Hubungan antara dukungan emosional orangtua dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN EMOSIONAL
ORANGTUA DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK
PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi

Disusun oleh:
Florianus Bryan Aji Nugroho
NIM: 099114058


PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA

2014
1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN

TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

“GUSTI MESTI PARING DALAN!”
-nn-

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Halaman persembahan:
Karya ini kupersembahkan untuk

Tuhan Yesus.
Bunda Maria, Santo Florianus, Santo Matias.
Keluargaku Bapak, Ibuk dan adik-adik.
Seluruh teman-temanku.

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah

Yogyakarta, 17 Maret 2014
Penulis,

Florianus Bryan Aji Nugroho

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN EMOSIONAL ORANGTUA
DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK
Studi Pada Mahasiswa Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Florianus Bryan Aji Nugroho
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan emosional dari
orangtua dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang menghadapi tugas. Hipotesis
yang diajukan adalah ada hubungan negatif antara dukungan emosional orangtua dan prokrastinasi
akademik pada mahasiswa yang sedang menghadapi tugas. Jenis penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan metode korelasional. Subjek yang digunakan berjumlah 72 mahasiswa Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma semester V dan VII serta bertempat tinggal bersama dengan
orangtua. Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
pengukuran yang dijumlahkan atau model Likert. Skala yang digunakan terdiri dari skala
dukungan emosional orangtua dan skala prokrastinasi akademik yang disusun oleh peneliti.
Koefisien reliabilitas dari skala dukungan emosional orangtua adalah sebesar 0,941 sedangkan dari
skala prokrastinasi akademik adalah sebesar 0,945. Validitas yang digunakan dalam penelitian
adalah validitas isi yaitu diestimasi melalui pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau

melalui professional judgement. Analisis data menggunakan teknik korelasi product moment
Pearson dengan program SPSS for Windows versi 15. Hasil analisis data menunjukkan adanya
korelasi signifikan antara variabel dukungan emosional orangtua dengan prokrastinasi akademik
yaitu sebesar r= -0,368 (taraf signifikansi 0,01), sehingga hipotesis penelitian ini dapat diterima.
Kesimpulannya, terdapat hubungan negatif antara kedua variabel yang berarti semakin tinggi
dukungan emosional yang diberikan orangtua maka semakin rendah tingkat prokrastinasi
akademik pada mahasiswa yang sedang menghadapi tugas di Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma.
Kata kunci: dukungan emosional orangtua, prokrastinasi akademik

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

THE RELATION BETWEEN PARENTAL EMOTIONAL SUPPORTS

AND ACADEMIC PROCRASTINATION
Study in Psychology Students in Sanata Dharma University
Florianus Bryan Aji Nugroho
ABSTRACT
This study aims to know the relationship between parental emotional supports and
academic procrastination on the Psychology Faculty students of Sanata Dharma University. The
hypothesis was that there was a negative relationship between parental emotional supports and
academic procrastination on the Psychology Faculty students of Sanata Dharma University. This
study was a quantitative correlative study. The participants of this study were 72 Psychology
Faculty students of Sanata Dharma University who were in semester five and seven. All of the
participants lived with their parents. This study employed the summated measure test or Likert
model. The researcher composed the scale used in this study, namely the parental emotional
supports scale, and the academic procrastination scale. The coefficient reliability of the parental
emotional supports scale was 0, 941. Meanwhile, the coefficient reliability of the academic
procrastination scale was 0, 945. In this study, the researcher employed a content validity to
establish the validity. In the content validity, the researcher estimated the validity by testing the
questionnaire using rational analysis or professional judgment. The data analysis was done by
employing Pearson product moment correlation technique with SPSS version 15 program for
Windows. The data analysis result showed that there was a significant correlation between the
parental supports variable and the academic procrastination variable in which the value of r = 0,368 (significance level 0, 01). Therefore, the hypothesis was accepted. In conclusion, there was

a negative correlation between the parental supports and the academic procrastination on the
Psychology Faculty students of Sanata Dharma University.
Keywords: parental emotional supports, academic procrastination

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama
Nomor Mahasiswa

: Florianus Bryan Aji Nugroho

: 099114058

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Hubungan antara Dukungan Emosional Orangtua
dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu
meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 17 Maret 2014
Yang menyatakan,

(Florianus Bryan Aji Nugroho)


ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Beribu-ribu syukur dan pujian penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus
Kristus atas karunia dan kasih sayang-Nya sehingga dengan penuh perjuangan
penulis dapat menyelesaikan dengan baik skripsi yang berjudul “Hubungan antara
Dukungan Emosional Orangtua dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”.
Perjuangan penulis melewati proses berliku sampai skripsi ini selesai telah
membuahkan banyak pengalaman dan pembelajaran yang sangat bermanfaat bagi
kehidupan penulis. Keberhasilan penulis ini tidak luput dari campur tangan pihak
yang dengan senang hati memberikan bantuan, dorongan semangat, bimbingan,

nasehat ataupun saran. Dalam hal ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. Seluruh jajaran pengurus Dekanat dan Program Studi Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. C. Priyo Widiyanto, M.Si. selaku pembimbing skripsi yang telah
memberi ilmu, masukan, nasehat, pengalaman dan dorongan semangat kepada
penulis.
3. Bapak Agung Santoso yang telah meluangkan waktu untuk sekedar
mendengarkan keluh kesah penulis dan atas segala masukannya.
4. Segenap dosen Fakultas Psikologi yang telah memberikan ilmu dan
pengalamannya.

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5. Staf karyawan Sekretariat Fakultas Psikologi : Bu Nanik dan Mas Gandung
atas bantuan urusan administrasinya sehingga mulus lancar. Kepada Mas Muji
dan Mas Doni atas segala candaan dan “sindiran” semangatnya sehingga
penulis semakin terpacu.
6. Bapak dan Ibuk yang tak henti-hentinya mendoakan, menyemangati,
membimbing, menghibur, dan segalanya sehingga penulis mempunyai alasan
untuk berjuang demi mendapatkan keberhasilan hidup.
7. Keluarga besar (Simbah, Budhe, dll) yang selalu mendoakan penulis.
8. Adikku Clarin dan Nugi yang selalu memberi keceriaan ketika penulis jenuh.
9. Maria Evita Sari, calon teman hidup yang selalu meluangkan waktu dan tenaga
menyemangati penulis ketika menemui hambatan. Kamu luar biasa!
10. Teman-teman eks dan alumni-Seminari Mertoyudan yang selalu menguatkan
penulis dengan segala pengalaman hidup bersama. Hidup Friendsheep!
11. Teman- teman Psikologi angkatan 2009 atas segala nasehat, semangat, tempat
curhat dan galau penulis. Terutama grup „konco kenthel‟ (Vero, Riri, Sherly,
Ovin, Ayuk, Pingkan, Gatyo, Putra dll) yang dengan berat hati dan terpaksa
bersedia menjadi tempat curahan hati penulis. Terima kasih atas segala diskusi
dan brainstorming-nya, dolan-dolannya sehingga penulis menjadi segar
kembali untuk mengerjakan skripsi.
12. Teman-teman kelompok psikologi pendidikan (Albert, Cacha, Ruthie, Lala),
yang pernah ada lalu hilang… kalian sempat membimbing dan memberi
masukan luar biasa ketika penulis “terjebak” dalam penelitian yang tidak
diinginkan.
xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13. Eks panitia LIVE IN 2010 dan 2011 atas segala pengalaman kekeluargaannya.
Agnes dan Stanis terima kasih atas sepak terjangnya di Div. Eksternal. Mas
Ochi dan Baskoro atas segala nasehat, masukan dan teman satu perguruannya.
15. Orang-orang yang telah memberikan bantuan secara teknis maupun non-teknis
dalam pengerjaan skripsi penulis.
16. Semua pihak yang memberikan kontribusi positif yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.

Penulis benar-benar menyadari penulisan skripsi ini masih banyak terdapat
kekurangan sehingga jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, penulis sangat
berharap mendapatkan kritik dan saran yang membangun demi kebaikan penulis.
Semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi segala pihak yang
membaca. Terima Kasih
Yogyakarta, 17 Maret 2014

Penulis
.

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…...……………………………………………..

i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING……………

ii

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………..

iii

HALAMAN MOTTO………………………………………………...

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………...

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………...

vi

ABSTRAK…………………………………………………………....

vii

ABSTRACT…………………………………………………………..

viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI………...

ix

KATA PENGANTAR………………………………………………..

x

DAFTAR ISI…………………………………………………………

xiii

DAFTAR BAGAN…………………………………………………...

xvii

DAFTAR TABEL…………………………………………………….

xviii

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………….

xix

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….

1

A. Latar Belakang…………………...……………………………..

1

B. Rumusan Masalah……………..…….………………………….

7

C. Tujuan Penelitian………………………………………………..

8

D. Manfaat Penelitian………………………………………………

8

1. Manfaat Teoretis…………………………………….………

8

2. Manfaat Praktis……………………………………………...

8

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II LANDASAN TEORI………………………………………..

9

A. Prokrastinasi Akademik………………………………….……

9

1. Pengertian Prokrastinasi Akademik………………………..

9

2. Dasar Teori Prokrastinasi Akademik………………………

10

3. Penyebab Prokrastinasi Akademik…………………………

13

4. Dampak Prokrastinasi Akademik…………………………..

16

5. Aspek Prokrastinasi Akademik …………………………....

18

B. Dukungan Emosional…………………………………………..

19

1. Pengertian Dukungan Emosional…………………………...

19

2. Aspek Dukungan Emosional……………………………….

20

3. Manfaat Dukungan Emosional……………………………..

21

C. Dukungan Emosional dari Orangtua…………………………..

22

1. Peran Orangtua……………………………………….........

22

2. Pengertian Dukungan Emosional dari Orangtua…………...

23

D. Hubungan antara Dukungan Emosional Orangtua dengan
Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang sedang
Berhadapan dengan Tugas ……………………..………………

24

E. Hipotesis Penelitian……………………………………………..

26

BAB III METODE PENELITIAN……………………………………

28

A. Jenis Penelitian…………………………………………………

28

B. Variabel Penelitian……………………………………………..

28

C. Definisi Operasional……………………………………………

28

D. Subjek Penelitian………………………………………………

30

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data…………………………..

31

1. Skala Dukungan Emosional dari Orangtua…….…………..

31

2. Skala Prokrastinasi Akademik……………………………...

33

F. Pertanggung Jawaban Alat Ukur……………………………….

34

1. Validitas…………………………………………………….

35

2. Reliabilitas…………………………………………………..

38

G. Metode Analisis Data………………………………………….

39

BAB IV METODE ANALISIS DAN PEMBAHASAN……………..

40

A. Pelaksanaan Penelitian…………………………………………

40

B. Deskripsi Data Penelitian………………………………………

40

C. Uji Hipotesis……………………………………………………

44

1. Uji Asumsi………………………………………………….

44

1.1. Uji Normalitas…………………………………………...

45

1.2. Uji Linearitas…………………………………………….

46

2. Uji Hipotesis………………………………………………...

46

D. Pembahasan…………………………………………………….

47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………

52

A. Kesimpulan……………………………………………………..

52

B. Saran……………………………………………………………

52

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………

55

LAMPIRAN…………………………………………………………..

60

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR BAGAN
Halaman
Gambar 2.1 : Skema Definisi Dukungan Emosional………………………… 20
Gambar 2.2 : Skema Hubungan Antara Dukungan Emosional dari
Orangtua dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang
sedang Berhadapan dengan Tugas ………………….........................................26

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel

Halaman

1. Skor berdasarkan kategori jawaban untuk skala dukungan emosional
Dari orangtua……………………………………………………….....

32

2. Blue Print distribusi item skala dukungan emosional dari orangtua
Sebelum ujicoba………………………………………………………. 32
3. Skor berdasarkan kategori jawaban untuk skala prokrastinasi
Akademik………………………………………………………….….

33

4. Blue Print distribusi item skala Prokrastinasi Akademik Sebelum
Ujicoba………………………………………………………………… 34
5. Distribusi item skala dukungan emosional dari orangtua setelah
Ujicoba………………………………………………………………… 37
6. Distribusi item skala Prokrastinasi Akademik setelah ujicoba………… 38
7. Hasil Analisis Deskriptif………………………………………………. 40
8. Kategori Subjek untuk Skala Dukungan Emosional Orangtua………... 42
9. Kategori Subjek untuk Skala Prokrastinasi Akademik………………… 42
10. Kategori Subjek berdasarkan Angkatan……………………………… 43
11. Hasil Uji Normalitas………………………………………………….. 45
12. Hasil Uji Linearitas…………………………………………………… 46

xvii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Skala Uji Coba Dukungan Emosional Orangtua ……………………….. 61
2. Skala Uji Coba Prokrastinasi Akademik ……………………………….. 66
3. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Uji Coba Dukungan
Emosional Orangtua…………………………………………………….. 70
4. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Uji Coba Prokrastinasi
Akademik………………………………………………………………... 72
5. Skala Penelitian Dukungan Emosional Orangtua……………………….. 75
6. Skala Penelitian Prokrastinasi Akademik……………………………….. 78
7. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Penelitian Dukungan
Emosional Orangtua…………………………………………………….. 82
8. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Penelitian Prokrastinasi
Akademik………………………………………………………………... 84
9. Uji Korelasi ……………………………………………………………... 93
10. Uji Normalitas …………………………………………………………. 94
11. Uji Linearitas …………………………………………………………... 95

xviii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Manusia tidak terlepas dari proses belajar. Dalam belajar, manusia dituntut
untuk melatih diri dalam proses dan mengarahkan diri pada hasil. Berkaitan
dengan hal tersebut, salah satu pelaku kegiatan belajar adalah mahasiswa.
Mahasiswa merupakan sebutan untuk orang yang menjalani pendidikan di
perguruan tinggi. Kegiatan belajar mahasiswa meliputi praktikum, eksperimen,
pertemuan formal dengan dosen, belajar mandiri dan lainnya.
Tuntutan tugas dan pekerjaan dalam lingkup perguruan tinggi seringkali
memunculkan fenomena negatif. Dalam wawancara yang dilakukan penulis
terhadap beberapa mahasiswa fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma,
seluruhnya menunjukkan seringkali gagal melakukan proses belajar sesuai dengan
jadwal atau target yang sudah ditentukan. Hasil wawancara menunjukkan bahwa
mahasiswa baru akan mulai mengerjakan tugas atau belajar ketika menjelang
deadline saja. Hal ini dikeluhkan oleh mahasiswa itu sendiri karena pada akhirnya
hasil yang dicapai tidak maksimal. Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa
mahasiswa menunda untuk tidak belajar secara intensif karena alasan paling
utama yaitu malas dan atau materinya sulit sehingga memilih untuk
mengabaikannya. Fenomena ini terjadi karena mahasiswa cenderung mudah
tergoda sehingga lebih memilih kegiatan yang lebih menyenangkan seperti
menonton TV, bermain game atau hang out dengan teman daripada belajar.
1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

Fenomena di atas berkaitan dengan penelitian dari Ferrari (2005) yang
menjelaskan dinamika psikologis pelajar dalam menghadapi tugas sekolahnya.
Berhadapan dengan tugas yang dianggap tidak menyenangkan, membosankan
atau menekan seringkali memunculkan kecemasan dan ketakutan bagi pelajar atau
dalam hal ini mahasiswa sehingga secara teori respon yang muncul adalah
berhenti sejenak atau berpaling ke kegiatan lain yang dianggap lebih
menyenangkan. Akibatnya ketika mendekati ujian, mahasiswa merasa waktu
untuk belajar kurang sehingga hasilnya menjadi tidak maksimal.
Perilaku penundaan terhadap tugas disebut dengan istilah prokrastinasi.
Prokrastinasi dikatakan sebagai perilaku yang mengarah pada trait dan berkaitan
dengan struktur mental (Ferrari, 2005). Prokrastinasi juga dapat diartikan sebagai
perilaku penundaan dalam mengerjakan tugas dan membuat keputusan (Millgram,
1998). Dalam bidang pendidikan, istilah yang digunakan adalah prokrastinasi
akademik dengan pelajar sebagai prokrastinator. Ada berbagai macam faktor
internal dan eksternal penyebab munculnya prokrastinasi. Rosario dkk., (2009)
menyatakan faktor internal melibatkan dinamika psikologis dimana pelaku merasa
cemas dan tidak mendapatkan ide, sedangkan faktor eksternal meliputi tingkat
kesulitan , jumlah tugas yang diberikan, kondusifitas lingkungan belajar, persepsi
terhadap pengajar dan interaksi sosial.
Dalam konteks akademik, yang berperan penting dalam keberhasilan
belajar adalah pengajar. Pengajar dibedakan menjadi formal dan informal.
Pengajar dalam konteks formal adalah guru atau dosen, sedangkan dalam konteks
informal adalah orangtua (Wehbern, 2002). Pengajar yang tidak memberikan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

dukungan emosional yang memadai bagi pelajar akan menimbulkan kegagalan
proses belajar. Dukungan emosional adalah kesediaan seseorang untuk memenuhi
kebutuhan orang lain berupa ekspresi dari afeksi, kepercayaan, perhatian dan
perasaan didengarkan (Cohen, 1991). Dukungan emosional dimanifestasikan
dalam aspek-aspek seperti pemberian perhatian atau kasih sayang, ungkapan rasa
simpati dan penghargaan atau penilaian. Permasalahan yang terjadi selain
kegagalan manajemen kognitif pelajar adalah kurangnya porsi dukungan secara
emosi dari orangtua dibandingkan dengan tingkat kecemasan pelajar ketika
berhadapan dengan tugas yang sulit (Ferrari, 2000). Ariely, D. dkk., (2002)
mengemukakan bahwa kesalahan penanganan perilaku prokrastinasi akademik
oleh pengajar dikarenakan tidak memiliki pengetahuan akan dinamika psikologis
peserta ajar sehingga tidak muncul usaha untuk meningkatkan kemauan belajar
dan mengurangi perilaku prokrastinasi. Akibatnya, pelajar akan terus mengulangi
perilaku tersebut.
Orangtua sebagai pengajar informal seharusnya memiliki waktu lebih
banyak untuk bertemu dengan anak sebagai pelajar. Dalam hal ini, orangtua
memegang peran penting dalam mendorong dan memberikan dukungan secara
emosional yang terwujud dalam keberhasilan belajar. Chaplin (1993) menyatakan
bahwa dukungan emosional merupakan salah satu bentuk dari dukungan sosial
yang memiliki peran terpenting dibandingkan dengan dukungan lainnya.
Berhadapan dengan tugas sulit dan dianggap tidak menyenangkan, masalah yang
terjadi adalah orangtua seringkali tidak memperhatikan aspek afektif anak atau

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

pelajar sehingga tidak memunculkan rasa nyaman dan dorongan semangat untuk
mengerjakan tugas tepat waktu.
Penelitian yang relevan menyatakan bahwa prokrastinasi merupakan salah
satu manifestasi dari kecemasan pelajar akan lingkungan belajarnya (Burka &
Yuen, 1993). Solomon, J.L. (1994) menjelaskan bahwa pelajar yang merasa
cemas akan cenderung mencari kegiatan lain yang tidak membuat cemas
walaupun kegiatan tersebut tidak relevan. Pedro & Costra (2007) dalam
penelitiannya

menjelaskan

prokrastinasi

berkorelasi

dengan

penyebab

kemunculannya yaitu self regulated learning dan dukungan sosial yang di
dalamnya mencakup dukungan emosional. Selain itu, penelitian lain mengenai
prokrastinasi akademik juga menunjukkan terdapat hubungan antara motivasional
belief dan aspek-aspek penting dalam dukungan emosional (Wolters, 2003).
Dalam penelitian tersebut terdapat indikasi bahwa seseorang melakukan
prokrastinasi ketika mereka mempunyai waktu untuk melakukan usaha tetapi
mereka belum tentu mampu menyelesaikan tugas sesuai standar yang telah
ditetapkan. Di samping itu, prokrastinasi akademik juga dihubungkan pada aspekaspek dukungan emosional dari orangtua seperti memberi perhatian, semangat,
saran, nasehat dan rasa nyaman.
Orangtua sebagai salah satu faktor penyebab munculnya prokrastinasi
seharusnya memiliki pengetahuan mengenai dinamika psikologis individu. Ketika
orangtua gagal membaca situasi ini maka mahasiswa akan cenderung memilih
prokrastinasi sebagai cara saat berhadapan dengan tugas yang sulit dan menyita
banyak waktu sehingga terkesan membosankan. Penelitian yang dilakukan oleh

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

Rosario, P. (2009) menunjukkan bahwa peran guru dan orangtua memiliki
hubungan yang signifikan dengan prokrastinasi akademik. Dalam penelitiannya
dijelaskan seharusnya pengajar mampu menciptakan lingkungan belajar yang
mampu memunculkan kemauan pelajar mengerjakan tugas dan membuat
keputusan sehingga prokrastinasi akademik dapat dicegah. Hal ini dapat tercipta
dengan persepsi akan dukungan emosional yang baik dari mahasiswa terhadap
dosen dan orangtuanya.
Berdasarkan penelitian-penelitan sebelumnya, peneliti menyimpulakan
belum ada penjelasan secara langsung hubungan antara dukungan emosional
dengan prokrastinasi akademik. Penelitian Ferrari tidak menjelaskan mendalam
mengenai

dukungan secara afektif dalam

telaah penyebab munculnya

prokrastinasi akademik. Sedangkan, penelitian dukungan emosional lebih
menjelaskan dampak situasi emosional yaitu mengenai kecemasan dan tidak
menjelaskan secara langsung kaitan dengan perilaku penundaan. Maka, peneliti
mengkaitkan penelitian-penelitian sebelumnya untuk menemukan hubungan logis
antara kedua variabel yang menjadi fokus penelitian yaitu dukungan emosional
orangtua dan prokrastinasi akademik dalam skema kaitan sebab akibat.
Menurut uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi akademik
merupakan masalah umum bagi mahasiswa. Banyak faktor yang terkait dengan
munculnya kecenderungan prokrastinasi pada mahasiswa salah satunya dukungan
emosional dari orangtua yang relevan dalam bidang akademik. Masalah yang
terjadi adalah orangtua seringkali terlalu fokus pada pemenuhan kebutuhan materi
perkuliahan anak dan kurang dapat membaca kebutuhan afeksinya sehingga anak

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

sebagai mahasiswa cenderung mengabaikan dan menunda penyelesaian tugas
yang dianggap tidak menyenangkan. Akibatnya, banyak ditemui mahasiswa yang
gagal menyelesaikan tugas pembuatan laporan, makalah dan karya ilmiah lainnya
sesuai rencana ataupun deadline yang sudah ditentukan sehingga hasilnya tidak
maksimal, bahkan ada yang tidak berhasil menyelesaikan kuliahnya dikarenakan
penundaan terhadap segala tugas yang diberikan sehingga seringkali terlambat
mengumpulkannya. Oleh karena itu, masalah utama yang diangkat dalam
penelitian ini adalah kecemasan yang muncul dari mahasiswa yang menghadapi
tugas yang dianggap tidak menyenangkan namun orangtua selaku pengajar kurang
memberi dukungan secara emosional sehingga mahasiswa berulang-ulang
mengalami kegagalan belajar.
Berdasarkan penelitian-penelitan sebelumnya, peneliti menyimpulkan
belum ada penjelasan secara langsung hubungan antara dukungan emosional
dengan prokrastinasi akademik. Referensi penelitian prokrastinasi akademik tidak
menjelaskan mengenai dukungan secara afektif dalam telaah penyebab munculnya
prokrastinasi akademik. Sedangkan, penelitian dukungan emosional lebih
menjelaskan dampak situasi emosional yaitu mengenai kecemasan dan tidak
menjelaskan secara langsung kaitan dengan perilaku penundaan. Maka, peneliti
mengkaitkan penelitian-penelitian sebelumnya untuk menemukan hubungan logis
antara kedua variabel yang menjadi fokus penelitian yaitu dukungan emosional
orangtua dan prokrastinasi akademik dalam skema kaitan sebab akibat.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori prokrastinasi akademik
dari Ferrari dan teori dukungan emosional dari Cohen. Teori dari Ferrari dan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7

Cohen dianggap peneliti mempunyai penjelasan paling lengkap dalam mengurai
masalah utama penelitian dan dapat membantu menciptakan pembahasan yang
komprehensif. Metode pengambilan data yang digunakan adalah metode skala
karena dirasa sesuai dengan pendekatannya yaitu survei serta berkaitan dengan
jumlah subjek yang relatif banyak. Alasan penggunaan metode skala didasarkan
pada asas bahwa subjek adalah orang yang paling tahu dirinya, apa yang
dinyatakan subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya, serta
interpretasi subjek tentang pernyataan yang diajukan kepadanya adalah sama
dengan yang dimaksud peneliti (Hadi, S., 1992). Subjek penelitian diambil dari
mahasiswa semester VII Universitas Sanata Dharma yang tinggal bersama dengan
orangtua. Hal ini didasarkan bahwa mahasiswa pada semester tersebut masih aktif
mengikuti kuliah, sedang berhadapan dengan tugas yang cukup banyak seperti
pembuatan makalah, laporan pengetesan dan penyusunan mata kuliah seminar
serta sudah beradaptasi dengan pola belajar di perguruan tinggi. Maka dari itu,
peneliti tertarik untuk melihat hubungan antara dukungan emosional dari orangtua
dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
Apakah ada hubungan antara dukungan emosional orangtua dengan tingkat
prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang menghadapi tugas.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat adanya hubungan antara
dukungan emosional orangtua dengan tingkat prokrastinasi akademik pada
mahasiswa yang sedang menghadapi tugas.

D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
referensi kepustakaan dalam bidang psikologi pendidikan, khususnya menyangkut
hubungan antara dukungan emosional dengan tingkat prokrastinasi akademik pada
mahasiswa khususnya pada tugas yang dianggap sulit dan tidak menyenangkan.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi mengenai
permasalahan munculnya prokrastinasi akademik pada mahasiswa serta
pentingnya dukungan emosional orangtua dalam mengatasi hal tersebut, sehingga
orangtua atau pengajar lain dapat lebih memberikan dukungan emosional kepada
mahasiswa

ketika

menghadapi

suatu

tugas

atau

pekerjaan

tertentu.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Prokrastinasi Akademik
1. Pengertian Prokrastinasi Akademik
Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastinare yang berarti
proses berhenti sejenak. Dalam praktek akademis, hal ini sering terjadi dalam
perspektif pengajar maupun peserta ajar. Prokrastinasi akademik dapat
menghambat pencapaian tujuan sehingga menimbulkan permasalahan sosial
maupun prestasi akademik. Millgram (1998) menjelaskan prokrastinasi akademik
adalah sikap, perilaku menunda tugas atau membuat suatu keputusan. Sikap atau
perilaku ini menjadi menyimpang karena Akerlof (2001) menegaskan pada
dasarnya prokrastinasi dilandaskan pada sikap atau perilaku penundaan yang
irrasional.
Pengertian lainnya mengatakan bahwa prokrastinasi merupakan segala
perilaku penundaan terlepas dari tujuan penundaan itu sendiri (Ferrari, Johnson, &
McCown, 2005). Ferrari, Johnson & McCown (2005) menerangkan adanya
batasan prokrastinasi meliputi; kebiasaan yang mengarah pada trait dan biasanya
disertai keyakinan irrasional serta melibatkan komponen perilaku atau struktur
mental tertentu.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
prokrastinasi akademik menunjukkan bahwa perilaku muncul ketika seseorang
berhenti sejenak dan melakukan penundaan karena keyakinan irrasional tertentu
9

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

sehingga pencapaian tujuan menjadi terhambat. Hal ini disertai proses struktur
mental sehingga dapat dikaji secara psikologis.

2. Dasar Teori Prokrastinasi Akademik
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori utama dari Ferrari dkk
(1995) yang menjelaskan bahwa prokrastinasi akademik merupakan perilaku
penundaan atau penghindaran terhadap tugas formal seperti tugas sekolah, tugas
kuliah atau tugas kursus.
Prokrastinasi akademik dapat dijelaskan dengan beberapa teori psikologis
seperti Psikodinamika, Behaviorisme dan Cognitif-Behavioral.

2.1. Psikodinamika
Teori psikodinamika memiliki pemahaman mengenai perkembangan
kognitif manusia dipengaruhi oleh keadaan di masa lalu. Aitken (1992)
menjelaskan bahwa ketika seseorang pernah mengalami kegagalan di masa
lalu, misalnya gagal menyelesaikan tugas akademik, maka akan cenderung
prokrastinasi saat dihadapkan dengan tugas yang sama (dikutip dari Rosario et
al, 2009). Hal tersebut dikarenakan orang akan teringat akan pengalaman
kegagalannya sehingga berusaha menghindari atau menunda pekerjaannya,
yang dipersepsikan akan memunculkan perasaan seperti di masa lalu (Ferrari et
al, dalam Romano,1996).
Dalam teori psikodinamika, Freud menjelaskan perilaku prokrastinasi
sebagai bentuk mekanisme pertahanan diri. Ketika sebuah tugas yang dianggap

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

mengancam ego, maka akan muncul kecemasan dan ketakutan. Akibatnya,
seseorang akan cenderung menghindari atau menunda tugas tersebut agar ego
tidak terancam (Ferrari et al, 2005).

2.2. Behaviorisme
Teori ini menjelaskan mengenai proses pembelajaran seseorang hingga
dapat memunculkan prokrastinasi akademik. Bijou (1995) menjelaskan ketika
seseorang merasa sukses dalam menyelesaikan tugasnya melalui tindakan
penundaan, maka cenderung akan mengulangi perbuatannya. Hal ini dirasa
sebagai metode paling tepat sehingga merasa nyaman dengan penundaan.
Dalam teori lainnya mengenai reinforcement, adanya obyek lain yang
memberikan hadiah lebih menyenangkan daripada obyek yang diprokrastinasi
juga dapat memunculkan prokrastinasi akademik (McCown & Johnson, 1995).
Sebagai contoh, ketika seseorang berhadapan dengan tugas yang dianggap sulit
dan tidak menyenangkan, maka akan lebih memilih pergi jalan-jalan karena
dianggap lebih menyenangkan dan mengabaikan tugas tersebut. Di samping
itu, punishment juga mempunyai peran di dalamnya. Van Eerde (2000)
mengemukakan bahwa kecenderungan prokrastinasi akan lebih kecil ketika
resiko atau konsekuensi lebih cepat diterima.

2.3. Cognitive- Behavioral
Prokrastinasi merupakan perilaku penundaan yang irrasional (Akerlof,
1991). Solomon & Rothblum (1994) menambahkan keyakinan irrasional dapat

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

disebabkan oleh suatu kesalahan dalam mempersepsikan tugas, seperti
misalnya menganggap tugas sebagai beban dan sangat membosankan, serta
takut akan kegagalan dalam menyelesaikan tugas. Akibat keyakinan irrasional
ini, seseorang merasa tidak mampu menyelesaikan tugasnya sehingga memilih
tindakan penundaan atan penghindaran.

Prokrastinasi disebabkan oleh beberapa sikap atau perilaku yang
berdinamika. Proses psikologis yang terjadi memunculkan situasi tertentu
sehingga seseorang memutuskan untuk menunda pekerjaannya. Wegner & Kanfer
(1994) mengemukakan dua istilah yang relevan yaitu self-regulation dan motivasi.
Berkaitan dengan dinamika psikologisnya, prokrastinasi dipandang sebagai
mekanisme motivasional seseorang dalam tujuan menghindari ancaman untuk
sementara waktu, dengan kata lain untuk melindungi diri dalam waktu yang relatif
singkat. Bentuk penghindaran terhadap ancaman ini dapat digolongkan dalam
kemampuan emotion-oriented coping (Lazarus & Folkman, 1984). Milgram
(1998) menjelaskan bahwa prokrastinasi dapat dikaitkan dengan appraisalanxiety-avoidance, dimana seseorang mencoba melihat situasi yang dihadapi.
Penilaian terhadap situasi tersebut jikalau dianggap mengancam, maka seseorang
akan mencoba untuk mengatasinya dengan segala kemampuan. Tetapi ketika
seseorang merasa tidak mampu mengatasi, respon yang muncul adalah stress atau
cemas dan mencoba untuk keluar dari situasi tersebut. Dalam hal ini, Milgram
(1998) menjelaskan bahwa perilaku penghindaran digunakan untuk mengurangi
kecemasan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

Dalam mekanisme kognitif lainnya, prokrastinasi dikatakan sebagai hasil
perencanaan yang keliru atau dampak dari terlalu optimis dalam penggunaan
waktu saat beraktifitas (Steel, 2007). Relasi antara keinginan untuk menyelesaikan
tugas secara cepat dan prediksi penyelesaian tugas yang terlalu optimis adalah: (a)
berfokus pada masa depan dan mengabaikan segala hambatan, dan (b) melupakan
pengalaman masa lalu sehingga sulit untuk belajar dan pada akhirnya
memunculkan perilaku yang sama berulang-ulang.

3. PENYEBAB PROKRASTINASI AKADEMIK
Relevansi teori prokrastinasi akademik meliputi motivasi, perilaku
menghindar dan perilaku impulsif akan dijabarkan sebagai faktor penyebab
munculnya prokrastinasi akademik.

3.1. Person: Avoidance
Perilaku ini muncul ketika situasi atau keadaan tertentu dianggap
sebagai ancaman atau suatu hal yang tidak menarik. Dalam hal ini,
prokrastinator cenderung menghindari tantangan karena dianggap tidak
menyenangkan. Perilaku menghindar membawa dampak pada situasi
emosional tertentu sehingga semakin menjauhi perilaku pencapaian.
Prokrastinator merasa menyelesaikan tugas dapat dilakukan dengan mudah
dan tanpa usaha. Scher & Ferrari (2000) menjelaskan bahwa perilaku ini
juga terjadi pada tugas yang terlalu sulit dan tidak menyenangkan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

Akibatnya, akan muncul kecemasan dan ketakutan sehingga akan
meninggalkan pekerjaan tersebut.
Selain itu, perilaku penundaan juga terjadi karena rendahnya selfconfidence. Karena takut penolakan dari orang lain, seseorang terkadang
lebih memilih menahan ide-ide yang dimiliki. Sebaliknya, ketika
seseorang terlalu optimis dan perfeksionis maka juga akan memunculkan
penundaan. Rosario, dkk., (2009) mengemukakan bahwa seseorang lebih
memilih menunda karena menunggu waktu yang tepat untuk bertindak
agar memperoleh hasil yang maksimal.

3.2. Person: Impulsiveness
Variabel relevansi dari hal ini adalah kurangnya kemampuan
membuat pilihan yang bijak terkait struktur kognitif seseorang dan
kemampuan pengendalian diri seseorang untuk mengatasi situasi yang
tidak menyenangkan. Kemampuan masing-masing individu dalam struktur
kognitif mempengaruhi perilaku yang berkaitan dengan pembuatan
keputusan dan perencanaan (Bar-Tal, Kishon, & Tabak, 1997). Tuttle
(1997) menambahkan pentingnya jangkauan waktu. Orientasi jangka
pendek akan memunculkan impulsifitas sedangkan orientasi jangka
panjang akan menekan impulsifitas disebabkan fokus pada tujuan jangka
panjang.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

3.3. Faktor Tugas
Ada beberapa dimensi tertentu dalam tugas yang menjadikan
prokrastinasi akademik dapat muncul. Hal ini dikarenakan tugas tersebut
dianggap mengancam sehingga proses penundaan terjadi. Keseimbangan
antara kesempatan dan kemampuan seseorang menjadi penting dalam
meningkatkan konsentrasi dan keterlibatan dengan orientasi pencapaian
tujuan (Moneta & Csikszwntmihalyi, 1996). Berdasarkan hal tersebut,
maka tugas digolongkan menjadi dua yaitu tugas yang terlalu sulit
sehingga dianggap kurang menarik dan tugas yang cukup mudah.
Penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa tugas yang kompleks atau sulit
dikerjakan seringkali dianggap sebagai ancaman (Drach-Zahavy & Erez,
1997).

3.4. Faktor organisasi
Faktor ini terkait dengan kontrol sosial. Kontrol sosial dapat
digambarkan sebagai kinerja norma atau aturan yang berlaku dan juga
budaya dalam organisasi (Schriber & Gutek, 1987). Budaya dalam
organisasi mungkin saja mendorong seseorang untuk menjadi tepat waktu
atau bahkan mendorong untuk prokrastinasi.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

4. Dampak Prokrastinasi Akademik
Prokrastinasi dapat menyebabkan seseorang tertekan dan terganggu atau
bahkan seseorang tidak terganggu sama sekali, tergantung masing-masing orang
dan situasinya.

4.1. Efek Psikologis
Dinamika
konsekuensi.

perilaku

Ariely

&

menghindar

secara

Wertenbroch (2002)

negatif

membawa

menjelaskan

bahwa

prokrastinasi membentuk pola pikir seseorang menjadi tidak terkontrol
dalam hal perencanaan dan apa yang sebaiknya dikerjakan saat ini.
Dampaknya akan muncul rasa bersalah, penyesalan, kekecewaan terhadap
diri sendiri dan beberapa emosi yang terkait. Ditemukan korelasi antara
prokrastinasi dengan gejala-gejala lower mental well-being seperti depresi
dan kecemasan (Flett, Blankstein, & Martin, 1995).

4. 2. Konsekuensi Eksternal
4.2.1. Performansi tugas
Dampak utama prokrastinasi adalah tekanan waktu
pengerjaan tugas. Hal ini mengakibatkan beberapa konsekuensi
seperti kegagalan mencapai deadline atau menggunakan kecepatan
dan kemampuan mengerjakan tugas dengan maksimal. Hal ini juga
ditentukan dari tingkat kesulitan tugas, jika tugas cukup mudah
maka tekanan waktu tidak akan berpengaruh besar (Van Eerde,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17

2000).

Dalam

penelitiannya,

Wegner

&

Kanfer

(1994)

mengemukakan bahwa prokrastinasi tidak sepenuhnya merugikan.
Prokrastinasi mungkin dapat memunculkan performasi yang lebih
baik dalam tugas-tugas kreatif atau tugas yang melibatkan
pencarian informasi. Dalam hal ini, penundaan dimaksudkan untuk
mendapatkan informasi dan insight sehingga dapat menunjang
performasi seseorang.

4.2.2. Perilaku menyimpang
Dampak dari dinamika perilaku menghindari penyelesaian
tugas akan membawa kemalasan dalam bekerja atau bahkan dapat
menjadikan seseorang menarik diri dalam jangka waktu yang lama.

4.2.3. Interaksi Sosial
Lingkungan sosial seringkali dirugikan dengan orang yang
melakukan prokrastinasi.

Ketika

berhadapan dengan tugas

bersama, orang lain akan kehilangan waktu untuk menunggu
pekerjaan prokrastinator. Selain itu, orang lain akan menghabiskan
waktu untuk terus mengingatkan prokrastinator dalam hal deadline
tugas.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18

5. Aspek Prokrastinasi Akademik
Ferrari (1995)

mengemukakan bahwa dinamika psikologis

yang

memunculkan prokrastinasi akademik dapat termanifestasikan dalam aspek-aspek
seperti:
a. Penundaan dalam proses memulai
Ketika seseorang tahu bahwa tugas sangat penting bagi dirinya
sehingga harus segera diselesaikan, namun memilih menunda-nunda
dalam proses memulai atau saat proses pengerjaan.
b. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas.
Prokrastinator cenderung lebih membutuhkan waktu lama ketika
mengerjakan suatu tugas. Waktu digunakan untuk mempersiapkan dan
melakukan hal-hal yang berlebihan, seringkali tidak berhubungan
dengan tugas itu sendiri.
c. Ketidakserasian antara batas waktu target dengan kinerja lapangan.
Prokrastinator sering mengalami kesulitan menyesuaikan diri dengan
deadline. Batas waktu target penyelesaian tugas sudah dipahami namun
seseorang

tidak

segera

melakukannya

sehingga

menyebabkan

kegagalan dan keterlambatan.
d. Prokrastinator lebih memilih kegiatan lain yang dirasa lebih
menyenangkan.
Keinginan melakukan kegiatan lain yang lebih menyenangkan
dilakukan secara sadar sehingga tugas utamanya menjadi terbengkalai.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19

B. DUKUNGAN EMOSIONAL
1. Pengertian Dukungan Emosional
Dukungan emosional merupakan salah satu bentuk dari dukungan sosial.
Cohen (1991) menjelaskan dukungan emosional adalah kesediaan seseorang
untuk memenuhi kebutuhan orang lain berupa ekspresi dari afeksi, kepercayaan,
perhatiaan dan perasaan didengarkan.

Selain

itu,

Thoits (1983)

juga

mendefinisikan dukungan emosional sebagai perasaan sosial dasar yang
dibutuhkan individu secara terus menerus yang dipuaskan melalui interaksi
dengan orang lain. Dari interaksi tersebut individu menjadi tahu bahwa orang lain
memperhatikan, menghargai, dan mencintai dirinya.
Dukungan emosional dimanifestasikan dalam bentuk tindakan pemberian
perhatian, ungkapan rasa simpati akan kegagalan dan penghargaan atau penilaian
akan keberhasilan. Dukungan emosional diberikan untuk meningkatkan motivasi
pelajar dalam memberikan kenyamanan dan perhatian sehingga ada pencapaian
yang baik. Dalam hal ini, dukungan emosional juga dapat memberikan
keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkahlaku penerimanya
(Kuntjoro, 2002).
Selain itu, dukungan emosional juga dapat berarti bentuk kenyamanan
perasaan yang diberikan orang lain sehingga seseorang merasa dicintai dan
dikasihi (Gottlieb, 1993). Ketika individu merasa nyaman secara perasaan maka
akan terbangun emosi yang positif dan dapat mendukung kinerja dan performasi
seseorang ketika berhadapan dengan kondisi atau tugas tertentu.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20

Onwuebuzie (2000) menambahkan bahwa kondisi psikologis dan perilaku
pengajar membawa dampak afektif tidak langsung dalam keberhasilan belajar
siswa. Maka dapat disimpulkan bahwa dukungan emosional dapat berupa
kenyamanan, penerimaan, dorongan semangat, serta penilaian dari orang lain baik
individu maupun kelompok yang membuat seseorang merasa dihargai dan dicintai
sehingga memunculkan perasaan nyaman. Berikut skema teori dukungan
emosional (Sheridan & Radmacl, 1992).

DUKUNGAN SOSIAL
Ketersediaan sumber daya yang memberikan
kenyamanan FISIK dan PSIKOLOGIS yang
didapat dari interaksi dengan orang lain

Dukungan
Emosional

Dukungan
Instrumental

Dukungan
Informational

Dukungan
Harga Diri

Dukungan dari
Kelompok Sosial

Pemberian
perasaan
nyaman, yakin,
diperdulikan
dan dicintai oleh
pemberi
dukungan.

Penyediaan
materi berupa
bantuan
langsung
seperti uang,
barang,
makanan, dsb.

Pemberian
informasi,
saran atau
feedback dari
kondisi
individu.

Pemberian
penghargaa
n positif,
persetujuan
pendapat
individu,
dsb.

Membuat
individu merasa
kelompok
memiliki minat
dan aktifitas
sosial yang sama
dengannya.

2. Aspek Dukungan Emosional
Dalam penelitiannya, Cohen (1991) menjelaskan bentuk manifestasi dari
dukungan emosional menjadi beberapa aspek seperti berikut:

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21

a. Ungkapan kasih sayang.
Dukungan emosional dapat diberikan dengan ungkapan yang menjadikan
individu merasa dicintai dan dikasihi misalnya seperti dorongan semangat,
perhatian dan keterbukaan untuk mendengarkan.

b. Ungkapan rasa simpati.
Dapat diberikan ketika individu dalam keadaan yang tidak menyenangkan
misalnya seperti ungkapan untuk membesarkan hati, mendengarkan keluhan dan
penerimaan terhadap keadaan individu.

c. Penghargaan atau penilaian.
Diberikan ketika individu mampu menyelesaikan suatu tugas seperti
misalnya memberikan pujian atau apresiasi, dorongan maju, dan memberikan
motivasi.

3. Manfaat Dukungan Emosional
Individu yang berinteraksi dengan lingkungannya akan lebih baik dalam
menghindari permasalahan daripada individu yang tidak sama sekali berinteraksi
(Baron & Byrne, 2005). Dalam penelitiannya, Baron & Bryne juga menjelaskan
bahwa individu yang mendapat dukungan emosional dari interaksi sosialnya akan
lebih mudah mengatasi stres yang muncul. Hasilnya adalah perasaan diterima oleh

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22

lingkungan (Self of Acceptance) yang dapat menumbuhkan perasaan emosi yang
positif.
Manfaat lain dari dukungan emosional adalah bagi individu yang
mengalami dukungan interpersonal ini akan mengalami hal-hal positif dalam
hidupnya, memiliki harga diri, dan mempunyai pandangan yang optimis (Cohen,
1991). Kahn (1995) menambahkan bahwa dukungan emosional mampu
membantu individu mengurangi pengaruh yang negatif dari stressor. Ketika
berhadapan dengan situasi yang penuh tekanan, individu seringkali mengalami
tekanan emosional yang dapat berlanjut pada tingkat depresi, kesedihan,
kecemasan dan kurangnya harga diri. Maka dari itu, dengan dukungan emosional
yang efektif akan menjadikan individu tersebut merasa nyaman dan merasa ada
orang lain yang dapat membantu dan mendukunganya.

C. Dukungan Emosional dari Orangtua
1. Peran Orangtua
Dalam konteks akademik maupun non-akademik, orangtua memegang
peranan penting sebagai pengajar, pengawas maupun pembimbing anak sebagai
seorang pelajar. Kartono (1982) menyatakan bahwa orangtua harus menjadi
pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Dalam hal ini dimaksudkan
orangtua bertanggungjawab dalam membentuk dan membina anak-anaknya baik
dari

segi

psikologis

maupun

fisiologis.

Lingkungan

keluarga

sangat

mempengaruhi perkembangan kepribadian anak sehingga orangtua harus berusaha
menciptakan lingkungan keluarga yang sesuai dengan keadaan anak. Orangtua

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23

seharusnya memiliki pengetahuan tentang pendidikan anak sehi