SPESIFIKASI DAN ASAL SARANA PERTAHANAN A
S PE S IF IK AS I DAN AS A L S AR ANA PE R T AHANAN AS ING Y A NG ADA
DI PUL AU MADUR A: B UNK E R J E PANG V E R S US B UNK E R
B E L ANDA
S PE S IF IC AT ION AND OR IGIN OF F OR E IGN DE F E NCE
F AC IL IT IE S ON MADUR A IS L A ND: J AP ANE S E VE R S US DUTC H
B UNK E R S
Naskah diterima:
27-02-2016
Naskah direvisi:
27-03-2016
Naskah disetujui terbit:
09-04-2016
Muhammad C hawari
Balai Arkeolog i DIY
J alan Gedongkuning No. 174 Y ogyakarta
mchawari@ yahoo.co.id
Abstrak
Karya tulis ini didasarkan atas data hasil penelitian dengan tema S arana Pertahanan J epang Pada Masa
Perang Dunia II (tahap V ) yang dilakukan di Kabupaten Bangkalan dan S umenep, Pulau Madura tahun
2014. Penelitian ini dilakukan melalui survei dengan tujuan memberikan gambaran tentang keberadaan
bunker asing di indonesia. Hasil penelitian tersebut mendapatkan data yang dikelompokkan menjadi tiga
yaitu: bunker, sumur, dan bak penampungan air. S elain itu, diperoleh data baru bahwa objek yang
dijumpai merupakan bunker Belanda, bukan bunker J epang.
K ata kunc i: sarana pertahanan, Madura, J epang, Belanda
A bstract
T his article is based on data obtained from a research with a theme of J apanese Defense F acilities
during the World War II (Phase V ), which was conducted at the R egencies of Bangkalan and S umenep
on Madura Island, E ast J ava Province in 2014. T he research employed survey method and its goal was
to provide a picture about the presence of foreign bunkers in indonesia. R esults of the research are data,
which can be distinguished into three groups: bunkers, wells, and water reservoirs. F urthermore, there
is a new fact that the objects found were Dutch bunkers, not J apanese ones.
K eywords : defence facilities, Madura, J apanese, Dutch
1.
Pendahuluan
tentang hal tersebut dapat dilihat melalui
tinggalan bendawi yang ada di K abupaten
Karya tulis ini didasarkan atas
Bangkalan dan S umenep. Di K abupaten
hasil penelitian Balai Arkeologi Y ogyakarta
Bangkalan
tahun
2014
dengan
tema
ditemui
adanya
benteng
S arana
Belanda
yang
sekarang
dipergunakan
Pertahanan J epang Pada Masa Perang
sebagai asrama
polisi,
sedangkan di
Dunia II tahap V . Penelitian ini dilaksanakan
Kabupaten S umenep terdapat benteng
di empat kabupaten yang ada di Pulau
Madura.
Kecamatan Kalianget. S ementara itu, pada
masa lalu di Pulau Madura terdapat dua
Pulau Madura di masa lalu pernah
kekuatan penguasa lokal yaitu Kerajaan
berperanan
penting
dalam
sejarah
Madura Barat dan K erajaan Madura T imur.
perjuangan melawan kolonial asing. Bukti
Kerajaan
Madura
Barat
beribu
kota
Bangkalan sedangkan kekuatan lain di
meter di sebelah utara S ungai Marengan
sebelah timur berpusat di S umenep.
atau sekitar 3 km dari pantai. Dewasa ini
Pentingnya
daerah
S umenep
terlihat
dengan masih tersisanya bekas keraton
Karantina Hewan dari Dinas P eternakan
S umenep. K ekuatan pemerintah lokal di
Provinsi J awa T imur. Dengan fungsi yang
S umenep cukup kuat. S ebagai bukti adalah
demikian ini sejumlah bangunan baru telah
daerah ini pernah beberapa kali diserang
didirikan di dalam maupun di sekitar
oleh Mataram di bawah pemerintahan
benteng. Di sebelah utara dan timur
S ultan Agung dan pada tahun 1623 seluruh
benteng
Madura dapat dikalahkan (Zulkarnain dkk
kandang
2003, 77--81).
Peternakan. S ementara di sebelah barat
terdapat
sapi
bangunan-bangunan
dan
kantor
Dinas
banyak ditumbuhi semak belukar yang
Melihat pentingnya kedua daerah
cukup lebat, dan di sisi selatan merupakan
tersebut menginspirasi Balai Arkeologi
jalan utama menuju benteng. Di sebelah
Y ogyakarta untuk mengadakan penelitian
barat daya benteng terdapat kompleks
di Bangkalan dan S umenep. Beberapa
makam Belanda yang berasal dari tahun
penelitian yang pernah dilakukan antara
1932. Di bagian tengah benteng terdapat
lain Penelitian S arana Pertahanan Belanda
bangunan baru untuk penjaga peternakan
yang dilakukan pada tahun 1996, salah
(Abbas 2001, 5 dan Abbas 2005, 5).
satu
lokasinya
berada
di Bangkalan.
Penelitian
ini berhasil mengidentifikasi
Benteng
Bangkalan
secara
Perkembangan Paleografi Arab Tahap II
administratif terletak di Kelurahan Pejagan,
yang dilakukan pada tahun 1994 dengan
Kecamatan Bangkalan Kota. Objek ini
lokasi empat kabupaten yang ada di Pulau
letaknya
Kota
Madura.
Bangkalan. S aat ini bekas benteng tersebut
meliputi
difungsikan sebagai asrama polisi. Benteng
(Kabupaten S umenep), Kompleks Makam
ini didirikan pada sekitar tahun 1747 M yaitu
Astadaja, Kompleks Makam Asta Barat
ketika wilayah Madura mulai dimasuki
(Kabupaten
Belanda pada masa C akraningrat IV dan V
Makam
(Abbas 1996/1997, 7).
Ghung
dekat
dengan
yang
Penelitian lain adalah P enelitian
pusat
S itus-situs
Kompleks
berikutnya
dikunjungi
Makam
Astatinggi
Pamekasan),
Madegan,
Purba
Kompleks
Penelitian
yang
Kompleks
Kompleks
(Kabupaten
Makam Aermata,
Makam
S ampang),
Kompleks
adalah
Makam Agung, dan K ompleks Makam
Penelitian
terletak
S ultan (K abupaten Bangkalan) (C hawari
t,
1994/1995, 9--24).
Kabupaten S umenep. Diketahui bahwa
Terkait
dengan
judul
tulisan,
Untuk itulah karya tulis
ini bertujuan
dewasa ini banyak sisa kejayaan J epang
memberikan gambaran tentang ciri-ciri fisik
yang masih bisa dilihat. Berdasarkan hasil
antara bunker J epang dengan bunker
penelitian yang telah dilakukan (tahap I s.d.
Belanda yang ada di Pulau Madura.
IV )
diketahui
bahwa
jumlah
seluruh
Perang
P asifik
semakin
lama
peninggalan kolonial J epang yang telah
semakin melemahkan posisi, kedudukan,
diketahui
sebanyak
tersebar
di
143
objek
yang
dan sepak terjang tentara J epang. Dengan
daerah
S leman,
Bantul
situasi yang demikian ini maka pemerintah
(DI.Y ogyakarta), P urworejo (J awa Tengah)
J epang kemudian menerapkan dua strategi
(Widodo 2010, 8--15), C ilacap, Kebumen
yang berbeda, yaitu non-fisik dan fisik.
(J awa Tengah) (C hawari 2011, 8--25),
Kegiatan non-fisik dilakukan dengan cara
Brebes,
Banyumas
(J awa
Tengah)
menarik hati rakyat indonesia yaitu dengan
(C hawari 2012, 9--22), Lumajang dan
cara memberikan kesempatan kepada
J ember (J awa Timur) (C hawari 2013, 11-rakyat indonesia
ambil bagian dalam
36).
pemerintahan negara,
Karya
tulis
meliputi badan-
ini berkaitan erat
badan pertimbangan di daerah maupun di
dengan objek peninggalan kolonial asing
pusat. J uga dalam jabatan-jabatan tinggi
yang berupa bunker. Keberadaan bunker
serta penasehat di bidang kemiliteran
asing di indonesia cukup banyak. Dengan
(Kartodirdjo dkk 1976, 12). S ementara itu
banyaknya
kegiatan fisik adalah berupa pembangunan
bunker
asing
tersebut
memberikan gambaran betapa penting dan
sarana
pertahanan.
Dalam
strategisnya
mempertahankan wilayah
kekuasaanya
kawasan
indonesia.
S elanjutnya timbul pertanyaan dari mana
J epang
asalnya objek tersebut dan bagaimana
sarana pertahanan sesuai dengan situasi
identifikasi serta ciri-cirinya.
dan kondisi setiap daerah.
telah
membangun
berberapa
Karya tulis ini dimaksudkan untuk
Penelitian ini menerapkan metode
memberikan gambaran tentang bunker-
penelitian deskriptif eksplanatif dengan
bunker asing yang ada di indonesia,
penalaran
induktif.
khususnya di J awa. S elama beberapa abad
semacam
ini
Bangsa
memberikan
indonesia
penjajahan.
telah
mengalami
Dalam menguasai daerah
T ipe
penelitian
dimaksudkan
gambaran
untuk
tentang
objek
penelitian atau berangkat dari data hasil
jajahannya para penguasa asing telah
observasi
membuat
didasarkan atas pengamatan terhadap
sarana
pertahanan,
salah
satunya adalah bunker. Bunker-bunker
objeknya,
tersebut mempunyai ciri-ciri fisik khusus.
analisis
lapangan.
Hal
tersebut
kemudian pengolahan data,
sampai
dengan
penyimpulan
(Tanudirjo 1988
1989, 34; Azwar 1998,
S eluruh
objek
dibuat dari cor yang
40). Dalam metode ini akan dilakukan
merupakan campuran antara semen, pasir,
analisis terhadap berbagai peninggalan
dan kerikil. Teknik cor tersebut dipadukan
sarana pertahanan J epang dan Belanda
dan
pada
Pemakaian
masa
PD
II secara
deskriptif.
dikombinasikan
lepa
dengan
terutama
lepa.
untuk
Berdasarkan pada metode penelitian yang
menghaluskan dinding luar dan dalam
dipilih tersebut, maka beberapa tahapan
bunker. Ke-13 objek tersebut adalah:
yang akan dilakukan dalam penelitian ini
a. B K L
01
antara lain adalah:
Bunker ini memiliki arah hadap sasaran ke
a. Pengumpulan data dilakukan melalui
informasi
masyarakat
kemudian
lokal
yang
jendela 2 buah, terletak di sebelah selatan.
dengan
Pada salah satu sudut pintu dan sudut
observasi
jendela terdapat engsel tempat meletakkan
ditindaklanjuti
kegiatan
survei
atau
laut. P intu masuk ada berjumlah 1 buah dan
lapangan.
daun pintu dan daun jendela. Denah bunker
berbentuk empat persegi panjang. Di
b. Analisis data yang dilakukan mencakup
bagian dalam terdapat tiga ruangan yang
analisis data arkeologis dan analisis
masing-masing mempunyai atap sendiri
data sejarah. Analisis data arkeologi
yang berbentuk lengkung. Pada bagian
tersebut
meliputi
analisis
sarana
atap terdapat lubang udara dari bahan besi
pertahanan J epang dan Belanda pada
berjumlah 3 buah. Di sebelah barat bunker
masa PD II.
berjarak
3
meter
terdapat
bak
penampungan air, berdenah bujur sangkar.
c. S intesis
dilakukan
dengan
menyimpulkan hasil penelitian
yang
b. B K L
02
Bunker
menghadap
bertujuan untuk memberikan gambaran
ke
arah
laut,
tentang sarana pertahanan J epang dan
sedangkan pintu masuk berada di arah
Belanda.
tenggara. Di atas pintu masuk terdapat 1
buah jendela. P ada bagian jendela terdapat
2.
Has il
besi bekas engsel daun jendela tetapi
2.1. K abupaten B ang kalan
sekarang
sudah
hilang.
Bunker
ini
berdenah bujur sangkar. Di bagian dalam
S urvei di Kabupaten Bangkalan
terdapat satu ruangan dengan atap yang
berada di Desa Ujung Piring, Kecamatan
telah runtuh.
Bangkalan
Kota.
ditemukan
data
Di
lokasi
sebanyak
13
tersebut
objek.
S eluruh objek yang ditemukan berada pada
kawasan pantai dan jauh dari permukiman.
c. B K L
03
Gambar 1 dan 2. Bentuk bagian dalam bunker BK-01 dengan kondisi rusak (kiri); Bunker
BK 02 pada bagian atap yang telah runtuh (kanan)
Bunker ini arah hadap sasarannya ke arah
laut. Bunker ini bagian atapnya telah
runtuh. Bagian depan dan belakang objek
telah tertutup tanah. Dengan demikian
bentuk denah bangunan tidak diketahui
secara pasti. S ecara fisik bunker ini berada
Gambar 3. Bunker BKL 06
merupakan bentuk yang masih utuh
di atas gundukan tanah atau tanah yang
ditinggikan.
sasarannya tidak jelas karena berupa
d. B K L
04
semacam
ceruk.
Denah
bunker
ini
Bunker ini memiliki arah sasaran ke laut.
berbentuk bujur sangkar. Pada bagian
Terdapat 1 buah pintu yang terletak di arah
depan samping kiri dan kanan terdapat
tenggara. Bunker ini telah mengalami
semacam
sayap,
masing-masing
banyak kerusakan, salah satunya adalah
berukuran panjang 2 meter.
atap telah runtuh. Y ang tersisa pada objek
g.
07
BK L
ini adalah dinding serta bagian fondasi
BKL
bangunan.
Kondisi
ini
07
berupa
sumur dan
bak
menyebabkan
penampungan air. S umur berjumlah dua
bentuk denah bangunan tidak diketahui
dan bak penampungan air ada satu. Dari
secara pasti.
kedua sumur yang ada, salah satunya
e. B K L
05
berukuran:
garis
tengah
2,5
meter,
Bunker ini dilengkapi dengan 1 buah pintu
kedalaman 1,60 meter, dan tebal 0,24
yang terletak di sebelah tenggara. Bunker
meter. S edangkan bak penampungan air
ini denahnya sulit diketahui secara pasti,
karena telah mengalami banyak kerusakan
antara lain bagian atap telah runtuh.
f. B K L
06
Bunker dilengkapi dengan 1 buah pintu
yang ada di sebelah barat. Bunker ini arah
j. B K L
10
Bunker ini merupakan salah satu yang
masih utuh. Objek ini dilengkapi dengan 1
buah pintu yang terletak di sebelah timur.
Bunker ini denahnya berbentuk menyerupai
huruf F , sebab di bagian dalam terdapat
dua ruangan yang letaknya berdampingan.
Gambar 4. Kondisi salah satu sumur di BKL-07
Kedua
ruangan
ini
masing-masing
mempunyai atap sendiri yang berbentuk
berukuran panjang 3 meter, lebar 1 meter,
lengkung.
dan kedalaman 0,85 meter.
k. B K L
h.
BK L
11
08
Bunker ini memakai 1 buah pintu dan 1
Bunker ini dilengkapi dengan 1 buah pintu
buah jendela. Pada bagian pintu dan
yang terletak di sebelah tenggara. Arah
jendela
terdapat
engsel
besi
bekas
hadap objek ke laut. Bunker ini denahnya
pemasangan daun pintu dan daun jendela.
tidak diketahui secara pasti karena telah
Bunker ini denahnya berbentuk empat
hancur, yang tersisa berupa tembok sisi
persegi panjang. Terdapat dua ruangan,
utara. Bagian atap telah runtuh dan sekitar
besar dan kecil. Pada ruangan yang lebih
objek telah tertutup oleh reruntuhan bunker.
besar memakai atap berbentuk lengkung.
i. B K L
09
Terdapat 1 buah lubang tembak dan 1 buah
S ecara umum bunker ini telah hancur dan
lubang udara yang terletak di bagian langityang tersisa hanya puing-puing bangunan.
langit.
Terdapat anak tangga sebanyak 7 tingkat
l. B K L
12
yang terletak di arah tenggara. Arah hadap
Bunker ini dilengkapi dengan 6 buah pintu
objek ke laut yaitu sesuai dengan letak
masuk, 5 buah pintu ada di sebelah selatan
lubang tembak atau lubang pengintai.
dan 1 buah pintu terletak di sebelah timur.
Bunker ini denahnya tidak diketahui secara
Objek ini denahnya berbentuk empat
pasti karena bangunan telah hancur.
Gambar 5 dan 6. S isa anak tangga pada bunker BKL 09; Bagian depan
kedua ruangan di dalam bunker BKL 10
persegi panjang. Pada bagian atap telah
menghadap ke arah S elat Madura dan
runtuh.
berjarak 100 meter.
m. BK L
BKL
3. Pembahas an
13
13 ini merupakan sumur. Terdapat 3
3.1 Bunker B elanda VS B unker J epang
buah sumur yang berada di sekitar bunker
T inggalan orang-orang asing yang
BKL
12. Ketiga sumur tersebut letaknya
ada di Madura khususnya yang berkaitan
berdekatan
dan
masing-masing
dengan
sistem
pertahanan
asing
mempunyai diameter yang tidak sama,
seluruhnya berjumlah 14 objek dan terletak
yaitu sumur I berdiameter 1,60 meter,
di 2 kabupaten yaitu Kabupaten Bangkalan
sumur II berdiameter 2,60 meter, dan
dan S umenep. Ke-14 objek tersebut terdiri
sumur III berdiameter 3,35 meter.
atas 3 kelompok yaitu: kelompok bunker,
2.2. K abupaten S umenep
kelompok
sumur,
dan
kelompok
bak
penampungan air. Khusus yang berkaitan
Di Kabupaten S umenep, tepatnya
dengan
bunker terdapat ciri-ciri baru
di Desa Kalianget, K ecamatan Kalianget
sebagai berikut:
terdapat 1 buah bunker yaitu KLG
01.
Bunker ini dibuat dari cor yang merupakan
a. Langit-langit atau bagian atap ruangan
campuran antara semen, pasir, dan kerikil
dalam bunker berbentuk lengkung.
dan dipadukan dengan lepa. Pemakaian
F aktor yang
lepa terutama untuk menghaluskan dinding
bentuk
bagian luar dan bagian dalam bunker.
konstruksi, dan simbol. Khusus yang
Bunker KLG
01 berdenah setengah
berkaitan
dengan
lingkaran. Bunker ini dilengkapi dengan 1
dirancang
sedemikian
buah pintu masuk yang terletak di sebelah
memberikan
utara. P ada sisi selatan terdapat 5 buah
fungsinya. Dengan demikian dapat
lubang pengintai yang berbentuk empat
dikatakan bahwa fungsi adalah salah
persegi panjang. Di bagian dalam bunker
satu kriteria utama dalam perancangan
membuat terciptanya
lengkung
adalah
fungsi,
gambaran
fungsi,
sesuatu
rupa
untuk
mengenai
bentuk. Bentuk dalam arsitektur adalah
suatu unsur yang tertuju langsung
pada penglihatan manusia, sehingga
diharapkan dari bentuk tersebut dapat
memberikan arti kepada yang melihat
secara visual. S alah satu fungsi yang
Gambar 7. T ampak dalam bunker KLG
01
terdapat 1 buah ruangan. Bunker ini
dapat diberikan gambarannya adalah
berkaitan
pertahanan.
erat
dengan
Khusus
fungsi
untuk
fungsi
pertahanan dapat dilihat contohnya
pada bangunan berbentuk lengkung
yang ada di Kompleks Pesanggrahan
Tamansari
Y ogyakarta.
Bangunan
berbentuk lengkung pada kompleks
tempat pertahanan. S ementara bentuk
Gambar 9. Dinding bagian dalam
bunker diplester untuk mendapatkan
permukaan yang halus
lengkung yang berhubungan dengan
sehingga kekuatan bangunan tidak
konstruksi
banyak berkurang (Dewi 1985, 63
pesanggrahan ini difungsikan sebagai
berkaitan
erat
dengan
teknologi struktur serta bahan yang
merupakan
faktor
penting
dalam
b.
6).
Bagian dinding luar maupun dinding
dalam
bunker
dilepa
untuk
arsitektur. S edangkan simbol adalah
mendapatkan permukaan yang halus.
suatu
S ecara visual permukaan dinding yang
perwujudan
dari
kebutuhan
suatu identitas yang pada umumnya
halus
diinginkan
S ecara
objeknya. S ebaliknya kalau dinding
lengkung
bagian dalam khususnya dan bagian
(vaults) dapat diterapkan pada suatu
luar umumnya dalam keadaan tidak
bangunan
atasnya
halus atau tidak rapi akan membuat
diperkirakan mempunyai gaya beban
kesan yang berbeda. K esan yang
yang berlebihan. Beban ini merupakan
demikian ini terkait dengan konotasi
gaya yang berasal dari atas turun ke
tentang tidak adanya perencanaan
bawah. Berdasarkan prinsip vektor
yang matang dalam pembangunannya.
oleh
teknis/konstruktif
yang
manusia.
sistem
bagian
akan menambah keindahan
gaya beban akan didistribusikan ke
kedua sisi lengkung. Dengan demikian
beban tersebut tidak akan ditumpu
pada satu bidang atau titik saja,
Gambar 8. Langit-langit atau atap ruangan
bunker berbentuk lengkung
Gambar 10. E ngsel pada pintu bunker
c.
Memakai daun pintu dan daun jendela.
dikejar
Keberadaan pintu dan jendela dapat
pembuatan bunker cepat selesai maka
dibuktikan dengan adanya engsel dari
tidak dilakukan penghalusan dinding.
bahan besi yang masih menempel
Dengan demikian sarana pertahanan
pada bagian pintu dan jendela serta
J epang asal sudah bisa difungsikan
lubang pengait yang terbuat dari logam
langsung digunakan dengan kurang
(besi? ).
memperhatikan
waktu.
Maksudnya
agar
finishing
pembuatannya. Dengan demikian pula
masalah
keindahan
kesempurnaan kurang
dan
diperhatikan
dan cenderung diabaikan.
Gambar 11. Langit-langit atau atap
ruangan berbentuk horisontal atau datar
C iri-ciri fisik bunker seperti di atas bukan
merupakan ciri-ciri fisik bunker J epang. C iriciri tersebut lebih memungkinkan jika
Gambar 12. Garis-garis horisontal
bekas pemakaian kayu untuk cor pada
dinding bunker J epang masih terlihat
jelas
karena tidak ditutup lepa
diterapkan pada bunker orang-orang E ropa
khususnya bunker Belanda. S ementara
ciri-ciri fisik bunker J epang seperti telah
diketahui melalui beberapa kali penelitian
c.
Tidak memakai daun pintu dan daun
terdahulu adalah sebagai berikut:
jendela. Hal ini diketahui karena tidak
a.
Langit-langit atau bagian atap ruangan
ada bekas dalam penggunaan engsel
dalam bunker berbentuk datar atau
pintu dan engsel jendela. E ngsel pintu
horisontal.
Langit-langit
suatu
dan engsel jendela dibuat dari bahan
bangunan yang berbentuk datar maka
besi. T idak adanya pintu pada bunker
gaya beban akan mengumpul pada
J epang dimungkinkan agar aksesnya
suatu titik atau bidang saja (Dewi 1985,
lebih mudah yaitu untuk keluar-masuk
66).
bunker. Tidak adanya pintu maupun
b.
Bagian dinding luar dan dinding dalam
jendela identik dengan tidak adanya
tidak dilepa sehingga terlihat bekas
kekhawatiran akan datangnya bahaya
penggunaan
papan
kayu
dalam
dari luar. Dari beberapa penelitian
pengecoran. Kondisi yang demikian ini
terdahulu
apakah dimungkinkan karena J epang
diketahui
bahwa
pada
umumnya bunker J epang letaknya
pulau tersebut tinggalan kolonial Belanda
berada di tempat yang cukup sulit
ditemukan di Kabupaten Bangkalan dan
dijangkau,
daerah
S umenep, sementara dua kabupaten yang
kemiringan
lain tidak ada tinggalannya yaitu K abupaten
lereng yang cukup terjal. Hal ini bisa
S ampang dan Kabupaten Pamekasan.
dilihat pada Gua J epang K BS -03 di
Oleh karena itu uraian tentang keletakan
Kecamatan
bunker Belanda yang dalam penjelasannya
misalnya
pegunungan
di
dengan
Kebasen,
Kabupaten
Banyumas yaitu berada di lereng
berupa
Gunung Brojol (C hawari 2012, 18),
Bangkalan dan S umenep adalah sebagai
Bunker J epang TPR -03 di Kecamatan
berikut:
Tempursari,
Kabupaten
tata
kota
masa
Belanda
di
Lumajang
a.
K eletakan
B unker
B elanda
di
yaitu berada di puncak Gunung Kursi
B angkalan
(C hawari 2013, 24).
Kota Bangkalan di masa lalu
Dengan adanya ciri-ciri bunker
Madura,
letaknya sama dengan K ota Bangkalan
khususnya di K abupaten Bangkalan dan
dewasa ini. S alah satu ciri K ota Bangkalan
S umenep,
sebagai
yang
ditemukan
maka
di
Pulau
dapat
dikemukakan
pusat
pemerintahan,
pusat
bukan
kegiatan, dan pusat pertahanan di masa
kolonial
lalu ditandai dengan adanya benteng
J epang tetapi merupakan bunker-bunker
pertahanan Belanda (Abbas 1996/1997, 4).
tinggalan kolonial Belanda di indonesia.
Dewasa
S ecara
administratif terletak di R T 1, R W IV, Dusun
bahwa
bunker-bunker
merupakan
bunker
kronologis
Belanda
di
tersebut
tinggalan
munculnya
indonesia
yaitu
bunker
sebelum
ini
benteng
S umur Kembang,
tersebut secara
K elurahan
Pejagan,
datangnya kolonial J epang. Keberadaan
Kecamatan Bangkalan K ota. Benteng ini
bunker Belanda di Madura (Bangkalan dan
letaknya cukup dekat dengan pusat Kota
S umenep)
terakhir
Bangkalan, yaitu sekitar 1 km di sebelah
eksistensi kolonial Belanda di indonesia.
utara alun-alun Bangkalan. S aat ini bekas
S ebab setelah itu otoritas Belanda hilang
benteng
seiring dengan berakhirnya Perang Dunia
asrama polisi. Menurut keterangan juru
II.
pelihara situs, benteng ini didirikan sekitar
merupakan
babak
tersebut
difungsikan
sebagai
tahun 1747 M yaitu ketika wilayah Madura
3.2. K eletakan dan K lasifikas i S arana
mulai
dimasuki
Belanda
pada
masa
Pertahanan Belanda
C akraningrat IV dan V (Abbas 1996/1997,
3.2.1. K eletakan Bunker B elanda Dalam
7).
T ata K ota L ama
S eperti telah disinggung di atas,
penelitian ini dilakukan di Pulau Madura. Di
Berdasarkan peta yang termuat
b.
K eletakan
dalam tesis Novida Abbas (2001a, 62) yang
S umenep
berjudul Dutch F orts of J ava : A Locational
Pusat
B unker
B elanda
pemerintahan
di
Kota
S tudy diketahui bahwa benteng Bangkalan
S umenep pada masa lalu letaknya sama
terletak di sebelah utara S ungai Bangkalan.
dengan
Menurut
disebutkan
Terdapat paling tidak dua ciri fisik K ota
benteng
S umenep lama (masa Islam dan kolonial)
Bangkalan tidak jauh dari istana S ultan
sebagai pusat pemerintahan yaitu adanya
dekat dengan jaringan jalan. Kemudian
kraton dan masjid. Kedua bangunan yang
tinggalan lainnya adalah bunker Belanda
sekarang masuk sebagai cagar budaya
yang
Piring,
tersebut sudah mengalami perubahan
Kecamatan Bangkalan K ota. S elain itu,
fungsi, khususnya pada bangunan kraton
berdasarkan pengukuran keletakan objek
S umenep,
(bunker Belanda) dengan menggunakan
S umenep fungsinya tetap sama yaitu
GPS (Global Positioning S ystem) yang
sebagai tempat ibadah umat Islam.
bahwa
sumber
lokasi
terletak
Belanda
keberadaan
di Desa
Ujung
kota
S umenep
sedangkan
dewasa
Masjid
ini.
Agung
kemudian diolah dengan memakai program
S elanjutnya
berdasarkan
mapsource dapat terlihat dengan jelas
pengukuran
keletakan
objek
(bunker
keletakan bunker Belanda di Bangkalan
Belanda) dengan menggunakan GPS yang
terhadap pusat pemerintahan Bangkalan di
kemudian diolah dengan memakai program
masa lalu. Lokasi keberadaan bunker
mapsource dapat terlihat dengan jelas
Belanda tersebut persisnya berada di
keletakan bunker Belanda di S umenep
sebelah barat kota Bangkalan dan berjarak
terhadap
pusat
kota
atau
pusat
S umenep
lama.
Lokasi
sekitar 8 km.
pemerintahan
: Lokasi Bunker Belanda
: Lokasi P usat Pemerintahan
Gambar 13. Keletakan bunker Belanda terhadap pusat kota
atau pusat pemerintahan di Bangkalan
: Lokasi Bunker Belanda
: Lokasi P usat Pemerintahan
Gambar 14. Keletakan bunker Belanda terhadap
pusat kota atau pusat pemerintahan di S umenep
tersebut
udara belum maju. Kemudian pada Perang
persisnya berada di sebelah tenggara kota
Dunia II teknologi pesawat terbang telah
S umenep dan berjarak sekitar 10 km.
dikembangkan. Dalam Perang Dunia II
keberadaan
bunker
Belanda
tersebut terbukti bahwa kekuatan dan
Berdasarkan
uraian
di
atas
keampuhan
pesawat
terbang
sangat
diketahui bahwa bunker-bunker Belanda di
ampuh. S ebanyak 360 pesawat terbang
Pulau Madura (K abupaten Bangkalan dan
milik J epang dapat menghancurkan Pearl
S umenep) terletak di kawasan pantai.
Harbour pada tanggal 8 Desember 1941,
Keadaan yang demikian ini secara tidak
serta menenggelamkan dan merusakkan
langsung telah tergambarkan pada masa
delapan kapal tempur Angkatan Laut
Perang Dunia I dan II. Gambaran tersebut
Amerika (Ojong 2008, 1). Oleh karena
adalah bahwa pada masa modern ini,
lautan telah dikuasai oleh J epang maka
negara-negara manapun di dunia ini dalam
Laksamana Thomas C . Hart (Panglima
peperangan tidak akan berhasil jika tidak
Angkatan Laut Amerika di Pasifik Barat)
didukung oleh angkatan laut yang kuat.
merasa lebih aman berlayar dengan kapal
Namun demikian angkatan laut itu menjadi
selam dari Manila (F ilipina) ke S urabaya
tidak
berguna
jika
tidak
dilindungi,
sebagai pusat armada Belanda. Pulau
didukung, dan disertai oleh angkatan udara
J awa (termasuk Pulau Madura) merupakan
yang kuat pula. S elanjutnya pada Perang
benteng S ekutu yang terakhir di P asifik
Dunia I (1914 -- 1918) dalam pertempuran
Barat
di
lautan
masih
dilakukan
(Ojong
2008,
5--6).
S ehingga
tanpa
akhirnya pada tanggal 25 F ebruari 1942
menggunakan angkatan udara, sebab pada
J awa tidak bisa dipertahankan lagi oleh
waktu itu perkembangan teknologi pesawat
S ekutu (termasuk Belanda) (Ojong 2008,
keseluruhan dari dua kabupaten tersebut
11).
berjumlah 14 objek.
Keletakan bunker Belanda
yang
demikian ini (di kawasan pantai) dapat pula
Model dan cara pengklasifikasian
disimak pada buku karangan P aul V irilio
yang dimaksud dalam tulisan ini didasarkan
yang berjudul Bunker Archeology. Di dalam
atas dua hal, yaitu kajian berdasarkan
buku tersebut banyak ilustrasi foto yang
bentuk dan kajian berdasarkan teknologi.
memperlihatkan
bahwa
bunker-bunker
Berdasarkan bentuk dan teknologinya,
milik S ekutu terletak di pinggir pantai (V irilio
seluruh objek yang ditemukan di Bangkalan
1994, 86-7, 90-1, 94-5, 100-1, 114-5).
dan
S umenep
dapat
dikelompokkan
menjadi tiga (3) yaitu: kelompok bunker,
3.2.2. K las ifikas i S arana Pertahanan
kelompok sumur, dan kelompok tandon
B elanda
atau bak air. Berdasarkan atas uraian
Data-data
tinggalan
sisa-sisa
masing-masing objek seperti tersebut di
kolonial Belanda yang diperoleh di lokasi
atas ada beberapa di antaranya digabung
penelitian yaitu di Pulau Madura terletak di
dengan objek lain yang tidak sejenis. Dalam
2 kabupaten yaitu Kabupaten Bangkalan
kasus ini misalnya BK L
01 selain berupa
dan S umenep, sementara di Kabupaten
bunker, di dekatnya juga ditemukan bak
S ampang dan Pamekasan tidak ada.
penampungan air. Dengan demikian jumlah
T inggalan yang ada di 2 kabupaten tersebut
seluruh objek yang dilaporkan lebih dari 14
dapat dirinci, yaitu: K abupaten Bangkalan
objek. S ecara rinci dapat dilihat pada tabel
ada 13 objek dan K abupaten S umenep ada
di bawah.
1
objek.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Dengan
demikian
jumlah
Nama Objek
BKL 01
BKL 02
BKL 03
BKL 04
BKL 05
BKL 06
BKL 07
BKL 08
BKL 09
BKL 10
BKL 11
BKL 12
BKL 13
KLG 01
J umlah
Bunker
1
1
1
1
1
1
--1
1
1
1
1
--1
12
J enis T emuan
S umur
------------2
----------3
--5
J umlah
Bak Air
1
----------1
----1
--------3
Gambar 15. T abel objek di Bangkalan dan S umenep
2
1
1
1
1
1
3
1
1
2
1
1
3
1
20
Dengan melihat tabel di atas,
tersebut disebut dengan istilah bunker.
diketahui bahwa berdasarkan jumlah dari
Bunker yang dimaksud dalam hal ini adalah
tiga kelompok tersebut, kelompok bunker
bunker buatan manusia sebagai hasil
merupakan jumlah terbesar yaitu 12 objek
diikuti kelompok sumur 5 objek, dan
pertengahan abad X X (1942
kelompok tandon atau bak air sejumlah 3
S edangkan secara teknis-teknologis objek-
objek. Dengan demikian diperoleh jumlah
objek sebanyak 12 buah tersebut dibuat
berdasarkan
dengan dicor yang merupakan campuran
prosentasi
masing-masing
antara
jenis tinggalan adalah sbb:
No.
1.
2.
3.
Nama K elompok
Bunker Belanda
S umur
T andon atau bak air
pasir,
J umlah
12
5
3
20 objek
semen,
1945).
dan
kerikil.
%
60 %
25 %
15 %
100 %
Gambar 16. T abel jumlah objek berdasarkan prosentase
masing-masing jenis tinggalan
Disebut dengan bunker karena
Pembuatan
yang
demikian
ini
untuk
dibuat
mendapatkan ruang yang cukup terlindung
dengan memakai cor yang merupakan
dari pengaruh luar, baik cuaca, hewan,
campuran antara semen, pasir, dan kerikil.
maupun musuh yang datang. S ementara
Teknik
dan
itu, disebut dengan istilah sumur karena
dikombinasikan dengan lepa. Pemakaian
memang bentuknya berbeda sama sekali
lepa terutama untuk menghaluskan dinding
dengan
luar dan dinding dalam bunker. Menurut
bangunan seperti yang kita lihat hingga
Kamus Besar Bahasa indonesia istilah
sekarang ini yaitu berfungsi untuk diambil
bunker dapat diartikan dalam tiga katagori,
airnya. Demikian pula sumur-sumur yang
yaitu: a). lubang perlindungan di bawah
ada di Bangkalan. S umur-sumur yang ada
tanah; b). ruangan yang dipakai untuk
di kawasan ini fungsinya sama yaitu untuk
pertahanan
diambil
secara
teknologis
cor
seluruhnya
tersebut
dan
dipadukan
perlindungan
dari
bunker.
airnya
S umur
bagi
merupakan
kebutuhan
dan
berupa
kepentingan kehidupan sehari-hari. S ecara
tumpukan pasir; dan c). tempat di dalam
fisik sumur dibuat dengan cara membuat
kapal untuk menyimpan bahan bakar
lubang
(arang atau minyak) (Tim Penyusun 1997,
Kedalaman sumur berbeda-beda, antara
156). Dari ketiga macam arti tersebut
satu daerah dengan daerah lain tidak sama.
intinya bahwa yang disebut dengan bunker
S umur yang ada di Bangkalan mempunyai
berkaitan erat dengan masalah pertahanan
kedalaman antara 4 sampai 5 meter. Hal ini
dan perlindungan. Dengan definisi seperti
dikarenakan sumur-sumur ini lokasinya
itu sudah selayaknya jika objek-objek
dekat dengan pantai. S edangkan tandon
serangan
musuh,
biasanya
pada
tanah
secara
vertikal.
atau
bak
penampungan
air
karena
lalu terdapat permasalahan yang cukup
bentuknya sangat berbeda dengan bunker
serius
maupun
bentuk
bunker Belanda dewasa ini. Permasalahan
denahnya empat persegi panjang dan
tersebut adalah belum adanya kesadaran
fungsinya
untuk
masyarakat akan tinggalan masa lampau
mengumpulkan dan menampung air (air
yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Hal
hujan? ).
ini dapat dilihat pada objek yang ada di
sumur.
Tandon
sebagai
air
tempat
berkaitan
Kabupaten
4
dengan
Bangkalan.
keberadaan
Di
kabupaten
Penutup
tersebut
tinggalan
sisa-sisa
kejayaan
4.1. K es impulan
bangsa Belanda sangat tidak terurus dan
Di
diberikan
cenderung terabaikan. K ondisi yang sama
beberapa kesimpulan berdasarkan hasil
juga terjadi pada bunker J epang yang ada
penelitian yang telah dilakukan, yaitu:
di J awa. Pada penelitian tentang S arana
a.
Pertahanan J epang yang dilakukan antara
b.
c.
S ecara
bawah
fisik
ini
objek
akan
yang
menjadi
amatan di Kabupaten Bangkalan dan
tahun
S umenep
dikelompokkan
menunjukkan bahwa sebagian besar cagar
menjadi tiga, yaitu bunker sejumlah 12
budaya tersebut rusak akibat ulah manusia.
objek (60 %), sumur sejumlah 5 objek
Y ang lebih memprihatinkan adalah mereka
(25 %), dan bak penampungan air
tidak
sejumlah 3 objek (15 %). K husus objek
sebetulnya dilindungi pemerintah melalui
yang berupa bunker seluruhnya dibuat
Undang-undang R I No. 11 tahun 2010
dengan cara cor.
tentang C agar Budaya. S ecara umum
Berdasarkan
dapat
mengerti bahwa
dengan
objek
2016
tersebut
bunker Belanda ini belum dimanfaatkan.
diketahui bahwa objek-objek tinggalan
S elain belum dimanfaatkan, hampir seluruh
masa Belanda seluruhnya berada di
bunker
kawasan pantai.
memprihatinkan.
yang
segi
sampai
keletakan
Objek-objek
dari
2010
berupa
dalam
kondisi
yang
sangat
Dikatakan
bunker,
memprihatinkan karena sebagian besar
sumur, dan bak penampungan air yang
objek (terutama bunker) dalam keadaan
ditemukan di Kabupaten Bangkalan
dan S umenep merupakan sisa-sisa
masih utuh. Bunker-bunker tersebut ada
kejayaan dan sekaligus peninggalan
beberapa yang telah runtuh pada bagian
kolonial Belanda, bukan merupakan
atapnya, ada pula yang pada bagian
peninggalan kolonial J epang.
dinding dan atap telah dibongkar untuk
diambil besinya, serta ada pula yang telah
4.2. S aran
runtuh dan tersisa pada bagian fondasi dan
Menurut pandangan kami, dalam
pelaksanaan penelitian tahun 2014 yang
tangga masuk.
Dengan kondisi yang
demikian
mestinya harus ada usaha nyata yang
Olah R aga Kabupaten S umenep, serta
seluruh masyarakat di lokasi penelitian.
dilakukan untuk menanggulangi berbagai
DAF T AR PUS T AK A
pengrusakan yang telah dilakukan oleh
sebagian kecil masyarakat. Usaha ini
seyogyanya dimulai dengan koordinasi
antar pemangku kepentingan sebelum
semuanya terlambat.
Ucapan T erimakas ih
Tulisan ini bisa terwujud berkat
adanya
bantuan
dan
kerjasama
dari
berbagai pihak. Terkait dengan hal itu pada
kesempatan
ini
penulis
memberikan
Abbas, Novida. 1996/1997. Laporan Hasil
Penelitian
Arkeologi
S urvei
S arana Pertahanan K olonial Di
Kabupaten Ngawi, Kabupaten
Bangkalan,
dan
Kabupaten
S itubondo, Provinsi J awa Timur
(T ahap IV ). Y ogyakarta: Balai
Arkeologi Y ogyakarta.
-------------------------.
2001.
Laporan
Penelitian Arkeologi E kskavasi
S itus Bekas Benteng Belanda Di
S umenep, K abupaten S umenep,
J awa Timur. Y ogyakarta: Balai
Arkeologi Y ogyakarta.
ucapan terimakasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada seluruh anggota
tim
penelitian
Y ogyakarta
dari
Balai
Arkeologi
yang
tergabung
dalam
penelitian S arana
Pertahanan
J epang
-------------------------. 2001a. Dutch F orts of
J ava: A Locational S tudy . A
Thesis S ubmitted F or The Degree
of Master of Arts. S ingapore:
S outheast
Asian
S tudies
Programme National University.
Pada Masa Perang Dunia II (Tahap V).
S elain itu, ucapan terimaksih juga ditujukan
kepada
Dinas
P emuda,
Olah
R aga,
Kebudayaan, dan Pariwisata Kabupaten
-------------------------.
2005.
Laporan
Penelitian
Arkeologi
Bekas
Benteng S umenep (T ahap IV ).
Y ogyakarta:
Balai
Arkeologi
Y ogyakarta.
Bangkalan; Dinas Kebudayaan, P ariwisata,
Pemuda,
dan Olah R aga
Kabupaten
S umenep; S ekretaris Dinas Pemuda, Olah
R aga,
Kebudayaan,
Kabupaten
Bangkalan;
dan
Azwar, S aifuddin. 1998. Metode Penelitian.
Y ogyakarta: P enerbit P ustaka
Pelajar.
Pariwisata
Kepala
S eksi
Museum dan S ejarah Purbakala, Dinas
Pemuda, Olah R aga, Kebudayaan, dan
C hawari, Muhammad. 1994/1995. Laporan
Hasil
P enelitian
Arkeologi
Penelitian
P erkembangan
Paleografi
Arab
T ahap
II.
Y ogyakarta:
Balai
Arkeologi
Y ogyakarta.
Pariwisata Kabupaten Bangkalan; Kepala
Bidang Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas
Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan
Olah R aga K abupaten S umenep; K epala
S eksi Pembinaan C agar Budaya, Dinas
Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan
-------------------------.
2011.
Laporan
Penelitian
Arkeologi
S arana
Pertahanan J epang Pada Masa
Perang Dunia Ke II (T ahap II).
Y ogyakarta:
Balai
Arkeologi
Y ogyakarta.
-------------------------.
2012.
Laporan
Penelitian S arana Pertahanan
J epang Pada Masa P erang Dunia
Ke II (T ahap III). Y ogyakarta: Balai
Arkeologi Y ogyakarta.
-------------------------.
2013.
Laporan
Penelitian
arana
Pertahanan
J epang Pada Masa P erang Dunia
Ke II (Tahap IV ). Y ogyakarta: Balai
Arkeologi Y ogyakarta.
Dewi,
E nny R atna. 1985.
Bentuk
Lengkung Pada PesanggrahanPesanggrahan
Kesultanan
Berkala Arkeologi
Y ogyakarta
T ahun V I No. 2 S eptember 1985.
Y ogyakarta:
Balai
Arkeologi
Y ogyakarta. Hal. 63-66
Kartodirdjo, S artono dkk. 1976. S ejarah
Nasional indonesia V I. J akarta:
Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayaan.
Ojong, P.K. 2008. Perang Pasifik. J akarta:
Penerbit Buku Kompas. C etakan
X.
Tanudirjo, Daud Aris. 1988 1989. Laporan
Penelitian
R agam
Metode
Penelitian Arkeologi Dalam S kripsi
Karya
Mahasiswa
Arkeologi
Universitas
Gadjah
Mada.
Y ogyakarta:
F akultas
S astra
Universitas Gadjah Mada.
T im Penyusun Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa. 1997.
K amus B esar B ahas a indones ia
(E disi
Kedua).
J akarta:
Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayaan Balai Pustaka.
V irilio, P aul. 1994. Bunker Archeology. New
Y ork:
Princeton
Architectural
Press.
Widodo, S ambung. 2010. Laporan R ingkas
Penelitian S arana P ertahanan
J epang Pada Masa P erang Dunia
Ke II Tahap I. Y ogyakarta: E HPA
intern Balai Arkeologi Y ogyakarta.
Zulkarnain, Iskandar, Drs, H. MM, dkk.
2003.
S ejarah
S umenep.
S umenep: Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan.
DI PUL AU MADUR A: B UNK E R J E PANG V E R S US B UNK E R
B E L ANDA
S PE S IF IC AT ION AND OR IGIN OF F OR E IGN DE F E NCE
F AC IL IT IE S ON MADUR A IS L A ND: J AP ANE S E VE R S US DUTC H
B UNK E R S
Naskah diterima:
27-02-2016
Naskah direvisi:
27-03-2016
Naskah disetujui terbit:
09-04-2016
Muhammad C hawari
Balai Arkeolog i DIY
J alan Gedongkuning No. 174 Y ogyakarta
mchawari@ yahoo.co.id
Abstrak
Karya tulis ini didasarkan atas data hasil penelitian dengan tema S arana Pertahanan J epang Pada Masa
Perang Dunia II (tahap V ) yang dilakukan di Kabupaten Bangkalan dan S umenep, Pulau Madura tahun
2014. Penelitian ini dilakukan melalui survei dengan tujuan memberikan gambaran tentang keberadaan
bunker asing di indonesia. Hasil penelitian tersebut mendapatkan data yang dikelompokkan menjadi tiga
yaitu: bunker, sumur, dan bak penampungan air. S elain itu, diperoleh data baru bahwa objek yang
dijumpai merupakan bunker Belanda, bukan bunker J epang.
K ata kunc i: sarana pertahanan, Madura, J epang, Belanda
A bstract
T his article is based on data obtained from a research with a theme of J apanese Defense F acilities
during the World War II (Phase V ), which was conducted at the R egencies of Bangkalan and S umenep
on Madura Island, E ast J ava Province in 2014. T he research employed survey method and its goal was
to provide a picture about the presence of foreign bunkers in indonesia. R esults of the research are data,
which can be distinguished into three groups: bunkers, wells, and water reservoirs. F urthermore, there
is a new fact that the objects found were Dutch bunkers, not J apanese ones.
K eywords : defence facilities, Madura, J apanese, Dutch
1.
Pendahuluan
tentang hal tersebut dapat dilihat melalui
tinggalan bendawi yang ada di K abupaten
Karya tulis ini didasarkan atas
Bangkalan dan S umenep. Di K abupaten
hasil penelitian Balai Arkeologi Y ogyakarta
Bangkalan
tahun
2014
dengan
tema
ditemui
adanya
benteng
S arana
Belanda
yang
sekarang
dipergunakan
Pertahanan J epang Pada Masa Perang
sebagai asrama
polisi,
sedangkan di
Dunia II tahap V . Penelitian ini dilaksanakan
Kabupaten S umenep terdapat benteng
di empat kabupaten yang ada di Pulau
Madura.
Kecamatan Kalianget. S ementara itu, pada
masa lalu di Pulau Madura terdapat dua
Pulau Madura di masa lalu pernah
kekuatan penguasa lokal yaitu Kerajaan
berperanan
penting
dalam
sejarah
Madura Barat dan K erajaan Madura T imur.
perjuangan melawan kolonial asing. Bukti
Kerajaan
Madura
Barat
beribu
kota
Bangkalan sedangkan kekuatan lain di
meter di sebelah utara S ungai Marengan
sebelah timur berpusat di S umenep.
atau sekitar 3 km dari pantai. Dewasa ini
Pentingnya
daerah
S umenep
terlihat
dengan masih tersisanya bekas keraton
Karantina Hewan dari Dinas P eternakan
S umenep. K ekuatan pemerintah lokal di
Provinsi J awa T imur. Dengan fungsi yang
S umenep cukup kuat. S ebagai bukti adalah
demikian ini sejumlah bangunan baru telah
daerah ini pernah beberapa kali diserang
didirikan di dalam maupun di sekitar
oleh Mataram di bawah pemerintahan
benteng. Di sebelah utara dan timur
S ultan Agung dan pada tahun 1623 seluruh
benteng
Madura dapat dikalahkan (Zulkarnain dkk
kandang
2003, 77--81).
Peternakan. S ementara di sebelah barat
terdapat
sapi
bangunan-bangunan
dan
kantor
Dinas
banyak ditumbuhi semak belukar yang
Melihat pentingnya kedua daerah
cukup lebat, dan di sisi selatan merupakan
tersebut menginspirasi Balai Arkeologi
jalan utama menuju benteng. Di sebelah
Y ogyakarta untuk mengadakan penelitian
barat daya benteng terdapat kompleks
di Bangkalan dan S umenep. Beberapa
makam Belanda yang berasal dari tahun
penelitian yang pernah dilakukan antara
1932. Di bagian tengah benteng terdapat
lain Penelitian S arana Pertahanan Belanda
bangunan baru untuk penjaga peternakan
yang dilakukan pada tahun 1996, salah
(Abbas 2001, 5 dan Abbas 2005, 5).
satu
lokasinya
berada
di Bangkalan.
Penelitian
ini berhasil mengidentifikasi
Benteng
Bangkalan
secara
Perkembangan Paleografi Arab Tahap II
administratif terletak di Kelurahan Pejagan,
yang dilakukan pada tahun 1994 dengan
Kecamatan Bangkalan Kota. Objek ini
lokasi empat kabupaten yang ada di Pulau
letaknya
Kota
Madura.
Bangkalan. S aat ini bekas benteng tersebut
meliputi
difungsikan sebagai asrama polisi. Benteng
(Kabupaten S umenep), Kompleks Makam
ini didirikan pada sekitar tahun 1747 M yaitu
Astadaja, Kompleks Makam Asta Barat
ketika wilayah Madura mulai dimasuki
(Kabupaten
Belanda pada masa C akraningrat IV dan V
Makam
(Abbas 1996/1997, 7).
Ghung
dekat
dengan
yang
Penelitian lain adalah P enelitian
pusat
S itus-situs
Kompleks
berikutnya
dikunjungi
Makam
Astatinggi
Pamekasan),
Madegan,
Purba
Kompleks
Penelitian
yang
Kompleks
Kompleks
(Kabupaten
Makam Aermata,
Makam
S ampang),
Kompleks
adalah
Makam Agung, dan K ompleks Makam
Penelitian
terletak
S ultan (K abupaten Bangkalan) (C hawari
t,
1994/1995, 9--24).
Kabupaten S umenep. Diketahui bahwa
Terkait
dengan
judul
tulisan,
Untuk itulah karya tulis
ini bertujuan
dewasa ini banyak sisa kejayaan J epang
memberikan gambaran tentang ciri-ciri fisik
yang masih bisa dilihat. Berdasarkan hasil
antara bunker J epang dengan bunker
penelitian yang telah dilakukan (tahap I s.d.
Belanda yang ada di Pulau Madura.
IV )
diketahui
bahwa
jumlah
seluruh
Perang
P asifik
semakin
lama
peninggalan kolonial J epang yang telah
semakin melemahkan posisi, kedudukan,
diketahui
sebanyak
tersebar
di
143
objek
yang
dan sepak terjang tentara J epang. Dengan
daerah
S leman,
Bantul
situasi yang demikian ini maka pemerintah
(DI.Y ogyakarta), P urworejo (J awa Tengah)
J epang kemudian menerapkan dua strategi
(Widodo 2010, 8--15), C ilacap, Kebumen
yang berbeda, yaitu non-fisik dan fisik.
(J awa Tengah) (C hawari 2011, 8--25),
Kegiatan non-fisik dilakukan dengan cara
Brebes,
Banyumas
(J awa
Tengah)
menarik hati rakyat indonesia yaitu dengan
(C hawari 2012, 9--22), Lumajang dan
cara memberikan kesempatan kepada
J ember (J awa Timur) (C hawari 2013, 11-rakyat indonesia
ambil bagian dalam
36).
pemerintahan negara,
Karya
tulis
meliputi badan-
ini berkaitan erat
badan pertimbangan di daerah maupun di
dengan objek peninggalan kolonial asing
pusat. J uga dalam jabatan-jabatan tinggi
yang berupa bunker. Keberadaan bunker
serta penasehat di bidang kemiliteran
asing di indonesia cukup banyak. Dengan
(Kartodirdjo dkk 1976, 12). S ementara itu
banyaknya
kegiatan fisik adalah berupa pembangunan
bunker
asing
tersebut
memberikan gambaran betapa penting dan
sarana
pertahanan.
Dalam
strategisnya
mempertahankan wilayah
kekuasaanya
kawasan
indonesia.
S elanjutnya timbul pertanyaan dari mana
J epang
asalnya objek tersebut dan bagaimana
sarana pertahanan sesuai dengan situasi
identifikasi serta ciri-cirinya.
dan kondisi setiap daerah.
telah
membangun
berberapa
Karya tulis ini dimaksudkan untuk
Penelitian ini menerapkan metode
memberikan gambaran tentang bunker-
penelitian deskriptif eksplanatif dengan
bunker asing yang ada di indonesia,
penalaran
induktif.
khususnya di J awa. S elama beberapa abad
semacam
ini
Bangsa
memberikan
indonesia
penjajahan.
telah
mengalami
Dalam menguasai daerah
T ipe
penelitian
dimaksudkan
gambaran
untuk
tentang
objek
penelitian atau berangkat dari data hasil
jajahannya para penguasa asing telah
observasi
membuat
didasarkan atas pengamatan terhadap
sarana
pertahanan,
salah
satunya adalah bunker. Bunker-bunker
objeknya,
tersebut mempunyai ciri-ciri fisik khusus.
analisis
lapangan.
Hal
tersebut
kemudian pengolahan data,
sampai
dengan
penyimpulan
(Tanudirjo 1988
1989, 34; Azwar 1998,
S eluruh
objek
dibuat dari cor yang
40). Dalam metode ini akan dilakukan
merupakan campuran antara semen, pasir,
analisis terhadap berbagai peninggalan
dan kerikil. Teknik cor tersebut dipadukan
sarana pertahanan J epang dan Belanda
dan
pada
Pemakaian
masa
PD
II secara
deskriptif.
dikombinasikan
lepa
dengan
terutama
lepa.
untuk
Berdasarkan pada metode penelitian yang
menghaluskan dinding luar dan dalam
dipilih tersebut, maka beberapa tahapan
bunker. Ke-13 objek tersebut adalah:
yang akan dilakukan dalam penelitian ini
a. B K L
01
antara lain adalah:
Bunker ini memiliki arah hadap sasaran ke
a. Pengumpulan data dilakukan melalui
informasi
masyarakat
kemudian
lokal
yang
jendela 2 buah, terletak di sebelah selatan.
dengan
Pada salah satu sudut pintu dan sudut
observasi
jendela terdapat engsel tempat meletakkan
ditindaklanjuti
kegiatan
survei
atau
laut. P intu masuk ada berjumlah 1 buah dan
lapangan.
daun pintu dan daun jendela. Denah bunker
berbentuk empat persegi panjang. Di
b. Analisis data yang dilakukan mencakup
bagian dalam terdapat tiga ruangan yang
analisis data arkeologis dan analisis
masing-masing mempunyai atap sendiri
data sejarah. Analisis data arkeologi
yang berbentuk lengkung. Pada bagian
tersebut
meliputi
analisis
sarana
atap terdapat lubang udara dari bahan besi
pertahanan J epang dan Belanda pada
berjumlah 3 buah. Di sebelah barat bunker
masa PD II.
berjarak
3
meter
terdapat
bak
penampungan air, berdenah bujur sangkar.
c. S intesis
dilakukan
dengan
menyimpulkan hasil penelitian
yang
b. B K L
02
Bunker
menghadap
bertujuan untuk memberikan gambaran
ke
arah
laut,
tentang sarana pertahanan J epang dan
sedangkan pintu masuk berada di arah
Belanda.
tenggara. Di atas pintu masuk terdapat 1
buah jendela. P ada bagian jendela terdapat
2.
Has il
besi bekas engsel daun jendela tetapi
2.1. K abupaten B ang kalan
sekarang
sudah
hilang.
Bunker
ini
berdenah bujur sangkar. Di bagian dalam
S urvei di Kabupaten Bangkalan
terdapat satu ruangan dengan atap yang
berada di Desa Ujung Piring, Kecamatan
telah runtuh.
Bangkalan
Kota.
ditemukan
data
Di
lokasi
sebanyak
13
tersebut
objek.
S eluruh objek yang ditemukan berada pada
kawasan pantai dan jauh dari permukiman.
c. B K L
03
Gambar 1 dan 2. Bentuk bagian dalam bunker BK-01 dengan kondisi rusak (kiri); Bunker
BK 02 pada bagian atap yang telah runtuh (kanan)
Bunker ini arah hadap sasarannya ke arah
laut. Bunker ini bagian atapnya telah
runtuh. Bagian depan dan belakang objek
telah tertutup tanah. Dengan demikian
bentuk denah bangunan tidak diketahui
secara pasti. S ecara fisik bunker ini berada
Gambar 3. Bunker BKL 06
merupakan bentuk yang masih utuh
di atas gundukan tanah atau tanah yang
ditinggikan.
sasarannya tidak jelas karena berupa
d. B K L
04
semacam
ceruk.
Denah
bunker
ini
Bunker ini memiliki arah sasaran ke laut.
berbentuk bujur sangkar. Pada bagian
Terdapat 1 buah pintu yang terletak di arah
depan samping kiri dan kanan terdapat
tenggara. Bunker ini telah mengalami
semacam
sayap,
masing-masing
banyak kerusakan, salah satunya adalah
berukuran panjang 2 meter.
atap telah runtuh. Y ang tersisa pada objek
g.
07
BK L
ini adalah dinding serta bagian fondasi
BKL
bangunan.
Kondisi
ini
07
berupa
sumur dan
bak
menyebabkan
penampungan air. S umur berjumlah dua
bentuk denah bangunan tidak diketahui
dan bak penampungan air ada satu. Dari
secara pasti.
kedua sumur yang ada, salah satunya
e. B K L
05
berukuran:
garis
tengah
2,5
meter,
Bunker ini dilengkapi dengan 1 buah pintu
kedalaman 1,60 meter, dan tebal 0,24
yang terletak di sebelah tenggara. Bunker
meter. S edangkan bak penampungan air
ini denahnya sulit diketahui secara pasti,
karena telah mengalami banyak kerusakan
antara lain bagian atap telah runtuh.
f. B K L
06
Bunker dilengkapi dengan 1 buah pintu
yang ada di sebelah barat. Bunker ini arah
j. B K L
10
Bunker ini merupakan salah satu yang
masih utuh. Objek ini dilengkapi dengan 1
buah pintu yang terletak di sebelah timur.
Bunker ini denahnya berbentuk menyerupai
huruf F , sebab di bagian dalam terdapat
dua ruangan yang letaknya berdampingan.
Gambar 4. Kondisi salah satu sumur di BKL-07
Kedua
ruangan
ini
masing-masing
mempunyai atap sendiri yang berbentuk
berukuran panjang 3 meter, lebar 1 meter,
lengkung.
dan kedalaman 0,85 meter.
k. B K L
h.
BK L
11
08
Bunker ini memakai 1 buah pintu dan 1
Bunker ini dilengkapi dengan 1 buah pintu
buah jendela. Pada bagian pintu dan
yang terletak di sebelah tenggara. Arah
jendela
terdapat
engsel
besi
bekas
hadap objek ke laut. Bunker ini denahnya
pemasangan daun pintu dan daun jendela.
tidak diketahui secara pasti karena telah
Bunker ini denahnya berbentuk empat
hancur, yang tersisa berupa tembok sisi
persegi panjang. Terdapat dua ruangan,
utara. Bagian atap telah runtuh dan sekitar
besar dan kecil. Pada ruangan yang lebih
objek telah tertutup oleh reruntuhan bunker.
besar memakai atap berbentuk lengkung.
i. B K L
09
Terdapat 1 buah lubang tembak dan 1 buah
S ecara umum bunker ini telah hancur dan
lubang udara yang terletak di bagian langityang tersisa hanya puing-puing bangunan.
langit.
Terdapat anak tangga sebanyak 7 tingkat
l. B K L
12
yang terletak di arah tenggara. Arah hadap
Bunker ini dilengkapi dengan 6 buah pintu
objek ke laut yaitu sesuai dengan letak
masuk, 5 buah pintu ada di sebelah selatan
lubang tembak atau lubang pengintai.
dan 1 buah pintu terletak di sebelah timur.
Bunker ini denahnya tidak diketahui secara
Objek ini denahnya berbentuk empat
pasti karena bangunan telah hancur.
Gambar 5 dan 6. S isa anak tangga pada bunker BKL 09; Bagian depan
kedua ruangan di dalam bunker BKL 10
persegi panjang. Pada bagian atap telah
menghadap ke arah S elat Madura dan
runtuh.
berjarak 100 meter.
m. BK L
BKL
3. Pembahas an
13
13 ini merupakan sumur. Terdapat 3
3.1 Bunker B elanda VS B unker J epang
buah sumur yang berada di sekitar bunker
T inggalan orang-orang asing yang
BKL
12. Ketiga sumur tersebut letaknya
ada di Madura khususnya yang berkaitan
berdekatan
dan
masing-masing
dengan
sistem
pertahanan
asing
mempunyai diameter yang tidak sama,
seluruhnya berjumlah 14 objek dan terletak
yaitu sumur I berdiameter 1,60 meter,
di 2 kabupaten yaitu Kabupaten Bangkalan
sumur II berdiameter 2,60 meter, dan
dan S umenep. Ke-14 objek tersebut terdiri
sumur III berdiameter 3,35 meter.
atas 3 kelompok yaitu: kelompok bunker,
2.2. K abupaten S umenep
kelompok
sumur,
dan
kelompok
bak
penampungan air. Khusus yang berkaitan
Di Kabupaten S umenep, tepatnya
dengan
bunker terdapat ciri-ciri baru
di Desa Kalianget, K ecamatan Kalianget
sebagai berikut:
terdapat 1 buah bunker yaitu KLG
01.
Bunker ini dibuat dari cor yang merupakan
a. Langit-langit atau bagian atap ruangan
campuran antara semen, pasir, dan kerikil
dalam bunker berbentuk lengkung.
dan dipadukan dengan lepa. Pemakaian
F aktor yang
lepa terutama untuk menghaluskan dinding
bentuk
bagian luar dan bagian dalam bunker.
konstruksi, dan simbol. Khusus yang
Bunker KLG
01 berdenah setengah
berkaitan
dengan
lingkaran. Bunker ini dilengkapi dengan 1
dirancang
sedemikian
buah pintu masuk yang terletak di sebelah
memberikan
utara. P ada sisi selatan terdapat 5 buah
fungsinya. Dengan demikian dapat
lubang pengintai yang berbentuk empat
dikatakan bahwa fungsi adalah salah
persegi panjang. Di bagian dalam bunker
satu kriteria utama dalam perancangan
membuat terciptanya
lengkung
adalah
fungsi,
gambaran
fungsi,
sesuatu
rupa
untuk
mengenai
bentuk. Bentuk dalam arsitektur adalah
suatu unsur yang tertuju langsung
pada penglihatan manusia, sehingga
diharapkan dari bentuk tersebut dapat
memberikan arti kepada yang melihat
secara visual. S alah satu fungsi yang
Gambar 7. T ampak dalam bunker KLG
01
terdapat 1 buah ruangan. Bunker ini
dapat diberikan gambarannya adalah
berkaitan
pertahanan.
erat
dengan
Khusus
fungsi
untuk
fungsi
pertahanan dapat dilihat contohnya
pada bangunan berbentuk lengkung
yang ada di Kompleks Pesanggrahan
Tamansari
Y ogyakarta.
Bangunan
berbentuk lengkung pada kompleks
tempat pertahanan. S ementara bentuk
Gambar 9. Dinding bagian dalam
bunker diplester untuk mendapatkan
permukaan yang halus
lengkung yang berhubungan dengan
sehingga kekuatan bangunan tidak
konstruksi
banyak berkurang (Dewi 1985, 63
pesanggrahan ini difungsikan sebagai
berkaitan
erat
dengan
teknologi struktur serta bahan yang
merupakan
faktor
penting
dalam
b.
6).
Bagian dinding luar maupun dinding
dalam
bunker
dilepa
untuk
arsitektur. S edangkan simbol adalah
mendapatkan permukaan yang halus.
suatu
S ecara visual permukaan dinding yang
perwujudan
dari
kebutuhan
suatu identitas yang pada umumnya
halus
diinginkan
S ecara
objeknya. S ebaliknya kalau dinding
lengkung
bagian dalam khususnya dan bagian
(vaults) dapat diterapkan pada suatu
luar umumnya dalam keadaan tidak
bangunan
atasnya
halus atau tidak rapi akan membuat
diperkirakan mempunyai gaya beban
kesan yang berbeda. K esan yang
yang berlebihan. Beban ini merupakan
demikian ini terkait dengan konotasi
gaya yang berasal dari atas turun ke
tentang tidak adanya perencanaan
bawah. Berdasarkan prinsip vektor
yang matang dalam pembangunannya.
oleh
teknis/konstruktif
yang
manusia.
sistem
bagian
akan menambah keindahan
gaya beban akan didistribusikan ke
kedua sisi lengkung. Dengan demikian
beban tersebut tidak akan ditumpu
pada satu bidang atau titik saja,
Gambar 8. Langit-langit atau atap ruangan
bunker berbentuk lengkung
Gambar 10. E ngsel pada pintu bunker
c.
Memakai daun pintu dan daun jendela.
dikejar
Keberadaan pintu dan jendela dapat
pembuatan bunker cepat selesai maka
dibuktikan dengan adanya engsel dari
tidak dilakukan penghalusan dinding.
bahan besi yang masih menempel
Dengan demikian sarana pertahanan
pada bagian pintu dan jendela serta
J epang asal sudah bisa difungsikan
lubang pengait yang terbuat dari logam
langsung digunakan dengan kurang
(besi? ).
memperhatikan
waktu.
Maksudnya
agar
finishing
pembuatannya. Dengan demikian pula
masalah
keindahan
kesempurnaan kurang
dan
diperhatikan
dan cenderung diabaikan.
Gambar 11. Langit-langit atau atap
ruangan berbentuk horisontal atau datar
C iri-ciri fisik bunker seperti di atas bukan
merupakan ciri-ciri fisik bunker J epang. C iriciri tersebut lebih memungkinkan jika
Gambar 12. Garis-garis horisontal
bekas pemakaian kayu untuk cor pada
dinding bunker J epang masih terlihat
jelas
karena tidak ditutup lepa
diterapkan pada bunker orang-orang E ropa
khususnya bunker Belanda. S ementara
ciri-ciri fisik bunker J epang seperti telah
diketahui melalui beberapa kali penelitian
c.
Tidak memakai daun pintu dan daun
terdahulu adalah sebagai berikut:
jendela. Hal ini diketahui karena tidak
a.
Langit-langit atau bagian atap ruangan
ada bekas dalam penggunaan engsel
dalam bunker berbentuk datar atau
pintu dan engsel jendela. E ngsel pintu
horisontal.
Langit-langit
suatu
dan engsel jendela dibuat dari bahan
bangunan yang berbentuk datar maka
besi. T idak adanya pintu pada bunker
gaya beban akan mengumpul pada
J epang dimungkinkan agar aksesnya
suatu titik atau bidang saja (Dewi 1985,
lebih mudah yaitu untuk keluar-masuk
66).
bunker. Tidak adanya pintu maupun
b.
Bagian dinding luar dan dinding dalam
jendela identik dengan tidak adanya
tidak dilepa sehingga terlihat bekas
kekhawatiran akan datangnya bahaya
penggunaan
papan
kayu
dalam
dari luar. Dari beberapa penelitian
pengecoran. Kondisi yang demikian ini
terdahulu
apakah dimungkinkan karena J epang
diketahui
bahwa
pada
umumnya bunker J epang letaknya
pulau tersebut tinggalan kolonial Belanda
berada di tempat yang cukup sulit
ditemukan di Kabupaten Bangkalan dan
dijangkau,
daerah
S umenep, sementara dua kabupaten yang
kemiringan
lain tidak ada tinggalannya yaitu K abupaten
lereng yang cukup terjal. Hal ini bisa
S ampang dan Kabupaten Pamekasan.
dilihat pada Gua J epang K BS -03 di
Oleh karena itu uraian tentang keletakan
Kecamatan
bunker Belanda yang dalam penjelasannya
misalnya
pegunungan
di
dengan
Kebasen,
Kabupaten
Banyumas yaitu berada di lereng
berupa
Gunung Brojol (C hawari 2012, 18),
Bangkalan dan S umenep adalah sebagai
Bunker J epang TPR -03 di Kecamatan
berikut:
Tempursari,
Kabupaten
tata
kota
masa
Belanda
di
Lumajang
a.
K eletakan
B unker
B elanda
di
yaitu berada di puncak Gunung Kursi
B angkalan
(C hawari 2013, 24).
Kota Bangkalan di masa lalu
Dengan adanya ciri-ciri bunker
Madura,
letaknya sama dengan K ota Bangkalan
khususnya di K abupaten Bangkalan dan
dewasa ini. S alah satu ciri K ota Bangkalan
S umenep,
sebagai
yang
ditemukan
maka
di
Pulau
dapat
dikemukakan
pusat
pemerintahan,
pusat
bukan
kegiatan, dan pusat pertahanan di masa
kolonial
lalu ditandai dengan adanya benteng
J epang tetapi merupakan bunker-bunker
pertahanan Belanda (Abbas 1996/1997, 4).
tinggalan kolonial Belanda di indonesia.
Dewasa
S ecara
administratif terletak di R T 1, R W IV, Dusun
bahwa
bunker-bunker
merupakan
bunker
kronologis
Belanda
di
tersebut
tinggalan
munculnya
indonesia
yaitu
bunker
sebelum
ini
benteng
S umur Kembang,
tersebut secara
K elurahan
Pejagan,
datangnya kolonial J epang. Keberadaan
Kecamatan Bangkalan K ota. Benteng ini
bunker Belanda di Madura (Bangkalan dan
letaknya cukup dekat dengan pusat Kota
S umenep)
terakhir
Bangkalan, yaitu sekitar 1 km di sebelah
eksistensi kolonial Belanda di indonesia.
utara alun-alun Bangkalan. S aat ini bekas
S ebab setelah itu otoritas Belanda hilang
benteng
seiring dengan berakhirnya Perang Dunia
asrama polisi. Menurut keterangan juru
II.
pelihara situs, benteng ini didirikan sekitar
merupakan
babak
tersebut
difungsikan
sebagai
tahun 1747 M yaitu ketika wilayah Madura
3.2. K eletakan dan K lasifikas i S arana
mulai
dimasuki
Belanda
pada
masa
Pertahanan Belanda
C akraningrat IV dan V (Abbas 1996/1997,
3.2.1. K eletakan Bunker B elanda Dalam
7).
T ata K ota L ama
S eperti telah disinggung di atas,
penelitian ini dilakukan di Pulau Madura. Di
Berdasarkan peta yang termuat
b.
K eletakan
dalam tesis Novida Abbas (2001a, 62) yang
S umenep
berjudul Dutch F orts of J ava : A Locational
Pusat
B unker
B elanda
pemerintahan
di
Kota
S tudy diketahui bahwa benteng Bangkalan
S umenep pada masa lalu letaknya sama
terletak di sebelah utara S ungai Bangkalan.
dengan
Menurut
disebutkan
Terdapat paling tidak dua ciri fisik K ota
benteng
S umenep lama (masa Islam dan kolonial)
Bangkalan tidak jauh dari istana S ultan
sebagai pusat pemerintahan yaitu adanya
dekat dengan jaringan jalan. Kemudian
kraton dan masjid. Kedua bangunan yang
tinggalan lainnya adalah bunker Belanda
sekarang masuk sebagai cagar budaya
yang
Piring,
tersebut sudah mengalami perubahan
Kecamatan Bangkalan K ota. S elain itu,
fungsi, khususnya pada bangunan kraton
berdasarkan pengukuran keletakan objek
S umenep,
(bunker Belanda) dengan menggunakan
S umenep fungsinya tetap sama yaitu
GPS (Global Positioning S ystem) yang
sebagai tempat ibadah umat Islam.
bahwa
sumber
lokasi
terletak
Belanda
keberadaan
di Desa
Ujung
kota
S umenep
sedangkan
dewasa
Masjid
ini.
Agung
kemudian diolah dengan memakai program
S elanjutnya
berdasarkan
mapsource dapat terlihat dengan jelas
pengukuran
keletakan
objek
(bunker
keletakan bunker Belanda di Bangkalan
Belanda) dengan menggunakan GPS yang
terhadap pusat pemerintahan Bangkalan di
kemudian diolah dengan memakai program
masa lalu. Lokasi keberadaan bunker
mapsource dapat terlihat dengan jelas
Belanda tersebut persisnya berada di
keletakan bunker Belanda di S umenep
sebelah barat kota Bangkalan dan berjarak
terhadap
pusat
kota
atau
pusat
S umenep
lama.
Lokasi
sekitar 8 km.
pemerintahan
: Lokasi Bunker Belanda
: Lokasi P usat Pemerintahan
Gambar 13. Keletakan bunker Belanda terhadap pusat kota
atau pusat pemerintahan di Bangkalan
: Lokasi Bunker Belanda
: Lokasi P usat Pemerintahan
Gambar 14. Keletakan bunker Belanda terhadap
pusat kota atau pusat pemerintahan di S umenep
tersebut
udara belum maju. Kemudian pada Perang
persisnya berada di sebelah tenggara kota
Dunia II teknologi pesawat terbang telah
S umenep dan berjarak sekitar 10 km.
dikembangkan. Dalam Perang Dunia II
keberadaan
bunker
Belanda
tersebut terbukti bahwa kekuatan dan
Berdasarkan
uraian
di
atas
keampuhan
pesawat
terbang
sangat
diketahui bahwa bunker-bunker Belanda di
ampuh. S ebanyak 360 pesawat terbang
Pulau Madura (K abupaten Bangkalan dan
milik J epang dapat menghancurkan Pearl
S umenep) terletak di kawasan pantai.
Harbour pada tanggal 8 Desember 1941,
Keadaan yang demikian ini secara tidak
serta menenggelamkan dan merusakkan
langsung telah tergambarkan pada masa
delapan kapal tempur Angkatan Laut
Perang Dunia I dan II. Gambaran tersebut
Amerika (Ojong 2008, 1). Oleh karena
adalah bahwa pada masa modern ini,
lautan telah dikuasai oleh J epang maka
negara-negara manapun di dunia ini dalam
Laksamana Thomas C . Hart (Panglima
peperangan tidak akan berhasil jika tidak
Angkatan Laut Amerika di Pasifik Barat)
didukung oleh angkatan laut yang kuat.
merasa lebih aman berlayar dengan kapal
Namun demikian angkatan laut itu menjadi
selam dari Manila (F ilipina) ke S urabaya
tidak
berguna
jika
tidak
dilindungi,
sebagai pusat armada Belanda. Pulau
didukung, dan disertai oleh angkatan udara
J awa (termasuk Pulau Madura) merupakan
yang kuat pula. S elanjutnya pada Perang
benteng S ekutu yang terakhir di P asifik
Dunia I (1914 -- 1918) dalam pertempuran
Barat
di
lautan
masih
dilakukan
(Ojong
2008,
5--6).
S ehingga
tanpa
akhirnya pada tanggal 25 F ebruari 1942
menggunakan angkatan udara, sebab pada
J awa tidak bisa dipertahankan lagi oleh
waktu itu perkembangan teknologi pesawat
S ekutu (termasuk Belanda) (Ojong 2008,
keseluruhan dari dua kabupaten tersebut
11).
berjumlah 14 objek.
Keletakan bunker Belanda
yang
demikian ini (di kawasan pantai) dapat pula
Model dan cara pengklasifikasian
disimak pada buku karangan P aul V irilio
yang dimaksud dalam tulisan ini didasarkan
yang berjudul Bunker Archeology. Di dalam
atas dua hal, yaitu kajian berdasarkan
buku tersebut banyak ilustrasi foto yang
bentuk dan kajian berdasarkan teknologi.
memperlihatkan
bahwa
bunker-bunker
Berdasarkan bentuk dan teknologinya,
milik S ekutu terletak di pinggir pantai (V irilio
seluruh objek yang ditemukan di Bangkalan
1994, 86-7, 90-1, 94-5, 100-1, 114-5).
dan
S umenep
dapat
dikelompokkan
menjadi tiga (3) yaitu: kelompok bunker,
3.2.2. K las ifikas i S arana Pertahanan
kelompok sumur, dan kelompok tandon
B elanda
atau bak air. Berdasarkan atas uraian
Data-data
tinggalan
sisa-sisa
masing-masing objek seperti tersebut di
kolonial Belanda yang diperoleh di lokasi
atas ada beberapa di antaranya digabung
penelitian yaitu di Pulau Madura terletak di
dengan objek lain yang tidak sejenis. Dalam
2 kabupaten yaitu Kabupaten Bangkalan
kasus ini misalnya BK L
01 selain berupa
dan S umenep, sementara di Kabupaten
bunker, di dekatnya juga ditemukan bak
S ampang dan Pamekasan tidak ada.
penampungan air. Dengan demikian jumlah
T inggalan yang ada di 2 kabupaten tersebut
seluruh objek yang dilaporkan lebih dari 14
dapat dirinci, yaitu: K abupaten Bangkalan
objek. S ecara rinci dapat dilihat pada tabel
ada 13 objek dan K abupaten S umenep ada
di bawah.
1
objek.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Dengan
demikian
jumlah
Nama Objek
BKL 01
BKL 02
BKL 03
BKL 04
BKL 05
BKL 06
BKL 07
BKL 08
BKL 09
BKL 10
BKL 11
BKL 12
BKL 13
KLG 01
J umlah
Bunker
1
1
1
1
1
1
--1
1
1
1
1
--1
12
J enis T emuan
S umur
------------2
----------3
--5
J umlah
Bak Air
1
----------1
----1
--------3
Gambar 15. T abel objek di Bangkalan dan S umenep
2
1
1
1
1
1
3
1
1
2
1
1
3
1
20
Dengan melihat tabel di atas,
tersebut disebut dengan istilah bunker.
diketahui bahwa berdasarkan jumlah dari
Bunker yang dimaksud dalam hal ini adalah
tiga kelompok tersebut, kelompok bunker
bunker buatan manusia sebagai hasil
merupakan jumlah terbesar yaitu 12 objek
diikuti kelompok sumur 5 objek, dan
pertengahan abad X X (1942
kelompok tandon atau bak air sejumlah 3
S edangkan secara teknis-teknologis objek-
objek. Dengan demikian diperoleh jumlah
objek sebanyak 12 buah tersebut dibuat
berdasarkan
dengan dicor yang merupakan campuran
prosentasi
masing-masing
antara
jenis tinggalan adalah sbb:
No.
1.
2.
3.
Nama K elompok
Bunker Belanda
S umur
T andon atau bak air
pasir,
J umlah
12
5
3
20 objek
semen,
1945).
dan
kerikil.
%
60 %
25 %
15 %
100 %
Gambar 16. T abel jumlah objek berdasarkan prosentase
masing-masing jenis tinggalan
Disebut dengan bunker karena
Pembuatan
yang
demikian
ini
untuk
dibuat
mendapatkan ruang yang cukup terlindung
dengan memakai cor yang merupakan
dari pengaruh luar, baik cuaca, hewan,
campuran antara semen, pasir, dan kerikil.
maupun musuh yang datang. S ementara
Teknik
dan
itu, disebut dengan istilah sumur karena
dikombinasikan dengan lepa. Pemakaian
memang bentuknya berbeda sama sekali
lepa terutama untuk menghaluskan dinding
dengan
luar dan dinding dalam bunker. Menurut
bangunan seperti yang kita lihat hingga
Kamus Besar Bahasa indonesia istilah
sekarang ini yaitu berfungsi untuk diambil
bunker dapat diartikan dalam tiga katagori,
airnya. Demikian pula sumur-sumur yang
yaitu: a). lubang perlindungan di bawah
ada di Bangkalan. S umur-sumur yang ada
tanah; b). ruangan yang dipakai untuk
di kawasan ini fungsinya sama yaitu untuk
pertahanan
diambil
secara
teknologis
cor
seluruhnya
tersebut
dan
dipadukan
perlindungan
dari
bunker.
airnya
S umur
bagi
merupakan
kebutuhan
dan
berupa
kepentingan kehidupan sehari-hari. S ecara
tumpukan pasir; dan c). tempat di dalam
fisik sumur dibuat dengan cara membuat
kapal untuk menyimpan bahan bakar
lubang
(arang atau minyak) (Tim Penyusun 1997,
Kedalaman sumur berbeda-beda, antara
156). Dari ketiga macam arti tersebut
satu daerah dengan daerah lain tidak sama.
intinya bahwa yang disebut dengan bunker
S umur yang ada di Bangkalan mempunyai
berkaitan erat dengan masalah pertahanan
kedalaman antara 4 sampai 5 meter. Hal ini
dan perlindungan. Dengan definisi seperti
dikarenakan sumur-sumur ini lokasinya
itu sudah selayaknya jika objek-objek
dekat dengan pantai. S edangkan tandon
serangan
musuh,
biasanya
pada
tanah
secara
vertikal.
atau
bak
penampungan
air
karena
lalu terdapat permasalahan yang cukup
bentuknya sangat berbeda dengan bunker
serius
maupun
bentuk
bunker Belanda dewasa ini. Permasalahan
denahnya empat persegi panjang dan
tersebut adalah belum adanya kesadaran
fungsinya
untuk
masyarakat akan tinggalan masa lampau
mengumpulkan dan menampung air (air
yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Hal
hujan? ).
ini dapat dilihat pada objek yang ada di
sumur.
Tandon
sebagai
air
tempat
berkaitan
Kabupaten
4
dengan
Bangkalan.
keberadaan
Di
kabupaten
Penutup
tersebut
tinggalan
sisa-sisa
kejayaan
4.1. K es impulan
bangsa Belanda sangat tidak terurus dan
Di
diberikan
cenderung terabaikan. K ondisi yang sama
beberapa kesimpulan berdasarkan hasil
juga terjadi pada bunker J epang yang ada
penelitian yang telah dilakukan, yaitu:
di J awa. Pada penelitian tentang S arana
a.
Pertahanan J epang yang dilakukan antara
b.
c.
S ecara
bawah
fisik
ini
objek
akan
yang
menjadi
amatan di Kabupaten Bangkalan dan
tahun
S umenep
dikelompokkan
menunjukkan bahwa sebagian besar cagar
menjadi tiga, yaitu bunker sejumlah 12
budaya tersebut rusak akibat ulah manusia.
objek (60 %), sumur sejumlah 5 objek
Y ang lebih memprihatinkan adalah mereka
(25 %), dan bak penampungan air
tidak
sejumlah 3 objek (15 %). K husus objek
sebetulnya dilindungi pemerintah melalui
yang berupa bunker seluruhnya dibuat
Undang-undang R I No. 11 tahun 2010
dengan cara cor.
tentang C agar Budaya. S ecara umum
Berdasarkan
dapat
mengerti bahwa
dengan
objek
2016
tersebut
bunker Belanda ini belum dimanfaatkan.
diketahui bahwa objek-objek tinggalan
S elain belum dimanfaatkan, hampir seluruh
masa Belanda seluruhnya berada di
bunker
kawasan pantai.
memprihatinkan.
yang
segi
sampai
keletakan
Objek-objek
dari
2010
berupa
dalam
kondisi
yang
sangat
Dikatakan
bunker,
memprihatinkan karena sebagian besar
sumur, dan bak penampungan air yang
objek (terutama bunker) dalam keadaan
ditemukan di Kabupaten Bangkalan
dan S umenep merupakan sisa-sisa
masih utuh. Bunker-bunker tersebut ada
kejayaan dan sekaligus peninggalan
beberapa yang telah runtuh pada bagian
kolonial Belanda, bukan merupakan
atapnya, ada pula yang pada bagian
peninggalan kolonial J epang.
dinding dan atap telah dibongkar untuk
diambil besinya, serta ada pula yang telah
4.2. S aran
runtuh dan tersisa pada bagian fondasi dan
Menurut pandangan kami, dalam
pelaksanaan penelitian tahun 2014 yang
tangga masuk.
Dengan kondisi yang
demikian
mestinya harus ada usaha nyata yang
Olah R aga Kabupaten S umenep, serta
seluruh masyarakat di lokasi penelitian.
dilakukan untuk menanggulangi berbagai
DAF T AR PUS T AK A
pengrusakan yang telah dilakukan oleh
sebagian kecil masyarakat. Usaha ini
seyogyanya dimulai dengan koordinasi
antar pemangku kepentingan sebelum
semuanya terlambat.
Ucapan T erimakas ih
Tulisan ini bisa terwujud berkat
adanya
bantuan
dan
kerjasama
dari
berbagai pihak. Terkait dengan hal itu pada
kesempatan
ini
penulis
memberikan
Abbas, Novida. 1996/1997. Laporan Hasil
Penelitian
Arkeologi
S urvei
S arana Pertahanan K olonial Di
Kabupaten Ngawi, Kabupaten
Bangkalan,
dan
Kabupaten
S itubondo, Provinsi J awa Timur
(T ahap IV ). Y ogyakarta: Balai
Arkeologi Y ogyakarta.
-------------------------.
2001.
Laporan
Penelitian Arkeologi E kskavasi
S itus Bekas Benteng Belanda Di
S umenep, K abupaten S umenep,
J awa Timur. Y ogyakarta: Balai
Arkeologi Y ogyakarta.
ucapan terimakasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada seluruh anggota
tim
penelitian
Y ogyakarta
dari
Balai
Arkeologi
yang
tergabung
dalam
penelitian S arana
Pertahanan
J epang
-------------------------. 2001a. Dutch F orts of
J ava: A Locational S tudy . A
Thesis S ubmitted F or The Degree
of Master of Arts. S ingapore:
S outheast
Asian
S tudies
Programme National University.
Pada Masa Perang Dunia II (Tahap V).
S elain itu, ucapan terimaksih juga ditujukan
kepada
Dinas
P emuda,
Olah
R aga,
Kebudayaan, dan Pariwisata Kabupaten
-------------------------.
2005.
Laporan
Penelitian
Arkeologi
Bekas
Benteng S umenep (T ahap IV ).
Y ogyakarta:
Balai
Arkeologi
Y ogyakarta.
Bangkalan; Dinas Kebudayaan, P ariwisata,
Pemuda,
dan Olah R aga
Kabupaten
S umenep; S ekretaris Dinas Pemuda, Olah
R aga,
Kebudayaan,
Kabupaten
Bangkalan;
dan
Azwar, S aifuddin. 1998. Metode Penelitian.
Y ogyakarta: P enerbit P ustaka
Pelajar.
Pariwisata
Kepala
S eksi
Museum dan S ejarah Purbakala, Dinas
Pemuda, Olah R aga, Kebudayaan, dan
C hawari, Muhammad. 1994/1995. Laporan
Hasil
P enelitian
Arkeologi
Penelitian
P erkembangan
Paleografi
Arab
T ahap
II.
Y ogyakarta:
Balai
Arkeologi
Y ogyakarta.
Pariwisata Kabupaten Bangkalan; Kepala
Bidang Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas
Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan
Olah R aga K abupaten S umenep; K epala
S eksi Pembinaan C agar Budaya, Dinas
Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan
-------------------------.
2011.
Laporan
Penelitian
Arkeologi
S arana
Pertahanan J epang Pada Masa
Perang Dunia Ke II (T ahap II).
Y ogyakarta:
Balai
Arkeologi
Y ogyakarta.
-------------------------.
2012.
Laporan
Penelitian S arana Pertahanan
J epang Pada Masa P erang Dunia
Ke II (T ahap III). Y ogyakarta: Balai
Arkeologi Y ogyakarta.
-------------------------.
2013.
Laporan
Penelitian
arana
Pertahanan
J epang Pada Masa P erang Dunia
Ke II (Tahap IV ). Y ogyakarta: Balai
Arkeologi Y ogyakarta.
Dewi,
E nny R atna. 1985.
Bentuk
Lengkung Pada PesanggrahanPesanggrahan
Kesultanan
Berkala Arkeologi
Y ogyakarta
T ahun V I No. 2 S eptember 1985.
Y ogyakarta:
Balai
Arkeologi
Y ogyakarta. Hal. 63-66
Kartodirdjo, S artono dkk. 1976. S ejarah
Nasional indonesia V I. J akarta:
Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayaan.
Ojong, P.K. 2008. Perang Pasifik. J akarta:
Penerbit Buku Kompas. C etakan
X.
Tanudirjo, Daud Aris. 1988 1989. Laporan
Penelitian
R agam
Metode
Penelitian Arkeologi Dalam S kripsi
Karya
Mahasiswa
Arkeologi
Universitas
Gadjah
Mada.
Y ogyakarta:
F akultas
S astra
Universitas Gadjah Mada.
T im Penyusun Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa. 1997.
K amus B esar B ahas a indones ia
(E disi
Kedua).
J akarta:
Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayaan Balai Pustaka.
V irilio, P aul. 1994. Bunker Archeology. New
Y ork:
Princeton
Architectural
Press.
Widodo, S ambung. 2010. Laporan R ingkas
Penelitian S arana P ertahanan
J epang Pada Masa P erang Dunia
Ke II Tahap I. Y ogyakarta: E HPA
intern Balai Arkeologi Y ogyakarta.
Zulkarnain, Iskandar, Drs, H. MM, dkk.
2003.
S ejarah
S umenep.
S umenep: Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan.