ORGANISASI PROYEK LANJUTAN bentuk wajah
ORGANISASI PROYEK LANJUTAN
Organisasi proyek adalah sarana bersatunya pihak yang terlibat dalam pengelolaan proyek untuk
mencapai satu tujuan yang telah ditentukan.
Prosesnya adalah sebagai berikut.
1. Identifikasi dan pembagian kegiatan, untuk menentukan volume pekerjaan, macam dan
jenisnya, kebutuhan sumber daya, jadwal pelaksanaan, anggaran, sehingga dapat
dilaksanakan oleh penanggung jawab kegiatan.
2. Mengelompokkan penanggung jawab kegiatan, disesuaikan dengan keahlian,
keterampilan dan kemampuan personilnya.
3. Menentukan wewenang dan tanggung jawab setiap personil penanggung jawab harus
mengetahui wewenang dan tanggung jawab tugas pekerjaannya.
4. Menyusun mekanisme pengendalian, karena melibatkan banyak pihak dan agar tidak
terjadi penyimpangan dibuat dalam format yg dapat menggerakan organisasi.
Prinsip organisasi proyek adalah :
•
Organisasi proyek bertanggung jawab untuk menyelesaikan atau mencapai suatu tujuan
yang ditugaskan sesuai dengan waktu, biaya dan kualitas atau kuantitas yang telah
ditentukan.
•
Organisasi proyek harus bisa mengambil keputusan dengan cepat, lain dengan organisasi
rutin atau fungsional yang biasanya lebih lambat karena berperannya unsur birokrasi.
Secara umum, terdapat 4 jenis organisasi proyek yang biasa digunakan dalam menyelesaikan
suatu proyek. Adapun jenis-jenis organisasi proyek yang dimaksud antara lain :
1. Organisasi Proyek Fungsional
Dalam organisasi proyek fungsional, susunan organisasi proyek dibentuk dari fungsifungsi yang terdapat didalam suatu organisasi. Organisasi ini biasanya digunakan ketika
suatu bagian fungsional memiliki kepentingan yang lebih dominan dalam penyelesaian
suatu proyek. Top manajer yang berada dalam fungsi tersebut akan diberikan wewenang
untuk mengkoordinir proyek.
Terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan dalam penggunaan organisasi fungsional
untuk melaksanakan dan menyelesaikan proyek.
Kelebihan-kelebihan tersebut antara lain adalah :
a. Proyek diselesaikan dengan struktur dasar fungsional dari organisasi induk. Tidak ada
perubahan yang radikal dalam desain dan operasi dari organisasi induk.
b. Terdapat fleksibilitas maksimum dalam penggunaan staff. Spesialisasi yang tepat dalam
unit-unit fungsional yang berbeda dapat dengan sementara diangkat untuk bekerja pada
proyek dan kemudian kembali pada pekerjaan normal mereka. Dengan dasar teknikal
yang dimiliki oleh para personalia pada setiap departemen fungsional, maka mereka
dapat ditempatkan pada proyek yang berbeda-beda dengan relatif mudah.
c. Jika lingkup dari proyek terbatas dan unit-unit fungsional yang tepat diangkat sebagai
penanggungjawab utama, maka berbagai jenis keahlian dapat membaur pada aspek-aspek
krusial proyek.
d. Peningkatan terhadap profesionalisme pada sebuah divisi fungsional akan tercipta. Ketika
seorang tenaga ahli dapat membuat kontribusi yang signifikan untuk proyek, maka
keprofesionalannya pada bagian fungsional tersebut akan meningkat.
Sementara, kelemahan-kelemahannya antara lain :
a. Proyek seringkali kurang fokus. Setiap unit fungsional memiliki rutinitas inti pada
pekerjaannya, sehingga mengakibatkan rendahnya pertanggungjawaban terhadap proyek
jika dibandingkan dengan kewajiban yang utama pada organisasi. Sebagai contoh, jika
pada sebuah proyek tertentu departemen pemasaran mengganggap proyek tersebut
urgent, sementara departemen operasional menganggap hal tersebut sebagai kepentingan
sekunder. Bayangkan ketegangan yang terjadi jika untuk mengerjakan tugas pada bagian
pemasaran, bagian ini harus menunggu personil bagian operasional untuk menyelesaikan
segmen mereka dalam proyek sebelum bagian pemasaran mengerjakan segmennya
sendiri, padahal di antara mereka terdapat kontradiksi kepentingan.
b. Ada kemungkinan terjadi kesulitan integrasi antar unit-unit fungsional. Para ahli pada
satu bidang fungsional berkonsentrasi secara khusus hanya pada segmen mereka di dalam
proyek dan bukan pada keseluruhan proyek.
c. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek melalui susunan fungsional ini
lebih lama. Ini akibat lambannya respon informasi terhadap proyek dan adanya
kecenderungan pengambilan keputusan-keputusan yang disirkulasikan melalui hubungan
manajemen yang normal.
d. Motivasi orang-orang yang ditugaskan dalam proyek dapat menjadi lemah. Hal ini akibat
sebuah proyek dianggap sebagai beban tambahan yang tidak berhubungan secara
langsung dengan pengembangan keprofesionalan. Rasa kurang memiliki, akan
mengecilkan komitmen pada kegiatan proyek yang terkait.
2. Organisasi Proyek Tim Khusus
Dalam organisasi proyek tim khusus, organisasi akan membentuk tim yang bersifat
independen. Tim ini bisa direkrut dari dalam dan luar organisasi yang akan bekerja
sebagai suatu unit yang terpisah dari organisasi induk. Seorang manajer proyek full time
akan ditunjuk dan diberi tanggung jawab untuk memimpin tenaga-tenaga ahli yang
terdapat dalam tim.
Kelebihannya adalah sebagai berikut :
a. Terbentuknya suatu tim proyek dengan bagian-bagian yang lengkap dan susunan
komando tunggal. Dengan demikian, tim proyek ini memiliki wewenang penuh atas
sumber daya yang disediakan untuk mencapai sasaran proyek.
b. Adanya tim tersebut memungkinkan ditanggapinya perubahan dan diambilnya
keputusan dengan tepat dan cepat karena keputusan dibuat oleh tim dan tidak
menunda hierarki.
c. Status yang mandiri akan menumbuhkan identitas tim dan komitmen para anggotanya
untuk menyelesaikan proyek dengan baik. Mereka akan mencurahkan perhatian
secara penuh ke dalam proyek dan tidak dialihkan oleh kewajiban yang lain.
d. Dengan dipindahkannya tenaga-tenaga ahli dari organisasi fungsional ke satu wadah
tim proyek, maka jalur komunikasi dan arus kegiatan menjadi lebih pendek, sehingga,
memungkinkan pengarahan dan pengendalian secara lebih efektif.
e. Memudahkan koordinasi maupun integrasi personil dan kegiatan yang menjadi
tanggung jawabnya.
f. Orientasi akan lebih kuat kepada kepentingan proyek.
Sedangkan kerugian dari bentuk organisasi ini adalah :
a. Besarnya biaya proyek karena kurang efisien dalam membagi dan memecahkan
masalah dalam penggunaan sumber daya, seperti misalnya peralatan konstruksi dan
tenaga di masing-masing proyek. Ini dapat menghasilkan duplikasi dari usaha-usaha
antar proyek dan kehilangan skala ekonomis. Karena umumnya jumlah tenaga kerja
yang dimiliki oleh perusahaan terbatas, maka perusahaan tidak dapat
menempatkannya ke masing-masing proyek secara permanen. tanpa merugikan
perusahaan secara keseluruhan.
b. Juga terdapat kecenderungan munculnya perpecahan yang kuat antara tim proyek dan
organisasi induk. Perpecahan ini dapat merusak integrasi hasil proyek ke operasi
utama. Proses asimilasi dari anggota-anggota tim proyek saat kembali ke unit-unit
fungsional mereka ketika proyek diselesaikan juga akan terganggu.
c. Menugaskan perorangan secara penuh waktu untuk sebuah proyek menciptakan
dilema, apa yang akan dilakukan anggota ketika proyek telah selesai, padahal
pekerjaan pada proyek lain tidak tersedia. Proses transisi kembali ke departemen
fungsional semula kemungkinan juga menjadi sulit karena telah meninggalkan
departemen fungsional beberapa waktu lamanya.
3. Organisasi Proyek Matriks
Manajemen matriks adalah sebuah bentuk organisasi cangkokan dimana struktur
manajemen proyek yang horisontal “melapisi” hierarki fungsional yang normal. Pada
sebuah sistem matriks, biasanya terdapat dua rangkaian perintah, satu sepanjang garis
fungsional dan yang lain sepanjang garis proyek.
Perusahaan mengaplikasikan susunan matriks ini bervariasi dengan cara-cara yang
berbeda. Beberapa organisasi membuat sistem matriks yang bersifat sementara untuk
menghadapi proyek yang spesifik. Tetapi pada organisasi-organisasi yang lain, “matriks”
mungkin menjadi sebuah bagian yang tetap. Organisasi proyek matriks dimaksudkan
untuk mendapatkan sisi-sisi positif dari struktur fungsional dan manajemen matriks dari
sudut pandang perusahaan secara menyeluruh dalam menangani proyek.
Para tenaga ahli, secara administratif tetap terikat dengan departemen fungsional yang
berkaitan sebagai induk organisasinya dan bertanggung jawab pada pimpinan proyek,
berkaitan dengan hal penanganan proyek. Dengan cara seperti ini, maka para tenaga ahli
tetap bernaung dibawah departemen fungsional seraya berkontribusi terhadap proyekproyek yang ada.
Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh bentuk organisasi ini adalah :
a. Manajer proyek bertanggung jawab secara penuh terhadap keberhasilan proyek, maka
segala sesuatu yang berkaitan dengan kesuksesan proyek dapat dikontrol secara terusmenerus.
b. Jika pada proyek timbul permasalahan, maka dapat segera ditindaklanjuti.
c. Lebih efisien karena dapat menggunakan sumber daya maupun tenaga ahli yang
dimiliki, pada beberapa proyek sekaligus.
d. Jika sebuah proyek telah selesai, para personil yang terlibat di dalamnya dapat kembali
ke organisasi induk semula.
Sedangkan kerugian jika menggunakan bentuk organisasi ini adalah :
a. Walaupun pimpinan proyek tetap bertanggung jawab terhadap pencapaian sasaransasaran pokok seperti anggaran biaya, jadwal dan mutu proyek, namun seluruh
keputusan mengenai pelaksanaan pekerjaan dan kebutuhan personil terdapat pada
departemen lain, dan hal ini diluar wewenang pimpinan proyek.
b. Terdapat tingkat ketergantungan yang tinggi antara proyek dan organisasi lain
pendukung proyek. Tidak jarang terjadi, sebuah organisasi memiliki tugas-tugas lain
disamping proyek tertentu yang sedang dikerjakan, bahkan sering terjadi terdapat lebih
dari satu proyek yang dikerjakan pada jangka waktu bersamaan.
c. Karena berada di bawah komando pimpinan proyek dan departemen fungsional, maka
terdapat dua jalur pelaporan bagi personil tim proyek. Hal ini sering menimbulkan
kontradiksi dalam melakukan pekerjaan.
4. Organisasi Proyek Virtual
Perampingan ukuran perusahaan atau korporasi dan juga dengan adanya kontrol biaya
yang ketat, telah mengakibatkan timbulnya “organisasi virtual”. Secara teoritis,
organisasi virtual merupakan aliansi dari beberapa organisasi dengan tujuan menciptakan
produk atau memberikan pelayanan pada pelanggan. Struktur kolaborasi ini khususnya
terdiri dari beberapa organisasi lain yang saling bekerjasama dan berada di sekeliling
pusat atau perusahaan inti. Perusahaan inti mengkoordinir proses network dan memiliki
satu atau dua inti kompetensi, seperti pemasaran atau pengembangan produk. Sebagai
contoh, pada suatu perusahaan, kompetensi yang utama adalah mendesain produk baru.
Dalam kerangka mengorganisir proyeknya, mereka bekerjasama dengan pemasok,
melakukan kontrak kerja dengan perusahaan manufaktur, pengasembli dan perusahaan
atau partner yang lain untuk menyalurkan produk tersebut ke pelanggan.
Ada beberapa keuntungan penggunaan proyek virtual yakni :
a. Terjadi pengurangan biaya yang signifikan.
Perusahaan dapat menjamin persaingan melalui biaya jasa yang dikontrak, apalagi
bila pekerjaan tersebut dapat di kontrak sementara. Biaya overhead secara dramatis
berkurang karena perusahaan tidak perlu lagi melakukan pekerjaan yang telah
dikontrakkan.
b. Pesatnya perkembangan teknologi dan keahlian, dapat berdampak buruk pada proyek.
Sebuah perusahaan harus selalu mengikuti perkembangan teknologi. Jadi jika
perusahaan dapat fokus pada penguatan kompetensi inti dan menyewa perusahaan
lain yang benar-benar ahli pada suatu bidang, hal ini akan jauh lebih menguntungkan.
c. Terdapat peningkatan fleksibilitas.
Organisasi selalu dihadapkan dengan konstrain sumber daya, tetapi konstrain dapat di
atasi bila menjalin kerjasama dengan perusahaan lain yang sumber dayanya lebih
baik.
Sedangkan kerugian dari proyek virtual adalah sebagai berikut :
a. Proses koordinasi keprofesionalan dari berbagai organisasi yang berbeda dapat
menjadi sebuah hambatan, khususnya jika pekerjaan-pekerjaan pada sebuah proyek
membutuhkan kolaborasi. Dibutuhkan kerjasama dan saling pengertian yang benarbenar tinggi.
b. Adanya potensi kehilangan kontrol pada proyek. Tim inti bergantung pada organisasi
lain, namun mereka tidak memiliki wewenang secara langsung. Ada kemungkinan
sebuah proyek akan gagal ketika salah satu rekan kerja tidak memenuhi skedul yang
telah ditetapkan.
c. Pada sebuah proyek virtual lebih mudah terjadi konflik interpersonal, jika terdapat
perbedaan kultur, nilai dan prioritas diantara sesama partner kerja. Karena
kepercayaan, merupakan hal yang paling mendasar dari keberhasilan sebuah proyek,
apalagi datang dari berbagai organisasi yang berbeda.
Stakeholder Proyek Konstruksi
1. KONSULTAN PERENCANA
merupakan seseorang atau perusahaan yang memiliki keahlian dan pengalaman
serta legal dalam merencanakan proyek konstruksi seperti arsitek, perencana sipil,
perencana MEP, perencana landscape, dll.
Tugas dan wewenang konsultan perencana adalah :
Menyusun perencanaan struktur, arsitektur, mekanikal dan kelistrikan
yang sesuai dengan permintaan atau keinginan pemilik proyek dan membantu
pemilik proyek dalam mencapai hal yang diinginkannya dengan memberikan
saran dan anjuran.
Membuat gambar-gambar detail, rencana-rencana kerja beserta syarat-
syaratnya (RKS) atau dokumen kontrak, baik perhitungan baik volume pekerjaan
untuk perencanaan proyek tersebut, maupun anggaran biaya dari rencana
tersebut, sekaligus menentuan volume dan anggaran biaya untuk pekerjaan
tambahan atau kekurangan.
Membuat penyesuaian bagian rencana bila ada perubahan dari
perencanaan yang sudah dibuat atas permintaan pihak pemilik proyek, serta
membuat laporan akhir rencana.
Membuat perencanaan dan revisi bila terjadi penyimpangan pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.
Memeriksa
hasil
pelaksanaan
pekerjaan
dengan
mengacu
pada
rancangannya.
Memberikan penjelasan kepada kontraktor tentang isi dokumen kontrak apabila
diperlukan
2. KONSULTAN PENGAWAS
Merupakan pihak yang ditunjuk oleh pemilik (owner) untuk melaksanakan
perkerjaan pengawasan. Konsultan pengawa dapat berupa badan usaha atau
perorangan.
Wewenang Konsultan Pengawas:
- Meminta kontraktor untuk mengadakan pengetesan terhadap bahan dan
peralatan.
-Melakukan penilaian prestasi kerja kontraktor.
-Membatalkan pembelian dan mencabut pekerjaan dari tangan pemborong,
menyerahkan
persetujuan
pekerjaannya
pada
pemborong
lain
tanpa
pemberitahuan kepada pemilik proyek.
-Memberitahukan persetujuan, menolak atau mengadakan perubahan terhadap
rencana kerja yang telah dibuat kontraktor.
-Membatalkan contoh bahan apabila tidak sesuai dengan apa yang diminta
Tugas Konsultan Pengawas:
Kewajiban dan tugas konsultan pengawas :
Pengolahan dan pengawasan mencakup :
Pengesahan sub kontraktor dan sub pemborong meliputi kemampuan teknis, keuangan,
dan administrasi yang bersangkutan.
Menetapkan, menyediakan, dan mengkoordinir tenaga ahli yang khusus.
Meminta keputusan arsitek perencana yang menyangkut perubahan arsitektural yang
perlu dilakukan.
Meminta penjelasan mengenai hal-hal yang kurang jelas dalam rancangan dan
perencanaan.
Pengawasan administrasi :
Menyelenggarakan surat-menyurat yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek.
Membuat laporan berkala mengenai kegiatan pembangunan kepada pemberi tugas.
Mencatat dan menghitung pekerjaan ataupun pengurangan pekerjaan.
3. KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Sebagai pemilik proyek sekaligus menjabat sebagai konsultan manajemen konstruksi.
Tugas dan Kewajibannya adalah menyediakan dana untuk perencanaan dan
pelaksanaan proyek, menyediakan lahan atau tanah yang akan digunakan sebagai
tempat pembangunan proyek, dan memberikan wewenang pada pihak-pihak
tertentu untuk mengelola bangunan sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati serta ikut mengawasi dalam pelaksanaan pembangunan proyek.
Struktur Organisasi Konsultan Manajemen Konstruksi:
Pengawas Struktur:
Melakukakn pengawasan terhadap cara kerja kontraktor dalam bidang struktur.
Mengawasi serta mengontrol surveyor dan supervisor kontraktor pada pekerjaan struktur
dalam pelaksanaan tugas sehari-hari
Menghadiri rapat mingguan yang diadakan oleh kontraktor
Memeriksa rencana kerja kontraktor dan sub kontraktor dalam bidang struktur
Memberikan teguran kepada supervisor kontraktor pada pekerjaan struktur bila terjadi
penyimpangan pekerjaan struktur.
Memeriksa dan memberikan persetujuan izin kerja, penggunaan.pengetesan material,
schedule kerja dan berita acara kemajuan pekerjaan kontraktor dibidang struktur, jika
suda sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Pengawas Arsitek:
Mengontrol kesesuaian gambar kerja dan spesifikasi yang berkaitan dengan rancangan
arsitek dari pekerjaan kontraktor/sub kontraktor di lapangan.
Mencatat dan melaporkan pekerjaan kontraktor/sub kontraktor yang tidak sesuai dengan
gambar dan spesifikasi arsitek
Memberikan laporan hasil kerja kontraktor/ sub kontraktor dalam bidang arsitek.
Memerintahkan supervisor kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
gambar dan spesifikasi arsitek yang telah di tentutkan bila terdapat pekerjaan yang tidak
sesuai dengan gamabr dan spesifikasi
Pengawas Mechanical & Electrical (ME):
Melakukan pengawasan terhadap cara kerja kontraktor pada pekerjaan M/E
Mengawasi dan mengontrol supervisor kontraktor M/E dalam pelaksanaan tugas
Membantu kontraktor membuat laporan mingguan di bidang M/E
Memeriksa rencana kerja kontraktor dan sub kontraktor dalam bidang M/E
Memberikan teguran kepada supervisor kontraktor M/E ataupun sub kontraktor bila
terjadi penyimpangan pekerjaan di bidang M/E
4. KONTRAKTOR UTAMA
adalah orang yang melakukan kesepakatan dalam surat kontrak dengan owner
atau pemilik proyek dan selanjutnya bertugas untuk membina dan mencari tenaga
kerja yang professional untuk menyelesaikan proyek sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan.
Tugas kontraktor utama dalam proyek adalah orang yang ditunjuk dalam
pelaksaan proyek dan memiliki pola komunikasi yang baik dalam
memimpin organisasi proyek
5. -SUBKONTRAKTOR
Subkontraktor adalah dibedakan atas :
1) yang menyediakan pekerja saja, yaitu subkontraktor yang dalam melaksanakan
pekerjaan bangunan/konstruksi hanya menyediakan tenaga kerja dan alat kerja
konstruksi (traktor, mesin pancang, dan sebagainya), sedangkan bahan bangunan
disediakan oleh perusahaan yang mensubkontrakkan;
2) yang menyediakan pekerja dan material konstruksi, yaitu subkontraktor yang
menerima dan melaksanakan sebagian/seluruh pekerjaan/proyek konstruksi yang
disubkontrakkan secara penuh oleh perusahaan kontraktor, artinya penyediaan
bahan bangunan dan tenaga kerja seluruhnya adalah tanggung jawab
subkontraktor
6. PEMASOK (SUPPLIER)
Pemasok yang biasanya disebut juga dengan supplier atau vendor adalah individu
atau perusahaan (baik dalam skala besar atau kecil) yang memiliki kemampuan
untuk menyediakan kebutuhan individu atau perusahaan lain.
Kategori Pemasok
Dalam dunia usaha, pemasok dapat dikategorikan dalam 2 jenis:
1. Pemasok Barang
Individu atau perusahaan yang menghasilkan produk jadi berupa barang.
Contoh: Pabrik kain, akan membutuhkan mesin yang dapat menghasilkan kain.
Untuk itu, diperlukan perusahaan lain yang dapat menghasilkan mesin penghasil
kain sebagai pemasok.
2. Pemasok Jasa
Individu atau perusahaan yang memberikan bantuan tidak dalam bentuk barang
jadi, tetapi dalam bentuk keahlian yang dimiliki.
Organisasi Proyek Lapangan
Organisasi lapangan yaitu suatu kumpulan tim organisasi yang bertugas khusus untuk menjamin
kelancaran kegaiatan lapangan, yang fungsi pokoknya yaitu: pengawasan, pelaksanaan dan
administrasi. Bentuk organisasi ini disesuaikan dengan jenis konstruksi pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
Oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan bentuk struktur
organisasi yang akan digunakan antara lain:
1. perbedaan ragam kerja,
2. kekhususan bidang kerja,
3. kondisi tenaga kerja,
4. persoalan-persoalan yang mungkin dihadapi.
Untuk organisasi yang menggunakan jasa, MK biasanya MK inilah yang menentukan
dan menetapkan suatu organisasi lapangan yang sesuai sehingga hubungan antara pemilik,
perencana dan kontraktor dapat berjalan lebih efektif, dan umumnya bentuk organisasi yang
sesuai di lapangan yaitu: “Organisasi fungsional dan staff”.
Unsur-unsur yang terlibat selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung dalam skala proyek yang
cukup besar yaitu:
a. perencanaan konstruksi
b. pengawas lapangan
c. perencana biaya
d. kontrol biaya dan schedule
e. administrasi kontrak
f. pengawas kualitas dan control
g. administrasi program keselamatan kerja
h. perencanaan tenaga kerja
i. perencanaan peralatan
j. publik relation (humas)
k. pelayanan masa pemeriksaan
Bentuk organisasi yang lengkap seperti ini dapat dilihat pada bagan struktur di bawah ini.
Organisasi Proyek Tradisional
Pemilik
Proyek
Konsultan
Kontraktor
Utama
Sub
Kontraktor
Kerja dengan
kemampuan
sendiri
Ciri-ciri bentuk organisasi semacam ini adalah:
1. Konsultan perencana terpisah
2. Kontraktor utama tunggal
3. Banyak melibatkan subkontraktor atau dikerjakan sendiri oleh kontraktor utama
4. Jenis-jenis kontrak biasanya diterapkan: harga tetap (fixed cost), harga satuan (unit
price), maksimum bergaransi, kontrak biaya tambah-upah tetap.
Organisasi Swakelola (PembangunanPemilik)
Pemilik Proyek
Divisi
Perencanaan
Divisi
Pelaksanaan
Kerja dengan
kemampuan
sendiri
Kontraktor Sub Kontraktor
Ciri-ciri bentuk organisasi proyek swakelola adalah:
1. Pemilik proyek bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan proyek (bertindak
sebagai konsultan perencana dan kontraktor)
2. Pekerjaan dapat dilaksanakan dengan kemampuan sendiri secara fakultatif atau
dilaksanakan oleh kontraktor/subkontraktor.
3. Jenis kontrak yang diterapkan: harga tetap, harga satuan, kontrak yang dinegosiasikan.
Organisasi Proyek Putar Kunci (TurnKey Project)
Konsultan
Kontraktor
Pemilik Proyek
Konsultan
Kontraktor
Utama
Sub Kontraktor
Kerja dengan
kemampuan
sendiri
Ciri-ciri bentuk organisasi proyek putar kunci di mana konsultan-kontraktor berfungsi sebagai
perencana dan pelaksanaan adalah:
1. Satu perusahaan yang bertanggung jawab baik untuk perencanaan maupun pelaksanaan
konstruksi.
2. Melibatkan kontraktor spesialis.
3. Jenis kontrak yang diterapkan: harga tetap, harga maksimum bergaransi, kontrak
konstruksi desain dengan biaya tambah upah tetap.
Organisasi proyek memisahkan kegiatan perencanaan dengan kegiatan pengawasan
pelaksanaan proyek. Ciri-ciri bentuk organisasi putar kunci dimana konsultan-kontraktor
berfungsi sebagai perencana dan pengawas adalah:
a. Pihak yang bertanggung jawab terhadap kegiatan perencanaan berbeda dengan pihak
yang bertanggung jawab terhadap pengawasan.
b. Jenis kontrak yang diterapkan: harga tetap, harga maksimum bergaransi, kontrak
konstruksi desain dengan biaya tambah upah tetap.
DAFTAR PUSTAKA
http://chalisbrother-engineering.blogspot.co.id/2009/12/organisasi-struktur-danperkembangannya.html
https://sites.google.com/site/operasiproduksi/organisasi-proyek
https://sites.google.com/site/jenisjenisorganisasiproyekkontruksi
MANAJEMEN PROYEK INTERIOR
ORGANISASI PROYEK LANJUTAN
DOSEN PENGEMPU
NGURAH GEDE DWI MAHADIPTA, ST., MT., IAI
OLEH
NAMA
: VALENCIANA UTARI SETIAWAN
YUKE PUSPITA
THALIA LAWRENCE
BIANCA ADNYA
PROGRAM STUDI
: DESAIN INTERIOR (PAGI)
SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI
2016
Organisasi proyek adalah sarana bersatunya pihak yang terlibat dalam pengelolaan proyek untuk
mencapai satu tujuan yang telah ditentukan.
Prosesnya adalah sebagai berikut.
1. Identifikasi dan pembagian kegiatan, untuk menentukan volume pekerjaan, macam dan
jenisnya, kebutuhan sumber daya, jadwal pelaksanaan, anggaran, sehingga dapat
dilaksanakan oleh penanggung jawab kegiatan.
2. Mengelompokkan penanggung jawab kegiatan, disesuaikan dengan keahlian,
keterampilan dan kemampuan personilnya.
3. Menentukan wewenang dan tanggung jawab setiap personil penanggung jawab harus
mengetahui wewenang dan tanggung jawab tugas pekerjaannya.
4. Menyusun mekanisme pengendalian, karena melibatkan banyak pihak dan agar tidak
terjadi penyimpangan dibuat dalam format yg dapat menggerakan organisasi.
Prinsip organisasi proyek adalah :
•
Organisasi proyek bertanggung jawab untuk menyelesaikan atau mencapai suatu tujuan
yang ditugaskan sesuai dengan waktu, biaya dan kualitas atau kuantitas yang telah
ditentukan.
•
Organisasi proyek harus bisa mengambil keputusan dengan cepat, lain dengan organisasi
rutin atau fungsional yang biasanya lebih lambat karena berperannya unsur birokrasi.
Secara umum, terdapat 4 jenis organisasi proyek yang biasa digunakan dalam menyelesaikan
suatu proyek. Adapun jenis-jenis organisasi proyek yang dimaksud antara lain :
1. Organisasi Proyek Fungsional
Dalam organisasi proyek fungsional, susunan organisasi proyek dibentuk dari fungsifungsi yang terdapat didalam suatu organisasi. Organisasi ini biasanya digunakan ketika
suatu bagian fungsional memiliki kepentingan yang lebih dominan dalam penyelesaian
suatu proyek. Top manajer yang berada dalam fungsi tersebut akan diberikan wewenang
untuk mengkoordinir proyek.
Terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan dalam penggunaan organisasi fungsional
untuk melaksanakan dan menyelesaikan proyek.
Kelebihan-kelebihan tersebut antara lain adalah :
a. Proyek diselesaikan dengan struktur dasar fungsional dari organisasi induk. Tidak ada
perubahan yang radikal dalam desain dan operasi dari organisasi induk.
b. Terdapat fleksibilitas maksimum dalam penggunaan staff. Spesialisasi yang tepat dalam
unit-unit fungsional yang berbeda dapat dengan sementara diangkat untuk bekerja pada
proyek dan kemudian kembali pada pekerjaan normal mereka. Dengan dasar teknikal
yang dimiliki oleh para personalia pada setiap departemen fungsional, maka mereka
dapat ditempatkan pada proyek yang berbeda-beda dengan relatif mudah.
c. Jika lingkup dari proyek terbatas dan unit-unit fungsional yang tepat diangkat sebagai
penanggungjawab utama, maka berbagai jenis keahlian dapat membaur pada aspek-aspek
krusial proyek.
d. Peningkatan terhadap profesionalisme pada sebuah divisi fungsional akan tercipta. Ketika
seorang tenaga ahli dapat membuat kontribusi yang signifikan untuk proyek, maka
keprofesionalannya pada bagian fungsional tersebut akan meningkat.
Sementara, kelemahan-kelemahannya antara lain :
a. Proyek seringkali kurang fokus. Setiap unit fungsional memiliki rutinitas inti pada
pekerjaannya, sehingga mengakibatkan rendahnya pertanggungjawaban terhadap proyek
jika dibandingkan dengan kewajiban yang utama pada organisasi. Sebagai contoh, jika
pada sebuah proyek tertentu departemen pemasaran mengganggap proyek tersebut
urgent, sementara departemen operasional menganggap hal tersebut sebagai kepentingan
sekunder. Bayangkan ketegangan yang terjadi jika untuk mengerjakan tugas pada bagian
pemasaran, bagian ini harus menunggu personil bagian operasional untuk menyelesaikan
segmen mereka dalam proyek sebelum bagian pemasaran mengerjakan segmennya
sendiri, padahal di antara mereka terdapat kontradiksi kepentingan.
b. Ada kemungkinan terjadi kesulitan integrasi antar unit-unit fungsional. Para ahli pada
satu bidang fungsional berkonsentrasi secara khusus hanya pada segmen mereka di dalam
proyek dan bukan pada keseluruhan proyek.
c. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek melalui susunan fungsional ini
lebih lama. Ini akibat lambannya respon informasi terhadap proyek dan adanya
kecenderungan pengambilan keputusan-keputusan yang disirkulasikan melalui hubungan
manajemen yang normal.
d. Motivasi orang-orang yang ditugaskan dalam proyek dapat menjadi lemah. Hal ini akibat
sebuah proyek dianggap sebagai beban tambahan yang tidak berhubungan secara
langsung dengan pengembangan keprofesionalan. Rasa kurang memiliki, akan
mengecilkan komitmen pada kegiatan proyek yang terkait.
2. Organisasi Proyek Tim Khusus
Dalam organisasi proyek tim khusus, organisasi akan membentuk tim yang bersifat
independen. Tim ini bisa direkrut dari dalam dan luar organisasi yang akan bekerja
sebagai suatu unit yang terpisah dari organisasi induk. Seorang manajer proyek full time
akan ditunjuk dan diberi tanggung jawab untuk memimpin tenaga-tenaga ahli yang
terdapat dalam tim.
Kelebihannya adalah sebagai berikut :
a. Terbentuknya suatu tim proyek dengan bagian-bagian yang lengkap dan susunan
komando tunggal. Dengan demikian, tim proyek ini memiliki wewenang penuh atas
sumber daya yang disediakan untuk mencapai sasaran proyek.
b. Adanya tim tersebut memungkinkan ditanggapinya perubahan dan diambilnya
keputusan dengan tepat dan cepat karena keputusan dibuat oleh tim dan tidak
menunda hierarki.
c. Status yang mandiri akan menumbuhkan identitas tim dan komitmen para anggotanya
untuk menyelesaikan proyek dengan baik. Mereka akan mencurahkan perhatian
secara penuh ke dalam proyek dan tidak dialihkan oleh kewajiban yang lain.
d. Dengan dipindahkannya tenaga-tenaga ahli dari organisasi fungsional ke satu wadah
tim proyek, maka jalur komunikasi dan arus kegiatan menjadi lebih pendek, sehingga,
memungkinkan pengarahan dan pengendalian secara lebih efektif.
e. Memudahkan koordinasi maupun integrasi personil dan kegiatan yang menjadi
tanggung jawabnya.
f. Orientasi akan lebih kuat kepada kepentingan proyek.
Sedangkan kerugian dari bentuk organisasi ini adalah :
a. Besarnya biaya proyek karena kurang efisien dalam membagi dan memecahkan
masalah dalam penggunaan sumber daya, seperti misalnya peralatan konstruksi dan
tenaga di masing-masing proyek. Ini dapat menghasilkan duplikasi dari usaha-usaha
antar proyek dan kehilangan skala ekonomis. Karena umumnya jumlah tenaga kerja
yang dimiliki oleh perusahaan terbatas, maka perusahaan tidak dapat
menempatkannya ke masing-masing proyek secara permanen. tanpa merugikan
perusahaan secara keseluruhan.
b. Juga terdapat kecenderungan munculnya perpecahan yang kuat antara tim proyek dan
organisasi induk. Perpecahan ini dapat merusak integrasi hasil proyek ke operasi
utama. Proses asimilasi dari anggota-anggota tim proyek saat kembali ke unit-unit
fungsional mereka ketika proyek diselesaikan juga akan terganggu.
c. Menugaskan perorangan secara penuh waktu untuk sebuah proyek menciptakan
dilema, apa yang akan dilakukan anggota ketika proyek telah selesai, padahal
pekerjaan pada proyek lain tidak tersedia. Proses transisi kembali ke departemen
fungsional semula kemungkinan juga menjadi sulit karena telah meninggalkan
departemen fungsional beberapa waktu lamanya.
3. Organisasi Proyek Matriks
Manajemen matriks adalah sebuah bentuk organisasi cangkokan dimana struktur
manajemen proyek yang horisontal “melapisi” hierarki fungsional yang normal. Pada
sebuah sistem matriks, biasanya terdapat dua rangkaian perintah, satu sepanjang garis
fungsional dan yang lain sepanjang garis proyek.
Perusahaan mengaplikasikan susunan matriks ini bervariasi dengan cara-cara yang
berbeda. Beberapa organisasi membuat sistem matriks yang bersifat sementara untuk
menghadapi proyek yang spesifik. Tetapi pada organisasi-organisasi yang lain, “matriks”
mungkin menjadi sebuah bagian yang tetap. Organisasi proyek matriks dimaksudkan
untuk mendapatkan sisi-sisi positif dari struktur fungsional dan manajemen matriks dari
sudut pandang perusahaan secara menyeluruh dalam menangani proyek.
Para tenaga ahli, secara administratif tetap terikat dengan departemen fungsional yang
berkaitan sebagai induk organisasinya dan bertanggung jawab pada pimpinan proyek,
berkaitan dengan hal penanganan proyek. Dengan cara seperti ini, maka para tenaga ahli
tetap bernaung dibawah departemen fungsional seraya berkontribusi terhadap proyekproyek yang ada.
Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh bentuk organisasi ini adalah :
a. Manajer proyek bertanggung jawab secara penuh terhadap keberhasilan proyek, maka
segala sesuatu yang berkaitan dengan kesuksesan proyek dapat dikontrol secara terusmenerus.
b. Jika pada proyek timbul permasalahan, maka dapat segera ditindaklanjuti.
c. Lebih efisien karena dapat menggunakan sumber daya maupun tenaga ahli yang
dimiliki, pada beberapa proyek sekaligus.
d. Jika sebuah proyek telah selesai, para personil yang terlibat di dalamnya dapat kembali
ke organisasi induk semula.
Sedangkan kerugian jika menggunakan bentuk organisasi ini adalah :
a. Walaupun pimpinan proyek tetap bertanggung jawab terhadap pencapaian sasaransasaran pokok seperti anggaran biaya, jadwal dan mutu proyek, namun seluruh
keputusan mengenai pelaksanaan pekerjaan dan kebutuhan personil terdapat pada
departemen lain, dan hal ini diluar wewenang pimpinan proyek.
b. Terdapat tingkat ketergantungan yang tinggi antara proyek dan organisasi lain
pendukung proyek. Tidak jarang terjadi, sebuah organisasi memiliki tugas-tugas lain
disamping proyek tertentu yang sedang dikerjakan, bahkan sering terjadi terdapat lebih
dari satu proyek yang dikerjakan pada jangka waktu bersamaan.
c. Karena berada di bawah komando pimpinan proyek dan departemen fungsional, maka
terdapat dua jalur pelaporan bagi personil tim proyek. Hal ini sering menimbulkan
kontradiksi dalam melakukan pekerjaan.
4. Organisasi Proyek Virtual
Perampingan ukuran perusahaan atau korporasi dan juga dengan adanya kontrol biaya
yang ketat, telah mengakibatkan timbulnya “organisasi virtual”. Secara teoritis,
organisasi virtual merupakan aliansi dari beberapa organisasi dengan tujuan menciptakan
produk atau memberikan pelayanan pada pelanggan. Struktur kolaborasi ini khususnya
terdiri dari beberapa organisasi lain yang saling bekerjasama dan berada di sekeliling
pusat atau perusahaan inti. Perusahaan inti mengkoordinir proses network dan memiliki
satu atau dua inti kompetensi, seperti pemasaran atau pengembangan produk. Sebagai
contoh, pada suatu perusahaan, kompetensi yang utama adalah mendesain produk baru.
Dalam kerangka mengorganisir proyeknya, mereka bekerjasama dengan pemasok,
melakukan kontrak kerja dengan perusahaan manufaktur, pengasembli dan perusahaan
atau partner yang lain untuk menyalurkan produk tersebut ke pelanggan.
Ada beberapa keuntungan penggunaan proyek virtual yakni :
a. Terjadi pengurangan biaya yang signifikan.
Perusahaan dapat menjamin persaingan melalui biaya jasa yang dikontrak, apalagi
bila pekerjaan tersebut dapat di kontrak sementara. Biaya overhead secara dramatis
berkurang karena perusahaan tidak perlu lagi melakukan pekerjaan yang telah
dikontrakkan.
b. Pesatnya perkembangan teknologi dan keahlian, dapat berdampak buruk pada proyek.
Sebuah perusahaan harus selalu mengikuti perkembangan teknologi. Jadi jika
perusahaan dapat fokus pada penguatan kompetensi inti dan menyewa perusahaan
lain yang benar-benar ahli pada suatu bidang, hal ini akan jauh lebih menguntungkan.
c. Terdapat peningkatan fleksibilitas.
Organisasi selalu dihadapkan dengan konstrain sumber daya, tetapi konstrain dapat di
atasi bila menjalin kerjasama dengan perusahaan lain yang sumber dayanya lebih
baik.
Sedangkan kerugian dari proyek virtual adalah sebagai berikut :
a. Proses koordinasi keprofesionalan dari berbagai organisasi yang berbeda dapat
menjadi sebuah hambatan, khususnya jika pekerjaan-pekerjaan pada sebuah proyek
membutuhkan kolaborasi. Dibutuhkan kerjasama dan saling pengertian yang benarbenar tinggi.
b. Adanya potensi kehilangan kontrol pada proyek. Tim inti bergantung pada organisasi
lain, namun mereka tidak memiliki wewenang secara langsung. Ada kemungkinan
sebuah proyek akan gagal ketika salah satu rekan kerja tidak memenuhi skedul yang
telah ditetapkan.
c. Pada sebuah proyek virtual lebih mudah terjadi konflik interpersonal, jika terdapat
perbedaan kultur, nilai dan prioritas diantara sesama partner kerja. Karena
kepercayaan, merupakan hal yang paling mendasar dari keberhasilan sebuah proyek,
apalagi datang dari berbagai organisasi yang berbeda.
Stakeholder Proyek Konstruksi
1. KONSULTAN PERENCANA
merupakan seseorang atau perusahaan yang memiliki keahlian dan pengalaman
serta legal dalam merencanakan proyek konstruksi seperti arsitek, perencana sipil,
perencana MEP, perencana landscape, dll.
Tugas dan wewenang konsultan perencana adalah :
Menyusun perencanaan struktur, arsitektur, mekanikal dan kelistrikan
yang sesuai dengan permintaan atau keinginan pemilik proyek dan membantu
pemilik proyek dalam mencapai hal yang diinginkannya dengan memberikan
saran dan anjuran.
Membuat gambar-gambar detail, rencana-rencana kerja beserta syarat-
syaratnya (RKS) atau dokumen kontrak, baik perhitungan baik volume pekerjaan
untuk perencanaan proyek tersebut, maupun anggaran biaya dari rencana
tersebut, sekaligus menentuan volume dan anggaran biaya untuk pekerjaan
tambahan atau kekurangan.
Membuat penyesuaian bagian rencana bila ada perubahan dari
perencanaan yang sudah dibuat atas permintaan pihak pemilik proyek, serta
membuat laporan akhir rencana.
Membuat perencanaan dan revisi bila terjadi penyimpangan pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.
Memeriksa
hasil
pelaksanaan
pekerjaan
dengan
mengacu
pada
rancangannya.
Memberikan penjelasan kepada kontraktor tentang isi dokumen kontrak apabila
diperlukan
2. KONSULTAN PENGAWAS
Merupakan pihak yang ditunjuk oleh pemilik (owner) untuk melaksanakan
perkerjaan pengawasan. Konsultan pengawa dapat berupa badan usaha atau
perorangan.
Wewenang Konsultan Pengawas:
- Meminta kontraktor untuk mengadakan pengetesan terhadap bahan dan
peralatan.
-Melakukan penilaian prestasi kerja kontraktor.
-Membatalkan pembelian dan mencabut pekerjaan dari tangan pemborong,
menyerahkan
persetujuan
pekerjaannya
pada
pemborong
lain
tanpa
pemberitahuan kepada pemilik proyek.
-Memberitahukan persetujuan, menolak atau mengadakan perubahan terhadap
rencana kerja yang telah dibuat kontraktor.
-Membatalkan contoh bahan apabila tidak sesuai dengan apa yang diminta
Tugas Konsultan Pengawas:
Kewajiban dan tugas konsultan pengawas :
Pengolahan dan pengawasan mencakup :
Pengesahan sub kontraktor dan sub pemborong meliputi kemampuan teknis, keuangan,
dan administrasi yang bersangkutan.
Menetapkan, menyediakan, dan mengkoordinir tenaga ahli yang khusus.
Meminta keputusan arsitek perencana yang menyangkut perubahan arsitektural yang
perlu dilakukan.
Meminta penjelasan mengenai hal-hal yang kurang jelas dalam rancangan dan
perencanaan.
Pengawasan administrasi :
Menyelenggarakan surat-menyurat yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek.
Membuat laporan berkala mengenai kegiatan pembangunan kepada pemberi tugas.
Mencatat dan menghitung pekerjaan ataupun pengurangan pekerjaan.
3. KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Sebagai pemilik proyek sekaligus menjabat sebagai konsultan manajemen konstruksi.
Tugas dan Kewajibannya adalah menyediakan dana untuk perencanaan dan
pelaksanaan proyek, menyediakan lahan atau tanah yang akan digunakan sebagai
tempat pembangunan proyek, dan memberikan wewenang pada pihak-pihak
tertentu untuk mengelola bangunan sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati serta ikut mengawasi dalam pelaksanaan pembangunan proyek.
Struktur Organisasi Konsultan Manajemen Konstruksi:
Pengawas Struktur:
Melakukakn pengawasan terhadap cara kerja kontraktor dalam bidang struktur.
Mengawasi serta mengontrol surveyor dan supervisor kontraktor pada pekerjaan struktur
dalam pelaksanaan tugas sehari-hari
Menghadiri rapat mingguan yang diadakan oleh kontraktor
Memeriksa rencana kerja kontraktor dan sub kontraktor dalam bidang struktur
Memberikan teguran kepada supervisor kontraktor pada pekerjaan struktur bila terjadi
penyimpangan pekerjaan struktur.
Memeriksa dan memberikan persetujuan izin kerja, penggunaan.pengetesan material,
schedule kerja dan berita acara kemajuan pekerjaan kontraktor dibidang struktur, jika
suda sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Pengawas Arsitek:
Mengontrol kesesuaian gambar kerja dan spesifikasi yang berkaitan dengan rancangan
arsitek dari pekerjaan kontraktor/sub kontraktor di lapangan.
Mencatat dan melaporkan pekerjaan kontraktor/sub kontraktor yang tidak sesuai dengan
gambar dan spesifikasi arsitek
Memberikan laporan hasil kerja kontraktor/ sub kontraktor dalam bidang arsitek.
Memerintahkan supervisor kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
gambar dan spesifikasi arsitek yang telah di tentutkan bila terdapat pekerjaan yang tidak
sesuai dengan gamabr dan spesifikasi
Pengawas Mechanical & Electrical (ME):
Melakukan pengawasan terhadap cara kerja kontraktor pada pekerjaan M/E
Mengawasi dan mengontrol supervisor kontraktor M/E dalam pelaksanaan tugas
Membantu kontraktor membuat laporan mingguan di bidang M/E
Memeriksa rencana kerja kontraktor dan sub kontraktor dalam bidang M/E
Memberikan teguran kepada supervisor kontraktor M/E ataupun sub kontraktor bila
terjadi penyimpangan pekerjaan di bidang M/E
4. KONTRAKTOR UTAMA
adalah orang yang melakukan kesepakatan dalam surat kontrak dengan owner
atau pemilik proyek dan selanjutnya bertugas untuk membina dan mencari tenaga
kerja yang professional untuk menyelesaikan proyek sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan.
Tugas kontraktor utama dalam proyek adalah orang yang ditunjuk dalam
pelaksaan proyek dan memiliki pola komunikasi yang baik dalam
memimpin organisasi proyek
5. -SUBKONTRAKTOR
Subkontraktor adalah dibedakan atas :
1) yang menyediakan pekerja saja, yaitu subkontraktor yang dalam melaksanakan
pekerjaan bangunan/konstruksi hanya menyediakan tenaga kerja dan alat kerja
konstruksi (traktor, mesin pancang, dan sebagainya), sedangkan bahan bangunan
disediakan oleh perusahaan yang mensubkontrakkan;
2) yang menyediakan pekerja dan material konstruksi, yaitu subkontraktor yang
menerima dan melaksanakan sebagian/seluruh pekerjaan/proyek konstruksi yang
disubkontrakkan secara penuh oleh perusahaan kontraktor, artinya penyediaan
bahan bangunan dan tenaga kerja seluruhnya adalah tanggung jawab
subkontraktor
6. PEMASOK (SUPPLIER)
Pemasok yang biasanya disebut juga dengan supplier atau vendor adalah individu
atau perusahaan (baik dalam skala besar atau kecil) yang memiliki kemampuan
untuk menyediakan kebutuhan individu atau perusahaan lain.
Kategori Pemasok
Dalam dunia usaha, pemasok dapat dikategorikan dalam 2 jenis:
1. Pemasok Barang
Individu atau perusahaan yang menghasilkan produk jadi berupa barang.
Contoh: Pabrik kain, akan membutuhkan mesin yang dapat menghasilkan kain.
Untuk itu, diperlukan perusahaan lain yang dapat menghasilkan mesin penghasil
kain sebagai pemasok.
2. Pemasok Jasa
Individu atau perusahaan yang memberikan bantuan tidak dalam bentuk barang
jadi, tetapi dalam bentuk keahlian yang dimiliki.
Organisasi Proyek Lapangan
Organisasi lapangan yaitu suatu kumpulan tim organisasi yang bertugas khusus untuk menjamin
kelancaran kegaiatan lapangan, yang fungsi pokoknya yaitu: pengawasan, pelaksanaan dan
administrasi. Bentuk organisasi ini disesuaikan dengan jenis konstruksi pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
Oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan bentuk struktur
organisasi yang akan digunakan antara lain:
1. perbedaan ragam kerja,
2. kekhususan bidang kerja,
3. kondisi tenaga kerja,
4. persoalan-persoalan yang mungkin dihadapi.
Untuk organisasi yang menggunakan jasa, MK biasanya MK inilah yang menentukan
dan menetapkan suatu organisasi lapangan yang sesuai sehingga hubungan antara pemilik,
perencana dan kontraktor dapat berjalan lebih efektif, dan umumnya bentuk organisasi yang
sesuai di lapangan yaitu: “Organisasi fungsional dan staff”.
Unsur-unsur yang terlibat selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung dalam skala proyek yang
cukup besar yaitu:
a. perencanaan konstruksi
b. pengawas lapangan
c. perencana biaya
d. kontrol biaya dan schedule
e. administrasi kontrak
f. pengawas kualitas dan control
g. administrasi program keselamatan kerja
h. perencanaan tenaga kerja
i. perencanaan peralatan
j. publik relation (humas)
k. pelayanan masa pemeriksaan
Bentuk organisasi yang lengkap seperti ini dapat dilihat pada bagan struktur di bawah ini.
Organisasi Proyek Tradisional
Pemilik
Proyek
Konsultan
Kontraktor
Utama
Sub
Kontraktor
Kerja dengan
kemampuan
sendiri
Ciri-ciri bentuk organisasi semacam ini adalah:
1. Konsultan perencana terpisah
2. Kontraktor utama tunggal
3. Banyak melibatkan subkontraktor atau dikerjakan sendiri oleh kontraktor utama
4. Jenis-jenis kontrak biasanya diterapkan: harga tetap (fixed cost), harga satuan (unit
price), maksimum bergaransi, kontrak biaya tambah-upah tetap.
Organisasi Swakelola (PembangunanPemilik)
Pemilik Proyek
Divisi
Perencanaan
Divisi
Pelaksanaan
Kerja dengan
kemampuan
sendiri
Kontraktor Sub Kontraktor
Ciri-ciri bentuk organisasi proyek swakelola adalah:
1. Pemilik proyek bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan proyek (bertindak
sebagai konsultan perencana dan kontraktor)
2. Pekerjaan dapat dilaksanakan dengan kemampuan sendiri secara fakultatif atau
dilaksanakan oleh kontraktor/subkontraktor.
3. Jenis kontrak yang diterapkan: harga tetap, harga satuan, kontrak yang dinegosiasikan.
Organisasi Proyek Putar Kunci (TurnKey Project)
Konsultan
Kontraktor
Pemilik Proyek
Konsultan
Kontraktor
Utama
Sub Kontraktor
Kerja dengan
kemampuan
sendiri
Ciri-ciri bentuk organisasi proyek putar kunci di mana konsultan-kontraktor berfungsi sebagai
perencana dan pelaksanaan adalah:
1. Satu perusahaan yang bertanggung jawab baik untuk perencanaan maupun pelaksanaan
konstruksi.
2. Melibatkan kontraktor spesialis.
3. Jenis kontrak yang diterapkan: harga tetap, harga maksimum bergaransi, kontrak
konstruksi desain dengan biaya tambah upah tetap.
Organisasi proyek memisahkan kegiatan perencanaan dengan kegiatan pengawasan
pelaksanaan proyek. Ciri-ciri bentuk organisasi putar kunci dimana konsultan-kontraktor
berfungsi sebagai perencana dan pengawas adalah:
a. Pihak yang bertanggung jawab terhadap kegiatan perencanaan berbeda dengan pihak
yang bertanggung jawab terhadap pengawasan.
b. Jenis kontrak yang diterapkan: harga tetap, harga maksimum bergaransi, kontrak
konstruksi desain dengan biaya tambah upah tetap.
DAFTAR PUSTAKA
http://chalisbrother-engineering.blogspot.co.id/2009/12/organisasi-struktur-danperkembangannya.html
https://sites.google.com/site/operasiproduksi/organisasi-proyek
https://sites.google.com/site/jenisjenisorganisasiproyekkontruksi
MANAJEMEN PROYEK INTERIOR
ORGANISASI PROYEK LANJUTAN
DOSEN PENGEMPU
NGURAH GEDE DWI MAHADIPTA, ST., MT., IAI
OLEH
NAMA
: VALENCIANA UTARI SETIAWAN
YUKE PUSPITA
THALIA LAWRENCE
BIANCA ADNYA
PROGRAM STUDI
: DESAIN INTERIOR (PAGI)
SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI
2016