BAB VI KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN - DOCRPIJM e285c9907a BAB VIBAB VI ASPEK TEKNIS PER SEKTOR
130
BAB VI
KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN
6.1.
PROFIL KEUANGAN DAERAH
Arah kebijaksanaan Keuangan Daerah merupakan cara pengelolaan pendapatan
dan belanja daerah, disajikan dalam bentuk program dan kegiatan yang disusun secara
efektif dan effisien sehingga tercapai sasaran dan tujuan yang direncanakan
Pengelolaan
keuangan
daerah
dilaksanakan
dalam
suatu
sistem
yang
terintergrasi yang diwujutkan dalam APBK dengan mengacu penyusunan kepada
anggaran berbasis kinerja yang sertiap tahun ditetapkan dengan Qanun. Adapun ruang
lingkup pengelolaan keuang daerah meliputi :
1. Hak daerah untuk
memungut pajak daerah, restribusi daerah dan melakukan
pinjaman.
2. Kewajiban
daerah
untuk
menyelenggarakan
urusan
pemerintah
daerah,
melaksanakan pembangunan daerah dan membayar tagihan pihak ketiga
3. Pengelolaan Pendapatan Daerah
4. Pengelolaan Belanja Daerah
5. Pengelolaan pembiayaan daerah yang meliputi aspek kekayaan daerah yang dikelola
sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga,piutang, barang serta hakhak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yag dipisahkan pada
perusahaan daerah, kekayaan pihak lain
yang dikuasai oleh pemerintah daerah
dalam rangka penyelenggara tugas pemerintah daerah dan/atau kepentingan umum.
Dalam rangka penyelenggara urusan pemerintah Kabupaten Gayo Lues,
pengelolaan keuangan harus diarahkan secara tewrtib, taat azas sesuai dengan
peraturan perundang-undangan, effisien, efektif, transpan dan akuntabel dengan
memperhatikan azas keadilan dan mamfaat bagi masyarakat.
6.2
ARAH PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH
Dalam pengelolaan anggaran pendapatan daerah, harus diperhatikan pendapatan
pajak dan restribusi daerah yang berasal dari PAD dalam struktur APBK, merupakan
elemen
yang
cukup
penting
peranannya
dalam
mendukung
penyelenggara
pemerintahan dan pemberian pelayanan kepada publik. Apabila dikaitkan dengan
pembiayaan daerah secara keseluruhan, maka pendapatan daerah yang berasal
daridaerah sendiri
({PAD) merupakan alternatif utama dalam mendukung program
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
131
kegiatan penyelenggara pemerintahan dan pelayanan publik, disamping pendapatan
daerah yang berasal dari pemerintah.
Untuk membiayai berbagai program kegiatan Pemerintah Kabupaten Gayo Lues,
baik untuk urusan wajib maupun utuk urusan pilihan dalam kerangka meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat \sangat ditentukan oleh kesediaan dana.
Adapun jenis PAD terdiri dari pajak daerah, restribusi daerah,hasil pengelolaan
kekayaan daerah, zakat dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Dana
Perimbangan sebagai mana dimaksud diatas terdiri dari :
1. Dana bagi hasil pajak yaitu bagian dari (a) Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB); (b) Penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB); (c)
Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh pasal 25 dan pasal 29 wajib pajak orang pribadi
dalam negeri dan PPh Pasal 21).
2. Dana bagi hasil yang bersumber dari hidrokarbon dan sumber daya alam lain yaitu ;
(a) bagian dari kehgutanan; (b) bagian dari pewrikanan; (c) bagian dari
pertambangan umum; (d). Bagaian dari pertambangan Panas bumi; (e) bagian dari
pertambangan minyak dan (f) bagian dari pertambangan gas bumi.
3. Dana Alokasi Umum (DAU)
4. Dana Alokasi Khusus (DAK)
Selain dana bagi hasil sebagaimana di sebutkan diatas Kabupaten juga mendapat
tambahan dana
bagi hasl minyak dan gas bumi yang merupakan bagian dari
penerimaan Pemerintah Aceh yaitu bagian dari : 1). Pertambangan Minyak dan 2)
pertambangan Gas Bumi.
Alokasi anggaran belanja untuk pelayanan publik dari APBK diupayakan lebiih besar dari
alokasi anggaran belanja untuk aparatur. Dalam keadaan tertentu, pemerintah
Kabupaten Gayo Lues dapat menyusun APBK yang berbeda dengan ketentuan diatas.
Pemerintah melaksanakan prinsip traparansi dalam pengelolaan keuangan daerah, dan
harus menerima auditor independen yang ditunjuk oleh Badab Pemeriksa Kuangan (BPK)
untuk melakukan pemeriksaan sesuai dengan pemeriksaan tersebut kepada pemerintah
pusat, pemerintah Aceh dan pemerintah Kabupaten Gayo Lues.
Pemerintah Kabupaten Gayo Lues berwewenang mengatur tata cara pengadaan
barang dan jasa yang menggunakan dana APBK, dengan berpedoman pada peraturan
perundang-undangan. Pemerintah Kabupaten Gayo Lues
juga menerapkan sistim
akuntansi keuangan dengan berpedoman pada standar akuntasi pemerintahan.
Dalam hal tugas pembantuan dari pemerintah pusat kepada pemerintah
kabupaten yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah yang ditetapkan oleh
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
132
Bupati. Bupati memberitahukan rencana kerja dan anggaran pemerointah ang berkaitan
dengan tugas pembentukan kepada DPRK. Semua barang yang diperoleh dari dana
tugas pembantuan menjadi milik negara. Barang milik negara dapat dihibahkan kepada
pemerintah Kabupaten Gayo Lues, dan/mukim Gampong.
Pengelolaan dan pengembangan pendapatan daereah terutama yang bersumber
Pendapatan Asli Daerah masih menghapi beberapa permasalahan :
1. Penentuan target atau anggaran pendapatan lebih didasarkan pada kaidah
incramental (dinaikan presentase tertentu dari pencapaian tahun sebelumnya) dan
kurang didasarkan kepada kondisi potensi masing-masing jenis pendapatan
2. Belum tersedianya data base potensi untuk masing-masing jenis pendapatan dari
masing-masing penghasil.
3. Penilaian tingkat keberhasilan dan kenirja instansi pengelolal pendapatn lebih pada
ukuran pengumpulan dan kurang dipadukan dengan rasio cakupan, sehingga tingkat
keberhasilan yang didapatkan masing-masing inntansi masif relatif semu.
4. Upaya peningkatan dan pengembangan pendapatan lebih dianggap sebagai kegiatan
rutin yang dilakukan oleh masing-masing instansi pengjhasil, dan bukan merupakan
program atau kegiatan yang dilakukan secaraterpadu dan berkesinambungan.
5. Upaya
peningkatan
dan
pengembangan
masih
terkendala
dengan
upaya
peningkatan dan pengembangan pewrekonomian, dengan alasan kontra produktif
terhadap dunia usaha, upaya peningkatan pendapatan lebih dikesampingkan.
6. Belum adanya kegiatan penanaman modal oleh investor karena berbagai alasan,
antara lain terbatasnya sarana infrastruktur pendukung kegiatan investasi tersebut.
6.3
PROYEKSI KEUANGAN DAERAH
6.3.1 Pendapatan Daerah
Komponen keuangan yang akan diraikan terdiri dari komponen penerimaan
(pendapatan) daerah, perkiraan penerimaan pendapatan belanja daerah dan pinjaman
pemerintah Kabupaten/kota saat ini .
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
133
TABEL 6.1
PENDAPATAN REGIONAL PER KAPITA ATAS HARGA BERLAKU
DI KABUPATEN GAYO LUES
TAHUN 2005-2010
NO.
KETERANGAN
1.
PDRB Atas Dasar Harga
Berlaku (Jutaan Rupiah)
2.
Penyusutan (Jutaan
Rupiah)
3.
PDR Netto Atas Dasar
Harga Pasar (Jutaan
Rupiah)
4.
Pajak Tak Langsung
(jutaan Rupiah)
5.
6.
PDR Netto Atas Dasar
Harga Faktor (Jutaan
Rupiah)
Jumlah Penduduk
7.
PDRB Per Kapita (Rupiah)
8.
Pendapatan Regional
Perkapita (Rupiah)
JUMLAH PADA TAHUN
2005
2006
2007
2008
2009
2010
342.807,76
385.574,03
485.540,13
557.619,12
639,540.43
700,655,00
6.791,02
7.638,22
9.764,26
16.789,97
19.256,63
21.096,79
336.016,74
377.935,81
475.775,87
540.829,15
11.110,71
12.496,80
15.719,63
17.869,00
20,708.75
22,452.60
320.674,08
360.679,11
460.056,24
522.960,16
599.789,63
657.105,60
67.845
69.146
72.045
73.003
74,151
4.726.569,09
5.216.196,29
6.739.400,84
7.638.304,19
8,624.838,96
9.367.796,83
4.480.651,16
4.944.803,62
6.385.678,93
7.163.543,39
8.088.759,83
8.785.538,96
626,778.07
679.558,20
79.592
Sumber : Badan Statistik dan Bappeda Gayo Lues dan Data dan Kode Wilayah Provinsi Aceh, Tahun 2008.
Dalam upaya mencapai kinerja proyeksi pendapatan daerah tersebut, kebijakan
pengelolaan pendapatan daerah antara lain diarahkan ::
1. Menggali sumber pendapatan baru disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor
18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Restribusi Daerah
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memenuhi pembayaran pajak dan
restribusi daerah dengan lebih mengintensifkan pembinaan dan penyeluhan.
3. Meningkatkan sarana dan prasarana kerja dan kualitas sumber daya menusia
serta penyederhanaan sistem dan prosedur pelayanan secara terus menerus..
4. Melakukan perhitungan kembali potensi sumber-sumber pendaptan daerah dan
evaluasi terhadap penentuan tarif penentuaan sumbangan pendapatan daerah
5. Menlukan tukar menukar informasi antar daerha sebagai refrensi dalam rangka
meningkatkan pendapatan daerah.
6. Meningkatkan upaya penyerderhana prosedur dan mempercepat tata perijinan
investasi.
7. Meningkatkan kegiatan promosi potensi unggulan daerah baik ndi dalam maupun
keluar wilayah kabupaten Gayo Lues.
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
134
Agar arah dan kebijaksanaan pendapatan daerah Kabupaten Gayo Lues tersebut
dapat dicapai, maka ditetapkan beberapa strategi yaitu :
1. Pemberdayaan segenap aparatur, dengan cara meningkatkan motivasi, disiplin
dan etos kerja guna dapat menigkatkan kiera.
2. Meningkatkan koordinasi dengan segenap instansi/institusi dalam rangka
mengoptimalisasi pendapatan daerah baik didaerah maupun pusat.
3. Memperluas jangkauan pelayanan dengan membuka tempat-tempat pelayanan
pajak daerah,restribusi daerah dan pendapatan lainnya dikecamatan sepanjang
dapat meningkatkan penerimaan pendapatan daerah.
4. Sosialisasi melalui pemamfaatan berbagai media komonikasi dalam rangka
intensifikasi pemungutan pajakmdaerah,retribusi daerah dan penerimaan lain-lain
yang sah.
5. Melakukan pendekatan yang intensif dengan berbagai pihak baik dalam rangka
peningkatan sumbangan pihak ketiga maupun penerimaan yang bersumber dari
bagi hasil dan Alokasi Umum (DAU).
6. Mempercepat penetapan qanun yang mengatur tentang berbagai PAD yang
belum ada pengatrurannya.
6.3.2. Perkiraan Pendapatan Daerah
Terdapat pos-pos penerimaan daerah/kota yang menjadi sumber dana bagi
RPIJM di Kota Blangkejeren yaitu :
a.
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
1)
Dalam
merencanakan
perekonomian
yang
target
terjadi
PAD
pada
agar
mempertimbangkan
tahun-tahun
sebelumnya,
kondisi
perkiraan
pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 dan realisasi penerimaan PAD tahun
sebelumnya, serta ketentuan perundang-undangan terkait.
2)
Dalam upaya pengelolaan dan peningkatan PAD, Pemerintah Daerah dapat
memberikan insentif dan kemudahan berusaha bagi pelaku ekonomi dan tidak
membuat kebijakan yang memberatkan dunia usaha dan masyarakat. Upaya
tersebut dapat ditempuh melalui penyederhanaan sistem dan prosedur
administrasi pemungutan pajak dan retribusi daerah, rasionalisasi pajak daerah
dan retribusi daerah, serta meningkatkan pengendalian dan pengawasan atas
pemungutan PAD.
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
135
3)
Dalam hal jenis Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang sudah diamanatkan di
dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, penetapan target pendapatannya pada tahun anggaran 2011
sesuai ketentuan pada pasal 180 Undang-Undang dimaksud, masih mengacu
pada peraturan daerah yang ada.
4)
Pemerintah Daerah tidak diperkenankan melaksanakan pemungutan pajak
daerah dan retribusi daerah apabila peraturan daerahnya telah dibatalkan
dan/atau jenis Pajak Daerah dan Retribusi Daerah tersebut tidak diamanatkan
dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009.
5)
Untuk daerah yang telah membentuk Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
seperti Rumah Sakit Daerah, maka penerimaannya dianggarkan dalam jenis
pendapatan Lain-lain PAD Yang Sah, obyek pendapatan BLUD, rincian obyek
pendapatan BLUD Rumah Sakit Daerah.
6)
Penerimaan bunga pinjaman dari dana bergulir, dianggarkan dalam APBD pada
akun pendapatan, kelompok pendapatan asli daerah, jenis lain-lain pendapatan
asli daerah yang sah, sesuai dengan obyek dan rincian obyek berkenaan.
b.
Dana Perimbangan
Untuk penganggaran pendapatan yang bersumber dari dana perimbangan dalam
APBD Tahun Anggaran 2012, agar memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1)
Pencantuman alokasi dana perimbangan yang berasal dari Dana Bagi Hasil
(DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dalam penyusunan APBD Tahun Anggaran
2012 didasarkan pada alokasi dana perimbangan Tahun Anggaran 2011 dengan
tetap memperhatikan realisasi penerimaan Tahun Anggaran 2010;
2)
Terhadap perencanaan alokasi dana bagi hasil, pemerintah daerah dapat
memperkirakan besaran alokasi dana bagi hasil lebih rendah dari Peraturan
Menteri Keuangan Tahun Anggaran 2010, untuk mengantisipasi kemungkinan
tidak stabilnya harga minyak dan gas atau hasil pertambangan lainnya di tahun
2012 dan
memperhatikan
realisasi penerimaan
tahun anggaran
2010.
Selanjutnya apabila alokasi dana bagi hasil tersebut tidak sesuai dari yang
diperkirakan, dapat dilakukan penyesuaian dalam Perubahan APBD Tahun
Anggaran 2012;
3)
Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau yang dialokasikan ke kabupaten/kota
dan provinsi sesuai dengan Keputusan Gubernur, supaya diarahkan untuk
melaksanakan
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
peningkatan
kualitas
bahan
baku,
pembinaan
industri,
136
pembinaan lingkungan sosial, sosialisasi ketentuan di bidang cukai dan/atau
pemberantasan barang kena cukai palsu (cukai illegal).
c.
Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
1)
Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menetapkan pendapatan bagi hasil yang
diterima dari provinsi pada Tahun Anggaran 2012 agar menggunakan pagu
Tahun Anggaran 2011. Sedangkan bagian pemerintah kabupaten/kota yang
belum direalisasikan oleh pemerintah provinsi akibat pelampauan target Tahun
Anggaran 2011 agar ditampung dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2012;
2)
Penerimaan hibah yang bersumber dari APBN atau sumbangan pihak ketiga
yang tidak mengikat dan telah diarahkan penggunaannya untuk dana bergulir,
dianggarkan
dalam
APBD
pada
akun
pendapatan,
kelompok
lain-lain
pendapatan daerah yang sah, jenis pendapatan hibah sesuai dengan obyek dan
rincian obyek berkenaan.
Perkiraan Pendapatan untuk Daerah Kabupaten Gayo Lues 2007 – 20013 yaitu
sebagai berikut :
TABEL 6.2
PENERIMAAN (PENDAPATAN) DAERAH KABUPATEN GAYO LUES
TAHUN 2009 - 20013
Jumlah Pada Tahun(Dalam Rp.000)
No
Uraian
2009
1
PDRB atas dasar
Harga Pasar
507.443,24
2
Pajak Tak Langsung
3
2010
2011
2012
2013
536.852,54
566.261,83
595.671.13
625.080,42
27.254,98
28.853,68
30.452,39
32.051,09
33.649,80
PDR Netto atas
Biaya Faktor
473.245,28
500.775.85
528.306,43
555.837,00
583.367,58
4
PDRB Perkapita
7.647.675,57
8.069.081,29
8.490.487,01
8.911.892,73
9.333.298,45
5
Pendapatan
Regional Perkapita
4.945.533,57
5.141.190,20
5.336.846,83
5.532.503,46
5.728.160,09
TOTAL
13.601.152,64
14.276.753,56
14.592.354,49
15.627.955,41
16.303.556,34
Sumber : Data BPS Kabupaten Gayo Lues dan Olahan Data
6.4.
ANALISIS PERMASALAHAN KEUANGAN DAERAH
Permasalahan Utama pada kondisi keuangan Pemerintah Kabupaten Gayo Lues
adalah pada optimalisasi Pendapatran Asli Daerah (PAD), dan permasalan yang masih
dijumpai adalah :
a. Kecilnya Potensi PAD, yang menyebabkan ketergantungan Pemerintah
Daerah kepada Dana Perimabangan.
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
137
b. Secara teknis penetuan target PAD oleh satuan Kerja Perangkat Darah
(SKPD) belum didasarkan pada potensi pendapatan yang ada.
c. Beberapa target PAD utanmanya padalain-lain PAD tidak dapat terealisasi
karena terkait denga permaslahan yang melingkupinya dan memerlukan
langkah-langkah pemecahan masalah secara komprehensif
d. Perusahan-perusahan Daerah Kabvupaten Gayo Lues terutama perusahan air
minum tirta Air Sejuk memerlukan peningkatan managemen pengelolaan dan
sumber daya manusia sehingga dapat memberikankontribuasi kepada PAD
e. Perlu upaya intensifikasi pajak da restribusi daera dengan memperhatikan
keseimbangan degan potensi yang ada.
f.
Perlu adanya upaya penggalian sumber-sumber pendapatan daerah yang
baru dengan tetap memperhatikan kemampuan masyarakat dan potensi yang
ada serta tidak memberatkan dunia usaha dan masyarakat.
Adapun Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada hakekatnya merupakan
perwujudan amanat rakyat kepada eksekutif dan legeslatif untuk meningkatkan
kesejahteraan dan pelayanan umum kepada masyarakat dalam batas otonomi daerah
yang dimiliki, maka pada setiap penyusunan APBD Kabupaten Gayo Lues disusun
dengan memperhatikan prinsip-prinsip :
1. Partisipasi Masyarakat
Hal ini mengandung makna bahwa pengambilan keputusan dalam proses
penyusunan dan penetapan APBD sedapat mungkin melibatkan partisipasi
masyarakat sehingga masyarakat mengetahui akan hak dan kewajibannya
dalam pelaksanaan APBD
2. Transparansi
Anggaran Pendapatan dan Brlanja Daerah (APBD) yang disusun harus dapat
menyajikan informasi secara terbuka dan mudah diakses oleh masyarakat
yang meliputi tujuan, sasaran, sumber pendanaan pada setiap jenis/objek
belanja serta korelasi antara besaran anggaran dengan mamafaat dan hasil
yang dicapai dari suatu kegiatan yang dianggarkan. Oleh karena itu setiap
pengguna anggaran harus bertanggung jawab terhadap penggunaan sumber
daya yang dikelola untuk mencapai hasil yang ditetapkan.
Traparansi
dan
akuntabilitas
anggaran,
baik
dalam
perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan, maupun
akuntansinya merupakan wujud pertanggungjawaban Pemerintah Daerah dan
DPRD Kepada Rakyat.
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
138
3. Disiplin Anggaran.
Anggaran
daerah disusun berdasarkan ke butuhan rii dan perioritas
masyarakat di daerah sesuai dengan target dan sasaran pembangunan
daerah.
Anggaran yang tersedia pada setiap pos rekening merupakan batas tertinggi
belanja/pengeluaran. Oleh kartena itu, tidak dibenarkan melaksanakan
kegiatan melam[aui batas kredit anggaran yang ditetapkan.
4. Keadilan Anggaran
Pajak daerah, retribusi daerah dan pungutan aerah lainnya yang dibebankan
kepada masyarakat harus mempertimbangkan kemampuan untuk membayar,
masyarakat
yang
memiliki
kemampuan
pendapatan
rendah
secara
proposional harus diberi beban yang sama, sedangkan masyarakat yang
mempunyai kemampuan untuk membayar tinggi diberi beban yang tingi pula.
Pemerintah Daerah di dalam menetapkan besaran pajak dan retribusi harus
mampu menggambarkan nilai-nilai rasional dan tranparan terkait dengan
penentuan hak-hak dan tingkat pelayanan yang diterima oleh masyarakat
didaerah. Mengingat adana beban yang dipikil langsng
maupun tidak
angsung oleh kelompok masyarakat melalui mekanisme pajak/retribusi, serta
adanya keharusan untuk merasionalkan anggaran yang lebih menguntungkan
bagi kepentingan masyarakat dan mampu merangsang pertumbuhan
ekonomi daerah sesuai dengan mekanisme pasar.
5. Efisiensi dan Efektifitas Anggaran
Dana yang tersedia harus dimamfaatkan sebaik mungkin untuk dapat
menghasilakan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan yang maksimal
guna kepentingan masyarakat. Oleh karena itu, untuk dapat mengendalikan
tingkat efisiensi dan efektifitas anggaran, maka adalam perencanaan
angaram perlu diperhatikan :
a. Penetapan secara jelas tujuan dan sasaran, hasil dan mamfaat, serta
indikator kinerja yang ingin dicapai.
b. Penetapan perioritas kegiatan dan perhitungan beban kerja serta
penetapan harga satuan yang rasional.
6. Taat Azas
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebagai kebijakaan daerah
yan ditetapkan dengan peratruran daerah (APBD) sebagai kebijakan daerah
yang ditetapkan denagn Peraturan Daerah di dal;am penyusunannya tidak
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
139
boleh bertentangan dengan peraturan perundangundangan yang lebih tingi,
kepentingan umum dan peraturan daerah lainnya.
6.5
PEMBIAYAAN INVESTASI
6.5.1 Landasan Pembiayaan Pembangunan.
Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Nomor
33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan menjadi dasar pelaksanaan otonomi
daerah. Perubahan paradigma pengelolaan otonomi daerah tidak terpisahkan terhadap
perubahan pengelolaan Keuangan Daerah. Perubahan ini menjadikan pengelolaan
keuangan daerah dapat dijalankan secara tertip,transparan, akuntabilitas, konsistensi,
akuarat, efisien dan efektif.
Perubahan penganggaran dan pengelolaan daerah dari anggaran berimbang dan
dinamis menjadi anggaran berbasis kinerja. Penganggaran berbasis kinerja lebih
mengutama
outcome
dan
impact,
tidak
hanya
hasil
dari
suatu
kegiatan
pembagunan.Penyusunan teknis anggaran berbasis kinerja dilaksanakan dengan
mengacu kepada Kepmendagri No 29 tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan,
Pertanggungjawaban, dan Pengawasan Keuangan Daerah serta tata cara Penyusunan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah
dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Dalam perkembangannya, terjadi perubahan-perubahan lebih lanjut pada
peraturan perundang-undangan yang dimaksud untuk penyempurnaan pengelolaan
keuangan, seperti Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 teentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang
Standar Akuntasi Pemerintah.
6.6.
RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN.
Kebijakan yang berkaitan dengan pendapatan daerah Kabpaten Gayo Lues adalah :
1. Melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi dibidang pendapatan.
2. Melakukan terobosan kepada pemerintah pusat dalam rangka pelimpahan
kewenangan pusat didaerah terutama hal-hal yang berhubungan dengan
perencanaan pembangunan dibidang Cipta Karya.
3. Menyiapkan data-data penerimaan secara akurat sebagai bahan analisis Potensi
Penerimaan atau PAD.
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
140
4. Meningkatkan pendapatan daerah secara strategis dari nsekto penerimaan pajak
daerah dan perimbangan pembagian pajak daerah dan pusat.
5. Pemetaan Pendapatan daerah yang berasal dari bantuan dalam negeri maupun
bantuan
luar
negeri,
serta
bantuan
investasi
modal
maupun
bantuan
pembangunan sosial maupun fisik daerah.
6. Melakukan pengawasan terhadap terhadap pendapatan yang sudah berjalan dan
potensial terjadi kebocoran dilapangan.
7. Meningkatkan pemungutan secara intensif dengan memberikan hukuman bagi
yang melakukan pelanggaran atau kecurangan.
Belanja Daerah merupakan pengeluaran yang dilakukan Pemerintah Daerah dalam
rangka memenuhi kebutuhan dan melaksanakan kewajiban daerah dalam periode
tertentu.
Berdasarkan alokasi dan perkiraan pendapatan daerah secara umum maka
pemakaian dana daerah mestinya dilakukan secara sistimatis berdasarkan tingkat
perioritas dan kepentingan yang mendesak.
Secara umum realisasi belanja daerah dapat dijelompokkan dalam 3 (tiga) hal yaitu
sebagai berikut :
1. Belanja Administrasi Umum.
2. Belanja Operasional Pemeliharaan.
3. Belanja Modal
Sumber pendanaan pendapatan dan penerimaan untuk program dan kegiatan
pembangunan berasal dari dua komponen, yakni APBD Kabupaten Gao Lues dan Non
APBD Kabupaten Gayo Lues. Pendanaan APBD Kabupaten Gayo Lues adalah Pendapatan
Daerah, Yakni Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan (DAU,DAK, Bagi Hasil
pajak dan bukan pajak, dana perimbangan Provinsi), dan lain-lain pendatan yang sah.
Pendanaan Non APBD Kabupaten Gayo Kues sumber dari APBN yang dsalurkan melelui
APBD Provinsi NAD.
Denagn rata-rata pendapatan yang ada, hendaknya dalam penyusunan belanja
memperhatikkan harga satuan belanja dengan tingkat deviasi maksimum (dikatagorikan
5 % dari belanja Daerah). Agar belanja dapat efektif dan efisien, harga satuan belanja
dapat dilkihat realisasi setiap tahun dan memperhatikan asas mamfaat penggunaan
anggaran tersebut.
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
141
Berdasarkan uraian tersebut arah pengelolaan belanja daerah adalah :
1. Melakukan belanja secara effisien dan efektif
2. Penetapan harga satuan dalam perhitungan anggaran belanja dilakukan secara
cermat dan akurat sehingga diperoleh deviasi tertinggi lebih kurang 5 %
3. Dalam penggunaan belanja daerah kiranya memperhatikan azas mamfaat bagi
masyarakat dan tidak bersifat pemborosan.
4. Pemamfaatan anggaran belanja daerah semestinya dilakukan berdasarkan
tingkat perioritas dan kepentingan yang mendesak.
5. Penggunaan belanja daerahbersifat cost recovery dan non cost recovery dengan
membuat bentuk kemitraan dan kerjasama usaha antara pemerintah,BUMD dan
swasta melalui analisa yang matang.
Dalam rangka peningkatan dan pemamfaatan pengguna anggaran dalam melaksanakan
kegiatan pemerintah Kota Blangkejeren perlu diambil langkah-langkah :
1. Pengealokasian anggaran diperioritaskan untuk kepentingan publik melalui
program dan kegiatan langsung bersentuan dengan kebutuhan masyarakat.
2. Adapun misi pengelolaan keuangan Darah guna mengemban kinerja pencapaian
kearah tujuan strategis transparan dan akuntabel.
3. Melakukan pembinaan dan pengawasan yang meliputi batsan pembinaan, peran
asosiasi dan anggota masyarakat guna pengembangan profesionalisme aparat
pemerintah daerah guna meningkatnya kualitas pelayanan masyarakat
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
BAB VI
KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN
6.1.
PROFIL KEUANGAN DAERAH
Arah kebijaksanaan Keuangan Daerah merupakan cara pengelolaan pendapatan
dan belanja daerah, disajikan dalam bentuk program dan kegiatan yang disusun secara
efektif dan effisien sehingga tercapai sasaran dan tujuan yang direncanakan
Pengelolaan
keuangan
daerah
dilaksanakan
dalam
suatu
sistem
yang
terintergrasi yang diwujutkan dalam APBK dengan mengacu penyusunan kepada
anggaran berbasis kinerja yang sertiap tahun ditetapkan dengan Qanun. Adapun ruang
lingkup pengelolaan keuang daerah meliputi :
1. Hak daerah untuk
memungut pajak daerah, restribusi daerah dan melakukan
pinjaman.
2. Kewajiban
daerah
untuk
menyelenggarakan
urusan
pemerintah
daerah,
melaksanakan pembangunan daerah dan membayar tagihan pihak ketiga
3. Pengelolaan Pendapatan Daerah
4. Pengelolaan Belanja Daerah
5. Pengelolaan pembiayaan daerah yang meliputi aspek kekayaan daerah yang dikelola
sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga,piutang, barang serta hakhak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yag dipisahkan pada
perusahaan daerah, kekayaan pihak lain
yang dikuasai oleh pemerintah daerah
dalam rangka penyelenggara tugas pemerintah daerah dan/atau kepentingan umum.
Dalam rangka penyelenggara urusan pemerintah Kabupaten Gayo Lues,
pengelolaan keuangan harus diarahkan secara tewrtib, taat azas sesuai dengan
peraturan perundang-undangan, effisien, efektif, transpan dan akuntabel dengan
memperhatikan azas keadilan dan mamfaat bagi masyarakat.
6.2
ARAH PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH
Dalam pengelolaan anggaran pendapatan daerah, harus diperhatikan pendapatan
pajak dan restribusi daerah yang berasal dari PAD dalam struktur APBK, merupakan
elemen
yang
cukup
penting
peranannya
dalam
mendukung
penyelenggara
pemerintahan dan pemberian pelayanan kepada publik. Apabila dikaitkan dengan
pembiayaan daerah secara keseluruhan, maka pendapatan daerah yang berasal
daridaerah sendiri
({PAD) merupakan alternatif utama dalam mendukung program
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
131
kegiatan penyelenggara pemerintahan dan pelayanan publik, disamping pendapatan
daerah yang berasal dari pemerintah.
Untuk membiayai berbagai program kegiatan Pemerintah Kabupaten Gayo Lues,
baik untuk urusan wajib maupun utuk urusan pilihan dalam kerangka meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat \sangat ditentukan oleh kesediaan dana.
Adapun jenis PAD terdiri dari pajak daerah, restribusi daerah,hasil pengelolaan
kekayaan daerah, zakat dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Dana
Perimbangan sebagai mana dimaksud diatas terdiri dari :
1. Dana bagi hasil pajak yaitu bagian dari (a) Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB); (b) Penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB); (c)
Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh pasal 25 dan pasal 29 wajib pajak orang pribadi
dalam negeri dan PPh Pasal 21).
2. Dana bagi hasil yang bersumber dari hidrokarbon dan sumber daya alam lain yaitu ;
(a) bagian dari kehgutanan; (b) bagian dari pewrikanan; (c) bagian dari
pertambangan umum; (d). Bagaian dari pertambangan Panas bumi; (e) bagian dari
pertambangan minyak dan (f) bagian dari pertambangan gas bumi.
3. Dana Alokasi Umum (DAU)
4. Dana Alokasi Khusus (DAK)
Selain dana bagi hasil sebagaimana di sebutkan diatas Kabupaten juga mendapat
tambahan dana
bagi hasl minyak dan gas bumi yang merupakan bagian dari
penerimaan Pemerintah Aceh yaitu bagian dari : 1). Pertambangan Minyak dan 2)
pertambangan Gas Bumi.
Alokasi anggaran belanja untuk pelayanan publik dari APBK diupayakan lebiih besar dari
alokasi anggaran belanja untuk aparatur. Dalam keadaan tertentu, pemerintah
Kabupaten Gayo Lues dapat menyusun APBK yang berbeda dengan ketentuan diatas.
Pemerintah melaksanakan prinsip traparansi dalam pengelolaan keuangan daerah, dan
harus menerima auditor independen yang ditunjuk oleh Badab Pemeriksa Kuangan (BPK)
untuk melakukan pemeriksaan sesuai dengan pemeriksaan tersebut kepada pemerintah
pusat, pemerintah Aceh dan pemerintah Kabupaten Gayo Lues.
Pemerintah Kabupaten Gayo Lues berwewenang mengatur tata cara pengadaan
barang dan jasa yang menggunakan dana APBK, dengan berpedoman pada peraturan
perundang-undangan. Pemerintah Kabupaten Gayo Lues
juga menerapkan sistim
akuntansi keuangan dengan berpedoman pada standar akuntasi pemerintahan.
Dalam hal tugas pembantuan dari pemerintah pusat kepada pemerintah
kabupaten yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah yang ditetapkan oleh
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
132
Bupati. Bupati memberitahukan rencana kerja dan anggaran pemerointah ang berkaitan
dengan tugas pembentukan kepada DPRK. Semua barang yang diperoleh dari dana
tugas pembantuan menjadi milik negara. Barang milik negara dapat dihibahkan kepada
pemerintah Kabupaten Gayo Lues, dan/mukim Gampong.
Pengelolaan dan pengembangan pendapatan daereah terutama yang bersumber
Pendapatan Asli Daerah masih menghapi beberapa permasalahan :
1. Penentuan target atau anggaran pendapatan lebih didasarkan pada kaidah
incramental (dinaikan presentase tertentu dari pencapaian tahun sebelumnya) dan
kurang didasarkan kepada kondisi potensi masing-masing jenis pendapatan
2. Belum tersedianya data base potensi untuk masing-masing jenis pendapatan dari
masing-masing penghasil.
3. Penilaian tingkat keberhasilan dan kenirja instansi pengelolal pendapatn lebih pada
ukuran pengumpulan dan kurang dipadukan dengan rasio cakupan, sehingga tingkat
keberhasilan yang didapatkan masing-masing inntansi masif relatif semu.
4. Upaya peningkatan dan pengembangan pendapatan lebih dianggap sebagai kegiatan
rutin yang dilakukan oleh masing-masing instansi pengjhasil, dan bukan merupakan
program atau kegiatan yang dilakukan secaraterpadu dan berkesinambungan.
5. Upaya
peningkatan
dan
pengembangan
masih
terkendala
dengan
upaya
peningkatan dan pengembangan pewrekonomian, dengan alasan kontra produktif
terhadap dunia usaha, upaya peningkatan pendapatan lebih dikesampingkan.
6. Belum adanya kegiatan penanaman modal oleh investor karena berbagai alasan,
antara lain terbatasnya sarana infrastruktur pendukung kegiatan investasi tersebut.
6.3
PROYEKSI KEUANGAN DAERAH
6.3.1 Pendapatan Daerah
Komponen keuangan yang akan diraikan terdiri dari komponen penerimaan
(pendapatan) daerah, perkiraan penerimaan pendapatan belanja daerah dan pinjaman
pemerintah Kabupaten/kota saat ini .
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
133
TABEL 6.1
PENDAPATAN REGIONAL PER KAPITA ATAS HARGA BERLAKU
DI KABUPATEN GAYO LUES
TAHUN 2005-2010
NO.
KETERANGAN
1.
PDRB Atas Dasar Harga
Berlaku (Jutaan Rupiah)
2.
Penyusutan (Jutaan
Rupiah)
3.
PDR Netto Atas Dasar
Harga Pasar (Jutaan
Rupiah)
4.
Pajak Tak Langsung
(jutaan Rupiah)
5.
6.
PDR Netto Atas Dasar
Harga Faktor (Jutaan
Rupiah)
Jumlah Penduduk
7.
PDRB Per Kapita (Rupiah)
8.
Pendapatan Regional
Perkapita (Rupiah)
JUMLAH PADA TAHUN
2005
2006
2007
2008
2009
2010
342.807,76
385.574,03
485.540,13
557.619,12
639,540.43
700,655,00
6.791,02
7.638,22
9.764,26
16.789,97
19.256,63
21.096,79
336.016,74
377.935,81
475.775,87
540.829,15
11.110,71
12.496,80
15.719,63
17.869,00
20,708.75
22,452.60
320.674,08
360.679,11
460.056,24
522.960,16
599.789,63
657.105,60
67.845
69.146
72.045
73.003
74,151
4.726.569,09
5.216.196,29
6.739.400,84
7.638.304,19
8,624.838,96
9.367.796,83
4.480.651,16
4.944.803,62
6.385.678,93
7.163.543,39
8.088.759,83
8.785.538,96
626,778.07
679.558,20
79.592
Sumber : Badan Statistik dan Bappeda Gayo Lues dan Data dan Kode Wilayah Provinsi Aceh, Tahun 2008.
Dalam upaya mencapai kinerja proyeksi pendapatan daerah tersebut, kebijakan
pengelolaan pendapatan daerah antara lain diarahkan ::
1. Menggali sumber pendapatan baru disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor
18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Restribusi Daerah
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memenuhi pembayaran pajak dan
restribusi daerah dengan lebih mengintensifkan pembinaan dan penyeluhan.
3. Meningkatkan sarana dan prasarana kerja dan kualitas sumber daya menusia
serta penyederhanaan sistem dan prosedur pelayanan secara terus menerus..
4. Melakukan perhitungan kembali potensi sumber-sumber pendaptan daerah dan
evaluasi terhadap penentuan tarif penentuaan sumbangan pendapatan daerah
5. Menlukan tukar menukar informasi antar daerha sebagai refrensi dalam rangka
meningkatkan pendapatan daerah.
6. Meningkatkan upaya penyerderhana prosedur dan mempercepat tata perijinan
investasi.
7. Meningkatkan kegiatan promosi potensi unggulan daerah baik ndi dalam maupun
keluar wilayah kabupaten Gayo Lues.
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
134
Agar arah dan kebijaksanaan pendapatan daerah Kabupaten Gayo Lues tersebut
dapat dicapai, maka ditetapkan beberapa strategi yaitu :
1. Pemberdayaan segenap aparatur, dengan cara meningkatkan motivasi, disiplin
dan etos kerja guna dapat menigkatkan kiera.
2. Meningkatkan koordinasi dengan segenap instansi/institusi dalam rangka
mengoptimalisasi pendapatan daerah baik didaerah maupun pusat.
3. Memperluas jangkauan pelayanan dengan membuka tempat-tempat pelayanan
pajak daerah,restribusi daerah dan pendapatan lainnya dikecamatan sepanjang
dapat meningkatkan penerimaan pendapatan daerah.
4. Sosialisasi melalui pemamfaatan berbagai media komonikasi dalam rangka
intensifikasi pemungutan pajakmdaerah,retribusi daerah dan penerimaan lain-lain
yang sah.
5. Melakukan pendekatan yang intensif dengan berbagai pihak baik dalam rangka
peningkatan sumbangan pihak ketiga maupun penerimaan yang bersumber dari
bagi hasil dan Alokasi Umum (DAU).
6. Mempercepat penetapan qanun yang mengatur tentang berbagai PAD yang
belum ada pengatrurannya.
6.3.2. Perkiraan Pendapatan Daerah
Terdapat pos-pos penerimaan daerah/kota yang menjadi sumber dana bagi
RPIJM di Kota Blangkejeren yaitu :
a.
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
1)
Dalam
merencanakan
perekonomian
yang
target
terjadi
PAD
pada
agar
mempertimbangkan
tahun-tahun
sebelumnya,
kondisi
perkiraan
pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 dan realisasi penerimaan PAD tahun
sebelumnya, serta ketentuan perundang-undangan terkait.
2)
Dalam upaya pengelolaan dan peningkatan PAD, Pemerintah Daerah dapat
memberikan insentif dan kemudahan berusaha bagi pelaku ekonomi dan tidak
membuat kebijakan yang memberatkan dunia usaha dan masyarakat. Upaya
tersebut dapat ditempuh melalui penyederhanaan sistem dan prosedur
administrasi pemungutan pajak dan retribusi daerah, rasionalisasi pajak daerah
dan retribusi daerah, serta meningkatkan pengendalian dan pengawasan atas
pemungutan PAD.
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
135
3)
Dalam hal jenis Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang sudah diamanatkan di
dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, penetapan target pendapatannya pada tahun anggaran 2011
sesuai ketentuan pada pasal 180 Undang-Undang dimaksud, masih mengacu
pada peraturan daerah yang ada.
4)
Pemerintah Daerah tidak diperkenankan melaksanakan pemungutan pajak
daerah dan retribusi daerah apabila peraturan daerahnya telah dibatalkan
dan/atau jenis Pajak Daerah dan Retribusi Daerah tersebut tidak diamanatkan
dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009.
5)
Untuk daerah yang telah membentuk Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
seperti Rumah Sakit Daerah, maka penerimaannya dianggarkan dalam jenis
pendapatan Lain-lain PAD Yang Sah, obyek pendapatan BLUD, rincian obyek
pendapatan BLUD Rumah Sakit Daerah.
6)
Penerimaan bunga pinjaman dari dana bergulir, dianggarkan dalam APBD pada
akun pendapatan, kelompok pendapatan asli daerah, jenis lain-lain pendapatan
asli daerah yang sah, sesuai dengan obyek dan rincian obyek berkenaan.
b.
Dana Perimbangan
Untuk penganggaran pendapatan yang bersumber dari dana perimbangan dalam
APBD Tahun Anggaran 2012, agar memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1)
Pencantuman alokasi dana perimbangan yang berasal dari Dana Bagi Hasil
(DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dalam penyusunan APBD Tahun Anggaran
2012 didasarkan pada alokasi dana perimbangan Tahun Anggaran 2011 dengan
tetap memperhatikan realisasi penerimaan Tahun Anggaran 2010;
2)
Terhadap perencanaan alokasi dana bagi hasil, pemerintah daerah dapat
memperkirakan besaran alokasi dana bagi hasil lebih rendah dari Peraturan
Menteri Keuangan Tahun Anggaran 2010, untuk mengantisipasi kemungkinan
tidak stabilnya harga minyak dan gas atau hasil pertambangan lainnya di tahun
2012 dan
memperhatikan
realisasi penerimaan
tahun anggaran
2010.
Selanjutnya apabila alokasi dana bagi hasil tersebut tidak sesuai dari yang
diperkirakan, dapat dilakukan penyesuaian dalam Perubahan APBD Tahun
Anggaran 2012;
3)
Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau yang dialokasikan ke kabupaten/kota
dan provinsi sesuai dengan Keputusan Gubernur, supaya diarahkan untuk
melaksanakan
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
peningkatan
kualitas
bahan
baku,
pembinaan
industri,
136
pembinaan lingkungan sosial, sosialisasi ketentuan di bidang cukai dan/atau
pemberantasan barang kena cukai palsu (cukai illegal).
c.
Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
1)
Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menetapkan pendapatan bagi hasil yang
diterima dari provinsi pada Tahun Anggaran 2012 agar menggunakan pagu
Tahun Anggaran 2011. Sedangkan bagian pemerintah kabupaten/kota yang
belum direalisasikan oleh pemerintah provinsi akibat pelampauan target Tahun
Anggaran 2011 agar ditampung dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2012;
2)
Penerimaan hibah yang bersumber dari APBN atau sumbangan pihak ketiga
yang tidak mengikat dan telah diarahkan penggunaannya untuk dana bergulir,
dianggarkan
dalam
APBD
pada
akun
pendapatan,
kelompok
lain-lain
pendapatan daerah yang sah, jenis pendapatan hibah sesuai dengan obyek dan
rincian obyek berkenaan.
Perkiraan Pendapatan untuk Daerah Kabupaten Gayo Lues 2007 – 20013 yaitu
sebagai berikut :
TABEL 6.2
PENERIMAAN (PENDAPATAN) DAERAH KABUPATEN GAYO LUES
TAHUN 2009 - 20013
Jumlah Pada Tahun(Dalam Rp.000)
No
Uraian
2009
1
PDRB atas dasar
Harga Pasar
507.443,24
2
Pajak Tak Langsung
3
2010
2011
2012
2013
536.852,54
566.261,83
595.671.13
625.080,42
27.254,98
28.853,68
30.452,39
32.051,09
33.649,80
PDR Netto atas
Biaya Faktor
473.245,28
500.775.85
528.306,43
555.837,00
583.367,58
4
PDRB Perkapita
7.647.675,57
8.069.081,29
8.490.487,01
8.911.892,73
9.333.298,45
5
Pendapatan
Regional Perkapita
4.945.533,57
5.141.190,20
5.336.846,83
5.532.503,46
5.728.160,09
TOTAL
13.601.152,64
14.276.753,56
14.592.354,49
15.627.955,41
16.303.556,34
Sumber : Data BPS Kabupaten Gayo Lues dan Olahan Data
6.4.
ANALISIS PERMASALAHAN KEUANGAN DAERAH
Permasalahan Utama pada kondisi keuangan Pemerintah Kabupaten Gayo Lues
adalah pada optimalisasi Pendapatran Asli Daerah (PAD), dan permasalan yang masih
dijumpai adalah :
a. Kecilnya Potensi PAD, yang menyebabkan ketergantungan Pemerintah
Daerah kepada Dana Perimabangan.
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
137
b. Secara teknis penetuan target PAD oleh satuan Kerja Perangkat Darah
(SKPD) belum didasarkan pada potensi pendapatan yang ada.
c. Beberapa target PAD utanmanya padalain-lain PAD tidak dapat terealisasi
karena terkait denga permaslahan yang melingkupinya dan memerlukan
langkah-langkah pemecahan masalah secara komprehensif
d. Perusahan-perusahan Daerah Kabvupaten Gayo Lues terutama perusahan air
minum tirta Air Sejuk memerlukan peningkatan managemen pengelolaan dan
sumber daya manusia sehingga dapat memberikankontribuasi kepada PAD
e. Perlu upaya intensifikasi pajak da restribusi daera dengan memperhatikan
keseimbangan degan potensi yang ada.
f.
Perlu adanya upaya penggalian sumber-sumber pendapatan daerah yang
baru dengan tetap memperhatikan kemampuan masyarakat dan potensi yang
ada serta tidak memberatkan dunia usaha dan masyarakat.
Adapun Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada hakekatnya merupakan
perwujudan amanat rakyat kepada eksekutif dan legeslatif untuk meningkatkan
kesejahteraan dan pelayanan umum kepada masyarakat dalam batas otonomi daerah
yang dimiliki, maka pada setiap penyusunan APBD Kabupaten Gayo Lues disusun
dengan memperhatikan prinsip-prinsip :
1. Partisipasi Masyarakat
Hal ini mengandung makna bahwa pengambilan keputusan dalam proses
penyusunan dan penetapan APBD sedapat mungkin melibatkan partisipasi
masyarakat sehingga masyarakat mengetahui akan hak dan kewajibannya
dalam pelaksanaan APBD
2. Transparansi
Anggaran Pendapatan dan Brlanja Daerah (APBD) yang disusun harus dapat
menyajikan informasi secara terbuka dan mudah diakses oleh masyarakat
yang meliputi tujuan, sasaran, sumber pendanaan pada setiap jenis/objek
belanja serta korelasi antara besaran anggaran dengan mamafaat dan hasil
yang dicapai dari suatu kegiatan yang dianggarkan. Oleh karena itu setiap
pengguna anggaran harus bertanggung jawab terhadap penggunaan sumber
daya yang dikelola untuk mencapai hasil yang ditetapkan.
Traparansi
dan
akuntabilitas
anggaran,
baik
dalam
perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan, maupun
akuntansinya merupakan wujud pertanggungjawaban Pemerintah Daerah dan
DPRD Kepada Rakyat.
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
138
3. Disiplin Anggaran.
Anggaran
daerah disusun berdasarkan ke butuhan rii dan perioritas
masyarakat di daerah sesuai dengan target dan sasaran pembangunan
daerah.
Anggaran yang tersedia pada setiap pos rekening merupakan batas tertinggi
belanja/pengeluaran. Oleh kartena itu, tidak dibenarkan melaksanakan
kegiatan melam[aui batas kredit anggaran yang ditetapkan.
4. Keadilan Anggaran
Pajak daerah, retribusi daerah dan pungutan aerah lainnya yang dibebankan
kepada masyarakat harus mempertimbangkan kemampuan untuk membayar,
masyarakat
yang
memiliki
kemampuan
pendapatan
rendah
secara
proposional harus diberi beban yang sama, sedangkan masyarakat yang
mempunyai kemampuan untuk membayar tinggi diberi beban yang tingi pula.
Pemerintah Daerah di dalam menetapkan besaran pajak dan retribusi harus
mampu menggambarkan nilai-nilai rasional dan tranparan terkait dengan
penentuan hak-hak dan tingkat pelayanan yang diterima oleh masyarakat
didaerah. Mengingat adana beban yang dipikil langsng
maupun tidak
angsung oleh kelompok masyarakat melalui mekanisme pajak/retribusi, serta
adanya keharusan untuk merasionalkan anggaran yang lebih menguntungkan
bagi kepentingan masyarakat dan mampu merangsang pertumbuhan
ekonomi daerah sesuai dengan mekanisme pasar.
5. Efisiensi dan Efektifitas Anggaran
Dana yang tersedia harus dimamfaatkan sebaik mungkin untuk dapat
menghasilakan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan yang maksimal
guna kepentingan masyarakat. Oleh karena itu, untuk dapat mengendalikan
tingkat efisiensi dan efektifitas anggaran, maka adalam perencanaan
angaram perlu diperhatikan :
a. Penetapan secara jelas tujuan dan sasaran, hasil dan mamfaat, serta
indikator kinerja yang ingin dicapai.
b. Penetapan perioritas kegiatan dan perhitungan beban kerja serta
penetapan harga satuan yang rasional.
6. Taat Azas
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebagai kebijakaan daerah
yan ditetapkan dengan peratruran daerah (APBD) sebagai kebijakan daerah
yang ditetapkan denagn Peraturan Daerah di dal;am penyusunannya tidak
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
139
boleh bertentangan dengan peraturan perundangundangan yang lebih tingi,
kepentingan umum dan peraturan daerah lainnya.
6.5
PEMBIAYAAN INVESTASI
6.5.1 Landasan Pembiayaan Pembangunan.
Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Nomor
33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan menjadi dasar pelaksanaan otonomi
daerah. Perubahan paradigma pengelolaan otonomi daerah tidak terpisahkan terhadap
perubahan pengelolaan Keuangan Daerah. Perubahan ini menjadikan pengelolaan
keuangan daerah dapat dijalankan secara tertip,transparan, akuntabilitas, konsistensi,
akuarat, efisien dan efektif.
Perubahan penganggaran dan pengelolaan daerah dari anggaran berimbang dan
dinamis menjadi anggaran berbasis kinerja. Penganggaran berbasis kinerja lebih
mengutama
outcome
dan
impact,
tidak
hanya
hasil
dari
suatu
kegiatan
pembagunan.Penyusunan teknis anggaran berbasis kinerja dilaksanakan dengan
mengacu kepada Kepmendagri No 29 tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan,
Pertanggungjawaban, dan Pengawasan Keuangan Daerah serta tata cara Penyusunan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah
dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Dalam perkembangannya, terjadi perubahan-perubahan lebih lanjut pada
peraturan perundang-undangan yang dimaksud untuk penyempurnaan pengelolaan
keuangan, seperti Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 teentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang
Standar Akuntasi Pemerintah.
6.6.
RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN.
Kebijakan yang berkaitan dengan pendapatan daerah Kabpaten Gayo Lues adalah :
1. Melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi dibidang pendapatan.
2. Melakukan terobosan kepada pemerintah pusat dalam rangka pelimpahan
kewenangan pusat didaerah terutama hal-hal yang berhubungan dengan
perencanaan pembangunan dibidang Cipta Karya.
3. Menyiapkan data-data penerimaan secara akurat sebagai bahan analisis Potensi
Penerimaan atau PAD.
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
140
4. Meningkatkan pendapatan daerah secara strategis dari nsekto penerimaan pajak
daerah dan perimbangan pembagian pajak daerah dan pusat.
5. Pemetaan Pendapatan daerah yang berasal dari bantuan dalam negeri maupun
bantuan
luar
negeri,
serta
bantuan
investasi
modal
maupun
bantuan
pembangunan sosial maupun fisik daerah.
6. Melakukan pengawasan terhadap terhadap pendapatan yang sudah berjalan dan
potensial terjadi kebocoran dilapangan.
7. Meningkatkan pemungutan secara intensif dengan memberikan hukuman bagi
yang melakukan pelanggaran atau kecurangan.
Belanja Daerah merupakan pengeluaran yang dilakukan Pemerintah Daerah dalam
rangka memenuhi kebutuhan dan melaksanakan kewajiban daerah dalam periode
tertentu.
Berdasarkan alokasi dan perkiraan pendapatan daerah secara umum maka
pemakaian dana daerah mestinya dilakukan secara sistimatis berdasarkan tingkat
perioritas dan kepentingan yang mendesak.
Secara umum realisasi belanja daerah dapat dijelompokkan dalam 3 (tiga) hal yaitu
sebagai berikut :
1. Belanja Administrasi Umum.
2. Belanja Operasional Pemeliharaan.
3. Belanja Modal
Sumber pendanaan pendapatan dan penerimaan untuk program dan kegiatan
pembangunan berasal dari dua komponen, yakni APBD Kabupaten Gao Lues dan Non
APBD Kabupaten Gayo Lues. Pendanaan APBD Kabupaten Gayo Lues adalah Pendapatan
Daerah, Yakni Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan (DAU,DAK, Bagi Hasil
pajak dan bukan pajak, dana perimbangan Provinsi), dan lain-lain pendatan yang sah.
Pendanaan Non APBD Kabupaten Gayo Kues sumber dari APBN yang dsalurkan melelui
APBD Provinsi NAD.
Denagn rata-rata pendapatan yang ada, hendaknya dalam penyusunan belanja
memperhatikkan harga satuan belanja dengan tingkat deviasi maksimum (dikatagorikan
5 % dari belanja Daerah). Agar belanja dapat efektif dan efisien, harga satuan belanja
dapat dilkihat realisasi setiap tahun dan memperhatikan asas mamfaat penggunaan
anggaran tersebut.
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
141
Berdasarkan uraian tersebut arah pengelolaan belanja daerah adalah :
1. Melakukan belanja secara effisien dan efektif
2. Penetapan harga satuan dalam perhitungan anggaran belanja dilakukan secara
cermat dan akurat sehingga diperoleh deviasi tertinggi lebih kurang 5 %
3. Dalam penggunaan belanja daerah kiranya memperhatikan azas mamfaat bagi
masyarakat dan tidak bersifat pemborosan.
4. Pemamfaatan anggaran belanja daerah semestinya dilakukan berdasarkan
tingkat perioritas dan kepentingan yang mendesak.
5. Penggunaan belanja daerahbersifat cost recovery dan non cost recovery dengan
membuat bentuk kemitraan dan kerjasama usaha antara pemerintah,BUMD dan
swasta melalui analisa yang matang.
Dalam rangka peningkatan dan pemamfaatan pengguna anggaran dalam melaksanakan
kegiatan pemerintah Kota Blangkejeren perlu diambil langkah-langkah :
1. Pengealokasian anggaran diperioritaskan untuk kepentingan publik melalui
program dan kegiatan langsung bersentuan dengan kebutuhan masyarakat.
2. Adapun misi pengelolaan keuangan Darah guna mengemban kinerja pencapaian
kearah tujuan strategis transparan dan akuntabel.
3. Melakukan pembinaan dan pengawasan yang meliputi batsan pembinaan, peran
asosiasi dan anggota masyarakat guna pengembangan profesionalisme aparat
pemerintah daerah guna meningkatnya kualitas pelayanan masyarakat
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES