Hubungan antara harga diri dengan kesepian pada mahasiswa baru angkatan 2013/2014 Universitas Sanata Dharma - USD Repository

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN KESEPIAN PADA
MAHASISWA BARU ANGKATAN 2013/2014 UNIVERSITAS SANATA
DHARMA

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :
Realita Kristy Putri Rasadi
099114099

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT

PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN MOTTO

“Whatever you make a request for in prayer, have faith that it has been
given to you, and you will have it.”

-

Mark 11:24

-

“ Untuk menempuh sebuah perjalanan panjang, dibutuhkan sebuah
langkah untuk memulai.”
-


Realita Kristy–

“You only live once, but if you do it right, once is enough.”
- Mae West -

“Everything you can imagine is real.”
- Pablo Picasso -

“Happines is when what you think, what you say, and what you do are in
harmony.”

-

iv

Mahatma Gandhi -

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

SKRIPSI ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus
Yang senantiasa menyertai, menjaga dan membimbing hidupku,
Serta
Untuk keluargaku tercinta, pemberian Tuhan yang paling indah
Papa Susilo Adi
Mama Peni Raras Wiji Astuti
Mbah Uyut,
Mas Puput, Mba Rina, Dinda, Dek Bayu
Yang selalu mendukung dan memberikan cinta
yang tulus tanpa syarat

v

PLAGIAT

PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN KESEPIAN PADA
MAHASISWA BARU ANGKATAN 2013/2014 UNIVERSITAS SANATA
DHARMA

Realita Kristy Putri Rasadi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah ada hubungan antara harga diri dengan

kesepian pada mahasiswa baru angkatan 2013/2014 Universitas Sanata Dharma. Hipotesis pada
penelitian ini adalah semakin tinggi harga diri yang dimiliki seseorang maka semakin rendah
kesepian yang dimiliki. Subjek dalam penelitian ini adalah 160 mahasiswa baru angkatan
2013/2014 Universitas Sanata Dharma dengan rentang usia antara 18 tahun sampai 19 tahun.
Pengambilan data dilakukan dengan membagikan dua buah skala yaitu skala harga diri dan skala
kesepian. Koefisien reliabilitas dari skala harga diri adalah 0.827 dan koefisien reliabilitas dari
skala kesepian adalah 0.881. Hasil penelitian yang diolah menggunakan SPSS 16.0 menghasilkan
korelasi negatif sebesar -0.669. Hal ini membuktikan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara
harga diri dengan kesepian. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hipotesis dari penelitian
ini diterima.

Kata kunci : harga diri, kesepian, mahasiswa baru angkatan 2013/2014

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

THE RELATION BETWEEN SELF-ESTEEM AND LONELINESS TO
NEW GRADE 2013/2014 OF SANATA DHARMA UNIVERSITY

Realita Kristy Putri Rasadi

ABSTRACT
This research aim was to determine whether there is a relationship between self-esteem
with loneliness to new grade 2013/2014 of Sanata Dharma University. Hypothesis in this research
was more higher the level of someone’s self-esteem, more lower the level of loneliness. The
research subjects were 160 new grade 2013/2014 of Sanata Dharma University from 18 to 19
years old. Data collecting was distributing the self-esteem scale and loneliness scale. The
reliability coefficient of the self-esteem scale was 0.827 and the reliability coefficient of the
loneliness scale was 0.881. The result was processed by SPSS 16.0 and showed negative
correlation in the amount of -0.669. This condition proved that there was negative correlation
between self-esteem with loneliness . Thus,it can be concluded that the hypothesis was accepted.

Keywords : self-esteem, loneliness, new grade 2013/2014 of Sanata Dharma University


viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji Syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat
dan bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul

”Hubungan Antara Harga Diri dan Kesepian pada Mahasiswa Baru Angkatan
2013/2014 Universitas Sanata Dharma”, dengan baik.
Selama penulisan Skripsi ini, penulis mendapat banyak sekali dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak sehingga Skripsi dapat diselesaikan. Oleh karena itu,
penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1.

Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma dan dosen pendamping akademik.

2.

Ratri Sunar Astuti, S.Psi., M.Psi., selaku Kaprodi Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.

3.

Sylvia Carolina MYM, S.Psi., M.Psi., selaku dosen pembimbing skripsi
yang sudah dengan sabar membimbing saya selama proses pengerjaan
skripsi. Terima kasih untuk senyuman, keramahan dan perhatian yang

membuat saya selalu bersemangat. Ibu sudah seperti ibu kedua untuk saya
setelah ibu di rumah.

4.

Seluruh dosen Fakultas Psikologi yang sudah membagi semua ilmu dan
pengalamannya.

5.

Karyawan Fakultas Psikologi: Mas Gandung, Mba Nanik, Mas Muji, Mas
Doni, Pak Gik, terima kasih untuk semua nasehat dan bimbingan dalam
kelancaran penyusunan skripsi.

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK

TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6.

Papa ganteng dan mama cantik yang selalu menunggu di rumah. Terima
kasih untuk segala doa, nasehat, bimbingan, dan penguatan yang diberikan
dari jauh. Semoga skripsi ini bisa buat papa sama mama bangga. I love
you, ma,pa…

7.

Mas Puput, Mba Rina, Dinda dan dek Bayu yang selalu membuat kangen
untuk pulang ke rumah. Terima kasih untuk semua canda, tawa dan
motivasi kalian selama proses pengerjaan skripsi.

8.

Temen-teman ADT (Asisten Divisi Training) dan Mba Etta yang telah
mengenalkan sebuah dunia baru, dunia training. Terima kasih untuk semua
ilmu, kasih sayang dan perhatian. Be a leader,be a family…

9.

My beloved sister, teman-teman dalam mengarungi kerasnya dunia
perkuliahan: Lala, Mba Evy, Rani, Ginza, Vera, Ika, Albert, Dinar. Selalu
ada kesan yang menyenangkan saat bersama kalian. Friendship forever…

10. Teman-teman bimbingan Bu Silvi: Odil, Sherly, Novi, Panjul, Angga,
Nana, Yoha, Leza, Mba Lusi. Terima kasih sudah menjadi teman berbagi
dalam hal skripsi. Keep Fighting….
11. Staf Perpustakaan Paingan, khususnya Pak Sunu dan temen-temen mitra
Perpustakaan Paingan: Mba Chandra, Mba Judith, Mba Mengty, Mas
Miko, Rani, Lana, Odil, Keket, Tika, Prima, Nasa, Nisa, Rema, Hani,
Iwan. Terima kasih karena selalu membuat hari-hariku semakin berwarna.
Hidup shelving!!

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12. Temen-temen Staff PPKM I 2013: Okvi, Martha, Al, Hoyi, Yulia, Yongki,
sama dek’ Edo. Senang rasanya bisa bekerja bersama kalian orang-orang
dengan kepribadian yang unik. Tetap Rendah Hati dan Luar Biasa….
13. My beloved friends (Forum Delapan): Ningrum, Agnes, Dunie, Dena,
Dina, Linda, Cindy. Kalian akan selalu jadi cerita yang paling manis dalam
perjalanan hidupku.
14. Temen-temen kos dewi: Alvia, Lidya, Nona, Anggi, Raisa, Prisilia, Istri,
Rani, Mita, Nanda, Koko Dicky, Cik Jojo. Teman untuk berbagi cerita,
pengalaman dan ilmu. Senang bisa bersama kalian dan menghabiskan
waktu ketika malam datang. Kos pasti sepi tanpa kalian semua.
15. Temen-temen PMK Eben-Haezer: Alvia, Viona, Raisa, Kak Chris, Lidya,
Leo, Nona, Ita, Mauren, Wisnu, Danar, Nicole, Esti, Novi, Gayu, dan
semua adik-adik angkatan 2013. Bersama kalian aku bisa jadi orang yang
lebih dekat dengan Tuhan. Terima kasih untuk semua dukungan dan
semangat di kala sedih dan senang. God Bless Us…
16. Seluruh mahasiswa baru angkatan 2013 yang sudah bersedia untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini dan juga para dosen yang sudah
memberikan ijin untuk membagi kuisioner.
17. Semua teman-teman yang ada di Universitas Sanata Dharma dan pihakpihak lain yang memberikan dukungan, semangat dan doa sehingga skripsi
ini dapat diselesaikan dengan baik. Berdinamika bersama kalian adalah hal
yang sangat luar biasa.

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, 29 April 2014
Penulis,

Realita Kristy Putri Rasadi

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
ABSTRACT ....................................................................................................... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xviii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix
BAB I

PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 10
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 10
1. Manfaat Teoretis ……………………………………….... 10
2. Manfaat Praktis ………………………………………….. 11

BAB II

LANDASAN TEORI ...................................................................... 12
xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

A. Harga diri (Self-esteem) ............................................................ 12
1. Pengertian Harga diri ........................................................... 12
2. Aspek-aspek Harga diri ....................................................... 13
3. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Harga diri ....... 15
4. Perwujudan Harga diri Rendah dan Harga diri Tinggi ........ 16
B. Kesepian ................................................................................... 18
1. Pengertian Kesepian ............................................................ 18
2. Manifestasi (Perwujudan) Kesepian .................................... 19
3. Tipe Kesepian ...................................................................... 21
4. Penyebab Kesepian .............................................................. 22
5. Aspek-aspek dari Kesepian.................................................. 25
6. Dampak Kesepian ............................................................... 26
C. Mahasiswa ................................................................................ 27
1. Pengertian Mahasiswa ......................................................... 27
2. Kesepian pada Mahasiswa Baru .......................................... 28
D. Hubungan antara Harga diri dengan Kesepian
pada Mahasiswa Baru Angkatan 2013/2014 ............................ 30
E. Bagan ........................................................................................ 32
F. Hipotesis ................................................................................... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 33
A. Jenis Penelitian ......................................................................... 33
B. Identifikasi Variabel ................................................................ 33
1. Variabel Independent.......................................................... 33
xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2. Variabel Dependent ............................................................ 33
C. Definisi Operasional ................................................................. 33
1. Harga diri (Self-esteem) …………………………………. 33
2. Kesepian ………………………………………………… 34
D. Subjek Penelitian ...................................................................... 36
1. Mahasiswa Baru (Angkatan 2013/2014) ............................ 36
2. Rentang Usia 18-19 tahun .................................................. 36
E. Metode Pengambilan Sampel ................................................... 37
F. Metode dan Alat Pengumpulan Data ........................................ 37
1. Skala Kesepian ................................................................... 38
2. Skala Harga diri (Self-esteem) ............................................ 39
G. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ......................................... 41
1. Validitas Skala .................................................................... 41
2. Seleksi Aitem...................................................................... 41
3. Reliabilitas .......................................................................... 46
H. Metode Analisis Data .............................................................. 47
1. Uji Asumsi .......................................................................... 47
2. Uji Korelasi ........................................................................ 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 48
A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 48
B. Deskripsi Hasil Data ................................................................. 48
1.

Deskripsi Subjek Penelitian............................................... 48

2.

Uji Asumsi ......................................................................... 49
xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3.

Uji Hipotesis ...................................................................... 51

4.

Statistik Deskriptif (Hasil Tambahan) ............................... 52

C. Pembahasan .............................................................................. 53
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 57
A. Kesimpulan ............................................................................... 57
B. Saran ......................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 59
LAMPIRAN ..................................................................................................... 63

xvii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Blue Print Skala Kesepian .................................................................. 39
Tabel 3.2 Pemberian Skor pada Skala Kesepian ................................................ 39
Tabel 3.3 Blue Print Skala Harga diri (Self-esteem)........................................... 40
Tabel 3.4 Pemberian Skor pada Skala Harga diri (Self-esteem) ......................... 41
Tabel 3.5 Distribusi Aitem Skala Kesepian pada Uji Tahap 1 ............................ 42
Tabel 3.6 Distribusi Aitem Skala Kesepian pada Uji Tahap II ........................... 43
Tabel 3.7 Distribusi Aitem Skala Harga diri pada Uji Tahap I .......................... 44
Tabel 3.8 Distribusi Aitem Skala Harga diri pada Uji Tahap II .......................... 45
Tabel 4.1 Deskripsi Usia Subjek Penelitian ....................................................... 49
Tabel 4.2 Deskripsi Jenis Kelamin Subjek Penelitian ........................................ 49
Tabel 4.3 Normalitas Variabel Penelitian ........................................................... 50
Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Statistik Deskriptif ................................................. 53

xviii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skala Uji Coba ............................................................................... 64
Lampiran 2 Skala Penelitian.............................................................................. 75
Lampiran 3 Reliabilitas Skala Penelitian .......................................................... 83
Lampiran 4 Uji Normalitas................................................................................ 88
Lampiran 5 Uji Liniearitas ................................................................................ 90
Lampiran 6 Uji Hipotesis .................................................................................. 92
Lampiran 7 Statistik Deskriptif ……………………………………………… 94

xix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap manusia yang dilahirkan ke dunia diciptakan dengan dua sisi
yang berbeda. Pada satu sisi, manusia tercipta sebagai mahluk sosial. Sebagai
mahluk sosial, manusia memiliki kebutuhan untuk berhubungan dengan orang
lain. Ketika seorang individu menjalin hubungan dengan orang lain, hal ini
memungkinkan mereka untuk memenuhi kebutuhannya dalam hal fisik dan
psikologis (Fiske, 2004 dalam Peplau, Sears dan Taylor, 2009).
Kebutuhan untuk menjalin relasi dengan orang lain muncul sejak
manusia dilahirkan (Berscheid & Regan, 2005). Hal ini terlihat dari bayi yang
baru dilahirkan membutuhkan perawat ataupun pengasuh untuk memenuhi
segala macam kebutuhannya. Bayi yang baru lahir juga memiliki kemampuan
untuk membentuk ikatan emosional dengan pengasuhnya. Selama hidupnya,
manusia akan terus menerus memenuhi kebutuhan akan hal relasi dengan
orang lain seperti teman, persahabatan maupun kekasih (Baumeister & Leary,
1995 dalam Peplau, Sears dan Taylor, 2009).
Seseorang akan mendapatkan banyak keuntungan dari relasi sosial yang
mereka miliki. Menurut Robert Weiss (dalam Peplau, Sears dan Taylor,
2000), ada enam hal yang disebut sebagai keuntungan dalam menjalin relasi
yang baik dengan orang lain. Salah satu keuntungan ialah attachment atau
kelekatan. Attachment atau kelekatan adalah suatu perasaan aman dan
1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

nyaman yang dihasilkan dari relasi sosial yang kita miliki. Sebagai contoh,
bayi yang biasanya memiliki kelekatan yang kuat dengan orang tuanya.
Apabila relasi sosial yang dimiliki seseorang berada dalam kondisi yang
tidak memuaskan maka akan menimbulkan perasaan loneliness atau kesepian.
Kesepian adalah perasaan tidak menyenangkan secara subjektif yang
dirasakan ketika seseorang kekurangan sesuatu yang penting dalam relasi
sosialnya. Seseorang yang kesepian merasa tidak memiliki teman ataupun
seseorang saat mereka membutuhkannya. Selain itu, seseorang yang merasa
kesepian akan berpikir bahwa relasi sosial mereka tidak memiliki arti atau
tidak memuaskan (Perlman dan Peplau, 1998 dalam Peplau, Sears dan Taylor,
2009).
Kesepian adalah suatu fenomena yang dapat dirasakan oleh semua
orang baik dari kalangan anak-anak hingga lansia. Beberapa penelitian
mengatakan kesepian banyak ditemukan pada remaja dan dewasa awal.
Sedangkan pada usia lansia tingkat kesepian akan berkurang. Sebagai contoh
anak-anak dengan pengalaman perceraian pada kedua orang tuanya memiliki
kecenderungan untuk merasa kesepian pada saat remaja dibanding dengan
anak-anak yang tidak memiliki pengalaman tersebut (Perlman, 1990 dalam
Peplau, Sears dan Taylor, 2000).
Di Indonesia sendiri, terdapat beberapa kasus yang disebabkan oleh
kesepian. Beberapa kasus antara lain seorang gadis (13 tahun) yang
mengkonsumsi narkoba dikarenakan merasa kesepian dan kekurangan kasih
sayang setelah ditinggal ibunya bekerja sebagai TKW (Tenaga Kerja Wanita)

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

sedangkan sang ayah sibuk dengan pekerjaaannya (http://regional.kompas.
com/read/2013/04/12/18015196/TKW.Dituding.Jadi.Penyebab.Maraknya.Nar
koba). Kasus lainnya yaitu seorang guru ngaji (45 tahun) dilaporkan ke pihak
polisi dikarenakan telah menyodomi 10 orang muridnya. Hal ini dikarenakan
sang guru merasa kesepian setelah bercerai dengan istrinya. Berdasarkan
kedua kasus di atas dapat dilihat bahwa seseorang yang kehilangan seseorang
memiliki hubungan yang dekat akan mengalami kesepian. Kesepian yang
dirasakan diakibatkan kurangnya kasih sayang dan perhatian yang dapat
berakibat pada hal-hal buruk seperti memakai narkoba atau pemerkosaan.
Menurut Weiss (dalam Gierveld dan Tilburg, 2006), kesepian dibagi
dalam dua tipe yaitu kesepian emosional dan kesepian sosial. Kesepian sosial
terjadi ketika seseorang kekurangan relasi dengan jaringan sosial yang lebih
luas (sebagai contoh, teman atau tetangga). Tipe kesepian yang kedua yaitu
kesepian emosional yang dirasakan ketika seseorang kehilangan kelekatan
relasi dengan orang lain (sebagai contoh kehilangan saudara atau sahabat
baik). Kesepian emosional terjadi karena kehilangan seseorang yang memiliki
kedekatan secara khusus, hal ini biasa terjadi pada pasangan yang bercerai.
Kesepian model ini dicirikan dengan perasaan emptiness (kekosongan) dan
forlornness (ditinggalkan).
Beberapa penelitian yang meneliti tentang kesepian (Peplau dan
Perlman dalam Saleh A. Al Khatib, 2006) menemukan bahwa seseorang
dengan kepribadian seperti kurangnya kemampuan sosial, takut akan
penolakan dan kecemasan memiliki kerentanan terhadap perasaan kesepian.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

Perubahan situasi dalam relasi sosial dan lingkungan juga menjadi faktor
dalam penyebab kesepian. Seseorang akan merasakan kesepian apabila
kehilangan relasi sosialnya dengan orang yang sangat berarti di hidupnya,
seperti kehilangan pasangan hidup atau perceraian.
Menurut Lyons (dalam Taylor, 2000) menyatakan bahwa beberapa
kesepian juga disebabkan karena kondisi hidup yang berubah. Beberapa
perubahan kondisi yang dapat memicu terjadinya kesepian antara lain, pindah
ke kota atau sekolah yang baru, bekerja di lingkungan kerja yang baru. Situasi
lain yang dapat menyebabkan munculnya perasaan kesepian yaitu berpisah
dengan teman dekat atau seseorang yang dicintai, dan berakhirnya sebuah
hubungan yang bermakna.
Faktor lain yang mempengaruhi terbentuknya perasaan kesepian pada
mahasiswa baru adalah kegagalan dalam proses penyesuaian diri. Menurut
Haber dan Runyon (dalam Bangun, 2005) mengatakan bahwa salah satu ciri
seseorang yang mampu beradapatasi dengan lingkungan adalah terbentuknya
hubungan sosial yang baik dengan orang lain. Seseorang dengan penyesuaian
diri yang baik akan merasa nyaman saat bersosialisasi dengan orang lain.
Namun, seseorang yang gagal dalam proses penyesuaian diri akan merasa
terkucil dan memilih untuk menjauh dari lingkungan sosialnya. Penyesuaian
diri adalah kemampuan seseorang untuk mengubah diri sesuai dengan
lingkungannya (Gerungan, 2009). Hal inilah yang memungkinkan memicu
perasaan kesepian pada mahasiswa baru.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

Transisi dari lingkungan Sekolah Menengah Atas menuju Universitas
memungkinkan terjadinya pengalaman kesepian di kalangan mahasiswa. Hal
ini dikarenakan para mahasiswa yang harus meninggalkan daerah asal dan
keluarga yang mereka kenal. Banyak dari para mahasiswa yang merasa cemas
ketika harus meninggalkan daerah asal mereka dan bertemu dengan orangorang yang baru. Di tempat yang baru, mereka harus kembali membentuk
relasi sosial mereka yang baru (Santrock, 1995).
Berdasarkan sebuah wawancara informal peneliti dengan seorang
mahasiswa baru jurusan Psikologi Universitas Sanata Dharma angkatan 2012,
mengatakan bahwa di tahun pertamanya menjadi seorang mahasiswa sering
mengalami kesepian. Kesepian yang dirasakan lebih dikarenakan rasa rindu
kepada orang tua yang berada di luar kota. Perasaan kesepian yang dirasakan
juga berakibat pada kegiatan kuliahnya yaitu munculnya perasaan malas
untuk masuk kuliah. Ia lebih ingin untuk kembali ke daerah tempat asalnya
untuk bertemu dengan orang tuanya, karena disana ia bisa mendapatkan
perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya.
Survey kecil yang dilakukan pada Bulan Mei 2013 kepada 30
responden mahasiswa angkatan baru 2012/2013 Universitas Sanata Dharma
ditemukan bahwa sebanyak 24 responden menyatakan pernah merasa
kesepian. Responden dengan perasaan kesepian berasal dari berbagai daerah,
yaitu 6 responden berasal dari Yogyakarta, 9 responden berasal dari Jawa dan
9 responden berasal dari Luar Pulau Jawa. Sebanyak 10 responden
menyatakan bahwa mereka merasakan kesepian karena merindukan suasana

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

rumah atau tempat asal mereka. Sebanyak 9 responden juga menyatakan
bahwa mereka merasakan kesepian karena kurang dapat berelasi dengan
teman di lingkungan baru.
Penelitian yang dilakukan setelah 2 minggu tahun ajaran baru dimulai,
menemukan bahwa ada 75% dari 354 mahasiswa di Amerika menyatakan
mereka merasa kesepian setelah mereka masuk dalam dunia Universitas.
Sebanyak 40% diantaranya mengatakan mereka merasakan kesepian dalam
intensitas sedang hingga rendah. Namun, kesepian tidak hanya dialami oleh
mahasiswa baru melainkan mahasiswa pada tingkat akhir pun rentan akan
perasaan kesepian (Santrock, 1995). Menurut Knox, Vail-Smith dan Zusman
mengatakan bahwa sebanyak 25% mahasiswa laki-laki dan 16.7% mahasiswa
perempuan mengalami mengalami kesepian (dalam Saleh A. Al Khatib,
2006).
Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan, kesepian dapat
berpengaruh pada beberapa segi kehidupan. Sebagai contoh, sebuah
penelitian telah menemukan bahwa kesepian berpengaruh secara signifikan
dengan kesehatan jantung dan tekanan darah (Caspi A, Harrington H., 2006).
Pada penelitian ini ditemukan bahwa seseorang yang mengalami kesepian
pada level tertentu dimungkinkan akan mengalami gangguan fisik seperti
jantung dan tekanan darah tinggi. Selain, itu, dari penelitian juga ditemukan
bahwa kesepian dapat memicu simptom depresif pada diri seseorang
(Cacioppo JT, 2006). Berdasarkan penelitian-penelitian di atas dapat

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7

disimpulkan bahwa

kesepian yang

dialami

oleh

seseorang sangat

mempengaruhi kesejahteraan seorang individu.
Sebuah penelitian tentang intervensi perasaan kesepian meneliti empat
strategi dalam mengurangi dampak kesepian pada seorang individu. Keempat
strategi dalam intervensi perasaan kesepian yaitu meningkatkan kemampuan
sosial, mengembangkan dukungan sosial, meningkatkan kesempatan dalam
interaksi sosial dan memetakan kognisi sosial yang maladaptif. Dari keempat
strategi tersebut, strategi tentang memetakan kognisi sosial yang maladaptif
adalah cara yang paling efektif untuk mengurangi dampak kesepian pada
seorang individu. Di dalam strategi ini, diajarkan tentang cognitive behavioral
therapy dimana seseorang dapat mendeteksi perasaan otomatis negatif yang
timbul dalam dirinya. Ketika seseorang dapat mendeteksi perasaan tersebut,
maka seseorang dapat melakukan evaluasi dan kontrol terhadap perasaan
negatif yang dimiliki (Cacioppo, 2011).
Menurut beberapa penelitian, kesepian sering dihubungkan dengan
beberapa tipe kepribadian. Beberapa tipe kepribadian yang sering
dihubungkan dengan kesepian adalah kecemasan sosial dan rendahnya
asertivitas (Bruch, Kaflowitz & Pearl, 1988; Jones, Freemon & Goswick,
1981; Solano & Koester, 1989 dalam Burger, 2000). Seseorang yang merasa
kesepian sering digambarkan sebagai orang yang introvert, cemas dan peka
terhadap penolakan (Russell et al., 1980 dalam Burger 2000) dan tidak jarang
menderita depresi (Koenig, Isaacs, & Schwarts, 1994; Weeks et al., 1980
dalam Burger 2000).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8

Seseorang yang kesepian merasa sulit untuk percaya kepada orang lain
(Rotenberg, 1994 dalam Burger, 2000). Selain itu, mereka kurang merasa
nyaman ketika orang lain bersikap terbuka (Rotenberg, 1997 dalam Burger
2000). Hal ini dikarenakan mereka merasa tidak nyaman dengan lingkungan
sekitar mereka yang berakibat pada kewaspadaan yang berlebihan pada
ancaman lingkungan sosial. Seseorang dengan perasaan kesepian lebih
memandang dunia sebagai tempat yang mengancam dan selalu teringat pada
hubungan sosial yang negatif (Cacioppo, Hawkley, 2010).
Rosenberg (dalam Coopersmith, 1967) mengatakan bahwa salah satu
hal yang berkontribusi dalam pembentukan harga diri adalah perasaan
dihormati dan dihargai

oleh orang lain. Ketika orang lain bersikap

menghargai dan menghormati kita, maka kita akan merasa nyaman untuk
berhubungan

atau

membangun

sebuah

relasi.

Baumeister

(dalam

Baumgardner, 2009) mengemukakan bahwa seseorang yang memiliki harga
diri akan memandang diri mereka sebagai individu yang berkompeten dan
menarik.
Rosenberg

(dalam

Yilmaz,

Hamarta,

Arslan,

2013)

juga

mengemukakan bahwa harga diri yang dimiliki seseorang dapat membuat
seseorang lebih bahagia, sukses dan nyaman saat berinteraksi dengan orang
lain. Humphreys (dalam Yilmaz, Hamarta, Arslan, 2013) mengemukakan
bahwa seseorang dengan harga diri yang tinggi cenderung memiliki percaya
diri yang tinggi, optimis, kemampuan berkomunikasi yang baik dan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

penerimaan terhadap diri maupun orang lain. Kedua hal inilah yang dapat
mengurangi dampak kesepian yang dirasakan oleh seseorang.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Baumeister, Campbell,
Krueger dan Vohs (2003), menemukan bahwa harga diri dapat mengurangi
prasangka buruk dan diskriminasi. Bandura (dalam Saleh A. Al Khatib, 2006)
mengatakan harga diri sebagai sebuah evaluasi yang positif terhadap diri
sendiri. Kohn (dalam Saleh A. Al Khatib, 2006) juga mengatakan harga diri
sebagai penilaian yang baik pada diri sendiri tentang perilaku atau penilaian
terhadap diri dan karakteristik yang dimiliki.
Dari penelitian ini juga ditemukan bahwa harga diri yang tinggi dapat
menurunkan tingkat stres. Seseorang dengan tingkat harga diri yang tinggi
memiliki harapan bahwa dirinya diterima oleh orang lain. Hal ini dikarenakan
mereka memiliki rasa nyaman dalam diri yang dapat membuat mereka
berhasil dalam membangun relasi dengan orang lain, sehingga mereka pun
tidak lagi merasa kesepian (Buss, 1995). Sebaliknya, seseorang dengan
tingkat harga diri yang rendah kurang memiliki keyakinan akan penerimaan
dari orang lain, sehingga mereka sangat rentan terhadap penolakan.
Melalui penelitian ini hendak dilihat apakah ada korelasi antara harga
diri dengan perasaan kesepian pada mahasiswa baru angkatan 2013/2014
Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini penting dilakukan karena perasaan
kesepian dapat berdampak buruk bagi kehidupan mahasiswa, antara lain
munculnya perasaan depresi (Hermann & Betz dalam Saleh A. Al Khatib,
2006). Selain itu, kesepian pada mahasiswa sering dikaitkan dengan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

munculnya suasana hati yang buruk, seperti kecemasan dan kemarahan
(Cacioppo et al., dalam Saleh A. Al Khatib, 2006). Penelitian ini diharapkan
dapat memberikan informasi yang dapat membantu para mahasiswa baru
dalam mengurangi perasaan kesepian yang dirasakan. Dari penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi tentang perasaan kesepian yang
selama ini masih dianggap sebagai perasaan yang tidak terlalu penting.
Namun, pada kenyataannya perasaan kesepian memiliki dampak yang cukup
buruk pada kesehatan fisik maupun psikologis.

B. Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan antara harga diri dengan kesepian pada
mahasiswa baru angkatan 2013/2014 Universitas Sanata Dharma?

C. Tujuan Penelitian
Mengetahui hubungan antara harga diri dengan kesepian pada
mahasiswa baru angkatan 2013/2014 Universitas Sanata Dharma.

D. Manfaat Penelitian
1.

Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk
perkembangan

ilmu

psikologi,

khususnya

bidang

sosial

dan

perkembangan tentang variabel-variabel lain yang mempengaruhi
perasaan kesepian pada mahasiswa baru.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

2.

Manfaat Praktis
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
tentang perasaan kesepian dan membantu para mahasiswa baru dalam
mengatasi perasaan kesepian yang dialami.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

A. HARGA DIRI (SELF-ESTEEM)
1.

Pengertian Harga diri
Menurut Bandura (1986), harga diri adalah sebuah penilaian
terhadap diri yang didasarkan pada kemampuan pribadi dan segala nilainilai positif dan negatif yang berasal dari budaya. Harga diri juga dapat
diartikan sebagai sebuah komponen penilaian dari konsep diri
(Baumeister dan Coppersmith dalam Crothers, 2009). Harga diri
didasarkan pada perasaan tentang diri dan penilaian yang dibuat oleh diri
sendiri (Brown, 2006). Menurut Santrock (2008), harga diri adalah
penilaian secara global pada diri sendiri.
Coopersmith (1967), harga diri adalah perhargaan terhadap diri
yang diekspresikan dalam sikap seorang individu yang ditujukan untuk
diri sendiri. Harga diri adalah pengalaman subjektif yang disalurkan
kepada orang lain melalui verbal maupun perilaku yang nampak. Harga
diri adalah sebuah perasaan positif maupun negatif tentang diri yang
dihasilkan dari penilaian terhadap diri (Baron, 1995). Sehingga harga diri
dapat dikatakan sebagai penilaian yang dilakukan seseorang tentang baik
dan buruknya diri mereka (Campbell & Epstein dalam Baron, 1995).
Harga diri adalah suatu hasil evaluasi yang dilakukan oleh diri
sendiri. Penilaian pada harga diri tidak hanya didasarkan pada keadaan
12

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

diri secara fisik melainkan juga kualitas diri. Harga diri yang dimiliki
seseorang dapat mempengaruhi terbentuknya konsep diri pada diri
seseorang. Konsep diri adalah sekumpulan informasi yang dapat
menjelaskan siapa diri kita. Ketika seseorang memiliki harga diri yang
tinggi mereka akan merasa bahwa diri mereka baik, menarik,
berkompeten, sehingga hal ini dapat membentuk konsep diri yang baik.
Sebaliknya, seseorang dengan harga diri yang rendah mereka cenderung
memiliki konsep diri yang kurang baik (Campbell, 1990). Mereka
cenderung bersikap pesimis, rentan terhadap kritik atau respon negatif.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa harga diri
adalah penilaian terhadap diri sendiri baik positif maupun negatif yang
didasarkan pada kemampuan pribadi dan nilai-nilai yang berasal dari
budaya.
2.

Aspek-aspek Harga diri
Menurut Coopersmith (1967) ada empat aspek dalam membangun
harga diri, yaitu
a.

Keberartian (significance)
Seseorang yang memiliki harga diri dapat diukur melalui
kepedulian, perhatian dan kasih sayang yang ditunjukkan oleh orang
lain. Seluruh hal ini dapat digolongkan dalam kategori penerimaan
dan ketenaran atau kebalikan dari penolakan dan isolasi. Penerimaan
dari orang lain ditandai dengan kehangatan, ketertarikan dan respon
dari lingkungan terhadap dirinya. Penerimaan terhadap orang tua

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

yang selalu memberikan dukungan dan semangat membuat sang
anak memiliki ketertarikan untuk beraktifitas, menjalin hubungan
dekat dengan orang lain (bersahabat). Pengaruh dari ungkapan kasih
sayang menghasilkan sebuah penghargaan yang kita terima dari
orang lain.
b.

Kekuasaan (power)
Hal ini dapat diukur melalui kemampuan seseorang dalam
mengontrol perilakunya dan perilaku orang lain. Dalam beberapa
situasi kekuasaan dinyatakan oleh pengakuan dan rasa hormat yang
diterima. Tindakan untuk meningkatkan keseimbangan sosial,
kepemimpinan, dan kebebasan disampaikan dengan asertif, penuh
semangat, dan penyelidikan pada suatu tindakan. Keberartian
disampaikan oleh pengakuan pada peningkatan akan pengalaman
mandiri dan kontrol terhadap diri sendiri dan orang lain.

c.

Kemampuan (competence)
Kemampuan adalah kesuksesan seseorang untuk memenuhi
tuntutan prestasi. Kemampuan

ditandai oleh tingginya tingkat

performansi dengan variasi tugas yang sesuai dengan tahapan
usianya. Sebagai contoh, pada remaja putri, kita akan berasumsi
bahwa prestasi di bidang akademik dan atletik adalah dua area yang
digunakan untuk menilai kemampuan. Pelatihan kebebasan dan
prestasi akan meningkatkan keaktifan dan peran kompetitif saat
seseorang dihadapkan pada lingkungan. Hasil dari pelatihan ini juga

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

didasarkan pada ketangkasan, nilai dan aspirasi yang dimiliki oleh
seseorang.
d.

Kebajikan (virtue)
Kebajikan dapat ditandai dengan ketaatan pada moral, etika,
dan prinsip-prinsip religius. Seseorang yang taat pada etika dan nilainilai religius yang mereka terima dan maknai dianggap memiliki
sikap yang positif dengan kesuksesan akan pemenuhan tujuan yang
tinggi. Perasaan berharga yang mereka miliki akan diwarnai dengan
kebajikan, kebenaran, dan spiritualitas.
Berdasarkan rincian di atas terdapat empat aspek yang berpengaruh

pada pembentukan harga diri dalam diri seseorang, yaitu keberartian
(significance), kekuasaan (power), kemampuan (competence), dan
kebajikan (virtue). Keberartian (significance) dapat diukur melalui
kepedulian, perhatian dan kasih sayang yang ditunjukkan oleh orang lain.
Kekuasaan (power) adalah kemampuan seseorang dalam mengontrol
perilakunya maupun perilaku orang lain. Kemampuan (competence)
ditandai dengan kesuksesan seseorang dalam memenuhi tanggung jawab
dan tuntutan prestasinya. Kebajikan (virtue) ditandai dengan ketaatan
seseorang pada moral, etika, dan prinsip-prinsip religius.
3.

Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Harga diri
Menurut Rosenberg (dalam Coopersmith, 1967) ada empat faktor
yang berkontribusi dalam perkembangan harga diri, yaitu

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

a.

Kuantitas dari rasa hormat, penerimaan dan perhatian yang
seseorang terima dari orang yang berarti di hidup mereka.
Akibatnya, kita menghargai diri kita karena kita dihargai.

b.

Sejarah dari kesuksesan, status maupun posisi yang kita peroleh di
dunia. Pada umumnya, kesuksesan menghasilkan pengakuan yang
direlasikan dengan status seseorang dalam sebuah komunitas.
Pengakuan adalah salah satu bentuk yang nyata dari harga diri dan
dapat diukur melalui material dari hasil kesuksesan dan penerimaan
sosial.

c.

Pengalaman yang diinterpretasi dan dimodifikasi selaras dengan nilai
dan aspirasi seorang individu. Keberhasilan dan kekuatan tidak
secara langsung dapat dirasakan tetapi disaring dengan tujuan dan
nilai-nilai yang ada pada seorang individu.

d.

Cara seseorang dalam memberikan respon terhadap devaluasi. Hal
ini dapat dilihat dari kemampuan seseorang dalam mempertahankan
harga diri saat dihadapkan dengan penilaian negatif dari orang lain
ataupun kegagalan yang dialami.

4.

Perwujudan Harga diri Rendah dan Harga diri Tinggi
Seseorang dengan harga diri yang tinggi memiliki pandangan yang
baik terhadap diri mereka. Mereka memandang diri mereka sebagai
individu yang sukses, memiliki kompetensi dan menarik (Baumeister,
dkk dalam Baumgardner, 2009). Selain itu, orang dengan harga diri yang
tinggi lebih memiliki keyakinan dan kepercayaan bahwa mereka sanggup

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17

menggapai

tujuan

mereka

(McFarlin

dan

Blascovich

dalam

Baumgardner, 2009).
Harga diri yang tinggi dapat melawan stres dan perasaan khawatir
yang disebabkan berbagai pengalaman hidup yang merusak gambaran
diri (Baumeister dan Steele dalam Baumgardner, 2009). Harga diri dapat
dijadikan sebagai sumber coping (penanggulangan) dalam melawan
kegagalan, kehilangan, kritik, dan masalah dengan orang lain. Individu
dengan harga diri yang tinggi tidak mudah untuk larut dalam peristiwaperistiwa negatif yang dialami dan dapat menjaga harapan-harapan
positif (dalam Baumgardner, 2009).
Seseorang dengan harga diri yang tinggi memiliki keyakinan yang
positif terhadap dirinya. Mereka memandang diri mereka sebagai
seseorang yang menarik, menyenangkan dan memiliki kemampuan
(dalam Baumgardner, 2009). Selain itu, seseorang dengan harga diri
yang tinggi memiliki keyakinan bahwa mereka mendapatkan penerimaan
yang baik dari orang lain. Keyakinan akan penerimaan dari orang lain
yang membuat mereka berhasil membangun hubungan dengan sosialnya
(Buss, 1995).
Ketika seseorang memiliki harga diri yang rendah, mereka
cenderung memiliki keyakinan bahwa mereka adalah seseorang yang
gagal dan kurang berkompeten. Seseorang dengan harga diri yang rendah
mempunyai pandangan negatif terhadap diri mereka sendiri. Selain itu,
orang dengan harga diri yang rendah memiliki kerentanan dengan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18

peristiwa-peristiwa negatif yang ada dalam hidupnya. Hal inilah yang
membuat mereka sangat sensitif pada alur kehidupan mereka yang naik
turun (Baumeister dkk dalam Baumgardner, 2009).
Seseorang dengan harga diri yang rendah memiliki keyakinan
bahwa orang lain kurang dapat menerima diri mereka. Hal inilah yang
menjadikan mereka kurang dapat bersikap asertif dan sangat rentan
terhadap penolakan dari orang lain (Buss, 1995).

B. KESEPIAN
1.

Pengertian Kesepian
Setiap manusia yang ada di dunia lahir sebagai mahluk sosial dan
mahluk individu. Keberadaannya sebagai mahluk sosial mengharuskan
seseorang untuk membangun hubungan sosial dengan orang lain. Hal ini
dikarenakan mereka membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi
segala macam kebutuhan mereka. Namun pada kenyataannya banyak
individu yang merasa kesulitan untuk mencapai tujuannya tersebut. Hal
ini akan berakibat pada seseorang yang merasa kesepian.
Kesepian adalah reaksi secara emosional dan kognitif ketika
seseorang memiliki hubungan yang lebih sedikit ataupun kurang
memuaskan bila dibandingkan dengan apa yang diharapkan (Archibald,
Bartholomew & Marx dalam Baron & Byrne, 2003). Seseorang yang
merasa kesepian bukanlah orang yang tidak ingin memiliki teman,
namun seseorang yang ingin memiliki teman tetapi ia tidak

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19

mendapatkannya (Burger dalam Baron & Byrne 2003). Menurut Perlman
dan Peplau (1994), kesepian adalah perasaan subjektif yang tidak
menyenangkan ketika seseorang kehilangan hal penting dalam hubungan
sosialnya. Seseorang yang merasa kesepian tidak memiliki teman
ataupun jumlah teman yang mereka miliki lebih sedikit dari apa yang
mereka inginkan. Selain itu, seseorang yang merasa kesepian akan
merasa hubungan sosialnya kurang berarti atau kurang memberikan
kepuasan seperti yang dibayangkan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kesepian adalah suatu
perasaan yang kurang menyenangkan karena kehilangan hal penting
dalam hubungan sosialnya. Perasaan kesepian yang mereka alami karena
hubungan sosial yang mereka miliki tidak sesuai dengan yang
diharapkan.
2.

Manifestasi (Perwujudan) Kesepian
Peplau dan Perlman (1979) membagi manifestasi atau perwujudan
dari perasaan kesepian menjadi tiga kategoris, yaitu
a.

Manifestasi afektif
Perasaan kesepian yang seseorang rasakan diwujudkan dalam
bentuk perasaan dan pengalaman yang negatif. Beberapa perasaan
negatif yang dapat muncul adalah kurang bahagia, kurang puas
dengan hubungan sosialnya, pesimis dan depresi. Selain itu, mereka
juga sering merasa cemas, bosan, dan canggung.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20

b.

Manifestasi kognitif
Manifestasi kognitif lebih didasarkan pada perhatian atau
fokus yang dimiliki oleh seseorang. Seseorang dengan perasaan
kesepian akan mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi secara
efektif. Mereka lebih berfokus pada diri mereka sendiri (selffocused). Self-focused yang tinggi dapat terlihat dalam hubungan
interpersonalnya, seperti memberikan respon yang sedikit terhadap
pertanyaan yang dilontarkan oleh orang lain. Seseorang dengan
perasaan kesepian akan lebih waspada dalam menjalin hubungan
dengan orang lain. Mereka cenderung bersikap lebih sensitif
terhadap respon yang diberikan oleh orang lain.

c.

Manifestasi perilaku (behavioral)
Manifestasi perilaku adalah cerminan dari pemikiran negatif
yang muncul pada seseorang yang merasa kesepian. Beberapa
perilaku yang muncul pada seseorang yang merasa kesepian yaitu,
adanya pola yang berbeda dalam hal penyingkapan (self-disclosure)
bila dibandingkan dengan orang yang tidak merasa kesepian. Pada
seseorang yang merasa kesepian, mereka dapat mengungkapkan
seluruh isi hatinya kepada orang lain atau hanya menyimpan semua
permasalahan berat mereka untuk diri mereka sendiri. Kedua,
mereka juga akan menampilkan perilaku yang selalu berfokus hanya
pada diri mereka sendiri. Ketiga, seseorang dengan perasaan
kesepian lebih terlihat pemalu dan kurang asertif pada interaksi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21

sosial mereka. Hal inilah yang menyebabkan mereka enggan untuk
mengambil risiko yang mungkin muncul saat mereka akan menjalin
hubungan sosialnya.
3.

Tipe Kesepian
Menurut Robert Weiss (Weiss dalam Taylor, Peplau dan Sears
1994) kesepian dibagi menjadi dua tipe, yaitu
a.

Emotional loneliness (kesepian secara emosional)
Kesepian secara emosional terjadi ketika seseorang kehilangan
sosok lekat (an intimateattachment figure) yang mereka miliki.
Sebagai contoh, seorang anak kecil yang lekat dengan sosok orang
tuanya atau untuk orang dewasa antara suami istri atau sahabat
dekatnya.

b.

Social loneliness (kesepian secara sosial)
Kesepian secara sosial terjadi ketika seseorang kekurangan
relasi atau kurang terhubung dengan jaringan yang lebih luas yang
ada di sekitarnya (perkumpulan atau organisasi).
Menurut Zimmerman (dalam Gierveld, Tilburg, Dykstra, 2006)

membagi kesepian dalam dua tipe, yaitu
a.

Kesepian tipe positif
Kesepian ini terjadi saat seseorang lebih memilih untuk pergi
atau meninggalkan kegiatan dalam keseharian mereka. Kemudian
mereka lebih memfokuskan pada tujuan yang lebih tinggi seperti
refleksi, meditasi dan berkomunikasi dengan Tuhan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22

b.

Kesepian tipe negatif
Tipe

kesepian

ini

didasarkan

pada

perasaan

kurang

menyenangkan yang disebabkan karena kurangnya hubungan sosial
atau kontak sosial dengan lingkungan sekitar.
4.

Penyebab Kesepian
Menurut Baron and Byrne (2003) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi terbentuknya perasaan kesepian, yaitu
a.

Faktor genetis
Perilaku dapat dipengaruhi oleh genetika. Orang tua dengan
gen yang pesimis, depresi dan interaksi yang bermusuhan dengan
lingkungan sekitar terdapat kemungkinan bahwa keturunan mereka
juga memiliki gen yang sama. Sehingga gen-gen yang diturunkan
tersebut dapat memicu seseorang mengalami perasaan yang sama
yaitu kesepian.

b.

Pengalaman individu
Seseorang yang mengalami kesepian sebagai akibat dari
interaksi sosial dengan teman sebaya yang kurang berhasil dapat
dikarenakan pengalaman masa lalunya. Pada masa kanak-kanaknya,
seseorang yang mengalami kesepian dimungkinkan gagal untuk
membangun

keterampilan

sosialnya

sehingga

hal

ini

akan

mempengaruhi interaksi sosialnya di masa dewasa. Sebagai contoh,
seorang anak yang berperilaku kasar, memiliki agresi atau terlalu

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23

pemalu dan menarik diri sangat memungkinkan mendapatkan
penolakan untuk menjadi teman bermain.
c.

Pengaruh budaya
Dalam hal ini setiap budaya yang berbeda memiliki cara
pandang yang berbeda pula terhadap hubungan sosial. Di Amerika
Utara, seseorang yang tidak dapat membangun hubungan yang intim
akan dianggap sebagai suatu kesalahan yang besar. Sedangkan di
Asia Selatan, seseorang dengan perasaan kesepian lebih dikaitkan
pada ketidakmampuan personal, seperti pada kekurangan karakter.
Menurut Burger (2011) terdapat beberapa hal yang menyebabkan

seseorang merasa kesepian, yaitu
a.

Pemberian prasangka yang buruk kepada orang lain di setiap situasi
sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Christensen dan Kashy (dalam
Burger, 2011) menunjukkan bahwa saat sekelompok mahasiswa
yang memiliki perasaan kesepian dihadapkan dengan orang yang
baru mereka kenal maka mahasiswa yang memiliki perasaan
kesepian menilai diri mereka lebih baik dibandingkan dengan orang
yang baru mereka kenal. Seseorang dengan perasaan kesepian tidak
banyak menampilkan ketertarikan mereka pada orang lain. Hal ini
dikarenakan mereka merasa ragu-ragu dan telah menaruh curiga
apabila orang yang baru mereka kenal merasa bosan di akhir
pertemuan mereka.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24

b.

Kemampuan sosial yang kurang baik
Seseorang dengan kemampuan sosial yang