BAB II KAJIAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Supervisi Kunjungan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru SD Negeri 2 Kalimanggis Kecamatan Kaloran

BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Supervisi Akademik

  Supervisi akademik merupakan bagian dari supervisi pendidikan yaitu merupakan segala upaya yang dilakukan secara berkesinambungan untuk membantu guru dan kepala sekolah untuk mengembangkan kemampuan serta kinerja guru dalam mengelola pembelajaran.

  Seperti apa yang disebutkan Mustofa (2013:27) Supervisi pendidikan adalah:

  Segala bantuan dari supervisor dan atau semua

  “

  pemimpin kepala sekolah untuk memperbaiki manajemen pengelolaan sekolah dan meningkatkan kinerja staf/guru dalam menjalankan tugas,fungsi, dan kewajibannya sehingga tujuan pendidikan dapat dicapai secara optimal ”.

  Sedangkan menurut Pidarta (2009:2) menyebutkan Supervisi pendidikan adalah

  “kegiatan membina para pendidik dalam mengembangkan proses pembelajaran termasuk segala unsur penunjangnya ”.

  Fathurrohman (2011:18) menyebutkan bahwa supervisi adalah ”usaha yang sistematis dan terus menerus dalam rangka memberikan dorongan dan pengarahan bagi perkembangan profesional guru ”.

  Supervisi akademik merupakan salah satu ruang lingkup dari supervisi di bidang pendidikan selain supervisi manajerial. Dalam PPTK, PSDM dan PMP (2011:19) disebutkan pula bahwa Supervisi akademik adalah

  

“fungsi kepengawasan yang berkenaan dengan aspek

pelaksanaan tugas pembinaan, pemantauan,

penilaian, dan pelatihan profesional guru ”. Aspek-

aspek yang dimaksud tersebut adalah mencakup

tugas pokok guru dalam proses pembelajaran

diantaranya meliputi: (1)merencanakan pembelajar

an, (2) melaksanakan pembelajaran, (3) menilai

hasil pembelajaran, (4) membimbing dan melatih

peserta didik, (5) melaksanakan tugas tambahan

yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok

sesuai dengan beban kerja guru.

  Kepengawasan akademik dapat dilaksanakan melalui kegiatan tatap muka atau non tatap muka. Menurut Prasojo (2011:84) supervisi akademik yaitu “serangkaian kegiatan membantu guru dalam mengembangkan kemampuan dalam mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

  ” Selain pengertian tentang supervisi akademik diatas disini juga penulis cantumkan pengertian tentang supervisi pengajaran menurut Bafadal (Fathurrochman, 2011:30) Supervisi pengajaran adalah “serangkaian kegiatan membantu guru untuk mengembangkan kemampuannya mengelola proses belajar mengajar demi pencapaian tujuan pengajaran.

  ” Menurut Purwanto (2012:89)

  Supervisi pengajaran adalah kegiatan-kegiatan kepengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi baik personel maupun material yang memungkinkan terciptanya situasi belajar mengajar

yang lebih baik demi tercapainya tujuan pendidikan.

  Nakpodia, dalam jurnalnya The Dependent outcome of teacher performance in secondary schools in Delta State (2011) menyebutkan,

  

Supervision of instruction therefore directed

towards maintaining and improving the teaching-

learning process of the school.It is highly

instructionally related, and the instructional

supervisor's role is that of supporting,assisting

  

and sharing rather than directing.Instructional

supervision is a service activity that exists to help

teachers do their job better.

  Pengawasan pembelajaran diarahkan untuk mempertahankan dan meningkatkan proses belajar mengajar dari sekolah. Dalam hal ini pembelajaran yang saling terkait, dan peran pengawas pengajaran adalah mendukung, membantu dan berbagi melalui pengawasan langsung. Pengawasan adalah kegiatan pelayanan yang ada untuk membantu guru melakukan pekerjaan mereka agar lebih baik.

  Dari beberapa pengertian tentang supervisi akademik maupun supervisi pengajaran dapat disebutkan bahwa pada dasarnya supervisi akademik ataupun supervisi pengajaran pada hakekatnya adalah suatu tindakan yang berupaya untuk membantu guru dalam mengembangkan kemampuan atau potensinya dalam mengelola proses pembelajaran dalam kelas sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

  Supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah maupun pengawas akan mengena pada sasarannya jika dilaksanakan sesuai prosedur, artinya ada perencanaan, pelaksanaannya dengan menimbang kaidah-kaidah yang ada, dievaluasi, dan yang tidak kalah pentingnya adalah adanya tindak lanjut dari hasil supervisi tersebut. Tanpa adanya tindak lanjut maka kegiatan supervisi yang sudah dilaksanakan menjadi sia-sia, karena tujuan utama diadakan supervisi tidak akan tercapai dan terwujud.

2.2 Supervisi Kunjungan Kelas

  Kunjungan kelas merupakan salah satu teknik supervisi akademik. Teknik supervisi merupakan cara- cara yang ditempuh oleh supervisor dalam hal ini kepala sekolah atau pengawas sekolah untuk mencapai tujuan tertentu yang berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan dan masalah-masalah akademik dengan sasaran para guru di sekolah. Kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah atau pengawas sekolah dengan mengamati proses pembelajaran di kelas sehingga memperoleh data yang diperlukan masih dalam rangka pembinaan guru.

  Seperti yang diutarakan oleh Jon Saphier and Pia Durkin dalam jurnal berjudul

  Principal’s Classroom Visitation and Inspection and Teachers Job Performance in Akwa Ibon State Nigeria (2013)

  

“Classroom visits: Supervision of common Planning

Time (CPT) and partnershipwith instrucsional

coaches. We’ll roll out a hypothetical school visit

of a hour to the hours. Schedulee about every six

weeks, in which the superintendent and principal

Superintendent and principal work side by side

by side co observing classes and attending school based meeting, especially CPT meetings coaches metings, and feedback session to t eachers.”

  Kunjungan kelas menjadi hal yang penting dimana sekolah merencanakan satu jam guna merancang jadwal paling tidak untuk setiap enam minggu, dimana pengawas dan kepala sekolah bekerja berdampingan untuk mengamati kelas dan menghadiri pertemuan berbasis sekolah, terutama pertemuan yang didalamnya merencanakan kegiatan, pertemuan guru inti, dan sesi umpan balik kepada guru.

  Dengan supervisi kunjungan kelas kepala sekolah maupun pengawas sekolah dapat mengukur seberapa tingkat kompetensi pedagogik yang dimiliki oleh seorang guru. Karena hanya dengan teknik kunjungan kelas kita dapat memperoleh data tentang kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran di kelas, diantaranya penguasaan materi, ketrampilan menggunakan alat peraga dan media pembelajaran, kemampuan memilih metode pembelajaran serta ketrampilan dalam memilih alat evaluasi yang tepat.

2.2.1 Teknik Supervisi Kunjungan Kelas

  Supervisi kunjungan kelas bertujuan untuk mendapatkan data yang lengkap tentang guru yang disupervisi dalam hal pengelolaan pembelajaran dan selanjutnya adalah untuk menolong guru dalam mengatasi masalah dalam kelas.

  Menurut Brotosejati (2012:6) “kunjungan kelas dilakukan dengan berbagai tiga cara, yaitu dengan: (1) pemberitahuan terlebih dahulu, (2) tanpa pemberitahu terlebih dahulu, (3) atas permintaan atau undangan guru yang bersangkutan ”.

  Agar tujuan kunjungan kelas dapat tercapai maka supervisor hendaknya mempersiapkan instrumen atau catatan-catatan serta alat yang diperlukan untuk memperoleh data atau informasi yang dikehendaki.

  1.Kunjungan Kelas tanpa Pemberitahuan terlebih dahulu Yang dimaksud teknik ini adalah supervisor tiba- tiba datang ke dalam kelas tempat guru mengajar tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu,cara ini memiliki sisi positf dan negatif. Sisi positifnya, supervisor dapat mengetahui kondisi sesungguhnya kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, sehingga dapat menentukan bantuan apa yang diperlukan oleh guru tersebut. Supervisor dapat melihat suasana pembelajaran yang sebenarnya tanpa ada rekayasa. Kunjungan kelas tanpa pemberitahuan dapat sebagai shock terapi agar guru dapat membiasakan untuk mempersiapkan diri sebelum mengajar. Adapun sisi negatifnya antara lain guru akan menjadi gugup karena tiba-tiba didatangi supervisor, bahkan pada umumnya guru merasa terbebani dalam melaksanakan pembelajaran.

  2.Kunjungan kelas dengan Pemberitahuan Terlebih Dahulu

  Sebelum pelaksanaan kunjungan kelas, supervisor memberitahukan jadwal kunjungan kepada guru, sehingga para guru tahu kapan akan dikunjungi. Kelebihan dari cara ini diantaranya supervisi dapat terlaksana dengan efektif dan efisien. Kekurangan dari cara ini adalah guru dapat memanipulasi kondisi proses belajar mengajar, maksudnya proses belajar mengajar berlangsung tidak seperti kondisi seperti hari

  • –hari biasanya, karena guru mengetahui kalau akan ada supervisi.

  3.Kunjungan Kelas atas Permintaan Guru Cara ini sangat ideal, karena supervisor datang atas undangan guru. Dalam hal ini guru menyadari kekurangannya dan berupaya untuk meningkatkan kemampuannya dengan mendapatkan bantuan dari supervisor. Supervisi ini akan berjalan dalam suasana kooperatif antara guru dan supervisor, tanpa ada rasa takut dan canggung dari pihak guru. Kunjungan kelas atas undangan guru sangat jarang terjadi, hal ini dikarenakan belum umum di kalangan guru untuk mengundang supervisor ke kelas.

  Kunjungan kelas merupakan cara yang tepat untuk mendapatkan informasi yang tepat tentang proses belajar mengajar secara langsung, baik menyangkut kelebihan, kekurangan, dan kelemahan- nya. Melalui kunjungan kelas supervisor dapat mengamati secara langsung kegiatan guru dalam mengelola proses pembelajaran, dimana didalamnya mencakup cara mengajar, penggunaan metode, penggunaan alat peraga dan media pembelajaran, penguasaan materi dan semua unsur pendukungnya.

  Teknik supervisi kujungan kelas sudah diakui sebagai salah satu teknik yang tepat dan akurat untuk mendapatkan data serta informasi tentang proses pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru,namun demikian yang terjadi di lapangan teknik ini masih menjadi momok bagi sebagian besar guru. Guru akan merasa risih, grogi, dan bahkan minder ketika ditunggui oleh kepala sekolah atau pengawas sekolah pada saat proses pembelajaran berlangsung.

  Supervisor hendaknya mampu merubah cara pandang guru tentang supervisi, oleh karena itu supervisor harus memiliki atau menemukan cara yang lebih tepat dalam melaksanakan supervisi kunjungan kelas, sehingga kehadiran supervisor di kelas menjadi sesuatu yang dinantikan oleh guru, dengan kata lain kunjungan kelas oleh supervisor bukan menjadi hal yang menakutkan dan dihindari oleh guru.

2.2.2 Tahap-tahap Kunjungan Kelas

  Proses supervisi kunjungan kelas terdiri dari empat tahap, tahapan tersebut menurut Prasojo (2011:103) meliputi tahap persiapan, pengamatan, akhir kunjungan(refleksi dan tindak lanjut).

  2.2.2.1Tahap Persiapan Dalam tahap persiapan ini supervisor memper- siapkan berbagai hal yang akan dibutuhkan pada waktu pelaksanaan kunjungan kelas atau saat pengamatan.Persiapan ini mencakup antara lain, (1) menentukan waktu atau jadwal kunjungan, (2) me- nentukan sasaran dalam hal ini guru yang akan dikunjungi, (3) menyusun instrumen pengamatan, dan atau data pendukung. Dalam tahapan ini perlu adanya kesepakatan dan kesamaan persepsi antara supervisor dan guru yang akan disupervisi tentang tujuan dari kunjungan kelas dan segala sesuatu yang akan dibutuhkan dalam supervisi, termasuk memberi tahukan indikator-indikator yang menjadi obyek penilaian.

  2.2.2.2 Tahap Pengamatan Dalam tahapan ini setelah guru dan supervisor memasuki kelas dan masing masing menempatkan diri, maka guru menginformasikan kepada siswa tujuan dan maksud kedatangan atau keberadaan supervisor di dalam kelas,sehingga aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran diharapkan tidak terganggu.

  Pada tahap pengamatan, supervisor mengamati jalannya proses belajar mengajar yang sedang berlangsung. Selama proses mengamati ini supervisor menggunakan instrumen yang diperlukan atau mencatat semua yang dilakukan guru selama pembelajaran berlangsung menggunakan lembar pengamatan. Supervisor juga diperbolehkan meng- gunakan multi media untuk merekam kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung. Diharapkan dengan penggunaan instrumen dan catatan pengamatan serta bantuan media yang lain supervisor dapat memperoleh data selengkap mungkin dari obyek yang sedang diamatai.

  2.2.2.3 Tahap Akhir Kunjungan (refleksi dan tindak lanjut) Dalam akhir kunjungan, supervisor bersama guru mengadakan kesepakatan untuk membicarakan hasil pengamatan proses pembelajaran yang baru berlangsung. Supervisor dan guru bersama-sama mengamati rekaman proses pembelajaran baik berdasarkan catatan pengamatan, foto, maupun rekaman adegan, dan bersama-sama mencatat kekurangannya dan kelebihan guru selama proses pembelajaran.

  Selain itu dalam tahapan ini supervisor dan guru menentukan tindak lanjut dari hasil supervisi kunjungan kelas, sesuai temuan selama pengamatan dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Sebelum menentukan tindak lanjut dalam tahapan ini dapat dilakukan kegiatan antara lain, (1) Supervisor mem- beri motivasi serta penguatan kepada guru, dengan harapan guru tidak merasa trauma terhadap kegiatan supervisi, (2) Supervisor menunjukkan hasil supervisi dan memberi kesempatan kepada guru untuk memberi tanggapan dan menginterpretasikan, selanjutnya guru dan supervisor mendiskusikan. Pada tahap akhir, supervisor bersama-sama guru membuat simpulan atas hasil dari pengamatan pelaksanaan KBM yang baru dilaksanakan.

  Supervisi kunjungan kelas yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini berbeda dengan kunjungan kelas yang biasa dilaksanakan oleh kepala sekolah, perbedaan ini terletak pada kegiatan akhir kunjungan. Dimana pada tahap akhir kunjungan guru bersama supervisor mengamati rekaman pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan guru, kemudian guru mengevaluasi sendiri apa yang dilaksanakan menggunakan instrumen yang ada. Hasil evaluasi diri guru dicocokkan dengan hasil pengamatan supervisor, jika terdapat kesamaan persepsi maka langkah selanjutnya adalah menentukan tindak lanjut berdasarka kekurangan yang dilakukan guru dalam pengelolaan pembelajaran.

2.2.3 Kriteria Kunjungan Kelas

  Menurut Sudiyono (2011:103) kunjungan kelas yang baik memiliki enam kriteria, yaitu :

  

(1)Memiliki tujuan tertentu, (2) mengungkapkan

aspek-aspek yang dapat memperbaiki kemampuan

guru, (3) Menggunakan instrumen observasi untuk

mendapatkan data yang obyektif, (4) Terjadi

interaksi antara pembina dan yang dibina, (5)

Pelaksanaan kunjungan kelas tidak mengganggu

proses pembelajaran, (6) Pelaksanaannya diikuti

dengan program tindak lanjut.

  (1) Memiliki tujuan tertentu, Maksudnya setiap kegiatan kunjungan kelas harus memiliki tujuan yang jelas sehingga dalam kunjungan tersebut supervisor benar-benar fokus pada tujuan. (2) Mengungkapkan aspek-aspek yang dapat memper- baiki kemampuan guru.

  Seperti apa yang diuraikan dibagian terdahulu bahwa supervisi akademik bertujuan untuk membantu guru dalam mengembangkan potensinya, kunjungan kelas merupakan salah satu teknik supervisi untuk memberi bantuan kepada guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengelola kelas, sehingga dalam hal ini supervisi kunjungan kelas harus mampu mengungkap segala sesuatu untuk peningkatan kemampuan guru. (3) Menggunakan instrumen observasi untuk men- dapatkan data yang obyektif. Supervisor senantiasa menggunakan instrumen supervisi pada setiap kegiatan supervisi kunjungan kelas. Instrumen yang digunakan mengacu pada tujuan yang akan dicapai dari kunjungan tersebut. (4) Terjadi interaksi antara pembina dengan yang dibina

  Dengan adanya interaksi antara supervisor dan guru menumbuhkan sikap saling pengertian, artinya supervisi kunjungan kelas harus terlaksana dalam suasana saling keterbukaan antara pihak yang disupervisi dalam hal ini guru dan pihak supervisor sehingga tidak menimbulkan rasa takut dan tertekan dari pihak yang disupervisi yaitu guru. (5) Pelaksanaan kunjungan kelas tidak mengganggu proses pembelajaran. Diharapkan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas bersifat alami, maksudnya kegiatan tersebut tidak mengganggu serta tidak mempengaruhi aktivitas guru dalam mengajar dan kegiatan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajar- an. (6) Pelaksanaan kunjungan kelas diikuti dengan program tindak lanjut. Artinya kegiatan supervisi kunjungan kelas tidak akan berarti jika tidak ditindaklanjuti dengan tindakan riil. Wujud dari tindak lanjut tersebut mengacu pada temuan yang berupa kekurangan-kekurangan guru selama melaksanakan proses kegiatan pembelajaran, tindak lanjut ini harus merupakan upaya ke arah perbaikan kemampuan atau kompetensi guru.

  Selain memiliki kriteria, menurut Pidarta (2009:101-103) kunjungan kelas juga memiliki ciri sebagai berikut :

  (1)Menentukan waktu kunjungan kelas, (2) Bersifat individual, (3) Tidak ada pertemuan awal, (4) Waktu supervisi singkat ,(5) Dapat mengobservasi lebih dari satu kelas, (6) Dapat meng-intervensi guru dan siswa

dalam kelas, (7) Yang disupervisi adalah kasus-

kasus, (8) Boleh tidak mengadakan pertemuan balikan, (9) Ada tindak lanjut.

  Berdasarkan uraian di atas, supervisi kunjungan kelas bukan sekedar berkunjung untuk melihat sepintas, namun harus ada tujuan atau fokus permasalahan yang akan dibuktikan.

  Melihat begitu banyak manfaat yang dapat diperoleh dari supervisi kunjungan kelas untuk peningkatan kompetensi guru dalam pengelolaan pembelajaran, maka sudah saatnya supervisor dalam hal ini kepala sekolah maupun pengawas sekolah untuk lebih meningkatkan frekuensi dan mengefektif - kan supervisi kunjungan kelas, karena dengan langkah langkah tersebut menjadi salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan kualitas layanan pembelajaran.

2.3 Kinerja Guru

2.3.1 Kinerja

  Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance, yang berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Kata kinerja merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, work performance atau job performance. Dalam bahasa Indonesia kinerja disebut juga prestasi kerja, sehingga kinerja atau prestasi kerja dapat diartikan sebagai ungkapan pengakuan kemampuan seseorang yang didasari oleh pengetahuan, sikap, ketrampilan, dan motivasi untuk menghasilkan sesuatu.

  Pengertian kinerja menurut Mangkunegara (2004:67) “kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.”

  Kinerja seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, baik itu faktor internal maupun eksternal, menurut Davis (Mustafa 2013:155) menyebutkan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (abality) dan faktor motivasi (motivation). Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Keith Davis (Mangkunegara, 2004:67), yang merumuskan bahwa :

  • Human performance = Ability + Motivation
  • Motivation = Attitude + Situation *Ability = Knowledge + Skill Seorang pegawai harus siap secara mental maupun fisik untuk memahami tujuan bekerja dan target kerja yang akan dicapai, serta mampu memanfaatkan, dan menciptakan situasi kerja.

  Kenyataan di lapangan atau di lingkungan kerja kita, banyak orang yang memiliki kemampuan kerja namun kurang atau bahkan tidak memiliki motivasi untuk melakukan sesuatu maka tidak akan menghasilkan kinerja, demikian pula sebaliknya banyak orang yang memiliki motivasi namun tidak memiliki kemampuan untuk melakukan pekerjaan maka juga tidak akan menghasilkan kinerja. Oleh sebab itu seorang pekerja untuk dapat mencapai kinerja maksimal jika ia memiliki motivasi diri untuk berprestasi tinggi, aktif dan kreatif, dan keinginan untuk maju serta berfikiran luas. Penempatan atau pemberian posisi pegawai yang sesuai dengan minat dan keahliannya akan sangat membantu pencapaian kinerja yang maksimal.

  Melihat betapa pentingnya peran kinerja untuk kemajuan sebuah institusi, maka peneliti selaku pengawas sekolah mempunyai tanggungjawab untuk mengupayakan peningkatan kinerja guru

  • – gurunya dalam pengelolaan pembelajaran. Salah satu upaya tersebut dengan cara mengefektifkan supervisi kunjungan kelas yang dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah di pangkalannya masing- masing.
Pengukuran tingkat kinerja guru dalam pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan instrumen pengamatan pelaksanaan pembelajaran yang sudah dibakukan oleh pemerintah, baik mengenai indikator-indikatornya maupun skornya, sehingga hasil dari pengamatan tersebut dapat menggambarkan kinerja guru yang disupervisi/diamati.

2.3.2 Guru

  Guru memiliki banyak arti dan sebutan, ada yang menyebutkan guru adalah pengajar atau pendidik dan di kalangan pesantren guru sama dengan ustadz. Dalam ajaran Jawa istilah Guru adalah digugu lan ditiru, maksudnya Guru adalah sosok dimana setiap ucapannya dipercaya dan dicontoh dari setiap tindakan dan perilakunya.

  Menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 1 mengenai ketentuan Umum butir 6 Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Sedangkan dalam pasal 39 ayat 2 menyebutkan bahwa Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajar- an, menilai hasil pembelajaran, melakukan pem- bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Pada pasal 2 menyebutkan Guru sebagai tenaga profesional yang mengandung arti bahwa pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikasi pendidik sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan tertentu.

  Dari uraian serta pengertian tentang guru di atas dapat digeneralisasikan bahwa guru adalah pendidik profesional dimana tugas utamanya adalah mengajar, mendidik, membimbing, melatih, mengarahkan, menilai, serta mengevaluasi. Guru dalam profesinya adalah seorang yang memiliki kemampuan untuk merancang program pembelajaran, mengelola kelas dalam hal ini proses pembelajaran, mengevaluasi hasil belajar, serta melakukan tindak lanjut dari hasil belajar siswa, sehingga tujuan dari proses pembelajaran dapat tercapai dan tujuan akhir proses pendidikan yaitu mendewasakan peserta didik juga tercapai.

2.3.3 Kinerja Guru

  Saat ini dalam dunia pendidikan kinerja guru menjadi perhatian, karena guru merupakan salah satu faktor penentu dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dan berperan dalam peningkatan kualitas pendidikan.

  Dari beberapa pengertian tentang kinerja dan pengertian tentang guru yang sudah disebutkan di bagian sebelumnya maka dapat dinyatakan bahwa kinerja guru adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang guru di sekolah atau lembaga pendidikan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya serta tanggungjawabnya berdasarkan atas kecakapan, pengalaman dan motivasi diri, diukur berdasar standar yang sudah ditentukan.

  2.3.3.1 Penilaian Kinerja Guru Saat ini dalam dunia pendidikan kinerja guru menjadi perhatian, karena guru merupakan salah satu faktor penentu dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dan berperan dalam peningkatan kualitas pendidikan. Dengan terbitnya Permen PAN & RB nomor 16 tahun 2009 maka kinerja guru menjadi tuntutan.

  Untuk mengetahui sejauh mana kinerja seorang guru maka perlu adanya standar baku tentang kriteria dan standar kinerja. Salah satu cara untuk mengetahui kinerja guru adalah dengan melakukan penilaian kinerja guru. Penilaian kinerja merupakan cara pengukuran dan penentuan kontribusi seorang pegawai dalam penyelesaian tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya. Dalam konteks guru, penilaian kinerja ini mengukur hasil unjuk kerja yang telah dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugas serta tanggungjawabnya sebagai pengajar sekaligus pendidik.

  Penilaian kinerja menurut Mustofa (2013:157) adalah “Usaha mengidentifikasi, mengukur (menilai), dan mengelola pekerjaan yang dilaksanakan oleh pekerja di ling kungan organisasi atau perusahaan”. Penilaian kinerja terhadap guru bertujuan untuk membantu guru dalam mengenal tugasnya dengan lebih baik sehingga guru akan menjalankan proses belajar mengajar dengan efektif untuk kemajuan peserta didiknya. Menurut Permenneg PAN & RB no.16 tahun 2009 disebutkan bahwa penilaian kinerja guru merupakan “penilaian tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatan.” Penilaian Kinerja Guru menjamin bahwa guru melaksanakan pekerjaannya secara profesional.

  Penilaian Kinerja Guru menjamin bahwa layanan pendidikan yang diberikan guru adalah berkualitas.

  Penilaian kinerja guru selain memiliki tujuan

juga memiliki manfaat, diantaranya adalah merupa-

kan bahan evaluasi diri bagi guru untuk me-

ngembangkan potensi dan karirnya, sebagai acuan bagi

sekolah untuk merencanakan Pengembangan

Keprofesian Berkelanjutan Guru, dan merupakan dasar

untuk memberikan nilai prestasi kerja guru dalam

rangka pengembangan karir guru sesuai Permenneg

PAN & RB No.16/2009.

  Dalam penelitian ini penilaian kinerja yang akan

dilakukan adalah fokus pada kinerja guru dalam

pengelolaan pembelajaran di dalam kelas, sehingga

teknik yang dianggap tepat adalah dengan

menggunakan supervisi kunjungan kelas. Disini jelas

bahwa penilaian kinerja dalam penelitian ini berbeda

dengan penilaian kinerja guru yang dilaksanakan

setiap akhir semester genap dimana didalamnya

mencakup empat belas kompetensi.

2.3.3.2 Faktor

  • – faktor yang mempengaruhi Kinerja

  Dalam sebuah organisasi atau institusi setiap individu atau karyawannya memiliki karakter yang berbeda-beda, demikian pula dalam suatu sekolah dimana didalamnya terdapat banyak guru dengan berbagai karakter dan kemampuan yang beragam hal tersebut akan mempengaruhi kinerja masing-masing guru di sekolah tersebut. Kinerja guru akan sangat mempengaruhi keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan. Kinerja seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor.

  Menurut Malthis dan Jackson,2006 (Mustofa 2013:159) ada tiga faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan, yaitu “kemampuan, usaha yang dicurahkan, dan dukungan organisasi atau institusi.”

  Faktor kemampuan berhubungan dengan bakat dan minat yang dimiliki oleh karyawan atau guru, sedangkan faktor usaha yang dilakukan oleh seseorang /guru dipengaruhi oleh sumber daya yang dimiliki serta motivasi diri, adapun dukungan organisasi dapat berupa pelatihan, ketersediaan fasilitas, pemberian reward bagi karyawan atau guru yang memiliki kinerja baik.

  Dari uraian di atas dapat dikelompokkan bahwa faktor yang mempenngaruhi kinerja seseorang berasal dari dalam diri individu itu sendiri, seperti bakat, kemampuan, Motivasi, dan pendidikan. Adapun faktor dari luar diantaranya iklim kerja, kesejahteraan, dan sistem penghargaan yang ada di organisasi atau sekolah tersebut.

  Kinerja seseorang akan meningkat jika ketiga

komponen (kemampuan, motivasi, dan dukungan)

tersebut ada pada dirinya, sebaliknya jika salah satu

komponen tersebut tidak ada maka sangat mungkin

kinerja seseorang akan berkurang.

2.4 Penelitian Relevan

  Sebelum penulis melakukan penelitian ini sudah

ada beberapa penelitian yang sejenis dan atau relevan

dengan penelitian yang akan penulis lakukan,

diantaranya:

  Penelitian Edi Wahyudi (2007) tentang supervisi

Akademik kunjungan kelas di SMA Negeri se Kota

Magelang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

efektifitas supervisi akademik kunjungan kelas,

pengaruhnya terhadap kinerja guru dan prestasi siswa

di SMA Negeri se Kota Magelang. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa kegiatan supervisi kunjungan

kelas di SMA Negeri se Kota Magelang berpengaruh

terhadap kinerja dan kompetensi guru, Kinerja dan

kompetensi guru akan berpengaruh terhadap

prestasi siswa.

  Penelitian lain adalah penelitian yang dilakukan

oleh Tri widodo (2014) tentang Supervisi Kunjungan

Kelas dalam Meningkatkan Kinerja Guru IPA SMP

Negeri 1 Bandungan, penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh supervisi kunjungan kelas

terhadap peningkatan kinerja guru IPA, hasil penelitian

menunjukkan bahwa supervisi kunjungan kelas

berpengaruh positif dalam meningkatkan kinerja guru

  

IPA SMP Negeri 1 Bandungan dalam perencanaan

pembelajaran dan dalam pelaksanaan pembelajaran,

hal itu terlihat dalam proses pembelajaran, guru mau

menggunakan alat peraga, media pembelajaran, dan

metode yang bervariasi.

  Yuli Indrawati dalam penelitiannya tentang

pengaruh supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja

Guru terhadap Kinerja Guru TK/RA di UPT Dinpendik

  

Kecamatan Bandungan, Kab. Semarang. Tujuan

penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana pengaruh

supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru TK/RA,

ternyata hasil yang diperoleh berdasarkan hasil analisis

uji hipotesis menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh

positif dan signifikan antara supervisi kepala

sekolahdan motivasi kerja terhadap kinerja guru TK/RA

di Kecamatan Bandungan

  Dua dari tiga penelitian di atas menunjukkan

bahwa kegiatan supervisi kunjungan kelas yang

dilaksanakan kepala sekolah memiliki dampak positif

terhadap peningkatan kinerja guru. Dalam penelitian

Edi Wahyudi, hasil supervisi kunjungan kelas di-

manfaatkan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap

kinerja dan kompetensi guru dalam pem- belajaran,

sedangkan Tri Widodo dalam simpulannya

menyatakan bahwa supervisi kunjungan kelas

berdampak positif dalam peningkatan kinerja guru IPA

baik secara administratif maupun pengelolaan

pembelajaran dalam kelas.

  Terlepas dari penelitian-penelitian terdahulu,

cara yang akan dilakukan oleh peneliti dalam supervisi

kunjungan kelas dalam penelitian ini berbeda dengan

supervisi yang sering dilakukan, perbedaan tersebut

terdapat pada tahap akhir kunjungan, yaitu adanya

evaluasi diri dari pihak guru yang disupervisi, sehingga

dapat dikatakan bahwa supervisi kunjungan kelas yang

akan dilakukan adalah berbasis evaluasi diri guru.

2.5 Kerangka Pikir Penelitian

  Peneliti melakukan supervisi kunjungan kelas pada guru

  • – guru di SD Negeri 2 Kalimanggis. Supervisi

    kunjungan kelas dilaksanakan di SD Negeri 2

    Kalimanggis karena berdasarkan data hasil penilaian

    kinerja guru dan hasil supervisi sebelumnya

    menunjukkan hasil dalam kriteria cukup, sehingga

    perlu adanya supervisi kunjungan kelas yang

    terprogram.

  Supervisi kunjungan kelas yang akan

dilaksanakan dengan cara pemberitahuan terlebih

dahulu kepada guru yang akan disupervisi. Dalam

pelaksanaan pengamatan supervisor menggunakan

instrumen lembar pengamatan dan merekam kegiatan

pembelajaran, pada tahap akhir kunjungan guru

bersama supervisor mengamati rekaman kegiatan

pembelajaran dan menentukan tindak lanjut. Selain

kegiatan pembelajaran dalam supervisi ini juga menilai

rencana pembelajaran yang dibuat guru. Setelah

pelaksanaan supervisi diharapkan para guru dapat

meningkat kinerjanya dalam pengelolaan KBM.

Peningkatan kinerja guru dalam pengelolaan

pembelajaran dapat dilihat dari penguasaan materi,

penggunaan metode yang bervariasi, penggunaan alat

peraga dan penggunaan media lainnya dan

implikasinya berdampak pada peningkatan prestasi

siswa-siswa di SD Negeri 2 Kalimanggis.

  Dari uraian di atas, model konseptual hubungan

antar variabel penelitian dapat digambarkan dalam

bentuk skema sebagai berikut:

  • *Perencanaan

    pembelajaran.

  • *Pelaksanaan

    Pembelajaran.

  • *Koreksi, moti-

    vasi, penguatan

    dari supervisor

    Kinerja Guru mening- kat

  Gambar 1. Skema kerangka fikir Penelitian

  Berdasarkan kajian teori seperti diuraikan di atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: “Penerapan supervisi kunjungan kelas diduga dapat meningkatkan kinerja guru SD Negeri 2 Kalimanggis dalam pengelolaan pembelajaran”.

  Supervisi Kunjungan Kelas

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelatihan Model Simulasi untuk Meningkatkan Kompetensi Guru dalam Penyusunan RPP Tematik di SDN Wates 4 Magelang

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelatihan Model Simulasi untuk Meningkatkan Kompetensi Guru dalam Penyusunan RPP Tematik di SDN Wates 4 Magelang

0 0 181

BAB II KAJIAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kompetensi Guru dalam Penyusunan Program Layanan Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar Melalui Pelatihan Komunikasi Kelompok Kecil di SDN Jurangombo 2 Ko

0 0 15

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kompetensi Guru dalam Penyusunan Program Layanan Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar Melalui Pelatihan Komunikasi Kelompok Kecil di SDN Jurangomb

0 0 15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kompetensi Guru dalam Penyusunan Program Layanan Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar Melalui Pelatihan Komunikasi Kelompok Kecil di

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kompetensi Guru dalam Penyusunan Program Layanan Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar Melalui Pelatihan Komunikasi Kelompok Kecil di SDN Jurangombo 2 Kota Magelang

0 0 65

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Manajemen Berbasis Sekolah (Pilar Manajemen Sekolah) di SD Negeri Pengilon Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung

0 0 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Manajemen Berbasis Sekolah (Pilar Manajemen Sekolah) di SD Negeri Pengilon Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung

0 0 29

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Manajemen Berbasis Sekolah (Pilar Manajemen Sekolah) di SD Negeri Pengilon Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung

0 1 46

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Manajemen Berbasis Sekolah (Pilar Manajemen Sekolah) di SD Negeri Pengilon Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung

0 0 16