MAKSUD DAN TUJUAN RENCANA KERJA BISNIS D

MAKSUD DAN TUJUAN RENCANA KERJA
BISNIS DAN USAHA

PT BANK PINAESAAN

“KEBERSAMAAN DALAM MELAKUKAN
KEWAJIBAN BAGI BANGSA”

DISUSUN OLEH :
TIM PELAKSANA - PENDIRIAN KEMBALI PT. BANK PINAESAAN

MAKSUD DAN TUJUAN RENCANA KERJA
PT. BANK PINAESAAN
PT BANK PINAESAAN- Januari 2012

Page 1

www.bankpinaesaan.co.id

KATA PENGANTAR (FOREWARD)
The "PINAESAAN BANK" adalah sebuah perusahaan perbankan terkemuka,

yang didirikan atas dasar keyakinan dan kebersamaan sesuai dengan
keinginan cita-cita para pendiri bangsa (founding fathers) seperti yang
tertuang dalam Ajaran TRISAKTI (ajaran Bung Karno – former 1st
President of Republic Indonesia) , yakni :
“Kedaulatan dalam bidang politik maupun berkepribadian dalam bidang
budaya tidaklah dapat dilepaskan dari Berdikari dalam bidang Ekonomi /
Kemandirian Finansial.”
Begitu pentingnya azas dan dasar Kemandirian atau Berdikari dalam bidang
ekonomi, maka hal ini telah menempatkan Bung Karno pada posisi yang
dilematis dalam mengamankan aset-aset Bangsa Indonesia.
Dalam Perjanjian Green Hilton tahun 1963 dengan hasil (yield) yang
ditetapkan sebesar 2,5% per tahunnya, hal ini juga telah membawa Bangsa
Indonesia pada kebutuhan untuk analisa yang obyektif dan kreatif dari
kemungkinan strategis pengembangan Bullion Bank, yang diawali dengan
pendirian PT. Bank Pinaesaan sebagai wadah dan wujud pengelolaan Aset
Bangsa dan juga sekaligus sebagai inkubator dan indikator bagi rencana
pendirian dan pelaksanaan Bullion Bank di Indonesia.
Dengan struktur Permodalan perbankan (yang didukung oleh aset-aset
bangsa), maka baik secara tradisional maupun dengan memanfaatkan eCommerce, Permodalan Perbankan, Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Surat
Utang Negara (SUN), maka seluruh operasional ini akan menjadi sebuah

kegiatan bisnis utama (main business) dari PT.Bank Pinaesaan itu sendiri,
dengan Pemanfaatan System Teknologi Informasi (IT System) dengan eStrategy bersama dengan mitra yang kelak menyediakan baik keahlian
strategis tradisional, serta konsultasi manajemen perusahaan dan
kemampuan perencanaan teknis dan akuntabilitas dari Jaringan Teknologi
Informasi (IT Networking) guna mewujudkan layanan Perbankan profesional
melalui “e-Strategy" nya.
Tahapan ini merupakan suatu langkah proses identifikasi, desain dan
implementasi bisnis solusi untuk e-Commerce, sebagai salah satu strategi
untuk pengembangan usaha lanjutan ke depan.

PT BANK PINAESAAN- Januari 2012

Page 1

Selanjutnya implementasi ini dituangkan dalam suatu konsep yaitu :
Konsep Keuangan Terpadu (EXIRAL – Electronic Exchange Gold and
Collateral) sebagai suatu sistem solusi sistem yang akan dijabarkan /
dipadukan ke dalam mekanisme operasional PT. Bank Pinaesaan.
Konsep tersebut bertujuan untuk melakukan Standarisasi Instrumen
Keuangan (Financial Instrument Standardization) pada level premium

banking dan private banking.
Sajian tersebut dalam LAMPIRAN terpisah.
MAKSUD DAN TUJUAN
Bahwa dalam menghadapi perkembangan perekonomian nasional serta
berbagai perubahannya yang sangat cepat serta tantangan yang semakin
berat, serta terintegrasi dengan perekonomian internasional yang terus
berkembang, diperlukan perbankan nasional yang tangguh serta mampu
mengendalikan berbagai kegiatan perekonomian dengan baik, dimana bank
tersebut berfungsi sebagai “Financial Intermediary” yaitu bank yang dengan
usaha utama menghimpun dan menyalurkan dana-dana masyarakat serta
memberikan jasa-jasa perbankan lainnya dalam mengatur mekanisme serta
lalu lintas Moneter Nasional dan Internasional.
Ada 6 (enam) Tahapan Kerja Pokok untuk mengatasi permasalahan yang
harus dikerjakan dalam proses pendirian PT. Bank Pinaesaan yang akan
didirikan ini, untuk dapat masuk ke dalam Mekanisme / Sistem Keuangan
Negara, yaitu dengan cara :
1. Menghidupkan kembali Uang Polymer dengan nilai sebesar Rp.
13,000 Triliun ke dalam mekanisme atau sistem Keuangan Negara,
yaitu dengan cara :
a. Penyetoran Box Awal dan Box Akhir.

b. Penyertaan Bukti Legalitas sebagai Dasar Hukum atas Uang
Polymer termasuk dengan latar belakang sejarahnya (historical).
c. Penempatan box-box yang disetorkan tersebut, diatur dan
dituangkan dalam Perjanjian dan Nota Kesepahaman (MOU),
dengan tujuan untuk menjamin Hak dan Kewajiban masing-masing
pihak.
d. Bank Sentral Indonesia (BI) memerintahkan Surat Perintah
Setor kepada PT. Bank Pinaesaan berdasarkan Dokumen
Registrasi yang disetorkan oleh PT. Bank Pinaesaan.

PT BANK PINAESAAN- Januari 2012

Page 1

e. Apabila Bank Indonesia menghendaki terjadinya penggantian uang
di Indonesia maupun tidak, kita siap untuk mengikutinya sesuai
dengan aturan, sepanjang tidak merugikan pihak kita.
f. Sistem penukaran oleh Bank Sentral Indonesia (BI) terhadap Uang
Polymer yang kita setor, diharapkan melalui mekanisme perbankan
PT. Bank Pinaesaan.

Oleh karena itu, pihak Pemerintah RI melalui Kementerian Keuangan
RI bersama-sama dengan Bank Indonesia, harus menempatkan PT.
Bank Pinaesaan masuk ke dalam Mekanisme / Sistem Moneter
Nasional dan Internasional, yaitu dengan menghidupkan kembali
PT. Bank Pinaesaan, sebagai jaminan Pemerintah RI dan Bank
Sentral Indonesia (BI) demi terselenggaranya program Uang
Polymer menjadi uang yang layak edar dan layak simpan.
Sehingga tata cara / prosedur diatas terselenggara dan terjawab
mekanismenya sesuai dengan Undang-Undang / UU No. 7 Tahun
2011 tentang Mata Uang.
2. Menempatkan kembali Aset sebagai Penjamin Uang Polymer ke
dalam sistem Moneter Nasional dan Internasional.
a. Berdasarkan UU No. 7 Tahun 2011, Bab X Ketentuan Pidana dari
Pasal 33 sampai dengan Pasal 41, dapat terjawab dengan
penempatan aset-aset berupa :
-

Logam Mulia (LM) sejumlah 2 (dua) Ton untuk mewakilkan
Logam Mulia sebesar 3.500 Metrik Ton, dengan disertai ke 3
(tiga) Master sebagai berikut :

1. Master Key.
2. Master PIN.
3. Master King.

Ke 3 (tiga) point / Master tersebut diatas, merupakan satu
rangkaian yang menyertai kepemilikan dan juga sebagai Bukti
Dasar Kepemilikan serta membuktikan Perjanjian GREEN
HILTON 1963 (Green Hilton Agreement 1963) serta keberadaan
Garuda Emas.
-

-

Mata Uang Asing (US Dolar, Poundsterling dan Euro).
Berlian 1001 krat.
Obligasi dan sertifikasinya.

PT BANK PINAESAAN- Januari 2012

Page 1


b. Keterkaitan atas Keabsahan secara Internasional adalah dengan
Keberadaan Aset, berdasarkan :
-

Mahkamah Internasional
Bank Dunia (World Bank)
Perserikatan Bangsa-Bangsa – PBB (United Nation – UN)
Federal Reserve (The FED)

Semua Lembaga yang terkait diatas yang berhubungan dengan
aset Rp.13.000 Triliun ini di bawah koordinasi Union Bank of
Switzerland (UBS).
3. Mengatur cara pembayaran atas administrasi pencetakan uang
polymer kepada pihak-pihak Luar Negeri yaitu :
-

Australia
Singapore
Canada

Selandia Baru (New Zealand)

Latar belakang pencetakan Uang Polymer tersebut dilakukan
berdasarkan kesepakatan Pinisepuh dengan Presiden Soeharto selaku
pemegang mandat penuh.
Pencetakan Uang Polymer tersebut dilakukan di negara Australia,
dimana Australia merupakan negara pertama yang mencetak uang
Polymer. Adapun ciri uang yang dicetak ini memiliki ciri-ciri atas
kepemilikan (dilakukan oleh RBA – Royal Bank of Australia)
berdasarkan dari :
-

Box / Peti
Keberadaan GPS (Global Positioning System) dalam setiap petinya.
Dalam Nilai Kualitas bahan yang terdiri dari Polymer dan Hologram
serta atribut simbol Kenegaraan Republik Indonesia

Proses Pencetakan Uang Polymer Rupiah (IDR) ini berdasarkan
perjanjian Bilateral antara Perdana Menteri Australia Paul Keating
dan Presiden Soeharto pada tahun 1992, dengan :

Jaminan Aset uang Dirham yang berasal dari Kesultanan Banten.
Dalam Dirham tersebut, 2 sisi uang tersebut bergambar Sultan
Hasannudin Banten dan Presiden Soekarno.
Pencetakan Uang Polymer ini dibuat / emisi tahun 1999 dan sempat
beredar beberapa tahun, hingga pencabutan atau ditarik dari

PT BANK PINAESAAN- Januari 2012

Page 1

peredaran oleh Bank Indonesia pada tahun 2004, yang ditandai oleh
Ketentuan :
Peraturan Bank Indonesia No. 10/33/PBI/2008, Tentang
“Pencabutan Dan Penarikan Dari Peredaran Uang Kertas Pecahan
10.000 (Sepuluh Ribu) Rupiah Tahun Emisi 1998, 20.000 (Dua Puluh
Ribu) Tahun Emisi 1998 , 50.000 (Lima Puluh Ribu) Rupiah Tahun Emisi
1999, 100.000 (Seratus Ribu) Tahun Emisi 1999”
Pembayaran biaya pencetakan Uang Polymer tersebut kepada pihakpihak di Luar Negeri merujuk kepada Aset (milik PT. Bank
Pinaesaan) Uang Polymer Rp.13.000 Triliun yang akan dihidupkan
kembali dengan Mekanisme atau Sistem Keuangan Negara, dimana

proses Penukaran tersebut akan dilakukan oleh pihak PT. Bank
Pinaesaan berdasarkan Perjanjian dan Nota Kesepahaman (MOU) yang
telah ditandatangani bersama antara ke 3 (tiga) pihak yaitu :
-

Kementerian Keuangan RI,
Bank Sentral Indonesia (BI) dan
PT. Bank Pinaesaan.

Bank Indonesia (BI) sebagai Bank Sentral mempunyai Kewajiban
membayar Administrasi atas Pencetakan uang Polymer emisi tahun
1999 kepada pihak-pihak seperti yang telah disebutkan diatas,
dilakukan sesuai dengan Dasar Hukum sebagai berikut :
-

Undang-Undang / UU No.7 Tahun 2011 tentang MATA UANG,
yang terdapat dalam Bab IV Pasal 14 tentang Pencetakan, dalam
ayat 3.

-


Peraturan
Bank
Indonesia
No.6/14/PBI/2004
tentang
Pengeluaran, Pengedaran, Pencabutan dan Penarikan serta
Pemusnahan Uang Rupiah.

Pagu pembayaran yang dilakukan oleh Bank Indonesia merupakan
alokasi yang telah direncanakan oleh PT Bank Pinaesaan kepada Bank
Indonesia sebesar 10% dari Total Rp. 13.000 Triliun setelah dipotong
Biaya Hutang Luar Negeri sebesar Rp. 2.000 Triliun atau setara
dengan Rp. 1.100 Triliun.
4. Mengupayakan PT. Bank Pinaesaan dapat dihidupkan kembali ke
dalam sitem Perbankan Nasional.
Dengan hidupnya/ Beroperasinya kembali PT. Bank Pinaesaan,
diupayakan dapat merubah warna atau tatanan Perekonomian

PT BANK PINAESAAN- Januari 2012

Page 1

Nasional yang lebih bermartabat, dimana meteode tersebut (secara
politik) antara lain adalah :
Dengan Terpenuhinya Persyaratan Pendirian Bank kembali
sesuai dengan ketentuan admnistrasi :
a. Status BEKU OPERASI : PT Bank Pinaesaan siap membayar seluruh
hutang yang tercatat di Kementerian Keuangan Republik Indonesia
karena PT. Bank Pinaesaan yang lama menggunakan dana talangan
milik pemerintah.
b. Pengambilalihan Saham PT. Bank Pinaesaan, dengan
penyelesian utang sudah dilaksanakan oleh PPUN (Panitia
Pelaksanaan Utang Negara) di Kementerian Keuangan Republik
Indonesia.
Pihak
PPUN
Kementerian
Keuangan
Republik
Indonesia,
mengeluarkan SKL (Surat Keterangan Lunas) kepada Badan
Hukum PT. Bank Pinaesaan yang baru, yang selanjutnya
mengajukan ijin prinsip/ ijin usaha operasi PT. Bank Pinaesaan
kepada Bank Indonesia (BI), dimana modal awal pendirian PT. Bank
Pinaesaan adalah Rp. 5,500 Triliun, termasuk dengan syarat-syarat
administrasinya serta Rencana Kerja (Business Plan) untuk jangka
waktu kerja dari 1 (satu) hingga 10 (sepuluh) tahun pertama
kedepan.
c. Penyelesaian Hutang dilakukan oleh PT. Bank Pinaesaan setelah
Perjanjian dan Nota Kesepahaman (MOU) di tandatangani bersama :
-

Pemegang Aset
Bank Indonesia berdasarkan koordinasi dari UBS sebagai
Pemilik.
Pemerintah Republik Indonesia (Kementerian Keuangan,
Kejaksaan Agung, Kepolisian dan BIN - Badan Intelijen Negara).

Seluruh metode ini sebagai rangkaian koordinasi dan komunikasi
dengan tujuan langkah yang searah dengan penyelengaraan
Berbangsa dan Bernegara.
5. Sistem Kerjasama antara Kementerian Keuangan Republik Indonesia,
Bank Sentral Indonesia dan PT. Bank Pinaesaan.
Konteks kerjasama tersebut dilakukan berdasarkan fungsi otoritas
masing-masing kelembagaan yaitu :
a. Kementerian Keuangan RI

PT BANK PINAESAAN- Januari 2012

Page 1

Membayar Kewajiban Hutang Indonesia kepada Luar Negeri.
b. Bank Indonesia
Penukaran Uang pecahan :
- Rp. 100,000 emisi tahun 1999
- Rp. 10,000 dan Rp. 20,000 emisi tahun 1998
- Rp. 50,000 emisi tahun 1999
c. PT. Bank Pinaesaan
-

Beroperasi kembali sebagai Bank Umum Swasta Nasional.
Penempatan Aset Logam Mulia (LM) sebesar 2 (dua) Ton sebagai
landasan pokok PT. Bank Pinaesaan.
Penempatan Mata Uang Negara-Negara Asing berupa Bank Note.
Penempatan Batu Permata
Pembelian Saham 15 (lima belas) Bank Nasional baik milik BUMN
(Badan Usaha Milik Negara) maupun milik swasta.
Kerjasama antar beberapa Lembaga-Lembaga Keuangan
Internasional dengan konteks kerjasama bilateral maupun
multilateral.

Sehingga Tujuan PT. Bank Pinaesaan selain untuk memajukan
perekonomian nasional dan internasional, juga untuk memperkuat
dan mendongkrak Bank Indonesia (BI) sebagai Bank Sentral agar
tetap berdiri kokoh di dalam Negara Kesatuan Repulik Indonesia.
6. Membagi porsi keuangan atas masuknya Uang Polymer ke dalam
Mekanisme atau Sistem Moneter.
Pembagian Porsi Keuangan tersebut berdasarkan dari kontribusi
pelaksanaan yang sudah dialokasikan PT. Bank Pinaesaan yaitu :
a. Pemerintah RI

= 20%

Alokasi ini juga berkaitan atas rencana pemberlakuan penghentian
subsidi BBM (Bahan Bakar Minyak) oleh Pemerintah RI pada April
2012 ini, dimana salah satu akibat yang ditimbulkan adalah adanya
kondisi perekonomian bangsa yang terpuruk khususnya bagi
kalangan masyarakat golongan bawah atau tertentu.
Alokasi tersebut terkait dengan 9 (sembilan) Sasaran dan
Program Pokok Pembangunan Nasional yaitu :

PT BANK PINAESAAN- Januari 2012

Page 1

1. Penambahan Pembangunan Kota Baru di Propinsi Banten.
2. Sektor Pembangunan Jembatan Selat Sunda (Merak-Bakauheni)
dengan teknologi Terowongan.
3. Pembangunan dan Pengembangan Infrastruktur di Propinsi
Banten.
4. Percepatan Sektor Pembangunan
Perbatasan wilayah Indonesia.

Daerah

di

Perbatasan-

5. Sektor Ketahanan Pangan dan Pengembangan Tata Niaga 9
(sembilan) Bahan Pokok.
6. Pengembangan Sektor Produksi Energi Altenatif dan program
Ketahanan Energi.
7. Sektor Infrastruktur Transportasi :
a. Pembangunan jalan dan jembatan yang diprioritaskan di luar
pulau Jawa (kecuali ibukota negara).
b. Pengadaaan
Sarana
Angkutan
Sungai
Danau
dan
Penyeberangan (ASDP) gugusan kepulauan Maluku, gugusan
kepulauan Riau, gugusan Kepulauan Nusa Tenggara serta
Penyeberangan sungai di Kalimantan.
c. Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera dan Peningkatan
kualitas Jalan Trans Kalimantan.
d. Pembangunan
Sarana Transportasi Rel Kereta Api Trans
Sulawesi.
e. Pembangunan Sarana Monorel di DKI Jakarta.
f. Penambahan Sarana Transportasi Laut melalui PT PELNI
(Penambahan Kapal).
g. Sarana Transportasi yang mendukung dan memadai di
wilayah Papua Barat.
8. Sektor Kesehatan berupa Pembiayaan pelayanan kesehatan yang
memadai untuk kepentingan masyarakat.
9. Sektor Pendidikan dengan menunjang program pemerintah yaitu
Program Pendidikan Wajib Belajar 12 (dua belas) tahun.
Pihak PT. Bank Pinaesaan tidak terlibat langsung dalam proses
pelaksanaan pembangunan nasional dalam target periode 1 (satu)
hingga 7 (tujuh) tahun kedepan, tetapi PT. Bank Pinaesaan ini hanya
di-ikut sertakan / dilibatkan dalam setiap proses rencana dengan

PT BANK PINAESAAN- Januari 2012

Page 1

bekerjasama/ ber-koordinasi dengan pihak Pemerintah RI melalui
Badan
Perencaanaan
dan
Pembangunan
Nasional
(BAPPENAS) dengan Kementerian / Instansi terkait.
Hasil Kerjasama dan Koordinasi yang melibatkan PT. Bank Pinaesaan
dengan Bappenas ini, dilaporkan kepada pihak Pinisepuh (An Heir)
sebagai fungsi kontrol dan Pemilik Negara. Dan Hasil kerja PT. Bank
Pinaesaan ke Pinisepuh ini dikoordinasikan ke Bank Indonesia untuk
kepentingan dan kemajuan negara Indonesia.
b. Bank Indonesia

= 10%.

Berkaitan dalam fungsi otoritas dan fungsi pelaksanaan Bank
Indonesia terutama dalam kebijakan moneter dan fiskal yaitu dalam
:
-

Penguatan Mata Uang Rupiah (IDR)
Pencetakan Mata Uang Rupiah (IDR)
Membantu dalam Stabilitas Moneter dengan menempatkan
posisi Bank Sentral Indonesia (BI) dalam setiap perjanjian antar
negara termasuk dengan lembaga-lembaga keuangan dunia.

PT. Bank Pinaesaan sebagai Lembaga Keuangan / Bank yang telah
dihidupkan ini, mempunyai beberapa Kewajiban Pokok yang cukup
berpengaruh, yaitu :
1. Menjaga Kestabilan nilai Mata Uang Nasional (Indonesia Rupiah IDR) dan seluruh Mata Uang Asing / Internasional,
2. Mendorong
kegiatan
pertumbuhan
ekonomi
masyarakat
Indonesia yang lebih luas dan terjamin serta berdaya guna.
3. Sebagai wadah memperluas kesempatan kerja dengan berbagai
fasilitas jasa perbankan yang diperlukan masyarakat termasuk
meningkatkan Unit Usaha, guna memajukan peran serta masyarakat
yang Adil, Makmur, Mandiri dan Sejahtera.
4. Sebagai Mitra Utama dari Bank Sentral Indonesia (BI), dapat
membantu dan memfasilitasi seluruh bank-bank umum yang
beroperasi khususnya di Indonesia dengan menjaga rasio kecukupan
modal (Capital Adequacy Ratio - CAR) sebagai standart dan parameter
operasional perbankan yang sehat.

PT BANK PINAESAAN- Januari 2012

Page 1

Kehadiran PT Bank Pinaesaan ini, bertujuan untuk mendorong terciptanya
pola perbankan nasional yang sehat, efektif dan tangguh dengan kegiatan
pengaturan kelembagaan perbankan nasional yang komprehensif, dinamis
dan transparan, selain dapat memberikan kepastian hukum, juga dapat
membantu meningkatkan pertumbuhan perekonomian nasional secara
umum sehingga berdampak positif pada seluruh aspek perekonomian di
dunia internasional.
MEKANISME RENCANA KERJA
PT. BANK PINAESAAN ini didirikan atas dasar langkah terobosan
(breakthrough) untuk suatu perubahan ke arah yang lebih baik terutama
siklus kesejahteraan dalam perekonomian bangsa / ekonomi kerakyatan
yang lebih sehat, adil dan makmur bagi Bangsa Indonesia sebagai bangsa
yang berdaulat seperti cita-cita luhur para pahlawan merebut kemerdekaan
Republik Indonesia, dimana Indonesia akan dipandang menjadi negara yang
punya pengaruh yang cukup besar atas bangsa-bangsa di dunia
(International Influence).
Adapun langkah-langkah persiapan awal yang akan dilakukan oleh PT. Bank
Pinaesaan ini sebagai rencana bisnis dan usaha (business plan) untuk
program jangka pendek dan jangka panjangnya adalah sebagai berikut :
1. Administrasi Dana Regulasi (Regulation Fund Administration)
Proses administrasi ini merupakan langkah awal yang diwujudkan dan
dituangkan dalam Perjanjian Nota Kesepahaman (MOU – Memorandum of
Understanding).
MOU ini dibagi atas 2 (dua) konteks pemahaman yaitu :
a. Sektor Nasional (Dalam Negeri)
• Program Tahun ke 1 sampai Tahun ke 3.
Perjanjian Kerjasama dalam Nota Kesepahaman (MOU) ini dilakukan
antara Menteri Keuangan RI (Pemerintah RI), Gubernur Bank
Indonesia (Bank Sentral Indonesia - BI) dan PT. Bank Pinaesaan.
Bentuk kerjasama 3 (tiga) pihak (three party) ini mengarah kepada
dasar kesepakatan bersama atas masing-masing pihak sesuai dengan
kepentingannya. Dimana tujuan secara keseluruhan adalah bukan
kepentingan masing-masing pihak, tapi untuk kepentingan bersama
yaitu kepentingan seluruh Rakyat / Bangsa Indonesia.

PT BANK PINAESAAN- Januari 2012

Page 1

Kepentingan masing-masing pihak ini bertujuan untuk menjawab
dalam penyelesaian masalah terutama masalah penyelamatan
ekonomi kerakyatan secara makro dan mikro ekonomi (Pemerintah RI)
dan penyelesaian atas masalah moneter dengan berbagai
kebijakannya (Bank Indonesia),
Untuk itu, langkah berikutnya guna menyelaraskan dalam
menyelesaikan masalah-masalah tersebut diatas, maka pihak PT. Bank
Pinaesaan meminta kebijakan kepada pihak Pemerintah RI melalui
Menteri Keuangan RI dan Bank Sentral Indonesia melalui Gubernur BI
sebagai pengambil kebijakan, untuk memberikan izin prinsip berupa
izin usaha dalam bentuk konteks administrasi / legalitas pendirian
kembali PT. Bank Pinaesaan sebagai Bank Umum Nasional, yang akan
beroperasi di Indonesia dan di 179 Negara, yang mengatur dengan
kewenangan penuh administrasi aset bank serta pembuktian mata
uang rupiah (IDR) yang dimiliki oleh PT. Bank Pinaeasaan, serta
memiliki kewenangan penuh investasi di luar negeri dengan mengatas
namakan Bangsa Indonesia.
Kegiatan operasional rutin yang akan dilakukan dan dijalankan oleh PT.
Bank Pinaesaan itu sendiri adalah menjalankan fungsi :
-

Cash Collateral dan
House Collateral.

Penyelengaraan kegiatan yang dijalankan PT. Bank Pinaesaan tersebut
dalam fungsi menjalankan Cash Collateral dan House Collateral
tersebut, terkait dengan beberapa hal, antara lain :
-

Kebijakan Moneter dan Fiskal,
Kebijakan dan Pengawasan Peredaran Uang,
Pengawasan pembayaran Hutang Luar Negeri dan
Penerbitan Surat Kesanggupan Bayar terhadap pihak swasta.

Adapun Modal Dasar Pendirian PT. Bank Pinaesaan ini
dialokasikan sesuai kesepakatan yang telah ditentukan adalah
sebesar :
Rp. 5.500 Triliun (lima ribu lima ratus triliun rupiah).
Dengan beroperasinya kembali PT. Bank Pinaesaan di Indonesia,
sebagai Lembaga Keuangan Bank dan Bank Umum Swasta Nasional
maka solusi atas masalah-masalah Pemerintah RI khususnya hal
ekonomi kerakyatan dan Bank Indonesia (BI) dalam hal kebijakan
moneter dan fiskal dapat diselesaikan dengan baik sesuai kesepakatan

PT BANK PINAESAAN- Januari 2012

Page 1

yang ditandatangani bersama, yang dituangkan dalam Perjanjian
Kerjasama / Nota Kesepahaman (MOU) antara :




Menteri Keuangan RI (mewakili Pemerintah RI),
Gubernur Bank Indonesia (mewakili Bank Sentral Indonesia - BI)
dan
PT. Bank Pinaesaan.

PT. Bank Pinaesaan akan mengalokasikan / mendonasi ke Pemerintah
RI melaui dari Total Anggaran dengan struktur permodalan yaitu Rp.
13.000 Triliun setelah dipotong alokasi pembayaran Hutang Indonesia
di Luar Negeri sebesar Rp. 2.000 Triliun yaitu sebesar 20% atau setara
dengan Rp. 2.200 Triliun.
Sedangkan alokasi donasi PT. Bank Pinaesaan kepada Bank Sentral
Indonesia (BI) yaitu sebesar 10% atau setara dengan nilai Rp. 1.100
Triliun. Alokasi ini dibagi beberapa tahap / periode sesuai dengan
kebutuhan yang dibutuhkan.
Adapun langkah-langkah dalam realisasi pelaksanaan yang akan
dilakukan oleh PT. Bank Pinaesaan itu terkait kepada :
1. Gubernur Bank Indonesia
a. Sebagai fungsi kebijakan moneter di Indonesia, maka skema dari
pengelolaan donasi PT. Bank Pinaesaan untuk Pemerintah RI
melalui Bank Indonesia, akan diatur dalam beberapa hal
berdasarkan kajian sebagai Bank Sentral, yaitu dana yang
dikelola sebesar Rp. 600 Triliun dalam periode hingga 7 (tujuh)
tahun ke depan, diperuntukkan sebagai :
- Cadangan Devisa Negara.
- Bantuan Likuiditas Bank Indoneseia (BLBI) bagi perbankan
nasional yang memerlukan bantuan apabila diperlukan.
b. Sebagai Bank Sentral, Bank Indonesia menyimpan serta
mengelola Total donasi/ alokasi dari PT. Bank Pinaesaan sebesar
Rp. 2,700 Triliun untuk menjaga stabilitas dan kebijakan moneter
dan fiskal, dengan proyeksi penggunaan hingga 3 (tiga) tahun ke
depan dengan alokasi sebesar Rp. 900 Triliun per tahun.
c. Melakukan pengawasan dan evaluasi menyangkut donasi PT.
Bank Pinaesaan serta menghormati dan tunduk pada Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) termasuk Anggaran Dasar /
Anggaran Rumah Tangga dari PT. Bank Pinaesaan.

PT BANK PINAESAAN- Januari 2012

Page 1

2. Menteri Keuangan RI
Sebagai Pelaksana sistem pemerintahan di bidang keuangan, maka
sistem pelaksanaan dalam pengaturan donasi PT. Bank Pinaesaan
ini, terkait :
a. Penyelasaian Hutang Indonesia terhadap pihak di Luar Negeri
sekitar Rp. 2,000 Triliun (diluar konteks dari 30% alokasi / donasi
PT. Bank Pinaesaan) dengan komposisi kepada Pemerintah RI =
20% dan Bank Sentral Indonesia (BI) = 10%, yang secara
total ditujukan untuk kebutuhan dan kepentingan dalam negeri
atau secara total setara dengan Rp. 3,300 Triliun.
b. Penyelesaian Hutang Pihak Swasta di Luar dan Dalam Negeri,
dengan melakukan kesepakatan baru dalam bentuk/ skema
Anjak Piutang (acknowledgement credit).
c. Penyelasaian BLBI, SUN dll, dengan pembayaran tunai (cash)
yang disesuaikan dengan jadwal dan kebutuhan yang ditentukan.
d. Penyelesaian Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) dengan melakukan keseimbangan (fungsi penyeimbang)
terhadap APBN yaitu sebesar Rp. 900 Triliun dimana Pemerintah
RI melaui Bank Indonesia akan didukung penuh (back-up
support) oleh PT. Bank Pinaesaan sebagai Mitra Utama Bank
Sentral Indonesia (BI).
e. Melakukan pengawasan dan evaluasi menyangkut donasi PT.
Bank Pinaesaan serta menghormati dan tunduk pada Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) termasuk Anggaran Dasar /
Anggaran Rumah Tangga dari PT. Bank Pinaesaan.
b. Sektor Internasional (Luar Negeri)

Perjanjian Kerjasama ini dilakukan setelah point a telah dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku, dimana nota
kesepahaman ini akan dilakukan antara PT Bank Pinaesaan (Indonesia)
dan JP Morgan (USA).
Adapun model kerjasama yang akan dilakukan antara lain adalah
konsep kerjasama bisnis dan usaha antar bank dan antar negara,
dimana untuk rencana jangka pendek dan menengahnya, PT. Bank
Pinaesaan sebagai Bank Umum Nasional di Indonesia, akan membuka
kantor cabang atau perwakilannya yang tersebar di 179 Negara.

PT BANK PINAESAAN- Januari 2012

Page 1

2. Jaminan Tunai (Cash Collateral)
Hal ini berhubungan dan terkait dengan dana aset tunai sebesar Rp. 13.000
Triliun (tiga belas ribu triliun rupiah) dengan jangka waktu 3 Tahun
pertama.
Adapun dari struktur permodalan sebesar Rp. 13.000 Triliun itu, dialokasikan
Modal Dasar pendirian Bank sesuai kesepakatan adalah Rp. 5.500 Triliun.
Dari Modal Dasar PT. Bank Pinaesaan sebesar Rp. 5.500 Triliun tersebut, akan
dibagi dalam 2 (dua) alokasi pagu anggaran, yaitu :
1. 60% (setara dengan Rp. 3.300 Triliun) ini akan digunakan dalam

rangka penguasan saham bank-bank sebagai Modal Penyertaan
Bank dalam bentuk saham PT Bank Pinaesaan terhadap 15 (lima
belas) Bank yang beroperasi di Indonesia, termasuk yang menyangkut
masalah hutang luar negeri setiap bank-bank tersebut.
Ke 15 (lima belas) bank tersebut adalah :
-

Bank Rakyat Indonesia (Bank BRI)
Bank Negara Indonesia 1946 (Bank BNI 46)
Bank International Indonesia (Bank BII)
Bank Mandiri
Bank Umum Koperasi Indonesia (Bank Bukopin)
Bank Jawa Barat (BJB)
Bank Jawa Timur (Bank Jatim)
Bank Central Asia (BCA)
Bank Mega
Bank Kalimantan Timur (Bank Kaltim)
Bank Danamon
Bank CIMB Niaga
Bank Jawa Tengah (Bank Jateng)
Bank Daerah Khusus Ibukota (Bank DKI)
Bank Commonwealth
The Royal Bank of Scotland (Bank RBS)
Bank BTPN

Dari Mekanisme atas Modal Dasar Pendirian PT. Bank Pinaesaan sebesar 60%
atau setara dengan nilai Rp. 3,300 Triliun, PT. Bank Pinaesaan membagi nilainilai tersebut ke dalam 3 (tiga) kategori kelembagaan, yaitu :
• Bank Umum dan Perusahaan Umum,
Alokasi = 25% atau setara dengan Rp. 825 Triliun.

PT BANK PINAESAAN- Januari 2012

Page 1

Adapun konteks kerjasama PT. Bank Pinaeasaan dengan ke 15 (lima belas)
Bank Umum seperti yang sudah disebutkan diatas dan Perusahaan Umum
lainnya adalah dengan :
a. Pembelian Saham,
sekaligus menempatkan para personil (12 orang Penerima Amanah /
Tim Pengelola Aset) di 15 (lima belas) Bank Umum tersebut, dimana
ke-12 (dua belas) personil tersebut ditempatkan sebagai Pengawas
dan Pemegang Saham (minimal sebagai Komisaris) yang secara tidak
langsung sebagai perwakilan PT. Bank Pinaesaan, tetapi dengan atas
nama (on behalf) pribadi, bukan atas nama perusahaan PT. Bank
Pinaesaan.
b. Pengambilalihan (take-over) saham-saham perusahaan nasional
di Indonesia khususnya saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
sebagai langkah prioritas utama, yang selama ini dikuasai oleh pihak
asing PMA, antara lain seperti :
-

Indosat, yang dikuasai oleh perusahaan Qatar Telecom.
Excelcomindo, yang dikuasai oleh perusahaan TM (Telekomunikasi
Malaysia).
Telkomsel, yang dikuasai oleh Sing-Tel (Singapore Telecom)
Krakatau Steel
Semen Tonasa
Petrokimia Gresik dan lain-lain.

• Bursa Efek Indonesia (BEI),
Alokasi = 65% atau setara dengan Rp. 2.145 Triliun.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh PT. Bank Pinaesaan ini adalah
melakukan pembuatan sekuritas dengan pembelian saham-saham derivatif
dari berbagai sektor industri dengan bertindak / berlaku sebagai pembeli (as
a buyer) dalam bentuk profit taking, serta menempatkan para personil (12
orang Penerima Amanah / Tim Pengelola Aset), yang ditempatkan sebagai
Pemegang Saham (minimal sebagai Komisaris) dari saham yang dibeli dan
terdaftar di bursa, yang secara tidak langsung sebagai perwakilan PT. Bank
Pinaesaan, tetapi dengan atas nama (on behalf) pribadi, bukan atas nama
perusahaan PT. Bank Pinaesaan.
Selain itu mengambil alih (take-over) saham-saham perusahaan terutama
saham-saham perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang selama
ini juga dikuasai oleh pihak perusahaan asing (foreign company).
• Re-Asuransi (Re- Insurance),
Alokasi = 10% atau setara dengan Rp. 330 Triliun.

PT BANK PINAESAAN- Januari 2012

Page 1

Kerjasama yang dilakukan oleh PT. Bank Pinaesaan adalah dengan
menggandeng perusahaan re-asuransi asing untuk melindungi serta
mengurangi resiko nilai (hedging) dan fluktuasi atas nilai investasi atas
saham-saham derivatif yang sudah dibeli dan dijalankan oleh PT. Bank
Pinaesaan.
2. 40% (setara dengan Rp. 2.200 Triliun) akan digunakan sebagai

dana atau cadangan modal (reserve fund) atas operasional PT. Bank
Pinaesaan, khususnya persiapan dan antisipasi apabila keadaan yang
paling buruk terjadi (worst condition) dimana kondisi negara Republik
Indonesia dihadapkan oleh keadaan bahaya krisis secara global
(globalization crisis).

Alokasi dana 40% ini yang setara dengan Rp. 2.200 Triliun sebagai dana
cadangan, dimana langkah-langkah awal yang dilakukan oleh PT. Bank
Pinaesaan sebagai langkah persiapan dan antisipasi antara lain :
Kegiatan di Bursa Luar Negeri dengan spot antar bank di Bursa Wall
Street.
Apabila terjadi krisis secara global dan berdampak kepada semua negara
termasuk Indonesia, maka langkah (simulasi) yang dilakukan oleh PT. Bank
Pinaesaan dan sudah dipersiapkan berdasarkan keadaan dan kejadian yang
pernah terjadi di Indonesia di saat terjadinya krisis global secara ekonomi
pada periode tahun 1997-1999 dan periode tahun 2004-2005, serta
berdasarkan peraturan perundang-yang berlaku di Indonesia, maka langkah
PT. Bank Pinaesaan tersebut adalah melakukan tindakan penyelamatan dari
alokasi dana cadangan PT. Bank Pinaesaan yang dibagi kepada lembaga
strategis, yaitu :
- Bank Umum
setara

= 30% dari Total 40% dana cadangan atau
dengan Rp. 660 Triliun.

- Bursa Efek Indonesia (BEI)
atau setara

= 50% dari Total 40% dana cadangan
dengan Rp. 1.100 Triliun.

Maka total kewajiban dari perusahaan Re-Insurance yang sudah
dikeluarkan untuk menanggulangi krisis khususnya terhadap lembagalembaga tersebut diatas sebagai tindakan penyelematan adalah sebesar
:
80% atau setara dengan Rp. 1,760 Triliun.

PT BANK PINAESAAN- Januari 2012

Page 1

Dari nilai Rp. 1.760 Triliun yang sudah dikeluarkan PT. Bank Pinaesaan
melalui perusahaan Re-Insurance tersebut yang masih tersisa dari total dana
cadangan Rp. 2.200 Triliun tersebut adalah sebesar Rp. 440 Triliun. Nilai atau
dana cadangan tersebut akan ditempatkan PT. Bank Pinaesaan yaitu
program kerjasama bilateral dengan pihak JP Morgan – USA dalam bentuk
Bank Note mata uang US Dolar (atau setara dengan nilai USD 34 Miliar).
3. House Collateral
PT. Bank Pinaesaan bertindak Sebagai fasilitator jaminan dalam semua lini
kegiatan usaha dalam fungsi luas khususnya terhadap 179 Negara dimana
PT. Bank Pinaesaan akan membuka kantor cabang atau kantor
perwakilannya di negara-negara tersebut dalam proyeksi 7 (tujuh) tahun ke
depan.
Hal ini akan berpengaruh dan berdampak terhadap perkembangan
perekonomian secara mikro dan makro terutama dalam dunia usaha baik di
dalam negeri (nasional) maupun di luar negeri (internasional).
Tujuan ini diharapkan bahwa PT. Bank Pinaesaan yang mengatas namakan
Bangsa Indonesia selain dapat menjadi bangsa yang bermartabat, juga
dapat memajukan ekonomi kerakyatan di Indonesia sesuai dengan
kebutuhan dalam negeri secara adil dan merata serta mempunyai pengaruh
besar di mata dunia international khususnya dalam ekonomi global dengan
mekanisme program investasi jangka panjang di luar negeri.
Untuk kebutuhan jaminan usaha korporasi dalam house collateral, dilihat
berdasarkan hasil dari target rata-rata yang telah dicapai, maka kebutuhan
di Dalam Negeri (PMDN = Penanaman Modal Dalam Negeri) yang
ditargetkan berjalan mulai di Tahun ke 3 (tiga) dimana PT Bank Pinaesaan
dapat menjadi penyeimbang dengan Bank Dunia (World Bank) dengan
rencana target pelaksanaan sebagai PMA = Penanaman Modal Asing
di Luar Negeri hingga 7 (tujuh) tahun ke depan setelah masa 3 (tiga)
tahun pertama di Dalam Negeri (Indonesia) berjalan, serta akan digunakan
setidaknya dari 1 hingga 57 negara di dunia sebagai rasio keseimbangan.
PT. Bank Pinaesaan dapat menjadi Lembaga Perbankan penjamin (house
collateral) untuk kegiatan semua kegiatan perekonomian khususnya dalam
dunia usaha dengan pemberian Suku Bunga Pinjaman Kredit (interest
rate) yang relatif ringan, setidaknya suku bunga tersebut diatas 3 (tiga)
point sesuai ketentuan keuangan dunia yang dalam hal ini Bank Dunia
(World Bank) sebagai parameter.
4. Cadangan Investasi
Indonesia Rupiah – IDR)

Rupiah

(Investment

Deposit

PT BANK PINAESAAN- Januari 2012

Republic

Page 1

Hal ini menyangkut program investasi jangka panjang dan kebijakan (policy)
antar negara yaitu antara Pemerintah RI dengan negara-negara luar,
termasuk adanya suatu negara yang apabila ada yang memerlukan
pinjaman (loan), maka segala mekanisme pelaksanaan diserahkan
sepenuhnya kepada pihak Pemerintah RI atas nama Bangsa Indonesia
(dan/atau bukan atas nama PT. Bank Pinaesaan) termasuk konteks
administrasinya perjanjian kerjasama bilateral / multilateral antar negara
yang diatur dalam Perjanjian Nota Kesepahaman (MOU).
Dalam kaitannya termasuk dengan MOU atau perjanjian kerjasama apapun,
pihak PT. Bank Pinaesaan hanya bertindak sebagai lembaga keuangan
perbankan yang mendukung penuh (as a back-up support) semua programprogram Pemerintah RI, termasuk dengan program kerjasama antar negara,
serta tetap dengan dan atas nama dari Pemerintah Republik Indonesia.
5. Instrumen Keuntungan / Laba (Divident Instrument)
Dari seluruh instrumen-instrumen dari point 1 hingga ke point 4 diatas, maka
total keseluruhan hasil kegiatan dari PT Bank Pinaesaan dalam pengertian
Pendapatan Keuntungan / Laba (divident income) per tahunnya (annual),
dibagi berdasarkan alokasi sebagai berikut :
-

Nilai 90% :
Kembali (re-invested) ke PT. Bank Pinaesaan sebagai keuntungan /
laba perusahaan untuk dapat dijalankan kembali sesuai dengan
sistem atau mekanisme perbankan yang berlaku.

-

Nilai 10% :
Kepada 12 orang Tim Pelaksana / Tim Pengelola, dimana hasil yang
diterima dari masing-masing tim, diwajibkan untuk melakukan
kegiatan ekspansi dan perluasan usaha dalam bentuk investasi
apapun di luar negeri, dengan mengatasnamakan pribadi bukan
institusi PT. Bank Pinaesaan.

KESEMPATAN
Persaingan antara Bank-Bank dan Lembaga penjaminan hutang di Indonesia
akan jauh lebih baik dan lebih sehat, oleh karena keberadaan dan dukungan
dari PT. Bank Pinaesaan itu sendiri, yang merupakan Mitra / partner dari
BANK SENTRAL INDONESIA (BI), dalam bantuan struktur permodalan
perbankan serta penjamin perbankan nasional yang sehat, yang beroperasi
di wilayah Indonesia, baik dengan layanan konvensional maupun secara
langsung (online system) bagi konsumen/ nasabah (Perbankan / Lembaga

PT BANK PINAESAAN- Januari 2012

Page 1

Keuangan lainnya), dengan waktu layanan 24 jam dan 7 hari seminggu,
termasuk dengan membangun komunitas pelaku usaha yang dapat
dipercaya (reliable), konsisten dengan beragam konten layanan perbankan
bersama jaringan kemitraannya khususnya kemitraan perbankan nasional
maupun internasional (dalam negeri dan luar negeri).
KONSEP PERBANKAN
Konsep tersebut Bertujuan tidak hanya pada Keamanan Dana Masyarakat
pada perbankan nasional yang menjadi Konsumen / Nasabah PT.Bank
Pinaesaan, namun sekaligus PT. Bank Pinaesaan melalui layanan e-Strategy
dan kemitraan dengan berbagai Jaringan Perbankan dan Pasar Modal
Internasional (International Stock Market) dapat mengembangkan Portofolio
dari (Nasabah) perbankan tersebut.
Dalam Pengembangan Bisnis dan Pemeliharaan nasabah termasuk nasabah
kreditur dan calon kreditur serta Pendekatan yang unik ini kami juga
menyediakan sistem pemasaran online (Online Market System) dalam upaya
untuk membangun sebuah komunitas global yang sinergi antara mitra bisnis
dan konsumen.
MILESTONES
Perusahaan ini didirikan kembali dengan bentuk struktur permodalan (work
capital investment) sebesar Rp 13.000 Triliun pada awal tahun 2012 ini,
dengan pos / alokasi untuk Pembayaran Hutang Indonesia di Luar Negeri
sebagai langkah prioritas utama berkisar Rp 2.000 Triliun.
Alokasi Subsidi bagi Pemerintah RI sebesar 20% dan Bank Sentral Indonesia
(BI) sebesar 10%. Sehingga Total alokasi/ donasi sebesar 30% (setelah
dipotong Hutang Luar Negeri) setara dengan nilai Rp 3,300 Trilyun.
Bagi para Pinisepuh (an Heir), dialokasikan pagu anggaran sebesar 10% atau
setara dengan nilai Rp.1.100 Triliun. Dan sisa modal dasar sebesar Rp. 6,600
Triliun digunakan untuk membiayai operasi perusahaan Bank Pinaesaan.
Adapun (sisa) dari Modal Dasar tersebut diatas, dalam Tahap Pelaksanaan
awal pendirian bank PT. Bank Pinaesaan ini, telah dialokasikan pagu
anggaran yang terbagi dalam berbagai pihak, yaitu dari :
1. Untuk Para Pihak Tim Pelaksana / Tim Pengelola Aset (65%) = Rp. 715

Triliun.

2. Untuk Para Pihak yang Terkait dan para pelaksana

PT BANK PINAESAAN- Januari 2012

Page 1

lainnya, berdasarkan persetujuan Pinisepuh (35%)
Triliun..

= Rp. 385

Dengan demikian Modal Dasar (Operasional) Perbankan dari PT.Bank
Pinaesaan adalah sebesar Rp 5,500 Triliun.
• Tim Pelaksana / Tim Pengelola Aset – Sebagai Pelaksana dan Pengelola
aset bangsa yang telah ditunjuk melalui wadah perusahaan PT.Bank
Pinaesaan ini, bertanggung jawab penuh sesuai dengan komitmen yang
telah disepakati bersama dan siap menjalankan amanah untuk tujuan dan
kepentingan Bangsa Indonesia dan bangsa-bangsa diluar kepentingan
pribadi.
KEUNTUNGAN STRATEGIS
• Brand Identity – PT.Bank Pinaesaan , yang kata pinaesaan nya sendiri
bermakna Kebersamaan, Unity in Diversity to Build Indonesian people to fit
in Globalization.
• Proprietary Banking – Tentang Hak Milik Bank berdasarkan atas
kesepakatan yang dibentuk dalam wadah tim pengelola / pelaksana yang
telah ditunjuk sebagai pemegang amanah dari pihak Pinisepuh (An Heir),
dimana mereka telah membuat komitmen untuk kepentingan Bangsa dan
Negara serta dengan segala tujuan perubahan atas bangsa-bangsa ke arah
yang lebih baik sesuai amanahnya melalui Pemerintah RI serta sebagai Mitra
Utama Bank Sentral Indonesia – BI (As a Major Partner of Indonesia Central
Bank)
• Jasa Perbankan - PT.Bank Pinaesaan Hanya melayani Nasabah dengan
memiliki Badan Hukum (Korporasi) dan tidak melayani nasabah perorangan,
dimana Target Pasar Utama adalah dari kalangan perusahaan Perbankan
Nasional.
Adapun kriteria calon nasabah korporasi baik korporasi perbankan nasional
dan korporasi lainnya, hal ini akan dilihat dari jenis bidang usahanya serta
kapabilitas yang mempunyai standart akuntabilitas yang baik selain
personality calon nasabah pemilik perusahaan itu sendiri.
Skala prioritas calon-calon nasabah yang diutamakan adalah dari sektor
perusahaan/ korporasi yang sudah mempunyai jaringan usaha international
dan minimal memiliki kantor cabang / kantor perwakilannya di luar negeri,
yaitu dari sektor bidang usaha :
1. Perbankan

PT BANK PINAESAAN- Januari 2012

Page 1

2. Perdagangan (termasuk ekspor dan import)

3. Industri Besar dan Menengah
• Kemitraan Strategis - Hubungan yang strategis dengan pihak FED (Bank
Sentral Amerika) dan JP Morgan ini akan mengambil berbagai bentuk
sindikasi sistem perbankan untuk membangun collateral trading dan private
banking di seluruh dunia.
• Setoran dan Biaya – Ketentuan syarat dan kondisi yang terkait PT. Bank
Pinaesaan untuk Pembukaan Rekening Calon Nasabah (Korporasi) baru
adalah :
1. Setoran Awal Minimal yang ditetapkan sebesar
2. Sisa Saldo Akhir Minimal sebesar

= Rp 50 Miliar.

= Rp 10 Miliar.

3. Tingkat suku bunga yang kompetitif (akan ditentukan kemudian oleh
Pihak Dewan Direksi – Board of Director) serta layanan prime customer
dengan berbagai layanan istimewa (privilege) serta Fasilitas
Penjaminan bantuan permodalan baik dari dalam maupun luar negeri.
• Kantor Pusat dan Jaringan Layanan Kantor Cabang :
Kantor Pusat PT. Bank Pinaesaan ditetapkan berlokasi di Gedung
Perkantoran ARTHA GRAHA - Jakarta, Indonesia, dan jaringan kantorkantor cabang yang akan dibuka dan tersebar di berbagai kota-kota besar di
Indonesia (tahap pertama akan dimulai di 4 wilayah Propinsi Banten yaitu
Tangerang, Lebak, Pandeglang dan Serang) serta di seluruh Ibu kota Negara /
Kota Administratif Utama di 179 Negara.
• Persaingan – Persaingan PT.Bank Pinaesaan hampir dapat dikatakan Tidak
Ada / Nihil, karena dari Sasaran Market serta Tujuan pendirian telah menjadi
sebuah bank pelopor yang sekaligus menjadi mitra kerja utama Bank Sentral
Indonesia (BI), di dalam membina dan mengembangkan sektor perbankan
nasional dan sekaligus menjadi fasilitator serta penjamin bagi Nasabah
PT.Bank Pinaesaan dalam mendapatkan pinjaman permodalan baik dari
dalam negeri maupun di luar negeri.
SUMBER PENDAPATAN
• Pengaturan Biaya - Mekanisme dan besarannya akan ditentukan
kemudian oleh Dewan Direksi.

PT BANK PINAESAAN- Januari 2012

Page 1

• Komisi atas Jasa Layanan - Mekanisme dan besarannya akan ditentukan
kemudian oleh Dewan Direksi.
• Biaya Pemeliharaan (Rekening) - Mekanisme dan besarannya akan
ditentukan kemudian oleh Dewan Direksi.
• Pengurus PT. Bank Pinaesaan - Akan ditetapkan kemudian di dalam
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perdana, yang pada tahap awal akan
didahului dengan RUPS Luar biasa (RUPS-LB) antara pihak Pengelola Aset
dan Pemegang Saham yang lama dari Bank Pinaesaan, terkait dengan proses
dan mekanisme Akuisisi dan Pembelian oleh Pemegang Saham yang baru.
• Operational Banking – Dalam aktualisasi pelaksanaan PT. Bank
Pinaesaan, maka pihak PT. Bank Pinaesaan sebagai bank yang beroperasi
dan ber-Kantor Pusat di Jakarta - Indonesia, akan terus melakukan koordinasi
strategis dengan Pemerintah RI bersama-sama Bank Sentral Indonesia (BI),
terkait dengan Fungsi Penjaminan Simpanan sistem Perbankan serta
berbagai mekanisme kebijakan Moneter dan kebijakan Fiskal/ Surat Utang
Negara (SUN).
DESKRIPSI LAYANAN
• BANKING – Layanan Simpanan dan Pinjaman Nasabah
• BANK GUARANTEED – Layanan Penjaminan Nasabah kepada pihak ketiga
• BANTUAN LIKUIDITAS – Layanan Likuiditas Nasabah (Perbankan) setara
aturan BLBI.
• Dll
TINJAUAN PASAR (MARKET SEGMENTATION)









BANK PEMERINTAH BANK UMUM NASIONAL –
BANK ASING yang beroperasi di Indonesia BANK PEMBANGUNAN DAERAH BANK UMUM SYARIAH BANK PERKREDITAN RAKYAT Lembaga Pembiayaan (Financing) Badan Hukum (Persero - PT / Yayasan / dll) -

ALIANSI STRATEGIS PEMASARAN DAN JASA

PT BANK PINAESAAN- Januari 2012

Page 1

Perusahaan akan mengembangkan aliansi yang kuat dengan organisasiorganisasi kunci untuk membantu membawa kredibilitas, isi dan transaksi
melalui layanan Perbankan PT. Bank Pinaesaan. Aliansi ini biasanya akan
menghasilkan jangkauan pemasaran yang luas bersama dengan tujuan
masing-masing perusahaan serta membangun peningkatan pendapatan dan
menciptakan Sistem Perbankan Nasional yang sehat tangguh dalam
percaturan globalisasi nasional dan internasional.

IKHTISAR KEUANGAN
Dalam Lampiran tersendiri :
1. Rencana Bisnis dan Anggaran (Business and Budget Plan)
2. Sistem Pendanaan dan Penggunaan Hasil Usaha
TIM MANAJEMEN
Tim manajemen kami menggabungkan pengalaman Eksekutif sebagai
Dewan Penasehat di bidangnya serta memiliki dengan latar belakang dalam
mengelola dan mengembangkan bisnis yang produktif, khususnya dalam
sektor industri Perbankan.
Dimana saat ini kita memiliki 2 (dua) orang perwakilan Eksekutif yang akan
ditempatkan dalam struktur sebagai pelaksana operasional PT. Bank
Pinaesaan, dimana saat ini sedang dalam proses identifikasi dan verifikasi
yaitu dari JP Morgan dan Bank Sentral Indonesia (BI).
Proses dan mekanisme pelaksanaan operasional bank tersebut juga akan
didukung oleh beberapa tenaga ahli yang berpengalaman dibidangnya,
selain mereka juga akan terlibat dalam konteks :
-

Pengembangan Bisnis dan Usaha (business development),
Implementasi Teknis dan Non-Teknis, serta
Tata cara layanan (SOP - standart operational procedure) Sistem
Administrasi Perbankan yang berlaku.

Setelah PT. Bank Pinaesaan ini mendapatkan legalitas atau ijin prinsip
pendirian sebagai bank umum swasta nasional dari Pemerintah RI dan
domisili tempat sebagai Kantor Pusat, maka Perusahaan akan
mempekerjakan para staf dengan waktu penuh (full time) dimana
sepenuhnya akan melaksanakan operasional bank seperti yang telah
diuraikan dalam rencana ini.

PT BANK PINAESAAN- Januari 2012

Page 1

Demikian Rencana Kerja Bisnis dan Usaha (Business Plan) dari PT. BANK
PINAESAAN ini dibuat dan disusun sebagai Dasar Pemahaman dan
Pedoman dalam proses pelaksanaan pengurusan pendirian bank sebagai
bank umum nasional khususnya di Bank Indonesia (BI) sebagai Bank Sentral
sekaligus landasan dan parameter Komitmen, Kesepakatan dan
Persetujuan yang ditandatangi bersama-sama terutama sebagai
bagian dari Tim Pelaksana dan Pengelola sebagai wujud kebersamaan
serta kerjasama tim (team work) dalam melakukan kewajiban bagi bangsa
sebagai tujuannya.
Selain itu, sebagai Generasi Penerus Bangsa akan menjunjung tinggi prioritas
utama memajukan Kesejahteraan yang Adil dan Merata untuk Kepentingan
Bangsa Indonesia serta memiliki dampak atas kemakmuran bagi bangsabangsa di dunia internasional, sesuai janji dan tanggung jawab masingmasing kepada Tuhan Yang Maha Esa dan amanah, cita-cita dan tujuan luhur
para Pahlawan yang telah berkorban merebut kemerdekaan Republik
Indonesia.

JAKARTA, 29 JANUARI 2012
DISETUJUI OLEH :
PEMILIK / TIM PELAKSANA
PENDIRIAN KEMBALI PT.BANK PINAESAAN,

………………………………………………….

IRWANTO, SH

KH.TB HASANUDDIN
ABDULLAH

PT BANK PINAESAAN- Januari 2012

Page 1