SIMPANAN DIRHAM BAROKAH PADA KJKS BMT “ANDA” SALATIGA TUGAS AKHIR - SIMPANAN DIRHAM BAROKAH PADA KJKS BMT “ANDA” SALATIGA - Test Repository

  

SIMPANAN DIRHAM BAROKAH PADA

KJKS BMT “ANDA” SALATIGA

TUGAS AKHIR

  Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah pada Progam DIII Perbankan Syariah

  Oleh : HAPPY SARA RACHMASARI

  NIM : 20108015

  

JURUSAN SYARIAH

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

  

SIMPANAN DIRHAM BAROKAH PADA

KJKS BMT “ANDA” SALATIGA

TUGAS AKHIR

  Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah pada

  Progam DIII Perbankan Syariah Oleh :

  HAPPY SARA RACHMASARI NIM : 20108015

  

JURUSAN SYARIAH

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Lamp. : 2 (dua) eksemplar

  26 Agustus 2011 Hal : Pengajuan Naskah Tugas Akhir

  Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga Assalamu‟alaikum Wr. Wb.

  Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka Tugas Akhir saudari: Nama : Happy Sara Rachmasari NIM : 20108015 Judul

  : Simpanan Dirham Barokah pada KJKS BMT “ANDA” Salatiga Dapat diajukan ke Sidang Munaqosyah. Demikian untuk menjadi periksa.

  Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

  Pembimbing

  TUGAS AKHIR SIMPANAN DIRHAM BAROKAH PADA KJKS BMT “ANDA” SALATIGA

  DISUSUN OLEH

HAPPY SARA RACHMASARI

  NIM: 20108015 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Tugas Akhir Jurusan

  Perbankan Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 23 Agustus 2011 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh sebutan A. Md. E. Sy. (Ahli Madya Ekonomi Syariah)

  Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji Sekretaris Penguji

  H. Agus Waluyo, M.Ag. Luthfiana Zahriani, SH. MH NIP. 19750211 2000031 001 NIP. 19760827 2003032 007

  Penguji I Penguji II Penguji III Drs. Mubasirun, M.Ag Faqih Nabhan, SE. MM Abdul Aziz N.P., MM

  NIP. 19590202 1990031 001 NIP. 19741230 2002121 002 NIP. 19701028 200003 001 Salatiga, 26 Agustus 2011

  Ketua STAIN Salatiga Dr. Imam Sutomo, M.Ag.

  MOTTO Wanita Solehah adalah sebaik-baik Keindahan Menatapnya Menyejukkan Qalbu Mendengarkan Suaranya Menghanyutkan Batin Ditinggalkan Menambah Keyakinan Wanita Solehah, adalah Bidadari Surga Yang Hadir di Dunia Wanita Solehah, adalah Ibu dari Anak-anak yang Mulia Wanita Solehah, adalah Istri yang Meneguhkan Jihad Suami Wanita Solehah, Penebar Rahmat Bagi Rumah Tangga, Cahaya Bagi Dunia dan Akherat PERSEMBAHAN 1.

  Bapak dan Ibu yang ku Cintai dan Hormati.

  2. Kakakku yang ku Sayangi.

  3. Sahabat-sahabat DIII Perbankan Syariah Angkatan 2008.

  4. Karyawan KJKS BMT “ANDA” yang selalu membimbingku.

  5. Almamaterku.

KATA PENGANTAR

  Segala puji bagi Alloh, Rabb semesta alam. Karena, tanpa Kehendak-Nya penyusunan Tugas Akhir ini tidak dapat terselesaikan. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasululloh Muhammad SAW. Yang telah menuntun kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang.

  Penyusunan Tugas Akhir ini ditujukan dalam memperoleh gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah pada Program Studi DIII Perbankan Syari‟ah STAIN Salatiga.

  Atas terselesaikannya penyusunan Tugas Akhir ini, penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M. Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga.

  2. Bapak Drs. Mubasirun M. Ag, selaku Ketua Jurusan STAIN Salatiga.

  3. Bapak Abdul Aziz NP., MM, selaku Ketua Program Studi DIII Perbankan Syari‟ah dan sebagai Dosen Pembimbing yang tiada hentinya memberikan nasihat.

  4. Bapak Budi Santosa S.E. MM, Bapak Supardi S.E, Bapak Haryanto, Mbak Erni, Bu Ita, Pak Madyono, Pak Widodo, Pak Agung, Pak Siku, Mas Yazid, Mas Arif, Mas Iwan, Mas Salim, Mbk Ika, serta segenap karyawan KJKS BMT "ANDA" yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

  5. Bapak dan Ibu yang tiada hentinya memberikan doa‟dan semangat.

  6. Mas Azi dan keluarganya yang telah memberikan banyak bantuan terutama

  7. Mas Lilik dan keluarganya telah memberikan banyak bantuan terutama dalam peminjaman printer.

  8. Semua pihak yang telah memberikan bantuannya dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

  Penyusun menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca sangat penyusun harapkan. Semoga Tugas Akhir ini bisa bermanfaat bukan hanya bagi penyusun tetapi juga bagi pembaca.

  Salatiga, 26 Agustus 2011 Penyusun

  Happy Sara Rachmasari NIM: 20108015

  

ABSTRAK

  Simpanan dan pembiayaan merupakan dua hal yang saling berkaitan, karena ketika semakin banyak dana yang tersimpan, maka semakin banyak dana yang dipinjamkan. Ketika semakin banyak dana yang dipinjamkan maka semakin banyak pendapatan diperoleh oleh BMT. Hal ini menjadikan produk Simpanan memiliki peran yang penting bagi perkembangan sebuah lembaga keuangan.

  Untuk membuat anggota tertarik pada produk Simpanan, menjadikan BMT memunculkan variasi produk dari produk-produk yang sudah ada atau memunculkan produk baru. Produk-produk BMT yang bervariasi akan menimbulkan ketertarikan nasabah untuk menyimpan dana.

  Salah satu yang menarik adalah Simpanan Dirham Barokah, yang merupakan salah satu produk yang diminati oleh anggota KJKS BMT “ANDA”. Simpanan Dirham Barokah merupakan produk yang diharapkan dapat memberikan solusi bagi calon anggota yang ingin menginvestasikan dana yang dimilikinya dalam waktu yang lama namun dengan setoran yang ringan.

  Teknik analisis data yang dipergunakan adalah teknik Kualitatif, yaitu: menekankan pada proses, menemukan teori, dari empiris ke teori (logika induktif), data berupa informasi, dan pengolahan data menggunakan interpretasi.

  Tujuan yang diharapkan dapat tercapai adalah mengetahui segala hal yang berkaitan dengan Simpanan Dirham Barokah yaitu sejarah perkembangannya, mekanisme pengelolaannya, kontribusi yang telah diberikan serta faktor-faktor yang mempengaruhi ketertarikan nasabah terhadap Simpanan Dirham Barokah.

  

DAFTAR ISI

  Halaman Judul ................................................................................................ i Halaman Persetujuan Pembimbing .................................................................. ii Halaman Pengesahan Tugas Akhir ................................................................... iii Motto dan Persembahan .................................................................................. iv Kata Pengantar ................................................................................................ v Abstrak ........................................................................................................... vii Daftar Isi ......................................................................................................... viii Daftar Gambar ................................................................................................ x Daftar Tabel .................................................................................................... xi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 8 C. Tujuan dan Kegunaan .................................................................... 8 D. Metode Penelitian .......................................................................... 9 E. Sistematika Penulisan .................................................................... 11 BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka ............................................................................... 13 B. Kerangka Teoritik .......................................................................... 15 BAB III LAPORAN OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum ............................................................................ 35 B. Data Diskriptif ................................................................................ 50

  BAB IV ANALISA DATA A. Sejarah Perkembangan Simpanan Dirham Barokah ....................... 65 B. Mekanisme Simpanan Dirham Barokah ........................................ 68 C. Kontribusi Simpanan Dirham Barokah terhadap Perkembangan KJKS BMT “ANDA” .............................................................................. 78 D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketertarikan Nasabah terhadap Simpanan Dirham Barokah ........................................................... 79 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................... 81 B. Implikasi ....................................................................................... 82 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 83 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... 84 LAMPIRAN

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Bagan struktur organisasi pengurus KJKS BMT

  “ANDA” .......... 45

Gambar 3.2 Bagan struktur organisasi pengelola KJKS BMT

  “ANDA” ......... 45

Gambar 3.3 Skema Simpanan Dirham Barokah .............................................. 62

  

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Perkembangan Aset KJKS BMT “ANDA” .................................... 38Tabel 3.2 Nisbah Simpanan Berjangka .......................................................... 52Tabel 3.3 Ketentuan Arisan Sepeda Motor .................................................... 55Tabel 3.4 Perkembangan Simpanan Dirham Barokah .................................... 56Tabel 3.5 Barang-barang yang diundi dalam Simpanan Dirham Barokah ....... 60Tabel 3.6 Daftar Peserta yang memperoleh undian Doorprize ........................ 61Tabel 4.1 Perbedaan Simpanan Dirham Barokah dengan Simpanan Mudhorobah dan Deposito Mudhorobah ............................................................. 78

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan sistem perbankan syariah di Indonesia menunjukkan

  bahwa sistem ini menjadi alternatif sistem perbankan yang adil. Hal itu ditunjukkan melalui penerapan sistem bagi hasil yang menguntungkan bagi nasabah dan bank.

  Praktik perbankan syariah dimulai pada awal tahun 1980-an, sebagai proses pencarian alternatif sistem perbankan yang diwarnai oleh prinsip- prinsip transparasi, berkeadilan, seimbang dan beretika dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera secara material maupun spiritual (BI, 2010:11).

  Mengamati semakin berkembangnya aspirasi masyarakat Indonesia untuk memiliki lembaga keuangan syariah, maka para pemuka agama yang tergabung dalam Majelis Ulama Indonesia (MUI) selanjutnya menindaklanjuti aspirasi masyarakat tersebut dengan melakukan pendalaman tentang konsep- konsep keuangan syariah termasuk sistem perbankan syariah (BI, 2010:12).

  Pada tanggal 18-20 Agustus 1990, MUI menyelenggarakan Lokakarya Bunga Bank dan Perbankan di Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Hasil lokakarya tersebut kemudian dibahas lebih mendalam pada Musyawarah Nasional keempat MUI di Jakarta pada 22-25 Agustus 1990, yang menghasilkan amanat bagi pembentuk kelompok kerja pendirian bank Islam pertama di

  Hasil kerja dari Tim Perbankan MUI ini adalah berdirinya PT Bank Muamalat Indonesia (BMI). Akta pendirian BMI ditandatangani pada tanggal

  1 November 1991 dan BMI mulai beroperasi pada tanggal 1 Mei 1992. Selain BMI, pionir perbankan syariah yang lain adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Dana Mardhatilah dan BPR Berkah Amal Sejahtera yang didirikan pada tahun 1991 di Bandung, yang di prakarsai oleh Institute for Sharia Economic Development (ISED) (BI, 2010:30).

  Dukungan Pemerintah dalam mengembangkan sistem perbankan syariah itu selanjutnya terlihat dengan dikeluarkannya perangkat hukum yang mendukung sistem operasional bank syariah, yaitu Undang-Undang no. 7 tahun 1992 dan PP no. 72 tahun 1992. Ketentuan ini menandai dimulainya era sistem perbankan ganda (dual banking system) di Indonesia, yaitu beroperasinya sistem perbankan konvensional dan sistem perbankan dengan prinsip bagi hasil. Dalam sistem perbankan ganda ini, kedua sistem saling bersinergi dan bersama-sama memenuhi kebutuhan masyarakat akan produk dan jasa perbankan, serta mendukung pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian nasional.

  Selanjutnya, melalui perubahan atas Undang-Undang no. 7 tahun 1992 tentang perbankan menjadi Undang-Undang no. 10 tahun 1998, keberadaan perbankan syariah semakin didorong perkembangannya. Berdasarkan Undang-Undang no. 10 tahun 1998, Bank Umum Konvensional diperbolehkan untuk melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, yaitu melalui kalinya nama “bank syariah” secara resmi menggantikan istilah “bank bagi hasil” yang telah digunakan sejak tahun 1992.

  Dalam perjalanan waktu, pengalaman membuktikan bahwa sistem Perbankan Syariah telah menjadi salah satu solusi untuk menyelamatkan perekonomian dari krisis ekonomi dan moneter tahun 1998 jika dibandingkan dengan Perbankan Konvensional yang kurang mampu memberikan solusi bagi permasalahan dalam krisis ekonomi dan moneter tahun 1998.

  Namun, lembaga keuangan bank, memiliki sistem dan prosedur yang baku sehingga tidak mampu menjangkau masyarakat lapis bawah dan kelompok mikro. Dengan prosedur yang panjang dan terkesan rumit, pengusaha mikro dan sektor informal tidak dapat dengan mudah mengakses sumber pendanaan dari bank. Sehingga potensi besar yang dimiliki oleh sektor mikro, tidak berkembang secara maksimal.

  Pengusaha sektor mikro banyak yang berfikir karena kebutuhan sangat mendesak mereka melakukan jalan pintas dengan mengakses kredit dari rentenir dan lintah darat dengan suku bunga yang sangat tinggi, bahkan terkadang diatas margin usaha yang dibiayai. Sehingga membuat mereka tidak dapat mengembangkan usahanya lebih baik, karena pendapatan yang mereka peroleh sebagian besar hanya untuk melunasi cicilan hutang. Bahkan terkadang cicilan hutang melebihi pendapatan yang mereka peroleh.

  Sistem kredit yang ideal memiliki karakter yang berbeda antara sektor mikro dengan sektor menengah atas. Kelompok mikro dengan usaha yang

  4 dan sederhana. Tentu saja pola ini tidak harus menghilangkan prinsip kehati- hatian manajemen lembaga keuangan dalam merealisasikan permohonan pembiayaan. Problem yang dihadapi oleh pengusaha mikro tidak semata-mata pada sektor permodalan, tetapi masih banyak aspek lain yang memerlukan perbaikan dan pendampingan. Manajemen yang asal-asalan, standar mutu produk yang labil, pemasaran yang belum terencana serta aspek lain merupakan problem yang lazim dihadapi oleh sektor mikro.

  Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) yang keberadaannya telah menyebar disemua propinsi di Indonesia, merasa prihatin terhadap kondisi usaha mikro. Melalui berbagai pengkajian yang panjang dan mendalam, maka dirumuskanlah sistem keuangan yang lebih sesuai dengan kondisi usaha mikro dan sesuai dengan syariah. Alternatif tersebut adalah BMT (Baitul Maal wa Tamwil) (Muhammad Ridwan, 2005:2).

  Pada akhir tahun 1999 Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) Jawa Tengah telah berhasil menjembatani berdirinya ±500 BMT yang hampir tersebar di seluruh kecamatan di Jawa Tengah. Dalam perkembangannya ada yang maju pesat namun tak jarang yang stagnan bahkan ada yang mulai berguguran. Hal ini dikarenakan banyak faktor, yang mempengaruhi, diantaranya pengelolaan yang kurang profesional, dana yang terbatas, dan berbagai permasalahan lainnya.

  BMT (Baitul Maal wa Tamwil) diharapkan menjadi sebuah lembaga yang tidak hanya berorientasi pada bisnis tetapi juga sosial. Juga lembaga modal (pendiri), tetapi lembaga yang kekayaannya terdistribusi secara merata dan adil. Lembaga yang terlahir dari kesadaran umat dan “ditakdirkan” untuk menolong kelompok mayoritas yakni pengusaha kecil/mikro. Lembaga yang tidak terjebak pada permainan bisnis untuk keuntungan pribadi, tetapi membangun kebersamaan untuk mencapai kemakmuran bersama.

  Baitul Maal juga merupakan lembaga bisnis dan sosial yang pertama

  dibangun oleh Nabi. Lembaga ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan. Apa yang dilaksanakan oleh Nabi merupakan proses penerimaan pendapatan dan pembelanjaan secara transparan dan berorientasi pada kesejahteraan. Nabi juga memberikan arahan-arahan mengenai pemungutan dan pendistribusian kekayaan Negara secara adil dan merata. Hal ini memberikan bentuk kesucian terhadap Baitul Maal. Lembaga ini sampai diidentifikasi sebagai lembaga kepercayaan umat Islam, dengan Khalifah sebagai utusan yang dipercayai untuk mengelola Baitul Maal (Muhammad Ridwan, 2005:56).

  Baitul Maal dibagi menjadi tiga yaitu, Baitul Maal Khas, Baitul Maal

  dan Baitul Maal al Islamin. Baitul Maal Khas merupakan pembendaharaan kerajaan atau dana rahasia, atau dana untuk pengeluaran pribadi raja dan keluarganya, dana bagi pengawal raja serta hadiah bagi tamu-tamu kerajaan.

  

Baitul Maal merupakan sejenis Bank Sentral untuk kerajaan, pengelolaannya

  sebatas kepentingan kerajaan. Sedangkan Baitul Maal al Islamin merupakan

  

baitul maal yang berfungsi secara luas untuk kepentingan masyarakat, baik

  muslim maupun non muslim, yang mencakup kesejahteraan seluruh warga tanpa memandang jenis kelamin, ras dan agama dan bertempat di masjid- masjid utama kerajaan (Abdul Manan, 1993:212).

  Saat ini, baitul maal memiliki kegiatan utama pada bidang sosial, yaitu pada penggalangan dana zakat, infaq, shodaqah dan dana-dana sosial yang lain, serta mentasyarufkan untuk kepentingan sosial secara terpola dan berkesinambungan. Sedangkan baitul tamwil, merupakan bidang bisnis yang menjadi penyangga operasional BMT. Bidang tamwil ini bergerak dalam penggalangan dana masyarakat dalam bentuk simpanan (tabungan dan deposito) dan serta menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan usaha mikro dengan sistem jual beli, bagi hasil, maupun jasa.

  Simpanan dan pembiayaan merupakan dua hal yang saling berkaitan, karena ketika semakin banyak dana yang tersimpan, maka semakin banyak dana yang dipinjamkan. Ketika semakin banyak dana yang dipinjamkan maka semakin banyak pendapatan diperoleh oleh BMT.

  Hal ini menjadikan BMT saling berlomba-lomba memperoleh pendapatan, diantaranya dengan memunculkan variasi produk dari produk- produk yang sudah ada atau memunculkan produk baru. Produk-produk BMT yang bervariasi akan menimbulkan ketertarikan nasabah untuk menyimpan ataupun meminjam dana.

  Sebagaimana pada produk yang dimiliki oleh KJKS BMT “ANDA”, yakni dalam memunculkan suatu produk, pihaknya juga memiliki pertimbangan-pertimbangan khusus yang diharapkan kemunculan produk untuk menyimpan ataupun meminjam dana. Serta dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap kemajuan KJKS BMT “ANDA”.

  Produk- produk yang dimiliki KJKS BMT “ANDA” yang variatif tersebut diantaranya adalah produk-produk simpanan, yang dapat diuraikan sebagai berikut: SIBERKAH (Simpanan Berkala Mudharabah), TAMARA (Simpanan Masa Depan Sejahtera), SI HAJI (Simpanan Haji / Umroh), Simpanan Berjangka, Simpanan Pensiun, Simpanan Dirham Barokah.

  Salah satu produk yang menarik perhatian adalah Simpanan Dirham Barokah yang dimiliki oleh KJKS BMT “ANDA”. Namun apa saja yang menjadi pertimban gan KJKS BMT “ANDA” ketika memunculkan produk ini, apa yang membedakan produk ini dengan produk simpanan lainnya, bagaimana mekanisme produk ini adalah hal mendasar yang akan diteliti disamping juga permasalahan lain yang akan berkembang selanjutnya, termasuk seberapa besar kontribusi simpanan tersebut terhadap kemajuan KJKS BMT “ANDA”. Permasalahan-permasalahan inilah yang akan di kemukakan dalam penelitian ini.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan, maka penyusun dapat merumuskan pokok permasalahan yang terkait dengan Simpanan Dirham Barokah sebagai berikut: Sejarah Perkembangan Simpanan Dirham Barokah? Bagaimana mekanisme Simpanan Dirham Barokah? Bagaimana kontribusi Simpanan Dirham Barokah terhadap perkembangan K

  JKS BMT “ANDA”? Serta, faktor-faktor apa yang mempengaruhi ketertarikan nasabah terhadap Simpanan Dirham Barokah? C.

   Tujuan dan Kegunaan 1.

  Tujuan yang diharapkan dapat tercapai adalah sebagai berikut: a.

  Mengetahui Sejarah Perkembangan Simpanan Dirham Barokah b. Mengetahui Mekanisme Simpanan Dirham Barokah.

  c.

  Mengetahui kontribusi Simpanan Dirham Barokah terhadap perkembangan KJKS BMT “ANDA”.

  d.

  Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketertarikan nasabah terhadap Simpanan Dirham Barokah

2. Kegunaan yang diharapkan dapat tercapai adalah sebagai berikut: a.

  Menambah wawasan bagi pembaca.

  b.

  Menambah wacana dan reverensi tentang variasi produk.

  c.

  Memberikan kontribusi terhadap Lembaga Keuangan Syariah.

D. Metode Penelitian

  Metode penelitian yang digunakan adalah: 1.

  Lokasi Wilayah penelitian berada pada KJKS BMT Amanah Nikmat Dunia Akhirat “ANDA” Salatiga di Jl. Merak Klaseman Sidomukti Salatiga, dan Kantor Cabang KJKS BMT “ANDA” yang meliputi: a.

  Kantor Cabang Karanggede, yang beralamat di Jl. Prawiro Digdyo Pasar Karanggede Boyolali b. Kantor Cabang Ampel, yang beralamat Jl. Raya Ampel 100M-Utara

  Pasar Ampel Boyolali 2. Sumber Data

  Sumber data yang dipergunakan adalah: a.

  Data Primer Data primer adalah pengambilan data secara langsung. Data primer dari penelitian ini adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi.

  b.

  Data Sekunder Data sekunder adalah pengambilan data secara tidak langsung, Data sekunder dari penelitian ini adalah dari literatur yang ada, atau data base komputer BMT ANDA.

  3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilaksanakan adalah: a.

  Wawancara Wawancara dilakukan secara langsung kepada narasumber. Baik narasumber dari dalam lingkungan BMT (Direktur, Manajer, Bag.

  Akuntansi, Bag. Pemasaran/Marketing, Bag. Pembiayaan, Teller dan lain sebagainya), maupun narasumber dari luar lingkungan BMT (nasabah).

  b.

  Observasi Observasi adalah pengumpulan data melalui pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian.

  c.

  Dokumentasi Dokumentasi adalah pengumpulan data melalui buku-buku, internet dan media sejenisnya sebagai bahan referensi penyusun.

  4. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang dipergunakan adalah teknik Kualitatif, yaitu: a.

  Menekankan pada proses, menemukan teori, dari empiris ke teori (logika induktif), data berupa informasi, pengolahan data menggunakan interpretasi.

  b.

  Participant observation, yaitu peneliti terlibat langsung dengan obyek yang diamati.

  c.

  Indepth interview, yaitu wawancara mendalam yang dilakukan dengan d.

  Telaah dokumentasi, cara ini dilakukan untuk melengkapi data yang telah diperoleh berupa sumber tertulis yang relevan.

  e.

  Pengelompokan data 1)

  Interpretasi surface structure, interpretasi teks (termasuk tutur dan perilaku) dan fakta, dalam hal ini pemaknaan terlebih dahulu difokuskan pada persoalan yang tertuang dalam teks atau realitas yang muncul.

  2) Interpretasi deep structure, yaitu interpretasi yang mengungkap makna-makna tersirat di balik penjelasan informan.

E. Sistematika Penulisan

  BAB I Pendahuluan Bab ini terdiri dari: Latar belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan. BAB II Landasan Teori Bab ini terdiri dari: Telaah Pustaka dan Kerangka Teoritik. BAB III Laporan Obyek Penelitian Bab ini terdiri dari: Gambaran Umum dan Data Deskriptif

  BAB IV Analisa Data Bab ini terdiri dari: Sejarah Perkembangan Simpanan Dirham Barokah, Mekanisme Simpanan Dirham Barokah, Kontribusi Simpanan Dirham Barokah terhadap Perkembangan KJKS BMT “ANDA” dan Faktor-faktor yang mempengaruhi ketertarikan nasabah terhadap Simpanan Dirham Barokah.

  BAB V Penutup Bab ini terdiri dari: Kesimpulan dan Implikasi

BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka BMT (Baitul Maal wa Tamwil) adalah organisasi sosial yang juga

  breperan bisnis. Peran sosial BMT akan terlihat pada baitul maal atau rumah dana, sedangkan peran bisnis BMT akan terlihat pada baitul tamwil atau rumah usaha (Muhammad Ridwan, 2005:2).

  Pada baitul tamwil terdapat dua fungsi yakni funding (penghimpunan dana) dan financing (pembiayaan). Pada penghimpunan dana diantaranya terdapat Simpanan Mudhorobah dan Deposito Mudhorobah.

  Tabungan/simpanan yang menerapkan akad mudhorobah mengikuti prinsip-prinsip akad mudhorobah. Diantaranya adalah keuntungan dari dana yang digunakan harus dibagi antara sohibul maal (nasabah) dengan mudhorib (BMT) dan tenggang waktu antara dana yang diberikan dan pembagian keuntungan (M. Syafi'i Antonio, 2001:156).

  Dalam simpanan ini, dana dapat diambil sewaktu-waktu dan pada umumnya pembagian keuntungan diberikan pada akhir bulan sesuai nisbah bagi hasil antara sohibul maal dan mudhorib.

  Deposito yang menerapkan akad mudhorobah mengikuti prinsip-prinsip akad mudhorobah, yakni nasabah bertindak sebagai sohibul maal dan BMT sebagai mudhorib. Tenggang waktu adalah salah satu sifat deposito, yakni

  30 Hari, 90 hari dan seterusnya. Dan bagi hasil diberikan saat pengambilan deposito sesuai nisbah yang ditentukan (M. Syafi'i Antonio, 2001:157).

  Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nur Lucky Kodroh (2001:43) dalam Tugas Akhir yang berjudul “Perhitungan Bagi Hasil

  

Simpanan Berjangka (Deposito) Bagi Nasabah di BMT ARTHA WANDANA

Kedung Jati Cabang Godong Kab. Grobogan

  ”, menyimpulkan tentang cara perhitungan bagi hasil Simpanan Berjangka (Deposito), berapa banyak bagian yang diterima oleh BMT dan berapa banyak yang diterima oleh Nasabah. Serta faktor-faktor yang mempengaruhi perolehan bagi hasil itu sendiri, apakah dari jangka waktunya atau dari faktor yang lain.

  Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muttaqin (2001:52) dalam Tugas Akhir yang berjudul

  “Sistem Tabungan Mudhorobah pada BMT Al

  Fatah di Susukan Kab. Semarang

  ”, menyimpulkan tentang bagaimana Sistem Tabungan Mudhorobah, syarat dan ketentuan tabungan Mudhorobah dan perolehan bagi hasil yang diberikan yakni pada tiap akhir bulan sesuai dengan keuntungan yang di peroleh BMT dan nisbah dibagi sesuai dengan porsi keuntungan antara nasabah dan BMT.

  Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh M. Anas Al-Asbakhi (2006:3

  4) dalam Tugas Akhir yang berjudul “Sistem Produk Simpanan di

  BMT Al Ijtihad Pabelan

  ”, menyimpulkan tentang jenis simpanan dan ketentuan simpanan serta keputusan simpanan yang diberikan oleh BMT kepada Nasabah. Berdasarkan beberapa penelitian tersebut dapat diketahui bahwa masih terdapat celah untuk dilakukan penelitian tentang simpanan yang menggunakan sistem mudhorobah dan deposito yang menggunakan sistem

  mudhorobah , dalam penelitian yang akan diteliti yakni Simpanan Dirham

  Barokah pada KJKS BMT “ANDA” merupakan penelitian yang penting untuk dilakukan, karena Simpanan Dirham Barokah merupakan penggabungan antara kedua produk yakni Simpanan Mudhorobah dan Deposito Mudhorobah.

B. Kerangka Teoritik 1.

  Strategi Pengelolaan BMT Disamping sifat amanah yang harus dimiliki oleh pengurus dan pengelola BMT, untuk meraih dana, BMT dituntut mampu menerapkan strategi. Beberapa trik yang dapat diterapkan meliputi: a.

  Mewujudkan profesionalisme manajemen BMT baik dari sisi administrasi, pelayanan, SDI dan pelaporan.

  b.

  Meraih dukungan dari agama dan tokoh masyarakat.

  c.

  Menanamkan kepada umat bahwa BMT adalah lembaga dari, oleh, dan untuk umat serta bukan hanya untuk memperkaya keluarga atau kelompok tertentu.

  d.

  Menanamkan bahwa BMT merupakan lembaga yang strategis untuk mewujudkan tujuan dakwah dan pemberdayaan kaum dhuafa secara e.

  Mewujudkan dan membuktikan bahwa dana yang disimpan di BMT dapat dikelola secara amanah dan benar-benar mampu meningkatkan taraf hidup kaum dhuafa.

  f.

  Membuktikan bahwa bagi hasil di BMT dapat bersaing dengan lembaga lain.

  g.

  Prosedur administrasi di BMT lebih mudah dan aman.

  h.

  Menunjukkan sikap proaktif dan menjemput setiap transaksi yang terjadi baik kecil maupun besar. i.

  Menunjukkan sikap terbuka dan menerima kritikan dari anggota dan masyarakat. j.

  Menggalang kerjasama dengan lembaga Islam.

2. Manajemen Funding (Penghimpunan Dana)

  BMT memiliki dua fungsi utama, yakni funding (penghimpunan dana) dan financing (pembiayaan). Dua fungsi ini memiliki keterkaitan yang erat. Keterkaitan ini terutama berhubungan dengan rencana penghimpunan dana agar tidak menimbulkan terjadinya dana menganggur (idle money) di satu sisi dan rencana pembiayaan untuk menghindari terjadinya kekurangan dana/likuiditas (illiquid) saat dibutuhkan disisi yang lain.

  Upaya penghimpunan dana ini harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menarik minat masyarakat untuk menjadi anggota di BMT. Prinsip utama dalam manajemen funding ini adalah kepercayaan. dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan masyarakat terhadap BMT itu sendiri. Karena BMT pada prinsipnya merupakan lembaga amanah (trust), maka setiap insan BMT harus dapat menunjukkan sikap amanah tersebut.

  Membangun kepercayaan masyarakat/umat terhadap BMT harus terus dilakukan. Program ini harus memperhatikan kondisi calon anggota yang akan dijadikan pasar.

3. Jenis-jenis Funding (Penghimpunan Dana)

  Jumlah dana yang dapat dihimpun melalui BMT sesungguhnya tidak terbatas, namun BMT harus mampu mengidentifikasi berbagai sumber dana dan mengemasnya kedalam produk-produknya sehingga memiliki nilai jual yang layak. Prinsip simpanan BMT pada umumnya adalah

  wadi’ah dan mudhorobah, yang dapat dijabarkan sebagai berikut: a.

  Prinsip wadi’ah Wadiah berarti titipan, yaitu akad penitipan barang barang ataupun uang kepada BMT, sehingga BMT memiliki kewajiban menjaga dan merawat barang tersebut dengan baik serta mengembalikannya saat penitip (

  muwadi’) menghendakinnya. Prinsip wadi’ah dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

  1) Wadi’ah Amanah

  Yaitu penitipan barang atau uang tetapi BMT tidak memliki kewenangan untuk untuk mendayagunakan titipan mensyaratkan adanya jasa (fee) kepada penitip (

  muwadi’), sebagai imbalan atas pengamanan, pemeliharaan dan administrasinya.

  Nilai jasa tersebut tergantung pada jenis barang dan lamanya penitipan. Prinsip prinsip

  wadi’ah amanah sering berlaku pada

  bank dengan jenis produknya kotak penyimpanan (save deposit

  box ). Berikut ini beberapa ketentuan tentang wadi’ah amanah:

  a) Pihak yang dititipi tidak boleh memanfaatkan barang yang dititipkan.

  b) Pada saat dikembalikan, barang yang dititipkan harus dalam keadaan yang sama saat dititipkan.

  c) Jika selama penitipan barang mengalami kerusakan dengan sendirinya (karena terlalu tua, lama, dll.) maka yang menerima titipan tidak berkewajiban menggantinya, kecuali kerusakan akibat kecerobohan yang dititipi, atau yang memerima titipan melanggar kesepakatan.

  d) Atas tanggung jawab menerima amanah tersebut, yang dititipi berhak menerima imbalan.

  2) Wadi’ah Yad Dhomanah

  Wadi’ah yad dhomanah merupakan akad penitipan

  barang atau uang (pada umumnya berbentuk uang) kepada BMT, namun BMT memiliki hak untuk mendayagunakan dana tersebut.

  Atas akad ini deposan mendapat imbalan berupa bonus, yang biasanya kurang berkembang karena deposan menghendaki bagi hasil yang layak. Berikut ini beberapa ketentuan tentang

  wadi’ah yad dhomanah :

  a) Penerima titipan berhak memanfaatkan barang/uang yang dititipkan dan berhak pula memperoleh keuntungan.

  b) Penerima titipan bertanggung jawab penuh atas hilangnya barang dan terjadinya kerusakan.

  c) Keuntungan yang diperoleh karena pemanfaatan barang titipan, dapat diberikan sebagian kepada pemilik barang sebagai bonus atau hadiah.

  b.

  Prinsip Mudhorobah

  Mudhorobah berasal dari kata yaitu usaha dalam perniagaan (Sayyid Sabiq, 1987:31).

  Firman Allah SWT: …

          …

  …dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah… (QS. Al Muzammil: 20) Dalam surat tersebut terdapat kata yadribun yang sama dengan akar kata mudhorobah yaitu: melakukan sesuatu perjalanan usaha. Mudharabah disebut juga dengan qiradh, yang berasal dari kata qardhu dengan makna

  qath’u (potongan), karena pemilik modal

  memotong sebagian hartanya untuk diperdagangkan untuk mendapatkan keuntungan (laba).

  Dapat diperoleh kesimpulan bahwa Mudhorobah merupakan akad antara dua pihak dimana salah satu pihak atau pihak pemilik dana (shohibul maal) menyediakan seluruh modal (100%), sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola dana (mudhorib). Laba dibagi sesuai kesepakatan. Sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian bukan akibat kelalaian dari si pengelola. dapat dibagi menjadi dua, yaitu Mudharabah

  Mudhorobah Muthlaqah dan Mudharabah Muqayyadah.

  Mudharabah Muthlaqah adalah bentuk kerjasama antara

  shahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas, tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, daerah bisnis, dan lain- lain. Mudharabah Muqayyadah adalah bentuk kerjasama antara

  

shohibul maal dan mudharib yang mana si mudharib dibatasi oleh

  spesifikasi jenis usaha, waktu, daerah bisnis, dan lain-lain. Berikut ini beberapa ketentuan tentang mudhorobah: 1)

  Modal

  a) Harus diserahkan secara tunai.

  b) Dinyatakan dalam nominal yang jelas.

  c) Langsung diserahkan kepada mudhorib untuk segera memulai usaha.

  2) Pembagian Hasil

  a) Nisbah bagi hasil harus disepakati di awal perjanjian. b) Pembagian hasilnya dapat dilakukan saat mudhorib telah mengembalikan seluruh modalnya atau sesuai dengan periode tertentu yang telah disepakati.

  3) Resiko

  a) Bila terjadi kerugian usaha, maka semua kerugian akan ditanggung oleh shohibul maal, dan mudhorib tidak akan mendapatkan keuntungan usaha.

  b) Untuk memperkecil resiko, shohibul maal dapat mensyaratkan batasan-batasan tertentu kepada mudhorib.

4. Bagi Hasil a.

  Pengertian Bagi Hasil Sistem bagi hasil menjadi karakteristik tersendiri yang memiliki keunggulan dibanding bunga. Keunggulan ini tidak saja karena telah sesuai dengan akidah Islam, tetapi secara ekonomi juga memiliki keunggulan. Oleh karenanya, lembaga keuangan syariah semestinya tidak hanya menjadi keuangan alternatif melainkan menjadi suatu keharusan (keniscayaan), sebagaimana keharusan umat Islam terhadap pilihan barang konsumsi yang harus halal, cara pencarian rizki yang benar, dan lain sebagainya.

  Bagi Hasil biasa dikenal dengan istilah profit sharing. Menurut kamus ekonomi profit sharing berarti pembagian laba. Namun secara istilah profit sharing merupakan distribusi beberapa bagian laba pada para pegawai dari suatu perusahaan (Muhammad, 2001: 35).

  Dalam mekanisme keuangan Syariah model bagi hasil berhubungan dengan usaha pengumpulan dana (funding) maupun pembiayaan (financing/Lending). Di dalam pengembangan produknya, dikenal istilah shohibul maal (pemilik dana yang mempercayakan dananya pada lembaga keuangan Syariah (bank/BMT) untuk dikelola sesuai dengan perjanjian) dan mudhorib (kelompok orang atau badan yang memperoleh dana untuk dijadikan modal usaha atau investasi).

  Dalam sistem ini BMT akan memerankan fungsi ganda. Pada tahap funding, ia akan berperan sebagai mudhorib dan karenanya dana yang terkumpul harus dikelola secara optimal. Namun pada

  

financing , BMT akan berperan selaku shohibul maal dan karenanya

  ia akan menginvestasikan dananya pada usaha-usaha yang halal dan menguntungkan.

  Kerjasama para pihak dengan sistem bagi hasil harus dijalankan secara transparan dan adil. Karena untuk mengetahui tingkat bagi hasil pada suatu periode tidak dapat dijalankan kecuali ada laporan keuangan atau pengakuan yang terpercaya. Pada tahap perjanjian kerjasama harus disetujui oleh kedua belah pihak, semua aspek yang berkaitan dengan usaha harus disepakati dalam kontrak b.

  Nisbah Untuk menentukan tingkat pembagian hasilnya, BMT akan menghitung setiap bulan atau setiap periode tertentu sesuai dengan periode perhitungan pendapatan usaha. Berapapun tingkat pendapatan usaha, itulah yang kemudian didistribusikan kepada para nasabah atau anggota. Oleh karenanya, nasabah perlu mengetahui tingkat nisbah masing-masing produk. Nisbah merupakan porsi pembagian hasil. Begitu pula dalam pembiayaan bagi hasil. Debitur harus melaporkan pembukuan usahanya, sehingga dapat diketahui nilai bagi hasilnya.

  Nisbah akan ditetapkan dalam akad perjanjian. Sebelum akad

  ditandatangani, nasabah/anggota dapat menawar sampai pada tahap kesepakatan. Hal ini tentunya berbeda dengan sistem bunga, yakni nasabah selalu berada pada posisi pasif dan „dikalahkan‟, karena pada umumnya bunga menjadi kewenangan pihak bank.

  Kesepakatan tentang nisbah ini selanjutnya tertuang dalam akad, atas dasar laporan dari nasabah/anggotalah, manajemen BMT akan membuat perhitungan bagi hasil sesuai dengan nisbah tersebut.

  Dengan demikian, model bagi hasil ini tidak mengenal istilah beban pasti (fixed cost). Karena nilai bagi hasil akan didapat setelah terjadi pembukuan usaha. Bagi lembaga keuangan Syariah, tidak akan terjadi negative spread sebagaimana pada lembaga keuangan debitor membayar bagi hasil pula. Dan bagi debitor tidak akan menjual barangnya dengan harga tinggi, karena bagi hasil tidak mungkin dihitung sebagai bagian dari biaya produksi. Bagi hasil baru akan dibayar setelah terjadi penjualan, dan ada kemungkinan tidak membayar bagi hasil jika memang usahanya merugi.

  Dari mekanisme tersebut dapat dilihat bahwa sistem bagi hasil lebih kompetitif. Dalam sistem keuangan Syariah dan BMT, model bagi hasil hanya berlaku untuk akad penyertaan usaha atau kerjasama usaha (partnership, project financing participation).

  Akad ini dapat diterapkan dalam empat produk yakni: mudhorobah, musyarokah, muzaro’ah, dan musaqoh.

5. Sumber Dana BMT

  Berbagai sumber dana BMT pada umumnya dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: a.

  Dana pihak pertama Dana pihak pertama sangat dibutuhkan BMT terutama pada saat pendirian. Tetapi dana ini dapat terus dikembangkan, seiring dengan perkembangan BMT. Sumber dana pihak pertama dapat dikelompokkan kedalam: 1)

  Simpanan Pokok Khusus (Modal Penyertaan) Simpanan pokok khusus adalah simpanan modal penyertaan, yang dapat dimiliki oleh individu maupun lembaga jumlah dana tidak mempengaruhi suara dalam rapat. Untuk memperbanyak jumlah simpanan pokok khusus ini, BMT dapat menghubungi para lembaga-lembaga keuangan Islam.

  Simpanan hanya dapat ditarik setelah jangka waktu satu tahun melalui musyawarah Tahunan. Atas simpanan ini, penyimpan akan mendapatkan porsi laba/SHU pada setiap akhir tahun secara proprsional dengan jumlah modalnya.

  2) Simpanan Pokok

  Simpanan pokok adalah simpanan yang harus dibayar saat menjadi anggota BMT. Besarnya simpanan pokok harus sama. Pembayarannya dapat saja dicicil, supaya dapat menjaring jumlah anggota yang lebih banyak. Sebagai bukti keanggotaan, simpanan pokok tidak boleh ditarik, selama menjadi anggota. Jika simpanan ini ditarik, maka dengan sendirinya keanggotaan dinyatakan berhenti. 3)

  Simpanan Wajib Simpanan wajib menjadi sumber modal yang mengalir terus setiap waktu. Besar kecilnya sangat tergantung pada kebutuhan permodalan dan anggotanya. Besarnya simpanan wajib setiap anggota sama. Baik simpanan wajib maupun simpanan pokok, akan turut diperhitungkan dalam pembagian SHU. b.

  Dana pihak kedua Dana pihak kedua bersumber dari pinjaman pihak luar. Nilai dana ini sangat tidak terbatas, yaitu tergantung pada kemampuan

  BMT masing-masing, dalam menanamkan kepercayaan kepada calon investor. Pihak luar yang dimaksud adalah mereka yang memiliki kesamaan sistem yakni bagi hasil, baik bank maupun non bank. Oleh sebab itu, sedapat mungkin BMT hanya mengakses sumber dana yang dikelola secara syariah. Berbagai lembaga yang mungkin dijadikan mitra untuk meraih pembiayaan misalnya, Bank Muamalat Indonesia (BMI), BNI Syariah, Bank Syariah Mandiri (BSM), BRI Syariah serta Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS).

  Secara bersama-sama BMT juga dapat mengembangkan produk ini dalam bentuk pinjaman antar BMT. Karena jaringan kerja antar BMT telah terbentuk, maka pinjaman pihak luar dapat berasal dari lembaga induknya, sejenis Pusat Koperasi Syariah (Puskopsyah) dan Induk Koperasi Syariah (Inkopsyah). Lembaga ini dapat secara langsung memberikan pinjaman kepada BMT atau dapat juga berperan sebagai perantara bagi BMT untuk mendapatkan dana dari lembaga pembiayaan. c.

  Dana pihak ketiga Dana ini merupakan simpanan sukarela atau tabungan dari para anggota BMT. Jumlah dan sumber dana ini sangat luas dan tidak terbatas. Dilihat dari cara pengembaliannya sumber dana ini dapat dibagi menjadi dua, yakni simpanan lancar (tabungan) dan simpanan tidak lancar (deposito). 1)

  Tabungan Tabungan adalah simpanan anggota kepada BMT yang dapat diambil sewaktu-waktu (setiap saat) dan BMT tidak dapat menolak permohonan pengambilan tabungan ini. 2)

  Deposito Deposito adalah simpanan anggota kepda BMT yang pengambilannya hanya dapat dilakukan pada saat jatuh tempo dengan jangka waktu tertentu. Jangka waktu yang dimaksud adalah 1, 3, 6, dan 12 bulan. Namun juga dapat dipakai jangka waktu 2, 4, 5 bulan dan seterusnya sesuai dengan kebijakan BMT.

Dokumen yang terkait

PENGARUH KUALITAS LAYANAN, KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN NASABAH TERHADAP LOYALITAS NASABAH (STUDI PADA KJKS BMT BAROKAH TEGALREJO)

0 0 124

STRATEGI DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN ANTAR LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH PADA BMT AMAL MULIA SALATIGA TUGAS AKHIR - STRATEGI DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN ANTAR LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH PADA BMT AMAL MULIA SALATIGA - Test Repository

0 0 90

ANALISIS MARGIN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT TUMANG CABANG SALATIGA TUGAS AKHIR - ANALISIS MARGIN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT TUMANG CABANG SALATIGA - Test Repository

0 0 84

ANALISIS PROSEDUR SIMPANAN DIRHAM BAROKAH KSPPS (KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN PEMBIAYAAN SYARIAH) ANDA KANTOR CABANG KARANGGEDE Tugas Akhir - ANALISIS PROSEDUR SIMPANAN DIRHAM BAROKAH KSPPS (KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN PEMBIAYAAN SYARIAH) ANDA KANTOR CABANG

1 7 100

PROSEDUR REKRUTMEN DAN SELEKSI KARYAWAN PADA KJKS BMT BIMA CABANG GRABAG KABUPATEN MAGELANG - Test Repository

0 0 70

ANALISIS PRODUK SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA UNTUK MASA DEPAN (SIMUDAMAPAN) DI KJKS BMT TUMANG CABANG AMPEL BOYOLALI TUGAS AKHIR - ANALISIS PRODUK SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA UNTUK MASA DEPAN (SIMUDAMAPAN) DI KJKS BMT TUMANG CABANG AMPEL BOYOLALI - Tes

0 0 112

ANALISIS PENGELOLAAN DEPOSITO MUDHARABAH SIMPANAN SUKARELA BERJANGKA (SISUKA) PADA BMT BINA USAHA KARANGJATI - Test Repository

0 0 118

ANALISIS BUDAYA ORGANISASI DI BMT RAMADANA SALATIGA TUGAS AKHIR - Analisis Budaya Organisasi di BMT Ramadana Salatiga - Test Repository

0 0 84

ANALISA PEMBIAYAAN AL QORDHUL HASAN PADA BMT AMAN SALATIGA TUGAS AKHIR - ANALISA PEMBIAYAAN AL QORDHUL HASAN PADA BMT AMAN SALATIGA - Test Repository

0 0 69

KENDALA DAN KESESUAIAN SISTEM ARISAN LELANG SEPEDA MOTOR DENGAN SYARIAT ISLAM DI BMT “ANDA” SALATIGA TUGAS AKHIR - KENDALA DAN KESESUAIAN SISTEM ARISAN LELANG SEPEDA MOTOR DENGAN SYARIAT ISLAM DI BMT “ANDA” SALATIGA - Test Repository

0 1 72