PERAN FUNGSI POSISI DAN TANGGUNG JAWAB A

1

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Salah satu upaya pembangunan nasional adalah pembangunan di bidang

kesehatan, karena kesehatan adalah salah satu unsur kesejahteraan umum yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Pembangunan di
Indonesia di arahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan yang besar artinya
bagi pembangunan dan pembinaan sumber daya manusia Indonesia dan sebagai
modal bagi pelaksanaan pembangunan nasional.
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat, baik
secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pembangunan kesehatan
diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat
yang berguna sebagai modal pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan

masyarakat Indonesia, maka diselenggarakan upaya kesehatan yang merupakan
kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh
pemerintah dan atau masyarakat.
Bidang Pengawasan Obat dan Makanan sebagai bagian intergral dari
pembangunan kesehatan harus mampu mengantisipasi dan mengawasi perubahan
dalam industri farmasi, makanan, kosmetika dan alat kesehatan secara tepat.
Menyadari akan hal itu, diperlukan suatu institusi dan infrastruktur pengawasan

1

2

yang kuat, memiliki kredibilitas profesional yang tinggi serta kewenangan untuk
penegakan hukum dengan membentuk Badan Pengawasan Obat dan Makanan
(Badan POM). BPOM ditetapkan sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen
(LPND) yang bertanggung jawab kepada Presiden yang berperan dalam
pengaturan dan standar dasar penilaian keamanan. Khasiat dan mutu produk yang
beredar serta memberikan peringatan kepada publik yang didukung dengan
penegakan hukum.
Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SisPOM), yang dilakukan oleh

Badan POM harus mampu mendeteksi, mencegah dan mengawasi produk-produk
OMKABA (Obat, Makanan, Kosmetika, Alat Kesehatan, dan Bahan Berbahaya)
secara efektif dan efisien. SisPOM mempunyai tujuan untuk melindungi
keamanan, keselamatan dan kesehatan konsumennya baik di dalam maupun di
luar negeri.
Balai POM di Bengkulu merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT)
dibidang pengawasan obat dan makanan yang bertanggung jawab kepada Badan
POM. Pengawasan obat dan makanan memiliki aspek permasalahan yang luas dan
kompleks, oleh karena itu diperlukan pengawasan yang komprehensif dari mulai
awal proses suatu produk hingga produk beredar di masyarakat. Untuk
menghadapi tantangan diatas, masyarakat memerlukan tenaga-tenaga farmasis
salah satunya apoteker yang terampil, terlatih dan berpengalaman untuk dapat
membantu pemerintah dalam melaksanakan pengawasan obat, makanan,
minuman, kosmetik, alat kesehatan, obat tradisional, narkotik dan bahan
berbahaya yang beredar.

3

B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan
Adapun yang melatarbelakangi Praktek Kerja Lapangan Tenaga Teknis

Farmasi Ahli Madya Farmasi (Asisten Apoteker) ini antara lain:
1. Memahami Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SisPOM) yang dilakukan
oleh Balai POM (BPOM) di Bengkulu sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Badan POM di daerah.
2. Memahami ruang lingkup kerja, tugas pokok dan fungsi Bidang Sertifikasi dan
Layanan Informasi Konsumen yang terdapat di BPOM di Bengkulu.

C.

Manfaat Praktek Kerja Lapangan
1.

Mahasiswa mampu memahami dan mengembangkan mata kuliah

2.

yang di peroleh di akademi dan penerapan di lapangan kerja.
Meningkatkan, memperluas dan menetapkan proses penyerapan

3.


teknologi baru dari lapangan akademi atau sebaliknya.
Memberi kemudahan kesempatan masuk kerja bagi lulusan Akademi

4.

Farmasi
Mengembangkan atau menambah pembendaharaan perpustakaan
akademi

untuk

menunjang

pengetahuan

selanjutnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


mahasiswa

angkatan

4

A.

Tugas dan Fungsi BPOM
Balai POM di Bengkulu sebagai Unit Pelaksana Teknis Badan POM

mempunyai tugas melaksanakan kebijakan dibidang pengawasan produk
teurapetika, narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain, obat tradisional,
kosmetika, produk komplemen, pangan, dan bahan berbahaya.
Dalam melaksanakan tugasnya Balai POM di Bengkulu, menyelenggarakan
fungsi menurut Keputusan Kepala Badan POM No.05018/SK/KBPOM Tahun
2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja pada Unit Pelaksana Teknis di
Lingkungan Badan POM yaitu :
1.


Penyusunan rencana dan program pengawasan obat dan makanan.

2.

Pelaksanaan pemeriksaan secara laboratorium, pengujian dan penilaian mutu
produk komplemen, pangan dan bahan berbahaya.

3.

Pelaksanaan pemeriksaan laboratorium, pengujian dan penilaian mutu produk
secara mikrobiologi.

4.

Pelaksanaan pemeriksaan setempat, pengambilan contoh dan pemeriksaan
sarana produksi dan distribusi.

5.


Pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan pada kasus pelanggaran hukum.

6.

Pelaksanaan sertifikasi produk, sarana produksi dan distribusi tertentu yang
ditetapkan oleh Kepala Badan.

7.

Pelaksanaan kegiatan layanan informasi konsumen.

8.

Evaluasi dan penyusunan laporan pengujian obat dan makanan.

9.

Pelaksanaan urusan tata usaha dan kerumahtanggaan.
4


5

10. Pelaksanaan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala Badan, sesuai dengan
bidang tugasnya.

B.

Kedudukan BPOM
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2005

tentang perubahan kelima atas Keputusan Presiden Nomor 103 tahun 2001
tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata
Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, kedudukan dari Badan POM
termasuk salah satu Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND). LPND
adalah lembaga pemerintah pusat yang dibentuk untuk melaksanakan tugas
pemerintahan tertentu dari Presiden. LPND berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Presiden. LPND mempunyai tugas melaksanakan tugas
pemerintahan tertentu dari Presiden sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
C. Visi dan Misi BPOM
1. Visi Badan POM

Menjadi Institusi Pengawas Obat dan Makanan yang Inovatif, Kredibel dan
Diakui Secara nternasional untuk Melindungi Masyarakat.

2. Misi Badan POM
a. Melakukan Pengawasan
Internasional.

Pre-Market

dan

Post-Market

Berstandar

6

b. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu Secara Konsisten.
c. Mengoptimalkan Kemitraan dengan Pemangku Kepentingan di Berbagai
Lini.

d. Memberdayakan Masyarakat agar Mampu Melindungi Diri dari Obat dan
Makanan Yang Berisiko Terhadap Kesehatan.
e. Membangun Organisasi Pembelajar (Learning Organization).

D.

Kewenangan BPOM
Wewenang Badan Pengawas Obat dan Makanan menurut Keputusan Kepala

Badan POM No.02001/SK/KBPOM tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Badan POM adalah :
1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidang pengawasan obat dan
makanan;
2. Perumusan kebijakan di bidang pengawasan obat dan makanan untuk
mendukung pembangunan secara makro;
3. Penetapan sistem informasi di bidang pengawasan obat dan makanan;
4. Penetapan persyaratan penggunaan bahan tambahan (zat aditif) tertentu untuk
makanan dan penetapan pedoman pengawasan peredaran obat dan makanan;
5. Pemberian izin dan pengawasan peredaran obat serta pengawasan industri
farmasi;


E.

Landasan Hukum BPOM
Berdasarkan Keputusan Kepala Badan POM Nomor 05018/SK/KBPOM

dan telah diubah dengan Keputusan Kepala Badan No. HK. 00.05.21.4232 tahun

7

2004 menetapkan Organisasi dan Tata kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) di
Lingkungan Badan POM terdiri dari :
1. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM)
2. Balai Pengawas Obat dan Makanan (Balai POM)
Dan berdasarkan peraturan Kepala Badan POM Nomor HK.00.05.21.3592
tahun 2007, pasal 4, menyatakan UPT di lingkungan Badan POM terdiri dari:
a. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan tipe A
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan tipe A terdiri dari:
 Bidang Pengujian Produk Terapeutik, Narkotika, Obat Tradisional,
Kosmetik dan Produk Komplemen;
 Bidang Pengujian Pangan dan Bahan Berbahaya;
 Bidang Pengujian Mikrobiologi;
 Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan;
 Bidang Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen
 Sub Bagian Tata Usaha
 Kelompok Jabatan Fungsional
b. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan tipe B
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan tipe B terdiri dari:
 Bidang Pengujian Produk Terapeutik, Narkotika, Obat Tradisional,
Kosmetik dan Produk Komplemen;
 Bidang Pengujian Pangan, Bahan Berbahaya dan Mikrobiologi;
 Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan;
 Bidang Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen;
 Sub bagian Tata Usaha;
 Kelompok Jabatan Fungsional
c. Balai Pengawas Obat dan Makanan tipe A
Balai Pengawas Obat dan Makanan tipe A terdiri dari:
 Seksi Pengujian Produk Terapeutik, Narkotika, Obat Tradisional,
Kosmetik dan Produk Komplemen;
 Seksi Pengujian Pangan dan Bahan Berbahaya;
 Seksi Pengujian Mikrobiologi;
 Seksi Pemeriksaan dan Penyidikan;
 Seksi Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen;
 Sub bagian Tata Usaha;
 Kelompok Jabatan Fungsional
d. Balai Pengawas Obat dan Makanan tipe B

8



Seksi Pengujian Produk Terapeutik, Narkotika, Obat Tradisional,




Kosmetik dan Produk Komplemen;
Seksi Pengujian Pangan, Bahan Berbahaya dan Mikrobiologi;
Seksi Pemeriksaan, Penyidikan, Sertifikasi dan Layanan Informasi

Konsumen;
 Sub bagian Tata Usaha;
 Kelompok Jabatan Fungsional
Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan,
yaitu :
a. 12 (dua belas) Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan tipe A;
b. 7 (tujuh) Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan tipe B;
c. 7 (tujuh) Balai Pengawas Obat dan Makanan tipe A; dan
d. 4 (empat) Balai Pengawas Obat dan Makanan Tipe B.

BAB III
PEMBAHASAN

A.

Waktu Tempat dan Teknis Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan PKL (Praktek Kerja Lapangan) dilakukan pada

tanggal 27 Januari 2014 hingga 6 Maret 2014 di Badan POM Daerah Bengkulu
yang mencakup seluruh organisasi yang ada di dalamnya seperti Seksi

9

Pemeriksaan dan Penyidikan, Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen,
Pengujian Teranokoko, Pengujian Pangan dan bahan Berbahaya, serta Pengujian
Mikrobiologi. Dengan jadwal yang telah disusun sebelumnya maka kegiatan
berlangsung tertib, tiap kelompok terdiri dari 10 hingga 11 mahasiswa. Jadwal
berlangsung pada pagi hari pukul 08:00 WIB hingga pukul 16:30 WIB. Setiap
kelompok mendapatkan jadwal yang bergantian dalam masing-masing seksi
sebanyak tiga hari praktek.

B.

Sejarah BPOM Bengkulu
Balai POM Bengkulu adalah unit pelaksana teknis Badan POM RI. Pada

November tahun 2010 Balai POM di Bengkulu pindah ke lokasi yang baru yaitu
di Jalan Depati Payung KM 13 Kecamatan Selebar Kota Bengkulu yang memiliki
lahan seluas 12.480 m2. Sebelumnya Balai Pom Bengkulu beralamat di jalan
Batanghari No.1 Padang Harapan dan terdiri dari :
*) Luas bangunan laboratorium1.800 m2
*) Luas bngunan kantor 1.200 m2
*) Pembangunan dilakukan dalam 3 tahap (2008,2009,2010)
*) Status kepemilikan kantor Balai
10POM RI.
Dilokasi yang baru BPOM Bengkulu memiliki laboratorium yang lengkap
dan modern untuk menguji kualitas produk obat, terapetik, kosmetik, obat
tradisional, NAPZA, produk pangan dan bahan berbahaya serta mikrobiologi yang
telah terakreditasi KAN-BSN sesuai dengan ISO/IEC 17025:2005.
Laboratorium BPOM Bengkulu di dukung oleh peralatan yang modern dan
personel laboratorium yang kompeten dibidangnya yang menjamin hasil
pengujian valid, bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan.

10

Balai Penagawas Obat dan Makanan (Balai POM) Bengkulu merupakan
Unit Pelaksana Teknis Badan POM RI sesuai dengan Surat Keputusan Kepala
Badan POM No. 05018/SK/KBPOM tahun 2001 tanggal 17 februari 2001.
Balai POM Bengkulu, mempunyai tugas melaksanakan kebijakan di bidang
pengawasan produk obat, narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain, obat
tradisional, kosmetik, produk komplemen, pangan dan bahan berbahaya.
Jumlah SDM yang dimiliki oleh Balai POM Bengkulu untuk melaksanakan
tugas dan fungsi pengawasan obat dan makanan pada tahun 2010 adalah sejumlah
66 orang yang terdiri dari 1 orang kepala balai, 15 orang di bagian tata usaha, 10
orang di bagian pemeriksaan dan penyidikan , 5 orang di bagian sertifikasi dan
layanan informasi konsumen, 16 orang di pengujian terapetik, 11 orang di
pengujian pangan dan BB dan 7 orang di pengujian mikrobiologi. Adapun profil
tingkat pendidikan adalah 5 orang pendidikan S2 + apoteker, 20 orang apoteker,
10 orang sarjana (S1), 10 orang akademi (D3) dan 22 orang sekolah lanjutan atas
(SLTA). Dengan tantangan yang semakin komplek, Balai POM Bengkulu harus
melakukan pengembangan SDM dan dapat memprediksikan kebutuhan SDM
untuk menghadapi lingkungan strategis yang semakin dinamis.
C.

Struktur Organisasi
Sesuai dengan Keputusan Kepala BPOM Nomor 02001/SK/KBPOM,

organisasi dan tata kerja BPOM adalah sebagai berikut :
1. Kepala Balai POM.

4. Kasie Sertifikasi dan LIK.

2. Ka Sub Bagian Tata Usaha.

5. Kasie Pengujian Teranokoko.

3. Kasie Pemeriksaan dan Penyidikan.

6. Kasie Pengujian Pangan dan BB.

11

7. Kasie Pengujian Mikrobiologi.
9.

8. Kelompok Jabatan Fungsional.

10.Struktur Organisasi BPOM Bengkulu
11.
12.

KEPALA BALAI POM BENGKULU
Drs. Zulkifli, Apt
NIP. 196401011994011001

Ka Sub Bagian Tata Usaha
Dra. Sri Yuniat
NIP. 196401011994011001

Kasie Pemeriksaan dan
Pemenyidikan
Drs. Syafrudin T.,Apt.,M.Si
NIP. 196306281996031001

Kasie Sertifikasi dan LIK

Kasie Pengujian Teranoko

Kasie Pengujian Pangan dan BB

Kasie Pengujian Mikrobiologi

Drs. Sasra., Apt.,M.Si
NIP. 196507111993031001

Dra. Firni., Apt.,M.Kes
NIP. 196406151994032001

Zul Amri., S.Si.,Apt.,M.Kes
NIP. 196607281995031001

Drs. Reswandi., Apt
NIP. 196005171991031001

Kelompok Jabatan Fungsional

13

13.

Balai Pengawas Obat dan Makanan Bengkulu dipimpin oleh

seorang Kepala. Unsur Organisasi Balai POM terdiri dari :
1.

Bidang Pengujian Produk Teurapetik, Narkotika, Obat Tradisional,
Kosmetik dan Produk Komplemen.

14.

Bidang Pengujian Produk Teurapetik, Narkotika, Obat Tradisional,
Kosmetik dan Produk Komplemen mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan rencana dan program serta evaluasi dan penyusunan laporan
pelaksanaan pemeriksaan secara laboratorium, pengujian dan penilaian mutu
di bidang produk teurapetik, narkotika, obat tradisional, kosmetik dan
produk komplemen.

2.

Bidang Pengujian Pangan dan Bahan Berbahaya
15.

Bidang Pengujian Pangan dan Bahan Berbahaya mempunyai tugas

melaksanakan penyusunan rencana dan program serta evaluasi dan
penyusunan

laporan

pelaksanaan

pemeriksaan

secara

laboratorium,

pengujian mutu di bidang pangan dan bahan berbahaya.
3.

Bidang Pengujian Mikrobiologi
16.

Bidang Pengujian Mikrobiologi mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan rencana dan program serta evaluasi dan penyusunan laporan
pelaksanaan pemeriksaan secara laboratorium, pengujian dan penilaian mutu
secara mikrobiologi.
4.

Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan
17.

Bidang

Pemeriksaan

dan

Penyidikan

mempunyai

tugas

melaksanakan penyusunan rencana dan program serta evaluasi dan

penyusunan laporan pelaksanaan pemeriksaan setempat, pengambilan
contoh untuk pengujian, dan pemeriksaan sarana produksi, distribusi dan
instansi kesehatan serta penyidikan kasus pelanggaran hukum di bidang
produk teurapetik, narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain, obat
tradisional, kosmetik, produk komplemen, pangan dan bahan berbahaya.
Dalam

melaksanakan

tugas

Bidang

Pemeriksaan

dan

Penyidikan

menyelenggarakan fungsi :
18. a.

Penyusunan rencana dan program pemeriksaan dan penyidikan

obat dan makanan.
19. b.

Pelaksanaan pemeriksaan setempat, pengambilan contoh dan

pemeriksaan sarana produksi, distribusi dan instansi kesehatan di
bidang produk teurapetik, narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain,
obat tradisional, kosmetik dan produk komplemen.
20. c.

Pelaksanaan pemeriksaan setempat, pengambilan contoh dan

pemeriksaan sarana produksi dan distribusi di bidang pangan dan bahan
berbahaya.
21. d.

Pelaksanaan penyidikan terhadap kasus pelanggaran hukum.

22. e.

Evaluasi dan penyusunan laporan pemeriksaan, penyidikan obat

dan makanan.
23.
a.

Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan ini terdiri dari :
Seksi

Pemeriksaan,

mempunyai

tugas

melakukan

pemeriksaan

setempat, pengambilan contoh untuk pengujian, pemeriksaan sarana

produksi dan distribusi produk teurapetik, narkotika, psikotropika dan
zat adiktif lain, obat tradisional, kosmetik dan produk komplemen.
b. Seksi Penyidikan, mempunyai tugas melakukan penyidikan terhadap
kasus pelanggaran hukum di bidang produk teurapetik, narkotika,
psikotropika dan zat adiktif lain, obat tradisional, kosmetik, produk
komplemen, pangan dan bahan berbahaya.
5.

Bidang Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen
24.

Mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana dan program

serta evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan sertifikasi produk,
sarana produksi dan distribusi tertentu dan layanan informasi konsumen.
25.

Dalam melaksanakan tugas Bidang Sertifikasi dan Layanan

Informasi Konsumen menyelenggarakan fungsi :
a.

penyusunan rencana dan program sertifikasi produk dan layanan
informasi konsumen.

b.

pelaksanaan sertifikasi produk, sarana produksi dan distribusi tertentu.

c.

pelaksanaan layanan informasi untuk konsumen.

d.

evaluasi dan penyusunan laporan sertifikasi produk dan layanan
informasi konsumen.

26.
a.

Bidang Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen terdiri dari :
Seksi Sertifikasi, mempunyai tugas melakukan sertifikasi produk,
sarana produksi dan distribusi tertentu.

b.

Seksi Layanan Informasi Konsumen, mempunyai tugas melakukan
layanan informasi terhadap konsumen.

27.
28.
6.

Sub Bagian Tata Usaha
29.

Mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan administrasi

di lingkungan Balai POM Bengkulu.
7.

Kelompok Jabatan Fungsional.
30.

Mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan

fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
D.

Kebijakan Strategis Badan POM
31.

Memenuhi tantangan perubahan lingkungan strategis yang

kompleks dan dinamis, Badan POM mewujudkan visi dan misinya melalui 2 (dua)
kebijakan strategis yaitu pemantapan infrastruktur dan revitalisasi program POM.
1.

Perkuatan infrastruktur Badan POM
32.

Agar mampu melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif dan

efisiensi serta memiliki kemampuan beradaptasi dan berinovasi sesuai dengan
kebutuhan lingkungan yang berubah dengan cepat, perlu dilakukan transformasi
mendasar, mencakup antara lain :


mental model dan sistem berpikir sumber daya manusia;



sistem operasi yang terkendali oleh kinerja melalui insentif;



struktur pengambilan keputusan yang mampu menciptakan akuntabilitas
publik;



peraturan perundang-undangan sesuai dengan perkembangan.

33.
34.
35.
2.

Revitalisasi Program POM
36.

Kebijakan revitalisasi Badan POM diarahkan terutama pada

kegiatan prioritas yang memiliki efek sinergi dan daya ungkit yang besar terhadap
tujuan perlindungan masyarakat luas, mencakup antara lain :


evaluasi mutu, keamanan dan khasiat produk berisiko oleh tenaga ahli
berdasarkan bukti-bukti limiah;



Standardisasi mutu produk untuk melindungi konsumen sekaligus
meningkatkan daya saing menghadapi era pasar bebas;



Pelaksanaan cara-cara produksi dan distribusi yang baik sebagai built-in
control;



Operasi pemeriksaan dan penyidikan terhadap produksi, distribusi dan
peredaran narkotika, psikotropika dan prekursor serta produk-produk ilegal;



Monitoring iklan dengan melibatkan peran aktif masyarakat dan organisasi
profesi;



Komunikasi,

informasi

dan

edukasi

kepada

masyarakat

untuk

meningkatkan kesadaran dan pengetahuan terhadap mutu, khasiat dan
keamanan produk;


Bimbingan teknis terutama kepada industri kecil menengah yang berfokus
pada peningkatan kualitas produk.

E.

Target Kinerja

37.

Target kinerja Badan POM meliputi sebagai berikut :

 Terkendalinya penyaluran produk terapeutika dan narkotika, psikotropika,
dan zat adiktif (NAPZA).
 Terkendalinya mutu, khasiat, dan keamanan produk obat dan makanan
termasuk klaim pada label dan iklan di peredaran.
 Tercegahnya risiko penggunaan bahan kimia berbahaya sebagai akibat
pengelolaan yang tidak memenuhi syarat.
 Penurunan kasus pencemaran pangan.
 Peningkatan kapasitas organisasi yang didukung dengan kompetensi dan
keterampilan personil yang memadai.
 Terwujudnya komunikasi yang efektif dan saling menghargai antar sesama
dan pihak terkait.
F.

Wilayah Kerja
38.

Balai POM di Bengkulu mempunyai luas wilayah kerja di Provinsi
Bengkulu ± 19.789 km2 yang tersebar di 10 kabupaten/kota dan gugusan
Pulau Enggano yang berada ± 90 mil sebelah selatan Provinsi Bengkulu.

1.
2.
3.
4.
5.

Kota Bengkulu
Kab. Bengkulu Utara
Kab. Bengkulu Selatan
Kab. Rejang Lebong
Kab. Kaur

6. Kab. Muko-muko
7. Kab. Lebong
8. Kab. Kepahiang
9. Kab. Seluma
10. Kab. Bengkulu Tengah

39.
G.

Prinsip Dasar SisPOM
40.

Prinsip dasar SisPOM adalah sebagai berikut :



Tindakan pengamanan yang cepat, tepat, akurat, dan profesional.



Tindakan dilakukan berdasarkan atas tingkat risiko dan berbasis buktibukti ilmiah.



Lingkungan pengawasan bersifat menyeluruh, mencakup seluruh siklus
proses.



Berskala nasional/lintas provinsi, dengan jaringan kerja internasional.



Otoritas yang menunjang penegakan supremasi hukum.



Memiliki jaringan laboratorium nasional yang kohesif dan kuat yang
berkolaborasi dengan jaringan global.


H.

Memiliki jaringan sistem informasi keamanan dan mutu produk.

Konsep SisPOM
41.

Pengawasan Obat dan Makanan memiliki aspek permasalahan

berdimensi luas dan kompleks. Oleh karena itu, diperlukan sistem pengawasan
yang komprehensif, sejak awal proses suatu produk hingga produk tersebut
beredar di tengah masyarakat.
42.

Untuk menekan sekecil mungkin risiko yang terjadi, dilakukan
SisPOM tiga lapis, yaitu :

1.
43.

Sub-sistem Pengawasan Produsen
Sub-sistem Pengawasan Produsen adalah sistem pengawasan

internal oleh produsen melalui pelaksanaan cara-cara produksi yang baik

atau Good Manufacturing Practices agar setiap bentuk penyimpangan dari
standar mutu dapat dideteksi sejak awal.
44.

Secara hukum produsen bertanggung jawab atas mutu dan

keamanan produk yang dihasilkannya. Apabila terjadi penyimpangan dan
pelanggaran terhadap standar yang telah ditetapkan maka produsen dikenai
sanksi, baik administratif maupun pro- justisia.
2.
45.

Sub-sistem Pengawasan Konsumen
Sub-sistem Pengawasan Konsumen adalah sistem pengawasan oleh

masyarakat

konsumen

sendiri

melalui

peningkatan

kesadaran

dan

peningkatan pengetahuan mengenai kualitas produk yang digunakannya dan
cara-cara penggunaan produk yang rasional.
3.
46.

Sub-sistem Pengawasan Pemerintah/Badan POM
Sub-sistem Pengawasan Pemerintah/Badan POM adalah sistem

pengawasan oleh pemerintah melalui pengaturan dan standardisasi;
penilaian keamanan, khasiat dan mutu produk sebelum diizinkan untuk
beredar di Indonesia; inspeksi, pengambilan sampel dan pengujian
laboratorium produk yang beredar serta peringatan kepada publik yang
didukung

penegakan

hukum.

Untuk

meningkatkan

kesadaran

dan

pengetahuan masyarakat konsumen terhadap mutu, khasiat dan kemanan
produk maka pemerintah juga melaksanakan kegiatan komunikasi, informasi
dan edukasi.
47.
48.

49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.