BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Sekolah Adiwiyata di SMA Negeri 2 Salatiga
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.1 Deskripsi Umum Tempat Penelitian
Penelitian Evaluasi Program Sekolah Adiwiyata di laksanakan di SMA Negeri 2 Salatiga yang terletak di Jalan Tegalrejo Nomor 79 Salatiga. Dari hasil observasi dan studi dokumen bulan September 2017 didapat data bahwa SMA Negeri 2 Salatiga mempunyai 1.029 sumber daya manusia yang meliputi 59 tenaga pendidik, 22 tenaga kependidikan, 8 tenaga kebersihan, dan 940 siswa. Ada tiga jurusan untuk setiap jenjang angkatan, kelas X terdiri dari enam kelas jurusan MIPA, empat kelas jurusan IPS dan satu kelas jurusan bahasa. Sedangkan kelas XI dan kelas XII terdiri dari lima kelas jurusan MIPA, lima kelas jurusan IPS dan satu kelas jurusan bahasa. Kelas X menggunakan sistem kurikulum 2013 dan kelas XI dan kelas XII menggunakan sistem kurikulum 2006.
SMA Negeri 2 Salatiga mempunyai luas lingkungan sekolah 28.850 m 2 , terdiri dari 5.971 m 2 bangunan dan 22.879 m 2 ruang terbuka hijau, rindang dan sejuk. Jumlah pohon yang memiliki lingkar batang lebih dari 50 cm di lingkungan sekolah ada 71 pohon dengan keanekaragaman jenis vegetasi sekitar 500 jenis di topang dengan 10 sumur resapan, 105 buah biopori,
10 sumur resapan, satu instalansi pengolahan limbah (IPAL), tempat pengolahan sampah terpadu, ruang bank sampah dan ruang kreatif sebagai tempat pengolahan dan penyimpanan hasil karya pengolahan sampah anorganik, dan lima kolam ikan dengan dua diantaranya sebagai penampungan air cuci tangan (air wundu). Sekolah juga dilengkapi dengan kebun konservasi tanaman, kebun kelas, green house, kebun obat, taman sekolah, vertical garden, ruang terbuka, lapangan sepak bola, lapangan basket, lapangan bola volly dan kantin kejujuran.
Untuk melayani kebutuhan warga sekolah dibangun 32 kamar mandi-WC yang terawat kebersihannya. Kebutuhan praktikum dalam ruangan dilayani dengan disediakan satu laboratorium bahasa, satu laboratorium kimia, satu laboratorium fisika, satu laboratorium biologi, dan empat laboratorium TIK serta perpustakaan
sesuai kriteria standar nasional pendidikan. Proses belajar mengajar di dalam kelas dilayani di 33 ruang kelas. Ruang guru, ruang TU, ruang BP/BK, ruang Kepala Sekolah, ruang Waka, ruang Kurikulum, ruang kesiswaan dan ada 33 kelas. Warga sekolah disediakan Mushola, ruang agama Katolik, ruang agama Kristen dan agama Hindu.
1.2 Hasil Penelitian
1.2.1 Context Program Sekolah Adiwiyata
1.2.1.1 Kebutuhan Program
Dibandingkan dengan SMA lain di Salatiga, SMA Negeri 2 Salatiga termasuk terletak dipinggiran kota. Namun demikian dalam pengelolaan lingkungan sekolah dapat dikategorikan membanggakan. Seiring dengan pencanangan program Sekolah Adiwiyata oleh Kementrian
melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Salatiga, mulai tahun 2011 penataan dan pengelolaan lingkungan sekolah dilakukan secara terencana dengan melibatkan warga sekolah. DLH Kota Salatiga mempunyai program pelestarian lingkungan hidup dengan menanamkan karakter budaya dan kepedulian lingkungan melalui pendidikan dari tingkat SD, SMP dan SMA. Melalui lomba Sekolah Adiwiyata diharapkan sekolah-sekolah mengimplementasikan pendidikan karakter budaya peduli lingkungan kepada semua unsur warga sekolah. Guru, siswa dan karyawan belajar dan sekaligus membudayakan kebiasaan hidup peduli lingkungan di lingkungan sekolah. Kebiasaan ini diharapkan juga diterapkan
Lingkungan
Hidup
bermasyarakat, sehingga sekolah menjadi sangat strategi mengubah perilaku masyarakat dalam masalah lingkungan.
dilingkungan
hidup
Sekolah diharapkan menjadi agen perubahan perilaku masyarakat terhadap masalah lingkungan. Hal ini seperti yang diungkapkan Kepala Bidang Lingkungan DLH Kota Salatiga, Arif Suryadi, ST., MM., dalam kutipan wawancara berikut:
“Pemerintah dalam hal ini Dinas Lingkungan mengajak sekolah-sekolah untuk melakukan
pembelajaran pelestarian lingkungan hidup. Karena
lingkungan di sekolah sangat potensial mendidik warga negara dalam hal mengelola lingkungan, merawat
lingkungan. DLH akan selalu membimbing sekolah-sekolah potensial sebagai pioner , virus program adiwiyata. Sehingga sekolah dapat mencapai standar sekolah adiwiyata kota, provinsi, nasional bahkan adiwiyata mandiri. Selain melaui penyuluhan-penyuluhan juga
diadakan
Adiwiyata.” (Wawancara tanggal 14 November 2017)
lomba
Sekolah
Didorong oleh kebijakan DLH Kota Salatiga ini, SMA Negeri 2 Salatiga mulai membenahi lingkungan sekolah dengan merencanakan program Sekolah Adiwiyata. Sekolah mulai berbenah dengan mengelola lingkungan secara terprogram. Usaha ini mengantarkan sekolah mendapatkan penghargaan Wali Kota Salatiga sebagai Juara 1 Calon Sekolah Adiwiyata SMA/SMK Kota Salatiga pada tahun 2011. Hal ini seperti yang diungkapkan Waka Sarana Prasarana dalam kutipan wawancara berikut :
“Smanda dulu relatif gersang, belum ada penataan lingkungan. Namun sejak tahun 2011 sekolah
mulai
membenahi
lingkungannya.
Sedikit demi sedikit lingkungan mulai tertata. Alhamdulillah
penghargaan juara I sebagai calon sekolah adiwiyata Kota Salatiga pada lomba sekolah adiwiyata yang diselenggarakan oleh Dinas Lingkungan
Hidup
Kota
Salatiga. Secara
bertahap setiap tahun dilakukan pembenahan sarana
sekarang kebijakan
pendidikan lingkungan
sekolah
terhadap
walaupun sekolah
terus
dilaksanakan
penghargaan sebagai
sudah
mendapatkan
nasional.” (Wawancara tanggal 14 November 2017)
seko lah
adiwiyata
Pelestarian lingkungan yang diwujudkan dalam program Sekolah Adiwiyata juga sejalan dengan Visi Sekolah, yaitu : Bertaqwa, berkarakter, berwawasan lingkungan, dan berdaya saing. Untuk mencapai visi ini sekolah melaksanakan misi :
a. Meningkatkan semangat hidup yang agamis. b. Melaksanakan kegiatan akademik dan non
akademik sebagai wadah bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi diri secara optimal.
c. Menerapkan peraturan sekolah secara
konsisten. d. Melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler yang dapat menumbuhkan rasa kepedulian sosial para peserta didik.
e. Menciptakan sekolah yang berbudaya literasi f. Meningkatkan rasa cinta tanah air. g. Melibatkan
orang
tua/wali
untuk
menciptakan peserta didik yang berkarakter. h. Menciptakan budaya sekolah yang mencintai
lingkungan. i. Mengadakan koordinasi dengan orang tua,
masyarakat, perguruan tinggi dan instasi pemerintah maupun swasta.
j. Mengoptimalkan pengembangan diri dalam persaingan di era global. (KTSP SMA Negeri 2 Salatiga Dokumen I)
Kepala SMA Negeri 2 Salatiga mulai tahun 2012 telah membuat program pembentukan karakter berbudaya lingkungan dengan pencanangan program pengembangan Sekolah Adiwiyata. Kebijakan ini dapat diketahui dari hasil wawancara dengan Kepala SMA Negeri 2 Salatiga berikut:
program berkelanjutan yang harus didukung karena program ini juga membentuk karakter kepedulian peserta didik terhadap pelestarian lingkungan.
juga telah mendapat
Adiwiyata tingkat kota, provinsi dan nasional. ” (Wawancara tanggal 2 Oktober 2017)
Kebijakan sekolah berwawasan lingkungan juga dapat dicermati dari hasil wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Managemen Mutu seperti kutipan berikut:
“Sekolah melalui kebijakannya untuk setiap tahun
pelajaran selalu mengeluarkan SK
Pembentukan Tim Program Adiwiyata. Ini merupakan salah satu wujud secara formal bahwa pimpinan berupaya sekolah adiwiyata yang telah dan sedang berjalan ini dapat terus
berjalan .” (Wawancara tanggal 2 Oktober 2017)
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum juga mengutarakan hal yang senada, yaitu:
“Kurikulum Smanda sejak bergulirnya program adiwiyata tahun 2012 menempatkan karakter peduli
pembelajaran. Silabus dan RPP mencantumkan karakter-karakter
kepedulian
lingkungan.
Hampir semua mapel mencantumkannya.” (Wawancara tanggal 2 Oktober 2017)
Hasil wawancara dengan Bendahara Sekolah tanggal 2 Oktober 2017 mendapatkan data bahwa, dibidang penganggaran, sejak tahun 2013 secara rutin sekolah mengalokasikan anggaran belanja 20% dari total anggaran belanja sekolah khusus untuk program pengembangan Sekolah Adiwiyata.
Usaha membudayakan kepedulian warga sekolah terhadap lingkungan mulai nampak sejak tahun 2013, terlebih dengan mendapat penghargaan sebagai Sekolah Adiwiyata. SMA Negeri 2 Salatiga pada tahun 2013 dan 2015 mendapat piagam penghargaan sebagai sekolah kategori Sekolah Adiwiyata tingkat Kota Salatiga. Pada tahun 2013 dan 2014 mendapat penghargaan kategori Sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi Jawa Tengah. Dan pada tahun 2016 SMA Negeri 2 Salatiga merupakan satu-satunya sekolah tingkat SMA/SMK baik negeri maupun swasta di Kota Salatiga yang mendapat penghargaan kategori Sekolah Adiwiyata tingkat nasional.
(Dokumen SMA N 2 Salatiga)
Gambar 2 : Piagam Penghargaan sebagai Sekolah Adiwiyata Tingkat Kota Salatiga
(Dokumen SMA N 2 Salatiga)
(Dokumen SMA N 2 Salatiga) (Dokumen SMA N 2 Salatiga) Gambar 3 : Piagam Penghargaan sebagai Sekolah Adiwiyata Tingkat Provinsi Jawa Tengah
dan Nasional
Dari analisis data hasil pengamatan lingkungan, visi-misi sekolah, data hasil wawancara dengan Kepala Sekolah, Waka Kurikulum, Waka Managemen Mutu, Bendahara Komite, data hasil wawancara dengan Kabid Lingkungan DLH Kota Salatiga dan penghargaan yang diperoleh SMA Negeri 2 Salatiga dapat disimpulkan bahwa SMA Negeri 2 Salatiga didorong oleh kebijakan Pemerintah yang menjalankan program pelestarian lingkungan, telah mengambil kebijakan menjalankan pengembangan program Sekolah Adiwiyata.
Kebijakan sekolah berwawasan lingkungan tidak lepas dari upaya sekolah untuk memenuhi salah satu kebutuhan warga sekolah tentang kenyamanan dan keamanan lingkungan sekolah sebagai tempat pembelajaran warga sekolah. Pembelajaran ilmu pengetahuan, ketrampilan dan spiritualitas. Seperti Kebijakan sekolah berwawasan lingkungan tidak lepas dari upaya sekolah untuk memenuhi salah satu kebutuhan warga sekolah tentang kenyamanan dan keamanan lingkungan sekolah sebagai tempat pembelajaran warga sekolah. Pembelajaran ilmu pengetahuan, ketrampilan dan spiritualitas. Seperti
“Saya senang di Smanda walaupun jauh dari rumah saya karena tempatnya bagus, sejuk, nyaman. Untuk belajar enak, tidak bising. Banyak tempat terbuka dan terbuka hijau sehingga kami bisa belajar dimana saja. ” (Wawancara tanggal 6 September 2017)
Kenyamanan siswa belajar Dari visi-misi sekolah, SMA Negeri 2 Salatiga juga mempunyai tujuan membangun karakter terutama dalam hal ini karakter waga sekolah yang peduli berbudaya lingkungan (KTSP SMA Negeri 2 Salatiga dokumen satu). Observasi peneliti menemukan beberapa kasus, masih ada beberapa warga sekolah yang membuang sampah tidak ditempatnya.
meggunakan energi secukupnya juga belum semua warga jalani, ada peserta didik yang justru menyalakan lampu teras disiang hari atau lupa mematikan kran air sehabis dipakai. Seperti petikan wawancara dengan karyawan ini.
Kepedulian
“Smanda sekarang sudah lumayan, bersih, rapi, tapi itu lo masih ada saja anak anak yang
membuang sampah sembarangan. Mbok yo pengertian dikit lah wong yo wis adiwiyata nasional kok yo ijih ngono, gawan bayi kali. ” (Wawancara tanggal 4 September 2017)
Senada dengan wawancara di atas, dalam wawancara dengan Ketua Program Adiwiyata tanggal
29 September 2017 mendapat keterangan bahwa warga sekolah belum seluruhnya terbangun karakter peduli lingkungan.
“Terkadang siswa bahkan guru dan karyawan juga masih
belum
bisa
menempatkan, bukan
membuang sampah ditempatnya. Sampah plastik malah dibuang di tempat sampah organik yang kertas atau daun ditempatkan di anorganik. Perlu sekali untuk selalu diingatkan baik di upacara ataupun di pembelajaran di kelas sehingga pembelajaran
lingkungan juga.” (Wawancara tanggal 29 September 2017)
Dari temuan peneliti dan wawancara dengan karyawan dan Ketua program ada benang merah bahwa pembudayaan karakter peduli lingkungan di SMA Negeri 2 Salatiga masih perlu ddiperhatikan. Terlebih ada guru yang masih mempunyai kebiasaan merokok dilingkungan sekolah seperti dari petikan wawancara dengan siswa berikut.
“Pak, kok ada guru yang merokok di parkiran ya. Kok ndak memberi contoh yang baik. Maaf kok ndak risi sama anak-anak, katanya guru harus memberi contoh, ya contoh yang baik to. Nanti jika anak yang ngrokok dimarahi? Gemana tu?” (Wawancara tanggal 6 September 2017)
Pernyataan ini dibenarkan oleh seorang ibu guru yang melihatnya juga, bahkan dikatakan ada beberapa guru dan karyawan jika istirahat merokok di parkiran.
“Sekolah Adiwiyata di Smanda belum sepenuhnya berhasil, karena masih ada warga sekolah terutama beberapa bapak guru dan karyawan yang “Sekolah Adiwiyata di Smanda belum sepenuhnya berhasil, karena masih ada warga sekolah terutama beberapa bapak guru dan karyawan yang
panutan seharusnya memberi contoh yang baik.”
(Wawancara tanggal 25 September 2017) Sarana prasarana pengolahan sampah mulai dari
tiap ruangan kelas ( ada tempat sampah basah dan kering, organik dan anorganik), tempat sampah di luar kelas atau ruangan (organik, anroganik, dan kaca) dan di pembuangan akhir di sekolah sudah tersedia komplit dan bagus. Namun dari pengamatan peneliti sayang sarana ini belum sepenuhnya dioptimalkan, sampah masih dicampur belum ada pemisahan. Sarana komposterpun belum digunakan sepenuhnya. Petikan wawancara dengan petugas kebersihan menguatkan data hasil peneliti.
“Terkadang kadang saya memisahkan sampah organik dan anorganik, tetapi susah juga karena dari kelas sudah tercampur. Nanti di tempat pembuangan sementara (TPS) juga belum ada tempat
pemilahan
sehingga
kadang terasa
percuma walaupun itu sebetulnya salah juga.” (Wawancara tanggal 6 September 2017)
Ketua program adiwiyata membenarkan hal tersebut, ketika peneliti mewancarainya seperti petikan wawancara berikut :
“Sekolah sudah menyediakan sarana prasarana pengelolahan sampah lengkap, tetapi praktek
kendala untuk
memanfaatkannya. Pembiasaan memilah sampah belum sepenuhnya berhasil.” (Wawancara tanggal
29 September 2017)
Kebiasaan berbudaya lingkungan juga belum sepenuhnya tertanam di lingkungan kantin sekolah. Dari pengamatan peneliti bulan Oktober 2007 didapat bahwa katin sekolah masih melayani penjualan makanan kemasan plastik, apalagi di kantin kejujuran hampir semua makanan berkemasan plastik tidak ramah lingkungan. Alasan praktis mengalahkan penanaman karakter berbudaya lingkungan. Hal ini dibenarkan oleh petugas kantinnya seperti petikan wawancara berikut:
“Kami mendukung sekolah adiwiyata, tetapi kami kewalahan melayani ketika istirahat jika pakai piring. Dan ada makanan yang tidak bisa dibungkus dengan kertas atau daun bahkan disajikan
kai ambil praktisnya.” (Wawancara tanggal 2 Oktober 2017)
Pendapat peserta didik sebagai konsumen utama kantin juga senada, mereka mengambil praktisnya dan sering membawa makanan ke luar kantin dan makannya tidak dikantin tetapi di selasar kelas atau bahkan di bawa ke kelas.
“Kantinnya walau sudah ada 7 tempat masih terasa kurang jika pas istirahat. Berdesak-
desakan. Praktis jika pakai plastik dan lebih nyaman. Jika makan lebih santai di selasar kelas, atau taman, santai longgar.” (Wawancara tanggal
2 Oktober 2017)
Jika ditelaah dari hasil penelitian di atas, hasil wawancara dengan peserta didik, hasil wawancara Jika ditelaah dari hasil penelitian di atas, hasil wawancara dengan peserta didik, hasil wawancara
Semakin jelas bahwa program Adiwiyata Kementrian Lingkungan Hidup sebagai salah satu solusi dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap pelestarian fungsi lingkungan hidup sejalan dengan kebutuhan warga SMA Negeri 2 Salatiga. Peserta didik membutuhkan pengetahuan dan ketrampilan tentang lingkungan hidup serta lingkungan yang nyaman dan aman. Lingkungan yang nyaman dan aman akan memberi energi positif untuk belajar. Pengetahuan dan ketrampilam tentang lingkungan akan memberi bekal praktik mengelola lingkungan dalam hidup di masyarakat. Sekolah membutuhkan partisipasi semua warga sekolah baik siswa, guru dan karyawan dalam mengelola sampah, lingkungan dan kebersihan lingkungan. Kebiasaan warga sekolah memilah sampah, mengurangi sampah, mendaur ulang sampah dan hemat energi sangat membantu sekolah upaya Semakin jelas bahwa program Adiwiyata Kementrian Lingkungan Hidup sebagai salah satu solusi dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap pelestarian fungsi lingkungan hidup sejalan dengan kebutuhan warga SMA Negeri 2 Salatiga. Peserta didik membutuhkan pengetahuan dan ketrampilan tentang lingkungan hidup serta lingkungan yang nyaman dan aman. Lingkungan yang nyaman dan aman akan memberi energi positif untuk belajar. Pengetahuan dan ketrampilam tentang lingkungan akan memberi bekal praktik mengelola lingkungan dalam hidup di masyarakat. Sekolah membutuhkan partisipasi semua warga sekolah baik siswa, guru dan karyawan dalam mengelola sampah, lingkungan dan kebersihan lingkungan. Kebiasaan warga sekolah memilah sampah, mengurangi sampah, mendaur ulang sampah dan hemat energi sangat membantu sekolah upaya
Sekolah Adiwiyata memang dibutuhkan di SMA negeri 2 Salatiga.
1.2.1.2 Tujuan Program Sekolah Adiwiyata
Untuk menjawab kebutuhan pengembangan sekolah berbudaya dan peduli lingkungan, maka Kementrian Lingkungan Hidup dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan membuat kebijakan diadakan Program Adiwiyata.
Kepala Bidang Lingkungan DLH Kota Salatiga berpendapat
Adiwiyata ingin mewujudkan masyarakat yang berbudaya dan peduli terhadap lingkungan seperti kutipan wawancara berikut:
bahwa
Program
“Dengan program sekolah adiwiyata diharapkan sekolah
perubahan budaya lingkungan. Semoga warga sekolah membawa ilmu dan kebiasaan berbudaya lingkungan ke tempat hidup dalam bermasyarakat, terutama di rumahnya
menjadi
agen
merupakan kontribusinyang besar di bidang lingkungan.” (Wawancara 14 November 2017)
masing-masing.
Itu
Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Program Sekolah Adiwiyata seperti dalam kutipan wawancara berikut:
“Tujuan sekolah adiwiyata adalah menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, indah, nyaman
dan aman.
mendapatkan penghargaan
Untuk
masalah
salah satu dampaknya atau bonusnya saja. Dan yang terpenting lagi adalah perubahan karakter warga sekolah
itu
merupakan
terhadap permasalahan
lingkungan.” (Wawancara 29 September 2017)
pelestarian
Tujuan diselenggarakannya program Sekolah Adiwiyata nampak dan jelas, yaitu mewujudkan warga sekolah yang bertanggungjawab
dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Warga sekolah dituntut bertanggungjawab dalam tata kelola lingkungan
hidup, tata kelola sekolah yang berwawasan lingkungan.
Untuk mendukung tercapainya tujuan program adiwiyata tersebut, sekolah adiwiyata melaksanakan dua prinsip dasar yaitu partisipatif dan berkelanjtan. Partisipatif mempunyai pengertian bahwa komunikasi sekolah terlibat dalam menajeman sekolah yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggung jawab dan peran. Warga sekolah terlibat dalam seluruh rangkaian proses kegiatan pengelolaan lingkungan hidup di sekolah, mulai
keseluruhan
proses
dari perencanaan program, dari perencanaan program,
berkelanjutan mempunyai pengertian bahwa seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komprehensif. Program tidak hanya dilaksanakan sesaat saja tetapi berkelanjutan, karena penanaman karakter akan berhasil jika dilakukan secara berulang dan terus menerus. Secara tidak langsung maka sekolah turut menciptakan pembangunan karakter bangsa seperti yang diharapkan yang diharapkan dalam program adiwiyata berikut:
Sendangkan
prinsip
Dengan melaksanakan program Adiwiyata akan menciptakan warga sekolah, khususnya peserta didik yang peduli dan berbudaya lingkungan,
mendukung dan mewujudkan sumberdaya manusia yang me miliki karakter bangsa terhadap perkembangan ekonomi, sosial, dan lingkungannya dalam mencapai
sekaligus
pembangunan berkelanjutan di
daerah . (Buku Paduan Adiwiyata 2012)
Program adiwiyata terintegrasi dalam empat komponen kebijakan sekolah yang menjadi satu kesatuan secara utuh. Hasil dari studi dokumentasi (Oktober 2017) didapat bahwa keempat komponen tersebut adalah : kebijakan berwawasan lingkungan, kurikulum berbasis lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, dan pegelolaan sarana pendukung ramah lingkungan. Kebijakan sekolah berwawasan
lingkungan merupakan awal dari diselenggarakannya program adiwiyata di sekolah sehingga kebijakan ini perlu. Kebijakan sekolah berwawasan lingkungan diterjemahkan dala pembelajaran melalui kurikulum berbasis lingkungan. Silabus, RPP dan UKBM sekolah mengintegrasikan pembelajaran lingkungan di dalam setiap mata pelajaran sehingga semua pendidik bergerak dalam pembelajaran lingkungan. Peserta didik belajar lingkungan demikian juga tenaga kependidikan juga melaksanakan kegiatan berwawasan lingkungan sehingga semua warga sekolah berpartisipasi dalam pelaksanaan program. Data dari dokumentasi ini diperkuat dari hasil wawancara dengan Waka Kurikulum seperti dalam petikan berikut:
“Kurikulum SMA Negeri 2 Salatiga sudah memuat pembelajaran lingkungan hidup baik secara teori
maupun praktik. Hampir 85% Silabus, RPP menyantumkan
lingkungan berkaitan
pembelajaran
dalam pembelajaran sudah menggunakan lingkungan sekolah sebagai salah satu sarana pembelajaran. Diharapkan dengan pembelajaran lingkungan masuk
adiwiyata.
Gurupun
sekolah khususnya pesrta didik nantinya mempunyai wawasan lingkungan dalam berperilaku, terlebih setelah menjadi orang pengambil kebijakan mereka
lingkungan.” (Wawancara tanggal 2 Oktober 2017)
Jika diteliti dari kelengkapan dan keberadaan sarana prasarana sekolah, peneliti dalam studi Jika diteliti dari kelengkapan dan keberadaan sarana prasarana sekolah, peneliti dalam studi
Hasil dari studi pustaka, studi lapangan atau pengamatan dan wawancara dengan Waka Kurikulum dapat disimpulkan bahwa tujuan Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang menanamkan karakter budaya dan peduli lingkungan kepada warga sekolah melalui kebijakan berwawasan lingkungan, kurikulum berbasis lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, dan pegelolaan sarana pendukung ramah lingkungan.
Pelaksanaan program ini memiliki dasar partisipatif dan berkelanjutan. Partisipatif memiliki arti bahwa komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggungjawab dan peran. Berkelanjutan memiliki arti bahwa seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komprehensif.
1.2.1.3 Manfaat Program
Manfaat dari pelaksanaan program Sekolah Adiwiyata antara lain adalah pembelajaran tentang nilai-nilai pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan, menciptakan kebersamaan warga sekolah, menciptakan kondisi belajar yang lebih nyaman dan kondusif, meningkatkan efesiensi penggunaan dana operasional sekolah melalui penghematan dan pengurangan konsumsi dari berbaai sumber daya dan energi serta mendukung pencapaian standar kopetensi dan standar kelulusan. Hal ini dapat dicermati dari Buku Panduan Adiwiyata 2012 mengenai manfaat program Sekolah Adiwiyata sebagai berikut:
Keuntungan atau
mengikuti Program Adiwiyata adalah :
manfaat
1. Mendukung pencapaian standar kompetensi atau kompetensi dasar dan standar lulusan (SKL) pendidikan dasar dan menengah.
2. Meningkatkan efesiensi penggunaan dana operasional sekolah melalui penghematan dan pengurangan konsumsi dari berbaai sumber daya dan energi.
3. Menciptakan kebersamaan warga sekolah dan kond isi belajar mengajar yang lebih
nyaman dan kondusif.
4. Menjadi tempat pembelajaran tentang nilai-nilai pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan yang baik dan benar bagi warga sekolah dan masyarakat sekitar.
5. Meningkatkan upaya perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup melalui kegiatan pengendalian
pengendalian kerusakan dan pelestarian fungsi lingkungan. (Panduan Adiwiyata 2012)
pencemaran,
Penulis menganalisis bahwa manfaat program Adiwiyata dalam Pedoman Adiwiyata 2012 selaras dengan visi SMA Negeri 2 Salatiga yaitu bertaqwa, berkarakter, berwawasan lingkungan, dan berdaya saing. Berkarakter dan berwawasan lingkungan mempunyai pengertian juga menanamkan nilai-nilai pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan yang baik dan benar bagi warga sekolah dan masyarakat sekitar, sesuai manfaat nomor empat. Dengan pengelolaan lingkungan yang baik, akan tercipta lingkungan yang nyaman dan kondusif sehingga mendukung pencapaian SKL. Hal ini senada yang diungkapkan peserta didik dalam petikan wawancara berikut:
“Saya senang sekolah di Smanda karena lingkungan
untuk pembelajaran. Banyak ruang terbuka hijau sehingga nyaman untuk belajar. Udara masih sejuk. Selain itu saya juga dapat belajar menge lola lingkungan dengan baik.” (Wawancara tanggal 6 September 2017)
sekolah
mendukung
Dari hasil wawancara tersebut peserta didik juga merasa mendapat pendidikan mengelola lingkungan dengan baik, selain
dampak langsung yaitu kenyamanan dan lingkungan yang kondusif sehingga situasi pembelajarannya terdukung. Lain dengan hasil wawancara dengan bendahara sekolah seperti petikan wawancara berikut:
“Program Sekolah Adiwiyata sedikit banyak membantu sekolah mengurangi pengeluaran
untuk biaya terutama air, listrik dan kertas. Siswa atau guru bisa berhemat pengunaan air dan listrik. Sampah yang bisa diolah juga dapat dimanfaatkan
kerajinan.” (Wawancara tanggal 2 Oktober 2017)
untuk
bahan
Manfaat program Sekolah Adiwiyata bagi Bendahara sekolah yaitu adanya penghematan pembiyaan operasional, terlebih pengeluaran biaya bayar air dan listrik menurun. Hasil wawancara dengan salah satu guru senior memperoleh data yang berbeda, guru tersebut merasakan perubahan lingkungan sekolah dari yang gersang dan kurang terawat menjadi sekolah yang rindang, banyak taman, lebih terawat dan dan nyaman seperti petikan berikut:
“Njenengan ki saiki penak, dulu sekolah ini masih gersang, jika kemarau bledhug. Semenjak ada
program
terbenahi lingkungannya sampai seperti sekarang ini, ya nyaman,
Adiwiyata
mulai
ngisin- ngisini.” (Wawancara tanggal 6 September 2017)
Pelaksanaan program Sekolah Adiwiyata dirasakan manfaatnya oleh guru selaku pelaku dan penerima manfaat yang mengetahui keadaan sebelum dan setelah sekolah menjalankan program Sekolah Adiwiyata. Lingkungan sekolah lebih terawat, nyaman dan warga sekolah dapat belajar cara mengelola lingkungan yang baik dan benar.
Tenaga kebersihan yang secara langsung mengelola sampah sekolah sangat merasakan manfaat program Sekolah Adiwiyata. Mereka merasa terbantu dalam memilah sampah, sampah sudah terpilah dan sampah jadi berkurang. Ada tambahan pemasukan finasial juga dari hasil penjualan pengelolaan sampah organik menjadi pupuk dan pengolahan sampah anorganik. Berikut petikan hasil wawancaranya.
“Saya terbantu
program adiwiyata. Beban sedikit berkurang, ringan karena sampah sedikit berkurang, Dan yang jelas kami mendapat penghasilan tambahan juga dari hasil pengelolaan sampah. Terimakasih sekolah
dengan adanya
telah mengadakan
adiwiyata.” (Wawancara tanggal 6 September 2017)
program
Manfaat program Sekolah Adiwiyata sangat dirasakan oleh peserta didik yang merasa nyaman dan aman dalam belajar, demikian juga guru merasakan perubahan perawatan dan pelestarian lingkungan dari sekolah sebelum dan setelah melaksanakan program Sekolah Adiwiyata. Tenaga kebersihan mendapatkan keuntungan finansial dan berkurangnya beban kerja karena pengelolaan sampah yang baik oleh warga sekolah. Dari segi pembiayaan sekolah, ternyata ada pengurangan biaya energi, biaya air maupun listrik. Diharapkan ada pengurangan pengeluaran kertas juga. Sekolah yang bersih, nyaman, ramah lingkungan, dan warganya berbudaya lingkungan merupakan manfaat Manfaat program Sekolah Adiwiyata sangat dirasakan oleh peserta didik yang merasa nyaman dan aman dalam belajar, demikian juga guru merasakan perubahan perawatan dan pelestarian lingkungan dari sekolah sebelum dan setelah melaksanakan program Sekolah Adiwiyata. Tenaga kebersihan mendapatkan keuntungan finansial dan berkurangnya beban kerja karena pengelolaan sampah yang baik oleh warga sekolah. Dari segi pembiayaan sekolah, ternyata ada pengurangan biaya energi, biaya air maupun listrik. Diharapkan ada pengurangan pengeluaran kertas juga. Sekolah yang bersih, nyaman, ramah lingkungan, dan warganya berbudaya lingkungan merupakan manfaat
1.2.2 Input Pengembangan Program Sekolah
Adiwiyata
1.2.2.1 Program
Hasil penelitian dokumen dapat dijelaskan bahwa semula perencanaan program Sekolah Adiwiyata tidak dipersiapkan oleh SMA Negeri 2 Salatiga. Program Sekolah Adiwiyata pada tahun 2011 dilaksanakan karena adanya kewajiban sekolah untuk mengikuti lomba yang diselenggarakan Pemerintah Kota Salatiga. Walaupun tidak melalui kajian mendalam namun karena setiap tahun Pemerintah Kota mewajibkan sekolah untuk mengikuti lomba Sekolah Adiwiyata maka mulailah disusun perencanaan program sederhana. Demikian seperti yang dikatakan Waka Sarpras pada wawancara yang dikutib berikut:
“Smanda dulu relatif gersang, belum ada penataan taman. Namun sejak tahun 2011
sekolah mulai membenahi lingkungan sekolah. Sedikit demi sedikit lingkungan mulai tertata. Secara
pembenahan sarana dan prasarana, seperti biopori, sumur resapan, taman terbuka, tempat cuci tangan, tempat-tempat sampah, kolam ikan dsb. Semula belum ada perencanaan program yang memadahi. Adanya lomba yang rutin pembenahan sarana dan prasarana, seperti biopori, sumur resapan, taman terbuka, tempat cuci tangan, tempat-tempat sampah, kolam ikan dsb. Semula belum ada perencanaan program yang memadahi. Adanya lomba yang rutin
Sekolah mulai melakukan perencanaan program Sekolah Adiwiyata secara terencana dengan membuat kebijakan pada visi SMA Negeri 2 Salatiga, yaitu
“Bertaqwa, berkarakter, berwawasan lingkungan, dan berdaya saing ”. SMA Negeri 2 Salatiga berkomitmen
untuk menjadi Sekolah Adiwiyata. Indikator kunci keberhasilan Sekolah Adiwiyata adalah terciptanya karakter budaya dan peduli lingkungan bagi warga sekolah.
Waka Managemen Mutu dalam wawancara mengungkapkan bahwa program Sekolah Adiwiyata sejalan dengan pendidikan karakter dan program sekolah sehat, sejalan dengan visi sekolah sehingga akan saling menguatkan jika program Sekolah Adiwiyata diterapkan di SMA Negeri 2 Salatiga. Berikut petikan wawancara tersebut:
“Smanda mengikuti regulasi pemerintah, dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup tentang program Sekolah Adiwiyata. Untuk Sekolah mengeluarkan kebijakan
Adiwiyata. SK kepanitiaan dan anggaran ditentukan. Karena memang program Adiwiyata sejalan dengan pendidikan
program
Sekolah
sekolah.” (Wawancara tanggal 2 Oktober 2017)
karakter
dan
visi
Untuk mencapai tujuan program Sekolah Adiwiyata, terdapat 4 (empat) komponen program yang menjadi satu kesatuan utuh yang harus dilaksanakan oleh sekolah penyelenggara program Sekolah Adiwiyata. Keempat komponen tersebut adalah: (1) Kebijakan berwawasan lingkungan, (2) Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, (3) Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, dan (4) Pengelolaan sarana prasarana pendukung ramah lingkungan. Komponen-komponen ini dapat dilihat pada uraian di dalam Panduan Adiwiyata 2012 seperti kutipan berikut :
Komponen Adiwiyata : Untuk mencapai tujuan program Adiwiyata, maka ditetapkan 4 (empat) komponen program yang menjadi satu kesatuan utuh dalam mencapai se- kolah Adiwiyata. Keempat komponen tersebut ada lah;
1. Kebijakan Berwawasan Lingkungan 2. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan 3. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif 4. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah
Lingkungan
(Panduan Adiwiyata 2012 halaman 3) Dari keempat komponen program tersebut
kemudian dikembangkan menjadi program dan subprogram Sekolah Adiwiyata oleh SMA Negeri 2 Salatiga seperti yang tercantum dalam tabel Program Sekolah Adiwiyata sebagai berikut:
Tabel 8 : Program Sekolah Adiwiyata
No Program & Sub Program Indikator Kinerja (Bentuk Kegiatan) Penanggung Jawab 1 Kebijakan Berwawasan Lingkungan
a. Kurikulum Tingkat
1 KTSP
Satuan Pendidikan
2 Struktur Kurikulum
(KTSP) memuat upaya
3 Visi-Misi-Tujuan Sekolah
perlindungan dan
4 KKM
pengelolaan lingkungan hidup
b. RKAS memuat program Waka dalam upaya
Managemen perlindungan dan
1 Perlindungan Lingkungan Hidup
Mutu pengelolaan
2 Pengelolaan Lingkungan Hidup
lingkungan hidup
2 Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan a.Tenaga pendidik
1 Metode pembelajaran
memiliki kompetensi
2 Materi pembelajaran
dalam
3 Indikator dan penilaian
mengembangkan
4 RPP
kegiatan pembelajaran
5 Partisipasi orang tua
lingkungan hidup. 6 Komunikasi inovasi pembelajaran 7 Penguasaan dan aplikasi konsep
Waka Kurikulum b. Peserta didik
1 Peserta didik menghasilkan karya LH melakukan kegiatan
2 Peserta didik berkemampuan
pembelajaran tentang
memecahkan masalahLH
perlindungan dan 3 Peserta didik mengkomunikasikan hasil
pengelolaan
pelajaran LH
lingkungan hidup
4 Kegiatan lain
3 Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif a. Pelaksanakan kegiatan
1. Warga sekolah terlibat kegiatan LH perlindungan dan
2. Warga sekolah memenfaatkan lahan pengelolaan
dan fasilitas untuk kegiatan LH Waka lingkungan hidup yang
3. Kegiatan ekstrakurikuler pembelajaran Kesiswaan terencana bagi warga
kegiatan LH
sekolah
4. Lebih 5 klasifikasi kegiatan kreativitas dan inovasi warga sekolah dalam upaya LH
5. Warga sekolah Lebih dari 6 kali terlibat kegiatan LH
b. Menjalin kemitraan 1. Lebih dari 3 mitra sebaai nara Sumber dalam rangka
2. Lebih dari 3 mitra mendukung
perlindungan dan
Waka Humas pengelolaan lingkungan 3. Lebih dari 3 mitra dari fasilitas hidup dengan berbagai
kegiatan LH
komite mendukung kegiatan LH pihak (masyarakat,
4. Lebih dari tiga kali sebagai nara pemerintah, swasta,
sumber kegiatan LH
media, sekolah lain). 5. Lebih dari 3 kali mendukung kegiatan LH
4 Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan a. Ketersediaan sarana
1. Tersedianya 6 sarana prasarana
prasarana pendukung
berkaitan dengan kegiatan LH
yang ramah
lingkungan
2. Tersedianya 6 sarana prasarana
pendukung pembelajaran LH
Waka Sarpras pengelolaan sarana
b. Peningkatan kualitas
1 Tersedianya minimal 3 sarana
prasarana sesuai fungsinya
dan prasarana yang
2 Tersedianya 4 unsur pemeliharaan
ramah lingkungan di
dan pengelolaan sarana prasarana
sekolah
3 Effisiensi pemanfaatan air, listrik
dan ATK 4 Kantin menimal 3 kali melaukan upaya meningkatakan kualitas pelayanan (Sumber: Lembar kerja Program Sekolah Adiwiyata, 2016, diolah)
Ketua pelaksana program menjelaskan bahwa untuk mencapai tujuan Sekolah Adiwiyata, terlebih mencapai kategori sebagai Sekolah Adiwiyata tingkat Kota, Kategori Sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi, Kategori Sekolah Adiwiyata tingkat Nasional maupun kategori Sekolah Adiwiyata Mandiri ada target yang harus dipenuhi. Penjelasan ini dapat dilihat juga dari kutipan berikut:
“Penetapan sekolah sebagai penerima penghargaan
sekolah Adiwiyata tingkat kabupaten/ kota jika mencapai nilai minimal 56, yaitu 70 % dari total nilai maksimal (80). Penetapan sekolah sebagai penerima penghargaan sekolah Adiwiyata tingkat Propinsi apabila mencapai mencapai nilai minimal
64, yaitu 80 % dari total nilai maksimal (80). Penetapan sekolah sebagai penerima penghargaan sekolah Adiwiyata Nasional apabila mencapai mencapai nilai minimal 72, yaitu 90 % dari total nilai maksimal (80). Penetapan sekolah sebagai penerima penghargaan sekolah Adiwiyata Mandiri apabila telah melakukan pembinaan terhadap sekolah lain, sehingga menghasilkan minimal 10 sekolah Adiwiyata kabupaten/ kota .” (Panduan Adiwiyata 2012)
Dari hasil wawancara, studi pustaka dan studi dokumentasi di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai tujuan dari Sekolah Adiwiyata, diperlukan panduan
Lingkungan Hidup telah mengeluarkan Panduan Adiwiyata tahun 2012 yang dapat diunduh secara online.
jelas dan
berkesinambungan akan memudahkan pencapain target-terget dari setiap program sehingga tujuan program akan tercapai.
1.2.2.2 Jadwal Pelaksanaan Program
Agar tujuan program Sekolah Adiwiyata dapat tercapai sesuai yang direncanakan maka diperlukan jadwal
Adapun jadwal pelaksanaan program Sekolah Adiwiyata ditampilkan dalam tabel 9 dibawah ini:
pelaksanaan
program.
Tabel 9 Pelaksanaan Program Sekolah Adiwiyata
Fokus Pengembangan Komponen dan Sub PELAKSANAAN Program
1. Kebijakan Berwawasan Lingkungan
a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memuat upaya perlindungan
V V V V V dan pengelolaan lingkungan hidup
b. RKAS memuat program dalam upaya perlindungan dan pengelolaan
V V V V V lingkungan hidup
2. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan a. Tenaga pendidik memiliki kompetensi dalam mengembangkan kegiatan
V V V V V pembelajaran lingkungan hidup.
b. Peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran tentang perlindungan dan V V V V V pengelolaan lingkungan hidup
3. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif
a. Pelaksanakan kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang
V V V V V terencana bagi warga sekolah
b. Menjalin kemitraan dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dengan berbagai
V V V V V pihak (masyarakat, pemerintah, swasta, media, sekolah lain).
4. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan
a. Ketersediaan sarana prasarana pendukung yang ramah lingkungan
b. Peningkatan kualitas pengelolaan sarana dan prasarana yang ramah
V V V V V lingkungan di sekolah
(Sumber: Jadwal Pelaksanaan Sekolah Adiwiyata SMA Negeri 2 salatiga)
Dari data tabel di atas dapat diketahui bahwa program Sekolah Adiwiyata merupakan program yang terintegrasi dari setiap unsur kehidupan sekolah, baik kebijakan sekolah, kurikulum yang dipakai, gerak hidup warga sekolah maupun sarana prasarana pendukung. Hal ini senada dengan hasil wawancara dengan Waka Managemen Mutu SMA Negeri 2 Salatiga berikut:
membutuhkan partisipasi aktif dari seluruh warga membutuhkan partisipasi aktif dari seluruh warga
karakter, budaya kepedulian tehadap lingkungan, maka harus dilaksanakan secara terus menerus”.
(Wawancara tanggal 2 Oktober 2017)
Pendapat senada dengan Waka Managemen Mutu berhasil peneliti dapatkan dari hasil wawancara dengan salah seorang guru yang kebetulan staf kurikulum, berikut kutipan hasil wawancara tersebut:
“Program Sekolah Adiwiyata di SMANDA telah dan sedang dilaksanakan. Dilaksanakan sudah cukup
lama, kira-kira mulai tahun 2012. Sehingga
berkelanjutan.Perlu jadwal jadwal. Program ini memerlukan partisipasi dari seluruh warga sekolah,
tidak hanya panitianya saja yang bekerja.” (Wawancara tanggal 25 September 2017)
Lebih rinci Ketua program menjelaskan bahwa program Sekolah Adiwiyata diterjemahkan dalam jadwal-jadwal yang lebih rinci dari tahun demi tahun sehingga pencapaian target kategori sekolah semakin jelas. Berikut kutipan wawancaranya:
“Program Sekolah Adiwiyata yang sudah terbentuk dijabarkan dalam jadwal. Jadwal ini digunakan agar
target pencapaian kategori sekolah dapat mudah dicapai dan dievaluasi pencapaiannya. Jika ada kendala dapat dipecahkan secara terlokalisir dan cepat teratasi.” (Wawancara tanggal 29 September
Berdasarkan data penelitian baik dari data hasil studi dokumen maupun hasil wawancara diketahui bahwa program Sekolah Adiwiyata merupakan program yang secara prinsip dilaksanakan secara partisipatif dan berkelanjutan dengan penjadwalan agar tujuan program dapat tercapai sesuai target.
1.2.2.3 Mekanisme Pelaksanaan
Hasil penelitian tentang mekanisme implementasi program Sekolah Adiwiyata di SMA Negeri 2 Salatiga menunjukkan bahwa proses perencanaan program Sekolah Adiwiyata sampai implementasi di lapangan dilaksanakan melalui koordinasi antara Kepala Sekolah, para wakil kepala sekolah dan Ketua pelaksana program. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Kepala SMA Negeri 2 Salatiga pada saat wawancara, yaitu:
“Program Adiwiyata ada yang ngurusi secara khusus yaitu Tim pelaksana program, walaupun tetap
dibawah koordinasi Kapala Sekolah. Para Waka sudah pasti sebagai pendukung utama, misalnya kurikulum
tanggung jawab diperangkat
pembangunan sarana prasarana dibawah koordinasi Waka Srapras. Waka melaksanakan tugas sesuai dengan tupoksinya. ” (Wawancara tanggal 2 Oktober 2017)
Ketua Pelaksana Program menjelaskan bahwa mekanisme pelaksanaan program dapat dipelajari dari Pedoman pelaksanaan Adiwiyata.
“Untuk melaksanakan
program
Adiwiyata
sebetulnya sudah ada buku pedomanya. Buku tersebut
melalui internet. Kementrian
kemudahan untuk itu.” Wawancara tanggal 29 September 2017)
Dari buku pedoman menunjukkan bahwa Pedoman pelaksanaan Adiwiyata sudah diterbitkan tahun 2012 dan dapat diakses dengan mudah oleh siapapun. Sedangkan jika ditinjau dari mekanisme pembiyaan program, program ini pembiyaannya diserahkan disekolah masing-masing secara mandiri tanpa ada bantuan dana dari pemerintah secara khusus. Namun sekolah dapat bekerja sama dengan lembaga lain untuk sebagai wujud partisipasi masyarakat dalam kegiatan lingkungan hidup. Pemerintah dalam hal ini DLH masih terbatas sebagai penggerak. Hal ini senada dengan yang dikatakan Kabid Lingkungan DLH Kota Salatiga berikut:
sepenuhnya di serahkan sekolah masing-masing. Bagaimana sekolah kreatif melibatkan orangtua atau masyarakat untuk terlibat dalam pendidikan anak-anaknya. Pemerintah dalam hal ini DLH sifatnya
program. ” (Wawancara tanggal 14 November 2017)
mendorong,
fasilitator
Mekanisme pelaksanaan program baik secara teknis maupun keuangan dapat disimpulkan dari wawancara ketiga nara sumber bahwa mekanisme lebih diutamakan dari partisipasi sekolah, pemerintah sebatas sebagai fasilitator program. Pelaksanaan program dapat berpedoman pada Buku Pedoman Adiwiyata 2012 yang diterbitkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
1.2.2.4 SDM
Kepala Sekolah telah membentuk Tim khusus untuk menangani program Sekolah Adiwiyata, yaitu Tim Program Sekolah Adiwiyata. Kepala Sekolah sebagai
program langsung membawai ketua program. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Kepala SMA Negeri 2 Salatiga sebagai berikut:
penanggung
jawab
““Program Adiwiyat ada yang ngurusi secara khusus yaitu panitia pelaksana kegiatan, walaupun tetap dibawah koordinasi Kapala Sekolah. Para Waka sudah pasti sebagai pendukung utama, misalnya kurikulum
tanggung jawab diperangkat
pembangunan sarana prasarana dibawah koordinasi Waka Srapras. Waka melaksanakan tugas sesuai dengan tupoksinya. ” (Wawancara tanggal 2 Oktober 2017)
Ketua program dibantu sekretaris dan bendahara membawahi empat bidang dari empat komopenen adiwiyata yang didalamnya dikoordinir oleh Waka-Waka seperti yang tertera dalam Gambar 4.
Penanggung
Jawab
Kepala Sekolah
Ketua
Bendahara
Program Sekolah
Sekretaris
Adiwiyata
Bid. Kebijakan
Bid. Bid. Sarpras (Waka MM)
Bid. Kurikulum
(Waka Kurikulum)
Partisipasi (Waka Humas)
(Waka Sarpras)
Gambar 4. Struktur Pelaksana Program Sekolah Adiwiyata
di SMA Negeri 2 Salatiga
Berdasarkan gambar 3 di atas, dapat diketahui bahwa tidak ada pemilihan khusus untuk anggota Tim Program Sekolah Adiwiyata, tetapi lebih berdasarkan kewenangan yang dimiliki sesuai jabatan. Sehingga kemampuan dan kewajibannya sesuai bidang kerja masing-masing. Hal ini sesuai penjelasan Ketua Program berikut:
“Koordinator Pelaksana Program Sekolah Adiwiyata pada masing-masing seksi di Smanda ini melekat “Koordinator Pelaksana Program Sekolah Adiwiyata pada masing-masing seksi di Smanda ini melekat
penunjang berwawasan
terhadap
sarana
kurikulum bertanggungjawab
lingkungan yang terintegrasi di RPP dan Silabus guru.” (Wawancara tanggal 29 September 2017)
Pernyataan ini sejalan dengan hasil wawancara dengan Waka Manajemen Mutu berikut:
“Untuk memudahkan tugas dan koordinasi pelaksanaan program Sekolah Adiwiyata maka
masing-masing Waka-Waka mempunyai tugas dan tanggung jawab sesuai bidang kerjanya. Maka kerjaan juga akan lebih ringan.” (Wawancara tanggal
29 September 2017)
Pelaksana program kegiatan adalah para Wakil Kepala Sekolah sesuai bidang kerjanya, seperti terlihat pada Struktur Tim Program Sekolah Adiwiyata pada gambar 3. Ketua Program mengkoordinir pelaksanaan program yang dijalankan oleh para Waka sesuai mekanisme yang disepakati. Sehingga pelaksanaan program tidak ada kendala yang berarti karena dipegang oleh orang yang kompeten dibidangnya. Waka Manajemen Mutu bertanggungjawab dibidang kebijakan berwawasan
Waka Kurikulum bertanggungjawab
lingkungan,
kurikulum berbasis lingkungan,
dibidang
dan Humas bertanggungjawab
Waka
Kesiswaan
kegiatan berbasis partisipatif dan Waka Sarpras bertanggunjawab
dibidang dibidang
1.2.2.5 Pembiayaan
Pembiayaan pelaksanaan program Sekolah Adiwiyata sepenuhnya berasal dari dana sekolah secara mandiri. Dana partisipasi dari masyarakat dan waga sekolah jika ada bersifat sukarela. Menurut Bendahara Sekolah, penggunaan dana untuk program Adiwiyata berasal dari dana komite dan BOS. Hal ini sesuai dengan petikan wawancara sebagai berikut:
“Program Aiwiyata Smnada dibiayai dari dana BOS
dan uang komite. Perawatan dan
peningkatan SDM diambilkan dari dana BOS sedangkan
biaya
pengadaan
barang atau
pembangunan dan operasiona sekolah diambilka dari uang komite. ” (Wawancara tanggal 2 Oktober 2017)
Kepala Sekolah dalam wawancara dengan peneliti mengungkapkan bahwa ada dana alokasi khusus untuk program Sekolah Adiwiyata, berikut kutipan wawancara tersebut:
“Program Sekolah Adiwiyata sesuai ketentuan Kementrian
Lingkunga
Hidup
di SMANDA
mengambik kebijakan mengalokasikan 20% dari total anggaran sekolah. Anggaran berasal dari dana
Komite maupun dari dana BOS” (Wawancara tanggal 2 Oktober 2017)
Dana BOS dan dana Komite yang dialokasikan untuk program Sekolah Adiwiyata disusun berdasar Rincian Alokasi Anggaran seperti terlihat dari tabel 10 berikut ini.
Tabel 10. Rincian Alokasi Anggaran Sekolah Adiwiyata
No Program (Fokus
Anggaran Per pengembangan)
Sub Program
Tahun 1 Kebijakan
a. Kurikulum Tingkat Satuan Berwawasan
Pendidikan (KTSP) memuat 2.550.000 Lingkungan
upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
b. RKAS memuat program dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
26.950.000 2 Pelaksanaan
a.Tenaga pendidik memiliki
Kurikulum
kompetensi dalam
Berbasis mengembangkan kegiatan 76.553.000 Lingkungan
pembelajaran lingkungan hidup
b. Peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran tentang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup
3 Kegiatan
a. Pelaksanakan kegiatan
Lingkungan perlindungan dan pengelolaan Berbasis
55.700.000 Partisipatif
lingkungan hidup yang
terencana bagi warga sekolah b. Menjalin kemitraan dalam
rangka perlindungan dan
95.000.000 pengelolaan lingkungan hidup dengan berbagai pihak (masyarakat, pemerintah, swasta, media, sekolah lain).
4 Pengelolaan a. Ketersediaan sarana prasarana Sarana
pendukung yang ramah
Pendukung
lingkungan
Ramah 105.000.000
Lingkungan