Kecemasan tokoh Aruni dalam novel Menolak Panggilan Pulang karya Ngarto Februana : pendekatan psikologi sastra - USD Repository

  

KECEMASAN TOKOH ARUNI

DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN PULANG

KARYA NGARTO FEBRUANA

PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA

Skripsi

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

  Program studi Sastra Indonesia

   

Oleh

Agustina

  

044114004

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2010

  

KECEMASAN TOKOH ARUNI

DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN PULANG

KARYA NGARTO FEBRUANA

PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA

Skripsi

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

  Program studi Sastra Indonesia

   

Oleh

Agustina

  

044114004

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2010

  

MOTTO

Nalarmu dan semangatmu adalah ibarat penentu arah serta layar jiwamu yang

berlayar. Kalau layar atau penentu arahmu patah, engkau pasti terombang-

ambing kalau tidak terkatung-katung di tengah laut. Sebab, nalar kalau dibiarkan

berkuasa sendirian, adalah kuasa yang membatasi; dan semangat, kalau

dibiarkan sendirian, adalah api yang bernyala-nyala hingga mennghancurkan

diri sendiri. Oleh karenanya, biarlah jiwamu meninggikan nalarmu setinggi

semangatmu, agar ia bernyanyi (Khalil Gibran)

Berilah semampu Anda. Kurangilah ketergantungan kepada orang lain.

  

Kembangkanlah talenta Anda dan janganlah iri pada talenta orang lain

(J. Donald Walters)

Orang yang tidak pernah membuat kekeliruan adalah orang yang tidak pernah

melakukan apapun

  

(Theodre Roosevelt)

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Skripsi ini kepersembahkan untuk:

Almarhum Ibuku tersayang, terima kasih telah membuat aku ada dan bertahan

hingga hari ini kasihmu tiada duanya, Ayahku yang banyak memberiku dukungan,

adik-adikku Bambang, Siska, Agung, Yuyun, dan Nova yang selalu memberiku semangat, Suami dan anakku Rafa terima kasih atas penantianya.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat akhir dalam menempuh ujian sarjana pada Fakultas Sastra, Jurusan Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah membantu atas terselesainya skripsi ini, yaitu:

  1. Drs, B. Rahmanto, M.Hum. sebagai dosen pembimbing I yang telah memberikan masukan yang membangun hingga terselesainya skripsi ini;

  2. S.E Peni Adji, S.S, M.Hum. sebagai dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktunya dan memberikan masukan kepada penulis hingga terselesainya skripsi ini; 3. Dra. Fr. Tjandrasih Adji, M.Hum. sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan kepada penulis;

  4. Seluruh dosen jurusan Sastra Indonesia, yang telah membagikan ilmu kepada penulis;

5. Seluruh staf perpustakaan USD terima kasih atas pelayanannya; 6.

  Staf Fakultas Sastra Indonesia, terima kasih atas kesabaran dan pelayananya;

  7. Almarhum Ibuku tersayang terima kasih telah membuat aku ada dan bertahan hingga hari ini;

  8. Ayahku yang selalu mendukungku, terima kasih atas dukungannya; 9.

  Adik-adikku Bambang, Siska, Agung, Yuyun dan Nova terima kasih atas dukungan dan semangatnya;

  10. Seluruh keluarga besarku di Sintang terima kasih telah mengerti keadaanku;

  11. Suamiku Paloh dan Anakku tercinta Rafa, terimakasih atas kesetiaan dan penantiannya;

  12. Teman-teman angkatan 2004, terima kasih atas kebersamaannya; 13.

  Sahabat-sahabatku Nanong, Friska, Fely, dan Nena, terima kasih atas kebersamaannya;

  14. Seluruh pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatu, namun telah banyak membantu, memberikan dukungan dalam penyelesain skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk itu, segala saran dan kritik dari berbagai pihak akan penulis terima. Penulis juga berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

  Yogyakarta, 24 Agustus 2010 Penulis

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang telah saya tulis ini adalah hasil inspriasi dan imajinasi saya sendiri. Saya tidak mengutip hasil karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan, daftar pustaka, dan sebagai layaknya membuat karya ilmiah.

  Yogyakarta 6 September 2010 Penulis

  Agustina

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Agustina Nomor Mahasiswa : 044114004 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Univeritas Sanata Dharma, Mrican karya ilmiah saya yang berjudul:

  

“Kecemasan Tokoh Aruni Dalam Novel Menolak Panggilan Pulang karya

Ngarto Februana Pendekatan Psikologi Sastra”

  Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma, Mrican hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, baik itu mendisbusikan di internet atau kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya ataupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Pernyataan ini saya buat berdasar data sebenarnya Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 6 September 2010 Yang menyatakan, (Agustina)

  

ABSTRAK

Agustina. 2010. Kecemasan Tokoh Aruni dalam Novel Menolak Panggilan

Pulang Karya Ngarto Februana Pendekatan Psikologi Sastra. Skripsi Strata I

(S-I). Yogyakarta: Program Studi Sastra Indonesia, Jurusan Sastra

Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.

  Penelitian ini membahas kecemasan tokoh Aruni dalam novel Menolak

  

Panggilan Pulang karya Ngarto Februana. Tujuan penelitian ini, yaitu, pertama

  mendeskripsikan unsur tokoh dan penokohan, serta Latar dalam novel Menolak

  

Panggilan Pulang karya Ngarto Februana. Kedua mendeskripsikan kecemasan

  tokoh Aruni yang berupa bentuk, sebab-akibat kecemasan dalam novel Menolak Panggilan Pulang karya Ngarto Februana.

  Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan psikologi sastra. Pendekatan psikologi sastra adalah model pendekatan yang dikaitkan dengan histeria, fobia, depresi, perilaku jiwa dan mental seseorang.

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriftif, yaitu metode yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta kemudian disusul dengan analisis. Analisis yang dilakukan diuraikan dengan memberikan pemahaman dan penjelasan.

  Hasil penelitian novel Menolak Panggilan Pulang ini adalah (1) Tokoh dan penokohan, tokoh utama dalam novel Menolak Panggilan Pulang adalah Aruni tokoh Aruni memiliki karakter yang sabar, tegas, cepat tersinggung, berwawasan luas, penakut, setia, berparas cantik dan patuh pada adat. Tokoh tambahan atau tokoh bawahan Utay dan Laur. Tokoh Utay digambarkan sebagai sosok yang ambisius, berpendidikan, gagah, mementingkan diri sendiri, sombong dan tidak bertanggung jawab. Tokoh Laur digambarkan sosok yang berwibawa dan tegas. Latar yang digunakan dalam novel Menolak Panggilan Pulang latar waktu, latar tempat, latar sosial, (2)Analisis bentuk kecemasan dalam novel Menolak Panggilan Pulang ada lima kecemasan realitis, cemas takut akan bahaya-bahaya dari luar, 2)kecemasan neurotis, cemas yang menyebabkan seseorang melakukan hal yang dilanggar, 3)kecemasan moral atau kata hati, kecemasan seseorang yang merasa berdosa jika melakukan kesalahan atau norma-norma, 4)cemas yang timbul akibat gusar, 5)cemas yang timbul akibat takut. (2) Analisis Penyebab kecemasan meliputi 1) keinginan yang tidak disetujui oleh orang tua atau orang lain, 2) kebutuhan yang tidak disetujui oleh orang tua atau orang lain, 3) ingatan yang tidak disetujui oleh orang tua atau orang lain, 4) cemas yang terjadi terus- menerus, 5) kekhawatiran dan panik.

  Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kecemasan yang terjadi pada tokoh Aruni dalam novel Menolak Panggilan Pulang, karena pergulatan hatinya dalam mempertahankan cintanya pada Utay, pengabdiannya pada suku bukit dan aturan adat yang harus ditaati.

  ABSTRACT Agustina. “Literature Psychological approach on Aruni Anxiousness in Ngarto Februana’s Menolak Panggilan Pulang” Undergraduate Thesis. Yogyakarta: Department of Indonesia Letters, Faculty of Letters, Sanata Dharma University. 2010.

  This study discusses about Aruni Anxiousness in Ngarto Februana’s

  Menolak Panggilan Pulang. There are two purposes of this study, first is to

  describe the elemnt of character, figure, and the setting of Ngarto Februana’s

  Menolak Panggilan Pulang. The second is to describe the Aruni anxiousness which is a form of causality anxiousness.

  This study used psychological approach. The psychological approach is an approach that relates to a person’s hysteria, phobia, depression, soul behavior, and mentality. This study used descriptive method which means that it is done by describing the facts and then followed by the analysis. The writer elaborated the analysis by giving an understanding and explanation.

  The results of this study are (1) the main character in Ngarto Februana’s

  Menolak Panggilan Pulang is Aruni. Aruni characters in this novel are patient,

  strict, sensitive, knowledgeable, coward, and loyal. She is pretty. She also obeys the tradition. The minor characters in this novel are Utai and Laur. Utai is characterized as someone who is educated. He is ambitious, gallant, selfish, arrogant, and irresponsible. Laur is characterized as authoritative and strict person. There are three kind of setting in this novel; they are the setting of time, the setting of place, and the setting of society. (2) The analysis of types of anxiousness and the causality anxiousness were divided into five, first is realistic anxiousness, it was anxiousness on a fear of outside dangerous. The second is neurotic anxiousness; this anxiousness causes someone to break the norm and will be punished. The third is moral anxiousness or conscience anxiousness, this anxiousness causes someone to feel guilty as he/she made a mistake or broke the norm or tradition in the society where he/she lives. The fourth is the anxiousness that is caused by angry. And the last is anxiousness that is caused by fear.

  The causes anxiousness consists of (1) the anxiousness caused by disapproval of someone’s desire by other people, 2) the anxiousness caused by disapproval of’s necessity by other people, 3) the anxiousness caused by disapproval of someone’s memory by other people, 4) the continual anxiousness, 5) the anxiousness and panic.

  Based on the result, it can be concluded that the Aruni anxiousness in Ngarto Februana’s Menolak Panggilan Pulang was caused by dilemmatic choices whether to defend her lover, Utay, or to serve suku bukit and obey the tradition.

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii

HALAMAN MOTTO.................................................................................. .. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... v

KATA PENGANTAR.................................................................................... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA......................................................... viii

PERNYATAAN PUBLIKASI ........................................................................ ix

ABSTRAK....................................................................................................... x

ABSTRACT....................................................................................................... xi

DAFTAR ISI.................................................................................................... xxi

  

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

  1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

  1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4

  1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4

  1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 4

  1.5 Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 5

  1.6 Landasan Teori ............................................................................................. 5

  6.1.1 Strukturalisme ........................................................................................... 6

  6.1.2 Tokoh dan Penokohan ................................................................................ 6

  6.1.3 Tokoh ......................................................................................................... 6

  6.1.4 Penokohan ................................................................................................. 7

  6.1.5 Latar ......................................................................................................... 8

  2.1.3 Laur ............................................................................................. 15

  2.2.1 Aruni (protagonis).................................................................... 18

  2.2 Penokohan.......................................................................................... 15

  2.1.9 Ihin .......................................................................................... 24

  2.1.8 Asuy ............................................................................................ 24

  2.1.7 Ibu Salabiah. ................................................................................ 20

  2.1.6 Pak Guru Husein. ........................................................................ 24

  2.1.5 Rohaimi . ..................................................................................... 36

  2.1.4 Dingit ......................................................................................... 25

  2.1.2 Utay ............................................................................................. 15

  6.1.6 Teori Psikologi Sastra.............................................................................. 9

  2.1.1 Aruni. .......................................................................................... 14

  2.1Tokoh. ................................................................................................... 14

  BAB II ANALISIS TOKOH, PENOKOHAN, DAN LATAR NOVEL MENOLAK PANGGILAN PULANG.................................. ......... ... 14

  6.1.12 Sistematika Penyajian............................................................................ 13

  6.1.11 Data dan Sumber Data........................................................................... 13

  6.1.10 Teknik Penelitian.................................................................................... 12

  6.1.9 Pendekatan Psikologi Sastra................................................................... 12

  6.1.8 Metode Penelitian. ................................................................................. 12

  6.1.7 Kecemasan.............................................................................................. 10

  2.2.1.1 Berparas cantik................................................................... 18

  2.2.1.2 Selalu Dihantui Rasa Bersalah......................................... 19

  2.2.1.3 Polos................................................................................ 20

  2.2.1.4 Cepat Tersinggung............................................................. 20

  2.2.1.5 Setia pada Utay dan Suku Bukit.......................................... 21

  2.2.1.6 Pemaaf................................................................................. 22

  2.2.1.7 Berwawasan Luas................................................................ 23

  2.3.1 Utay........................................................................... . .......... 23

  2.3.1.1 Sombong........................................................................ 23

  2.3.1.2 Pemuda Terpelajar......................................................... 24

  2.3.1.3 Gagah............................................................................. 24

  2.3.1.4 Berambisi...................................................................... 25

  2.3.1.5 Setia pada Aruni........................................................... 26

  2.3.1.6 Pembohong................................................................... 27

  2.3.1.7 Tidak Bertanggung Jawab............................................. 27

  2.2.3 Laur.................................................................................... 28

  2.5.1.1 Tidak Mau Menanggung Malu...................................... 28

  2.5.1.2 Tegas dan Berwibawa................................................... 29

  2.3 Latar............................................................................................... 29

  2.3.1 Latar Tempat......................................................................... 29

  2.3.2 Latar Waktu.......................................................................... 31

  2.3.3 Latar Sosial........................................................................... 35 2.4 Rangkuman................................................................................

  38

  BAB III ANALISIS KECEMASAN TOKOH ARUNI DALAM NOVEL MENOLAK PANGGILAN PULANG....................................... 39

  3.1 Bentuk Kecemasan .................................................................... . 40

  3.1.1 Kecemasan Realistis................................................................ 40

  3.1.2 Kecemasan Neurotis................................................................ 40

  3.1.3 Kecemasan Moral atau Kata Hati. .............................................. 42

  3.1.4 Cemas yang Timbul Akibat Gusar...............................................42

  3.1.5 Cemas yang Timbul Akibat Takut................................................44

  3.2 Penyebab Kecemasan...................................................................44

  3.2.1 Keinginan yang Tidak Disetujui Oleh Orang Tua atau Orang Lain ..................................................................................................44

  3.2.2 Kebutuhan yang Tidak Disetujui Oleh Orang Tua atau Orang Lain ..................................................................................................45

  3.2.3 Ingatan yang Tidak Disetujui Oleh Orang Tua atau Orang Lain .....................................................................................................45

  3.2.4 Cemas yang terjadi Terus-Menerus...........................................46

  3.2.5 Kekhawatiran dan Panik............................................................47

  3.3 Rangkuman................................................................................................. 48

  

BAB IV PENUTUP...................................................................................... 49

  4.1 Kesimpulan.................................................................................... 49

  4.2 Saran.............................................................................................. 51

  

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 52

LAMPIRAN.................................................................................................

  BIOGRAFI PENULIS...................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

  Sastra adalah ungkapan spontan dari perasaan yang mendalam. Sastra adalah ekspresi pikiran dalam bahasa, sedang yang dimaksud dengan pikiran adalah pandangan, ide-ide, perasaan, pikiran, dan semua kegiatan mental manusia. Karya sastra merupakan suatu ungkapan perasaan, isi hati, dan pikiran pengarang, apa yang dilihat, dirasakan bahkan dialamianya. Penciptaan sebuah karya sastra sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Karya sastra merupakan ekspresi atau pandangan kebudayaan, kehadiran sebuah karya sastra pada saat tertentu dapat menampilkan kembali sesuatu yang terjadi yang dialami oleh pengarangnya (Sumardjo, 1986: 2).

  Sebuah karya sastra merupakan hasil pengamatan sastrawan terhadap kehidupan sekitarnya. Penciptaan sebuah karya sastra dipengaruhi oleh latar belakang pengarangnya, lingkungan sastra, dan kepribadian pengarang itu sendiri. Bahkan sebuah karya sastra dapat mengandung kisah kehidupan seseorang sewaktu ia mengalami krisis dalam jiwanya, krisis tersebut muncul ketika seseorang mengalami suatu peristiwa dan peristiwa itu kemudian menimbulkan kesan yang kuat di dalam jiwanya. Dengan kata lain karya sastra mempunyai kaitan yang erat dengan pengalaman jiwa pengarangnya (Sumardjo, 1984:65). Kajian psikologi sastra juga meneliti perwatakan tokoh secara psikologis dan aspek-aspek pemikiran dan perasaan pengarang ketika menciptakan karya tersebut. Berdasarkan kajian ini, dapat dianalisis juga mengenai seberapa jauh pengarang mampu menggambarkan perwatakan tokoh sehingga karya menjadi semakin hidup. Sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran batin inilah yang menyebabkan orisinilitas karya ( Endraswara,2003: 96). Penelitian psikologi sastra hendaknya mampu menggali sistem berpikir, logika angan-angan, dan cita- cita hidup yang ekspresif dan tidak sekedar rasionalitas hidup. Perasaan takut, was-was, dan aman juga sebagai objek kajian psikologi sastra (Endraswara, 2003:98).

  Karya sastra dan psikologi sastra memiliki pertautan yang erat secara tidak langsung dan fungsional. Pertautan tak langsung terjadi karena baik sastra maupun psikologi memiliki objek yang sama, yaitu kehidupan manusia. Psikologi sastra memiliki hubungan fungsional karena keduanya mempelajari kejiwaan orang lain.

  Perbedaannya, yaitu psikologi bersifat riil sedangkan sastra bersifat imajinatif. Karya sastra yang dipandang sebagai fenomena psikologis akan menampilkan aspek-aspek kejiwaan melalui tokoh-tokoh (Endraswara, 2003:97).

  Penelitian ini mengangkat novel Menolak Panggilan Pulang karya Ngarto Ferbuana, yang meceritakan tentang Aruni gadis dusun di pedalaman Malinau Kalimantan Selatan dalam mempertahankan adat suku bukit yang mulai luntur semenjak Utay kekasihnya menyelesaikan sekolahnya di kota. Aruni dan Utay dijodohkan oleh kedua orangtua mereka sejak kecil. Dalam penantiannya Aruni menunggu kedatangan Utay dengan setia. Berbagai pikiran berkecamuk dalam hatinya termasuk berpisah dengan Utay. Setelah Utay menyelesaikan sekolahnya, Utay kembali lagi ke Malinau, sikapnya mulai berubah dari cara berpakaian, tingkah laku, dan kesederhanaan Utay. Kecemasan Aruni akan sikap dan perilaku Utay inilah yang membuat Aruni merasa khawatir, ketika Aruni mengetahui bahwa Utay mengizinkan perusahaan kayu masuk ke Malinau tanpa sepengetahuan Aruni dan masyarakat di Malinau. Aruni menolak keputusan yang diambil Utay merugikan masyarakat Malinau.

  Kecemasan-kecemasan Aruni penulis ambil sebagai objek penelitian. Penulis tertarik menganalisis kecemasan tokoh Aruni dalam novel ini karena Aruni mengalami pergulatan batin untuk mengikuti kata hatinya dalam menjaga nama baiknya, mempertahankan cintanya dan pengabdiannya pada suku bukit.

  Penelitian tentang kecemasan-kecemasan yang ada pada diri Aruni penulis angkat dalam pembahasan ini dengan judul “ Kecemasan Tokoh Aruni dalam Novel Menolak Panggilan Pulang Karya Ngarto Februana: Pendekatan Psikologi Sastra’’.

2. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian di atas rumusan yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut :

  2.1 Bagaimana struktur penceritaan novel Menolak Panggilan Pulang Karya Ngarto Februana meliputi tokoh, penokohan, serta latar yang membentuk kecemasan tokoh Aruni ?

2.2 Bagaimana kecemasan-kecemasan tokoh Aruni yang meliputi bentuk

  kecemasan dan penyebab kecemasan yang terdapat dalam novel Menolak

  Panggilan Pulang karya Ngarto Februana dengan pendekatan psikologi

  sastra?

  3. Tujuan Penelitiaan

  Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini sebagai berikut :

  3.1 Medeskripsikan unsur tokoh dan penokohan serta latar novel Menolak

  Panggilan Pulang karya Ngarto februana yang membentuk kecemasan tokoh Aruni.

  3.2 Mendeskripsikan kecemasan-kecemasan tokoh Aruni dalam novel Menolak

  Panggilan Pulang karya Ngarto Februana berupa bentuk dan penyebab kecemasan yang dialami tokoh Aruni.

  4. Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut :

  4.1 Memberikan sumbangan kepada pembaca analisis sastra berdasarkan pendekatan psikologi sastra,

  4.2 Menambah kajian tentang kecemasan seorang yang meliputi bentuk sebab- akibat kecemasan tokoh pada sebuah novel,

  4.3 Menambah apresiasi sastra Indonesia, khususnya dalam novel Menolak Panggilan Pulang Karya Ngarto Februana.

  5. Tinjauan Pustaka

  Berdasarkan pengamatan penulis novel menolak panggilan pulang ini pernah di teliti oleh Lestari Endah 2006 dengan judul Problem-Problem Sosial tinjauan sosiologi sastra perubahan sosial masyarakat Dayak di pedalaman Malinau Kalimantan Selatan. Utay sebagai tokoh yang membawa perubahan terhadap masyarakat Dayak di pedalaman Malinau menimbulkan konflik yang dihalangi oleh penghulu Dingit dan Aruni yang mewakili masyarakatnya yang pada dasarnya masyarakat di Bidukun tidak menerima orang luar untuk masuk.

  Dan sejauh pengamatan penulis belum ada yang meneliti mengenai kecemasan tokoh Aruni dalam novel Menolak Panggilan Pulang sebagai objek penelitian.

  Maka dari itu penulis tertarik meneliti kecemasan tokoh Aruni dalam novel Menolak Panggilan Pulang sebagai objek penelitian.

  6. Landasan Teori

  Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah (i) strukturalisme (ii) psikologi sastra serta kecemasan yang berupa bentuk dan penyebab kecemasan, serta teori-teori tersebut terdapat dalam teori berikut.

6.1 Strukturalisme

  Struktur karya sastra dapat diartikan sebagai susunan, penegasan, gambaran, yang menjadi komponen berasama dan membentuk kebulatan (Abrams, 1981: 68). Struktur karya sastra menyaran pada hubungan antarunsur (intrinsik) yang bersifat timbal-balik, saling menentukan, saling mempengaruhi, yang secara bersama membentuk satu kesatuan yang utuh (Nurgiyantoro, 2009: 36). Analisis struktural dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkaji dan medeskripsikan fungsi dan hubungan antarunsur intrinsik bertujuan memaparkan secermat mungkin fungsi dan keterkaitan antar berbagai unsur karya sastra yang secara bersama menghasilkan sebuah kemenyeluruhan serta menunjukan bagaimana hubungan antarunsur membentuk totalitas-kemaknaan yang padu, bagaimana hubungan antara peristiwa yang satu dengan yang lain kaitannya dengan dalam hal ini berkaitan dengan tokoh dan penokohan serta latar (Nurgiyantoro, 2009:37).

  6.1.1 Tokoh dan Penokohan

  6.1.2 Tokoh

  Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa dalam berbagai peristiwa cerita (Sudjiman, 1988: 6). Berdasarkan fungsi tokoh dalam cerita, tokoh dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tokoh sentral dan tokoh bawahan tokoh sentral adalah tokoh yang kehadirannya atau kemunculannya di dalam cerita sedikit, namun kehadirannya akan sangat mendukung tokoh utama. Tokoh bawahan dekat dengan tokoh utama dan sering dimanfaatkan pengarang untuk memberi gambaran lebih terperinci tentang tokoh utama mengenai pikiran dan perasaannya.

  Berdasarkan peran tokoh dalam pengembangan tokoh dibedakan menjadi dua, yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama merupakan tokoh yang penting kerena diceritakan secara terus-menerus. Tokoh yang muncul sekali atau dua kali disebut tokoh tambahan (Nurgiyantoro, 2009: 177). Tokoh adalah pelaku cerita. Menurut Abrams, tokoh adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecendrungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan (Nurgiyantoro, 2009: 165).

  Berdasarkan fungsi penampilan tokoh, tokoh terdiri dari tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh yang mengidentifikasikan diri dengan tokoh-tokoh tertentu, memberikan simpati dan empati, melibatkan diri secara emosional. Tokoh yang menyebabkan terjadinya konflik disebut tokoh antagonis. Tokoh antagonis beroposisi dengan tokoh protagonis, baik secara langsung maupun tidak langsung. Tokoh antagonis dapat lebih dari satu orang tokoh (Nurgiyantoro, 2009:178).

6.1.3. Penokohan

  Penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh dalam karya sastra. Citra tokoh dapat ditangkap melalui tindakan, ujaran, pikiran, penampilan fisik, dan apa yang dikatakan atau dipikirkan tokoh tentang dirinya. Bentuk penokohan yang paling sederhana adalah melalui pemberian nama. Setiap “sebutan” merupakan sejenis cara dalam memberi kepribadian dan menghidupkan

  (Sudjiman, 1988: 24). Penokohan merupakan gambaran ciri lahir, sifat, batin dan watak, watak merupakan kualitas tokoh nalar dan jiwa yang membedakan dengan tokoh lain penokohan menunjuk pada tokoh dan penciptaan citra ( Sudjiman, 1998: 23).

  Nurgiyantoro (2009: 166) menegaskan penokohan berhubungan dengan siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakannya, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita (Nurgiyantoro, 2009: 166). Penokohan menunjukan kualitas pribadi seorang tokoh. Penokohan berhubungan dengan penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah cerita. Jones mengatakan penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita (Nurgiyantoro, 2009: 166).

6.1.4 Latar

  Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada suatu waktu dalam rentang waktu tertentu dan pada suatu tempat tertentu dengan waktu dan suasana terjadinya peristiwa membangun latar cerita (Sudjiman, 1988: 44). Latar menurut Hudson dibedakan menjadi dua latar sosial dan latar fisik. Latar sosial mencakup penggambaran keadaan masyarakat, kelompok-kelompok sosial dan sikap, adat kebiasaaan, cara hidup, bahasa yang melatari peristiwa. Latar fisik mencakup wujud fisik, bangunan, dan daerah (Sudjiman, 1988:44). Latar berfungsi memberikan informasi serta proyeksi keadaan batin tokoh, latar menjadi metafor dari keadaan emosional dan spiritual tokoh (Sudjiman, 988:46).

  Nurgiyantoro (2009:227) menambahkan latar ada tiga Latar Tempat, Latar Waktu, Latar Sosial menyaran lokasi keadaan geografis, karakteristik dan tempat terjadinya peristiwa. Latar Waktu berkaitan dengan kapan terjadinya peristiwa.

  Latar Sosial menyaran pada hal yang berkaitan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat, tata cara kehidupan, kebiasaan hidup, adat-istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap. Latar Sosial secara meyakinkan menggambarkan suasana kedaerahan, local colour melalui kehidupan sosial masyarakatnya.

  6.2 Psikologi Sastra Unsur kejiwaan seorang tokoh dalam novel merupakan suatu hal yang menarik untuk dikaji psikologi merupakan ilmu yang membantu memecahakan masalah-masalah kejiwaan. Sastra dan psikologi tidak dapat dipisahkan karena keduanya sama-sama menyentuh manusia dalam persoalan yang diungkapkan (Sukada, 1987: 102). Dengan demikian, psikologi pada dasarnya mempelajari proses-proses kejiwaan yang dapat diikut sertakan dalam studi sastra.

  Dalam karya sastra ada dua segi yang dapat dijadikan wahana untuk menganalisis karya sastra tersebut, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

  Analisis intrinsik mencakup hal-hal dalam sastra yaitu tokoh dan penokohan, latar, alur, dan tema. Analisis ekstrinsik mencakup hal-hal di luar sastra seperti tinjauan sosiologi, psikologi, pemikiran dan seterusnya (Wellek dan Warren, 1990:77). Psikologi sastra memiliki empat pengertian, pertama psikologi pengarang sebagai sebagai tipe atau sebagai pribadi, kedua, studi sastra sebagai studi kreatif, ketiga psikologi sastra sabagai studi tipe-tipe hukum psikologi yang diterapkan dalam karya sastra, sedangkan pengertian keempat, psikologi sastra mempelajari dampak sastra sebagai pembaca (psikologi sastra). Pengertian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengertian ketiga, psikologi sastra sebagai tipre hukum-hukum yang diterapkan dalkam karya sastra (Wellek dan Warren, 1990: 90).

  Kajian psikologi sastra juga memiliki perwatakan tokoh secara psikologis dan aspek-aspek pemikiran dan perasaan pengarang ketika menciptakan karya tersebut. Berdasarkan kajian ini, dapat dianalisis juga mengenai seberapa jauh pengarang mampu menggambarkan perwatakan tokoh sehinggga karya menjadi semakin hidup, sentuhan-sentuhan dialog dan pemilihan kata merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta. Kejujuran inilah yang menyebabkan orisinalitas karya (Endraswara, 2003:96).

6.3 Kecemasan

  Freud via Suryabrata (2006: 139) mengemukakan kecemasan ada tiga bentuk kecemasan, yaitu kecemasan realistis, kecemasan neurotis, kecemasan moral atau kata hati. Kecemasan realistis adalah kecemasan akan ketakutan bahaya-bahaya dari luar, kecemasan neurotis adalah kecemasan yang menyebabkan seseorang melakukan hal yang dilanggar dan mendapatkan sanksi, kecemasan moral atau kata hati adalah kecemasan seseorang yang merasa berdosa jika melakukan kesalahan atau norma-norma yang berlaku, sebagai perbuatan yang melanggar kode moral dan mendapatkan hukuman.

  Albin (1986: 49) menambahkan kecemasan memiliki dua bentuk, yaitu rasa gusar dan rasa takut. Rasa gusar merupakan suatu pertanda bahwa seseorang harus menghindari keadaan yang menimbulkan rasa takut tersebut. Rasa takut merupakan ancaman fisik dan rasa gusar merupakan ancaman psikologis. Gusar menghindarkan kita dari keadaan yang berbahaya secara psikologis, yaitu keadaan pada waktu kita tampak bodoh, ditolak, ragu-ragu, marah, atau terlihat tidak dapat menguasai diri.

  Sebab-sebab kecemasan dapat berupa keinginan, kebutuhan, ingatan, yang tidak disetujui oleh orang tua maupun orang lain di sekitar ( Mahmud, 1999:237 ).

  Kecemasan berat terjadi sekali-sekali dan terus-menerus, kecemasan ringan terjadi terus-menerus dan panik (Mahmud, 1999:235). Selama mengalami panik seseorang takut akan peristiwa-peristiwa yang terjadi dan tidak menentu tanda-tanda ketakutan tersebut berupa jantung berdebar, denyut nadi berjalan cepat, sukar bernafas dan menelan (Mahmud, 1999: 236). Kekhawatiran dan panik adalah tanda-tanda ketakutan yang rangsangan emosi yang merupakan reaksi terhadap kekecewaan terhadap frustasi, kecemasan seperti itu menyebabkan orang dapat melarikan diri dari masalah-masalah yang dihadapi (Mahmud, 1999: 236).

  7. Metode Penelitian

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis adalah metode yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Analisis yang dilakukan diuraikan dengan memberikan pemahaman dan penjelasan (Ratna, 2004:53).

  8. Pendekatan Psikologi Sastra

  Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini pendekatan psikologi sastra, pendekatan psikologi sastra adalah pendekatan yang ditinjau dari sudut psikologi dan sastra. Psikologi sastra mempunyai kesamaan yaitu keduananya mempunyai fugsi dan cara yang sama dalam pelaksanaan fungsinya untuk memahami perihal manusia dan keduanya menggunakan landasan yang hampir sama yaitu menjadikan pergolakan manusia sebagai bahan utama penelitian (Hartoko dan Harmanto: 126).

  9. Teknik Penelitian

  Teknik yang digunakan dalam penelitian inilah teknik pustaka, teknik pustaka yang dilakukan dalam penelitian yaitu menelaah pustaka yang berkaitan dengan objek penelitian yakni mengenai tokoh, penokohan, dan latar serta kecemasan yang dialami oleh tokoh Aruni dalam novel Menolak Panggilan

  Pulang karya Ngarto Februana.

  10. Data dan Sumber Data

  Judul : Menolak Panggilan Pulang Pengarang : Ngarto Februana Penerbit : Media Pressindo Halaman : 204 Tahun Terbit : 2000

  11. Sistematika Penyajian

  Penelitian ini akan disajikan dalam empat bab. Bab I berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tinjauan pusataka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penyajian. Bab II berisi analisis unsur tokoh dan penokohan serta latar dalam novel Menolak Panggilan

  Pulang . Bab III berisi analisis kecemasan tokoh Aruni dalam novel Panggilan pulang. Bab IV penutup berisi kesimpulan dan saran.

BAB II ANALISIS STRUKTUR TOKOH, PENOKOHAN, DAN LATAR NOVEL MENOLAK PANGGILAN PULANG Dalam bab ini penulis akan memfokuskan penelitian mengenai analisis

  struktur penceritaan tokoh, penokohan, serta latar cerita yang menjadi dasar pembentukan kecemasan tokoh Aruni.

2.1 Tokoh

  Dalam karya sastra tokoh memegang peranan penting dalam pembentukan cerita seperti dalam novel Menolak Panggilan Pulang ini. Tokoh utama (protagonis) dalam novel ini adalah Aruni. Tokoh (antagonis) dalam novel ini adalah Utay dan Laur. Utay dan Laur memiliki peranan yang penting dalam membentuk kecemasan tokoh Aruni dan digambarkan berdsasrkan fungsinya masing-masing. Tokoh tambahan atau tokoh bawahan adalah tokoh yang kemunculannya hanya sedikit. Beberapa tokoh tambahan dalam novel ini adalah Dingit, Rohaimi, Pak Guru Husein, Ibu salabiah, Asuy, dan Ihin.

2.1.1 Aruni (utama)

  Aruni adalah gadis berparas cantik di Malinau, dalam novel ini Aruni berperan sebagai tokoh utama (protagonis). Aruni dan Utay dijodohkan oleh kedua orang tua mereka sejak kecil, perjodohan antar balai, perjodohan yang dilakukan antar dua rumah betang yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.

  Sebagai gadis penghulu Jalay yang dikagumi masyarakat Malinau ia memiliki kelebihan dibanding gadis-gadis lain di Malinau.

  2.1.2 Utay

  Utay adalah kekasij Aruni, di Malinau ia satu-satunya anak yang bersekolah ke kota. Utay dikagumi masyarakat Malinau karena ia adalah seorang anak penghulu di balai Bidukun dan ayahnya seorang balian di Malinau. Ia dijodohkan dengan Aruni. Dampak buruk yang dibawa Utay dari kota adalah gaya pacarannya dengan Aruni seperti orang kota.

  2.1.3 Laur

  Laur adalah ayah Aruni, ia seorang penghulu balai Jalay yang taat pada aturan adat. Warisan yang tidak ia lupakan adalah mewarisi Aruni untuk menjadi seorang balian wanita. Setelah mengetahui Utay menghianati sukunya ia memutuskan perjodohan Aruni dan Utay.

2.2 Penokohan

  Aruni wanita yang berparas cantik memiliki karakter yang cepat tersinggung, setia pada Utay dan suku bukit, polos, berwawasan luas, selalu dihantui rasa bersalah, dan pemaaf. Utay adalah sosok pemuda terpelajar, gagh, berambisi tinggi, sombong, mementingkan diri sendiri, tidak setia pada Aruni.

  Laur adalah ayah Aruni digambarkan sebagai sosok ayah yang tidak mau menanggung malu dan tegas. Dingit adalah ayah Utay, ia adalah seorang yang berwibawa, tidak pilih kasih, dan taat pada adat. Rohaimi adalah ayah angkat Utay ia adalah seorang yang murah hati dan bertanggung jawab. Pak Guru Husein adalah sosok yang sabar dan setia. Ibu salabiah adalah ibu guru yang setia dan pendengar yang baik.

2.2.1 Aruni (protagonis)

  Aruni digambarkan sebagai wanita tercantik di Malinau hal ini terlihat dalam kutipan pada malam penyambutan Utay pertama kalinya di Balai Bidukun dan ungkapan syukur atas kelulusan Utay. Hal ini terdapat dalam kutipan (1) (1)“Sementara itu Aruni duduk di samping Dingit dan Ibis kedua orangtua Utay.

  Gadis itu betul-betul tampak cantik. Ia berbeda dengan gadis di Malinau. Cara berpakaiannya lebih rapi. Bajunya bersih. Rambutnya diikat. Gadis itu pun jadi perhatian banyak orang, lantaran ia adalah calon pendamping Utay kelak dan

terlebih lagi ia adalah gadis tercantik di Malinau mungkin di Loksado(hlm 65).

  Kutipan (1) menggambarkan bahwa Aruni adalah wanita cantik yang dikagumi oleh warga Malinau ia tampak berbeda dengan gadis di Malinau dan menjadi pusat perhatian.

  (2)“Aruni benar-benar cantik, bisik Utay dalam hati. Ia beruntung punya kekasih Aruni, walaupun di Kandangan banyak juga gadis secantik Aruni. Tapi gadis-gadis kota dan modern itu, yang kehidupannya maju, yang pandai dan tidak terbelakang kurang suka kepada pemuda dari bukit, walaupun sang pemuda itu tampan(hlm 74).

  Kutipan (2) menjelaskan bahwa sebagai kekasih, Utay mengagumi kecantikan Aruni yang tidak kalah dengan gadis-gadis di kota Kandangan.

  (3)Harum namanya, apalagi lagi kecantikannya, juga tercium oleh penduduk di desa lain, seperti Desa Lumpangi, Tanuhi, dan Desa Loksado(119).

  Kutipan (3) kembali menggambarkan kecantikan Aruni tercium oleh desa- desa lain seperti Lumpangi, Tanuhi, dan desa Lokdaso juga mengagumi parasnya.

  Selain cantik Aruni juga sangat polos dalam menghadapi sikap Utay hal ini dibuktikan pada setiap kali Utay mengajaknya untuk berciuman dan berhubungan intim Aruni tidak pernah menolak. Hal ini terlihat pada kutipan (4)

  (4)“Aruni aku rindu kamu. Aku ingin menciummu,”Bisik Utay. Gadis penghulu Jalay itu tersentak. Matanya membelalak.”itu pamali. Bisa parid, kualat kena kutukan dewa-dewa dan roh leluhur!”Wajah Utay semakin mendekat ke wajah

  Aruni dan dengan cepat, tanpa bisa dielakkan lagi, Utay mencium bibir Aruni (hlm 63).

  Kutipan (4) menggambarkan tokoh Aruni yang cemas dan takut akan kutukan Dewa karena mereka berciuman dan Aruni tidak menolak.

  (4)“Aku ingin mencium bibirmu,”cetus Utay makin nakal. “kada boleh. Pamali! Nanti roh nenek moyang akan murka. Kalau ketahuan kita bisa dihukum cambuk oleh penghulu. Jangan Utay, Utay.” Berbagai perasaan bercampur aduk. Antara rasa nikmat oleh cumbuan Utay dan persaaan takut kutukan dewa.“Ah, tenang saja. Tidak ada orang lain. Boleh, kan?”Utay nekat. Dari samping diciumnya bibir Aruni merekah. Aruni menangis. Utay melepaskan pelukannya. Lalu Aruni menepi dan mengemasi pakaiannya (hlm. 75).