FILSAFAT DAN ETIKA BISNIS docx

Pelanggaran Etika Bisnis dan Hukum
PT Freeport di Papua

RORO HETTY ROHMANINGRUM
ILHAM SUGIRI
HAMZAH KARIM AMRULLAH
ARIE TINO YULISTYO
KHAERUL ALIF PRATOMO

Landasan Teori
• Etika
Suatu pedoman yang mengatur dan
menilai perilaku manusia, baik perilaku
yang harus ditinggalkan, maupun perilaku
yang harus dilakukan.
• Etika bisnis
Cara-cara
untuk
melakukan kegiatan
bisnis, yang mencakup seluruh aspek
yang berkaitan dengan

individu,
perusahaan, industri dan juga masyarakat.

Landasan teori (lanjutan)
• Etika utilitarianisme
Suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu
harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat
sebagai keseluruhan.
• Teori Hak
Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama. Teori
hak ini adalah pendekatan yang paling banyak dipakai untuk
mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku. Hak
didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu
sama.
Contoh : asisten rumah tangga yang mempunyai hak untuk
mendapatkan gaji bulanannya setelah ia melakukan kewajibannya
mengurus rumah dan sebagainya.
• Corporate Social Responsibility/CSR
Usaha suatu bisnis menyeimbangkan komitmennya terhadap
kelompok dan individu dalam lingkungannya


Etika Bisnis pada Abad XXI
• Perusahaan mempunyai kewajiban moral dan ekonomi
• Leonard Brooks menyebut 6 alasan mengapa dunia
bisnis perlu meningkatkan perhatian terhadap Etika
Bisnis :
1. Krisis publik tentang kepercayaan
2. Kepedulian terhadap kualitas kehidupan kerja
3. Hukuman terhadap tindakan yang tidak etis
4. Kekuatan kelompok pemerhati khusus
5. Peran media dan publisitas
6. Merubah format organisasi dan etika perusahaan

ETIKA DAN HUKUM DALAM BISNIS
• Etika dipandang sebagai “state
state
f theof
o
artthe art” hukum yaitu
dimana pedoman perilaku yang ada saat ini ditafsirkan

ke dalam hukum dan digunakan sebagai pedoman
selanjutnya untuk masa yang akan datang.
• Norma etika memang bersifat dinamis, tetapi begitu ia
dituangkan dalam ketentuan hukum sifat dinamisnya
menjadi berkurang/bahkan mungkin menjadi statis.
Maka di sini hukum tentunya harus memperhatikan pula
apabila adanya perubahan-perubahan
• Pelaku bisnis mempunyai peranan dalam menumbuhkan
bisnis yang berbudaya, bermoral dan taat/sadar hukum.
Kesadaran hukum harus dapat merata diantara pelaku
bisnis, para eksekutif.

Latar Belakang Masalah
PT Freeport Indonesia adalah sebuah perusahaan
afiliasi dari Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc.
PT Freeport Indonesia menambang, memproses
dan melakukan eksplorasi terhadap bijih yang
mengandung
tembaga,
emas,

dan perak.
Beroperasi di daerah dataran tinggi di kabupaten
Mimika, provinsi Papua, Indonesia.
Kesejahteraan penduduk Papua tak secara
otomatis terkerek naik dengan kehadiran Freeport
yang ada di wilayah mereka tinggal. Di wilayah
operasi Freeport, sebagian besar penduduk asli
berada di bawah garis kemiskinan dan terpaksa
hidup mengais emas yang tersisa dari limbah
Freeport.

Latar Belakang Masalah (lanjutan)
• Kegiatan Pertambangan PT. Freeport Indonesia secara tidak
langsung berdampak pada kerusakan lingkungan, sengaja
atau pun tidak sengaja. Hasil limbah dari PT. Freeport
mencemari dan merusak lingkungan hidup.
• PT. Freeport yang melakukan eksploitasi bahan galian
tembaga di Tembaga Pura Papua menyebabkan kesalahankesalahan dalam mengelola sumber daya mineral dan
pertambangan yang ada di Indonesia. Membuang Air Asam
Batuan (Acid Rock Drainage) tanpa memiliki surat izin limbah

berbahaya, sampai pada tingkatan yang melanggar standar
limbah cair industri, dan gagal membangun pos-pos
pemantauan seperti yang telah diperintahkan. Mencemari
sistem sungai dan lingkungan muara sungai, dengan
demikian melanggar standar baku mutu air

Latar Belakang Masalah (lanjutan)
• Kesalahan-kesalahan yang di lakukan oleh PT. Freeport
tersebut menjadi suatu kesatuan yang utuh, sehingga
berakibat tidak hanya kerugian negara atas penerimaan
hasil tambang yang terlalu kecil, namun juga berdampak
pada masyarakat, khususnya masyarakat sekitar lokasi
eksplorasi.
• Biaya CSR kepada sedikit rakyat Papua dikeluarkan
tidak seberapa karena tidak mencapai 1 persen dari
keuntungan bersih PT Freeport Indonesia. Rakyat
Papua harus menanggung akibat berupa kerusakan
alam, gangguan ekologi, pencemaran lingkungan, serta
punahnya habitat flora dan fauna di Papua. Beberapa
kerusakan lingkungan yang diungkap oleh media dan

LSM adalah, Freeport telah mematikan 23.000 ha
hutan di wilayah pengendapan tailing.

Latar Belakang Masalah (lanjutan)
PT Freeport juga mengalami masalah mogoknya pekerja
disebabkan perbedaan indeks standar gaji yang
diterapkan oleh manajemen pada operasional Freeport di
seluruh dunia. Pekerja Freeport di Indonesia diketahui
mendapatkan gaji lebih rendah daripada pekerja Freeport
di negara lain untuk level jabatan yang sama.
Sebuah media online di tanah air memberitakan bahwa
karyawan PT Freeport di Papua menggelar aksi mogok
kerja selama sebulan terhitung sejak 6 November sampai
6 Desember 2014. Aksi mogok kerja para pekerja PT
Freeport itu salah satunya dipicu karena PT Freeport
dinilai tidak bertanggung jawab atas sejumlah kasus
kecelakaan kerja yang menewaskan 44 pekerja akibat
terkena runtuhan terowongan di areal tambang.
Kelalaian yang dilakukan PT Freeport Indonesia yaitu
membiarkan keadaan atau pengawasan yang minim

sehingga muncul kondisi-kondisi yang menyebabkan
kecelakaan. Jika pengawasan itu dilakukan dengan benar,
maka kecelakaan dapat diantisipasi.

Analisa Kasus
PT Freeport Indonesia merupakan jenis perusahaan
multinasional (MNC), yaitu perusahaan internasional
atau transnasional yang berpusat di satu negara tetapi
cabang ada di berbagai negara maju dan berkembang.
Biaya CSR kepada sedikit rakyat Papua itu sangat kecil
karena tidak mencapai 1 persen keuntungan bersih PT
Freeport. Malah rakyat Papua membayar lebih mahal
karena harus menanggung akibat berupa kerusakan
alam serta punahnya habitat Papua yang tidak ternilai
seperti pemukiman asal tempat berbagai suku tinggal
sekarang telah menjadi lahan pertambangan. Sungai
menjadi tercemar dan tidak sehat.

Analisa Kasus
Mogoknya hampir seluruh pekerja PT Freeport

Indonesia disebabkan karena perbedaan indeks standar
gaji yang diterapkan oleh manajemen pada operasional
Freeport diseluruh dunia. Sejauh ini, perundingannya
masih menemui jalan buntu. Manajemen Freeport
bersikeras menolak tuntutan pekerja.
Kelalaian yang dilakukan PT Freeport Indonesia yaitu
membiarkan keadaan atau pengawasan yang minim
sehingga muncul kondisi-kondisi yang menyebabkan
kecelakaan. Jika pengawasan itu dilakukan dengan
benar, maka kecelakaan dapat diantisipasi. Misalnya, PT
Freeport Indonesia tidak menyediakan alat untuk
memantau ketidakstabilan batuan di terowongan.

PEMBAHASAN 1
• Hadirnya Perusahaan Multinasional (MNC) di Indonesia terbukti tidak
memberikan teladan untuk menghindari perselisihan soal normatif
yang sangat mendasar. Kebijakan dengan memberikan diskresi luar
biasa kepada PT Freeport Indonesia, privilege berlebihan, ternyata
sia-sia.
• Berkali-kali perjanjian kontrak karya dengan PT FI diperpanjang

kendati bertentangan dengan UU Nomor 11/1967 tentang KetentuanKetentuan Pokok Pertambangan dan sudah diubah dengan UU
Nomor 4/2009 tentang Minerba. Alasan yang dikemukakan hanya
klasik, untuk menambah kocek negara. Padahal, tidak terbukti secara
signifikan sumbangan PT Freeport Indonesia benar-benar untuk
negara. Kalimat yang lebih tepat, sebetulnya, sumbangan Freeport
untuk negara Amerika, bukan Indonesia.
• berdasar Egoisme Etis yang berarti tindakan dari Perusahaan untuk
mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinya sendiri.
Berdasarkan teori Egoisme Etis, PT.Freeport Indonesia dalam hal ini
cenderung kearah egoism etis

PEMBAHASAN 2







PT Freeport Indonesia dalam kaitannya dengan lingkungan hidup telah

melanggar Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dalam kaitannya dengan tanggung jawab sosial, PT Freeport telah
melanggar Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
Terbatas
Berdasarkan teori Utilitaliarisme, PT.Freeport Indonesia dalam hal ini sangat
bertentangan dengan etika Utilitaliarisme dengan melihat fakta terjadinya
pencemaran lingkungan di papua akibat eksploitasi.
berdasar Etika deontology yang berarti suatu tindakan dikatakan baik atau
bermoral karena tindakan tersebut dilaksanakan berdasarkan kewajiban
yang harus dilaksanakan bukan pada tujuan atau tidakan tersebut, dalam hal
ini PT.Freeport Indonesia dalam hal ini sangat bertentangan karena tidak
memenuhi kewajiban-kewajibannya menjaga lingkungan
Di sisi lain, patut dipertanyakan komitmen PT FI serta goodwill FreeportMcMoran secara keseluruhan terhadap alam, masyarakat Papua, dan
kalangan pekerja Indonesia.

PEMBAHASAN 3
• Dalam Teori hak, PT Freeport Indonesia sangat
tidak etis dimana kewajiban terhadap para
karyawan tidak terpenuhi karena gaji yang

diterima tidak layak dibandingkan dengan
pekerja Freeport di Negara lain. Padahal PT
Freeport Indonesia merupakan tambang emas
dengan kualitas emas terbaik di dunia.
• dalam hal gaji karyawan juga jelas melanggar
Pasal 86 UU Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan

PEMBAHASAN 4







Dalam hal kecelakaan kerja yang mengakibatkan pekerja tewas, PT
Freeport Indonesia melanggar Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 50
Tahun 2012 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
Berdasarkan Hasil penyelidikan dan pemantauan Komisi Nasional Hak
Asasi Manusia (Komnas HAM) menyatakan PT Freeport Indonesia telah
terbukti melakukan pelanggaran hak asasi manusia dalam peristiwa
runtuhnya terowongan Big Gossan. PT Freeport Indonesia diduga kuat
telah melakukan kelalaian dan kesalahan yang mengakibatkan
hilangnya nyawa 28 pekerjanya. Kelalaian tersebut disebabkan
perusahaan tambang itu telah membiarkan keadaan atau kurang
mengawasi secara langsung sehingga timbulnya kondisi yang menjadi
penyebab terjadinya kecelakaan.
Atas dasar itu, mengacu UU No.39 Tahun 1999 tentang HAM, PT
freeport dinilai telah melanggar HAM
dalam hal etika PT Freeport juga telah melanggar Etika deontology
karen tidak memenuhi kewajibannya menjaga keselamatan pekerja

Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan kejadiaan-kejadiaan yag terjadi di PT freeport
Indonesia terlihat banyak pelanggaran-pelanggaran etika bisnis dan
hukum yang di lakukan perusahaan tersebut, masalah-masalah yang
timbul berawal dari pembayaran gaji yang tidak sesuai menyebabkan
mogoknya perkerja, Biaya CSR kepada sedikit rakyat Papua yang
digembor-gemborkan itu pun tidak seberapa karena tidak mencapai 1
persen keuntungan bersih PT Freeport Indonesia. rakyat Papua
membayar lebih mahal karena harus menanggung akibat berupa
kerusakan alam serta punahnya habitat dan vegetasi.
Berdasarkan teori utilitarianisme, PT.Freeport Indonesia dalam hal ini
sangat bertentangan karena keuntungan yang di dapat tidak digunakan
untuk mensejahterakan masyarakat sekitar, melainkan untuk Negara
Amerika. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua
manusia itu sama. Karena itu hak sangat cocok dengan suasana
pemikiran demokratis.Dalam kasus ini, PT Freeport Indonesia sangat
tidak etis dimana kewajiban terhadap para karyawan tidak terpenuhi
karena gaji yang diterima tidak layak dibandingkan dengan pekerja
Freeport di Negara lain. Padahal PT Freeport Indonesia merupakan
tambang emas dengan kualitas emas terbaik di dunia.

Rekomendasi
Sebaiknya pemerintah Indonesia cepat menanggapi
masalah ini dan cepat menanggulangi permasalahan
pelanggaran Hak Para Pekerja yang dilakukan oleh
PT Freeport Indonesia. Karena begitu banyak
Sumber Daya Alam yang ada di Papua, tetapi tidak
menikmati hasil dari kekayaan alamnya sendiri. Dan
disatu sisi terjadi banyak pelanggran pelanggran
yang dilakukan PT Freeport terhadap masyarakat
setempat.
Dan
jangan
sampai
pihak luar
mendapatkan semakin banyak untung dari kekayaan
yang dimiliki oleh Negara kita sendiri.

TERIMA KASIH