KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA (1)

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

KANTOR WILAYAH JAMBI
Jalan Kapten Sujono, Kotabaru, Jambi 36128 Telp. (0741) 40085 – 40127, Fax (0741) 444029
Website: http://jambi.kemenkumham.go.id Email: kanwiljambi@yahoo.co.id

Nomor
: W.5-PW.02.02-3
Lampiran : 1 (satu) berkas
Perihal
: Laporan Gratifikasi Triwulan IIITahun 2017

02 Oktober 2017

YTH:
1. Sekretaris Jenderal Kementerian Hukum dan HAM R.I
2. Inspektur Jenderal Kementerian Hukum dan HAM R.I
di –
Jakarta

Bersama ini dengan hormat kami sampaikan Laporan Gratifikasi Triwulan III

Tahun 2017 Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jambi.
Demikian untuk menjadi periksa, atas
kasih.

perhatiannya kami ucapkan terima

KEPALA KANTOR WILAYAH,

BAMBANG PALASARA
NIP. 19580803 198503 1 001

LAPORAN GRATIFIKASI TRIWULAN III TAHUN 2017
KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
JAMBI

KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN
HAMJAMBI
TAHUN 2017

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA


KANTOR WILAYAH JAMBI
Jalan Kapten Sujono, Kotabaru, Jambi 36128 Telp. (0741) 40085 – 40127, Fax (0741) 444029
Website: http://jambi.kemenkumham.go.id Email: kanwiljambi@yahoo.co.id

LAPORAN GRATIFIKASI TRIWULAN III TAHUN 2017
KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
JAMBI

I.

PENDAHULUAN
Korupsi merupakan salah satu kata yang cukup populer di masyarakat dan telah
menjadi tema pembicaraan sehari-hari. Namun demikian, ternyata masih banyak
masyarakat yang belum mengetahui apa itu korupsi. Pada umumnya, masyarakat
memahami korupsi sebagai sesuatu yang merugikan keuangan negara semata.
Dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, ada 30 jenis tindak
pidana korupsi. Ke-30 jenis tindak pidana korupsi tersebut pada dasarnya dapat
dikelompokkan menjadi tujuh, yaitu:

1. Kerugian keuangan Negara;
2. Suap-menyuap;
3. Penggelapan dalam jabatan;
4. Pemerasan;
5. Perbuatan curang;
6. Penturan kepentingan dalam pengadaan; dan
7. Gratifikasi.
Dari berbagai jenis korupsi yang diatur dalam undang-undang, gratifikasi
merupakan suatu hal yang relatif baru dalam penegakan hukum tindak pidana
korupsi di Indonesia. Gratifikasi diatur dalam Pasal 12B Undang-Undang tersebut di

atas. Dalam penjelasan pasal tersebut, gratifikasi didefinisikan sebagai suatu
pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat, komisi,
pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata,
pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya, yang diterima di dalam negeri maupun
yang di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronika
maupun tanpa sarana elektronika. Meskipun sudah diterangkan di dalam undangundang, ternyata masih banyak masyarakat Indonesia yang belum memahami
definisi gratifikasi, bahkan para pakar pun masih memperdebatkan hal ini.Dengan
latar belakang rendahnya pemahaman masyarakat Indonesia atas gratifikasi yang
dianggap suap sebagai salah satu jenis tindak pidana korupsi, untuk memahami

definisi dan konsep gratifikasi serta mengetahui harus bersikap bagaimana apabila
berhadapan dengan gratifikasi.Untuk mengendalikan gratifikasi di lingkungan Kantor
Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia Jambi tentang pengendalian
gratifikasi dan pembentukan Unit Penanganan Gratifikasi (UPG) dari Kantpr
wilayah sampai dengan UPT (Unit Pelaksana Teknis) di level bawah. “Ada kriteria
gratifikasi yang harus dilaporkan, karena sudah diatur kriterianya. Gratifikasi lain
dengan pungli, kalau pungli ada petugas yang meminta uang kepada masyarakat,
sedangkan gratifikasi merupakan pemberian hadiah dari pihak ketiga, termasuk
pesta pernikahan, mana-mana yang harus dilaporkan, ini poin-poin yang kita berikan
hari ini”. Kegiatan ini merupakan anjuran dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
yang mewajibkan melaporkan hadiah atau pemberian apapun, sebagai upaya
membersihkan internal kita. Sebagai tempat pelayanan publik Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM Jambi sangat rawan terjadi tindak suap melalui
gratifikasi ataupun pungli, namun pungli sudah ada yang mengurusi yaitu Saber Anti
Pungli, sedangkan Gratifikasi ini akan diurusi oleh UPG atau Unit Penanganan
Gratifikasi (UPG).

Tujuan Pemberantasan Unit Penanganan Gratifikasi untuk menciptakan
birokrasi pemerintah yang profesional dengan karakteristik, berintegrasi, berkinerja
tinggi, bebas dan bersih KKN, mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi,

dan memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur negara.

II.

DASAR PELAKSANAAN
1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
2. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 28
Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Kementrian
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia;
3. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2015 tentang tata Cara Penjatuhan Hukuman Disiplin dan Sanksi
Administratif Bagi Pegawai di Linkungan Kementrian Hukum dan Hak Asasi
Manusia;

III.

TUJUAN
Tujuan Pencegahan dan Penanganan gratifikasi berupa pemberian dalam arti
luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjam

tanpabunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, pengobatan Cuma-cuma, dan
fasilitas lainnya serta pemberian hadiah uang kepada pegawai diluar gaji yang
ditentukan, termasuk pesta pernikahan, gratifikasi di laksanakan oleh Tim Unit
Penanganan Gratifikasi Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Jambi. Sehingga akan terciptabirokrasi pemerintah yang profesional dengan
karakteristik, berintegrasi, berkinerja tinggi, bebas dan bersih KKN, mampu melayani

publik, netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode
etik aparatur negara.

IV.

SASARAN
Sasaran Pencegahan dan Penanganan gratifikasi ini adalah agar seluruh
Pegawai di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Jambi, menerapkan Pemberantasan gratifikasisehingga tercipta aparatur pemerintah
yang profesional dengan karakteristik, berintegrasi, berkinerja tinggi, bebas
gratifikasi, mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang
teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur negara.


V.

MATERI LAPORAN
1. Penyusunan rencana kerja Unit Penanganan Gratifikasi (UPG)
Adapun penyusunan rencana kerja UPG(Unit Penanganan Gratifikasi) Kantor
Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jambi adalah sebagai berikut :
a. Membuat banner, spanduk atau informasi seputar gratifikasi di dalam
ruangan layanan public, sehingga masyarakat dapat mengetahui tentang
larangan gratifikasi;
b. Menyediakan kotak pengaduan masyarakat. Kotak ini berfungsi sebagai
laporan masyarakat yang di jadikan sebagai alat ukur penentu kebijakan
dalam upaya peningkatan pelayanan public;
c. Masing–masing Satuan kerja melakukan sosialisasi kepada pegawai yang
menangani langsung pelayanan publik atau kepada
Gratifikasi

Unit Penangana

serta kepada masyarakat, sehingga kedua belah pihak saling


memahami dan tidak terindikasi terjadinya pungli.
2. Pemetaan Area Rawan Gratifikasi Dan Pencegahannya
Sebagian besar letak area rawan gratifikasi pada Sentra Pelayanan Publik yang
terdapat pada masing – masing Divisi.
a.

Divisi Administrasi

1) Layanan pengadaan Barang/Jasa (pejabat ULP dengan Vendor);
Implementasi untuk mencegah terjadinya gratifikasi,
-

Dengan adanya Aplikasi LPSE, Pejabat ULP dengan Vendor/Penyedia
tidak ada kesempatan untuk betatap muka secara langsung,
menyebabkan sampai dengan saat ini tidak adanya gratifikasi pada
kegiatan APBN-P di 3 (tiga) UPT yaitu sebagai berikut :
a) Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Jambi;
b) Lembaga Pemasyarakatan Khusus Anak Klas IIB Muara Bulian;
c) Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Muara Tebo.


2) Layanan pegawai pada kenaikan pangkat/golongan dan mutasi;
Implementasi untuk mencegah terjadinya gratifikasi :
-

Melakukan Sosialisasi ke Satker-Satker dalam Jajaran Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM Jambi, bahwa dalam proses kenaikan
pangkat/Golongan

dan

Mutasi

tidak

ada

pemberian

hadiah/gratifikasi.
3) Layanan pegawai pada kenaikan/peningkatan/promosi jabatan.

Implementasi untuk mencegah terjadinya pungli :
-

Dengan melakukan Open Bidding (seleksi terbuka) yang dilaksanakan
di Kantor Wilayah untuk mencari Pegawai yang berkompeten untuk
mengisi jabatan yang akan dipromosikan , maka sampai saat ini tidak
adanya gratifikasi.

b. Divisi Pelayanan Hukum dan HAM
1) Pelayanan Hukum dan HAM
Bahwa tugas pokok dan fungsi pada Subbidang Administrasi Hukum
Umum dan Kekayaan Intelektual diantaranya Pelayanan Pendaftaran
Kekayaan Intelektual (Paten, Merek, Cipta dan Desain Industri),
Permohonan Kewarganegaraan serta Layanan Fidusia yang semua
pelayanan itu dilakukan secara online sistem. Untuk layanan pendaftaran
Kekayaan Intelektual dapat dilakukan dengan aplikasi E-Filing DJKI dan
E-Cipta yang dapat diakses melalui www.dgip.go.id, sedangkan untuk
pelayanan

Fidusia


dan

Kewarganegaraan

dapat

diakses

melalui

www.ahu.go.id, sehingga para pemohon tidak lagi melakukan tatap muka

dengan petugas yang ada di Kantor Wilayah. Begitu pula dengan sistem
pembayaran PNBP, pemohon dapat membayarkan biayanya langsung ke
Bank yang telah ditunjuk maupun melalui mesin ATM karena semua
pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) telah terhubung ke
Sistem SIMPONI Kementerian Keuangan, maka dengan sistem yang
sudah terbangun ini menutup adanya gratifikasi.
2) Layanan bantuan hukum bekerjasama dengan organisasi Bantuan Hukum
(OBH);
-

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011
tentang Bantuan Hukum bahwa pelaksanaan bantuan hukum kepada
orang miskin di provinsi yang menjadi tugas dari Sub Bidang
Penyuluhan Hukum dan Bantuan Hukum Kantor Wilayah Kementerian
Hukum dan HAM Jambi dilaksanakan oleh Organisasi Bantuan Hukum
yang telah lulus Verifikasi dan akreditasi, dimana untuk Provinsi
Jambi terdapat 10 (sepuluh) Organisasi Bantuan Hukum. Untuk lebih
efektifnya serta terintegrasinya data pemberian bantuan hukum maka
di gunakan aplikasi SIDBANKUM Online sebagai sarana untuk
melakukan reimbursement oleh Organisasi Bantuan Hukum yang
telah memberikan bantuan hukum kepada orang miskin di Provinsi
Jambi serta untuk menghindari adanya gratifikasi maka dana
reimbursement langsung ditransfer ke rekening masing-masing
Organisasi Bantuan Hukum yang telah menginput data serta
memenuhi syarat yang ada di dalam SIDBANKUM Online, hal ini
dapat menghindari terjadinya gratifikasi.

3)

Layanan penyusunan perancang perundang-undangan.
-

Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dilakukan oleh tim
Perancang Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jambi
dengan berkoordinasi dan bekerjasama dengan Pemerintah
Daerah yang ada di Provinsi Jambi. Bentuk layanan yang
diberikan yaitu keterlibatan Perancang Peraturan Perundangundangan

dalam

setiap

tahap

pembentukan

peraturan

perundang-undangan mulai dari perencanaan, penyusunan,
pembahasan,

penetapan,

dan

pengundangan.

Dalam

pelaksanaannya, Pemerintah Daerah sebagai stake holder atau

pemangku kepentingan tidak dikenakan biaya apapun terkait
dengan layanan yang diberikan dalam hal penyusunan peraturan
perundang-undangan

yaitu

produk

hukum

daerah.

Tim

Perancang Peraturan Perundang-undangan akan menindaklanjuti
setiap

permintaan

pendampingan,

penyusunan,

ataupun

pembahasan suatu produk hukum daerah dari Pemerintah
Provinsi/Kabupaten/Kota dengan melakukan analisa

hukum

terlebih dahulu baik secara yuridis maupun empiris, dalam hal ini
tidak adanya gratifikasi.
4) Pelayanan Komunikasi Masyarakat masyarakat (YANKOMAS).
Yankomas mempunyai tugas menerima pengaduan masyarakat terkait
adanya indikasi pelanggaran HAM yang dilakukan oleh perorangan,
masyarakat maupun aparat penegak hukum. Dalam pelaksanaannya
pelapor tidak dipungut biaya sama sekali dan terhadap laporan tersebut
Tim Analis Permasalahan HAM pada Bidang HAM akan menindak lanjuti
laporan dengan melakukan penelaahan kasus (untuk mengetahui apakah
ada indikasi pelanggaran HAM atau tidak), melakukan koordinasi dengan
instansi terkait, melakukan rapat koordinasi serta membuat rekomendasi,
dan sampai saat ini tidak adanya gratifikasi.
c.

Divisi Keimigrasian.
Melaksanakan sebagian tugas Direktorat Jenderal Keimigrasian baik berupa
teknis (substantif) maupun administrasi (fasilitatif) sesuai dengan fungsinya
antara lain:
1) Melaksanakan koordinasi dalam rangka pemantauan, evaluasi dan
penyusunan

laporan

pelaksanaan

teknis

di

bidang

lalu

lintas

keimigrasian, izin tinggal dan status keimigrasian serta penindakan
keimigrasian dan rumah detensi imigrasi, dalam melaksanakan tugas ini
tidak adanya gratifikasi.
2) Memberikan

persetujuan

permohonan

perpanjangan

Izin

Tinggal

Keimigrasian Orang Asing dari UPT,dalam hal ini tidak adanya gratifikasi.
d. Divisi Pemasyarakatan.
1) Layanan Kunjungan WBP;

a) Sosialisasi melalui banner-banner tentang layanan bebas gratifikasi;
b) Melakukan pengawasan terhadaplayanan kunjungan berbasis IT,
tidak adanya gratifikasi;
c) Sosialisasi melalui briefing, apel siaga,

terhadap Petugas maupun

Warga Binaan Pemasyarakatan tentang pelayanan bebas gratifikasi;
d) Melakukan

inspeksi

mendadak

terhadap

pelaksanaan

layanan

masyarakat di Lapas-Rutanifikasi;
e) Menyediakan layanan pengaduan masyarakat baik agar terdeteksi
aganya gratifikasi;langsung maupun media online,(SMS, Email,
aplikasi layanan pengaduan), agar terdeteksi adanya gratifikasi/tidak.
2) Layanan PB, CB,CMB dan Assimilasi WBP
a) Melakukan layanan PB,CB,CMB, Remisi berbasis IT (aplikasi SDP)
untuk mempercepat pemberian layanan,indikasi bebas gratifikasi;
b) Bersosialisasi melaui briefing, apel siaga untu memastikan tidak
adanya gratifikasi dalam pengurusan PB,CB,CMB dan Pemberian
Remisi;
3) Layanan penempatan WBP;
a) Penempatan WBP disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku;
b) Melakukan sosialisasi untuk gerakan sapu bersih gratifikasi di Lapas
atau Rutan, bebas gratifikasi.
c) Melakukan motinoring dan evaluasi serta inspeksi mendadak untuk
memastikan ada/tidak adanya gratifikasi dalam penyelenggaraan
pemasyarakatan;
3. Kegiatan Pencegahan
Dalam melakukan pencegahan, tindakan di lakukan salah satunya menempatkan
poster/spanduk tentang gratifikasi di Kantor Wilayah dan UPT-UPT yang
berfungsi sebagai iklan yang isinya himbauan, larangan, ajakan, pengumuman
dan peringatan. Penempatan di tempatkan di tempat-tempat yang strategis yang
dapat di lihat banyak orang.

Kegiatan lainnya dalam melakukan pencegahan

dengan melakukan sosialisasi ke UPT.
4. Kegiatan Penindakan

Penindakan langsung pada pegawai.
Dalam proses penindakan UPG (Unit Penanganan Gratifikasi) Kantor Wilayah
turun langsung ke lapangan, untuk memeriksa langsung indikasi keterlibatan
oknum

pegawai.

Dalam

melakukan

pemeriksaan

UPG

Kantor

Wilayah

berkoordinasi dengan UPG Unit Pelaksana Teknis (UPT) pengawas internal yang
ada di UPT. Koordinasi perlu dilakukan agar tercapai penilaian yang objektif dan
tepat sasaran. Setelah melakukan pemeriksaan barulah didapat hasil dan
keputusan.
5. Kegiatan Yustisi
Tindakan Yustisi di lakukan dalam upaya penegakan hukum berdasarkan
undang-undang yang berlaku.

VI.

TEMPAT PELAKSANAAN
Tempat Pelaksanaan Pencegahan dan Penanganan Gratifikasidi Kantor Wilayah dan
Unit Pelaksana Teknis (UPT) dalam jajaran Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia Jambi.

VII.

KESIMPULAN DAN SARAN
A.

KESIMPULAN

Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jambi diharapakan
agar Pegawai dalam lingkungan Kantor Wilayah Kementereian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Jambi dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) memahami untuk tidak
melakukan gartifikasidalam aktivitas kedinasan sehari-hari.
Dengan adanya UPG (Unit Penanganan Gratifikasi), akan menjadizero
gratifikasi dan aparatur pemerintah yang profesional dengan karakteristik,

berintegrasi, berkinerja tinggi, bebas dan bersih KKN, mampu melayani publik,
netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik
aparatur negara.
B. SARAN
1. Untuk Peningkatan pelayanan, Aparatur Sipil Negara harus memberikan
pelayanan yang merata di berbagai aspek. Diharapkan agar Aparatur Sipil
Negara dapat melaksanakan tugas sehari-hari dengan baik dan mencegah
serta meniadakan gratifikasi;
2. Aparatur Sipil Negara harus memiliki pembaharuan/perubahan mindset ke arah
yang lebih baik (Bebas Gratifikasi).

Kepala Kantor Wilayah

BAMBANG PALASARA
NIP. 19580803 198503 1 001

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

KANTOR WILAYAH JAMBI
Jalan Kapten Sujono, Kotabaru, Jambi 36128 Telp. (0741) 40085 – 40127, Fax (0741) 444029
Website: http://jambi.kemenkumham.go.id Email: kanwiljambi@yahoo.co.id

Nomor
: W.5-PW.02.02Lampiran : 1 (satu) berkas
Perihal
: Laporan Pencegahan dan Pengendalian PUNGLI
Triwulan I Tahun 2017

4 April 2017

YTH:
Tim Unit Pemberantasan Pungli
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI
di –
Jakarta

Bersama ini dengan hormat kami sampaikan Laporan Kegiatan Unit
Pemberantasan Pungli (Pungutan Liar) Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Jambi Triwulan I Tahun 2017.
Demikian, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

KEPALA KANTOR WILAYAH,

BAMBANG PALASARA
NIP. 19580803 198503 1 001
Tembusan:
1. Sekretaris Jenderal Kementerian Hukum dan HAM RI, di Jakarta;
2. Inspektur Jenderal Kementerian Hukum dan HAM RI, di Jakarta;

LAPORAN EFEKTIFITAS KINERJA UNIT PENCEGAHAN
DAN PENGENDALIAN PUNGLI TRIWULAN I
KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
JAMBI
TAHUN 2017

KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN
HAMJAMBI
TAHUN 2017

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

KANTOR WILAYAH JAMBI
Jalan Kapten Sujono, Kotabaru, Jambi 36128 Telp. (0741) 40085 – 40127, Fax (0741) 444029
Website: http://jambi.kemenkumham.go.id Email: kanwiljambi@yahoo.co.id

LAPORAN EFEKTIFITAS KINERJA UNIT PENCEGAHAN
DAN PENGENDALIAN PUNGLI TRIWULAN I
KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
JAMBI
TAHUN 2017
VIII. PENDAHULUAN
Kondisi birokrasi Indonesia di era reformasi saat ini bisa dikatakan belum
menunjukan arah perkembangan yang baik, karena masih banyak ditemukan
birokrat yang arogan dan menganggap rakyatlah yang membutuhkannya,
praktik KKN yang masih banyak terjadi, dan mentalitas birokrat yang masih
jauh dari harapan. Untuk melaksanakan fungsi birokrasi secara tepat, cepat,
dan konsisten guna mewujudkan birokrasi yang akuntabel dan baik, maka
pemerintah telah merumuskan sebuah peraturan untuk menjadi landasan
dalam pelaksanaan pencegahan Pungutan Liardi internal Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, yaitu Intruksi Menteri
Hukum dan Hak Asas Manusia Republik Indonesia Nomor M.HH-04.OT.03.01
Tahun

2016

tentang

pemberantasan

Pungutan

Liar

di

lingkungan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi manusia Republik Indonesia.
Pemberantasan Pungutan Liar di Lingkungan Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia salah satu upaya pemerintah untuk

mencapai good governance dan melakukan pembaharuan dan perubahan
mendasar

terhadap

sistem

penyelenggaraan

pemerintahan

terutama

menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan dan
sumber

daya

manusia

aparatur.

Melalui

Liar,dilakukan penataan terhadap sistem

Pemberantasan

Pungutan

penyelangggaraan pemerintah

dimana uang tidak hanya efektif dan efisien, tetapi juga Pemberantasan
Pungutan Liar menjadi tulang punggung dalam perubahan kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Tujuan Pemberantasan Pungutan Liar untuk menciptakan birokrasi
pemerintah yang profesional dengan karakteristik, berintegrasi, berkinerja
tinggi, bebas dan bersih KKN, mampu melayani publik, netral, sejahtera,
berdedikasi, dan memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur
negara.

IX.

DASAR PELAKSANAAN
4. Undang-Undang Indonesiag Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik;
5. Undang-Undang Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara;
6. Peraturan Pemerintah republik Indonesia Noomr 9 tahun 2003 tentang
Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai
Negeri Sipil;
7. Peraturan Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah;

8. Peraturan Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
negeri Sipil;
9. Peraturan Indonesia Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan UndangUndang Indonesiag Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
10.Peraturan Indonesia Nomor 87 Tahun 2016 tentang Satuan Tugas Sapu
Bersih Pungutan Liar;
11.Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Nomor 28 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah
Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia;
12.Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2015 tentang tata Cara Penjatuhan Hukuman Disiplin
dan Sanksi Administratif Bagi Pegawai di Linkungan Kementrian Hukum
dan Hak Asasi Manusia;
13.Instruksi Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Nomor

:

M.HH-04.OT.03.01

Tahun

2016

tentang

Pemberantasan

Pemungutan Liar di Lingkungan Hukum dan Hak Asasi Manusia.

X.

PESERTA
Peserta rapat Optimalisasi Pencegahan dan Penanganan Pungutan
Liaradalah Tim Unit Pemberantasan Pungutan Liar Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jambi (daftar hadir terlampir).

XI.

TUJUAN

Tujuan rapat Optimalisasi Pencegahan dan Penanganan Pungutan Liardi
laksanakan oleh Tim Unit Pemberantasan Pungutan Liar Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jambi adalah untuk memberikan
semangat kepada seluruh Tim Unit Pemberantasan Pungutan Liardan Pegawai
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jambi berupaya
optimal didalam pencapaian tujuan organisasi yang bebas dari pungutan liar.
Sehingga

akan

terciptabirokrasi

pemerintah

yang

profesional

dengan

karakteristik, berintegrasi, berkinerja tinggi, bebas dan bersih KKN, mampu
melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang teguh nilainilai dasar dan kode etik aparatur negara.

XII.

SASARAN
Sasaran rapat Optimalisasi Pencegahan dan Penanganan Pungutan Liar
ini adalah agar seluruh Pegawai di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia Jambi menerapkan Pemberantasan Pungutan
Liar, sehingga tercipta aparatur pemerintah yang profesional dengan
karakteristik, berintegrasi, berkinerja tinggi, bebas dan bersih KKN, mampu
melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang teguh nilainilai dasar dan kode etik aparatur negara.

XIII. MATERI RAPAT
6. Penyusunan rencana kerja UPP

Adapun penyusunan rencana kerja UPP (Unit Penanganan Pungutan Liar)
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jambi adalah sebagai
berikut :

d. Membuat banner, spanduk atau informasi seputar pungli di dalam
ruangan layanan public, sehingga masyarakat dapat mengetahui
tentang larangan pungli;
e. Menyediakan kotak pengaduan masyarakat. Kotak ini berfungsi sebagai
laporan masyarakat yang di jadikan sebagai alat ukur penentu
kebijakan dalam upaya peningkatan pelayanan public;
f. Masing–masing Satuan kerja melakukan sosialisasi kepada pegawai
yang menangani langsung pelayanan publik atau kepada tim satgas
saber pungli serta kepada masyarakat, sehingga kedua belah pihak
saling memahami dan tidak terindikasi terjadinya pungli.
g. Relokasi penghuni Lembaga Pemasyarakatan yang Over kapasitas ke
Lembaga Pemasyarakatan yang lebih sedikit isi hunian WBPnya;
h. Meningkatkan koordinasi dengan institusi lain seperti Kejaksaan,
Kepolisian, Pemerintah Daerah maupun pengusaha.
7. Pemetaan Area Rawan Pungli

Sebagian besar letak area rawan pungli pada Sentra Pelayanan Publik
yang terdapat pada masing – masing Divisi.
e. Divisi Administrasi
4) Layanan pengadaan Barang/Jasa (pejabat ULP dengan Vendor);

Implementasi untuk mencegah terjadinya pungli :
-

Layanan Pengadaan Barang/Jasa telah dilaksanakan dengan
menggunakan

Aplikasi

SPSE

(Sistem

Pengadaan

Secara

Elektronik) berarti semua ketentuan dan informasi mengenai
pengadaan barang/jasa bersifat jelas dan dapat diketahui
secara luas oleh penyedia barang/jasa yang berminat serta oleh
masyarakat pada umumnya (Transparan) (dokumen terlampir);
-

Dengan

adanya

Aplikasi

SPSE,

Pejabat

ULP

dengan

Vendor/Penyedia tidak ada kesempatan untuk betatap muka
secara langsung (dokumen terlampir).
5) Layanan pegawai pada kenaikan pangkat/golongan dan mutasi;

Implementasi untuk mencegah terjadinya pungli :
-

Melakukan Sosialisasi ke Satker-Satker dalam Jajaran Kantor
Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jambi, bahwa dalam
proses kenaikan pangkat/Golongan

dan Mutasi tidak ada

pungutan liar (dokumen terlampir).
6) Layanan pegawai pada kenaikan/peningkatan/promosi jabatan.

Implementasi untuk mencegah terjadinya pungli :
-

Dengan melakukan Open Bidding (seleksi terbuka) yang
dilaksanakan di Kantor Wilayah untuk mencari Pegawai yang
berkompeten untuk mengisi jabatan yang akan dipromosikan
(dokumen terlampir).

f.

Divisi Pelayanan Hukum dan HAM
5) Pelayanan Hukum dan HAM
Bahwa tugas pokok dan fungsi pada Subbidang Administrasi
Hukum Umum dan Kekayaan Intelektual diantaranya Pelayanan
Pendaftaran Kekayaan Intelektual (Paten, Merek, Cipta dan Desain
Industri), Permohonan Pewarganegaraan serta Layanan Fidusia
yang semua pelayanan itu dilakukan secara online sistem. Untuk
layanan pendaftaran Kekayaan Intelektual dapat dilakukan dengan
aplikasi E-Filing DJKI dan E-Cipta yang dapat diakses melalui
www.dgip.go.id,

sedangkan

untuk

pelayanan

Fidusia

dan

Pewarganegaraan dapat diakses melalui www.ahu.go.idsehingga
para pemohon tidak lagi melakukan tatap muka dengan petugas
yang ada di Kantor Wilayah.
pembayaran

PNBP,

pemohon

Begitu
dapat

pula dengan sistem

membayarkan

biayanya

langsung ke Bank yang telah ditunjuk maupun melalui mesin ATM
karena semua pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP)

telah

terhubung

ke

Keuangan (dokumen terlampir).

Sistem

SIMPONI

Kementerian

6) Layanan bantuan hukum bekerjasama dengan organisasi Bantuan
Hukum (OBH);
-

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011
tentang Bantuan Hukum bahwa pelaksanaan bantuan hukum
kepada orang miskin di provinsi yang menjadi tugas dari Sub
Bidang Penyuluhan Hukum dan Bantuan Hukum Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM Jambi dilaksanakan oleh
Organisasi Bantuan Hukum yang telah lulus Verifikasi dan
akreditasi, dimana untuk Provinsi Jambi terdapat 10 (sepuluh)
Organisasi Bantuan Hukum. Untuk lebih efektifnya serta
terintegrasinya data pemberian bantuan hukum maka di
gunakan aplikasi SIDBANKUM Online sebagai sarana untuk
melakukan reimbursement oleh Organisasi Bantuan Hukum
yang telah memberikan bantuan hukum kepada orang miskin di
Provinsi Jambi serta untuk menghindari adanya pungli maka
dana reimbursement langsung ditransfer ke rekening masingmasing Organisasi Bantuan Hukum yang telah menginput data
serta memenuhi syarat yang ada di dalam SIDBANKUM Online
(dokumen terlampir).

7)

Layanan penyusunan perancang perundang-undangan.
-

Penyusunan

Peraturan

Perundang-undangan

dilakukan

oleh tim Perancang Kantor Wilayah Kementerian Hukum
dan HAM Jambi dengan berkoordinasi dan bekerjasama
dengan Pemerintah Daerah yang ada di Provinsi Jambi.
Bentuk

layanan

yang

diberikan

yaitu

keterlibatan

Perancang Peraturan Perundang-undangan dalam setiap
tahap pembentukan peraturan perundang-undangan mulai
dari perencanaan, penyusunan, pembahasan, penetapan,
dan pengundangan. Dalam pelaksanaannya, Pemerintah
Daerah sebagai stake holder atau pemangku kepentingan
tidak dikenakan biaya apapun terkait dengan layanan yang

diberikan dalam hal penyusunan peraturan perundangundangan yaitu produk hukum daerah. Tim Perancang
Peraturan

Perundang-undangan

akan

menindaklanjuti

setiap permintaan pendampingan, penyusunan, ataupun
pembahasan suatu produk hukum daerah dari Pemerintah
Provinsi/Kabupaten/Kota

dengan

melakukan

analisa

hukum terlebih dahulu baik secara yuridis maupun empiris
(dokumen terlampir).
8) Pelayanan Komunikasi Masyarakat masyarakat (YANKOMAS).
Yankomas mempunyai tugas menerima pengaduan masyarakat
terkait adanya indikasi pelanggaran HAM yang dilakukan oleh
perorangan, masyarakat maupun aparat penegak hukum. Dalam
pelaksanaannya pelapor tidak dipungut biaya sama sekali dan
terhadap laporan tersebut Tim Analis Permasalahan HAM pada
Bidang HAM akan menindak lanjuti laporan dengan melakukan
penelaahan

kasus

(untuk

mengetahui

apakah

ada

indikasi

pelanggaran HAM atau tidak), melakukan koordinasi dengan
instansi terkait, melakukan rapat koordinasi serta membuat
rekomendasi (dokumen terlampir).
g. Divisi Keimigrasian.
Melaksanakan sebagian tugas Direktorat Jenderal Keimigrasian baik
berupa teknis (substantif) maupun administrasi (fasilitatif) sesuai
dengan fungsinya antara lain:
3) Melakukan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas teknis
di bidang lalu lintas keimigrasian, izin tinggal dan status
keimigrasian serta penindakan keimigrasi dan rumah detensi
keimigrasian (dokumen terlampir);
4) Melaksanakan koordinasi dalam rangka pemantauan, evaluasi dan
penyusunan laporan pelaksanaan teknis di bidang lalu lintas

keimigrasian, izin tinggal dan status keimigrasian serta penindakan
keimigrasian dan rumah detensi imigrasi (dokumen terlampir);
5) Melakukan penyusunan rencana, program, kegiatan dan anggaran
di lingkungan Divisi Keimigrasian (dokumen terlampir);
6) Melaksanakan

koordinasi

dalam

rangka

perencanaan

dan

pelaksanaan pengelolaan SDM, SARPRAS serta Adiministrasi
Keuangan di lingkungan UPT Imigrasi yang berkoordinasi dengan
Divisi Administrasi (dokumen terlampir), dan
7) Memberikan persetujuan permohonan perpanjangan Izin Tinggal
Keimigrasian Orang Asing dari UPT (dokumen terlampir).
h. Divisi Pemasyarakatan.
4) Layanan Kunjungan WBP;

f) Sosialisasi melalui banner-banner tentang layanan bebas pungli
(dokumen terlampir);
g) Melakukan pengawasan terhadaplayanan kunjungan berbasis IT
(dokumen terlampir);
h) Sosialisasi melalui briefing, apel siaga,

terhadap Petugas

maupun Warga Binaan Pemasyarakatan tentang pelayanan
bebas pungutan liar (dokumen terlampir);
i) Melakukan menitoring dan evaluasi ke UPT Pemasyarakatan
(dokumen terlampir);
j) Melakukan inspeksi mendadak terhadap pelaksanaan layanan
masyarakat di Lapas-Rutan (dokumen terlampir);
k) Menyediakan layanan pengaduan masyarakat baik langsung
maupun media online,(SMS, Email, aplikasi layanan pengaduan)
(dokumen terlampir).
5) Layanan PB, CB,CMB dan Assimilasi WBP

c) Melakukan layanan PB,CB,CMB, Remisi berbasis IT (aplikasi
SDP)

untuk

terlampir);

mempercepat

pemberian

layanan

(dokumen

d) Bersosialisasi melaui briefing, apel siaga untu memastikan tidak
adanya pungli dalam pengurusan PB,CB,CMB dan Pemberian
Remisi (dokumen terlampir);
6) Layanan penempatan WBP;

d) Penempatan WBP disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku;
e) Melakukan sosialisasi untuk gerakan sapu bersih pungutan liar
di Lapas atau Rutan (dokumen terlampir);
f) Melakukan motinoring dan evaluasi serta inspeksi mendadak
untuk memastikan tidak adanya praktek pungutan liar dalam
penyelenggaraan pemasyarakatan (dokumen terlampir).
8. Kegiatan Pencegahan

Dalam melakukan pencegahan, tindakan di lakukan salah satunya
menempatkan poster/spanduk di Kantor Wilayah dan UPT-UPT yang
berfungsi

sebagai

iklan

yang

isinya

himbauan,

larangan,

ajakan,

pengumuman dan peringatan. Penempatan di tempatkan di tempattempat yang strategis yang dapat di lihat banyak orang. Kegiatan lainnya
dalam melakukan pencegahan dengan melakukan sosialisasi ke UPT.
9. Kegiatan Penindakan

Penindakan langsung pada pegawai.
Dalam proses penindakan tim saber pungli turun langsung ke lapangan,
untuk memeriksa langsung indikasi keterlibatan oknum pegawai. Dalam
melakukan pemeriksaan tim berkoordinasi dengan tim pengawas internal
yang ada di UPT. Koordinasi perlu dilakukan agar tercapai penilaian yang
objektif dan tepat sasaran. Setelah melakukan pemeriksaan barulah
didapat hasil dan keputusan.
10. Kegiatan Yustisi

Tindakan Yustisi di lakukan dalam upaya penegakan hukum berdasarkan
undang-undang yang berhubungan dengan kehakiman dan peradilan
peradilan.

XIV. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Waktu pelaksanaan pada tanggal 27 Maret 2017. Tempat Pelaksanaan rapat
Pencegahan dan Penanganan Pungli di ruang rapat Kepala Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jambi.

XV.

PEMIMPIN RAPAT
Sebagai pemimpin rapat Pencegahan dan Penanganan Pungli Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia pada Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jambi adalah Kepala Kantor
Wilayah dan Kepala Divisi Administrasi Kantor Wilayah Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia Jambi.

XVI. KESIMPULAN DAN SARAN
C.

KESIMPULAN
Dengan diadakannya rapat Optimalisasi Pencegahan dan Penanganan

Pungutan Liar pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Jambi diharapakan agar Pegawai dalam lingkungan Kantor Wilayah
Kementereian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jambi memahami untuk tidak
melakukan pungutan Liardalam aktivitas kedinasan sehari-hari.

Pengimplementasian tidak melakukan pungutan liarakan menjadikan
aparatur pemerintah yang profesional dengan karakteristik, berintegrasi,
berkinerja tinggi, bebas dan bersih KKN, mampu melayani publik, netral,
sejahtera, berdedikasi, dan memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik
aparatur negara.
D. SARAN

3. Untuk Peningkatan pelayanan, Aparatur Sipil Negara harus memberikan
pelayanan yang merata di berbagai aspek. Diharapkan agar Aparatur
Sipil Negara dapat melaksanakan tugas sehari-hari dengan baik dan
mencegah sertameniadakan Pungutan Liar;
4. Aparatur Sipil Negara harus memiliki pembaharuan/perubahan mindset
ke arah yang lebih baik (Bebas Punglui).

KETUA I

MARSELINA BUDINGSIH
NIP. 19650523 099001 2 001

Rapat Anggota Unit Pemberantasan Pungutan Liar
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jambi
Tanggal 27 Maret 2017
Rapat
Satgas
Saber
Pungli

Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jambi

bertempat di Ruang Rapat Kepala kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jambi

Rapat di Pimpin Langsung oleh Kepala Kantor Wilayah dan di ikuti oleh Kepala Divisi
Kepala Administrasi, Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan Ham, Kepala Divisi Keimigrasian
serta para anggota Unit Pemberantasan Pungutan Liar Tingkat
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jambi.

RENCANA KEGIATAN KELOMPOK KERJA UNIT PENCEGAHAN
NO
1.

RENCANA AKSI/
SUB GIAT
PENANGGUNGJAWAB
Kepala Divisi
Sosialisasi
Pemasyarakatan
Unit
Pemberantasa
n Pungutan
Liar Tingkat
Kantor
Wilayah
Kementerian
Hukum dan
HAM Jambi

WAKTU
Tanggal 27
Maret
2017 di
ruang rapat
Kepala
Kantor
Wilayah

TARGET
PENCAPAIAN
Zero Pungutan
Liar di jajaran
Kantor Wilayah
Kementerian
Hukum dan
HAM Jambi.

%
TARGET
100

INDIKATOR
KEBERHASILAN
1. Pegawai
menyadari untuk
tidak melakukan
Pungli.
2. Adanya
perbaikan sistem
pelayanan
terhadap
masyarakat.

KRITERIA
KEBERHASILAN
1. Pegawai
menyadari untuk
tidak melakukan
pungli.
2. Masyarakat
puas dengan
pelayanan yang
ada.

Jambi, 4 April 2017
Ketua I

MARSELINA BUDININGSIH
NIP. 19650523 199001 2 001

KET

RENCANA KEGIATAN KELOMPOK KERJA UNIT PENINDAKAN TRIWULAN I TAHUN 2017
NO

1.

RENCANA AKSI/
PENANGGUNGJAW
AB
Nihil

SUB
GIAT
Nihil

WAKTU

Nihil

TARGET
PENCAPAIA
N

%
TARGET

INDIKATOR
KRITERIA
KEBERHASILA KEBERHASILA
N
N

Nihil

Nihil

Nihil

KET

Nihil

RENCANA KEGIATAN KELOMPOK KERJA UNIT YUSTISI TRIWULAN I TAHUN 2017
NO

1.

RENCANA AKSI/
PENANGGUNGJAW
AB
Nihil

SUB
GIAT
Nihil

WAKTU

Nihil

TARGET
PENCAPAIA
N

%
TARGET

INDIKATOR
KRITERIA
KEBERHASILA KEBERHASILA
N
N

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Jambi, 4 April 2017
Ketua I

KET

MARSELINA BUDININGSIH
NIP. 19650523 199001 2 001