UPAYA PENINGKATAN NILAI HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS IV DENGAN READING ALOUD MI TARBIYATUL BANIN TAGALWATON KEMBANG AMPEL BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 2 0 1 0

  

UPAYA PENINGKATAN NILAI HASIL BELAJAR

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS IV DENGAN

READING ALOUD MI TARBIYATUL BANIN TAGALWATON

KEMBANG AMPEL BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 / 2 0 1 0

  

S K R I P S I

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  

Oleh:

SRI WINARSIH

  

N IM : 11408069

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

S A L A T I G A

  

2010

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama Sri Winarsih NIM

  11408069 Jurusan Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam Judul UPAYA MENINGKATKAN NILAI HASIL

BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN

  ISLAM KELAS IV POKOK BAHASAN ISRO’ MI’ROJ NABI MUHAMMAD SAW DENGAN READING ALOUD MI TARBIYATUL BANIN TEGALWATON KEMBANG AMPEL BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

  Salatiga, 7 Agustus 2010 Peml ' ' ‘

ARI SETIA WAN, MM NIP.197510042003121002

  KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAIN) SALATIGA

  NIP. 19580827 198303 l 002

  Muh. Hafidz, M.Ag NIP. 19730801 200312 1 002

  Penguji II

  19670112 199203 1 005

  <r Rahmat Harivadi. M.Pd.

  NIP. 19541002 198403 1 001 NIP.

  Prof. D tA l. Budihario, M.A 2 .

  Penguji I Dr.

  AUrmr >r. Imam Sutomo, M.Ag.

  JL Tentara Pelajar 02 Telp. 0298-323706 Fax. 0298-32433 Kode Pos 50721 Salatiga http/Avww.salatiga.ac.id e-mail: akademi@stain salatiga.ac.id PENGESAHAN KELULUSAN

  Sekretaris Sidang,

  28 Agustus 2010 Panitia Ujian

  Ketua Sidang Salatiga, 19 Ramadhan 1431

  telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 28 Agustus 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Saijana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

  IV DENGAN READING ALOUD MI T ARBI Y ATUL BANIN

TEGALWATON KEMBANG AMPEL BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010

  

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

KELAS

  Skripsi saudara Sri Winarsih dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408069 yang berjudul

  Pembimbing,

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Sri Winarsih NIM :11408069 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI) Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiyah.

  Salatiga,05 Agustus 2010 YapjfmerVyatakan

  Sri Winarsih

  NIM 11408069

  MOTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO ❖ Kejujuran adalah segala-galanya.

  ❖ Tegakkan kebenaran walau penuh peijuangan. ❖ Pekerjaan yang diberikan bukan pada ahlinya tunggu kehancurannya. ❖ Ambisi boleh tapi jangan ambisius. ❖ Kepercayaan diri dan keyakinan akan pertolongan Allah adalah kunci keberhasilan.

  ❖ Ambil hak mu sesuai kewajiban yang kau keijakan.

  PERSEMBAHAN

  > Ayah dan ibu yang telah membesarkan dan mendidik hingga berhasil.

  > Suami dan anak yang telah memberi dukungan. > Para dosen, teman-teman serta saudara-saudara semuanya.

  Vll

  

ABSTRAK

  Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas IV pokok bahasan Isro ’

  M i’roj

  Nabi Muhammad SAW dengan strategi pembelajaran Reading Aloud MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010 dengan tujuan (1) Untuk meningkatkan Pemahaman materi Sejarah Kebudayaan Islam sehingga nilai hasil belajar siswa juga meningkat. (2) Memberikan pengetahuan tentang Sejarah Kebudayaan Islam kepada siswa sehingga siswa dapat mengambil teladan dan menjadikannya Way O f Life.

  Penelitian ini menunjukan bahwa siswa kelas IV MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang nilai hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam masih rendah dan dengan adanya strategi pembelajaran Reading Aloud yang diterapkan nilai hasil belajar siswa kelas IV mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dapat meningkat.

  Dari hasil penelitian ini didapat informasi tentang adanya manfaat dari penggunaan strategi pembelajaran Reading Aloud dalam kegiata belajar mengajar untuk meningkatkan kualitas anak didik yang dilakukan di MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Kabupaten Boyolali.

  

viii

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan petunjuk-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul: UPAYA MENINGKATKAN NILAI HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS IV POKOK

  BAHASAN ISRO’ MI’ROJ NABI MUHAMMAD SAW DENGAN READING ALOUD MI TARBIYATUL BANIN TEGALWATON KEMBANG AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Dalam menyusun laporan ini tidak lepas dari kesulitan dan berbagai hambatan, namun berkat bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak, laporan ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini pula, penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada:

  1. Dr. Iman Sutomo, M.Ag selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

  2. Ketua Jurusan, dosen, dan para karyawan Fakultas Tarbiyah STAIN Salatiga.

  3. Dr. Ari Setiawan, MM selaku pembimbing dalam penyusunan skripsi ini.

  4. Kepala Madrasah serta Dewan guru MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Kabupaten Boyolali.

  5. Teman sejawat yang telah membantu, mengamati, dan memberi saran.

  6. Siswa MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Kabupaten Boyolali.

  Semoga laporan ini dapat bermanfaat, terutama bagi dunia pendidikan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyususan skripsi ini masih banyak

  

IX kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan kritik dari para pendidik, pemerhati, dan pembaca selalu kami harapkan guna perbaikan dan sempurnanya skripsi ini.

  Salatiga, Agustus 2009 Penulis

  Sri Winarsih

  DAFTAR ISI

  

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  • H. Sistematika Penulisan

  15

  BAB II KAJIAN PUSTAKA

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  BAB III PELAKSANAAN TINDAKAN

   E. Peranan Metode Reanding Aloud Terhadap Nilai Hasil Belajar Siswa

  

  

  xii

  BA B V PENUTUP

  

  

   Lampiran-Lampiran

  

xiii

  

DAFTAR TABEL

  

  

  

  

Tabel 4.1 Nilai Awal Sebelum Siklus................................................................. 44 Tabel 4.2 Analisis Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum Siklus..........................

  

  

  

Tabel 4.7 Hasil Ulangan Formatif Siklus II........................................................ 50 Tabel 4.8 Analisis Hasil Siklus II......................................................................

  

  

Tabel 4.11 Analisis Hasil Siklus III.................................................................... 55 Tabel 4.12 Indikator dan Analisis Antar Siklus I, II, dan III.............................

  

  

BABI

PENDAHULUAN

  A. Lata»- Belakang Masalah Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam merupakan mata pelajaran yang merupakan rincian bidang PAI yang diajarkan di Madrasah Ibtidaiyah berisikan tentang sejarah agama Islam dan penyebarannya di mulai dari sejarah Islam dan penyebaran agama Islam sejak zaman Nabi Muhammad SAW, sahabat/Khulafaurrosidin bahkan perkembangan Islam dan penyabaran agama Islam di Indonesia.

  Materi sejarah kebuayaan Islam merupakan materi pelajaran yang disajikan dengan teks buku karena sejarah kebudayaan Islam bermuatan sejarah yang sudah teijadi ratusan tahun bahkan ribuan tahun yang lalu sehingga materi yang abstrak.

  Sejarah kebudayaan Islam diajarakan di Madrasah Ibtidaiyah dengan tujuan supaya siswa mengetahui Islam dan pekembangan Islam dimasa lalu yaitu masa Nabi Muhammad, Khulafaur Rosidin bahkan sampai walisongo di

  Indonesia, yang akhirnya siswa diharapkan dapat memperoleh hikmah dan meneladani sifat-sifat baik dari para pemimpin Islam dimasa lalu.

  Pada kenyataannya nilai sejarah kebudayaan Islam yang diperoleh siswa kelas IV MI Tarbiyatul Banin masih jauh dengan yang diharapkan karena dengan KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 7,00 hanya 25 % anak yang memperoleh nilai diatas KKM, 50% sama dengan KKM dan 25% dibawah KKM. Hal ini jelas menimbulkan keprihatinan dan kehawatiran bagi sekolah karena Sejarah Kebudayaan Islam merupakan mata pelajaran yang di UAM- BNkan mulai tahun pelajaran 2009/2010 terlebih lagi tujuan utama supaya siswa mengambi hikmah dan teladan dari materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam tidak mungkin tercapai.

  Rendahnya nilai yang diperoleh siswa kelas IV MI Tarbiyatul Banin Kembang Ampel Boyolali pada bidang mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam disebabkan karena mereka kurang tertarik dengan materi yang teks book, abtrak dan metode guru yang membosankan dan tidak menimbulkan keaktifan siswa, biasanya guru menggunakan metode ceramah sehingga anak kurang konsentrasi bahkan tidak menghiraukan guru yang dianggap hanya membicarakan sesuatu yang tidak penting bahkan kadang mereka tidak paham karena banyak istilah arab yang sama sekali mereka tidak tahu.

  Untuk mengatasi kebosanan siswa dengan metode ceramah dan mengakibatkan rendahnya nilai maka peneliti menggunakan strategi pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dan partisipasi siswa yaitu

  Reading Aloud

  dimana siswa secara bergantian membaca teks dan guru memberikan penjelasan terhadap hal-hal yang penting. Dengan siswa membaca dengan keras/ Reading A loud diharapkan siswa lebih paham dan dapat meningkatkan nilai hasil belajar.

  Reading Aloud

  (membaca keras) kegiatan ini merupakan sebuah tehnik hebat untuk merangsang diskusi dan mendapat pemahaman yang lebih mendalam tentang berbagai isu kompleks (Silberman, 2009:13). Berdasarkan latar belakang masalah tersebut perlu kiranya diadakan penelitian dengan ju d u l: UPAYA PENINGKATAN NILAI HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS IV POKOK BAHASAN ISRO’ MI’ROJ

  NABI MUHAMMMAD SAW DENGAN READING ALOUD MI TARBIYATUL BANIN TEGALWATON KEMBANG AMPEL BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

B. Rumusan Masalah

  Dari judul penelitian Upaya Peningkatan Nilai Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam Kelas IV Pokok Bahasan Isro’ M i’roj Nabi Muhammad

  SAW Dengan Reading Aloud MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010 dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Apakah strategi pembelajaran Reading A ir "d dapat meningkatkan nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pokok bahasan

  Isro’ M i’roj

  Nabi Muhammad SAW siswa kelas IV MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali?

  2. Apakah strategi pembelajaran Reading Aloud dapat meningkatkan pemahaman materi Isro* M i’roj Nabi Muhammad SAW siswa kelas IV MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali?

  3. Apakah strategi pembelajaran Reading Aloud dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pokok bahasan

  Isro ’ M i’roj Nabi Muhammad SAW siswa kelas IV MI Tarbiyatul Banin

  Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali?

  C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1.

  Meningkatkan nilai hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam pokok bahasan

  Isro’ M i’roj

  Nabi Muhammad SAW dengan strategi pembelajaran Reading Aloud.

2. Meningkatkan pemahaman materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan strategi pembelajaran Reading Aloud.

  Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM) mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pokok bahasan Isro’

  M i’roj Nabi Muhammad SAW.

  /

D. Hipotesis 'Hndakan dan Indikator Keberhasilan

  Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Dalam rangka bab ini hipotesis itu merupakan rangkuman dari kesimpulan -kesimpulan teoritis yang diperoleh dari penelaahan kepustakaan. Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. (Suryabrata, 2009:21).

  Pemilihan Strategi pembelajaran Reading Aloud yang digunakan dalam proses belajar mengajar mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam pokok bahasan

  Isro’ M i’roj

  nabi Muhammad SAW kelas IV MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali dapat meningkatkan nilai hasil belajar dan meningkatkan pemahaman materi.

  Indikator PTK = Tolak ukur keberhasilan atau target yang ingin dicapai dalam penerapan tindakan (pada siklus terakhir) (Farikah, 2009:9) Pada penelitian ini, peneliti menetapkan indikator yang ingin dicapai pada sikulus tindakan terakhir sekurang-kurang sebagai berikut:

  1. 75% siswa menunjukan peningkatan hasil belajar setelah mengikuti pelajaran dengan strategi pembelajaran Reading Aloud.

  2. 100% siswa mencapai nilai sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan sekolah untuk mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yaitu 7,00.

Tabel 1.1 Kondisi awal dan indikator yang akan dicapai pada akhir siklus

  Keterangan Kondisi awal Indicator yang akan

  No dicapai

  1 Nilai 16 siswa dengan KKM Mencapai 7,00 adalah KKM= 75% 100%

  2 Lebih renah dari KKM 4 siswa=25% 0 siswa = 0% Sama dengan KKM 8 siswa=50% 4 siswa = 25% Diatas KKM 4 siswa=25% 12 siswa= 75% E. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini, diharapkan mendapat informasi yang jelas tentang ada tidaknya manfaat menggunakan strategi pembelajaran Reading Aloud dalam kegiatan belajar mengajar untuk meningkatkan nilai hasil belajar mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam siswa kelas IV Ml Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010.

  1. Manfaat teoritis Secara teoritis apabila ada peningkatan penguasaan materi dan nilai hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam bagi siswa Kelas IV MI Tarbiyatul Banin

  Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010 dapat memperoleh ilmu, pengertian, pemahaman tentang manfaat penggunaan strategi pembelajaran Reading Aloud.

  2. Manfaat praktis

  a. Bagi siswa Menjadikan peserta didik kelas IV MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali lebih mudah dalam mempelajari, memahami, dan lebih menguasai materi Sejarah Kebudayaan Islam pokok bahasan

  Isro ’ M i’roj

  Nabi Muhammad SAW sehingga meningkatkan nilai hasil belajar.

  b. Bagi guru / peneliti Dapat membantu guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pokok bahasan Isro’ M i’raj pada siswa kelas IV MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali sehingga dapat membantu siswa memahami materi Sejarah Kebudayaan Islam pokok bahasan Isro’ M i’roj Nabi Muhammad SAW dengan menyenangkan.

  c. Bagi Instansi / Lembaga Dapat menambah masukan tentang strategi pembelajaran dalam proses belajar mengajar pada peserta didik MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali khususnya penggunaan strategi pembelajaran

  Reading Alaud pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.

  F. Definisi Istilah Agar tidak teijadi penafsiran istilah , maka istilah-istilah dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut:

  1. Nilai hasil belajar Nilai hasil belajar adalah suatu hasil yang didapatkan siswa dalam mengerjakan tugas tes setelah proses belajar mengajar. Nilai hasil belajar di

  Madrasah Ibtidaiyah dilambangkan dengan angka antara 1 sampai 10, siswa akan mendapat nilai tersebut dengan perhitungan skor soal yang dapat dikerjakan. Sedangkan kriteria kelulusan minimal ditentukan oleh setiap sekolah berdasarkan hasil rapat dewan guru dan pertimbangan kualitas sekolah yang ingin dicapai sekolah tersebut.

  Dengan ujian pengajar dapat menilai hasil pengajaran yang dilalukan. Dengan ujian ia juga dapat mengukur hasil yang disebut sebagai nilai hasil. Fungsi penilaian adalah mengikat sampai dimana siswa berhasil untuk mengerti (Rooijakker, 1991:140).

  2. Isro ’ M i ’roj Isro’

  adalah perjalanan Nabi Muhammad pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqso.

  Firman Allah:

  Artinya: Maha suci Allah yang telah memperjalankan hambanya pada

  suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqso yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagai tanda- tanda (kebesaran) kami sesungguhnya Dia maha mendengar lagi maha melihat.

  (Q.S Al isro’: 1).

  

M i’roj adalah perjalanan Nabi dari Masjdil Aqso ke Sidrotul Muntaha.

  3. Strategi pembelajaran Reading Aloud (Membaca keras) Strategi pembelajaran Reading Aloud adalah metode dalam kegiatan belajar mengajar dengan cara membaca keras suatu bacaan oleh siswa secara bergantian sedangkan guru dapat menghentikan pada hal-hal yang perlu penjelasan.

  Strategi pembelajaran Reading Alound dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut: a. Guru memilih teks yang cukup menarik untuk dibaca dengan keras.

  b. Guru menjelaskan teks itu kepada peserta didik dengan singkat.

  c. Guru membagi teks itu dengan alenia-alenia atau cara lain.

  d. Ketika bacaan-bacaan tersebut beijalan guru menghentikan untuk menekankan poin-poin tertentu kemudian memberi pertanyaan atau contoh-contoh.

  e. Guru membuat kesimpulan, klarifikasi dan tindak lanjut (Ismail, 2008:76)

  G. Metode penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research).

  Penelitian tindakan bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia pendidikan atau dunia actual yang lain (Suryabrata, 1995:35).

  1. Lokasi dan waktu penelitian

  a. Lokasi penelitian Penelitian ini bertempat di Ml Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali kelas IV.

  b. Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan antara tanggal 10 Mei sampai 11 Juni 2010 semester II Tahun Pelajaran 2009/2010.

  2. Subjek penelitian

  a. Siswa-siswi kelas IV MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton kembang Ampel Boyolali yang berjumlah 16 siswa terdiri dari 5 perempuan dan 11 laki- laki. Peneliti yang bertindak sebagai guru.

  b. Proses pembelajaran

  3. Rencana penelitian Sesuai dengan jenis penelitian tindakan kelas maka dalam penelitian akan melalui tiga siklus. Setiap siklus meliputi rencana, tindakan pengamatan dan refleksi dimana masing-masing siklus dikenai perlakuan yang sama dan membahas satu bahasan yang diakhiri dengan tes tertulis. Siklus akan dihentikan jika sesuai kebutuhan atau dirasa sudah cukup.

Tabel 1.2 Rencana kegiatan penelitian

  No keterangan Rencana waktu pelaksanaan

  1 PBM bab Isro ’ Mi 'roj April

  2 Siklus 1 Sabtu 8 Mei 2010

  3 Sukilus II Sabtu 15 Mei 2010

  4 Siklus III Sabtu 22 Mei 2010

  5 Pembuatan laporan Bulan Juni-Juli 2010

Tabel 1.3 Jadwal pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan hasil

  Bulan No Kegiatan April

  Mei Juni Juli 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2

  X X

  1 Persiapan

  X

  2 Siklus I

  X

  3 Siklus 11

  X

  4 Siklus III Penyusunan

  5 X

  X X

  X X

  X X

  hasil laporan

  4. Langkah-langkah siklus penelitian Secara terperinci tahapan dalam rancangan penelitian yang akan peneliti lakukan dalam tindakan kelas dengan 3 siklus adalah: a. Siklus I

  1) Persiapan-persiapan Persiapan siklus I adalah Peniliti membuat rencana pelaksanaan Pembelajaran, lembar Obserfasi soal tes, dan teks yang berisi materi Isro ’ M i ’roj.

  2) Pelaksanaan tindakan Guru menjalankan KBM sesuai RPP yang telah dibuat dengan menggunakan strategi pembelajaran Reading aloud dengan cara sebagai berikut:

  Guru menjelaskan standar kopetensi dan kopetensi dasar yang akan dicapai dengan arahan dan bimbingan guru siswa membaca materi secara bergantian setiap siswa membaca 1 alenia, siswa yang tidak mendapat giliran menyimak bacaan teman sambil memberi tanda bagian mana yang belum mereka pahami pada teks masing-masing. Setiap satu siswa selesai membaca 1 alenia guru menghentikan dan meminta siswa menanyakan hal-hal yang belum paham, guru memberi penjelasan pada kata-kata atau bacaan yang penting dan perlu penjelasan.

  Setelah semua materi terbaca dan seluruh siswa sudah mendapat giliran membaca, guru membuka diskusi dan mempersilahkan siswa menanyakan kembali apabila ada hal-hal yang belum dipahami. Guru memberikan jawaban dan kesimpulan tentang yang dibahas.

  3) Pengumpulan data Setelah selesai KBM peneliti mengumpulkan data dengan mengisi lembar observasi dan mengadakan tes ♦ ertulis sebagai post tes.

  4) Refleksi Peneliti mengadakan refleksi dengan menganalisa lembar obserfasi mengoreksi dan meneliti hasil tes tertulis kemudian merencanakan perbaikan untuk siklus II.

  b. Siklus II 1) Persiapan-persiapan

  Persiapan siklus II adalah Peniliti membuat rencana pelaksanaan Pembelajaran, lembar Obserfasi soal tes, dan teks yang berisi materi Isro ' Mi 'roj

  2) Pelaksanaan tindakan Melaksanakan KBM tetap dengan strategi pembelajaran Reading

  A loud

  tetapi dengan perbaikan-perbaikan terhadap kelemahan pada siklus I berdasarkan lembar obserfasi yang telah dianalisis 3) Pengumpulan data

  Setelah selesai KBM peneliti mengumpulkan data dengan mengisi lembar observasi dan mengadakan tes tertukis sebagai pos tes.

  4) Refleksi Peneliti mengadakan refleksi dengan menganalisa lembar obserfasi mengoreksi dan meneliti hasil tes tertulis kemudian merencanakan perbaikan untuk siklus III.

  Siklus III 1) Persiapan-persiapan

  Persiapan siklus III adalah Peniliti membuat rencana pelaksanaan Pembelajaran, lembar Obserfasi soal tes, dan teks yang berisi materi Isro ’M i’roj.

  2) Pelaksanaan tindakan Melaksanakan KBM tetap dengan strategi pembelajaran Reading

  Aloud

  tetapi dengan perbaikan-perbaikan terhadap kelemahan pada siklus II berdasarkan lembar obserfasi yang telah dianalisis.

  3) Pengumpulan data Setelah selesai KBM peneliti mengumpulkan data dengan mengisi lembar observasi dan mengadakan tes tertukis sebagai pos tes.

  4) Refleksi Peniliti menganalisis hasil obserfasi, mengoreksi dan menilai hasil tes tertulis kemudian membuat laporan pelaksanaan tindakan

  5. Instrumen penelitian a Lembar Obserfasi / lembar pengamatan b Tes formatif

  6. Pengumpulan data a Pengamatan Di pandu dengan lembar pengamatan yang dilakukan langsung oleh peneliti untuk memeperoleh data penelitian dan aktifitas siswa dan guru selama KBM.

  b. Tes Memberi soal-soal yang harus diselesaikan siswa yang telah disusun sesuai dengan kandungan materi baik berupa tes awal atau tes akhir dan sebelum tes akhir dilaksanakan guru dan siswa mengadakan Tanya jawab.

  7. Analisa data Analisa data dilaksanakan dengan beberapa tahap sebagai berikut: a Tahap diskripsi yaitu suatu tahap dimana peneliti mendiskripsikan atau memaparkan data yang telah diperoleh, b Tahap klasifikasi yaitu tahap pengelompokan data yang telah di diskripsikan sesuai dengan permasalahan, c Tahap analisi yaitu tahap menganalisis data-data berdasarkan teori yang ada. Dalam tahap ini membahas tentang data primer, kendala-kendala yang muncul selama maupun cara mengatasi kendala tersebut. d Tahap interprestasi yaitu tahap pemahaman dan penafsiran terhadap analisis dan penelitian. e Tahap evaluasi yaitu tahap menilai/mengevaluasi terhadap hasil prestasi.

H. Sistematika Penulisan

  Secara garis besar laporan kegiatan tindakan kelas ini terdiri dari tiga bagian utama, yaitu:

  1. Bagian awal skripsi terdiri dari halaman sampul, lembar logo, halaman judul: lembar persetujuan, lembar persetujuan pembimbing, lembar persetujuan dan pengesahan, pernyataan keaslian tertulis, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, dan daftar lainnya.

  2. Bagian inti skripsi terdiri dari lima bab yaitu:

  Bab 1. Pendahuluan, yang meliputi: Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, manfaat penelitian, definisi istilah, metode penelitian, sitematika penulisan.

  Bab II. Kajian pustaka meliputi: Belajar mengajar, penilaian hasil belajar, kurikulum sejarah kebuayaan Islam Ml Kelas IV, dan strategi pembelajaran Reading Aloud, peranan metode Reading aloud terhadap nilai hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam kelas IV pokok bahasan Nabi Muhammad SAW. Bab III. Pelaksanaan penelitian yang berisi gambaran umum lokasi penelitian dan subjek penelitian, Diskripsi pelaksanaan siklus 1, diskripsi pelaksanaan siklus II, dan diskripsi pelaksanaan siklus III. Bab rV.Hasil penelitian dan pembahasan yaitu bab yang menguraikan tentang: hasil penelitian siklus I dan pembahasan siklus I, hasil penelitian siklus II dan pembahasan siklus II, dan hasil penelitian siklus III dan pembahasan siklus III.

  Bab V. Penutup, yang berisi tentang kesimpulan dan saran terhadap hasil penelitian.

  3. Bagian akhir yang terdiri dari: Daftar pustaka, Lampiran-lampiran, dan Riwayat hidup penulis

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. BELAJAR MENGAJAR

1. Belajar

1.1. Pengertian Belajar

  Belajar merupakan kegiatan seseorang untuk mendapatkan ilmu, pengetahuan, kecakapan, yang bermanfat bagi kehidupannya menuju perubahan yang lebih baik. Belajar dimulai sejak manusia masih dalam buaian ibu hingga akhir hayatnya supaya manusia tersebut dapat hidup lebih baik dimasa yang akan datang dan selamat sampai akhirat. Bagi umat Islam menuntut ilmu / belajar hukumnya wajib. Ilmu yang dipelajari harus seimbang antara ilmu agama dan ilmu umum. Belajar ilmu agama untuk keselamatan hidup didunia sampai di akhirat sedangkan belajar ilmu umum untuk kepentingan dunia yang lebih baik.

  Adapun pengertian belajar menurut para ahli antara lain sebagai berikut: Belajar bukan hanya sekedar penguasaan bahan tetapi teijadinya perubahan tigkah laku anak sehingga terbentuk suatu kepribadian yang baik (Usman, 2002: 21). Belajar adalah suatu proses mcngkonstruksi pengetahuan baik yang alami maupun manusiawi (Muliawan, 2004: 39). Belajar adalah penambahan ilmu pengetahuan yang nampak disekolah (Dahar, 1989: 11). Belajar adalah suatu proses yang komplek yang teijadi pada semua orang dan berlansung seumur hidup sejak dia masih bayi hingga keliang lahat nanti.

  (Sadiman, 1993:1)

  

17 Setelah seseorang belajar akan nampak perubahan perilakunya baik berupa perubahan penegtahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap.

  Perubahan-perubahan tersebut diharapkan perubahan yang lebih baik sehingga teijadilah peningkatan kwualitas hidup seseorang.

  Dari pengertian-pengertian belajar yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses kegiatan manusia untuk memeperoleh ilmu, pengetahuan, pengalaman, dan proses memakai ilmu, pengetahuan, pengalaman yang menimbulkan perubahan perilaku seseorang, belajar berlangsung sepanjang hidup manusia.

  Dalam arti sempit belajar dapat diartikan usaha seseorang atau siswa disekolah untuk menguasai dan memahami materi pelajaran. Dalam memahami materi pelajaran itu bertujuan untuk mendapatkan nilai hasi belajar dan dalam jangka panjang akan mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku siswa tersebut sehingga teijadi perubahan.

1.2. Bentuk-Bentuk Belajar

  Dalam belajar seseorang memiliki ciri-ciri tersendiri tergantung tahap kematangan perkembangan psikomotor dan kematangan inteljensinya hal ini disebut bentuk-bentuk belajar. Menurut Gage dalam buku Dahar (1982: 12) mengemukakan bahwa ada lima bentuk belajar yaitu:

  1. Belajar respoden

  2. Belajar kontiguitas

  3. Belajar operant

  4. Belajar obserfasional

  5. Belajar kongkrit

  

18 Adapun yang dimaksud dengan

  1. Belajar respoden adalah dalam belajar responden suatu responden dikeluarkan oleh suatu stimulus yang telah dikenal.

  2. Belajar kontigulitas adalah bentuk belajar dimana respon diberikan sebelum stimulus selesai dinyatakan.

  3. Belajar operant adalah prilaku timbul secara sepontan tanpa adanya

  stimulus apapun.

  4. Belajar obserfasional adalah belajar berdasarkan pengamatan.

  5. Belajar kongkrit adalah belajar terhadap benda-benda yang nyata.

  Dalam belajar dikelas bentuk-bentuk belajar ini banyak dipakai oleh siswa, biasanya siswa kelas rendah antara kelas 1-3 MI menggunakan bentuk belajar kongrit, bentuk belajar kontigulitas dan bentuk belajar responden, sedangkan bentuk belajar operant dan obserfasional sudah mulai dilakukan oleh siswa kelas 4-6 disamping juga belajar bentuk kongrit, kontigulitas, dan responden.

2. Mengajar

  Pengertian mengajar

  Mengajar merupakan kegiatan seseorang untuk memberi tahu , mengarahkan, membimbing orang lain untuk memperoleh pengetahuan, ilmu, pengalaman yang menyebabkan seseorang berubah perilakunya., dengan kata lain mengajar adalah membantu orang lain dalam belajar.

  Sehingga mengajar membutuhkan keterampilan, kesabaran, dan wawasan yang luas. Ada beberapa pengertian mengajar antara lain:

  1. S. Nasution merumuskan pengertian mengajar sebagai berikut:

  1. Mengajar ialah menanamkan pengetahuan kepada murid ;

  2. Mengajar ialah menyampaikan kebudayaan kepada anak; 3. mengajar adalah aktifitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan dengan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak sehingga terjadi proses belajar mengajar (Usman, 2002: 19).

  2. Menurut Engkoswara (Engkosworo, 1988: 1) pengertian mengajar tergantung pada orang yang mengemukakannya, sebagai contoh: 1) Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan atau ilmu pengetahuan dari seorang guru kepada murid-murid.

  2) Mengajar adalah menanamkan sikap dan nilai-nilai pengetahuan dan keterampilan dasar dari seseorang yang telah mengetahui dan menguasainya kepada seseorang. 3) Mengajar adalah membimbing seseorang atau sekelomnok orang supaya belajar berhasil.

  3. Mengajar adalah suatu proses membantu seseorang untuk membentuk pengetahuannya sendiri (Muliawan, 2005: 132). Dari pendapat ini dapat dipahami bahwa mengajar bukanlah memberikan ilmu pengetahuan dari seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan tersebut kepada seseorang yang tidak memiliki ilmu pengetahuan tetapi lebih pada upaya seseorang membantu orang lain untuk menemukan pengetahuannya sendiri.

  4. Raflis Kosasi mengemukakan pendapatnya mengajar ialah suatu usaha untuk membuat siswa dapat belajar, yaitu suatu usaha yang dilakukan oleh guru

  20 sehingga menyebabkan teijadinya perubahan tingkah laku pada diri anak (Usman, 2002: 21).

  Dari definisi-definisi diatas nampaknya ada perbedaan istilah mengajar yang terjadi akibat dari sudut pandang yang berbeda tergantung siapa yang mengatakan. Dari definisi diatas dapat dikolompokkan mengenai definisi mengajar memnjadi dua bagian pokok dilihat dari dimana terjadinya kegiatan mengajar.

  1. Mengajar dalam arti kegiatan yang terjadi didalam lembaga pendidikan formal dan non formal dapat diartikan sebagaimana pendapat S. Nasution yaitu mengajar adalah menanamkan pengetahuan kepada murid. Pendapat Enkos Woro mengajar adalah menyampaikan pengetahuan atau ilmu pengetahuan dari seorang guru kepada murid-murid. Dalam hal ini mengajar sudah pasti dilakukan oleh seorang guru, dosen, dan ustadz.

  2. Mengajar dalam arti luas dapat diartikan seperti halnya dikemukakan oleh Jasa Ungguh Muriawan bahwa mengajar adalah membantu seseorang untuk mengkonstruksikan pengetahuannya lewat kegiatannya terhadap fenomena dan objek yang ingin diketahui; atau pendapat S. Nasution yang mengatakan mengajar adalah menyampaikan kebudayaan kepada anak; dan menurut Engkos Warsa yaitu mengajar adalah menanamkan sikap dan nilai-nilai pengetahuan dasar dan keterampilan dasar dari seseorang yang telah mengetahui dan menguasai kepada seseorang, sehingga mengajar dapat dilakukan siapapun yang memiliki pengetahuan, keterampilan , dan orang yang mengetahui nilai dan budaya lebih dulu dibanding orang lain, mengajar

  21 dapat dilakukan orang tua, tokoh masyarakat, agamawan, ilmuwan dan mengajar dapat dilakukan dimanapun.

  Tujuan Mengajar

  Tujuan mengajar tidak lain adalah supaya siswa bisa mendapatkan ilmu pengetahuan atau mencapai tujuan belajar sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam standar kopetensi. Menurut Nasution; 1988: 35 tujuan guru mengajar adalah agar bahan yang disampaikan dikuasai sepenuhnya oleh semua murid bukan hanya oleh beberapa orang saja yang diberikan angka tertinggi.

  Seseorang guru yang mengajar disekolah supaya mencapai tujuan mengajar diatas harus memiliki beberapa kemampuan:

  1. Kemampuan Prosedural seperti: Membuat RPP, mengelola pengajaran, menyampaikan materi dan mengolah hasil evaluasi belajar siswa hingga menjadi nilai. 2. kemampuan intelektual seperti menguasai materi yang diajarkan, menguasai metode mengajar.

  3. kemampuan keterampilan seperti keterampilan memotifasi, kemampauan menghadapi siswa, kemampuan melaksanakan metode, menggunakan media dan alat pembelajaran.

  22

3. Proses Belajar Mengajar

  Pendidikan dalam pengertian operasional sistematis adalah proses belajar mengajar (Muliwarman, 2004: 131) proses belajat mengajar adalah kegiatan bersama antara pengajar dan murid untuk mendapatkan tujuan belajar.

  Pengertian interaksi ini kita hubungkan dengan proses belajar mengajar di dalam interaksi belajar mengajar, hubungan timbal balik antara guru (pengajar) dan anak (murid) harus menunjukkan adanya hubungan yang bersifat

  edukatif

  (mendidik) hal mana interaksi itu harus diarahkan pada suatu tujuan tertentu yang bersifat mendidik yaitu adanya perubahan tingkah laku anak didik kearah kedewasaan (Suetomo, 1993: 10). Unsur-unsur proses belajar mengajar adalah (1) anak didik. (2) materi pendidikan (ilmu pengetahuan). (3) Tujuan pendidikan. (4) pendidik atau guru dan (5) lingkungan. Unsur lingkungan atau unsur lain-lain meliputi (1) metode, (2) Alat, (3) Lingkungan manusia dan (4) perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi. Dua unsur pertama terlibat langsung dalam proses pembelajaran dan dua unsur berikutnya tidak terlibat langsung namun ikut mempengaruhi pembentukan hasil proses belajar mengajar.

B. Penilaian Hasil Belajar

  Untuk mengetahui nilai hasil belajar siswa diperlukan penilaian atau evaluasi.

  Dengan adanya evaluasi guru akan mendapatkan informasi tentang keberhasilan proses belajar mengajar dan dapat mengetahui tingkat penguasaan materi yang sudah diajarkan guru dan dipelajari murid juga akan diketahui nilai hasil belajar siswa.

  

23 Pada pembahasan ini tidak akan membicarakan penilaian hasil belajar mengajar yang bersifat pengukuran namun akan membicarakan penilaian hasil belajar siswa yang berkaitan dengan penguasaan materi oleh siswa.

  1. Penilaian hasil belajar Istilah penilaian dalam proses belajar mengajar disamakan pengertian berikut penilaian (evaluation) adalah suatu tindakan atau langkah untuk menentukan mutu atau kualitas dari sesuatu (Sutomo, 1985: 1).

  Stufjlebebeam et al

  memberikan batasan evaluasi sebagai berikut,

  “Evaluation is the process o f delineating, obtaining, and providing useful information fo r judging decision alternatives”(pxxu)

  Evaluasi merupakan proses mengambarkan, memperoleh dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternative keputusan.(Silverius, 1991: 4). Menurut Conny Semiawah stamboel yang dimaksud dengan penilaian disini adalah tehnik untuk memperoleh keterangan tentang kemajuan disekolah (Stamboel, 1990: 51).

  2. Pendekatan dalam penilaian Dua pendekatan penilaian adalah pendekatan ukuran mutlak yang dalam bahasa Ingris disebut ‘‘‘‘Referenced test”dan pendekatan ukuran normal atau ukuran relative yang dalam bahasa Inggris disebut Referenced tes f ’(S oetomo, 1985: 14).

  1) Pendekatan ukuran mutlak Pendekatan ukuran mutlak ini digunakan oleh guru apabila guru-guru ingin mengetahui sejauh mana penguasaan murid terhadap materi yang telah diberikan atau dengan perkataan lain sejauh mana TIK yang telah

  24 dicapai, sehingga guru harus membuat suatu ketentuan atau kriteria minimum yang harus dicapai oleh setiap anak untuk dapat dikatakan berhasil mencapai TIK (Suetomo, 1985: 15). Pendekatan penilaian yang digunakan di MI adalah pendekatan ukuran mutlak dimana guru menentukan kriteria minimal yang disebut Kriteria Kelulusan Minimal (KKM) sedang KKM tiap mata pelajaran berbeda dan di tetapkan berdasarkan keputusan rapat dewan guru. Berdasarkan KKM tiap-tiap MI juga berbeda-beda, adapun KKM mata pelajaran SKI kelas IV MI

  Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali adalah 7,00 dimana rumus nilai anak adalah Angka yang diperoleh

  Nilai anak= -------------------------------- X 10 Angka tertinggi

  Perbedaan penilaian mutlak lebih adil dibandingkan pendekatan penilaian relatif, mengingat kemampuan anak berbeda-beda. Pendekatan penilaian mutlak memiliki kelebihan supaya anak berusaha mendapatkan nilai minimal sama dengan KKM bahkan memacu siswa untuk memperoleh nilai lebih dari KKM sedangkan penilaian relatif akan sangat merugikan karena dari jumlah anak pasti ada yang tidak lulus dan penilaian relatif cenderung tidak menghargai perbedaan kemampuan siswa.

  2) Penilaian ukuran normal Dengan pendekatan ukuran normal seorang guru tidak membuat kriteria yang harus dicapai oleh setiap anak melainkan menggunakan ukuran ukuran relatif yaitu mencari nilai rata-rata dari setiap pengikut tes.

  Sehingga nilai tes setiap anak dibandingkan dengan nilai rata-rata apabila skor anak sama atau lebih dari rata-rata maka anak dianggap berhasil, tetapi sebaliknya apabila Skor anak dibawah nilai rata-rata maka anak tersebut belum berhasil atau belum lulus (Suetomo, 1985: 7)

  3) Jenis penilaian Ada jenis penilaian yang dapat digunakan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan disekolah yaitu penilaian formatif, penilaian sumatif, penilaian penempatan, dan penilaian diagonstik. (Suetomo, 185: 18).

  Jenis penilaian dalam penelitian upaya peningkatan nilai hasil belajar SKI kelas IV pokok bahasan lsro ’ M i’roj Nabi Muhammad SAW MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali ini adalah jenis penilaian formatif.

  Fungsi dan tujuan penilaian formatif adalah untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai sejauh mana TIK yang telah ditetapkan guru dan juga sebagai umpan balik bagi guru (Feed Back) untuk memperbaiki proses belajar mengajar (Remedial teaching). Aspek yang dinilai dalam tes formatif adalah kemampuan hasil belajar yang meliputi pengetahuan (.Kognitif) dan segi keterampilan (Psikomotor). (Sutomo,

  1985: 19). 4) Alat penilaian

  Jenis penilaian tes dan jenis penilaian non tes (Sutomo, 1985: 45). Jenis- jenis tes objektif antara lain bentuk salah-benar pilihan ganda, menjodohkan dan soal mengurutkan.

  5) Cara penilaian Ada dua cara penilaian yaitu:

  1. Cara penilaian kualitatif yaitu cara penilaian yang diberikan dengan menggunakan kreteria baik, cukup, sedang, dan kurang.

  2. Cara penilaian kuantitatif yaitu cara penilaian yang diberikan dengan menggunakan kriteria angka yang terdiri dari: Skala 1-10 Skala 1-5 Skala 10-10. ( Sutomo, 1985: 47) Cara penilaian kuantitatif di Ml menggunakan skala 1-10.

C. Mata Pelajaran SKI di Madrasah Ibtidaiyah

  Sejarah Kebudayaan Islam berasal dari kata sejarah, kebudayaan dan Islam. Sejarah berarti asal-usul , silsilah (Setiawan: 292). Budaya berarti budi atau akal (Widakdo, 1994: 18). Islam berasal dari bahasa arab Saiamma yang berarti selamat sentosa (Muliawan, 2005: 11). Kebudayaan Islam adalah hasil t fikir dan karya manusia yang didasarkan kepada pemahaman Islam yang beragam (Ahmad, 1985: 164).

  Dari pengertian di atas Sejarah Kebudayaan Islam dapat diartikan asal usul tindakan pola dalam masyarakat dari hasil pemikiran, kelakuan dan ciptaan manusia yang berdasarkan wahyu Al-Qur’an yang diajarkan Islam yang di bawa oleh seorang rosul yaitu Nabi Muhammad SAW.

  

27 Mata pelajaran SKI di Madrasah Ibtiaiyah adalah salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah Islam yang kemudian menjadi dasar pandangan hidup (Way O f Life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan keteladanan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan.

  (Depag, 2006: 45) Untuk menjadikan mata pelajaran SKI menjadi panangan Hidup

Dokumen yang terkait

0 0 0 0 Lab Configuring Devices for Us

0 8 12

PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AL QUR'AN HAD ITS MELALUI STRATEGI CARD SORT PADA SISWA KELAS V MI YASPI DASEH PAKIS MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 7 2 0 0 8

0 0 94

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN FIQ1H DENGAN MEDIA GAM BAR PADA SISWA KELAS IV DI MI ARROSYIDIN SURODADI KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2 0 0 8 - Test Repository

0 0 80

PENGARUH PROFESIONALISME GURU TERHADAP MOTIFASI BELAJAR SISWA MTs MA'ARIF NYATNYONO UNGARAN TAHUN PELAJARAN 2 0 0 5

0 1 86

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAISISW A M Ts MAARIF TEGALSARI KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 5 2 0 0 6 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I D

0 2 107

HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN TAUHID DENGAN SIKAP BIRRUL WALIDAIN SISWA KELAS II MTs NEGERI (FILLIAL) TULUNG KLATEN TAHUN AJARAN 2 0 0 5 2 0 0 6

0 3 89

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH MATERI SHOLAT MELALUI PENERAPAN METODE GUIDED TEACHING KELAS III DI MI AL ISLAH KALEGEN BANDONGAN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 2 0 1 0

0 0 89

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PERILAKU KEAGAMAAN SISWA KELAS VI SD NEGERI TINGKIR TENGAH 0 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2 0 1 0 2 0 1 1

0 0 70

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PERILAKU KEAGAMAAN SISWA KELAS VI SD NEGERI TINGKIR TENGAH 0 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2 0 1 0 /2 0 1 1 - Test Repository

0 1 74

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI TARIH MELALUI METODE DISKUSI PARTISIPASI PADA SISW A KELAS V SDN 2 BOJONEGORO KEDU TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 2 0 1 0

0 3 118