HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PERILAKU KEAGAMAAN SISWA KELAS VI SD NEGERI TINGKIR TENGAH 0 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2 0 1 0 2 0 1 1

  

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PERILAKU KEAGAMAAN

SISWA KELAS VI SD NEGERI TINGKIR TENGAH 0 1 SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2 0 1 0 / 2 0 1 1

  

S K R I P S I

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  

Oleh:

ZUHRIYAH

  

NIM: 11408019

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

S A L A T I G A

  

2 0 1 0

NOTA PEMBIMBING

  Lamp : 3 Eks Hal : Naskah Skripsi

  Sdri. Zuhriyah Kepada: Yth.Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga

  Assalamu ’alaikum Wr. Wb

  Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi, dan perbaikan seperlunya, maka tugas akhir saudari: : Zuhriyah

  Nama :11408019

  NIM Jurusan : Tarbiyah PAI

  Judul : HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PERILAKU KEAGAMAAN SISWA KELAS VI SD NEGERI TINGKIR TENGAH 01 SALATIGA THAUN

  AJARAN 2010/2011 Dengan ini kami mohon skripsi saudari tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan.

  Demikian agar menjadi perhatian.

  Wassalamu ’alaikum Wr. Wb.

  Salatiga, 2 September 2010

  1

KEMENTERIAN AGAMA

  SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA JI. Tentara Pelajar No. 02 Telp (0298) 323706.323433 Salatiga W ebsite: w.stainsalatiga.ac.ad. E-m ail: # PENGESAHAN SKRIPSI

  JUDUL TUGAS A K H IR : HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PERILAKU KEAGAMAAN SISWA KELAS VI SD NEGERI TINGKIR TENGAH 01 SALATIGA

  TAHUN AJARAN 2010/2011 NAMA : ZUHRIYAH NIM :11408019 PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  Telah dipertahankan di depan sidang monaqosah pada tanggal 25 September 2010, dan dinyatakan lulus sehingga dapat diterima sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Saijana Pendidikan Islam.

  Salatiga, 28 September 2010

  

MOTTO

“Belajarlah, karena tiada seorang dilahirkan dengan

berilmu orang yang berilmu. Tidaklah sama dengan orang

yang bodoh”.

  PERSEMBAHAN

  1. Bersyukur kepada tuhan yang maha esa karena telah memberikan rahmat dan hidayah Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar tanpa halangan suatu apa.

  2. Kepada segenap keluaga yang telah memberi motivasi dan sumbangan baik moril dan materiil kepada penulis

  3. Kepada teman-teman seangkatan ekstensi sepeijuangan yang telah memberikan bantuan moril kepada materiil 4. kepada semua pihak yang secara tidak langsung membantu dalam penyelesaian skripsi ini

  5. kepada anak saya tercinta yang telah habis-habisan membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

  1

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tanpa ada halangan yang berarti. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta segenap sahabat, keluarga serta penerus-penerusnya. Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.

  2. Bapak Drs. Juz’an, M.Hum, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu memberikan bimbingan dan pengarahannya kepada penulis.

  3. Seluruh pengajar STAIN Salatiga yang telah memberikan pengajaran selama penulis menempuh studi.

  4. Bapak Drs. Sumyani, selaku Kepala Sekolah SD Negeri Tingkir Tengah 01 Salatiga yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan observasi di sekolah tersebut..

  5. Keluarga yang telah memberikan bantuan dan kasih sayangnya kepada penulis.

  6. Teman-teman yang telah memberikan motivasi dan bantuan baik materiil maupun spirituil sehingga tugas penyusunan skripsi dapat diselesaikan dengan baik.

  Akhir kata, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk penulisan berikutnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pada para pembaca pada umumnya.

  Salatiga, 2 September 2010 Penulis

  

ABSTRAK

  Zuhriyah, 2010. Hubungan antara Prestasi belajar Pendidikan Islam dengan Perilaku Keagamaan Siswa Kelas VI SD Negeri Tingkir Tengh 01 Salatiga Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi Jurusan Tarbiyah,Program Pendididkan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatita.Pembimbing: Drs. Juz’an, M. Hum.

  Kata kunci:Prestasi Belajar PAI dengan Perilaku Keagamaan Siswa Dalam kegiatan belajar mengajar pada hakekatnya menuntut adanya suatu bentuk perubahan. Perubahan ini berbentuk sikap, tingkah laku, pengetahuan dan keterampilan. Dari beberapa bentuk perubahan belajar sebagaimana tersebut di atas dapat dikategorikan menjadi tiga aspek yaitu aspek kognitif, aspek efektif dan psikomotor. Pendidikan agama sangatlah penting karena mengangkut kerohanian juga sangat penting karena mempengaruhi perkembangan jasmani dan sosial anak yang diwujudkan dalam perilaku sehari-hari.

  Tujuan penelatian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara prestsi belajar PAI siswa Kelas VI SD Tingkir Tengah 01 Salatiga. Manfaat dari penelatian ini diharapkan dapat sebagai pendorong kepada guru untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar agar tercapai tujuan yang optimal dan memberikan pemikiran dalam rangka meningkatkan dan memajukan pendidikan. Jenis penelitian ini adalah penelitain lapangan (Field Research). Tehnik pengumpulan data dengan metode pengumpulan data, angket, metode dokumentasi.

  Dari penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa anak yang prestasinya bagus belum tentu perilaku keagamaannya juga baik karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi anak terhadap prestasi belajarnya antaranya bakat, minat, IQ, dan cara belajar, serta motivasi untuk berperilaku yang baik sesuai ajaran agama Islam.

  DAFTAR ISI

  

  

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  B. Pendidikan Agama Islam

  

  

  

  C. Perilaku Keagamaan

  

  2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku keagamaan .. 25

  

  BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  BAB IV ANALISIS DATA DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

  

  

B A B I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Dalam kegiatan belajar mengajar pada hakekatnya menuntut adanya suatu bentuk perubahan. Perubahan ini berbentuk sikap, tingkah laku, pengetahuan dan keterampilan. Dari beberapa bentuk perubahan belajar sebagaimana tersebut di atas dapat digolongkan menjadi tiga aspek yaitu aspek kognitif, aspek efektif, dan aspek psikomotor.1 Bahwa tujuan dari pengajaran tidak hanya sebatas pada aspek pengetahuan saja, namun harus disempurnakan dan diwujudkan dalam bentuk sikap dan perilaku keagamaan anak dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekitar ataupun di masyarakat.

  Pendidikan agama selain diberikan di lingkungan keluarga juga diberikan di lingkungan sekolah yang mana pendidikan sekolah merupakan lanjutan dari pendidikan dan pelengkap dari pendidikan agama yang didapat dari dalam lingkungan keluarga yang mungkin masih ada kekurangan dan kekurangan itu dilengkapi di lingkungan sekolah, karena kalau pendidikan agama hanya diberikan di lingkungan keluarga saja dikhawatirkan ilmu agama yang diterima anak tidak bisa berkembang dan mungkin akan terhambat perkembangan agamanya. Pendidikan agama sangatlah penting karena menyangkut kerohanian juga sangat penting karena mempengaruhi 1

1 Sardienar A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Pers, Jakarta, 1987,

  2

  perkembangan jasmani dan sosial anak yang dapat diwujudkan dalam perilaku sehari-hari.

  Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku keagamaan anak, maka penulis mengambil judul “Hubungan Antara Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Dengan Perilaku Keagamaan Siswa Kelas VI SD Negeri Tingkir Tengah 01 Salatiga Tahun Ajaran 2010/2011 ”

B. Penegasan Istilah

  Agar tidak teijadi kesalahan dalam penafsiran judul penelitian di atas, maka diberikan gambaran yang jelas mengenai judul tersebut di atas :

  1. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan)2 adapun prestasi yang dimaksud adalah hasil yang diperoleh siswa dalam bidang agama Islam atau pendidikan agama Islam (PAI) dalam bentuk nilai raport pada semesteran tahun ajaran 2010/2011

  2. Perilaku adalah perbuatan sebagai reaksi terhadap suatu rangsangan yang disertai dengan pendirian dan perasaan3. Adapun keagamaan berasal dari kata agama yang berarti segenap kepercayaan kepada Tuhan serta dengan ajaran kebaktian dan kewajiban. Kewajiban bertalian dengan kepercayaan itu4.

  2 WJS Porwadarminto,

Kamus Besar Bahasa Indonesia,

   Balai Pustaka, Jakarta, him. 7

  3 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Remaja Karya, Bandung, 1987, him, 23-24

  

4 Depdikbud, Kamus Besar B-l. cet IV, PN Balai Pustaka, Jakarta, 1995, him. 19

  3

  Jadi yang dimaksud keagamaan adalah pemahaman individu terhadap suatu agama dan bagaimana realisasi diri dari pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari

  Untuk mengukur variable perilaku keagamaan anak di sekolah penulis batasi dengan indikator sebagai berikut: a. Ramah tamah pada sesama

  b. Tolong menolog

  c. Infaq/sodaqoh

  d. Menjaga kebersihan lingkungan

  e. Patuh terhadap peraturan sekolah Dengan demikian judul diatas dapat dipahami dengan beberapa uraian.

  C. Rumusan Masalah ^ Berangkat dari latar belakang masalah sebagaimana diutarakan tersebut di atas maka pokok permasalahan yang diajukan adalah:

  1. Bagaimana Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas VI SD Negeri Tingkir Tengah 01 Salatiga Tahun Ajaran 2010/2011

  2. Bagaimana perilaku keagamaan siswa kelas VI SD Negeri Tingkir Tengah 01 Salatiga Tahun Ajaran 2010/2011.

  3. Adakah korelasi antara prestasi belajar pendidikan agama Islam dengan perilaku keagamaan siswa kelas VI SD Negeri Tingkir Tengah 01 Salatiga Tahun Ajaran 2010/2011

  4

D. Tujuan Penelitian ^

  1 Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dengan perilaku keagamaan siswa.

  £ . Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat dari penelitian in adalah:

  1. Memberikan dorongan kepada guru untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar agar tercapai tujuan yang optimal.

  2. memberikan pemikiran dalam rangka meningkatkan dan memajukan pendidikan.

F. Hipotesis

  Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar dan dugaan yang mungkin salah, hipotesis yang benar nantinya akan dipakai dan hipotesis yang salah akan ditolak pemakaiannya, tetap tidaknya suatu hipotesis yang salah akan ditolak pemakaiannya, tetap tidaknya suatu hipotesis tergantung dari data yang terkumpul5.

  Sebagaimana jawaban sementara atau permasalahan tersebut di atas skripsi ini mengajukan hipotesis yang tertuang dalam bentuk hipotesis yang bunyinya ada korelasi positif yang signifikan antara prestasi belajar

5 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1983, him. 63

  5

  Pendidikan Agama Islam dengan perilaku keagamaan siswa kelas VI SD Negeri Tingkir Tengah 01 Salatiga.

G. Metode Penelitian

  1. Populasi dan Sampel Yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.6 Sedang yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.7

  Dalam menetapkan sampel, apabila populasinya kurang dari 100 maka harus diambil semua, sehingga penelitiannya adalah penelitian populasi. Namun jika jumlah lebih dari 100 maka dapat diambil 10%, 20 sampai 25 atau lebih.8

  Karena subjek penelitian yang penulis teliti adalah kelas VI SD Negeri Tingkir Tengah 01 Salatiga yang beijumlah 30 siswa, maka penulis menggunakan sampel total. Karena yang menjadi populasinya adalah seluruh siswa kelas VI

  2. Metode Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data yang berhubungan dengan penelitian ini penulis mengunakan metode berikut:

  

6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pengantar Praktik, Rineka Cipta,

Jakarta, 1991, him. 102

7 Ibid, him. 104 8 him. 101

  6

  a. Angket'Kuisioner Metode angket (kuisioner) adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporannya atau hal-hal yang perlu diketahui darinya.9 Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang perilaku keagamaan siswa kelas VI SD Negeri 01 Tingkir Tengah Salatiga.

  b. Metode Dokumentasi Yaitu segala keterangan yang dapat berupa laporan, catatan, brosur yang berkaitan dengan penelitian guna melengkapi data penelitian.10

  Metode ini digunakan untuk mengetahui gambaran tentang keberadaan SD Negeri 01 Tingkir Tengah Salatiga yang m eliputi:

  • Letak geografis
  • Sejarah berdirinya
  • Objektivitas sekolah
  • Struktur organisasi

H. Metode Analisis Data Langkah selanjutnya setelah data terkumpul adalah menganalisis data.

  Dalam penelitian ini mengetahui bagaimana prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dengan perilaku keagamaan siswa kelas VI SD Negeri 01

  9 Ibid, him. 124

  10 Suharsimi Arikunto, Op., Cit, him. 131

  7 Tingkir Tengah Salatiga, dengan menggunakan rumus koefisien korelasi product moment.

  • * s ,

  N

  ^ Keterangan: rxy : Angket Indeks “r” product moment x : Variable Prestasi belajar y : Variable Perilaku keagamaan

  N : Jumlah responden.I. 11

I. Sistematika Penulisan Skripsi

  Agar teijadi pemikiran yang urut di dalam memahami skripsi ini, maka diketahui tata cara urutan tersebut:

  BAB I : Pendahuluan Bab ini terdiri atas latar belakang masalah, alasan pemilihan judul, penegasan istilah, rumusan masalah, hipotesis, metodologi penelitian, analisis data dan sistematika penulisan skripsi.

  8

  BAB II ; Landasan Teori Landasan teori ini meliputi: pengertian prestasi belajar, Pendidikan Agama Islam dan pengertian perilaku keagamaan, hubungan prestasi belajar dengan perilaku keagamaan. BAB III : Laporan Hasil Penelitian Bab ini terdiri dari : letak geografis, sejarah berdirinya, obyektivitas sekolah, struktur organisasi dan memuat pula tentang data-data penelitian yang diperoleh.

  BAB IV : Analisis Data Bab ini menyajikan tentang prestasi belajar pendidikan agama Islam, penyajian tentang perilaku keagamaan siswa dan analisa data hubungan antara prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dengan perilaku keagamaan siswa,

  BAB V : Penutup Dalam bab ini meliputi: kesimpulan, saran, dan penutup.

BAB II LANDASAN TEORI A. Prestasi Belajar

  1. Pengertian Prestasi adalah hasil yang telah dicapai atau dilakukan, dikerjakan dan sebagainya,sedangkan yang dimaksud belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu

  1T sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

  Jadi yang dimaksud dengan prestasi adalah suatu hasil yang telah dicapai siswa terhadap sejumlah materi tertentu dalam rangka untuk memperoleh suatu hasil perubahan, baik perubahan dalam segi pengetahuan, ketrampilan maupun sikap.

  2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Di dalam kegiatan belajar perlu untuk diperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Faktor-faktor tersebut dapat di bedakan menjadi dua y a itu : faktor internal dan faktor eksternal,

  a. Faktor Internal Faktor internal adalah faktor yang bersumber dari dalam diri sendiri, m eliputi: 1

  2

  1

  3

  12 W.J.S Poerwodarminto, OP. cit, him. 108

  13 Slamet, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Bina Aksara, Jakarta, 1988,

  10

  1) , Faktor jasmaniah 2) . Faktor psikologis

  3) . Faktor kelelahan14 Penjelasan mengenai faktor internal tersebut di atas adalah sebagai berikut:

  1) . Faktor Jasmaniah Yang dimaksud dengan faktor jasmaniah adalah faktor kesehatan. Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya, bebas dari penyakit15. Jika keadaan fisik seseorang tidak sehat akan mengganggu jalannya belajar sehingga akan mempengaruhi hasil belajarnya. 2) . Faktor Psikologis

  Sub faktor psikologis yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah: a). Inteligensi, yaitu kata benda yang mengandung pengertian pemahaman, berpikir, mengingat segala cara untuk mengenal dan memperoleh pengetahuan.16 Inteligensi sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa. Siswa yang mempunyai tingkat inteligensi tinggi akan berhasil, dalam belajarnya dibandingkan dengan siswa yang mempunyai intelegensi rendah.

  14 Ibid, him. 56

  15 Slameto, op. cit, him 56

  11

  b) . Perhatian Perhatian adalah pemusatan energi psikis yang tertuju kepada objek pelajaran atau kesadaran yang menyertai aktifitas belajar.17 1 Perhatian merupakan hal penting dalam

  8 aktivitas belajar. Hal ini disebabkan hanya melalui perhatian yang utuh seorang siswa mampu merekam mata pelajaran. Dengan demikian perhatian akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

  c) . Minat Minat adalah suatu rasa lebih suka dan keterkaitan pada

  1R

  suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat mempunyai pengaruh yang besar dalam aktivitas belajar. Hal ini disebabkan jika yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, maka siswa tidak akan belajar dengan baik, karna tidak menarik. Dengan demikian akan menghasilkan prestasi belajar yang tidak baik pula, d) . Bakat

  Bakat adalah salah satu kemampuan manusia untuk melaksanakan sesuatu kegiatan dan sudah ada sejak manusia itu ada19.

  57 Sardinian, Rajawali Pers, Jakarta, 1987.

  Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, him. 44

  18 Sameto, Op., Cit, him. 182

  19 Sardinian, Op., Cit, him. 45

  12

  Dengan kata lain bakat adalah kemampuan untuk belajar. Jika siswa tidak mempunyai bakat terhadap yang dipelajari, maka sulit baginya untuk mencapai prestasi yang baik.

  e) . Motivasi Motivasi adalah suatu perubahan tenaga yang di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi dalam rangka untuk mencapai tujuan. Motivasi merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan belajar baik motivasi yang datang dari dalam dirinya maupun motivasi yang berasal dari luar dirinya. Belajar akan berhasil baik apabila ada motivasi yang kuat.

  f) . Kematangan Kematangan adalah tingkat/fase dalam tumbuhan seseorang. Dimana alat-alat dalam tubuh seseorang sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru .

  Dengan kata lain kematangan adalah keadaan seseorang untuk menerima pengetahuan baru. Dengan keadaan yang seperti ini, maka pemahaman pengertian terhadap sejumlah pengetahuan akan mudah.

  20 Watty Soemarto, Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1990, him. 191

  21 Slameto, Op., Cit, him. 60

  13

  g). Kesiapan.

  Kesiapan adalah keseluruhan pada individu yang membuat siap untuk memberi respon/ jawaban di dalam suatu situasi. 3). Faktor Kelelahan

  Kelelahan dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani dapat dilihat dengan lemah fisik, sehingga timbul, kecenderungan untuk malas dalam belajar, sedangkan kelelahan rohani dapat diketahui dengan kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu menjadi hilang .

  Dari uraian tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kelelahan itu mempengaruhi prestasi belajar siswa. Siswa yang berada dalam kelelahan akan sulit untuk melakukan aktivitas belajar, sehingga akan mengakibatkan turunnya prestasi belajar sisw a

  b. Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang bersumber di luar dirinya.

  Faktor eksternal ini dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu sub faktor keluarga, sekolah dan masyarakat2

  2

  23.

  22 him. 61 Ibid,

  14

  1) . Sub Faktor Keluarga Keluarga sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa yang meliputi : cara orang tua mendidik, hubungan antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi, dan latar belakang budayanya yang semua itu akan mempengaruhi hasil belajar siswa. 2) . Sub faktor sekolah

  Faktor sekolah merupakan faktor yang banyak mempengaruhi prestasi siswa. Adapun sub faktor yang dimaksud meliputi : pendidik, peserta didik, metode mengajar, kurikulum, sarana, pengajaran dan lingkungan sekolah itu sendiri.

  3) . Sub faktor masyarakat Sub faktor masyarakat yang mempengaruhi belajar dan prestasi belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul atau bentuk dari kehidupan masyarakat itu sendiri24.

B. Pendidikan Agama Islam

  Kata Islam dalam pendidikan Islam menunjukkan warna pendidikan tertentu yaitu pendidikan yang bernuansa Islam. Pendidikan Islam adalah warna yang lebih khusus ditekankan untuk pengembangan fitrah kebersamaan dan sumber daya insani agar lebih mampu memahami,

  24

  15

  menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam. Ahmad D Marimba menjelaskan bahwa pendidikan agama Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian-kepribadian yang utama menurut ukuran-ukuran Islam.25

  Menurut M Arifin pendidikan agama Islam adalah merupakan bagian dari pendidikan Islam dimana tujuan utamanya adalah membina dan mendasari kehidupan anak didik dengan nilai-nilai agama dengan sekaligus mengajarkan ilmu agama Islam sesuai dengan ajaran Islam, sehingga ia mampu mengumpulkan syariat Islam secara benar dengan pengetahuan agama.26Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam menyakini, memahami, menghayati agama Islam melalui kegaitan bimbingan pengajaran dan atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati hubungan kerukunan antara umat beragama dan masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.

  Pendidikan agama Islam merupakan usaha untuk memperkuat iman dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik yang memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam kerukunan antara umat beragama.

  Zuhaerini mengemukakan bahwa pendidikan adalah usaha untuk membimbing dan mengasuh anak didik suapaya kelak telah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran-ajran agama Islam serta menjadikannya sebagai way o f life (jalan kehidupan). Selanjutnya

  25 Ahmad D, Marinda, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam,

   Al-Maarif, Bandung, 1962, him. 23

  26 Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, Bina Aksara, Jakarta, 1991, him. 5

  16

  dikatakan pendidikan agama Islam adalah usaha untuk membimbing kearah pertumbuhan kepribadian peserta didik secara sistematis dan pragmatis supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam sehingga teijalin kebahagiaan di dunia dan di akhirat.27

  Dari beberapa definisi di atas jelaslah bahwa pendidikan agama Islam mempunyai dua sasaran pokok yaitu kepentingan dunia dan kepentingan akhirat. Pendidikan Islam adalah suatu pengembangan sumber daya insani yang sesuai dengan ajaran Islam serta untuk membina jasmani dan rohani seseorang menuju terbentuknya kepribadian muslim agar tercapai kebahagian dunia akhirat.

  1. Pasar pendidikan agama Islam Dasar ideal pendidikan agama Islam adalah firman Allah dan sunah

  Rasul SAW kalau pendidikan diibaratkan bangunan maka isi al-Qur’an dan haditslah yang menjadi pedomannya. Al-Qur’an adalah sumber kebenaran dalam Islam kebenarannya tidak dapat diragukan lagi sedangkan sunah Rasulullah yang dijadikan landasan pendidikan agama Islam adalah berupa perkataan, perbuatan atau pengakuan Rasulullah dalam bentuk syariat firman Allah surat al-Ahzab ayat 71:28 Artinya : dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka

  Sesungguhnya ia Telah m endapat kemenangan yang besar 27 Zuhaerini, et.

  Al-Metodologi Pendidikan Agama Usaha Nasional, Surabaya, 1993, him. 10

28 Departemen Agama RI, Op., Cit., Him. 680

  17

  Ayat tersebut menegaskan bahwa apabila manusia telah mengatur semua aspek kehidpannya (termasuk pendidikannya) dengan kitab Allah dan rasul-Nya maka kehidpannya akan bahagia. Adapun pelaksanaan pendidikan agama Islam diindonesia mempunyai dasar-dasar yang kuat.

  Dasar tersebut dapat ditinjau dari segi yuridis religius dan social psikologis penjabarannya sebagai berikut:29 a. Dasar yuridis atau hukum

  Dasar yuridis adalah dasar-dasar pelaksanaan agama yang berasal dari peraturan perundang-undangan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama di sekolah maupun lembaga formal di Indonesia.

  Adapun dasar yuridis atau hukum ini ada tiga macam yakni:30 1) Dasar ideal yaitu pancasila, sila pertama ketuhanan Yang Maha

  Esa 2) Dasar struktural/konstitusional yaitu UUD 1945 pasal 29 ayat 1 yang berbunyi: a) . Negara berdasar atas ketuhanan Yang Maha Esa.

  b) . Negara menjamin tiap-tiap pendidikan untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaan itu.

29 Nasrun, Ditaktik Asas-Asas Pengajaran, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1980, Him. 45 30 Ahmad D, Marinda, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, PT. Al-Maarif, Bandung, 1986, Him.

  18

  3) Dasar operasional yaitu GBHN yang pada pokoknya dinyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan agama secara langsung dimasukkan kedalam kurikulum,

  b. Dasar Religius Dasar religius adalah dasar-dasar pelaksanaan pendidikan agama Islam yang berasal dari Al-qur’an dan al-hadits menurut ajaran agama Islam adalah merupakan perintah dari Tuhan dan merupakan ibadah kepada-Nya.

  Dalam kaitannya dengan masalah ini Ahmad D Marimba mengatakan “Apakah dasar pendidikan agama? Ialah firman Allah dan sunnah Rasul, kalau diibaratkan bangunan maka isi al-Qur’an dan al- hadits yang menjadi pedomannya”.31

  Dalam al-Qur’an banyak ayat-ayat yang menunjukkan perintah tersebut antara lain: Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 125:

  Artinya : “serulah (manusia) kepada jalan TuhanMu dengan hikmah

  

dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang

lebih baik”.32

31 Ibid. him. 42

  19

  2) Tujuan pendidikan agama Islam Pendidikan agama Islam bertujuan meningkatkan keimanan pemahaman penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama

  Islam, sehingga manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.33

  Tujuan pendidikan untuk tingkat SD adalah :

  a. Menanamkan rasa agama kepada murid

  b. Memperkenalkan ajaran agama Islam yang bersifat global, seperti rukun iman, rukun Islam.

  c. Membicarakan anak-anak berakhlak mulia dan melatih anak-anak untuk mempraktekkan ibadah yang besifat praktis-praktis seperti sholat dan puasa.

  d. Membiasakan contoh tauladan yang baik.34 3) Materi pendidikan agama Islam

  Adapun materi yang terkandung dalam pendidikan agama Islam meliputi beberapa pokok bahasan diantaranya tentang materi yaitu ruang lingkup pendidikan agam alslam mencakup usaha mewujudkan keserasian keselarasan dan keseimbangan antara la in : a) Hubungan manusia dengan Allah SWT

  b) Hubungan manusia dengan sesama manusia

  33 Marosudin, Siregar, PBM PAI di Sekolah, Ekstensi dan Proses Belajar Mengajar PAI,

  Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1988, him. 180

  

34 Zuhaerini, Dkk. Metodik Khsus Pendidikan Agama Biro Ilmiah Fak. Tarbiyah,

   IAIN Sunan Ampel, Malang, 1983, him. 46-47

  20

  c) Hubungan manusia dengan dirinya sendiri

  d) Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungan di alamnya.35 Materi pendidikan agama Islam merpakan hal yang sangat penting dalam mencapai suatu keberhasilan program. Para ulama dan tokoh pendidikan agama mengklasifikasikan materi pendidikan agama Islam kedalam tiga hal. Menurut Zuhairini mengemukakan: a) Masalah keimanan

  Akidah (kepercayaan) adalah bidang teori yang perlu dipercayai terlebih dahulu sebelum yang lain-lain. Kepercayaan itu hendaknya tidak boleh dicampuri oleh prasangka dan tidak dipengaruhi oleh keraguan. Sebagaimana terdapat dalam ayat Al-Qur’an surat al ikhlash ayat 1-4 yang berbunyi: Artinya : “Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha E sa Allah adalah

  Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. D ia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia. "36

  b) Masalah Syari’at Syariat adalah peraturan-peraturan yang diciptakan Allah atau yang diciptakan pokok-pokoknya saja agar manusia berpegang kepada-

  Nya dan dalam melakukan hubungan dengan Tuhan, mengatur

35 Departemen Agama RI, Kapita Selekta Pengetahuan Agama Islam, Direktoral Jenderal Pembinaan Agama Islam, Jakarta, 2001, him. 1

  /

  hubungannya dengan alam dan kehidupan. Kata syariat dalam al- Qur’an yang mengandung arti lurus atau jelas yang membawa kemenangan. Sebagaimana firman Allah QS. Al Jaatsiyat ayat 18 : Artinya: “Kemudian kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat

  (peraturan) dari urusan (agama itu), M aka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak Mengetahui. ”37

  c) Masalah Ikhlash (akhlak) Kata akhlak adalah merupakan bantuk jam a’ dari kata “khulik”, khulk didalam kamus Al-Munjid berarti budi pekerti, perangai tingkah laku atau tabi’at. Di dalam Da’irotul Ma’arif sebagai b erikut: obLvS

  A rtinya: “A khlak ialah sifat manusia yang terdidik'3*

  C. Perilaku Keagamaan Menurut pengertian bahasa perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan (sikap) tidak saja badan atau ucapan.39

  Secara istilah perilaku identik dengan tingkah laku dan perbuatan. Tingkah

  37 him. 17 Ibid,

  38 Asmaran AS. Edisi Revisi Raja Grafmdo Persada, Jakarta, Pengantar Studi Akhlak,

  2002, him. 1

  39 Depdikbud, , Balai Pustaka, Jakarta, Jakarta, cet III, Kamus Umum Bahasa Indonesia

  22

  laku hubungannya dengan menggunakan sikap.40 Dimana sikap merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu.41 Karena kecenderungan untuk memotifikasikannya sehingga timbul perbuatan. Jadi perbuatan adalah aktivitas tubuh yang mempunyai tujuan tertentu baik berupa gerakan tangan, bibir, maupun anggota badan lainnya.42

  Adapun yang dimaksud dengan keagamaan adalah segala aktivitas baik yang berkenaan dengan sikap, perasaan, cara berpikir maupun perbuatan dengan berdasarkan peraturan yang diajarkan oleh Islam, karena didorong oleh keyakinan dan ketaqwaan terhadap nilai-nilai kebenaran yang dikandungnya. Sedangkan menurut dalam kamus besar keagamaan berasal dari kata agama yang berarti segenap kepercayaan kepada Tuhan serta dengan ajaran kebaktian dan kewajiban. Kewajiban bertalian dengan kepercayaan itu.43

  Dengan kata lain perilaku keagamaan adalah perbuatan seseorang dalam bentuk pengabdian kepada Allah atau ibadah ritual dan perbuatan seseorang dengan sesama manusia atau muamalah. Berarti pengertian perilaku keagamaan dapat pula disebut sebagai aktivitas ibadah.

  1. Macam-macam perilaku keagamaan Dalam konsep Islam, pendidikan dimulai buian ibu dan berakhir hingga keliang lahat. Pendidikan seumur hidup (life long education) jelas

  40 Soelartjo Pantjosoetirto, Asas-Asas Sosiologi, Yayasan Penerbit Gajah Mada, Yogyakarta, him. 8

  41 Jalaludin Rakhmat, PT. Remaja rosyda karya, bandung. 1999 Psikologi Komunikasi, him 40

  42 Soelardjo Pantjo Soetirto, Op., Cit, him. 8

  23

  mengakui pendidikan dalam keluarga yang merupakan pendidikan awal dan menempati posisi yang sangat penting dan mendasar sebagai fondasi atau penyangga pendidikan anak.

  Adapun macam-macam perilaku keagamaan adalah:

  a. Tolong menolong Memberi bantuan kepada orang lain dan saling tolong menolong dalam kebaikan sangat dianjurkan, sebab seseorang akan saling membutuhkan antara yang satu dengan yang lain. Ajaran Islam kita menganjurkan untuk saling membantu sesama muslim. Kedua sangat diperlukan dalam hidup dan kehidupan manusia. Mengingat manusia tidak bisa hidup tanpa pertolongan orang lain.

  Allah berfirman:

  (2 :ia3U»)

  Artinya “Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan)

  kebajikan dan takwa, dan jangan tolong m enolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.44

  b. Ramah tamah pada sesama Di sini dimaksudkan dalam berteman atau bergaul diajarkan dalam agama Islam supaya bermasyarakat dengan baik sehingga tidak teijadi sifat yang jelek ataupun menimbulkan sifat yang iri terhadap sesama muslim.

  24

  c. Infaq/sodaqoh Sodaqoh atau infaq merupakan perwujudan iman aktual seseorang yakni sebagai bukti konkret dan kualitas pribadi, perwujudan kata hati dan penjabaran lahir dan batinnya.

  Dengan diajarinya anak untuk bersodaqoh maka anak akan terbiasa beramal dengan ikhlas. Sesungguhnya amal baik walaupun kecil akan diberi balasan yang baik pula oleh Allah swt. Hal tersebut dapat dilihat dalam firmannya QS. Az zalzalah ayat 7:

  Artinya : barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan m elihat (balasan)nya. ”45

  d. Menjaga kebersihan lingkungan Dengan menjaga lingkungan tinggal dapat terhindar dari segala penyakit Dengan membuang sampah pada tempatnya akan terjaga kebersihannya lingkungan. Di dalam Islam diajarkan untuk menjaga kebersihan, dengan menjaga kebersihan itu merupakan perwujudan iman kepada Allah.

  2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku keagamaan :

  a. Faktor keluarga Keluarga adalah merupakan basis pertama bagi perkembangan dan pertumbuhan serta pendidikan bagi anak, sekaligus merupakan pondasi bagi pertumbuhan masyarakat.

  45 him 1087.

  Ibid,

  25

  Lingkungan keluarga bertugas untuk meletakkan dasar-dasar pertama dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, yang akan diisi dan diwarnai oleh pendidikan yang dialami dalam kehidupannya baik dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.

  Pendidikan dalam keluarga merupakan landasan pembentukan kepribadian anak. Dengan kata lain bahwa kepribadian seorang anak sangat dipengaruhi dalam keluarganya. Hal ini sebagaimana dengan yang dikemukakan oleh pertanyaan Zakiyah Drajat sebagai berikut:

  Hubungan orang tua dengan sesama mereka sangat mempengaruhi pertumbuhan jiw a anak. Hubungan yang serasi penuh pengertian penuh kasih sayang akan membawa pada pribadi yang tenang, terbuka dan mudah dididik. Karena ia mendapat kesempatan yang cukup baik untuk tumbuh dan berkembang. Tapi hubungan orang tua yang tidak serasi, banyak perselisihan dan percekcokan akan membawa anak pada pertumbuhan pribadi yang sukar dibentuk, karena ia tidak mendapat suasana yang baik untuk tumbuh dan berkembang.46 Orang tua yang bijaksana maka akan memberikan bimbingan dan pengawasan pada anak dengan penuh kasih sayang dalam segala hal dan tidak akan memaksakan kehendak tanpa alasan yang jelas. Jadi jelaslah apabila ingin anak tumbuh dengan baik sholeh sholekah yang pertama kali perbaiki adalah situasi rumah tangga.

  b. Faktor sekolah Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang secara teratur dan terencana melakukan pembinaan terhadap generasi muda.47

  Sekolah merupakan tempat dimana siswa belajar dan menggunakan

46 Zakiyah Darojat, Ilmu Jiwa Agama. Bulan Bintang. Jakarta, 1996, him 56-57

  26

  sebagian waktunya dalam sehari-hari. Tugas sekolah yaitu meneruskan pendidikan yang telah diterima anak dalam keluarga agar pertumbuhan pribadinya sesuai dengan taraf perkembangan. Oleh karena itu, di samping sekolah mengajar anak melalui beberapa mata pelajaran juga harus mendidik dan membina pribadinya dari segala segi,

  c. Faktor lingkungan masyarakat Masyarakat dapat diartikan sebagai kumpulan individu dan kelompok yang diikat oleh kesatuan negara, kebudayaan dan agama.48 Keberadaannya memiliki pengaruh yang besar dan memberi arah pendidikan anak. Masyarakat dalam membentuk pola tingkah laku sangat mempengaruhi dan begitu besar. Seseorang yang tidak mempunyai landasan keimanan yang kuat dapat terjerumus dalam lembah kesesatan. Seseorang yang semula bertingkah laku baik dapat berbalik seratus delapan derajat menjadi manusia yang punya moral rendah. Oleh karena itu, perlu adanya kontrol diri dan kontrol masyarakat untuk menanggulangi adanya tingkah laku yang tidak sesuai dengan aturan dan norma agama.

D. Hubungan Prestasi Belajar dengan Perilaku Keagamaan.

  Prestasi belajar adalah merupakan suatu hasil yang telah dicapai siswa terhadap sejumlah materi tertentu dalam rangka untuk memperoleh suatu perubahan, baik perubahan dalam segi pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Perilaku keagamaan adalah perbuatan seseorang dalam bentuk

48 Achmadi, 1987, him. 122

  27

  pengabdian kepada Allah atau ibadah ritual dan perbuatan seseorang dengan sesama manusia atau muamalah.

  Prestasi belajar dan perilaku keagamaan ini merupakan tujuan dalam pendidikan dan pengajaran. Sebagaimana yang diutarakan oleh Bloom, bahwa tujuan pengajaran meliputi tiga aspek, yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik.49 Ketiga aspek tersebut di atas merupakan tujuan pengajaran yang antara satu dengan lainnya tindak dapat dipisahkan.

  Bahwa anak yang berprestasi baik di sekolah akan cenderung perilaku keagamaanya juga baik dalam kehidupannya. Sebaliknya anak yang prestasinya kurang akan mengalami kesulitan dalam masyarakat dikarenakan kurang memperhatikan atau seenaknya saja.

49 Sardinian, Op., Cit. him. 25

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Letak Geografis

  1. Identitas Sekolah : SD Negeri Tingkir Tengah 01

  a. Nama Sekolah : Jl. Tanjung No. 3 Tingkir Tengah Salatiga

  b. Alamat

  c. Kelurahan : Tingkir Tengah

  d. Kota : Salatiga : Tingkir

  e. Kecamatan Propinsi : Jawa Tengah f.

  : Negeri

  g- Status Sekolah ;

  h. SK : 101036202003 i. NSS

  Tipe Sekolah : C j- k. Tahun didirikan/beroperasi: 1974/1977

  : Hak Pakai

  1. Status tanah : 1.542 m. Luas Tanah

B. Sejarah Singkat atau Latar Belakang

  1. Keberadaan SD Negeri Tingkir Tengah 01 Sekolah merupakan salah satu tempat belajar untuk meningkatkan mutu pendidikan. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting

  29

  dalam Sumber Daya Manusia. Oleh karena itu maka ditentukan tempat yang nyaman untuk belajar.

  Menyadari pentingnya proses peningkatan sumber daya manusia melalui jalur pendidikan, maka kpemerintah telah dan terus berupaya mewujudkan dengan adanya Wajar 9 tahun, usaha pembangunan pendidikan, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan,pengadaan alat dan bahan pelajaran.

  SD Negeri Tingkir Tengah 01 Salatiga mempunyai lokasi yang strategis bila kita melihat dari letak geografisnya, sangat mudah dijangkau oleh siswa. Di samping itu keberadaannya dipandang representatif untuk

  menyelenggarakan

  pendidikan khususnya pendidikan Agama Islam sebagai salah satu perwujudan dalam pengembangan perilaku keagamaan yang berwawasan berkebangsaan dan keislaman.

  Bangunan SD Negeri Tingkir Tengah 01 Salatiga memiliki 6 ruang kelas untuk belajar juga dilengkapi dengan berbagai sarana dan fasilitas lainnya seperti adanya ruang guru, ruang UKS, kamar mandi dan WC untuk guru dan siswa, ruang perpustakaan, rumah penjaga dan ruang untuk gudang.

  Dengan lahirnya UU No. 22 tahun 1999, sangat berpengaruh terhadap dunia pendidikan khsusnya masalah otonomi pendidikan menuju kemandirian. Sekolah ditntut dapat merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi semua kineqa lembaga sesuai dengan prinsip manajemen

  30

  berbasis sekolah. Kaitannya dengan permasalahan tersebut diatas, ada 5 acuan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pendidikan.

  1. Peningkatan proses belajar mengajar

  2. Peningkatan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

  3. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan

  4. Peningkatan tenaga pendidikan dan nonpendidikan baik dari segi kualitas maupun kuantitas

  5. Peningkatan mutu pendidikan

  2. Tujuan

  a. Tujuan Umum

  1. Minat belajar siswa lebih besar dikarenakan dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan nyaman

  2. Dengan minat minat belajar siswa lebih besar maka mutu pendidikan dapat meningkat b. Tujuan Khusus

  1. Siswa merasa nyaman dengan adanya ruang kelas, yang memadai

  2. Siswa merasa nyaman dengan adanya sarana meja dan kursi yang mencukupi

  3. Proses belajar mengajar dapat berjalan lancar karena kelengkapan sarana dan prasarana pembelajaran

  31

  C. O byektivitas Sekolah