EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi Desa Dlepih Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri)

SKRIPSI

Oleh : BUDHI HANGGONO

K4406013

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

commit to user

(Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi Desa Dlepih Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri)

Oleh : BUDHI HANGGONO K4406013

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

commit to user

commit to user

commit to user

Budhi Hanggono, K4406013 EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK

(STUDI PERUBAHAN SOSIAL DAN EKONOMI DESA DLEPIH

KECAMATAN TIRTOMOYO KABUPATEN WONOGIRI). Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Oktober 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) deskripsi wilayah Desa Dlepih Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri, (2) latar belakang munculnya

kerajinan batu akik di Desa Dlepih Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri, (3) perkembangan kerajinan batu akik di Desa Dlepih, (4) pengaruh perkembangan kerajinan batu akik terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Desa Dlepih.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan strategi penelitian studi kasus terpancang tunggal. Sampel diambil dengan pendekatan

yang bersifat purposive sampling dengan cara pemilihan informan yang dianggap layak dan sangat mengetahui tentang data-data yang dibutuhkan. Sumber data yang dipergunakan diantaranya adalah: informan, tempat dan peristiwa, serta sumber tertulis. Teknik pengumpulan data adalah dengan teknik wawancara, observasi dan analisis dokumen. Teknis analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Desa Dlepih mempunyai luas wilayah 758,2310 ha, dengan bentuk wilayah datar sampai

berombak 24%, wilayah berombak sampai berbukit 32%, wilayah berbukit sampai bergunung 44%, dan status Desa Swakarya yang terdiri dari 10 Dusun, 24 RT, dan 1033 KK, (2) adanya pernyataan duta dari Jakarta yang menyatakan bahwa di Desa Dlepih khususnya di obyek wisata Kahyangan terdapat batu mulia yang harus dikembangkan dan merupakan bahan utama dalam kerajinan ini, kemudian

pada tahun 1993 salah seorang warga Desa Dlepih mbah Atmo Karijo mendirikan usaha kerajinan batu akik setelah beliau mengikuti pembinaan dalam bidang perbatuan di Kecamatan Giriwoyo Kabupaten Wonogiri, (3) tenaga kerja yang dulunya dari keluarga sendiri, sekarang mengambil tenaga kerja dari luar keluarga, dan mulai memproduksi bermacam- macam bentuk akik dan juga

memproduksi barang-barang yang lain, (4) adanya kerajinan batu akik di Desa Dlepih menimbulkan pengaruh terhadap masyarakat Desa Dlepih baik pengaruh sosial maupun ekonomi. Adapun pengruh yang ditimbulkan adalah mengakibatkan munculnya kelas majikan dan buruh dalam stratifikasi sosial dalam masyarakat industri kerajinan batu akik. Pengaruh yang lain adalah dapat

menambah pendapatan atau penghasilan keluarga dan terciptanya lapangan kerja.

commit to user

Budhi Hanggono, K4406013 EXISTENCE CRAFT AGATE (SOCIAL CHANGE AND ECONOMIC STUDY DLEPIH VILLAGE SUB DISTRICT

TIRTOMOYO WONOGIRI). Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University, October 2011. This study aims to determine: (1) a description of the Village District DlepihTirtomoyoWonogiri, (2) the background of the emergence of craft agate in the Village District DlepihTirtomoyoWonogiri, (3) the development of handicrafts in the village

Dlepih agate, (4) the influence agate handicrafts development of social and economic life Dlepih Village community.

This research uses descriptive method with qualitative case study research strategy of single spikes. Samples were taken with a purposive sampling approach is the selection of informants in a way that is considered feasible and very aware of the required data. Source data used are: informers, places and events, as well as written sources. Data collection technique is to interview techniques, observation and document analysis. Technical analysis of the data used is a model of interactive analysis through three stages of data reduction, data presentation, and drawing conclusions.

Based on the research results can be concluded that: (1) The village has a total area of 758.2310 Dlepih ha, with a flat area up to 24% curly, wavy to hilly areas 32%, hilly to mountainous areas 44%, and the status of Village Self- employment 10 Hamlet, 24 RT, and 1033 households, (2) presence of envoys from the Jakarta declaration stating tha t the Village Dlepih especially in tourist

heaven there are precious stones that have been developed and is the main ingredient in this craft, (3) workers who used of his own family, is now taking labor from outside the family, and began producing a variety of forms agate and also produce other goods, (4) presence of agate handicrafts in the village of Dlepih raises an influence on the village of Dlepih both social and economic

impact . The pengruh generated class is led to the emergence of employers and workers in the social stratification in industrial societies agate craft. Another effect is to increase income or family income and job creation.

commit to user

“Kedalaman dan Keindahan sebuah Karya Cipta tidak terlepas dari Kebersihan jiwa dan Pikiran manusia itu sendiri”

(Emha Ainun Nadjib)

”Sesungguhnya Allah SWT tidak akan pernah merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mau berusaha merubah keadaanya yang ada pada diri mereka sendiri”.

(Q. S. Ar Ra’ad ayat 11)

”Mencintai sebuah pekerjaan akan membuat hasil yang sempurna ”

(Aristoteles)

commit to user

Karya sederhana ini dipersembahkan kepada: ? Bapak dan Ibu tercinta.

? Kakak-kakakku dan ponakan-ponakanku

tersayang. ? Ina Priati, terima kasih atas semangatnya.

? Teman-teman Rekishi (Bryan, Mukhlis, Toriq) ? Teman-teman Sejarah 2006,kakak-kakak dan

adek-adek tingkat Sejarah ? Almamater

commit to user

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi kesabaran, ketabahan, dan kekuatan sehingga terselesaikannya penyusunan sekripsi ini untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penulisan Skripsi ini. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan tersebut dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, disampaikan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian.

2. Ketua Jurusan P.IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui permohonan penyusunan Skripsi ini.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Herimanto, M.Pd, M.Si selaku pembimbing akademis yang telah memberikan bimbingan akademis kepada penulis selama studi di Program Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Drs. Saiful Bachri, M.Pd. selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sejak awal sampai akhir penulisan skripsi ini.

6. Drs. Leo Agung S, M.Pd. selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sejak awal sampai akhir penulisan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu yang senantiasa mendoakan penulis dan setiap butir tetes air mata dan keringatnya yang terurai untuk memberikan semangat hidup.

8. Para pengrajin batu akik Desa Dlepih yang telah bersedia menjadi narasumber bagi penulis, terima kasih banyak karena tanpa narasumber skripsi ini tidak akan pernah terselesaikan.

commit to user

banyak membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini. Tiada kebenaran sempurna yang datangnya dari manusia. Oleh karena itu, penulis menyadari sepenuhnya dengan kerendahan hati, skripsi ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran merupakan jalan untuk mencari kesempurnaan.

Semoga hasil karya ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya serta bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Surakarta, Oktober 2011

Penulis

commit to user

A. Kesimpulan ........................................................................................... 68

B. Implikasi ............................................................................................... 70

1. Implikasi Teoritis ..................................................................... 70

2. Implikasi Metodologis .............................................................. 70

3. Implikasi Praktis ....................................................................... 70

C. Saran-saran ........................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

72

LAMPIRAN ...................................................................................................

74

commit to user

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 1. Tabel Jadwal penelitian ……………………………………………… 29 Tabel 2. Tabel jumlah penduduk menurut usia dan jenis kelamin …………… 43 Tabel 3. Tabel jumlah penduduk menurut agama ……………………………. 44 Tabel 4. Tabel jumlah penduduk menurut mata pencaharian ………………… 46 Tabel 5. Tabel jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan ………………. 47 Tabel 6. Tabel tahap perkembangan kerajinan batu akik ……………………... 54

commit to user

halaman Gambar 1.

Gambar kerangka berpikir ……………………………………... 28 Gambar 2.

Gambar Analisis Data Interaktif ..……………………………… 41 Gambar 3.

Contoh alat pemotong ………………………………………….. 55 Gambar 4.

Contoh alat gerenda …………………………………………….. 56 Gambar 5.

Contoh alat pemoles ……………………………………………. 57

commit to user

halaman

Lampiran 1. Photo Contoh Bebatuan ............................................................... 74 Lampiran 2. Photo Dokumentasi Penelitian ..................................................... 81 Lampiran 3. Daftar Responden ......................................................................... 82 Lampiran 4. Contoh Pertanyaan Wawancara Dengan Pengrajin …………….. 84 Lampiran 5. Contoh Pertanyaan Wawancara Dengan Perangkat Desa ……… 86 Lampiran 6. Jurnal 1: Jewellery Industry Guide …………………………..…. 87 Lampiran 7. Jurnal 2: United Stated Agency For International

Development Afghanistan Small And Medium Enterprise Development Project Assessement Of Afghanistan Gemstone Industry ………………………………. 88

Lampiran 8. Peta Sosial Desa Dlepih ………………………………………... 89 Lampiran 9. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Observasi ………….…. 90 Lampiran 10. Surat Ijin Penyusunan Skripsi …………………………….……. 91 Lampiran 11. Surat Permohonan Menyusun Skripsi …………………….……. 92

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah telah mencatat bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang sejak masa lampau telah mempunyai kebudayaan yang bernilai tinggi. Bagi bangsa Indonesia kebudayaan terwujud dalam keanekaragaman kreasi manusia, sehingga kegiatan budaya ini tidak saja mampu menjadi identitas etnis dari masing- masing suku bangsa, akan tetapi lebih merupakan wahana dari corak dan tradisi masyarakat umumnya, yang mengungkapkan daya, rasa, cipta, dan karsa.

Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kaitan satu sama lain. Demikian juga dengan kebudayaan. Asal usul suatu bangsa sebagai nenek moyang memberikan ciri suatu bangsa. Dari perkembangan sejarah dengan melalui kurun waktu yang panjang dengan pengalaman yang berbeda-beda, maka disetiap daerah berkembang variasi- variasi tertentu sehingga merupakan kekhasan yang baru, yang tidak sama dengan daerah lain.

Indonesia dengan 13.000 pulaunya mengalami proses yang serupa itu pula. Bhineka Tunggal Ika mencakup semua aspek, termasuk budaya. Kekayaan budaya

Indonesia karena banyaknya tempat dan pengalaman berbeda, merupakan kebanggaan tersendiri yang selayaknya patut didokumentir, dipelihara dan dikembangkan.(Sulaima n BA;1980/1981:1)

Kebudayaan itu sendiri memiliki unsur-unsur pokok yang dapat menunjang perkembangannya. Salah satu unsurnya adalah kesenian yang merupakan bagian tak terpisahkan dari kebudayaan bangsa. Kesenian harus ditumbuhkembangkan sebagai ciri khas yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa yang lainnya. Seni berfungsi juga sebagai cermin masyarakat bangsa Indonesia yaitu sebagai suatu bentuk ekspresi yang mengandung nilai-nilai dan pola perilaku masyarakat untuk menopang identitas dan solidaritas kelompok masyarakat. (Soedarsono;1974:23).

commit to user

Seni berfungsi pula sebagai cermin masyarakat bangsa Indonesia yaitu sebagai suatu bentuk ekspresi yang mengandung nilai- nilai dari perilaku masyarakat untuk menopang identitas dan solidaritas kelompok masyarakat. Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan merupakan perintis dari perkembangan manusia baik secara sosial maupun individual.

Salah satu hasil kesenian adalah seni kerajinan. Seni kerajinan hampir tersebar luas di berbagai daerah di Indonesia dan memberi arti serta isi pada kebudayaan nasional khas Indonesia serta dapat pula untuk dibanggakan. Dimana seni kerajinan ini termasuk kedalam industri rumah tangga atau industri kecil.

Industri skala kecil di Indonesia merupakan bahan yang terus menerus dibahas dan merupakan pokok perhatian pemerintah, karena keberadaannya mempunyai arti penting baik secara ekonomi maupun politik. Pembangunan industri kecil dan menengah termasuk industri kerajinan serta industri rumah tangga, perlu didorong dan dibina menjadi usaha yang semakin berkembang dan efisien sehingga mampu mandiri dan dapat menambah pendapatan masyarakat. Menurut Frans Hadi Hartanto dan Filino Harahap, industri diartikan sebagai bentuk kegiatan manusia yang meningkatkan nilai guna dari bahan atau barang dengan menggerakkan teknologi, ketrampilan, modal, sumber-sumber kekayaan alam, perkakas dan mesin.

Usaha kerajinan bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan sehari- hari oleh masyarakat pendukungnya. Selain itu berkembang pula jenis-jenis usaha kerajinan

yang mengandung nilai estetik atau nilai seni untuk memenuhi kebutuhan golongan masyarakat atas. Usaha kerajinan yang menghasilkan karya yang bernilai seni ini ternyata mampu menghantarkan suatu daerah memiliki popularitas yang cukup tinggi dan memberi ciri kha s terhadap daerah tersebut melalui penampilan karya masyarakat daerah itu.

Sasaran penting dalam pengembangan industri kecil dan menengah disamping meningkatkan mutu kemampuan dan daya saing adalah bertambahnya jumlah industri rumah tangga yang dapat memasuki golongan industri kecil, meningkatnya jumlah industri kecil dan menengah yang tangguh dan efisien. Secara bersama sasaran

commit to user

tersebut juga dicapai dengan meningkatnya skala penjualan dan tumbuhnya wirausaha baru industri kecil dan menengah di daerah-daerah.

Tanpa mengabaikan kelebihan dan kelemahannya, industri kecil sampai saat ini masih menjadi aset utama dalam sektor perindustrian di Jawa Tengah. Alasan yang melandasi pentingnya berbagai usaha pengembangan industri kecil adalah

potensi alamiahnya yang besar dalam memberi andil bagi pelaksanaan masalah kesempatan kerja masyarakat.

Seni kerajinan telah dikenal oleh lapisan masyarakat baik masyarakat pedesaan maupun masyarakat perkotaan. Salah satunya adalah di Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri yang terkenal dengan keindahan alam Kahyangannya yang kemudian dijadikan sebagai tempat wisata alam dan wisata religi. Desa ini terdapat beberapa masyarakatnya yang menekuni profesi sebagai pengrajin batu akik. Dengan ketrampilan dan keprigelan tangan-tangan pengrajin, maka dari materi batu yang banyak terdapat di sekitar lokasi daerah wisata Kahyangan, para pengrajin memanfaatkan sumber daya alam yang tersimpan didalamnya dan menciptakan suatu produk seni kerajinan yang berkualitas tinggi dan memp unyai nilai seni walaupun dengan desain yang sangat sederhana.

Secara geografis daerah pemukiman pengrajin sangat setrategis untuk usaha tersebut, selain banyak terdapat batu sebagai bahan utama pembuatan kerajinan batu akik juga terletak di obyek wisata Kahyangan. Keindahan alam Kahyangan dan sungai Kahyangan yang selalu mengalir seakan membawa berkah tersendiri bagi sebagian masyarakat Desa Dlepih. Para pengrajin batu akik tersebut memanfaatkan alam Kahyangan yang berupa batu untuk dijadikan sebagai kerajinan pembuatan batu akik.

Berbagai bentuk dan corak bahkan ukuran batu akik dibuat oleh pengrajin untuk menarik minat para pembeli yang sedang berkunjung ke obyek wisata Kahyangan ini. Pembeli juga dapat memesan batu akik tersebut sesuai dengan keinginannya. Biasanya pengrajin batu akik ini akan ramai didatangi pembeli pada

commit to user

saat tanggal 1 Muhharam atau yang sering disebut tanggal 1 Sura, karena pada tanggal tersebut banyak wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata Kahyangan.

Kahyangan, yang merupakan salah satu obyek wisata religi dan juga wisata alam yang terdapat di Kabupaten Wonogiri sangatlah menarik untuk dikunjungi, baik sebagai sarana rekreasi maupun sebagai media pendakatan diri pada alam semesta

dan juga kepada sang pencipta. Keasrian alam Kahyangan dapat memberikan kesejukan pada pngunjung yang akan melakukan meditasi, menyatu dengan kekuasaan Illahi, agar terkabul permohonannya. Karena, konon ceritanya Kahyangan merupakan tempat bertapa Panembahan Senapati, salah satu leluhur Kerajaan Mataram. Bahkan, menurut kepercayaan masyarakat, air di lokasi tersebut membawa berkah dan menjadi sumber kecantikan atau awet muda saat dibasuhkan ke muka.

Bulan Suro atau pergantian tahun Jawa, menurut sebagian besar masyarakat Jawa merupakan bulan yang sakral. Obyek wisata Kahyangan sangat ramai di malam menjelang pergantian tahun Jawa (bulan Suro). Banyak pendatang dari luar daerah Kabupaten Wonogiri yang berkunjung ke Kahyangan untuk memperingati malam 1 Suro sekalian melakukan tirakatan, dan setiap Bulan Sura digelar wayang kulit semalam suntuk yang sebelumnya diadakan upacara Sedekah Bumi.

Bertitik dari latar belakang permasalahan tersebut, maka kajian tentang kerajinan batu akik di Kahyangan perlu dilakukan, diangkat dalam sebuah judul

“Perkembangan Kerajinan Batu Akik (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi Desa Dlepih Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri)”

B. Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas maka dapat diambil suatu perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana latar belakang munculnya kerajinan batu akik di Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri?

2. Bagaimana perkembangan kerajinan batu akik di Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri?

commit to user

3. Bagaimana pengaruh perkembangan kerajinan batu akik terhadap kehidupan sosial ekonomi mas yarakat di Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri?

C. Tujuan Masalah

Dengan perumusan masalah diatas maka dapat diperoleh suatu tujuan penulisan ini sebagai berikut:

1. Mengetahui latar belakang munculnya kerajinan batu akik di Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri.

2. Mengetahui perkembangan kerajinan batu akik di Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri.

3. Mengetahui pengruh perkembangan kerajinan batu akik terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi

pembaca pada umumnya tentang munculnya kerajinan batu akik.

b. Memberi sumbangan pemikiran bagi pengembangan dan pelestarian seni kerajinan.

c. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang kerajinan batu akik di Desa Kahyangan.

2. Manfaat Praktis

a. Diharapkan dapat bermanfaat bagi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret pada umumnya dan Program Sejarah pada khususnya, karena dapat menambah pengetahuan tentang kerajinan batu akik.

commit to user

b. Diharapkan dapat dipakai sebagai bahan masukan dan tambahan informasi bagi pengrajin untuk masa yang akan datang agar dapat memberikan nilai tambah bagi produksi.

c. Memenuhi salah satu syarat guna meraih gelar sarjana pendidikan Program Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

commit to user

LADASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Seni Kerajinan

a. Seni

Kesenian merupakan unsur pengikat yang mempersatukan pedoman- pedoman bertindak yang berbeda menjadi suatu desain yang utuh, menyeluruh, dan operasional, serta dapat diterima sebagai sesuatu yang bernilai. Dalam Ensiklopedi Indonesia dikatakan, bahwa yang dimaksud dengan kesenian adalah meliputi penciptaan segala macam hal atau benda yang karena keindahan bentuknya orang akan senang melihat atau mendengarnya. Sedangkan Everyman Encyclopedia dalam Sudarmaji (1979:6) menyatakan apa yang dimaksud dengan kesenian adalah segala sesuatu yang dilakukan orang bukan karena kebutuhan pokok, melainkan semata- mata karena kemewahan, kenikmatan atau kebutuhan spiritual (Nooryan Bahari, 2008:49).

Istilah seni dalam pengertian sekarang, berbeda dengan istilah seni di masa sebelum perang dunia II. Istilah tersebut dipakai dalam pengertian sehari- hari dan umum, yang artinya kecil atau halus. Menurut I.G. Bg. Sugriwa dalam Nooryan Bahari (2008:61) secara etimologi kata seni diduga berasal dari bahasa Sansekerta, yang artinya kurang lebih sebagai penyembahan, pelayanan, dan pemberian. Sedangkan Padmapuspita sebagai seorang ahli Sansekerta menyatakan bahwa dalam bahasa Sansekerta tidak dijumpai kata seni. Padmapuspita justru menunjuk kemungkinan besar istilah seni berasal dari bahasa Belanda, genie. Dalam Koenen – Endepols – Bezoen, Handwoordenboek der Nederlandse Taal, kata genie ternyata berasal dari bahasa Latin, genius. Rangkaian pikiran logisnya: seniman itu merupakan makhluk yang memiliki kelebihan; kehalusan jiwa yang tidak tersamai oleh awam dalam menikmati dan menciptakan keindahan (Nooryan Bahari, 2008:61).

commit to user

pengertian seni. Pertama; seni, dalam arti yang paling mendasar, adalah suatu kemahiran atau kemampuan. Kedua; seni adalah suatu kegiatan manusia yang secara sadar dan melalui perantaraan tanda-tanda lahiriah tertentu, menyampaikan perasaan-perasaan yang telah dihayati kepada orang lain, sehingga mereka juga merasakan apa yang telah dirasakan oleh pencipta karya. Ketiga; seni adalah suatu kegiatan manusia dalam menjelajahi dan menciptakan realita baru berdasarkan penglihatan yang irasional, sembari menyajikan realita itu secara simbolis atau kiasan seperti kebulatan dunia kecil yang mencerminkan sebuah kebulatan dunia yang besar (Erich Kahler). Lebih lanjut dinyatakan, bahwa seni adalah suatu kegiatan yang dirancang untuk mengubah bahan-bahan alamiah menjadi sesuatu yang berguna atau indah (Nooryan Ba hari, 2008:66-67).

Merriam Webster’s Collegiate Dictionary dalam Nooryan Bahari (2008:

68) disebutkan, pengertian seni adalah “skill acquired by experience, study, or observation 2 the art of making friends 3”, yang berarti keterampilan yang diperoleh melalui pengalaman, pendidikan, penelitian, dan pertemanan. Berdasarkan uraian di atas, pengertian seni adalah suatu keterampilan yang

diperoleh dari pengalaman, belajar, atau pengamatan-pengamatan. Pengertian lainnya, seni merupakan bagian dari pelajaran, salah satu ilmu sastra, dan pengertian jamaknya adalah pengetahuan budaya, pelajaran, ilmu pengetahuan

serta suatu pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan atau keterampilan. Secara

garis besar, kesenian dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu seni rupa, seni musik, seni tari, seni sastra, seni drama, seni kerajinan, dan lain- lain.

Herbert Read dalam Dharsono Sony Kartika (2004: 2), menyebutkan bahwa seni merupakan usaha manusia untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan. Bentuk yang menyenangkan dalam arti bentuk yang dapat membingkai perasaan keindahan dan perasaan keindahan itu dapat terpuaskan apabila dapat menangkap harmoni atau satu kesatuan dari bentuk yang disajikan.

commit to user

macam fungsi, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Personal Sebagai instrumen ekspresi personal, seni semata- mata tidak dibatasi untuk dirinya sendiri. Maksudnya, ia tidak secara eksklusif dikerjakan berdasarkan emosi pribadi, namun bertolak pada pandangan personal menuju persoalan- persoalan umum dimana seniman itu hidup, yang nantinya akan diterjemahkan seniman lewat lambing simbol yang terjadi pola umum pula.

2. Fungsi Sosial Merupakan kecenderungan atau usaha untuk mempengaruhi tingkah laku terhadap kelompok manusia. Ia diciptakan berdasarkan atas dasar penggunaan pada situasi umum serta menggambarkan aspek kelompok sebagai wujud adanya perbadaan pengalaman personal.

3. Fungsi Fisik Kreasi yang secara fisik dapat digunakan untuk kebutuhan praktis sehari- hari. Karya seni yang ia buat benar-benar merupakan kesenian yang berorientasi pada kebutuhan fisik selain keindahan barang itu sendiri.

Lebih lanjut Suwaji Bastomi (1992: 13-14), menyatakan bahwa seni memiliki ciri-ciri khusus yang menjadi sifat dasar seni, yaitu:

1. Sifat kreatif, kreasi adalah suatu yang baru, yang berupa ide (gagasan), ungkap (garap) atau bahkan kedua-duanya sehingga menghasilkan wujud baru.

2. Sifat emosional, hasil seni merupakan ungkapan kehidupan emosional seseorang. Seseorang dikatakan kreatif jika hasil karyanya berdasarkan kebenaran estetis.

3. Sifat individual, hasil seni pastilah diciptakan seseorang, dan tidak diciptakan oleh orang banyak.

4. Sifat abadi, seni tidak akan musnah oleh ruang dan waktu.

5. Sifat universal, seni berada dimana-mana diseluruh dunia dan tumbuh sepanjang masa.

commit to user

1) Latar Belakang Kerajinan

Pada dasarnya ketika untuk pertama kalinya manusia ingin memenuhi kebutuhan hidup yang mendesak, maka timbulah tanda-tanda perubahan yang dapat digolongkan dalam kegiatan seni kerajinan. Kebutuhan untuk melindungi diri dari gangguan alam, dari gangguan binatang buas, dan kebutuhan untuk makan, adalah kebutuhan pokok manusia untuk melestarikan hidupnya. Sejak saat itu manusia mulai berusaha untuk berteduh, membuat pakaian, membuat peralatan untuk mengumpulkan makanan, berburu dan untuk membela diri.

Seni kerajinan muncul hampir bersamaan dengan awal kehidupan manusia di bumi ini. Kemunculan itu berkaitan erat dengan tingkat kebutuhan hidup manusia dalam rangka mempertahankan hidup. Menurut sejarah kesenian bahwa kerajinan telah ada sejak nenek moyang yang berkembang sampai sekarang di berbagai daerah. Kerajinan tersebut merupakan karya tradisio nal dari berbagai daerah di Indonesia, sehingga di Indonesia banyak ditemui hasil kerajinan dan kerajinan tersebut selalu memberikan ciri khas daerah dimana seni kerajinan tersebut berada. Kerajinan suatu daerah akan berbeda dengan seni kerajinan daerah lain. Walaupun ada yang sama, tetapi pasti ada perbedaan diantaranya dalam hal mutu, motif ataupun bentuk, sehingga dengan melihat dari hasil karya kerajinan tersebut orang akan tahu darimana produk kerajinan tersebut berasal (Soepratno, 1985: 52).

Pada mulanya kerajinan adalah sebagai usaha yang menghasilkan benda- benda kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Usaha ini bersifat sampingan diluar mata pencaharian pokok masyarakat pedesaan yaitu bertani. Peralatan yang digunakan masih sangat sederhana, belum mengutamakan kualitas dan jumlah produksi.

Seiring dengan kemajuan jaman dan perubahan serta semakin kompleksnya tuntutan kebutuhan hidup, maka jenis peralatan yang mereka ciptakan juga mengalami perubahan dan kemajuan pula.

commit to user

dimana kemunculannya berkaitan erat dengan tuntutan kebutuhan hidup manusia sehari- hari, baik jasmani maupun rohani.

2) Pengertian Kerajinan

Secara umum kerajinan menurut arti harfiahnya adalah lahir dari sifat rajin manusia. Rajin dalam arti bukan lawan sikap malas tetapi dari sikap terampil atau keprigelan tangan. Keterampilan ini didapat dari pengalaman dan ketekunan bekerja yang dapat meningkatkan cara atau teknik penggarapan serta memperdalam hasil kualitas seseorang yang akhirnya timbul suatu keahlian, bahkan kemahiran dalam suatu profesi tertentu (Kusnadi, 1983:11).

Istilah kerajinan sudah sering didengar baik melalui media cetak, elektronik maupun dalam pembicaraan sehari-hari dalam masyarakat. “kerajinan adalah usaha produktif di sektor non pertanian, baik merupakan mata pencaharian utama maupun sampingan, karena itu kegiatan ekonomi maka usaha kerajinan ini dikatagorikan ke dalam usaha kerajinan yang masih pada tingkat industri rumah tangga dan industri kecil” (Soeri Soeroto, 1983:20).

Dewan Kerajinan Indonesia dalam Lincolyn Arsyad (1993:313), kerajinan adalah termasuk segi kebudayaan dan usaha yang dapat dikembangkan dengan industri rumah tangga dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat, serta memelihara kelestarian dan seni budaya bangsa.

Berdasarkan definisi dan batasan-batasan yang dijelaskan, maka akan semakin jelas bahwa usaha kerajinan tangan yang menjadi obyek penelitian ini termasuk ke dalam kelompok industri kecil, karena usaha ini dilakukan dengan rajin, teliti, disertai dengan kreatifitas yang tinggi.

Memang semula hasil karya itu hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari. Kerajinan sebagai usaha sampingan lambat laun menjadi mata pencaharian pokok, karena telah dipersiapkan untuk mengatasi kemerosotan dalam bidang pertanian. Sementara hasil kerajinan semakin diminati masyarakat, sehingga terus berkembang. Bahkan di tempat tersebut mulai tumbuh pengrajin-pengrajin baru yang menjadikan daerah tersebut menjadi sentra kerajinan.

commit to user

kerajinan itu adalah merupakan hasil dari sifat terampil dan keprigelan tangan seseorang yang diperoleh dari pengalaman dan ketekunan bekerja. Yang hasilnya berupa barang-barang yang memiliki estetis dan daya guna, yang tentunya tidak luput dari peralatan-peralatan yang sederhana pula.

Kusnadi (1983: 11) berpendapat bahwa: Seni kerajinan menurut harfiahnya dilahirkan dari sifat rajin manusia,

namun harus kita sadari bahwa titik berat dari penghasilan perbuatan seni kerajinan bukanlah dikarenakan sifat rajin itu, tetapi lahir dari sifat terampil atau keprigelan tangan kita. Ketrampilan ini didapat dari pengamatan dengan tekun sehingga dapat meningkatkan cara penggarapan serta memperdalam kualitas kerja bahkan kemahiran dalam suatu profesi tertentu.

Sedangkan didalam Ensiklopedia Indonesia pengertian seni kerajinan dijelaskan adalah sejenis kesenian yang menghasilkan berbagai barang perabotan, barang-barang hiasan atau barang-barang anggun yang masing- masing bermutu kesenian.

Berdasarkan pengertian seni kerajinan diatas yang dimaksud dengan seni kerajinan adalah merupakan hal atau sifat rapi (bahasa jawa: rajin) yang berkaitan dengan industri kecil atau industri rumah tangga.

2. Industri Kecil

Industri pada hakekatnya adalah pembangunan suatu sistem yang mempunyai daya hidup dan mampu berkembang secara mandiri serta mengakar pada struktur ekonomi dan struktur masyarakat. Oleh karena itu sebagian besar negara di dunia, termasuk Indonesia menjadikan industrialisasi sebagai pilihan dalam model pembangunan untuk mencapai kemajuan.

Dukungan terhadap kegiatan industri kecil di Indonesia sesungguhnya tidak wajar untuk didekati dengan cara pandang “belas kasihan” semata, apalagi bila dikaitkan dengan sifatnya yang menghidupi “orang kecil” melalui pasar-pasar local yang tersebar luas diseluruh penjuru tanah air kita. Kegiatan industri kecil dalam keadaan tertentu ternyata penuh vitalitas untuk tumbuh secara wajar, serta kemampuannya untuk bertahan dalam keadaan ekonomi yang terburuk sekalipun.,

commit to user

dibantu oleh iklim yang menunjang. Lebih lanjut dinyatakan bahwa, dalam arti strategis, proposisi yang mendukung pentingnya usaha pengembangan industri kecil yang bersangkutan itu adalah: fleksibilitas dan adaptabilitasnya di dalam memperoleh bahan mentah dan peralatan; relevansinya dengan proses desentralisasi kegiatan ekonomi bagi menunjang terciptanya integrasi kegiatan pada sektor-sektor ekonomi yang lain; potensinya terhadap perluasan dan penciptaan kesempatan kerja; serta, dalam jangka panjang, peranannya sebagai basis untuk mencapai suatu kemandirian pembangunan ekonomi karena kegiatan industri kecil hampir seluruhnya dilakukan oleh pengusaha dalam negeri dan proses produksinya cenderung dilakukan dengan kandungan impor yang rendah.

Sejak awal dasawarsa tujuhpuluhan secara tajam mulai dasadari, bahwa meskipun mengalami tingkat pertumbuhan ekonomi yang pesat, namun kebanyakan negara berkembang belum berhasil menyediakan lapangan pekerjaan yang layak bagi angkatan kerja pada umumnya, baik ditinjau dari segi tingkat pendapatan, ataupun dari kesesuaian pekerjaan terhadap keahlian. Bertolak dari kenyataan inilah maka eksistensi industri kecil, telah mengambil tempat penting dalam masalah kesempatan kerja dan ketenagakerjaan di negara- negara berkembang (Azhari, 1986:1).

Jumlah unit usaha industri kecil terhadap jumlah unit usaha di sektor industri pengilahan memperlihatkan besaran yang lebih tajam dibandingkan dengan tenaga kerja. Gambaran jumlah unit usaha industri kecil yang demikian besar ini pada gilirannya tidak lain menyiratkan betapa beragamnya hambatan yang dihadapi pemerintah dalam penanganan industri kecil. Pergeseran struktural ini bermula dari perkembangan industri pengolahan yang bersifat ringan, seperti: industri- industri tekstil, kertas, gelas dan sebagainya, yang kemudian ikut memberi andil bagi pertumbuhan industri dasar dan industri berat dengan dipelopori oleh kelompok Zaibatsu (pemilik modal) yang melakukan ekspansi besar-besaran ke semua cabang industri. Namun, terlepas dari tergesernya struktural itu, gambaran factual memperlihatkan betapa industri pemintalan dan tenun tradisional secara unik tetap mampu bertahan terhadap kompetisi dari

commit to user

umumnya tumbuh di sekitar pabrik-pabrik besar, serta atas dasar kontrak berperan sebagai supplier bagi pabrik-pabrik besar. Definisi industri kecil antara satu negara dengan negara lain berbeda, di Singapura industri kecil didefinisikan sebagai unit usaha industri yang mempekerjakan antara 10 sampai 99 orang tenaga kerja, di Malaysia dan Muangthai industri kecil didefinisikan sebagai unit industri yang mempekerjakan tidak lebih dari 50 orang tenaga kerja, sementara di Indonesia dan Filipina industri kecil didefinisikan sebagai unit usaha industri yang mempekerjakan antar 5 sampai 19 orang tenaga kerja. Industri kecil tetap mempunyai kedudukan yang penting dalam perekonomian suatu Negara (Azhari, 1986:3-4).

Menurut Lincolyn Arsyad (1992: 306) untuk mengetahui macam- macam industri ini bisa dilihat dari beberapa sudut pandang. Pertama, pengelompokan industri yang dilakukan oleh Departemen Perindustrian. Menurut Departeme n Perindustrian, Industri Nasional Indonesia dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu:

1. Industri dasar yang meliputi kelompok Industri Mesin dan Logam Dasar, dan kelompok Industri Kimia Dasar. Industri Mesin Pertanian, elektronik, besi baja, tembaga, dan lain- lain merupakan kelompok Industri Mesin dan Logam Dasar. Sedangkan yang termasuk dalam kelompok Industri Kimia Dasar antara lain: industri pupuk, industri pestisida, industri semen dan sebagainya. Dilihat dari misinya industri dasar mempunyai misi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, membantu penjualan struktur industri dan bersifat padat modal.

2. Industri kecil yaitu meliputi industri pangan, industri sandang dan kulit, industri kimia dan bahan bangunan, industri galian bukan logam dan logam. Kelompok industri kecil ini mempunyai misi melaksanakan pemerataan. Teknologi yang digunakan yaitu teknologi menengah atau sederhana dan padat karya.

3. Industri hilir yaitu kelompok Aneka Industri (AI) yang meliputi industri pengolahan sumber daya hutan, hasil pertambangan, sumber daya pertanian

commit to user

ekonomi, dan atau pemerataan, memperluas kesempatan kerja. Kedua, pengelompokan industri menurut jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan. Menurut Biro Pusat Statistik (BPS) yang dikutip oleh Lincolyn Arsyad (1992: 307), pengelompokan industri dengan cara ini dibedakan menjadi empat, yaitu:

1. Perusahaan/ Industri Besar jika mempekerjakan 100 orang atau lebih.

2. Perusahaan/ Industri Sedang jika mempekerjakan 20 sampai 99 orang.

3. Perusahaan/ Industri kecil jika mempekerjakan 5 sampai 19 orang.

4. Industri/ kerajinan Rumah Tangga jika mempekerjakan kurang dari 5 orang.

Istilah industri dapat diartikan secara sempit dan luas. Dalam arti sempit industri merupakan gabungan atau kumpulan perusahaan yang memiliki kesejenisan dalam produksi yang dihasilkan atau bahan baku yang digunakan dan proses produksi yang dilaksanakan. Pengertian luasnya industri merupakan sebagai kumpulan atau gabungan perusahaan yang memproduksi dengan aktivitas permintaan silang yang positif dan tinggi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996:330) mengartikan “industri sebagai perusahaan yang membuat atau menghasilkan barang-barang”.

Definisi lain menurut Biro Pusat Statistik seperti yang dikutip T. Kian Wie yang diterjemahkan oleh Mari Pangestu (1987: 111) mengelompokan industri kecil sebagai berikut:

1. Industri kecil modern, yang memiliki ciri-ciri:

a) Menggunakan teknologi proses madya.

b) Skala produksi yang terbatas.

c) Tergantung pada dukungan litbang dan industri besar.

d) Dilibatkan dengan sistem pemasaran produksi industri besar dan

menengah dengan sistem pemasaran domestik dan ekspor.

e) Menggunakan mesin khusus dan alat perlengkapan lainnya.

2. Industri kecil tradisional, yang memiliki ciri-ciri:

a) Teknologi proses yang digunakan secara sederhana.

commit to user

Deperindus sebagai bagian dari program bantuan teknisnya kepada industri kecil.

c) Mesin yang digunakan dan alat perlengkapan modal lainnya relatif sederhana.

d) Lokasi di pedesaan.

e) Akses untuk menjangkau pasar di luar lingkungan yang berdekatan terbatas.

3. Industri kerajinan kecil, yang memiliki ciri-ciri: Menggunakan teknologi proses madya atau justru teknologi proses maju.

Berdasarkan SK Menteri Perindustria n Nomor:133/ M/ SK/8/1976, industri kecil terbagi menjadi empat kelompok, yaitu:

1) Industri kecil yang punya kaitan erat dengan industri menengah dan besar.

a) Industri kecil yang menghasilkan barang yang diperlukan oleh industri menengah dan besar.

b) Industri kecil yang membutuhkan produk-produk dari industri menengah dan besar.

c) Industri kecil yang perlu bahan-bahan limbah dari industri menengah dan besar.

2) Industri kecil yang berdiri sendiri, yaitu industri kecil yang langsung

menghasilkan barang untuk konsumen (industri jenis ini tidak memiliki ikatan dengan industri lain).

3) Industri kecil yang menghasilkan barang-barang seni.

4) Industri kecil yang memiliki pasaran lokal dan bersifat pedesaan. Menurut Irsan Azhary (1986:5), industri kecil juga memberi manfaat sosial (social benefits) yang sangat berarti bagi perekonomian. Manfaat tersebut antara lain:

1. Industri kecil dapat menciptakan peluang berusaha yang luas dengan pembiayaan yang relatif murah. Hal ini sejalan dengan kenyataan bahwa tingkat keahlian dan daya duk ung permodalan dari pengusaha-pengusaha di Indonesia pada umumnya masih sangat rendah.

commit to user

tabungan domestik, dimungkinkan bahwa industri kecil cenderung memperoleh modal dari tabungan si pengusaha sendiri, atau dari keluarga dan kerabatnya.

3. Industri kecil mempunyai kedudukan komplementer terhadap industri besar dan sedang, karena menghasilkan produk yang relatif murah dan sederhana.

Selain memberikan manfaat sosial, industri kecil juga mempunyai permasalahan pokok yang dihadapi, diantaranya adalah:

1. Iklim diskriminatif yang bersumber dari sikap dan tindakan pemerintah.

2. Relatif terbatasnya akses untuk memperoleh kredit dari bank komersil.

3. Berapa premis yang secara asasi merupakan kendala tersendiri bagi perkembangan industri kecil. Seperti diketahui, usaha kecil dalam perkembangan usahanya sering kali menghadapi kendala, baik kendala internal maupun kendala eksternal. Kendala internal terutama berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia. Karena keterbatasan sumber daya tersebut maka mereka kurang mampu memanfaatkan peluang yang ada, baik akses pasar, akses terhadap sumber pembiayaan dan akses terhadap teknologi. Sedangkan kendala eksternal berkaitan dengan iklim usaha yang kurang kondusif terhadap perkembangan usaha kecil. Selama ini terkesan berbagai kebijaksanaan lebih berpihak kepada sektor usaha besar, sehingga berbagai fasilitas yang disediakan oleh pemerintah sebagian besar dinikmati oleh usaha besar.

Kontribusi usaha kecil dalam perekonomian secara makro cukup berarti. Sumbangan tersebut terutama dari segi penyerapan tenaga kerja. Disamping itu, mereka juga memberikan kontribusi dalam penciptaan nilai tambah dan devisa ekspor non-migas meskipun nilainya relative kecil (R.Maryatmo, 1996:3-4).

Industri kerajinan kecil terutama dipedesaan sangat perlu untuk memecahkan masalah pengangguran yang semakin banyak. Salah satu cara yang digunakan adalah mengembangkan industri kecil atau industri pedesaan. Usaha industri kecil semacam ini di maksudkan agar kebutuhan kesempatan kerja rakyat pedesaan terpenuhi. Berdasarkan hal tersebut dapat diambil makna bahwa industri kecil, khususnya di pedesaan sangat diperlukan dalam memperluas lapangan

commit to user

potensial, terutama industri kecil usaha kerajinan. Azhari (1986:10-11), berdasarkan dari sensus industri 1974/1975 diperoleh gambaran bahwa jumlah industri kecil dan kerajinan rumah tangga mendekati 1,3 unit dengan lebih dari 4,2 juta orang tenaga kerja. Sementara data-data terakhir menunjukkan bahwa industri kecil dan kerajinan rumah tangga telah berkembang menjadi 1.518.668 unit usaha, dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 14.549.552 orang. Kenyataan ini memberikan gambaran bahwa industri kecil dan kerajinan rumah tangga pada hakekatnya masih bertahan dalam struktur perekonomian Indonesia, bahkan dari waktu ke waktu senantiasa menunjukkan tingkat perkembangan yang mengesankan. Tampaknya terdapat beberapa alasan kuat yang mendasari resistensi dari keberadaan industri kecil dan kerajinan rumah tangga dalam perekonomian Indonesia, diantaranya sebagai berikut:

1. Sebagian besar populasi industri kecil dan kerajinan rumah tangga berlokasi di daerah pedesaan, sehingga tenaga kerja yang semakin meningkat serta luas tanah garapan garapan pertanian yang relatif berkurang, industri kecil merupakan jalan keluar.

2. Beberapa jenis kegiatan industri kecil dan kerajinan rumah tangga banyak menggunakan bahan baku dari sumber-sumber di lingkungan terdekat.

3. Harga jual yang relatif murah serta tingkat pendapatan kelompok “bawah” yang rendah sesungguhnya merupakan sesuatu “kondisi berjawab” tersendiri yang memberi peluang bagi industri kecil dan kerajinan rumah tangga untuk tetap bertahan.

4. Tetap adanya permintaan terhadap beberapa jenis komoditi yang tidak diproduksi secara maksimal. Jenis industri kecil di Surakarta menurut kantor Deperindus Kota Madya

Surakarta tahun 1993 ada 5 (lima) sentra industri kecil yang meliputi: sentra industri pangan, sentra industri sandang dan kulit, sentra industri kimia dan bahan bangunan, sentra industri kerajinan dan umum serta sentra industri logam.

commit to user

memiliki peranan yang strategi dalam peningkatan pendapatan, perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha, serta mampu mengatasi kemiskinan itu memperoleh perhatian dari pemerintah untuk dibina dan dikembangkan agar menjadi salah satu pendukung sektor ekonomi.

Biasanya usaha kecil atau industri kecil mempunyai strategi sendiri, yaitu dengan membuat produk yang khusus, unik, dan spesial agar tidak bersaing dengan industri besar. Karena usahanya yang kecil, industri kecil umumnya mempunyai daerah pemasaran yang tidak terlalu jauh sehingga tabiet konsumennya dapat dipahami benar. Komunikasi dengan konsumen berjalan cepat dan seringkali berlangsung kepada pemilik. Hal ini menyebabkan industri kecil dengan permodalan yang tidak besar itu bersifat luwes dan sering menghasilkan inovasi- inovasi. Industri kecil umumnya hanya dikelola sendiri oleh pemiliknya yang kadang kala dibantu anggota keluarga. Mungkin dibantu pula oleh beberapa tangan pembantu, tetapi tidak jelas apa statusnya, apa tugasnya, sampai dimana wewenang dan tanggung jawabnya (Singgih, 1999:1-4).

Berdasarkan uraian diatas, industri kerajinan batu akik yang berada di Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri ini termasuk kedalam industri kecil atau industri rumah tangga.

3. Perubahan Sosial

Setiap manusia selama hidupnya pasti mengalami perubahan-perubahan. Proses perubahan terjadi karena manusia adalah makhluk yang berpikir dan bekerja. Manusia selalu berusaha untuk memperbaiki hidupnya atau sekurang- kurangnya mempertahankan hidupnya. Perubahan yang terjadi pada prinsipnya adalah suatu proses yang terus menerus artinya bahwa perubahan itu ada yang terjadi lambat dan ada yang terjadi cepat. Para ahli sepakat untuk mengkatagorikan masyarakat Indonesia sekarang ini sebagai masyarakat yang sedang berada dalam keadaan transisional. Masyarakat Indonesia sekarang sedang bergerak dari masyarakat agraris tradisional yang penuh dengan nuansa spiritualistik menuju masyarakat industrial modern yang materialistik. Warna

commit to user

masyarakat, walaupun corak kehidupan agraris tradisional tidak lenyap sama sekali (W. F. Wertheim, 1999:2-3).

Soekanto (1982:308), ahli lain berpendapat bahwa perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat, seperti misalnya perubahan dalam unsur-unsur geografis, biologis, ekonomis, atau kebudayaan. Kemudian ada pula yang berpendapat bahwa perubahan-perubahan sosial bersifat periodik dan non periodik. Pendapat-pendapat tersebut pada umumnya menyatakan bahwa perubahan merupakan lingkaran kejadian-kejadian. Pitirim A. Sorokin dalam Soerjono Soekanto (1982:263) berpendapat bahwa segenap usaha untuk mengemukakan adanya suatu kecenderungan yang tertentu dan tetap dalam perubahan-perubahan sosial tidak akan berhasil baik. Akan tetapi, perubahan- perubahan tetap ada dan yang paling penting adalah lingkaran terjadinya gejala- gejala sosial harus dipelajari karena dengan jalan tersebut barulah akan dapat diperoleh suatu generalisasi. Sedangkan Kingsley Davis dalam buku yang sama mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.

Pada dewasa ini proses-proses pada perubahan-perubahan sosial dapat diketahui dari adanya ciri-ciri tertentu, yaitu sebagai berikut:

1. Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya karena setiap masyarakat mengalami perubahan yang terjadi secara lambat atau secara cepat.

2. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu, akan diikuti dengan perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya. Karena lembaga- lembaga tadi sifatnya interdependen, maka sulit sekali untuk mengisolasi perubahan pada lembaga-lembaga sosial tertentu saja.

3. Perubahan-perubahan sosial yang cepat biasanya mengakibatkan disorganisasi yang bersifat sementara karena berada di dalam proses penyesuaian diri. Disorganisasi akan diikuti oleh suatu reorganisasi yang mencakup pemantapan kaidah-kaidah dan nilai- nilai lain yang baru.

commit to user

spiritual saja karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan timbal balik yang sangat kuat.

Soerjono Soekanto (1982:333), d i dalam masyarakat di mana terjadi suatu

proses perubahan, terdapat faktor- faktor yang mendorong jalannya perubahan yang terjadi. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

1. Kontak dengan kebudayaan lain. Salah satu proses yang menyangkut hal ini adalah diffusion. Difusi adalah proses penyebaran unsur- unsur kebudayaan dari individu kepada individu lain, dan dari masyarakat ke masyarakat lain. Dengan proses tersebut, manusia mampu menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan. Dengan terjadinya difusi, suatu penemuan baru yang telah diterima oleh masyarakat dapat diteruskan dan disebarkan pada masyarakat luas sampai umat manusia di dunia dapat menikmati kegunaannya.

2. Sistem pendidikan formal yang maju. Pendidikan mengajarkan aneka macam kemampuan kepada individu. Pendidikan memberikan nilai- nilai tertentu bagi manusia, terutama dalam membuka pikirannya serta menerima hal-hal baru dan juga bagaimana cara berpikir secara ilmiah. Pendidikan mengajarkan manusia untuk dapat berpikir secara obyektif, yang akan memberikan kemampuan untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan zajam atau tidak.

3. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju. Apabila sikap tersebut melembaga dalam masyarakat, masyarakat merupakan pendorong bagi usaha-usaha penemuan baru. Hadiah Nobel, misalnya, merupakan pendorong untuk menciptakan hasil- hasil karya yang baru. Di Indonesia juga dikenal sistem penghargaan tertentu, walaupun masih dalam arti yang sangat terbatas dan belum merata.

4. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang (deviation), yang bukan merupakan delik.

commit to user

Sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertikal yang luas atau berarti memberi kesempatan kepada para individu untuk maju atas dasar kemampuan sendiri. Dalam keadaan demikian, seseorang mungkin akan mengadakan identifikasi dengan warga-warga yang mempunyai status lebih tinggi. Identifikasi terjadi di dalam hubungan superordinasi-subordinasi. Pada golongan yang berkedudukan lebih rendah, acap kali terdapat perasaan tidak puas terhadap kedudukan sosial sendiri. Keadaan tersebut dalam sosiologi disebut status-anxiety. Status-anxiety menyebabkan seseorang berusaha menaikkan kedudukan sosialnya.