Penyusunan rencana Penyiapan Pengembangan Databa

Kata Pengantar

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas hikmat pengetahuanNya Laporan Pendahuluan dapat diselesaikan dengan baik.

Aplikasi berbasis WEB GIS, merupakan perkembangan paling baru di dunia internet. Saat ini berbagai sektor pengguna memanfaat aplikasi ini menjadi perangkat penyimpanan data dan sekaligus menjadi alat monitoring dan evaluasi terkini yang terintegrasi dengan perangkat dan aplikasi pada mobile gadget. Aplikasi berbasis WEB GIS ini banyak dikembangkan dan sangat bermanfaat. Berbagai vendor seperti ESRI, GIS Cloud dan Map Info Professional merupakan vendor besar dunia yang fokus pada pengembangan aplikasi ini.

KSN KAPET BIMA dan KSN Rinjani Dsk, didalam pekerjaan ini merupakan fokus lokasi berbasis sistem informasi geografis (SIG). Sementara itu data berbasis SIG yang terintegrasi didalamnya berupa struktur pola ruang dan pola ruang yang didalamnya terdapat informasi (attribute) non spasial sebagai perkembangan terkini atas data spasial yang ada di lokasi.

Diharapkan melalui penyiapan pengembangan database pengelolaan KSN KAPET Bima dan KSN Gunung Rinjani Dsk berbasis WEB GIS, akan memudahkan pemerintah dalam melakukan pemutakhiran informasi serta kemudahan manfaat bagi masyarakat dunia untuk mengenal kedua KSN ini yang dikenal dengan kawasan pariwisata dunia yakni Hu’u Lakey dan ‘horse land’ of Bima.

Laporan Pendahuluan ini terdiri atas 5 Bab dengan uraian masing-masing yang merupakan bagian dari usulan proposal teknis yang telah disampaikan pada tender pekerjaan. Pada bab inventarisasi data, konsultan sangat mengharapkan dukungan dari pemberi pekerjaan dalam upaya penyediaan data digital baik berupa spasial (ber-geo referensi) dan data non spasial. Sehingga aplikasi database KSN ini layak disebut terintegrasi dan berbasis WEB GIS.

Kata kunci pada laporan ini adalah KSN, KAPET Bima, KSN Gunung Rinjani Dsk, Hu’u Lakey, Horse Land of Indonesia, dan WEB GIS.

Semoga bermanfaat. Jakarta, …… Juni 2014

Tim Penyusun

Bab 1 Pendahuluan

Latar Belakang

Kawasan Strategis Nasional (KSN) adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial budaya, dan / atau lingkungan, termasuk wilayah yang ditetapkan sebagai warisan dunia.

Kawasan Strategis Nasional memiliki nilai dan peran yang sangat penting, oleh karena itu maka penataan ruang kawasan strategis nasional seyogyanya tetap mengacu pada tujuan penataan ruang nasional yang tercantum pada pasal 2, PP no. 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, yaitu : “keseimbangan dan keserasian perkembangan antar wilayah, keseimbangan dan keserasian kegiatan antar sektor, dan pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional”.

Tujuan penataan ruang nasional, selanjutnya dijabarakan menjadi beberapa kebijakan, diantaranya mengenai kebijakan pengembangan kawasan strategis nasional yang tercantum pada Pasal 9 PP no. 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, meliputi : peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara, serta pengembangan kawasan tertinggal untuk mengurangi kesenjangan tingkat perkembangan antar kawasan.

Sedangkan strategi pengembangan kawasan strategis nasional adalah sebagai berikut : memanfaatkan sumber daya alam secara optimal dan berkelanjutan, membuka akses dan meningkatkan aksesibilitas antara kawasan tertinggal dan pusat pertumbuhan wilayah, mengembangkan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi masyarakat, meningkatkan akses masyarakat ke sumber pembiayaan, dan meningatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia dalam pengelolaan kegiatan ekonomi.

Sesuai dengan Peraturan Presiden No. 32 tahun 2011 tentang Mastrerplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dimana Provinsi Nusa Tenggara Barat didesak untuk mempercepat kesiapan dalam melaksanakan pembangunan antara lain infrastruktur atau Hospitality untuk mendukung Kegiatan

– kegiatan yang nantinya berskala Internasional. Beberapa program strategis yang masuk dalam pengembangan wilayah KSN di Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu Revitalisasi Pariwisata Senggigi tiga gili dimana wilayah pesisir senggigi masuk dalam wilayah penyangga KSN Gunung Rinjani, dan Revitalisasi pengembangan Kawasan Rinjani. Untuk wilayah KSN KAPET Bima beberapa program strategis yang masuk dalam wilayah nya adalah pengembangan kawasan pariwisata Hu’u Lakey, dan Pengembangan Kawasan Pariwisata Bima “Horse Land”, juga akan ikut mendapat imbas positif dengan adanya program strategis ini. Oleh karena itu dalam hal ini program – program yang bersinergi dengan program – program strategis Nasional harus didukung dengan pemantapan system database yang tepat, akurat dan informatif.

Dalam rangka pencapaian tujuan penataan ruang nasional pada umumnya, maupun penerapan kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis nasional, maka pada proses penataan ruang kawasan strategis nasional diperlukan suatu perangkat sebagai sumber informasi dan sebagai media promosi potensi KSN berupa database. Perangkat Database tersebut menggunakan sistem aplikasi pengelolaan kawasan yang

Sistematis dan ter up to date (interaktif web GIS) yang tidak hanya penyediaan infrastruktur melainkan pula pengembangan potensi kawasan sehingga informasi KSN dapat tergambar secara menyeluruh. Oleh karena itu, penyiapan Sistem Database sangat menunjang pengembangan KSN terkait system pengelolaan hingga media promosi dari masing – masing KSN yang sudah ditetapkan.

Diharapkan melalui pengembangan program database KSN ini akan mempermudah akses Pemerintah dalam melihat perkembangan – perkembangan yang ada di wilayah KSN. Sehingga dengan adanya informasi yang ter-update maka akan didukung dengan program – program strategis yang masuk dalam ranah Pemerintah Pusat maupun Daerah, yang selanjutnya dapat menjadi stimulan percepatan pemenuhan kebutuhan – kebutuhan dalam pengembangan wilayah KSN.

Maksud, Tujuan dan Sasaran Maksud

Maksud dari pekerjaan Penyiapan Pengembangan Database Pengelolaan KSN ini adalah terciptanya penyusunan Sistem Database KSN yang dapat memberikan berbagai informasi mengenai perkembangan KSN terkini.

Tujuan

Adapun tujuannya adalah : tersedianya sistem aplikasi Sistem Database KSN sebagai wadah informasi dan data dasar dalam pengembangan KSN yang terintegrasi dengan system database berbasis GIS (Geographyc Information System) yang dapat diakses dengan mudah oleh para stake holder dan pihak – pihak yang berkepentingan secara langsung maupun tidak langsung dengan Pengembangan KSN.

Sasaran

Tujuan dari Penyelenggaraan Database KSN ini, akan dicapai melalui kegiatan dengan beberapa sasaran, yaitu :

1. Terintegrasinya program pembangunan infrastruktur dengan pemerintah daerah dan swasta

2. Teridentifikasinya parasarana dan sarana infrastruktur KSN di lapangan.

3. Dikembangkannya aplikasi interaktif Web GIS

4. Tersusunnya system manajemen database infrastruktur

5. Teridentifikasinya issue-issue strategis tentang program infrastruktur sektoral terkait dengan pengembangan komoditas unggulan yang berada diwilayah KSN; dan

6. Teridentifikasinya kebijakan dan strategi serta program pembangunan sektoral dalam pengembangan KSN. (Penyusunan RPI2JM dapat sebagai masukan).

7. Terfokusnya pemerintah dalam Pengelolaan KSN.

Ruang Lingkup Pekerjaan

Dalam rangka pencapaian tujuan Pengembangan Database Pengelolaan KSN, maka ruang lingkup kegiatan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Melakukan pengumpulan data dan informasi terkait KSN, seperti RTR KSN, RTRW provinsi/kabupaten/kota yang masuk dalam wilayah KSN, karakteristik wilayah KSN, kondisi sumber daya alam, daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup, kondisi kependudukan, kondisi ekonomi, kondisi sosial, kondisi infrastruktur, penggunaan lahan, dan sebagainya;

2. Melaksanakan koordinasi dalam hal program pembangunan sektoral terkait infrastruktur baik bidang ke PU-an maupun bidang prasana lain di wilayah KSN (energi, sosial, ekonomi, serta perhubungan) dengan pemerintah daerah dan swasta terkait;

3. Melakukan survey lapangan dan melakukan identifikasi prasarana sarana infrastruktur eksisting di wilayah KSN berkaitan dengan penyusunan database infrastruktur KSN;

4. Melakukan identifikasi keterkaitan program pembangunan di wilayah KSN (RTR KSN – Penyusunan RPI2JM KSN KSN) khususnya infrastruktur yang akan teraplikasikan dalam database KSN;

5. Melakukan pengembangan Aplikasi Interaktif web GIS;

6. Menyusun Sistem Manajemen Database Infrastruktur; dan

7. Melaksanakan pertemuan-pertemuan dalam rangka pembahasan, baik berupa temu pakar, FGD, konsinyasi, maupun pembahasan laporan.

Ruang Lingkup Wilayah

Lingkup pekerjaan ini adalah meliputi 2 wilayah KSN yang ditetapkan di wilayah NTB yaitu KSN KAPET Bima yang terdiri dari wilayah Kabupaten Bima, Kota Bima dan Kabupaten Dompu; dan KSN Gunung Rinjani dan sekitarnya yang terdiri dari sebagian wilayah Kabupaten Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Lombok Timur.

Keluaran

Keluaran yang diharapkan dari pekerjaan ini adalah :

1. Dokumen/Materi database KSN;

2. Bentuk Metadata pengembangan Database KSN;

3. Website aktif KSN (online);

4. Berita Acara Rapat pembahasan penyiapan penyusunan pengembangan Database Pengelolaan KSN.

Sistematika Pembahasan Bab 1 Pendahuluan.

Berisi mengenai permasalahan yang diungkapkan dalam

belakang, tujuan dilaksanakannya pekerjaan, sasaran yang harus dicapai, manfaat pekerjaan bagi pemerintah daerah dan pusat, keluaran pekerjaan, ruang lingkup pekerjaan yang akan dilakukan, lingkup wilayah kajian pekerjaan dan peta lokasi pekerjaan.

Bab 2 Pemahaman

Berisi mengenai pemahaman konsultan terhadap

KSN dan WEBGIS

Bab 3 Metodologi

Berisi mengenai muatan metodologi dan kerangka kerja konsultan

Bab 4 Rencana Kerja

Berisi mengenai tahapan pelaksanaan pekerjaan untuk mendapatkan keluaran pekerjaan sesuai persyaratan teknis

Bab 5 Inventarisasi Data

Berisi mengenai daftar kebutuhan data yang akan digunakan dalam membuat aplikasi WEBGIS

Penutup

Masukan, saran, tanggapan dan mengenai kontak alamat konsultan dan pemberi pekerjaan.

Gambar 1. 1. Wilayah KSN KAPET Bima

Sumber : Laporan Akhir Review dan Identifikasi Potensi Pengembangan KAPET Bima, 2011

Bab 1 Pendahuluan | Hal | 1

Bab 2 PemahamanTerhadap KSN danAplikasi WEBGIS

Kawasan Strategis Nasional (KSN)

Menurut Pasal 4 dan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (UU 26/2007), penataan ruang diklasifikasikan berdasarkan sistem, fungsi utama kawasan, wilayah administratif, kegiatan kawasan, dan nilai strategis kawasan. Penataan ruang berdasarkan nilai strategis kawasan meliputi penataan ruang kawasan strategis nasional (KSN), penataan ruang kawasan strategis provinsi, dan penataan ruang kawasan strategis kabupaten/kota. Dalam rangka perwujudan pengembangan KSN secara efisien dan efektif sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (PP 26/2008), perlu suatu perencanaan untuk masing-masing KSN secara baik dan benar serta implementasi RTR KSN yang disepakati oleh semua pemangku kepentingan baik di pusat maupun daerah.

Kawasan Strategis Nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan termasuk wilayah yang ditetapkan sebagai warisan dunia. Tipologi RTR KSN disusun berdasarkan tipologi KSN. Tipologi KSN dimaksudkan untuk menentukan muatan RTR KSN yang harus dimuat sesuai dengan kebutuhan pengembangan kawasan.

Tipologi KSN ditetapkan dengan mempertimbangkan sudut kepentingan dan kriteria nilai strategis menurut PP 26/2008; dan isu strategis nasional. Dengan mempertimbangkan 76 (tujuh puluh enam) KSN sebagaimana termuat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Nasional dan kemungkinan ditetapkannya KSN lain selain yang telah ditetapkan dalam peraturan tersebut, terdapat 10 (sepuluh) tipologi KSN sebagai berikut: kawasan Tipologi KSN ditetapkan dengan mempertimbangkan sudut kepentingan dan kriteria nilai strategis menurut PP 26/2008; dan isu strategis nasional. Dengan mempertimbangkan 76 (tujuh puluh enam) KSN sebagaimana termuat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Nasional dan kemungkinan ditetapkannya KSN lain selain yang telah ditetapkan dalam peraturan tersebut, terdapat 10 (sepuluh) tipologi KSN sebagai berikut: kawasan

Gambar 2. 1. Kedudukan RTR KSN dalam Sistem Perencanaan Tata Ruang dan Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional

Sumber: PP No 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang

RTRWN menjadi pedoman untuk penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional; penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional; pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional; pewujudan

keterpaduan,

keterkaitan,

dan

keseimbangan

perkembangan perkembangan

Rencana Tata Ruang Pulau & Kepulauan berperan sebagai perangkat operasional dari RTRWN serta alat koordinasi dan sinkronisasi program pembangunan wilayah Pulau & Kepulauan. Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan tidak dapat digunakan sebagai dasar pemberian izin pemanfaatan ruang.

Rencana Tata Ruang Pulau & Kepulauan merupakan pedoman untuk penyusunan rencana pembangunan; perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah provinsi dan kabupaten/kota, serta keserasian antar sektor; pemanfaatan ruang dan pengendalian; pemanfaatan ruang; penentuan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi dan penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.

RTR KSN merupakan penjabaran RTRWN yang disusun sesuai dengan tujuan penetapan masing-masing KSN. Muatan RTR KSN ditentukan oleh nilai strategis yang menjadi kepentingan nasional dan berisi aturan terkait dengan hal-hal spesifik di luar kewenangan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. Kepentingan nasional pada KSN merupakan dasar pertimbangan utama dalam penyusunan dan penetapan RTRW provinsi dan RTRW kabupaten/kota. RTR KSN juga menjadi acuan teknis bagi instansi sektoral dalam penyelenggaraan penataan ruang.

Dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Kawasan Strategis Nasional (KSN) diartikan sebagai wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia.

Dalam penyelenggaraan penataan ruang, pemerintah memiliki wewenang terhadap KSN, yaitu dalam penetapan kawasan strategis nasional, perencanaan tata ruang kawasan stategis nasional, pemanfaatan ruang serta pengendalian ruang kawasan strategis nasional. Tetapi, dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan strategis nasional dapat dilaksanakan pemerintah daerah melalui dekonsentrasi dan/atau tugas pembantuan. Kewenangan Pemerintah dalam pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan strategis nasional mencakup aspek yang terkait dengan nilai strategis yang menjadi dasar penetapan kawasan strategis. Pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota tetap memiliki kewenangan dalam penyelenggaraan aspek yang tidak terkait dengan nilai strategis yang menjadi dasar penetapan kawasan strategis.

Dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), KSN menjadi salah satu aspek yang perlu diperhatikan. Di dalam RTRWN ditetapkan kawasan- kawasan yang menjadi Kawasan Strategis Nasional. Penetapan kawasan strategis pada setiap jenjang wilayah administratif didasarkan pada pengaruh yang sangat penting terhadap kedaulatan negara, pertahanan, keamanan, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk kawasan yang ditetapkan sebagai warisan dunia. Pengaruh aspek kedaulatan negara, pertahanan, dan keamanan lebih ditujukan bagi penetapan kawasan strategis nasional, sedangkan yang berkaitan dengan aspek ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan, yang dapat berlaku untuk penetapan kawasan strategis nasional, provinsi, dan kabupaten/kota, diukur berdasarkan pendekatan ekternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi penanganan kawasan yang bersangkutan.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 disebutkan bahwa RTRWN merupakan pedoman untuk penataan ruang kawasan strategis nasional, yang didalamnya mengatur kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis nasional.

Kebijakan pengembangan kawasan strategis nasional meliputi:

1. Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman

meningkatkan fungsi perlindungan kawasan, melestarikan keunikan bentang alam, dan melestarikan warisan budaya nasional;

2. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara;

3. Pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian nasional yang produktif, efisien, dan mampu bersaing dalam perekonomian internasional;

4. Pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat;

5. Pelestarian dan peningkatan sosial dan budaya bangsa;

6. Pelestarian dan peningkatan nilai kawasan lindung yangditetapkan sebagai warisan dunia, cagar biosfer, danramsar; dan

7. Pengembangan kawasan tertinggal untuk mengurangikesenjangan tingkat perkembangan antar kawasan.

Adapun strategi dari masing-masing kebijakan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. 1. Kebijakan Dan Strategi Pengembangan Kawasan Strategis Nasional

No Kebijakan

Strategi

1 Pelestarian dan

1. Menetapkan kawasan strategis nasional peningkatan fungsi

berfungsi lindung;

dan daya dukung

2. Mencegah pemanfaatan ruang di lingkungan hidup untuk

kawasan strategis nasional yang berpotensi mempertahankan dan

mengurangi fungsi lindung kawasan; meningkatkan

3. Membatasi pemanfaatan ruang di sekitar keseimbangan

kawasan strategis nasional yang berpotensi ekosistem, melestarikan

mengurangi fungsi lindung kawasan; keanekaragaman

4. Membatasi pengembangan prasarana dan hayati,

sarana di dalam dan di sekitar kawasan

No Kebijakan

Strategi

mempertahankan dan strategis nasional yang dapat memicu meningkatkan fungsi

perkembangan kegiatan budi daya; perlindungan kawasan,

5. Mengembangkan kegiatan budi daya tidak melestarikan keunikan

terbangun di sekitar kawasan strategis bentang alam, dan

nasional yang berfungsi sebagai zona melestarikan warisan

penyangga yang memisahkan kawasan budaya nasional

lindung dengan kawasan budi daya terbangun; dan

6. Merehabilitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat dampak pemanfaatan ruang yang berkembang di dalam dan di sekitar kawasan strategis nasional.

2 Peningkatan fungsi

7. Menetapkan kawasan strategis nasional kawasan untuk

dengan fungsi khusus pertahanan dan pertahanan dan

keamanan;

keamanan negara

8. Mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan strategis nasional untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan; dan

9. Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi daya tidak terbangun di sekitar kawasan strategis nasional sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan strategis nasional dengan kawasan budi daya terbangun.

3 Pengembangan dan

10. Mengembangkan pusat pertumbuhan peningkatan fungsi

berbasis potensi sumber daya alam dan kawasan dalam

kegiatan budi daya unggulan sebagai pengembangan

penggerak utama pengembangan perekonomian nasional

wilayah;

yang produktif, efisien,

11. Menciptakan iklim investasi yang kondusif; dan mampu bersaing

12. Mengelola pemanfaatan sumber daya dalam perekonomian

alam agar tidak melampaui daya dukung internasional

dan daya tampung kawasan;

13. Mengelola dampak negatif kegiatan budi daya agar tidak menurunkan kualitas lingkungan hidup dan efisiensi kawasan;

14. Mengintensifkan promosi peluang investasi;

No Kebijakan

Strategi

dan

15. Meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi.

4 Pemanfaatan sumber

16. Mengembangkan kegiatan penunjang daya alam dan/atau

dan/atau kegiatan turunan dari teknologi tinggi secara

pemanfaatan sumber daya dan/atau optimal untuk

teknologi tinggi;

meningkatkan

17. Meningkatkan keterkaitan kegiatan kesejahteraan

pemanfaatan sumber daya dan/atau masyarakat

teknologi tinggi dengan kegiatan penunjang dan/atau turunannya; dan

18. Mencegah dampak negatif pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi terhadap fungsi lingkungan hidup, dan keselamatan masyarakat.

5 Pelestarian dan

19. Meningkatkan kecintaan masyarakat akan peningkatan sosial dan

nilai budaya yang mencerminkan jati diri budaya bangsa

bangsa yang berbudi luhur;

20. Mengembangkan penerapan nilai budaya bangsa dalam kehidupan masyarakat; dan

21. Melestarikan situs warisan budaya bangsa.

6 Pelestarian dan

22. Melestarikan keaslian fisik serta peningkatan nilai

mempertahankan keseimbangan kawasan lindung yang

ekosistemnya;

ditetapkan sebagai

23. Meningkatkan kepariwisataan nasional; warisan dunia, cagar

24. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan biosfer, dan ramsar

teknologi; dan

25. Melestarikan keberlanjutan lingkungan hidup.

7 Pengembangan

26. Memanfaatkan sumber daya alam secara kawasan tertinggal

optimal dan berkelanjutan;

untuk mengurangi

27. Membuka akses dan meningkatkan kesenjangan tingkat

aksesibilitas antara kawasan tertinggal dan perkembangan

pusat pertumbuhan wilayah; antarkawasan

28. Mengembangkan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi masyarakat;

No Kebijakan

Strategi

29. Meningkatkan akses masyarakat ke sumber pembiayaan; dan

30. Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia dalam pengelolaan kegiatan ekonomi.

Sumber: Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008

Penetapan Kawasan Strategis Nasional dilakukan berdasarkan kepentingan pertahanan dan keamanan, pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi, serta fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Kriteria-kriteria kawasan strategis nasional dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2. 2. Kriteria Kawasan Strategis Nasional

Sudut No

Kriteria

Kepentingan

1 Pertahanan dan

1. Diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan Keamanan

keamanan dan pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional;

2. Diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan industri sistem pertahanan; atau

3. Merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk pulau-pulau kecil terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas.

2 Pertumbuhan

4. Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh; Ekonomi

5. Memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional;

6. Memiliki potensi ekspor;

7. Didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi;

Sudut No

Kriteria

Kepentingan

8. Memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;

9. Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional;

10. Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional; atau

11. Ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.

3 Sosial dan

12. Merupakan tempat pelestarian dan Budaya

pengembangan adat istiadat atau budaya nasional;

13. Merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri bangsa;

14. Merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan dilestarikan;

15. Merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional;

16. Memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya; atau

17. Memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional.

4 Pendayagunaan

18. Diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan Sumber Daya

ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan Alam dan/atau

lokasi sumber daya alam strategis nasional, Teknologi Tinggi

pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir;

19. Memiliki sumber daya alam strategis nasional;

20. Berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa;

21. Berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir; atau

22. Berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.

Sudut No

Kriteria

Kepentingan

5 Fungsi dan Daya

23. Merupakan tempat perlindungan

Dukung

keanekaragaman hayati;

Lingkungan

24. Merupakan aset nasional berupa kawasan lindung Hidup

yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan;

25. Memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian negara;

26. Memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro;

27. Menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup;

28. Rawan bencana alam nasional; atau

29. Sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.

Sumber: Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 kriteria nilai strategis untuk kawasan strategis nasional, kawasan strategis provinsi, kawasan strategis kabupaten/kota ditentukan berdasarkan aspek eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi dalam penanganan kawasan. Kawasan strategis nasional dapat ditetapkan sebagai kawasan strategis provinsi dan/atau kawasan strategis kabupaten/kota.

Proses penyusunan rencana tata ruang merupakan salah satu prosedur dalam penyusunan rencana tata ruang, dimana prosedur penyusunan rencanan tata ruang itu sendiri menjadi kegiatan pelaksanaan perencanaan tata ruang. Prosedur penyusunan rencana tata ruang kawasan strategis nasional, meliputi:

1. Proses penyusunan rencana tata ruang kawasan strategis nasional;

2. Pelibatan peran masyarakat pada tingkat nasional dalampenyusunan rencana tata ruang kawasan strategisnasional; dan

3. Pembahasan rancangan rencana tata ruang kawasan strategis nasional oleh pemangku kepentingan di tingkat nasional

Dalam perumusan rencana dalam rencana tata ruang kawasan strategis nasional harus mengacu kepada RTRWN dan pedoman dan petunjuk pelaksanaan bidang penataan ruang, serta memperhatikan rencana tata ruang pulau/kepulauan; rencana tata ruang wilayah provinsi dan/atau rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota yang menjadi bagian dari kawasan strategis nasional atau dimana kawasan strategis nasional terletak; rencana pembangunan jangka panjang nasional; dan rencana pembangunan jangka menengah nasional.

Dalam penyusunan program pengembangan kawasan strategis nasional dilakukan perumusan dan sinkronisasi program/kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat. Sumber pembiayaan program pemanfaatan ruang kawasan strategis nasional berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, pembiayaan masyarakat, dan/atau sumber lainnya yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Tipologi Kawasan Strategis Nasional

Penjabaran RTR KSN dalam implementasi RTR Provinsi/Kabupaten/Kota dapat dilakukan berdasarkan tipologi kawasan strategis nasional. Tipologi kawasan strategis nasional ini bermanfaat untuk memastikan kebutuhan penataan ruang yang sesuai dengan kebutuhan kawasan dan untuk mengantisipasi keragaman kawasan strategis nasional. Berdasarkan Pedoman Penyusunan RTR KSN, pertimbangan penetapan tipologi didasarkan pada:

1. Sudut kepentingan berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 26 tahun 2008 tentang RTRWN

2. Kriteria nilai strategis/ penetapan sudut kepentingan kawasan strategis nasional untuk masing-masing sudut kepentingan selanjutnya dikembangkan oleh tim penyusun; dan

3. Isu strategis nasional Isu strategis ini merupakan hal-hal yang menjadi perhatian nasional yang diwujudkan

dalam bentuk penataan ruang kawasan strategis nasional dalam rangka melindungi kepentingan nasional di dalamnya. Adapun isu strategis nasional tersebut tercantum dalam berbagai dokumen perencanaan nasional dan sudah dirangkum dalam Pedoman Penyusunan RTR KSN.

Berdasarkan ketiga hal di atas maka tipologi kawasan strategis nasional dibagi menjadi:

1. Tipologi Kawasan Perbatasan Negara.

2. Tipologi Kawasan Perkotaan/Metropolitan.

3. Tipologi Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET).

4. Tipologi Kawasan Ekonomi dengan Perlakuan Khusus (Non KAPET).

5. Tipologi Kawasan Warisan Budaya – Adat Tertentu.

6. Tipologi Kawasan Teknologi Tinggi.

7. Tipologi Kawasan Sumber Daya Alam (Darat).

8. Tipologi Hutan Lindung-Taman Nasional.

9. Tipologi Kawasan Rawan Bencana.

10. Tipologi Kawasan Kritis Lingkungan dan Kawasan Ekosistem Berbasis Daratan / Ekosistem Berbasis Lautan (termasuk SDA Laut).

Fokus Penanganan Setiap Tipologi Kawasan Strategis Nasional

Berdasarkan pada sudut kepentingan dan tujuan pengaturan tiap-tiap tipologi KSN, dapat dimunculkan pula fokus-fokus yang menjadi poin utama dalam penanganan Kawasan Strategi Nasional tersebut. Fokus penanganan ini, selain berguna untuk mengarahkan kebijakan yang akan disususn (ketika akan menyususn RTR KSN) , dapat pula digunakan sebagai acuan dalam proses sinkronisasi dan penjabaran muatan RTR KSN ini ke dalam RTRW Provinsi/Kabupaten/ Kota.

Fokus penanganan dari masing-masing tipologi KSN dapat digunakan sebagai dasar dalam menentukan muatan-muatan utama atau muatan esensial yang terkandung di dalam RTR KSN terkait. Muatan esensial tersebut kemudian menjadi poin utama yang akan disinkronkan dengan substansi RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota.

Tabel 2. 3. Fokus Penanganan Kawasan Strategis Nasional

RTR KSN

No Tipologi KSN

Fokus Penanganan

1. Pertahanan dan keamanan Negara dan Wilayah

1 Kawasan Perbatasan

2. Kesejahteraan

Pertahanan

3. Kelestarian lingkungan

2 Kawasan Perkotaan

4. Sistem permukiman

(Metropolitan)

5. Kegiatan perekonomian

3 KAPET

6. Sektor unggulan selektif berbasis masyarakat

7. Pertumbuhan ekonomi

4 Kawasan Ekonomi

8. Kawasan perekonomian

dengan Perlakuan Khusus

9. Insentif fiskal/nonfiskal

(Non KAPET)

10. Sistem jaringan prasarana

5 Kawasan Warisan

11. Pelestarian budaya

Budaya/Adat Tertentu

6 Kawasan Teknologi Tinggi

12. Teknologi tinggi

7 Kawasan SDA di Darat

13. Keseimbangan ekosistem

14. Melindungi/memanfaatkan SDA secara aman

8 Kawasan Hutan Lindung –

15. Pelestarian kawasan hutan lindung dan

RTR KSN

No Tipologi KSN

Fokus Penanganan

Taman Nasional

taman nasional

9 Kawasan Rawan

16. Pemanfaatan ruang berbasis mitigasi Bencana

dan adaptasi bencana

10 Kawasan Kritis Lingkungan

17. Pemanfaatan unsur alam secara timbal dan Kawasan Ekosistem

balik

Berbasis Daratan/Lautan Sumber: Permen PU Nomor 15 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan RTR KSN

Kawasan Strategis Nasional di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Berdasarkan Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2010 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2009 – 2029, Kawasan Strategis Nasional yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Barat melputi:

1. Kawasan Strategis Nasional dari Sudut Kepentingan Pertahanan dan Keamanan adalah Kawasan Perbatasan Negara termasuk sembilan belas pulau kecil terluar yang berhadapan dengan laut lepas. Pulau kecil terluar yang berhadapan dengan laut lepas di Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah Pulau Sepatang yang berada di Kabupaten Lombok Barat.

2. Kawasan Strategis Nasional dari Sudut Kepentingan Ekonomi yaitu Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Bima yang berada di Kota Bima, Kabupaten Bima, dan Kabupaten Dompu.

3. Kawasan Strategis Nasional dari Sudut Kepentingan Lingkungan Hidup yaitu Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani yang berada di Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Tengah dan Kabupaten Lombok Timur.

Aplikasi WEBGIS

Geographic Information System (GIS) merupakan sistem yang dirancang untuk bekerja dengan data yang tereferensi secara spasial atau koordinat-koordinat geografi. GIS memiliki kemampuan untuk melakukan pengolahan data dan melakukan operasi- operasi tertentu dengan menampilkan dan menganalisa data. Applikasi GIS saat ini tumbuh tidak hanya secara jumlah applikasi namun juga bertambah dari jenis keragaman applikasinya. Pengembangan applikasi GIS kedepannya mengarah kepada applikasi berbasis Web yang dikenal dengan Web GIS. Hal ini disebabkan karena pengembangan applikasi di lingkungan jaringan telah menunjukan potensi yang besar dalam kaitannya dengan geo informasi. Sebagai contoh adalah adanya peta online sebuah kota dimana pengguna dapat dengan mudah mencari lokasi yang diinginkan secara online melalui jaringan intranet/internet tanpa mengenal batas geografi penggunanya.

Secara umum Sistem Informasi Geografis dikembangkan berdasarkan pada prinsip input/masukan data, managemen, analisis dan representasi data. Di lingkungan web prinsip prinsip tersebut di gambarkan dan di implementasikan seperti pada tabel berikut:

Tabel 2. 4. Prinsip Pengembangan WEB GIS

GIS Prinsip

Pengembangan Web

Data Input

Client

Manajemen Data DBMS dengan komponen spasial Analisys Data

GIS Library di Server

Representasi Data Client/server

Arsitektur

Untuk dapat melakukan komunikasi dengan komponen yang berbeda-beda di lingkungan web maka dibutuhkan sebuah web server. Karena standart dari geo data berbeda beda dan sangat spesifik maka pengembangan arsitektur system mengikuti arsitektur ‘Client Server’.

Gambar 2. 2. Arsitektur WEB GIS Sumber : Arsitektur WEB GIS, Wasil, 2014

Gambar diatas menunjukan arsitektur minimum sebuah system Web GIS. Applikasi berada disisi client yang berkomunikasi dengan Server sebagai penyedia data melalui web Protokol seperti HTTP (Hyper Text Transfer Protocol). Applikasi seperti ini bisa dikembangkan dengan web browser (Mozzila Firefox, Opera, Internet Explorer, dll). Untuk menampilkan dan berinteraksi dengan data GIS, sebuah browser membutuhkan Pug-In atau Java Applet atau bahkan keduanya. Web Server bertanggung jawab terhadap proses permintaan dari client dan mengirimkan tanggapan terhadap respon tersebut. Dalam arsitektur web, sebuah web server juga mengatur komunikasi dengan Gambar diatas menunjukan arsitektur minimum sebuah system Web GIS. Applikasi berada disisi client yang berkomunikasi dengan Server sebagai penyedia data melalui web Protokol seperti HTTP (Hyper Text Transfer Protocol). Applikasi seperti ini bisa dikembangkan dengan web browser (Mozzila Firefox, Opera, Internet Explorer, dll). Untuk menampilkan dan berinteraksi dengan data GIS, sebuah browser membutuhkan Pug-In atau Java Applet atau bahkan keduanya. Web Server bertanggung jawab terhadap proses permintaan dari client dan mengirimkan tanggapan terhadap respon tersebut. Dalam arsitektur web, sebuah web server juga mengatur komunikasi dengan

Gambar 2. 3. Pendekatan Sistem Client/Server

Sumber : Konsep Dasar WEB GIS, Denny Charter, 2014

Pendekatan-1 : Thin Client : Memfokuskan diri pada sisi server. Hampir semua proses dan analisa data dilakukan berdasarkan request disisi server. Data hasil pemrosesan dikirimkan ke client dalam format HTML, yang didalamnya terdapat file gambar sehingga dapat dilihat dengan browser. Pada pendekatan ini interaksi pengguna terbatas dan tidak fleksibel Pendekatan-2 : Thick / Fat Client : Pemrosesan data dilakukan disisi client, data dikirim dari server ke client dalam bentuk data vector yang disederhanakan. Pemrosesan dan penggambaran kembali dilakukan disisi client. Cara ini menjadikan user dapat berinteraksi lebih interaktif dan fleksibel.

Manajemen Data

Untuk melakukan menajeman data geografis paling tidak dibutuhkan sebuah DBMS (Databese Management System). Pemodelan berorientasi objek menjadi sangat dibutuhkan karena pemodelan basisdata relational tidak mampu melakukan penyimpanan data spasial. Pada analisis spasial system manajemen database memberikan beberapa keragaman. Ada beberapa

keragaman applikasi yang dapat digunakan sebagai database seperti Oracle Spatial, PostgreSQL, Informix, DB2, Ingres dan yang paling popular saat ini adalah MySQL. Untuk mendapatkan pengembangan fungsional analisis pada level database beberapa DBMS telah mendukung procedural bahasa pemrograman. Oracle DBMS menawarkan dua kemungkinan untuk menghasilkan individual operation dilevel database. Yang pertama adalah PL/SQL sebuah procedural bahasa pemrograman. Yang kedua adalah Java Virtual Machine (JVM) untuk proses Java classes di level database.

Mendesain GUI

Untuk berinteraksi, berkomunikasi dan mendapatkan informasi perlu dirancang sebuah Graphical User Interface (GUI). GUI berinteraksi langsung dengan user. Karena informasi geografis biasanya sangat kompleks maka akan ditemui banyak kesulitan dalam pengarsipannya. Menciptakan aspek Dunia Virtual menjadi hal penting dalam mendesain GUI. Karakteristik untuk menciptakan dunia virtual adalah Level of Detail (LOD).

Algoritma khusus dibutuhkan untuk mampu menampilkan se-invisible mungkin tampilan.Penggunaan PHP dan VRML (Virtual Reality Modeling Language) adalah sebuah idealperancangan GUI untuk applikasi Web GIS. PHP menjadi bahasa yang paling popular untukmenciptakan web dinamis pada saat ini. VRML dikenalkan oleh Konsorsium Web3D untukmenghasilkan tampilan peta interaktif dalam web. PHP dapat Algoritma khusus dibutuhkan untuk mampu menampilkan se-invisible mungkin tampilan.Penggunaan PHP dan VRML (Virtual Reality Modeling Language) adalah sebuah idealperancangan GUI untuk applikasi Web GIS. PHP menjadi bahasa yang paling popular untukmenciptakan web dinamis pada saat ini. VRML dikenalkan oleh Konsorsium Web3D untukmenghasilkan tampilan peta interaktif dalam web. PHP dapat

Permintaan dikirimkan oleh VRML MIME (‘model/vrml’) dan kemudian menuliskan VRMLnodenya. Server mengkomunikasikan semua kode PHP saat mengirimkan respon. Jadi pada linedimana kode JSP ditampilkan server mengirimkan kembali blank line kepada browser. Sangatperlu untuk memasukan header PHP dan VRML dan content type nya harus berubah sebelumVRML header ditentukan, hasil akhirnya bisa menjadi seperti dibawah ini :

<?php Header (“Tipe-kontent : model/vrml”); Echo “#VRML V2.0 utf8\n”;

Detail Proses

Objek Geo Spasial terdiri dari informasi data spasial dan data non spasial. Informasi Spasialdapat divisualisasikan dengan mengkonversinya VRML dan data non Spasial ditampilkansecara dinamis di halaman HTML. Gambar berikut menunjukkan proses request data standart.

Request memanggil desain dari PHP yang berinteraksi dengan database. Setelah menerimarespon system mengikuti alur seperti pada gambar.

Gambar 2. 4. Request and Response Process

Sumber : Konsep Dasar WEB GIS, Denny Charter, 2014

Database mengirimkan request data ke PHP, hasil respon dari request berupa format datadikirimkan kembali melalui browser. Disaat client melakukan request koneksi dilakukan keDBMS, kemudian informasi spasial yang dipilih dari DBMS di convert kedalam bentuk VRML. Browser Plug In di sisi client menampilkan keluaran VRML sebagai keluaran menjadi peta.

VRML juga menyediakan script yang memungkinkan sebuah proses disaat user mengklikobjek. Melalui VRML ini request dikirimkan ke applikasi di server. Server menerima danmenterjemahkan menjadi informasi dan mengirimkanya ke HTML untuk di tampilkan ke Browser.

Untuk menerima data spasial dan non spasial dari DBMS dibutuhkan sebuah teknik yangmampu mengkomunikasikan antara client dan database pada server. Teknik seperti ini sudahtersedia di PHP, ASP, ASP.net, atau JSP. Pemilihan tekniknya disesuaikan dengan web Serveryang digunakan. Detail arsitektur untuk menampilkan data GIS melalui web seperti padagambar berikut :

Gambar 2. 5. Arsitektur Publikasi WEB Sumber : Konsep Dasar WEB GIS, Denny Charter, 2014

Bab 3 Metodologi

Pada bagian ini akan diuraikan beberapa metode pelaksanaan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan akhir pekerjaan Penyusunan Penyiapan Pengembangan Database Pengelolaan KSN, antara lain:

Metode Identifikasi dan Assesment

Tahap awal dalam pekerjaan ini adalah tahap identifikasi dan assessment. Kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan segala sesuatu berkaitan dengan pekerjaan, sehingga lebih kepada penajaman kembali rencana kerja dan metodologi yang digunakan, penyamaan persepsi antara pihak konsultan dengan pihak pengguna jasa, serta persiapan administrasi dan mobilisasi personil. Sehingga pada bagian ini kegiatan yang dilakukan adalah pembahasan awal, analisa awal serta brainstorming.

Target yang ingin dicapai pada tahapan identifikasi dan assessment adalah:  Metodologi pelaksanaan kegiatan yang telah disempurnakan;

 Rencana kerja secara rinci;  Jadwal pelaksanaan kegiatan, mobilisasi tenaga ahli, survey, dan rapat koordinasi;  Gambaran awal sistem informasi yang akan dikembangkan, baik hardware,

software maupun brainware;  Perangkat survey dan kebutuhan data.

Berkaitan dengan target-target tersebut, maka kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan persiapan administrasi adalah sebagai berikut:

 Persiapan dokumen pendudkung  Korespondensi  Mobilisasi tenaga ahli dan peralatan  Penyempurnaan renana kerja, metodologi, dan jadwal pelaksanaan pekerjaan

Sedangkan kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan persiapan pelaksanaan adalah sebagai berikut:

 Penyusunan daftar kebutuhan data.  Kompilasi data-data sekunder atau desk study, dilakukan untuk mempertajam

pemahaman tentang penyelenggaraan penataan ruang.  Analisis kebutuhan pengembangan konten yang belum terdapat di dalam web yang sudah ada.  Analisis kebutuhan pengembangan jaringan eksisting, terutama jaringan perangkat

keras.  Analisis kebutuhan pengembangan layout dan user interface website.

 Analisis kebutuhan peningkatan kualitas SDM melalui mekanisme pelatihan sistem informasi.

 Koordinasi dan korespondensi, dapat berupa diskusi penyepakatan materi yang merupakan koordinasi intern dengan pemberi kerja untuk memperoleh kesepatan

mengenai metoda, materi, dan rencana kerja yang akan dilaksanakan. Berkaitan dengan hal-hal di atas maka metode yang digunakan pada tahap

persiapan adalah sebagai berikut: o Desk Study. Metode desk study tidak dapat dilepaskan dengan studi literatur.

Metode ini sepenuhnya dilakukan di studio atau di belakang meja kerja. Dalam metode ini anggota tim pelaksanaan kegiatan yang terlibat berkumpul untuk membahas mengenai rumusan data dan informasi yang akan dikembangkan ke dalam sistem informasi penataan ruang. Metode desk study ini intinya adalah pembahasan yang lebih mendalam. Untuk melengkapi metode desk study dilakukan pula metode studi literatur yang merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Studi Literatur merupakan teknik pengumpulan data secara tidak langsung melalui pengkajian terhadap dokumen-dokumen yang ada. Inventarisasi dan Kajian literatur yang mencakup:

- Literatur terkait bidang penyelenggaraan penataan ruang (terutama berkaitan dengan data-data spasial yang dibutuhkan);

- Berbagai kebijakan terkait seperti, UU 26/2007, PP 15/2010, Pemen PU No 17/PRT/M/2008 dan berbagai produk kebijakan/program terkait lainnya; - Literatur terkait studi pengembangan sistem dan metode analisa dan pembangunan aplikasi sistem basisdata (seperti eksplorasi aspek-aspek pengembangan Web GIS terutama berkaitan dengan perencanaan dan

pemanfaatan serta informasi yang menunjang); - Literatur terkait daftar sumber-sumber potensial untuk memperoleh data peta, baik dalam lingkup pemerintahan pusat, provinsi, maupun daerah.

o Diskusi dan Koordinasi. Metode diskusi merupakan salah satu teknik yang digunakan peneliti untuk menggali data dan informasi terkait substansi pekerjaan. Data yang

dihasilkan akurat dan mempunyai validitas tinggi, artinya, informasi yang diberikan peserta diskusi bisa dipercaya, sebab semua informasi tersebut merupakan hasil kesepakatan seluruh peserta diskusi kelompok, setelah mempertimbangkan berbagai perbedaan yang ada meninjaunya secara mendalam dalam diskusi. Apabila ada keraguan mengenai informasi yang diberikan oleh salah satu peserta, maka peserta lain akan memberikan koreksi, sehingga terjadi tukar pikiran di masing-masing anggota diskusi. Dengan demikian informasi terakhir yang ada, telah melalui proses validasi oleh seluruh anggota diskusi. Kegiatan diskusi ini akan dilakukan untuk menentukan penyempurnaan metodologi pelaksanaan kegiatan; Jadwal pelaksanaan kegiatan, tenaga ahli, survey, dan rapat koordinasi; daftar kebutuhan data; kebutuhan pengembangan konten yang belum terdapat di dalam web yang sudah ada; kebutuhan pengembangan jaringan eksisting, terutama jaringan perangkat keras; kebutuhan pengembangan layout dan user interface website; kebutuhan peningkatan kualitas SDM melalui mekanisme pelatihan sistem informasi.

Metode Pengolahan Data Spasial

Metode pengolahan data spasial sebagai informasi dasar pembentuk Web GIS adalah terkait dengan langkah-langkah pengerjaan berikut ini:

o Editing & Checkplot Pengerjaan editing dilakukan sebagai upaya pembetulan penampakan dan

polygon peta digital serta substansi atau muatan dari masing-masing sektor tata ruang, toponomi, serta kepantasan penulisan dalam perpetaan. Checkplot merupakan upaya koreksi terhadap hasil-hasil konversi digital dan editing peta sebelumnya.

o Standarisasi Dalam pengerjaan standarisasi, resolusi kedalaman peta perlu ditetapkan sesuai dengan kebutuhan pemetaan GIS, khususnya mengacu pada kedalaman skala

peta yang telah menjadi standar RTRW. Standarisasi ini perlu dilakukan agar peta yang dibuat selanjutnya dapat menjadi referensi untuk pengolahan peta lainnya.

o Konversi Data Pengerjaan konversi data grafik ke ASCII dilakukan agar peta digital dapat digunakan, dengan memanfaatkan software mapping/pengolahan peta yang

compatible. Keluaran yang diharapkan dari proses pengerjaan pengolahan data spasial tersebut

adalah teridentifikasinya data spasial yang sesuai dengan substansi dan muatan yang dibutuhkan dalam DATABASE PENGELOLAAN KSN KAPET dan sudah sesuai standar sistem informasi yang berlaku dan pengolahannya memanfaatkan software yang sesuai dan compatible.

Metode Pembangunan Sistem

Metode Pembangunan sistem yang akan dilakukan adalah menggunakan model prototyping dimana dibuat prototype sistem yang akan dibangun untuk dilakukan testdrive oleh pengguna untuk kemudian dievaluasi. Proses pembangunan sistem Metode Pembangunan sistem yang akan dilakukan adalah menggunakan model prototyping dimana dibuat prototype sistem yang akan dibangun untuk dilakukan testdrive oleh pengguna untuk kemudian dievaluasi. Proses pembangunan sistem

Gambar 3. 1. Iterasi Dalam Pengembangan Sistem Web KSN

Sumber : www.google.com, 2014

Metode Pengujian Sistem

Untuk membuat sistem yang terprogram dengan baik, perlu dilakukan pengujian terhadap sistem tersebut. Metode pengujian sistem dilakukan melalui beberapa pendekatan antara lain:

o Uji dengan sistem yang menjadi acuan, dikenal sebagai uji benchmarking Uji terhadap acuan sistem dilakukan dengan mengkomparasi aplikasi sistem yang

telah dikembangkan dengan sistem dasar yang menjadi acuan, yaitu: - Sistem yang dihasilkan dari kegiatan ini;