PENGARUH RASIO TOBIN S Q GOOD CORPORATE

PENGARUH RASIO TOBIN’S Q, GOOD CORPORATE GOVERNANCE , DAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK
PADA PERUSAHAAN KOSMETIK YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2014
Nama Mahasiswa:
Novi Dewi Arliyah
Kontributor :
Drs. Sugijanto, M.Ak.
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
Email:
Arliyah99@gmail.com

ABSTRACT
This research aims to find the influence of Tobin's Q Ratio, Good Corporate Governance, Corporate
Social Responsibility and aggressiveness Against Tax On Cosmetic Companies Listed on the Stock
Exchange. The sampling technique in this research using purposive sampling method and using
multiple linear regression analysis. The research findings partial effect in the test using the t test
results: (1) partially Tobin's Q ratio has a significant effect on the aggressiveness of the tax, which is
strengthened because of the significance level is greater than the standard being used ie> 0.05 (0,000
> 0.05). (2) partially Good Corporate Governance (GCG) has no significant effect on the
aggressiveness of the tax, as shown by the significant value of 0.337> 0.05. (3) partially Corporate

Social Responsibility (CSR) has no significant effect on the aggressiveness of the tax, as shown by the
significant value of 0.226> 0.05. Effect of simultaneous test using the Test F (4) simultaneously
Tobin's Q ratio, Good Corporate Governance and Corporate Social Responsibility simultaneously
have a significant influence on the aggressiveness of the tax, this is the show with significant value
0.000 < 0.05.
Keywords: Tobin's Q Ratio, Good Corporate Governance (GCG), Corporate Social Responsibility
(CSR), and the aggressiveness of tax

1

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mencari Pengaruh Rasio Tobin’s Q, Good Corporate
Governance, Dan Corporate Social Responsibility Terhadap Agresivitas Pajak Pada Perusahaan
Kosmetik Yang Terdaftar Di BEI. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan
metode purposive sampling dan menggunakan analisis regresi linier berganda. Temuan penelitian
pengaruh secara parsial di uji dengan menggunakan Uji t dengan hasil : (1) secara parsial rasio
Tobin’s Q memiliki pengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak, hal tersebut diperkuat karena
tingkat signifikansi yang diperoleh lebih besar dari standart yang digunakan yakni > 0,05 (0,000 >
0,05). (2) secara parsial Good Corporate Governance (GCG) tidak memiliki pengaruh signifikan

terhadap agresivitas pajak, hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikan 0,337 > 0,05. (3) secara
parsial Corporate Social Responsibility (CSR) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
agresivitas pajak, hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikan 0,226 > 0,05 Pengaruh secara simultan
di uji dengan menggunakan Uji F (4) secara simultan rasio Tobin’s Q, Good Corporate Governance,
dan Corporate Social Responsibility mempunyai pengaruh signifikan secara simultan terhadap
agresivitas pajak, hal ini di tunjukkan dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05.
Kata Kunci : Rasio Tobin’s Q, Good Corporate Governance (GCG), Corporate Social Responsibility
(CSR), dan agresivitas pajak

akan menjalankan kegiatan usahanya dibidang
dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam
wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan
lingkungan”.
Peneliti memilih perusahaan kosmetik
yang terdaftar di BEI karena dengan semakin
berkembangnya jaman, kosmetik menjadi
kebutuhan utama wanita, bukan hanya wanita
dewasa namun pada saat ini kosmetik sudah
menjadi kebutuhan khusus untuk para remaja dan
semua kalangan wanita. Dengan semakin

meningkatnya permintaan atau demand, maka
semakin besar pendapatan yang akan diterima
oleh perusahaan, dan semakin besar pula
kemungkinan terjadinya tindakan agresivitas
pajak oleh perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas, maka
penelitian ini diberi judul “Pengaruh Rasio
Tobin’s Q, Good Corporate Governance, Dan
Corporate Social Responsibility Terhadap
Agresivitas Pajak Pada Perusahaan Kosmetik
Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2011-2014”.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
1. Apakah rasio Tobin’s Q berpengaruh terhadap
agresivitas pajak pada perusahaan kosmetik
yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014?
2. Apakah Good Corporate Governance (GCG)
berpengaruh terhadap agresivitas pajak pada
perusahaan kosmetik yang terdaftar di BEI

tahun 2011-2014?
3. Apakah Corporate Social Responsibility
(CSR) berpengaruh terhadap agresivitas pajak

PENDAHULUAN
Maksud dan tujuan utama suatu
perusahaan
didirikan
yakni
untuk
memaksimumkan laba atau keuntungan. Salah
satu cara untuk mencapai tujuan tersebut yakni
dengan meningkatkan nilai perusahaan. Menurut
Kristian (2014:4) Perusahaan dengan ukuran
yang cukup besar dapat membiayai perihal
perpajakannya secara khusus oleh profesional
seperti konsultan pajak yang mengetahui
peraturan pajak secara rinci. Sehingga
perusahaan besar dapat melakukan perencanaan
pajak yang baik.

Selain itu tujuan perusahaan akan dapat
diwujudkan apabila perusahaan dikelola dengan
baik (Good Corporate Governance). Perusahaan
diharapkan dapat meningkatkan kesadaran agar
menerapkan pengelolaan perusahaan yang baik
dengan melakukan prinsip-prinsip GCG terutama
mengenai transparansi informasi. Hal ini juga
merupakan salah satu upaya untuk menghambat
upaya terjadinya tindakan agresivitas pajak.
Berbagai upaya dilakukan perusahaan
agar dapat mewujudkan tujuan perusahaan diatas
tersebut terutama dalam hal meningkatkan laba
atau keuntungan. Penerapan Corporate Social
Responsibility (CSR) merupakan salah satu
bentuk pelaksanaan dari konsep GCG. Di
Indonesia
sendiri
Corporate
Social
Responsibility atau tanggung jawab sosial

perusahaan diatur dalam Pasal 74 Undangundang Nomor 4Tahun 2007 mengenai
Perseroan Terbatas yang berbunyi “Perseroan
2

perusahaan yang perspektif investor, hal
ini sesuai seperti dalam definisi yakni
Tobin’s Q merupakan nilai pasar dari
firm’s assets dan replacement value of
those assets (Sudiyatno dan Elen, 2010:6).
b. Menurut The Indonesian Institute for
Corporate Governance (IICG) (2012),
Good Corporate Governance diartikan
sebagai suatu stuktur, sistem, dan proses
yang digunakan oleh organ perusahaan
sebagai upaya untuk memberikan nilai
tambah
perusahaan
secara
berkesinambungan dalam jangka panjang
dengan tetap memperhatikan kepentingan

stakeholders lainnya berdasarkan norma,
etika, budaya dan aturan yang berlaku.
c. Menurut
Untung
(2008:1)
pertanggungjawaban sosial perusahaan
Corporate Social Responsibility (CSR)
adalah komitmen perusahaan atau dunia
bisnis
untuk
berkontribusi
dalam
perkembangan
ekonomi
yang
berkelanjutan dengan memperhatikan
tanggung jawab sosial perusahaan dan
menitikberatkan
pada
keseimbangan

antara perhatian terhadap aspek ekonomi,
sosial, dan lingkungan.
d. Agresivitas pajak dapat didefnisikan
sebagai semua upaya yang dilakukan oleh
pihak manajemen untuk menurunkan
jumlah pajak dari yang seharusnya dibayar
oleh perusahaan (Sagala, 2015:3). Salah
satu upaya tersebut dilakukan dengan
perencanaan pajak baik secara legal (tax
avoidance) maupun ilegal (tax evasion).
Walaupun
tidak
semua
tindakan
perencanaan pajak melanggar hukum,
akan tetapi semakin banyak celah yang
digunakan maka perusahaan tersebut
dianggap semakin agresif (Suyanto,
2012:12).


pada perusahaan kosmetik yang terdaftar di
BEI tahun 2011-2014?
4. Apakah rasio Tobin’s Q, Good Corporate
Governance (GCG), dan Corporate Social
Responsibility (CSR) berpengaruh secara
simultan terhadap agresivitas pajak pada
perusahaan kosmetik yang terdaftar di BEI
tahun 2011-2014?
TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui pengaruh rasio Tobin’s Q
terhadap agresivitas pajak pada perusahaan
kosmetik yang terdaftar di BEI tahun 20112014.
2. Untuk mengetahui pengaruh Good Corporate
Governance terhadap agresivitas pajak pada
perusahaan kosmetik yang terdaftar di BEI
tahun 2011-2014.
3. Untuk mengetahui pengaruh Corporate Social
Responsibility terhadap agresivitas pajak pada
perusahaan kosmetik yang terdaftar di BEI
tahun 2011-2014.

4. Untuk mengetahui rasio Tobin’s Q, Good
Corporate Governance, dan Corporate Social
Responsibility secara simultan terhadap
agresivitas pajak pada perusahaan kosmetik
yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014.
TELAAH PUSTAKA
1. Penelitian Terdahulu
a. Titus Bayu Santoso (2014), tentang
Pengaruh
Corporate
Governance
Terhadap Penghindaran Pajak Perusahaan.
b. Jessica dan Agus Arianto Toly (2014)
tentang
Pengaruh
Pengungkapan
Coroporate
Social
Responsibility
Terhadap Agresivitas Pajak.

c. Rina
Winarsih,
Prasetyono,
dan
Muhammad Syam Kusufi (2014), tentang
Pengaruh Good Corporate Governance
dan
Corporate Social Responsibility
Terhadap Tindakan Pajak Agresif.
d. Winarti Monika Sagala (2015), tentang
Analisis
Pengaruh
Pengungkapan
Corporate Social Responsibility Terhadap
Agresivitas Pajak (Studi Empiris pada
Perusahaan Non-Keuangan yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Tahun 20112013).

3. Hubungan Rasio Tobin’s Q dengan
Agresivitas Pajak
Nilai rasio Tobin’s Q yang tinggi
menunjukkan
bahwa
kondisi
saham
perusahaan berada dalam kondisi overvalued
yang berarti manajemen perusahaan berhasil
dalam mengelola aktiva perusahaan, sehingga
potensi pertumbuhan investasi tinggi.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Pohan (2009) untuk yang overvalue atau
perusahaan-perusahaan dengan ukuran besar,
perusahaan yang mempunyai harga saham
relatif
rendah
mencerminkan
kinerja

2. Landasan Teori
a. Tobin’s Q adalah gambaran statistik yang
berfungsi sebagai proksi dari nilai
3

terkait dengan kegiatan CSR yang telah
dilakukan.

manajemen yang kurang effisien atau investor
mengekspektasi prospek kedepan perusahaan
kurang baik(red flag) akibat kinerja
manajemen yang memungkinkan adanya
pengaturan laba, dengan demikian manajemen
berusaha untuk memperbaiki laba dengan cara
mengurangi (earning management) atau
penghindaran pajak untuk meningkatkan citra
perusahaan di mata kreditur dan investor.

METODE PENELITIAN
1. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
laporan keuangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI).
Sampel dalam penelitian ini adalah
perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada tahun 2011-2014.

4. Hubungan Good Corporate Governance
dengan Agresivitas Pajak
Menurut Santoso (2014:3) Tata kelola
perusahaan
(corporate
governance)
merupakan mekanisme kontrol terhadap
pengelolaan
perusahaan.
Corporate
governance akan sangat mempengaruhi
keputusan-keputusan strategis perusahaan.
Usaha menghindari beban pajak perusahaan
melalui manajemen pajak merupakan salah
satu keputusan strategis perusahaan yang
dapat dipengaruhi oleh corporate governance.
Selain itu, perusahaan tentunya juga selalu
menginginkan laba yang besar, namun laba
besar akan dikenakan beban pajak yang besar
pula. Beban pajak yang besar menyebabkan
perusahaan akan berusaha untuk melakukan
penghindaran pajak dengan risiko yang kecil.
Tingkat pengungkapan
Good Corporate
Governance atau tata kelola suatu perusahaan
yang rendah dianggap memiliki tingkat
agresivitas pajak yang tinggi.

2. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik
pemilihan
sampel
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Perusahaan sampel harus
memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan kosmetik yang terdaftar di BEI
pada tahun 2011-2014.
2. Perusahaan kosmetik yang menerbitkan
lapo.ran tahunan secara berturut-turut di
BEI pada tahun 2011-2014.
3. Perusahaan kosmetik yang memiliki
laporan keuangan yang sehat pada tahun
2011-2014 yakni perusahaan mengalami
laba sebelum pajak penghasilan.
4. Perusahaan kosmetik yang memiliki
kelengkapan data yang dibutuhkan secara
konsisten pada tahun 2011-2014.
3. Hipotesis Penelitian
H1 : Diduga ada pengaruh rasio Tobin’s Q
terhadap agresivitas pajak pada
perusahaan kosmetik yang terdaftar di
BEI tahun 2011-2014.
H2 : Diduga ada pengaruh Good Corporate
Governance terhadap agresivitas pajak
pada perusahaan kosmetik yang
terdaftar di BEI tahun 2011-2014.
H3 : Diduga ada pengaruh Corporate Social
Responsibility terhadap agresivitas
pajak pada perusahaan kosmetik yang
terdaftar di BEI tahun 2011-2014.
H4 : Diduga ada pengaruh rasio Tobin’s Q,
Good Corporate Governance, dan
Corporate Social Responsibility secara
simultan terhadap agresivitas pajak
pada perusahaan kosmetik yang
terdaftar di BEI tahun 2011-2014.

5. Hubungan Corporate Social Responsibility
dengan Agresivitas Pajak
Menurut Winarsih (2014:10) Semakin
tinggi tingkat pengungkapan CSR suatu
perusahaan, maka akan semakin tinggi pula
reputasi perusahaan di mata masyarakat. Jika
dikaitkan dengan pajak, reputasi baik juga
akan diperoleh dari hal pembayaran pajak
perusahaan kepada negara. Perusahaan
dikatakan berhasil apabila dapat memenuhi
harapan masyarakat melalui pelaksanaan
tanggung jawab sosial perusahaan. semakin
tinggi tingkat pengungkapan CSR yang
dilakukan oleh perusahaan, diharapkan
perusahaan tersebut semakin tidak agresif
terhadap pajak. Hal ini karena apabila
perusahaan yang menjalankan CSR dengan
baik tapi masih bertindak agresif terhadap
pajak, maka akan membuat perusahaan
tersebut kehilangan reputasi di mata
masyarakat dan keseluruhan stakeholder-nya
dan akan menghilangkan dampak positif

4. Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1. Rasio Tobin’s Q (X1)
merupakan rasio yang digunakan untuk
menghitung nilai perusahaan dengan
menghitung nilai pasar saham yang
4

beredar dan total hutang perusahaan
dibandingkan total nilai aset perusahaan.

Tobin’s Q =

Dimana :
a. BTD yaitu Mengukur selisih antara laba
akuntansi dan laba fiskal.
b. Book Income i,t yaitu pendapatan
sebelum pajak untuk perusahaan i pada
tahun t berdasarkan laporan keuangan
perusahaan.
c. Taxable Income i,t yaitu pendapatan
yang digunakan untuk menghitung beban
pajak sekarang, atau pendapatan sebelum
pajak perusahaan i pada tahun t
berdasarkan
laporan
keuangan
perusahaan setelah dilakukan koreksi
fiskal.
d. Total Asset i,t yaitu nilai total
keseluruhan aset perusahaan i pada tahun
t
berdasarkan
laporan
keuanga
perusahaan.

Indikator variabel :
a. MVE yaitu nilai pasar dari jumlah
lembar saham beredar yang dihitung
dengan mengkalikan harga saham
penutupan (P) dengan jumlah saham
yang beredar pada akhir tahun periode
(Qshares).
b. Debt yaitu nilai total kewajiban
perusahaan yang didapat dengan
menghitung kewajiban jangka pendek
(CL) dikurangkan dengan aset lancar
(CA) dan nilai buku persediaan (INV)
serta kewajiban jangka panjang (LTL).
c. TA merupakan keseluruhan total nilai
aset perusahaan.
2. Good Corporate Governane (X2)
merupakan
tata
kelola
perusahaan untuk meningkatkan nilai
tambah perussahaan berdasarkan prinsipprinsip transparansi, akuntanbilitas,
responbilitas,
independensi,
serta
kesetaraan dan kewajaran. Dalam
penelitian ini GCG dinyatakan dengan
symbol X2 dan diproksikan dengan
indikator sesuai dengan Pedoman
Pelaksanaan GCG tahun 2006 oleh
KNKG.
3. Corporate Social Responsibility (X3)
merupakan pertanggung jawaban
sosial perusahaan demi pembangunan
ekonomi
berkelanjutan
yang
menitikberatkan pada konsep tri bottom
line yaitu sosial, ekonomi, dan
lingkungan. Dalam penelitian ini CSR
dinyatakan dengan simbol X3 dan
diproksikan dengan indikator yang
sesuai dengan pedoman GRI versi G3.1
yang terdiri dari 84 item.
4. Agresivitas pajak (Y)
merupakan tindakan mengurangi
pendapatan kena pajak melalui cara baik
legal maupun ilegal dalam tujuannya
dalam
meningkatkan
keuntungan
perusahaan. Dalam penelitian ini,
agresivitas pajak dinyatakan dengan
simbol Y dan diproksikan dengan rumus
berikut ini:

5. Instrumen Penelitian
Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
studi pustaka dan studi dokumentasi. Studi
pustaka didapat melalu buku-buku, literatur,
jurnal-jurnal, artikel dalam harian Koran,
penelitian terdahulu, dan sumber tertulis
lainnya yang berhubungan dengan penelitian
ini.
Studi
dokumentasi
dengan
mengumpulkan dan mempelajari data laporan
tahunan pada perusahaan kosmetik yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Suatu data dikatakan mempunyai
distribusi
normal jika
mempunyai
Asymptotic signifikance > 0,05. Diketahui
bahwa Asymptotic signifikance Tobin’s Q
sebesar 0,077, untuk GCG sebesar 0,455,
untuk CSR sebesar 0,962, dan untuk Book
Tax Differences sebesar 0,178.
Hal
tersebut menunjukkan bahwa semua data
Asymptotic signifikance > 0,05. Sehingga
dapat
disimpulkan
semua
data
berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk
mengetahui hubungan antar variabel
5

Differences naik sebesar 0,251, sedangkan
jika Tobin’s Q turun 1 point, maka Book
Tax Differences juga ikut turun sebesar
0,251.
3. Koefisien regresi GCG sebesar -0,155
berarti hubungan antara GCG dengan
Book Tax Differences tidak searah, artinya
jika GCG naik 1 point, maka Book Tax
Differences akan turun sebsar 0,251,
sedangkan jika GCG turun 1 point, maka
Book Tax Differences akan naik sebesar
0,251.
4. Koefisien regresi CSR sebesar -0,133
berarti hubungan antara CSR dengan Book
Tax Differences tidak searah, artinya jika
CSR naik sebesar 1 point, maka Book Tax
Differences akan turun sebesar 0,251,
sedangkan jika CSR turun sebesar 1 point,
maka Book Tax Differences akan naik
sebsar 0,251.

bebas. Dilihat di tabel coefficients untuk
Tobin’s Q VIF sebesar 1,691 < 10 dan
angka tolerence sebesar 0,592 mendekati
1, untuk GCG VIF sebesar 1,356 < 10 dan
angka tolerence sebesar 0,737 mendekati
1, dan untuk CSR VIF sebesar 1,448 < 10
dan angka tolerence sebesar 0,690
mendekati 1 Sehingga dapat disimpulkan
regresi berganda yang digunakan dalam
penelitian ini, bebas multikolinearitas.
c. Uji Autokorelasi
Uji
autokorelasi
digunakan
untuk
mengetahui korelasi antar anggota
serangkaian data baik data time series
maupun cross sectional. Untuk mendeteksi
autokorelasi
dilakukan
dengan
menggunakan uji Durbin- Watson (DW).
Dapat dilihat dari Model Summaryb angka
DW
variabel dependen Book Tax
Differences sebesar 1,984 (berada diantara
1,55 sampai 2,46). Hal ini berarti regresi
berganda yang digunakan dalam penelitian
ini tidak terkena autokorelasi.
d. Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas adalah variasi
residual tidak sama untuk semua
pengamatan. Dapat dilihat bahwa uji
dengan variabel dependen Book Tax
Differences hasil signifikansi F sebesar
0,223 > 0,05 dan signifikansi uji t sebesar
Tobin’s Q 0,474 ( > 0,05 ), GCG 0,476 ( >
0,05), dan CSR 0,410 ( > 0,05). Hal ini
berarti dapat dikatakan regresi ini bebas
dari heteroskedastisitas. Selain itu juga
dapat dilihat dari grafik Scatterplot uji
heteroskedastisitas standardized residuals
terlihat bahwa gambar mempunyai plot
atau titik yag acak dan tidak membentuk
suatu pola.

3. Pengujian Hipotesis
Hipotesis pertama diperoleh thitung =
10,896 tingkat signifikansi Tobin’s Q sebesar
0,000 < 0,05 maka
ditolak dan
diterima berarti ada pengaruh secara
signifikan antara Tobin’s Q terhadap
agresivitas pajak yang diukur dengan Book
Tax Differences pada perusahaan kosmetik
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2011-2014.
Hipotesis kedua diperoleh thitung = -0,923
tingkat signifikansi GCG sebesar 0,383 > 0,05
maka
diterima dan
ditolak berarti
tidak ada pengaruh secara signifikan antara
GCG terhadap agresivitas pajak yang diukur
dengan Book Tax Differences pada
perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa
Efek
Indonesia
periode
2011-2014.
Seharusnya GCG berpengaruh terhadap
agresivitas pajak yang diukur dengan Book
Tax Differences, namun karena pada
penelitian ini GCG menggunakan proksi
pengukuran berbeda dari penelitian yang
dilakukan oleh Santoso (2014) dan Winarsih,
dkk (2014), yakni dimana pada penelitian
sebelumnya GCG menggunakan proksi
pengukuran organ perusahaan (ukuran dewan
komisaris, ukuran dewan direksi, dan ukuran
komite audit), sedangkan dalam penelitian ini
menggunakan proksi pengukuran berdasarkan
pedoman pelaksanaan GCG oleh KNKG
tahun 2006.
Hipotesis ketiga diperoleh thitung = -1,133
tingkat signifikansi CSR sebesar 0,271 > 0,05

2. Analisis Regresi Linear Berganda
Persamaan Garis Regresi
Hasil persamaan garis regresi adalah :
Y = 0,251 + 0,022 X1 - 0,155 X2 - 0,133 X3
Berdasarkan persamaan tersebut, maka dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Konstanta (a) = 0,251 , menunjukkan
besarnya Book Tax Differences, jika
Tobin’s Q, GCG, dan CSR sebesar nol,
maka Book Tax Differences akan pada
posisi 0,251 point.
2. Koefisien regresi Tobin’s Q sebesar 0,022
berarti hubungan antara Tobin’s Q dengan
Book Tax Differences searah, artinya jika
Tobin’s Q naik 1 point, maka Book Tax
6

b. Tidak ada pengaruh GCG terhadap
agresivitas pajak yang diukur dengan Book
Tax Differences pada perusahaan kosmetik
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2011-2014. Hal ini dibuktikan
dengan hasil nilai thitung = -0,923 dengan
signifikansi Book Tax Differences sebesar
0,383 > 0,05 maka
diterima dan
ditolak. Sehingga hipotesis yang diajukan
penulis tidak dapat diterima.
c. Tidak ada pengaruh CSR terhadap
agresivitas pajak yang diukur dengan Book
Tax Differences pada perusahaan kosmetik
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2011-2014. Hal ini dibuktikan
dengan hasil nilai thitung = -1,181 dengan
signifikansi BTD sebesar 0,271 > 0,05
diterima dan
ditolak.
maka
Sehingga hipotesis yang diajukan penulis
tidak dapat diterima.
d. Ada pengaruh Tobin’s Q, GCG, dan CSR
secara simultan terhadap agresivitas pajak
yang diukur dengan Book Tax Differences
pada perusahaan kosmetik yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia pada tahun 20112014. Hal ini dibuktikan dengan hasil nilai
Fhitung = 55,858 dengan signifikansi sebesar
0,000 > 0,05 maka
ditolak dan
diterima. Sehingga hipotesis yang diajukan
penulis dapat diterima.

diterima dan
ditolak berarti
maka
tidak ada pengaruh secara signifikan antara
CSR terhadap agresivitas pajak yang diukur
dengan Book Tax Differences pada
perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2011-2014. Hasil
tersebut tidak mendukung penelitian Sagala
(2015)
tetapi mendukung penelitian
Winarsih, dkk (2014) dan Jessica dan Agus
Toly (2014). Hal ini berarti tingkat
pegungkapan CSR yang besar belum tentu
memiliki tingkat agresivitas pajak yang
rendah atau sebaliknya. Hasil tidak signifikan
ini dikarenakan pelaporan CSR tidak bisa
dijadikan tolak ukur terhadap kinerja atau
pelaksanaan CSR sesuai dengan kondisi
sebenarnya di lapangan. Dalam penelitian ini
pengukuran
CSR
dilakukan
dengan
mengamati ada tidaknya suatu informasi yang
diungkapkan dalam laporan tahun perusahaan
sesuai dengan standart GRI G3.1. Namun
menurut Winarsih, dkk (2014) control dari
pihak yang diberi wewenang terhadap
pelaporan CSR juga belum ada sehingga
kebenaran dari yang dilaporkan perusahaan
mengenai kegiatan CSR-nya belum dapat
dipertanggungjawabkan.
Maka
tingkat
pengungkapan kegiatan tanggung jawab
sosial dalam laporan tahunan perusahaan
tidak bisa dijadikan jaminan akan rendahnya
tindakan pajak agresif yang dilakukan oleh
perusahaan.
Hipotesis keempat diperoleh Fhitung =
55,858 tingkat signifikansi sebesar 0,000 >
0,05 maka
ditolak dan
diterima berarti
ada pengaruh secara simultan antara Tobin’s
Q, GCG, dan CSR terhadap agresivitas pajak
yang dikur dengan Book Tax Differences
terhadap perusahaan kosmetik yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.

2. Saran
a. Bagi
perusahaan
hendaknya
lebih
melakukan pengawasan dan pengendalian
internal terhadap pendapatan atau laba,
tata kelola perusahaan, tanggung jawab
sosial, sehingga dapat menurunkan tingkat
agresivitas pajak yang terjadi.
b. Upaya-upaya peningkatan laba hendaknya
dilakukan manajemen dengan cara yang
lebih bai agar tidak merugikan pemerintah
terkait dengan meningkatnya tindak
agresivitas pajak pada perusahaan.
c. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya
lebih menambahkan variabel-variabel lagi
untuk dijadikan bahan penelitian yang
dapat diduga memiliki korelasi dengan
agresivitas pajak.
d. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya
menggunakan sample perusahaan yang
lebih bervariasi
selain perusahaan
kosmetik yang terdaftar di BEI. Misalnya
perusahaan
food
and
beverages,
perusahaan garmen, perusahaan pakan
ternak, dan lain-lain.

SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan

a. Ada pengaruh Tobin’s Q terhadap
agresivitas pajak yang diukur dengan Book
Tax Differences pada perusahaan kosmetik
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2011-2014. Hal ini dibuktikan
dengan hasil nilai thitung = 10,896 dengan
signifikansi Book Tax Differences sebesar
ditolak dan
0,000 > 0,05 maka
diterima. Sehingga hipotesis yang diajukan
penulis dapat diterima.

7

Sudiyatno, Bambang dan Elen Puspitasari. 2010.
Tobin’s Q Dan Altman Z-Score Sebagai
Indikator
Pengukuran
Kinerja
Perusahaan.Tobin's Q and Altman Z-Score
as Indicators of Performance Measurement
Company. Jurnal. Semarang: Universitas
Stikubank.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Administrasi.
Bandung: Alfabeta
Sukamulja, Sukmawati. 2004. Good Corporate
Governance Di Sektor Keuangan Dampak
GCG Terhadap Kinerja Perusahaan (Kasus
di Bursa Efek Jakarta). Benefit. Jurnal.
Vol. 8. No.I.
Suyanto, Krisnata Dwi. 2012. Pengaruh
Likuiditas,
Leverage,
Komisaris
Independen,
dan
Manjemen
Laba
Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan.
Skripsi. Salatiga: Universitas Kristen
Satya.
The Indonesian Institute For Corporate
Governance (IICG). 2012. Corporate
Governance Perception Index 2012
Tentang Program tahunan Riset dan
Pemeringkatan
Penerapan
Good
Corporate Governance di Indonesia.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 40
tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Pasal 74 Mengenai Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan.
Untung, Hendrik Budi. 2008. Corporate Social
Responsibility. Jakarta: Sinar Grafika.
Winarsih, Rina, Prasetyono dan Muhammad
Syam Kusufi. 2014. Pengaruh Good
Corporate Governance dan Corporate
Sosial Responsibility Terhadap Tindakan
Pajak Agresif (Studi pada Perusahaan
Manufaktur yang Listing di BEI Tahun
2009-2012). Jurnal. Madura: Universitas
Trunojoyo Madura.
Www.kemendag.go.id (diakses pada tanggal 2
Januari 2016).
Www.Idx.co.id (diakses pada tanggal 15 Januari
2016).
Yoehana, Maretta. 2011. Analisis Pengaruh
Corporate Social Responsibility Terhadap
Agresivitas Pajak (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2011).
Skripsi.
Semarang:
Universitas
Diponegoro.

DAFTAR PUSTAKA
Jessica dan Agus Arianto Toly. 2014. Pengaruh
Pengungkapan
Corporate
Social
Responsibilty Terhadap Agresivitas Pajak.
Jurnal. Surabaya: Universitas Kristen
Petra.
Komite Nasional Kebijakan Governance. (2006).
Pedoman
umum
Good
Corporate
Governance Indonesia , 5-15.
Kristian, Ferdi. 2014. Pengaruh Likuiditas,
Leverage, Dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Agresivitas Pajak. Skripsi.
Bandung: Universitas Kristen Maranatha.
Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara.
2011. Peraturan Menteri Negara Badan
Usaha Milik Negara Nomor: Per— 01
/MBU/2011 Tentang Penerapan Tata
Kelola Perusahaan Yang Baik (Good
Corporate Governance) Pada Badan
Usaha Milik Negara.
Oktavia dan Dwi Martani. 2003. Tingkat
Pengungkapan Dan Penggunaan Derivatif
Keuangan Dalam Aktivitas Penghindaran
Pajak.
Fakultas Ekonomi Universitas
Kristen Krida Wacana. Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Indonesia. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Indonesia.
Pohan, T Hotman. 2009. Analisis Pengaruh
Kepemilikan Institusi, Rasio Tobin Q,
Akrual Pilihan, Tarif Efektif Pajak, dan
Biaya
Pajak
Ditunda
Terhadap
Penghindaran Pajak Pada Perusahaan
Publik. Jurnal. Jakarta: Universitas
Trisakti.
Sagala, Winarti Monika. 2015. Analisis
Pengaruh Pengungkapan Corporate Social
Responsibility
Terhadap
Agrasivitas
Pajak. Skripsi. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Santoso, Titus Bayu. 2014. Pengaruh Corporate
Governance Terhadap Penghindaran Pajak
Perusahaan.
Skripsi.
Semarang
:
Universitas Diponegoro.
Sekretaris Kementrian Negara Badan Usaha
Milik Negara. 2012. Indikator/Parameter
Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan
Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good
Corporate Governance) pada Badan
Usaha Milik Negara Nomor: SK16/S.MBU/2012.
Suandy, Erly. 2011. Perencanaan Pajak. Jakarta:
Salemba Empat.

8