Contoh Kasus Pelanggaran Hak Cipta.docx (3)
Handika Arisdianto (14810134045)
Hukum Bisnis
Contoh Kasus Pelanggaran Hak Cipta
Iwan Fals Dilaporkan Melanggar Hak Cipta
Iwan Fals dilaporkan oleh sahabat lamanya, Toto Dwiarso Goenarto, ke
Polda Metro Jaya atas tuduhan pelanggaran hak cipta. Pelanggaran tersebut terkait
lagu berjudul Bencana Alam yang dinyanyikan Iwan Fals pada 16 Oktober 2009 di
TV One. Iwan Fals dituntut pasal 2 ayat 1 atau pasal 49 ayat 2 UU No 19 tahun
2001 tentang hak cipta.Laporan bernomor LP/1299/IV/2010/Dit. Reskrim Sus itu
dipaparkan Jon Matias, pengacara Toto, Selasa (20/4). Kejadiannya tanggal 16
Oktober 2009 saat manggung di TV One. Saat itu dicantumkan pencipta lagunya
adalah Iwan Fals.
Toto Dwiarso Goenarto sebagai pihak yang merasa dirugikan juga
menambahkan persoalan dirinya yang mengalami kerugian ekonomis dan moral.
“Sebenarnya judul lagu Bencana Alam itu kita rekam tahun 1979 atas nama
kelompok Amburadul. Yang menyanyikan memang Iwan Fals saya dan Helmy.
Beberapa kali dia nyanyikan lagu itu memang tidak ada masalah. Tapi terakhir saat
di TV One nama penciptanya tertulis Iwan Fals. Ini sangat mengganggu saya.
Awalnya saya diamkan saja, tapi lama-lama anak-anak didik saya tidak percaya.
Terus orang-orang yang kenal saya sampai bilang, ah To kamu bohong, itu kan
lagu ciptaan Iwan Fals. Nah, puncaknya waktu Iwan nyanyikan di TV One,” papar
Toto.
Analisis : Menurut saya , kasus ini sangat jelas telah melanggar hak cipta Karena
dalam kasus tersebut tertera bahwa ada kesalahan penulis nama pencipta yang
seharusnya bukan Iwan Fals melainkan Toto Dwiarso Goenarto, kami tidak tahu
apakah kesalahan datang dari teknis yaitu pihak televisi / murni atau kesalahan
Iwan Fals tapi hal ini jelas akan sangat merugikan bagi pihak pencipta lagu yang
sebenarnya. Seperti pernyataannya di akhir artikel beliau merasa sangat
tersinggung dengan hal ini. Bahkan banyak orang menghina beliau berbohong kalu
ia adalah pencipta lagu tersebut. Karena itu penting sekali penegasan atas hal ini
untuk kedepannya, karena tidak menutup kemungkinan terjadinya kebohongan
publik sehingga para masyarakat mengira salah mengetahui pencipta
sesungguhnya.
Hukum Bisnis
Contoh Kasus Pelanggaran Hak Cipta
Iwan Fals Dilaporkan Melanggar Hak Cipta
Iwan Fals dilaporkan oleh sahabat lamanya, Toto Dwiarso Goenarto, ke
Polda Metro Jaya atas tuduhan pelanggaran hak cipta. Pelanggaran tersebut terkait
lagu berjudul Bencana Alam yang dinyanyikan Iwan Fals pada 16 Oktober 2009 di
TV One. Iwan Fals dituntut pasal 2 ayat 1 atau pasal 49 ayat 2 UU No 19 tahun
2001 tentang hak cipta.Laporan bernomor LP/1299/IV/2010/Dit. Reskrim Sus itu
dipaparkan Jon Matias, pengacara Toto, Selasa (20/4). Kejadiannya tanggal 16
Oktober 2009 saat manggung di TV One. Saat itu dicantumkan pencipta lagunya
adalah Iwan Fals.
Toto Dwiarso Goenarto sebagai pihak yang merasa dirugikan juga
menambahkan persoalan dirinya yang mengalami kerugian ekonomis dan moral.
“Sebenarnya judul lagu Bencana Alam itu kita rekam tahun 1979 atas nama
kelompok Amburadul. Yang menyanyikan memang Iwan Fals saya dan Helmy.
Beberapa kali dia nyanyikan lagu itu memang tidak ada masalah. Tapi terakhir saat
di TV One nama penciptanya tertulis Iwan Fals. Ini sangat mengganggu saya.
Awalnya saya diamkan saja, tapi lama-lama anak-anak didik saya tidak percaya.
Terus orang-orang yang kenal saya sampai bilang, ah To kamu bohong, itu kan
lagu ciptaan Iwan Fals. Nah, puncaknya waktu Iwan nyanyikan di TV One,” papar
Toto.
Analisis : Menurut saya , kasus ini sangat jelas telah melanggar hak cipta Karena
dalam kasus tersebut tertera bahwa ada kesalahan penulis nama pencipta yang
seharusnya bukan Iwan Fals melainkan Toto Dwiarso Goenarto, kami tidak tahu
apakah kesalahan datang dari teknis yaitu pihak televisi / murni atau kesalahan
Iwan Fals tapi hal ini jelas akan sangat merugikan bagi pihak pencipta lagu yang
sebenarnya. Seperti pernyataannya di akhir artikel beliau merasa sangat
tersinggung dengan hal ini. Bahkan banyak orang menghina beliau berbohong kalu
ia adalah pencipta lagu tersebut. Karena itu penting sekali penegasan atas hal ini
untuk kedepannya, karena tidak menutup kemungkinan terjadinya kebohongan
publik sehingga para masyarakat mengira salah mengetahui pencipta
sesungguhnya.