ANALISIS PENERIMAAN e-SPT PPN DENGAN KOMPLEKSITAS SEBAGAI VARIABEL EKSTERNAL

ANALISIS PENERIMAAN e-SPT PPN DENGAN KOMPLEKSITAS SEBAGAI VARIABEL EKSTERNAL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar S-1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

DISUSUN OLEH: ANTONIUS ADIKUSUMA M. F0308032 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

PERSEMBAHAN

KARYA INI DIPERSEMBAHKAN UNTUK:

FAKULTAS EKONOMI UNS

MOTTO

FILIPI 1:21

“ANAK TERANG TIDAK PERNAH

MUNDUR DARI LAGA” (N.N.) TERTAWALAH SEBELUM TERTWA ITU DILARANG (WARKOP DKI)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME. atas segala berkat dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul Analisis Penerimaan e-spt PPN dengan Kompleksitas sebagai Variabel Eksternal dapat terselesaikan. Penyusunan skripsi ini merupakan tugas akhir yang disusun sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam memperoleh gelar sarjana ekonomi jurusan akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah memberikan bimbingan dan bantuan dalam peyusunan skripsi ini. Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus atas segala limpahan berkat dan karunia yang penulis terima,

2. Keluarga yang selalu memberikan dukungan, semangat serta doa,

3. Dr. Wisnu Untoro, M.S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta,

4. Bapak Drs. Santosa Tri Hananto, M.Si., Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret,

5. Ibu Christyaningsih Budiwati, S.E., M.Si., Ak, selaku Dosen Pembimbing 5. Ibu Christyaningsih Budiwati, S.E., M.Si., Ak, selaku Dosen Pembimbing

6. Bapak Sri Suranta, S.E.,M.Si.,Ak. dan ibu Dr. Y. Anni Aryani, M.Prof.,Acc.,Ak. yang menjadi penguji skripsi ini,

7. Bapak Drs. Wartono, M.Si, Ak, selaku pembimbing akademis yang selalu memberikan bimbingan selama menjalani proses perkuliahan,

8. Seluruh Dosen Pengajar, staff dan karyawan Fakultas Ekonomi UNS,

9. Keluarga besar PMK FE, UNS, Gumo’ong, Wartho, serta GKJ Sukoharjo,

10. Teman-teman seperjuangan akuntansi angkatan 2008,terkhusus akuntansi kelas A,

11. My special one, E0008329

12. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis harapkan saran dan kritik untuk memperbaiki segala kekurangan tersebut. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Juni 2011

C. UJI VALIDITAS ..............................................................................56

D. UJI RELIABILITAS ........................................................................57

E. UJI ASUMSI MODEL .....................................................................58

1. Uji Normalitas............................................................................58

2. Evaluasi Outlier .........................................................................60

F. PENGUJIAN HIPOTESIS DAN PEMBAHASAN .......................61

1. Analisis Kesesuaian Model (Goodness of Fit) ........................61

2. Uji Hipotesis ..............................................................................62 BAB V

PENUTUP ...............................................................................................75

A. KESIMPULAN .................................................................................75

B. KETERBATASAN...........................................................................77

C. SARAN..............................................................................................78 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1 Goodness of fit Indices ...............................................................................37

4.1 Hasil Pengumpulan Data ............................................................................39

4.2 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................................39

4.3 Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendidikan ......................................40

4.4 Klasifikasi Responden Berdasarkan Pengalaman .....................................41

4.5 Tanggapan Responden Terhadap Perceived Usefulness ..........................42

4.6 Tanggapan Responden Terhadap Perceived Ease of Use ........................43

4.7 Tanggapan Responden Terhadap Attitude Toward Using .......................44

4.8 Tanggapan Responden Terhadap Behavioral Intention to Use ...............45

4.9 Tanggapan Responden Terhadap Actual System Use...............................46

4.10 Tanggapan Responden Terhadap Kompleksitas .......................................47

4.11 Hasil Uji Validitas Variabel .......................................................................56

4.12 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian .................................................57

4.13 Hasil Uji Normalitas ...................................................................................58

4.14 Jarak Mahalanobis Data Penelitian............................................................60

4.15 Hasil Goodness of Fit Model .....................................................................61

4.16 Regression Weights..................................................................................... 62

4.17 Standardized Regression Weights.............................................................. 63

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Model TAM awal .....................................................................................23

2.2 Model TAM setelah modifikasi...............................................................24

4.1 Konstruk Perceived Usefulness ...............................................................48

4.2 Konstruk Perceived Ease of Use .............................................................49

4.3 Konstruk Attitude Toward Using ............................................................50

4.4 Konstruk Behavioral Intention to Use ....................................................51

4.5 Konstruk Actual System Use ....................................................................52

4.6 Konstruk Kompleksitas ............................................................................53

4.7 Uji Konfirmatori antar Konstruk .............................................................54

4.8 Full Model SEM e-SPT PPN ...................................................................55

4.9 Model TAM setelah pengujian hipotesis ................................................74

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Lampiran 2 Data Kuesioner Lampiran 3 Tabel Regression Weights tiap Konstruk Lampiran 4 Tabel Regression Weights CFA Lampiran 5 Tabel Regression Weights dan Standardized Regression Weights

Full Model SEM e-SPT PPN

Lampiran 6 Hasil Reliability Analysis Full Model SEM e-SPT PPN Lampiran 7 Tabel Assessment of Normality Full Model SEM e-SPT PPN Lampiran 8

Tabel Mahalanobis Distance Full Model SEM e-SPT PPN Lampiran 9

Tabel Model Fit Summary Full Model SEM e-SPT PPN Lampiran 10 Surat Pernyataan Skripsi

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Perkembangan teknologi informasi yang mengalami kemajuan sangat pesat telah merambah ke berbagai bidang dalam kehidupan masyarakat antara lain dunia bisnis, kesehatan, pendidikan, pemerintahan, dan lain-lain. Penerapan teknologi informasi dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja suatu organisasi (Siregar dan Suryanawa, 2009). Dampak perkembangan teknologi informasi yang dirasakan secara nyata adalah perubahan sistem manual menjadi sistem yang terotomatisasi yang telah dilakukan oleh sebagian besar organisasi yaitu perusahaan swasta, sektor publik, serta institusi pemerintah.

Direktorat Jenderal Pajak sebagai salah satu institusi pemerintah di bawah Departemen Keuangan yang mengemban tugas untuk mengamankan penerimaan pajak negara dituntut untuk selalu dapat memenuhi pencapaian target penerimaan pajak yang senantiasa meningkat dari tahun ke tahun di tengah tantangan perubahan yang terjadi dalam kehidupan sosial maupun ekonomi di masyarakat. Untuk itu, peningkatan efektivitas dan efisiensi kinerja harus terus dilakukan guna memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat, serta dapat memenuhi pencapaian target penerimaan pajak oleh pemerintah. Modernisasi sistem dan penerapan teknologi informasi wajib dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerjanya.

Direktorat Jenderal Pajak telah melakukan modernisasi sistem, terutama Direktorat Jenderal Pajak telah melakukan modernisasi sistem, terutama

Penerapan teknologi baru dalam suatu organisasi seperti e-SPT tersebut akan berpengaruh pada pengguna (user) teknologi informasi tersebut. Faktor pemakai sangat penting untuk diperhatikan dalam penerapan sistem baru karena tingkat kesiapan pemakai untuk menerima sistem baru mempunyai pengaruh besar dalam menentukan sukses tidaknya penerapan sistem tersebut (Muhammad, 2010). Dengan demikian, Direktorat Jenderal Pajak harus dapat memberikan pemahaman yang cukup dan mensosialisasikan penggunaan teknologi elektronik dalam melakukan penyampaian dan pengisian SPT kepada Wajib Pajak (WP), supaya teknologi tersebut dapat berjalan efektif dan efisien.

Upaya Direktorat Jenderal Pajak dalam mensosialisasikan teknologi baru dalam administrasi perpajakan terutama untuk pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dengan mengeluarkan peraturan yang ditetapkan dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER - 146/PJ./2006 tentang bentuk, isi, dan tata cara penyampaian surat pemberitahuan masa pajak pertambahan nilai (SPT Masa PPN). Peraturan ini kemudian mengalami perubahan dengan dikeluarkan PER -

14/PJ./2010 dan terakhir diubah dengan dikeluarkan PER - 44/PJ./2010 tanggal 6 Oktober 2010.

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk meneliti hubungan antara perilaku pengguna teknologi informasi terhadap penerimaan teknologi tersebut. Dari penelitian-penelitian terdahulu banyak mengacu pada pendekatan Technology Acceptance Model (TAM) yang dikembangkan Davis, Bagozzi, dan Warshaw (1989). TAM adalah sebuah model yang menggambarkan tingkat penerimaan terhadap teknologi. Tujuan utama TAM adalah memberikan penjelasan tentang penentuan penerimaan komputer secara umum, memberikan penjelasan tentang perilaku atau sikap pengguna dalam suatu populasi (Davis, et al. 1989).

Dalam penelitian yang dilakukan Davis, et al. (1989) terdapat lima konstruk utama dalam model TAM awal yaitu persepsi pengguna terhadap kegunaan teknologi (Perceived Usefulness), persepsi pengguna terhadap kemudahan teknologi (Perceived Ease of Use), sikap pengguna terhadap penggunaan teknologi (Attitude Toward Using), kecenderungan tingkah laku (Behavioral Intention to Use) dan penggunaan aktual (Actual System Use). Hasil penelitian Davis, et al. (1989) ini menunjukkan bahwa perceived ease of use dan perceived usefulness berpengaruh pada minat seseorang, tetapi perceived usefulness memiliki tingkat signifikansi yang lebih kuat.

Dalam perkembangannya, penelitian dengan mengacu pada teori TAM telah banyak dilakukan modifikasi dalam penelitiannya. Gardner dan Amoroso (2004) menambahkan empat variabel eksternal dalam penelitiannya yaitu gender,

(2004) pada internet menunjukkan pentingnya pengalaman (experience) dan kesukarelaan (voluntaries) menggunakan internet sebagai variabel yang mempengaruhi minat perilaku terhadap penggunaan internet. Kerumitan (complexity) dan pengalaman (experience) menggunakan internet mempunyai pengaruh terhadap persepsi kegunaan. Sedangkan jenis kelamin (gender) mempunyai pengaruh terhadap kepercayaan (perceived ease of use dan perceived usefulness ).

Penelitian ini akan meneliti tentang tingkat penerimaan user terhadap penerapan e-SPT PPN dengan menggunakan pendekatan TAM. Dalam penelitian ini, konstruk yang diteliti yaitu dibatasi pada lima konstruk utama yaitu perceived usefulness, perceived ease of use, attitude toward using , behavioral intention to use, dan actual system use serta satu variabel eksternal yaitu kompleksitas (complexity).

Davis (1989) menemukan hubungan positif antara kerumitan dengan perceived ease of use . Igbaria, Guimaraes, dan Davis (1995) menemukan hubungan yang kuat antara kerumitan dengan perceived usefulness dan dengan usage. Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan Gardner dan Amoroso (2004) menemukan bahwa kerumitan berpengaruh signifikan hanya terhadap perceived usefulness.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ANALISIS PENERIMAAN e-SPT PPN DENGAN KOMPLEKSITAS SEBAGAI VARIABEL EKSTERNAL”.

B. PERUMUSAN MASALAH

Sesuai dengan latar belakang seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah perceived usefulness berpengaruh positif pada attitude toward using ?

2. Apakah perceived usefulness berpengaruh positif pada behavioral intention to use ?

3. Apakah perceived usefulness berpengaruh positif pada actual system use?

4. Apakah perceived ease of use berpengaruh positif pada perceived usefulness ?

5. Apakah perceived ease of use berpengaruh positif pada attitude toward using ?

6. Apakah attitude toward using berpengaruh positif pada behavioral intention to use ?

7. Apakah behavioral intention to use berpengaruh positif pada actual system use ?

8. Apakah kompleksitas berpengaruh positif pada perceived usefulness?

9. Apakah kompleksitas berpengaruh positif pada actual system use?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui pengaruh perceived usefulness terhadap attitude toward using.

2. Untuk mengetahui pengaruh perceived usefulness terhadap behavioral intention to use.

3. Untuk mengetahui pengaruh perceived usefulness terhadap actual system use.

4. Untuk mengetahui pengaruh perceived ease of use terhadap perceived usefulness.

5. Untuk mengetahui pengaruh perceived ease of use terhadap attitude toward using.

6. Untuk mengetahui pengaruh attitude toward using terhadap behavioral intention to use .

7. Untuk mengetahui pengaruh behavioral intention to use terhadap actual system use.

8. Untuk mengetahui pengaruh kompleksitas terhadap perceived usefulness.

9. Untuk mengetahui pengaruh kompleksitas terhadap actual system use.

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat positif yang dapat digunakan oleh pihak-pihak seperti berikut ini.

1. Bagi Akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya yang membahas tentang Technology Acceptance Model (TAM) yaitu membahas tentang sikap individu terhadap penerimaan dan penggunaan teknologi baru.

2. Bagi Praktisi Penelitian ini dapat menjadi suatu pertimbangan untuk melakukan pengembangan teknologi informasi dalam organisasi swasta maupun institusi pemerintah. Hasil penelitian juga diharapkan dapat membuka wawasan organsisasi swasta atau institusi pemerintah mengenai pentingnya pemahaman tentang teknologi informasi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja serta mendorong minat mereka untuk memanfaatkan teknologi informasi yang tersedia.

3. Bagi pihak lain yang terkait Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang perilaku dan tingkat penerimaan user atau WP terhadap penerapan pengisian dan pelaporan elektronik SPT (e-SPT) terutama e-SPT Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Penelitian ini memiliki sistematika pembahasan terdiri dari lima bab. Masing-masing secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut. BAB I

PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan landasan teori dan konsep teoritis yang terkait dengan topik penelitian dan dipergunakan sebagai dasar pemikiran dalam pengembangan berbagai hipotesis yang diajukan dalam penelitian.

BAB III METODELOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang metodologi penelitian yang dipergunakan dalam penelitian, meliputi metode pemilihan sampel, pengumpulan data, variabel penelitian, serta alat analisis data yang dipergunakan dalam pengujian hipotesis penelitian.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini memaparkan mengenai hasil analisis pengujian hipotesis dan pembahasannya.

BAB V PENUTUP Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian, keterbatasan dalam penelitian, serta saran bagi penelitian selanjutnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. Surat Pemberitahuan (SPT)

Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak (WP) digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Surat pemberitahuan terdiri dari dua macam yaitu.

a. Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Surat Pemberitahuan Masa (SPT Masa) adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Masa Pajak. Surat Pemberitahuan Masa terdiri dari dua macam yaitu SPT Masa Pajak Penghasilan dan SPT Masa PPN.

b. Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT Tahunan) adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak. SPT Tahunan dibedakan untuk Wajib Pajak Perseorangan dan Wajib Pajak Badan.

Dalam melakukan pengisian dan penyampaian SPT, setiap Wajib Pajak mengisi Surat Pemberitahuan dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satu mata uang Rupiah dan menandatangani dan menyampaikannya ke kantor Direktorat Jenderal Pajak

28/2007). Bagi Wajib Pajak yang telah mendapat ijin Menteri Keuangan untuk menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain Rupiah, wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan dalam bahasa Indonesia dan mata uang selain Rupiah yang diijinkan, yang pelaksanaannya diatur dengan Keputusan Menteri Keuangan (Pasal 3 ayat (1a), UU No. 28/2007). Dari pasal tersebut dapat diketahui bahwa setiap Wajib Pajak harus mengisi, menandatangani, dan menyampaikan Surat Pemberitahuan ke KPP tentang penghitungan dan pembayaran pajak yang terutang.

2. Elektronik Surat Pemberitahuan Pajak Pertambahan Nilai (e-SPT PPN)

Aplikasi Elektronik SPT atau disebut dengan e-SPT adalah aplikasi yang dibuat oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk digunakan oleh Wajib Pajak untuk kemudahan dalam menyampaikan SPT (Direktorat Jenderal Pajak, 2011). Elektronik SPT (e-SPT) digunakan untuk memproses pembayaran dan pelaporan pajak oleh Wajib Pajak (WP). Direktorat Jenderal Pajak telah melakukan penerapan e-SPT dalam pelaporan pajak antara lain untuk e-SPT Permohonan Perpanjangan Penyampaian SPT PPh Tahunan, e-SPT PPh Pasal

21, e-SPT PPh Pasal 25/29 Badan, e-SPT PPh Pasal 25/29 Orang Pribadi, e- SPT PPN, e-SPT PPN Norma, dan lain-lain. Wajib Pajak dapat memperoleh aplikasi e-SPT dengan mengunduh aplikasi tersebut ke situs resmi Direktorat

Jenderal Pajak yaitu www.pajak.go.id atau pada unit-unit kerja Direktorat

Elektronik SPT PPN (e-SPT PPN) adalah layanan yang disediakan Direktorat Jenderal Pajak bagi Wajib Pajak untuk melaporkan SPT PPN dengan memanfaatkan media elektronik. Dalam penerapannya Wajib Pajak yang memanfaatkan layanan e-SPT PPN diharuskan menggunakan program aplikasi e-SPT PPN yang dapat diunduh di situs www.pajak.go.id . Bagi wajib pajak yang terdaftar pada kantor pajak yang telah menerapkan sistem administrasi modern, wajib pajak dapat meminta aplikasi tersebut pada Account Representative (AR) yang telah ditunjuk. Elektronik SPT PPN (e- SPT PPN) beserta lampiran-lampirannya dilaporkan menggunakan media elektronik seperti CD, disket, flash disk, dan lain-lain, ke KPP di mana wajib pajak terdaftar. Dengan menggunakan aplikasi e-SPT PPN wajib pajak dapat merekam, memelihara dan men-generate data Elektronik SPT PPN serta mencetak SPT PPN beserta lampirannya.

Kelebihan yang diperoleh dalam penggunaan e-SPT PPN menurut Direktorat Jenderal Pajak (2011) adalah sebagai berikut.

a. Penyampaian SPT PPN dapat dilakukan secara cepat dan aman, karena lampiran dalam bentuk media CD/disket.

b. Data Perpajakan Terorganisasi dengan baik.

c. Sistem aplikasi e-SPT PPN mengorganisasikan data perpajakan perusahaan dengan baik dan sistematis.

d. Penghitungan dilakukan secara cepat dan tepat karena menggunakan sistem komputer.

e. Kemudahan dalam membuat Laporan SPT PPN.

f. Data yang disampaikan WP selalu lengkap, karena penomoran formulir dengan menggunakan sistem komputer.

g. Menghindari pemborosan penggunaan kertas.

h. Berkurangnya pekerjaan-pekerjaan klerikal perekaman SPT PPN yang memakan sumber daya yang cukup banyak.

3. Technology Acceptance Model (TAM)

Terdapat beberapa teori yang dapat digunakan untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan teknologi informasi, Jantan (2001) dalam Muhammad (2010) menyebutkan teori-teori tersebut diantaranya adalah Theory of Reasoned Action (TRA), Theory of Planned Behavior (TPB), dan Technology Acceptance Model (TAM). Dari ketiga teori tersebut, TAM merupakan model yang paling banyak digunakan dalam penelitian teknologi informasi, karena model ini lebih sederhana, dan mudah diterapkan.

Model Technology Acceptance Model (TAM) yang paling banyak digunakan dalam penelitian tentang penerimaan teknologi informasi adalah model TAM yang dikembangkan oleh Davis, et al. (1989) yang didasarkan pada model Theory of Reasoned Action (TRA). TAM merupakan teori yang dapat menjelaskan penerimaan individu terhadap penerapan sistem teknologi informasi dalam perusahaan dan model tersebut telah banyak digunakan dalam berbagai penelitian tentang penggunaan dan penerimaan teknologi informasi.

Lima konstruk utama dalam model TAM awal adalah sebagai berikut.

a. Perceived Usefulness (Persepsi Pengguna terhadap Kegunaan Teknologi) Davis (1989) mendefinisikan perceived usefulness sebagai suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa penggunaan suatu sistem tertentu akan dapat meningkatkan prestasi kerja orang tersebut. Dari definisi tersebut diketahui bahwa persepsi kegunaan merupakan suatu kepercayaan tentang proses pengambilan keputusan (Jogiyanto, 2007).

b. Perceived Ease of Use (Persepsi Pengguna terhadap Kemudahan Teknologi) Menurut Davis (1989), perceived ease of use didefinisikan sebagai suatu tingkat atau keadaan dimana seseorang yakin bahwa dengan menggunakan sistem tertentu tidak diperlukan usaha apapun (free of effort ). Persepsi ini menyatakan bahwa seseorang percaya dengan penggunaan sistem tertentu dapat mengurangi usaha seseorang dalam mengerjakan sesuatu.

c. Attitude Toward Using (Sikap Pengguna terhadap Penggunaan Teknologi) Davis (1989) mendefinisikan attitude toward using sebagai suatu tingkat penilaian terhadap dampak yang dialami oleh seseorang bila menggunakan suatu sistem tertentu dalam pekerjaannya. Definisi tersebut menyatakan bahwa sikap penggunaan teknologi sebagai evaluasi dari pemakai tentang ketertarikannya dalam menggunakan teknologi c. Attitude Toward Using (Sikap Pengguna terhadap Penggunaan Teknologi) Davis (1989) mendefinisikan attitude toward using sebagai suatu tingkat penilaian terhadap dampak yang dialami oleh seseorang bila menggunakan suatu sistem tertentu dalam pekerjaannya. Definisi tersebut menyatakan bahwa sikap penggunaan teknologi sebagai evaluasi dari pemakai tentang ketertarikannya dalam menggunakan teknologi

e. Actual System Use (Penggunaan Aktual Teknologi) Actual System Use adalah kondisi nyata penggunaan sistem (Davis,1989). Seseorang akan puas menggunakan sistem jika mereka meyakini bahwa sistem tersebut mudah digunakan dan akan meningkatkan produktifitas mereka, yang tercermin dari kondisi nyata penggunaan (Tangke, 2004).

Dalam perkembangannya terdapat berbagai modifikasi yang dilakukan dalam penelitian yang menggunakan teori TAM. Al-Gahtani (2001) mengganti konstruk Behavioral Intention to Use dan Actual Use menjadi Acceptance of Technology karena pada dasarnya kedua konstruk tersebut adalah sama yaitu sebagai indikator untuk mengukur IT acceptance. Gardner dan Amoroso (2004) menambahkan empat variabel eksternal dalam teori TAM yaitu jenis kelamin (gender), pengalaman (experience), kerumitan (complexity), dan kesukarelaan (voluntaries).

B. PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian untuk menguji penggunaan dan penerimaan teknologi informasi Penelitian untuk menguji penggunaan dan penerimaan teknologi informasi

Davis (1989) dalam penelitiannya membahas tentang “Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of Information Technology ” bertujuan untuk memberikan pengukuran yang lebih baik untuk memprediksi dan menjelaskan pemakaian teknologi informasi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa faktor kemudahan dalam menggunakan teknologi dapat menjelaskan alasan seseorang dalam menggunakan sistem informasi dan menjelaskan bahwa sistem baru yang sedang dikembangkan diterima oleh pelanggan. Perceived usefulness dipengaruhi secara langsung oleh penggunaan saat ini (r = 0,63) dan mendatang (r = 0,85). Perceived ease of use juga memiliki pengaruh signifikan terhadap penggunaan saat ini (r = 0,45) dan mendatang (r = 0,59). Selain itu, dijelaskan pula bahwa perceived usefulness memiliki korelasi yang lebih besar pada penggunaan dibandingkan dengan perceived ease of use. Penelitian ini memberikan kontribusi yang potensial karena memberikan dasar bagi penelitian-penelitian tentang TAM selanjutnya.

Davis, et al. (1989) dalam penelitian berjudul “User Acceptance of Computer Technology: A Comparison of Two Theoritical Model ” bertujuan untuk memberikan prediksi, penjelasan dan peningkatan penerimaan pemakai yang lebih baik melalui pemahaman mengapa seseorang menerima atau menolak komputer melalui pendekatan Technology Acceptance Model (TAM) dan Theory of Reasoned Action (TRA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perceived Ease of

Perceived Usefulness memiliki tingkat signifikansi yang lebih kuat. Sikap memediasi perceived ease of use dan perceived usefulness secara terpisah dan norma subyektif tidak memiliki pengaruh pada minat.

Penelitian yang dilakukan oleh Igbaria, et al. (1995) berjudul “Testing the Determinants of Microcomputer Usage Via a Structural Equation Model ” memasukkan faktor-faktor eksternal dengan mengintegrasikan dua model yang menjelaskan penggunaan komputer. Model pertama yang digunakan oleh Davis, yaitu Technology Acceptance Model (TAM), dan model kedua adalah Theory of Planned Behavior (TPB). Analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan Structural Equation Modelling (SEM) dengan Partial Ease of Use (PLS). Model ini mengkonfirmasikan adanya pengaruh dari faktor- faktor eksternal pada perceived ease of use dan perceived usefulness, kemudian perceived ease of use terhadap perceived usefulness serta dampak dari perceived ease of use dan perceived usefulness terhadap variety of use.

Al-Gahtani (2001) menganalisis kemampuan TAM untuk diterapkan di luar Amerika yaitu Inggris. Hasilnya disimpulkan bahwa secara keseluruhan pengaruh Perceived Usefulness terhadap penerimaan teknologi informasi lebih besar daripada pengaruh yang diberikan oleh Perceived Ease of Use.

Penelitian Gardner dan Amoroso (2004) yang berjudul “Development of an Instrument to Measure the Acceptance of Internet Technology by Consumers” menunjukkan bahwa gender berpengaruh terhadap tiga konstruk yaitu Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness dan Actual Use. Pengalaman (experience) hanya berpengaruh terhadap Perceived Usefulness. Kerumitan (complexity) Penelitian Gardner dan Amoroso (2004) yang berjudul “Development of an Instrument to Measure the Acceptance of Internet Technology by Consumers” menunjukkan bahwa gender berpengaruh terhadap tiga konstruk yaitu Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness dan Actual Use. Pengalaman (experience) hanya berpengaruh terhadap Perceived Usefulness. Kerumitan (complexity)

Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa TAM yang digunakan dalam tiap penelitian berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan, tetapi tidak meninggalkan bentuk dasar TAM. Bentuk dasar TAM adalah sesuai dengan penelitian yang dikembangkan Davis, et al. (1989) yaitu terdiri dari lima konstruk utama yaitu Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness, Attitude Toward Using , serta Behavioral Intention to Use dan Actual Use (keduanya dapat digabungkan menjadi satu konstruk yaitu IT Acceptance). Dalam penelitian ini, konstruk yang diteliti dibatasi dengan lima konstruk utama, yaitu persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam menggunakan e-SPT PPN (perceived ease of use), persepsi pengguna terhadap kegunaan e-SPT PPN (perceived usefulness), sikap pengguna terhadap penggunaan e-SPT PPN (attitude toward using ), kecenderungan tingkah laku user terhadap penggunaan e-SPT PPN (behavioral intention to use) dan persepsi user terhadap penggunaan aktual e-SPT PPN (actual system use). Selain itu, dalam penelitian ini menambahkan satu variabel eksternal yaitu kompleksitas (kerumitan).

C. PENGEMBANGAN HIPOTESIS

1. Pengaruh Perceived Usefulness terhadap Attitude Toward Using,

Behavioral Intention to Use, dan Actual System Use

Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa perceived usefulness merupakan konstruk yang paling signifikan dalam pengaruhnya Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa perceived usefulness merupakan konstruk yang paling signifikan dalam pengaruhnya

Agarwal dan Prasad (1999) menyimpulkan bahwa persepsi penggunaan oleh user secara positif mempengaruhi sikap pengguna terhadap penggunaan. Pernyataan tersebut didukung oleh Wibowo (2008), yang menyatakan bahwa perceived usefulness merupakan konstruk yang cukup signifikan mempengaruhi attitude toward using.

Venkatesh dan Morish (2000) menunjukkan bahwa behavioral intention ditentukan oleh perceived usefulness. Penelitian Wibowo (2008) juga menyatakan bahwa persepsi kegunaan merupakan konstruk yang signifikan terhadap persepsi minat perilaku.

Davis (1989) menemukan hubungan persepsi kegunaan terhadap penggunaan senyatanya lebih kuat dibandingkan dengan konstruk manapun. Demikian pula Igbaria, Zinatelli, Cragg, dan Cavaye (1997), juga menemukan hal yang sama bahwa persepsi kegunaan mempunyai pengaruh langsung terhadap penggunaan aktual. Hasil penelitian yang dilakukan Tangke (2004) menyatakan bahwa perceived usefulness merupakan konstruk yang paling signifikan menentukan actual sytem usage.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu diatas, akan diuji pengaruh dari persepsi kegunaan oleh user tentang penerapan e-SPT PPN terhadap sikap penggunaan e-SPT PPN, minat perilaku terhadap e-SPT PPN dan penggunaan aktual e-SPT PPN sebagai sarana pelaporan PPN. Dengan demikian, dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut.

H1 : Perceived Usefulness berpengaruh terhadap Attitude Toward Using H2 : Perceived Usefulness berpengaruh terhadap Behavioral Intention to

Use H3 : Perceived Usefulness berpengaruh terhadap Actual System Use

2. Pengaruh Perceived Ease of Use terhadap Perceived Usefulness dan Attitude Toward Using

Perceived Ease of Use merupakan salah satu konstruk yang telah diuji dalam penelitian Davis, et al. (1989). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa perceived ease of use dapat menjelaskan alasan seseorang dalam menggunakan teknologi dan menjelaskan bahwa teknologi baru yang sedang dikembangkan diterima oleh user. Penelitian Igbaria, et al. (1997) menyimpulkan bahwa persepsi pengguna terhadap kemudahan berhubungan dengan persepsi pengguna terhadap kemanfaatan atau kegunaan dan sikap pengguna terhadap penggunaan. Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian Tangke (2004) dan Wibowo (2008) yang menyatakan bahwa perceived ease of use berpengaruh positif terhadap perceived usefulness.

Konstruk perceived ease of use juga berpengaruh terhadap sikap terhadap penggunaan teknologi. Penelitian yang dilakukan oleh Gardner dan Amoroso (2004) menemukan hubungan yang signifikan antara persepsi kegunaan terhadap persepsi sikap penggunaan. Hasil penelitian tersebut mendukung penelitian Al Gahtani (2001) yang mengemukakan bahwa persepsi pengguna terhadap kemudahan menemukan hubungan yang kuat dan

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dapat disimpulkan bahwa apabila seseorang percaya bahwa teknologi e-SPT PPN mudah digunakan, maka orang tersebut akan percaya bahwa menggunakan e-SPT PPN akan mempermudah dalam melaporkan pajak pertambahan nilainya, dan dengan faktor kemudahan dalam menggunakan e-SPT PPN tersebut akan membentuk sikap seseorang untuk memilih menggunakan e-SPT PPN. Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka dikembangkan hipotesis sebagai berikut.

H4 : Perceived Ease of Use berpengaruh terhadap Perceived Usefulness H5 : Perceived Ease of Use berpengaruh terhadap Attitude Toward Using

3. Pengaruh Attitude Toward Using terhadap Behavioral Intention to Use

Beberapa penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif antara sikap seseorang terhadap kecenderungan perilaku untuk menggunakan teknologi. Gardner dan Amoroso (2004) menyatakan bahwa user mungkin memiliki sikap yang positif jika mereka percaya bahwa penggunaan teknologi akan meningkatkan kinerja dan produktivitas mereka. Wibowo (2008) dan Yuadi (2009) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa sikap penggunaan berpengaruh positif signifikan terhadap persepsi minat perilaku.

Berdasarkan penjelasan tersebut, akan diuji kembali pengaruh sikap seseorang tentang penggunaan e-SPT PPN terhadap minat perilaku penggunaan. Pengembangan hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.

to Use

4. Pengaruh Behavioral Intention to Use terhadap Actual System Use

Sun dan Zhang (2005) menyatakan bahwa Behavioral Intention adalah prediktor yang baik dalam penggunaan aktual dari teknologi. Penelitian yang dilakukan oleh Davis, et al.. (1989) serta Taylor dan Todd (1995) juga menyatakan bahwa minat perilaku adalah pemrediksi yang baik terhadap penggunaan senyatanya.

Penelitian ini akan menguji kembali hubungan antara penggunaan teknologi e-SPT PPN sebagai sarana pelaporan pajak dengan minat seseorang dalam menggunakan teknologi tersebut. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dikembangkan hipotesis sebagai berikut.

H7 : Behavioral Intention to Use berpengaruh terhadap Actual System

Use

5. Pengaruh Kompleksitas terhadap Perceived Usefulness dan Actual System Use

Kerumitan (kompleksitas) didefinisikan sebagai tingkat harapan pengguna bahwa teknologi bebas dari usaha (Gardner dan Amoroso, 2004). Rogers dan Shoemakers (1971) mendefinisikan persepsi kerumitan sebagai tingkatan persepsi terhadap teknologi komputer yang dipersepsikan sebagai hal yang relatif sulit dipahami dan digunakan. Thompson, et al. (1991) Kerumitan (kompleksitas) didefinisikan sebagai tingkat harapan pengguna bahwa teknologi bebas dari usaha (Gardner dan Amoroso, 2004). Rogers dan Shoemakers (1971) mendefinisikan persepsi kerumitan sebagai tingkatan persepsi terhadap teknologi komputer yang dipersepsikan sebagai hal yang relatif sulit dipahami dan digunakan. Thompson, et al. (1991)

Kerumitan teknologi penggunaan teknologi baru seperti e-SPT PPN yang dilakukan Direktorat Jenderal Pajak dapat mempengaruhi persepsi user atau WP terhadap penggunaan teknologi tersebut. Penelitian ini akan menguji kembali hubungan antara kerumitan dalam e-SPT PPN terhadap persepsi penggunaan dan penggunaan e-SPT PPN tersebut. Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka dikembangkan hipotesis sebagai berikut.

H8 : Kompleksitas berpengaruh terhadap Perceived Usefulness H9 : Kompleksitas berpengaruh terhadap Actual System Use

Model Technology Acceptance Model (TAM) awal yang dikembangkan oleh Davis, et al. (1989) adalah sebagai berikut.

Sumber: Davis, et al. (1989)

Gambar 2.1 Model TAM awal

Attitude Toward

Using

Behavioral Intention to

Use

Perceived Ease of Use

Perceived Usefulness

Actual System

Use

Model Technology Acceptance Model (TAM) setelah dimodifikasi dengan menambahkan satu variabel eksternal.

Sumber: Gardner dan Amoroso (2004)

Gambar 2.1 Model TAM setelah modifikasi

Kompleksitas

Attitude Toward

Using

Behavioral Intention to

Use

Perceived Ease of Use

Perceived Usefulness

Actual System

Use

BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006). Dalam setiap penelitian ilmiah selalu dihadapkan pada masalah populasi dan sampel, karena populasi dan sampel penelitian merupakan sumber data yang akan digunakan untuk mencapai tujuan penelitian. Populasi penelitian yang bersifat ilmiah dapat diperoleh dengan motede yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah pula. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengguna e-SPT PPN di wilayah Surakarta.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi (Sekaran, 2006). Sampel merupakan bagian yang diobservasi digunakan bagi tujuan penelitian populasi atau karakteristiknya, sehingga dengan demikian sampel lebih kecil dari populasi. Hair, Anderson, Tatham, dan Black (1998) menyatakan bahwa ukuran sampel minimum yang sesuai untuk metode SEM adalah antara 100- 200, demikian juga dalam Ghozali (2008) jumlah sampel yang diperlukan dalam SEM adalah minimal 100.

Pada penelitian ini sampel yang akan diambil adalah sekitar 100-200 user e-SPT PPN di wilayah Surakarta untuk dapat diproses pengujian

Pengambilan sampel tersebut mengikuti teori pengambilan sampel bebas secara nonprobabilitas dengan menggunakan metode purposive sampling. Purposive Sampling yang digunakan adalah judgement sampling yaitu pengambilan sampel dari suatu populasi dengan pertimbangan kriteria tertentu (Jogiyanto, 2007). Kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah mereka yang pernah mencoba atau telah menggunakan e-SPT PPN.

B. SUMBER DATA DAN METODE PENGUMPULAN DATA

1. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang dikumpulkan melalui kuesioner yang disebar kepada responden yaitu para pengguna e-SPT PPN di wilayah Surakarta. Kuesioner ini akan dibagikan pada responden untuk mengetahui dan mengukur tingkat penerimaan user terhadap penerapan e-SPT PPN di wilayah Surakarta dan untuk mengetahui apakah faktor kompleksitas berpengaruh terhadap tingkat penerimaan e-SPT PPN di wilayah Surakarta tersebut.

2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode survey, yaitu dengan menyebarkan secara langsung daftar pernyataan berupa kuesioner yang akan diisi oleh para pengguna e-SPT PPN di wilayah Surakarta. Kuesioner dilakukan dengan memberikan daftar pernyataan kepada responden dan responden memilih alternatif jawaban yang sudah tersedia. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini mengadopsi penelitian yang

(2008) dengan modifikasi agar relevan terhadap penelitian ini yaitu penggunaan sistem e-SPT PPN serta disesuaikan dengan variabel-variabel yang telah ditentukan. Setiap responden diminta untuk memberikan penilaian atas pernyataan yang diajukan dengan pilihan jawaban dengan skala likert dari skor atau skala 1 sampai dengan skor atau skala 5 dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju.

C. VARIABEL PENELITIAN

1. Konstruk Eksogen (Exogenous Constructs)

Konstruk eksogen adalah konstruk yang tidak memiliki penyebab atau penyebabnya berasal dari luar teori. Variabel yang digunakan untuk mengukur disebut sebagai variabel independen. Konstruk eksogen dalam penelitian ini adalah kompleksitas. Kompleksitas didefinisikan sebagai seberapa sulit suatu teknologi informasi untuk dipahami dan digunakan yang dipersepsikan oleh pemakai (Rogers dan Shoemaker, 1971). Kompleksitas dalam penelitian diukur dengan 5 pernyataan dalam 5 skala likert yang diadaptasi dari penelitian Gardner dan Amoroso (2004) dengan modifikasi agar relevan terhadap penelitian ini yaitu penggunaan sistem e-SPT PPN.

2. Konstruk Endogen (Endogenous Constructs)

Konstruk endogen adalah faktor-faktor yang diprediksi oleh atau beberapa konstruk. Konstruk endogen dapat memprediksi satu atau beberapa konstruk endogen lainnya, tetapi konstruk endogen hanya dapat Konstruk endogen adalah faktor-faktor yang diprediksi oleh atau beberapa konstruk. Konstruk endogen dapat memprediksi satu atau beberapa konstruk endogen lainnya, tetapi konstruk endogen hanya dapat

a. Persepsi Pengguna terhadap Kegunaan e-SPT PPN (Perceived

Usefulness )

Persepsi kegunaan merupakan suatu kepercayaan tentang proses pengambilan keputusan (Jogiyanto, 2007). Konstruk ini menjelaskan tentang persepsi user terhadap kegunaan e-SPT PPN yang mungkin akan berpengaruh dalam mempermudah pelaporan pajak user. Perceived Usefulness dalam penelitian diukur dengan 5 pernyataan dalam 5 skala likert yang diadaptasi dari penelitian Gardner dan Amoroso (2004) dengan modifikasi agar relevan terhadap penelitian ini yaitu penggunaan sistem e-SPT PPN.

b. Persepsi Pengguna terhadap Kemudahan e-SPT PPN (Perceived

Ease of Use )

Davis, et al. (1989) menjelaskan Perceived Ease of Use sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari usaha. Konstruk ini menjelaskan persepsi user tentang kemudahan menggunakan e-SPT PPN yang mungkin akan berpengaruh dalam mempermudah pelaporan pajak user. Perceived Usefulness dalam penelitian diukur dengan 4 pernyataan dalam 5 skala likert yang diadaptasi dari penelitian Gardner dan Amoroso (2004) dengan modifikasi agar relevan terhadap penelitian ini yaitu penggunaan sistem e-SPT PPN.

c. Sikap Pengguna terhadap Penggunaan e-SPT PPN (Attitude Toward

Using )

Sikap penggunaan teknologi e-SPT PPN merupakan evaluasi dari pemakai tentang ketertarikannya dalam menggunakan e-SPT PPN. Attitude Toward Using dalam penelitian diukur dengan 3 pernyataan dalam 5 skala likert yang diadaptasi dari penelitian Gardner dan Amoroso (2004) dengan modifikasi agar relevan terhadap penelitian ini yaitu penggunaan sistem e-SPT PPN.

d. Kecenderungan Tingkah Laku terhadap e-SPT PPN (Behavioral

Intention to Use )

Penggunaan suatu teknologi e-SPT PPN didasarkan pada minat dan keinginan user terhadap teknologi informasi tersebut. Behavioral Intention to Use dalam penelitian diukur dengan 4 pernyataan dalam 5 skala likert yang diadaptasi dari penelitian Gardner dan Amoroso (2004) dengan modifikasi agar relevan terhadap penelitian ini yaitu penggunaan sistem e-SPT PPN.

e. Penggunaan Aktual e-SPT PPN (Actual System Use).

Actual System Use adalah kondisi nyata penggunaan sistem (Davis, 1989). Konstruk ini menjelaskan penggunaan aktual dari e- SPT PPN yang dapat mempengaruhi dalam pelaporan pajak user. Actual System Use dalam penelitian diukur dengan 3 pernyataan dalam 5 skala likert yang diadaptasi dari penelitian Gardner dan Amoroso (2004) dengan modifikasi agar relevan terhadap penelitian

D. METODE ANALISIS DATA

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif berisi tentang bahasan secara deskriptif mengenai tanggapan yang diberikan responden pada kuesioner. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2002). Studi deskriptif dilakukan untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi (Sekaran, 2006).

2. Structural Equation Model (SEM)

Structural Equation Model (SEM) merupakan salah satu teknik multivariate yang menggabungkan aspek-aspek regresi berganda (menguji hubungan ketergantungan) dan analisis faktor (menggambarkan konsep yang tidak dapat diukur faktor dengan variabel berganda) untuk mengestimasi hubungan saling ketergantungan secara serentak (Hair et.al, 1998). SEM berlandaskan pada pengujian teori, sehingga dibutuhkan landasan teori yang kuat. Hair, et al. (1998) menjelaskan bahwa model persamaan struktural didasarkan pada hubungan kausalitas, dimana perubahan satu variabel diasumsikan akan berakibat pada perubahan variabel lainnya. Kuatnya hubungan kausalitas antara dua variabel yang diasumsikan oleh peneliti bukan terletak pada metode analisis yang dipilih, tetapi terletak pada justifikasi (pembenaran) secara teoritis untuk mendukung analisis.

Penggunaan SEM dalam penelitian ini karena kemampuannya untuk menggabungkan model pengukuran (measurement model) dan model struktural (structural model) secara simultan dan efisien bila dibandingkan teknik multivariate lain (Ghozali, 2008). Penelitian ini menggunakan dua macam teknik analisis yaitu sebagai berikut.

1. Confirmatory Factor Analysis (CFA) Teknik ini digunakan untuk mengkonfirmasikan faktor-faktor yang paling dominan dalam suatu kelompok atau model variabel.

2. Regression Weight Teknik ini digunakan untuk meneliti seberapa besar pengaruh antar variabel-variabel.

Penelitian ini juga menggunakan teknik estimasi Generalized Maximum Likelihoods Estimation Method (MLE) yang digunakan untuk mengestimasi model dengan jumlah sampel di atas 100 tapi di bawah 2.500 observasi. Estimasi dilakukan secara bertahap yaitu sebagai berikut.

1. Estimasi Measurement model dengan teknik Confirmatory Factor Analysis yang digunakan untuk menguji unidimensionalitas dari konstruk- konstruk eksogen dan endogen.

2. Estimasi Structural Equation Model melalui analisis full model untuk melihat kesesuaian model dan hubungan kausalitas yang dibangun dalam model.

Pengembangan model dan pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program AMOS 20.

3. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2006). Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat ukur (dalam penelitian ini adalah kuesioner) mempunyai ketepatan dan kecermatan dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2008).

Dalam penelitian ini, konstruk yang akan diuji merupakan pengujian kembali dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dimana pada penelitian yang sebelumnya telah berhasil mengidentifikasi faktor-faktor yang membentuk konstruk, maka dalam teknik analisis yang dipakai adalah menggunakan Confirmatory Factor Analysis (Ghozali, 2008).

4. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006). Uji realiabilitas diperlukan untuk mengetahui tingkat keandalan kuesioner yang ada dalam penelitian ini. Uji reliabilitas juga digunakan agar dapat mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap kondisi yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula.