Hubungan antara orientasi tujuan dan prestasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

(1)

i

HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI TUJUAN DAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Program Studi Psikologi

Oleh : Mengty Dese Benu

NIM : 089114131

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(2)

ii SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI TUJUAN DAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh : Mengty Dese Benu

NIM : 089114131

Telah Disetujui Oleh :

Pembimbing,


(3)

iii SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI TUJUAN DAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA Dipersiapkan dan ditulis oleh :

Mengty Dese Benu NIM : 089114131

Telah dipertanggungjawabkan di depan Panitia Penguji Pada tanggal : 14 Mei 2013

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Panitia Penguji :

Nama Lengkap Tanda Tangan

Penguji 1 : Dr. A. Priyono Marwan, S.J. ...…...…

Penguji 2 : Ratri Sunar Astuti, M.Si. ...……... Penguji 3 : Monica E. Madyaningrum, M.Psych. ...……...

Yogyakarta, Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Dekan,


(4)

iv MOTTO

Sekalipun pohon ara tidak berbunga,

Pohon anggur tidak berbuah,

Hasil pohon zaitun mengecewakan,

Sekalipun ladang tidak menghasilkan bahan makanan,

Kambing domba terhalau dari kurungan,

dan tidak ada lembu sapi dalam kandang,

Namun aku akan bersorak-sorai di dalam Tuhan,

Beria-ria dalam Allah yang menyelamatkan aku.

(Habakuk 3 :17)


(5)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini aku persembahkan kepada :

Tuhan Yesus, Sahabat Sejatiku

Papa & Mama tercinta

Kakak & Adik-adik tersayang


(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, Penulis,


(7)

vii

HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI TUJUAN DAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

Mengty Dese Benu

ABSTRAK

Penelitian korelasional ini bertujuan mengetahui hubungan antara orientasi tujuan belajar dan prestasi akademik. Hipotesis pertama penelitian menyatakan ada hubungan positif yang signifikan antara orientasi tujuan belajar akademik dan prestasi akademik mahasiswa. Hipotesis kedua menyatakan hubungan negatif yang signifikan antara orientasi tujuan sosial dan prestasi akademik mahasiswa. Subjek penelitian adalah 77 orang mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang menempuh perkuliahan di semester 5 dan semester 7. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala orientasi tujuan belajar (GOALS-S) dari Dowson dan McInerney (2004) serta IPK mahasiswa. Uji korelasi yang digunakan adalah korelasi Spearman Brown. Koefisien korelasi antara orientasi tujuan akademik dan prestasi akademik sebesar 0,038 dengan taraf signifikansi 0,742 (p > 0,05). Sedangkan koefisien korelasi antara orientasi tujuan sosial dan prestasi akademik sebesar -0,75 dengan taraf signifikansi 0,517 (p > 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang tidak signifikan antara orientasi tujuan akademik dan prestasi akademik. Sedangkan orientasi tujuan sosial berhubungan negatif dan tidak signifikan dengan prestasi akademik. Dengan demikian, kedua hipotesis dalam penelitian ini ditolak dalam hal signifikansinya.


(8)

viii

THE RELATIONSHIP BETWEEN GOAL ORIENTATION AND ACADEMIC ACHIEVEMENT AMONG PSYCOLOGY STUDENTS AT

SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA

Mengty Dese Benu

ABSTRACT

This correlational research aims to investigate the relationship between student’s goal orientation and their academic achievement. First hypothesis said there was a significant positive relationship between academic goal orientation and academic achievement. The second one was that there was a significant negative relationship between social goal orientation and academic achievement. Research subjects were seventy seven students of the Faculty of Psychology, Sanata Dharma University in Yogyakarta belonging to the at 5th semester and 7th semester. Data were collected by learning goal orientation scale (GOALS-S) by Dowson and McInerney (2004) and students GPA. The Correlation was tested with Spearman Brown correlation test. The correlation coefficient between goal orientation and academic achievement is 0.038 with a significance value of 0.742 (p> 0.05). While the correlation coefficient between the social goal orientation and academic achievement is -0.75 with a significance value of 0.517 (p> 0.05). It indicates that is unsignificant positive correlation between goal orientation and academic achievement. While social goal orientation is unsignificantly and negatively correlation with academic achievement.


(9)

ix

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Mengty Dese Benu

NIM : 089114131

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, karya ilmiah saya yang berjudul:

Hubungan Antara Orientasi Tujuan Dan Prestasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta hak untuk menyimpan dan mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa harus meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnyaDibuat di Yogyakarta Pada tanggal :

Yang menyatakan,


(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas kasih karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Penulis menyadari bahwa selama proses penyusunan skripsi ini, penulis telah mendapatkan banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan melimpahkan berkat-Nya setiap saat dalam berbagai pengalaman hidup yang penulis alami sehingga penulis dapat terus bangkit dan menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Dr. Ch. Siwi Handayani, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Romo Dr. A. Priyono Marwan, S. J. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu untuk memberikan masukan, kritik, saran, dukungan dan selalu sabar dalam membimbing sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

4. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si. dan Ibu Monica E. Madyaningrum, M.Psych. selaku Dosen Penguji atas segala usul dan saran demi perbaikan skripsi ini.

5. Ibu Sylvia Carolina MYM, S.Psi., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik atas segala perhatian dan bantuannya.

6. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Psikologi yang telah membimbing penulis selama studi di Fakultas Psikologi ini.


(11)

xi

7. Seluruh staf sekretariat Fakultas Psikologi Ibu Nanik, Pak Gie, Mas Gandung, Mas Muji, dan Mas Doni yang selalu mendukung dan memberikan pelayanan yang terbaik.

8. Kedua orang tua saya Bapak Semuel Benu dan Ibu Norlina Sunbanu, kakak dan adik-adikku, serta seluruh saudara yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Terima kasih buat kepercayaan dan cinta yang tiada akhir buat saya.

9. Teman-teman seperjuangan (angkatan 2008) Jeje, Shinto, Itin, Presty, Gety, Manda, Dewi dan teman-teman lainnya yang tidak bisa disebut satu persatu. Terima kasih buat setiap cerita bersama kalian di Fakultas Psikologi ini.

10. Keluarga kecilku Komunitas Joy Fellowship Indonesia, Cm Maguwo, dan Joy Dance Ministry. Terimakasih buat setiap doa, canda, tawa dan air mata yang mendewasakanku.

11. Sahabat-sahabatku Olive dan Mrs.Cia, terimakasih buat setiap dukungan, dan diskusi.

12. Keluarga besar “Kost Putri Griya Talenta”: Bapak Haryono dan Ibu

Haryono (Almh) terima kasih atas segala nasehat dan bimbingan selama penulis tinggal di Yogyakarta. Mba Siwi, Mba Ocha, Mba Eka, Cik Winny, Cik Devi, Bonita, Fany, Soso, Pinno, Lala, Ayu, Odil, Inggrid, Titi, Indah, Felly, Dian, Eka, Ayang terima kasih buat keceriaan, keakraban dan kekeluargaan selama ini.


(12)

xii

13. Icot, Puji, Nina dan teman-teman lain yang membantu dalam menyebarkan skala penelitian, terima kasih banyak atas bantuan kalian. Semoga Tuhan Yesus menyertai kalian.

14. Semua pihak yang telah membantu segala proses pengerjaan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki karya ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada khususnya dan semua pihak pada umumnya. AMIN


(13)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT... viii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL... xvii

DAFTAR LAMPIRAN...vxiii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Penelitian... 6

1. Manfaat Teoritis ... 6


(14)

xiv

BAB II. LANDASAN TEORI ... 7

A. Prestasi Akademik... 7

1. Definisi Prestasi Akademik ... 7

2. Fungsi Prestasi Akademik ... 8

3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Prestasi Akademik ... 9

B. Orientasi Tujuan ... 12

1. Pengertian Orientasi Tujuan ... 12

2. Jenis-jenis Orientasi Tujuan ... 13

C. Mahasiswa ... 16

D. Dinamika antar Variabel ... 16

E. Bagan Hubungan antara Orientasi Tujuan dengan Prestasi Akademik... 18

F. Hipotesis... 19

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 20

A. Jenis Penelitian... 20

B. Variabel Penelitian ... 20

1. Variabel Pertama ... 20

2. Variabel Kedua ... 20

C. Definisi Operasional ... 20

1. Orientasi Tujuan ... 20

2. Prestasi Akademik ... 21

D. Subjek Penelitian... 21


(15)

xv

F. Metode Pengumpulan Data ... 22

1. Orientasi Tujuan ... 22

2. Prestasi Akademik ... 23

G. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 24

1. Validitas... 24

2. Daya Diskriminasi Aitem ... 25

3. Reliabilitas... 28

H. Metode dan Teknik Analisis Data ... 29

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 30

A. Pelaksanaan Penelitian ... 30

B. Analisis Hasil Penelitian ... 30

1. Deskripsi Subjek Penelitian... 30

2. Kategorisasi Data Subjek Penelitian ... 32

3. Uji Asumsi ... 35

a. Uji Normalitas ... 35

b. Uji Linearitas ... 36

c. Uji Hipotesis ... 38

C. PEMBAHASAN ... 40

1. Hubungan antara Orientasi Tujuan Akademik dan Prestasi... 40


(16)

xvi

BAB V. PENUTUP... 45

A. Kesimpulan... 45

B. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 47


(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Blueprint Skala Orientasi Tujuan... 23

Tabel 3.2. Sebaran Butir Skala Orientasi Tujuan Sebelum try out ... 23

Tabel 3.3. Skor Untuk Pilihan Jawaban ... 24

Tabel 3.4. Distribusi Aitem Skala Orientasi Tujuan Setelah Uji Coba I ... 26

Tabel 3.5. Distribusi Aitem Skala Orientasi Tujuan Setelah Uji Coba II ... 27

Tabel 3.6. Distribusi Aitem Skala Orientasi Tujuan untuk Penelitian ... 28

Tabel 3.7. Hasil Uji Reliabilitas ... 29

Tabel 4.1. Deskripsi Subjek Berdasarkan Semester dan Jenis kelamin ... 30

Tabel 4.2. Deskripsi Subjek Berdasarkan Usia ... 31

Tabel 4.3. Deskripsi Subjek Berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)... 31

Tabel 4.4. Kriteria Kategorisasi ... 32

Tabel 4.5. Kategorisasi Orientasi Tujuan Akademik ... 33

Tabel 4.6. Kategorisasi Orientasi Tujuan Sosial ... 34

Tabel 4.7. Kategorisasi Prestasi Akademik... 34

Tabel 4.8. Hasil Uji Normalitas ... 35

Tabel 4.9. Hasil Uji Linearitas ... 36


(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Surat Ijin Menggunakan Skala... 50

Lampiran B Surat Ijin Menyebarkan Skala Penelitian... 52

Lampiran C Skala Penelitian (Try out) ... 54

Lampiran D Tabulasi Data (Try out )... 61

Lampiran E Uji Reliabilitas (Try out ) ... 66

Lampiran F Skala Penelitian ... 78

Lampiran G Tabulasi Data ... 85

Lampiran H Uji Reliabilitas ... 90

Lampiran I Tabulasi Data Orientasi Tujuan Akademik dan Tujuan Sosial ... 97

Lampiran J Uji Prasyarat... 104


(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Prestasi akademik adalah tingkat pencapaian mahasiswa dalam proses belajar di kampus yang biasanya di peroleh melalui evaluasi beberapa atau sekelompok hasil belajar. Prestasi akademik diperoleh dari hasil evaluasi terhadap proses belajar, yang meliputi ujian dan tugas-tugas yang relevan (Buku Pedoman Program Studi Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma, 2012). Hasil evaluasi proses belajar biasanya berbentuk nilai akhir. Pada bangku Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas dikenal dengan istilah nilai raport, sedangkan di bangku perkuliahan disebut Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).

Prestasi akademik biasanya dipakai sebagai tolok ukur dalam penilaian kemajuan belajar mahasiswa. Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta menggunakan IPK di atas 2,00 sebagai penilaian kelulusan sisip program yang diadakan pada semester 4 dan semester 7 (Buku Pedoman Program Studi Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma, 2012). Universitas akan mengeluarkan mahasiswa karena memiliki IPK di bawah 2,00 (Viva News, 10 Februari 2012). Selain itu, prestasi akademik juga menjadi hal yang diperhitungkan ketika mahasiswa mencari pekerjaan. Hampir semua biro penerimaan tenaga kerja mematok IPK 2,75 sebagai


(20)

standar untuk diterima bekerja. Kenyataan tersebut membuat mahasiswa berlomba-lomba untuk memperoleh IPK yang tinggi.

Berdasarkan survei awal terhadap 94 orang mahasiswa fakultas Psikologi USD yang duduk di semester 5 dan semester 7 ditemukan bahwa 12 orang memiliki IPK pada rentang 2,00 – 2,75 yang termasuk dalam kategori rendah, 64 orang memiliki IPK yang berkisar antara 2,76 – 3,50 yang termasuk dalam kategori sedang, sedangkan 18 orang lainnya memiliki IPK yang tergolong tinggi yakni pada rentang 3,60 – 4,00. Hasil survei di atas menunjukkan bahwa prestasi akademik mahasiswa sebagian besar berada pada kategori sedang. Walaupun demikian, sebagian besar mahasiswa psikologi menyelesaikan kuliahnya pada semester 10. Secara akademik mahasiswa dapat menyelesaikan kuliahnya pada semester 8.

Pencapain IPK dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal meliputi kebutuhan berprestasi, kebutuhan dasar, minat dan motivasi berprestasi. Sedangkan faktor eksternal meliputi status ekonomi orang tua dan dukungan keluarga. Salah satu faktor internal adalah orientasi tujuan yang merupakan faktor yang penting untuk dilihat dalam hubungannya dengan prestasi akademik.

Tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai oleh individu. Memiliki tujuan hidup memudahkan seseorang untuk mengetahui ke mana ia akan melangkah. Dalam Psikologi Pendidikan (Ariani, Handrimurtjahyo dan


(21)

Wahyu, 2007) dikenal istilah orientasi tujuan, yaitu sebuah kecenderungan untuk menempatkan diri ke arah tujuan.

Setiap mahasiswa memiliki orientasi tujuan yang berbeda. Berdasarkan pengalaman penulis, sebagian mahasiswa menyelesaikan tugas perkuliahan karena ingin menguasai materi baru dan mempelajari materi yang sulit dan menantang, serta ingin terlihat unggul di mata orang lain. Sementara yang lain menyelesaikan tugas perkuliahan karena ingin berprestasi tinggi karena ingin membanggakan orangtua, menjalin persahabatan dengan teman sekelompok, dan agar diterima oleh kelompok tertentu. Jenis orientasi tujuan yang berbeda ini mengakibatkan perilaku yang berbeda yang berdampak pada hasil pencapaian yang berbeda juga. Hasil pencapaian yang dimaksud disini adalah prestasi akademik (IPK) yang diperoleh mahasiswa.

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tenowich dan Sonnenschein (2010) terhadap 141 mahasiswa menemukan bahwa ada hubungan positif antara orientasi tujuan akademik dan IPK. Semakin tinggi orientasi tujuan akademik mahasiswa maka semakin tinggi juga prestasi akademik atau Grade Point Avarege. Dalam penelitian yang sama juga ditemukkan bahwa orientasi tujuan sosial tidak berhubungan dengan GPA. Orientasi tujuan berkorelasi positif dengan minat dan strategi proses. Selain itu, Tenowich dan Sonnenschein (2010) juga mengatakan bahwa orientasi tujuan akademik secara positif dapat memprediksi GPA.


(22)

Peneliti lain, yaitu Roebken (2007) pada 2309 mahasiswa juga mengatakan hal yang sama bahwa orientasi tujuan belajar akademik secara positif berhubungan dengan prestasi akademik. McCollum (2005) menemukan bahwa orientasi tujuan akademik memiliki korelasi yang lebih tinggi dengan prestasi akademik dibandingkan orientasi tujuan sosial. Selain itu, peneliti yang sama juga mangatakan bahwa orientasi tujuan belajar akademik merupakan prediktor kesuksesan akademik yang lebih baik dibandingkan orientasi tujuan belajar sosial.

Penelitian Simanungkalit (2006) yang dilakukan terhadap 125 mahasiswa menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara orientasi tujuan dengan prestasi akademik. Akan tetapi, pada penelitian Simanungkalit (2006) orientasi tujuan yang digunakan hanya aspek mastery

goal orientation dan performance goal orientation. Sedangkan pada

penelitian kali ini, orientasi tujuan yang digunakan adalah orientasi tujuan akademik dan orientasi tujuan sosial yang dipaparkan dalam Arias (2004).

Schunk (2008) mengatakan bahwa orientasi tujuan dalam belajar adalah penekanan proses belajar sebagai sarana untuk mencapai tujuan dari pembelajaran itu sendiri. Arias (2004) membagi orientasi tujuan menjadi dua yaitu orientasi tujuan belajar akademik dan orientasi tujuan belajar sosial. Tujuan akademik mengarah pada motivasi alami akademik yang digunakan mahasiswa sebagai pedoman dalam berperilaku di ruang kelas. Sedangkan tujuan sosial mengarah pada pertimbangan mahasiswa dalam bertindak pada


(23)

situasi akademik berkaitan dengan relasi sosial. Secara teoritis, orientasi tujuan akademik menyumbang dalam peningkatkan prestasi akademik sedangkan ada orientasi tujuan sosial menghambat pencapaian prestasi akademik.

Pentingnya penelitian ini untuk mengetahui faktor lain yang mempengaruhi prestasi akademik yang menjadi salah satu fokus mahasiswa belajar di universitas. Melalui pengetahuan tentang orientasi tujuan, mahasiswa diharapkan lebih mampu menentukkan tujuan dalam proses perkuliahan untuk pencapaian prestasi akademik yang mencapai standar.

Penelitian tentang orientasi tujuan belajar yang secara khusus menggunakan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma sebagai subjek belum pernah dilakukan sebelumnya. Hal ini yang melatar belakangi penulis untuk melakukan penelitian serupa dengan subjek mahasiswa di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teoritis bagi bidang psikologi pendidikan.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara orientasi tujuan belajar dan prestasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma?


(24)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara prestasi akademik dan orientasi tujuan belajar pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang hubungan antara prestasi akademik dan orientasi tujuan belajar pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi fakultas, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang orientasi tujuan belajar pada mahasiswa dalam upaya memberikan pendampingan pada mahasiswa untuk pencapaian prestasi akademik.

b. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang pentingnya orientasi tujuan dalam proses belajar dan membuat orientasi tujuan yang tepat untuk pencapaian prestasi akademik yang lebih baik.


(25)

7 BAB II

LANDASAN TEORI A. Prestasi Akademik

1. Definisi Prestasi Akademik

Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda prestatie yang dalam bahasa Indonesia disebut prestasi yang berarti hasil usaha (Zainal, 2009). Dalam KBBI (2008) prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari sesuatu yang telah dilakukan atau dikerjakan sedangkan akademik atau akademis adalah sesuatu yang bersifat ilmiah, bersifat ilmu pengetahuan. Prestasi akademik adalah hasil pelajaran yang diperoleh dari kegiatan belajat di sekolah atau perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian (KBBI, 2008). Menurut Sukarti (1986) prestasi akademik atau prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan mahasiswa tehadap tugas belajar di kampus dalam kurun waktu tertentu yang meliputi aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. Thabrany (1997) mengatakan bahwa prestasi akademik adalah hasil yang diperoleh dari kegiatan belajar. Dengan demikian prestasi akademik dapat dikatakan sebagai tolok ukur berhasil atau tidaknya proses belajar yang ditempuh peserta didik. Mahasiswa dengan prestasi akademik tinggi menunjukkan keberhasilan dalam proses belajar, atau sebaliknya rendahnya prestasi akademik mahasiswa menunjukkan ketidakberhasilan proses belajar.


(26)

Prestasi akademik biasanya diukur dengan nilai tes harian dan lamanya bersekolah (Mahmud 1990). Prestasi akademik dapat diketahui dari hasil evaluasi proses belajar. Evaluasi belajar tersebut dilakukan dengan pengukuran yang biasanya dibuat oleh dosen dalam bentuk ujian tertulis, ujian lisan, praktikum, dan tugas-tugas yang relevan. Hasil penilaian itu kemudian diwujudkan dalam bentuk angka atau huruf yang dikenal dengan indeks prestasi.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi akademik adalah tingkat pencapaian mahasiswa dalam proses belajar di kampus yang biasanya diperoleh melalui evaluasi beberapa atau sekelompok hasil belajar yang kemudian hasilnya dalam bentuk IPK. 2. Fungsi Prestasi Akademik

Menurut Azwar (2010) prestasi akademik mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut :

a. Fungsi penempatan

Prestasi aademik menentukan jurusan atau klasifikasi bidang yang sesuai dengan kemampuan individu.

b. Fungsi normatif

Prestasi akademik dipakai untuk melihat kemajuan individu dalam proses belajar.


(27)

c. Fungsi diagnostik

Biasanya berupa pemanfaatan prestasi akademik untuk mendiagnosis kesulitan-kesulitan belajar serta kelemahan individu dalam proses belajar.

d. Fungsi sumatif

Dalam hal ini, prestasi akademik dipakai untuk memperoleh informasi mengenai penguasaan pelajaran yang telah direncanakan sebelumnya.

3. Faktor–faktor yang Memengaruhi Prestasi Akademik

Prestasi akademik dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal. Faktor-faktor internal terdiri dari kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan dasar, minat dan motivasi berprestasi. Faktor eksternal adalah status sosial ekonomi orang tua dan dukungan keluarga a. Uraian tentang faktor-faktor internal di atas adalah sebagai berikut :

1. Kebutuhan Berprestasi

Murray (seperti dikutip dalam Schunk, Pintrich, & Meece, 2008) mengatakan bahwa kebutuhan untuk berprestasi (need for

achievement) adalah kebutuhan untuk menyelesaikan tugas yang sulit,

untuk unggul, menyaingi orang lain, mengatasi hambatan dan mencapai standar yang tinggi. Tingginya kebutuhan berprestasi berakibat pada keinginan untuk mengejar standar performansi yang tinggi. Jackson (1974) mengatakan bahwa individu dengan kebutuhan berprestasi yang


(28)

tinggi adalah mereka yang mempunyai standar tinggi, dan memiliki keinginan untuk mencapai tugas yang sulit.

2. Kebutuhan Dasar

Menurut Maslow (seperti dikutip dalam Santrock, 2009) individu memiliki kemauan untuk belajar jika kebutuhan dasarnya telah dipenuhi. Kebutuhan dasar yang bersifat deficiency needs itu meliputi kebutuhan fisiologi, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk dicintai, dan kebutuhan akan harga diri.

3. Minat

Hidi dan Harakiewicz (2000) mengatakan bahwa minat merupakan variabel penting yang mempengaruhi prestasi akademik individu. Minat atau interest diartikan sebagai keinginan atau gairah yang tinggi terhadap sesuatu (Syah, 2008). Minat seseorang mempengaruhi kualitas pencapaian dalam bidang-bidang tertentu. 4. Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi adalah keinginan untuk unggul atau dorongan untuk berjuang mencapai kesuksesan bukan untuk mendapatkan hadiah (Woolfolk, 1995). Motivasi berprestasi adalah keinginan untuk berhasil dan berpartisipasi dalam kegiatan, di mana kesuksesan tergantung pada usaha pribadi dan kemampuan (Slavin, 2003). Pengertian dasar motivasi adalah dorongan dari dalam diri individu untuk melakukan sesuatu.


(29)

Santrock (2009) membagi motivasi berprestasi menjadi motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah dorongan untuk melakukan sesuatu agar mendapatkan sesuatu yang lain. Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman. Sedangkan motivasi intrinsik adalah dorongan internal untuk melakukan sesuatu.

b. Uraian tentang faktor-faktor eksternal adalah sebagai berikut : 1. Status Ekonomi Keluarga

Mahmud (1990) mengungkapkan bahwa salah satu faktor penting penentu prestasi akademik adalah status sosial ekonomi orang tua. Remaja yang status sosial ekonomi orang tuanya baik, berkecukupan, mampu atau kaya menunjukkan nilai yang lebih tinggi dalam tes kemampuan akademik, tes hasil belajar, dan lamanya bersekolah dibandingkan remaja dengan status sosial ekonomi orang tua yang rendah, kurang berada atau miskin. Selain itu, remaja yang orang tuanya berpendidikan tinggi lebih mungkin untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dibandingkan remaja yang orang tuanya tidak mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.

2. Dukungan Sosial Keluarga

Mahmud (1990) mengatakan bahwa remaja dari keluarga miskin dapat memperoleh prestasi akademik yang baik. Hal ini


(30)

berkaitan dengan sikap orang tua yang hangat, suka memotivasi, menaruh minat pada kemajuan belajar anak-anaknya dan yang bergairah sekali melihat anak-anaknya berhasil. Hubungan keluarga yang positif serta dorongan orang tua yang simpatik dapat mengatasi pengaruh negatif dari keadaan ekonomi yang tidak baik. Santrock (2009) mengatakan bahwa beberapa praktik asuhan orangtua yang positif dalam menghasilkan motivasi untuk berprestasi yang meningkat. Contohnya memberikan model perilaku prestasi termotivasi yaitu bekerja keras dengan tekun pada tugas menantang. Penelitian Nelson (2009) menyebutkan status sosial ekonomi sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi akademik remaja. B. Orientasi Tujuan

1. Pengertian Orientasi Tujuan

Goal atau tujuan selalu digambarkan sebagai bagian dari standar

performansi yang ingin dicapai (Locke & Latham, 1990). Orientasi tujuan merupakan kerangka mental mengenai bagaimana individu menginterpretasi dan menghadapi situasi yang ada (Ariani Handrimurtjahyo, 2007). Orientasi tujuan mengacu pada tujuan dan fokus dari keterlibatan individu dalam kegiatan pencapaian tujuan (Schunk, 2008).

Menurut Schunk (2008) orientasi tujuan belajar merupakan bagian dari proses pembelajaran yang menekankan belajar sebagai sarana untuk mencapai tujuan lain dari proses pembelajaran itu sendiri. Penelitian


(31)

Simanungkalit (2006) menyebut orientasi tujuan dalam belajar sebagai suatu keadaan bagaimana seseorang mencapai target yang telah ditentukan sebagai prestasi belajar atau mengarah pada dasar motivasional dari belajar sebagai arah untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa orientasi tujuan adalah proses pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dalam pembelajaran dengan menekankan pentingnya proses belajar.

2. Jenis-jenis Orientasi Tujuan

Secara umum, Dweck dan Legget, 1988 (dalam VandeWalle, 1997) membagi orientasi tujuan ke dalam dua jenis yaitu :

a. A learning goal orientation, yaitu orientasi pada tujuan untuk belajar menguasai pengalaman baru dan mencari pengalaman baru.

b. A performance goal orientation, merupakan orientasi pada tujuan untuk menunjukan kemampuan dan mencari penilaian baik serta menghindari penilaian negatif tentang suatu pekerjaan. VandeWalle (1997) membagi performance goal orientation menjadi dua, yaitu proving

goal orientation dan an avoidant goal orientation. Proving goal orientation mengarah pada orientasi tujuan untuk menunjukkan

kemampuan kepada orang lain serta mencari umpan balik positif; sedangkan an avoidant goal orientation merupakan orientasi tujuan untuk menghindari penilaian negatif tentang suatu kinerja dan menghindari situasi di mana individu tersebut terlihat tidak mampu.


(32)

Dalam skala pengukuran orientasi tujuan menurut Arias (2004) yang disusun oleh Dowson (2003) konstruk yang diukur yaitu :

a. Tujuan Akademik

Tujuan akademik mengarah pada motivasi alami akademik yang digunakan mahasiswa sebagai pedoman dalam berperilaku di ruang kelas. Tujuan ini berkaitan dengan motivasi untuk belajar memahami materi perkuliahan dan memperoleh nilai tinggi karena dorongan dari individu sendiri. Orientasi tujuan akademik dibagi ke dalam tiga aspek yaitu :

1. Penguasaan materi yaitu kecenderungan untuk mencapai pemahaman tentang penjelasan, potensi akademik, atau pengembangan performansi yang relatif pada standar pembuktian diri.

2. Performansi yaitu kecenderungan untuk mengungguli mahasiswa lain, mencapai nilai yang pasti, atau memperoleh hadiah yang berhubungan dengan performansi akademik.

3. Penghindaran tugas yaitu kecenderungan untuk mencapai sesuatu dengan sesedikit mungkin usaha. Pintrich dan Scunk (seperti dikutip dalam Woolfolk, 2009) mengatakan bahwa siswa dengan tujuan ini mengerjakan tugas secepat mungkin tanpa mengeluarkan banyak usaha.


(33)

b. Tujuan Sosial

Tujuan sosial mengarah pada pertimbangan mahasiswa dalam bertindak pada situasi akademik berkaitan dengan relasi sosial. Orientasi tujuan sosial berkaitan dengan alasan sosial dari mahasiswa seperti relasi dengan orang tua, teman sebaya dan penghargaan lingkungan sosial. Orientasi tujuan sosial dibagi ke dalam lima aspek yaitu :

1. Afiliasi sosial yaitu kecenderungan untuk dapat meningkatkan rasa memiliki dari suatu kelompok atau beberapa kelompok dan untuk menjaga hubungan interpersonal.

2. Penerimaan sosial yaitu kecenderungan untuk mendapatkan persetujuan teman sebaya, guru dan orang tua.

3. Pengertian sosial yaitu kecenderungan untuk membantu orang lain dalam bidang akademik.

4. Tanggung jawab sosial yaitu kecenderungan untuk menjaga komitmen antar pribadi, memenuhi kewajiban peran sosial, mengikuti aturan moral dan sosial.

5. Status sosial yaitu kecenderungan untuk mencapai posisi tertinggi di Universitas dan kehidupan selanjutnya.

Orientasi tujuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah orientasi tujuan akademik dan orientasi tujuan sosial Arias (2004). Alasannya karena pada penelitian Simanungkalit (2006) telah menggunakan orientasi mastery dan performance. Selain itu, teori


(34)

orientasi tujuan oleh Arias (2004) lebih luas dibandingkan teori Dweck dan Legget (1988). Arias (2004) menambahkan orientasi tujuan sosial yang belum ada pada teori sebelumnya. Dengan demikian, aspek yang akan diungkap pada penelitian sebelumnya lebih banyak.

C. Mahasiswa

Mahasiswa adalah mereka yang baru memasuki usia dewasa dini yaitu usia 18-40 tahun (Hurlock, 1980). Mahasiswa dalam tahapan perkembangan berada pada fase mencapai prestasi (achieving stage) yaitu fase yang melibatkan penerapan intelektualitas pada situasi yang memiliki konsekuensi besar dalam mencapai tujuan jangka panjang, seperti pencapaian karier dan pengetahuan (Santrock, 1995). Mahasiswa sebagai pribadi yang dinilai secara sosial telah mampu mandiri, dan membuat keputusan-keputusan tentang tujuan hidupnya. Secara khusus mahasiswa psikologi adalah mereka yang terdaftar dan mengikuti perkuliahan di fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Secara umum, baik siswa maupun mahasiswa sama-sama memiliki orientasi tujuan. Alasan peneliti memilih mahasiswa sebagai subjek adalah alasan praktis dan alasan keterbatasan tenaga dan waktu.

D. Dinamika antar Variabel

Mahasiswa sebagai pribadi yang dinilai mampu berpikir secara efektif dan bertindak secara terarah. Hal ini berarti bahwa mahasiswa sudah mampu menentukkan orientasi tujuannya secara khusus untuk pencapaian prestasi yang lebih optimal. Mahasiswa dengan kemampuan kognitifnya telah mampu


(35)

merencanakan, mengelola dan mengevaluasi proses belajarnya di universitas. Mahasiswa pada semester 5 dan semester 7 yang telah lulus sisip program dapat menentukan orientasi tujuannya dalam proses pembelajaran untuk masa depan yang lebih baik. Selain itu, mahasiswa pada semester 5 dan semester 7 secara teknis telah lulus sisip program yang diselenggarakan oleh fakultas. Dengan demikian prestasi yang diperoleh sudah dianggap cukup. Sedangkan mahasiswa pada semester sebelumnya menurut peneliti masih tergolong baru di lingkungan universitas dan masih dalam tahap beradaptasi dengan suasana kampus.

Orientasi tujuan terdiri dari dua jenis, Arias (2004) yaitu orientasi tujuan akademik dan orientasi tujuan sosial. Orientasi tujuan akademik mengarah pada motivasi alami akademik yang digunakan mahasiswa sebagai pedoman dalam berperilaku di ruang kelas. Sedangkan tujuan sosial mengarah pada pertimbangan mahasiswa dalam bertindak pada situasi akademik berkaitan dengan relasi sosial.

Tujuan akademik mendorong mahasiswa untuk menguasai materi yang diberikan, untuk bersaing memperoleh nilai yang lebih tinggi daripada mahasiswa lain. Selain itu, mahasiswa dengan tujuan akademik juga mengerjakan tugas yang mudah dengan sebaik-baiknya (Dowson, 2003). Namun tidak dapat dipungkiri bahwa mahasiswa sebagai makhluk sosial memiliki dorongan untuk menjalin relasi dengan lingkungan sosialnya. Hal ini kemudian menjadi pendorong dalam proses belajar. Mahasiswa belajar sebaik-baiknya untuk meningkatkan penerimaan sosial, menolong orang lain


(36)

yang kesulitan dalam proses belajar. Selain itu, tujuan sosial mengarahkan mahasiswa untuk menjaga komitmen dengan orang lain, mentaati norma sosial yang berlaku dan ingin mendapatkan status yang baik.

Di dunia pendidikan orientasi tujuan ini terkait dengan prestasi akademik seorang siswa. Kedua jenis orientasi tersebut di atas menghasilkan dampak yang berbeda. Mahasiswa dengan tujuan akademik akan memotivasi diri sendiri untuk mencapai prestasi yang tinggi. Sedangkan mahasiswa dengan orientasi tujuan sosial, menjadikan orang lain seperti orang tua, teman sebaya atau guru sebagai motivasi utama dalam mencapai prestasi.


(37)

F. Hipotesis

Dari uraian di atas penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Ada hubungan positif yang signifikan antara orientasi tujuan akademik dan prestasi akademik pada mahasiswa.

2. Ada hubungan negatif yang signifikan antara orientasi tujuan sosial dan prestasi akademik pada mahasiswa.


(38)

20 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara orientasi tujuan dengan prestasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel Pertama : Orientasi Tujuan 2. Variabel Kedua : Prestasi Akademik C. Definisi Operasional

1. Orientasi Tujuan

Orientasi tujuan adalah kecenderungan untuk menempatkan diri dalam mencapai prestasi dalam situasi pembelajaran. Orientasi tujuan pada penelitian ini diukur menggunakan skala The Goal Orientations dan

Learning Strategies Survey (GOALS-S) yang disusun oleh Dowson dan

McInerney (2003). Pada penelitian ini, orientasi tujuan dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

a. Orientasi tujuan akademik adalah skor total dari aitem-aitem tujuan akademik pada skala orientasi tujuan yang diukur dengan The Goal


(39)

b. Orientasi tujuan sosial adalah skor total dari aitem-aitem tujuan sosial pada skala orientasi tujuan yang diukur dengan The Goal Orientations dan Learning Strategies Survey (GOALS-S).

2. Prestasi Akademik

Prestasi akademik dalam penelitian ini ditunjukkan dengan IPK. Indeks prestasi kumulatif (IPK) adalah jumlah total dari hasil perkalian antara nilai dengan jumlah kredit mata kuliah yang telah diselesaikan, hasil perkalian tersebut kemudian dibagi dengan total kredit yang telah ditempuh. Pengukuran prestasi akademik berdasarkan IPK terakhir subyek yang diisi pada identitas.

D. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini diambil dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Menurut Arikunto (2006) pengambilan sampel jenis ini adalah dengan memilih subjek berdasarkan kriteria yang sudah dibuat.

Kriteria subjek dalam penelitian ini yaitu: 1. Berstatus sebagai mahasiswa Psikologi.

2. Telah lulus sisip program pertama yaitu mahasiswa semester 5 dan semester 7.

3. Memiliki IPK minimal 2.00 yang termasuk dalam kriteria cukup. 4. Tidak sedang mengambil cuti kuliah.


(40)

E. Proses Penelitian

1. Peneliti mengurus surat ijin dari fakultas untuk menyebar skala

2. Peneliti meminta ijin dosen pengampu mata kuliah dengan membawa surat ijin dari fakultas

3. Peneliti meminta kesediaan tiap subjek untuk mengisi skala penelitian 4. Pengisian skala ditunggu oleh peneliti dibantu oleh beberapa teman

5. Peneliti mengecek ulang skala yang telah diisi subjek untuk memastikan semua skala terisi secara lengkap

F. Metode Pengumpulan Data 1. Orientasi Tujuan

Metode yang digunakan untuk mengukur orientasi tujuan dalam penelitian ini adalah skala The Goal Orientations dan Learning

Strategies Survey (GOALS-S) yang disusun oleh Dowson dan McInerney

(2003). Skala ini dirancang untuk mengukur orientasi tujuan yang meliputi orientasi tujuan akademik dan orientasi tujuan sosial. Jenis skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert. Butir-butir aitem dalam skala bersifat favorable karena semua aitem mengukur aspek-aspek dalam orientasi tujuan ke arah positif. Skala ini sebelumnya berbahasa Inggris, kemudian peneliti menerjemahkannya ke bahasa Indonesia dengan bantuan dosen pembimbing dan beberapa teman yang memiliki kemampuan bahasa Inggris yang memadai. Penerjemahan skala dilakukan dengan tetap memperhatikan konstruk yang akan di ukur. Ketika mengerjakan skala ini, subyek diminta untuk mengisi seluruh


(41)

aitem dalam skala ini sesuai dengan kondisi dari subyek. Cara penilaian pada skala ini adalah menjumlahkan skor yang didapat oleh subjek pada masing-masing orientasi tujuan.

Tabel 3.1. Blueprint Skala Orientasi Tujuan

Jenis Aspek Butir Total

Tujuan Akademik

Penguasaan Materi 1, 9, 17, 25, 33, 41 6

Performansi 2, 10, 18, 26, 34, 42 6

Penghindaran Tugas 3, 11, 19, 27,35, 43 6

Tujuan Sosial

Afiliasi Sosial 4, 12, 20, 28, 36, 44 6

Penerimaan Sosial 5, 13, 21, 29, 37, 45 6

Perhatian Sosial 6, 14, 22, 30, 38, 46 6

Tanggung jawab Sosial 7, 15, 23, 31, 39, 47 6

Status Sosial 8,16, 24, 32, 40, 48 6

Total Bobot 48

Tabel 3. 2. Sebaran Butir Skala Orientasi Tujuan sebelum try out

Jenis Aspek Butir Total Presentase

Tujuan Akademik

Penguasaan

Materi 1, 9, 17, 25, 33, 41 6

37,5 %

Performansi 2, 10, 18, 26, 34, 42 6

Penghindaran

Tugas 3, 11, 19, 27, 35, 43 6

Tujuan Sosial

Afiliasi Sosial 4, 12, 20, 28, 36, 44 6

62,5% Penerimaan

Sosial 5, 13, 21, 29, 37, 45 6

Perhatian Sosial 6, 14, 22, 30, 38, 46 6


(42)

Sosial

Status Sosial 8,16, 24, 32, 40, 48 6

Total Bobot 48 100 %

Tabel 3. 3. Skor Untuk Pilihan Jawaban

Pilihan Jawaban Skor

Sangat Setuju (SS) 4

Setuju (S) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

2. Prestasi Akademik

Prestasi akademik adalah hasil dari proses belajar mahasiswa. Prestasi akademik berbentuk indeks prestasi kumulatif (IPK) yang diperoleh selama perkuliahan. Pengukuran prestasi akademik dilihat dari IPK terakhir yang diperoleh subjek.

G. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 1. Validitas

Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan skala dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2012). Suatu skala dikatakan memiliki validitas tinggi apabila skala tersebut mampu memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud dari skala tersebut. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi yaitu


(43)

validitas yang pengujiannya tidak menggunakan metode statistik tapi lewat evaluasi nalar dan akal sehat (Azwar, 2012). Proses validitas dalam penelitian ini diperoleh melalui pertimbangan dan evaluasi dari dosen pembimbing skripsi.

2. Daya Diskriminasi Aitem

Daya diskriminasi aitem adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 2012). Pengujian daya diskriminasi aitem dilakukan dengan cara menghitung koefisian korelasi antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala itu sendiri. Hasil komputasi ini akan menghasilkan koefisien korelasi item total (rix).

Besarnya koefisien korelasi aitem total bergerak dari 0 sampai dengan 1,00 dengan tanda positif atau negatif. Semakin besar daya diskriminasi item maka koefisiennya semakin mendekati 1,00. Koefisien yang kecil semakin mendekati angka 0 atau memiliki tanda negatif mengindikasikan bahwa aitem tersebut tidak memiliki daya diskriminasi. Pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem total, biasanya digunakan batasan rix ≥ 0,30.

Semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 dianggap memiliki daya beda yang baik (Azwar, 2012).

Aitem yang memiliki daya diskriminasi ≥ 0,30 jumlahnya tidak mencukupi jumlah aitem yang direncanakan untuk dijadikan skala. Oleh karena itu, dipertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas kriteria


(44)

misalnya menjadi ≥0,25, sehingga jumlah aitem yang dibutuhkan

terpenuhi Azwar (2012). Penelitian ini menggunakan batasan ≥ 0,25

sebagai kriteria untuk memilih aitem. Penghitungan koefisien alfa menggunakan program SPSS 16.0 for Windows.

Tabel 3. 4. Distribusi Aitem Skala Orientasi Tujuan Setelah Uji Coba I

Jenis Aspek Aitem yang dipakai (butir) Aitem yang gugur (butir) Total (butir) Tujuan Akademik

Penguasaan Materi 1, 9, 17, 25 33, 41 6

Performansi 2, 10, 18, 26, 34, 42 6

Penghindaran Tugas - 3, 11, 19,

27, 35,43 6

Tujuan Sosial

Afiliasi Sosial 4, 12, 20, 28, 36, 44 6

Penerimaan Sosial 5, 13, 21, 29, 37, 45 6

Perhatian Sosial 6, 14, 22, 30, 38, 46 6

Tanggung jawab Sosial 7, 15, 23, 31, 39, 47 6

Status Sosial 8,16, 24, 32, 40, 48 6

Total 40 8 48

Pada Try out pertama, seluruh aitem pada aspek “menghindari pekerjaan yang sulit” gugur. Oleh karena itu, peneliti merevisi kalimat pada aitem yang gugur itu kemudian digunakan untuk penelitian. Revisi aitem dilakukan dengan bantuan dosen pembimbing dan tetap


(45)

memperhatikan konten pada skala asli. Tujuan revisi adalah untuk memformulasikan bahasa dengan lebih baik dan tingkat social desirebility yang rendah.

Tabel 3. 5. Distribusi Aitem Skala Orientasi Tujuan Setelah Uji Coba II Jenis Aspek Aitem yang dipakai (butir) Aitem yang gugur (butir) Total (butir) Tujuan Akademik

Penguasaan Materi 1, 9, 17, 25 33, 41 6

Performansi 2, 10, 18, 26, 34,

42 6

Penghindaran Tugas 35,43 3, 11, 19,

27, 6

Tujuan Sosial

Afiliasi Sosial 4, 12, 20, 28, 36,

44 6

Penerimaan Sosial 5, 13, 21, 29, 37,

45 6

Perhatian Sosial 6, 14, 22, 30, 38,

46 6

Tanggungjawab Sosial

7, 15, 23, 31, 39,

47 6

Status Sosial 8,16, 24, 32, 40, 48 6


(46)

Tabel 3. 6. Distribusi Aitem Skala Orientasi Tujuan untuk Penelitian Jenis Aspek Aitem yang dipakai Total

Tujuan Akademik

Penguasaan Materi 1, 9, 17, 25 4

Performansi 2, 10, 18, 26, 34, 42 6

Penghindaran Tugas 35,43 2

Tujuan Sosial

Afiliasi Sosial 4, 12, 20, 28, 36, 44 6

Penerimaan Sosial 5, 13, 21, 29, 37, 45 6

Perhatian Sosial 6, 14, 22, 30, 38, 46 6

Tanggungjawab Sosial 7, 15, 23, 31, 39, 47 6

Status Sosial 8,16, 24, 32, 40, 48 6

Total 42 butir

3. Reliabilitas

Reliabilitas adalah sejauh mana suatu pengukuran dapat dipercaya. Pengukuran dengan reliabilitas yang tinggi maksudnya adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat menghasilkan data yang reliabel (Azwar, 2012). Tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh koefisien reliabilitas. Secara teoritik besarnya koefisien reliabilitas berkisar antara 0 sampai 1,00 akan tetapi pada kenyataannya koefisien sebesar 1,00 sulit dijumpai.


(47)

Hasil perhitungan koefisien korelasi pada skala orientasi tujuan setelah seleksi aitem adalah 0,941. Hal ini menunjukkan bahwa skala orietasi tujuan dalam belajar dapat dipercaya.

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas

Jumlah Aitem yang Reliabel Nilai Alpha Cronbach

42 0,941

H. Metode dan Teknik Analisis Data

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara orientasi tujuan dan prestasi akademik pada mahasiswa. Metode analisis data yang digunakan adalah teknik korelasi. Proses analisis data menggunakan program


(48)

30 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 14 Desember 2012 sampai dengan 18 Desember 2012 dengan menyebarkan 80 eksemplar skala. Pengisian skala oleh subjek ditunggu oleh peneliti untuk memastikan bahwa pengisi skala adalah subjek sendiri. Dari 80 eksemplar skala yang disebar, 3 eksemplar skala diantaranya tidak terisi secara lengkap. Oleh karena itu, skala yang dianalisis adalah 77 eksemplar.

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini berjumlah 77 orang. Subjek penelitian adalah mahasiswa psikologi yang menempuh kuliah di semester 5 dan semester 7 dan memiliki rentang usia 19 tahun sampai 24 tahun. Deskripsi subjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4. 1. Deskripsi Subjek Berdasarkan Semester dan Jenis kelamin

Jenis kelamin Semester 5 Semester 7 Total

Laki-laki 14 orang 10 orang 24 orang

Perempuan 32 orang 21 orang 53 orang


(49)

Tabel 4. 2. Deskripsi Subjek Berdasarkan Usia

Usia Jumlah

19 tahun 3 orang

20 tahun 41 orang

21 tahun 24 orang

22 tahun 8 orang

24 tahun 1 orang

Total 77 orang

Tabel 4. 3. Deskripsi Subjek Berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)

Rentang IPK Jumlah Subjek

2,00 < IPK≤ 2,50 8 orang 2,50 < IPK≤ 3,00 24 orang 3,00 < IPK≤ 3,50 37 orang 3,50 < IPK≤ 4,00 8 orang


(50)

2. Kategorisasi Data Subjek Penelitian

Kategorisasi didasari pada asumsi bahwa skor subjek dalam kelompoknya merupakan estimasi terhadap skor subjek dalam populasi dan bahwa skor subjek dalam populasi terdistribusi secara normal (Azwar, 2012). Kategorisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kategorisasi jenjang (ordinal). Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan individu-individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan pada atribut yang diukur. Azwar (2012) juga mengatakan bahwa banyaknya jenjang diagnosis biasanya tidak lebih dari lima dan tidak kurang dari tiga. Mengelompokkan individu ke dalam dua jenjang diagnosis selain tidak efisien juga akan menghadapi resiko kesalahan yang cukup besar bagi skor-skor yang terletak di sekitar mean .

Tabel 4. 4. Kriteria Kategorisasi

Norma Kategori Jenis Kategori

X < [ µ ~ 1,0 ( σ ) ] Rendah

[ µ ~ 1,0 ( σ ) ] ≤ X < [ µ + 1,0 ( σ ) ] Sedang

[ µ + 1,0 ( σ ) ] ≤ X Tinggi

Pada skala Orientasi Tujuan Akademik, jumlah aitem adalah 12 butir yang masing-masing diberi skor berkisar antara 1, 2, 3, sampai 4. Dengan demikian skor terkecil yang mungkin diperoleh subjek adalah 12 (yaitu 12 x 1) dan skor terbesar adalah 48 (yaitu 12 x 4). Maka rentangan


(51)

skor skala sebesar 36 (yaitu 48 - 12). Skor skala tersebut kemudian dibagi dalam enam satuan deviasi standar sehingga diperoleh (σ ) = 6 dan mean teoritisnya (µ)adalah 12 x 3 = 36.

Pada skala Orientasi Tujuan Sosial, jumlah aitem adalah 30 butir yang masing-masing diberi skor berkisar antara 1, 2, 3, sampai 4. Dengan demikian skor terkecil yang mungkin diperoleh subjek adalah 30 (yaitu 30 x 1) dan skor terbesar adalah 120 (yaitu 30 x 4). Maka rentangan skor skala sebesar 90 (yaitu 120 – 30). Skor skala tersebut kemudian dibagi

dalam enam satuan deviasi standar sehingga diperoleh (σ ) = 15 dan mean

teoritisnya (µ) adalah 12 x 3 = 36. Norma yang diperoleh sebagai berikut : Tabel 4. 5. Kategorisasi Orientasi Tujuan Akademik

Rentang Skor Jenis Kategori Jumlah Subjek

X < 30 Rendah 22 orang

30≤ X < 42 Sedang 50 orang

42≤ X Tinggi 5 orang

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa 22 dari 77 subjek memiliki orientasi tujuan akademik yang tergolong rendah dan sekitar 50 subjek memiliki orientasi tujuan akademik sedang serta sekitar 5 subjek yang memiliki orientasi tujuan akademik tinggi.


(52)

Tabel 4. 6. Kategorisasi Orientasi Tujuan Sosial

Rentang Skor Jenis Kategori Jumlah Subjek

X < 75 Rendah 24 orang

75≤ X < 105 Sedang 49 orang

105≤ X Tinggi 4 orang

Pada tabel di atas tampak bahwa 24 dari 77 subjek memiliki orientasi tujuan sosial yang tergolong rendah dan sekitar 49 subjek memiliki orientasi tujuan sosial sedang serta sekitar 4 subjek yang memiliki orientasi tujuan belajar tinggi.

Tabel 4. 7. Kategorisasi Prestasi Akademik

Rentang Nilai Jenis Kategori Jumlah Subjek

2.00–2.75 Rendah 16 orang

2.76–3.50 Sedang 53 orang

3.51–4.00 Tinggi 8 orang

Kategorisasi yang terakhir berdasarkan prestasi akademik yang diperoleh. Dari tabel di atas terlihat bahwa 16 dari 77 subjek memiliki prestasi akademik yang tergolong rendah dan sekitar 53 subjek memiliki prestasi yang tergolong sedang serta terdapat 4 subjek yang memiliki prestasi akademik tinggi.


(53)

3. Uji Asumsi a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data pada variabel dependen dan independen bersifat normal atau tidak. Perhitungan uji normalitas ini menggunakan SPSS 16.0 for windows dengan teknik One Sample Kolmogorov-Sminorv Test. Asumsi dalam uji normalitas adalah jika p > 0,1 maka kesimpulan yang diambil adalah hipotesis nol gagal ditolak, atau dengan kata lain sebaran data yang diuji mengikuti distribusi normal (Santoso, 2010). Asymp.Sig. (2-tailed) merupakan nilai p yang dihasilkan dari uji hipotesis nol yang berbunyi tidak ada perbedaan antara distribusi data yang diuji dengan distribusi data normal.

Tabel 4.8. Hasil Uji Normalitas

Variabel N Nilai Asymp.

Sig (2-tailed)

Nilai K-SZ

Keterangan

Orientasi Tujuan dalam Belajar

77 0,507 0,823 Normal

IPK 77 0,637 0,637 Normal

Berdasarkan hasil uji normalitas di atas, sebaran data dikatakan normal karena nilai Asymp.Sig. (2-tailed) untuk skor skala orientasi tujuan sebesar 0,507 dan skor IPK sebesar 0,637. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sebaran data mengikuti distribusi normal.


(54)

b. Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah hubungan antara dua variabel merupakan garis linear. Uji ini penting untuk menentukan apakah analisis korelasinya menggunakan statistik parametrik (korelasi pearson) atau statistik non parametrik (korelasi sprearman). Menurut Santoso (2010), patokan pertama yang dipakai untuk menilai linearitas suatu hubungan pada ANOVA Table adalah

linearity. Baris ini menjelaskan dengan baik hubungan antar variabel.

Priyatno (2012) juga, mengatakan bahwa metode pengambilan keputusan untuk uji linearitas adalah sebagai berikut :

1. Jika nilai signifikansi pada linearity > 0,05 maka hubungan antara dua variabel tidak linear.

2. Jika nilai signifikasi pada linearity < 0,05 maka hubungan antara

du variabel dinyatakan linier. Tabel 4. 9. Hasil Uji Linearitas

ANOVA Table

Sum of Squares

Df

Mean Square

F Sig.

IPK * SKORTATS

Between Groups

(Combined) 6.765 42 .161 1.325 .200

Linearity .039 1 .039 .317 .577

Deviation from Linearity


(55)

Within Groups 4.133 34 .122

Total 10.898 76

Berdasarkan tabel hasil analisis (ANOVA Table) dapat disimpulkan bahwa hubungan antara kedua variabel tidak linear karena nilai signifikansi untuk linearitas lebih besar dari 0,05 (p > 0,05) yaitu 0,577.

Selain melihat tabel, perlu juga melihat bentuk scater plot. Menurut Santoso (2010), grafik scatter plot berguna untuk mengecek linearitas antar variabel. Manfaat scatter plot adalah kita dapat melihat secara langsung hubungan antar variabel. Suatu hubungan dikatakan linear apabila ditarik garis lurus dalam grafik scaterplot titik-titik tersebut relatif mendekati garis.


(56)

Berdasarkan grafik scatter plot diatas, dapat dikatakan bahwa hubungan antara variabel independen dan variabel dependen tidak linear karena titik-titiknya cenderung menjauhi garis. Oleh karena itu analisi yang akan digunakan adalah korelasi non parametrik (korelasi Spearman-Brown).

c. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji prasyarat normalitas dan linearitas, ternyata data yang diperoleh tidak linear sehingga analisis selanjutnya menggunakan analisis non parametrik yaitu korelasi Spearman. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan SPSS 16.0 for windows dengan korelasi Spearman-Brown. Hubungan antara kedua variabel dikatakan signifikan apabila probabilitas < 0,05 (p < 0,05). Hasil uji korelasi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.10. Korelasi antara Orientasi Tujuan dan Prestasi Akademik

TA TS IPK

Spearman' s rho

Correlation Coefficient

Spearman's rho 1.000 .218 .038

TA Sig. (2-tailed) . .057 .742

N 77 77 77

Correlation Coefficient

.218 1.00 0

-.075

TS Sig. (2-tailed) .057 . .517

N 77 77 77

Correlation Coefficient

.038 -.075

1.00 0


(57)

N 77 77 77

Berdasarkan hasil analisis data dengan SPSS 16.0 for windows diperoleh data sebagai berikut :

1. Koefisien korelasi antara orientasi tujuan belajar akademik dengan prestasi akademik (IPK) sebesar 0,038 dengan taraf signifikansi 0,742 ( p > 0,05 ). Dengan demikian, korelasi antara orientasi tujuan akademik dan prestasi akademik dikatakan positif tapi tidak signifikan karena nilai p > 0,05. Artinya bahwa setiap kenaikan variabel orientasi tujuan akademik tidak diikuti oleh kenaikan prestasi akademik secara signifikan.

2. Koefisien korelasi antara orientasi tujuan belajar sosial dengan prestasi akademik (IPK) sebesar -0,75 dengan taraf signifikansi 0,517 ( p > 0,05). Dengan demikian, korelasi antara orientasi tujuan sosial dan prestasi akademik dikatakan negatif tapi tidak signifikan karena nilai p > 0,05. Artinya bahwa setiap kenaikan variabel orientasi tujuan sosial diikuti oleh penurunan variabel prestasi akademik secara tidak signifikan.

Santoso (2010) mengatakan bahwa korelasi positif dikatakan positif jika kenaikan kuantitas dari suatu variable diikuti dengan kenaikan kuantitas dari variable yang lain. Sedangkan nilai korelasi dikatakan negatif jika kenaikan dari suatu variable diikuti dengan penurunan pada variable yang lain.


(58)

Terkait dengan signifikasi, Azwar (2005) mengatakan bahwa dalam penelitian-penelitian sosial kita mengenal penetapan taraf signifikansi sebesar 5 % atau 1 % sebelum uji statistik dilakukan. McCall (seperti dikutip dalam Azwar, 2005) mengatakan bahwa pemilihan taraf signifikansi 5 % atau 1 % semata-mata kesepakatan yang menjadi kebiasaan di kalangan ilmuwan sosial. Secara substantif hanya ada dua macam label statistik yaitu tidak signifikan dan signifikan. Tidak signifikan berarti harga statistik harus diabaikan dan dianggap tidak ada, berapa besarpun harga tersebut. Sedangkan signifikan berarti harga statistik tidak dapat diabaikan dan harus dianggap ada, berapa kecilnya pun harga statistik tersebut.

Bila kita telah menetapkan penggunaan p = 0,05, misalnya, maka semua hasil komputasi yang menghasilkan statistik dengan harga p ≤ 0,05 akan diberi label signifikan. Sebaliknya, tidak peduli

berapapun harga statistik yang diperoleh kalau ternyata p > 0,05 maka harus dinyatakan tidak signifikan (Azwar, 2005).

C. Pembahasan

1. Hubungan antara Orientasi Tujuan Akademik dan Prestasi

Hasil analisis korelasi Spearman-Brown menunjukkan ada hubungan positif yang tidak signifikan antara orientasi tujuan belajar akademik dan prestasi akademik mahasiswa. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,038 dengan taraf signifikansi 0,742 ( p > 0,05). Dengan demikian hipotesis penelitian ini yang berbunyi


(59)

“ada hubungan positif yang signifikan antara orientasi tujuan akademik dan prestasi akademik pada mahasiswa” ditolak.

Penelitian Tenowich dan Sonnenschein (2010) menemukan bahwa orientasi tujuan akademik berhubungan positif dengan prestasi akademik. Korelasi untuk setiap aspek pada tujuan akademik dengan GPA berkisar antara 0,2 sampai 0.3. Semakin tinggi orientasi tujuan akademik mahasiswa maka semakin tinggi juga prestasi akademik. Tenowich dan Sonnenschein (2010) juga mengatakan bahwa orientasi tujuan akademik secara positif dapat memprediksi GPA.

Penelitian McCollum (2005) menyimpulkan bahwa orientasi tujuan belajar akademik memiliki korelasi yang tinggi dengan prestasi akademik dibandingkan orientasi tujuan belajar sosial. Selain itu, dalam jurnal yang sama juga dikatakan bahwa orientasi tujuan belajar akademik merupakan prediktor kesuksesan akademik yang lebih baik dibandingkan orientasi tujuan belajar sosial.

Perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian sebelumnya diduga disebabkan oleh cacah subjek. Penelitian Tenowich dan Sonnenschein (2010) memiliki cacah subjek 141 orang sedangkan pada penelitian ini cacah subjek sebanyak 77 orang. Perbedaan jumlah subjek berdampak pada eror yang ditimbulkan. Semakin besar cacah subjek eror yang ditimbulkan dalam pengukuran semakin kecil (Azwar, 2009). Semakin besar jumlah sampel (semakin mendekati populasi) maka semakin kecil peluang kesalahan generalisasi dan sebaliknya, semakin


(60)

kecil jumlah sampel (menjauhi jumlah populasi) maka semakin besar peluang kesalahan generalisasi.

Perbedaan hasil penelitian ini juga berkaitan dengan skor total yang diperoleh subjek pada skala The Goal Orientations dan Learning

Strategies Survey (GOALS-S). Berdasarkan hasil kategorisasi sebagian

besar skor subjek pada orientasi tujuan akademik bergerak dari rendah ke sedang. Dari 77 subjek penelitian, 22 subjek memiliki orientasi tujuan akademik yang tergolong rendah dan sekitar 50 subjek memiliki orientasi tujuan akademik sedang serta sekitar 5 subjek yang memiliki orientasi tujuan akademik tinggi.

2. Hubungan antara Orientasi Tujuan Sosial dan Prestasi

Hasil analisis korelasi Spearman-Brown menunjukkan ada hubungan negatif yang tidak signifikan antara orientasi tujuan sosial dan prestasi akademik. Hal ini dilihat dari koefisien korelasi sebesar -0,75 dengan taraf signifikansi 0,517 ( p > 0,05). Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini yang berbunyi “ada hubungan negatif yang signifikan antara orientasi tujuan sosial dan prestasi akademik pada mahasiswa” juga

ditolak.

Orientasi tujuan sosial pada penelitian sebelumnya berhubungan negatif dengan prestasi akademik. Tenowich dan Sonnenschein (2010) menemukan bahwa orientasi tujuan sosial berkorelasi negatif dengan GPA. Nilai korelasi yang diperoleh berkisar antara -0,3 sampai – 0, 7.


(61)

Semakin tinggi orientasi tujuan sosial mahasiswa maka semakin rendah prestasi akademiknya.

Perbedaan hasil penelitian ini berkaitan dengan skor total yang diperoleh subjek pada skala The Goal Orientations dan Learning

Strategies Survey (GOALS-S). Berdasarkan hasil kategorisasi sebagian

besar skor subjek pada orientasi tujuan sosial bergerak dari rendah ke sedang. Sebanyak 24 dari 77 subjek memiliki orientasi tujuan sosial yang tergolong rendah dan sekitar 49 subjek memiliki orientasi tujuan sosial sedang serta sekitar 4 subjek yang memiliki orientasi tujuan belajar tinggi.

Di sisi lain, perbedaan konteks kebudayaan dalam penelitian juga berkaitan dengan hasil penelitian. Penelitian McCollum (2005) serta Tenowich dan Sonnenschein (2010) yang dilakukan di Amerika yang menghasilkan hubungan negatif dan signifikan antara orientasi tujuan sosial dan prestasi akademik. Sedangkan pada penelitian ini hubungan antara orientasi tujuan sosial dan prestasi akademik adalah negatif dan tidak signifikan.

Selain itu tingkat social desirebility juga merupakan faktor yang mempengaruhi hasil penelitian. Kecenderungan subjek mengisi harapan mereka tentang orienasi tujuan bukan apa yang sebenarnya terjadi.

Contohnya, pada aitem yang berbunyi “saya memilih tugas yang mudah di

kampus agar saya tidak harus bekerja keras ” sebagian besar subjek


(62)

mencoba memahami seluruh tugas yang diberikan di kampus karena saya


(63)

45 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data statistik dengan menggunakan teknik korelasi Spearman-Brown menunjukkan koefisien korelasi sebagai berikut :

1. Koefisien antara tujuan akademik dan prestasi akademik (IPK) sebesar 0,038 dengan taraf signifikansi 0,742 (> 0,05 ). Hal ini berarti ada hubungan positif yang tidak signifikan antara tujuan akademik dan prestasi akademik (IPK).

2. Koefisien korelasi antara orientasi tujuan belajar sosial dan prestasi akademik (IPK) sebesar -0,75 dengan taraf signifikansi 0,517 (> 0,05). Hal ini menjelaskan bahwa ada hubungan negatif yang tidak signifikan antara orientasi tujuan belajar sosial dan prestasi akademik.

Dengan demikian, hipotesis dalam penelitian ini yang mengatakan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara orientasi tujuan akademik dan prestasi akademik ditolak. Selanjutnya hipotesis yang mengatakan ada hubungan negatif yang signifikan antara orientasi tujuan sosial dan prestasi akademik juga ditolak.


(64)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan peneliti selanjutnya yang berminat dengan tema orientasi tujuan agar :

1. Memperhatikan cacah subjek dengan mengundang lebih dari 100 orang subjek. Semakin banyak jumlah subjek, maka eror yang ditimbulkan akibat pengukuran semakin kecil.

2. Memperhatikan alat ukur yang digunakan sehingga tingkat social

desirebility yang ditimbulkan rendah. Secara prosedural peneliti dapat

menjamin kerahasiaan yang berkaitan dengan kecenderungan social

desirability dengan cara menggunakan kotak tertutup untuk mengumpulkan skala tanpa diberi nama yang terlebih dahulu dimasukkan dalam amplop tanpa nama pula.


(65)

47

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, A., Handrimurtjahyo, D., & D.Wahyu. (2007) Hubungan goal orientation dan self-efficacy dengan individuals performance : Tinjauan konseptual.

Journal of Bussiness and Management Eksekutif , Vol. 4, No. 2.

Arias, Jesus de la Fuente. (2004). Recent erspectives in the study of motivation: Goal orientation theory. Electronic Journal of Research in Educational

Psychology, 2 (1), 35-62, ISSN: 1696-2095

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktik. Edisi Revisi VI. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. (2005). Signifikan atau sangat signifikan? Bulletin Psikologi

UGM. Vol. 13, No. 1, hal. 38-40.

Azwar, Saifuddin. (2010). Tes prestasi : Fungsi dan pengembangan pengukuran

prestasi belajar (ed. Ke-2) Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.

Azwar, Saifuddin. (2012). Penyusunan skala psikologi.Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.

Bismoko, J., & Supraktiknya, A. (2004). Pedoman penulisan skripsi. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.

Buku pedoman program studi psikologi fakultas psikologi. (2011). Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.

Departemen Pendidikan Nasional (2008). Kamus besar bahasa Indonesia : Pusat

bahasa (ed. Ke- 4). Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Dowson, M., & McInerney, D. M (2003). The development and validation of the goal orientations dan learning strategies survey (GOALS-S). Educational

and Psychological Measurement, vol. 63, No. X.

Dweck, C. S., (1988). A Social-cognitive approach to motivation and personality.

Psychological Review, 95, 256-273.

Hidi, S., & Harackiewics., J.M. (2000). Motivating the academically unmotivated : A critical issues for the 21st century. Review of Educational Research , vol.70 (2), 151-179.


(66)

Jackson, D.N. (1974). Personality research form manual (2nd ed). Port Huron, MI: Research Psychologists Press.

Locke, E, A., & Latham, G.P (1990). A Theory of goal Setting and task

performance.

Mahmud, M.D (1990). Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Terapan. Yogyakarta: BPFEE.

McCollum, D. L ( maret, 2005). Relating students social and achievement goals. Dipungut tanggal 10 Januari 2013, dari http://www.the free library by farlex.

Nelson, J. K (2009). Impact of parent education on students succsess. Dipungut tanggal 10 Januari 2013, dari www.evsd.org/.../parent_education.pdf -Ormrod, J E. (2003). Educational psychology: Developing leaners (4th ed). New

Jersey:Merril prentice Hall, Inc.

Priyanto, D. (2012). Belajar praktis analisis parametrik dan non parametrik

dengan SPSS & prediksi pertanyaan pendadaran skripsi dan tesis.

Yogyakarta : Gava Media.

Roebken, H. (2007) Multiple goals, satisfaction, and achievement in university

undergraduate education: A Student experience in the research university (SERU). Berkeley : University of California.

Santoso, Agung. (2010). Statistik untuk psikologi: Dari blog menjadi buku. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Santrock, J.W. (1995). Life- span development (ed. Ke-5). University of Texas at Dallas : Brown and Benchmark.

Santrock, J. W. (2009). Psikologi pendidikan (ed. 3). Jakarta : Salemba Humanika Santrock, J. W. (2010). Psikologi pendidikan (ed.Ke-2). Jakarta : Kencana

Prenada Media Group.

Schunk, D. H. (2008). Learning theories: An educational perspective (5th ed). New Jersey : Pearson Education.

Schunk, D. H., Pintrich, P. H., Meece, J. L (2008). Motivation in education:

Theory, research and applications (3rd Ed). New Jersey : Pearson Education.


(67)

Simanungkalit, R. (2006). Hubungan antara orientasi tujuan dalam belajar

dengan prestasi belajar mahasiswa fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta (Penelitian pada Mahasiswa Angkatan 2001-2003).

Slavin, E, Robert. (2003) Educational psychology: Theory and practice. Pearson Education.

Sukarti. 1986. Suatu studi mengenai prediksi terhadap prestasi belajar di STM di

Yogyakarta. Yogyakarta: Disertasi (Tidak diterbitkan), Pasca Sarjana

Universitas Gajah Mada.

Supraktiknya, A. (2007). Kiat merujuk sumber acuan dalam penulisan karya

ilmiah. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Syah, M. (2008). Psikologi belajar.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Tenowich, P. & Sonnenschein, S. (2010) Profiling differences in achievement and

social goals of Students at different levels of expertise. (Layanan

Reproduksi Dokumen ERIC No. ED509488).

Thabrany, H. (1997) Rahasia sukses belajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Uma, Sekaran. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta : Salemba Empat.

VandeWalle, D.(1997). Development and validation of a work domain goal

orientation instrument. Educational and Psychological Measurement,

57,995-1015.

Woolfolk, A. E. (1995). Educational psychology. (Ed.6). Needham Heigths: Allyn and Bacon.

Woolfolk, A. E. (2009). Educational psychology: Active Learning.

(Ed.10).Bagian II. Terjemahan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Zaenal, Arifin. (2009). Evaluasi pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(68)

50

LAMPIRAN A

SURAT IJIN

MENGGUNAKAN

SKALA


(69)

(70)

52

LAMPIRAN B

SURAT IJIN

MENYEBARKAN

SKALA


(71)

(72)

54

LAMPIRAN C

SKALA

PENELITIAN

(Try Out)


(73)

SKALA PENELITIAN

Disusun oleh :

Mengty Dese Benu

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012


(74)

Teman-teman yang baik,

Saya memohon kesediaan teman-teman untuk mengisi angket penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan jawaban yang cocok dengan keadaan diri teman-teman. Teman-teman diharapkan menjawab pernyataan-pernyataan sesuai dengan keadaan, pikiran dan perasaan teman-teman sebenarnya. Tidak ada jawaban yang benar atau salah selama jawaban yang teman-teman pilih merupakan keadaan sebenarnya dari diri teman-teman-teman-teman. Jangan sampai ada pernyataan yang terlewati untuk dijawab. Semua identitas dan jawaban teman-teman, akan dijamin kerahasiaannya.

Terima kasih atas waktu, partisipasi dan kerjasamanya dalam pengisian angket ini.

Mengty Dese Benu PSI/USD/089114131


(75)

Identitas Diri

Usia : tahun

Jenis Kelamin : L / P *lingkari salah satu Program Studi/Fakultas :

IPK terakhir :

Semester :

Tempat tinggal : Kost / Orang tua *lingkari salah satu Petunjuk :

Berikut ini terdapat 48 butir pernyataan yang berkaitan dengan orientasi tujuan teman-teman dalam proses belajar. Bacalah setiap pernyataan yang ada dan pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan teman-teman dengan memberi tanda silang () pada kotak yang tersedia.

Ingatlah bahwa dalam hal ini tidak ada jawaban benar dan salah selama jawaban yang teman-teman pilih merupakan keadaan sebenarnya dari diri teman-teman. Jangan sampai ada pernyataan yang terlewati untuk dijawab.

Keterangan jawaban :

(SS) : Jika Anda ”Sangat Setuju” dengan penyataan tersebut (pernyataan sangat menggambarkan keadaan diri Anda)

(S) : Jika Anda ”Setuju” dengan pernyataan tersebut (pernyataan menggambarkan keadaan diri Anda)

(TS) : Jika Anda ”Tidak Setuju” dengan pernyataan tersebut (pernyataan tidak menggambarkan keadaan Anda)

(STS) : Jika Anda ”Sangat Tidak Setuju” dengan pernyataan tersebut (pernyataan semakin tidak menggambarkan keadaan diri Anda)

Contoh cara menjawab:

No Pernyataan SS S TS STS

1. Saya mengerjakan tugas

perkuliahan dengan baik agar saya mendapat pekerjaan yang baik di masa mendatang.


(76)

No Pernyataan SS S TS STS 1. Saya ingin mengerjakan tugas perkuliahan dengan

baik di kampus untuk menunjukkan bahwa saya dapat mempelajari materi yang baru.

2. Saya ingin mengerjakan tugas perkuliahan dengan baik di kampus karena penting bagi saya untuk menjadi yang lebih baik di kelas.

3. Saya memilih kemungkinan yang mudah di kampus agar saya tidak harus bekerja keras.

4. Saya ingin mengerjakan tugas perkuliahan dengan baik di kampus agar saya dapat merasakan kedekatan dengan teman-teman kelompok saya.

5. Saya ingin mengerjakan tugas perkuliahan dengan baik di kampus agar saya mendapat pujian dari dosen.

6. Saya berusaha untuk mengerjakan tugas perkuliahan dengan baik di kampus agar saya dapat menolong teman yang membutuhkan bantuan dalam perkuliahan.

7. Saya ingin mengerjakan tugas perkuliahan saya dengan baik karena orang-orang mengharapkannya dari saya.

8. Saya mengerjakan tugas perkuliahan dengan baik agar saya mendapat pekerjaan yang baik di masa mendatang.

9. Saya ingin mengerjakan tugas perkuliahan dengan baik di kampus untuk menunjukkan bahwa saya dapat mempelajari tugas yang sulit.

10. Saya berusaha mengerjakan tugas perkuliahan dengan baik di kampus karena saya bahagia menjadi salah satu mahasiswa terbaik di kelas.

11. Di kampus, saya ingin mengerjakan sesedikit mungkin tugas.

12. Bila saya mengerjakan tugas perkuliahan dengan baik di kampus, itu agar saya mendapatkan banyak teman.

13. Saya mengerjakan tugas dengan baik di kampus agar dikenali oleh dosen-dosen.

14. Saya melakukan yang terbaik di kampus agar saya dapat membantu teman mengerjakan tugas


(77)

perkuliahan.

15. Saya ingin mengerjakan tugas perkuliahan dengan baik di kampus untuk menunjukkan bahwa saya adalah mahasiswa yang bertanggung jawab.

16. Saya berusaha mengerjakan tugas perkuliahan dengan baik di kampus agar saya mendapat pekerjaan yang baik ketika lulus.

17. Saya bekerja keras untuk memahami tugas di perkuliahan.

18. Saya ingin belajar banyak hal agar saya dapat menjadi yang terbaik di kelas.

19. Jika tugas perkuliahan terlalu sulit, maka saya tidak akan mengerjakannya.

20. Saya berusaha memahami tugas kuliah dengan baik agar saya merasa menjadi bagian dari kelompok teman-teman saya.

21. Saya berusaha melakukan yang terbaik di perkuliahan untuk menyenangkan dosen saya.

22. Saya ingin mengerjakan tugas perkuliahan dengan baik di kampus agar saya dapat membantu mahasiswa lain dalam mengerjakan tugas mereka. 23. Bila saya mengerjakan tugas-tugas perkuliahan

dengan baik, itu untuk menunjukkan bahwa saya mahasiswa yang bertanggungjawab.

24. Saya mengerjakan tugas perkuliahan dengan baik agar saya mempunyai masa depan yang baik.

25. Saya berusaha sungguh-sungguh untuk memahami hal-hal baru di perkuliahan.

26. Saya ingin belajar banyak hal agar saya mendapat nilai yang baik.

27. Saya tidak mengajukkan pertanyaan di kampus, bahkan ketika saya tidak memahami tugas.

28. Saya berusaha bekerja dengan baik di kampus agar saya tidak merasa ditinggalkan bila saya tidak bekerja dengan baik.

29. Saya ingin mendapatkan pujian dari dosen karena pengerjaan tugas dengan baik.

30. Saya mengerjakan tugas kuliah saya dengan baik agar saya dapat membantu mahasiswa lain untuk mengerjakan tugas-tugas di perkuliahan.


(78)

kampus agar saya tidak mendapatkan banyak masalah. 32. Saya mengerjakan tugas perkuliahan dengan baik di

kampus agar saya mendapat pekerjaan dengan gaji tinggi nanti.

33. Saya tidak mengerjakan tugas perkuliahan jika tampak terlalu sulit untuk dipelajari.

34. Ketika saya mengerjakan tugas dengan baik, itu karena saya berusaha menjadi lebih baik daripada yang lain 35. Saya ingin mengerjakan tugas perkuliahan dengan baik di

kampus, hanya jika tugas itu mudah

.

36. Saya mengerjakan tugas kuliah dengan baik agar orang lain ingin berteman dengan saya.

37. Saya ingin mengerjakan tugas-tugas perkuliahan dengan baik untuk menyenangkan orangtua saya.

38. Saya mengerjakan tugas perkuliahan dengan baik agar orang lain dapat belajar dari saya ketika mereka bertanya.

39. Saya menghindari masalah di kampus dengan cara

mengerjakan tugas dengan baik.

40. Saya mengerjakan yang terbaik di kampus sebab saya berusaha mendapatkan masa depan yang baik.

41. Saya berusaha sungguh-sungguh di kampus karena saya tertarik dengan apa yang saya pelajari.

42. Saya ingin mengerjakan tugas perkuliahan dengan baik di kampus agar saya menjadi yang terbaik di kelas.

43. Saya bekerja keras di kampus karena saya tertarik pada tugas saya.

44. Saya mengerjakan tugas perkuliahan sebaik mungkin di kampus agar saya dan teman-teman bisa terus bersama-sama.

45. Saya mengerjakan tugas perkuliahan dengan baik agar dipuji oleh orangtua saya.

46. Bila saya mengerjakan tugas perkuliahan dengan baik di kampus, itu agar saya dapat membantu mahasiswa lain. 47. Saya mengerjakan tugas kuliah dengan baik agar saya

tidak mendapat masalah dengan orang tua atau guru. 48. Saya ingin mengerjakan tugas perkuliahan dengan baik di

kampus agar saya mendapatkan banyak uang di masa depan.

***TERIMA KASIH ATAS KERJA SAMA NYA***

M OH ON PERI K SA K EM BALI J AWABAN T EM AN -T EM AN J AN GAN SAM PAI ADA Y AN G T ERLEWAT K AN


(79)

61

LAMPIRAN D

TABULASI DATA

(Try Out )


(1)

UJI NORMALITAS

a. Skor orientasi tujuan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

skortotal

N 77

Normal Parametersa Mean 1.1243E2

Std. Deviation 1.606111

Most Extreme Differences Absolute .094

Positive .094

Negative -.072

Kolmogorov-Smirnov Z .823

Asymp. Sig. (2-tailed) .507


(2)

b. Skor IPK

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

IPK

N 77

Normal Parametersa Mean 3.0922

Std. Deviation .37867

Most Extreme Differences Absolute .085

Positive .045

Negative -.085

Kolmogorov-Smirnov Z .744


(3)

UJI LINEARITAS

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

IPK * SKORTATS

Between Groups

(Combined) 6.765 42 .161 1.325 .200

Linearity .039 1 .039 .317 .577

Deviation from

Linearity 6.726 41 .164 1.350 .186

Within Groups 4.133 34 .122


(4)

(5)

109

LAMPIRAN K

HASIL UJI KORELASI


(6)

Nonparametric Correlations

[DataSet0]

Correlations

TA TS IPK Spearman's rho TA Correlation Coefficient 1.000 .218 .038

Sig. (2-tailed) . .057 .742 N 77 77 77 TS Correlation Coefficient .218 1.000 -.075 Sig. (2-tailed) .057 . .517 N 77 77 77 IPK Correlation Coefficient .038 -.075 1.000 Sig. (2-tailed) .742 .517 . N 77 77 77


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 2 12

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2 13 14

HUBUNGAN ANTARA MINAT TERHADAP FAKULTAS DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI Hubungan Antara Minat Terhadap Fakultas Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 4 18

HUBUNGAN ANTARA MINAT TERHADAP FAKULTAS DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS Hubungan Antara Minat Terhadap Fakultas Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 6 15

Hubungan antara pola asuh demokratis orang tua dengan prokrastinasi akademik mahasiswa psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

1 19 128

Hubungan antara orientasi tujuan dan prestasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 5 130

MANAJEMEN WAKTU MAHASISWA TERHADAP KURIK

0 1 17

Kecenderungan perilaku prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 136

Hubungan antara dukungan emosional orangtua dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 1 113

Hubungan antara kecerdasan spiritual dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa skripsi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 139