BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Subyek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tindak Lanjut Supervisi Akademik Kunjungan Kelas dalam Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru SMPN 2 Boja Kecamatan Boja

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Subyek Penelitian

SMP Negeri 2 Boja berdiri sejak 1 Juli 1986, menempati lahan seluas 11.450 m 2 yang berlokasi di jalan Raya Tampingan Boja. Sekolah ini mempunyai lahan yang cukup strategis untuk mengembangkan diri, terbukti pemerintah telah menetapkan SMP 2 Boja sebagai salah satu Sekolah Standar Nasional (SSN) berdasarkan surat Dirjen Menejemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas No. 968/03/KU/2009. Sejak tahun 2010 SMP Negeri 2 Boja terakreditasi A. Adapun Tenaga pendidik di SMP Negeri 2 Boja sebanyak 41 orang dan tenaga kependidikan (karyawan) sebanyak

13 orang. Sedangkan jumlah siswa sebanyak 746 siswa dengan jumlah rombongan belajar sebanyak 24 kelas dengan rincian kelas VII sebanyak 8 rombel, kelas VIII sebanyak 8 rombel dan kelas IX sebanyak 8 rombel.

Visi SMP Negeri 2 Boja Kecamatan Boja Kabupaten Kendal adalah “Luhur Budi Pekerti Unggul Dalam Prestasi “

Adapun misi SMP Negeri 2 Boja Kecamatan Boja Kabupaten Kendal adalah sebagai berikut :

a. Mewujudkan pengembangan prestasi akademik dan non akademik.

b. Mewujudkan

inovasi model pembelajaran.

pengembangan

c. Melaksanakan pengembangan proses pembelajaran.

d. Melaksanakan pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan yang kompeten dan profesional.

f. Mewujudkan program penggalian pembiayaan sekolah yang memadai.

g. Mewujudkan sistem penilaian yang akurat dan adil.

h. Mewujudkan lingkungan sekolah yang kondusif, bersih, indah, nyaman, rindang dan asri.

i. Melaksanakan budaya sekolah untuk membentuk kepribadian dan karakter building.

4.2 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari bulan Agustus 2014 sampai dengan 18 Januari 2015. Data diperoleh melalui wawancara, observasi dan studi dokumen. Data tahap persiapan dimulai dari pengajuan judul dan proposal, mencari kajian teori yang sesuai, menyusun metode penelitian, ujian proposal, mengurus surat ijin penelitian, observasi lokasi penelitian, pemilihan sumber data, menyusun jadwal penelitian dan menyiapkan instrumen penelitian. Data pelaksanaan kegiatan supervisi diperoleh melalui wawancara, observasi dan studi dokumen, data tahap pengamatan diperoleh melalui observasi di dalam kelas, data tahap akhir kunjungan dan tahap tindak lanjut melalui interview/wawancara dan dokumentasi.

4.3 Hasil Penelitian

4.3.1 Permasalahan

Penentuan masalah yang dihadapi guru perlu diketahui kepala sekolah sebagai tahap awal Penentuan masalah yang dihadapi guru perlu diketahui kepala sekolah sebagai tahap awal

Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Dokumen RPP

Tahap 1

Skor Penilaian

Aspek yang No

Jml Rt diamati 1 2 3 4

Guru Mapel

1 Identitas mata 5 4 5 5 19 4,75 pelajaran/tema

2 Kompetensi inti 5 3 5 5 18 4,5 3 Kompetensi dasar

5 3 5 5 18 4,5 4 Indikator

pencapaian 3 3 3 3 12 3 kompetensi 5 Tujuan

3 3 3 4 13 3,25 pembelajaran

6 Materi ajar 3 3 3 4 13 3,25 7 Alokasi waktu

4 3 4 4 15 3,75 8 Metode

3 3 4 4 14 3,5 pembelajaran

9 Kegiatan pembelajaran

3 3 4 4 14 3,5 (pendahuluan,

inti, penutup) 10 Penilaian

hasil 3 2 3 3 11 2,75 belajar

11 Sumber belajar 3 4 4 4 15 3,75

Jumlah skor riil 40 34 43 45 162 Jumlah

skor 55 55 55 55 220 ideal

Sumber: data diolah Kategori: A: Baik Sekali : 91-100, B: Baik : 75-90, C: Cukup :

55-75, Kurang : <55.

Dari tabel 4.1 pemeriksaan dokumen RPP dapat diketahui bahwa nilai tertinggi 81,8 dan terendah 61,8 dengan rata-rata nilai adalah 73,6 sehingga masuk dalam kategori C (Cukup).

Berdasarkan pemaparan data tabel 4.1 diatas tentang hasil pemeriksaan RPP terlihat ada 11 komponen penilaian dalam dokumen pemeriksaan RPP dan komponen yang masih dalam kategori cukup terutama pada indikator pencapaian kompetensi dengan rata-rata skor 3 atau 60%, tujuan pembelajaran dengan rata-rata skor 3,25 atau 65%, materi ajar dengan rata-rata skor 3,25 atau 65%, metode pembelajaran dengan rata-rata skor 3,5 atau 70%, kegiatan pembelajaran dengan rata-rata skor 3,5 atau 70%, penilaian hasil belajar dengan rata-rata skor 2,75 atau 55%, sedangkan komponen lain sudah diatas skor 3,75 atau 75% artinya dalam kategori baik.

Selanjutnya hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran tahap 1 dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel. 4.2 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

Tahap 1

Skor penilaian Guru Mapel No

Indikator Jml Rt 1 2 3 4

I Pendahuluan

1 Memeriksa kesiapan siswa

2 Melakukan kegiatan apersepsi

Skor penilaian Guru Mapel No

Indikator Jml Rt 1 2 3 4

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A Penguasaan materi pelajaran

3 Menunjukkan penguasaan

materi 4 4 4 4 16 4 pembelajaran 4 Mengaitkan materi dengan pengetahuan

3 4 4 4 15 3,75 lain yang relevan 5 Menyampaikan materi dengan

jelas dan 4 4 4 4 16 4 sesuai dengan hierarki

belajar 6 Mengaitkan

materi dengan

realitas 4 3 4 4 15 3,75 kehidupan

B Pendekatan/strategi pembelajaran

7 Melaksanakan pembelajaran

sesuai dengan

kompetensi 4 4 4 4 16 4 (tujuan)

yang akan dicapai 8 Melaksanakan pembelajaran

secara 3 4 4 4 15 3,75 runtut 9 Menguasai kelas

3 3 3 3 12 3 10 Melaksanakan pembelajaran

yang 4 4 4 4 16 4 bersifat kontekstual

11 Melaksanakan pembelajaran

yang memungkinkan

4 4 4 4 16 4 tumbuhnya kebiasaan positif 12 Melaksanakan pembelajaran

sesuai 4 4 4 4 16 4 dengan alokasi waktu

yang direncanakan

Skor penilaian Guru Mapel No

Indikator Jml Rt 1 2 3 4

C Pemanfaatan sumber belajar/media PBM

13 Menggunakan media 4 3 4 3 14 3,5 secara efektif /efisien

14 Menghasilkan pesan 4 3 4 4 15 3,75 yang menarik

15 Melibatkan siswa dlam 4 3 3 3 13 3,25 pemanfaatan media

D Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa

16 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa

3 4 4 4 15 3,75 dalam pembelajaran 17 Menunjukkan

sikap terbuka

terhadap 4 4 4 4 16 4 respons siswa 18 Menumbuhkan keceriaan

dan

3 4 4 4 15 3,75 antusisme

siswa dalam belajar

E Penilaian proses dan hasil belajar

19 Memantau kemajuan 3 3 3 4 13 3,25 belajar selama proses

20 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan

3 3 3 3 12 3 kompetensi (tujuan)

F Penggunaan bahasa

21 Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara

4 4 4 4 16 4 jelas, baik, dan benar 22 Menyampaikan pesan

3 4 4 4 15 3,75 dgn gaya yg sesuai

III

PENUTUP

23 Melakukan refleksi atau

membuat 3 4 3 4 15 3,75 rangkuman

dengan melibatkan siswa

Skor penilaian Guru Mapel No

Indikator Jml Rt 1 2 3 4

24 Melaksanakan tindak lanjut

dengan memberikan

arahan, 4 4 4 4 16 4 atau kegiatan, atau

tugas sebagai bagian remidi/pengayaan

Jumlah skor 87 88 91 92 358

Sumber: data diolah Kategori: A: Baik Sekali: 91-100, B: Baik: 75-90, C: Cukup: 55-75,

Kurang: <55

Dari tabel pelaksanaan pembelajaran tahap 1 dapat dituliskan nilai tertinggi 76,7 dan terendah 73,5, dengan rata-rata nilai adalah 74,5 sehingga memiliki kategori C (Cukup).

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dipaparkan komponen yang masih dalam kategori cukup adalah menguasai kelas dengan rata-rata skor 3 atau 60%, melibatkan siswa dalam pemanfaatan media dengan rata-rata skor 3,25 ata 65%, memantau kemajuan belajar selama proses pembelajaran dengan rata-rata skor 3,25 atau 65%, melakukan penilaian akhir sesuai kompetensi dengan rata-rata skor 3 atau 60%.

Berdasarkan tabel hasil pemeriksaan dokumen RPP tahap 1 oleh kepala sekolah pada 4 guru IPA diperoleh skor total guru A sebesar 40 atau nilai 72,7, guru B sebesar 34 atau nilai 61,8, guru C sebesar 43 atau nilai 78,2, guru D sebesar 45 atau nilai 81,8, dan secara keseluruhan diperoleh skor total 162 atau nilai rata-rata 73,6. Berdasarkan data pemeriksaan dokumen RPP tersebut dapat diketahui bahwa nilai Berdasarkan tabel hasil pemeriksaan dokumen RPP tahap 1 oleh kepala sekolah pada 4 guru IPA diperoleh skor total guru A sebesar 40 atau nilai 72,7, guru B sebesar 34 atau nilai 61,8, guru C sebesar 43 atau nilai 78,2, guru D sebesar 45 atau nilai 81,8, dan secara keseluruhan diperoleh skor total 162 atau nilai rata-rata 73,6. Berdasarkan data pemeriksaan dokumen RPP tersebut dapat diketahui bahwa nilai

Berdasarkan hasil pengamatan penyusunan RPP tahap 1, ditinjau dari aspek penyusunan RPP secara keseluruhan diketahui terdapat 4 aspek yang masih cukup rendah yaitu indikator pencapaian kompetensi dengan rata-rata perolehan 3, aspek materi ajar dan tujuan pembelajaran dengan rata-rata 3,25, dan aspek penyusunan penilaian hasil belajar dengan rata-rata 2,75.

1 mengemukakan sebagai berikut:

Berkaitan dengan hal ini, informan

Pada prinsipnya saya sebagai guru IPA telah berusaha menyusun RPP sebagaimana yang diharapkan, hanya saja karena keterbatasan kemampuan hasilnya mungkin belum seperti yang diharapkan terlebih untuk

memahaminya (Wawancara tanggal 8 Desember 2014.)

Selanjutnya informan 2 mengatakan sebagai berikut:

Saya mengakui masih banyak aspek yang kurang dikuasai dalam penyusunan RPP sehingga pembuatan RPP dilakukan untuk memenuhi kewajiban sebagai guru dan mengenai isinya terkadang masih dirasa membingungkan (Wawancara tanggal 10 Desember 2014).

Dari hasil pemeriksaan RPP dan pelaksanaan pembelajaran pada supervisi kunjungan kelas tahap 1 aspek aspek yang masih kurang dari guru perlu mendapatkan tindakan agar meningkat lebih baik lagi

4.3.2 Hasil Tahap Persiapan

Persiapan sebagai tahap perencanaan (planning) merupakan hal pokok dalam tahap supervisi akademik.

Persiapan yang matang akan memudahkan kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi.

Sebagaimana dikemukakan oleh kepala sekolah sebagai berikut:

Menurut saya persiapan dilakukan lebih awal agar pelaksanaan supervisi bisa terprogram dengan baik. Perencanaan program supervisi akademik mengacu pada aturan kedinasan untuk memberikan supervisi pada guru secara rutin guna peningkatan kualitas sebagai guru yang profesional, saya menyiapkan lembar observasi pemeriksaan dokumen RPP dengan maksud memudahkan penilaian aspek-aspek pada RPP, menyiapkan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran yang dimaksudkan untuk memudahkan dalam menilai aspek pembelajaran yang harus dikuasai oleh guru (Wawancara tanggal 5 Desember 2014).

Sebagaimana dikemukakan Informan 1 yang merupakan guru mapel yang akan disupervisi sebagai berikut:

Iya, kepala sekolah mempersiapkan program supervisi kunjungan kelas jauh hari sebelum pelaksanaan yang didukung dengan instrumen supervisi berupa lembar observasi

pembelajaran dalam kelas (Wawancara tanggal 5 Desember 2014).

Hal ini juga dikemukakan oleh informan 2 sebagai berikut

sudah rutin memberikan

Menurut saya

hanya saja

sasarannya yang bergantian dan saat ini difokuskan pada guru IPA yang berjumlah 4 guru. Dalam tahap persiapan ini kepala sekolah menyusun instrumen lembar observasi penilaian RPP dan kunjungan kelas untuk

mengetahui

kemampuan

guru dalam

penyusunan RPP dan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran di kelas (Wawancara tanggal 6 Desember 2014).

Berdasarkan beberapa pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah perlu melakukan penyusunan instrumen penelitian sebelum supervisi akademik dilakukan, hal ini dimaksudkan agar persiapan supervisi lebih matang sehingga memudahkan kepala sekolah dalam pelaksanaannya.

Kegiatan yang dilakukan oleh kepala sekolah pada tahap ini meliputi 3 hal yaitu:

1. Menyusun instrumen penelitian, yang terdiri dari :

1). Rencana Kepengawasan Akademik. 2). Lembar observasi pemeriksaan dokumen RPP. 3). Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran.

2. Mengadakan pertemuan dengan guru Pada tahap ini kepala sekolah mengadakan pertemuan dengan guru yang akan disupervisi untuk melaksanakan pemantauan terhadap penyusunan RPP serta melaksanakan pembinaan sesuai standar proses dengan dibantu guru pendamping agar penyusunan dokumen lebih terfokus .

Kepala sekolah bertemu dalam rapat kecil dengan guru yang akan disupervisi untuk memberitahukan pelaksanaan pemantauan terhadap penyusunan RPP serta melaksanakan pembinaan sesuai standar proses. Pendampingan dilakukan dengan metode individual agar lebih mengena dan mengetahui kesulitan- kesulitan yang dihadapi tiap guru.

Sebagaimana dikemukakan oleh Kepala Sekolah sebagai berikut:

Iya, Saya bertemu dengan guru untuk memberikan pemberitahuan dan pengarahan lebih awal sebelum diadakan supervisi, yang dimaksudkan agar ada kesiapan dari para guru yang akan disupervisi baik Iya, Saya bertemu dengan guru untuk memberikan pemberitahuan dan pengarahan lebih awal sebelum diadakan supervisi, yang dimaksudkan agar ada kesiapan dari para guru yang akan disupervisi baik

Hal ini juga ditegaskan oleh informan1 “Iya, kepala sekolah memberitahukan kepada para guru dalam pertemuan yang dikhususkan pada guru yang akan menjadi obyek supervisi akademik kunjungan kelas, agar memiliki kesiapan lebih awal ” (Wawancara tanggal 8 Desember 2014).

Sejalan dengan hal tersebut informan 2 mengatakan “Kepala sekolah memberikan pengarahan

dan pembinaan sebelum diadakan supervisi tindak lanjut dan menunjuk guru pendamping agar dapat membantu kesulitan guru dalam penyusunan dokumen

RPP” (Wawancara tanggal 8 Desember 2014). Dalam penelitian supervisi akademik kunjungan

kelas oleh kepala sekolah ini difokuskan pada 4 guru IPA, yaitu: Sugiyanta, S.Pd pengampu kelas VII F, Ida Rosida, S.Pd pengampu kelas VIII B, Tri Indratwari, S.Pd pengampu kelas VIII G, Sri Winda Agustina W, S.Pd pengampu kelas VII E. Pada tahap ini, kepala sekolah merencanakan waktu, sasaran, dan cara mengobservasi selama kunjungan kelas.

Sebagaimana dikemukakan oleh kepala sekolah ”Iya, semua guru yang akan disupervisi hendaknya mengetahui waktu, sasaran dan teknik supervisi kunjungan kelas yang akan dilakukan sehingga

pelaksanaan supervisi kunjungan kelas lebih efektif dan efisien ” (Wawancara tanggal 5 Desember 2014).

Hal ini juga ditegaskan oleh informan 1 “Iya benar, memang semua guru IPA diberitahu tentang Hal ini juga ditegaskan oleh informan 1 “Iya benar, memang semua guru IPA diberitahu tentang

Lebih lanjut dijelaskan oleh informan 3, sebagai berikut

Menurut saya pada tahap pertemuan awal semua guru IPA memperoleh pengarahan tentang program supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah berkaitan

dengan

waktu,

sasaran dan cara

pelaksanaan. Waktu supervisi sebagaimana jadwal yang telah ditentukan selama 2 minggu, dan sasarannya adalah kemampuan 4 guru IPA dalam penyusunan RPP dan pengelolaan kelas, teknik yang dilakukan oleh kepala sekolah berupa kunjungan kelas (Wawancara tanggal 8 Desember 2014).

3. Menyusun jadwal supervisi Penyusunan jadwal pelaksanaan

supervisi kunjungan kelas penting dilakukan agar untuk memudahkan guru dalam pengaturan waktu supervisi, selain itu agar guru IPA memiliki persiapan waktu. Jadwal pelaksanaan supervisi kunjungan kelas dilaksanakan 2 kali yaitu tahap awal dan tahap tindak lanjut. Tahap awal digunakan untuk melihat permasalahan atau kesulitan yang dialami tiap guru. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagaimana hasil dokumentasi peneliti pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.3 Jadwal Pelaksanaan Supervisi Kunjungan Kelas pada Guru Mata Pelajaran IPA

Waktu Pelaksanaan No

Nama Guru

Kelas

Supervisi

Supervisi Ket

Awal

Tindak Lanjut

1. Sugiyanta, S.Pd

VII F

Senin,

Senin, Jam

17 Nov 2014 4-5 2. Ida Rosida, S.Pd VIIIB

10 Nov 2014

Rabu,

Rabu, Jam

19 Nov 2014 3-4 3. Tri

12 Nov 2014

Jum’at, Jam S.Pd

Indratwari, VIIIG

Jum’at,

21 Nov 2014 4-5 4,

14 Nov 2014

Sri Winda A. W, VIIE

Jum’at, Jam S.Pd

Jum’at,

14 Nov 2014

21 Nov 2014 1-2

Berdasarkan hasil dokumentasi mengenai jadwal pelaksanaan supervisi kunjungan kelas diperoleh informasi bahwa pelaksanaan supervisi kunjungan kelas dijadwalkan 2 (dua) tahap yaitu tahap 1 (awal)

yang dimulai Senin, 10 Nov 2014 hingga Jum’at, 14 Nov 2014 dan tahap 2 (tindak lanjut) yang dimulai Senin, 17 Nov 2014 hingga Jum’at, 21 Nov 2014.

Sebagaimana dikemukakan oleh kepala sekolah sebagai berikut:

Untuk penjadwalan supervisi akademik dilaksanakan berdasarkan kalender akademik dan dan program kepala sekolah. Hal ini juga disesuaikan dengan waktu pembelajaran yang tidak berbenturan dengan kegiatan pokok sekolah (Wawancara tanggal 5 Desember 2014).

Sebagaimana dikemukakan oleh informan 1 sebagai berikut “Iya, waktu pelaksanaan supervisi disesuaikan dengan waktu pembelajaran sebagaimana biasanya sehingga hal ini tidak mengganggu jadwal pembelajaran yang lainnya ”. (Wawancara tanggal 8 Desember 2014) .

Lebih lanjut diperjelas oleh informan 4 “Iya, semua guru IPA mengetahui adanya jadwal pelaksanaan supervisi kunjungan kelas yang akan dilaksanakan oleh kepala sekolah selama 2 tahap ”. (Wawancara tanggal 9 Desember 2014)

Berdasarkan hasil dokumentasi dan wawancara pada tahap persiapan ini dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah melakukan 3 kegiatan pokok yaitu: 1) penyusunan instrumen penelitian, meliputi: a) rencana kepengawasan

lembar observasi pemeriksaan dokumen RPP, dan c) lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, 2) mengadakan pertemuan dengan guru, 3) menyusun jadwal supervisi.

akademik, b)

4.3.3 Hasil Tahap Observasi (Pengamatan)

Hasil pengamatan supervisi kunjungan kelas ini yang dilaksanakan oleh kepala sekolah dapat dilihat pada lembar observasi pemeriksaan dokumen RPP dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran sebagai dasar

guru dalam pembelajaran

penilaian

profesionalisme

membandingkan hasil pelaksanaan supervisi tahap awal dengan hasil pelaksanaan supervisi setelah diadakan tindakan

dengan

1. Observasi penyusunan RPP Observasi awal yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah pengamatan terhadap penyusunan RPP pada keempat guru IPA di SMPN 2 Boja yang mengacu pada lembar observasi. Aspek-aspek dalam RPP yang menjadi sasaran observasi kepala sekolah meliputi 11 aspek yaitu: 1) aspek identitas mata pelajaran/tema, 2) aspek kompetensi inti, 3) aspek kompetensi dasar, 4) 1. Observasi penyusunan RPP Observasi awal yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah pengamatan terhadap penyusunan RPP pada keempat guru IPA di SMPN 2 Boja yang mengacu pada lembar observasi. Aspek-aspek dalam RPP yang menjadi sasaran observasi kepala sekolah meliputi 11 aspek yaitu: 1) aspek identitas mata pelajaran/tema, 2) aspek kompetensi inti, 3) aspek kompetensi dasar, 4)

10) aspek penilaian hasil belajar, 11) aspek sumber belajar.

2. Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Pada tahap ini, kepala sekolah mengamati pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru IPA di kelas. Kepala sekolah mengamati dengan menggunakan lembar observasi dengan berbagai aspek yang telah disusun sebelumnya dan diketahui oleh semua guru IPA.

kelas pada pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh 4 guru IPA difokuskan pada 24 aspek sebagai berikut 1) aspek memeriksa kesiapan siswa, 2) aspek melakukan kegiatan apersepsi, 3) aspek menunjukkan penguasaan materi pembelajaran, 4) aspek mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, 5) aspek menyampaikan materi dengan jelas dan sesuai dengan hierarki belajar, 6) aspek mengaitkan materi dengan realitas

Hasil observasi

kunjungan

melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai, 8) aspek melaksanakan pembelajaran secara runtut, 9) aspek menguasai kelas, 10) aspek melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual, 11)

aspek melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif, 12) aspek melaksanakan pembelajaran sesuai dengan aspek melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif, 12) aspek melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

partisipasi

aktif

siswa dalam

pembelajaran, 17) aspek menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa, 18) aspek menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar, 19) aspek memantau kemajuan belajar selama proses, 20) aspek melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan), 21) aspek menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar, 22) aspek menyampaikan pesan dgn gaya yg sesuai, 23) aspek melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa, 24) aspek melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan.

Hasil penilaian pemeriksaan dokumen RPP tahap

2 (tindak lanjut) dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Pemeriksaan Dokumen RPP

Tahap 2 (Tindak Lanjut).

Skor Penilaian

No Aspek yang diamati

Guru Mapel

Jml Rt 1 2 3 4

1 Identitas

5 5 5 5 20 5 pelajaran/tema 2 Kompetensi inti

mata

5 4 5 5 19 4,75 3 Kompetensi dasar

5 4 5 5 19 4,75 4 Indikator

pencapaian 4 4 4 4 16 4 kompetensi 5 Tujuan pembelajaran

6 Materi ajar 4 3 4 5 16 4 7 Alokasi waktu

4 4 5 5 18 4,5 8 Metode pembelajaran

3 3 4 4 14 3,5 9 Kegiatan

pembelajaran 4 4 4 4 16 4 (pendahuluan,

inti,

penutup) 10 Penilaian hasil belajar

3 4 4 3 14 3,5 11 Sumber belajar

Jumlah skor riil 45 42 48 43 178 Jumlah skor ideal

Sumber: data diolah Kategori: A: Baik Sekali: 91-100, B: Baik: 75-90, C: Cukup: 55-75,

Kurang: <55

Dari tabel 4.4 pemeriksaan dokumen RPP dapat dituliskan nilai tertinggi 87,3 dan terendah 76,3, dengan rata-rata nilai persentase adalah 80,9 sehingga memiliki kategori Baik (B).

Pada pemeriksaan dokumen RPP tahap 2 ini semua komponen sudah memperoleh rata-rata skor diatas 3,5 atau 75% sehingga termasuk dalam kategori Baik.

penilaian pengamatan pelaksanaan pembelajaran tahap 2 dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini sebagai berikut:

Selanjutnya

hasil

Tabel. 4.5 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Tahap 2

Skor penilaian Guru Rata No

Indikator

Mapel

Jml - 1 2 3 4 Rata

I Pendahuluan

1 Memeriksa kesiapan siswa 5 4 4 4 17 4,25 2 Melakukan kegiatan apersepsi

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

A Penguasaan materi pelajaran

3 Menunjukkan

5 4 4 5 18 4,5 materi pembelajaran 4 Mengaitkan

penguasaan

4 4 4 4 16 4 pengetahuan lain yang relevan 5 Menyampaikan materi dengan

materi

dengan

4 4 4 4 16 4 jelas dan sesuai dengan hierarki belajar 6 Mengaitkan

5 4 4 5 18 4,5 realitas kehidupan

materi

dengan

B Pendekatan/strategi pembelajaran

(tujuan) yang akan dicapai 8 Melaksanakan

4 4 4 4 16 4 secara runtut 9 Menguasai kelas

5 4 4 4 17 4,25 yang bersifat kontekstual 11 Melaksanakan

memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif 12 Melaksanakan

4 4 4 4 16 4 sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan

pembelajaran

C Pemanfaatan sumber belajar/media PBM

13 Menggunakan media

5 4 4 4 17 4,25 efektif /efisien 14 Menghasilkan

secara

5 4 4 4 17 4,25 menarik 15 Melibatkan

pesan

yang

4 4 5 4 17 4,25 pemanfaatan media

siswa

dlam

D Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa

16 Menumbuhkan partisipasi aktif 5 4 4 4 17 4,25 siswa dalam pembelajaran

17 Menunjukkan sikap terbuka 4 4 4 4 16 4 terhadap respons siswa

18 Menumbuhkan keceriaan dan 4 4 4 4 16 4 antusisme siswa dalam belajar

E Penilaian proses dan hasil belajar

19 Memantau kemajuan belajar 4 4 5 4 17 4,25 selama proses

5 5 4 4 18 4,5 sesuai

20 Melakukan penilaian

F Penggunaan bahasa

21 Menggunakan bahasa lisan dan 4 4 4 4 16 4 tulis secara jelas, baik, dan benar 22 Menyampaikan pesan dgn gaya

4 5 4 4 17 4,25 yg sesuai III

PENUTUP

5 4 4 4 17 4,25 membuat rangkuman dengan melibatkan siswa 24 Melaksanakan tindak

23 Melakukan refleksi

atau

5 4 5 4 18 4,5 dengan memberikan arahan, atau kegiatan,

remidi/pengayaan

Jumlah skor

83,3 82,5 84,4 Sumber: data diolah Kategori: A: Baik Sekali: 91-100, B: Baik: 75-90, C: Cukup: 55-75, K: Kurang: <55.

Nilai

Dari tabel 4.5 tentang pengamatan pelaksanaan pembelajaran dapat dituliskan nilai tertinggi 90 dan terendah 81,7, dengan rata-rata nilai adalah 84,4 sehingga memiliki kategori Baik (B), artinya tiap komponen dalam pelaksanaan pembelajaran sudah memperoleh rata rata skor 4 dan diatas 4 atau dalam prosentase 80% sehingga masuk dalam kategori baik.

Adapun hasil pengamatan penyusunan RPP tahap 2 sebagai tahap tindak lanjut oleh kepala sekolah pada 4 guru IPA diperoleh skor total guru A sebesar 45 atau nilai 81,8, guru B sebesar 41 atau nilai 76,3, guru

C sebesar 48 atau nilai 87,3, guru D sebesar 43 atau nilai 78,2, dan secara keseluruhan diperoleh skor total keempat guru yaitu 178 atau nilai rata-rata 80,9. Sehingga pemeriksaan dokumen RPP dapat dituliskan nilai tertinggi 87,3 dan terendah 76,3, dengan rata-rata nilai adalah 80,9 sehingga memiliki kategori Baik (B), dan bisa disimpulkan mengalami peningkatan dari pelaksanaan supervisi tahap 1.

Ditinjau dari aspek penyusunan RPP tahap 2, secara keseluruhan pada 11 aspek RPP sudah termasuk dalam kategori baik.

Pada tahap awal pengamatan pelaksanaan pembelajaran diperoleh hasil sebagai berikut. Guru A memperoleh skor 87 atau nilai 72,5, Guru B Pada tahap awal pengamatan pelaksanaan pembelajaran diperoleh hasil sebagai berikut. Guru A memperoleh skor 87 atau nilai 72,5, Guru B

pengamatan tersebut pelaksanaan pembelajaran tahap 1 dapat dituliskan nilai tertinggi 76,7 dan terendah 73,5, dengan rata-rata nilai adalah 74,5 sehingga memiliki kategori C (cukup).

Berdasarkan

hasil

Ditinjau dari aspek/indikator pelaksanaan pembelajaran hasil pengamatan tahap 1, secara keseluruhan diketahui terdapat 2 aspek yang masih cukup rendah yaitu indikator penguasaan kelas dan penilaian hasil belajar dengan rata-rata 3, sedangkan aspek lainnya sudah dalam kondisi cukup dengan rata- rata di atas 3.

Sebagaimana diungkapkan kepala sekolah “Memang benar untuk supervisi tahap awal ini saya

lihat masih banyak guru yang kesulitan dalam penguasaan kelas dan pada tahap penilaian hasil belajar, hal ini penyebabnya untuk masing-masing guru berbeda “ (Wawancara tanggal 5 Desember 2014).

Lebih lanjut ditegaskan informan1 sebagai berikut

Iya, saya menyadari masih banyak anak yang belum bisa belajar dengan baik di kelas sehingga saya rasakan pembelajaran belum maksimal, ditambah lagi saya belum begitu menguasai penilaian karena menurut saya terlalu rumit dan membutuhkan waktu tersendiri (Wawancara tanggal 8 Desember 2014).

Adapun tahap ke 2 sebagai tahap tindak lanjut pengamatan pelaksanaan pembelajaran diperoleh hasil sebagai berikut Guru A memperoleh skor 108 atau nilai

90, Guru B memperoleh skor 98 atau nilai 81,7, Guru

C memperoleh skor 100 atau nilai 83,3, Guru D memperoleh skor 99 atau nilai 82,5, dan secara keseluruhan diperoleh skor total 405 atau nilai 84,4.

Sebagaimana diungkapkan kepala sekolah “Memang benar untuk supervisi tahap kedua ini saya lihat sudah banyak guru sudah melaksanakan

pembelajaran dengan baik, hanya untuk penilaian dalam pembelajaran perlu ditingkatkan efektifitasnya ”. (Wawancara tanggal 5 Desember 2014)

Lebih lanjut ditegaskan informan1 ”Iya, saya bersyukur sudah bisa melaksanakan pembelajaran dengan baik meskipun saya menyadari masih agak kesulitan untuk melaksanakan penilaian yang sesuai standar kurikulum di kelas mengingat keterbatasan waktu ”. (Wawancara tanggal 8 Desember 2014)

Ditinjau dari masing-masing aspek diketahui bahwa semua aspek sudah mengalami perbaikan dengan nilai masing-masing aspek rata-rata minimal sebesar 4.

4.3.4 Hasil Tahap Akhir Kunjungan atau Refleksi

Kepala sekolah memberikan refleksi setelah pelaksanaan supervisi akademik kunjungan kelas selesai. Setelah melaksanakan supervisi akademik kunjungan

kepala sekolah mengadakan diskusi untuk menyampaikan kelebihan dan kelemahan-kelemahan yang terjadi saat mengajar. Kelebihan-kelebihan yang terjadi supaya dipertahankan dan ditingkatkan lebih baik lagi sementara kelemahan - kelemahannya diperlukan pemecahan dan solusi

kelas,

guru

dan dan

Sebagaimana dikemukakan oleh kepala sekolah “Menurut

dimaksudkan untuk mempertemukan permasalahan yang ditemukan, Kepala sekolah memberikan kesempatan pada guru mengenai kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan harus diperbaiki ” (Wawancara tanggal 5 Desember 2014).

saya

refleksi

Hal ini juga dikemukakan oleh informan 1 ”Iya, semua guru IPA masing-masing diberi kesempatan untuk mendiskusikan kelebihan dan kekurangan yang ada pada masing-masing guru untuk dicarikan solusinya ”. (Wawancara tanggal 8 Desember 2014).

Lebih lanjut informan 3 mengatakan “Menurut saya tahap refleksi dilakukan oleh kepala sekolah untuk menyelesaikan keluhan yang dihadapi oleh guru, baik keluhan dan kesulitan guru saat penyusunan RPP maupun pengelolaan pembelajaran dalam kelas ”. (Wawancara 9 Desember 2014).

Hal ini juga dipertegas oleh informan 4 “Memang benar bahwa semua guru merespon baik pada kepala sekolah yang segera memberikan refleksi pasca pelaksanaan supervisi kunjungan kelas, sehingga problem guru IPA diketahui pasti oleh kepala sekolah ”. (Wawancara tanggal 9 Desember 2014).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa pada tahap akhir kunjungan atau refleksi, kepala sekolah dan guru mengadakan diskusi untuk menyampaikan kelebihan dan kelemahan- Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa pada tahap akhir kunjungan atau refleksi, kepala sekolah dan guru mengadakan diskusi untuk menyampaikan kelebihan dan kelemahan-

4.3.5 Tahap Tindak lanjut

Kepala sekolah memberikan tahap tindak lanjut setelah pemberian supervisi kunjungan kelas selesai. Tahap tindak lanjut ini dimaksudkan untuk melanjutkan pembinaan dalam rangka perbaikan perilaku guru yang masih lemah untuk supervisi berikutnya. Pembinaan difokuskan pada 2 hal, yaitu: 1) pembinaan penyusunan RPP yang baik dan benar sesuai dengan aturan yang berlaku, 2) pembinaan pengelolaan pembelajaran di kelas secara profesional.

Pembinaan diberikan pada semua guru IPA dan khususnya guru yang memiliki nilai pengamatan paling rendah, namun tidak membatasi pada guru IPA yang sudah memiliki nilai pengamatan cukup baik.

pada aspek penyusunan RPP dan pengelolaan kelas yang dirasa masih rendah. Pembinaan ini diberikan dalam bentuk kongkrit seperti cara penyusunan aspek RPP yang benar, dan kepala sekolah membetulkan kekurangan dari guru. Demikian pula kekurangan pada aspek pengelolaan pembelajaran baik secara pribadi maupun keseluruhan. Kepala sekolah juga menunjuk guru yang sudah melaksanakan pelatihan kurikulum 2013 untuk mendampingi guru dalam menyusun dokumen pembelajarannya dan mengintensifkan pertemuan individualnya.

Pembinaan

diprioritaskan

Sebagaimana dikemukakan oleh kepala sekolah “Pembinaan sengaja diberikan khususnya pada aspek Sebagaimana dikemukakan oleh kepala sekolah “Pembinaan sengaja diberikan khususnya pada aspek

Hal ini ditegaskan informan 2 yang mengatakan ”Iya, pada dasarnya semua guru IPA mengapresiasi

positif pada kepala sekolah yang berlaku bijak dalam pemberian pembinaan secara kongkrit baik tahap perbaikan aspek RPP maupun tata cara penguasaan kelas agar tetap kondusif ” (Wawancara tanggal 8 Desember 2014).

Lebih lanjut menurut informan 3 mengatakan “Pembinaan dilakukan agar semua guru tetap optimis

dalam perbaikan penyusunan RPP dan pengelolaan kelas agar tetap kondusif ”. (Wawancara tanggal 9 Desember 2014).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa tahap tindak lanjut supervisi kunjungan kelas berupa pembinaan dalam rangka perbaikan perilaku guru yang masih lemah agar lebih profesional, khususnya pada 2 komponen yaitu: 1) pembinaan

2) pembinaan pengelolaan pembelajaran.

penyusunan

RPP,

4.3.5 Hasil penelitian profesionalisme guru

Hasil pemeriksaan dokumen RPP tahap awal diperoleh nilai untuk guru A yaitu 72,7, guru B yaitu 61,8, guru C yaitu 78,2 dan guru D yaitu 81,8, sehingga terdapat 2 guru yang masih dalam kategori cukup, sedangkan pada tahap 2 diperoleh nilai untuk guru A yaitu 81,8, guru B yaitu 76,3, guru C yaitu 87,3 Hasil pemeriksaan dokumen RPP tahap awal diperoleh nilai untuk guru A yaitu 72,7, guru B yaitu 61,8, guru C yaitu 78,2 dan guru D yaitu 81,8, sehingga terdapat 2 guru yang masih dalam kategori cukup, sedangkan pada tahap 2 diperoleh nilai untuk guru A yaitu 81,8, guru B yaitu 76,3, guru C yaitu 87,3

Pada pelaksanaan pembelajaran tahap awal diperoleh nilai untuk guru A yaitu 72,7, guru B yaitu 73,3, guru C yaitu 75,8 dan guru D yaitu 76,7, sehingga terdapat 2 guru yang masih dalam kategori cukup. Sedangkan pada pelaksanaan pembelajaran tahap 2 setelah tindak lanjut diperoleh nilai untuk guru

A yaitu 90, guru B yaitu 81,7, guru C yaitu 83,3 dan guru D yaitu 82,5, sehingga semua guru sudah memperoleh nilai dalam kategori baik. Berdasarkan data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa setelah diadakan tindakan semua guru mengalami peningkatan kemampuan profesionalismenya dengan nilai rata-rata pemeriksaan RPP dari 73,6 menjadi 80,9 dan pada pelaksanaan pembelajaran memperoleh nilai rata-rata dari 74,5 menjadi 84,4 sehingga semua guru sudah masuk dalam kategori baik. Hal ini berarti penelitian tindakan yang dilakukan dengan mengefektifkan tindak lanjut supervisi akademik kunjungan kelas berhasil meningkatkan

guru dalam pembelajaran.

Pada penelitian ini supervisi awal ditujukan untuk mencari permasalahan profesionalisme guru dalam pembelajaran dengan melihat hasil pemeriksaan dokumen

observasi pelaksanaan pembelajaran. Hal ini dijadikan pedoman untuk

RPP

dan dan

4.4.2 Tahap Persiapan

Untuk mengefektifkan program supervisi kunjungan kelas, maka diperlukan tahap persiapan sebagai bentuk perencanaan awal oleh kepala sekolah. Persiapan sebagai tahap perencanaan (planning) merupakan hal pokok dalam tahap supervisi akademik kunjungan kelas. secara logis hal ini diasumsikan bahwa persiapan yang maksimal akan memudahkan kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi kunjungan kelas.

Ada 3 hal pokok yang dilakukan oleh kepala sekolah pada tahap persiapan yaitu: 1) Penyusunan instrumen penelitian, 2) Mengadakan pertemuan dengan guru, dan 3) menyusun jadwal pelaksanaan supervisi.

Sebagaimana dikemukakan oleh Imron (2011: 60) bahwa tahap persiapan menjadi penting setelah kepala sekolah memperoleh data untuk penyusunan rencana supervisi, mengenai apa yang perlu menjadi sasaran supervisi, apa pendekatan dan teknik yang akan digunakan, dan bagaimana pembagian alokasi waktu dan perhatiannya.

Sejalan dengan pemikiran Imron, Hasan (2011:

15) dalam penelitian juga menegaskan bahwa tahap persiapan

untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tindakan. Persiapan tersebut meliputi membuat panduan supervisi akademik, mempersiapkan

perlu

dilakukan

dokumen-dokumen pendukung pelaksanaan supervisi akademik, dan menyusun instrumen penelitian.

Penyusunan instrumen penelitian pada penelitian ini terdiri dari: 1). Rencana kepengawasan akademik, 2). Lembar observasi pemeriksaan dokumen RPP, 3). Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran. Persiapan dilakukan lebih awal agar pelaksanaan supervisi bisa terprogram dengan baik. Dalam perencanaan ini kepala sekolah merencanakan program supervisi akademik mengacu pada aturan kedinasan sebagai kepala sekolah untuk memberikan supervisi pada guru secara rutin guna peningkatan kualitas sebagai guru yang profesional, kepala sekolah menyiapkan lembar observasi pemeriksaan dokumen RPP dengan maksud memudahkan penilaian aspek-aspek pada RPP, kepala sekolah menyiapkan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran yang dimaksudkan untuk memudahkan kepala sekolah dalam menilai aspek pembelajaran yang harus dikuasai oleh guru.

kepala sekolah mengadakan pertemuan dengan guru, hal ini dimaksudkan untuk memberitahukan pengarahan lebih awal sebelum diadakan supervisi, yang dimaksudkan agar ada kesiapan dari para guru yang

Pada tahap

selanjutnya selanjutnya

Penyusunan jadwal pelaksanaan supervisi kunjungan kelas dilakukan untuk memudahkan kepala sekolah dalam pengaturan waktu supervisi, selain itu agar guru IPA memiliki persiapan waktu. Penjadwalan supervisi akademik dilaksanakan berdasarkan kalender akademik dan dan program kepala sekolah. Hal ini juga disesuaikan dengan waktu pembelajaran yang tidak berbenturan dengan kegiatan pokok sekolah.

4.4.3 Tahap Pengamatan/Observasi

Berdasarkan hasil penelitian tindak lanjut supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah pada 4 guru IPA di SMP N 2 Boja dapat dinyatakan bahwa telah berlangsung dengan efektif. Keefektifan ini dibuktikan dengan kelancaran proses supervisi dari persiapan awal, pelaksanaan hingga tindak lanjut oleh kepala sekolah yang diamati oleh peneliti sebagai observer. Dampak dari tindak lanjut supervisi ini berupa profesionalisme guru IPA yang mengalami peningkatan yang ditandai dengan kemampuannya dalam mengelola pembelajaran. Hal ini senada dengan ungkapan Bordman (dalam Sahertian, 2004: 17) bahwa supervisi adalah usaha menstimulasi, koordinasi dan membimbing secara kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individu maupun kelompok/ kolektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran.

Kepala sekolah melakukan supervisi kunjungan kelas sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan Kepala sekolah melakukan supervisi kunjungan kelas sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan

Kepala sekolah memantau dengan seksama seluruh kegiatan yang dilakukan guru dengan disertai membuat catatan-catatan kecil. Setelah pelaksanaan di dalam kelas guru diberi waktu untuk berbincang - bincang mengenai pembelajaran yang sudah dilakukan.

Pelaksanaan supervisi akademik kunjungan kelas dilaksanakan 2 kali pertemuan, setelah pelaksanaan supervisi awal kepala sekolah mengadakan tanya jawab mengenai kesulitan guru dalam pembelajaran, kemudian kepala sekolah memberi saran, masukan dan pembinaan individual guna perbaikan lebih lanjut. Untuk mengecek keberlanjutan supervisi ini kepala sekolah kembali melaksanakan supervisi terhadap guru yang bersangkutan untuk mengecek ada tidaknya perubahan peningkatan kualitas profesionalisme guru dalam pembelajaran.

Dari pelaksanaan itu ada beberapa temuan dalam supervisi kunjungan kelas di SMP Negeri 2 Boja yaitu adanya peningkatan pada profesionalisme guru IPA dalam pembelajaran. Supervisi yang dilakukan dengan disertai tindak lanjut ini membuat guru merasa diperhatikan dan menjadi lebih termotivasi untuk menyiapkan segala keperluan dalam pembelajaran sehingga kondisi pembelajaran di dalam kelas menjadi lebih kondusif.

Hasil supervisi kunjungan kelas dapat dilihat dari hasil observasi pada 2 komponen yaitu hasil observasi penyusunan RPP dan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran. Supervisi kunjungan kelas yang dilakukan oleh kepala sekolah ini memberikan gambaran riil mengenai kompetensi guru IPA di SMPN

2 Boja dalam penyusunan RPP dan pengelolaan kelas.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dan observer pada supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah pada 4 guru IPA diperoleh perbandingan hasil nilai sebagaimana tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6. Perbandingan hasil studi dokumentasi tahap awal (1) dan tahap setelah tindak lanjut (2)

No Komponen

Guru

Guru

Guru Guru Total A B C D

1 Penyusunan

78,2 81,8 73,6 RPP I

87,3 78,2 80,5 RPP II

75,8 76,7 74,5 Pemb. I

83,3 82,5 84,4 Pemb. II

Berdasarkan tabel 4.6 tersebut diketahui bahwa hasil pengamatan tahap I penyusunan RPP secara keseluruhan masih berada dalam kategori cukup dengan nilai sebesar 73,6, dan mengalami peningkatan pada tahap II sebesar 80,9 atau berada dalam kategori baik.

Ditinjau dari aspek penyusunan RPP tahap 1, secara keseluruhan diketahui terdapat 4 aspek yang masih cukup rendah yaitu indikator pencapaian kompetensi dengan skor rata-rata perolehan 3 atau dengan prosentase 60%, aspek materi ajar dan tujuan pembelajaran memperoleh skor rata-rata 3,25 atau dengan prosentase 65%, dan aspek penyusunan penilaian hasil belajar dengan skor rata-rata 2,75 atau dengan prosentase 50%. Ditinjau dari aspek penyusunan RPP tahap 2, secara keseluruhan sudah mengalami peningkatan pada 11 aspek RPP yang dinilai sehingga termasuk dalam kategori baik.

Berdasarkan fenomena ini maka diperlukan upaya oleh kepala sekolah dalam memperbaiki aspek penyusunan penilaian hasil belajar dengan adanya supervisi akademik kunjungan kelas. Hal ini senada dengan Pidarta (2009: 25) menyebutkan supervisi merupakan segala bantuan dari para pimpinan sekolah,

perkembangan kepemimpinan guru-guru personel sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan tabel 4.6 tersebut juga diketahui bahwa hasil pengamatan tahap I pelaksanaan pembelajaran secara keseluruhan masih berada dalam kategori cukup dengan nilai sebesar 74,5 , dan mengalami peningkatan pada tahap II sebesar 84,4 atau berada pada kategori baik .

Ditinjau dari aspek/indikator pelaksanaan pembelajaran hasil pengamatan tahap 1, secara keseluruhan diketahui terdapat 2 aspek yang masih cukup rendah yaitu indikator penguasaan kelas dan Ditinjau dari aspek/indikator pelaksanaan pembelajaran hasil pengamatan tahap 1, secara keseluruhan diketahui terdapat 2 aspek yang masih cukup rendah yaitu indikator penguasaan kelas dan

tersebut maka pelaksanaan supervisi tahap 2 dinilai sudah mampu mengkondisikan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran. Hal ini mengandung arti bahwa kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran sudah dinilai baik. Hal ini juga menunjukkan tingkat profesionalisme guru IPA di SMP Negeri 2 Boja dapat terpenuhi sehingga pembelajaran lebih kondusif. Sebagaimana dikemukakan oleh Usman (2006: 19), kompetensi profesional secara spesifik dapat dilihat dari indikator-indikator antara lain berupa: 1) Menguasai landasan pendidikan, yaitu mengenal tujuan pendidikan, mengenal fungsi sekolah dan masyarakat, serta mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan. 2) Menguasai bahan pengajaran, yaitu menguasai bahan pengajaran kurikulum pendidikan dasar dan menengah, menguasai bahan penghayatan.

Berdasarkan

fenomena

3) menyusun program pengajaran, yaitu menetapkan tujuan pembelajaran, memilih dan mengembangkan bahan pengajaran, memilih dan mengembangkan strategi belajar

mengajar, memilih media mengajar, memilih media

memilih dan memanfaatkan sumber belajar, melaksanakan program pengajaran, menciptakan iklim belajar mengajar yang tepat, mengatur ruangan belajar, mengelola interaksi belajar mengajar. Lebih lanjut hal ini dikemukakan oleh Usman (2006: 19), kompetensi profesional secara spesifik dapat dilihat dari indikator-indikator antara lain berupa penilaian hasil dan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.

sesuai,

Pada penelitian yang dilakukan Hasan (2011: 17) dinyatakan bahwa observasi/pengamatan dilakukan untuk melihat seberapa besar peningkatan yang terjadi setelah tindakan dilakukan dengan melihat kondisi riil di lapangan.

4.4.4 Tahap Akhir Kunjungan

Kepala sekolah memberikan refleksi setelah pelaksanaan supervisi akademik kunjungan kelas selesai. Setelah melaksanakan supervisi akademik kunjungan

kepala sekolah mengadakan diskusi untuk menyampaikan kelebihan dan kelemahan-kelemahan yang terjadi saat mengajar. Kelebihan-kelebihan yang terjadi supaya dipertahankan dan ditingkatkan lebih baik lagi sementara kelemahan- kelemahannya diperlukan pemecahan dan solusi sehingga kelemahan-kelemahan itu tidak terjadi dan terulang pada kegiatan pembelajaran pada waktu yang lain. Hal ini ditegaskan dalam Muslim (2013: 74), pada tahap akhir kunjungan supervisor bersama guru mengadakan perjanjian untuk membicarakan hasil- hasil observasi. Hal ini sejalan pula dengan penelitian

kelas,

guru

dan

Dalawi (2013) yang menyatakan pada tahap akhir kunjungan pengawas sebagai supervisor mengadakan pertemuan dengan guru untuk bersama-sama membicarakan

hasil observasi. Sedangkan pada penelitian Hasan (2011) tahap akhir kunjungan berupa refleksi untuk menganalisis hasil penyusunan RPP, dari hasil itu dapat ditentukan tindakan yang akan dilakukan untuk penyempurnaan/ perbaikan pada aspek yang kurang.

hasil

temuan

Jadi tahap akhir kunjungan/ refleksi ini sebagai bahan pertimbangan pelaksanaan tindak lanjut berikutnya.

4.4.5 Tahap Tindak lanjut

Tahap tindak lanjut dalam supervisi kunjungan kelas sangatlah penting sebagai bentuk perhatian kepala sekolah dalam memberikan follow up pada permasalahan

tindak lanjut dimaksudkan untuk melanjutkan pembinaan dalam rangka perbaikan perilaku guru yang masih lemah untuk supervisi berikutnya.

supervisi.

Tahap

Tindak lanjut diberikan oleh kepala sekolah dalam bentuk pembinaan pada guru IPA yang difokuskan pada 2 hal, yaitu: 1) pembinaan penyusunan RPP yang baik dan benar, dan 2) pembinaan pengelolaan pembelajaran di kelas secara profesional.

Pembinaan diberikan pada guru IPA sesuai dengan kebutuhannya dan khususnya guru IPA yang memiliki kompetensi paling rendah, namun juga Pembinaan diberikan pada guru IPA sesuai dengan kebutuhannya dan khususnya guru IPA yang memiliki kompetensi paling rendah, namun juga

Pembinaan diberikan oleh kepala sekolah secara individual, dengan tujuan perbaikan kompetensi guru pada masing-masing aspek yang masih rendah. Pembinaan diprioritaskan pada aspek penyusunan RPP dan pengelolaan kelas yang dirasa masih rendah. Pembinaan ini diberikan dalam bentuk kongkrit seperti cara penyusunan aspek RPP yang benar dengan bantuan guru pendamping yang sudah mengikuti pelatihan kurikulum 2013 atau guru yang menjadi instruktur

kurikulum 2013, memberikan masukan solusi permasalahan yang dihadapi masing-masing guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan kepala sekolah membetulkan kekurangan dari guru.

dalam

pelatihan

Pembinaan dilakukan agar semua guru lebih optimis dalam perbaikan penyusunan RPP dan pengelolaan kelas agar lebih kondusif. Tahap tindak lanjut ini dinilai penting untuk keberlanjutan program supervisi, sebagaimana dikemukakan Muslim (2013:

68) bahwa seorang supervisor harus memiliki kompetensi teknis khususnya bidang akademik berkaitan dengan pekerjaan orang-orang yang disupervisi, karena sasaran utama dari kegiatan supervisi adalah guru dengan tugas utamanya melaksanakan KBM.

Penelitian Hasan (2011) dan Dalawi (2013) memfokuskan tindak lanjut pada pembinaan guru secara umum dalam penyusunan RPP yang mengacu pada standar proses dan disesuaikan dengan kondisi Penelitian Hasan (2011) dan Dalawi (2013) memfokuskan tindak lanjut pada pembinaan guru secara umum dalam penyusunan RPP yang mengacu pada standar proses dan disesuaikan dengan kondisi

4.5 Implikasi

Pada dasarnya pelaksanaan penelitian supervisi kunjungan

dilakukan dengan mengefektifkan kegiatan supervisi telah memperoleh hasil yang lebih baik dibanding sebelumnya, artinya dengan adanya supervisi kunjungan kelas yang dilakukan kepala sekolah dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam pembelajaran yang dilaksanakan. Supervisi yang dilakukan dengan disertai tindak lanjut ini membuat guru merasa diperhatikan dan menjadi lebih termotivasi untuk menyiapkan segala keperluan dalam pembelajaran sehingga kondisi pembelajaran di dalam kelas menjadi lebih kondusif.

kelas

yang

Hal senada juga terjadi pada penelitian yang dilakukan Iskandar Hasan (2011) yang menyimpulkan bahwa

akademik dapat meningkatkan kompetensi guru MIPA dalam menyusun RPP. Demikian juga pada penelitian yang dilakukan

kegiatan

supervisi supervisi

akademik. Peningkatan kompetensi professional guru mempengaruhi efektivitas proses pembelajaran

dari peningkatan pencapaian kurikulum.

mempengaruhi Supervisi Kunjungan Kelas

yang

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Teknologi Workflow Pada Sistem Penerbitan Surat Keputusan Pengangkatan Pegawai UKSW

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan dan Implementasi Sistem Informasi Kepegawaian pada Gereja Protestan Maluku menggunakan RESTful Web Service dan Node.Js

0 1 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan dan Implementasi Sistem Informasi Pendataan Pemohon SIUP Online (Studi Kasus : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Ambon)

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Gangguan Listrik di PLN Kalimantan Barat dengan Fitting Sinusoids

0 0 28

BAB II KAJIAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Pelatihan Guru PPKn Berwawasan Pluralisme

0 0 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Pelatihan Guru PPKn Berwawasan Pluralisme

0 0 38

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal

0 0 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal

0 1 30

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tindak Lanjut Supervisi Akademik Kunjungan Kelas dalam Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru SMPN 2 Boja Kecamatan Boja Kabupaten Kendal

0 0 38

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Desain Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tindak Lanjut Supervisi Akademik Kunjungan Kelas dalam Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru SMPN 2 Boja Kecamatan Boja Kabupaten

0 0 10