SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI JURUSAN

Pengertian, Ruang Lingkup, Dan Pokok Bahasan Kapita Selekta Pendidikan
Islam

Pengertian, Ruang Lingkup, Dan Pokok Bahasan
Kapita Selekta Pendidikan Islam
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Kapita Selekta Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: Drs. H. Abdul Wahab, M.Pd.I
Oleh :

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI
JURUSAN TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( PAI )
2016
Pengertian, Ruang Lingkup, Dan Pokok Bahasan
Kapita Selekta Pendidikan Islam
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sebuah yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan umat
manusia. Karenanya manusia harus senantiasa mencari dan menuntut ilmu pengetahuan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu faktor penting yang

mengharuskan manusia untuk selalu mengembangkan keilmuannya agar dapat beradaptasi di
dunia modern yang kaya akan kemajuan ilmu dan teknologi.
Pendidikan agama islam di sekolah umum hingga saat ini, masih menghadapi berbagai
persoalan dan tantangan serta kritikan dari berbagai pihak. Bahkan sebagian masyarakat
cenderung berpendapat, meskipun terkesan sangat subjektif dan sepihak. Krisis sosial dan moral

yang dialami bangsa ini adalah disebabkan oleh gagalnya pendidikan agama di sekolah dalam
membentuk moralitas masyarakat bangsa ini, khususnya para pelajar.
Sekolah merupakan sarana dan tempat menuntut ilmu bagi para peserta didik, juga
tempat memperkaya dan memperluas keilmuan peserta didik.
Dalam makalah ini, penulis akan membahas dan mengulas tentang Kapita Selekta
Pendidikan Islam, yang meliputi pengertian kapita selekta pendidikan Islam, ruang ligkup
pendidikan Islam, dan pokok bahasan kapita selekta pendidikan Islam.
B.
1.
2.
3.

Rumusan Masalah
Bagaimana pengertian kapita selekta pendidikan Islam.

Bagaimana ruang lingkup kapita selekta pendidikan Islam.
Bagaimana pokok bahasan kapita selekta pendidikan Islam.

C. Pembahasan
1. Pengertian Kapita Selekta Pendidikan Islam
Bila ditinjau dari segi etimologi, kapita selekta pendidikan sebenarnya tersusun dari dua
kata, yaitu : “Kapita Selekta” dan “Pendidikan”, yang dipadukan sehingga menjadi satu istilah
yang memiliki satu kesatuan makna.
Dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” kata “Kapita Selekta”, diartikan dengan “garis
besar mengenai hal-hal penting dan terpilih”. Dan kata “Pendidikan” dalam kamus itu, diartikan
dengan “Proses yang pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan-latihan”[1]
Secara istilah/terminologi yaitu : suatu mata kuliah yang membahas kumpulan masalah
dari pendidikan yang penting dan terpilih untuk dicari penyebabnya dan ditentukan jalan
keluarnya.[2]
Dan pendidikan Islam sendiri memiliki pengertian yang sangat luas, seorang ilmuan
muslim, pakar pendidikan islam DR. Muhammad S.A. Ibrahimy ( Bangladesh), mengungkapkan
pendidikan islam sebagai berikut :
Napas keislaman dalam pribadi seorang muslim merupakan elane vitale yang
menggerakkan perilaku yang diperkokoh dengan ilmu pengetahuan luas, sehingga ia mampu

memberikan jawaban yang tepat dan berguna terhadap tantangan perkembangan ilmu dan
teknologi. Karena itu pendidikan Islam memiliki ruang lingkup yang berubah-ubah menurut

waktu yang berbeda-beda. Ia bersikap lentur terhadap pekembangan kebutuhan umat manusia
dari waktu ke waktu.[3]
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Kapita Selekta Pendidikan Islam adalah mata kuliah
pendidikan Islam yang membicarakan tentang masalah-masalah pokok/pilihan dalam pendidikan
(khususnya pendidikan Islam) yang aktual, untuk inovasi pendidikan Islam.
2. Ruang Lingkup Kapita Selekta Pendidikan Islam
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

keserasian
keselarasan
keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT

hubungan manusia dengan sesama manusia
hubungan manusia dengan dirinya sendiri
hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.[4]
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam juga identik dengan aspek-aspek Pengajaran
Agama Islam karena materi yang terkandung didalamnya merupakan perpaduan yang saling
melengkapi satu dengan yang lainnya.
Apabila dilihat dari segi pembahasannya maka ruang lingkup Pendidikan Agama Islam
yang umum dilaksanakan di sekolah adalah :

1. Pengajaran keimanan
Pengajaran keimanan berarti proses belajar mengajar tentang aspek kepercayaan, dalam
hal ini tentunya kepercayaan menurut ajaran Islam, inti dari pengajaran ini adalah tentang rukun
Islam.
2. Pengajaran akhlak
Pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran yang mengarah pada pembentukan jiwa,
cara bersikap individu pada kehidupannya, pengajaran ini berarti proses belajar mengajar dalam
mencapai tujuan supaya yang diajarkan berakhlak baik.
3. Pengajaran ibadah
Pengajaran ibadah adalah pengajaran tentang segala bentuk ibadah dan tata cara
pelaksanaannya, tujuan dari pengajaran ini agar siswa mampu melaksanakan ibadah dengan baik

dan benar. Mengerti segala bentuk ibadah dan memahami arti dan tujuan pelaksanaan ibadah.
4. Pengajaran fiqih
Pengajaran fiqih adalah pengajaran yang isinya menyampaikan materi tentang segala
bentuk-bentuk hukum Islam yang bersumber pada Al-Quran, sunnah, dan dalil-dalil syar’i yang

lain. Tujuan pengajaran ini adalah agar siswa mengetahui dan mengerti tentang hukum-hukum
Islam dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.
5. Pengajaran Al-Quran
Pengajaran Al-Quran adalah pengajaran yang bertujuan agar siswa dapat membaca AlQuran dan mengerti arti kandungan yang terdapat di setiap ayat-ayat Al-Quran. Akan tetapi
dalam prakteknya hanya ayat-ayat tertentu yang di masukkan dalam materi Pendidikan Agama
Islam yang disesuaikan dengan tingkat pendidikannya.
6. Pengajaran sejarah Islam
Tujuan pengajaran dari sejarah Islam ini adalah agar siswa dapat mengetahui tentang
pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dari awalnya sampai zaman sekarang sehingga
siswa dapat mengenal dan mencintai agama Islam.[5]
Jadi, kesimpulannya adalah keserasian, keselarasan, keseimbangan antara hubungan
manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia
dengan dirinya sendiri, serta hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya itu
merupakan ruang lingkupnya. Jika dikaitkan dengan pendidikan disekolah, maka terdapat
berbagai pengajaran-pengajaran.

3. Pokok Bahasan Kapita Selekta Pendidikan Islam
Dari penjelasan tentang pengertian kapita selekta pendidikan Islam, maka pokok bahasan
a.

yang dibahas adalah sebagai berikut :[6]
Obyek Pembahasannya adalah masalah dari pendidikan Islam
Yang dimaksud dengan masalah disini dapat disinonimkan dengan problematika. Dalam
kaitannya dengan pendidikan, masalah itu dapat berupa adanya kesenjangan antara teori dengan
kenyataan.
Maka dapat disimpulkan bahwa masalah pendidikan adalah ketidaksesuaian antara yang
seharusnya dengan kenyataan yang timbul dalam penyelengaraan system pendidikan nasional
yang perlu dicari kejelasannya, terutama mengenai hal-hal yang melatarbelakangi munculnya
permasalahan itu, supaya dapat diketahui dengan jelas masalahnya dan dapat ditentukan jalan

b.

keluarnya.
Permasalahannya yang dibahas bersifat penting dan terpilih
Kapita selekta pendidikan Islam secara selektif membahas permasalahan yang aktual,
yang hangat-hangatnya dibahas pemerintah, diperbincangkan oleh para pakar dan pengelola

pendidikan.
Disadari bahwa semakin maju peradaban suatu masyarakat akan bertambah banyak
masalah yang harus dihadapi, termasuk dalam bidang pendidikan.

Oleh karenanya, permasalahn pendidikan yang menjadi sasaran kajian “Kapita Selekta
Pendidikan Islam” tidaka akan pernah habis dan kadaluarsa, melaikan akan selalu berkembang
sesuai denagn tuntutan perkembangan zaman.[7]
Jadi, permasalahan yang menyangkut tentang pendidikan itu tidak akan berhenti selama
manusia sendiri masih bercita-cita untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
c.

kehidupan bangsa.
Tujuan pembahasannya adalah untuk menemukan penyebab yang menimbulkan permasalahan
pendidikan kemudian menentukan jalan keluarnya.
Jika orang berfikir administratife, maka dalam setiap kegiatan yang dilakukan selalu
ditetapkan tujuan yang akan dicapai.[8] Hal ini membawa konsekwensi, bahwa dalam mengkaji
permasalahan pendidikan diharuskan menerapkan pendekatan sebab-akibat, bukan menerapakan
pendekatan gejala. Hasil penyelesaian permasalahan pendidikan yang ditentukan melalui
penerapan pendekatan pertama, akan menjurus pada jalan keluar yang lebih memungkinkan
membawa perbaikan secara integral. Sedangkan hasil penyelesaian permasalahan dengan

pendekatan kedua biasanya akan menjerumus pada satu macam jalan keluar yang dimungkinkan
hanya membawa perbaikan secara parsial.[9]
Jadi, jelaslah bahwa kapita selekta pendidikan Islam merupakan suatu mata kuliah yang
menuntut da mengarahkan mahsiswa agar berfikir analisis lagi kritis terutama dengan
menerapkan kaidah deduktif dan induktif, agar mahasiswa berwawasan luas dalam menanggapi

permasalahan pendidikan Nasional.
D. Kesimpulan
1. Kapita Selekta Pendidikan Islam adalah mata kuliah pendidikan Islam yang membicarakan
tentang masalah-masalah pokok/pilihan dalam pendidikan (khususnya pendidikan Islam) yang
2.

aktual, untuk inovasi pendidikan Islam.
Ruang lingkup Kapita Selekta Pendidikan Islam meliputi : keserasian, keselarasan,
keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama
manusia, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, serta hubungan manusia dengan makhluk

lain dan lingkungannya.
3. Pokok bahasan Kapita Selekta Pendidikan Islam meliputi :
a. Obyek Pembahasannya adalah masalah dari pendidikan Islam

b. Permasalahannya yang dibahas bersifat penting dan terpilih
c. Tujuan pembahasannya adalah untuk menemukan penyebab yang menimbulkan permasalahan
pendidikan kemudian menentukan jalan keluarnya.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Muzayyin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009).
https://ahmadazhar.wordpress.com/2009/11/07/makalah-kapita-selekta-pai/-diakses pada hari Senin, 14
Maret 2016 pukul 16.03 WIB.
Mulyadi, Evaluasi Pendidikan, (Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan Agama di Sekolah),
(Malang: UIN Maliki Press, 2010).
Rohmad, Ali, Kapita Selekta Pendidikan, (Yogyakarta: TERAS, 2009).

[1] Ali Rohmad, Kapita Selekta Pendidikan, (Yogyakarta: TERAS, 2009), halaman 1-2.
[2] Ali Rohmad, Kapita Selekta Pendidikan,………….halaman 2.
[3] Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009),
halaman 5.
[4] https://ahmadazhar.wordpress.com/2009/11/07/makalah-kapita-selekta-pai/-diakses

pada hari Senin, 14 Maret 2016 pukul 16.03 WIB.


[5] https://ahmadazhar.wordpress.com/2009/11/07/makalah-kapita-selekta-pai/-diakses

pada hari Senin, 14 Maret 2016 pukul 16.03 WIB.
[6] Ali Rohmad, Kapita Selekta Pendidikan,………………………halaman 2.
[7] Ali Rohmad, Kapita Selekta Pendidikan,………………………halaman 2.
[8] Mulyadi, Evaluasi Pendidikan, (Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan Agama di
Sekolah), (Malang: UIN Maliki Press, 2010), halaman 10.
[9] Ali Rohmad, Kapita Selekta Pendidikan,………………………halaman 4.



Silabus Mata Kuliah Kapita Selekta Pendidikan Islam
A.

DESKRIPSI SINGKAT
Mata kuliah ini membahas tentang dinamika pendidikan Islam sebagai bunga rampai untuk
melaksanakan pendidikan Islam di Indonesia.

B.


KOMPETENSI
Mendeskripsikan problematika dan lembaga pendidikan Islam dan pendidikan Islam dalam
sistem pendidikan nasional

C.

INDIKATOR
1.
Menjelaskan Problematika Pendidikan Islam
2.
Menjelaskan Prinsip Pendidikan Islam sebagai Disiplin Ilmu
3.
Menjelaskan Model Pendidikan Islam dan Orientasinya
4.
Menjelaskan Strategi Pengembangan Pendidikan Islam dalam Upaya Mengantisipasi
Perkembangan IPTEK
5.
Menjelaskan Pendidik dan Peserta Didik Perspektif Pendidikan Islam
6.
Menjelaskan Sarana, Prasarana, Fasilitas dan Lingkungan Pendidikan Islam
7.
Menjelaskan Profesionalisme dalam Pengelolaan Madrasah
8.
Menjelaskan Sistem dan Metode Pendidikan Islam
9.
Menjelaskan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan Islam

10.
11.
12.
13.
14.
D.

Menjelaskan SKB 3 Menteri Tahun 1975
Menjelaskan Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional
Menjelaskan Pondok Pesantren sebagai sebuah Sistem Pendidikan Islam
Menjelaskan Penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah
Menjelaskan Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam

MATERI
PERTEMUAN
KE1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

E.

TOPIK

KETERANGAN

Pengantar Mata Kuliah
Problematika Pendidikan Islam
Prinsip Pendidikan Islam sebagai Disiplin Ilmu
Model Pendidikan Islam dan Orientasinya
Strategi Pengembangan Pendidikan Islam dalam
Upaya Mengantisipasi Perkembangan IPTEK
Pendidik dan Peserta Didik Perspektif Pendidikan
Islam
Sarana, Prasarana, Fasilitas dan Lingkungan
Pendidikan Islam
Profesionalisme dalam Pengelolaan Madrasah
Mid Semester
Sistem dan Metode Pendidikan Islam
Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan Islam
SKB 3 Menteri Tahun 1975
Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan
Nasional
Pondok Pesantren sebagai sebuah Sistem
Pendidikan Islam
Penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam pada
Sekolah
Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam
Dikotomi Ilmu dan Permasalahannya

PENILAIAN
Untuk menentukan kelulusan mahasiswa dalam mengikuti kuliah Kapita Selekta Pendidikan
Islam ini, perlu dilakukan evaluasi secara periodik. Evaluasi ini wajib diikuti oleh setiap
mahasiswa. Jenis evaluasi dan sebaran persentase untuk setiap jenis evaluasi tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Nilai Harian (Tugas/Pekerjaan Rumah/Latihan Harian)
: 20 %
2. Ujian Tengah Program
: 30 %
3. Ujian Akhir Program
: 50 %
_________________ +
Jumlah
: 100%

Nilai Harian (Tugas di kelas, PR) : Mahasiswa mengerjakan tugas yang dibebankan, dalam
bentuk pembuatan makalah secara berkelompok maupun perorangan. Setiap Tugas/PR akan
mendapatkan nilai dengan skala 0 – 100.
Tes Tengah Semester
Tes Tengah Semester adalah tes yang dilaksanakan berdasarkan jadwal yang tertera dalam
silabi. Materi tes ini terdiri atas pelajaran 1 sampai dengan pelajaran sebelum minggu review
pada tengah program. Bentuk soal campuran. Sifat tes tengah program ini ialah buku
tertutup.
Ujian Akhir Semester
Ujian Akhir Semester adalah tes yang dilaksanakan berdasarkan jadwal yang tertera dalam
silabi. Materi tes ini terdiri atas pelajaran yang diberikan sesudah tes tengah program sampai
dengan pelajaran sebelum minggu review pada akhir program. Bentuk soal campuran. Sifat
tes akhir program ini ialah buku tertutup/terbuka.
F.

MEDIA
1.
Laptop
2.
LCD
3.
Internet

G.

REFERENSI
Arifin, Muzayyin. 2003. Kapita selekta pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Hasbullan. 1999. Kapita selekta pendidikan Islam. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Arifin, M. 2000. Kapita selekta pendidikan: umum dan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Nata, Abuddin. Kapita selekta pendidikan Islam. Jakarta: Gramedia Widiasarana.
Dan buku-buku lain yang relevan

Silabus Mata Kuliah Kapita Selekta Pendidikan Islam
A.

DESKRIPSI SINGKAT
Mata kuliah ini membahas tentang dinamika pendidikan Islam sebagai bunga rampai untuk
melaksanakan pendidikan Islam di Indonesia.

B.

KOMPETENSI
Mendeskripsikan problematika dan lembaga pendidikan Islam dan pendidikan Islam dalam
sistem pendidikan nasional

C.

INDIKATOR
1.
Menjelaskan Problematika Pendidikan Islam
2.
Menjelaskan Prinsip Pendidikan Islam sebagai Disiplin Ilmu
3.
Menjelaskan Model Pendidikan Islam dan Orientasinya
4.
Menjelaskan Strategi Pengembangan Pendidikan Islam dalam Upaya Mengantisipasi
Perkembangan IPTEK
5.
Menjelaskan Pendidik dan Peserta Didik Perspektif Pendidikan Islam
6.
Menjelaskan Sarana, Prasarana, Fasilitas dan Lingkungan Pendidikan Islam
7.
Menjelaskan Profesionalisme dalam Pengelolaan Madrasah
8.
Menjelaskan Sistem dan Metode Pendidikan Islam

9.
10.
11.
12.
13.
14.
D.

Menjelaskan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan Islam
Menjelaskan SKB 3 Menteri Tahun 1975
Menjelaskan Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional
Menjelaskan Pondok Pesantren sebagai sebuah Sistem Pendidikan Islam
Menjelaskan Penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah
Menjelaskan Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam

MATERI
PERTEMUAN
KE1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

E.

TOPIK

KETERANGAN

Pengantar Mata Kuliah
Problematika Pendidikan Islam
Prinsip Pendidikan Islam sebagai Disiplin Ilmu
Model Pendidikan Islam dan Orientasinya
Strategi Pengembangan Pendidikan Islam dalam
Upaya Mengantisipasi Perkembangan IPTEK
Pendidik dan Peserta Didik Perspektif Pendidikan
Islam
Sarana, Prasarana, Fasilitas dan Lingkungan
Pendidikan Islam
Profesionalisme dalam Pengelolaan Madrasah
Mid Semester
Sistem dan Metode Pendidikan Islam
Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan Islam
SKB 3 Menteri Tahun 1975
Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan
Nasional
Pondok Pesantren sebagai sebuah Sistem
Pendidikan Islam
Penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam pada
Sekolah
Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam
Dikotomi Ilmu dan Permasalahannya

PENILAIAN
Untuk menentukan kelulusan mahasiswa dalam mengikuti kuliah Kapita Selekta Pendidikan
Islam ini, perlu dilakukan evaluasi secara periodik. Evaluasi ini wajib diikuti oleh setiap
mahasiswa. Jenis evaluasi dan sebaran persentase untuk setiap jenis evaluasi tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Nilai Harian (Tugas/Pekerjaan Rumah/Latihan Harian)
: 20 %
2. Ujian Tengah Program
: 30 %
3. Ujian Akhir Program
: 50 %
_________________ +
Jumlah
: 100%

Nilai Harian (Tugas di kelas, PR) : Mahasiswa mengerjakan tugas yang dibebankan, dalam
bentuk pembuatan makalah secara berkelompok maupun perorangan. Setiap Tugas/PR akan
mendapatkan nilai dengan skala 0 – 100.
Tes Tengah Semester
Tes Tengah Semester adalah tes yang dilaksanakan berdasarkan jadwal yang tertera dalam
silabi. Materi tes ini terdiri atas pelajaran 1 sampai dengan pelajaran sebelum minggu review
pada tengah program. Bentuk soal campuran. Sifat tes tengah program ini ialah buku
tertutup.
Ujian Akhir Semester
Ujian Akhir Semester adalah tes yang dilaksanakan berdasarkan jadwal yang tertera dalam
silabi. Materi tes ini terdiri atas pelajaran yang diberikan sesudah tes tengah program sampai
dengan pelajaran sebelum minggu review pada akhir program. Bentuk soal campuran. Sifat
tes akhir program ini ialah buku tertutup/terbuka.
F.

MEDIA
1.
Laptop
2.
LCD
3.
Internet

G.

REFERENSI
Arifin, Muzayyin. 2003. Kapita selekta pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Hasbullan. 1999. Kapita selekta pendidikan Islam. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Arifin, M. 2000. Kapita selekta pendidikan: umum dan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Nata, Abuddin. Kapita selekta pendidikan Islam. Jakarta: Gramedia Widiasarana.
Dan buku-buku lain yang relevan

KAPITA SELEKTA PENDIDIKAN ISLAM
(Isu-isu Pendidikan Agama Islam di
Sekolah Umum)
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan sebuah yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan umat manusia.
Karenanya manusia harus senantiasa mencari dan menuntut ilmu pengetahuan. Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu factor penting yang mengharuskan
manusia untuk selalu mengembangkan keilmuannya agar dapat beradaptasi di dunia modern
yang kaya akan kemajuan ilmu dan
teknologi.

Pendidikan agama islam di sekolah umum hingga saat ini, masih menghadapi berbagai persoalan
dan tantangan serta kritikan dari berbagai pihak, baik dalam lingkup internal maupun eksternal.
Bahkan sebagian masyarakat cenderung berpendapat, meskipun terkesan sangat subjektif dan
sepihak, bahwa “biang kerok” berbagai krisis sosial dan moral yang dialami bangsa ini adalah
disebabkan oleh gagalnya pendidikan agama di sekolah dalam membentuk moralitas masyarakat
bangsa ini, khususnya para pelajar.
Sekolah merupakan sarana dan tempat menuntut ilmu bagi para peserta didik, juga tempat
memperkaya dan memperluas keilmuan peserta didik.[1]
Dalam makalah ini, penulis akan membahas dan mengulas tentang isu-isu pendidikan agama
Islam di sekolah umum, yang meliputi pengertian pendidikan islam di sekolah umum, tujuan
dam ruang ligkup pendidikan agama islam, problematika pendidikan agama Islam serta solusi
dari problematika pendidikan Islam.
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum
2. Pengertian pendidikan Islam
Mendefinisikan pengertian pendidikan ditinjau dari berbagai tokoh tentu memiliki berbagai
perbedaan, tetapi untuk memahami pengertian pendidikakn paling tidak dibutuhkan dua
pengertian :


Menurut Ngalim Purwanto yang dikutip oleh Akmal Hawi Pendidikan adalah pimpinan
yang diberikan denga sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam
pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat.



Menurut Hasan Langgulung dikutip oleh Akmal Hawi Pendidikan merupakan proses
pemindahan nilai pada suatu masyarakat kepada setiap individu yang ada di dalamnya
dan proses pemindahan niali-nilai budaya itu melalui pengajaran dan indoktrinasi.[2]

Jadi, Pendidikan sebagai aktivitas berarti upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu
seorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, pandangan hidup,
sikap hidup. [3]
Istilah islam dapat dimaknai sebagai islam wahyu. Islam wahyu meliputi Al-Qur’an hadis-hadis
Nabi.[4]
1. Yusuf al- Qardhawy memberikan pengertian bahwa,´pendidikan islam adalah pendidikan

manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan
keterampilannya.[5]
Menurut Prof. Dr. Jalaluddin yang di kutip oleh Akmal Hawi, pendidikan Islam yaitu usaha
untuk membimbing dan mengembangkan potensi manusia secara optimal agar dapat menjadi
pengabdi Allah yang setia, berdasarkan dan dengan pertimbangan latar belakang perbedaan
individu, tingkat usaha, jenis kelamin, dan lingkungan masing-masing.

Jadi, pengertian tersebut akan terlihat jelas bahwa Islam menekankan pendidikan pada tujuan
utamanya yaitu pengabdian kepada Allah secara optimal. Dengan berbekal ketaatan itu,
diharapkan manusia itu dapat menempatkan garis kehidupannya sejalan dengan pedoman yang
telah ditentukan sang pencipta. Kehidupan yang demikian itu akan memberi pengaruh kepada
diri manusia, baik selaku pribadi maupun sebagai makhluk sosial, yaitu berupa dorongan untuk
menciptakan kondisi kehidupan yang aman, damai, sejahtera dan berkualitas di lingkungannya
2. Pengertian pendidikan agama Islam di sekolah umum
Di dalam UUSPN No. 2/1989 Pasal 39 ayat (2) ditegaskan bahwa isi kurikulum setiap jenis, dan
jenjang pendidikan wajib memuat, antara lain pendididkan agama. Dan dalam penjelasannya
dinyatakan bahwa pendidikan agama merupakan usaha untuk memperkuat iman dan ketakwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik yang
berangkutan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan
kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.
Dalam konsep Islam, iman merupakan potensi rohani yang harus diaktualisasikan dalam bentuk
amal saleh, sehingga mengahasilkan prestasi rohani (iman) yang disebut takwa. Amal saleh itu
menyangkut keserasian dan keselarasan hubungan manusia dan Allah dan hubungan manusia
dengan dirinya yang membentuk kesalehan pribadi, hubungan manusia dengan sesamanya yang
membentuk kesalehan terhadap alam sekitar. Kualitas amal saleh ini akan menentukan derajat
ketakwaan (prestasi rohani/iman) seseorang dihadapan Allah Swt.[6]
Dalam arti keyakinan beragama, (sebagai hasil pendidikan agama) diharapkan mampu
memperkuat upaya penguasaan dan pengembagan iptek, dan sebaliknya, pengembagan iptek
berkeyakinan beragama. Sedangkan agamalah yang bisa menuntut manusia untuk memilih mana
yang patut, bisa, benar, dan baik untuk dijalankan dan dikembangkan. Disinila letak peranan
pendidikan agama islam dan sekaligus pendidikan (GPAI disekolah) dan mengantisipikasi
perkembangan kemajuan iptek. Dalam arti mampukah guru pendidikan agama islam menegakan
landasan akhlakul karimah yang menjadi tiang utama ajaran agama islam, tatkala dominasi
temuan iptek sudah demikian hebat dan menguasai segala perbuatan dan pikiran umat manusia.
[7]
Antara ilmu pengetahuan dan pendidikan islam tidak dapat dipisahkan karena perkembangan
masyarakat islam, serta tuntutannya dalam membagun manusia seutuhnya (jasmani dan rohani)
sangat ditentukan oleh kualitas ilmu pengetahuan yang dicerna melalui proses pendidikan. Proses
pendidikan tidak hanya menggali dan mengembangkan sains, tetapi juga dan lebih penting lagi
dapat yaitu dapat menemukan konsep baru ilmu pengetahuan yang utuh, sehingga dapat
membagun masyarakat islam sesuai dengan keinginan dan kebutuhan yang diperlukan.[8]
1. Tujuan dan Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Tujuan pendidikan ialah pembangunan manusia seutuhnya. Manusia seutuhnya mencakup unsurunsur jasmani dan rohani. Oleh karna itu, perkembangan lahiriah dan batiniyah yang selaras,
serasi, dan seimbang harus tercapai.[9]

Seperti halnya dasar pendidikannya maka tujuan pendidikan Islam juga identik dengan tujuan
Islam itu sendiri. Hal ini sempat menimbulkan pandangan yang beragam daripada ahli didik
terhadap pendidikan Islam.
Menurut Zakiah Daradjat, tujuan pendidikan Islam adalah untuk membentuk manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Allah Swt. Selama hidupnya dan matinya pun tetap dalam keadaan
muslim. Pendapat ini berdasarkan firman Allah dala Q.S. Ali Imran ayat 102 :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar benarnya takwa
dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan musim”.
Tujuan pendidikan Islam memiliki karateristik yang ada kaitannya dengan sudut pandangan
tertentu. Secara garis besarnya tujuan pendidikan Islam dapat dilihat dari tujuh dimensi utama.
Setiap dimensi mengacu kepada tujuan pokok yang khusus. Atas dasar pandangan yang
demikian, maka tujuan pendidikan Islam mencakup runag lungkup yang luas.
1. Dimensi hakikat penciptaan manusia
Berdasarakan dimensi ini tujuan pendidikan Islam di arahakan kepada pencapaian target yang
berkaiatan dengan hakikat penciptaan manusia. Dari sudut pandang ini maka pendidikan Islam
bertujuan untuk membimbing peserta didik secara optimalkan agar mengabdi kepada Allah swt.
2. Dimensi tauhid
Mengacu pada dimensi ini, maka tujuan pendidikan Islam di arahkan kepada upaya pembentukan
sikap taqwa. Dengan demikian pendidikan di tujukan kepada upaya untuk membimbing dan
mengembangkan potensi peserta didik secara optimal agar dapat menjadi hamba Allah yang
taqwa.
3. Dimensi moral
Di dalam dimensi ini manusia dipandang sebagai sosok individu yang mempunyai potensi
fitriah. Maksunya bahwa sejak di lahirkan, pada diri manusia sudah ada sejumlah potensi bawaan
yang diperoleh secara fitrah. Menurut Qurais Shihab yang di kutip oleh Akmal Hawi, potensi ini
mempunyai tiga kecendrungan utama yaitu yang benar, yang baik dan yang indah.
4. Dimensi perbedaan individu
Secara umum manusia memiliki sejumlah persamaan. Namun di balik itu sebagai individu,
manusia juga memiliki berbagai perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya.
Kenyataan ini menunjukan bahwa manusia sebagai individu secara fitrah memiliki perbedaan.
Selain itu perbedaan juga terdapat pada kadar kemampuan yang dimiliki masing-masing
individu.
5. Dimensi sosial

Manusia adalah mahluk sosial, yaitu makhluk yang memilaki doromgan untuk hidup
berkelompok secara bersamaa-sama. Oleh karena itu dimensi sosial mengacu pada kepentingan
sebagai mahluk sosial, yang didasarkan pada pemahaman bahwa manusia hidup bermasyarakat.
6. Dimensi profesional
Setiap manusia memiliki kadar kemampuan yang berbeda. Berdasarkan pengembangan
kemampuan yang dimiliki itu, manusia diharapkan dapat menguasai keterampilan profesional.
Maksudnya dengan keterampilan yang dimiliki itu agar dapat memenuhi keterampilan hidupnya.
7. Dimensi ruang dan waktu
Tujuan pendidikan Islam juga dapat dirumuskan atas dasar pertimbangan dimensi ruang dan
waktu, yaitu dimana dan kapan.
Secara umum tujuan pendidikan agama Islam bertujuan untuk “meningkatkan keimanan,
penghayatam, dan pengalaman peserta didik tentang agama, Islam sehingga menjadi manusia
muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka ruang lingkup materi PAI (kurikulum 1994) pada dasarnya
mencakup delapan unsur pokok, yaitu Al-Qur’an Hadis, keimanan, syariah, ibadah, muamalah,
akhlak dan tarikh (sejarah Islam) yang menekankan pada perkrmbangan politik. Pada kurikulum
tahun 1999 di dapat menjadi empat unsur pokok yaitu Al-Qur’an Hadis, Aqidah akhlak, fiqh atau
bimbingan ibadah, serta tarikh atau sejarah Islam yang menekankan pada perkembangan ajaran
agama Islam, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.[10]
1. Problematika Pengajaran PAI di Sekolah Umum
Menurut Ahmadi yang dikutip oleh Akmal Hawi, pendidikan adalah suatu aktivitas yang
merupakan proses itu banyak dijumapai probelema yang memerlukan pemikiran dan
pemecahannya. Proses problematika yang menyangkut proses pendidikan yaitu 5W 1H:
1. Problematika Who
Dalam pendidikan, problematika Who adalah masalah pendidikan (Subyek) yang melaksanalkan
aktivitas pendidikan dan masalah anak didik (Obyek) yang dikenai sasaran aktivitas pendidikan.


Problem Pendidikan



Problem anak didik

1. Minat Siswa
2. Perhatian Siswa
3. Cara Belajar Siswa

4. Problematika Why
Dalam proses pendidikan, tidak semua pelaksanannya bisa berjalan dengan lancar, tetapi juga
akan dijumpai rintangan-rintangan/hambatan. Kesulitan tersebut bisa terdapat pada semua faktor
pendidikan yang menghabat jalannya proses pendidikan.
3. Problematika Where (Pola Pendidikan Islam dalam Keluarga)
Ada tiga tempat pendidikan bagi seorang anak yaitu, keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sistem
pendidikan pada masing-masing tempat tersebut tidak sama dan modelnya pun berbeda. Problem
pendidikan sebagai pendidikan anak-anak antara lain situasi keluarga itu sendiri dan letak dan
kualitas keluarga itu betada dimana.
4. Problematika When
Masalah when (kapan) yaitu kapan bagusnya saat yang tepat untuk memberikan suatu pujian
bagi tingkat perilaku anak didik yang positif, pemberian tugas. Berkenaan dengan usia anak
sebaiknya harus tahu kapan waktu-waktunya untuk memberikan berbagai model pendidikan
kepada anak sesuai tingkat usianya.
5. Problematika What
Problem What (apa) menyangkut dasar, tujuan, bahan/materi, sarana, prasarana, dan media.
6. Problematika How
Masalah how (bagaimana) berkenaan dengan cara didik/metode yang digunakan dalam proses
pendidikan. Anak didik mempunyai bakat yang berbeda-beda. Pendidikan harus mengakui
adanya perbedaan itu.
1. Solusi dari Problematika Pengajaran PAI
Upaya yang dapat dilakukan untuk melaksanak dan mengembangkan kurikulum PAI di SMP dan
SMA pada masa yang akan datang, menurut Abdurahmansya dan M. Fauzi yang dikutip oleh
Akmal Hawi adalah:
1. Pelaksanaan pendidikan agama Islam harus lebih etensif dengan lebih menekankan pada
pendidikan akhlak.
2. Penyusunan dan pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam pada masa yang
akan datang harus menggunakan pendekatan intersipliner yaitu dengan melibatkan para
pakar dalam bidang ilmu yang lain.
3. Agar pelaksanaan kurikulum pendidikan agama Islam dapat berjalan dengan baik dan
mencapai hasil maksimal maka jam pelajarannya perlu di tambah dari 2jam/minggu
menjadi 4jam/minggu.

4. Pendekatan ekstrakulikuler pengajaran PAI harus di bawa ketatanan realitas sosial, tidak
hanya sebatas teori dan berlangsung dalam kelas semata.
5. Evaluasi yang harus dikembangkanadalah mengukur sikap prilaku keberagaman.
6. Perlunya meningkatkan fasilitas, kualitas keilmuan dan kesejahteraan guru agama serta

menciptakan pendidikan yang lebih kondusif dan agamis.[11]
Abuddin Nata dalam bukunya Manajemen Pendidikan memberikan solusi. Solusi tersebut yaitu :
1. Mengubah orientasi dan fokus pengajaran agama yang semula berpusat pada pemberian
pengetahuan agama dalam arti memahami dan menghafal ajaran agama sesuai kurikulum,
menjadi pengajaran agama yang berorientasi pada pengalaman dan pembentukan sikap
keagamaan melalui pembiasaan hidup sesuai dengan agama.
2. Melakukan kegiatan ekstrakurikuler yang dirancang sesuai dengan kebutuhan dengan
penekanan utamanya pada pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari.
3. Meningkatkan perhatian, kasih sayang, bimbingan dan pengawasan yang diberikan oleh
orang
tuanya
di
rumah dan guru di sekolah.
4. Melaksanakan tradisi keislaman yang didasarkan pada al Qur’an dan as-sunnah yang
disertai dengan penghayatan dan pesan moral yang terkandung di dalamnya
5. Pembinaan sikap keagamaan melalui media informasi dan komunikasi.[12]

KESIMPULAN
Pendidikan agama Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hati, rohani dan
jasmani, akhlak dan keterampilannya. Pengertian tersebut akan terlihat jelas bahwa Islam
menekankan pendidikan pada tujuan utamanya yaitu pengabdian kepada Allah secara optimal.
Problematika yang menyangkut proses pengajaran PAI yaitu 5W 1H:
1. Problematika Who
2. Problematika When
3. Problematika Where
4. Problematika What
5. Problematika Why
6. Problematika How

Solusi dari Problematika Pengajaran PAI:
1. Pelaksanaan pendidikan agama Islam harus lebih etensif dengan lebih menekankan pada
pendidikan akhlak.
2. Penyusunan dan pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam pada masa yang
akan datang harus menggunakan pendekatan intersipliner yaitu dengan melibatkan para
pakar dalam bidang ilmu yang lain.
3. Agar pelaksanaan kurikulum pendidikan agama Islam dapat berjalan dengan baik dan
mencapai hasil maksimal maka jam pelajarannya perlu di tambah dari 2jam/minggu
menjadi 4jam/minggu.
4. Pendekatan ekstrakulikuler pengajaran PAI harus di bawa ketatanan realitas sosial, tidak
hanya sebatas teori dan berlangsung dalam kelas semata.
5. Evaluasi yang harus dikembangkan adalah mengukur sikap prilaku keberagaman.
6. Perlunya meningkatkan fasilitas, kualitas keilmuan dan kesejahteraan guru.
DAFTAR PUSTAKA
Hasbullah, 1999, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Raja Grafindo Persada: Jakarta
Hawi, Akmal, 2008, Kapita Selekta Pendidikan Islam, IAIN Raden Fatah Pers: Palembang
http://www.scribd.com/doc/38626958/Tugas-Kapita-Selekta-Pendidikan di akses, Jum’at, 20 Juli
2012, jam 09.30
http://abdwahidhoriz.wordpress.com/2012/07/14/pendidikan-agama-di-sekolah-umum/ di akses,
Jum’at, 20 Juli 2012, jam 09.45
Qomar, Mujamil, 2007, Manajemen Pendidikan Islam, Erlangga:Malang
Sagala, Syaiful, 2009, Administrasi Pendidikan Kontenporer, Alfabeta: Bandung
Sutingkir, 1985, Membina Siswa, Mutiara Sumber Widia: Jakarta
[1]http://abdwahidhoriz.wordpress.com/2012/07/14/pendidikan-agama-di-sekolah-umum/
[2] Akmal Hawi, Kapita Selekta Pendidikan Islam , (IAIN Raden Fatah Pers: Palembang, 2008)
Hlm. 54-55
[3] Syaiful Sagaala, Administrasi Pendidikan Kontenporer, (Alfabeta: Bandung, 2009) Hlm. 1
[4] Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Erlangga: Malang, 2007 ) Hlm. 15

[5] http://www.scribd.com/doc/38626958/Tugas-Kapita-Selekta-Pendidikan
[6] Akmal Hawi, Op Cit., Hlm. 54-56
[7] Akmal Hawi, Ibid., Hlm. 65
[8] Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam ,(Raja Grafindo Persada: Jakarta, 1999) Hlm 6
[9] Sutingkir, Membina Siswa, (Mutiara Sumber Widia: Jakarta, 1985) Hlm. 22
[10] Akmal Hawi, Op Cit., Hlm. 56-61
[11] Akmal Hawi, Op Cit., Hlm. 70-89
[12]http://abdwahidhoriz.wordpress.com/2012/07/14/pendidikan-agama-di-sekolah-umum/
Tentang iklan-iklan ini