studi kelayakan bisnis sapi perah Ud. Mi

PROPOSAL STUDI KELAYAKAN BISNIS

“ USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH
UD. MILCHCOW SEJAHTERA”
Dosen Pengampu : Dr. Rofiaty, SE., MM.

Oleh :
Alifatul Jannah (135020200111005)
Afratsin Maisya (135020200111026)
Isninnoviana Ilmi A. (135020200111029)
Kartika Aji Lukitasari (135020201111085)

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN MANAJEMEN
MALANG, 2015

BAB 1
PENDAHULUAN UMUM
1.1. LATAR BELAKANG
Studi kelayakan bisnis atau yang disebut juga feasibility study,

merupakan kegiatan menganalisis kelayakan suatu usaha dan manfaat yang
akan diperoleh dalam usaha tersebut. Suatu gagasan usaha dapat diterima
ataupun ditolak, berdasarkan hasil analisis yang diperoleh study kelayakan
bisnis. Beberapa gagasan muncul dalam diskusi kelompok untuk mata kuliah
studi kelayakan bisnis, berupa restauran olahan susu dan peternakan , yang
kemudian pilihan jatuh pada peternakan sapi perah.
Jumlah peternakan sapi perah yang ada di Malang dan Batu memang
cukup banyak ditemui. Namun hal tersebut tidak lantas membuat peluang
dalam usaha peternakan ini menjadi surut atau sedikit. Justru dengan
banyaknya jumlah peternakan sapi yang ada di daerah Malang dan Batu ini
membuat keyakinan akan keputusan mendirikan peternakan sapi perah
menjadi semakin bertambah. Hal tersebut karena banyaknya pasar yang
masih berpotensi sebagai pasar dari output yang dihasilkan dari peternakan
sapi ini. Selain itu, banyaknya peternakan sapi perah yang beralih ke sapi
potong seperti yang dilansir pada www.krjogja.com dan www.trobos.com
membuat pasar dari peternakan sapi perah ini sendiri menjadi lebih terbuka
karena berkurangnya persaingan.
Banyak perusahaan pengolah susu yang berlokasi di daerah Malang
dan Batu atau di daerah Jawa Timur. Oleh karenanya, untuk membuka
peternakan sapi perah tentu permasalahan akan pasar bukan menjadi masalah

lagi karena pasar sudah tersedia.
Berikut ini merupakan daftar perusahaan pengolahan susu yang ada di
jawa timur :

Table 1.1 Daftar perusahaan pengolahan susu di jawa timur
No

Nama Perusahaan
PT.

1

NESTLE Jl. Pasuruan – Malang Km. 9.5 Desa Tanggulangin –

INDONESIA. Tbk.
PT.

2

Alamat

Pasuruan

GREENFIELD Desa Babatan. Kec. Ngajuin. Malang Tlp (0341)

INDONESIA

291068. 201029. 370811. 370812 Fax. (0341) 370810
Jl. Lebak Sari TP 37 - Malang Tlp. (0343) 633843.

PT. INDOMURNI DAIRY 631866. Fax. (0343) 623211 Email : imdi@pasuruan3

INDUSTRY

wasantara.net.id
Jl. Desa Martopuro Kec. Purwodadi. Pasuruan Tlp.

4

PKIS Sekar Tanjung


(0343) 614949. Fax. (0343) 615267
Jl. Sidomakmur 26 – Kec. Dau. Malang Tlp. (0341)

5

KUD Dau

462521. Fax. (0341) 462343
Jl. Raya Beiji Km 15 - Kota Batu Tlp. (0341) 593347.

6

KUD Batu

Fax. (0341) 507143
Jl. Brigjen Abd Manan W No. 16. Pujon Malang. Tlp.

7

KOPERASI SAE Pujon


(0341) 524003
Trungoyo Kav 4. Kepanjen – Malang Tlp. (0341)

8

Unit Usaha Keju - Malang 393926. 393927 Fax. (0341) 393928
Desa Pojok – Kec. Wonoayu. Sidoarjo Tlp. (031)

9

Perusahaan Susu Mulia

8971151. Fax. (031) 8965381

Kondisi alam di Malang dan Batu sangat baik dan cocok untuk
dibukanya suatu bisnis peternakan, karena keadaan alamnya yang masih
cukup asri sehingga bisa untuk memenuhi kebutuhan akan peternakan itu
sendiri. Selain itu, dengan usaha peternakan ini akan memberikan kontribusi
untuk pemasukan keuangan daerah untuk memperbaiki infrastruktur daerah

dan yang pasti memiliki profitabilitas yang tinggi yang akan memberikan
keuntungan yang tinggi pula bagi para stackholder. Selain kondisi alamnya
yang memadai, kondisi pasar tenaga kerja yang cocok dalam mengelola
peternakan, masih banyak tersedia di Malang ataupun di Batu karena pada
dasarnya masyarakat daerah Malang dan Batu bekerja di bidang pertanian.

Dengan demikian, diharapkan agar dapat mengurangi tingkat pengangguran
yang ada di Malang ataupun Batu seiring dengan pengembangan usaha
peternakan ini.
Oleh sebab penjelasan diatas, hasil diskusi studi kelayakan bisnis jatuh
kepada “Usaha Peternakan Sapi Perah UD. Milchcow Sejahtera”.
1.2. MANFAAT
Proposal studi kelayakan bisnis pada gagasan usaha peternakan sapi
perah ini bertujuan untuk :
1.2.1. Membuat proposal usaha yang menjanjikan yang dapat direalisasikan
secara benar dan tepat
1.2.2. Mengetahui kelayakan bisnis dari gagasan usaha peternakan sapi
perah UD. Milchcow Sejahtera
1.2.3. Melatih dalam menganalisis sutau kelayakan bisnis untuk menghidari
kesalahan dalam membuka suatu usaha

1.3. TUJUAN
Dengan mengetahui kelayakan suatu bisnis atau usaha dalam
membuka peternakan sapi perah, dapat diperoleh beberapa manfaat :
1.3.1. Menghindari kesalahan dalam membuka usaha peternakan sapi perah
pada UD. Milchcow Sejahtera
1.3.2. Memperoleh analisis usaha yang sesuai dan layak untuk kemudian
dikembangkan menjadi usaha yang sesungguhnya
1.3.3. Memberikan kontribusi ekonomi yang baik pada daerah dengan usaha
yang layak
1.3.4. Sebagai bahan pembelajaran dalam membuka suatu usaha
1.4. RUMUSAN MASALAH
Berdasar pada tujuan analisis kelayakan usaha peternakan sapi perah,
maka dapat dibuat beberapa permasalahan :
1.4.1. Apakah usaha peternakan sapi perah UD. Milchcow Sejahtera layak
untuk dijadikan suatu usaha bisnis atau dagang?

1.4.2. Bagaimana prospek ekonomi peternakan sapi perah UD. Milchcow
Sejahtera dalam menghasilkan laba usaha bagi stackholder?
1.4.3. Apakah usaha peternakan sapi perah UD. Milchcow Sejahtera
memiliki prospek keuntungan jangka panjang bagi stackholder?


BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Bangsa – Bangsa Sapi Perah
Secara garis besar, jenis-jenis sapi yang terdapat di dunia ada dua,
yaitu (1) kelompok yang berasal dari sapi Zebu (Bos indicus) atau jenis sapi
yang berpunuk, yang berasal dan tersebar di daerah tropis serta (2)
kelompok dari Bos primigenius, yang tersebar di daerah sub tropis atau
lebih dikenal dengan Bos Taurus (Anonima, 2010).
Jenis sapi perah yang unggul dan paling banyak dipelihara adalah
sapi Shorhorn (dari Inggris), Friesian Holstein (dari Belanda), Yersey (dari
selat Channel antara Inggris dan Perancis), Brown Swiss (dari Switzerland),
Red Danish (dari Denmark) dan Droughtmaster (dari Australia) (Anonima,
2010). Adapun Jenis-jenis Sapi Perah yaitu (Anonima, 2010) :
2.1.1. Menurut Asal-Usulnya, dari daerah:
Tropis : Sapi Sahiwal, Sapi Red Sindhi, Sapi Australian Milking
Zebu (AMZ), dan lain-lain.
Subtropis : Sapi Fries Holland (Holstein Friesian), Sapi Jersey,
Sapi Guernsey, Sapi Brown Swiss, Sapi Ayrshire, Sapi Milking
Shorthorn, dan lain-lain.

2.1.2. Menurut Kemurniannya/Keasliannya, terbagi atas:
 Pure Bread (Bangsa Asli/Murni) : Sapi Friesian Holland (FH),
Sapi Guernsey, Sapi Brown Swiss, Sapi Milking Shorthorn, dan
sebagainya.
 Silangan : Sapi Friesian Holland Grati (FH Grati), Sapi Jersey,
Sapi Ayrshire, Sapi Australian Milking Zebu (AMZ), dan
sebagainya.
o Sapi Sahiwal
Sapi Sahiwal berasal dari India. Sapi ini merupakan tipe
perah dari tropis yang terbaik didaerah asalnya. Kriteria sapi
tersebut sebagai tersebut (Anonima, 2010) :

 Potongan atau bentuk tubuh berat dan Kaki pendek.
 Warnanya kemerahan atau coklat muda, kadang-kadang
terdapat warna putih.
 Persentase lemaknya 3,7%,
 Bulunya sangat halus, Ambing besar dan kadangkadang bergantung

Gambar 2.1. Sapi Sahiwal


 Sapi Red Sindhi
Sapi ini berasal dari India. Dalam segala hal hampir sama dengan
Sahiwal tetapi dengan ukuran yang lebih kecil dengan kriteria
sebagai berikut (Anonima, 2010) :
o Bobot sapi betina dewasa 300-350 kg, jantan dewasa 400-454
kg. Kadar lemaknya 4,9%.
o Bobot anak sapi betina baru lahir 18-20 kg, anak sapi jantan
baru lahir 21-24 kg. Produksi rata-rata untuk satu masa
laktasi 1.662 atau berkisar 5-6 liter per hari.

Gambar 2.2. Sapi Red Sindhi

 Sapi Fries Holland (Holstein Friesian)
Sapi Friesian Holland sering dikenal dengan nama Friesien
Irgistein atau disingkat FH. Sapi ini berasal dari negara Belanda
Utara. Tanda-tandanya warna belang hitam putih, pada dahi
umumnya terdapat warna putih berbentuk segitiga, kaki bagian
bawah dan bulu ekornya berwarna putih, tanduk pendek serta
menjurus kedepan, dan lambat dewasa (Anonima, 2010).
o


Bobot badan Ideal sapi FH betina dewasa seitar 682 kg dan
jantan dewasa sekitar 1000 kg.

o

Produksi susu sapi FH di Indonesia rata-rata 10 liter/ ekor per
hari atau lebih kurang 30.050 kg per laktasi.

o

Warna lemaknya kuning dengan butiran-butiran (globuli)
lemaknya kecil, sehingga baik untuk konsumsi susu segar.

Gambar 2.3. Sapi Fries Holland (Holstein Friesian)

 Sapi Jersey
Bangsa Sapi ini terbentuk di Pulau Jersey yang terletak di selat
Channel antara Prancis dan Inggris. Nenek moyang dari sapi
Jersey adalah sapi liar Bos (Taurus) Typicus Longifrons yang
kemudian dikawin silangkan dengan sapi di Paris dan Normandia
(Prancis) (Anonima, 2010).
o Badan sapi Jersey memiliki badan paling kecil diantara
bangsa sapi perah lainnya.
o Kadar lemak susunya tinggi 4,85%

o Memiliki sifat nerveous atau gelisah dan bereaksi cepat
terhadap rangsangan. dengan kata lain sapi jersey tidak begitu
jinak.

Gambar 2.4. Sapi Jersey

 Sapi Guernsey
Sapi Guernsey berasal dari sapi liar sub-spesies Bos (Taurus)
Typicus longifrons di pulau Guernsey (Inggris) terletak disebelah
barat laut pulau Jersey, di selat Channel. Warnanya kuning tua
dengan belang-belang putih. Tanduknya menjurus keatas dan
agak condong kedepan, dengan ukuran sedang (Anonima, 2010).
Sapi Guernsey sifatnya lebih tenang dari sapi Jersey walaupun tak
setenang sapi FH. Badannya lebih besar dari pada sapi Jersey.
Bentuknya menyerupai Jersey, tetapi lebih kuat dan lebih besar
(Anonima, 2010).

Gambar 2.5. Sapi Guernsey

 Sapi Brown Swiss
Sapi ini berasal dari Switzerland, tandanya coklat abu muda atau
tua. Pada umumnya coklat seperti warna tikus. Hidung bulu
ekornya berwarna hitam. Ukuran badan dan tulangnya cukup
besar, hampir sama dengan FH. Sifatnya jinak dan mudah
dipelihara, produksi susunya dibawah sapi FH (Anonima, 2010).
o Bobot badannya terberat kedua setelah sapi FH.
o Warna bulu cokelat dengan ragam dari cokelat terang sampai
cokelat gelap.
o Susu sapi Brown Swiss biasanya diolah menjadi keju.
o Kadar lemak susu sapi Brown Swiss rendah.
o Produksi susu rata-rata 5.939 per laktasi.

Gambar 2.6. Sapi Brown Swiss

 Sapi Ayrshire
Bangsa sapi Ayrshire dikembangkan di daerah Ayr, yaitu di
bagian barat daya Skotlandia. Wilayah tersebut dingin dan
lembab, padang rumput relatif tidak banyak tersedia. Dengan
demikian maka ternak terseleksi secara alamiah akan ketahanan
serta kesanggupannya untuk merumput (Blakely dan Bade, 1991).
Sapi ayrshire memiliki kisaran berat badan untuk yang betina
mencapai 1250 pound dan yang jantan mencapai 2300 pound
(Prihadi, 1994).
o Badan sapi Aryshire lebih besar dari sapi Guernsey dan
Jersey.
o warna bulu bervariasi dari merah dan putih sampai warna
mahoni dan putih.

o Bobot badan betina 545 kg, jantan 841 kg dan bobot saat
lahir 34 kg

Gambar 2.7. Sapi Ayrshire

 Sapi Milking Shorthorn
Sapi Milking Shorthorn termasuk bangsa sapi tertua yang
terbentuk di Inggris bagian timur laut di lembah Sungai Thames.
Nenek moyang sapi ini adalah bos (Taurus) Typicus Premigenius.
Awal mulanya sapi ini dikenal sebagai bangsa sapi tipe dwiguna
(perah dan pedaging). Pada tahun 1969 peternak pembibit di
Amerika Serikat menggunakan bangsa sapi ini hanya sebagai sapi
perah. Keriteria sapi ini sebagai berikut (Anonima, 2010):
o Warna bervariasi dari hampir putih sampai merah semua, dan
ada yang bewarna campuran merah dan putih.
o Bobot badan ideal jantan 955 kg.
o erat pada saat lahir 34 kg
o Kadar lemak susunya 3,65%.
o Produksi susunya 5.126 kg per laktasi.

Gambar 2.8. Sapi Milking Shorthorn
 Sapi Peranakan Fries Holland (PFH)
Sapi ini adalah hasil persilangan antara sapi asli Indonesia yakni
antara sapi jawa atau Madura dengan sapi FH. Hasil persilangan

tersebut kini popular dengan sebutan sapi Grati. Sapi PFH ini
banyak diternakkan di Jawa Timur terutama di daerah Grati
(AAK, 1995). Tanda-tanda sapi

Peranakan Fries Holland

(PFH)menyerupai FH, produksi relative lebih rendah dari pada
FH sedang badannya pun lebih kecil (AAK, 1995)

Gambar 2.9. Sapi Peranakan Fries Holland
2.2. Potensi Sumber Daya Alam dan Manusia
Keberhasilan usaha ternak sapi perah tergantung dari faktor
sumberdaya manusia dan sumberdaya alam. Variasi produksi yang tinggi
dan penurunan ini sangat dipengaruhi oleh pakan yang diberikan petani
terutama yang berasal dari konsentrat. Petani yang tidak mampu membeli
konsentrat mempunyai produksi susu yang rendah, demikian pula dengan
penggantian komposisi dan peningkatan komponen lokal bahan

pakan

menyebabkan penurunan produksi. Dengan demikian petani sangat
mengharapkan adanya pembinaan menyangkut perbaikan pakan tersebut
(Nurani, 2011).
Adanya permasalahan-permasalahan yang dihadapi peternak
merupakan faktor kurangnya kesadaran dalam memanfaatkan sumber daya
alam maupun sumber daya manusia yang ada, maka itu perlu dilakukan
usaha – usaha berikut (Nurani, 2011) :
2.1.1. Dukungan Pemerintah
Pemerintah perlu memberikan dukungan nyata untuk meningkatkan
produktivitas dan kualitas hasil ternak (susu) kepada para peternak.
Daya saing susu yang dihasilkan peternak hanya dapat ditingkatkan

apabila produktivitas dan kualitas tersebut ditingkatkan. Untuk itu,
penelitian dan pengembangan khususnya mengenai teknis dan
manajemen produksi perlu ditingkatkan.
2.1.2. Perlu dibentuk wadah kemitraan
Sistem peternakan kontrak (contract farming) merupakan satu
mekanisme kelembagaan yang memperkuat posisi tawar menawar
peternak dengan cara mengkaitkannya secara langsung ataupun tidak
langsung dengan badan usaha yang secara ekonomi relatif lebih kuat.
Melalui

kontrak,

peternak

tradisional/subsistem

ke

kecil

dapat

beralih

dari

usaha

produksi

yang

bernilai

tinggi

dan

berorientasi ekspor.
2.1.3. Kemajuan koperasi susu
Koperasi susu perlu didorong dan difasilitasi agar dapat melakukan
pengolahan sederhana susu segar antara lain pasteurisasi dan
pengemasan susu segar, pengolahan menjadi yogurt, keju dan
sebagainya. Hal ini disertai dengan program promosi secara luas
kepada

masyarakat

terutama

anak-anak

tentang

manfaat

mengkonsumsi susu segar dan produk-produk olahannya. Pendirian
pabrik pengolahan susu yang dimiliki koperasi juga perlu didorong.
Langkah ini diperlukan untuk mengantisipasi makin menguat dan
relatif stabilnya nilai kurs rupiah terhadap US dolar yang dapat
mengakibatkan industri pengolahan susu kembali mengimpor
sebagian besar bahan baku susunya dari luar negeri.
2.1.4. Kebijakan Pemerintah Pusat dan Daerah
Pemerintah Pusat maupun Daerah seyogyanya mengeluarkan
kebijakan-kebijakan yang mampu memperkuat posisi tawar peternak
sapi perah khususnya dan pengembangan agribisnis berbasis
peternakan umumnya. Ini antara lain dapat dilakukan dengan
menghapuskan retribusi yang menyebabkan ongkos produksi
bertambah mahal, menghapuskan pajak pertambahan nilai bila
pengolahan masih dilakukan oleh peternak serta pemberlakuan tarif

bea masuk terhadap susu impor untuk melindungi produksi dalam
negeri.

2.3. Analisis Usaha
2.3.1. Aspek Umum dan Hukum
 Latar Belakang Usaha
Berusaha di bidang ternak perah harus mempunyai pengetahuan
studi kelayakan usaha untuk mendapatkan keuntungan yang
optimal. Untung rugi usaha ternak sapi perah akan mudah diketahui
apabila biaya pokok untuk menghasilkan per liter air susu dapat
dihitung secara tepat (AAK, 1995).
 UU / Peraturan Pemerintah Pusat dan Daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1977 tentang Usaha
Peternakan (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3102) (AAK, 1995).
2.3.2. Aspek Ekonomi dan Pemasaran
 Kondisi Ekonomi
Menurut Ditjennak, Peningkatan konsumsi susu nasional tidak
diimbangi dengan peningkatan produksi susu nasional. Dimana
konsumsi susu masyarakat Indonesia terus meningkat (Pradana,
2009).
2.3.3. Aspek Finansial (Keuangan)
 Investasi
Besarnya pengeluaran tetap sangat bergantung dari besarnya modal
yang diinvestasikan untuk pembelian tanah, pembuatan kandang,
peralatan dan bibit. Untuk memperhitungkan ongkos tetap sebagai
biaya produksi, peternak harus mengetahui nilai depresiasi
bangunan kandang / peralatan dan bibit serta pengeluaran lain.
Nilai depresiasi tersebut dapat dicari dengan cara membagi jumlah
seluruh investasi dengan jumlah daya pemakaiannya (AAK, 1995).

 Biaya Produksi
Biaya produksi dikelompokkan menjadi biaya tetap (fix cost) dan
biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap merupakan biayabiaya yang tidak terpengaruh dengan volume produksi. Biaya
variable merupakan biaya yang berubah-ubah sesuai dengan
volume produksi (Pradana, 2009).
 Parameter Finansial
o Break Even Point (BEP)
BEP (Break Even Point) merupakan suatu kondisi dimana
diperoleh kalkulasi yang impas usaha agroindustri susu pada
posisi tidak rugi dan tidak untung. Perhitungan BEP dapat
dilakukan dengan satuan harga dan jumlah produk (Pradana,
2009).
o Aspek finansial adalah aspek yang menganalisis perhitungan
nilai investasi, penyusunan laporan keuangan, serta
perhitungan kinerja finansial. Metode yang digunakan untuk
menyatakan kelayakan aspek finansial menggunakan metode
Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of
Return adalah sebagai berikut:
-

Payback Period lebih kecil dari umur analisis.

-

Net Present Value bernilai positif.

BAB 3
ASPEK-ASPEK USAHA
3.1. VISI DAN MISI
 VISI
Sebagai usaha yang baru didirikan, visi usaha harus jelas untuk
menetapkan fokus usaha dan untuk pengembangan dari usaha. Untuk
itu, visi yang ditetapkan adalah :
o Produk susu perah yang berkualitas
o Kestabilan produksi yang cenderung naik untuk memenuhi
permintaan pasar dan pengembangan usaha
o Pengembangan usaha terus-menerus
 MISI
Untuk mewujudkan visi usaha, maka misi jangka panjang dan misi
jangka pendek usaha dari Pt. Milchcow Sejahtera adalah sebagai
berikut :
o Misi jangka panjang
-

Menambah jumlah sapi dari peternakan

-

Meningkatkan pangsa pasar semaksimal mungkin

-

Mengembangkan usaha produk olahan susu sapi segar

o Misi jangka pendek
-

Pemeliharaan sapi yang terstandar

-

Menghasilkan susu berkualitas dengan jumlah yang stabil

-

Memperoleh pasar yang tetap

3.2. ASPEK LEGAL DAN LINGKUNGAN
Aspek legal dan lingkungan menganalisis legalitas dan perizinan untuk
pembangunan bisnis peternakan sapi potong. Selain itu, menganalisis
dampak lingkungan yang terjadi serta penanggulangan terhadap dampak
lingkungan yang negatif. Aspek legal dan lingkungan dapat dikatakan layak
apabila telah memenuhi beberapa kriteria. Kriteria tersebut diantaranya:

o Perusahaan telah mempunyai izin yang diperlukan dari pemerintah
setempat dan dari sisi legalitas tidak termasuk ke dalam Daftar
Negatif Investasi (DNI).
o Adanya penanggulangan limbah yang dihasilkan dari kegiatan
operasional peternakan sapi potong sehingga tidak berbahaya bagi
lingkungan.
UD. Milchcow Sejahtera memiliki tempat untuk penanggulangan limbah
peternakan yang dimanfaatkan kembali oleh peternak menjadi pupuk
kandang untuk memupuk kebun rumput yang dikelola oleh peternak sebagai
cara dalam mengifisiensikan biaya pakan ternak. Selain itu, UD. Milchcow
Sejahtera juga telah memiliki ijin usaha dari pemerintah setempat. Sehingga
usaha yang dilakukan oleh UD. Milchcow Sejahtera merupakan usaha yang
legal dan layak.
3.3. ASPEK PEMASARAN
3.3.1

DEMAND FORECASTING
www.tempo.com melansir pada 18 september 2015, bahwa
Indonesia masih mengimpor susu sebanyak 3 juta ton per tahun. Hal
tersebut disebabkan karena produksi susu baru memenuhi 21% dari
kebutuhan bahan baku produk olahan susu sebanyak 3,8 juta ton
pertahun. Selain itu ditambahkan oleh menteri perindustrian Saleh
Husin, bahwa konsumsi susu masyarakat Indonesia masih sangat
rendah. Sehingga pemenuhan kebutuhan gizi akan susu juga masih
rendah. Dari informasi tersebut dapat diketahui bahwa perkiraan
akan permintaan susu sapi masih sangat tinggi.

3.3.2

ANALISIS PERSAINGAN
Meskipun banyak pesaing yang ada di daerah Malang dan Batu
khususnya di Batu Pujon, akan tetapi banyaknya pesaig tersebut
tidak berdampak yang signifikan terhadap peternakan sapi perah
yang akan didirikan dini. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya
bahwa pasar untuk memasarkan produk susu sapi segar ini juga
sangat besar. Hal tersebut dikarenakan banyaknya pabrik pengolahan

susu yang berada disekitar kota Malang dan Batu yang pastinya
masih membutuhkan pasokan susu perah segar yang lebih untuk
kegiatan produksinya. Selain itu, permintaan susu sapi oleh
masyarakat sendiri juga masih sangat tinggi. Sehingga persaingan
dalam usaha peternakan ini dapat dikatakan tidak memiliki dampak
dalam usaha yang akan didirikan.
3.3.3

STRATEGI PEMASARAN
Strategi pemasaran yang diterapkan oleh UD. Milchcow Sejahtera
berfokus pada 3P yaitu product, price, dan place.
Uraian

Product

Pesaing

UD. Milchcow
Sejahtera
ternak Menggunakan kebun

Produk yang

Pakan

berkualitas yang

bergantung

daopat memenuhi

pembelian

standar. Kualitas

dari petani rumput kualitas rumput dapat

produk bergantung

atau

pada kualitas pangan

rumput.

dan indukan.

pada rumput yang diolah
pakan sendiri

sehingga

pengepul terjamin. Selain itu
jenis sapi yang dipilih
merupakan jenis sapi
pilihan yaitu Friesian

Price

Holland.
Harga yang ditentukan Menggunakan harga Harga yang ditetapkan
atas susu sapi perah pasaran
setiap liternya.

kualitas yang rata- rendah
rata sama.

Place

Lokasi

dengan akan

peternakan Lokasi

pakan

dan

serta
peternakan.

perolehan malang.
kualitas
akses

lebih

dari

harga

pasar dengan kualitas
yang sesuai standar.
terbanyak Masih dalam lingkup

menentukan akan baik berada diluar kota kota
buruknya

sedikit

malang

dalam

memudahkan akses.

3.3.4

STP PETERNAKAN
o Segmen pasar
Segmen yang dituju yaitu pasar lokal dalam wilayah Malang
dan sekitarnya.
o Targer pasar
Target pasar yang akan dikejar oleh UD. Milchcow Sejahtera
yaitu konsumen dari golongan menengah kebawah. Maka
pasar yang ditargetkan yaitu koperasi pengepul susu sapi
perah dan restaurant yang ada di daerah Malang dan sekitar.
o Positioning pasar
UD. Milchcow Sejahtera akan menekankan positioning
bahwa UD. Milchcow Sejahtera merupakan usaha dagang
yang dapat memproduksi susu dengan kulitas yang tinggi dan
dapat memenuhi semua permintaan dari pelanggan.

3.3.5

ANALISIS SWOT
 Strengths
 Opportunities
 Perputaran modal cepat
 Program pemerintah
 Jarak waktu BEP yang
untuk swa sembada
 sapi yang masih belum
cukup singkat
 Ketersediaan
lahan,
tercapai
 Kebutuhan susu sapi
bibit sapi dan pakan
 Mudah
dalam
yang terus naik
 Terbatasnya peternak
pemasaran
 Bisnis yang cukup
di Indonesia
mudah dan simple
 Weaknesses
 Threats
 Terbatasnya
lahan
 Penolakan
dari
ternak
masyarakat
(bau
 Keterbatasan
modal
limbah)
 Harga pakan yang
usaha peternak
semakin mahal
Alih
fungsi
lahan
peternakan

3.4. ASPEK OPERASIONAL

3.4.1. DESAIN LAYOUT
Peternakan tentu akan membutuhkan suatu lahan dan tempat
untuk menernak sapi-sapi tersebut hingga siap potong dan
menghasilkan susu yang siap untuk didistribusikan. Desain layout
yang strategis sangat dibutuhkan untuk kenyamanan sapi-sapi tersebut
sehingga menghasilkan produk-produk yang berkualitas. Kandang
sapi atau layout yang efisien untuk setiap ekor sapi membutuhkan
2,5x1,5 meter lahan. Sehingga untuk 40 ekor sapi akan membutuhkan
187,5 meter persegi (hanya untuk kandang sapi).
Berikut ini contoh kandang sapi dengan satu lantai.

Gambar 3.1 Kandang sapi
1. Tata letak kandang.
Letak kandang harus lebih tinggi dari lingkungan sekitarnya agar
tidak tergenang, selain itu juga memudahkan pembuangan limbah
cair. Untuk kandang satu baris lebih baik jika kepala sapi
menghadap ke timur, walaupun belum ada penelitian akan hal ini
tetapi dari pengalaman sapi yang menghadap ke timur hasilnnya
akan lebih baik. Jika kandang dua baris maka kandang membujur
utara selatan.
2. Konstruksi Kandang
Yang perlu diingat bahwa konstruksi kandang harus kuat agar
tidak mudah roboh, bahan yang digunakan murah, sirkulasi udara
lancar, mudah dalam pengelolaan (pemberian pakan maupun
pembersihan kotoran dan sisa pakan)

a) Bahan kandang, bahan untuk konstruksi bisa dari kayu,
beton atau besi disesuaikan dengan dana dan ketersediaan di
daerah masing masing, setidaknya bahan yang digunakan
mampu bertahan 5 sampai 10 tahun.
b) Lantai kandang, tidak boleh licin agar ternak tidak
terpelesat. Bahan lantai bisa dari beton, papan kayu, atau
tanah yang dipadatkan dengan dilapisi jerami kering agar urin
mudah terserap. Lantai dibuat miring 2-5 %, kemiringan
lantai tidak boleh terlalu miring. Jika lantai kandang terlalu
miring menyebabkan sapi terpeleset dan cedera, selain itu
beban bobot badan sapi akan tertumpu pada kaki belakang
yang menyebabkan kuku dan kaki belakang bengkok. contoh
kemiringan lantai kandang seperti gambar dibawah ini:

Gambar 3.2. Lantai Kandang
c) Atap kandang, terbuat dari bahan genteng, seng, rumbia,
asbes dan lain-lain. Untuk daerah panas (dataran rendah)
sebaiknya menggunakan bahan genting sebagai atap kandang.
Kemiringan atap untuk bahan genting adalah 30 – 45 % ,
asbes atau seng sebesar 15 – 20 % dan rumbia atau alangalang sebesar 25 – 30%, Ketinggian atap untuk dataran
rendah 3,5 – 4,5 meter dan dataran tinggi 2,5 – 3,5 meter.
Bentuk dan model atap kandang hendaknya menghasilkan
sirkulasi udara yang baik di dalam kandang, sehingga kondisi
lingkungan dalam kandang memberikan kenyamanan ternak.
Berdasarkan bentuk atap kandang, beberapa model atap yaitu
atap monitor, semi monitor, gable dan shade. Model atap
untuk daerah dataran tinggi hendaknya menggunakan shade

atau gable, sedangkan untuk dataran rendah adalah monitor
atau semi monitor.

Gambar 3.3. Model Atap Kandang
d) Dinding kandang, bisa terbuat dari papan kayu, beton
ataupun bambu. pada daerah dataran tinggi yang cukup
dingin dinding dibuat paling tidak setinggi sapi ketika berdiri
dan lebih rapat, sedangkan pada daerah dataran rendah yang
cukup panas bisa tanpa dinding tetapi cukup pagar pembatas
agar sapi tidak keluar kandang.
e) Lorong kandang, pada kandang dua baris lorong kandang
merupakan sekat/ antara baris satu dengan lainnya, lorong
kandang ini di buat agak lebar (1 -2meter) agar memudahkan
mengangkut pakan untuk kandang kepala saling berhadapan
(head to head) dan memudahkan pembersihan untuk kandang
yang saling membelakangi (tail to tail). Gambar Lorong
kandang seperti di bawah ini:

Gambar 3.4. Lorong Kandang

3. Perlengkapan Kandang
Beberapa perlengkapan kandang untuk sapi potong meliputi:
palungan yaitu tempat pakan, tempat minum, saluran darinase,
tempat penampungan kotoran, gudang pakan dan peralatan
kandang. Di samping itu harus dilengkapi dengan tempat
penampungan air yang terletak diatas (tangki air) yang
dihubungkan dengan pipa ke seluruh kandang.
a) Palungan, merupakan tempat pakan dan tempat minum yang
berada didepan ternak, terbuat dari kayu atau tembok dengan
ukuran mengikuti lebar kandang. Sedangkan lebar palungan
adalah 50cm, dan tinggi bagian luar 60 cm dan bagian dalam
sebesar 40cm. Ukuran palungan untuk kandang kelompok
adalah mengikuti panjang kandang, dengan proporsi tempat
minum yang lebih kecil dari tempat pakan. Berikut contoh
gambar tempat pakan.

Gambar 3.5. Model Palungan
b) Selokan, merupakan saluran pembuangan kotoran dan air
kencing yang berada dibelakang kandang ternak individu.
Ukuran selokan kandang disesuaikan dengan kondisi
kandang dan tujuan pemeliharaan. Ukuran selokan digunakan
pada untuk kandang individu, dengan ukuran lebar 30 – 40
cm dan dalam 5 – 10 cm.
c) Tempat penampungan kotoran, atau bak penampungan
yang terletak dibelakang kandang, ukuran dan bentuknya
disesuikan dengan kondisi lahan dan tipe kandangnya.
Pembuangan kotoran dari kandang kelompok dilakukan

setiap 3-4 bulan sekali sesuai dengan kebutuhan, berupa bak
penampungan limbah padat berupa feces dan berfungsi untuk
proses pengeringan dan pembusukan feses menjadi kompos.
Untuk limbah cair seperti air kencing dan air sisa pencucian
kandang yang bercampur kotoran dapat langsung masuk
digester biogas, jika tidak masuk ke digester biogas dapat
berupa kolam yang tentunya letaknya lebih rendah daripada
kandang.
4. Peralatan Kandang
Beberapa peralatan yang banyak digunakan untuk kandang sapi
potong meliputi: sekop untuk membersihkan kotoran, sapu lidi,
sikat, tali sapi dan kereta dorong (gerobak).
5. Ukuran Kandang
Untuk kandang individu umumnya berukuran 1,5m dan pandang
2,5 meter. akan tetapi ukuran ini tidaklah baku menyesuaikan
besar kecilnya sapi dan status fisiologisnya. Untuk penggemukan
sapi timor (sapi bali yang ada di NTT) ukuran kandang bahkan
bisa hanya 75 cm, dimana pergerakan sapi dibatasi.
6. Model Kandang
Ada 2 macam model kandang sapi yaitu kandang bebas (loose
housing) dan kandang konvensional (conventional/ stanchion
barn). Kandang bebas merupakan kandang terbuka tanpa
penyekat antara ternak sehingga ternak bebas bergerak pada areal
yang cukup luas. Kandang konvensional merupakan kandang
yang diberi penyekat sehingga ternak tidak mempunyai
kesempatan untuk bergerak bebas. Ada dua tipe kandang
konvensional yaitu kandang tipe tunggal dan tipe ganda.
Penempatan sapi dalam satu baris biasa dilakukan jika
menggunakan kandang tipe tunggal. Kandang tipe ganda,
penempatan sapi dilakukan dengan membuat dua baris atau
jajaran dengan saling berhadapan atau saling bertolak belakang

dan di antara kedua baris sapi itu dibuat jalur untuk jalan. Adapun
kandang yang kami ukur termasuk kandang konvensional karena
kandang tersebut diberi penyekat. Untuk itu model yang akan
dipilih yaitu model kandang bebas atau loose housing.
Sarana maupun prasarana yang bersifat sebagai penunjang
kelengkapan dalam suatu peternakan antara lain kantor pengelola,
rumah karyawan, gudang, kebun hijauan pakan, jalan, reservoir
air, dan tempat pembuangan kotoran. Kantor kelola merupakan
pusat

pengelolaan

dan

pengawasan

peternakan

dan

administrasinya. Letaknya berada di depan lokasi kandang dengan
jarak sekitar 25-50 m dari kandang. Rumah karyawan digunakan
sebagai tempat tinggal karyawan guna pengawasan atau
keamanan ternak dan lingkungannya. Gudang merupakan salah
satu sarana dalam perkandangan. Gudang dapat digunakan untuk
menyimpan pakan maupun peralatan. Kebutuhan pakan bagi
ternak sapi akan selalu terpenuhi dengan adanya gudang
penyimpanan pakan. Kebun hijauan sangat diperlukan untuk
menunjang pemenuhan pakan hijauan bagi ternak. Luasnya
disesuaikan dengan jumlah ternak yang dipelihara. Kandang sapi
yang kami ukur memiliki jumlah sapi 20 ekor dan memiliki kebun
hijauan dengan ukuran 47,2 m x 37,5 m. Jalan berfungsi untuk
mempermudah pengawasan dan pengontrolan lokasi. Reservoir
dapat berupa bak tanam maupun menara air . Bak-bak penampung
air ini berfungi untuk memenuhi kebutuhan air minum ternak,
pembersihan kandang dan untuk memandikan ternak. Adapun bak
penampung air pada kandang tersebut memiliki panjang 170 cm,
lebar 70 cm dan tinggi 80 cm. Tempat pembuangan kotoran
sangat penting dalam perkandangan. Jarak tempat pembuangan
kotoran sekurang-kurangnya 10 m dari kandang. Adapun pada
kandang sapi yang kami ukur tempat pembuangan kotoran terlalu
dekat dengan kandang, hal ini akan mengganggu pernapasan
ternak maupun pemelihara.

Secara umum, kandang sapi yang kami amati sudah
memenuhi persyaratan kandang sapi yang baik. Hal ini dapat
dilihat dari hasil yang telah kami ukur dan kemudian
dibandingkan dengan referensi persyaratan kandang sapi yang
baik yang kami dapatkan.
3.4.2. RUMPUT / PAKAN SAPI
Makanan sapi merupakan hal pertama yang harus difikirkan
saat akan membuka peternakan sapi. Tanpa pasokan rumput sapi yang
pasti, maka peternakan sapi tidak akan berjalan dengan baik atau
bahkan tidak dapat didirikan. Pasokan makanan sapi atau rumput
dapat diperoleh dengan membeli rumput dari petani rumput. Selain
itu, rumput juga akan diperoleh dari lahan yang memang khusus untuk
ditanami rumput sebagai pasokan makaan sapi atau rumput. Hal
tersebut

juga

merupakan

upaya

dalam

meminimalisir

biaya

operasional yang akan dikeluarakan.
3.4.3. ALAT PEMERAH SUSU SAPI
Mengingat sapi yang akan diternak tidak hanya terdiri dari
satu ataupun dua sapi, amkan untuk mempercepat proses pengerjaan
akan digunakan alat pemerah susu sapi. Untuk sementara alat ini
hanya akan terdiri dari 2 alat saja mengingat usaha ini baru didirikan.

Gambar 3.6. Alat pemerah susu sapi

3.5. ASPEK SUMBERDAYA MANUSIA
3.5.1. MANAJEMEN
Suatu usaha tanpa tatanan manajemen yang baik maka usaha tersebut
akan sulit untuk berkembang. Berikut merupakan gambaran umum
dari manajemen peternakan sapi perah UD. Milchcow Sejahtera :
Nama usaha

: UD. Milchcow Sejahtera

Bentuk usaha

: Peternakan sapi perah

Penasihat usaha

: Anton (Peternak Sapi Perah)

Pimpinan

: Alifatul Jannah

Kepala keuangan

: Kartika Aji Lukitasari

Kepala operasional

: Isninnoviana Ilmi Amalia

Kepala sumberdaya manusia

: Afratsin Maisya

Karyawan

:*
*
*
*
*

Karyawan tidak tetap
-

Dokter hewan

:*

3.5.2. JOB DESCRIPTION DAN JOB SPECIFICATION
Pembagian pekerjaan dalam peternakan dibagi menjadi lima
bagian yang masing-masing bertanggung jawab atas pekerjaan yang
penting dalam peternakan. Pembagian tanggungjawab pekerjaan ini
yaitu :
o Pimpinan. Pimpinan usaha dibutuhkan untuk mengorganisir
setiap pekerjaan yang ada dalam peternakan dan membuat
kesimpulan

akhir

mengembangkan

dari
usaha

keputusan
peternakan.

bersama

dalam

Pimpinan

harus

mengetahui berbagai macam aspek yang ada peternakan.

o Kepala keuangan. Kepala keuangan bertugas untuk mencatat
setiap aktivitas keuangan dalam usaha peternakan dan
mengorganisir setiap aktivitas keuangan peternakan. Kepala
keuangan juga bertanggungjawab atas laporan keuangan
peternakan.
o Kepala operasional. Kepala operasional bertanggungjawab
atas kegiatan operasional peternakan mulai dari pengurusan
sapi hingga peternakan.
o Kepala SDM. Kepala SDM akan bertanggungjawab atas
pemeliharaaan setiap pekerja yang ada di peternakan dan
bertanggungjawab

untuk

mencari

setiap

pekerja

yang

kompeten dan penempatannya dalam peternakan.
o Karyawan. Karyawan merupakan pekerja yang bertugas untuk
mengurus kegiatan sehari-hari peternakan mulai dari mengurus
sapi, kandang, memeras susu, dan lain-lain.
Oleh karena posisi dari pimpinan dan kepala pengurus masigmasing bagian dipegang oleh pemilik sendiri berdasar dari
background masing-masing pemilik dibidang manajemen bisnis
karena pemilik merupakan mahasiswa S1 Manajemen UB. Maka,
pemilik hanya mencari karyawan dan dokter ahli hewan dengan
spesifikasi :
 Karyawan :
o Pendidikan tidak dipermasalahkan
o Memiliki pengalaman dalam mengurus sapi dan memerah
susu sapi
o Laki-laki
o Berkepribadian baik, penyabar dan pekerja keras
o Tempat tinggal disekitar karangploso
 Dokter hewan :
o Memiliki lisensi dokter hewan
o Teliti

3.5.3. STRUKTUR ORGANISASI
Pimpinan

Kepala Keuangan

Kepala SDM

Kepala Operasional
Dokter Hewan /
pengurus kesehatan sapi

Karyawan
3.6. ASPEK KEUANGAN
3.6.1. ANALISIS BEP
BEP rupiah

= Total biaya / jumlah produk
= Rp. 60.430.000 : 27000
= Rp. 2.240

 Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa untuk
mencapai laba 0 maka harga yang harus dikenakan oleh
peternak adalah sebesar Rp. 2.240.
BEP unit

= total biaya / harga
= Rp. 60.430.000 : Rp. 4000
= 15108 liter
= 16 ekor sapi untuk dipelihara

 Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa untuk
mencapai laba 0 maka jumlah produksi susu perah yang harus

dipenuhi oleh peternak adalah sebesar 15108 liter perkuartal
atau dengan memelihara minimal 16 ekor sapi
3.6.2. ANALISIS PAYBACK PERIODE
Payback Period

= (investasi awal) / (arus kas) x 1 kuartal
= Rp. 628.150.000 / Rp. 81.744.300
= 8 kuartal

 Payback Period dari investasi tersebut adalah 8 kuartal.
Artinya dana yang tertanam dalam aktiva sebesar Rp.
628.150.000 akan dapat diperoleh kembali dalam jangka
waktu 8 kuartal.
3.6.3. ANALISI NPV
Net Present Value (NPV) yang dihasilkan yaitu sebesar Rp
77.530.517,-. Perhitungan Net Present Value (NPV) dengan
menggunakan rata-rata tingkat suku bunga deposito tahunan yaitu
sebesar 6,5%.
3.6.4. ASET PETERNAKAN
Usaha peternakan sapi perah UD. Milchcow Sejahtera
dalam

pendirian

usahanya

akan

memiliki

aset-aset

dalam

pengoperasiannya. Berikut adalah table aset yang dimiliki oleh UD.
Milchcow Sejahtera :
Table 3.1. Aset UD. Milchcow Sejahtera
No

Inventaris

Volume

Satuan

Status

.
1.
2.

Kandang
Ternak Sapi (Total)

2

Blok/lokal

Hak Milik

‐ Laktasi

30

Ekor

Hak Milik/Bagi hasil

‐ Pedet(Betina)

5

Ekor

Hak Milik/Bagi hasil

‐ Jantan

1

Ekor

Hak Milik/Bagi Hasil

‐ Dara

4

Ekor

Hak Milik/Bagi Hasil

3.
4.
5.
6.

Gudang Pakan
Kebun Rumput
Sekretariat
Rumah pegawai

1
1
1
1

Blok/lokal
Hektar
Blok/lokal
Blok/lokal

Hak Milik
Hak Milik
Hak Milik
Hak Milik

3.6.5. INVESTASI AWAL
Untuk memulai usaha peternakan sapi perah UD.
Milchcow Sejahtera ini maka dibutuhkan investasi awal seperti
berikut :
Table 3.2. Investasi awal peternakan sapi perah
No. Investasi

Harga (Rp)

Jumlah

Total (Rp)

(unit)
1.
2.

3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Kandang sapi
Ternak Sapi (Total)

10.000.000

2

20.000.000

‐ Laktasi

15.000.000

30

450.000.000

‐ Jantan

15.000.000

1

15.000.000

‐ Dara

10.000.000

4

40.000.000

5.000.000

5

25.000.000

- Pedet
Gudang Pakan
Kebun Rumput
Administrasi
Gedung sekretariat
Rumah pegawai
Peralatan
Perlengkapan
Lain-lain

650.000
1
650.000
7.000.000 1 hektar
7.000.000
1.000.000
1.000.000
30.000.000
30.000.000
2.500.000
2.500.000
15.000.000
2
30.000.000
2.000\.000
2.000.000
5.000.000
5.000.000
Total Investasi Awal
628.150.000
Investasi awal ini merupakan modal awal dari usaha

peternakan sapi perah ini. Modal awal ini dipenuhi dengan modal
sendiri, dimana modal tersebut merupakan modal yang dikumpulkan
dari masing-masing pendiri usaha yang berjumlah 4 orang dengan
presentase yang sama setiap orangnya.
3.6.6. BIAYA OPERASIONAL
Berikut merupakan biaya-biaya yang perlu dikeluarkan
dalam kegiatan operasional peternakan sapi yang disajikan dalam
jumlah per kuartal.
Table 3.3. Biaya operasional peternakan sapi perah kuartal

No.
1.
2.
3.
4.
5.

Operasional
Biaya pakan 8 kg x Rp.250 x 35 x 45 hari
Biaya pemeliharaan kebun rumput
Konsentrat 1,5kg x 40 x Rp. 2700 x 90
Biaya IB dan kesehatan hewan 40 x Rp. 50.000
Upah karyawan
-

6.

Jumlah (Rp)
3.150.000
5.000.000
14.580.000
2.000.000

Karyawan 5 x Rp. 1.500.000 x 3

22.500.000

- Dokter ahli
Biaya pemeliharaan sapi pedet 5 x 5 liter x Rp.

2800 x 90
7.
Biaya listrik dan air
8.
Biaya lain-lain
Total

3.000.000
6.300.000
900.000
3.000.000
60.430.000

3.6.7. PROYEKSI NERACA
Tabel. 3.4. Proyeksi Laporan Neraca Per Kuartal
Aktiva
Aktiva lancar
Kas
Piutang
Persediaan

Rp. 75.000.000
Rp. 7.000.000

- Persediaan pakan

Rp. 1000.000

- Persediaan konsentrat

Rp. 10.000.000

- Persediaan vaksin
Jumlah aktiva lancar
Aktiva tetap
Tanah
Akm. Penyusutan tanah
Bangunan
Akm. Penyusutan bangunan
Kandang
Akm. Penyusutan kandang
Peralatan
Akm. Penyusutan peralatan
Jumlah aktiva tetap
Jumlah aktiva

Rp. 1000.000
Rp. 94.000.000
Rp. 501.637.500
(Rp. 21.537.500)
Rp. 32.500.000
(Rp. 3.250.000)
Rp. 20.000.000
(Rp. 2.000.000)
Rp. 30.000.000
(Rp. 3.000.000)
Rp. 505.000.000
Rp. 646.000.000
Passiva

Kewajiban
Hutang jangka panjang
Pinjaman bank
Hutang jangka pendek

Rp. 200.000.000

Bunga pinjaman bank
- Bulan 1

Rp. 2.000.000

- Bulan 2

Rp. 2.000.000

- Bulan 3
Jumlah kewajiban
Modal
Jumlah passiva

Rp. 2.000.000
Rp. 206.000.000
Rp. 440.000.000
Rp. 646.000.000

3.6.8. HASIL PENJUALAN
Dari peternakan sapi ini, produk yang dihasikan akan
memperoleh pendapatan sebagai berikut :
Table 3.3. pendapatan peternakan sapi perah kuartal
No. Pendapatan
1.
Penjualan susu 10 liter x 30 x 90 x Rp. 4000
2.
Penjualan sapi pedet 5 x Rp. 7000.000
Total

Jumlah (Rp)
108.000.000
35.000.000
143.000.000

3.6.9. LAPORAN LABA RUGI
Dengan mengurangkan pendapatan yang diperoleh
dengan jumlah biaya yang dikenakan dalam peternakan sapi selama
satu kuartal ini maka akan diperoleh laba usaha seperti berikut :l
Table 3.4. laporan laba/rugi peternakan sapi perah kuartal
Pendapatan
Biaya operasional
Laba operasional
Pajak (1%tarif pajak usaha

Rp. 143.000.00
(Rp. 60.430.000)
Rp. 82.570.000
(Rp. 825.700)

dagang)
Laba bersih

Rp. 81.744.300

3.6.10. ARUS KAS KUARTAL PERTAMA
Table 3.4. laporan arus kas peternakan sapi perah.

0
Cash in :
Penerimaan

1

Kuartal ke
2

3

4

143.000.000

143.000.000

143.000.000

143.000.000

Cash out:
Modal sendiri
Total biaya
Total cash out
Cash Flow

628.150.000
(628.150.000
)
(628.150.000
)

60.430.000
60.430.000

60.430.000
60.430.000

60.430.000
60.430.000

60.430.000
60.430.000

82.570.000

82.570.000

82.570.000

82.570.000

PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Berdasarkan apa yang telah dibahas diatas, maka usaha peternakan
sapi perah UD. Milchcow Sejahtera ini merupakan usaha yang layak untuk
dilakukan. Dilihat dari segi propek usaha dalam pasar maupun laba serta
faktor geografis yang sesuai membuat usaha peternakan sapi ini menjadi
usaha yang sangat menjanjikan untuk dilakukan.
Analisis usaha memiliki prospek yang sangat baik, karena aspek
hukum dalam izin usaha peternakan sapi perah di dapatkan dari kemitraan
dengan Dinas Peternakan setempat. Ditinjau dari aspek finansial dan
kelayakan usaha, peternakan sapi perah ini sudah memberikan keuntungan
setiap laktasi bagi peternak.
4.2. SARAN
Sebagai suatu peternakan sapi perah, kualitas susu perah yang
dihasilkan harus selalu dijaga agar memenuhi standar kulitas yang baik atau
bahkan dapat melebihi standar tersebut. Selain itu, kebersihan dari kandang
sapid an sapi perah sendiri juga harus selalu dijaga agar susu tidak
terkontaminasi oleh bakteri yang akan membuat susu menjadi tidak sesuai
dengan standart susu yang baik dan akan membuat peternak menjdai rugi
karena dengan demikian susu tidak daoat dijual kembali.

DAFTAR PUSTAKA

Anonym . 2014. http://www.analisausaha.net/analisa-usaha-sapi-perah/ . online.
Sabtu 21 November 2015
Anomim. 2009. http://www.agrina-online.com/redesign2.php?rid=10&aid=2873 .
online. Sabtu 21 November 2015
Elfiranto, Yose. 2014. Membangun Kandang Sapi Yang Baik Dan Benar.
Bandung.
E‐Farm Nusantara Organization (Efno). 2010. Pengembangan Usaha Peternakan
Pembibitan Sapi Perah Rakyat Fh (Frissien Holstein) : Melalui Program
Pengadaan Sapi Dara Siap Ib/ Bunting (Replacement Stock), Sapi Perah
Produksi (Laktasi) Dan Trading (Perdagangan Sapi Perah). Jawa barat.
Nur,

Aprisal.

2013.

https://www.academia.edu/4441652/Laporan_Praktek_Lapang . online.
Sabtu 21 November 2015
Anomim.
www.krjogja.com/peternak_sapi_perah_beralih_ke_sapi_potong.

2012.
.

online. Sabtu 21 November 2015
Anomim. 2013. www.trobos.com/banyak_peternak_beralih_ke_sapi_potong .
online. Sabtu 21 November 2015
Anonym. 2015. www.tempo.com/pasokan_susu_sapi_nasional? . online. Sabtu 21
November 2015
AAK. 1995. Petunjuk Praktis Beternak Sapi Perah. Kanisius. Yogyakarta.
Ako. 2012. Ilmu Ternak Perah. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.
Makassar.
Umar, H. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.