ANALISIS METODE CHEATING PADA TES BERSKALA BESAR

ANALISIS METODE CHEATING PADA TES BERSKALA BESAR

1)

Yance Manoppo, 2) Djemari Mardapi

1)

Universitas Pattimura, 2) Universitas Negeri Yogyakarta

1)

molucanano@yahoo.com, 2) djemarimardapi@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) karakteristik butir soal Kimia Ujian Nasional berdasarkan teori tes klasik dan teori respon butir; (2) besarnya kecurangan yang terjadi dengan menggunakan Metode Angoff's B-index, Metode Pair1, Metode Pair2, Metode Modified Error Similarity Analysis (MESA) dan Metode G2; (3) metode yang lebih banyak mendeteksi adanya kecurangan dalam pelaksanaan UN Kimia tingkat SMA/MA Negeri tahun pelajaran 2011/2012 di Provinsi Maluku. Hasil analisis dengan pendekatan teori tes klasik menunjukkan 77,5% butir memiliki tingkat kesulitan butir berfungsi baik, 55% butir daya bedanya belum memenuhi syarat, dan 70% butir memiliki pengecoh berfungsi baik dengan indeks reliabilitas tes 0,772. Analisis dengan pendekatan teori respons butir menunjukkan 14 (35%) butir cocok dengan model, fungsi informasi maksimum 11,4069 pada θ = -1,6, dan besarnya kesalahan pengukuran 2,296. Jumlah pasangan yang diduga curang adalah: menurut Metode Angoff's B- index ada 13 pasangan, menurut Metode Pair1 ada 212 pasangan, menurut Metode Pair2 ada 444 pasangan, menurut Metode MESA ada 7 pasangan, dan menurut Metode G2 ada 102 pasangan. Metode yang paling banyak mendeteksi kecurangan secara berturut-turut adalah: Metode Pair2, Metode Pair1, Metode G2, Metode Angoff's B-index, dan Metode MESA.

Kata kunci : ujian nasional, karakteristik butir, metode kecurangan

AN ANALYSIS OF METHOD OF CHEATING ON LARGE TEST SCALE

1)

Yance Manoppo, 2) Djemari Mardapi

1)

Universitas Pattimura, 2) Universitas Negeri Yogyakarta

1)

molucanano@yahoo.com, 2) djemarimardapi@gmail.com

Abstract

This study aimed to reveal: (1) the characteristics of items of Chemistry Test in National Examination by using the classical test theory and item response theory; (2) the amount of cheating which occured by using Angoff's B-index Method, Pair 1 Method, Pair 2 Method, Modified Error Similarity Analysis (MESA) Method, and G2 Method; (3) the methods that detected more cheating in the implementation of the Chemistry Test in National Examination

for high schools in the academic year 2011/2012 in Maluku Province. The results of the analysis with the classical test theory approach show that 77.5% items have item difficulty functioning well, 55% items have discrimination that has not met the requirement yet, and 70% items have distractor that works well with the index reliability test of 0,772. The analysis using the item response theory approach shows that 14 (35%) items fit with the model, the maximum function information is 11,4069 at θ = -1,6, and the magnitude of the error of measurement is 2,296. The number of pairs who are suspected of cheating is as follows: 13 pairs according to Angoff's B-index Method, 212 pairs according to Pair 1 Method, 444 pairs according to Pair 2 Method, 7 pairs according to MESA Method, and 102 pairs according to G2 Method. The most widely detecting cheating in a row is a Pair 2 Method, Pair 1 Method, G2 Method, Angoff's B-index Method, and MESA Method.

Keywords: national examination, items characteristics, methods of cheating

Analisis Metode Cheating pada Tes Berskala Besar − 115

116 − Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Tahun 18, Nomor 1, 2014

Pendahuluan

Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan ber- takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, ber- akhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan tersebut tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab 2 pasal 3 yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia me- lalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar

dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang kemudian ditegaskan kem-

bali dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Bab 2 pasal 4, mengenai tujuan standar pendidikan nasional.

Ujian Nasional (UN) merupakan sis- tem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional. UN dilakukan oleh Depdiknas (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003). Evaluasi UN dilakukan oleh lembaga yang mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan, dan sistematik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan. Proses pemantauan evaluasi UN harus dilakukan secara berke- sinambungan. Pelaksanaan UN diharapkan dapat dipetakan tingkat kemampuan se- kolah sehingga dapat menentukan skala prioritas penanganan proses pendidikan. Kejujuran dan prestasi menjadi kata kunci dalam pelaksanaan UN. Untuk mengukur objektivitas, validitas, dan reliabilitas mutu hasil UN, dapat ditelusuri dengan mengem- bangkan metode analisis pola jawaban pe- serta ujian. Analisis pola jawaban dapat mengidentifikasi adanya intervensi dari luar atau ketidakjujuran peserta ujian dalam menjawab soal sewaktu penyelenggaraan UN. Salah satu teknik untuk mendeteksi kejujuran dalam pelaksanaan UN yaitu de- ngan melihat pola jawaban peserta ujian yang bersumber dari Badan Standar Nasio- nal Pendidikan (BSNP).

Kenyataan bahwa sistem pendidikan Indonesia yang menggunakan nilai dari tes atau evaluasi belajar terhadap materi yang diberikan sebelumnya untuk menunjukkan

kemajuan dan penguasaan ilmu anak didik, menyebabkan masyarakat memandang pres- tasi belajar hanya dari pencapaian nilai yang tinggi, bukan pada prosesnya. Pandangan tersebut menimbulkan tekanan pada siswa untuk mencapai nilai yang tinggi. Tekanan yang dirasakan akan membuat siswa lebih berorientasi pada perolehan nilai, bukan pada pemahaman ilmu. Siswa dapat mem- persepsi ujian sebagai alat untuk menyusun peringkat dan dapat menyebabkan dirinya mengalami kegagalan, bukan sebagai instru- men yang dapat menunjukkan kemajuan dalam proses belajar.

Cheating (ketidakjujuran) pada tes biasanya sering terjadi di semua tingkat dan situasi tes, dari mulai tingkat kelas (Lim & Sean, 2001; Einsenberg, 2004; William, 2002; Anderman, Griesinger & Westerfild, 1998) sampai high school atau academic institution (Anderman, Cupp & Lane, 2010; Storm & Storm, 2007; Lama, 2008; Chula, Guyette & Piotrowoski, 2009; Williams, Craig & Paulhus, 2010; McCabe, Trevino & Butterfield, 2001). Cheating berakibat buruk pada rasa keadilan dan kejujuran dari pe- serta tes serta dapat merusak tujuan tes tersebut di lakukan. Untuk high-stake assess- ments akibat dari ketidakjujuran ini sangat besar karena akan menurunkan tingkat ke- percayaan masyarakat terhadap penyeleng- garaan tes itu sendiri.

Perilaku cheating banyak diakibatkan oleh pengaruh kelompok yang orang cen- derung berani melakukan karena melihat orang lain di kelompoknya juga melakukan. Apabila kecenderungan ini berlangsung se- cara terus-menerus, maka cheating akan men- jadi kebiasaan seseorang, yang akan di- transfer tidak hanya pada kegiatan sekolah lainnya tetapi kepada kegiatan kemasyara- katan pada umumnya berdasarkan prinsip transfer of learning. Pada akhirnya, cheating akan menimbulkan kehancuran di masa mendatang. Hal ini sesuai dengan apa yang dinyatakan Cizek (2001, pp.3-4) sebagai berikut:

There are many forms of cheating that can occur on such tests. In general, cheating can be defined as any action that violates the rules for There are many forms of cheating that can occur on such tests. In general, cheating can be defined as any action that violates the rules for

porkan bahwa di antara mahasiswa, pria examinees, or any action on the part of an

melaporkan kecurangan lebih daripada wa- examinee or test administrator that decreases

nita, siswa yang lebih muda melaporkan the accuracy of the intended inferences arising

kecurangan lebih daripada siswa yang lebih from the examinee's test score or performance.

tua, dan siswa kemampuan rendah melapor- Berdasarkan pendapat Cizek tersebut, diper-

kan kecurangan lebih daripada kemampuan oleh bahwa kecurangan secara umum dapat

siswa yang lebih tinggi. Dalam internasional didefinisikan sebagai perilaku yang menya-

studi tentang kecurangan, Evans, Craig & lahi aturan dalam penyelenggaraan tes, peri-

Mietzel (Anderman, Griesinger & Wester- laku apa pun yang memberikan peserta uji-

field, 1998, p.85) menemukan bahwa siswa an keuntungan yang tidak wajar atas peserta

dari berbagai negara ditafsirkan memiliki ujian lainnya, atau tindakan lain dari penye-

kecurangan dalam cara yang berbeda. lenggara ujian yang mengurangi keakuratan

Perilaku cheating tidak hanya terjadi hasil dimaksud yang berasal dari skor tes

pada siswa di SMP atau SMA tetapi terjadi atau kinerja peserta ujian.

pula di bangku kuliah atau universitas. Storm Sementara Lewkowicz (2007, p.147)

& Storm (2007, pp.105-106) menyatakan mengatakan bahwa :

beberapa data yang memprihatinkan adalah Cheating, defined as

“to full by trickery,” is survei nasional yang dilakukan oleh Josephson seen as behavior that seems to be based, at

Institute of ethics di Amerika pada tahun 2006 least partly, on several assumptions, including,

dengan responden 36.000 siswa Sekolah “I don’t have to work hard at school. I’ll be Menegah Pertama menemukan 60% siswa

lucky and wi n the lottery or become famous,” menerima dan mengakui pernah melakukan

and “I will never succeed so why bother to kecurangan pada saat ujian dan pengerjaan

try, ” and “It is awful, and I must no accept tugas. Terjadi peningkatan sebesar 1% da-

myself until I measure up to everyone else. lam kurun waktu 2 tahun, 95% di antaranya

mengaku bahwa tidak pernah ketahuan ke- Pendapat Lewkowicz menjelaskan bahwa

tika melakukan kecurangan. permasalahan kecurangan didefinisikan sebagai sesuatu

ini dalam berbagai kajian dan penelitian per- yang penuh dengan tipu daya yang meng-

lu untuk segera mendapatkan penanganan. ajarkan siswa tidak perlu belajar keras di

Temuan hasil penelitian lain yang sekolah atau siswa menganggap dirinya

menarik adalah dari The Epoch Time 2005 tidak akan berhasil jadi mengapa harus

yang mengambil data dari 90 mahasiswa. bersusah payah mencoba. Kondisi ini dapat

Dari jumlah tersebut, 83% mengaku pernah menghilangkan rasa kepercayaan diri dari

cheating ketika pelaksanaan tes atau ujian. siswa untuk sama seperti teman-teman

(Strom & Strom, 2007, p.105). Selain itu, di lainnya. China akhirnya diterapkan adanya sanksi

Permasalahan cheating merupakan ma- bagi mahasiswa yang cheating akan dihukum salah yang dihadapi oleh semua negara.

dengan 7 tahun penjara. Menurut Callahan cheating pada akhirnya menjadi perhatian

(Strom & Storm, 2007, p.105), perilaku internasional. Cheating sudah tidak asing lagi

cheating juga ditemukan pada siswa di bagi pelajar dan mahasiswa (Bogle, 2000;

Australia, Inggris, India, Jepang, Korea, Milliron & Sandoe, 2008). Setiap orang pasti

Spanyol, dan Skotlandia. Anderman, Griesi- ingin mendapat nilai yang baik dalam ujian,

nger & Westerfield (1998: 84) menjelaskan dan sudah tentu berbagai macam cara di-

bahwa menyontek merupakan hal yang lakukan untuk mencapai tujuan itu. Masalah

biasa di kalangan remaja karena siswa seko- cheating selalu terkait dengan tes atau ujian.

lah lanjutan lebih berfokus pada peringkat Penelitian sebelumnya tentang cheating

dan performa dibandingkan dengan siswa sering terfokus pada deskriptif isu-isu se-

sekolah dasar. Brades (Cizek, 1999, p.15) perti gender dan perbedaan budaya. Sebagai

menemukan bahwa 65% dari siswa sekolah contoh, Newstead et al. (Anderman, Griesi-

Analisis Metode Cheating pada Tes Berskala Besar − 117

Yance Manopo, Djemari Mardapi Yance Manopo, Djemari Mardapi

tuk pilihan berganda. Tes seperti ini mem- Sementara itu Widiatmo (2009, p.219)

butuhkan pemahaman yang komprehensif menjelaskan bahwa untuk mengurangi ke-

dan mendalam dari peserta UN sehingga mungkinan peserta uji melakukan kecurang-

mampu memberikan jawaban yang benar an, banyak usaha preventif yang dilakukan

pula. Dengan demikian, perangkat tes harus untuk mengurangi kesempatan peserta tes

memiliki kehandalan, kesahihan, daya pem- dalam melakukan cheating. Usaha-usaha ter-

beda, distraktor untuk mendeteksi kemam- sebut antara lain dengan menambah proctors

puan siswa secara objektif. Adanya perang- (pengawas tes) sehingga peserta uji dapat

kat tes yang kurang baik menyebabkan diawasi, dengan membagikan lebih dari satu

praktik-praktik cheating (kecurangan) lebih paket tes, dan memperlebar jarak tempat

mudah dilakukan oleh karena kesulitan sis- duduk antarpeserta tes. Sebagai ilustrasi,

wa dalam menjawab soal dengan benar di- American College Testing (ACT), sebuah lem-

samping adanya tekanan untuk harus lulus baga testing ternama di United State of Ame-

dalam Ujian Nasional.

rica, membagikan secara random 8 sampai Berdasarkan uraian di atas maka yang

12 paket tes setiap kali tes dilaksanakan. Jika dimaksud dengan cheating dalam tulisan ini ada 30 peserta uji dalam satu ruangan dan

adalah segala perbuatan atau trik-trik yang ada 10 paket tes yang dibagikan, maka ke-

tidak jujur, perilaku tidak terpuji atau mungkinan ada 3 orang yang akan memper-

perbuatan curang yang dilakukan oleh sese- oleh paket tes yang sama. Lebih lanjut,

orang untuk mencapai keberhasilan dalam kemungkinan dua peserta uji yang duduk

menyelesaikan tugas-tugas akademik ter- berdekatan memperoleh paket tes yang

utama yang terkait dengan evaluasi/ujian sama sangat kecil 0,01 (satu berbanding

hasil dengan mengabaikan aturan dan ke- 100). Dengan usaha-usaha preventif seperti

sepakatan yang ada. Perilaku cheating terjadi itu kemungkinan peserta uji melakukan

karena masyarakat memiliki pandangan kecurangan sangat kecil. Kenyataan lapang-

bahwa prestasi belajar tercermin dari pen- an membuktikan usaha-usaha preventif ter-

capaian nilai yang tinggi, sehingga membuat sebut tidak efektif.

siswa terpaku untuk memperoleh nilai tinggi Faktor kemajuan teknologi juga mem-

dengan cara apa pun. Masyarakat cenderung berikan kontribusi terhadap cheating pada

semakin permisif sehingga menyebabkan jalannya UN di sekolah-sekolah. Menurut

perilaku cheating semakin sulit dihilangkan. Aziz (2012, p.3) yang dimuat pada Tempo

Fakta-fakta tersebut menunjukkan bahwa Online soal UN 2012 untuk Sekolah Me-

cheating merupakan suatu permasalahan yang nengah Pertama (SMP) di Kota Sukabumi,

menarik untuk dianalisis lebih lanjut. Untuk Jawa Barat, diduga bocor. Hal itu ditandai

itu, melalui penelitian ini penulis akan dengan beredarnya kunci jawaban di kala-

meneliti beberapa metode yang dipakai ngan siswa melalui short message service (SMS)

untuk mendeteksi kemungkinan peserta uji- padahal pihak dinas pendidikan setempat

an melakukan cheating atau sering diidentik- menjamin UN di Kota Sukabumi tidak ada

kan dengan collusion dengan melihat pola kebocoran. Dengan kecanggihan alat komu-

respon jawaban dari peserta tes (examines). nikasi, tentunya peristiwa yang sama dapat

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan terjadi di setiap daerah yang telah terjangkau

untuk mengetahui: (1) karakteristik butir sarana komunikasi seluler ini.

soal Kimia Ujian Nasional berdasarkan teori Selain permasalahan bocornya tes,

tes klasik dan teori respon butir; (2) besar- pencapaian kualitas soal sesuai dengan ka-

nya kecurangan yang terjadi dengan meng- rakteristik butir tes yang baik sangat dipeng-

gunakan Metode Angoff's B-index, Metode aruhi sumber daya penyusun tes. Sebagai-

Pair1, Metode Pair2, Metode Modified Error mana yang diketahui bersama, perangkat tes

Simila-rity Analysis (MESA) dan Metode G2; UN disusun dalam bentuk tes objektif de-

(3) metode yang lebih banyak mendeteksi

118 − Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Tahun 18, Nomor 1, 2014 118 − Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Tahun 18, Nomor 1, 2014

4. Mendeteksi cheating dengan Metode Kimia tingkat SMA/MA Negeri tahun

Angoff's B-index, Metode Pair 1, Metode pelajaran 2011/2012 di Provinsi Maluku.

Pair 2, Metode MESA, dan Metode G2 dengan software Integrity TM .

Metode Penelitian

5. Menentukan keakuratan dari kelima Jenis Penelitian

metode deteksi cheating dengan melihat Penelitian ini merupakan penelitian

metode mana yang dapat mendeteksi kuantitatif menggunakan pendekatan ex-post

cheating lebih banyak. facto.

Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan Waktu dan Tempat Penelitian

Data

Penelitian ini dilakukan di Lab Kom- Data yang digunakan dalam penelitian puter Pascasarjana Universitas Negeri Yog-

ini adalah respon peserta UN di Propinsi yakarta setelah memperoleh data respon

Maluku khususnya mata pelajaran kimia sampel (LJK) dari Puspendik Kemdikbud

tingkat SMA/MA sekolah Negeri Paket soal Jakarta. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan

C72 sebanyak 1620 siswa. Pengumpulan pada Maret 2013.

data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik dokumentasi, yakni

Target/Subjek Penelitian mengutip respon siswa (LJK) pada perang- Target dalam penelitian ini adalah

kat tes UN Kimia Paket C72 SMA/MA perangkat tes UN Kimia tingkat SMA/MA

Negeri di Provinsi Maluku tingkat 2011/ Negeri tahun pelajaran 2011/2012 di Prov-

2012. Data-data berupa LJK diperoleh dari insi Maluku.

Puspendik Jakarta.

Prosedur

Teknik Analisis Data

1. Menganalisis butir tes dengan perangkat Analisis Karakteristik Butir Soal

lunak Iteman versi 3.0 untuk melihat Analisis terhadap butir soal secara karakteristik butir tes yang meliputi kuantitatif (empiris) menggunakan pende-

tingkat kesukaran butir, daya pembeda katan teori tes klasik dan teori respon butir butir, dan statistik sebaran jawaban. Se-

(IRT).

lain itu ditentukan juga kehandalan/relia-

1. Analisis Empiris dengan Teori Tes Klasik bilitas tes, kesalahan pengukuran (SE)

a. Tingkat Kesukaran Butir Soal dan distribusi skor.

2. Menganalisis butir dengan pendekatan dengan menghitung proporsi menja-

Tingkat kesukaran butir dianlisis

teori respons butir menggunakan prog- wab benar (p) sebuah butir soal. Apa- ram Bilog-MG 3.0. Dari analisis ini diper- bila indeks p<0,30 maka butir soal

oleh parameter butir, parameter peserta, termasuk sukar, apabila 0,30≤ p ≤0,70 fungsi informasi tes, dan grafik informasi maka butir soal memiliki tingkat kesu- tes. Dari analisis ini diperoleh besarnya karan yang sedang, jika p > 0,70 maka Fungsi Informasi maksimum tiap butir, soal termasuk soal yang mudah. Akan

yang diambil

tetapi oleh karena Ujian Nasional di- antara -4,0 dan 4,0 dengan interval 0,25.

dan skala kemampuan

kembangkan berdasarkan acuan krite-

3. Menaksir kecocokan data dengan model ria (tidak membedakan) bukan acuan

dan parameter butir dengan program norma (dapat membedakan), maka be- Bilog-MG 3,0. Kecocokan butir dengan

sarnya tingkat kesukaran memberikan model dapat dilihat dari harga p yang

makna jika minimal 75% (KKM= 75) muncul dari hasil analisis dengan prog-

siswanya bias menjawab butir dengan ram Bilog-MG. Untuk butir yang memiliki

benar maka siswa tersebut dikatakan harga p lebih kecil dari 0,01 dianggap

sudah “ berhasil” atau dengan kata lain tidak cocok dengan model logistik 2-

guru telah berhasil dalam mengajar. parameter.

Analisis Metode Cheating pada Tes Berskala Besar − 119

Yance Manopo, Djemari Mardapi

Menurut Shapiro (2011, p.17) acuan salah serta koefisien korelasi biserial. butir criteria juga dapat digunakan dalam

yang memiliki nilai koefisien biserial nega- mencari sejauhmana permasalahan yang tif dapat mengganggu proses analisis se-

dihadapi siswa dalam belajar sehingga lanjutnya, sehingga butir tersebut tidak dapat dicari jalan keluarnya.

diikutkan dalam analisis berikutnya. Jum-

b. Daya Pembeda Butir Soal lah butir yang tidak diikutkan untuk ta- Daya beda butir soal (item) adalah

hap analisis selanjutnya terdiri dari 2 butir korelasi antara skor butir soal dengan

tes Kimia UN SMA/MA Paket C72 tahun skor total, dihitung dengan rumus ko-

pelajaran 2011/2012 Provinsi Maluku. relasi point biserial. Besarnya daya beda

Fase kedua, estimasi parameter teori butir soal untuk menyatakan bahwa

respon butir. Pada fase ini diperoleh butir soal baik adalah minimal 0,3. Se-

tentang informasi parameter butir sesuai dangkan item soal dengan point biserial

dengan model teori tespon butir yang di bawah 0,3 termasuk item yang kurang digunakan. Selanjutnya, untuk model 1-

baik. PL didapatkan estimasi tingkat kesukar-

c. Keberfungsian Pengecoh an, model 2-PL diperoleh estimasi para- Untuk mengetahui suatu pengecoh

meter berupa tingkat kesukaran dan daya berfungsi secara baik dapat dilihat dari

beda, sedangkan model 3-PL didapatkan distribusi jawaban. Suatu pengecoh da-

informasi tentang tingkat kesukaran, daya pat dikatakan berfungsi baik jika paling

beda, dan tebakan semu. Selain para- sedikit pilihan jawaban dipilih oleh 5%

meter butir, pada fase kedua juga dihasil- peserta tes. Beberapa literatur pada pe-

kan statistik kecocokan suatu butir de- nelitian yang lain juga menyebutkan

ngan model atau goodness of fit statistic. 2%, tetapi sebenarnya jika ada yang

Model yang digunakan untuk estimasi menjawab saja sudah bisa dikategori-

parameter adalah model logistik yang kan bahwa pengecohnya (distractor) su-

banyak menerima butir yang cocok. dah berfungsi dengan baik.

Secara empiris, kualitas butir ditelaah

d. Indeks Reliabilitas. berdasarkan kecocokan data dengan mo- Nilai indeks reliabilitas tes dapat

del dan nilai parameter butir. Kecocokan dilihat pada nilai koefisien alpha. Se-

suatu butir dengan model dapat dilihat makin besar nilai alpha menunjukkan

dari nilai chi kuadrat butir dibandingkan semakin reliabel tes tersebut dan sema-

dengan harga kritik distribusi chi kuadrat kin kecil tingkat kesalahan pengukuran.

sesuai dengan dk butir yang bersangkutan Standar yang digunakan dalam peneliti-

pada taraf signifikansi α. Butir dikatakan an ini adalah yang mensyaratkan instru-

tidak cocok model jika nilai 2  butir lebih men yang reliabel haruslah memiliki

besar dari harga distribusi 2  pada nilai koefisien reliabilitas minimal 0,7.

2. Analisis Empiris Butir dengan Teori kritisnya, sebaliknya butir cocok dengan

Respon Butir 2 model jika nilai  item lebih kecil atau

Analisis dengan program Bilog-MG sama dengan nilai distribusi 2  . Atau di- menghasilkan output dalam bentuk tiga

katakan cocok model jika probabilitas fase. Fase pertama merupakan estimasi

 lebih besar dari 0,01. 2 butir berdasar teori klasik, fase kedua estimasi parameter butir berdasar Teori

Berdasarkan perbandingan ketiga mo- Respons Butir dan fase ketiga estimasi

del parameter logistik untuk uji kecocok- kemampuan peserta.

an model, maka model 2-PL pada Pada fase pertama diperoleh informa-

umumnya lebih banyak menghasilkan si tentang banyaknya peserta tes yang

butir yang fit (cocok). Untuk keseragaman menjawab benar, proporsi peluang men-

model analisis, estimasi parameter butir jawab benar dibagi peluang menjawab

untuk seluruh materi uji dianalisis meng- gunakan model 2-PL.

120 − Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Tahun 18, Nomor 1, 2014

Fase ketiga didapatkan estimasi para- rata-rata dapat menjawab dengan benar se- meter kemampuan peserta dan fungsi in-

besar 31 butir soal (mean= 30,981), berarti formasi tes. Pada penelitian ini informasi

rata-rata lebih dari setengah (75%) dari yang digunakan hanya fungsi informasi

jumlah butir soal dapat dijawab dengan be- tes, sehingga estimasi parameter kemam-

nar oleh peserta ujian, skor tertinggi 38 dan puan peserta tidak dianalisis. Besarnya

terendah 6. Nilai rerata (30,981) yang ber- fungsi informasi tes dihitung mengguna-

dekatan dengan nilai median (32,00). Rata- kan program Excel.

rata tingkat kesukaran butir soal pada Berdasarkan kriteria di atas, untuk me- umumnya sedang (mean p=0,775), cende-

nentukan kualitas butir yang baik dengan rung banyak pada kisaran indeks 0,30 sampai pendekatan teori respon butir didasarkan

0,70. Butir soal cukup mampu membedakan pada kriteria: (1) butir cocok model, (2)

kelompok siswa berkemampuan tinggi de- mempunyai daya beda 0 sam-pai 2, dan

ngan kelompok siswa berkemampuan ren- (3) tingkat kesulitan -2 hingga +2 (Ham-

dah, hal tersebut dinyatakan oleh rerata bleton & Swaminathan, 1985, p.36). indeks daya pembeda 0,331.

Analisis Cheating Indeks reliabilitas soal 0,772 dapat di-

nyatakan baik, artinya 77,2% perbedaan skor Selanjutnya, untuk mendeteksi adanya

yang terdapat pada peserta ujian adalah ke- cheating maka digunakan software Integrity .

TM

mampuan yang sebenarnya, sedangkan Software ini adalah sebuah aplikasi interface

22,8% perbedaan skor yang ada merupakan online yang aman dan dirancang untuk

kesalahan pengukuran. Menurut Linn (Mar- menganalisis data ujian pilihan ganda.

dapi, 1999, p.14), kesalahan pengukuran Program ini mengevaluasi statistik kejujuran

bisa disebabkan oleh variasi acak dalam diri suatu tes dan kejujuran akademik siswa yang

manusia, faktor lingkungan, subjektivitas mengikuti tes. Integrity menggunakan file data

pengukur, dan alat ukur. Kesalahan baku yang dikirimkan oleh pengguna (client) untuk

pengukuran pada perangkat soal hasil ana- mendapatkan informasi statistik uji secara

lisis secara klasik adalah sebesar 2,209. rinci, serta laporan statistik deteksi penyalin-

an jawaban secara rinci. Tabel 1. Karakteristik Tes Kimia UN Paket

72 Tahun Pelajaran 2011/2012

Hasil Penelitian dan Pembahasan

dengan Program Iteman Karakteristik Butir Tes Klasik dengan

Nilai Program Iteman

Karakteristik

40 Statistik Butir Soal

N of Item

1620 Pada tampilan hasil statistik butir soal

N of Examinees

30,981 dapat diketahui hasilnya untuk soal yang di-

Mean

kategorikan sukar atau tidak mencapai ke-

21,441 berhasilan 4 butir, kategori kurang berhasil

Variance

Std. Dev.

-1,776 butir. Soal yang memiliki daya beda yang

5 butir, dan yang mencapai keberhasilan 31

Skew

4,593 baik 22 butir, tidak baik 18 butir sedangkan

Kurtosis

6,000 untuk pengecoh 28 butir yang tergolong

32,000 Statistik Tes/Skala

Median

0,772 Berdasarkan statistik hasil analisis

Alpha

2,209 program Microcat Iteman versi 3.0 terhadap

SEM

Mean P

40 butir soal Kimia UN Paket C72 tingkat SMA/MA tahun pelajaran 2011/2012 yang

0,331 direspon oleh peserta ujian sebanyak 1620

Mean Item-Tot.

0,527 orang pada Tabel 1 dapat bahwa peserta

Mean Biserial

Analisis Metode Cheating pada Tes Berskala Besar − 121

Yance Manopo, Djemari Mardapi

Berdasarkan Tabel 1, rerata tingkat ke- butir diikutkan pada analisis berikutnya atau sulitan dan daya pembeda soal yaitu 0,775

tidak. Fase pertama hasil output Bilog-MG dan 0,331 artinya soal tes ini rata-rata di-

menunjukan bahwa dari 40 butir yang jawab dengan benar butirnya sebesar 77,5%

dianalisis terdapat 16 butir soal dengan atau dengan kata lain apabila dengan Kri-

kategori yang tidak baik atau sukar (butir teria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar

soal nomor 3,21, 22, 33, 36, 39) sedangkan

75 maka dapat ditafsirkan bawa tingkat ke- sisanya adalah berada pada kategori sedang berhasilan guru dalam melaksanakan proses

dan mudah. Berdasarkan daya beda butir tes pembelajaran sudah berhasil, serta soal da-

terdapat 16 butir soal dengan kategori tidak pat membedakan siswa yang berkemampu-

baik (butir soal nomor 3, 9, 11, 14, 18, 19, an tinggi dan berkemampuan rendah se-

21, 22, 26, 27, 28, 33, 36, 38, 39 40), dan 24 besar 33,1%. Hasil analisis soal Kimia UN

butir soal berkategori baik (butir soal Paket C72 menunjukkan bahwa tes tersebut

nomor 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 12, 13, 15, 16, memiliki reliabilitas yang baik yaitu di atas

17, 20, 23, 24, 25, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 37). 0,70. Kesalahan pengukuran dapat disebab-

Dalam konteks UN yang beracuan kriteria kan oleh beberapa faktor, seperti lingkung-

(criterion referenced test(CRT)) butir soal dengan an ketika ujian yang kurang mendukung,

tingkat kesulitan mudah dapat digunakan. kondisi psikologis maupun biologis peserta

Butir soal yang tidak diikutkan dalam tes atau terjadi kecurangan ketika pelaksana-

fase pertama disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Butir Hasil Analisis Bilog Fase serta atau adanya bocoran kunci jawaban.

an ujian seperti saling kerja sama antara pe-

Pertama yang Tidak Dapat Berdasarkan analisis pogram Iteman, Dilanjutkan ke Fase Kedua soal UN Kimia Paket C72 memiliki kualitas

baik, karena 31 (77,5%) butir soal meme-

Correlation

Keterangan nuhi kriteria dan 9 (22,5%) butir soal yang

No

Biserial

tidak memenuhi kriteria. Hal ini didukung

Tidak Dilanjutkan juga dengan 70% pengecoh bekerja dengan

baik meskipun dari kategori daya beda

Tidak Dilanjutkan hanya 55%. Hasil temuan dari 18 butir

Tidak Dilanjutkan tersebut terdapat 2 butir soal dengan tanda

”check the key” dari print out program Iteman, Tidak Dilanjutkan yaitu butir soal nomor 21 dan 39. Tanda

Tidak Dilanjutkan tersebut merupakan suatu peringatan bagi

Tidak Dilanjutkan pembuat soal untuk melihat kembali pada

Tidak Dilanjutkan pilihan jawaban apakah sudah tepat atau

belum. Selanjutnya, dari 40 butir soal Kimia

Tidak Dilanjutkan Paket soal C72 yang diujikan secara nasional

Tidak Dilanjutkan tahun pelajaran 2011/2012 di Provinsi Ma-

luku ditemukan 9 butir soal yang perlu di- Tidak Dilanjutkan periksa kembali sebelum digunakan. De-

Tidak Dilanjutkan ngan demikian, berdasarkan kriteria yang

Tidak Dilanjutkan telah ditetapkan dalam penentuan penerima-

33 -0,032

an butir soal, maka butir soal yang tidak

Tidak Dilanjutkan sesuai dengan teori tes klasik adalah se-

Tidak Dilanjutkan banyak 5 (12,5%) butir perlu direvisi dan 4

Tidak Dilanjutkan (10%) butir perlu diganti.

39 -0,044

Tidak Dilanjutkan Karakteristik Butir Soal berdasarkan Pendekatan IRT

Suatu butir dengan biserial kurang dari Pada analisis fase pertama, nilai biserial

0,3 tidak diikutkan pada analisis berikutnya, digunakan untuk menentukan apakah suatu

karena akan mengganggu proses analisis

122 − Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Tahun 18, Nomor 1, 2014 122 − Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Tahun 18, Nomor 1, 2014

Paket C72 dengan IRT putusan bias. Keputusan bias yang terjadi

akan cenderung menolak butir pada sampel Kecocokan

a b Ket yang besar dan menerima butir pada sampel model

Butir

yang kecil. Menarik jika diperhatikan butir

Cocok Baik dengan biserial pada output tersebut yang me-

1 0,468 -1,910

TC TB miliki nilai negatif dimana setelah dikorelasi-

2 0,492 -4,105

Cocok TB kan dengan bentuk butir pertanyaan, ternya-

4 0,727 -2,689

ta opsi jawaban yang diberikan memberikan

Cocok TB sedikit kebingungan bagi siswa dalam men-

5 0,716 -2,474

Cocok TB jawab oleh karena terlalu sulit dibedakan

6 0,572 -2,863

TC TB butir jawabannya.

7 0,587 -3,432

Cocok Baik Pada fase kedua hasil analisis model

8 1,174 -1,596

Cocok Baik wa dari 24 butir soal yang dianalisis terdapat

teori respons-butir dapat dikemukakan bah-

10 0,808 -1,990

12 0,805 -1,040

Cocok Baik

Cocok Baik butir soal yang tidak baik atau 25%. Butir

14 butir soal yang baik atau 35 % dan 10

13 0,792 -1,628

TC TB soal yang baik adalah butir soal dengan

15 0,409 -3,551

tingkat kesukaran soal (b i ) terletak antara (-

16 0,763 -1,912

Cocok Baik

Cocok Baik (0, 2).

2, 2), daya pembeda soal (a i ) terletak antara

17 0,978 -1,694

Cocok Baik Hasil analisis estimasi parameter butir

20 0,887 -1,947

Cocok Baik soal UN Kimia paket C72 SMA/MA meng-

23 0,764 -1,896

TC gunakan model 2-PL. Hasilnya, jumlah butir TB soal kimia yang layak dianalisis mengguna-

24 1,279 -1,250

Cocok Baik kan IRT adalah sebanyak 24 butir. Rerata

25 0,592 -1,883

Cocok Baik tingkat kesukaran soal kimia ditunjukkan

29 1,417 -1,749

Cocok Baik oleh indeks -2,150 yang cenderung meng-

30 1,035 -1,893

arah ke soal dengan kategori yang mudah.

Cocok Baik Rerata daya pembeda ditunjukkan oleh

31 1,280 -1,273

Cocok TB indeks 0,807 yang berarti memiliki daya

32 0,507 -2,387

Cocok Baik pembeda yang kurang baik.

34 1,056 -1,827

Cocok TB Pada Tabel 3 diperoleh informasi

35 0,548 -2,146

TC bahwa seluruh butir yang dianalisis lanjut ke TB fase kedua terdapat butir cocok dengan

37 0,703 -2,458

Keterangan : TC=Tidak Cocok, TB=Tidak Baik model 2-PL yang berjumlah 19 butir dengan memiliki nilai parameter daya pembeda

Hasil estimasi parameter di atas dapat berada pada interval 0 sampai 2. Informasi

dijadikan informasi untuk menentukan ka- ini berarti kurang dari setengah dari ke-

rakteristik butir yang baik. Butir yang baik seluruhan butir soal Kimia UN paket C72

hendaknya memenuhi 3 persyaratan yaitu, memiliki cukup kemampuan untuk mem-

butir cocok model, mempunyai daya beda bedakan tingkat kemampuan peserta ujian.

0 sampai 2, dan tingkat kesulitan -2 sampai Hasil estimasi parameter tingkat

+2. Berdasarkan kriteria tersebut maka kesukaran menunjukkan terdapat 15 butir

dapat dikatakan bahwa untuk memilih soal yang berada pada interval -2 sampai 2, yang

yang baik terdapat 14 butir atau 35% butir berarti memiliki tingkat kesukaran yang

soal yang memenuhi persyaratan sebagai baik. Sebanyak 9 butir soal memiliki indeks

butir yang baik. Butir soal tersebut adalah kesukaran dibawah -2,0, sehingga dapat di-

butir nomor 1, 8, 10, 12, 13, 16, 17, 20, 23, katakan sebagai butir yang mudah.

25, 29, 30, 31, dan 40. Analisis Metode Cheating pada Tes Berskala Besar − 123

Yance Manopo, Djemari Mardapi

Estimasi parameter butir dengan (θ) sebesar -1,60. Perhitungan fungsi infor- model 2 parameter logistik pada tes Kimia

masi tes dihitung dengan bantuan program UN paket C72, menghasilkan nilai infor-

Excel 2007 for windows. Grafik nilai fungsi in- masi tes sebesar 11,4069 dengan tingkat ke-

formasi tes dengan parameter kemampuan salahan pengukuran 0,2961. Nilai tersebut

peserta yang sesuai disajikan pada Gambar 1. tercapai jika parameter kemampuan siswa

Subtest: UN_C72

fo In 0.61 o rr E r 4

Scale Score

Gambar 1. Grafik Nilai Fungsi Informasi, Sekor Kemampuan dan Kesalahan Baku Kesalahan pengukuran perangkat UN

metode Pair 1 dan G2 sedangkan metode B- Kimia Paket C72 tingkat SMA/MA Negeri

Index dan MESA tidak ada pasangan yang tahun pelajaran 2011/2012 di Provinsi Ma-

didapati melakukan cheating. Besarnya fre- luku berdasarkan hasil analisis menunjukkan

kuensi kasus cheating pada metode Pair 2 bahwa besarnya kesalahan pengukuran se-

menerangkan bahwa terdapat sebanyak 52 besar 0,296. Kesalahan pengukuran diper-

pasangan yang terindikasi melakukan cheating gunakan untuk memahami kesalahan yang

dengan model jumlah soal terbanyak yang bersifat acak yang mempengaruhi skor pe-

memiliki jawaban yang sama pada soal-soal serta yang sebenarnya dalam pelaksanaan

berurutan. Sebanyak 14 pasangan memiliki tes. Hasil perhitungan kesalahan pengukur-

intensitas melakukan kecurangan yang tinggi an, diperoleh kesalahan pengukuran sebesar

diikuti 15 pasangan pada level sedang se- 0,296 dan skor maksimum yang dapat di-

dangkan sisanya sebanyak 23 pasangan pada capai oleh peserta adalah 38, maka skor pe-

level yang rendah. Adanya kemungkinan serta UN Kimia Paket C72 tingkat SMA/

penyebaran kunci jawaban pada sekolah- MA tahun pelajaran 2011/2012 di Provinsi

sekolah di kota Ambon dibandingkan pada

Maluku sebenarnya berkisar pada X i ±0,296.

kota Tual juga sangat besar hal ini dapat dilihat pada tingginya frekuensi dari data

Analisis Cheating benchmark group pada Tabel 5. Deteksi cheating dalam penelitian ini

menggunakan lima metode antara lain me- Hasil Cheating pada Kelompok Kota

Tabel 4.

(Ambon dan Tual) Berdasarkan tode Angoff's B-index, metode Pair 1, metode Kedekatan Tempat Duduk Pair 2, metode MESA dan metode G2.

Hasil keseluruhan cheating untuk ke- Metode Cheating

lompok kota dapat dilihat pada Tabel 4 yang Kategori B-Index Pair 1 Pair 2 MESA G2

menyajikan frekuensi cheating masing-masing metode pada pelaksanaan UN Kimia SMA/

0 0 14 0 0 MA untuk paket tes C72 berdasarkan tiga

Tinggi

0 1 15 0 1 kategori tingkat cheating yakni tinggi, sedang

Sedang

0 6 23 0 4 dan rendah. Metode Pair 2 yang memiliki

Rendah

0 7 52 0 5 frekuensi terbanyak dalam cheating ini setelah

Jumlah

124 − Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Tahun 18, Nomor 1, 2014

Tabel 5. Hasil Cheating pada Kelompok Ambon memiliki jawaban yang seragam Kota Ambon Berdasarkan

yang mengindikasikan kemungkinan terjadi Benchmark Group

penyebaran kunci jawaban. Hasil analisis cheating pada pelaksanaan UN Kimia SMA/

Metode Cheating Kategori

MA Negeri Paket tes C72 di Provinsi Malu-

ku untuk kelompok kota dengan memper- Tinggi

B-Index Pair 1 Pair 2 MESA G2

0 0 4 0 0 hitungkan keseluruhan pasangan yang di- Sedang

0 0 duga melakukan cheating dengan pasangan terdekat atau yang termasuk dalam bench-

Rendah

0 3 14 0 1 mark group adalah berjumlah 16 pasangan Jumlah

0 1 pada metode Pair 1, 239 pasangan pada metode Pair 2, 6 pasangan untuk metode

Data benchmark group pada Tabel 5 G2, sedangkan untuk metode Angoff's B- menjelaskan bahwa sebanyak 177 pasangan

index dan metode MESA tidak terdapat pada sekolah-sekolah yang tersebar di kota

pasangan yang melakukan cheating.

Gambar 2. Grafik Total Sekor Tes Peserta untuk Kota Ambon Gambar 2 memperlihatkan histogram

Hasil analisis cheating untuk daerah dari total skor tes pada salah satu kelompok

luar kota yang meliputi 9 Kabupaten yakni kota yakni kota Ambon diperoleh skor rata-

Kabupaten Maluku Tengah, Buru, Buru Se- rata (mean) sebesar 31,53 yang menunjuk-

latan, Maluku Tenggara Barat, Maluku Barat kan rata-rata peserta tes memiliki kemampu-

Daya, Maluku Tenggara, Seram Bagian Ba- an yang tinggi dengan kemampuan men-

rat, Seram Bagian Timur dan Kepulauan jawab soal cukup baik.

Aru. Tabel 6 menyajikan frekuensi cheating Cheating yang terjadi pada beberapa

masing-masing metode pada pelaksanaan pasangan peserta tes membuktikan bahwa

UN Kimia SMA/MA untuk Paket tes C72 tidak semua peserta mampu menjawab de- pada daerah diluar kota dengan frekuensi ngan kemampuannya sendiri tetapi kemung- terbesar pada metode Pair 2 sebanyak 392

kinan diduga terjadi kecurangan sewaktu pasangan diikuti dengan metode Pair 1 se- pelaksanaan UN.

banyak 205 pasangan, metode G2 sebanyak Analisis Metode Cheating pada Tes Berskala Besar − 125

Yance Manopo, Djemari Mardapi

97 pasangan, metode B-Index sebanyak 13 Tabel 7. Hasil Cheating pada Kelompok Luar dan metode MESA sebanyak 7 pasangan.

Kota Berdasarkan Benchmark Group Metode Cheating

Tabel 6. Hasil Cheating pada Kelompok

Kategori

Luar Kota Berdasarkan Kedekatan B-Index Pair 1 Pair 2 MESA G2 Tempat Duduk

Tinggi

0 76 64 0 93 Metode Cheating Kategori

B-Index Pair 1 Pair 2 MESA G2

Selanjutnya, kemungkinan terjadi pe- Sedang

nyebaran jawaban pada 9 kabupaten (luar Rendah

94 6 26 kota), maka Tabel 7 menjelaskan dengan Jumlah

7 97 frekuensi yang berbeda-beda yang dilihat berdasarkan data Benchmark Group, metode

Tabel 6 memberikan informasi bahwa Pair 2, Pair 1, G2, B-Index dan MESA me- kategori cheating tertinggi dalam metode Pair

nunjukkan menunjukkan frekuensi indikasi

2 yang mengindikasikan sebanyak 245 pa- penyebaran jawaban sangat besar. Hasil ana- sangan kemungkinan melakukan cheating

lisis cheating pada pelaksanaan UN Kimia sangat besar sekali dengan memperhatikan

SMA/MA Negeri Paket C72 tahun pelajar- jumlah soal terbanyak yang memiliki jawaban an 2011/2012 di Provinsi Maluku untuk

yang sama pada soal-soal berurutan. Se- kelompok luar kota (kabupaten) dengan banyak sedangkan metode Pair 1 yang men-

memperhitungkan keseluruhan pasangan gindikasikan tingkat penyalinan jawaban

yang diduga melakukan cheating dengan pa- pada pasangan terdekat tergolong sedang

sangan terdekat atau yang termasuk dalam dan rendah. Sementara metode G2 yang

benchmark group adalah terdapat 16 pasangan mendasarkan pada jumlah jawaban yang

untuk metode Angoff's B-index, 480 pasang- benar dan jumlah jawaban yang salah hasil

an untuk metode Pair 1, 917 pasangan untuk salinan pada pasangan yang terlibat cheating.

metode Pair 2, 10 pasangan untuk metode Hasilnya sebanyak 97 pasangan yang terlibat

MESA, dan 210 pasangan untuk metode cheating untuk metode ini.

G2.

Metode B-Index membandingkan jum- Secara keseluruhan untuk kelompok lah jawaban salah untuk semua pasangan

kota dan luar kota berdasarkan analisis me- peserta ujian yang masuk dalam interval

tode cheating ditampilkan pada Gambar 3. sama dari hasil tes. interval ini didasarkan

Dari grafik tersebut ditampilkan terdapat pada perkalian jumlah jawaban yang salah

jumlah pasangan yang diduga melakukan untuk sepasang peserta ujian kemudian

cheating untuk metode Angoff's B-index ter- diamati apakah signifikan berbeda dari nilai

dapat 13 pasangan, metode Pair 1 terdapat rata-rata jawaban salah untuk semua peserta

212 pasangan, metode Pair 2 terdapat 444 ujian pada interval itu. Frekuensi yang ter-

pasangan, metode MESA terdapat 7 pasang- deteksi melalui metode ini adalah sebanyak

an, dan metode G2 terdapat 102 pasangan.

13 pasangan dengan kategori yang rendah. Pasangan yang diambil adalah pasangan Selain metode yang sudah disampaikan di

yang duduknya paling berdekatan sehingga atas terdapat metode MESA yang men-

adanya indikasi terjadinya cheating. Selanjut- deteksi sebanyak 7 pasangan yang terlibat

nya, bagi pasangan yang terindikasi cheating cheating dengan 1 pasangan pada kategori se-

tetapi pada lokasi tempat duduk yang sudah dang dan 6 pasangan pada kategori rendah.

berjauhan, pasangan ini dimasukkan ke Hal ini mengindikasikan bahwa probabilitas

dalam kelompok benchmark group untuk men- pasangan yang memiliki jawaban yang sama

duga terjadinya kebocoran atau penyebaran tetapi salah terdapat pada 7 pasangan ter-

kunci jawaban pada sekolah maupun pada sebut.

daerah tersebut.

126 − Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Tahun 18, Nomor 1, 2014 126 − Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Tahun 18, Nomor 1, 2014

Angoff's B-index terdapat 13 pasangan, meto-

de Pair 1 terdapat 212 pasangan, metode Pair

2 terdapat 444 pasangan, metode MESA Gambar 3. Grafik Pasangan yang Ter- terdapat 7 pasangan, dan metode G2 terda- indikasi Cheating pada UN SMA/ MA pat 102 pasangan yang terdeteksi cheating; (4) Kimia Paket C72 Tahun Pelajaran berdasarkan hasil analisis, metode yang le- 2011/2012 di Provinsi Maluku bih banyak mendeteksi adanya cheating da-

Ketidakjujuran siswa menghadapi UN lam Ujian Nasional Kimia secara berturut- memupuk ketidak jujuran siswa menghadapi

turut adalah metode Pair 2, metode Pair 1, kehidupan bermasyarakat, yang pada akhir-

metode G2, metode Angoff's B-index dan me- nya akan melahirkan generasi-generasi muda tode MESA.

yang tidak jujur. Ironisnya adanya kemung-

Saran

kinan terjadinya cheating pada UN 2011/ 2012 ini yang kemungkinan terjadi penyon-

Berdasarkan hasil penelitian, disaran- tekan jawaban dan penyebaran jawaban

kan beberapa hal yang berkaitan dengan oleh pihak-pihak sekolah (bahkan pemerin-

perangkat Ujian Nasional Kimia Paket C72 tah daerah) mengizinkan (bahkan memban- SMA/MA Negeri di Provinsi Maluku se-

tu) cheating tersebut berlangsung sebagai tu- bagai berikut: (1) agar dapat memenuhi juan agar kelulusannya mencapai 100%.

standar perangkat tes yang baik dalam upaya Akar permasalahan dari cheating UN

mengestimasi kemampuan peserta tes, maka menurut peneliti adalah UN sebagai alat

pada perakitan perangkat tes dan ujicoba di untuk menentukan kelulusan yang hanya di

waktu mendatang Dinas Provinsi perlu administrasikan satu kali dalam setahun.

mengusulkan ke Pemerintah Pusat agar pe- Pihak-pihak tertentu (siswa, guru, kepala

laksanaan ujicoba soal Ujian Nasional perlu sekolah, orang tua, atau kepala daerah) yang

dilaksanakan juga pada daerah-daerah yang merasa tidak siap menghadapi kemungkinan

sulit/jauh dari pusat; (2) sekolah dan guru siswa-siswinya tidak lulus akan tergoda un-

perlu menanamkan sikap kejujuran kepada tuk melakukan kecurangan.

setiap peserta didik dalam menghadapi Uji- an Nasional sebab praktik-praktik cheating

Simpulan dan Saran

bukanlah alternatif yang baik dalam men- dongkrak nilai Ujian Nasional dari sekolah

Simpulan melainkan dengan melakukan dan melaksa- Berdasarkan hasil penelitian dan pem-

nakan sistem pembelajaran yang baik, me- bahasan pada perangkat Ujian Nasional

tode pengajaran yang tepat dan efektif se- Kimia Paket C72 tingkat SMA/MA Negeri

hingga semuanya itu akan menjadi solusi tahun pelajaran 2011/2012 di Provinsi Ma-

yang positif untuk peserta didik; (3) dalam luku dapat disimpulkan sebagai berikut: (1)

mendeteksi adanya perilaku cheating yang berdasarkan pendekatan teori tes klasik ter-

berdampak negatif pada dunia pendidikan, dapat 77,5% butir memiliki tingkat kesulitan

maka perlu dikembangkan metode cheating butir berfungsi baik, 55% butir daya beda-

yang tepat berdasarkan kriteria yang baik nya belum memenuhi syarat dan 70% butir

sehingga data yang diperoleh lebih akurat. pengecoh (distractor) berfungsi baik dengan

Analisis Metode Cheating pada Tes Berskala Besar − 127

Yance Manopo, Djemari Mardapi

Daftar Pustaka

Hambleton, R. K., & Swaminathan, H. (1985). Item response theory: principles and

Anderman, E. M., Griesinger, T., & Wester- applications. Boston, MA: Kluwer Aca-

field, G. (1998). Motivation and cheat-

demic Publishers. ing during early adolescence. Journal of

Educational Psychology. 90, 84-93. Lama, M. Al. (2008). Student’s attitudes toward cheat and relation to demo-

Anderman, E. M., Pamela, K. C., & Derek, graphyc factors. European Journal of

L. (2010). Impulsivity and academic Social Science. 7, 1, 140-146. cheating. Journal of Educational Psycho-

logy. 90, 84-93. Lewkowicz, A. B. (2007). Teaching emotional intelligence, California: Corwin Press.

Aziz, Deden Abdul. (September 2012). Soal Ujian Nasional SMP Diduga Bocor.

Lim, V. K. G., Sean, K. B. S. (2001). Tempo Online diakses pada tanggal 30

Attitudes toward, and intentions to September 2012, dari: http://www.

report, academic cheating among stu- tempo.co/read/news dents in Singapure. Ethnic & Behavior, Lawrence Erlbaum Associates, 11(3),

Bogle, K. D. (2000). Effect of perspective,

261-274

type of student, and gender on the attribution of cheating. Proceedings of Mardapi, Djemari. (1999). Estimasi kesalah- Oclahoma Academic Science. Ocla-

an pengukuran dalam bidang pen- homa City, 80, 91-97.

didikan dan implikasinya pada ujian nasional. Yogyakarta: UNY.

Chula, G. K., Roger, W.G., & Chris, P. (2009). Online exams and cheating:

McCabe, D. L., Linda K. T., & Kenneth, an empirical analysis of business stu-

D.B. (2001). Cheating in academic dents’ views. The Journal of Educators

institutions: a decade of research. Online, 6, 1.

Ethnic & Behavior, 11(3), 219-232. Cizek, G. J. (1999). Cheating on tests: How to