BAB IV PATH DAN CITRA DIRI - PENCITRAAN DIRI DALAM MEDIA SOSIAL PATH (Studi Deskriptif pada Pelajar SMA Negeri 2 Surabaya) Repository - UNAIR REPOSITORY

  untuk melakukan pencitraan diri. Data ini didapatkan dari serangkaian pengambilan data yaitu dengan melakukan wawancara dengan lima informan yang merupakan siswa maupun siswi SMA Negeri 2 Surabaya. Dalam bab ini juga mendeskripsikan tentang alasan serta pengalaman informan dalam menggunakan media sosial Path, intensitas penggunaan Path, serta fitur yang paling digemari dan sering digunakan. Dari jawaban-jawaban yang dikemukakan oleh para informan terlihat bagaimana media sosial Path menjadi ajang atau wadah dalam melakukan pencitraan diri.

  Path merupakan salah satu media sosial yang terbilang baru dibandingkan dengan media sosial lainnya, seperti Friendster, Facebook, Twitter, dan lain sebagainya. Sejak pertama diluncurkan, Path banyak menarik para netizen untuk mengunduh dan menggunakannya. Seperti data yang dijelaskan pada Tempo.co pada bulan Februari 2014 melansir bahwa Indonesia menjadi negara pengguna Path terbesar di dunia. Dari dua puluh juta pengguna Path di dunia, Indonesia menjadi peringkat pertama yaitu dengan jumlah empat juta pengguna. Tentu hal ini merupakan jumlah yang cukup fantastis, mengingat Path merupakan media sosial yang belum cukup lama diluncurkannya.

  Berbagai fitur yang menarik juga terdapat dalam media sosial Path, antara lain fitur untuk mendengarkan lagu, update status, hingga cek in lokasi juga lengkap ada di dalam media sosial Path. Berbeda dengan media sosial sebelumnya, Path dihadirkan sebagai media sosial yang lebih privat dan terbatas dibandingkan dengan media sosial lainnya. Privat disini maksudnya adalah Path memiliki jumlah batas atau limit pertemanan di dalam tiap akunnya. Pada awal peluncurannya, Path hanya ammpu menampung sekitar 150 teman di setiap akunnya. Akan tetapi, seirimg bertambahnya pengguna Path saat ini, batas jumlah pertemanan pun akhirnya ditambah menjadi 500. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat terlebih para remaja tergiur untuk mengunduh dan menggunakannya.

  Ada banyak faktor yang menyebabkan remaja memilih untuk menggunakan Path daripada media sosial yang lainnya. Antara lain yaitu semakin modern nya jaman di era globalisasi saat ini yang menyebabkan teknologi pun juga semakin canggih. Ada juga faktor dari lingkungan, baik dari lingkungan keluarga maupun lingkungan sosialnya.

  Faktor lingkungan serta pertemanan menjadi salah satu hal yang paling sering menyebabkan remaja ingin menggunakan media sosial, Path khusunya.

  Ajakan teman serta info-info yang mereka dapatkan di internet menyebabkan mereka merasa tergiur untuk mendownload dan menggunakan aplikasi Path.

  Seperti apa yang dikatakan oleh Informan SY,

  “Pertama itu kan dulu masih kelas 8 kan masih jaman-jamannya pake twitter. Nah habis itu kan kayak ada link link masuk gitu mbak. Terus habis itu ya pengen tau aja terus diklik gitu harus download itu terus harus signup yaudah aku coba sign up aja, akhirnya sampek sekarang ya pakai Path.”

  SY mendapatkan informasi tentang Path yaitu dari media sosial yang sebelumnya pernah ia gunakan yaitu Twitter. Dia mengaku bahwa ketika membuka twitter dia menemukan link-link yang ketika di klik munculah halaman untuk mendownload Path. Dengan adanya kecanggihan teknologi serta internet, masyarakat khususnya remaja dapat mengetahui segala info terbaru yang bida didapatkannya. Ajakan dari teman sebaya juga memiliki pengaruh yang besar bagi remaja untuk memutuskan sesuatu. Seperti yang dikatakan oleh Informan ND,

  “Kelas 8 apa kelas 9 yaa. Kelas 9 kalo gak salah mbak. Kenalnya ya dari temen-temen aku mbak. Banyak yang pakek soalnya. Ya ikut-ikut temen-temen gitu mbak.”

  Berdasarkan informasi yang diberikan oleh informan ND, diketahui bahwa dia tahu dan mengenal Path dari teman-temannya. Dia juga mengatakan bahwa teman-temannya sering mengajaknya untuk mendownload Path karena Path memiliki fitur yang cukup menarik. Informan AD juga menjelaskan,

  “Kenal path waktu itu gara-gara banyak temen yang pakek, terus ditanyain ‘Ada Path nggak? Ada Path nggak?’ gitu terus akhirnya penasaran apa se itu Path waktu itu terus akhirnya download sendiri.”

  Path hadir melengkapi media sosial yang sudah ada sebelumnya, seperti Facebook, Twitter, dan sebagainya. Walau terbilang baru, akan tetapi Path memiliki tempat yang istimewa bagi setiap penggunanya. Hal ini dikarenakan Path dinilai eksklusif, eksis, up to date, privasi dan interaktif. Fitur yang terdapat di dalamnya juga merangkum dari semua media sosial yang pernah ada. Selain itu, dengan adanya batas jumlah pertemanan di dalam akun Path, menjadikan Path lebih bersifat eksklusif karena penggunanya hanya bisa menambahkan atau menambah teman yang memang benar-benar ia kenal. Seperti yang Informan BG katakan,

  “Kalo Path itu gimana ya, kan kalo Path sekarang itu lebih gimana ya mbak, pokoknya lebih Hits gitu mbak. Terus fitur nya lebih lengkap juga. Terus kan maksudnya lebih apa ya mbak, pokoknya ngga mainstream gitu soalnya ga banyak yang makek juga kan pas aku download dulu. Terus tapi sekarang kan udah mulai rame Path nya mbak. Twitter Facebook juga mulai sepi jadi lebih enak main path aja. Terus kan sekarang Facebook sekarang paling Cuma grup-grup biasa. Terus juga banyak anak alaynya yang pake nama aneh-aneh gitu mbak.”

  Menurut informan BG, media sosial Facebook saat ini lebih berisi akun- akun spam dan penggunanya pun semakin banyak sehingga terlalu banyak aktifitas di dalamnya. Path dinilai lebih kekinian dibandingkan dengan media sosial sebelumnya.

  Selain itu, dengan dibuatnya akun Path, informan juga lebih banyak dan lebih sering menggunakan akun Path nya. Dengan alasan ingin mengetahui apa saja yang bisa dilakukan di dalam media sosial Path. Informan juga merasa privasi nya bisa lebih terjagaketika dia menggunakan Path, berbeda ketika dia menggunakan Facebook maupun akun media sosial lainnya. Sama seperti apa yang dijelaskan oleh informan SY, “Path itu apa yaa, enak gitu lo mbak. Kita itu nggak merasa aneh, bukan merasa aneh sih apa yaa, kita kan kalau misal mau update twitter lagi disini itukan aneh gitu lo ngapain kita update kayak gitu. Nah tapi kalo di Path itu kita ada aplikasi nya sendiri, ada sistemnya navigasinya sendiri jadi kita itu ya berhak juga untuk nyampein bukan karna kita merasa nggak enak juga, jadi aku lebih bebas aja kalau mau ngabarin aku lagi dengerin apa, atau lagi baca apa. Gitu juga kalau kadang dari situ kan dari friends friends itu kan misalnya ada film baru gitu kan atau buku baru yang kelihatannya bagus aku juga bisa dapet referensi dari situ juga.”

  Berdasarkan dari wawancara di atas, SY mejelaskan bahwa Path memang dianggap paling tepat untuk mengekspresikan dirinya. Baik itu untuk mengupdate lokasi dimana dia sedang berada, sedang mendengarkan lagu apa, foto-foto yang memang sengaja ingin dibagikan, maupun status yang ingin dia buat. Informan SY juga memaparkan bahwa dengan menggunakan Path, dia bisa mengetahui tentang banyak hal yang baru, informasi terbaru, maupun trend-trend terbaru pada saat itu. Path juga memungkinkan nya untuk mengetahui segala kegiatan yang dilakukan oleh teman-temannya di akun Path nya. Jadi, Path juga bisa berfungsi untuk mencari tau tentang segala informasi yang berguna bagi penggunanya, terutama dari teman-teman terdekatnya. Begitu juga sama halnya dengan Informan ND,

  “Aku juga sering dapet info kayak tentang film-film terbaru kan biasanya temen-temen upate. Terus juga lagu-lagu baru juga. Biasanya kan kalo lagu itu kalo udah ngebooming terus kan di Path kan pasti rame banget kan jadi ya tau, padahal aku sendiri juga nggak searching. Tapi ya taunya dari Path itu.”

  Menurut Informan ND, dia bisa banyak mengetahui trend-trend terbaru seperti lagu dan film ketika dia membuka dan menggunakan media sosial Path.

  Informasi itu didapatkan dari teman-teman di akun Path nya. Disini berarti, selain sebagai media untuk berkomunikasi, Path juga berfungsi untuk memberikan dan membagikan informasi-informasi terkini.

  Path memiliki berbagai fitur, antara lain fitur update status, fitur untuk mendengarkan lagu, menonton film, maupun membaca buku. Lalu juga ada fitur update lokasi, yaitu untuk membagikan informasi kepada pengguna Path lainnya dimana kita sedang berada. Namun memang ada beberapa fitur tertentu yang memang paling digemari oleh pengguna Path. Seperti yang dikatakan oleh Informan AD, “Kalo sekarang aku lebih sering dan lebih suka update location mbak.

  Jadi kalo pas lagi jalan-jalan, atau aps lagi di cafe-cafe gitu, apalagi kalo ada cafe baru dan bagus tempatnya gitu biasanya aku update.” Menurut Informan AD, dia lebih senang dan lebih sering menggunakan fitur lokasi. Karena ketika dia menemukan tempat atau cafe baru, dia bisa membagikan moment nya kepada teman-temannya di Path. Informan AD juga menjelaskan bahwa dengan adanya fitur update lokasi, dia juga bisa mengetahui dimana teman-temannya sedang berada, dan apabila mereka berada di tempat yang sama, mereka bisa merencanakan untuk bertemu di tempat yang sama. Sementara itu berbeda dengan informan SY,

  “Ya kadang-kadang update lagu, terus juga kadang update lagu yang sebenernya aku nggak lagi dengerin lagu itu. Kayak misalnya pengen ngilokin temen, terus ngetag siapa gitu, terus juga kadang buat ngode- ngode gitu mbak hahaha.”

  Informan SY lebih sering menggunakan fitur listening to atau mendengarkan lagu. Hal ini dia bagikan ketika dia ingin menunjukkan perasaannya kepada teman-teman di akun Pathnya. Setiap pengguna pasti memiliki fitur favorit yang mereka gunakan dalam akun Path mereka. Seperti halnya informan ND, “Kalo sekarang aku lebih sering dan lebih suka update location mbak.

  Jadi kalo pas lagi jalan-jalan, atau aps lagi di cafe-cafe gitu, apalagi kalo ada cafe baru dan bagus tempatnya gitu biasanya aku update.

  Informan ND mengaku dia lebih suka menggunakan fitur update lokasi, sama seperti informan AD. Memang fitur-fitur yang ada di dalam akun Path melengkapi media sosial sebelumnya seperti Foursquare, Twitter, maupun Facebook.

  Berdasarkan hasil wawancara dengan kelima informan, mereka sama-sama mengaku bahwa mereka lebih sering menggunakan fitur update lokasi dan fitur mendengarkan lagu. Jadi dapat disimpulkan bahwa yang menjadi fitur favorit yang ada di media sosial Path adalah fitur listening to atau musik dan fiture update lokasi.

  Di era post-modern ini, tidak sedikit remaja yang melakukan pencitraan diri. Citra diri merupakan salah satu unsur penting untuk menunjukkan siapa diri kita kepada orang lain. Citra diri seseorang terbentuk dari perjalanan pengalaman masa lalu, keberhasilan dan kegagalan, pengetahuan yang dimilikinya, dan bagaimana orang lain telah menilainya secara obyektif. Kita sering melihat diri kita seperti orang lain melihat kita (Yuliani, 2013). Dalam berinteraksi dengan orang lain, sudah menjadi sesuatu yang wajar bila remaja menginginkan penghargaan dan perhatian dari orang lain. Salah satunya dengan simbol-simbol pada dirinya. Hal inilah kemudian yang menyebabkan mereka berlomba-lomba untuk menunjukkan gambaran terbaik dari dirinya. Saat ini wadah yang dianggap paling tepat untuk melakukan pencitraan diri adalah media sosial, mengingat teknologi saat ini memang sudah semakin canggih. Media sosial yang sedang ramai digunakan untuk ajang pencitraan diri adalah akun media sosial Path. Path memudahkan mereka untuk mendapatkan pengakuan sekaligus citra diri melalui momen-momen yang sengaja mereka update di akun Path mereka.

  Pencitraan diri merupakan suatu upaya mengkonsepsi dan membentuk siapa diri kita yang pada umumnya terbentuk dari keyakinan serta pengalaman dari masa lalu kita. Disini setiap orang selalu bertindak, merasa, serta berperilaku dengan citra dirinya sendiri (Sommer dan Falstein dalam Aswandi 2011). Setiap orang menginginkan agar citra diri mereka terlihat baik di mata orang lain. Pencitraan diri ini dimaksudkan agar orang lain melihat diri kita seperti apa yang sudah kita harapkan. Tentu pada dasarnya mengkonsepsi diri kita yang sesungguhnya dibutuhkan suatu cara agar orang lain melihat dan memandang diri kita. Oleh karena itulah dibutuhkan identitas diri kita agar orang lain bisa mengenali diri kita yang sebenarnya.

  Identitas diri menunjukkan bagaimana kita memandang dan menilai diri kita, bagaimana orang lain melihat kita, dan bagaimana sesungguhnya kita ingin orang lain memandang kita. Setiap orang tentu memiliki cara yang berbeda-beda tentang itu. Di satu sisi, kita pasti memiliki persepsi tertentu baik itu dari sisi positif maupun negatif tentang diri kita sendiri. Orang lain memandang diri kita tentu dari berbagai faktor, baik itu dari faktor lingkungan, pendidikan, maupun dari latar belakang keluarga kita.

  Dinamika, lingkungan dan dunia yang semakin berkembang serta ditambah dengan arus informasi yang berevolusi sedemikian cepatnya saat ini, dimana tiap detik otak kita di bombardir oleh beribu informasi-informasi baru yang bahkan tidak menyisakan waktu agar otak kita untuk mencerna dan memprosesnya menjadi salah satu aspek yang kemudian membuat seseorang bukan hanya kehilangan dan kesulitan mencari jati dirinya bahkan eksistensinya pun kadang bermasalah. Karena ia hidup dalam sebuah tubuh yang bahkan kemudian tidak mengenal jiwa dari individu di dalamnya. Hal ini lah yang kemudian kadang memaksa beberapa orang menciptakan sebuah tameng dan topeng persona yang baru agar kemudian ia dapat menambal kekurangannya tersebut.

  Setiap orang pasti memiliki cara tersendiri untuk membangun konsep diri maupun citra diri yang sengaja diciptakan agar orang lain memandang dirinya seperti apa yang diharapkannya. Salah satunya yaitu dengan menggunakan media sosial. Dengan adanya internet dan maraknya penggunaan media sosial sebagai jembatan untuk berkomunikasi, tentu hal ini memudahkan setiap orang untuk membentuk citra sesuai dengan apa yang dia inginkan di dalam akun media sosialnya. Dalam dunia media sosial Path, identitas bisa dirubah-dirubah sesuai dengan lingkungan yang dimasuki. Setiap pengguna akun Path memiliki kemampuan untuk memposisikan dirinya dan memodifikasi identitasnya dalam berbagai situasi dan bergantung pada kebutuhannya saat itu. Seperti apa yang dikatakan oleh informan SY ketika dia baru pertama kali menggunakan Path,

  “Dulu kan pas pertama kali download Path itu kan aku masih SMP ya mbak, sek jaman alay-alaynya. Terus pas itu Path ku aku kasih nama Syif Ingin Sendiri, aku samain kayak nama Facebook mbak. Tapi itu pas jaman alay mbak, sekarang ya nama Path ku aku ganti jadi namaku sendiri mbak, kan sekarang juga udah gak usum nama alay- alay an mbak hehe malu juga kalo diliat temen kan.”

  Berdasarkan penjelasan yang informan SY berikan, diketahui bahwa identitas dalam media sosial nya dapat sewaktu-waktu diubahnya, sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Dalam media sosial Path, seseorang dapat menampilkan dirinya secara bebas, sesuai dengan apa yang diinginkannya. Seperti apa yang dikatakan oleh Setyawan dalam penelitiannya. Sesungguhnya di dalam dunia media sosial karakteristik kasat mata juga tidak membawa pengaruh yang besar dalam pembentukan identitas seseorang. Seseorang yang memiliki bentuk badan yang gemuk, bisa hanya menampilkan wajahnya saja agar tidak terlihat gemuk ketika ia mengunggah foto dirinya di media sosial Path. Seseorang yang menganggap wajah nya terlihat bagus, maka ia akan menonjolkan wajahnya saja ketika ia akan menggunggah suatu foto di akun Path nya. Baik itu untuk fitur update foto maupun diunggah untuk mengisi foto profil akun Path nya.

  Seperti salah satu foto profil akun Path dari informan yaitu informan AD. Terlihat pada foto profilnya, AD sekilas menutupi postur tubuhnya dan lebih menonjolkan foto dari wajahnya. Foto profil Path AD juga salah satu contoh bagaimana seseorang mempresentasikan diri nya dengan hanya mengunggah foto yang dianggapnya paling baik, sehingga orang lain bisa menilai sesuai dengan apa yang ditampilkan dalam foto profil tersebut. Foto tersebut seolah menggambarkan bahwa pemilik akun tersebut seorang yang memiliki paras yang cantik, wajah yang putih, hidung yang mancung, dan sebagainya.

  Foto profil hanya salah satu contoh bagaimana seseorang mempresentasikan dirinya di media sosial. Seseorang pasti ingin menampilkan gambaran yang terbaik dari dirinya agar ia mendapat respon yang positif pula dari orang lain seperti apa yang diharapkannya. Seorang yang ingin dianggap dirinya memiliki paras yang cantik atau tampan maupun memiliki bentuk tubuh yang ideal maka dia akan menampilkan dirinya di dalam akun Path nya seperti apa yang diinginkannya, yaitu dengan memilih maupun mengunggah foto yang sesuai dengan apa yang diharapkannya atas respon dari pengguna yang lain.

  Selain dari foto profil, identitas seseorang juga bisa digambarkan dan dibentuk dari fitur yang diunggah pengguna tersebut. Misalnya saja fitur location. Fitur ini digunakan untuk menunjukkan dimana penggunanya sedang berada. Pengguna Path dapat mengupdate lokasi sesuai dengan dimana ia sedang berada. Seperti yang dikatakan oleh informan SY,

  “Apa yaa kayak misalnya di cafe-cafe gitu mbak. Terus kalau di mall aku nggak suka update di mall. Terus kan aku juga sering kayak alam mendaki-daki gitu mbak. Nah itu aku update di pos pendakiannya mbak. Terus juga kadang kan aku juga sering travelling, travelling ke luar kota, aku update disini aku lagi di tempat itu. Jadi aku itu update tempat yang nggak keliatan mainstream gitu mbak. Kayak temapt- tempat di mall kayak di galaxy gitu kan di mall aku nggak suka updatenya. Soalnya sudah terlalu banyak yang update di mall mbak, udah terlalu biasa mbak terlalu mainstream.”

  Berdasarkan wawancara diatas, Informan SY mengaku bahwa dia sering update lokasi ketika dia sedang dalam pendakian. Selain itu dia juga menggunakan fitur update lokasi ketika pergi ke luar kota. Menariknya disini adalah Informan SY hanya mengupdate tempat yang jarang dikunjungi oleh orang lain. Seperti ketika dia melakukan pendakian di gunung. Kita tahu bahwa mendaki gunung juga bukanlah suatu hal yang mudah. Dibutuhkan tenaga yang ekstra serta kesehatan yang cukup untuk melakukannya. Disini seolah informan SY ingin merepresentasikan dirinya sebagai wanita yang terlihat tangguh ketika dia mengupdate lokasi di area pos pendakian gunung. Karena dia menganggap bahwa tidak semua orang khususnya para remaja putri yang mau melakukan pendakian gunung yang cukup melelahkan dan menguras tenaga seperti yang SY lakukan.

  Setiap pengguna Path bisa untuk menggunakan fitur dengan sesuka hatinya. Berdasarkan data yang peneliti dapatkan, diketahui bahwa para pengguna Path menggunakan fitur update lokasi hanya di tempat-tempat yang memang memiliki makna tertentu di masyarakat. Seperti informasi yang diungkapkan oleh informan AD,

  “Update apa aja mmm biasanya sih lebih sering update location atau place mbak. Ya kayak ke cafe-cafe gitu misalnya, nongkrong sama temen, pokoknya kalo tempat yang hits hits gitu baru aku update di Path. Kalo misalnya tempatnya biasa aja atau nggak terkenal-terkenal banget gitu biasanya aku jarang update mbak. Soalnya pengalaman yang ngelove dikit hahaha.”

  Berdasarkan data di atas diketahui bahwa memang informan AD mengupdate tempat dimana dia sedang berada ketika tempat itu memang memiliki nilai tersendiri di masyarakat. Seperti yang kita ketahui, bahwa ketika seseorang ingin merepresentasikan dirinya sebagai seseoarnag yang berada di kelas menengah keatas, dia pasti akan menampilkan profil atau membagikan moment nya di tempat yang memang menggambarkan di mana kelas sosial ia berada.

  Misalnya saja moment yang dibagikan ketika seseorang sedang berada di Cafe contohnya Starbucks. Citra diri yang ditampilkan melalui moment yang diupdate tersebut bisa berarti bahwa pengguna Path tersebut merupakan seseorang yang berada dalam kelas sosial menengah ke atas. Sehingga ketika pengguna Path yang lain melihat moment tersebut, mereka meyakini bahwa orang itu berasal dari keluarga yang cukup kaya atau keluarga menengah ke atas. Seperti yang kita ketahui bahwa Starbucks merupakan salah satu Cafe yang menawarkan harga yang relatif mahal hanya untuk secangkir kopi. Dapat dikatakan bahwa lokasi atau tempat yang dikunjungi oleh pengguna Path menggambarkan kelas sosial dia berada.

  Selain cafe maupun tempat terkenal lainnya yang memang mempunyai makna tersendiri di mata orang lain, Informan BG juga sering mengunggah lokasi ketika dia sedang berada di sekolahnya yaitu SMA Negeri 2 Surabaya. Seperti yang kita ketahui bahwa SMAN 2 Surabaya merupakan salah satu SMA favorit di Kota Surabaya. Banyak sekali siswa yang ingin bersekolah di sini. SMA Negeri 2 Surabaya juga dikenal sebagai SMA yang memiliki banyak siswa berprestasi dan sebagian besar memang berasal dari keluarga menengah ke atas. Selain itu Smada atau sebutan dari SMAN 2 Surabaya ini juga terkenal sebagai sekolah artis karena banyak artis terkenal Ibukota yang merupakan lulusan SMA ini. Seperti yang dikatakan oleh informan ND, “Tapi kalo pas dulu-dulu waktu baru masuk Smada ya pernah mbak.

  Pas kelas 10 itu mesti update at SMA Negeri 2 Surabaya gitu mbak. Ya kan keren gitu mbak. Udah SMA apalagi SMA 2 kan hahaha.”

  Pendapat yang sama juga dikatakan oleh Informan BG, ketika baru masuk di SMA Negeri 2 Surabaya dia mengaku bahwa memang sering update lokasi di SMAN 2 Surabaya pada saat awal masuk di SMAN 2 Surabaya yaitu ketika dia masih duduk di kelas 10,

  “Iya se mbak ya pernah update at SMAN 2 Surabaya gitu, tapi kalo keseringan nanti aku malah dibilang alay mbak sama temen-temen. Dulu itu pernah tapi dulu itu durasinya yang paling sering 2 kali sehari gitu mesti ngePath di sekolah, terus ngetag temen-temen gitu mbak hahaha. Itu pas awal-awal masuk Smada mbak, pas kelas sepuluh. Pas seneng-senengnya baru masuk smada hehe”

  Sebagai remaja putra, informan BG juga sering mengunggah lokasi ketika dia sedang melakukan kegiatan olahraga, seperti ketika dia bermain futsal. Dia akan mengupdate tempat dimana dia sedang bermain futsal. Seperti di Dynasti Futsal, Hokky Futsal, maupun Gool Futsal.

  Setiap pengguna Path pasti memiliki cara maupun bentuk pencitraan diri yang berbeda antara satu dengan yang lain. Dimana perbedaan itulah yang yang pada akhirnya membentuk konsep diri antara pengguna satu dengan yang lain. Misalnya seperti Informan SY yang mencitrakan dirinya sebagai remaja putri yang cerdas dan berbeda dengan remaja yang lainnya,

  “Terus juga buat update lagi baca buku apa gitu, terus misal aku lagi baca buku yang buagus gitu mbak terus aku pengen pamer gitu ke temen-temen kalo aku udah baca buku itu, kan kita kan mau nggak mau itu pengen punya suatu kepameran diri gitu lo. Pengen pamer oh aku udah baca buku ini bagus gitu lo dan apalagi misalnya kayak Paper Towns gitu kan. Kan itu yang paling ditunggu-tunggu. Nah kalau aku ketahuan di notif gitu kalau lagi baca buku itu wah ya seneng dan bangga aja gitu mbak soalnya yang lain juga jarang yang sudah baca buku itu.”

  Berdasarkan hasil wawancara di atas diketahui bahwa Informan SY ingin menampilkan dirinya sebagai seseorang yang selalu mengikuti perkembangan trend saat itu yaitu dengan membagikan moment ketika dia sedang membaca buku keluaran terbaru yang memang jarang dan belum banyak orang yang membeli serta membacanya. Disini Informan SY memang sengaja untuk memamerkan atau menunjukkan moment nya ketika dia membaca buku yang keluaran terbaru kepada orang lain atau pengguna Path lainnya. Kita juga dapat melihat bahwa hal ini dilakukan karena informan SY ingin mengharapkan respon balik dari pengguna Path ketika dia mengupdate atau membagikan moment yang belum banyak orang ketahui dan dia merasa bangga, senang, dan percaya diri ketika pengguna Path yang lain memberikan komentar serta like atas moment yang diupdate nya. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Informan AD,

  “pokoknya kalo ada tempat hits gitu kan mesti banyak yang update, banyak yang bikin moment at ini ini gitu kan jadi tau tempat hits sekarang itu dimana. Ya biasanya gitu mbak aku sama temen-temen gitu kalo ada tempat bagus mesti penasaran sama tempatnya, terus ya kesana aja. Terus update di Path mbak buat ngasih tau temenku yg lain ya pamer-pamer dikit lah mbak hahaha aku lagi disini di cafe ini gitu mbak.”

  Pengguna Path pasti ingin mencitrakan dirinya dengan sebaik mungkin kepada pengguna akun Path lainnya. Baik itu berupa kata-kata, foto, gambar, yang memang sengaja dicitrakan dengan harapan dapat memunculkan respon yang positif dari pengguna akun Path lainnya. Identitas dan citra tersebut dapat dibentuk oleh pengguna akun Path tersebut. Misalnya dengan menampilkan citra diri yang baik, tampan, cantik, anggun, pintar, friendly, kekinian, hingga ingin membuat orang lain merasa penasaran. Seperti yang dikatakan oleh Informan RT,

  “Aslinya ya nggak jelas se mbak hahaha paling ya rumpik sama anak- anak. Terus apalagi kalo ada tempat baru gitu yang belum mainstream, biasanya aku langsung kesitu sama temen-temen buat update Path. Soalnya kan kalo tempat baru gitu belum banyak yang tau gitu mbak, jadi kalo pas aku update itu mesti banyak yang kepo yang nanyain itu dimana gitu. Terus besoknya temen-temen juga banyak yang kesitu soale tempat nya bagus. Jadi ya seneng aja gitu mbak berasa trendsetter hahaha.”

  Menurut penjelasan informan RT di atas, dia mengaku bahwa memang dia hanya membagikan moment nya ketika dia sedang berada di suatu tempat yang memang belum banyak diketahui oleh banyak orang, khususnya teman-teman pengguna akun Path lainnya. Hal ini dilakukan karena Informan RT ingin dianggap menjadi trendsetter dan ingin membuat orang lain merasa penasaran tentang moment yang sudah dibagikannya.

  Path memungkinkan seseorang bermain dengan identitasnya. Dalam media sosial Path identitas antara pengguna yang satu dengan pengguna lainnya memang beraneka ragam. Penggunanya dapat merubah identitasnya sesuai dengan keinginannya. Di dalam media sosial Path, identitas pengguna tidak sepenuhnya ditampilkan. Identitas yang ditampilkan dalam Path hanya sebuah potongan dari keseluruhan identitas yang ingin dia tampilkan. Identitas yang ditampilkan di dalam akun Path tersebut yang pada akhirnya membuat citra diri dalam seseorang yang bisa diketahui oleh diri sendiri dan orang lain.

  Banyak sekali fitur yang bisa dihadirkan oleh Path kepada penggunanya. Di dalam media sosial Path, seseorang dapat mencitrakan dirinya dengan berbagai fitur yang memang sudah ditawarkan oleh Path. Salah satunya yaitu fitur mendengarkan lagu atau listening to. Fitur ini digunakan oleh pengguna akun Path untuk menunjukkan keadaan dan perasaan yang sedang dirasakan oleh seseorang melalui lagu yang didengarkan. Banyak sekali aliran lagu yang memang sudah disediakan di dalam fitur listening to ini. Baik itu lagu pop, metal, maupun lagu yang beraliran melow yang biasanya digunakan oleh pengguna akun Path yang sedang merasa sedih atau resah. Seperti yang disampaikan oleh informan AD,

  “biasanya pas lagi galau gitu mbak, kalau pas galau gitu ya aku update lagu-lagu galau atau quotes galau hahaha. Tapi ya kalo lagi seneng ya update nya ya biasa aja, ya yang seneng juga.”

  Sama halnya seperti Informan RT yang sering menggunakan fitur listening

  to ketika dia merasa resah,

  “tapi paling sering pas lagi sedih lagi galau gitu mbak haha. Biasanya aku update kayak lagu gitu yang galau-galau gitu. Dengerin lagu-lagu yang pas di hati gitu mbak hahaha.”

  Seseorang yang merasa keadaan dirinya sedang dalam kondisi yang kurang bahagia, biasanya membagikan moment yang sesuai dengan isi hatinya melalui fitur listening to. Seperti apa yang dikemukakan informan RT diatas, dia mengaku bahwa ketika dia merasa sedih dan galau, dia lebih suka mengupdate lagu yang memang mendukung suasana hatinya pada saat itu.. Darisana kita dapat melihat bahwa seseorang dapaat mencurahkan isi hatinya melalui fitur mendengarkan lagu atau listening to ini. Melalui menu ini pengguna akun path dapat memberitahukan kepada pengguna lainnya tentang lagu apa saja yang sedang didengarnya. Dan secara otomatis apa yang sudah dia tulis atau dia update akan terlihat dalam akun teman pengguna media sosial Path lainnya. Namun berbeda halnya dengan Informan BG,

  “Itu aslinya kalo pas dengerin lagu galau gitu ya aku aslinya gak galau-galau banget gitu mbak. Aslinya ya aku biasa-biasa aja, gak galau nemen gitu lo mbak. Tapi ya pas pengen dengerin lagu itu aja”

  Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa Informan BG tidak selalu mengungkapkan bagaimana keadaan dirinya pada saat itu melalui fitur mendengarkan lagu. Dia mengaku bahwa memang dia membagikan moment tentang lagu melow atau galau di akun Path nya, akan tetapi pada kenyataannya apa yang dicitrakan dan ditampilkan Informan BG di akun Path nya, tidak sama dengan apa yang dia rasakan saat itu. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Informan SY, “Yo lagu-lagu melow gitu mbak. Mungkin kayak lagu-lagu 90 an.

  Kayak gitu gitu sering. Apalagi pas waktu patah hati gitu mbak hahaha dulu sempet se. Terus ya aku dengerin lagu-lagu melow gitu. Aku lebih suka dengerin lagu-lagunya Oasis, apa yaa wes pokoknya lagu-lagu 90an 70an itu kan apa ya dia itu melow tapi gak melow banget gitu mbak. Maksudnya masih bisa dibuat seneng. Nggak terlalu ngetoki kalo aku lagi galau gitu mbak hahaha. Nanti kalo terlalu galau dikira temen-temenku aku patah hati banget gitu mbak gagal move on. Aku nggak mau aja. Tar malah aku dibully mbak sama temen-temenku hahaah ya jadi update yg biasa aja. Ya mellow tapi gak sampek lumpuhkanlah ingatanku ngono mbak hahaha. Mellow ku berkelas mbak.”

  Berdasarkan dari hasil wawancara di atas diketahui bahwa meskipun Informan SY memang dalam keadaan sedih dan patah hati, akan tetapi dia tetap ingin mencitrakan dirinya sebagai perempuan yang kuat. Dia tidak ingin terlalu memperlihatkan kesedihannya kepada teman-teman di akun Path nya. Hal ini dikarenakan informan SY tidak ingin dirinya dilihat sebagai perempuan yang lemah dan sulit untuk berpindah hati dari mantan kekasihnya tersebut.

  Segala bentuk pencitraan diri yang ada di dalam akun media sosial Path memang berbeda-beda. Path seperti menyediakan ruang dan panggung bagi penggunanya dan disini pengguna akun Path tersebut yang menjadi aktor dan menjalankan perannya. Selain melalui fitur update lokasi atau fitur listening to, pengguna Path juga bisa merepresentasikan maupun mencitrakan dirinya melalui fitur sleep and awake. Akan tetapi tidak banyak pengguna yang menggunakan fitur ini karena alasan citra diri pula. Seperti apa yang dikatakan oleh informan SY,

  “Enggak suka mbak. Soalnya ya kadang kalau misal aku bangunnya telat gitu habis itu terus kalo aku pengen pamer itu kan juga tar dilihatnya gak enak mbak aku juga malu kalau ketahuan bangun siang hahaha. Terus itu juga bukan hal yang penting, nggak bisa dijadiin apa yaa. Pokoknya bukan hal umum gitu mbak bukan buat publik. “

  Berdasarkan hasil wawancara diatas diketahui bahwa Informan SY tidak ingin menggunakan fitur sleep and awake karena dia tidak ingin ketika dia telat untuk bangun pagi, pasti semua teman yang ada di akun Path nya tahu dan SY tidak ingin hal itu terjadi karena dia merasa malu dan tidak mau dianggap sebagai perempuan yang pemalas karena selalu bangun siang.

  Semua interaksi yang ada di dalam media sosial Path juga sama halnya ketika kita berinteraksi dengan orang lain di dunia nyata. Obrolan, diskusi, menyapa, bercerita, hingga mengungkapkan apa yang sedang seseorang rasakan. Interaksi di dalam Path juga bisa dilihat ketika seseorang membagikan moment di akun Path nya, baik itu status hingga update lokasi. Di saat seseorang membuat moment di akun Path nya, pengguna yang lain pasti akan memberikan respon atau feedback berupa komentar maupun memberikan like atau love pada moment orang tersebut. Seperti yang dikatakan oleh informan SY,

  “Aku itu ngupdate pengen sendiri mbak. Kalau apa ya aku merasa puas terus tiba-tiba banyak yang ngelike banyak yang komen gitu ya pasti mereka tertarik sama apa yang aku update. Tapi kalau selama itu pengen tak update ya aku update mbak. Ya lebih seneng lagi kalau yang aku update itu malah bikin penasaran orang gitu. Terus biasanya kalo tempat-tempat yang jarang diupdate sama temen-temenku gitu biasanya banyak banget yang kasih komen terus nanya nanya itu dimana gitu.”

  Pendapat yang sama juga dikatakan oleh informan BG, “oooh kalo yang resek-resek gitu mbak biasanya komen kalo pas aku lagi update tempat gitu misal ‘wooo gak ngajak rek, individu!’ Kayak gitu sih mbak.”

  Berbagai interaksi dapat terjadi di dalam dunia Path. Setiap pengguna yang membagikan moment nya pasti ingin mendapat respon yang positif dari pengguna lain yang melihatnya. Eksistensi dalam diri seseorang terlihat dari berapa banyak like atau love maupun setiap komentar yang dia dapatkan ketika dia mengupdate status atau sebagainya. Semakin banyak like yang didapatkan maka seseorang merasa bahwa orang lain juga menyukai apa yang dia bagikan dan mengaggap bahwa eksistensi dirinya memang diakui oleh pengguna akun Path lainnya. Seperti yang dikatakan oleh Informan RT,

  “Iya seneng lah mbak hahaha kan berarti postingan aku menarik gitu jadi banyak yang ngelove hahaha. Terus biasanya se mbak kalo misal love Cuma dikit gitu biasanya postingan nya tak hapus. Rasanya gimana gitu. Gak enak aja pokoknya. Makanya biasanya tak hapus kalo love nya Cuma dikit gitu.

  Dengan adanya kemajuan teknologi yang semakin canggih, saat ini banyak dari masyarakat yang lebih senang berinteraksi di dunia maya. Mereka mulai mengabaikan interaksi di dunia yang nyata. Hal ini juga terjadi pada pengguna media sosial Path. Dengan banyaknya kemudahan yang ditawarkan dalam berinteraksi dan berkomunikasi, membuat seseorang lebih tertarik untuk menggunakan media sosial sebagai jembatan untuk berinteraksi serta menjadi wadah untuk mereka mengeksplor citra dirinya. Bahkan bukan hanya menggunakan, sebagian orang sudah masuk dalam tahap kecanduan untuk berinteraksi melalui media sosial Path. Hal ini juga terjadi pada informan RT

  “Iya tiap hari pasti buka Path mbak. Apalagi pas dulu awal-awal masuk Sma. Beh bisa 2-3 kali aku update mbak. Padal ya aslinya update an ku nggak sebrapa penting hahaha. Kalo sekarang ya lumayan sering juga se, tapi update nya ngga begitu banyak kayak pas waktu dulu. Tapi ya mesti buka Path kayak ngeliat moment temen gitu mbak. Ya rasa e aneh aja kalo gak buka path atau medsos gitu mbak. Rasanya tangan gatel hahaha.”

  Berdasarkan hasil wawancara di atas, Informan RT mengaku bahwa dia selalu membuka akun Path nya setiap hari. Meskipun bukan untuk membuat status atau membagikan moment lainnya, dia selalu menyempatkan diri untuk membuka akun Path nya dan dia merasa ada yang kurang jika dia tidak membuka akun media sosialnya tersebut. Hal ini membuktikan bahwasannya media sosial khususnya Path telah membuat candu online yang cukup besar bagi penggunanya.

  Informan SY juga menyatakan hal yang sama, “Ya sering lah mbak. Aku se minimal 2 kali sehari gitu update. Gatau yang tak update apa aja pokoknya harus update mbak hahaha. Terus kadang kalo malem-malem abis ngerjain tugas kan aku sering nonton film, nah nonton film kayak film-film fiksi atau ilmiah gitu gitu aku biasanya juga update malem-malem gitu.”

  Hal ini juga terjadi ketika beberapa dari informan peneliti yang memiliki masalah dengan gadget yang dimiliki, sehingga mereka harus meminjam gadget milik temannya hanya untuk sekedar update lokasi. Seperti yang dituturkan oleh informan BG, “Oh ya jelas pernah itu mbak hahaha. Waktu itu pas batreku habis terus kalo nggak ya pas internetnya lagi susi mbak, susah sinyal. Biasanya kan kita mesti janjian gitu update Path bareng mbak. ‘Lo rek gak isok update rek, nyeleh hape mu po o’. Biasanya gitu mbak hahaha ngrampok hape temen.”

  Informan RT juga pun juga mengatakan hal yang sama seperti apa yang Informan BG jelaskan,

  “Iya pernah mbak. Soalnya kan pas itu anak-anak update nya bareng- bareng gitu lo. Terus aku pengen juga, lah pas itu hapeku lowbat soalnya mbak gak bawa powerbank juga jadi ya akhirnya belain minjem hape temen mbak hahaha. Soalnya kan pengen aku sama si A sama si B itu update nya bareng-bareng gitu lo mbak.” Sama halnya seperti yang Informan ND katakan, “Biasanya sih kalo sampek bela-belain gitu lagi kumpul sama temen yang jarang ngumpul mbak. Jadi kan jarang banget gitu kesempatan buat update lagi sama mereka haha Terus bawaannya pengen ngasih tau aja gitu lo ke temen-temenku yang lain. Tapi kalo misalnya lagi sama temen-temen yang baisa aja gitu kayak temen sekelas atau yang tiap hari ketemu gitu aku gak sampek belain mbak. Cuma kalo temen lama yang jarang ketemu biasanya.”

  Path memberikan pengaruh yang cukup besar bagi para penggunanya. Path menawarkan realitas sosial yang baru dalam menjalin dan membangun hubungan sosial. Di dalam media sosial Path ini hubungan diri dengan orang lain diperoleh melalui sebuah ruang yang tidak nyata. Dimana mereka dapat mengungkapkan diri, perasaan maupun emosi tanpa perlu bertatap muka dengan lawan bicaranya. Kontak fisik dianggap tidak penting karena di dalamnya seseorang bisa menemukan kedekatan dengan pengguna lain baik itu teman maupun keluarga jauh yang meman jarang untuk mereka temui di dunia nyata. Di dalam media sosial Path, seseorang dapat menjadi seperti apa yang dia inginkan. Menjadi apapun yang selama ini dia idamkan dan dia imajinasikan. Mereka bebas untuk memainkan peran di dunia maya, karena memang dunia maya menawarkan kebebasan untuk seseorang berekspresi.

  Selain untuk membentuk citra diri serta menjaga eksistensi diri, Path juga mampu mempengaruhi konsumsi dari penggunanya. Hal ini dapat dilihat dari berapa banyak kuota yang dihabiskan per bulannya oleh para pengguna akun Path tersebut dan berapa banyak budget yang dikeluarkan untuk membeli kuota internet setiap bulannya. Seperti yang dikatakan oleh Informan BG, “Itu mbak aku pake kartu 3 yang langsung 8 GB pertahun itu.

  Jadinya habisnya sekitar 3 bulan gitu mbak. Tapi kadang 2 bulan juga udah abis mbak hehe. Jadi harus pinter-pinternya aku aja cari paketan yang murah mbak, yang sekiranya masih cukup sama uang sanguku.” Sedangkan Informan RT mengatakan, “Aku pake simpati mbak, biasanya pake flash yang 2 Gb 70.000 itu mbak. Tapi ya kadang habis 2 Gb lebih mbak biasanya langsung nyedot pulsa. Makanya pengen cari paketan yang lebih banyak kuotanya. Tapi ya itu mbak pake simpati mahal Cuma emang dia sinyalnya jos.” Segala usaha pun mereka lakukan agar uang saku yang diberikan oleh orang tuanya mencukupi kebutuhannya, baik itu untuk membeli kuota internet maupun ketika akan pergi ke suatu cafe yang cukup mahal. Salah satu usaha yang mereka lakukan adalah dengan mengencangkan ikat pinggang mereka. Seperti yang dikatakan oleh informan RT,

  “Ya dihemat-hematin mbak duitnya hahaha. Kadang aku bawa bekal gitu dari rumah, terus di sekolah juga ngempet gak jajan. Apalagi kalo pas diajak anak-anak nongkrong gitu mbak ya musti hemat. Soalnya apa ya papa ku itu kayak ngasih tanggung jawab gitu ke aku. Kalo dikasih sangu segini ya gimana usahaku biar nyukupi semuanya kayak jajan, nongkrong, internet buat hp.”

  Informan RT mengatakan bahwa dia rela untuk menahan keinginannya untuk membeli kue ataupun makanan di sekolahnya demi untuk agar uang sakunya mencukupi kebutuhan kuota internetnya maupun ketika dia diajak oleh teman-temannya untuk nongkrong di suatu cafe yang cukup mahal.

  Path membantu mereka untuk membentuk identitas baru sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan diinginkan. Fitur-fitur yang dihadirkan juga memudahkan penggunanya untuk mengekspresikan dirinya. Bahkan Path memberikan ruang untuk mereka menciptakan realitas baru yang bahkan sesungguhnya tidak pernah terjadi di dunia nyata. Hal ini dilakukan untuk terus mambangun identitas serta citra diri mereka di depan pengguna Path yang lain.

  Seperti apa yang pernah dilakukan oleh informan RT,

  “Jadi misalnya lagi di rumah ya, terus aku sama temen-temen gitu janjian ayo rek update nang gunung iki. Ya gitu mbak terus kita update bareng padal sebenernya ya lagi di rumah aja nggak kemana- mana hahaha. kan keliatan keren aja gitu update lagi mendaki di gunung ini gitu. Kan sekarang lagi musim-musimnya naik-naik gunung mbak.”

  Ruang maya seperti media sosial memudahkan seseorang dalam mengekspresikan dirinya. Tanpa belenggu oleh nilai-nilai sosial seperti di dunia nyata. Tidak ada jarak umur, profesi, maupun kelas sosial yang bisa menghalangi mereka. Saat ini tidak banyak disadari bahwa sebagian orang sudah menjadikan media sosial Path sebagai realitas dan nyata bagi mereka. Mereka bersosialisasi, membentuk suatu kelompok layaknya seperti realitas di dunia nyata. Adanya komentar, pujian, bahkan makian mereka dapatkan di dalam dunia Path. Hanya bermodal gadget dan hanya dengan mengetik huruf pada keyboard yang sudah disediakan dan semua itu terjadi tanpa perlu adanya tatap muka.

  Masyarakat modern saat ini berlomba-lomba untuk memanfaatkan jejaring sosial untuk berinteraksi. Awal mulanya memang bertujuan untuk mempermudah komunikasi dan interaksi, akan tetapi semakin kesini media sosial digunakan sebagai ajang pencitraan diri. Semua orang ingin berlomba menunjukkan citra diri dan eksistensinya. Bagi orang yang sulit berinteraksi di dunia nyata, media sosial lah kemudian yang menjadi solusinya. Tak perlu lagi beramah-tamah dengan segebok aturan nilai dan norma di dalam masyarakat. Jika seseorang dianggap banyak membuat masalah, solusinya adalah cukup dengan menghapus namanya dari daftar pertemanan di akun media sosialnya.

  Inilah yang membuat mereka mulai melupakan kehidupan sosial yang sesungguhnya. Realitas semu yang ditampilkan oleh media sosial dianggap lebih menarik daripada realitas sesungguhnya. Mereka juga menganggap realitas yang tampak di ruang maya merupakan realitas yang memang real adanya, padahal sesungguhnya dunia maya ataupun media sosial merupakan panggung dimana sandiwara mulai dan terus dimainkan.

Dokumen yang terkait

DIAGRAM LATTICE DAN KONSTRUKSI DYCK PATH DENGAN PANJANG K – UPSTROKES DAN K – DOWNSTROKES DARI TITIK (0,0) KE (2K,0) DAN PERUBAHAN BENTUK DARI DYCK PATH MENJADI 2 – COLORED MOTZKIN PATH DAN SCHRÖDER PATH

1 9 39

PERBANDINGAN ALGORITMA SHORTEST PATH DALAM PEMROSESAN CITRA DIGITAL SEAM CARVING

1 1 12

BAB II GAMBARAN UMUM II.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi - Gambaran Burnout Pustakawan (Studi Deskriptif Burnout Pada Pustakawan Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri di Surabaya) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 30

EVALUASI PEMASANGAN APAR DAN SARANA PENYELAMAT DIRI DALAM SISTEM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN (Studi di Gedung Bedah RSUD Dr. Soetomo Surabaya) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN - Dinamika Konflik Pengelolaan Sampah (Studi Deskriptif Konflik Realistis Pengelolaan Sampah TPA Benowo Surabaya) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 21

Dinamika Konflik Pengelolaan Sampah (Studi Deskriptif Konflik Realistis Pengelolaan Sampah TPA Benowo Surabaya) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 39

MEMBOLOS DAN CABUT KELAS (Studi Kualitatif Tentang Makna Membolos dan Cabut Kelas Pada Siswa SMA Negeri 9 Surabaya) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 1 18

BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah - PENCITRAAN DIRI DALAM MEDIA SOSIAL PATH (Studi Deskriptif pada Pelajar SMA Negeri 2 Surabaya) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 22

BAB II PERKEMBANGAN MEDIA SOSIAL, SEJARAH PATH, DAN GAMBARAN UMUM SMA NEGERI 2 SURABAYA - PENCITRAAN DIRI DALAM MEDIA SOSIAL PATH (Studi Deskriptif pada Pelajar SMA Negeri 2 Surabaya) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 20

BAB III PROFIL SUBYEK INFORMAN - PENCITRAAN DIRI DALAM MEDIA SOSIAL PATH (Studi Deskriptif pada Pelajar SMA Negeri 2 Surabaya) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 15