Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Meningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA di Kelas 5 SDN Tegalrejo 03 Salatiga Tahun Ajaran 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN

  3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kolaborasi, dimana guru bertindak sebagai pelaksana pembelajaran dan peneliti sebagai observer. Menurut

  Arikunto (2010: 47-48) Penelitian tindakan kelas kolaborasi yaitu penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam kelompok 2(dua) orang. Adapun perencanaanya meliputi: a. Model tindakan yang digunakan.

  b. Panduan yang akan diberikan kepada siswa.

  c. Jadwal pelaksanaan.

  d. Model pengamatan dan lembar yang akan digunakan.

  e. Bagaimana model refleksi yang akan dilakukan.

  3.2 Setting Penelitian

  3.2.1 Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di kelas 5 SD

  Negeri Tegalrejo 03 yang terletak di Desa Karang Kepoh No.1 Kecamatan Argomulyo Salatiga. Lokasi sekolah ini berada dilingkup rumah penduduk serta pinggir pasar dan terminal pasar sapi.

  3.2.2 Subjek Penelitian Subyek dari penelitian tindakan kelas adalah siswa di kelas 5 SD

  Negeri Tegalrejo 03 Kecamatan Argomulyo Salatiga, semester II Tahun

  Pelajaran 2014/2015 dengan kolaborator guru kelas yaitu ibu Yunita Aen .A, S.Pd. Dari wawancara dengan guru kelas 5, didapat data siswa dengan jumlah 24 siswa yang teridiri atas 14 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan, Karakteristik siswa kelas 5 ini adalah berumur antara 9 tahun kendala yang dialami dalam pembelajaran yakni kurangnya keaktifan siswa serta rendahnya hasil belajar IPA. Dari data hasil belajar IPA semester 1, didapat data dari 24 siswa hanya 9 siswa atau 37,5% siswa yang tuntas, sedangkan 15 siswa yang belum tuntas atau 62,5% belum memenuhi KKM yang ditentukan sekolah yakni 70.

3.2.3 Waktu Penelitian

  Penelitian ini akan dilakukan pada semester II tahun ajaran 2014/2015 dengan menggunakan penelitian tindakan kelas yang diperkirakan pelaksanaannya pada bulan Maret 2015 sampai selesai.

  Adapun pengalokasian waktu pelaksanaan tindakan dapat dilihat pada tabel 3.1.

  Tabel 3.1 Alokasi Waktu Penelitian 2014/2015

  Maret April Mei Juni Pelaksanaan

  No Penelitian 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

  1 Observasi Penyusunan proposal 2 dan soal-soal untuk uji validitas

  3 Uji validitas soal siklus 1 dan siklus 2 Siklus 1

  Perencanaan

  4 Pelaksanaan Observasi Refleksi

  Siklus 2 Perencanaan

  5 Pelaksanaan Observasi Refleksi

  6 Pelaporan

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

  Slameto (2012: 138) variabel penelitian didefinisikan sebagai faktor yang apabila diukur memberikan nilai yang bervariasi. Variabel penelitian tindakan kelas ini ada tiga yaitu variabel bebas, variabel terikat pertama dan variabel terikat kedua. Variabel bebasnya yaitu pembelajaran dengan model Contextual Teaching and Learning (CTL), variabel terikat/dependen pertamanya yaitu keaktifan dan variabel terikat yang kedua adalah hasil belajar .

  3.3.1 Variabel keaktifan Dalam penelitian ini yang menjadi Y1 adalah keaktifan siswa. Keaktifan siswa dalam belajar merupakan persoalan penting dan mendasar yang harus dipahami, dan dikembangkan setiap guru dalam proses pembelajaran. Untuk menciptakan suasana pembelajaran yang didalamnya siswa dapat berperan aktif, maka pembelajaran harus berpusat pada siswa, dimana siswa dituntut untuk menemukan pengetahuan sendiri secara lebih luas, lebih dalam dan lebih maju. Menurut Asmani (2013: 77-79) ada beberapa aspek yang terdapat dalam kegiatan belajar aktif, yaitu:

  Ada 4 aspek dalam keaktifan yaitu:

  a. Pengalaman

  b. Interaksi

  c. Komunikasi

  d. Refleksi

  3.3.2 Variabel Hasil Belajar Dalam penelitian ini yang menjadi Y2 adalah hasil belajar. Hasil belajar adalah. hasil yang di peroleh siswa dari seluruh potensi yang dimilikinya yang meliputi kemampuan kognitif setelah proses pembelajaran berlangsung atau pada saat evaluasi yang biasanya di tunjukkan dengan nilai yang diberikan oleh guru setiap selesainya pokok bahasan yang telah di sampaikan dalam proses kegiatan belajar mengajar.

  Hasil belajar yang diperoleh dari tes tertulis.

3.3.3 Variabel Model Contextual Teaching and Learning (CTL)

  Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Model pembelajaran yakni Contextual Teaching and learning (CTL). Contextual Teaching and learning (CTL) adalah model dalam pembelajaran yang membantu guru dalam mengkaitkan materi pembelajaran yang diajarkanya dengan kehidupan sehari-hari siswa, baik dalam lingkungan sekolah ataupun di dalam lingkungan masyarakat

3.4 Rencana Tindakan

  Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Tahapan Pelaksanaan PTK. Tahapan pelaksanaan PTK ini terdapat empat tahap meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan atau observasi dan refleksi (Arikunto, 2010: 17). Model tahapan pelaksanaan PTK dapat dilihat gambar 3.1:

  Gambar 3.1 Model Tahapan-Tahapan Pelakasanaan PTK

  Perencanaan SIKLUS I

  Pengamatan Perencanaan

  Pelaksanaan Refleksi Refleksi

  Pelaksanaan SIKLUS II Pengamatan

  ? Berdasarkan gambar 3.1 penelitian akan dilaksanakan melalui Siklus I dan Siklus II, sebelum dilaksanakan penelitian menyusun suatu perencanaan mengenai apa yang akan dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran. Setelah perencanaan akan dilaksanakan tindakan dengan suatu pengamatan/observasi mengenai jalanya tindakan dalam pembelajaran, setelah tindakan akan dilaksanakan refleksi berdasarkan hasil pengamatan. Hasil refleksi untuk menemukan kelemahan dan kekurangan yang ditemukan pada tindakan Siklus I kemudian akan dilaksanakan dan diperbaiki pada Siklus II yang pelaksanaanya sama pada Siklus I. Masing-masing siklus diakhiri dengan evaluasi.

3.4.1 Siklus 1

3.4.1.1 Perencanaan

  Dalam perencanaan siklus I, peneliti menetapkan seluruh perencanaan tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa dengan model Contextual Teaching and Learning (CTL). Langkah-langkah perencanaan untuk siklus I sebagai berikut :

  1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) yang sesuai dengan materi. 2) Membuat materi pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. 3) Mempersiapkan sumber, media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran dan fasilitas yang diperlukan. 4) Menyiapkan LKS untuk siswa. 5) Menyiapkan lembar observasi. 6) Mendesain alat evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa

3.4.1.2 Pelaksanaan

  1. Kegiatan Awal a. Guru membuka pelajaran.

  b. Guru mengkondisikan kelas dan siswa pada situasi belajar yang kondusif c. Guru mengadakan apersepsi, sebagai penggalian pengetahuan awal siswa terhadap materi yang akan diajarkan.

  d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

  e. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, masing- masing kelompok terdiri dari 5 orang.

  f. Guru memcontohkan/membagikan sebuah model/alatperaga dan LKS pada setiap kelompok.

  2. Kegiatan Inti Tabel 3.2

  Tahap-Tahap Proses Pembelajaran Menggunakan Model CTL

  No. Tahap CTL Kontruktivisme

  1 (Constructivism)

  Menemukan (Inquiry)

  2 Bertanya (Questioning)

  3 Masyarakat belajar

  4 (Learning Community)

  Pemodelan (Modelling)

  5 Refleksi (Reflection)

  6

  3. Kegiatan Akhir a. Guru bersama siswa membahas kesimpulan pembelajaran.

  b. Siswa mengerjakan tes akhir.

  c. Guru menutup pelajaran.

3.4.1.3 Observasi

  Dalam tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan oleh peneliti dengan kolaborasi guru mengenai implementasi kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kegiatan awal, inti dan akhir, dilaksanakan setiap siklus pada pertemuan 1 dan 2 yang dibantu oleh peneliti untuk melakukan monitoring pelaksanaan pembelajaran. Peneliti melakukan pengamatan terhadap proses pelaksanaan tindakan dengan mengisi lembar observasi yang meliputi observasi kegiatan pembelajaran/KBM guru dan siswa serta observasi keaktifan siswa.

3.4.1.4 Refleksi 1) Menganalisis hasil pengamatan saat melakukan observasi.

  2) Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). 3) Membuat daftar permasalahaan yang terjadi pada siklus 4) Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus II agar dapat memperbaiki model yang dilakukan pada siklus I.

3.4.2 Siklus II

  Pada siklus II pun kegiatan pembelajaran akan dilakukan sama seperti pada siklus I hanya saja waktu pelaksanaan akan disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia di SD tempat dilakukannya penelitian. Siklus II merupakan penyempurnaan dari kelemahan dan kekurangan pada siklus sebelumnya untuk itu diharapkan agar perbaikan ini mencapai semua indikator keberhasilan yang di tentukan oleh peneliti.

3.5. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

  Terdapat dua jenis pengumpulan data yang diperlukan yaitu :

  1. Peningkatan keaktifan melalui kegiatan pembelajaran melalui penerapan model Contextual Teaching and Learning (CTL) pada pembelajaran IPA.

  Teknik pengumpulan data melalui lembar observasi mengenai kegiatan guru dan siswa serta keaktifan siswa selama kegiatan belajar mengajar dikelas, dan dokumentasi pembelajaran yang diambil oleh observer yang kemudian dianalisis secara deskiptif kualitatif.

  2. Peningkatan hasil belajar siswa. Teknik pengumpulan data melalui tes evaluasi yang dibuat guru dalam penelitian ini. Data ini kemudian dianalisis secara kuantitatif.

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

  Untuk mendapatkan data yang diperlukan disusun instrumen dalam bentuk observasi dan tes.

  1. Observasi Menurut (Slameto: 166) observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis. Dalam konteksnya metode ini digunakan untuk mengetahui tentang pengajaran guru dan siswa didalam kelas, sehingga bisa dilihat di dalam pelaksanaan pembelajaran benar-benar sesuai dengan kondisi dan proses yang diharapkan. Instrumen ini akan diuraikan berdasarkan variabel yang ditentukan peneliti.

  Pedoman observasi untuk mengetahui sejauh mana implementasi model pembelajaran dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL), adapun kisi-kisi pada lembar observasi kegiatan pembelajaran guru dan siswa serta keaktifan dapat dilihat pada tabel.

  Tabel 3.3 Kisi-Kisi Lembar Observasi KBM Guru

  8. Guru membimbing siswa mengaitkan materi dari pengalaman siswa sehari-hari.

  4. Tahap Masyarakat belajar (Learning

  12. Guru memberikan pertanyaan yang diajukan kepada siswa sebagai respon.

  11. Guru membimbing siswa mencari dan menemukan kaitan antara konsep yang dipelajari ada kaitannya dengan kehidupan nyata.

  3. Tahap Bertanya (Questioning)

  10. Guru membimbing siswa bersama kelompoknya menganalisis dalam memecahkan masalah dan dalam menyajikan atau mengisi lembar jawab.

  9. Guru membimbing siswa belajar menggunakan ketrampilan berpikir kritis dengan berdiskusi dengan teman menemukan pengalaman belajarnya sendiri.

  2. Tahap Menemukan (Inquiry)

  7-17

  Tahap Pembelajaran

  7. Guru membimbing siswa dalam kelompok melakukan pengamatan tentang materi pembelajaran secara lebih kongkrit, setelah melakukan pengamatan .

  6. Guru bertanya jawab tentang kegiatan – kegiatan yang akan dilakukan. Kegiatan Inti 1. Kontruktivisme (constructivism), Menemukan (inquiry)

  5. Guru membimbing siswa membentuk kedalam kelompok kecil yang terdiri dari 1 kelompok berisi 4 -5 anak.

  4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru yang akan dicapai pada pembelajaran.

  3. Guru memberi tahu mengenai kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam pembelajaran yakni melakukan pengamatan tentang materi pembelajaran.

  2. Guru membimbing siswa merapikan tempat duduk dan siap mengikuti pelajaran.

  1-6

  Aspek Yang Diamati Pada Guru No Item Kegiatan Awal 1. Guru membuka pelajaran.

  13. Guru membimbing siswa saling bekerjasama, bertukar ide, berbagi pengalaman pada waktu diskusi kelompok.

  5.

  14. Guru menampilkan sebuah model atau bisa Tahap menggunakan alat peraga untuk diamati oleh Pemodelan siswa.

  (Modelling)

  15. Guru memberikan petunjuk cara mengerjakan tugas kepada siswa.

  16. Guru membimbing siswa mengaitkan materi 6. Tahap Refleksi dengan kehidupan sehari-hari dan siswa (Reflection) mencatat kembali apa yang telah dipelajari.

  17. Guru melakukan penilaian akhir dengan

  7. Tahap memberikan soal tes sesuai dengan kompetensi.

  Penilaian Sebenarnya (Authentic Assesment) 18. Tindak lanjut/PR diberikan kepada siswa.

  Kegiatan Akhir 18-20

  19. Guru membimbing siswa untuk menyampaikan pendapat mereka tentang pembelajaran hari ini. 20. siswa dan guru mengakhiri kegiatan pembelajaran.

  Tabel 3.4 Kisi-Kisi Lembar Observasi KBM/Keterlibatan Siswa

  9. Tahap Menemukan (Inquiry)

  14. Siswa dapat menampilkan dan mengamati sebuah model atau bisa menggunakan alat peraga.

  12. Tahap Pemodelan (Modelling)

  13. Siswa saling bekerjasama, bertukar ide, berbagi pengalaman pada waktu diskusi kelompok

  11. Tahap Masyarakat belajar (Learning Community)

  12. Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru sebagai respon.

  11. Siswa mencari dan menemukan kaitan antara konsep yang dipelajari ada kaitannya dengan kehidupan nyata

  10. Tahap Bertanya (Questioning)

  10. Siswa bersama kelompoknya menganalisis dalam memecahkan masalah dan dalam menyajikan atau mengisi lembar jawab.

  9. Siswa belajar menggunakan ketrampilan berpikir kritis dengan berdiskusi dengan teman menemukan pengalaman belajarnya sendiri.

  8. Siswa mengaitkan materi dari pengalaman siswa sehari-hari.

  Tahap Pembelajaran

  7-17

  7. Siswa dalam kelompok melakukan pengamatan tentang materi pembelajaran secara lebih kongkrit, setelah melakukan pengamatan

  Kontruktivisme (constructivism), Menemukan (inquiry)

  6. Siswa menjawab pertanyaan guru tentang kegiatan – kegiatan dalam pembelajaran. Kegiatan Inti 8.

  5. Siswa membentuk kedalam kelompok kecil yang terdiri dari 1 kelompok berisi 4 -5 anak.

  4. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru yang akan dicapai pada pembelajaran.

  2. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran 3. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru.

  1-6

  1. Siswa merapikan tempat duduk dan siap mengikuti pelajaran.

  Aspek Yang Diamati Pada Peserta Didik No Item Kegiatan Awal

  15. Siswa memprhatikan petunjuk cara

  13.

  16. Siswa mengaitkan materi dengan kehidupan Tahap Refleksi sehari-hari dan siswa mencatat kembali apa (Reflection) yang telah dipelajari.

  14.

  17. Peserta didik mengerjakan soal evaluasi Tahap Penilaian Sebenarnya (Authentic Assesment) 18. Siswa menerima tindak lanjut/PR dari guru .

  Kegiatan Akhir 18-20

  19. Siswa menyampaikan pendapat mereka tentang pembelajaran hari ini.

  20. Siswa dan guru mengakhiri kegiatan pembelajaran Tabel 3.5

  Kisi-Kisi Lembar Observasi Keaktifan Siswa No. Aspek

  Item Keaktifan Indikator Keaktifan Pengalaman 1. melakukan pengamatan

  1

  3 2. membaca 3. membuat sesuatu

  Interaksi 1. berdiskusi

  2 2. mengajukan pertanyaan

  4 3. meminta pendapat orang lain 4. bekerja dalam kelompok

  Komunikasi 1. memperhatikan atau memberi

  3 komentar atau pertanyaan yang menantang

  2. menceritakan/mempresentasikan

  5 3. mendengarkan atau memberi komentar atau mempertanyakan 4. melaporkan secara lisan atau tertulis 5. mengemukakan pikiran atau pendapat

  Refleksi 1. menyimpulkan kembali hasil kerja

  4 1 atau pikiran sendiri

  Jumlah

  13 Item

  2. Tes Menurut (Slameto: 167) hakekat tes adalah sebagai alat ukur; tes adalah prosedur pengukuran yang dirancang secara sistematis, untuk mengukur indikator/kompetensi tertentu. Oleh Karena itu untuk mengukur hasil belajar aspek kognitif yang digunakan peneliti adalah soal tes pilihan ganda. Tes ini dilakukan setiap akhir siklus I dan siklus II. Adapun kisi- kisi soal evaluasi siklus I dapat dilihat pada tabel 3.6:

  Tabel 3.6 Kisi-Kisi Soal Evaluasi IPA

  (Siklus I) Bentuk

  Standar (Nomor Juml

  Kompetensi soal) Kompeten Indikator ah

  Dasar si Soal

  Pilihan ganda

  7.4Mendeskripsi

  7.4.1 Menjelaskan 1,17

  2

7.Memahami kanproses daur pentingnya air.

  perubahan air dan kegiatan yang terjadi manusia yang

  7.4.2Menggambark 2,3,4,5,8,

  11 di alam dan dapat an proses daur air 9,10,11, hubungannya mempengaruhin denganmenggunaka 13,18,19 dengan ya n diagram atau penggunaan gambar. sumber daya

  7.5Mendeskripsi

  7.5.1Mengidentifik 7,12,14,

  6 alam kan perlunya asi kegiatan 15,16,20 penghematan air manusia yang dapat mempengaruhi daur air.

  7.5.2 Melakukan

  6

  1 pembiasaan cara menghemat air. Jumlah soal

  20 Kisi- kisi soal evaluasi siklus I dapat dilihat pada tabel 3.7: Tabel 3.7

  Kisi-Kisi Soal Evaluasi IPA (Siklus II)

  Bentuk Standar

  (Nomo Kompetensi

  Jumlah Kompeten Indikator r soal)

  Dasar Soal si

  Pilihan ganda

  7.6Mengidentifi

  7.6.1 Mengidentifikasi 2,5,8,1

  7

  7.Memahami kasi peristiwa Berbagai peristiwa alam 6,18,19 perubahan alam yang di indonesia ,20 yang terjadi terjadi di di alam dan

  Indonesia dan

  76.2 Membuat suatu

  4

  1 hubunganny dampaknya bagi laporan berdasarkan a dengan makhluk hidup hasil pengamatan atau penggunaan dan lingkungan pengalaman pribadi atau sumber daya laporan surat alam kabar/media lainnya tentang peristiwa alam misalnya banjir, gempa bumi, gunung meletus.

  7.6.3 Mengidentifikasi 6,7,

  4 dampak, serta penyebab 9,10 dari peristiwa alam terhadap kehidupan manusia, hewan dan lingkungan serta usaha untuk mencegah peristiwa alam (banjir,tanah longsor)

  7.7Mengidentifi

  7.7.1Menjelaskan kasibeberapa kegiatan manusia 1,3,11, 8 kegiatan berkaitan dengan

  12 manusia yang sumberdaya alam yang 13,14,1 dapat mengubah dapat mempengaruhi 5,17 permukaan permukaan bumi, serta bumi (pertanian, dampak dan cara perkotaan, dsb) menanggulangi kerusakan lingkungan.

3.6 Indikator Keberhasilan

  Indikator kinerja adalah sebuah ukuran yang dipakai peneliti untuk mengukur tingkat keberhasilan dari penelitian yang dilakukan. Penelitian ini akan dikatakan berhasil apabila:

  Dalam penelitian ini, sebagai patokan keberhasilan bagi peneliti pada pembelajaran IPA kelas V Semester II Tahun 2014/2015 dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan kriteria:

  1. Penelitian keaktifan siswa berhasil jika seluruh atau 100% siswa mencapai rata – rata skor indikator keaktifan x ≥10 atau dengan katagori keaktifan siswa tinggi, dimana x adalah skor total keaktifan belajar siswa.

  2. Penelitian berhasil jika hasil belajar seluruh atau 100% siswa mencapai atau melebihi KKM yaitu 70.

3.7 Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen Tes

3.7.1 Uji Validitas

  Sebelum dibagikan kepada siswa, terlebih dahulu soal evaluasi tertulis diuji coba sehingga diperoleh butir soal yang valid. "Validitas merupakan derajad sejauh mana tes mengukur apa yang ingin diukur (Borg dan Gall dalam Purwanto, 2011: 114). Adapun reliabilitas berhubungan dengan akurasi instrumen dalam mengukur apa yang diukur, kecermatan hasil ukur dan seberapa akurat seandainya dilakukan pengulangan, (Hopkins dan Antes dalam Purwanto, 2011: 154). Instrumen dikatakan valid artinya instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Validitas suatu instrumen dapat diketahui dengan bantuan SPSS 20. Untuk validitas berpedoman dengan ketetapan R tabel. Menurut Naniek (2012: 344) tingkat validitas instrumen dapat dilihat pada tabel 3.8:

  Tabel 3.8 Rentang Indeks Validitas

  No Indeks Interpretasi

  1 Sangat tinggi 0,81 - 1,00

  2 Tinggi 0,61 - 0,80

  3 Cukup 0,41 - 0,60

  4 Rendah 0,21 - 0,40

  5 Sangat rendah 0,00 – 0,20

  Berdasarkan interpretasi mengenai uji validitas untuk mengukur instrumen soal tes. Hasil dari uji coba soal tes evaluasi siklus I dapat dilihat pada tabel 3.9:

  Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Evaluasi Siklus I

  No. Item Soal Corrected Keterangan Item-Total

  Correlation

  1 Soal 1 .693 Valid

  2 Soal 2 .586 Valid

  3 Soal 3 .166 Tidak Valid

  4 Soal 4 .606 Valid

  5 Soal 5 -.072 Tidak Valid

  6 Soal 6 .513 Valid

  7 Soal 7 .539 Valid

  8 Soa 8 .577 Valid

  9 Soal 9 .049 Tidak Valid

  10 Soal 10 .527 Valid

  11 Soal 11 .092 Tidak Valid

  12 Soal 12 .166 Tidak Valid

  13 Soal 13 .493 Valid

  14 Soal 14 .049 Tidak Valid

  15 Soal 15 .578 Valid

  16 Soal 16 .542 Valid

  17 Soal 17 -.085 Tidak Valid

  18 Soal 18 .596 Valid

  19 Soal 19 .017 Tidak Valid

  20 Soal 20 .442 Valid

  21 Soal 21 .467 Valid

  22 Soal 22 .387 Valid

  23 Soal 23 .435 Valid

  24 Soal 24 .467 Valid

  26 Soal 26 .453 Valid

  8 Soal 8 .592 Valid

  21 Soal 21 .575 Valid

  20 Soal 20 -.236 Tidak Valid

  19 Soal 19 -.279 Tidak Valid

  18 Soal 18 .621 Valid

  17 Soal 17 .570 Valid

  16 Soal 16 .598 Valid

  15 Soal 15 .567 Valid

  14 Soal 14 .089 Tidak Valid

  13 Soal 13 .575 Valid

  12 Soal 12 .570 Valid

  11 Soal 11 .617 Valid

  10 Soal 10 .152 Tidak Valid

  9 Soal 9 .532 Valid

  7 Soal 7 .558 Valid

  27 Soal 27 .515 Valid

  6 Soal 6 .549 Valid

  5 Soal 5 .558 Valid

  4 Soal 4 .567 Valid

  3 Soal 3 .230 Tidak Valid

  2 Soal 2 .592 Valid

  1 Soal 1 .642 Valid

  Keterangan

  Item-Total Correlation

  Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Evaluasi Siklus II No. Item Soal Corrected

  Adapun hasil dari uji coba soal tes evaluasi siklus II dapat dilihat pada tabel 3.10: Tabel 3.10

  30 Soal 30 .509 Valid Dari hasil uji validitas yang dapat dilihat pada tabel 3.9, dari 30 item soal didapat item 21 soal yang valid dan 9 soal yang tidak valid. Untuk selanjutnya dari 21 item soal tersebut dipilih 20 soal yang akan di pergunakan dalam penelitian ini.

  29 Soal 29 .030 Tidak Valid

  28 Soal 28 .768 Valid

  22 Soal 22 .706 Valid

  24 Soal 24 .598 Valid

  25 Soal 25 .609 Valid

  26 Soal 26 .481 Valid

  27 Soal 27 .609 Valid

  28 Soal 28 -.279 Tidak Valid

  29 Soal 29 .308 Tidak Valid

  30 Soal 30 .620 Valid Dari hasil uji validitas yang dapat dilihat pada tabel 3.10, dari 30 item soal didapat item 23 soal valid dan 7 soal yang tidak valid. Untuk selanjutnya dari 23 item soal tersebut dipilih 20 soal yang akan di pergunakan dalam penelitian ini.

3.7.2 Uji Realibilitas

  Menurut Arikunto (2006: 178) reabilitas menunjuk pada pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.

  Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat konsistensi instrumen. Alat ukur yang reliabel akan memberikan hasil pengukuran yang relatif stabil dan konsisten karena pengukuranya menghasilkan galat yang minimal. Uji reliabilitas dilakukan oleh bantuan SPSS 20. Menurut Naniek (2012: 346) tolak ukur untuk menginterpretasikan koefisien reliabilitas berdasarkan nilai alfa di interpretasikan pada tabel 3.11:

  Tabel 3.11 Rentang Indeks Reliabilitas

  No Indeks Interpretasi 1 0,80 – 1,00 Sangat reliabel 2 < 0,80 – 0,60 Reliabel 3 < 0,60 – 0,40 Cukup reliabel 4 < 0,40 – 0,20 Agak reliabel 5 < 0,20 Kurang reliabel

  Berdasarkan uraian tentang koefisien realibilitas dan katagori soal pada tabel 3.11 diketahui bahwa realibilitas sebagai alat untuk mengukur konsistensi item soal. Hasil reliabilitas dari uji coba soal evaluasi siklus I

  Tabel 3.12 Hasil Reliabilitas Instrumenn Soal Evaluasi Siklus I

  Reliability Statistics Cronbach's N of

  Alpha Items .887

  30 Dari hasil uji realibilitas pada siklus I didapat koefisien alpha 0,887 yang artinya instrument memiliki tingkat realibilitas sangat reliabel.

  Selanjutnya hasil reliabilitas dari uji coba soal evaluasi siklus II dapat dilihat pada tabel 3.13: Tabel 3.13

  Reliabilitas Instrumenn Soal Evaluasi Siklus II Reliability Statistics

  Cronbach's N of Alpha Items

  .915

  30 Dari hasil uji realibilitas pada siklus I didapat koefisien alpha 0,915 yang artinya instrument memiliki tingkat realibilitas sangat reliabel.

3.8 Analisis Data

  Didalam sebuah penelitian analisis data merupakan tahap yang penting, karena dengan analisis data, dapat mengetahui gambaran hasil dari sebuah penelitian. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan kuantitatif. Menurut Arikunto dalam wiwik, (2011: 58) mengatakan bahwa analisis data kualitatif tentu harus dinyatakan dalam sebuah predikat yang menunjukkan pada pernyataan keadaan, ukuran kualitas. Oleh karena itu, hasil penilaian yang berupa bilangan tersebut harus diubah menjadi sebuah predikat, misalnya: Baik Sekali, Baik, Cukup, Kurang Baik, dan Tidak Baik. Analisis data kualitatif digunakan pada data hasil observasi KBM guru dan siswa serta keaaktifan siswa, sedangkan analisis kuantitatif digunakan pada data hasil belajar. hasil belajar yang di ukur merefleksikan tujuan pengajaran (Gronlund dalam purwanto, 2008: 45).

3.8.1 Analisis Data Kualitatif Keaktifan Siswa

  Untuk menganalisis tingkat keberhasilan keaktifan siswa peneliti menggunakan skor, pengukuran adalah pemberian angka pada objek-objek atau kejadian-kejadian menurut aturan tertentu (Kerlinger dalam purwanto, 2008: 89). Didalam aturan skoring menjadi aturan mengubah gejala kualitatif menjadi ukuran kuantitatif. Pada lembar observasi keaktifan belajar siswa terdiri dari 4 aspek keaktifan dan berisi 13 indikator keaktifan didalamnya. Skor 1 jika indikator keaktifan dilaksanakan oleh siswa dan skor 0 jika indikator keaktifan tidak dilaksanakan. Setelah pelaksanaan tindakan pada masing-masing pertemuan selesai, maka peneliti menjumlah skor total keaktifan belajar masing-masing siswa di setiap siklus. Dengan Penghitungan rata- rata jumlah skor setiap siklus yaitu:

  • Peneliti membuat 3 kategori untuk menarik kesimpulan berdasarkan skor total keaktifan siswa, yakni kategori rendah, sedang, dan tinggi dengan rentang skor yang telah ditetapkan oleh peneliti. Peneliti membuat rentang skor pada masing-masing kategori dengan cara menentukan skor keaktifan dengan penghitungan:

  =

  4

  =

  Dari hasil perhitungan di atas, maka rentang skor pada masing-masing kategori adalah sebagai berikut: Rendah = 0-4 Sedang = 5-9 Tinggi = ≥10

  Dari hasil rata-rata jumlah skor keaktifan seluruh siswa dari siklus sebelumnya dibandingkan dengan siklus selanjutnya apakah keaktifan siswa mengalami peningkatan atau belum, rentang keaktifan siswa dapat dilihat pada tabel 3.14: Tabel 3.14

  Rentang Keaktifan Siswa No Skor Kategori Keaktifan

  1. ≥10 Tinggi 2. 5-9 Sedang 3. 0-4 Rendah

  Dari skor total keaktifan belajar masing-masing siswa, maka dapat disimpulkan apakah keaktifan belajar masing-masing siswa termasuk ke dalam kategori rendah, sedang, atau tinggi. Peneliti menetapkan penelitian keaktifan siswa dikatakan berhasil jika seluruh atau 100% siswa mencapai rata – rata skor indikator keaktifan x ≥10 dimana x adalah skor total keaktifan belajar siswa dengan kategori keaktifan tinggi.

3.8.2 Analisis Data Kuantitatif Hasil belajar

  Data hasil belajar diperoleh dari analisis data kuantitatif. Persentase hasil belajar setiap siklus yang dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir siklus. Dari hasil siklus sebelumnya dibandingkan dengan hasil nilai evaluasi siklus selanjutnya untuk mengetahui masing-masing siswa apakah sudah mengalami peningkatan (memenuhi KKM 70) atau belum.

  Untuk pengolahan data hasil lembar kerja siswa serta tes diperoleh dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh kemudian dibagi skor maksimal kemudian dikalikan skala ( Purwanto, 2008 : 207). Skala yang di tentukan peneliti adalah 0-100.

  Peneliti menetapkan indikator penelitian hasil belajar berhasil jika, hasil belajar seluruh atau 100% siswa mencapai atau melebihi KKM yaitu 70.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar Aspek Menulis dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Model Cooperative Learning Siswa Kelas 3 SD N 2 Kalangbancar Grobogan Semester 2 Tahun A

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar Aspek Menulis dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Model Cooperative Learning Siswa Kelas 3 SD N 2 Kalangbancar Grobogan Semester 2 Tahun A

0 0 74

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Perbandingan Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Siswa Kelas V SD Negeri Suruh 02 Kecamata

0 0 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematika dan Pembelajaran Matematika di SD 2.1.1.1 Pengertian Matematika - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Perbandingan Melalui Model

0 1 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Perbandingan Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Siswa Kelas V SD Negeri Suruh 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Semester II

0 0 26

4.1.1 Rencana Tindakan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Perbandingan Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Siswa Kelas V SD Negeri Suruh 02 Kecamatan Suruh Kabupa

0 0 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Perbandingan Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Siswa Kelas V SD Negeri Suruh 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Semester II

0 1 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Perbandingan Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Siswa Kelas V SD Negeri Suruh 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Semester II

0 16 96

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Meningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA di Kelas 5 SDN Tegalrejo 03 Salatiga Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Meningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA di Kelas 5 SDN Tegalrejo 03 Salatiga Tahun Ajaran 2014/2015

0 2 17