalu nyaman.

  16. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu kelancaran proses penyelesaian skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa skripsi yang disusun ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis bersedia dengan terbuka menerima masukan, kritik, saran terhadap skripsi ini.

  Semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak yang membutuhkan dan dapat menjadi bahan kajian lebih lanjut. B e r s e m a n g a t ! Yogyakarta, Desember 2007

  Penulis

  

DAFTAR ISI

Halaman

  HALAMAN JUDUL ……………………………………………………. i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING……..……………………. ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI…...……………………………. iii HALAMAN PERSEMBAHAN…….……………………………………. iv LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

  ILMIAH UNTUK KEMPENTINGAN AKADEMIS……………………. v ABSTRAK…..……………………………………………………………. vi

  ABSTRACT …………………………………………………………..……. viii

  KATA PENGANTAR……………………………………………………. ix PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........……………………………. xiii DAFTAR ISI …………………………………………………………….. xiv DAFTAR TABEL…..……………………………………………………. xvii DAFTAR GAMBAR.……………………………………………………. xviii

  BAB I PENDAHULUAN..…………………………………………….. 1

  1.1 Latar Belakang ..……………………………………………. 1

  1.2 Rumusan Masalah……..……………………………………. 7

  1.3 Tujuan Penelitian……..…………………………………….. 7

  1.4 Manfaat Penelitian…….……………………………………. 7

  1.5 Tinjauan Pustaka/Landasan Teori……..……………………. 8

  1.5.1 Tinjauan Pustaka.…………………………………….. 8

  1.5.2 Landasan Teori………………………………………. 11

  1.5.2.1 Skenario.…………………………………….. 11

  1.5.2.2 Pandangan ……..……………………………. 13

  1.5.2.3 Poligami .……………………………………. 13

  1.5.2.4.3 Latar...…………………………….. 20

  1.5.2.5 Sosiologi Sastra .…………………………….. 21

  1.6 Metode Penelitian……..……………………………………. 25

  1.7 Sumber Data…..……………………………………………. 25

  1.8 Sistematika Penyajian….…………………………………… 26

  BAB II ANALISIS ALUR, PERAN TOKOH, DAN LATAR SKENARIO FILM BERBAGI SUAMI KARYA NIA DINATA..……………. 27

  2.1 Alur…………………………………………………………. 27

  2.1.1 Alur Segmen Title Card: Salma..……………………. 28

  2.1.2 Alur Segmen Title Card: Siti…..……………….……. 32

  2.1.3 Alur Segmen Title Card: Ming………………………. 34

  2.2 Peran Tokoh…...……………………………………………. 40

  2.2.1 Peran Tokoh dalam Segmen Title card: Salma………. 40

  1. Peran Protagonis…………………………………... 40

  2. Peran Antagonis……..…………………………….. 42

  3. Peran Tritagonis…….……………………………... 43

  4. Peran Pembantu……..…………………………….. 46

  2.2.2 Peran Tokoh dalam Segmen Title card: Siti………….. 51

  1. Peran Protagonis…………………………………... 51

  2. Peran Antagonis……..…………………………….. 52

  3. Peran Tritagonis…….……………………………... 53

  4. Peran Pembantu.……..…………………………….. 53

  2.2.3 Peran Tokoh dalam Segmen Title card: Ming.…….. 58

  1. Peran Protagonis…………………………………... 58

  2. Peran Antagonis……..…………………………….. 59

  3. Peran Tritagonis…….……………………………... 60

  4. Peran Pembantu……..……………………………... 61

  2.3 Latar…...……………………………………………………... 66

  2.3.1.2 Latar Tempat dalam Segmen

   Title Card: Siti ....……………………………… 68

  2.3.1.3 Latar Tempat dalam Segmen

   Title Card: Ming ……….……………………… 69

  2.3.2 Latar Waktu…….……………………………………… 70

  2.3.2.1 Latar Waktu dalam Segmen Title Card: Salma……….……………………… 71

  2.3.2.2 Latar Waktu dalam Segmen Title Card: Siti....……………………………… 72

  2.3.2.3 Latar Waktu dalam Segmen Title Card Ming………………………………... 73

  2.3.3 Latar Sosial……..……………………………………… 74

  BAB III PANDANGAN-PANDANGAN PERAN TOKOH PROTAGONIS PEREMPUAN TENTANG POLIGAMI DALAM SKENARIO FILM BERBAGI SUAMI KARYA NIA DINATA TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA……………………………… 82

  3.1 Pandangan Tokoh Salma tentang Poligami dalam Skenario Film Berbagi Suami Karya Nia Dinata...…………………….. 85

  3.2 Pandangan Tokoh Siti tentang Poligami dalam Skenario Film Berbagi Suami Karya Nia Dinata...……………………. 114

  3.3 Pandangan Tokoh Ming tentang Poligami dalam Skenario Film Berbagi Suami Karya Nia Dinata..…………………….. 136

  BAB IV PENUTUP...…………………………………………………….. 160

  4.1 Kesimpulan………………………………………………….. 160

  4.2 Saran…..…………………………………………………….. 166 DAFTAR PUSTAKA……….…………………………………………….. 167 BIOGRAFI….……………………………………………………………... 170

  

DAFTAR TABEL

  Halaman

Tabel 2.1 Latar Tempat dalam Segmen Title Card: Salma..……………. 67Tabel 2.2 Latar Tempat dalam Segmen Title Card: Siti………………… 68Tabel 2.3 Latar Tempat dalam Segmen Title Card: Ming….…………… 69Tabel 2.4 Latar Waktu dalam Segmen Title Card: Salma….…………… 71Tabel 2.5 Latar Waktu dalam Segmen Title Card: Siti……..…………… 72Tabel 2.6 Latar Waktu dalam Segmen Title Card: Ming…..……………. 73

  

DAFTAR GAMBAR

  Halaman

Gambar 2.1 Bagan Alur Siklus Poligami dalam Skenario Film

  Berbagi Suami Karya Nia Dinata…….……………………. 28

Gambar 2.2 Bagan Alur dalam Skenario Film Berbagi Suami

  Karya Nia Dinata……..……………………………………. 40

Gambar 2.3 Bagan Peran Tokoh dalam Segmen Title Card: Salma…..... 51Gambar 2.4 Bagan Peran Tokoh dalam Segmen Title Card: Siti…..…… 58Gambar 2.5 Bagan Peran Tokoh dalam Segmen Title Card: Ming……... 65Gambar 2.6 Bagan Kesimpulan Latar Tempat, Latar Waktu, dan

  Latar Sosial dalam Skenario Film Berbagi Suami Karya Nia Dinata……..……………………………………. 78

Gambar 3.1 Bagan Pandangan-Pandangan Peran Tokoh Protagonis

  Perempuan tentang Poligami dalam Skenario Film

  Karya Nia Dinata……….……………………… 157

  Berbagi Suami

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Pada umumnya, orang sepakat menyatakan bahwa sastra dipahami sebagai satu bentuk kegiatan manusia yang tergolong pada karya seni yang menggunakan bahasa sebagai bahan. Sastra terwujud sebagai sarana komunikasi dengan penikmatnya atau pembacanya. Pada intinya, sastra itu adalah sebagai cerminan masyarakat karena menampilkan kehidupan manusia (Jabrohim, 2003: 10-11). Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Salah satu batasan “sastra” adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak, ada segi estetisnya. Bahasa yang digunakan mempunyai fungsi ekspresif. Karyanya disebut karya yang imajinatif (Wellek dan Warren. Trj. Melani Budianta, 1990: 3-11).

  Karya sastra menurut ragamnya dibedakan atas prosa, puisi, dan drama. Cerita rekaan merupakan jenis karya sastra yang beragam prosa atau cerita fiksi. Karya sastra memang bersifat dulce et utile; menyenangkan dan bermanfaat. Demikian pula cerita rekaan sebagai suatu karya sastra seharusnya menarik dan menimbulkan rasa ingin tahu. Semua cerita rekaan ada kemiripan dengan sesuatu dalam hidup ini karena bahannya diambilkan dari pengalaman hidup. Pengalaman ini dapat berupa pengalaman langsung, yaitu yang dialami secara langsung oleh pengarang, dapat juga berupa pengalaman tak langsung, yaitu pengalaman orang

  Mengacu dari situlah maka skenario film Berbagi Suami karya Nia Dinata bisa dikatakan merupakan suatu bentuk prosa atau cerita fiksi. Cerita yang dipaparkan di dalamnya mencerminkan realitas kehidupan masyarakat. Dalam hal ini, karya Nia Dinata menyuguhkan kisah tetang fenomena poligami di Indonesia.

  Tidak seperti naskah drama atau novel, skenario film memang jarang menjadi karya sastra. Skenario ditekankan sebagai suatu fungsi, yakni sebagai rancangan untuk membuat film. Namun dengan pernyataan jarang menjadi karya sastra itu, sebetulnya tersirat juga kenyataan bahwa selain fungsinya sebagai rancangan, skenario film juga bisa menjadi karya tekstual yang mandiri (Ajidarma, 2000: 9).

  Skenario film bukan hanya sebuah fungsi, melainkan juga substansi, bahwa ketika sebuah skenario dibaca sebagai teks, skenario itu mampu menggerakkan emosi dan merangsang pikiran sebagai karya tekstual yang mandiri, yakni bisa memindahkan pengalaman kepada pembacanya. Dari sebuah skenario, seperti karya-karya sastra yang mandiri, kita bisa menggali sebuah dunia yang utuh (Ajidarma, 2000: 13).

  Menurut Seno Gumira Ajidarma (2000: 243-258), skenario bila dilihat dengan pendekatan sebagai karya tekstual yang mandiri, sebuah skenario yang pada mulanya merupakan usaha penggambaran visual, bisa juga disebut sebagai layar kata. Kekuatan plot dan kelemahan deskripsi filmis ternyata membuat skenario film Indonesia bisa memberikan pengalaman literer, terutama skenario mengandung latar, plot, karakterisasi, dan unsur-unsur intrinsik karya sastra lainnya.

  Sejak dulu isu poligami selalu hangat diperbincangkan. Poligami memang bagi sebagian besar perempuan mungkin merupakan mimpi buruk, yaitu salah satu bentuk perlakuan yang tidak adil yang dilakukan oleh kaum laki-laki. Namun, persoalan itu telah berlangsung sejak lama dan tidak bisa dipungkiri lagi bahwa poligami terjadi di masyarakat, bisa dilakukan atau menimpa siapa saja, apa pun status sosial dan ekonominya maupun dari latar belakang suku dan rasnya.

  Sebagian besar perempuan kurang setuju dengan poligami, kecuali untuk daerah-daerah ataupun agama tertentu yang memang budaya daerah tersebut dan agama yang dimiliki pun memperbolehkan poligami dilakukan. Seandainya perempuan bersedia dipoligami atau dalam istilah lain dikenal dengan “dimadu”, kebanyakan karena terpaksa atau terdapat sebab-sebab lain yang membuatnya bersedia dimadu (Suprapto, 1990: 96).

  Tradisi poligami adalah tradisi yang sama tuanya dengan peradaban manusia. Poligami dikenal hampir oleh semua masyarakat yang ada di dunia ini, baik masyarakat primitif, semi modern, maupun masyarakat modern seperti sekarang ini. Kenyataan itu memberikan kesadaran kepada kita bahwa poligami sebenarnya menemukan kedekatannya dengan budaya. Seringkali terdapat kaitan antara poligami dengan akses kekuatan dan ekonomi dibandingkan dengan ajaran keagamaan. Akan tetapi, jika pada zaman sekarang terdapat orang yang

  Poligami banyak dilaksanakan oleh rakyat kalangan rendahan atau kalangan menengah ke bawah. Hal ini dikarenakan jumlah mereka yang terbanyak di negeri ini atau di negeri manapun. Akan tetapi, bila kita melihat pada keadaan sebenarnya, di kalangan masyarakat menengah ke atas masalah poligami bukanlah tabu walaupun tampak dari luaran hal itu adalah tabu. Para pedagang, pengusaha yang sukses, pejabat, dan tokoh masyarakat, jarang sekali yang beristri satu, banyak diantara mereka yang melakukan praktik poligami (Suprapto, 1990: 148- 149).

  Suhadi (2002: 34) mengemukakan hasil riset yang membuktikan bahwa tindakan kaum laki-laki berpoligami berakibat kepada penderitaan kaum perempuan secara bilologis, ekonomi, dan relasi sosialnya yang akan lebih memberi gambaran kepada publik secara rasional tentang ketertindasan perempuan dalam permasalahan poligami ini. Poligami juga bisa mengakibatkan trauma psikologis dan masalah relasi sosial yang akan dihadapi anak jika si ayah berpoligami.

  Nia Dinata melalui karyanya ini menjelaskan beragam pendapat tentang poligami. Perdebatan mengenai poligami selalu tidak lepas dari konsep dan pemikiran mereka yang menerima maupun yang menolak poligami. Karya Nia Dinata ini merupakan buku pertama yang menguak fenomena poligami dari berbagai aspek, seperti aspek psikologis, seksologis, sosiologis, kesehatan, dan juga aspek teologis (Dinata, 2006: 7). Orde Baru, poligami dipandang sebagai kemewahan laki-laki yang tidak tidak dieksploitasi. Poligami itu terjadi tetapi ditutup-tutupi, underground. Hal ini dikarenakan secara tidak langsung pemerintah, terutama Ibu Tien Soeharto sebagai ibu presiden adalah orang yang anti poligami. Akan tetapi, praktik poligami pada zaman sekarang semakin terbuka. Orang-orang yang berpoligami pun tidak malu lagi untuk mengakuinya. Indonesia semakin modern, tetapi nilai- nilai menjadi semakin bergeser akibat semakin terbukanya praktik poligami di kalangan rakyat Indonesia dari golongan manapun. Hal ini dipandang Nia Dinata sebagai suatu yang sangat ironis sehingga dengan alasan inilah Berbagi Suami dijadikannya sebagai media pengungkapan fenomana poligami yang berkembang di negerinya (Pambudy, 2005: 16).

  Poligami dalam kenyataannya dilakukan oleh berbagai kalangan dengan latar belakang agama dan ras yang berbeda-beda. Dalam karyanya yang berjudul

  

Berbagi Suami inilah, Nia Dinata benar-benar menolak adanya poligami sehingga

  terlihat dalam ceritanya, Nia mengangkat tokoh perempuan sebagai tokoh utama yang merupakan sasaran dari tindakan poligami, bagaimana perempuan- perempuan Indonesia bersikap dalam menanggapi masalah poligami.

  Peneliti memiliki pandangan yang sama dengan penulis skenario film

  

Berbagi Suami ini dalam menyikapi masalah poligami, menolak dengan tegas

  praktik poligami dengan alasan apa pun. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk menjadikan skenario film Berbagi Suami karya Nia Dinata ini sebagai

  Dilihat dari judul Berbagi Suami, judul tersebut mengkonotasikan bahwa suami diibaratkan sebagai barang yang dibagi oleh para istri. Hal ini dikarenakan lelaki yang hidup berpoligami mau tidak mau harus membagi hatinya dengan lebih dari satu perempuan. Di dalam posisi ini, peneliti mengganggap perempuan yang menjadi sorotan utama adalah tokoh yang memiliki peran protagonis karena dalam posisi ini perempuan lah yang ditempatkan sebagai korban dari tindakan poligami laki-laki. Poligami terjadi tanpa memperhatikan perasaan perempuan. Perempuan lah yang lebih banyak mendapat efek negatif dari poligami dibandingkan para lelaki yang bertindak sebagai pelaku dari poligami. Oleh karena itu, peneliti memilih peran tokoh protagonis perempuan menjadi objek penelitiannya.

  Peneliti tidak setuju terhadap sebuah praktik poligami dan hal yang tersebut di atas menjadi daya tarik tersendiri bagi peneliti untuk menguak mengapa perempuan mau saja melegalkan pasangannya berpoligami. Berdasarkan hal ini, peneliti ingin menganalisis pandangan-pandangan tokoh perempuan dengan peran protagonis yang dipoligami oleh pasangan mereka mengenai poligami itu sendri.

  Tinjauan sosiologi sastra yang digunakan dalam penelitian ini karena konsep dasar dari sosiologi sastra adalah cerminan dari masyarakat. Peneliti menganalisis pandangan-pandangan peran tokoh protagonis perempuan tentang poligami dalam skenario film Berbagi Suami yang ditulis oleh Nia Dinata yang

  1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang, maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian hanya dibatasi dan ditekankan pada permasalahan di bawah ini:

  1.2.1 Bagaimanakah alur, peran tokoh, dan latar cerita dalam skenario film

  Berbagi Suami karya Nia Dinata?

  1.2.2 Bagaimanakah pandangan-pandangan peran tokoh protagonis perempuan tentang poligami dalam skenario film Berbagi Suami karya Nia Dinata?

  1.3 Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk

1.3.1 Mendeskripsikan alur, peran tokoh, dan latar cerita dalam skenario film Berbagi Suami karya Nia Dinata.

  1.3.2 Mendeskripsikan apa saja pandangan-pandangan peran tokoh protagonis perempuan tentang poligami dalam skenario film Berbagi Suami karya Nia Dinata.

1.4 Manfaat Penelitian

  Penelitian ini tidak hanya untuk kepentingan peneliti semata, tetapi penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan kajian karya sastra Indonesia terutama karya-karya yang mengangkat tema mengenai poligami. Penelitian dengan tinjauan sosiologi sastra ini berguna untuk mendapatkan gambaran yang wawasan tentang realitas hidup tentang poligami yang dalam hal ini fenomena tersebut bisa diangkat ke dalam sebuah karya sastra.

1.5 Tinjauan Pustaka/Landasan Teori

1.5.1 Tinjauan Pustaka

  Siti Musdah Mulia memberikan kata pengantar dalam buku skenario film

  

Berbagi Suami bahwa buku ini secara apik menjelaskan mengapa begitu beragam

  pendapat tentang poligami. Sebagian besar menolak secara tegas karena poligami dekat dengan kekerasan dan akrab dengan eksploitasi; sebagian lagi menolak setengah hati. Adapula yang menerima karena terpaksa; dan tidak sedikit yang setuju karena ternyata memberikan kenikmatan. Tentu saja beragam pendapat tersebut mempunyai alasan masing-masing, dan alasan teologis paling sering dikemukakan (Mulia dalam Dinata, 2006: 7).

  Judulnya pun sangat menarik dan penuh makna. Paling tidak ada dua makna yang terkandung. Pertama, terkesan sebagai sindiran tajam kepada para perempuan pro poligami. Berbagi suami seolah menyamakan suami dengan sesuatu yang bisa dibagi atau memperlakukan suami sebagai piala bergilir. Kedua, terkesan sebagai himbauan kemanusiaan yang sangat arif kepada perempuan, khususnya para istri agar tidak egois dan rela berbagi suami dengan perempuan lain. Makna ini pasti disukai para lelaki yang berpoligami. Kalau perlu menggunakan dalil-dalil agama sebagai legitimasi, dan lahirlah berjuta

  Realitas sosiologis di masyarakat menjelaskan bahawa poligami selalu dikaitkan dengan ajaran Islam. Sesungguhnya, Indonesia sebagai negara yang berpendudukan mayoritas Muslim sudah menerapkan aturan yang ketat tentang poligami. Menurut Undang-undang Perkawinan, suami boleh berpoligami kalau mampu berlaku adil dan mendapat izin dari istri, dan izin itu bisa diperoleh dengan tiga syarat, yaitu kalau istri mandul, istri sakit berkepanjangan, dan istri tidak dapat melaksanakan kewajiban sebagai istri. Sayangnya peraturan ini tidak berjalan efektif (Mulia dalam Dinata, 2006: 7).

  Mengapa semua alasan yang memperbolehkan suami berpoligami hanya dilihat dari perspektif kepentingan suami, tidak sedikit pun mempertimbangkan perasaan dan kepentingan perempuan? (Mulia dalam Dinata, 2006: 9).

  Menurut Siti Musdah Mulia, pesan penting yang ingin disampaikan buku

  

Berbagi Suami ini adalah sebagai berikut: perempuan adalah manusia seutuhnya,

  perempuan harus tampil sebagai pembuat sejarah, bukan semata-mata objek pasif dari proses bersejarah. Perempuan harus tegar dan berani melakukan perubahan demi kedilan dan demi kemanusiaan, harus berani mendobrak stereotip perempuan sebagai makhluk penggoda, lemah, dan tidak berguna, harus berani melawan dominasi, diskriminasi, dan eksploitasi sekalipun berkedok agama. Agama sejatinya membuat hidup manusia lebih bermakna: bermakna bagi dirinya sendiri, bagi sesama, dan bagi alam semesta (Mulia dalam Dinata, 2006: 9).

  Masalah poligami menurut Mila Novita merupakan dominansi cerita kembali merekam wacana sosial. Berbagi Suami telah ada sejak isu poligami sedang banyak dibicarakan di masyarakat.

  Cerita dalam Berbagi Suami adalah kisah klasik yang sering dijumpai dalam kasus-kasus poligami di Indonesia. Nia dengan tegas menolak poligami.

  Sebagai contoh aksi penolakannya, dalam Berbagi Suami, Nia menghadirkan seorang ustazah yang antipoligami dalam sebuah bincang-bincang di stasiun televisi.

  Ketertarikan Nia tentang dunia poligami mulai muncul setelah dia membaca sebuah artikel di Washington Post berjudul “Sebegitu Populerkah Kasus Poligami di Indonesia?” Meskipun dia tidak pernah mengkhususkan waktu untuk melakukan riset untuk membantu proses penulisan cerita, akhirnya tiga cerita dalam Berbagi Suami selesai dia kerjakan. Tiga cerita tentang tokoh Salma, Siti, dan Ming. Tokoh-tokoh yang merupakan terjemahan Nia terhadap situasi yang berlangsung di masyarakat. Siapa pun bisa berpoligami. Siapa pun bisa menghindari poligami (Novita, 2006:

  Seperti halnya Novita, Ninuk Mardiana Pambudy juga berpendapat bahwa

  

Berbagi Suami mengangkat persoalan tentang poligami. Persoalan tentang dilema

  keluarga yang suaminya berpoligami. Melalui tiga tokoh perempuan – Salma, Siti, dan Ming – kita dibawa pada tiga kehidupan keluarga lintas etnis.

  Kekuatan Berbagi Suami adalah pada tema ceritanya yang aktual serta kefasihan Nia Dinata sebagai penulis skenario memadukan cerita tiga perempuan hanya sesekali bertemu melalui perjalanan hidup masing-masing. Nia Dinata mampu menggambarkan itu (Pambudy, 2006: 1).

1.5.2 Landasan Teori

  Memahami sebuah karya sastra bukanlah perkara yang mudah. Dalam hal ini, dikarenakan objek kajian peneliti mengenai pandangan tokoh utama perempuan tentang poligami dalam skenario film Berbagi Suami karya Nia Dinata, berarti peneliti terlebih dahulu harus mengerti dan memahami pengertian tentang beberapa istilah di bawah ini.

1.5.2.1 Skenario

  Skenario adalah intisari atau secara ekstrem bisa disebut sebagai roh atau jiwa dari terbentuknya cerita dalam sinetron atau film (Lutters, 2004: xiv).

  Sebuah skenario sebenarnya adalah sebuah cerita yang telah ditata dan dipersiapkan menjadi naskah jadi yang siap diproduksi. Penataan dilakukan untuk membuat struktur cerita dengan format-format standar seperti inti cerita, plot, dan sturktur drama yang dibagi dalam beberapa babak. Naskah skenario diharapkan diatur secara rapi sehingga memudahkan eksekusi di lapangan (Set, 2003: 24).

  Skenario menggambarkan dengan jelas alur cerita, urutan scene, waktu, tempat dan suasana. Cerita dalam skenario merupakan hasil ide kreatif penulis.

  Melalui skenario, penulis mengekspresikan dan menginformasikan ide-idenya ke

  Skenario film yang disebut screenplay atau script, diibaratkan seperti cetak biru (blue print) bagi insinyur atau kerangka bagi tubuh manusia. Tidak sebagai naskah drama yang diproduksi dan dimainkan persis atau mendekati naskah orisinalnya, maka skenario film terbuka lebar pada tafsiran sutradara- sutradara. Dialog dalam skenario diciptakan untuk menyampaikan maksud atau pesan (Sumarno, 1996: 44).

  Lutters (2004: 86-92) juga menyebut skenario film sebagai sebuah

  

screenplay , yaitu sebuah naskah cerita yang lengkap dengan deskripsi dan dialog,

  yang telah matang dan siap digarap dalam bentuk visual. Deskripsi dan dialog tersebut terbagi dalam per scene/adegan. Scene atau adegan itu memuat dan menjabarkan satu peristiwa dalam setiap scene pada satu setting dan waktu. Setiap

  

scene terdapat judul scene yang berisi: nomor scene; keterangan luar/dalam

  ruangan biasanya memakai istilah exterior/interior; keterangan yang menjelaskan tempat kejadian dan ruangannya; keterangan yang menjelaskan waktu kejadian.

  Skenario merupakan variabel yang penting dalam sebuah film. Hal ini dikarenakan secara prosedural, skenario merupakan bagian dari tahap pembuatan sebuah film yang paling awal. Skenario merupakan film yang paling awal. Skenario adalah rancangan untuk membuat film. Skenario haruslah bersifat komunikatif, yakni skenario bisa dimengerti dengan jelas maksud dan pesan yang ingin disampaikan penulis (Ajidarma, 2000: 1-8).

  Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat dimengerti bahwa skenario sebuah skenario, sebuah jalinan cerita didapatkan dan terkandung pesan yang akan tersampaikan ketika skenario selesai dibaca.

  1.5.2.2 Pandangan

  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988: 643) pandangan berarti pengetahuan atau pendapat. Pandangan hidup berarti konsep yang dimiliki seseorang atau golongan dalam masyarakat yang bermaksud menanggapi dan menerangkan segala masalah di dunia ini.

  Pandangan hidup sepadan dengan sikap hidup. Sikap merupakan perbuatan dan sebagainya yang berdasarkan pada pendirian; pendapat atau keyakinan (KBBI, 1988: 838).

  1.5.2.3 Poligami

  Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah satu pihak, yaitu suami mengawini beberapa (lebih dari satu orang) istri dalam waktu yang bersamaan (Azizah, 2005: 46).

Dokumen yang terkait

Kekerasan personal terhadap tokoh utama, Mawa dalam novel Merajut Harkat karya Putu Oka Sukanta : sebuah tinjauan sosiologi sastra.

0 0 109

Konflik batin tokoh Keenan dalam novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari : tinjauan psikologi sastra dan relevansinya dengan pembelajaran sastra di SMA.

2 39 157

Konflik batin tokoh utama dalam novel Lintang karya Nana Rina dan implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA : suatu tinjauan psikologi sastra.

0 5 140

Kekerasan personal terhadap tokoh utama, Mawa dalam novel Merajut Harkat karya Putu Oka Sukanta sebuah tinjauan sosiologi sastra

0 9 107

Penyebab dan tipe kenakalan tokoh nayla dalam novel nayla karya Djenar Maesa Ayu tinjauan psikologi sastra - USD Repository

0 0 85

Kekerasan struktural oleh pemerintah terhadap kaum urban miskin di Jakarta dalam drama trilogi opera kecoa karya Norbertus Riantiarno tinjauan sosiologi sastra - USD Repository

0 3 343

Sebab akibat konflik batin tokoh gigih dalam membela warsi dalam novel centeng matahari malam hari karya Veven SP. Wardhana : analisis psikologi sastra - USD Repository

0 0 77

Analisis tokoh mika dalam novel Kapak karya Dewi Linggasari menurut perspektif arketipe Carl Gustav Jung : sebuah kajian psikologi sastra - USD Repository

1 4 76

Wujud perjuangan perempuan dalam pendidikan pada antologi cerita pendek Seribu Impian Perempuan Buru : sebuah pendekatan sosiologi sastra - USD Repository

0 0 69

Pengabdian tokoh kuntara terhadap keluarga dalam novel saksi mata karya Suparto Brata : suatu tinjauan sosiologi sastra - USD Repository

0 0 96