REVOLUSI DAN PERJUANGAN BANI ABBASIYAH D

MAKALAH
REVOLUSI DAN PERJUANGAN BANI ABBASIYAH
DAN
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RUNTUHNYA BANI
UMAIYYAH
Di susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah SPI
Dengan dosen pengampu Drs. Abdul Wahhab M. Pd.I

Disusun oleh :
1.

Muchammad Abdush S.

NIM : 113008

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI
JURUSAN TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2013
Revolusi & Perjuangan Bani Abbasiyah dan Faktor-faktor penyebab runtuhnya
Bani Umaiyyah


1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Maju mundurnya peradaban islam tergantung dari sejauh mana dinamika
umat islam itu sendiri. Dalam sejarah islam tercatat, bahwa salah satu
dinamika umat islam itu dicirikan oleh kehadiran kerajaan-kerajaan islam
diantaranya Umayyah dan Abbasiyah. Umayyah dan Abbasiyah memiliki
peradaban yang tinggi, diantaranya memunculkan ilmuwan-ilmuwan dan para
pemikir muslim.
Berdiri dan terbentuknya Daulat Bani Abbasiyah tidak bisa terlepas dari
Umayyah, hal ini dikarenakan berdiri dan terbentuknya Abbasiyah adalah
setelah runtuhnya Umayyah pada tahun 750 M. Dinamakan Dinasti Bani
Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini adalah keturunan alAbbas, paman Nabi Muhammad SAW. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh
Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al-Abbas.
Kekuasaannya berlangsung selama lebih kurang 6 abad (132-656 H/7501258M).
Pemerintahan dinasti Abbasiyah berhasil didirikan setelah munculnya
berbagai pemberontakan yang dilakukan oleh keturunan al-Abbas dan para
penentang lainnya terhadap kekuasaan dinasti Umayyah di Damaskus.

Ketidakberdayaan menghadapi pemberontakan massal yang berkepanjangan
menyebabkan tumbangnya dinasti Umayyah pada tahun 750 M/132 H dengan
dikalahkannya Khalifah Marwan II.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Revolusi dan perjuangan Bani Abbasiyah
2. Apa saja Teori revolusi Bani Abbasiyah
3. Apa yang menjadi faktor-faktor penyebab runtuhnya Bani Umayyah
C. Pembahasan
1. Revolusi dan Perjuangan Bani Abbasiyah
Dinasti Abbasiyah yang berkuasa lebih kurang 6 abad (132-656 H/750-1258
M), didirikan oleh Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn alAbbas/Abu Abbas al-Saffah dibantu oleh Abu Muslim AL-Khurasani, seorang
Revolusi & Perjuangan Bani Abbasiyah dan Faktor-faktor penyebab runtuhnya
Bani Umaiyyah

2

jenderal muslim yang berasal dari Khurasan, Persia. Gerakan-gerakan perlawanan
untuk kekuasaan Dinasti Bani Umayyah sebenarnya sudah dilakukan sejak masamasa awal pemerintahan Dinasti Bani Umayyah, hanya saja gerakan tersebut
selalu digagalkan oleh kekuatan militer Bani Umayyah, sehingga gerakan-gerakan

kelompok penentang tidak dapat melancarkan serangannya secara kuat. Tetapi di
masa-masa akhir pemerintahan dinasti Bani Umayyah gerakan tersebut semakin
menguat seiring banyaknya protes dari masyarakat yang merasa tidak puas atas
kinerja dan berbagai kebijakan pemerintahan Dinasti Bani Umayyah. Gerakan ini
menemukan momentumnya ketika para tokoh dari Bani Hasyim melancarkan
serangannya.
Para tokoh tersebut antara lain Muhammad bin Ali, salah seorang keluarga
Abbas yang menjadikan kota Kufah sebagai pusat kegiatan perlawanan. Gerakan
Muhammad bin Ali ini mendapat dukungan dari kelompok Mawali yang selalu
ditempatkan sebagai masyarakat kelas dua. Selain itu, juga mendapat dukungan
kuat dari kelompok Syi’ah yang menuntut hak mereka atas kekuasaan yang
pernah dirampas oleh Dinasti Bani Umayyah. Akhirnya pada tahun 132 H/750 M,
Marwan bin Muhammad dapat dikalahkan dan akhirnya meninggal di Fustat,
Mesir pada 132 H/750 M. Sejak itu, secara resmi Dinasti Abbasiyah mulai berdiri.
Propaganda

Abbasiyah

dilaksanakan


dengan

dua

tahap,

yakni Pertama dilaksanakan dengan sangat rahasia tanpa melibatkan pasukan
perang, mereka berdakwah atas nama Abbasiyah sambil berdagang mengunjungi
tempat-tempat yang jauh, dan dalam kesempatan menunaikan Haji di
Mekkah. Kedua, menggabungkan para pengikut Abu Muslim al-Khurasan dengan
pengikut Abbasiyah.
Propaganda-propaganda tersebut sukses membakar semangat api kebencian
umat Islam kepada Dinasti Bani Umayyah. Langkah pertama memperoleh sukses
besar melalui propaganda-propaganda yang dilakukan oleh Abu Muslim alKhurasan dengan cara menyatakan bahwa al-Abbas adalah ahli al-Ba’it, sehingga
lebih berhak menjadi Khalifah dan menyebarkan kebencian dan kemarahan
terhadap Dinasti Bani Umayyah, dan mengembangkan ide-ide persamaan antara
orang-orang Arab dengan non Arab karena objek propaganda Abu Muslim
Revolusi & Perjuangan Bani Abbasiyah dan Faktor-faktor penyebab runtuhnya
Bani Umaiyyah


3

tersebut

adalah

wilayah

Khurasan

yang

notabene

merupakan

basis

kelompok Mawali.
Propaganda dengan cara menghasut dan menyombongkan diri (membanggabangkan kelompoknya sendiri) yang dilakukan oleh Bani Abbas sangat

bertentangan dengan politik Islam dalam al-Qur’an surat al-Qashash ayat 83
dikatakan :
Artinya : “Negeri akhirat itu, kami jadikan untuk orang-orang yang tidak
ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. dan kesudahan
(yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa”.
Setelah Muhammad Ibn Ali meninggal tahun 743 M, perjuangan dilanjutkan
oleh saudaranya Muhammad Ibn Ibrahim sampai tahun 749 M.
Dari ketiga tokoh propaganda tesebut Abu Muslim Al Khurasani merupakan
propagandis yang paling sukses dan terkenal.
1. Menerapkan politik bersahabat, artinya keturunan Bani Abbas tidak
memperlihatkan sikap bermusuhan dengan Bani Umayyah atau siapapun.
2. Menggunakan nama Bani Hasyim (Ahlul Bait). Hal ini dimaksudkan agar
mendapat simpati umat dan dukungan dari kelompok pendukung Ali
(Syiah).
3. Menjadikan Khurasan sebagai pusat kegiatan gerakan Bani Abbas yang
dipimpin oleh Abu Muslim Al-Khurasani.
Strategi ini ternyata berhasil menghimpun kekuatan besar dan dahsyat
yang tidak bisa dibendung lagi oleh golongan manapun juga. Dalam
perjuangannya untuk mendirikan Dinasti Abbasiyah, para tokoh pendiri Dinasti
ini


menerapkan

cara

kepemimpinan

yang

bersifat kolektif (kolegial

leadership),namun tertutup dengan gerakan bawah tanah. Para tokoh pendiri
Dinasti Abbasiyah menetapkan tiga kota sebagai pusat kegiatan, yaitu
Humimah sebagai pusat perencanaan organisasi, Kufah sebagai kota penghubung
dan Khurasan sebagai pusat gerakan praktis.1
Untuk melaksanakan propaganda tersebut, mereka mengangkat 12 orang
propagandis terkenal yang tersebar di berbagai daerah, seperti di Khurasan,
1 Supriadi, Dedi, MM.Ag. Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2008 hlm. 67
Revolusi & Perjuangan Bani Abbasiyah dan Faktor-faktor penyebab runtuhnya
Bani Umaiyyah


4

Kufah, Irak, Mekah dan beberapa tempat strategis lainnya. Di antara isu yang
dikembangkan dalam propaganda tersebut adalah masalah keadilan yang selama
itu diterapkan oleh pemerintahan pusat Dinasti Bani Umayyah yang bermarkas di
Damaskus.
Semua keadaan diatas menjadi permasalahan yang sulit dipecahkan oleh
pemerintahan Dinasti Umayyah. Sekitar awal abad ke-8 (720 M), kebencian
terhadap pemerintahan Dinasti Umayyah telah tersebar luas. Kelompok-kelompok
yang merasa tidak puas bermunculan. Kelompok-kelompok itu adalah :
1. Kelompok muslim non-Arab (mawali) yang memprotes kedudukan
mereka sebagai warga kelas dua dibawah muslim Arab.
2. Kelompok Khawarij dan Syi’ah yang menganggap Dinasti Umayyah
sebagai perampas khilafah.
3. Kelompok muslim Arab di Mekah, Madinah, dan Irak yang merasa sakit
hati atas status istimewa penduduk Suriah.
4. Kelompok muslim yang saleh, baik Arab maupun non-Arab yang
memandang Dinasti Umayyah telah bergaya hidup mewah dan jauh dari
jalan hidup Islami.

kelompok tersebut membentuk suatu kelompok gabungan yang dikoordinasi
oleh keturunan al-Abbas, paman Nabi Muhammad SAW. Untuk mencari
dukungan masyarakat luas, kelompok Dinasti Abbasiyah melakukan propaganda
yang mereka sebut sebagai usaha dakwah. Gerakan dakwah dimulai ketika Umar
bin Abdul Aziz berkuasa (717-720 M). Umar bin Abdul Aziz memimpin dengan
adil. Ketenteraman dan stabilitas negara memberi kesempatan kepada gerakan
Dinasti Abbasiyah untuk menyusun dan merencanakan kegiatan di alHumaymah.2
Pemimpin gerakan dakwah itu adalah Ali bin Abdullah bin Abbas. Dia
kemudian digantikan oleh anaknya, Muhammad bin Ali. Ia memperluas gerakan
Dinasti Abbasiyah dan menetapkan 3 kota sebagai pusat gerakan. Ketiga kota itu
adalah Hamimah sebagai pusat perencanaan dan organisasi, Kufah sebagai kota
2 Karim Abdul M, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, Yogyakarta, Pustaka Book Publisher,
2007 hlm. 87

Revolusi & Perjuangan Bani Abbasiyah dan Faktor-faktor penyebab runtuhnya
Bani Umaiyyah

5

penghubung dan tempat bertemunya kader-kader utusan dari al-Humaymah dan

kader-kader propaganda dari Khurasan, dan Khurasan sebagai pusat untuk
melakukan kegiatan propaganda. Muhammad bin Ali meninggal pada tahun 743
M dan digantikan oleh anaknya , Ibrahim al-Imam. Ia kemudian menunjuk
seorang Khurasan sebagai panglima perangnya, yaitu Abu Muslim al-Khurasani.
Abu Muslim al-Khurasani adalah seorang pemuda yang menampakkan bakat
kepemimpinan dan keberanian yang luar biasa. Padahal, pada waktu ditunjuk
sebagai panglima oleh Ibrahim al-Imam, ia baru berusia 19 tahun. Ia mencapai
sukses besar di Khurasan. Ia berhasil menarik simpati sebagian besar penduduk.
Pernah dalam sehari, ia berhasil mengumpulkan penduduk sekitar 60 desa
disekitar Merv. Banyak tuan tanah di Persia (dihkan) yang mengikutinya. Bentukbentuk propaganda yang dilakukannya adalah menyebarkan informasi kepada
masyarakat dengan mengatakan bahwa golongan Abbasiyah termasuk golongan
ahlul bait. Disamping itu dia juga menyalakan api kebencian dan kemarahan
terhadap Umayyah karena selalu melakukan intimidasi terhadap golongan ahlul
bait. Kemudian terhadap orang-orang muslim non arab (mawali) isu yang
disebarkannya adalah persamaan derajat, sehingga dari hari-kehari api kebencian
umat Islam semakin menyala dan memanas. Ia kemudian berkampanye untuk
memunculkan rasa kebersamaan di antara golongan Alawiyyin (keturunan Ali),
golongan Syi’ah, dan orang-orang Persia untuk menentang Dinasti Umayyah yang
telah menindas mereka. Abu Muslim al-Khurasani mengajak mereka bekerjasama
dengan gerakan Abbasiyah untuk mengembalikan kekhalifahan kepada golongan

Bani Hasyim, baik dari keturunan Abbas bin Abdul Muthalib maupun keturunan
Ali bin Abi Thalib.
Sebelum Abu Muslim al-Khurasani diangkat sebagai panglima perang,
gerakan dakwah dilakukan secara diam-diam. Hal itu dilakukan karena belum
berani melawan Dinasti Umayyah secara terang-terangan. Setelah Abu Muslim alKhurasani diagkat sebagai panglima, Ibrahim al-Imam mendorong Abu Muslim
al-Khurasani untuk merebut Khurasan dan menyingkirkan orang-orang Arab yang
mendukung Dinasti Umayyah pada tahun 747 M. Rencana ini diketahui oleh
Revolusi & Perjuangan Bani Abbasiyah dan Faktor-faktor penyebab runtuhnya
Bani Umaiyyah

6

penguasa Dinasti Umayyah. Ibrahim al-Imam ditangkap dan dihukum mati oleh
Khalifah Marwan II. Abu Muslim al-Khurasani menjadi panglima perangnya dan
memimpin perlawanan di Khurasan.
Abu Muslim al-Khurasani segera memulai gerakannya. Dengan pandai, ia
memanfaatkan pertentangan antara suku Arab Qaisy dan suku Arab Yamani yang
sudah berlangsung sejak zaman Khalifah Hisyam bin Abdul Malik. Pada masa itu,
orang-orang Yaman mendapat kedudukan baik di Khurasan. Hal itu disebabkan
Gubernur Khurasan saat itu berasal dari suku Arab Yaman, yaitu As’ad bin
Abdullah al-Qasri. Sementara itu, orang-orang Arab Qaisy disisihkan dari
pemerintahan sehingga mereka tidak menyukai orang-orang Yaman. Sebaliknya,
ketika Gubernur Khurasan dijabat oleh orang-orang Arab Qaisy, orang-orang
Yaman disingkirkan.
Pada waktu Abu Muslim al-Khurasani memulai gerakannya, Gubernur
Khurasan dijabat oleh Nasr bin Sayyar yang berasal dari suku Arab Qaisy. Abu
Muslim al-Khurasani kemudian mendekati al-Kirmani, pemimpin suku Arab
Yamani di Khurasan. Dengan siasat adu domba, Gubernur Nasr bin Sayyar
berhasil dikalahkan. Dengan bantuan orang-orang Yaman pula, Abu Muslim alKhurasani berhasil menduduki kota Merv dan Naisabur. Sehingga seluruh
kekuatan Umayyah di selatan dapat dikuasainya.
Sementara itu, tentara Dinasti Abbasiyah yang dipimpin oleh Kahbata,
seorang jenderal Abu Muslim al-Khurasani, maju ke sebelah barat. Ia didamping
oleh Khalid bin Barmak, pendiri wangsa Barmakid. Mereka menyeberangi sungai
Eufrat dan sampai ke medan Karbala, tempat Husain bin Ali gugur dalam
pertempuran. Pertempuran dahsyat pun terjadi, Gubernur Dinasti Umayyah di Irak
yang bernama Yazid berhasil dikalahkan. Namun, Kahtaba gugur dalam
pertempuran itu. Komando diambil alih oleh Hasan bin Kahtaba. Tentara Dinasti
Abbasiyah akhirnya berhasil menguasai Kufah.
Dibagian timur, tentara Dinasti Abbasiyah terus bergerak maju. Pada tahun
749 M, putra Khalifah Marwan dikalahkan Abu Ayun, seorang panglima Dinasti
Revolusi & Perjuangan Bani Abbasiyah dan Faktor-faktor penyebab runtuhnya
Bani Umaiyyah

7

Abbasiyah. Khalifah Marwan II akhirnya memimpin langsung usaha terakhir
untuk mempertahankan dinastinya. Ia mengerahkan 120.000 tentaranya dan
menyeberangi Sungai Tigris serta maju menuju Zab Hulu atau Zab Besar. Tentara
Dinasti Abbasiyah dipimpin oleh Abdullah ibn Muhammad. Tentara Dinasti
Umayyah berhasil dikalahkan. Marwan II melarikan diri dari Damaskus ke Mesir,
namun akhirnya dapat ditangkap dan dibunuh oleh pasukan Abdullah ibn
Muhammad. Dan Damaskus pun jatuh ke tangan Dinasti Abbasiyah.
Abu Abbas as-Saffah kemudian dibaiat sebagai khalifah di Masjid Kufah
pada tahun 750 M. Menurut para ahli sejarah, perpindahan khalifah dari Dinasti
Umayyah kepada Dinasti Abbasiyah bukan saja sekedar pergantian Dinasti, akan
tetapi lebih dari itu adalah penggantian struktur sosial dan ideologi. Sehingga
dapat dikatakan kebangkitan Daulah Bani Abbasiyah merupakan suatu revolusi.
Kejadian itu merupakan revolusi dalam sejarah Islam, yaitu suatu titik balik yang
sama pentingnya dengan Revolusi Prancis dan Revolusi Rusia dalam sejarah
barat.

Revolusi & Perjuangan Bani Abbasiyah dan Faktor-faktor penyebab runtuhnya
Bani Umaiyyah

8

2. Teori Revolusi Bani Abbasiyah
Untuk mencoba menerangkan dan menyederhanakan pemahaman tentang
sebab-sebab kebangkitan daulat Bani Abbasiyah, para sejarawan telah
menawarkan beberapa teori. Ada empat teori yang mencoba menerangkan tentang
hakikat kebangkitan daulat Bani Abbasiyah.
Pertama, teori faksionalisme rasial atau teori pengelompokan kebangsaan.
Teori ini mengatakan, daulat Bani Umayyah pada dasarnya adalah Kerajaan Arab
yang mementingkan kepentingan orang-orang Arab saja, dan melalaikan
kepentingan orang non Arab, walaupun orang-orang non Arab ini sudah memeluk
islam, seperti orang Mawali dan Iran sebagai daerah Timur yang baru saja di
taklukan Islam waktu itu. Atas perlakuan diskriminatif itu, orang-orang mawali
merasa kecewa, dan Bergabung dengan orang-orang Bani Abbasiyah untuk
kemudian menggalang kekuatan di wilayah Timur, menggulingkan pemerintahan
Bani Umayyah.
Kedua, teori faksionalisme sectarian atau teori pengelompokan golongan atas
dasar paham keagamaan. Teori ini menerangkan bahwa kaum Syi’ah selamanya
adalah lawan dari Bani Umayyah yang di anggapnya telah merampas kekuasaan
dari tangan Ali ibn Thalib. Menurut teori ini keberhasilan daulat Bani Abbasiyah
juga menyerap

ajaran-ajaran kaum Khawarij. Jadi kebangkitan daulat Bani

Abbasiyah akan dapat di pahami dengan baik jika dilihat dari segi golongangolongan penganut paham-paham keagamaan tersebut di atas.
Ketiga, teori faksionalisme kesukuan, pertentangan antara dua suku utama
Arab yaitu suku atau kabilah Mudhariyah bagi orang-orang Arab sebelah Slatan.
Menurut teori ini, setiap khalifah dari Bani Umayyah di dukung oleh salah satu
dari suku besar ini. Jika yang satu mendukung seorang khaalifah, maka yang lain
bertindak sebagai oposan. Teori ini mengatakan bahwa kemenangan Bani
Abbasiyah di Khurasan sebagai modal territorial pertama bagi pemerintahanya
adalah akibat dan hasil manipulasi atas pertentangan dua suku tersebut. Dengan

Revolusi & Perjuangan Bani Abbasiyah dan Faktor-faktor penyebab runtuhnya
Bani Umaiyyah

9

kata lain, kebangkitan Bani Abbasiyah akan dapat dipahami dengan baik jika
dilihat dari segi pertentangan kedua suku tersebut.
Keempat, teori

yang menekankan kepada ketidak adilan ekonomi dan

disparitas regiona. Teori ini mengatakan, orang Arab dari Syiria mendapat
perlakuan khusus dan keuntungan tertentu dari daulat Bani Umayyah denngan
memperoleh keringanan pajak dan hak mengolah tanag yang baru di taklukan,
sedangkan orang Arab dari sebelah Timur, khususnya Irak yang tinggal di wilayah
Khurasan, tidak memperoleh perlakuan seperti itu. Adanya diskriminatif ekonomi
tersebut, menimbulkan kekecewaan dari Arab Utara dan bercita-cita unntuk
menumbangkan daulat Bani Umayyah, oleh karena itu, menurut teori ini,
kebangkitan Bani Abbasiyah akan dapat dipahami denggan baik, jika dilihat dari
segi kepincang-pincangan kebijaksanaan ekonomi tersebut.3
Demikianlah empat teori revolusi bangkitnya Bani Abbasiyah, yang dapat
meruntuhkan kedaulatan Bani Umayyah.
Revolusi yang di gerakkan oleh Bani Abasiyah tidak dilakukan secara spontan
dan terburu-buru. Gerakan ini dilakukan secara bertahap selama kurun waktu 32
tahun.4 Pemberontakan ini di rancang dengan strategi matang dan study analisan
yang integral. Tahapan gerakan ini adalah secara rahasia dan terbuka. Gerakan
terbuka berlangsung pada masa Ibrahim yang di dukung oleh Abu Muslim alKhurasani.
Pada tahunn 747 M./129H.,gerakan Abbasiyah mulai terbuka dan merintis
jalan kepada tindakan revolusi terhadap Bani Umayyah. Gerakan revolusi bermula
dari meninggalnya Muhammad, dan di gantikan pleh anaknya, Ibrahim ibn
Muhammmad. Ibrahim bergabung dengan Abu Salamah a-khallal, pemimpiin
baru Kufah setelah meninggalnya Bukair ibn Mahan, bersama Abu Muslim alKhurasani. Sebagai tahapan awal dalam gerakan revolusi ini, mereka melalilan
propaganda di Merv dan seluruh wilayah kerajaan. Setiap tanda yanga dapat
ditemukan dalam berbagai nubuwwah eskatologik pada saat itu dipergunakan
3 M. Atho Mudzhar, Pendekatan Studi Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998, hlm. 86-88
4 Muhammad Sayyid al-Wakil, Wajah Dunia Islam, Pustaka al-Kautsar, Jakarta, 1995, hlm. 76

Revolusi & Perjuangan Bani Abbasiyah dan Faktor-faktor penyebab runtuhnya
Bani Umaiyyah

10

untuk mengumumkan semakin dekatnya revolusi yang bakal terjadi itu. Benderabendera hitam sudah dinaikkan oleh para pemberontak yang pertama dan sudah
mendapatkan makna mesianik. Revolusi yang akan terjadi itu disiarkan dengan
memakai mana ar-rida min al-Muhammad (restu dari Muhammad).5 Hal ini
bertujuan agar gerakan ini dapat di terima oleh semua golongan baik Syi’ah,
Khawarij, maupun golongan Mawali.
Terpilihnya Abu Muslim sebagai pemimpin revolusi pada fase terbuka ini di
maksudkan untuk menarik semua umat muslim, baik dari kalangan Arab maupun
bukan Arab. Abu Muslim mengibarkan panji-panji hitamnya di sebuah desa di
Meru tahun 747 M./129 H. Dia mendapatkan dukungan sekitar 2200 orang dari
alhu at-taqaddun, kemudian dalam waktu sebulan jumlah pasukan revolusioner
yang di pimpinya berkembang menjadi 7000 orang.
Strategi yang di lakukan Abu Muslim dalam gerakan revolusi sangat tepat.
Beliau bergabung dengan kelompok Mudar pimpinan Gubernur Khurasan, Nasr
ibn Sayyar. Pertarungan tersebut akhirnya dimenangkan oleh Abu Muslim dan
kelompok Yaman, sehingga mereka dapat menguasai Merv dan wilayah lain
dalam kerajaan itu, kemudian sampai ke daerah Kufah tahun750 M./132 H. yang
di pimpin oleh Qatabah ibn Syahib. Setelah itu Abu Muslim memakai gelar Amir
al-Muhammad, yang berarti otoritas beliau bukan sekedar gubernur wilayah
Timur, karena beliau berhasil menguasai wilayah Timur sampai ke Barat,
sedangkan Abu Salamah mendapat gelar Wazir al-Muhammad.6
Demikian gerakan revolusi berhasil dengan sukses, karena dilakukan dengan
persiapan yang matang dan stategi yang tepat, sehingga dapat meruntuhlan Bani
Umayyah dan membangun dinasti Bani Abbasiyah. Sebagaimana diungkapkan
oleh Dr. Muhammad Sayyid al-Wakil,7

5 M.A. Shaban, Sejarah Islam (penafsiran Baru), Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1993, hlm. 276
6 Ibid, hlm.278-280
7 Muhammad Sayyid al-Wakil, op. cit., hlm. 75-76

Revolusi & Perjuangan Bani Abbasiyah dan Faktor-faktor penyebab runtuhnya
Bani Umaiyyah

11

Bahwa alasan mengapa Bani Abbasiyah layak menang, yaitu :
1. Pemberontakan tersebut dirancang dengan strategi yang matang dan
studi analisa yang integral, artinya tidak terburu-buru (isti’jal).
2. Pembrontakan tersebut terjadi pada saat negaa Bani Umayyah mulai
terjangkit unsure-unsur kehancuran dan ketuaan hingga tidak bias
diandalkan kembali dinamis seperti masa mudanya dulu.
Perjuangan Bani Abbasiyah muncul karena adanya ketidakpuasan dari
golongan Bani Hasyim dan Bani Abbasiyah terhadap pemerintahan Bani
Umayyah. Ketidakpuasan ini timbul dari adanya persaingan antar kedua golongan,
yaitu golongan Bani Abbasiyah dan golongan Bani Umayyah. Persaingan ini
mendorong kedua belah pihak untuk saling menumbangkan antara yang saty
dengan yang lain. Menurut para ahli pertentangan antara golongan Hasyim
(golongan Abbasiyah) dengan golongan Bani Umayyah sudah ada sejak zaman
Jahiliyah, yaitu nenek moyang dari golongan Hasyim dan golongan Umayyah.
Jadi apabila saalah satu dari mereka berkuasa, maka akan menindas golongan
yang dikuasai. Sseperti yang dilakukan Bani Umayyah kepada Bani Abbasiyah
pada saat itu.
Perjuangan Bani Abbasiyah untuk menumbangkan Bani Umayyah dilakukan
dengan rencana yang matang dan strategi yang mantap. Perjuangan ini
dilakukandalam dua tahap yaitu tahap rahasia dan tahap terbuka.

3. Faktot-faktor Penyebab Runtuhnya Bani Umayyah
Meskipun keberhasilan banyak dicapai dinasti ini, namun tidak berarti bahwa
politik dalam negeri dapat dianggap stabil. Muawiyah tidak mentaati isi
perjanjiannya dengan Hasan ibn Ali ketika dia naik tahta, yang menyebutkan
bahwa persoalan penggantian pemimpin setelah Muawiyah diserahkan kepada
pemilihan umat Islam. Deklarasi pengangkatan anaknya Yazid sebagai putera
mahkota menyebabkan munculnya gerakan-gerakan oposisi di kalangan rakyat
yang mengakibatkan terjadinya perang saudara beberapa kali dan berkelanjutan.

Revolusi & Perjuangan Bani Abbasiyah dan Faktor-faktor penyebab runtuhnya
Bani Umaiyyah

12

Ketika Yazid naik tahta, sejumlah tokoh terkemuka di Madinah tidak mau
menyatakan setia kepadanya. Yazid kemudian mengirim surat kepada gubernur
Madinah, memintanya untuk memaksa penduduk mengambil sumpah setia
kepadanya. Dengan cara ini, semua orang terpaksa tunduk, kecuali Husein ibn Ali
dan Abdulah ibn Zubair. Bersamaan dengan itu, Syi'ah (pengikut Ali) melakukan
konsolidasi (penggabungan) kekuatan kembali.
Perlawanan orang-orang Syi'ah tidak padam dengan terbunuhnya Husein.
Gerakan mereka bahkan menjadi lebih keras dan tersebar luas. Yang termashur
diantaranya adalah pemberontakan Mukhtar di Kufah pada tahun 685-687 M.
Mukhtar mendapat banyak pengikut dari kalangan kaum Mawali.. Mukhtar
terbunuh dalam peperangan melawan gerakan oposisi lainnya, yaitu gerakan
Abdullah ibn Zubair.
Kerusuhan terus berlanjut hingga masa pemerintahan Khalifah berikutnya,
Hisyam ibn Abd al-Malik (724-743 M). Bahkan di zaman Hisyam ini muncul satu
kekuatan baru yang menjadi tantangan berat bagi pemerintahan Bani Umayyah.
Kekuatan itu berasal dari kalangan Bani Hasyim yang didukung oleh golongan
mawali dan merupakan ancaman yang sangat serius. Dalam perkembangan
berikutnya kekuatan baru ini, mampu menggulingkan dinasti Umawiyah dan
menggantikannya dengan dinasti baru, Bani Abbas. Sebenarnya Hisyam ibn Abd
al-Malik adalah seorang khalifah yang kuat dan terampil. Akan tetapi, karena
gerakan oposisi terlalu kuat khalifah tidak berdaya mematahkannya.
Sepeninggal Hisyam ibn Abd al-Malik, khalifah-khalifah Bani Umayyah yang
tampil bukan hanya lemah tetapi juga bermoral buruk. Hal ini makin memperkuat
golongan oposisi. Akhirnya, pada tahun 750 M, Daulat Umayyah digulingkan
Bani Abbas yang bersekutu dengan Abu Muslim al-Khurasani. Marwan bin
Muhammad, khalifah terakhir Bani Umayyah, melarikan diri ke Mesir, ditangkap
dan dibunuh di sana.

Revolusi & Perjuangan Bani Abbasiyah dan Faktor-faktor penyebab runtuhnya
Bani Umaiyyah

13

Faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran dan kehancuran Bani Umayyah
diklasifikasi menjadi dua bagian :
1. Faktor internal ,yaitu berasal dari dalam istana sendiri antara lain :
a. perselisihan antara keluarga khalifah
Diantara para putra mahkota, yang pertama telah memegang maka ia
berusaha untuk mengasingkan keluarga yang lain dan ingin menggantikan
dengan anaknya sendiri. Sehingga sistem pergantian khalifah dari garis
keturunan adalah suatu yang baru bagi tradisi Arab. Yang mengakibatkan
terjadinya persaingan yang tidak sehat dikalangan anggota keluarga istana.
b. Perilaku khalifah atau gubernur jauh dari aturan islam
Kekayaan Bani Umayyah disalah gunakan oleh khalifah ataupun gubernur
untuk hidup berfoya-foya ,bersuka ria dalam kemewahan , terutama pada masa
khalifah yazid II naik tahta, ia terpikat oleh dua biduanitanya, Sallamah dan
Habadah serta suka meminum minuman keras, ditambah lagi para wazir dan
panglima bani Umayyah sudah mulai korup dan mementingkan diri sendiri.
2. Faktor eksternal istana ,adalah yang berasal dari luar istana
a. Perlawanan dari kaum Khawarij
Sejak dinasti Bani Umayyah berdiri, para khalifahnya sering menghadapi
tantangan dari golongan khawarij. Golongan ini memandang bahwa Ali bin
Abi Thalib dan Muawiyah telah melakukan dosa besar. Perbedaan sudut
pandang pro Ali dan Pro Muawiyah ini menjadikan khawarij mengangkat
pemimpin dari kalangan mereka sendiri.
b.

Perlawanna dari kalangan Syi`ah
Pada dasarnya kaum Syi`ah tidak pernah mengakui pemerintahan Dinasti
bani Umayyah dan tidak pernah memaafkan kesalahan mereka terhadap Ali
dan Husain. Mereka berkumpul dengan orang-orang yang merasa tidak puas,
baik dari sisi politik, ekonomi maupun sosial terhadap pemerintahan Bani
Umayyah.

Revolusi & Perjuangan Bani Abbasiyah dan Faktor-faktor penyebab runtuhnya
Bani Umaiyyah

14

c. Perlawanan dari golongan Mawali
Asal mula kaum Mawali yaitu budak-budak tawanan perang yang telah
dimerdekakan kemudian istilah ini berkembang pada orang islam bukan arab.
Ketika bani Umayyah berkuasa orang mawali dipandang sebagai masyarakat
bawahan sehingga terbukalah jurang dan sekat sosial yang memisahkan.
Mereka akhirnya bergabung dengan gerakan anti pemerintah yakni pihak Bani
Abbasiyah dan Syi`ah.
d. Pertentangan etnis Arab Utara dengan Arab Selatan.
Pada masa Khalifah Bani Umayyah, pertentangan etnis antara suku arab
utara (Arab Qaisy/Mudari) dan arab Selatan (Arab Yamani) yang sejak zaman
sebelum islam makin meruncing. Atas asumsi tersebut apabila seorang
khalifah berasal atau lebih dekat dengan Arab Selatan, Arab Utara akan iri.
Demikian sebaliknya, perselisihan tersebut berimplikasi pada kesulitan Bani
Umayyah menggalang persatuan.
e. Perlawanan dari Bani Abbasiyah
Keturunan dari paman Rasulullah, keluarga Abbas mulai bergerak aktif
dan menegaskan mereka untuk menduduki pemerintahan. Dengan cerdik
mereka bergabung dengan pendukung Ali dan menekankan hak keluarga
Hasyim. Dengan memanfaatkan kekecewaan publik dan menampilkan sebagai
pembelah sejati agama islam, para keturunan abbas segera menjadi pemimpin
gerakan anti Umayyah.
Faktor-faktor tersebut diatas merupakan sebab kemunduran yang membawa
kepada kehancuran Dinasti Bani Umayyah, termasuk koalisi antara kaum syi`ah,
Mawali dan Abbasiyah yang menyusun kekuatan dalam melakukan agresi gerakan
revolusi pemerintahan dengan menumbang Dinasti Bani Umayyah dan bertujuan
menciptakan pemeritahan baru.
Berakhirlah kekusaan Dinasti Bani Umayyah dikota damaskus yang dirintis
Muawiyah ibn Sufyan kurang lebih 90 tahun lamanya dan ditutup oleh khalifah ke
empat belas Marwan ibn Muhammad.

Revolusi & Perjuangan Bani Abbasiyah dan Faktor-faktor penyebab runtuhnya
Bani Umaiyyah

15

D. Kesimpulan
Perjuangan Bani Abbasiyah muncul karena adanya ketidakpuasan dari
golongan Bani Hasyim dan Bani Abbasiyah terhadap pemerintahan Bani
Umayyah. Ketidakpuasan ini timbul dari adanya persaingan antar kedua golongan,
yaitu golongan Bani Abbasiyah dan golongan Bani Umayyah. Persaingan ini
mendorong kedua belah pihak untuk saling menumbangkan antara yang saty
dengan yang lain. Menurut para ahli pertentangan antara golongan Hasyim
(golongan Abbasiyah) dengan golongan Bani Umayyah sudah ada sejak zaman
Jahiliyah, yaitu nenek moyang dari golongan Hasyim dan golongan Umayyah.
Jadi apabila saalah satu dari mereka berkuasa, maka akan menindas golongan
yang dikuasai. Sseperti yang dilakukan Bani Umayyah kepada Bani Abbasiyah
pada saat itu.
Faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran dan kehancuran Bani Umayyah
diklasifikasi menjadi dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor external dari
kerajaan.

E. Dafar Pustaka
Karim Abdul M, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, Yogyakarta, Pustaka
Book Publisher, 2007.
M. Atho Mudzhar, Pendekatan Studi Islam, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 1998.
M. A. Shaban, Sejarah Islam (penafsiran Baru), Jakarta, Raja Grafindo Persada,
1993.
Muhammad Sayyid al-Wakil, Wajah Dunia Islam, Jakarta, Pustaka al-Kautsar,
1995.
Supriadi, Dedi, MM.Ag. Sejarah Peradaban Islam, Bandung, Pustaka Setia, 2008
Wijdan, Aden Dkk. Pemikiran Dan Peradaban Islam. Yogyakarta, Safiria Insania
Press, 2007

Revolusi & Perjuangan Bani Abbasiyah dan Faktor-faktor penyebab runtuhnya
Bani Umaiyyah

16