PROPOSAL PENELITIAN PENGARUH HALLYU GELO

PROPOSAL PENELITIAN
PENGARUH HALLYU (GELOMBANG KEBUDAYAAN KOREA)
TERHADAP MAHASISWA HUBUNGAN INTERNASIONAL
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Achmad Suparman menyatakan globalisasi adalah suatu proses menjadikan
sesuatu bisa berupa benda atau perilaku sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa
dibatasi wilayah. Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat
termasuk aspek kebudayaan. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi,kebudayaan
adalah sarana hasil karya,rasa dan cipta masyarakat. Sedangkan menurut Edward Burnett
Tylor,kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang didalamnya terkandung
pengetahuan,kepercayaan,kesenian,moral,hukum,adat istiadat,dan kemampuan-kemampuan
lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Hallyu atau gelombang kebudayaan Korea merupakan sebuah sebuah fenomena
tersebarnya budaya populer Korea Selatan secara global di seluruh dunia. Gelombang
kebudayaan Korea termasuk drama televisi,film,musik pop,bintang film,animasi dan komik.
Banyak juga yang berpendapat konten mobile (handphone dan iPod),game video atau
komputer,tren fashion,makanan,peralatan rumah dan kosmetik juga bagian dari gelombang
kebudayaan Korea. Budaya pop Korea pertama kali menjadi sensasi di China dan Taiwan
yang kemudian menyebar ke Asia Tenggara dan Jepang,dan bergerak ke Amerika,Asia
Tengah dan Selatan,Eropa dan Afrika.1

Fenomena hallyu masuk ke Indonesia berawal dengan peristiwa Piala Dunia
Korea – Jepang 2002. Keperkasaan Korea Selatan menjadi empat kekuatan terbesar dalam
persepakbolaan membuat nilai tambah Korea semakin meningkat. Ditambah pula saat Piala
Dunia 2002 berlangsung dan berakhir ,beberapa stasiun televisi berlomba-lomba
menayangkan drama-drama Korea.
Drama-drama Korea merambah ke Indonesia pada pertengahan tahun 2002
dengan munculnya drama berseri Winter Sonata. Sebuah sinetron melodrama ini ditayangkan
di SCTV,akan tetapi kurang mendapat respon dari pemirsa televisi. Beberapa stasiun televisi
yang lain berlomba-lomba menayangkan drama seri produksi Korea,misalnya Indosiar yang
1 Connor Mary E. 2009. The Koreas (Asia in Focus) ; ABC-CLIO. Hlm.342
mengutip J.S.Park (2007) hlm.272

menayangkan Endless Love. Drama seri sepanjang 20 episode ini termasuk salah satu drama
Asia yang digemari pemirsa televisi.
Drama-drama seri produksi Korea yang lain juga sering ditayangkan di Indonesia
pada tahun 2002. Akan tetapi,pemirsa televisi kurang meminati drama yang ditayangkan ini
dan baru benar-benar terpikat dengan beberapa drama Korea yang ditayangkan pada tahun
2005,seperti Memories of Bali dan Full House yang bahkan ditayangkan ulang. Drama yang
mendapatkan apresiasi paling kuat dari masyarakat Indonesia adalah drama kolosal Jewel in
the Palace/Dae Jang Geum. Drama yang diadaptasi dari sejarah Korea ini memikat pemirsa

dengan segala aspek seperti tokoh Dae Jang Geum dan budaya Korea yang juga termasuk
kuliner,fashion dan adat istiadatnya.
Komponen hallyu lain yang kreatif dan dinamis meliputi musik pop dan
penampilan musikal dari seniman terkenal di dunia. Digambarkan sebagai dinamis dan
unik,musik pop telah berhasil khususnya di Asia Tenggara. Artis seperti
Clon,Rain,HOT,NRG,Kangta dan Baby Vox mencapai tangga lagu musik pop di China. BoA
(Beat of Angel,penyanyi wanita Korea Selatan) masuk ke pasar Jepang dengan sensasi yang
besar.2
Rain,penyanyi pop Korea terkenal akan aktingnya di Full House dan
keberhasilannya menjadi bintang terkenal dunia yang dipilih oleh Newsweek Magazine
sebagai salah satu dari 100 figur berpengaruh dunia pada tahun 2005.3 Rain jugalah yang
secara tidak langsung memperkenalkan musik-musik pop Korea di Indonesia.
Saat ini musik K-Pop (musik Korea Pop) didominasi oleh boyband dan girlband
yang beranggotakan pria-pria dan wanita-wanita berwajah imut dan berpenampilan unik.
Boyband terkenal yang memiliki penggemar terbanyak di Indonesia adalah Super Junior,
TVXQ,SS501,dan Big Bang. Sedangkan,girlband terkenal adalah SNSD dan Wonder Girls.
Penggemar-pengemar boyband dan girlband itu membentuk klub dan menamai klub mereka
seperti E.L.F,Cassiopea ,Triple S ,V.I.P ,S♡NE dan Wonderful.
Keberhasilan hallyu dalam bidang yang lain adalah animasi dan manhwa (nama
Korea untuk komik). Korea Selatan adalah produser terbesar ketiga di dunia animasi.

Menurut salah satu penerbit,komik Korea mendapatkan omset penjualan 25 % dari total
seluruh penjualan komik di Korea Selatan dan lebih dari tiga juta orang telah membayar

2 Ibid Hlm.345
3 Steinberg David I.,ed. 2010.Korea’s Changing Roles in Southeast Asia :
Expanding Influence and Relations ; Institute of Southeast Asian Studies.
Hlm.288

untuk mengakses komik secara online.4 Tentu kita tidak asing lagi dengan animasi Korea
seperti Ragnarok,Bernard Bear dan Pororo the Little Penguin. Sedangkan manhwa terkenal
yang sering menjadi bacaan favorit pembaca komik di Indonesia adalah Ragnarok,Full House
dan Goong.
Di Indonesia akhir-akhir ini,masyarakat Indonesia telah mengenal dan
menggunakan Samsung dan LG sebagai merk-merk produk elektronik,Hyundai sebagai merk
mobil dan Yongma sebagai merk magic jar. Merebaknya hallyu di Indonesia membuat hallyu
menjadi bagian dari nilai-nilai kebudayaan yang telah diterima oleh masyarakat Indonesia.
Hallyu yang notabene berasal dari Korea yang memiliki satu suku bangsa telah berhasil
menyatukan Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa. Selain itu,hallyu juga
diminati oleh berbagai umur dan latar belakang.
Salah satu korban hallyu adalah mahasiswa S1. Mahasiswa S1 yang termasuk

kategori remaja ini rentan terjangkit hal-hal yang menurut mereka baru serta asing dan dapat
menjadi gaya hidup dan identitas mereka. Berdasarkan uraian tersebut,penulis tertarik untuk
mengangkat judul “PENGARUH HALLYU (GELOMBANG KEBUDAYAAN KOREA)
TERHADAP MAHASISWA HUBUNGAN INTERNASIONAL UIN SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA”.

4 Connor Mary E. ,Op.Cit . hlm.345-346 mengutip Korea Center (2007) dan Shin
(2006)

B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian tersebut diatas,maka dapat disusun rumusan masalah seperti
berikut :
1. Bagaimana pengaruh hallyu terhadap mahasiswa Hubungan Internasional Syarif
Hidayatullah Jakarta?
2. Faktor-faktor apa saja yang membuat hallyu dapat mempengaruhi mahasiwa
Hubungan Internasional Syarif Hidayatullah Jakarta?

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian adalah :
1.


Untuk mengetahui pengaruh hallyu terhadap mahasiswa Hubungan Internasional

2.

Syarif Hidayatullah Jakarta.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang membuat hallyu dapat mempengaruhi
mahasiswa Hubungan Internasional Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. SIGNIFIKANSI PENELITIAN
Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut :
1.

Secara akademis,penelitian ini memberi sumbangan teoritis terhadap ilmu-ilmu
sosial,khususnya ilmu hubungan internasional dimana konsep utama hallyu ini
merupakan bagian dari diplomasi budaya antara Korea Selatan dengan Indonesia.
Selain itu,penelitian ini juga dapat dijadikan acuan bagi penelitian-penelitian

2.


sejenis untuk tahap selanjutnya.
Secara praktis,penelitian ini memberi manfaat praktis bagi akademisi untuk
memahami fenomena merebaknya hallyu dan dapat menambah wawasan tentang
gaya hidup Korea bagi penggemar Korea.

E. REVIEW LITERATURE

Penelitian yang dilakukan oleh Cho Hae Joang dalam tulisannya yang berjudul
Reading the Korean Wave as a Sign of a Global Shift menggunakan metode penelitian
kualitatif dengan menggabungkan teknik field research,dimana ia mengunjungi kota-kota
seperti Hong Kong,Taipei,Tokyo,Beijing,Yanbian,San Fransisco dan Los Angeles dengan
tujuan unntuk mengunjungi pusat lalu lintas budaya dan mewawancarai konsumen budaya
pop Asia dengan historical – comparative,dimana dia menggumpulkan data-data melalui
surat kabar dari bulan Februari 2001 (awal hallyu pecah) hingga Oktober 2001 dan melalui
artikel-artikel di internet untuk mengikuti perkembangan hallyu.5
Menurutnya,pesatnya perkembangan hallyu di seluruh bagian dunia merupakan
bagian dari kebijakan kapitalis (ekonomi) pemerintah Korea sendiri. Pemerintah Korea
memanfaatkan fenomena itu untuk meningkatkan pendapatan negara itu. Samsung Economic
Research Institute (2005) menyusun laporan khusus tentang dampak ekonomi dari hallyu
yang berjudul "Korean Wave Sweeps The Globe," mengklasifikasikan laporan

negara-negara yang mengimpor budaya pop Korea menjadi empat tahap, dalam hal
pola mereka mengkonsumsi produk budaya Korea. Tahap pertama untuk negara-negara yang
hanya menikmati budaya pop Korea dan ini diterapkan untuk
Mesir,Meksiko dan Rusia. Tahap kedua untuk negara-negara yang membeli produk terkait
hallyu seperti poster, item karakter, dan wisata dan Jepang,Taiwan,
dan Hong Kong diklasifikasikan dalam kategori ini. Tahap ketiga adalah membeli produkproduk "Made in Korea" dan Cina dan Vietnam digolongkan untuk tahap ini. Tahap akhir
adalah mengembangkan preferensi umum untuk budaya Korea itu sendiri. Menurut laporan
itu,belum ada negara yang masuk ke dalam kategori ini. Laporan itu disimpulkan oleh penulis
bahwa jika hallyu diwakili oleh kecenderungan Asia Timur menyukai hallyu maka Korea
membuat orang-orang tertarik pada budaya Korea dengan “perasaan Korea” dan
meningkatkan ekspor makanan-minuman Korea,gaya hidup Korea yang mengandung esensi
estetika,emosi,tradisi dan budaya Korea.
Menurut Jim Dator dan Yangseok Seo dalam tulisannya yang berjudul Korea as
the Wave of a Future : The Emerging Dream Society of Icons and Aesthetic Experience,hallyu
muncul karena adanya generasi muda yang kreatif dan memiliki imajinasi yang dapat
memakmurkan ekonomi negara,meningkatkan taraf hidup penduduk Korea serta
memperkaya budaya dan rohani mereka. Mereka juga menuliskan bahwa beberapa pendapat

5 Korean Jurnal/Winter 2005


lain menyatakan hallyu terjadi akibat kebebasan berekspresi generasi muda yang akhirnya
terjamin setelah lama dikekang dan dianggap tabu.6
Eun Mee Kim dan Jiwon Ryoo dalam tulisannya yang berjudul South korean
Culture goes Global : Kpop and The Korean Wave berusaha menjawab permasalahan
mengapa hallyu di Asia bisa sukses seperti badai sedangkan budaya-budaya populer Asia
yang lain tidak seperti itu. Mereka menjawab dengan membagi sub-jawaban menjadi lima
yakni : pendekatan budaya,warisan sejarah dan budaya,pertumbuhan industrialisasi kawasan
yang pesat di abad ke-20,peningkatan perdagangan intra-regional,investasi,pariwisata dan
lain-lain serta pengembangan teknologi informasi industri dan industri modern lainnya.
Eun Mee Kim dan Jiwon Ryoo juga menjawab permasalahan itu dengan
menjelaskan keberhasilan hallyu dengan menggunakan penjelasan budaya global dan lokal.
Menurut mereka,hallyu mendapatkan popularitas di kawasan Asia karena mewakili sesuatu
yang dekat dengan negara mereka tanpa stigma ras atau etnis kelompok yang sering
ditemukan dalam produk-produk Barat. Mungkin ada berbagai bentuk “penderitaan dan
eksploitasi” di drama dan film hallyu tetapi mereka berbeda dengan apa yang kita lihat dalam
film-film Hollywood yang cenderung diskriminasi berdasarkan ras dan etnis seperti yang
sering terjadi di Amerika Serikat.
Begitulah beberapa perbandingan tulisan yang menulis alasan mengapa hallyu
bisa berkembang dan menjadi fenomena di dunia.


F. KERANGKA TEORI
Dimensi Konsep dari Pengaruh Halllyu (Gelombang Kebudayaan Korea) terhadap
Mahasiswa Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah :
Globalisasi dan Teori Meniru (Imitasi).
a. Globalisasi
Globalisasi yang terjadi sejak akhir abad ke-20 membuat masyarakat dunia
dunia termasuk bangsa Indonesia harus bersiap-siap menerima kenyataan masuknya
pengaruh luar terhadap aspek kehidupan bangsa. Salah satu aspek yang perlu diwaspadai
adalah kebudayaan. Globalisasi dalam kebudayaan dapat berkembang dengan cepat,ini
semua karena adanya kemudahan komunikasi dan teknologi yang dapat diakses
siapa,kapan dan dimanapun.

6 Journal of Future Studies,August 2004

Koentjaningrat mendefinisikan kebudayaan sebagai wujudnya gagasan atau
ide,kelakuan dan hasil kelakuan. Kebudayaan juga dapat diartikan sebagai nilai-nilai yang
dianut oleh masyarakat. Globalisasi sebagai gejala tersebarnya nilai-nilai budaya tertentu
ke seluruh dunia telah terlihat sejak lama dan intensif terjadi pada akhir abad ke-20 karena
berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak budaya tidak lagi melalui kontak fisik akan
tetapi bisa juga melalui kontak media. Karena kontak ini tidak bersifat fisik dan

individual,maka ia bersifat massal dan melibatkan sejumlah orang.7
Menurut Simon Kemoni,sosiolog asal Kenya,globalisasi dalam bentuk yang
alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai budaya. Dalam proses alami ini,
setiap bangsa akan berusaha menyesuaikan budaya mereka dengan perkembangan baru
sehingga mereka dapat melanjutkan kehidupan dan menghindari kehancuran. Akan
tetapi,negara-negara Dunia Ketiga harus memperkokoh dimensi budaya mereka dan
memelihara struktur nilai-nilainya agar tidak dieliminasi oleh budaya asing. Inilah yang
dimaksud dengan Indonesia sebagai negara Dunia Ketiga harus memperkokoh budaya
tradisional dari maraknya budaya-budaya negeri lain. Awalnya,budaya Barat masuk ke
Indonesia dengan menjual nilai modernitas yang “kebarat-baratan”. Sekarang,budaya dari
negara Asia lain telah mewabah di Indonesia,India dengan Bollywood-nya,Jepang dengan
Manga dan Korea yang menjadi pendatang baru dengan Hallyu.
b. Teori Meniru (Imitasi)
Menurut tokoh sosiologi Fuller dan Jacobs,proses-proses sosialisasi
dilaksanakan oleh pihak – pihak yang dinamakan agen-agen sosialisasi (agent of
socialization). Mereka mengindentifikasi agen-agen sosialisasi utama menjadi
empat,yakni keluarga,kelompok bermain,lembaga pendidikan formal (sekolah) dan media
massa.
Media massa merupakan agen sosialisasi yang paling berpengaruh terhadap
perilaku masyarakat. Ini disebabkan karena media massa dapat menjangkau sejumlah

besar orang. Media massa terdiri dari media cetak (surat kabar dan majalah) dan media
elektronik (radio,televisi,video,film). Media massa dapat mempengaruhi perilaku
seseorang untuk bersikap baik maupun buruk melalui pesan-pesan yang dibawanya.
Hallyu (gelombang kebudayaan Korea) tersebar juga melalui media massa.
Seseorang dapat tertarik menonton drama Korea atau mendengar musik Korea karena
adanya televisi ataupun radio. Media massa tersebut mempengaruhi cara berpikir manusia
7Josep Klapper (1990)

atau bersikap dalam proses sosial hingga menimbulkan sebuah proses sosial yang
dipengaruhi oleh faktor psikologis atau kejiwaan individu salah satunya adalah meniru
(imitasi).
Proses meniru tidak berlangsung dengan sendirinya. Sebelum seseorang
meniru orang lain,terlebih dahulu ia menerima,mengagumi,dan menjunjung tinggi orang
yang ditirunya itu. Meniru (imitasi) memiliki dampak positif maupun negatif,dampak
positifnya adalah mendorong seseorang untuk mengikuti kaidah-kaidah dan nilai-nilai
yang berlaku. Dampak negatifnya adalah melemahkan pengembangan daya kreasi
seseorang.8
Maraknya hallyu di Indonesia membuat para penggemarnya meniru
kebudayaan Korea tanpa pikir panjang. Para penggemar hallyu yang didominasi oleh
kalangan remaja itu meniru cara berpakaian anggota boyband atau girlband Korea,tertarik
mempelajari bahasa Korea,dan lain-lain.

G. OPERASIONALISASI KONSEP
a. Globalisasi adalah suatu tindakan atau proses menjadikan sesuatu yang
mendunia (universal) baik dalam lingkup atau aplikasinya.9
b. Teori Meniru (Imitasi) adalah tindakan menggunakan seseorang atau sesuatu
sebagai modelnya.10

H. METODOLOGI PENELITIAN
1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian akan dilakukan di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta tepatnya di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Waktu
penelitian akan dilakukan pada bulan Januari – Juli 2012.
2. Tipe Penelitian
Tipe penelitian ini bersifat kuantitatif. Fokus penelitian ingin melihat
bagaimana hallyu (gelombang Korea) yang saat ini tengah mewabah di
masyarakat Indonesia yang dapat mempengaruhi kefanatikan terhadap aspekaspek hallyu serta gaya hidup baik dalam segi fashion,selera dalam memilih
8 Tim Mitra Guru. 2007.Sosiologi Jilid 1(KTSP) ;Erlangga.Hlm.69-70
9 Terjemahan dari The American Heritage Dictionaries
10 Terjemahan dari Kamus Oxford Dictionaries

produk,dan kehidupan sosial mahasiswa Hubungan Internasional UIN Syarif
Hidayatullah.
Dalam penelitian kuantitatif,data utama diperoleh oleh peneliti dengan
cara mengumpulkan informasi yang didapat dari subjek penelitian yakni
mahasiswa Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah. Penelitian ini
dilakukan secara observasi di lapangan,wawancara dengan narasumber dan
penelaahan melalui literature.
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam kasus ini adalah mahasiswa Hubungan
Internasional Universitas Islam Syarif Hidayatullah. Mahasiswa Hubungan
Internasional Universitas Islam Syarif Hidayatullah sebagai unit analisisnya dan
unit analisis itu dalah institusi. Subjek penelitian disebut sebagai responden.
Peneliti mengukur sampel dengan melihat jumlah populasi mahasiswa HI UIN
Syarif Hidayatullah :





Semester 1,terdiri dari empat kelas (tiga kelas reguler+1 kelas internasional).
Semester 3,terdiri dari tiga kelas (dua kelas reguler + 1 kelas internasional).
Semester 5,terdiri dari tiga kelas (dua kelas reguler + 1 kelas internasional).
Semester 7,terdiri dari dua kelas reguler.

Dengan empat kategori ini,terlihat populasi kurang dari 1000 orang maka peneliti
membutuhkan rasio sampling 30 %. Jika satu kelasnya terdiri dari 40 orang dan
terdapat 12 kelas di HI UIN Syarif Hidayatullah maka total mahasiswa HI UIN
Syarif Hidayatullah adalah 480 orang. 30 % dari 480 orang adalah 144 orang.
Jadi,peneliti hanya membutuhkan 144 orang untuk sampling.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
berpatokan pada kebutuhan peneliti dalam melakukan penelitian. Adapun metode
pengumpulan data sebagai berikut :
 Field Research (Penelitian Lapangan). Dengan cara mengobservasi
kehidupan mahasiswa Hubungan Internasional secara langsung di lapangan.
Selain itu mengobservasi secara langsung,peneliti melakukan survey dengan
cara memberikan kuisoner tertulis.
 Wawancara dengan narasumber secara mendalam (in-depth interview) secara
informal dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan oleh
peneliti.

 Literature Research (Penelitian Pustaka). Dengan cara mempelajari dan
mengkaji literature - literature yang mendukung asumsi sebagai landasan
teori permasalahan yang dikaji.
5. Teknik Pemilihan Responden
Penentuan responden berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis
sebelum permasalahan yang dikaji ditetapkan. Responden dipilih mengacu pada
representativitas informasi atau data. Penelitian ini menghindari generalisasi, tiap-tiap
responden mewakili dirinya sendiri.
Pemilihan responden disesuaikan dengan tujuan penelitian. Karena
penelitian ini bersifat kuantitatif maka peneliti memilih metode sampling probabilitas.
Peneliti memilih responden menggunakan teknik simple random sampling,dimana
seluruh unit di dalam populasi akan diwakili dalam undian masing-masing oleh
sebuah nomor yang dibuat pada secarik kertas. Masing-masing kertas yang telah
diberi nomor tadi digulung sebelum dimasukkan ke dalam kaleng untuk diaduk secara
merata. Selanjutnya,penarikan sampel dilakukan dengan cara mengambil gulungan
kertas tadi sebanyak 144 orang.
6.

Hipotesis Penelitian
Jika ada mahasiswa Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang terkena pengaruh hallyu maka kemungkinan gaya hidup dan kehidupan
sosial mahasiswa Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berubah
semakin tinggi.

I. TEKNIK ANALISA DATA
Analisis data dilakukan selama penelitian. Proses penelitian analisis data
dilakukan peneliti saat berada di lapangan dan setelah peneliti tidak berada di

lapangan. Dalam penelitian kuantitatif,terdapat beberapa langkah dalam analisis data
kuantitatif yakni :
1.

Data Coding
Huruf-huruf yang ada di dalam pertanyaan kuisoner diubah menjadi kode

angka.
2.

Data Entering
Memindahkan data yang telah diubah menjadi kode ke dalam komputer

dengan cara membuat coding sheet.
3.

Data Cleaning (jika ada kesalahan)
Awalnya peneliti memastikan bahwa seluruh data yang telah dimasukkan ke

dalam komputer sudah sesuai dengan yang sebenarnya. Jika terdapat
kesalahan,peneliti melakukan modifikasi atau melakukan pengodean kembali data
yang asli.
4.

Data Output
Peneliti bisa menyajikan data dengan grafik (bentuk gambar). Peneliti bisa

memilih antara diagram batang,poligon dan pie chart.
5.

Interpretasi Data
Interpretasi terhadap hasil analisis data dengan menggunakan hipotesis.