masalah sosial ISBD MASALAH SOSIAL (2)

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Masalah sosial merupakan suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur
kebudayaan atau masyarakat yang membahayakan kehidupan kelompok sosial
atau menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga kelompok
sosial sehingga menyebabkan kepincangan ikatan sosial.
Masalah sosial akan terjadi apabila keberfungsian sosial seorang individu
menjadi tidak efektif untuk memenuhi tuntutan lingkungan dan karena
bermacam kebutuhan individu tidak dapat dipenuhi. Masalah sosial akan
menyebabkan kebingungan, kecemasan, dan konflik-konflik, baik yang terbuka
dan eksternal sifatnya, maupun yang tersembunyi dalam batin sendiri.
Pada zaman modern sekarang ini bertemulah banyak kebudayaan sebagai
hasil dari makin akrabnya komunikasi daerah, nasional, dan internasional.
Amalgamis atau keluluhan bermacam-macam budaya itu dapat berlangsung
lancar dan lembut, akan tetapi tidak jarang berproses melalui konflik personal
dan sosial yang hebat. Banyak pribadi yang mengalami gangguan jiwani, dan
muncul konflik budaya yang ditandai dengan keresahan sosial serta
ketidakrukunan kelompok-kelompok sosial. Sebagai akibat lanjut timbul

ketidaksinambungan,

disharmonis,

ketegangan,

kecemasan,

ketakutan,

kerusuhan sosial, dan perilaku yang melanggar norma-norma hukum formal.
Tanpa disadari banyak dari tindakan masyarakat yang menyimpang dari
nilai-nilai yang berlaku di masyarakat itu sendiri. Dengan penyimpangan
tersebut hingga menimbulkan suatu keadaan yang disebut masalah sosial.
Beberapa masalah sosial yang muncul dalam masyarakat antara lain: bullying
dan tawuran antar pelajar; korupsi; pencemaran lingkungan; kriminalisasi;
pencurian. Sehubungan dengan masalah sosial tersebut maka penyusun akan
membahas materi tersebut dalam makalah ini.

2


1.2 Rumusan masalah
1.
2.
3.
4.
5.

Apa yang dimaksud dengan masalah sosial budaya?
Mengapa masalah sosial budaya dapat terjadi?
Apa dampak yang ditimbulkan dari masalah sosial budaya?
Bagaimana cara mencegah agar masalah sosial budaya tidak terjadi?
Bagaimana cara mengatasi masalah sosial budaya?

1.3 Tujuan
1.
2.
3.
4.


Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan masalah sosial budaya.
Untuk menjelaskan mengapa masalah sosial budaya dapat terjadi.
Untuk menjelaskan dampak yang ditimbulkan dari masalah sosial budaya.
Untuk memahami cara mencegah agar masalah sosial budaya tidak

terjadi.
5. Untuk menjelaskan cara mengatasi masalah sosial budaya.

3

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bullying dan tawuran antar pelajar
Bullying dan tawuran antar pelajar merupakan masalah sosial yang sering
dilakukan oleh pelajar. Dan masalah ini termasuk kedalam bentuk kenakalan
remaja (juvenile deliquency) dan menjadi salah satu masalah sosial yang
menjadi sorotan sosial khususnya di Indonesia. Maraknya kasus bullying dan
tawuran antar pelajar akan menjadi salah satu rusaknya nilai moral bangsa
indonesia. Karena bangsa indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki
budaya luhur yang arif.

A. pengertian bullying dan tawuran antar pelajar
Penindasan atau bullying adalah penggunaan kekerasan, ancaman, atau
paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Perilaku ini
dapat menjadi suatu kebiasaan dan melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan
sosial atau fisik. Hal ini dapat mencakup pelecehan secara lisan atau ancaman,
kekerasan fisik atau paksaan dan dapat diarahkan berulang kali terhadap korban
tertentu. Tindakan penindasan sendiri terdiri atasa empat jenis, yaitu secara fisik,
verbal, dan elektronik. Budaya penindasan dapat berkembang dimana saja selagi
terjadi interaksi antar manusia, baik disekolah, tempat kerja, rumah tangga dan
lingkungan.
Tawuran merupakan suatu kegiatan perkelahian atau tindak kekerasan yang
dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Sedangka pelajar
merupakan seorang manusia yang belajar. Sehingga pengertian tawuran antar
pelajar adalah perkelahian atau tindakkan kekerasan yang dilakukan oleh
sekolompok pelajar.
B. Faktor penyebab terjadinya bullying dan tawuran dikalangan pelajar
Bullying dan tawuran dikalangan pelajar dapat terjadi dengan berbagai faktor
baik dari dalam pribadi maupun dari luar pelajar tersebut. Bullying dan tawuran

4


dikalangan pelajar disebabkan adanya masalah yang tidak diselesaikan secara
baik, dan menimbulkan pertikaian. Misalnya bullying, kebanyakan dari kasus
yang terjadi, bullying disebabkan atas emosional atau kemarahan yang
mengakibatkan pada terjadinya penganiayaan terhadap korban..
2.2 Narkoba
A. Pengertian narkoba
Narkoba merupakan singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya
lainnya. Selain narkoba istilah lain yang diperkenalkan oleh Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari
Narkotika, psikotropika, dan Zat adiktif. Narkotika adalah zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri
dan dapat menimbulkan ketergantungan (UU No. 35 tahun 2009). Psikotropika
adalah bahan lain yang tidak mengandung narkotika, merupakan zat buatan atau
hasil rekayasa yang dibuat dengan mengatur struktur kimia. Sedangkan zat
adiktif adalah zat-zat yang bisa membuat ketagihan jika dikonsumsi secara rutin.
Narkoba sebenarnya memiliki banyak manfaat jika digunakan dengan
kadar yang telah ditentukan. Misalnya dunia kedokteran, banyak menggunakan
zat adiktif dalam pengobatan atau pencegahan penyakit. Namun dalam kadar

yang benar. Narkoba akan berdampak negatif apabila digunakan untuk
kepentingan,kepentingan lain. Misalnya untuk berpesta seks, hura-hura,
peningkatan keberanian dan lain sebagainya.
B. Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba
1. Faktor internal
 Untuk membuktikan keberanian dalam melakukan tindakan-tindakan yang
berbahaya seperti ngebut, berkelahi, bergaul dengan wanita dan lain –lain
 Untuk menunjukkan tindakan menentang otoritas terhadap orang tua atau
guru atau norma-norma sosial.

5

 Untuk mempermudah penyaluran dan seks.
 Untuk melepaskan diri dari kesepian dan memperoleh pengalaman




pengalaman emosional.
Untuk mencari dan menemukan arti dari hidup.

Untuk mengisi kekosongan dan kesepian/kebosanan.
Untuk menghilangkan kegelisahan, frustasi dan kepepatan hidup.
Hanya iseng-iseng atau didorong rasa ingin tahu.

2. faktor eksternal






Mengikuti kemauan kawan-kawan dalam rangka pembinaan solidaritas.
Lingkungan tempat tinggal.
Kurangnya perhatian dari orang tua.
Broken home dan quasi broken home.
Pergaulan bebas.

C. Dampak Penyalahgunaan Narkoba
. Perubahan Fisik :



Pada saat menggunakan narkoba: jalan sempoyongan, bicara pelo ( cadel ),
apatis (acuh tak acuh), mengantuk, agresif.



Bila terjadi kelebihan dosis ( Overdosis ) : nafas sesak, denyut jantung dan
nadi lambat, kulit teraba dingin, bahkan meninggal.



Saat sedang ketagihan ( Sakau ) : mata merah, hidung berair, menguap
terus, diare, rasa sakit seluruh tubuh, malas mandi, kejang, kesadaran
menurun.



Pengaruh jangka panjang : penampilan tidak sehat, tidak perduli terhadap
kesehatan dan kebersihan, gigi keropos, bekas suntikan pada lengan.
Perubahan sikap dan perilaku :




Prestasi di sekolah menurun, tidak mengerjakan tugas sekolah, sering
membolos, pemalas, kurang bertanggung jawab.



Pola tidur berubah, begadang, sulit dibangunkan pagi hari, mengantuk di
kelas atau tempat kerja.



Sering berpergian sampai larut malam, terkadang tidak pulang tanpa ijin.

6



Sering mengurung diri, berlama – lama di kamar mandi, menghidar

bertemu dengan anggota keluarga yang lain.



Sering mendapat telpon dan didatangi orang yang tidak dikenal oleh
anggota keluarga yang lain.



Sering berbohong, minta banyak uang dengan berbagai alasan tapi tidak
jelas penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik sendiri
atau keluarga, mencuri, terlibat kekerasan dan sering berurusan dengan
polisi.



Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, pemarah, kasar,
bermusuhan pencurigaan, tertutup dan penuh rahasia

7


2.3 Korupsi
A. Pengertian Korupsi
Korupsi adalah tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan
jabatan guna mengeduk keuntungan pribadi, merugikan kepentingan umum
dan negara. Jadi korupsi merupakan gejala: salah pakai dan salah urus dari
kekuasaan, demi keuntungan pribadi salah urus terhadap sumber-sumber
kekayaan negara dengan menggunakan wewenang dan kekuatan-kekuatan
formal (misalnya dengan alasan hukum dan kekuatan senjata) untuk
memperkaya diri sendiri.
Korupsi bisa dimasukkan ke dalam kategori perbuatan kejahatan. Maka
praktek-praktek yang dapat dimasukkan dalam perbuatan korup antara lain
ialah: Penggelapan, penyogokan, penyuapan, kecerobohan administrasi dengan
intensi mencuri kekayaan negara, pemerasan, penggunaan kekuatan hukum
dan/atau kekuatan atau bersenjata untuk imbalan dan upah materill,barter
kekuasaan politik dengan sejumlah uang,penekanan kontrak-kontrak oleh
kawan “sepermainan” untuk mendapatkan komisi besar bagi diri sendiri dan
kelompok dalam, penjualan “pengampunan” pada oknum-oknum yang
melakukan tindak pidana agar tidak dituntut oleh yang berwajib dengan
imbalan uang suap, eksploitasi dan pemerasan formal oleh pegawai dan pejabat
resmi, dan lain-lain.
B. Penyebab terjadinya korupsi
Dahulu korupsi yang bermotif ganda jarang dilakukan. Yang ada, ialah
korupsi material yang sederhana sifatnya. Sebabnya, di samping memang
obyek yang akan dikorup terbatas adanya, juga moral masih belum banyak
terkena erosi. Dahulu rasa harga diri dan menjaga martabat pribadi masih
sangat kuat, sebab umumnya orang merasa sangat malu jika dijadikan buah
bibir orang sebagai penyeleweng atau koruptor, yang sekarang ini terjadi hal
tersebut luntur. Jika dahulu ada perbuatan korupsi yang bermotif ganda, itu
umumnya secara kebetulan saja. Artinya, si koruptor tidak sadar kalau

8

perbuatannya itu di samping menggerogoti uang, juga bermotif dan dapat
berakibat lain seperti pada umumnya yang sering terjadi dewasa ini.
Kini korupsi sangat kejam dan munafik, karena seringnya penyuapan
diiringi dengan maksud menjatuhkan si pejabat yang menerima suap. Dilain
pihak, si penerima suap sudah sangat berani meminta sesuatu dengan berbagai
macam cara (cara halus dan kasar) dengan alasan balas jasa, seolah-olah ia
sendiri tidak mendapat nafkah dari Negara. Bahkan, dibandingkan dengan
korupsi yang terjadi di masa lampau yang oleh beberapa sarjana, antara lain
Prof. W.F. Werheim dikatakan bahwa karena pengaruh pendatang feodal
(kebiasaan penduduk memberikan upeti-upeti kepada raja) dan yang tetap tidak
kita setujui, koruptor dewasa ini lebih kejam lagi sifatnya. Banyak di antaranya
yang hanya hidup berfoya-foya, sementara rakyat di sekelilingnya masih hidup
melarat.
Dampak korupsi
Dampak Terhadap Ekonomi
1) Lambatnya Pertumbuhan ekonomi dan Investasi



2) Turunya Produktifitas
3) Rendahnya Kualitas Barang dan Jasa
4) Menurunnya Pendapatan Negara dari Sektor Pajak
5) Meningkatnya Hutang Negara.


Dampak Sosial dan Kemiskinan Rakyat
1) Mahalnya harga jasa dan pelayanan publik
2) Lambatnya pengentasan kemiskinan rakyat
3) Akses bagi masyarakat sangat terbatas
4) bertambahnya anka kriminalitas



3. Runtuhnya Otoritas Pemerintahan

9

Penyebab dari runtuhnya otoritas pemerintahan yakni;
Matinya Etika Sosial Politik
para wakil rakyat sudah tidak dapat dipercaya sebagai pelindung rakyat, karna
mereka hanya memikirkan anak buah mereka jika salah satu dari mereka
melakukan tindak korupsi dengan kekuatan politiknya mereka akan melakukan
berbagai cara untuk menyelamatkannya.
Tidak Berlakunya Peraturan dan Perundng Undangan
peraturan perundang undangan tidak lagi berlaku karna, kebanyakan para
pejabat tinggi, pemegang kekuasaan atau hakim sering kali dijumpai bahwa
mereka mudah sekali terbawa oleh hawa nafsu mereka. dan juga sering kali semua
permasalahan selalu diselesaikan dengan korupsi.

4. Dampak Terhadap Polittik dan Demokrasi
 munculnya kepemimpinan yang korup
 Hilangnya kepercayaam publik pada demokrasi
 Menguatnya system politik yang dikuasai oleh pemilik modal
 Hancurnya kedaulatan rakyat.
5. Dampak Terhadap Penegak Hukum
korupsi terhadap penegak hukum dapat melemahkan suatu pemerintahan.
bahwasanya setiap pejabat atau pemegang kekusaan memiliki peran penting
dalam membangun suatu negara, apabila pejabat sudah melalaikan
kewajibannya maka yang akan terjadi yakni,
 Fungsi pemerintahan tidak berjalan dengan baik
 Masyarakat akan kehilangan kepercayaan kepada pemerintah
6. Dampak terhadap Pertahanan dan keamanan

10

Dampak terhadap pertahanan dan keamanan mengakibatkan


Lemahnya alusistra (senjata) dan SDM



Lemahnya garis batas negara.



Menguatnya kekerasan dalam masyarakat

7. Dampak Terhadap Lingkungan
Dampak korupsi terhadap lingkungan dapat menyebabkan


Menurunya kualitas lingkungan



Menurunnya kualitas hidup

2.4 Pencemaran lingkungan
Pencemaran adalah pengotoran terhadap lingkungan oleh kotoran-kotoran
berupa zat kimia yang tidak terpakai atau limbah yang mempunyai pengaruh
negative terhadap kehidupan. Lingkungan adalah organisasi biologis yang
meliputi semua organisme yang berada wilayah tertentu yang berinteraksi
dengan lingkungan fisiknya. Jadi Pencemaran lingkungan merupakan masuknya
zat, makhluk hidup atau energi lain kedalam lingkungan sehingga berpengaruh
negatif terhadap lingkungan yang tercemar tersebut. Pencemaran juga bisa
diartikan sebagai adanya perubahan komposisi pada media yang dicemari
misalnya saja tanah atau air atau udara yang disebabkan oleh beberapa faktor
seperti oleh manusia, proses alam, dan lainnya yang mengakibatkan adanya
penurunan kualitas media yang dicemari tersebut sehingga tidak dapat berfungsi
dengan baik sebagaimana mestinya. Saat ini pencemaran yang terjadi di muka
bumi ini semakin tak terkendalikan terutama setelah masa revolusi industri
dimana banyak pabrik yang dibangun dan menyebabkan berbagai jenis polusi.

11

2.5 Pencurian
Dalam hokum kriminal pencurin adalah pengambilan property milik orang
lain secara tidak sah tanpa seizin pemilik. Kata ini juga digunakan sebagai sebutan
informal untuk sejumlah kejahatan terhadap property orang lain, sepe,rti
perampokan rumah, penggelapan, perampokan, pencurian toko, penipuan dan
kadang pertukaran kriminal.
Seseorang yang melakukan tindakan atau yang berkarir dalam pencurin
disebut pencuri, dan tindakannya disebut mencuri. Pencurian terdiri dari unsurunsur objektif (perbuatan mengambil, objeknya suatu benda, dan unsur keadaan
yang menyertai/melekat pada benda, yaitu benda tersebut sebagian atau
seluruhnya milik orang lain) dan unsur-unsur subjektif (adanya maksud, yang
ditujukan untuk memiliki dan dengan melawan hukum).
Pencurian menurut pasal 362 KUHP bahwa yang di maksud dengan pencurian
adalah barangsiapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian
kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum,
diancam karena pencurian dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau
denda paling banyak enam puluh rupiah
Faktor penyebab pencurian
Setiap pernuatan manusia mempunyai sebab yang merupakan faktor
pendorong dilakukannya kejahatan tersebut. Pengkajian terhadap sebab timbulnya
kejahatan merupakan salah satu bagian yang sangat mendapat perhatian bagi
penegak hukum, khususnya polri dalam melaksanakan tugasnya. Terdapat
banyaknya faktor sebagai penyebab terjadinya peningkatan kejahatan yang
dilakukan manusia. Pelaksanaan pembangunan dalam rangka peningkatan
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi juga mewujudkan dampak negative
berupa urbanisasi, kesenjangan sosial

ekonomi, kepadatan penduduk,

keterasingan masyarakat kota, disharmonis, dalam rumah tangga, dan sebagainya.
Akibat negative ini berpengaruh pula terhadap peningkatan kejahatan yang
dilakukan oleh manusia terutama di perkotaan. Pencurian biasa diancam dengan

12

hukuman penjara paling lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak
Sembilan ratus rupiah. Terdapat dalam UU KUHP pasal 362. dan pencurian
dengan pemberatan diancam dengan pidana penjara paling lama Sembilan tahun,
terdapat dalam UU KUHP pasal 363 . Kemudian menyusul pencurian dengan
kekerasan diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun terdapat
dalam UU KUHP pasal 365. termasuk penodongan dan perampokan, dan disusul
oleh kejahatan-kejahatan kesusilaan.
Dampak mencuri dapat dibagi menjadi dua yaitu ;
1. Bagi pelakunya
a. Mengalami kegelisahan batin, pelaku pencurian akan selalu dikejar-kejar rasa
bersalah dan takut jika perbuatannya terbongkar.
b. Mendapat hukuman, apabila tertangkap, seorang pencuri akan mendapatkan
hukuman sesuai undang-undang yang berlaku.
c. Mencemarkan nama baik, seeorang yang telah terbukti mencuri, nama baiknya
akan tercemar imata masyarakat.
d. Merusak keimanan, seseorang yang mencuri berarti telah merusak imannya.
Jika ia mati sebelum bertobat maka ia akan mendapat azab yang pedih.
2. Bagi korban & masyarakat
a. Menimbulkan kerugian dan kekecewaan, peristiwa pencurian akan sangat
merugikan dan menimbulkan kekecewaan bagi korbannya.
b. Menimbulkan ketakutan, peristiwa pencurian menimbulkan rasa takut bagi
korban dan masyarakat karena mereka merasa harta benanya terancam.
c. Munculnya hukum rimba, perbuatan pencurian merupakan perbuatan yang
mengabaikan nilai-niai hukum. Apabila terus berlanjut akan memunculkan
hukum rimba dimana yang kuat akan memangsa yang lemah.
2.6 Kriminalisasi
Kriminalisai (bahasa inggris: criminalization)dalam ilmu kriminologi adalah
sebuah proses saat terdapat sebuah perubahan prilaku individu-individu yang
cenderung untuk menjadi pelaku kejahatan dan menjadi penjahat. Dalam
perkembangan penggunaannnya, kriminalisasi mengalami neologisme, yaitu
menjadi sebuah keadaan saat seseorang dapat dinyatakan sebagai pelaku

13

kejahatan atau penjahat oleh karena hanya karena adanya sebuah pemaksaan atas
perundang-undangan melalui anggapan mengenai penafsiran terhadap perlakuan
sebagai kriminalisasi formal dalam peraturan perundang-undangan.
Faktor-faktor penyebab terjadinya kriminalisasi antara lain adalah:
1. Adanya ideology politik yang berbeda.
2. Adanya persaingan dalam suatu kelompok.
3. Adanya pertentangan dalam suatu kelompok.
4. Terjadi kelabilan dalam hal mentalitas
5. Adanya kesenjangan sosial
6. Semakin banyaknya angka pengangguran
7. Pendapatan yang sedikit dan pengeluaran yang banyak
8. Tingkat kepadatan penduduk yang banyak
9. Tingkat komposisi penduduk dalam jumlah yang banyak
10. Kurangnya penegakan hukum dari aparat
11. Lowongan pekerjaan yang semakin sedikit
12. Bentrokan antara kelompok satu dengan yang lain
13. Adanya dendam dan perbedaan pendapat.
Dampak atau akibat yang ditimbulkan dari adanya kriminalitas antara lain adalah:
1.
2.
3.
4.

Memberikan kerugian kepada negara
Memberikan kerugian kepada masyarakat
Memberikan kerugian dan ketidaknyamanan terhadap pihak lain.
Merugikan materil dan non materil baik di lingkungan sekitar maupun

5.
6.
7.
8.

dilingkungan umum
Memberikan kerugian dan dampak kerusakan pada fasilitas umum
Terganggunya kenyamanan masyarakat
Terganggunya tingkat stabilitas yang ada di masyarakat
Berkurangnya rasa keamanan dan ketertiban di masyarakat
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan


Masalah sosial merupakan suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur
kebudayaan atau masyarakat yang membahayakan kehidupan kelompok
sosial atau menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga
kelompok sosial sehingga menyebabkan kepincangan ikatan sosial. Masalah
sosial akan terjadi apabila keberfungsian sosial seorang individu menjadi

14

tidak efektif untuk memenuhi tuntutan lingkungan dan karena bermacam
kebutuhan individu tidak dapat dipenuhi. Masalah sosial diantaranya adalah
bullying dan tawuran antar pelajar, narkoba, korupsi, pencemaran


lingkungan, pencurian dan kriminalisasi.
Penyebab terjadinya masalah sosial terbagi menjadi dua yaitu faktor dari
dalam pelaku dan faktor dari luar pelaku yang melakukan permasalahan



sosial.
Masalah sosial berdampak negatif bagi sosial yang mempunyai masalah
sosial itu sendiri. Baik itu dampak bagi pelaku yang melakukan masalah



sosial, korban, masyarakat, dan lingkungannya.
Pencegahan masalah sosial dapat dilakukan dengan meminimalisirkan
adanya kesalahan atau masalah-masalah sosial itu sendiri. Tertutama dari
segi hukum dan pendidikan. Karena dengan adanya hukum dan pendidikan
yang baik, sehingga masyarakat akan lebih takut dan sadar bahwa masalahmasalah sosial itu akan sangat merugikan diri pribadi, keluarga, lingkungan



dan bangsa.
Masalah sosial ini dapat diatasi dengan melakukan kerjasama dari berbagai
pihak baik dari pemerintah, masyarakat, pendidikan, maupun dari instansiinstansi yang berwewenang atau bertanggung jawab atas masalah sosial.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini di harapkan mahasiswa telah mengerti dan
memahami masalah sosial, sehingga dapat menerapkannya dalam kehidupan
masyarakat dan mengurangi tingkat permasalahan sosial yang terjadi dalam
masyarakat itu sendiri.
Kita semua harus bekerja sama dalam mengatasi masalah sosial yang
sudah menjadi sorotan bagi kita. Dengan bersama, masalah akan lebih cepat
selesai. Apalagi dengan disertai praktek-praktek yang nyata, akan semakin
banyak orang sadar akan kehidupan sosial ini.

15