IDENTIFIKASI ASAM AMINO DAN PROTEIN (2)

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail :fkikuksw@adm.com

IDENTIFIKASI ASAM AMINO DAN PROTEIN
Iswanto1, Arlissha Sharon Pariama2, Aprillia Juana Demetouw3
123

Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana
472017417

ABSTRACT
Amino acids are derivatives of carboxylic acids, one H atom is replaced by the NH 2 group. In general,
the replaced H atom resides in the C atom of the alpha position. In addition, the definition of protein can
also be seen from the derivatives of amines, 1 H atom from ammonia (NH3) replaced by carboxylic acid.
Peptide bond is a mutual bond of amino acids to form proteins. This bond is derived from the
incorporation of OH and NH2 and the withdrawal of one water molecule (H2O). Amino acids are the
building blocks of proteins. One protein molecule developed by 30 types of amino acids with 29 peptide

bridges. Each amino acid varies due to the side chain of alpha carbon atoms, so that each amino acid
has different chemical properties. Ninhydrin in the general properties of strong oxidizing reagents are full
of all α amino acids. From this lab is a complex formed two molecules of ninhydrin that undergo
ammonia after the amino acid is oxidized. In sulfur test 0.02% albumin solution, 0.02% gelatin, and
0.02% pepton also did not change color. The sulfur test also gives a positive effect on proteins containing
amino acids containing sulfur groups such as cysteine, cystine, and methionine. In the xanthoproteate test
all the solutions. In the xanthroproteate test the reaction is nitration at the benzene nucleus present in the
protein molecule. In biuret tests on 0.02% and 2% albumin, 0.02% and 2% gelatin, 0.02% and 2%
peptons also changed color. Protein 2% more discolored from the 0.2% protein in this experiment.
Keywords : Amino Acids, Ninhydrin Test, Sulfur Test, Xanthiproteate Test, Biuret Test.

ABSTRAK
Asam amino merupakan turunan dari asam karboksilat, satu atom H digantikan oleh gugus NH 2.
Pada umumnya atom H yang digantikan tersebut terletak pada atom C posisi alfa. Disamping itu,
pengertian protein dapat pula dipandang dari turunan amina, 1 atom H dari amoniak (NH 3)
digantikan oleh asam karboksilat. Ikatan Peptida merupakan suatu ikatan yang menghubungkan
asam amino sehingga terbentuk protein. Ikatan ini berasal dari penggabungan OH dan NH 2 dan
penarikan satu molekul air (H2O). Asam amino merupakan unsur dasar pembentuk protein. Satu
molekul protein dibangun oleh 30 jenis asam amino dengan 29 jembatan peptida. Setiap asam
amino berbeda-beda karena rantai samping atom karbon alfa, sehingga setiap asam amino

memiliki sifat kimia yang berbeda-beda. Ninhidrin pada sifat umumnya reagen pengoksidasi kuat
yang bereaksi dengan seluruh α asam amino. Kesimpulan dari praktikum ini adalah kompleks yang
terbentuk mengandung dua molekul ninhidrin yang bereaksi dengan amonia setelah asam amino
dioksidasi. Pada uji belerang larutan albumin 0,02 %, gelatin 0,02 %, dan pepton 0,02 % juga tidak
mengalami perubahan warna. Uji belerang juga memberikan hal yang positif terhadap protein yang
mengandung asam amino yang memiliki gugus belerang seperti sistein, sistin, dan metionin. Pada uji
1

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail :fkikuksw@adm.com

xanthoproteat semua larutan menghasilkan perubahan warna. Dalam uji xanthoproteat reaksi yang terjadi
adalah nitrasi pada inti benzena yang terdapat pada molekul protein. Pada uji biuret pada larutan albumin
0,02 % dan 2 %, gelatin 0,02 % dan 2 %, pepton 0,02 % dan 2 % juga mengalami perubahan warna.

Protein 2% lebih berubah warna dari protein 0,2 % pada percobaan ini.

Kata kunci : Asam Amino, Uji Ninhidrin, Uji Belerang, Uji xanthiproteat, Uji Biuret.
PENDAHULUAN
Asam amino adalah senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (COOH) dan
amina biasanya NH. Dalam biokimia sering kali pengertiannya dipersempit keduanya terikat pada satu
atom karbon (C) yang sama disebut atom C "alfa" atau α. Gugus karboksil memberikan sifat asam dan
gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik cenderung
menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam (Anonim, 2013).
Asam amino ialah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Asam amino yang terdapat
sebagai komponen protein mempunyai gugus NH2 pada atom karbon α dari posisi gugus – COOH. Pada
umumnya asam amino larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut organic non polar seperti eter, aseton
dan klorofrm. Sifat asam amino ini berbeda dengan asam karbiksilat maupun aromatic yang terdiri atas
beberapa atom karbon umumnya kurang larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organic. Demikian pula
dengan amina pada umumnya tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik (Poedjiadi dan
Supriyanti,2006).
Kata protein berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama atau utama. Protein merupakan
komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena itu merupakan pembentuk
tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan
dan pertumbuhan tubuh (Poedjiadi dan Supriyanti, 2006).
Protein adalah komponen dasar dan utama makanan yang diperlukan oleh semua makhluk hidup
sebagai bagian dari daging, jaringan kulit, otot, otak, sel darah merah, rambut,dan organ tubuh lainnya

yang dibangun dari protein (Sandjaja, 2010). Protein mempunyai fungsi penting yaitu untuk
pertumbuhan, memperbaiki sel tubuh yang rusak, bahan pembentuk plasma kelenjar, hormone, dan
enzim, cadangan energi jika terjadi kekurangan, menjaga keseimbangan asam basa darah (Sandjaja,
2010). Protein merupakan rangkaian asam-asam amino yang sekuennya ditenntukan oleh kodegenetik.
Beberapa asam amino yang menyusun tidak dapat disintesis dalam tubuh (asam aminoesensial) sehingga
harus didapatkan dari makanan yang dikonsumsi (Sandjaja, 2010).
Protein adalah biopolimer yang terdiri atas banyak asam amino yang berhubungan satu dengan
lainnya melalui ikatan amida (peptida). Protein memainkan berbagai peranan dalam sistim biologis.
Beberapa protein merupakan komponen utama dari jaringan struktur (otot, kulit, kuku, rambut). Protein
lain mengangkut molekul dari satu bagian ke bagian lain dalam makhluk hidup, juga ada yang bertindak
sebagai katalis dalam banyak reaksi biologis yang diperlukan untuk mempertahankan hidup.

2

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail :fkikuksw@adm.com


Ditinjau dari strukturnya protein dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu golongan protein
sederhana dan protein gabungan. Yang dimaksud dengan protein sederhana ialah protein yang hanya
terdiri atas protein dan gugus bukan protein. Gugus ini disebut gugus prostetik dan terdiri atas
karbohidrat, lipid atau asam nukleat. Protein sederhana dapat dibagi dalam dua bagian menurut bentuk
molekulnya, yaitu protein fiber dan protein globular. Protein fiber mempunyai bentuk molekul panjang
seperti serat atau serabut, sedangkan protein globular berbentuk bulat (Poedjiadi dan Supriyanti, 2006).
METODE
2.1

Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada hari rabu tanggal 7 Februari 2018 pukul 15.00-17.00 WIB di
Laboratorium Biokimia, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana.
2.2

Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan antara lain tabung reaksi, rak tabung reaksi, penangas air, pipet volum,
pipet tetes, beker gelas, gelas kimia, albumin 0,02 % dan 2 %, gelatin 0,02% dan 2%, pepton 0,02% dan

2% dan 2 % larutan ninhidrin, Pb-asetat, NaOH 10% dan 30%, CuSO 4.
2.3

Prosedur
2.3.1 Uji Ninhidrin

Percobaan pertama menggunakan sampel ninhidrin, albumin, gelatin dan pepton. Menambahkan
0,5 ml larutan ninhidrin kedalam larutan protein dan memanaskannya dalam penangas air selama 10
menit, memperhatikan warna larutan yang mengalami perubahan atau tidak. Melakukan percobaan ini
menggunakan larutan albumin 0,02% dan 2%, gelatin 0,02% dan 2%, dan pepton 0,02% dan 2%. Setelah
mendapatkan hasil perubahan warna dan mencatat hasil ditabel.
2.3.2 Uji Belerang
Percobaan uji belerang pertama-tama menambahkan 2 ml larutan protein dengan 5 ml NaOH
10% dan memanaskan larutan sampai mendidih selama 10 menit. Setelah itu menambahkan 2 tetes Pbasetat 5% , dan melanjutkan dengan memanaskan larutan selama beberapa menit, lalu mengamati warna
yang terjadi. Melakukan percobaan ini pada larutan protein yaitu albumin 2% dan 0,02%, gelatin 2% dan
0,02%, dan pepton 2% dan 0,02%. Setelah mengetahui perubahan warna yang terjadi dan mencatat hasil
pada tabel.
2.3.3 Uji Xanthoproteat
Pada percobaan uji xanthoproteat pertama-tama menambahkan 1 ml HNO 3 pada 2 ml larutan
protein. Mencampurkan dengan baik-baik didalam lemari asam dan memanaskan larutan dengan hati-hati

karena berbahaya. Memperhatikan larutan yang mengalami perubahan kuning tua. Setelah mengalami
perubahan dinginkan larutan, menambahkan tetes demi tetes larutan NaOH pekat sampai larutan menjadi
basa. Setelah bersifat basa ukur menggunakan indicator pH untuk mengetahui pH larutan tersebut.
3

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail :fkikuksw@adm.com

Melihat perubahan yang terjadi pada larutan setelah dicampurkan NaOh. Melakukan percobaan ini
terhadap larutan albumin 2%, gelatin 2% dan pepton 2%.
2.3.4 Uji Biuret
Pada percobaan uji biuret pertama menambahkan 1 ml NaOH 10% kedalam 3 ml larutan protein
dan mengocok larutan. Setelah itu menambahkan 1 tetes larutan CuSO 4 0,1% dan mengocok larutan. Jika
pada larutan tidak menghasilkan perubahan warna, menambahkan 1 atau 2 tetes CuSO 4. Setelah
mendapatkan hasil dan perubahan warna yang dihasilkan mencatat hasil pada tabel.
HASIL

3.1 Uji Ninhidrin
No.
1.

Larutan
Pepton 0,02%

Hasil
Tetap bening

Keterangan
Bening > bening

2.

Pepton 2%

Berubah

Kuning>ungu pekat


3.

Gelatin 0,02%

Tetap bening

Bening>bening

4.

Gelatin 2 %

Tetap bening

Bening>bening

Gambar

4


UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail :fkikuksw@adm.com

5.

Albumin 0,02%

Tetap bening

Bening>bening

6.

Albumin 2%


Berubah

Bening>ungu tua

Larutan
Pepton 0,02%
Pepton 2%

Hasil
Tetap bening
Berubah

Keterangan
Gambar
Bening>bening
Kunng pekat>kuning
bening

Gelatin 0,02%

Berubah

Bening>ungu
kebeningan

Gelatin 2 %

Berubah

Bening>ungu
kebeningan

3.2 Uji Belerang
No.
1.

5

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail :fkikuksw@adm.com

Albumin 0,02%

Tetap bening

Bening>ungu
kebeningan

Albumin 2%

Berubah

Bening>ungu jernih

3.3 Uji Xanthoproteat
No.
1.

Larutan
Pepton 2%

Hasil
Berwarna kuning tua

Keterangan
Gambar
pH = 14 bersifat basa
kuat

2.

Gelatin 2 %

Bening

pH = 14 bersifat basa
kuat

3.

Albumin 2%

Kuning keruh

pH = 14 bersifat basa
kuat

6

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail :fkikuksw@adm.com

3.4 Uji Biuret
No.
1.

Larutan
Pepton 0,02%

Hasil
Berubah

Keterangan
Bening>bening
kebiruan

Gambar

2.

Pepton 2%

Berubah

Bening>bening
coklat muda

3.

Gelatin 0,02%

Berubah warna

Bening>ungu
kebeningan

4.

Gelatin 2 %

Berubah warna

Bening pekat>ungu
kebeningan

5.

Albumin 0,02%

Berubah

Bening>ungu
gelap

jernih

7

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail :fkikuksw@adm.com

6.

Albumin 2%

Berubah

Bening>ungu
pucat

jernih

PEMBAHASAN
Asam amino merupakan turunan dari asam karboksilat, satu atom H digantikan oleh gugus NH 2.
Pada umumnya atom H yang digantikan tersebut terletak pada atom C posisi alfa. Disamping itu,
pengertian protein dapat pula dipandang dari turunan amina, 1 atom H dari amoniak (NH 3) digantikan
oleh asam karboksilat. Asam amino non polar terdiri dari lima asam amino yang mengandung gugus R
alifatik (alanin, lesin, isoleusin, valin, dan prolin), dua dengan R aromatik (fenilalanin dan triptofan), dan
satu yang mengandung atom sulfur (metionin). Pada umumnya golongan asam amino bersifat kurang
larut dalam air dibandingkan dengan golongan asam amino polar. Contoh dari asam amino non polar
adalah glisin, alanin, valin, leusin, dan prolin.
Asam amino polar dapat digolongkan lebih mudah larut air dibandingkan dengan non polar.
Karena gugus R polar atau mengutub dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air. Kekutuban
serin, treonin, dan triosin dapat disebabkan oleh gugus hidroksil, asparagin dan glutamin oleh gugus
amida, dan sistein oleh gugus sulfhidril (-SH). Asparagin dan glutmin merupakan bentuk senyawa amida
dari asam aspartat dan asam glutamate yang mudah terhidrolisis oleh asam atau basa. Sistein yang
mengandung gugus tiol dan tirosin yang mengandung gugus hidroksifenol bersifat paling mengutup
dalam golongan asam amino polar. Contoh dari asam amino polar adalah serin, threonin, sistein,
metionin, asparagin, dan glutamin. Hidrofobik adalah suatu asam amino yang menolak air dan cenderung
membentuk kelompok. Umumnya asam amino tersebut terdapat pada bagian dalam protein. Contoh dari
asam amino yang bersifat hidrofobik adalah alanin, isoleusin, leusin, metionin, fenilalanin, prolin,
triptofan, tirosin, dan valin.
Uji ninhidrin adalah uji yang digunakan untuk mendeteksi asam amino. Ninhidrin merupakan
suatu oksidator kuat yang dapat menyebabkan terjadinya dekarboksilasi oksidatif yang mengandung
gugus karboksil dan gugus asam amino. Senyawa ini merupakan hidrat dari triketon siklik dan jika
dipanaskan dengan asam amino hingga mendidih maka akan membentuk senyawa kompleks berwarna
ungu. Pada uji ninhidrin dilakukan proses pemanasan hal ini disebabkan gugus asam amino bebas untuk
mengkatalisis terjadinya reaksi di antara keduanya. Dari hasil percobaan uji ninhidrin larutan albumin
0,02 %, gelatin 0,02 %, dan pepton 0,02 % tidak mengalami perubahan warna. Warna sebelum
dipanaskan berwarna bening dan setelah dipanaskan selama 10 menit ternyata warna pada larutan tersebut
tetap sama. Pada larutan albumin 2 % mengalami perubahan warna dari bening menjadi ungu pekat.
Pada larutan pepton 2 % mengalami perubahan warna dari kuning menjadi ungu pekat. Hal ini
disebabkan karena adanya larutan albumin 2 % dan pepton 2 % merupakan asam amino yang
8

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail :fkikuksw@adm.com

mengandung gugus karoboksil dan gugus amino serta mempunyai gugus amino bebas. Namun pada
percobaan gelatin 2 % kelompok kami menghasilkan perubahan warna kuning muda menjadi bening
sedangkan kelompok lain menghasilkan perubahan warna dari kuning muda-menjadi ungu kurang pekat.
Hal ini terjadi dikarenakan human error atau adanya kesalahan tidak bersihnya peralatan ataupun larutan
ninhidrinnya tereduksi sehingga kurang berekasi dengan asam amino. Pada sampel pekat terjadi
perubahan warna hal ini disebabkan karena mengandung asam α-amino yang memiliki gugus α-amino
yang bebas. Sedangkan pada sampel cair tidak mengalami perubahan warna hal ini disebabkan tidak
mengandung asam amino bebas atau salah satu gugus karboksil. Faktor yang mempengaruhi adalah
adanya senyawa kompleks yang terbentuk mengandung dua molekul ninhidrin yang bereaksi dengan
amonia setelah asam amino dioksidasi.
Pada praktikum kali ini didapatkan hasil pada uji belerang larutan albumin 0,02 %, gelatin 0,02
%, dan pepton 0,02 % tidak mengalami perubahan warna. Warna sebelum dipanaskan bening dan setelah
dipanaskan hasilnya tetap sama dan tidak mengalami perubahan. Uji belerang juga memberikan hal yang
positif terhadap protein yang mengandung asam amino yang memiliki gugus belerang seperti sistein,
sistin, dan metionin. Jika didalam protein mengandung belerang maka akan membentuk endapan hitam
timbale sulfida (PbS). Pada uji xanthoproteat larutan albumin mengalami perubahan warna dari bening
menjadi kuning keruh dengan pH 14. Larutan gelatin juga mengalami perubahan warna dari kuning keruh
menjadi bening dengan pH 14. Larutan pepton mengalami perubahan warna dari kuning tua menjadi
kuning muda dengan pH 14. Dalam uji xanthoproteat reaksi yang terjadi adalah nitrasi pada inti benzena
yang terdapat pada molekul protein. Reaksi positif untuk protein yang mengandung tirosin, fenilalanin,
dan triptofan.
Percobaan biuret sangat penting karena uji biuret dilakukan untuk menguji kandungan protein
dalam produk makanan. Biuret merupakan reagen yang digunakan untuk menguji bahan makanan yang
mengadung protein. Bahan yang digunakan pada uji biuret harus dibuat larut terlebih dahulu, kemudian
baru ditetesi larutan biuret. Dari hasil percobaan uji biuret larutan pepton 2 % mengalami perubahan
warna dari kuning menjadi merah muda, larutan pepton 0,02 % mengalami perubahan warna dari bening
menjadi biru muda, larutan albumin 2 % mengalami perubahan warna dari bening ungu muda, larutan
albumin 0,02 % mengalami perubahan warna dari bening menjadi ungu muda, larutan gelatin 2 %
mengalami perubahan warna dari bening menjadi sembarut ungu, dan larutan gelatin 0,02 % mengalami
perubahan warna dari bening menjadi sembarut ungu. Hal ini disebabkan didalam uji biuret mengandung
protein makan akan terjadi perubahan warna ungu, semakin tua warna ungu maka larutan tersebut
memiliki kandungan protein yang semakin banyak dan sebaliknya bila warna ungu semakin muda maka
kandungan proteinnya semakin dikit. Uji biuret juga memberikan warna ungu muda untuk hasil positif
karena kompleks yang terbentuk berwarna. Kelebihan menggunakan uji biuret adalah tidak terjadi reaksi
antara asam amino dengan vitamin, proses pengujiannya dapat berlangsung secara cepat, dan hasilnya
juga dapat terlihat dengan cepat. Sedangkan kerugian yang ditimbulkan pada uji biuret adalah mahal,
dapat mengalami gangguan dari zat-zat lain yang bereaksi dengan pereaksi biuret kecil, tidak dapat
mendeteksi nitrogen non peptida, dan konsentrasi NH4 + yang tinggi dapat mengganggu proses reaksi
sehingga NH4+ harus distandarkan terlebih dahulu.
9

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail :fkikuksw@adm.com

KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum ini adalah praktikan mampu mengidentifikasi jenis-jenis asam amino
berdasarkan sifat kimianya. Larutan yang lebih pekat menghasilkan warna yang lebih dari pada larutan
tidak pekat. kompleks yang terbentuk mengandung dua molekul ninhidrin yang bereaksi dengan amonia
setelah asam amino dioksidasi. Pada uji belerang larutan albumin 0,02 %, gelatin 0,02 %, dan pepton 0,02
% juga tidak mengalami perubahan warna. Uji belerang juga memberikan hal yang positif terhadap
protein yang mengandung asam amino yang memiliki gugus belerang seperti sistein, sistin, dan metionin.
Pada uji xanthoproteat semua larutan menghasilkan perubahan warna. Dalam uji xanthoproteat reaksi
yang terjadi adalah nitrasi pada inti benzena yang terdapat pada molekul protein. Pada uji biuret pada
larutan albumin 0,02 % dan 2 %, gelatin 0,02 % dan 2 %, pepton 0,02 % dan 2 % juga mengalami
perubahan warna. Protein 2% lebih berubah warna dari protein 0,2 % pada percobaan ini.
DAFTAR PUSTAKA
1

Anonim. (2013). Struktur dan Fungsi Asam Amino. Jakarta. Hernandes.

2

Poedjiadi dan Supriyanti. 2006. Asam Amino dan Protein. Bogor. Kristiawanchiew.

3

Sandjaja. 2010. Faktor Pengaruh Denaturasi Pada Larutan. Semarang. Marcelius Andrianus.

10

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail :fkikuksw@adm.com

11