PERUMUSAN STRATEGI BERSAING JAHE INSTAN

AGRIEKONOMIKA
JURNAL SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN
ISSN 2301-9948
e ISSN 2407-6260
VOLUME 2 NOMOR 2 OKTOBER 2013
AGRIEKONOMIKA, terbit dua kali dalam setahun yaitu pada April dan Oktober
yang memuat naskah hasil pemikiran dan hasil penelitian bidang sosial, ekonomi
dan kebijakan pertanian dalam arti umum.
Pemimpian Redaksi
Ihsannudin
Redaksi Pelaksana
Elys Fauziyah
Andri K. Sunyigono
Slamet Widodo
Tata Letak dan Perwajahan
Taufik R.D.A Nugroho
Mokh Rum
Pelaksana Tata Usaha
Taufani Sagita
Reni Purnamasari
Mitra Bestari

Dr. Ir. Sitti Aida Adha Taridala, M.Si.
Dr. Agus Ramadhan, SP. M.Si.
Alamat Redaksi
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Trunojoyo Madura
Jl. Raya Telang 02 Kamal Bangkalan
Telp. (031) 3013234 Fax. (031) 3011506
Surat elektronik: agriekonomika@gmail.com
Laman: http://agribisnis.trunojoyo.ac.id/agriekonomika
AGRIEKONOMIKA diterbitkan sejak April 2012 oleh Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura.
Redaksi mengundang segenap penulis untuk mengirim naskah yang belum
pernah diterbitkan oleh media maupun lembaga lain. Pedoman penulisan dapat
dilihat pada bagian belakang jurnal. Naskah yang masuk dievaluasi oleh mitra
bestari dan redaksi pelaksana dengan metode blind review.

AGRIEKONOMIKA
JURNAL SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN
ISSN 2301-9948
e ISSN 2407-6260

VOLUME 2 NOMOR 2 OKTOBER 2013
DAFTAR ISI
PERUMUSAN STRATEGI BERSAING JAHE INSTAN PRODUK CV.
INTRAFOOD SURAKARTA MENGGUNAKAN PERCEPTUAL MAPPING… .96
Mohd. Harisudin, Emi Widiyanti dan Anita Suharyati
ANALISIS PRODUKTIVITAS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DI
KABUPATEN SUMENEP…………………………………………………………...105
Ainun Nikmah, Elys Fauziyah dan Mokh Rum
POTENSI
DAYA
DUKUNG
PENGEMBANGAN
KAWASAN
MINAPOLITAN DI KABUPATEN GIANYAR, BALI ……………………………117
I Ketut Arnawa dan Gede Mekse Korri Arisena
PENGEMBANGAN DESA WISATA RUMAH DOME BERBASIS
AGROINDUSTRI PANGAN LOKAL (Kajian Diversifikasi Ketela Pohon
di Desa Wisata Rumah Dome Prambanan) ……………………………………127
Susi Wuri Ani, Mei Tri Sundari dan Ernoiz Antriyandarti
KECEPATAN ADOPSI VARIETAS UNGGUL DAN KELAYAKAN

USAHATANI KEDELAI DI SUMATERA SELATAN ……………………………133
Yanter Hutapea1, Suparwoto2 dan Jauhari Efendy2
STRATEGI
PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
NELAYAN KECAMATAN PADEMAWU KABUPATEN PAMEKASAN……….149
Liony Wijayanti dan Ihsannudin
PREFERENSI KONSUMEN DALAM MEMBELI RENGGINANG LORJUK DI
KECAMATAN KAMAL BANGKALAN ..…………………………………………163
Ummi Kalsum, Elys Fauziyah, Taufik Rizal Dwi Adi Nugroho
AKSESIBILITAS PETANI TERHADAP LEMBAGA KEUANGAN (Studi
Kasus Pada Petani di Desa Sidodadi Kecamatan Sukosewu Kabupaten
Bojonegoro) ………………………………………………………………………173
Dhianon Supanggih dan Slamet Widodo

295

Oktober,
2013


Agriekonomika, ISSN 2301 - 9948
e ISSN 2407 - 6260
Volume 2, Nomor 2

PERUMUSAN STRATEGI BERSAING JAHE INSTAN
PRODUK CV. INTRAFOOD SURAKARTA
MENGGUNAKAN PERCEPTUAL MAPPING
Mohd. Harisudin, Emi Widiyanti dan Anita Suharyati
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UNS
harisfpuns@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui posisi bersaing jahe instan produk CV.
Intrafood dan strategi bersaing yang dapat direkomendasikan untuk meraih
keberasilannya. Metode dasar yang digunakan adalah analisis deskriptif.
Penentuan lokasi penelitian ditentukan dengan metode purposive, yaitu CV.
Intrafood Surakarta. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder. Metode analisis data menggunakan analisis
Perceptual Mapping. Dari hasil penelitian diperoleh informasi bahwa jahe instan
produk CV Intrafood berada pada peringkat ke-2 dari produk empat jahe instan

yang diperbandingkan. Atribut yang dapat dijadikan kekuatan utama dalam
meningkatkan pemasaran jahe instan produk CV. Intrafood adalah manfaat
produk. Sisi yang paling lemah adalah atribut desain kemasan dan kinerja produk
dalam kemasan.
Kata Kunci: Jahe Instan, Strategi, Perceptual Mapping
COMPETITIVE STRATEGY FORMULATION FOR INSTANT GINGER
PRODUCT OF CV. INTRAFOOD SURAKARTA
ABSTRACT
This study aims to determine the competitive position of the product instant
ginger CV. Intrafood and competitive strategy can be recommended to achieve
success. The basic method used is descriptive analysis. Determining the location
of the study are determined by purposive method, namely CV. Intrafood
Surakarta. Data used in this study is primary data and secondary data. Method
analyzed using Perceptual Mapping. From the results of the study concluded that
instant ginger of CV Intrafood product ranks second of four instant ginger
products are compared. Attributes that can be used as a major force in improving
product marketing instant ginger CV. Intrafood is the benefits of the product. The
weakest side is the packaging design and performance attributes of the product
in the packaging.
Keywords: Instant Ginger, Strategy, Competitive, Perceptual Mapping

PENDAHULUAN
Ilmu manajemen strategi telah berkembang seiring dengan semakin
intensifnya tingkat persaingan bisnis. Berbagai paradigma dan pendekatan serta
alat analisis telah sedemikian berkembang sehingga manajemen strategi menjadi
ilmu yang termasuk mengalami perkembangan pesat diantara ilmu-ilmu bidang
manajemen yang lain (Harisudin, 2010). Banyaknya penelitian manajemen
96

Agriekonomika, ISSN 2301 - 9948
Oktober,
e ISSN 2407 - 6260 2013
Volume 2, Nomor 2

strategi dengan penggunaan berbagai alat analisis terkait strategi bersaing
dengan topik yang selaras telah banyak dilakukan (Nestrud dan Lawless, 2010;
Mukminatin dan Harisudin, 2012; Lestari, W dkk, 2013).
Tujuan akhir dari strategi perusahaan menurut David (2011) adalah dalam
rangka mempertahankan posisi bersaingnya bahkan kalau memungkinkan dapat
meningkatkan penguasaan produk di pasar. Untuk itu, strategi bersaing
pemasaran menjadi sebuah jawaban atas keinginan menjadi pemimpin pasar.

Terminologi strategi bersaing pemasaran saat ini sudah tidak bisa dijalankan
hanya mengandalkan intuisi pemimpin perusahaan dan pengalaman
keberhasilan masa lalu. Keberhasilan yang diperoleh dengan dua jalan tersebut
bukanlah sebuah keberhasilan, tetapi itu hanya sebuah keberuntungan yang
tidak bisa direplikasi guna mencapai keberhasilan-keberhasilan berikutnya
secara sistematis (Harisudin, 2013). Untuk itu, pemasaran harus direncanakan
dengan baik. Sebuah rencana yang tidak hanya didesain sekedar melanjutkan
rutinitas-rutinitas sebelumnya, tetapi harus menjadi sebuah rencana beserta
pengendaliannya yang memiliki keunggulan bersaing dibanding para pesaingpesaingnya.
Strategi bersaing pemasaran sendiri menurut Kotler (2001) adalah pola
pikir pemasaran yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pemasarannya.
Strategi pemasaran berisi strategi spesifik untuk pasar sasaran, penetapan
posisi, bauran pemasaran dan besarnya pengeluaran pemasaran. Mendasarkan
definisi tersebut, maka strategi pemasaran dapat dijelaskan kedalam tiga langkah
praktis, yaitu mengetahui posisi bersaing produk, menentukan arah strategi dan
implementasi menuju target strategi.
Seiring dengan kesadaran masyarakat dunia ke makanan alami (back to
nature), berakibat pada meningkatnya jumlah permintaan terhadap produk
rimpang utamanya jahe (Balittro, 2008). Tingginya permintaan produk jahe
olahan melahirkan banyak industri olahan jahe instan. Salah satu industri di

kawasan Kota Surakarta, yang memproduksi minuman serbuk jahe instan adalah
CV. Intrafood dengan nama merek produknya Jahe Wangi Intra.
Secara global pertumbuhan industri makanan/minuman fungsional
(functional food) telah semakin berkembang. Diperkirakan pasar global untuk
pangan fungsional mencapai 33 milyar US$ (Menrad, 2003). Meskipun angka
perdagangannya tinggi, namun jika ditelaah lebih lanjut alasan konsumen
memilih produk pangan fungsional buka karena fungsi makanan yang dibeli,
akan tetapi karena makanan tersebut dibutuhkan (Urala and Lahteenmaki, 2003).
Dilatarbelakangi oleh sebuah antisipasi semakin ketatnya persaingan yang
semakin intensif ketat di tahun-tahun mendatang, maka rumusan strategi
bersaing produk jahe instan CV. Intrafood Surakarta perlu segera dirumuskan.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui atribut jahe instan yang
dipertimbangkan konsumen, (2) Mengetahui posisi bersaing atribut jahe instan
produk CV. Intrafood Surakarta dan (3) Rumusan strategi bersaing jahe instan
produk CV. Intrafood Surakarta.
METODE PENELITIAN
Metode Dasar Penelitian
Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif analitis yaitu penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah-


97

Oktober,
2013

Agriekonomika, ISSN 2301 - 9948
e ISSN 2407 - 6260
Volume 2, Nomor 2

masalah aktual (Surakhmad, 1998), sedang teknik pelaksanaan penelitian
menggunakan teknik studi kasus, yaitu suatu penelitian yang memusatkan
perhatian pada kasus tertentu secara intensif dan mendetail (Surakhmad, 1998).
Penelitian ini dilakukan di CV. Intrafood Surakarta sebagai perusahaan pelopor
minuman jahe instan di Indonesia yang sampai sekarang masih bertahan dan
terus berkembang. Dalam menyikapi intensitas persaingan yang semakin ketat,
maka CV. Intrafood saat ini sedang meningkatkan penjualan produknya dengan
menerapkan strategi bersaing guna memenangkan persaingan dengan beberapa
pesaing utama di pasar.
Metode Penentuan Responden
a.


Penentuan Atribut produk
Penentuan atribut jahe instan dan penentuan bobot dilakukan kepada
Key Informant (informan kunci). Dalam memilih key informant untuk
menentukan atribut produk jahe instan dilakukan secara sengaja (purposive).
Informan kunci dalam penelitian ini adalah informan yang benar-benar
mempunyai kredibilitas dan pemahaman yang mendalam mengenai produk
jahe instan di pasar yaitu manajer pemasaran, dan manajer produksi CV.
Intrafood. Produk dari wawancara secara mendalam (indepth interview)
terhadap key informant diperoleh atribut yang menjadi kekuatan dan
kelemahan pada produk jahe instan produksi CV. Intrafood yang menurut
David (2011) disebut sebagai faktor keberhasilan penting.
Penentuan bobot dilakukan dengan terlebih dahulu menyusun atribut
produk jahe instan (kekuatan dan kelemahan). Penentuan bobot dilakukan
bersama dengan key informant karena dianggap mempunyai kredibilitas dan
pemahaman yang mendalam mengenai produk jahe instan. Adapun teknik
pengumpulannya dengan Wawancara mendalam yang divalidasi dengan teknik
trianggulasi sumber (Sutopo, 2002).

b.


Penentuan kinerja atribut produk jahe instan
Penentuan key informant dilakukan secara purposive (sengaja) kepada
panelis tidak terlatih yaitu orang-orang yang bersedia menilai dan merasakan
beberapa produk jahe instan yang diperbandingkan. Produk jahe instan yang
dinilai terdiri dari jahe instan produk CV. Intrafood dan produk pesaing di
pasar yang terdiri dari: jahe instan B, jahe instan C, dan jahe instan D.
Penilaian atribut produk untuk mengetahui gambaran dan posisi bersaing
jahe instan meliputi unsur persepsi dan preferensi panelis tidak terlatih.
Jumlah panelis yang dipilih sebanyak 30 orang. Pengumpulan data sekunder
yang dijadikan sebagai informasi dilakukan dengan teknik pencacatan (Gulo,
2002).

Metode Analisis Data
a.

98

Analisis Posisi Bersaing.
Untuk mengetahui posisi bersaing jahe instan produk CV. Intrafood
serta pesaingnya (jahe instan B, jahe instan C, dan jahe instan D) di
digunakan analisis perceptual mapping. Penilaian diukur berdasarkan atribut
penting yang terdiri dari: warna penyajian, aroma, kekentalan, rasa, manfaat,
after taste, nama merek, desain kemasan, kualitas kemasan, warna
kemasan, kinerja produk dalam kemasan, serta kelengkapan label. Penilaian

Agriekonomika, ISSN 2301 - 9948
Oktober,
e ISSN 2407 - 6260 2013
Volume 2, Nomor 2

atribut bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan di dalam
produk jahe instan yang diperbandingkan.
Identifikasi atribut dilakukan bersama key informant dari pengelola CV.
Intrafood dengan teknik validasi trianggulasi sumber (trianggulasi data).
Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2001).
Dalam penelitian ini teknik triangulasi yang digunakan adalah teknik
triangulasi sumber/data. Teknik pelaksanannya, peneliti harus menggunakan
beragam sumber/data yang tersedia. Artinya sumber data yang sama atau
sejenis, akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber
yang berbeda. Tujuannya agar peneliti memperoleh informasi dari
narasumber yang satu dapat dibandingkan dengan narasumber yang lain
(Sutopo, 2002).
Subyek 1
Data

Wawancara
Subyek 2
Gambar 1.
Skema Trianggulasi Sumber

b.

Analisis Strategi Bersaing
Untuk mengetahui strategi bersaing produk jahe instan CV. Intrafood
digunakan alat analisis Perceptual Mapping, yaitu sebuah alat analisis
pemasaran yang penting digunakan dalam perencanaan produk,
pengembangan iklan, positioning produk, dan banyak hal terkait bidang
pemasaran. Dengan demikian, hasil perceptual mapping dapat ditindaklanjuti
untuk merumuskan strategi untuk meningkatkan keuntungan (Hauser &
Koppelman 1979; Sergent & Sedlacek, 1989; Borg & Groenen, 1997;
Gudlaugsson and Magnússon. 2012). Dasar berpikirnya adalah data input
berupa rata-rata penilaian preferensi dari keseluruhan panelis atas atribut.
Kemudian rata-rata penilaian panelis dipetakan pada peta posisi persaingan
dengan produk pesaing.
Pada peta yang dihasilkan, setiap titik respon akan menunjukkan
kinerja dari produk yang dinilai berdasarkan persepsi panelis. Pada alat
analisis ini juga diketahui kinerja dari produk pesaing yang menjadi produk
benchmark. Dari Perceptual mapping juga akan diketahui kepentingan dari
atribut-atribut produk jahe instan di bandingkan dengan pesaing. Model
pemetaan persepsi (perceptual mapping) dapat membantu dalam membaca
kekuatan maupun kelemahan suatu merek dibandingkan dengan
pesaingnya. Hasilnya memberikan informasi mengenai posisi relatif masingmasing produk, kondisi persaingan, dan keunggulan produk berdasarkan
atribut-atributnya. Keseluruhan informasi tersebut lazim disebut dengan
mengetahui posisi bersaing (Suharyati, 2013). Dari perceptual mapping
inipula dapat dijadikan sebagai informasi dalam merumuskan strategi
berdasar atribut-atribut dominannya (Harisudin, 2004).

99

Oktober,
2013

Agriekonomika, ISSN 2301 - 9948
e ISSN 2407 - 6260
Volume 2, Nomor 2

HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum strategi dirumuskan, maka informasi yang harus dimiliki seorang
perumus strategi adalah mengetahui posisi bersaing terkini (Harisudin, 2011).
Salah satu alat analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui posisi bersaing
sekaligus dapat sebagai dasar merumuskan strategi bersaing terutama dalam hal
pemasaran produk adalah dengan perceptual mapping tools (Urban and Hauser,
1993). Dengan perceptual mapping diperoleh gambaran yang jelas tentang titik
kuat dan titik lemah relatif jahe instan produk CV. Intrafood terhadap pesaing
benchmark. Penilaian perceptual mapping diukur berdasarkan atribut yang
diperhatikan konsumen, dimana setiap atribut yang dinilai dibandingkan langsung
dengan produk pesaingnya.
Berdasarkan wawancara mendalam dengan panelis yang menjadi
konsumen jahe instan, atribut-atribut yang diperhatikan konsumen meliputi
atribut: warna saat produk siap dikonsumsi (diminum) oleh konsumen, aroma
produk saat siap diminum, kekentalan, rasa yang diterima lidah, manfaat sesaat
setelah diminum, rasa yang ditinggalkan sesaat produk dimasukkan ke
kerongkongan, nama/merk produk, desain kemasan produk, kualitas kemasan,
kecepatan alir granul produk ketika dituang ke dalam gelas, dan kelengkapan
label kemasan.
Analisis Perceptual Mapping
Persepsi adalah konsep kunci dalam penelitian posisi bersaing pada
produk jahe instan. Persepsi responden tentang atribut produk dapat lebih
mudah diperiksa secara visual jika dipetakan (Adiyoga, 2010). Alat analisis
perceptual mapping sangat berguna untuk melihat persepsi panelis terhadap
merek-merek pesaing jahe instan produk CV. Intrafood di pasaran yaitu jahe
instan B, jahe instan C, dan jahe instan D.
Tabel 1.
Rata-rata Penilaian Panelis atas Faktor-faktor Atribut Penting dengan
Perceptual Mapping
Atribut

Rata-rata Penilaian Panelis
Jahe
Instan A

Warna Penyajian
60,97
Aroma
65,17
Kekentalan
66,50
Rasa
68,57
Manfaat
72,13
After Taste
68,00
Nama Merek
60,03
Desain Kemasan
48,67
Kualitas Kemasan
42,00
Warna Kemasan
53,80
Kinerja Produk
42,53
Kelengkapan Label
57,23
Rata-rata
58,80
Sumber: Analisis Data Primer

100

Jahe
Instan B

Jahe
Instan C

Jahe
Instan D

Ratarata Nilai

46,40
74,43
68,50
75,20
66,57
68,47
79,33
77,23
81,03
75,73
76,20
67,57
71,39

63,07
40,00
46,07
32,70
32,30
37,77
23,30
30,10
31,40
33,03
35,13
38,37
36,94

44,80
34,83
32,70
38,83
41,57
39,83
54,43
54,87
53,10
49,33
57,10
48,03
45,79

53,80
53,60
53,44
53,82
53,14
53,51
54,27
52,71
51,88
52,97
52,74
52,80
53,22

Agriekonomika, ISSN 2301 - 9948
Oktober,
e ISSN 2407 - 6260 2013
Volume 2, Nomor 2

Substansi dari perceptual mapping adalah menggambarkan nilai atribut
produk atas produk yang dinilai, dengan demikiansi ketika penilaian atribut ini
dikomparasi denga nilai atribut yang sama atas produk pesaing akan diketahui
posisi bersaingnya (Gower et al, 2010). Dengan demikian, perceptual mapping
dapat digunakan untuk memperbaiki kinerja produk di pasar melalui strategi
bersaing yang tepat yang dapat memenuhi kesesuaian dengan persepsi
konsumen.
Persepsi dimulai dari perhatian, pengamatan dan penilaian panelis
terhadap keempat produk jahe instan yang dinilai. Persepsi panelis dilakukan
terhadap keempat produk jahe instan sehingga menghasilkan rata-rata penilaian
yang berbeda untuk masing-masing produk jahe instan (tabel 1).
Berdasarkan analisis Tabel 1 diketahui rata-rata penilaian jahe instan
produk CV. Intrafood secara umum posisinya sudah diatas rata-rata pada
masing-masing atribut produk. Rata-rata penilaian panelis terhadap keempat
produk jahe instan menghasilkan output berupa peta posisi persaingan
perceptual mapping. Peta posisi persaingan berguna untuk mengetahui posisi
bersaing jahe instan produk CV. Intrafood. Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa
posisi bersaing jahe instan produk CV. Intrafood bersaing kuat dengan produk
jahe instan B. Kondisi persaingan terlihat pada masing-masing atribut produk.
Secara keseluruhan, posisi bersaing jahe instan produk CV. Intrafood berada
pada peringkat dua (58,80) diantara produk jahe instan yang diteliti. Dengan
demikian penggunaan perceptual mapping memberikan hasil yang sama dengan
alat analisis lain Competitive Profile Matrix (CPM) dalam mengetahui posisi
bersaing jahe instan produk CV. Intrafood (Suharyati, 2013).
Atribut yang menjadi kekuatan utama berdasarkan alat analisis
Perceptual Mapping adalah Manfaat produk. Berdasarkan informasi tersebut jahe
instan produk CV. Intrafood dinilai panelis sebagai produk yang paling terasa
manfaatnya dibanding produk-produk pesaing. Atribut yang lain sebagian besar
(8 atribut penting) menempati urutan yang kedua dibawah jahe instan B, sedang
atribut kualitas kemasan dan kinerja produk dalam kemasan menempati urutan
yang ke-4. Dengan demikian dua atribut tersebut menjadi titik lemah yang dinilai
panelis sebagai atribut yang harus segera diperbaiki.
Strategi Bersaing
Strategi bersaing yang dapat dirumuskan manajer produk jahe instan
produk CV. Intrafood adalah mengekspos kemanfaatan produk agar diketahui
oleh konsumen produk jahe intan. Atribut manfaat produk menjadi satu-satunya
atribut yang dinilai konsumen sebagai yang terbaik diantara seluruh produk jahe
instan di pasaran.
Selain mengekspos kelebihannya, penelitian juga merekomendasikan
agar manajemen mengurangi titik lemah atribut produk yang dinilai konsumen
berada paling bawah diantara produk jahe instan di pasar, yaitu atribut kualitas
kemasan dan atribut kinerja produk dalam kemasan (kecepatan alir). Kedua
kelemahan ini terjadi karena kemasan yang digunakan masih belum sebaik
kualitas pesaing. Kelemahan ini diperparah dengan tidak adanya intervensi
perbaikan desain kemasan, sehingga warna dasar dari kemasan yang berwarna
silver masih kelihatan. Dampak dari tidak adanya penambahan warna, yang
selain bermanfaat memperbaiki tampilan kemasan juga dapat menutup pori-pori
kemasan. Artinya, pori-pori kemasan tetap lebar. Derivat dari keadaan ini adalah

101

Oktober,
2013

Agriekonomika, ISSN 2301 - 9948
e ISSN 2407 - 6260
Volume 2, Nomor 2

udara dari luar lebih mudah masuk kedalam kemasan dan mengakibatkan
produksi mengabsorbsi air dari udara. Derivat dari kejadian ini adalah produk
dalam kemasan menjadi mudah rusak (menggumpal), mengalami degradasi
mutu produk. Akibatnya aliran produk tidak lancar ketika dituang kedalam gelas
saat akan dikonsumsi. Dampak terakhir dari adanya kelemahan ini bila tidak
segera diatasi adalah produk bisa menjadi lebih pendek masa simpannya.
Aliran granul yang tidak lancar bukanlah masalah kecil bagi citra sebuah
produk pangan olahan. Seiring dengan pengetahuan konsumen yang semakin
meningkat, maka produk menggumpal adalah sebuah kegagalan dalam sistem
penjaminan mutu sebuah produk.
PENUTUP
Atribut jahe instan produk CV. Intrafood yang paling disukai konsumen
adalah manfaat produk yang diyakini berada diatas para pesaingnya. Sementara
itu atribut jahe instan produk CV. Intrafood yang paling lemah adalah kualitas
kemasan dan kinerja produk yang tidak bagus kecepatan alirnya. Guna
memenangkan persaingan, strategi yang direkomendasikan adalah mengekspos
atribut kemanfaatan dan memperbaiki kualitas dan desain kemasan produk. Hal
ini dapat dilakukan dengan memperbaiki kualitas kemasan yang memiliki ukuran
pori-pori lebih kecil. Selain itu, desain kemasan juga harus didesain ulang yang
lebih menarik perhatian konsumen dengan membandingkan kualitas kemasan
para pesaingnya.
UCAPAN TERIMA KASIH
Kepada mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang mengikuti seminar hasil penelitian,
penulis mengucapkan terima kasih yang mendalam atas pertanyaan dan
masukannya, sehingga memberikan banyak paradigma sehingga pembahasan
penelitian ini menjadi lebih implementatif.
DAFTAR PUSTAKA
Adiyoga W, Ameriana M, Soetiarso T.A 2010. Market Segments And Perceptual
Mapping Of Product Attributes of Some Minor Vegetables. Indonesian
Journal of Agriculture Vol. 3 (2), 2010; 90-103
Balittro. 2008. Budidaya Organik Tanaman Jahe. Zingiber officinale Rosc. Bogor
Borg, I. & Groenen, P. 1997. Modern Multidimensional Scaling: Theory And
Applications. New York: Springer‐Verlag.
David, F.R. 2011. Strategic Management Concepts and Cases (13th edition).
Pearson Education, Inc., publishing as Prentice Hall, One Lake Street,
Upper Saddle River, New Jersey
Gower, J. Patrick Groenen, Michel Van de Velden and Karen Vines. 2010.
Perceptual maps: the good, the bad and the ugly. ERIM report series
research in management / Finance and accounting ; 2010,011.
Rotterdam: ERIM

102

Agriekonomika, ISSN 2301 - 9948
Oktober,
e ISSN 2407 - 6260 2013
Volume 2, Nomor 2

Gudlaugsson, T and Magnússon, G. 2012. North Atlantic island destinations in
tourists' minds. International Journal of Culture, Tourism and Hospitality
Research, Vol. 6 (2), 2012; 114-123
Gulo,W. 2002. Metodologi Penelitian. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.
Harisudin, M. 2010. Hand Out Mata Kuliah Manajemen Strategi Agribisnis.
Program Studi Agribisnis. Program Pascasarjana UNS. [Tidak
dipublikasikan]
Harisudin, M. 2011. Competitive Planning Matrix Sebagai Alat Analisis Strategi
Pemasaran yang Efektif bagi Pengembangan Usaha Kecil Menengah.
Jurnal SEPA Vol 7 (2 Februari), 2011; 80-84
Hauser, J. R, Koppelman F. S. 1979. Alternative Perceptual Mapping
Techniques: Relative Accuracy and Usefulness. Journal of Marketing
Research Vol. 16 (Nov); 495-506
Kotler, P. 2001. Manajemen di Indonesia (Analisis, Perencanaan, Implementasi
dan Pengendalian), terjemahan A.B Suasnto, Buku Satu, Salemba
Empat, Jakarta.
Menrad, K. 2003. Market and marketing of functional food in Europe. Journal of
Food Engineering Vol 56 (2–3, February), 2003; 181–188
Lestari, W. Syarief, R. Sumantadinata, K. 2013. Strategi Peningkatan Daya Saing
Tuna Olahan Indonesia di Pasar Internasional. Jurnal Manajemen
Pengembangan Industri Kecil Menengah, Vol 8 (1), 2013; 36-44
Moleong, J L. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakaya..
Bandung.
Mukminatin, S dan Harisudin, M. 2012. Strategi Pemasaran Durian Sanggaran
(Duriozibethinus M) si Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar
dengan Metode Compettitive Profile Matrix (CPM). Jurnal Social
Economic of Agriculture. Vol 1 (1), 2012; 15-32
Nestrud, M.A; Lawless, H.T. 2010. Perceptual Mapping Of Apples And Cheeses
Using Projective Mapping And Sorting. Journal of Sensory Studies. Vol 25
(3 June),2010; 390–405
Sergent, M,T. Sedlacek, W,E. 1989. Perceptual Mapping: A Methodology in the
Assessment of Environmental Perceptions. Journal of College Student
Development, Vol. 30 (4 July), 1989; 319-322
Suharyati, A. 2013. Strategi Bersaing Jahe Instan Produk CV. INTRAFOOD.
Skripsi. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Maret [Tidak dipublikasikan]
Surakhmad, W. 1998. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik.
CV. Tarsito. Bandung.

103

Oktober,
2013

Agriekonomika, ISSN 2301 - 9948
e ISSN 2407 - 6260
Volume 2, Nomor 2

Sutopo. 2002. Metoologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan Terapannya dalam
Penelitian. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Sebelas Maret University
Press
Urala, N. Lähteenmäki, Liisa. 2003. Reasons behind consumers’ functional food
choices. Nutrition & Food Science, Vol. 33 (4), 2003; 148-158
Urban, G.L and John R. Hauser. 1993. Design and Marketing of New Product.
Second Edition. Prentice Hall. Englewood Cliffs. New Jersey.

104

Agriekonomika, ISSN 2301 - 9948
Oktober,
e ISSN 2407 - 6260 2013
Volume 2, Nomor 2

PEDOMAN PENULISAN
AGRIEKONOMIKA
JURNAL SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN
ISSN 2301-9948
e ISSN 2407-6260
KETENTUAN UMUM:
1. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dengan format
yang ditentukan.
2. Penulis mengirim naskah ke alamat email agriekonomika@gmail.com.
3. Artikel yang dikirim harus dilampiri: a) surat pernyataan yang menyatakan
bahwa artikel tersebut belum pernah diterbitkan atau tidak sedang diterbitkan
di jurnal lain, yang dibuktikan dengan pernyataan tertulis yang ditandatangani
oleh penulis. b) biodata tentang jenjang pendidikan, alamat, nomor telepon,
atau e-mail penulis dengan jelas.
4. Keputusan pemuatan ataupun penolakan akan diberitahukan secara tertulis
melalui email.
FORMAT PENULISAN:
1. Artikel ditulis pada kertas A4, atas 4 cm bawah 3 cm samping kiri 4 cm
samping kanan 3 cm, spasi tunggal, Arial ukuran 11 Kecuali Judul Arial
Ukuran 12 dengan panjang halaman 10-15 halaman.
2. Sistematika penulisan:
 SISTEMATIKA ARTIKEL HASIL PENELITIAN:
JUDUL BAHASA INDONESIA:
Ditulis dengan Bahasa Indonesia secara ringkas dan lugas huruf capital
bold arial font 12, maksimal 12 kata, hindari menggunakan kata “analisis”,
“pengaruh”, “studi”.
NAMA PENULIS:
ditulis tanpa gelar dan diberi nomor jika penulis lebih dari satu dan
berbeda institusi
NAMA INSTITUSI:
ditulis lengkap
ALAMAT SURAT ELEKTRONIK:
ditulis lengkap
ABSTRAK:
Ditulis dalam bahasa Indonesia satu paragraph dengan bahasa inggris
125-150 kata dengan kata kunci 4-5 kata. Abstrak tidak memuat uraian
matematis dan mencakup esensi utuh penelitian, metode dan pentingnya
temuan. Format 1 spasi arial 11 italic
JUDUL BAHASA INGGRIS:
Judul dalam bahasa Inggris, huruf capital arial font 11 non bold

185

Oktober,
2013

Agriekonomika, ISSN 2301 - 9948
e ISSN 2407 - 6260
Volume 2, Nomor 2

ABSTRACT:
Ditulis dalam bahasa inggris dalam satu paragraph dengan bahasa
inggris 125-150 kata dengan kata kunci 4-5 kata. Abstrak tidak memuat
uraian matematis dan mencakup esensi utuh penelitian, metode dan
pentingnya temuan. Format 1 spasi arial 11 italic
PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, sekilas tinjauan pustaka dan tujuan penelitian yang
dimasukkan dalam paragraph-paragraf bukan dalam bentuk sub bab.
METODE PENELITIAN
Sub bab
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sub bab
PENUTUP
Berisi simpulan dan saran (jika diperlukan) yang dibentuk dalam
paragraph.
UCAPAN TERIMA KASIH
Jika diperlukan ditujukan pada peyandang dana dan pihak lain yang
membantu terselesaikannya penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk yang sedapat mungkin
diterbitkan 10 tahun terakhir dan diutamakan jurnal ilmiah (30-40 persen)
 SISTEMATIKA ARTIKEL HASIL PEMIKIRAN/ REVIEW:
JUDUL BAHASA INDONESIA:
Ditulis dengan Bahasa Indonesia secara ringkas dan lugas huruf capital
bold arial font 12, maksimal 12 kata, hindari menggunakan kata “analisis”,
“pengaruh”, “studi”.
NAMA PENULIS:
ditulis tanpa gelar da diberi nomor jika penulis lebih dari satu berbeda
institusi
NAMA INSTITUSI:
ditulis lengkap
ALAMAT SURAT ELEKTRONIK:
ditulis lengkap
ABSTRAK:
Ditulis dalam bahasa Indonesia satu paragraph dengan bahasa inggris
125-150 kata dengan kata kunci 4-5 kata. Abstrak tidak memuat uraian

186

Agriekonomika, ISSN 2301 - 9948
Oktober,
e ISSN 2407 - 6260 2013
Volume 2, Nomor 2

matematis dan mencakup esensi utuh penelitian, metode dan pentingnya
temuan. Format 1 spasi arial 11 italic
JUDUL BAHASA INGGRIS:
Judul dalam bahasa Inggris, huruf capital arial font 11 non bold.
ABSTRACT:
Ditulis dalam dalam satu paragraph dengan bahasa inggris 125-150 kata
dengan kata kunci 4-5 kata. Abstrak tidak memuat uraian matematis dan
mencakup esensi utuh penelitian, metode dan pentingnya temuan.
PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, sekilas tinjauan pustaka dan tujuan penelitian yang
dimasukkan dalam paragraph-paragraf bukan dalam bentuk sub bab.
METODE PENELITIAN
Sub bab
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sub bab
PENUTUP
Berisi simpulan dan saran (jika diperlukan) yang dibentuk dalam
paragraph.
UCAPAN TERIMA KASIH
Jika diperlukan ditujukan pada peyandang dana dan pihak lain yang
membantu terselesaikannya penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk yang sedapat mungkin
diterbitkan 10 tahun terakhir dan diutamakan jurnal ilmiah (30-40 persen)

3. Penulisan penomoran yang berupa kalimat pendek diintegrasikan dengan
4.

paragraf, contoh: Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mengetahui tingkat
risiko usaha garam, (2) mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi risiko.
Tabel dan gambar dapat dimasukkan dalam naskah atau pada lampiran
sesudah naskah harus diberi nomor urut.
a. Tabel atau gambar harus disertai judul. Judul tabel diletakkan di atas
tabel sedangkan judul gambar diletakkan di bawah gambar.
b. Sumber acuan tabel atau gambar dicantumkan di bawah tabel atau
gambar.
c. Garis tabel yang dimunculkan hanya pada bagian header dan garis
bagian paling bawah tabel sedangkan untuk garis-garis vertikal pemisah
kolom tidak dimunculkan.
d. Tabel atau gambar bisa diedit dan dalam warna hitam putih yang
representatif.

187

Oktober,
2013

Agriekonomika, ISSN 2301 - 9948
e ISSN 2407 - 6260
Volume 2, Nomor 2

Contoh penyajian tabel:
Tabel 2
Deskripsi Penguasaan Lahan Pegaraman
Kategori Luas Lahan (Ha)
Jumlah
Persentase (%)
3,1
4
8
Jumlah
50
100
Rata-rata Luas lahan petani garam 2,04 Ha
Standar deviasi
0,95 Ha
Sumber: Data Primer Diolah, 2011
Contoh penyajian gambar:
Utilitas

U3
U2
U1
I1

I2

I3

Pendapatan

Sumber: Debertin, 1986
Gambar 1
Perilaku Menerima Risiko

5. Cara penulisan rumus, Persamaan-persamaan yang digunakan disusun

6.

7.

188

pada baris terpisah dan diberi nomor secara berurutan dalam parentheses
(justify) dan diletakkan pada margin kanan sejajar dengan baris tersebut.
Contoh:
wt = f (yt , kt , wt-1)
(1)
Keterangan Rumus ditulis dalam satu paragraf tanpa menggunakan simbol
sama dengan (=), masing-masing keterangan notasi rumus dipisahkan
dengan koma.
Contoh:
dimana w adalah upah nominal, yt adalah produktivitas pekerja, kt adalah
intensitas modal, wt-1 adalah tingkat upah periode sebelumnya.
Perujukan sumber acuan di dalam teks (body text) dengan menggunakan
nama akhir dan tahun. Kemudian bila merujuk pada halaman tertentu,
penyebutan halaman setelah penyebutan tahun dengan dipisah titik dua.
Untuk karya terjemahan dilakukan dengan cara menyebutkan nama
pengarang aslinya.
Contoh:
• Hair (2007) berpendapat bahwa…
• Ellys dan Widodo (2008) menunjukkan adanya ….
• Ihsannudin dkk (2007) berkesimpulan bahwa….

Agriekonomika, ISSN 2301 - 9948
Oktober,
e ISSN 2407 - 6260 2013
Volume 2, Nomor 2

8. Penulisan Daftar Pustaka:
a. Pustaka Primer (Jurnal)
Nama belakang, nama depan, inisial (kalau ada), tahun penerbitan, judul
artikel, nama dan nomor jurnal (cetak miring), halaman jurnal, contoh:
Happy, S. dan Munawar. 2005. The Role of Farmer in Indonesia. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Indonesia 2(1): 159-173.
b. Buku Teks
Nama belakang, nama depan, inisial (kalau ada), tahun penerbitan, judul
buku (cetak miring), edisi buku, kota penerbit, dan nama penerbit. Contoh:
Wiley, J. 2006. Corporate Finance.. Mc. GrowHill Los Angeles.
c. Prosiding
Nama belakang, nama depan, tahun penerbitan, judul artikel, nama
prosiding (cetak miring), penerbit (cetak miring), halaman, contoh:
Rizal, Taufik. 2012. Pengaruh Bank Syariah Terhadap Produksi Jagung di
Madura. Prosiding Seminar Nasional Kedaulatan Pangan
Bangkalan Surabaya: 119-159.
d. Skripsi/Tesis/Disertasi
Nama belakang, nama depan, tahun, judul Skripsi/Thesis/Disertasi,
sumber (cetak miring), nama penerbit, kota penerbit. Contoh:
Subari, Slamet. 2008. Analisis Alokasi lahan mangrove Kabupaten
Sidoarjo. Disertasi. Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
e. Internet
Nama belakang, nama depan, tahun, judul, alamat e-mail (cetak miring),
tanggal akses. Contoh:
Zuhriyah, Amanatuz. 2011. Produktivitas Susu Peternak Rakyat.
http://agribisnis.trunojoyo.ac.id. Diakses tanggal 27 Januari 2012.
METODE REVIEW
Artikel yang dinyatakan lolos dari screening awal akan dikirim kepada Mitra
Bestari (blind review) untuk ditelaah kelayakan terbit. Adapun hasil dari blind
review adalah:
1. Artikel dapat dipublikasi tanpa revisi.
2. Artikel dapat dipublikasi dengan perbaikan format dan bahasa yang
dilakukan oleh penyunting. Perbaikan cukup dilakukan pada proses
penyuntingan.
3. Artikel dapat dipublikasi, tetapi penulis harus memperbaiki terlebih dahulu
sesuai dengan saran penyunting.
4. Artikel tidak dapat dipublikasi.

189