PEMIKIRAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF PROF. ACHMADI ( Studi Historis 1944-2014) - Test Repository

  PEMIKIRAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF PROF. ACHMADI ( Studi Historis 1944-2014) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh: Ema Siti Rohyani NIM: 111 11 084 FAKULTAS TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015

  

MOTTO

   

  

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

  

PERSEMBAHAN

  Dengan penuh ketulusan hati dan segenap rasa syukur kepada Allah SWT, skripsi ini saya persembahkan kepada :

  &

  Ayah, ibu, Adek tercinta yang senantiasa tak pernah berhenti memberikan cinta serta doanya selama ini.

  &

  Almukarom Romo KH. Muhammad Fatkhan beserta Ibu, Bapak Kyai Basith, Mbah Zu, Bapak Munajatdan seluruh keluarga besar Pondok Pesantren AL-

  IKHLAS Ungaran dan PONPES SALAFIYAH Salatiga yang dengan tulus ikhlas mendidikku dengan dasar-dasar keagamaan dan semangat spiritual yang dijadikan bekal hidup.

  &

  Buat Bapak Saerozi sebagai Dosen Pembimbing yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

  &

  Buat Ibu Desi selaku mantu dari beliau bapak Achmadi, karena telah meminjamkan buku-buku beliau guna terselesaikannya penelitian ini.

  &

  Thank you very much “hubby”. Thank for your kindleness. I love you

  &

  Sahabat-sahabati PMII, Rekan-rekanita IPNU IPPNU, SEMA, DEMA, JQHdan temen-temen sekelas Dek Khuz, Nikmah, Nida, disebut satu persatu, senasib seperjuangan yang menyertaikudalammenimbailmu di IAIN Salatiga.

  &

  Buat anak-anak asuhku pipit, lita, kholis, azizah, noviana, askinna, semoga kalian sukses di Universitasnya masing-masing.

  &

  Buat Pak Khusein, terimakasih karena beliau, peneliti hafal Hymne IAIN

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah, segala puji dan syukur yang telah melimpah rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Pemikiran Pendidikan Agama Islam dalam Perspektif Achmadi (Studi Historis 1944-

  2014)” Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratanguna memperoleh gelar kesarjanaan S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, tidak akan mungkin penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd., selaku RektorIAIN Salatiga.

  2. Ibu Rukhayati, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga.

  3. Bapak Dr. Muh. Saerozi, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing, memberikan nasehat, arahan, serta masukan-masukan yang sangat membangun dalam penyelesaian tugas akhir ini.

  4. Ayah dan ibu terkasih yang telah tulus dan ikhlas mencurahkan segalanya demi penulis serta adeku tercinta yang telah memberiku semangat.

  5. Seluruh dosen dan petugas administrasi Prodi Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah dan penelitian berlangsung.

  6. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

  7. Dan untuk IAIN Salatiga, kampus tercinta, thanks for all.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan tugas-tugas penulis selanjutnya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan pada umumnya.

  Amin ya robbal ’alamin Salatiga, 28 Agustus 2015

  Penulis Ema Siti Rohyani

  NIM: 111 11084

  

ABSTRAK

  Rohyani, Ema Siti. 2015. Pemikiran Pendidikan Agama Islam dalam Perspektif

  Prof. Achmadi (Studi Historis tahun 1944-2014) . Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Program Studi Pendidikan Agama Islam.

  Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Muh. Saerozi, M.Ag. Kata Kunci : Pendidikan Agama Islam, Perspektif Achmadi.

  Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui pendidikan agama Islam di Indonesia perspektif Prof. Achmadi. Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah 1) bagaimana Posisi PAI dalam kerangka pendidikan nasional menurut Achmadi ? 2) bagaimana dasar dan tujuan PAI menurut Achmadi ? 3) bagaimana pandangan Achmadi mengenai pendekatan dalam PAI ? 4) bagaimana isi atau materi PAI menurut Achmadi ? 5) bagaimana relevansi PAI menurut Achmadi dengan konteks PAI sekarang ?

  Analisis ini menggunakan metode analisa isi. Yaitu menghimpun dan menganalisa dokumen-dokumen resmi, buku-buku, kemudian diklarifikasi sesuai dengan masalah yang dibahas dan dianalisa isinya. Karya-karya Prof. Achmadi baik berupa buku, disertasi, penelitian, artikel, koran, majalah, dan sebagainya dikumpulkan kemudian diadakan analisis yang terkait dengan pembahasan tersebut.

  Setelah semua data terkumpul, kemudian mendelegasikan pemikiran Prof. Achmadi kepada pendidikan agama Islam. Berdasarkan hasil analisis dapat dirumuskan bahwa posisi pendidikan agama Islam di Indonesia menjadi semakin terlihat dengan adanya UU mengenai Sisdiknas no 20 tahun 2003, sejalan dengan hal tersebut pendidikan agama Islam menurut Prof. Achmadi mencakup dasar dan tujuan yang sesuai dengan nilai-nilai Ilahi. Pemikiran Prof. Achmadi seperti pendekatan fungsional, pendekatan humanis, pendekatan rasional kritis, pendekatan kultural dalam pendidikan agama Islam dapat dilakukan untuk memajukan pendidikan agama Islam di Indonesia dalam jangka panjang. Materi pendidikan agama Islam menurut Prof. Achmadi terdiri dari perenial knowlegde dan ilmu yang diperoleh. Pendidikan agama Islam menurut Prof. Achmadi dengan PAI sekarang ini sangat relevan, akan tetapi masih membutuhkan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai bentuk dari ideologi pendidikan yang berkembang sesuai dengan perubahan zaman yang tak terlepas dari nilai-nilai Islam sebagai pedoman dalam bertindak, mengamalkan nilai Islam mulai dari diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan sebagainya.

  Setelah dikaji secara mendalam pemikiran-pemikiran Prof. Achmadi terkait dengan pendidikan agama Islam diharapkan dan diterapkan di dunia pendidikan agama Islam di Indonesia untuk kemajuan pendidikan agama Islam di Indonesia. Baik dalam konteks pendidikan di dalam kelas ataupun skala nasional.

  

DAFTAR ISI

  LEMBAR BERLOGO...........................................................................................i JUDUL..................................................................................................................ii DEKLARA

  SI……………………………………………………..……….........iii PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................................iv PENGESAHAN KELULUSAN..........................................................................v MOTTO

  …………………………........................................................................vi PE RSEMBAHAN……………………..………………….…………..…..........vii KATA PENGANTAR.........................................................................................ix ABSTRAK...........................................................................................................xi DAFTAR ISI.......................................................................................................xii DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................xiv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah…………………………….……………..............1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................2 C. TujuanPenelitian...........................................................................................2 D. KegunaanPenelitian……...………...…………………...………….............3 E. MetodePenelitian..........................................................................................3 F. PenegasanIstilah...........................................................................................6

  G.

  Sistematika Penulisan...................................................................................7

  BAB II BIOGRAFI PROF. ACHMADI A. Biografi Prof. Achmadi................................................................................8 B. Karya Ide Besar Prof. Achmadi.................................................................11 BAB III PEMIKIRAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MENURUT PROF. ACHMADI A. Pengertian……………...............................................................................14 B. Posisi Agama Islam dalam kerangka Pendidikan Nasional ....................................................................................................................15 C. Posisi Pendidikan Agama Islam dalam kerangka Pendidikan

  Nasional......................................................................................................17 D. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam..............................................32 E. Pendekatan dalam Pendidikan Agama Islam.............................................41 F.

  Materi Pendidikan Agama Islam………….........……...............................48 BAB IV RELEVANSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MENURUT PROF.

  ACHMADI DENGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKARANG A.

  Relevansi Pendidikan Agama Islam Menurut Achmadi Dengan Pendidikan Agama Islam Sekarang terkait Isi Pendidikan/ Materi Pendidikan..................................................................................................62 B. Relevansi Pendidikan Agama Islam Menurut Achmadi Dengan Pendidikan

  Agama Islam Sekarang terkait Dasar dan Tujuan PAI.............................................................................................................63

  C.

  Relevansi Pendidikan Agama Islam Menurut Achmadi Dengan Pendidikan Agama Islam Sekarang terkait Posisi PAI di ranah Kerangka Pendidikan Nasional......................................................................................................64 D. Relevansi Pendidikan Agama Islam Menurut Achmadi Dengan Pendidikan

  Agama Islam Sekarang terkait Pendekatan dalam Pendidikan Agama Islam...........................................................................................................68

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan.................................................................................................73 B. Saran...........................................................................................................74 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS

  DAFTAR LAMPIRAN 1. Daftar Pustaka 2. Riwayat hidup penulis 3. Nota pembimbing skripsi 4. Lembar konsultasi 5. Surat Keterangan Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

  . Dalam situasi dunia yang semakin global seperti sekarang, manusia semakin dihadapkan kepada berbagai tantangan, di samping peluang dan kesempatan. Islam juga semakin dituntut peranannya untuk menjadi pemandu arah kehidupan manusia.

  Dalam konteks ini, pendidikan agama Islam tentu juga harapkan dapat memberikan jawaban terhadap masalah kehidupan umat Islam yang berada di dunia global tersebut. Secara normatif, pendidikan agama Islam mengandung nilai-nilai universal yang memberikan resep mujarab untuk solusi problem manusia. (Nata, 2010:433).

  Pendidikan agama Islam telah dipikirkan oleh beberapa kalangan pemikir, tetapi masih banyak masalah masalah yang belum terjawab. Di ranah ilmiah, sudah banyak literatur yang berbicara tentang pendidikan agama Islam di Indonesia dari berbagai pendekatan, Sebagai contoh: Amin Abdullah, Azumardi Azra, Noeng Muhadjir, Imam suprayogo, Abuddin Nata dan salah satunya adalah Prof. Achmadi.

  Prof. Achmadi sesuai dengan kiprah teoretik dan praktiknya di dunia pendidikan berkehendak untuk mewujudkan pendidikan agama Islam yang lebih dari sekedar masalah-masalah ubudiyah dan fiqhiyah semata. Ia juga ingin mendudukkan pendidikan Islam yang bukan sekedar memenuhi aspek normatif, tetapi juga historis. Pendidikan agama Islam tidak hanya membahas tentang suatu ajaran-ajaran, tetapi membahas pula peristiwa dengan memperlihatkan unsur tempat, waktu, objek, latar belakang, dan pelaku dari peristiwa.

  Oleh karena itu, menurut hemat penulis, pemikiran Prof. Achmadi tentang Pendidikan Agama Islam perlu dikaji lebih dalam. Pemikiran itu menjadi penting bukan hanya bagi muslim Jawa Tengah, tetapi juga nusantara. Dalam konteks ini, penulis mengambil judul penelitian pemikiran pendidikan agama Islam perspektif Prof. Achmadi (1944- 2014).

  B.

  Rumusan Masalah 1.

  Bagaimana posisi Pendidikan Agama Islam dalam kerangka pendidikan nasional menurut Prof. Achmadi?

2. Bagaimana pandangan Prof. Achmadi tentang dasar dan tujuan

  Pendidikan Agama Islam? 3. Bagaimana pandangan Prof. Achmadi tentang pendekatan dalam

  Pendidikan Agama Islam? 4. Bagaimana pandangan Prof. Achmadi tentang materi Pendidikan

  Agama Islam? 5. Bagaimana relevansi pemikiran pendidikan agama Islam Prof.

  Achmadi dengan konteks pendidikan Islam sekarang? C.

  Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian yang ingin dicapai oleh penulis dalam kaitannya dengan judul penelitian ini antara lain : a.

  Untuk mengetahui tentang pendidikan agama Islam; dasar dan tujuan serta posisi dalam kerangka pendidikan nasional perspektif Prof.

  Achmadi b. Untuk mengetahui materi, dan pendekatan, pendidikan agama Islam menurut Prof. Achmadi c.

  Untuk mengetahui relevansi pemikiran Prof. Achmadi dengan pendidikan agama Islam di era modern ini

  D.

  Kegunaan Penelitian 1.

  Memberikan kontribusi terhadap pengembangan pemikiran pendidikan agama Islam.

  2. Untuk menambah wawasan keilmuan penulis dalam memahami pemikiran Prof. Achmadi tentang pendidikan agama Islam.

  E.

  Metode Penelitian

  Penelitian ini menggunakan beberapa metode antara lain sebagai berikut:

  1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini bersifat literatur (kepustakaan), sehingga penelitian ini menggunakan kajian terhadap buku-buku yang ada kaitannya dengan judul skripsi ini, yaitu buku-buku Prof. Achmadi dan buku lain yang membahas tentang pendidikan agama Islam.

  Penelitian dilakukan dengan mencermati sumber-sumber tertentu, mencari, menelaah buku-buku artikel atau lainnya yang berkaitan dengan Prof. Achmadi. Selain bersifat literatur penelitian ini termasuk jenis penelitian bibliografi, hampir sama dengan literatur yaitu dilakukan dengan mencari, menganalisis, membuat interpretasi, serta generalisasi dari fakta-fakta hasil pemikiran, ide-ide yang telah ditulis oleh pemikir dan ahli (Nazir, 1998:62).

2. Sumber Data

  Dalam pengambilan dan pengumpulan data penelitian menggunakan metode dokumentasi dan wawancara. Data berupa buku, artikel, dokumen dan lain sebagainya. Penelitian ini berisi kutipan- kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan (Arikunto, 1987:135). Sedangkan data-data tersebut dibagi menjadi dua bagian, yaitu primer dan sekunder.

  a.

  Sumber Data Primer Sumber data primer adalah sumber data yang paling utama digunakan dan sesuai dengan permasalahan dalam peneliti ini.

  Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah buku-buku dan Artikel Prof. Achmadi.

  b.

  Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder adalah buku-buku, artikel, dan sumber lain berkaitan dengan penelitian ini. Di antara sum,ber tersebut adalah: Metodologi Studi Islam karya Abuddin Nata,

  Islam sebagai Ilmu; Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Milinium Baru karya Azumardi Azra, Paradigma Baru

  Pendidikan Nasional karya Tilaar, Pendidikan Agama Islam dalam Perspektif Multikulturalisme karya Abd Azis Albone, Metodologi Pendidikan Agama Islam karya Ramayulis, dan buku atau artikel

  tentang studi pendidikan Islam di dalam perkuliahan dan lain sebagainya.

3. Analisis Data

  Untuk menganalisis data penulis menggunakan beberapa metode, yaitu: a.

  Metode Deskriptif Metode deskriptif yaitu

  “perumusan filsafat tersembunyi dideskripsikan sedemikian rupa sehingga terus menerus ada referensi pada masalah konkret sedetail-detailny

  ” (Anton dan Achmadi, 1994:112). Peneliti melakukan analisis data dengan metode deskripsi, yaitu menggambarkan pemikiran-pemikiran Achmadi tentang materi yang terkait dengan penelitian.

  b.

  Metode Analisis Analisis data merupakan

  “cara penanganan terhadap obyek ilmiah dengan jalan memilih-milih antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain untuk mendapatkan pengertian yang baru

  ” (Sumargono, 1989:21). Data yang terkumpul selanjutnya penulis analisa dengan menggunakan teknik analisa data, dengan cara: 1.

  Kategorisasi

  Kategorisasi adalah “upaya memilah-milah setiap satuan ke dalam bagian- bagian yang memiliki kesamaan” (Moleong,

  2011:288). Peneliti melakukan kategorisasi dengan cara memilah setiap data yang didapatkan, data dari dokumen atau buku-buku terkait. Kategorisasi dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam menyatukan data-data tersebut.

2. Sintesisasi

  Sintesisasi merupakan “mencari kaitan antara satu kategori dengan kategori yang lain agar b ertemu titik permasalahan”

  (Moleong, 2011:289). Data yang telah dikategorikan oleh peneliti kemudian dicari titik temu satu sama lainmdan kemudian disatukan dalam pembahasan yang sama sehingga menjadi sebuah penjelasan yang utuh.

  F.

  Penegasan Istilah

  Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekaburan dalam penafsiran judul, maka perlu dikemukakan maksud dari kata-kata dan istilah yang digunakan dalam judul skripsi ini. Adapun batasan istilah tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Pemikiran Pendidikan Agama Islam adalah “gagasan-gagasan tentang upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, mengimani, bertaqwa berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utama yaitu Al- Qur’an dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta

  2. Prof. Achmadi adalah salah satu tokoh pendidikan di IAIN Salatiga dan Jateng. Lahir di Yogyakarta 4 Oktober 1944, bertempat tinggal di Jl. Cenderawasih Klaseman Salatiga, guru besar Ilmu Pendidikan Islam di IAIN Walisongo Semarang.

  Jadi dalam judul penelitian ini bertujuan untuk mendelegasikan pemikiran Prof. Achmadi terhadap pendidikan agama Islam.

  G.

  Sistematika Penulisan

  Dalam rangka mempermudah penulisan skripsi, maka penulis membagi menjadi lima bab yang dijabarkan menjadi sub-sub bab yang utuh dan integral. Adapun sistematikanya sebagai berikut :

  BAB I Pendahuluan; yang berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan.

  BAB II Biografi Prof. Achmadi; yang memuat riwayat keluarga dan pendidikan, pengabdian dan karya- karya intelektual. BAB III Pemikiran Pendidikan Agama Islam Prof. Achmadi; yang di dalamnya berisi pengertian, posisi Pendidikan Agama Islam dalam kerangka pendidikan nasional, pandangan Prof. Achmadi tentang dasar dan tujuan Pendidikan Agama Islam, pandangan Prof. Achmadi tentang pendekatan dalam Pendidikan Agama Islam, pandangan Prof. Achmadi tentang materi Pendidikan Agama Islam.

  BAB IV Relevansi Pemikiran Pendidikan Agama Islam Prof. Achmadi dengan konteks pendidikan Islam kekinian

  BAB V Penutup; yang meliputi kesimpulan, saran dan kata penutup. BAB II BIOGRAFI PROF. ACHMADI A. Riwayat Keluarga dan Pendidikan

  Dalam mengkaji pemikiran seseorang tentunya tidak cukup hanya mengetahui gagasan-gagasan atau pemikiran-pemikirannya saja. Akan tetapi juga harus berusaha mengetahui latar belakang hidupnya, perjalanan intelektual dan pendidikannya. Dengan memahami biografi, dapat mengetahui bagaimana pola pikir seseorang terbentuk. Penulis dalam skripsi ini berupaya untuk memaparkan biografi Prof. Achmadi sehingga mampu menghasilkan suatu analisis dan kesimpulan yang komprehensif.

  Prof. Achmadi Lahir di Yogyakarta pada tanggal 4 Oktober 1944, saat berumur enam tahun dia memulai belajar, dimulai dari SD Muhammadiyyah Karangkajen Yogyakarta tahun 1957 sambil nyantri di Pondok Pesantren Krapyak yang diasuh oleh KH Abdul Kodir, dia kemudian melanjutkan pada Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) Yogyakarta tahun 1963. tamat dari PGAN, dia melanjutkan studinya di

  IAIN Sunan Kalijaga (sekarang UIN Sunan Kalijaga) Yogyakarta (Munir, 2005:48).

  Dia di sela-sela kesibukannya juga aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan. Diantaranya pernah menjabat sebagai ketua pimpinan cabang Pemuda Muhammadiyyah Mergangsan Yogyakarta tahun 1963- 1971 dan menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) DIY (1968-1971), di samping itu pengalaman dalam berorganisasi Achmadi diantaranya adalah :

1. Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Salatiga (1981-1990) 2.

  Anggota pimpinan wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah/ Ketua Majlis Tabligh, (1996-2014)

  3. Ketua ICMI orsat Salatiga (1998 sampai 2014).

  4. Anggota KAHMI kodya Salatiga sampai 2014 Pada tahun 1970 Achmadi menjadi sarjana lengkap pada Fakultas

  Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga pada kota yang sama setelah selasai menyelesaikan Strata I (SI) pada tahun 1973, dia menyelesaikan Post Graduate Course (PGC) Ilmu Pendidikan IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 1973. Pada tahun yang sama (1973), dia dipercaya menjabat sebagai Pembantu Dekan II Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Salatiga pada tahun 1973-1978, selain aktivitas tersebut dia juga menyelesaikan Studi Purna Sarjana (SPS) IAIN Sunan Kalijaga pada Juli 1976- Maret 1977. “Islamic Studies dan Penelitian Agama”, Leiden University 1 tahun (Agustus 1994 sampai Agustus 1995). Dia melanjutkan program doktoralnya IAIN Sunan kalijaga Yogyakarta, pada tahun 2002 dia memperoleh gelar Doktornya.

  Pada tanggal 8 Januari 2005 dia memperoleh gelar Profesor dalam bidang Ilmu Pendidikan Islam (IPI). Nama istri Prof. Achmadi adalah Djandaroh, dia dianugrahi tiga putra yaitu Arif Djatmiko, S. Psy, Arif Bawana, S.E dan Arif Fajar Wibisono, Achmadi bertempat tinggal di Jl.

  Cenderawasih Klasemen No. 11 Salatiga telp. 0298.327098 HP 081.58846980. Sebelum meninggal dia berkantor di IAIN Walisongo, Jl.

  Walisongo 5 Semarang telp 024.761292, (wakil koordinator KOPERTAIS wilayah X Jawa Tengah).

B. Pengabdian

  Dia memulai karirnya menjadi asisten ahli pada (IIIe) dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dosen Pascasarjana IAIN Walisongo Semarang, Universitas Muhammadiyyah Solo, dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, sampai pada tahun 2014 dia masih aktif dalam kariernya (Munir, 2005:50). Di antara jabatan yang pernah Achmadi jabat adalah sebagai berikut: 1.

  Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Salatiga 1979- 1982 2. Wakil Rektor bidang Akademis IAIN Walisongo di Salatiga

  1985-1993 (dua periode) 3. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Salatiga 1985- 1993 (dua periode)

  4. Pembantu Rektor IAIN Walisongo Semarang 1994-1997, merangkap PLH Rektor IAIN Walisongo 1996-1997

5. Wakil Koordinator Kopertais wilayah X jawa tengah 1998 sampai 2014.

C. Karya ide besar Prof. Achmadi 1.

   Karya ilmiah yang berupa Buku

  • Ilmu Pendidikan, Sebuah Pengantar, CV Saudara, Salatiga, 1990
  • Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, Aditya Media, Yogyakarta,

  1993 Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama di Sekolah, dalam PBM

  • Pendidikan Agama di Sekolah, Fak. Tarbiyah Refleksi Pemikiran Muhammadiyah Sebuah Telaah Histories, dalam
  • Reaktualisasi Tajdid Muhammadiyah, UMS, 1998
  • Filsafat, dalam Pendidikan Islam, Demokratisasi, dan Masyarakat Madani, Fak. Tarbiyah IAIN Walisongo dan Pustaka Pelajar, 2000

  Reformasi Sistem Pendidikan Agama Islam dalam Era Reformasi: Telaah

  • Pendidikan Pendidikan Islam, Fak. Tarbiyah IAIN Walisongo dan Pustaka Pelajar Yogyakarta, 2001

  Islam Sebagai Alternatif Paradigma Ilmu Pendidikan, dalam Paradigma

  • Pustaka Pelajar, 2004 2.

  Ideologi Pendidikan Islam, Paradigma Humanis Teosentris, Yogyakarta:

   Artikel Majalah / Jurnal

  Pendidikan Integratif Wawasan ilmiah dan Agama dalam Pendidikan,

  • Majalah "Attarbiyah", Fak Tarbiyah IAIN Walisongo di Salatiga 1992 Politik, Agama, dan Pendidikan Agama, Majalah “Attarbiyah” Fak.
  • Tarbiyah. IAIN Walisongo di Salatiga, 1995
  • Wil X Jawa Tengah, 1998

  Klasifikasi Ilmu Pengetahuan Islam, Jurnal Wahana Akademika, Kopertais

  Ali Syari’ati Pemikiran dan Cita-citanya dalam perspektif Pembaharuan

  • Pemikiran Islam,’ Teologia” Jurnal Ushuluddin Vol. 13, No.3, okt.2002 (Terakriditasi, SK. Dirjen Dikti No.69 / Dikti / kop.2000,21 Maret 2000)
  • UMS. Vol. 1. No.1, 2003

  Ideologisasi dan Transformasi Pemikiran Keagamaan Muhammadiyah,

  • Studi Islam di Belanda, “ Ihya Ulum al-Din” Internasional journal (PPS-
  • Pengembangan Pendidikan Keagamaan: Sebuah Agenda masalah Dalam Era Postmodern, Fak. Tarbiyah IAIN Walisongo di Salatiga 1996
  • Telaah Penyelenggaraan Pembaharuan Islam Muhammadiyah, PWM.
  • Kesiapan penyelengaraan Pendidikan dalam Disentralisasi Pendidikan,
  • Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, sebuah Bidang studi yang sarat beban,

  IAIN Walisongo semarang) Vol. 5, Number 2, Dec. 2003, (terakriditasi, SK. Dirjen Dikti no: 34/Dikti/Kep/2003) 3.

   Makalah

  Jateng. 1998

  UKSW 2001

  Dikdasmen PWM Jateng, 2001

  • Kepemimmpinan Visioner : Kerangka pemberdayaan Madrasah, Kopertais , 2001
  • Strategi Sosialisasi Pedoman Hidup Islami, PWM Jateng, 2001
  • Optimalisasi peranan Dewan Pendidikan Kota Salatiga dalam Prespektif Desentralisasi Pendidikan, semiloka Dewan Pendidikan Kota Salatiga 20 Januari 2003
  • Masa Depan Pendidikan Islam di Indonesia dalam Konstelasi Politik Global, seminar staimus, surakarta, 21 juni 2003 4.

   Penelitian

  • Sikap Remaja Terhadap Penyimpangan Seksual, Studi Kasus Siswa SLTA

  Salatiga, 1993

  • Korelasi antara Hasil Tes Masuk Dengan Prestasi -

  Kerukunan Hidup Beragama di Daerah Perkotaan di Jawa Tengah, studi kasus di Salatiga.

  • Muhammadiyah Pasca Kemerdekaan, Pemikiran Keagamaan Dan Implikasinya Dalam Pendidikan, Penelitian disertasi, 1999-2002
  • Kompetensi lulusan PTAI/IAIN dalam prespektif masyarakat pengguna di

  Jawa tengah, proyek Ditjen Bagais dep. Agama 2003

  • Kesiapan Guru dalam pelaksanaan Kurikulum berbasis Kompetensi di

  Jawa ( kota-kota Pendidikan: Malang, Semarang, Bandung dan Yogyakarta). Proyek kerjasama Litbang Agama dan Diklat keagamaan Dep. Agama RI dan P3M STAIN Salatiga (Munir, 2005:51-54)

BAB III PEMIKIRAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PROF. ACHMADI A. Pengertian Pendidikan agama sangat penting dan strategis dalam rangka

  menanamkan nilai-nilai spiritual Islam, tetapi hal ini baru berupakan sebagian dari seluruh kerangka pendidikan Islam. Pengertian pendidikan agama Islam menurut Achmadi (1987:10) adalah

  “usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagaman dan sumber daya insani agar lebih mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam ”. Implikasi dari pengertian ini adalah pendidikan agama Islam merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan Islam. Bahkan tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa pendidikan agama Islam berfungsi sebagai jalur pengintegrasian wawasan Islam pada bidang-bidang studi yang lain. Implikasi lebih lanjut pendidikan agama harus sudah dilaksanakan sejak dini sebelum peserta didik memperoleh pendidikan atau pengajaran ilmu-ilmu yang lain. Pendidikan agama menurut Ibnu Khaldun lebih menitik beratkan pada pengajaran Al-

  Qur’an, karena Al-Qur’an merupakan ilmu yang pertama kali diajarkan kepada anak-anak. Dengan mengajarkan Al- Qur’an kepada anak-anak maka akan dapat menumbuhkan perasaan keagamaan

  (Achmadi, 1987:11).

B. Posisi Agama Islam dalam Kerangka Pendidikan Nasional

  Keputusan sistemik kehidupan keagamaan ialah sesuatu yang dirancang atau difungsikan dalam interpendensi untuk seluruh satuan termasuk subsatuannya. Para Proklamator pendiri Republik Indonesia telah membuat sistem kehidupan keagamaan dalam UUD 1945 dan dibuat berulang kali yaitu yang terdapat sebanyak dua kali dalam pembukaan, yaitu:

1. Alinea tiga “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa.” 2.

  Alinea empat “Negara Republik Indonesia yang .... berdasarkan

  3. Dalam batang tubuh UUD 1945 juga disebut tiga kali sistem kehidupan keagamaan, yaitu: a.

Pasal 9, tentang sumpah persiden/ wakil presiden menurut agama dengan diawali “Demi Allah” dst.

  b.

Pasal 29 ayat 1: Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.

  c.

  Pasal 29 ayat 2: Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu (Achmadi, 1992:104).

  Selanjutnya sejak era pembangunan, keputusan sistem tersebut semakin dikukuhkan sebagai landasan idiil dan UUD 45 sebagai landasan konstitusional. Dalam penjelasan UUD 45 mengenai sila pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa) dijelaskan bahwa dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung makna kewajiban pemerintah dan para penyelenggara lainnya untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral yang luhur. Untuk mewujudkan amanat dalam UUD 1945 itu, pemeliharaan budi pekerti kemanusiaan yang luhur tidak dapat dilepaskan dari usaha membina dan mengembangkan kehidupan beragama bangsa Indonesia, bahkan hal tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ajaran agama (Achmadi, 1992:105).

  Dalam membina dan mengembangkan kehidupan keagamaan, negara/ pemerintah tidak hanya menjamin kebebasan tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya. Agama juga sekaligus menjamin, melindungi, membina mengembangkan serta memberikan bimbingan dan pengarahan agar kehidupan beragama lebih berkembang, bergairah, dan bersemarak, serasi dengan kebijaksanaan pemerintah dalam membina kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila.

  Para politisi awal kemerdekaan telah mengoperasionalkan keputusan sistemik kehidupan keagamaan dalam berbagai lembaga pemerintahan. Tampak jelas bahwa sejak awal Republik Proklamasi 1945 telah diupayakan pengintegrasian urusan keagamaan dalam pemerintahan Indonesia, seperti adanya Departemen Agama di samping departemen yang lain, Peradilan Agama di samping peradilan yang lain, peluang dan fasilitas bagi sekolah agama di samping sekolah umum, dan diselenggarakannya pendidikan agama secara formal dalam sekolah umum. Kesemuanya itu merupakan operasionalisasi institusional dari keputusan sistemik kehidupan keagamaan. Departemen Agama sebagai institusi keagamaan tertinggi dalam organisasi pemerintahan memiliki tugas pokok yaitu menyelenggarakan sebagian dari tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang agama (Achmadi, 1992:106).

  Garis besar haluan negara (GBHN) sebagai landasan operasional pembangunan orde baru telah mengoperasionalkan keputusan sistemik keagamaan dalam bentuk sub-sub keputusan sistemik. Bila ditelusuri dari pola dasar ke pola umum Rencana Pembangunan Lima Tahun (REPELITA) ke REPELITA dalam GBHN, dapat di jumpai rumusan- rumusan yang mengoperasionalkan Pancasila dan UUD 1945. Di dalamnya termasuk pembinaan dan pengembangan kehidupan beragama. Tujuan pembangunan nasional juga menyebutkan harus mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila. Makna spiritual dalam bahasa adalah lawan dari profan atau sekular, ini berarti bahwa kemajuan yang diharapkan dari pembangunan bukan kemajuan yang berorientasi modern yang sekular, tetapi modern yang dijiwai oleh nilai-nilai Ilahi.

C. Posisi Pendidikan Agama Islam dalam Pendidikan Nasional

  Dalam modal dasar pembangunan disebutkan bahwa kepercayaan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa merupakan tenaga penggerak yang tidak ternilai harganya bagi pengisian aspirasi-aspirasi bangsa. Selanjutnya khusus pembangunan bidang agama dirumuskan dalam pola Umum Pembangunan Jangka Panjang orde baru sebagai berikut:

  Atas dasar kepercayaan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa maka kehidupan manusia dan masyarakat Indonesia harus benar-benar selaras dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, dengan sesama dan alam sekitarnya serta memiliki kemantapan keseimbangan dalam kehidupan lahiriah dan batiniah (Achmadi, 1992:106-107).

  Secara vertikal, seluruh kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia merupakan subsistem dari pendidikan nasional. Di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional UU. RI. No. 2 Th 1989 (yang telah diganti dengan UU no. 20 th. 2003) pasal 4 disebutkan:

  Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dengan rumusan demikian jelas sekali pendidikan agama merupakan bagian pendidikan yang amat penting yang berkenaan dengan aspek-aspek sikap dan nilai, keimanan dan ketaqwaan. Hal ini berarti pula bahwa keberhasilan pendidikan nasional tidak dapat tercapai tanpa pendidikan agama, karena keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa hanya dapat dicapai melalui pendidikan agama (Achmadi, 1992:107).

  Dalam pembahasan ini khusus ditujukan pada masalah pendidikan agama Islam, yang dalam operasionalisasi dapat digolongkan dalam:

1. Pendidikan agama Islam pada lembaga pendidikan umum

  Pendidikan agama Islam sebenarnya sudah ada jauh sebelum kemerdekaan. Namun karena politik pendidikan pemerintah penjajah (Belanda), maka sekolah-sekolah negeri tidak diberikan pendidikan agama. Pemerintah kolonial tidak mencampuri urusan agama dan oleh karenanya tidak bertanggung jawab terhadap masalah pendidikan agama penduduknya. Didorong oleh semangat kebangsaan yang dijiwai oleh ruhul Islam

  “Muhammadiyah” sebagai gerakan Islam

  merintis jalan pendidikan agama di sekolah-sekolah umum yang diselenggarakannya. Setelah Indonesia merdeka para pemimpin dan perintis kemerdekaan menyadari betapa pentingnya agama diberikan di sekolah-sekolah.

  Kedudukan pendidikan agama di sekolah umum dapat ditinjau dari segi keputusan-keputusan yuridis sebagai dasar hukumnya.

  Secara kronologik dapat dikemukakan sebagai berikut: a.

  Keputusan Menteri Agama No. 1185/K.J. tgl. 20-11-1946 tentang penyempurnaan organisasi kementerian agama, dengan mengadakan bagian C yang bertugas melaksanakan kewajiban- kewajiban, antara lain:

  1) Urusan pelajaran dan pendidikan agama Islam dan Kristen. 2) Urusan pengangkatan guru agama. 3) Urusan pengawasan pelajaran agama.

  b.

  Peraturan bersama Menteri Agama dan Menteri PP dan K nomor: 1142/Bhg. A (pengajaran)/Nomor: 11285/KJ (Agama) tgl. 2 Desember 1946, tentang ketentuan adanya pelajaran agama di sekolah rakyat sejak kelas IV dan berlaku efektif mulai tgl. 1 Januari 1947.

  c.

  Undang-Undang Nomor 4/1950 jo. Nomor 12/1954 tentang Dasar- Dasar Pendidikan dan Pengajaran di sekolah yang ada pada Bab

  XII pasal 20 dinyatakan: 1)

  Dalam sekolah negeri diadakan pelajaran agama; orang tua murid menetapkan apakah anaknya mengikuti pelajaran agama tersebut. 2)

  Cara penyelenggaraan pengajaran agama di sekolah-sekolah negeri diatur dalam peraturan yang ditetapkan oleh Menteri

  Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan, bersama-sama dengan Menteri Agama.

  d.

  Peraturan bersama Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan dan Menteri Agama No. 17678/Ka. Tgl. 16 Juli 1951 (pendidikan)/No. K.I/1980 tgl. 16 Juli 1951 (Agama) tentang pedoman penyelenggaraan pendidikan agama, yang merupakan realisasi dari pasal 20 UU No. 4/1950. Isi peraturan bersama tersebut antara lain: 1)

  Lamanya pendidikan agama; di SR (sekolah Rakyat) mulai kelas IV, dua jam setiap minggu. Untuk lingkungan istimewa sejak kelas I dan jam dapat sampai 4 jam setiap minggu. Untuk SMP dan SLA dua jam setiap minggu.

  2) Pengangkatan dan Pembiayaan; guru diangkat, diberhentikan oleh Menteri Agama. Biaya pendidikan agama atas tanggung jawab Kementerian Agama.

  3) Rencana pelajaran agama ditetapkan oleh Kementerian Agama sesudah disetujui oleh Kementerian PP dan K.

  4) Pendidikan agama di sekolah partikelir; peraturan bersama itu berlaku pula bagi sekolah-sekolah partikelir apabila pengurus yang bersangkutan menghendakinya atau apabila orangtua murid-murid yang berjumlah sekurang-kurangnya 10 orang yang menganut suatu agama memintanya, dengan pengertian bahwa pendidikan agama dapat diberikan di luar gedung sekolah tersebut.

  5) TAP MPRS No. II/MPRS/1960, menetapkan bahwa pendidikan agama diberikan di sekolah-sekolah sejak dari

  Sekolah Dasar sampai dengan Universitas/Perguruan Tinggi Negeri.

  6) Ketetapan sebagaimana TAP MPRS No. II/MPRS/1960 tetap berlaku sampai TAP-TAP MPR berikutnya, yang intinya terus diusahakan upaya, termasuk pendidikan agama yang dimasukkan dalam kurikulum di sekolah-sekolah, mulai dari SD sampai Universitas negeri.

7) Dibakukannya Kurikulum Pendidikan Agama dalam UU. RI.

  No. 2 tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional dan yang terakhir UU No. 20 th. 2003 tentang Sisdiknas (Achmadi, 1992:108).

2. Perguruan Agama Islam

  Lingkup pendidikan agama Islam pada lembaga pendidikan atau perguruan agama meliputi Madrasah Diniyah, Raudhatul Athfal, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Pendidikan Guru Agama, Pondok Pesantren dan Perguruan Tinggi Agama Islam baik negeri maupun swasta. Sebagian terbesar lembaga pendidikan agama berstatus swasta. Hanya 0,37% dari sekolah agama yang berstatus negeri dan hanya 4,5% dari murid-murid berada pada sekolah negeri. Ini berarti bahwa kehadiran sekolah-sekolah agama Islam berakar pada hasrat masyarakat sendiri (Achmadi, 1992:109).

  Keberadaan perguruan-perguruan agama Islam memiliki latar belakang sejarah yang panjang sejak zaman penjajahan Belanda.

  Masyarakat Indonesia terkenal sebagai masyarakat yang agamis yang mayoritas adalah umat Islam. Dalam kegiatan keagamaan dan kemasyarakatan peran ulama

  ’ sangat dominan. Kaum ulama secara diam-diam melakukan perlawanan terhadap pemerintah Belanda dengan menumbuhkan kondisi yang berlainan antara aspirasi kaum muslimin dengan kebijaksanaan pemerintah Belanda.

  Kebijaksanaan pemerintah Belanda tersebut dilaksanakan dengan membuka berbagai jenis sekolah untuk rakyat Indonesia, yang bertujuan secara formal memenuhi keperluan pemerintah dan

  

onderneming terhadap tenaga kerja yang terdidik. Tetapi sebenarnya

  mengandung tujuan untuk menjauhkan pemuda-pemuda Indonesia dari masyarakat dan agama (Islam), dan sebaliknya mendekatkan kepada kebudayaan barat (Belanda). Kebijaksanaan pemerintah Belanda ini adalah berpedoman kepada “Etische Politiek”.

  Untuk mengimbangi kebijaksanaan pemerintah Belanda tersebut, maka para ulam a’ mengadakan usaha penyempurnaan dan memperkembangkan lembaga pendidikan pesantren menjadi Madrasah, di mana diajarkan ilmu pengetahuan umum di samping ilmu pengetahuan agama. Dengan demikian diharapkan akan lahir sekelompok ulama’ intelek yang mampu mengimbangi produk pendidikan Belanda tersebut. dalam pertumbuhan selanjutnya sistem pendidikan madrasah berkembang sampai ke tingkat Perguruan Tinggi Agama Islam (Achmadi, 1992:110).

  Setelah zaman kemerdekaan, kecenderungan masyarakat mendirikan madrasah tetap terus berlanjut walaupun dengan motivasi yang berbeda dengan apa yang dilakukan pada zaman penjajahan. Motivasi mendirikan madrasah pada zaman kemerdekaan adalah untuk mengisi kemerdekaan dan ikut berkiprah dalam pembangunan dengan tetap melestarikan dan mengembangkan ajaran Islam.

  Dengan kenyataan bahwa perguruan agama Islam mayoritas berstatus swasta, ini berarti bahwa andil umat Islam dalam ikut mencerdaskan bangsa dan sekaligus meningkatkan ketaqwaan Tuhan Yang Maha Esa cukup besar. Oleh karena itu pantas apabila perhatian pemerintah dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan mutu perguruan agama Islam juga cukup besar. Dalam hal ini dapat kita lihat: 1)

  Pendidikan atau Perguruan Agama Tingkat Dasar dan Menengah Salah satu hal yang perlu dicatat mengenai perkembangan penyelenggaraan sekolah-sekolah agama adalah lahirnya Keppres

  No. 34 tahun 1974 tentang tanggung jawab fungsional pendidikan dan latihan serta Inpres No. 15 tahun 1974 tentang pelaksanaan Keppres tersebut, yang berisi sebagai berikut:

  a) Pembinaan pendidikan umum menjadi tanggung jawab

  Menteri P dan K sedang pendidikan agama menjadi tanggung jawab Menteri Agama. b) Untuk melaksanakan Keppres No. 34 dan Inpres No. 15 tahun 1974 dengan sebaik-baiknya ada kerja sama antara

  Departemen P dan K, Departemen Negeri dan Departemen Agama.

  Sebagai pelaksanaan dari Keppres tersebut lahirlah Keputusan Bersama Tiga Menteri, yaitu Menteri Agama, Menteri P dan K dan Menteri dalam Negeri tahun 1975 tentnag peningkatan mutu pendidikan pada madrasah. Maksud dan tujuan peningkatan mutu pendidikan pada madrasah adalah agar tingkat mata pelajaran umum dari madrasah dapat mencapai tingkat yang sama dengan tingkat mata pelajaran umum di sekolah-sekolah umum yang setingkat, sehingga hal tersebut dapat berimplikasi sebagai berikut: a)

  Ijazah madrasah dapat mempunyai nilai yang sama dengan Ijazah sekolah umum yang setingkat.

  b) Lulusan madrasah dapat melanjutkan ke sekolah umum setingkat lebih atas.

  c) Siswa madrasah dapat berpindah ke sekolah umum yang setingkat.

  Kebijakan semacam ini menunjukkan dengan jelas bahwa pendidikan agama Islam merupakan subsistem dari pendidikan nasional. Adapun dalam pelaksanaannya sering mengalami berbagai hambatan dan kekurangan, itu masalah lain atau mungkin hanya sekedar masalah teknis (Achmadi, 1992:112). 2)